mkalah-isk gombel new

Upload: ufia-dinata

Post on 02-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Makalah

Infeksi Saluran Kemih

Disusun Oleh :

1. Rr. Putri Nugraheni

(1061411088)

2. Susilo Arum Rejeki

(10614110)

3. Ufia Dinata

(1061411103)

4. Zaeni Azis

(10614110)

I. PENDAHULUANInfeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Infeksi ini dapat mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua umur pada anak, remaja, dewasa ataupun umur lanjut. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata perempuan lebih sering dibandingkan laki-laki dengan angka populasi umum 5-15%. Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri di dalam urin.(Tessy,dkk. 2001)Penyakit infeksi ini merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan di praktik umum, walaupun bermacam-macam antibiotika yang sudah tersedia luas di pasaran. Data penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir 25-35% dari semua pria dewasa pernah mengalami ISK selama hidupnya. (Sukandar, 2006)Infeksi saluran kemih merupakan infeksi urutan kedua paling sering setelah infeksi saluran nafas. Mikroorganisme paling sering menyebabkan ISK adalah jenis bakteri aerob. Saluran kemih normal tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba lain, karena itu urin dalam ginjal dan buli-buli biasanya steril. Walaupun demikian uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya makin kurang pada bagian yang mendekati kandung kemih. Biasanya dibedakan atas infeksi saluran kemih atas (seperti pielonefritis atau abses ginjal), dan infeksi saluran kemih bawah (seperti sistitis atau uretritis). Komplikasi infeksi saluran kemih terdiri atas septisemia dan urolitiasis. Saluran kemih sering merupakan sumber bakteriemia yang disebabkan oleh penutupan mendadak oleh batu atau instrumentasi pada infeksi saluran kemih, seperti pada hipertrofi prostat dengan prostatitis (Garjito et al. 2005)Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam urin melalui biakan atau kultur dengan jumlah yang signifikan. Tingkat signifikansi jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100.000/ml urin. Pada pasien dengan simptom ISK, jumlah bakteri dikatakan signifikan jika lebih besar dari 100/ml urin. Agen penginfeksi yang paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella sp., Serratia, Pseudomonas sp. Penyebab utama ISK adalah bakteri Eschericia coli (sekitar 85%). Penggunaan kateter terkait dengan ISK dengan kemungkinan lebih dari satu jenis bakteri penginfeksi (Widayati et al.2005).II. PATOFISIOLOGI

2.1 Etiologi dan PatofisiologiPenyebab terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram negatif tersebut, ternyata Escherichia coli menduduki tempat teratas kemudian diikuti oleh : Proteus sp., Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas (Tessy,dkk. 2001). Jenis kokus gram positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan Enterococci dan Staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan batu saluran kemih, lelaki usia lanjut dengan hiperplasia prostat atau pada pasien yang menggunakan kateter urin. Demikian juga dengan Pseudomonas aeroginosa dapat menginfeksi saluran kemih melalui jalur hematogen dan pada kira-kira 25% pasien demam tifoid dapat diisolasi salmonella dalam urin. Bakteri lain yang dapat menyebabkan ISK melalui cara hematogen adalah brusella, nocardia, actinomises, dan Mycobacterium tubeculosa (Widayati et al.2005).Candida sp merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama pada pasien-pasien yang menggunakan kateter urin, pasien DM, atau pasien yang mendapat pengobatan antibiotik berspektrum luas. Jenis Candida yang paling sering ditemukan adalah Candida albican dan Candida tropicalis. Semua jamur sistemik dapat menulari saluran kemih secara hematogen.

2.2 PatogenesisSejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urin bebas dari mikroorganisme atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan berkembangbiak di dalam media urin. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui 4 cara, yaitu :

1. Ascending

2. Hematogen

3. Limfogen

4. Langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau eksogen sebagai akibat dari pemakaian intrumen (Purnomo, 2003).Sebagian besar mikroorganisme memasuki saluran kemis melalui cara ascending. Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari flora normal usus dan hidup secara komensal di introitus vagina, prepusium penis, kulit perineum, dan sekitar anus. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui uretra prostat vas deferens testis (pada pria) buli-buli ureter dan sampai ke ginjal. Dua jalur utama terjadinya Infeksi saluran kemih adalah hematogen dan ascending, tetapi dari kedua cari ini ascending-lah yang paling sering terjadi.

a. Hematogen

Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah, karena menderita sesuatu penyakit kronis, atau pada pasien yang mendapatkan pengobatan imunosupresif. Penyebaran hematogen bisa juga timbul akibat adanya fokus infeksi di tempat lain, misalnya infeksi S. aureus pada ginjal bisa terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus infeksi di tulang, kulit, endotel, atau tempat lain. M. Tuberculosis, Salmonella, pseudomonas, Candida, dan Proteus sp termasuk jenis bakteri/ jamur yang dapat menyebar secara hematogen.Walaupun jarang terjadi, penyebaran hematogen ini dapat mengakibatkan infeksi ginjal yang berat, misal infeksi Staphylococcus dapat menimbulkan abses pada ginjal.

b. Infeksi Ascending

Infeksi secara ascending (naik) dapat terjadi melalui 4 tahapan, yaitu :

- Kolonisasi mikroorganisme pada uretra dan daerah introitus vagina

- Masuknya mikroorganisme ke dalam buli-buli

- Multiplikasi dan penempelan mikroorganisme dalam kandung kemih

- Naiknya mikroorganisme dari kandung kemih ke ginjal.

Gambar 1. Masuknya kuman secara ascending ke dalam saluran kemih.

(1)kolonisasi kuman di sekitar uretra, (2)masuknya kumen melalui uretra ke buli-buli, (3)penempelan kuman pada dinding buli-buli, (4)masuknya kumen melaui ureter ke ginjal.Terjadinya infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan antara mikroorganisme penyebab infeksi (uropatogen) sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai host. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh karena pertahanan tubuh dari host yang menurun atau karena virulensi agent yang meningkat (Purnomo, 2003).III. TANDA DAN GEJALA

Gejala gejala dari infeksi saluran kemih sering meliputi :

Gejala yang terlihat, sering timbulnya dorongan untuk berkemih

Rasa terbakar dan perih pada saat berkemih

Seringnya berkemih, namun urinnya dalam jumlah sedikit (oliguria)

Adanya sel darah merah pada urin (hematuria)

Urin berwarna gelap dan keruh, serta adanya bau yang menyengat dari urin

Ketidaknyamanan pada daerah pelvis renalis

Rasa sakit pada daerah di atas pubis

Perasaan tertekan pada perut bagian bawah

Demam

Anak anak yang berusia di bawah lima tahun menunjukkan gejala yang nyata, seperti lemah, susah makan, muntah, dan adanya rasa sakit pada saat berkemih.

Pada wanita yang lebih tua juga menunjukkan gejala yang serupa, yaiu kelelahan, hilangnya kekuatan, demam. Sering berkemih pada malam hari

Gejala- gejala dari infeksi saluran kemih di atas disebabkan karena beberapa kondisi :

Penyakit seksual menular, misalnya gonorrhoea dan chlamydia

Terinfeksi bakteri, seperti E-coli

Jamur (Candida)

Terjadinya inflamasi pada uretra (uretritis)

Wanita atau gadis yang tidak menjaga kebersihan bagian kewanitaannya

Wanita hamil

Inflamasi pada kelerjar prostat, tau dikenal dengan prostatitis

Seseorang yang menggunakan cateter

Anak muda yang melakukan hubungan seks bebas

Jika infeksi dibiarkan saja, infeksi akan meluas dari kandung kemih hingga ginjal. Gejala gejala dari adanya infeksi pada ginjal berkaitan dengan gejala pada cystitis, yaitu demam, kedinginan, rasa nyeri pada punggung, mual, dan muntah. Cystitis dan infeksi ginjal termasuk dalam infeksi saluran kemih.

Setiap tipe dari infeksi saluran kemih memilki tanda tanda dan gejala yang spesifik, tergantung bagian saluran kemih yang terkena infeksi :

1. Pyelonephritis acute. Pada tipe ini, infeksi pada ginjal mungkin terjadi setelah meluasnya infeksi yang terjadi pada kandung kemih. Infeksi pada ginjal dapat menyebabkan rasa sakit pada punggung atas dan panggul, demam tinggi, gemetar akibat kedinginan, serta mual atau muntah.

2. Cystitis. Inflamasi atau infeksi pada kandung kemih dapat dapat menyebabkan rasa tertekan pada pelvis, ketidaknyamanan pada perut bagian bawah, rasa sakit pada saat urinasi, dan bau yang mnyengat dari urin.

3. Uretritis. Inflamasi atau infeksi pada uretra menimbulkan rasa terbakar pada saat urinasi. Pada pria, uretritis dapat menyebabkan gangguan pada penis.

Gejala pada infeksi saluran kemih ringan (misalnya: cystitis, uretritis) pada orang dewasa, meliputi :

1. rasa sakit pada punggung

2. adanya darah pada urin (hematuria)

3. adanya protein pada urin (proteinuria)

4. urin yang keruh

5. ketidakmampuan berkemih meskipun tidak atau adanya urin yang keluar

6. demam

7. dorongan untuk berkemih pada malam hari (nokturia)

8. tidak nafsu makan

9. lemah dan lesu (malaise)

10. rasa sakit pada saat berkemih (dysuria)

11. rasa sakit di atas bagian daerah pubis (pada wanita)

12. rasa tidak nyaman pada daerah rectum (pada pria)

Gejala yang mengindikasikan infeksi saluran kemih lebih berat (misalnya: pyelonephritis) pada orang dewasa, meliputi :

1. kedinginan

2. demam tinggi dan gemetar

3. mual

4. muntah (emesis)

5. rasa sakit di bawah rusuk

6. rasa sakit pada daerah sekitar abdome

Merokok, ansietas, minum kopi terlalu banyak, alergi makanan atau sindrom pramenstruasi bisa menyebabkan gejala mirip infeksi saluran kemih. Gejala infeksi saluran kemih pada bayi dan anak kecil. Infeksi saluran kemih pada bayi dan anak usia belum sekolah memilki kecendrungan lebih serius dibandingkan apabila terjadi pada wanita muda, hal ini disebabkan karena memiliki ginjal dan saluran kemih yang lebih rentan terhadap infeksi. Gejala pada bayi dan anak kecil yang sering terjadi, meliputi : 1. Kecenderungan terjadi demam tinggi yang tidak diketahui sebabnya, khususnya jika dikaitkan dengan tanda tanda bayi yang lapar dan sakit, misalnya: letih dan lesu.

2. Rasa sakit dan bau urin yang tidak enak. ( orang tua umumnya tidak dapat mengidentifikasikan infeksi saluran kemih hanya dengan mencium urin bayinya. Oleh karena itu pemeriksaan medis diperlukan).

3. Urin yang keruh. (jika urinnya jernih, hal ini hanya mirip dengan penyakit, walaupun tidak dapat dibuktikan kebenarannya bahwa bayi tersebut bebas dari Infeksi saluran kemih).

4. Rasa sakit pada bagian abdomen dan punggung.

5. Muntah dan sakit pada daerah abdomen (pada bayi)

6. Jaundice (kulit yang kuning dan mata yang putih) pada bayi, khususnya bayi yang berusia setelah delapan hari.IV. PENGKAJIAN SISTEM PERKEMIHAN

Tanda dan gejala gangguan/penyakit pada sistem perkemihan dapat dilihat atau ditanyakan langsung pada pasien, yang meliputi :Frekwensi buang berkemih (miksi) :

Poliuri (sering miksi)

Oliguri (jumlah urine yang keluar kurang dari normal, minimal urin keluar kurang lebih 400 cc)

Stranguri (miksi sering tetapi sedikit-sedikit, lambat dan sakit).

Urgensi (pasien berkeinginan untuk miksi, tetapi tidak terkontrol untuk keluar).

Nokturi (pasien terbangun tengah malam untuk miksi).

Pasien mengalami keraguan/kesukaran saat memulai untuk miksi. Intermiten (pasien mengalami tempo berhenti arcs urinnya selama miksi).

Urin keluar secara menetes atau tidak memancar).

lnkontinen urin (urine keluar dengan sendirinya tanpa disadari).

Kelainan miksi :

Disuri (adanya rasa sakit sewaktu miksi) Adanya rasa papas sewaktu miksi

Hematuri (adanya darah yang keluar bercampur dengan urin).

Piuri (adanya nanah dalam urin, keadaan ini diketahui melalui pemeriksaan mikroskopis, disebabkan tidak semua urin menjadi keruh karena mengandung nanah.

Lituri (urin keluar bersama batu kecil sewaktu miksi)

Selain hal-hal di atas, dalam pengkajian pasien harus termasuk : 1) identitas pasien; 2) riwayat kesehatan umum meliputi berbagai gangguan/penyakit yang lalu, yang berhubungan atau yang dapat mempengaruhi penyakit perkemihan, riwayat kesehatan keluarga, dan riwayat kesehatan pasien; 3) riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan/gangguan yang berhubungan dengan gangguan/penyakit yang dirasakan saat ini.V. KLASIFIKASI INFEKSI SALURAN KEMIH

Terdapat beberapa jenis infeksi saluran kemih berdasarka lokasi terjadinya infeksi dan juga tingkat keparahannya.KlasifikasiManifestasi / GejalaLokasi yang terinfeksi

Prostatitis AkutDisuria,

frekuensi berkemih,

kesulitan berkemih,

nyeri perifer atau nyeri yang menjalar ke selangkangan atau punggung,pembesaran prostatProstat

Prostatitis KronisDisuria,Nyeri perifer atau nyeri yang menjalar ke selangkang atau punggung,

Ejakulasi pasca nyeri perineum

+/- haematospermia+/- ISK berulang atau kambuhProstat

Prostatitis non-bakteriDisuria,Nyeri perifer atau nyeri yang menjalar ke selangkang atau punggung,

Ejakulasi pasca nyeri perineum,

+/- haematospermia

Infeksi (peningkatan leukosit pada sekresi prostat) tanpa paogen yang diidentifikasiProstat

ProstatodyniaDisuriaNyeri perifer atau nyeri yang menjalar ke selangkangan atau punggung,

Ejakulasi pasca nyeri perineum

+/- Haematospermia

+/- ISK berulang atau kambuh

Tidak adanya infeksi bakteri atau virus

Beberapa jenis infeksi saluran kemih diatas adalah infeksi saluran kemih yang dapat terjadi pada laki-laki. Sedangkan infeksi saluran kemih yang terjadi pada wanita dibagi manjadi beberapa jenis sebagai berikut.KlasifikasiManisfestasi / GejalaLokasi yang terinfeksi

Simptompatic bakteriuriaDysuria,Frekuensi urineInfeksi hanya pada urin

Urgensi kemihPerasaan tidak nyaman saat mengosongkan kandung kemih

Ketidaknyamanan suprapublik

Nyeri pinggang

Cystitis akutPeradangan mukosa kandung kemihDisuria

Frekuensi berkemih

HematuriaKandung kemih dan atau uretra

Bau pada urin+/- Nokturia

Pielonefritis Akut dapat menyebabkan keracunan darahLoin (+/- perut) nyeriDemam

Rigors

Mual dan kehilangan nafsu mkan

Malaise

Muntah

Purulen urin

Gejala cystitis akut mungkin terjadiGinjal

Cystitis non-bakteriDisuria

Frekuensi berkemih

Tidak adanya infeksiKandung kemih

(Sumber: Healthscope Medical Centres acknowledges the Naturaliste Medical Group for the utilisation of this

Clinical Practice Guideline, 2010)VI. DIAGNOSIS

Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk menunjang menegakkan diagnosis infeksi saluran kemih, antara lain : 1. Urinalisis

- Eritrosit

Ditemukannya eritrosit dalam urin (hematuria) dapat merupakan penanda bagi berbagai penyakit glomeruler maupun non-gromeruler. Penyakit nongromeluler seperti batu saluran kemih dan infeksi saluran kemih.

- Piuria

Piuria atau sedimen leukosit dalam urin yang didefinisikan oleh Stamm, bila ditemukan paling sedikit 8000 leukosit per ml urin yang tidak disentrifus atau setara dengan 2-5 leukosit per lapangan pandang besar pada urin yang di sentrifus. Infeksi saluran kemih dapat dipastikan bila terdapat leukosit sebanyak > 10 per mikroliter urin atau > 10.000 per ml urin. Piuria yang steril dapat ditemukan pada keadaan : Infeksi tuberkulosis

Urin terkontaminasi dengan antiseptik

Urin terkontaminasi dengan leukosit vagina

Nefritis intersisial kronik (nefropati analgetik)

Nefrolitiasis

Tumor uroepitelial

- Silinder

Silinder dalam urin dapat memiliki arti dalam diagnosis penyakit ginjal, antara lain : Silinder eritrosit, sangat diagnostik untuk glomerulonefritis atau vaskulitis ginjal

Silinder leukosit bersama dengan hanya piuria, diagnostik untuk pielonefritis

Silinder epitel, dapat ditemukan pada nekrosis tubuler akut atau pada gromerulonefritis akut

Silinder lemak, merupakan penanda untuk sindroma nefrotik bila ditemukan bersaman dengan proteinuria nefrotik.

- Kristal

Kristal dalam urin tidak diagnostik untuk penyakit ginjal

- Bakteri

Bakteri dalam urin yang ditemukan dalam urinalisis tidak identik dengan infeksi saluran kemih, lebih sering hanya disebabkan oleh kontaminasi.2. Bakteriologis

- Mikroskopis, pada pemeriksaan mikroskopis dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau pewarnaan gram. Bakteri dinyatakan positif bila dijumpai satu bakteri lapangan pandang minyak emersi.

- Biakan bakteri, pembiakan bakteri sedimen urin dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam jumlah bermakna sesuai kriteria Catteli. 3. Tes Kimiawi

Beberapa tes kimiawi dapat dipakai untuk penyaring adanya bakteriuria, di antaranya yang paling sering dipakai adalah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya adalah sebagian besar mikroba kecuali enterococci mereduksi nitrat.4. Tes Plat Celup (Dip-Slide)

Beberapa pabrik mengeluarkan biakan buatan yang berupa lempengan plastik bertangkai dimana pada kedua sisi permukaannya dilapisi pembenihan padat khusus. Lempengan tersebut dicelupkan ke dalam urin pasien atau dengan digenangi urin. Setelah itu lempengan dimasukkan kembali kedalam tabung plastik tempat penyimpanan semula, lalu diletakkan pada suhu 37oC selama satu malam. Penentuan jumlah kuman/mL dilakukan dengan membandingkan pola pertumbuhan kuman dengan serangkaian gambar yang memperlihatkan keadaan kepadatan koloni yang sesuai dengan jumlah kuman antara 1000 dan 10.000.000 dalam tiap mL urin yang diperiksa. Cara ini mudah dilakukan, murah dan cukup adekuat. Kekurangannya adalah jenis kuman dan kepekaannya tidak dapat diketahui.b. Radiologis dan Pemeriksaan penunjang lainnya

Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Pemeriksaan ini dapat berupa foto polos abdomen, pielonegrafi intravena, demikian pula dengan pemeriksaan lainnya, misalnya ultrasonografi dan CTscan.

VII. TERAPI

Prinsip umum penatalaksanaan Infeksi saluran kemih adalah :a. Eradikasi bakteri penyebab dengan menggunakan antibiotik yang sesuai

b. Mengkoreksi kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi

Tujuan penatalaksanaan infeksi saluran kemih adalah mencegah dan menghilangkan gejala, mencegah dan mengobati bakteriemia dan bakteriuria, mencegah dan mengurangi risiko kerusakan ginjal yang mungkin timbul dengan pemberian obat-obatan yang sensitif, murah, aman dengan efek samping yang minimal. Oleh karenan itu pola pengobatan ISK harus sesuai dengan bentuk ISK, keadaan anatomi saluran kemih, serta faktor-faktor penyerta lainnya. Bermacam cara pengobatan yang dilakukan untuk berbagai bentuk yang berbeda dari ISK, antara lain :

- Pengobatan dosis tunggal

- Pengobatan jangka pendek (10-14 hari)

- Pengobatan jangka panjang (4-6 minggu)

- Pengobatan profilaksis dosis rendah

- Pengobatan supresifAlgoritma terapi infeksi saluran kemih pada wanita yang tidak hamil adalah sebagai berikut:

(Sumber: Healthscope Medical Centres acknowledges the Naturaliste Medical Group for the utilisation of this

Clinical Practice Guideline, 2010 .)

Algoritma terapi untuk laki-laki dengan infeksi saluran kemih adalah sebagai berikut.

(Sumber: Healthscope Medical Centres acknowledges the Naturaliste Medical Group for the utilisation of this

Clinical Practice Guideline, 2010 .)

Pemilihan obat untuk terapi

(Sumber: Healthscope Medical Centres acknowledges the Naturaliste Medical Group for the utilisation of this

Clinical Practice Guideline, 2010 .)

Trimethoprim Indikasi: pengobatan tanpa komplikasi infeksi saluran kemih yang lebih rendah di non-hamil wanita / pria

Mekanisme kerja: kompetitif menghambat produksi folat bakteri penting untuk pertumbuhan bakteri

Kontraindikasi relatif: gangguan ginjal sedang dapat meningkatkan konsentrasi serum kreatinin sehingga perlu pengurangan dosis

Dosis: 300 mg oral

Durasi: Wanita - 3 hari; Pria - 14 hari

Pertimbangan khusus:

orang tua rentan terhadap defisiensi folat mungkin lebih rentan terhadap efek samping

hindari jika pasien hamil

sarankan untuk minum obat pada malam hari Interaksi obat:

Warfarin - trimethoprim dapat mempotensiasi efek antikoagulan dari warfarin

Inhibitor folat lainnya seperti methotrexate

Efek samping :

demam, gatal, ruam, mual, muntah yang paling umum

efek samping lainnya keprihatinan saluran pencernaan dan haematopoietic

Asam Pipemidat

Nama dagang : Urotractin

Komposisi : Tiap kapsul mengandung asam pipemidat 400 mgMekanisme kerja : Spektrum antibakteri yang mencakup semua jenis mikroorganisme utama penyebab infeksi saluran kemih, serta aktif baik terhadap infeksi tunggal suatu mikroorganisme maupun infeksi campuran oleh beberapa mikroorganisme, termasuk infeksi oleh kuman Gram positif maupun Gram negatif.

Indikasi : Infeksi traktus urinarius yang disebabkan kuman Gram positif dan Gram negatif yang sensitif.

Kontraindikasi : Pada bayi dan pasien yang diketahui hipersensitif terhadap obat ini.

Dosis :

Dewasa : 1 kapsul 2 kali sehari (sesudah makan), dianjurkan untuk memperpanjang pengobatan paling sedikit 10 hari untuk mencegah kambuh. Anak-anak (>14 tahun) : mengikuti dosis seperti dewasa selama pengobatan dengan obat ini dianjurkan untuk tidak di bawah sinar matahari terus menerus, karena resiko fotosensitivitas yang memungkinkan timbulnya dermatitis bulosa. Efek samping : Mual dan rasa tidak enak di perut (jarang). Efek ini kurang dari 2% dan aka hilang bila pengobatan diberikan setelah makan.Perhatian : Tidak dianjurkan diberikan pada penderita gangguan fungsi ginjal yang berat, wanita hamil dan anak-anak.

Bactrim (Trimethoprim dan Sulfamethoxazole)

Komposisi : Tiap kaplet forte (tablet) mengandung Trimetoprim 160 mg (80 mg) dan Sulfametoksazol 800 mg (400 mg). Indikasi :

ISK (infeksi saluran kemih) seperti plelonefritis dan plelitis yang disebabkan oleh kuman yang sensitif misalnya E. coli, Klebsiella, Enterobacter dan Pr. mirabilis.:

Infeksi saluran pernapasan, seperti bronkitis akut dan kronis yang disebabkan oleh kuman H. influenza atau Strep. pneumoniae.

Infeksi lain seperti taksoplasmosis dan infeksi-infeksi lainnya dimana obat-obat terpilih tidak dapat diberikan.Mekanisme kerja : Kemoterapeutik dan bersifat bakterisida, karena kedua komponen ini bekerja sinergis, kombinasi ini bersifat bakterisida, meskipun Trimetoprim dan Sulfametoksazol bersifat bakteriostatik bila digunakan terpisah. Kontraindikasi : Kepekaan terhadap preparat sulfonamida, kerusakan hati, diskrasia darah, kerusakan ginjal yang berat, kehamilan, bayi prematur dan bayu baru lahir selama minggu-minggu pertama. Dosis :

Dewasa dan anak di atas 12 tahun : Dosis umum : 1 kaplet / 2 tablet, 2 kali sehari

Dosis maksimum (terutama pada penyakit yang berat) : 1 kaplet / 2 tablet, 3 kali sehari. Sebaiknya diminum setelah makan dengan cukup minum. Lama pengobatan 19014 hari, untuk pengobatan Shigellosis selama 5 hari.Perhatian :

Perubahan hematologi terjadi pada penggunaan dengan dosis yang berlebihan dalam jangka waktu lama, akan hilang bila pemakaian dihentikan.

Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, dosis harus diperkecil atau pemakaian harus lebih jarang, untuk mencegah akumulasi obat dalam darah. Interaksi obat

Efek samping : Diskrasia daah : anemia hemolitik, purpura, anemia megaloblastik, trombositopenia, leukopenia.

Reaksi alergi : urtikaria, penyakit serum, eritema multiforme, sindrom Steven-Johnson.

Saluran cerna : Glositis, muntah, diare, hepatitis. Susunan saraf : sakit kepala, neuritis perifer.

Co Amoxiclav (Amoksisilin dengan Asam Klavulanat)

Indikasi: Infeksi saluran kemih, infeksi saluran nafas atas, infeksi saluran nafas bawah, gonore yang disebabkan oleh kuman penghasil penisilinase.

Mekanisme: Mengganggu dengan dinding bakteri sintesis peptidoglikan

Dosis: 500 / 125mg oral 12hrly selama 5 hari

Durasi: Perempuan tidak hamil - 5 hari; Perempuan hamil - 10 hari; Pria - 14 hari

Pertimbangan khusus:

Mengurangi dosis untuk gangguan ginjal berat, hepatitis kolestatik

Peningkatan risiko hepatitis pada orang> 55

Efek yang tidak diinginkan:

peningkatan sementara enzim hati dan bilirubin

Nitrofurantoin:Indikasi: ISK akut Mekanisme: Menghambat bakteri protein, DNA, RNA dan sintesis dinding sel

Kontraindikasi:

kerusakan ginjal sedang sampai parah; kreatinin