mineral dan keracunan mineral.pdf

Upload: fatimah-al-navisah

Post on 09-Oct-2015

80 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • MINERAL DAN KERACUNAN MINERAL

    (Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmakologi Sosial dan Pengelolaan Obat)

    Disusun Oleh:

    Abdul Latif (102110101001)

    Luky Diah Anggraeni (102110101111)

    Rani Romadaniyati (122110101009)

    Ulfa Mawaddaturrokhmah (122110101028)

    Putri Suci W (122110101053)

    Siti Fatimatun Navisah (122110101076)

    Aminatul Laila (122110101089)

    Dian Kusuma Wardani (122110101114)

    Mohammad Thomi F. (122110101161)

    Anggi Aditama (122110101196)

    Kelas:

    Farmakologi Sosial dan Pengelolaan Obat A

    FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    UNIVERSITAS JEMBER

    2014

  • i

    KATA PENGANTAR

    Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala

    puji hanya bagi-Nya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi

    Muhammad SAW serta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.

    Puji syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

    telah melimpahkan segala rahmat, hidayah, serta inayah-Nya. Sehingga, kami dapat

    menyelesaikan makalah yang berjudul Mineral dan Keracunan Mineral ini dengan baik

    dan lancar. Kami mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Drs. Husni Abdul Gani, M.S. selaku Dekan Fakultas Kesehatan

    Masyarakat Universitas Jember

    2. Ibu Fifteen Aprila Fajrin, S.Farm., M.Farm., Apt selaku dosen mata kuliah

    Farmakologi Sosial dan Pengelolaan Obat, serta

    3. Semua teman-teman yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan makalah ini.

    Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi Sosial dan

    Pengelolaan Obat. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami

    menyadari bahwa dalam penulisan ini pasti terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami

    menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk meyempurnakan makalah ini.

    Jember, 17 Maret 2014

    Penyusun

  • ii

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ......................................................................................................... i

    Daftar Isi .................................................................................................................... ii

    Bab 1 Pendahuluan ................................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2

    1.3 Tujuan .................................................................................................................... 2

    Bab 2 Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 3

    2.1 Definisi Mineral .................................................................................................... 3

    2.2 Pembagian Mineral ................................................................................................ 4

    2.2.1 Natrium dan Kalium ................................................................................ 6

    Fungsi dan Hubungan dengan Transmisi Sinyal .................................... 6

    Sumber Natrium dan Kalium .................................................................. 7

    Kebutuhan Natrium dan Kalium ............................................................. 8

    Pengaruh Pemrosesan Makanan pada Kadar Natrium .......................... 8

    Hubungan Natrium dengan Hipertensi ................................................... 9

    2.2.2 Kalsium ................................................................................................... 11

    Fungsi Kalsium dalam Tubuh ................................................................. 11

    Hubungan dengan Pengaturan Hormon Tiroid dan Paratiroid ............. 13

    Sumber Kalsium ...................................................................................... 14

    Kebutuhan Kalsium ................................................................................. 14

    Defisiensi Kalsium .................................................................................. 14

    2.2.3 Besi .......................................................................................................... 16

    Absorbsi Besi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi ........................... 16

    Fungsi Besi .............................................................................................. 21

    Sumber Besi ............................................................................................. 22

    Kebutuhan Besi ....................................................................................... 23

    Defisiensi Besi ......................................................................................... 24

    2.2.4 Iodium ..................................................................................................... 25

    Fungsi dan Hubungan dengan Hormon Tiroid ....................................... 25

    Sumber Iodium ........................................................................................ 26

  • iii

    Kebutuhan Iodium ................................................................................... 27

    Defisiensi Iodium .................................................................................... 27

    Kelebihan Iodium .................................................................................... 28

    Bab 3 Pembahasan ..................................................................................................... 29

    3.1 Kasus Keracuan Arsen ........................................................................................... 29

    3.2 Kasus Keracunan Merkuri...................................................................................... 32

    3.3 Kasus Keracunan Timbal ....................................................................................... 35

    Bab 4 Penutup ............................................................................................................ 37

    4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 37

    4.2 Saran ....................................................................................................................... 38

    Daftar Pustaka ............................................................................................................ 39

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Setiap manusia pasti membutuhkan mineral di dalam tubuhnya. Mineral

    merupakan zat makanan yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, oleh karena

    itu dibutuhkan asupan dari luar. Mineral memainkan peranan penting dalam berbagai

    fungsi tubuh dan diperlukan untuk mempertahankan kehidupan dan menjaga kesehatan

    optimal, dan karena menjadi gizi-gizi yang essensial. Sebagian besar mineral di dalam

    tubuh manusia itu secara langsung berasal dari tanaman dan air, atau secara tidak

    langsung dari makanan-makanan hewani. Namun, kandungan mineral dari air dan

    makanan-makanan yang berasal dari tanaman itu bervariasi menurut letak

    geografiknya, karena bervariasinya kandungan mineral di dalam tanah dari satu

    wilayah ke wilayah lain. Suatu penelitian menemukan bahwa sekitar 10% dari

    populasi di dunia memiliki resiko mengalami kekurangan yodium karena tinggal di

    wilayah dataran tinggi, dimana air minum hanya sedikit mengandung yodium.

    Jumlah mineral yang ada di dalam tubuh seta peranan-peranannya dalam

    proses metabolisme tubuh itu sangat bervariasi. Mineral berperan pada tulang dan gigi

    serta dalam produksi energi, pembangungan protein, pembentukan darah dan beberapa

    proses lainnya. Sebagian proses di dalam tubuh membutuhkan beberapa mineral

    sekaligus untuk dapat bekerja sama. Seperti kalsium, magnesium dan fosfor yang

    sangat berperan penting dalam pembentukan dan pemeliharaan kesehatan tulang.

    Beberapa mineral juga saling bersaing satu sama lain dalam hal penyerapannya, dan

    mereka juga berinteraksi dengan gizi-gizi lain, yang bisa mempengaruhi

    ketersediannya mereka.

    Kebutuhan tubuh tehadap mineral memang dalam jumlah yang relatif kecil

    namun manfaatnya cukup besar. Contoh mineral diantaranya sodium, mangan, zat

    besi, kalsium, seng, selenium, tembaga, arsen, dan lainnya. Namun demikian, ada

    beberapa jenis mineral yang berbahaya bagi tubuh terutama kalau dikonsumsi secara

    berlebihan. Mineral berbahaya tersebut relatif susah untuk dihindari apalagi jika sudah

    mencemari lingkungan, misalnya kondisi di dekat pabrik kimia, akan mudah sekali

    masuk ke dalam tubuh manusia dalam beragam cara, bisa melalui hewan ternak, air,

  • 2

    tanah, dan lainnya. Arsen, merkuri, timbal merupakan beberapa mineral yang harus

    diwaspadai.

    Dalam makalah ini akan dibahas permasalahan mengenai mineral serta

    kejadian keracunan mineral yang diakibatkan oleh arsen, merkuri dan timbal. Seperti

    telah kita ketahui bersama bahwa zat-zat tersebut berbahaya bagi tubuh. Contohnya

    potensi bahaya akibat kelebihan asupan arsenic antara lain : keracunan dengan gejala

    mulai dari sakit kepala, kebingungan, dan rasa kantuk. Ketika keracunan tersebut

    menjadi akut, gejala dapat mencakup hingga muntah dan keberlanjutan dari keracunan

    tersebut apabila tidak segera ditindak lanjuti adalah koma bahkan sampai kematian.

    Oleh karena itu, kami menyusun makalah yang berjudul Mineral dan Keracunan

    Mineral yang selengkapnya akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

    1. Apakah yang dimaksud dengan mineral?

    2. Bagaimana pembagian mineral?

    3. Bagaimana fungsi, sumber, kebutuhan, serta keterkaitan mineral dengan proses

    metabolisme tubuh?

    4. Bagaimana contoh kasus terjadinya keracunan mineral arsen, merkuri, dan timbal?

    1.3 Tujuan

    Berdasarkan rumusan masalah yang ada pembuatan makalah ini bertujuan untuk:

    1. Mengetahui definisi mineral.

    2. Mengetahui pembagian dan macam-macam mineral.

    3. Mengetahui fungsi, sumber, kebutuhan, serta keterkaitan mineral dengan proses

    metabolisme tubuh.

    4. Mengetahui contoh kasus terjadinya keracunan mineral arsen, merkuri, dan timbal.

  • 3

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi Mineral

    Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki

    bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk

    tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk

    dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat

    kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak

    termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi. (Wikipedia)

    Menurut The International Mineralogical Association tahun 1995 telah

    mengajukan definisi baru tentang definisi material Mineral adalah suatu unsur atau

    senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari

    hasil proses geologi. Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.

    Dalam mendefinisikan mineral, hingga saat ini masih belum didapatkan

    kepastian untuk menerangkan pengertian dari mineral tersebut. Karena memang belum

    didapatkan kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada umumnya

    dikenal dua defenisi mineral, defenisi klasik yang disimpulkan sebelum tahun 1977

    dan defenisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977. Menurut defenisi klasik,

    mineral adalah suatu benda padat anorganik yang terbentuk secara alami, bersifat

    homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan rumus kimia yang tetap. Dan menurut

    defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat yang terdapat dialam dengan komposisi

    kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki sifat-sifat fisik dan umumnya berbentuk

    kristal yang mempunyai bentuk geometris tertentu.

    Hal yang membedakan kedua defenisi tersebut adalah pada defenisi klasik,

    yang termasuk mineral hanyalah benda atau zat padat saja. Sedangkan pada defenisi

    kompilasi, mineral mempunyai ruang limgkup yang lebih luas karena mencakup

    semua zat yang ada dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam pengertian tersebut.

    Hal ini salah satunya disebabkan karena ada beberapa bahan yang terbentuk karena

    penguraian atau perubahan sisa-sisa tumbuhan dan hewan secara alamiah juga

    digolongkan kedalam mineral, seperti batubara, minyak bumi dan tanah diatome.

    Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam-garam sederhana sampai

  • 4

    silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan

    organik biasanya tidak termasuk).

    Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak

    atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan

    non esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses

    fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ.

    Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral

    makro dan mineral mikro. Mineral makro (>100 mg per hari) diperlukan untuk

    membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang

    diperlukan dalam jumlah sangat sedikit (< 100mg per hari) dan umumnya terdapat

    dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral non esensial adalah logam

    yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam

    jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk

    hidup yang bersangkutan.

    2.2 Pembagian / Klasifikasi Mineral

    Menurut jenis dan fungsinya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi dua, yaitu :

    a) Mineral Organik (esensial)

    Mineral organik adalah mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh

    kita, yang dapat kita peroleh melalui makanan yang kita konsumsi setiap hari

    seperti nasi, ayam, ikan, telur, sayur-sayuran serta buah-buahan, atau vitamin

    tambahan. Dalam proses metabolisme energi tubuh, mineral-mineral yang

    diperoleh melalui konsumsi bahan pangan dalam keseharian ini akan terlibat

    dalam proses pengambilan energi dari simpanan glukosa (glycolysis),

    pengambilan energi dari simpanan lemak (lipolysis), pengambilan energi dari

    simpanan protein (proteolysis) serta juga terlibat dalam pengambilan energi dari

    phosphocreatine (PCr).

    Mineral esensial ini diperlukan dalam proses fisiologis, sehingga mineral

    golongan ini merupakan unsur nutrisi penting yang jika kekurangan dapat

    menyebabkan kelainan proses fisiologis atau disebut penyakit defisiensi mineral.

    Mineral ini biasanya terikat dengan protein, termasuk enzim untuk proses

    metabolisme tubuh, yaitu kalsium (Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na),

    klorin (Cl), sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn),

  • 5

    mangan (Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan selenium (Se). Selanjutnya, mineral

    esensial ini dibedakan menjadi dua yaitu, makromineral (makro) dan trace

    mineral (mikro).

    b) Mineral Anorganik (non-esensial)

    Mineral nonesensial adalah golongan mineral yang tidak berguna, atau

    belum diketahui kegunaannya dalam tubuh, sehingga hadirnya unsur tersebut

    lebih dari normal dapat menyebabkan keracunan. Mineral tersebut bahkan sangat

    berbahaya bagi makhluk hidup, seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As),

    kadmium (Cd), aluminium (Al), iron oxide (Besi Teroksidasi), magnesium (Mg),

    atau bahan-bahan kimia hasil dari resapan tanah dan lainnya.

    Menurut bentuk dan jumlah kebutuhannya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi dua,

    yaitu :

    a) Mineral Makro

    Mineral makro atau mineral utama adalah mineral yang kita perlukan

    lebih dari 100mg sehari. Makromineral berfungsi sebagai bagian penting dalam

    struktur sel dan jaringan keseimbangan cairan dan elektrolit serta berfungsi di

    dalam cairan tubuh baik interseluler maupun ekstraseluler. Contoh : Kalsium

    (Ca), Fosfor (P), Magnesium (Mg), Natrium (Na), Klorida (Cl), Kalium (K),

    dan Sulfur (S).

    b) Mineral Mikro

    Mineral runutan atau trace mineral merupakan mineral yang jumlah

    kebutuhannya kurang dari (

  • 6

    Berdasarkan bentuk dan jumlah kebutuhannya, klasifikasi mineral dibedakan

    menjadi dua, yaitu mineral makro dan mikro. Kelompok makro terdiri dari unsur unsur

    Ca, P, K, Na, Mg dan S. kelompok mikro terdiri dari Fe, I, Cu, Zn, Mn, Co dan Se,

    sedangkan kelompok renik terdiri dari unsur F, Mo, As, Cr, Si dan lain lain. Beberapa

    unsur mineral ini ada yang termasuk golongan racun dan biasanya masih terdapat di dalam

    sel hayati meskipun jumlahnya sangat kecil sekali, contoh unsure tersebut adalah Ag, Hg

    dan Pb.

    2.2.1 Natrium (Sodium) dan Kalium (Potasium)

    a. Fungsi Natrium dan Kalium serta Hubungan dengan Transmisi Sinyal

    Natrium dan kalium termasuk dalam jenis mineral makro. Mineral makro

    adalah mineral-mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang cukup besar

    (>100mg/hari). Sebutan lain untuk natrium ialah sodium, sedangkan kalium ialah

    potassium. Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler, 35-40 %

    terdapat dalam kerangka tubuh. Adapun fungsi dari natrium ialah :

    a) Memelihara volume darah

    b) Mejaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh

    c) Mengatur keseimbangan cairan dalam sel

    d) Menjaga fungsi saraf

    e) Berperan dalam pengaturan kepekaan otot dan saraf

    f) Berperan dalam transmisi saraf yang menghasilkan terjadinya kontraksi

    otot

    g) Berperan dalam absorpsi glukosa

    Absorpsi dan metabolisme : natrium diabsorpsi di usus halus lalu dibawa

    oleh aliran darah ke ginjal untuk disaring kemudian dikembalikan ke aliran darah.

    Kelebihan natrium akan dikeluarkan melalui urin yang diatur oleh hormon

    aldosteron. Sedangkan kalium merupakan ion yang bermuatan positif dan terdapat

    di dalam sel dan cairan intraseluler. Fungsi dari mineral ini ialah :

    a) Membantu menurunkan tekanan darah

    b) Berperan dalam kontraksi otot

    c) Berperan dalam denyut jantung

    d) Berperan dalam penyampaian impuls saraf di seluruh tubuh

    e) Bersama natrium => pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta

    keseimbangan asam basa

  • 7

    f) Bersama kalsium => berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot

    g) Dalam sel => katalisator dalam banyak reaksi biologik (metabolisme

    energi, sintesis glikogen, dan protein).

    Absorpsi & Ekskresi : kalium diabsorpsi di dalam usus halus. Kalium

    dieksresi melalui urin, feses, keringat dan cairan lambung. Kalium dikeluarkan

    dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme

    pertukaran di dalam tubula ginjal.

    Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang kompleks,

    sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf

    mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan

    lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan

    aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka

    terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh

    berfungsi sebagai unit yang dinamis. Saraf berfungsi dengan mekanisme

    depolarisasi dan repolarisasi. Depolarisasi adalah perubahan muatan ion didalam

    sel dari negatif menjadi positif. Perubahan ion tersebut akibat peningkatan Na yang

    masuk ke dalam sel akibat rangsangan listrik dan zat kimia. Sedangkan repolarisasi

    adalah proses polarisasi kembali dr membran, sel atau serabut, dengan muatan

    positif di permukaan luar dan muatan negatif di dalam. Kedua mekanisme tersebut

    berkaitan dengan transportasi ion menembus membran (transmembran).

    Trans-portasi transmembran tersebut terkait dengan ion natrium dan kalium

    sehingga kedua jenis ion ini termasuk jenis ion yang esensial bagi mekanisme

    dalam saraf. Mekanisme tersebut memunculkan gelombang depolarisasi. Neuron,

    seperti sel-sel lainnya, selalu menciptakan gradien ionik antara kedua sisi membran

    plasmanya melalui proses pemompaan ion-ion tertentu. Pemompaan yang

    seringkali dilibatkan ialah pemompaan (Na+-K+) yang terkait dengan enzim (Na+-

    K+)-ATPase. Proses ini memompa ion K kedalam sel namun memompa ion Na

    keluar sel sehingga menghasilkan konsentrasi ionik intrasel maupun ekstrasel oleh

    karena proses inilah, maka terjadi kontraksi otot.

    b. Sumber Natrium dan Kalium

    Beberapa jenis sumber natrium antara lain : garam dapur (NaCl), MSG

    (Monosodium Glutamat), kecap, daging, ikan, ungags, susu, dan telur. Secara

    alami bahan makanan telah mengandung natrium. Namun, untuk meningkatkan

  • 8

    kadar natrium dalam makanan ialah dengan penambahan garam untuk menambah

    rasa asin pada makanan atau pengawetan makanan dengan garam (contoh: ikan

    asin). Beberapa jenis sayuran yang banyak mengandung kalium antara lain : ubi

    jalar, sayuran berwarna hijau/gelap, kacang-kacangan, dan kentang. Buah-buahan

    yang kaya kalium ialah : buah pisang (merupakan penghasil kalium terbesar),

    mampu menghasilkan kalium sekitar 420 mg, jeruk, dan melon. Produk hewani

    yang tinggi kalsium ialah : salmon, sarden, tuna, dan daging. Makanan tinggi

    kalsium yang lain adalah tepung dan biji bunga matahari.

    c. Kebutuhan Asupan Natrium dan Kalium

    Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan

    tubuh. Oleh karena itu, tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. Taksiran

    kebutuhan natrium untuk orang dewasa di Indonesia menurut AKG 2012 ialah 500

    mg. kebutuhan natrium didasarkan pada kebutuhan untuk pertumbuhan, kehilangan

    natrium melalui keringat dan sekresi lain. Penduduk di negera yang panas

    membutuhkan lebih banyak natrium daripada penduduk di Negara yang dingin.

    WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram

    sehari (ekivalen dengan 2400 mg natrium). Pembatasan ini dilakukan mengingat

    peranan potensial natrium dalam menimbulkan tekanan darah tinggi (hipertensi).

    Kekurangan natrium menyebabkan : kejang, apatis, kehilangan nafsu makan.

    Akibat kelebihan natrium ialah : dapat menyebabkan terjadinya edema serta

    hipertensi.

    Kalium banyak terdapat dalam bahan makanan karena merupakan bagian

    esensial semua sel hidup, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Kebutuhan

    kalium untuk orang dewasa di Idonesia menurut AKG 2012 ialah 2000 mg/hari.

    Kekurangan kalium jarang terjadi, namun bisa saja terjadi karena kebanyakan

    kehilangan melalui saluran cerna atau ginjal. Akibat kekurangan kalium ialah :

    menurunkan nafsu makan, pertumbuhan terhambat, otot lemah, degenerasi organ

    vital, dan kelainan syaraf. Akibat kelebihan kalium adalah : Hiperkalemia akut

    yang dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian.

    d. Pengaruh Pemrosesan Makanan pada Kadar Natrium

    Monosodium glutamat yang juga dikenal sebagai sodium glutamat atau

    MSG, merupakan salah satu sumber natrium. MSG murni sendiri tidak mempunyai

  • 9

    rasa yang enak jika tidak dikombinasikan dengan bau gurih yang sesuai sehingga

    terjadi penambahan zat-zat kimia. Sebagai pemberi cita rasa dalam jumlah yang

    tepat, MSG memiliki kemampuan untuk memperkuat senyawa aktif rasa lainnya,

    menyeimbangkan, dan menyempurnakan rasa keseluruhan pada masakan tertentu.

    MSG tercampur dengan baik dengan daging, ikan, daging unggas, berbagai

    sayuran, saus, sup serta meningkatkan kesukaan umum akan makanan tertentu.

    Rasa makanan rendah garam akan menjadi lebih baik dengan penambahan MSG,

    bahkan dengan pengurangan garam hingga 30%. Kandungan sodium (dalam

    persen massa) dalam MSG adalah sekitar 3 kali lebih rendah (12%) daripada dalam

    natrium klorida (39%). MSG yang berlebihan akan dengan cepat merusak rasa

    masakan dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Dengan sifat-sifat ini, MSG

    dapat digunakan untuk mengurangi asupan garam (sodium), yang ikut

    menyebabkan timbulnya hipertensi, penyakit jantung, stroke bahkan dalam

    penggunaan berlebih jangka panjang juga dapat menyebabkan kerusakan sel-sel

    otak dan memicu timbulnya kanker.

    e. Hubungan Natrium dengan Hipertensi

    Seiiring dengan pertambahan usia, metabolisme dan fungsi organ-organ

    tubuh seseorang akan semakin menurun. Berbagai penyakit yang berhubungan

    dengan penurunan fungsi organ tersebut lazim disebut dengan penyakit

    degenerative sering terjadi, salah satunya ialah hipertensi atau darah tinggi. Namun

    yang perlu diwaspadai, hipertensi saat ini tidak hanya masalah bagi kaum lanjut

    usia tapi sudah mulai dikeluhkan oleh orang dengan usia lebih muda.

    Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan

    pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa

    oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi

    sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk

    penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu

    sebagai peringatan bagi korbannya (Lanny Sustrani, dkk, 2004). Hipertensi adalah

    suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas normal. Batas

    tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor dapat memicu

    terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak

    diketahui (hipertensi essential). Penyebab tekanan darah meningkat adalah

  • 10

    peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari

    pembuluh darah dari tepi dan peningkatan volume aliran darah (Kurniawan, 2002).

    Dari definisi-definisi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hipertensi

    adalah suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik karena gangguan pada

    pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh

    darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Berdasarkan

    Riskesdas Nasional tahun 2007, hipertensi merupakan pola penyebab kematian

    semua umur ketiga, setelah stroke dan TB, dengan proporsi kematian sebesar

    6,8%. Berkembangnya hipertensi sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-

    faktor tersebut diantaranya karena mengkonsumsi makanan tinggi lemak hewani,

    kurangnya serat, tinggi natrium dan rendah kalium (Lipoeto, 2002). Adapun

    hubungan konsumsi garam dengan hipertensi, dan manfaat kalium pada penderita

    hipertensi digambarkan dalam diagram berikut :

    Stimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.

    Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal.

    Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler

    aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari

    tubulus ginjal

    Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume

    cairan ekstraseluler

    meningkatkan volume dan tekanan darah. Natrium dan klorida merupakan ion utama

    cairan ekstraseluler. Konsumsi natrium yang berlebih

    menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat.

    Meningkatnya volume cairan ekstraseluler

    Hipertensi

  • 11

    Oleh sebab itu, penderita hipertensi diharapkan dapat mengontrol tekanan

    darah secara rutin, mengurangi konsumsi makanan sumber natrium, meningkatkan

    konsumsi makanan sumber kalium dan menurunkan berat badan bagi yang obesitas

    untuk menghindari terjadinya peningkatan tekanan darah dan mengupayakan untuk

    kembali ke tekanan darah yang normal

    2.2.2 Kalsium

    a. Fungsi Kalsium dalam Tubuh

    Kalsium mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh diantaranya

    pembentukan tulang dan gigi.

    a) Pembentukan Tulang

    Kalsium di dalam tulang mempunyai dua fungsi : sebagai bagian

    integral dari struktur tulang dan sebagai tempat penyimpanan kalsium. Pada

    tahap pertumbuhan janin dibentuk matriks sebagai cikal bakal tulang tubuh.

    Bentuknya sama dengan tulang tetapi masih lunak dan lentur hingga setelah

    lahir. Matriks yang merupakan sepertiga bagian dari tulang berdiri atas

    serabut yang terbuat dari protein kolagen yang diselubungi oleh bahan

    gelatin.Segera setelah lahir, matriks mulai menguat melalui proses

    kelsifikasi, yaitu terbentuknya kristal mineral. Kristal ini terdiri dari

    kalsium fosfat atau kombinasi kalsium fosfat dan kalsium hidroksida yang

    dinamakan hidroksiapatit. (3Ca3(PO4)2,Ca(OH)2 ).

    Selama pertumbuhan,proses kalsifikasi berlangsung terus dengan

    cepat sehingga pada saat anak siap untuk berjalan tulang-tulang dapat

    menyangga berat tubuh. Pada ujung tulang panjang ada bagian yang berpori

    yang dinamakan trabekula. Yang menyediakan suplai kalsium siap pakai

    guna mempertahankan konsentrasi kalsium normal dalam darah. Selama

    kehidupan, tulang senantiasa mengalami perubahan, baik dalam bentuk

    maupun kepadatan, sesuai dengan usia dan perubahan berat badan.

    b) Pembentukan Gigi.

    Mineral yang membentuk dentin dan email yang merupakan bagian

    tengah dan luar dari gigi adalah mineral yang sama dengan yang

    membentuk tulang. Akan tetapi kristal dalam gigi lebih padat dan kadar

    airnya lebih rendah. Protein dalam email gigi adalah keratin,sedangkan

  • 12

    dalam dentin adalah kolagen. Berbeda dengan tulang, gigi sedikit sekali

    mengalami perubahan setelah muncul dalam rongga mulut. Pertukaran

    antara kalsium gigi dan kalsium tubuh berlangsung lambat dan terbatas

    pada kalsium yang terdapat didalam lapisan dentin. Sedikit pertukaran

    kalsium mungkin juga terjadi di antara lapisan email dan ludah.

    Kalsifikasi gigi susu terjadi pada minggu ke dua puluh tahap janin

    dan selesai sebelum gigi keluar. Gigi permanen mulai mengalami

    kalsifikasi ketika anak berumur delapan tahun hingga sepuluh tahun. Gigi

    lengkap pada usia dewasa hanya mengandung 1% jumlah kalsium tubuh.

    Gigi boleh dikatakan tidak mampu memperbaiki diri setelah keluar dari

    rongga mulut. Kekurangan kalsium selama masa pembentukan gigi dapat

    menyebabkan kerentanan terhadap kerusakan gigi.

    c) Mengatur Pembekuan Darah

    Bila terjadi luka, ion kalsium didalam darah merangsang

    pembebasan fosfolipida tromboplastin dari platelet darah yang

    terluka.Tromboplastin ini mengkatalisis perubahan protrombin, bagian

    darah normal,menjadi trombin.Trombin kemudian membantu perubahan

    fibrinogen, bagian lain dari darah, menjadi fibrin yang merupakan

    gumpalan darah.

    d) Katalisator Reaksi-reaksi Biologik

    Kalsium berfungsi sebagai katalisator berbagai reaksi biologik.,

    seperti absorbsi vitamin B12 tindakan emzim pemecah lemak,lipase

    pankreas,eksresi insulin oleh pankreas,pembentukan dan pemecahan

    asetilkolin,yaitu bahan yang diperlukan dalam memindahkan (transmisi)

    suatu rangsangan dari suatu serabut saraf ke serabut saraf lainnya. Kalsium

    yang diperlukan untuk mengkatalisis reaksi-reaksi ini diambil dari

    persediaan kalsium dalam tubuh.

    e) Kontraksi Otot

    Pada waktu otot berkontraksi, kalsium berperan dalam interaksi

    protein di dalam otot,yaitu aktin dan miosin. Bila darah kalsium kurang dari

    normal, otot tidak bisa mengendor sesudah kontraksi. Tubuh akan kaku dan

    dapat menimbulkan kejang. Fungsi kalsium lainnya adalah meningkatkan

    fungsi transport membran sel, kemungkinan dengan bertindak sebagai

    stabilisator membran,dan transmisi ion melalui membran organel sel.

  • 13

    b. Hubungan Kalsium dengan Pengaturan Hormon Tiroid dan Paratiroid

    Kalsium di dalam serum berada dalam tiga bentuk yaitu bentuk ion bebas

    (50%),bentuk anion kompleks terikat dengan fosfat,bikarbonat atau sitrat (5%),dan

    bentuk terikat dengan protein terutama dengan albumin atau glubulin (45%).

    Jumlah kalsium didalam serum dijaga agar berada pada konsentrasi 9-10,4 mg/dl.

    Yang mengatur konsentrasi kalsium dalam cairan tubuh ini adalah hormon-hormon

    paratiroid (PTH) dan tirokalsitonindari kelenjar tiroid serta vitamin D. Hormon

    paratiroid dan vitamin D meningkatkan kalsium darah dengan cara sebagai berikut

    : Vitamin D merangsang absorbsi kalsium oleh saluran cerna. Vitamin D dan

    hormon paratiroid merangsang pelepasan kalsium dari tulang ke dalam darah.

    Vitamin D dan hormon paratiroid menunjang reabsorbsi kalsium di dalam ginjal

    Gambar 2 : Pengendalian kalsium dalam darah oleh vitamin D, Hormon Paratiroid

    dan Kalsitonin Sumber : Almatsier (2003)

    Pengaruh kalsitonin diduga terjadi dengan cara merangsang pengendapan

    kalsium pada tulang. Hal ini terjadi dalam keadaan stress, seperti pada masa

    pertumbuhan dan kehamilan. Dalam hal ini kalsitonin menurunkan kalsium darah.

    Bila darah kalsium terlalu rendah, kelanjar paratiroid mengeluarkan hormon

    paratiroid. Sistem pengendalain kalsium ini akan menjaga kalsium darah dalam

    keadaan normal.Bila terjadi kagagalan dalam sistem pengendalian,kalsium darah

    akan berubah. Bila kalsium darah lebih tinggi dari normal akan terjadi kekakuan

    otot. Sebaliknya, bila kalsium darah lebih rendah dari normal, akan terjadi kajang

    otot. Kegagalan sistem ini tidak disebabkan kekurangan atau kelebihan kalsium

    dari makanan , akan tetapi kekurangan vitamin D atau gangguan sekresi hormon-

    hormon yang berperan.

  • 14

    c. Sumber Kalsium

    Kalsium banyak terdapat pada makanan berikut, kacang almond, sayuran

    yang berwarna hijau gelap, kacang brazil, tofu, susu dan produk susu (keju,

    yoghurt, dll), biji wijen, dan ikan laut.

    d. Kebutuhan Kalsium

    Tentunya kebutuhan kalsium seseorang berbeda-beda sesuai angka

    kecukupan gizi yang telah ditentukan. Ketika kalsium yang diasup setiap hari

    kurang dari kebutuhan, kalsium dari tulang akan dilepaskan sesuai dengan

    kekurangan kalsium hari itu. Bila itu terjadi terus menerus, beresiko terkena

    osteoporosis. Berikut ini kebutuhan kalsium manusia. 800 mg untuk dewasa di atas

    25 tahun, 1.000 mg setelah usia 50 tahun, ibu hamil dan menyusui harus

    mengkonsumsi 1.200 mg kalsium per hari, bayi berumur s.d. 5 bulan : 400 mg,

    bayi 6 bulan s.d. 1 tahun : 600 mg, anak usia 1 s.d. 10 tahun : 800 mg, remaja usia

    11 s.d. 24 tahun: 1.200 mg.

    Setelah usia 20 tahun, tubuh manusia akan mulai mengalami kekurangan

    kalsium sebanyak 1% per tahun. Setelah umur 50 tahun, jumlah kandungan

    kalsium dalam tubuh akan menyusut sebanyak 30%. Kehilangan akan mencapai

    50% ketika mencapai umur 70 tahun dan seterusnya mengalami masalah

    kekurangan kalsium. Untuk mencukupi kebutuhan kalsium harian maka konsumsi

    makanan tinggi kalsium wajib dijalankan. Makanan seperti susu, yogurt, keju, ikan

    salmon, susu kedelai serta aneka biji-bijian merupakan menu wajib untuk

    memenuhi kebutuhan kalsium harian. Tetapi jika anda merasa makanan yang

    dimakan sehari hari tidak bisa mencukupi kebutuhan kalsium harian, maka

    suplemen kalsium merupakan jawabannya. Pilihlah suplemen kalsium alami dan

    aman untuk dikonsumsi.

    e. Defisiensi Kalsium

    1. Osteoporosis

    Pengeroposan massa tulang umumnya terjadi seiring bertambahnya

    usia. Penelitian menunjukkan bahwa pada usia 25 tahun, tubuh akan mulai

    mengalami kekurangan kalsium sebanyak 1 persen per tahun. Memasuki

    usia 50 tahun, jumlah kalsium akan berkurang sebanyak 30 persen dan pada

    usia 70 tahun kehilangan kalsium akan mencapai 50 persen.

  • 15

    2. Kram otot

    Kekurangan kalsium dapat memicu kontraksi otot yang tidak stabil

    sehingga mengakibatkan kram otot. Salah satu kejadian yang sering

    ditemukan adalah pada wanita hamil. Selain dipicu aliran darah balik yang

    tidak lancar akibat tekanan dari rahim yang bertambah berat, kram pada

    wanita hamil juga dipicu oleh kekurangan kalsium.

    3. Palpitasi

    Kendati dapat diakibatkan oleh banyak hal, Nanny mengatakan,

    palpitasi atau jantung berdebar bisa juga dialami akibat kekurangan

    kalsium. Hal ini berhubungan dengan fungsi kalsium sebagai salah satu

    penjaga irama jantung.

    4. Hipertensi

    Sebuah penelitian baru menunjukkan, orang yang mengalami

    hipertensi kebanyakan juga mengalami kekurangan kalsium dalam

    tubuhnya. Hal ini mungkin berhubungan dengan terganggunya penyerapan

    kalsium akibat konsumsi makanan tinggi garam, tetapi bisa juga lantaran

    fungsi kalsium sendiri adalah untuk mengontrol tekanan darah.

    5. Rickets

    Rickets merupakan pembengkokan tulang akibat kurangnya asupan

    kalsium pada tulang yang masih bertumbuh, yakni pada masa kanak-kanak.

    Oleh karenanya, asupan kalsium sejak masih anak-anak pun perlu

    diperhatikan.

    6. Penurunan kognitif

    Sering lupa atau tidak mampu berkonsentrasi mengerjakan tugas

    merupakan gejala dari penurunan kognitif. Kekurangan kalsium bisa

    berperan dalam hal ini. Kalsium merupakan mineral penting yang berperan

    dalam transmisi impuls saraf. Maka, kekurangan kalsium bisa

    menyebabkan transmisi tersebut berjalan dengan tidak lancar, maka

    terjadinya penurunan kognitif.

    7. Depresi

    Penelitian menemukan keterkaitan depresi dengan kekurangan

    kalsium. Rata-rata pasien depresi kekurangan kalsium dalam tubuhnya. Hal

    tersebut mungkin disebabkan oleh menurunnya fungsi tubuh menyerap

    kalsium lantaran depresi yang dialami.

  • 16

    2.2.3 Besi

    a. Absorbsi Besi dan Faktor faktor yang Mempengaruhi

    Pada umumnya besi yang diserap berasal dari heme dalam hemoglobin dan

    myoglobin yang sudah dipecah dari proteinnya di dalam lumen. Penyerapan besi

    terjadi dalam duodenum dan jejunum. Absorpsi zat besi dipengaruhi oleh bahan

    makanan sumber zat besi, dimana tingkat absorbsi zat besi pada protein nabati lebih

    rendah (1-6%) bila dibandingkan dengan bahan makanan hewani (7-22%). Di

    negara maju absorpsi besi dari makanan yang dikonsumsi berkisar 10 20 %,

    sedangkan di negara berkembang berkisar 5 % - 10 % atas dasar tersebut maka

    makanan sehari hari diklasifikasikan menjadi 3 yaitu : (Muhilal dalam Widya Karya

    Pangan dan Gizi, 1998)

    a. Absorpsi besi rendah (5%)

    b. Absorpsi besi sedang (10%)

    c. Absorpsi besi tinggi (15%)

    Menurut Bakta (2006) proses absorbsi besi dibagi menjadi tiga fase, yaitu:

    a. Fase Luminal

    Besi dalam makanan terdapaat dalam dua bentuk, yaitu besi heme dan

    besi non-heme. Besi heme terdapat dalam daging dan ikan, tingkat absorbsi

    dan bioavailabilitasnya tinggi. Besi non-heme berasal dari makanan nabati,

    tingkat absorbsi dan bioavailabilitasnya rendah. Besi dalam makanan diolah

    di lambung (dilepaskan dari ikatannya deengan senyawa lain) karena

    pengaruh asam lambung. Kemudian terjadi reduksi dari besi bentuk feri

    (Fe3+) ke fero (Fe2+) yang dapat diserap di duodenum.

    b. Fase Mukosal

    Penyerapan besi terjadi terutama melalui mukosa duodenum dan

    jejunum proksimal. Penyerapan terjadi secara aktif melalui proses yang

    sangat kompleks dan terkendali. Besi heme dipertahankan dalam keadaan

    terlarut oleh pengaruh asam lambung. Pada brush border dari sel absorptif

    (terletak pada puncak vili usus, disebut sebagai apical cell), besi feri

    direduksi menjadi besi fero oleh enzim ferireduktase, mungkin dimediasi

    oleh protein duodenal cytochrome b-likei (DCYTB). Transpor melalui

    membran difasilitasi oleh divalent metal transporter (DMT 1). Setelah besi

  • 17

    masuk dalam sitiplasma, sebagian disimpan dalam bentuk feritin, sebagian

    diloloskan melalui basolateral transporter ke dalam kapiler usus. Pada

    proses ini terjadi konversi dari feri ke fero oleh enzim ferooksidase (antara

    lain oleh hephaestin). Kemudian besi bentuk feri diikat oleh apotransferin

    dalam kapile usus.

    Sementara besi non-heme di lumen usus akan berikatan dengan

    apotransferin membentuk kompleks transferin besi yang kemudian akan

    masuk ke dalam sel mukosa dibantu oleh DMT 1. Besi non-heme akan

    dilepaskan dan apotransferin akan kembali ke usus (Zulaicha, 2009).

    Gambar Regulasi absorbsi besi. (sumber: Andrews, N.C.,1999. Disorders of

    iron Metabolism. N Engl J Med)

    Besar kecilnya besi yang ditahan dalam enterosit atau diloloskan ke

    basolateral diatur oleh set point yang sudah diatur saat enterosit berada

    pada dasar kripta. Kemudian pada saat pematangan, enterosit bermigrasi ke

    arah puncak vili dan siap menjadi sel absorptif. Adapun mekanisme regulasi

    set-point dari absorbsi besi ada tiga yaitu, regulator dietetik, regulator

    simpanan, dan regulator eritropoetik (bakta, 2006).

  • 18

    Gambar Regulasi Absorbsi Besi (sumber: Andrews, N.C., 1999. Disorders of

    Iron Metabolism. N Engl; 26: 1986-95)

    c. Fase Korporeal

    Besi setelah diserap melewaati bagian basal epitel usus, memasuki

    kapiler usus.Kemudian dalam darah diikat menjadi transferin. Satu molekul

    transferin dapat mengikat maksimal dua molekul besi. Besi yang terikat pada

    transferin (Fe2-Tf) akan berikatan dengan reseptor transferin (transferin

    receptor = Tfr) yang terdapat pada permukaan sel, terutama sel normoblas.

    Kompleks Fe2-Tf-Tfr akan terlokalisir pada suatu cekungan yang

    dilapisi oleh klatrin (clathrin-coated pit). Cekungan ini mengalami inavigasi

    seehinga membentuk endosom. Suatu pompa proton menurunkan pH dalam

    endosom sehingga terjadi pelepasan besi dengantransferin. Besi dalam

    endosom akan dikeluarkan ke sitoplasma dengan bantuan DMT 1, sedangkan

    ikatan apotransferin dan reseptor transferin mengalami siklus kembali ke

    permukaan sel dan dapat dipergunakan kembali.

  • 19

    Gambar Siklus Transferin (sumber: Andrews, N.C., 1999. Disorders of Iron

    Metabolism. N Engl j med; 26: 1986-95)

    Besi yang berada dalam sitoplasma sebagian disimpan dalam bentuk

    feritin dan sebagian masuk ke mitokondria dan bersama sama dengan

    protoporfirin untuk pembentukan heme. Protoporfirin adaalah suatu tetrapirol

    keempat cincin pirol ini diikat oleh 4 gugusan metan hingga terbentuk suatu

    rantai protoporfirin. Empat dari enam posisi ordinal fero menjadi chelating

    kepada protoporfirin oleh enzim heme sintetase ferrocelatase. Sehingga

    terbentuk heme yang kompleks persenyawaan protoporfirin yang

    mengandung satu atom besi fero ditengahnya (Murray, 2003).

    Berikut merupakan faktor yang mempengaruhi penyerapan besi. Penyerapan zat

    besi sangat dipengaruhi oleh kombinasi makanan yang dikonsumsi pada waktu

    makan. Faktor faktor dari makanan:

    1. Zat pemacu (enhancers) Fe.

    a. Vitamin C (asam askorbat) pada buah.

    b. Asam malat dan tartrat pada sayuran: wortel, kentang, brokoli, tomat,

    kobis, labu kuning.

    c. Asam amino systein pada daging sapi, kambing, ayam, hati, ikan. Suatu

    hidangan yang mengandung salah atu atau lebih dari makanan tersebut

    akan membantu optimalisasi penyerapan zat besi (Soekirman, 1999).

    d. Protein hewani maupun protein nabati tidak meningkatkan absorbsi tetapi

    bahan makanan yang disebut meat factor seperti daging, ikan, dan ayam

  • 20

    walaupun dalam jumlah yang sedikit akan meningkatkan zat besi non

    heme yang berasal dari serealia dan tumbuh tumbuhan. Jadi apabila

    dalam konsumsi makanan sehari hari tidak ada bahan makanan tersebut

    di atas, maka absorbsi zat besi dari makanan sangat rendah. Perlu

    diketahui bahwa susu, keju dan telur tidak meningktkan absorbsi zat besi

    (Yanni, 2003)

    2. Zat penghambat (inhibitors) Fe

    a. Fitat pada dedak, katul, jagung, protein kedelai, susu coklat dan kacang

    kacangan.

    b. Polifenol (termasuk tannin) pada teh, kopi, bayam, kacang kacangan.

    c. Zat kapur atau kalsium pada susu keju.

    Tingkat Konsumsi

    Fe

    Penyerapan

    Pencernaan

    Metabolisme

    Kadar Hb

    Anemia Gizi

    Besi (AGB)

    Pengahambat:

    Asam Fitat

    Tannin

    Pemicu

    Vitamin C,

    Daging, pH

    rendah

    Kehilangan darah

    Fisiologis melalui

    kulit, feses, urine,

    darah haid,

    perdarahan

    kronis, parasit

    Peningkatan keb.

    Fe: Menstruasi,

    pertumbuhan

  • 21

    b. Fungsi Besi

    Mineral besi memiliki berbagai macam fungsi. Berikut merupakan fungsi dari

    mineral besi :

    a) Membawa Oksigen

    Zat besi berfungsi sebagai pembawa oksigen dan berperan dalam mentransfer

    oksigen antara sel sehingga oksigen dapat didistribusikan ke seluruh tubuh

    untuk menjamin fungsi fungsi organ berlangsung dengan semestinya

    b) Membantu Pembentukan Hemoglobin

    Zat besi berperan penting dalam membentuk hemoglobin. Zat besi

    merupakan komponen pembentuk hemoglobin dan memberikan warna merah

    tua pada sel darah serta membantu membawa oksigen ke sel sel tubuh

    c) Membantu Fungsi Otot

    Zat besi merupakan unsur penting bagi kesehatan otot. Zat besi terdapat

    dalam jaringan otot dan membantu suplai oksigen yang diperlukan untuk

    konsentrasi otot.

    d) Membantu Fungsi

    Pengembangan otak adalah salah satu manfaat besi. Karena suplai oksigen ke

    darah dibantu oleh zat besi dan otak menggunakan sekitar 20% oksigen

    darah, zat besi secara langsung berkaitan dengan kesehatan otak dan fungsi

    otak.

    e) Mengatur Suhu Tubuh

    Zat besi adalah fasilitator bagi pengaturan suhu tubuh. Semakin baik

    kapasitas serapan tubuh terhadap zat besi, semakin baik tubuh mengendalikan

    suhu badan.

    f) Membantu Sintesis Neurotransmitter

    Zat besi berperan penting dalam pembentukan beberapa neurotransmitter

    essensial seperti dopamine, norepinephrine, dan serotonin. Neurotransmitter

    adalah bahan kimia yang mengolah dan mengirim sinyal syaraf.

    g) Meningkatkan Kekebalan Tubuh

    Zat besi berperan penting dalam pembentukan sistem kekebalan tubuh untuk

    melawwan penyakit dan infeksi. Kekurangan zat besi menyebabkan tubuh

    mudah terserang penyakit.

  • 22

    h) Membantu Metabolisme

    Zat besi berperan dalam metabolisme energi dalam tubuh, dimana energi

    yang diekstrak dari makanan yang dikonsumsi akan didistribusikan ke

    seluruh tubuh

    i) Membantu Pembentukan Enzim

    Zat besi merupakan komponen penting penyusun beberapa jenis enzim dan

    bahan penting lainnya dalam tubuh seperti myoglobin, cytochrome dan

    katalase

    j) Mencegah dan Menyembuhkan Anemia

    Kekurangan asupan zat besi dari makanan dapat menyebabkan anemia

    (kurang darah). Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi

    dapat menyembuhkan beberapa jenis penyakit anemia.

    c. Sumber Besi

    Ada dua jenis zat besi dalam makanan, yaitu zat besi yang berasal dari hem

    dan bukan hem. Walaupun kandungan zat besi hem dalam makanan hanya antara 5

    10% tetapi penyerapannya hanya 5%. Makanan hewani seperti daging, ikan dan

    ayam merupakan sumber utama zat besi hem. Zat besi yang berasal dari hem

    merupakan Hb. Zat besi non hem terdapat dalam pangan nabati, seperti sayur-

    sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan dan buah-buahan (Wirakusumah,1999)

    Asupan zat besi selain dari makanan adalah melalui suplemen tablet zat

    besi. Suplemen ini biasanya diberikan pada golongan rawan kurang zat besi yaitu

    balita, anak sekolah, wanita usia subur dan ibu hamil. Pemberian suplemen tablet

    zat besi pada golongan tersebut dilakukan karena kebutuhan akan zat besi yang

    sangat besar, sedangkan asupan dari makan saja tidak dapat mencukupi kebutuhan

    tersebut. Makanan yang banyak mengandung zat besi antara lain daging, terutama

    hati dan jeroan, apricot, prem kering, telur, polong kering, kacang tanah dan

    sayuran berdaun hijau (Pusdiknakes, 2003).

  • 23

    Tabel nilai gizi berbagai bahan makanan (mg/100 gram)

    Bahan Makanan Nilai Fe Bahan makanan Nilai Fe

    Tempe kacang kedelai murni

    Kacang, kedelai kering

    Kacang hijau

    Kacang merah

    Kelapa tua, daging

    Udang segar

    Hati sapi

    Daging sapi

    Telur bebek

    Telur ayam

    Ikan segar

    Ayam

    Gula kelapa

    10,0

    8,0

    6,7

    5,0

    2,0

    8,0

    6,6

    2,8

    2,8

    2,7

    2,0

    1,5

    2,8

    Biskuit

    Jagung kuning, pipil lama

    Roti putih

    Beras setengah giling

    Kentang

    Daun kacang panjang

    Bayam

    Sawi

    Daun katuk

    Kangkung

    Daun singkong

    Pisang ambon

    keju

    2,7

    2,4

    1,5

    1,2

    0,7

    6,2

    3,9

    2,9

    2,7

    2,5

    2,0

    0,5

    1,5

    d. Kebutuhan Besi

    Kebutuhan besi yang direkomendasikan didefinisikan sebagai jumlah

    minimum zat besi yang berasal dari makanan yang dapat menyediakan cukup besi

    untuk setiap individu yang sehat pada 95 % populasi sehingga dapat terhindar dari

    kemungkinan anemia defisiensi besi (Muhilal, 2000).

    Pada kehamilan, kebutuhan selama trimester kedua dan ketiga tidak dapat

    dipenuhi hanya dengan zat besi yang ada dalam makanan walaupun persediaannya

    tinggi. Penambahan zat besi merupakan indikasi, kecuali kalau simpanan zat besi

    pada awal kehamilan mencapai kira kira 500 mg. Meskipun hilangnya zat besi

    yang berhubungan dengan haid menyusut sampai nol selama kehamilan, zat besi

    tambahan mutlak diperlukan untuk janin, plasenta dan penambahan volume darah

    ibu. Penambahan ini sebesar kira kira 1000 mg zat besi selama hamil (De Maeyer,

    1993)

    Kebutuhan selama trimester pertama relatif kecil yaitu 0,8 mg per hari dan

    meningkat pada trimester II dan III hingga mencapai 6,3 mg per hari. Sebagian dari

  • 24

    peningkatan ini dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi dan peningkatan adaptif

    persentase zat besi yang diserap. Tetapi, bila simpanan zat besi rendah atau tidak

    ada sama sekali dan zat besi yang diserap dari makanan sangat sedikit maka

    suplemen zat besi menjadi penting (De Maeyer, 1993).

    e. Defisiensi Besi

    Defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang paling umum terdapat, baik

    di negara maju maupun di negara berkembang. Defisiensi besi terutama menyerang

    golongan rentan, seperti anak anak, remaja, ibu hamil dan menyusui serta pekerja

    berpenghasilan rendah. Kehilangan besi dapat terjadi karena konsumsi makanan

    yang kurang seimbang atau gangguan absorbsi besi. Di samping itu kekurangan

    besi dapat terjadi karena perdarahan akibat cacingan atau luka, dan akibat penyaki

    penyakit yang mengganggu absorbsi, seperti penyakit gastro intestinal.

    Kekurangan besi terjadi dalam tiga tahap. Tahap pertama terjadi bila

    simpanan besi berkurang yang terlihat dari penurunan feritin dalam plasma hingga

    12 ug/L. Hal ini dikompensasi dengan peningkatan absorbsi besi yang terlihat dari

    peningkatan kemampuan mengikat-besi total (Total-Iron binding capacity/TIBC).

    Pada tahap ini belum terlihat perubahan fungsional pada tubuh. Tahap kedua

    terlihat dengan habisnya simpanan besi, menurunnya jenuh transferin hingga

    kurang dari 16% pada orang dewasa dan meningkatnya protoporfirin, yaitu bentuk

    pendahulu (precursor) hem. Pada tahap ini nilai Hb di dalam darah masih berada

    pada 95% nilai normal. Hal ini dapat mengganggu metabolisme energi, sehingga

    mempengaruhi menurunnya kemampuan bekerja. Pada tahap ketiga terjadi anemia

    gizi besi, dimana kadar Hb total turun di bawah nilai normal. Anemia gizi besi

    berat ditandai oleh sel darah merah yang kecil (mikrositosis) dan nilai hb rendah

    (hipokromia). Oleh sebab itu, anemia gizi besi dinamakan hipokromik mikrositik.

    Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih,

    pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya

    kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka.

    Di samping itu kemampuan mengatur suhu tubuh menurun. Pada anak anak

    kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya

    kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar

  • 25

    Tabel Diagnosa Anemia Defisiensi Besi

    Pemeriksaan Hemoglobin Anemia Defisiensi Besi Normal

    Laki laki dewasa

    Wanita dewasa (tidak hamil)

    Wanita dewasa (hamil)

  • 26

    hormon tiroid. Metabolisme yodium dikendalikan oleh tiroid. Yodium sangat

    penting bagi tubuh. Jumlah total yodium dalam tubuh adalah 25 mg, dan setengah

    dari jumlah itu berada dalam tiroid sebagai thyroglobulin, sebuah kompleks protein

    dan yodium. Yodium juga terdapat dalam darah dalam bentuk yodium anorganik

    dengan konsentrasi bervariasi antara 0,5-1,0 mcg per 100 ml. Yodium digunakan

    untuk memproduksi tiroksin. Tiroksin dihasilkan tiroid. Tiroksin adalah hormon

    yang mengatur aktivitas berbagai organ, mengontrol pertumbuhan, membantu

    proses metabolisme, mengontrol konsumsi oksigen jaringan tubuh, bahkan

    menentukan berapa lama seseorang bertahan untuk hidup.

    Yodium juga mengatur pemanfaatan gula, tingkat produksi energi, dan

    berfungsi mengontrol pertumbuhan tubuh yang optimal. Yodium bisa mengurangi

    ketegangan, menenangkan pikiran, dan menjaga kulit, rambut, gigi, dan kuku agar

    tetap sehat. Yodium membantu dalam sintesis kimia kolesterol. Kelebihan lemak

    dalam tubuh juga akan dibakar oleh yodium.

    Hampir 80% yodium dalam tubuh ditemukan dalam kelenjar tiroid dan

    hampir seluruhnya terdapat dalam hormon tiroid. Menurut ahli endokrinologi,

    Profesor Sri Hartini K.S. Kariadi, kelainan kelenjar tiroid terjadi karena hormon

    tiroid yang terdiri atas hormon T4 (tiroksin) dan T3 yang dihasilkan kelenjar ini

    tidak dapat bekerja sama dengan thyrotropin releasing hormon (TRH), yang

    dihasilkan kelenjar otak. Penyakit yang timbul bisa bermacam-macam, bisa

    hipertiroid atau kelebihan hormon tiroid, hipotiroid atawa kekurangan hormon

    tiroid, gondok, gangguan tulang dan pertumbuhan, hingga tumor atau kanker

    kelenjar tiroid, ujarnya.

    b. Sumber Iodium

    Yodium bisa ditemukan dalam air, makanan, dan garam. Namun yodium

    sangat jarang ditemukan di pegunungan dan dataran tinggi. Air laut umumnya

    mengandung 0,2 mg yodium per liter. Rumput laut dan kerang sangat kaya

    yodium. Sumber terbaik lain yodium adalah ikan laut (salmon, tuna, cod), udang,

    garam beryodium, dan sayuran hijau seperti bayam. Sumber lain yodium termasuk

    susu, daging, dan sereal. Sekitar 90% dari asupan yodium diperoleh dari makanan

    yang dikonsumsi, dan sisanya dari air. Garam biasa yang diperkaya dengan

    natrium atau kalium iodat tersedia bebas di pasaran dan dilabeli sebagai garam

    beryodium.

  • 27

    Sayuran tertentu seperti kubis, kembang kol dan lobak mengandung

    glukosinolat (thiogluosides) yang merupakan goitrogens potensial. Makan terlalu

    banyak sayuran tersebut akan mengurangi ketersediaan yodium dalam tubuh dan

    dapat mengakibatkan penyakit gondok. Konsumsi air yang mengandung klor juga

    dapat membuat yodium hilang dari tubuh.

    c. Kebutuhan Iodium

    Kebutuhan yodium perhari sekitar 1-2 mikrogram per kg berat badan.

    Kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 mikrogram/ hari untuk anak sampai

    umur 10 tahun, 150 mikrogram/ hari untuk orang dewasa. Untuk wanita hamil dan

    menyusui dianjurkan tambahan masing-masing 25 mikrogram dan 50 mikrogram/

    hari.

    d. Defisiensi Iodium

    Sekitar 10% dari populasi dunia memiliki resiko mengalami kekurangan

    yodium karena tinggal di daerah ketinggian, dimana air minum hanya sedikit

    mengandung yodium. Yodium ditambahkan pada garam yang biasa

    diperjualbelikan (garam beryodium). Bila jumlah hormon tiroid dalam serum

    menurun, kelenjar pituitari akan melepaskan thyroid-stimulating hormone (TSH)

    yang merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi lebih banyak tiroksin. Hal ini

    menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang dikenal sebagai struma sederhana,

    yang disertai pembengkakan kaki atau jari kaki, pembesaran kelenjar, lapar yang

    berlebihan, sakit neuralgis di jantung, suara serak, gangguan fungsi mental, kulit

    kering dan mengelupas, rambut yang kasar dan jarang, tidak tahan terhadap udara

    dingin, dan peningkatan berat badan dll. Tanda kekurangan yodium yang lain

    meliputi refleks melambat, tuli, dan susah konsentrasi.

    Kekurangan yodium akan mempengaruhi fisik dan mental, obesitas, dan

    pengerasan pembuluh darah. Kurangnya diet yodium bisa pula memicu anemia,

    kelelahan, kehilangan minat pada seks, denyut jantung melambat, tekanan darah

    rendah, dan peningkatan trigliserida atau kolesterol yang bisa menyebabkan

    penyakit jantung. Anak-anak yang kekurangan yodium akan mengalami hambatan

    pertumbuhan (kerdil), dan mengalami keterbelakangan kecerdasan. Seorang wanita

    hamil yang kekurangan yodium dapat berisiko untuk terjadi keguguran dan bayi

    lahir mati. Janin dapat mengalami hambatan dalam pertumbuhan, dan dapat terjadi

  • 28

    kelainan pada otak. Jika tidak ditangani segera setelah dilahirkan, maka dapat

    terjadi retardasi mental dan perawakan tubuh yang pendek (kretinisme).

    Kekurangan yodium dapat dipastikan dengan pemeriksaan darah, dimana

    ditemukan kadar hormon tiroid yang rendah atau tingginya kadar TSH (Thyroid

    stimulating hormone) atau adanya goiter (pembesaran kelenjar tiroid) pada orang

    dewasa. Kadar yodium pada air kemih diperiksa, semakin rendah kadar yodium

    dalam air kemih, maka semakin berat kekurangan yodium yang terjadi.

    Pemeriksaan penunjang, seperti ultrasonografi atau scan tiroid dapat dilakukan

    untuk melihat kelenjar tiroid dan kelainan yang terjadi. Pengobatan dilakukan

    dengan pemberian yodium tambahan. Bayi juga dapat mendapatkan tambahan

    hormon tiroid, terkadang diberikan seumur hidup.

    e. Kelebihan Iodium

    Kelebihan mengkonsumsi yodium jarang terjadi. Kelebihan yodium di

    dalam tubuh biasanya terjadi akibat mengkonsumsi supplemen yodium untuk

    mengobati kekurangan yodium di dalam tubuh dalam waktu lama. Terkadang

    orang-orang yang tinggal di dekat laut mengkonsumsi terlalu banyak yodium

    karena mereka memakan banyak makanan laut dan rumput laut, serta minum air

    yang tinggi yodium.

    Mengkonsumsi terlalu banyak yodium biasanya tidak mempengaruhi fungsi

    kelenjar tiroid, tetapi terkadang juga dapat mempengaruhinya. Hal ini dapat

    menyebabkan kelenjar tiroid menjadi terlalu aktif dan menghasilkan hormon tiroid

    yang berlebihan (hipertiroidisme). Akibatnya, kelenjar tiroid menjadi membesar,

    sehingga terbentuk goiter (goiter juga dapat terbentuk ketika kelenjar tiroid

    menjadi kurang aktif). Jika seseorang mengkonsumsi yodium dalam jumlah yang

    sangat besar, maka ia dapat mengalami rasa tidak enak pada mulutnya dan

    menghasilkan air liur yang lebih banyak. Terlalu banyak mengkonsumsi yodium

    juga dapat membuat kelenjar tiroid menjadi kurang aktif, terutama jika kelenjar

    tiroid telah kurang aktif sebelumnya. Dugaan hipertiroidisme atau hipotiroidisme

    akibat yodium yang berlebihan didasarkan dari gejala-gejala yang ada, terutama

    pada orang-orang yang dilaporkan mengkonsumsi yodium tambahan, tinggal di

    dekat laut, atau mengkonsumsi makanan laut dalam jumlah besar. Pemeriksaan

    darah dilakukan untuk mengukur kadar hormon tiroid dan TSH.

  • 29

    BAB 3

    PEMBAHASAN

    Mineral memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan manusia seperti yang sudah

    dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, namun ada beberapa jenis mineral yang berbahaya

    bagi tubuh terutama jika dikonsumsi secara berlebihan. Keracunan akibat asupan mineral

    yang berlebihan itu jarang terjadi pada orang-orang yang sehat. Ginjal yang berfungsi

    normal bisa mengatur konsentrasi mineral di dalam tubuh dengan mengeluarkan jumlah

    yang berlebihan melalui urine. Gejala-gejala dari keracunan asupan itu kemungkinan besar

    terjadi pada mereka yang menderita gagal ginjal akut atau kronis.

    Di alam terdapat beberapa mineral yang berbahaya bagi kesehatan. Mineral

    berbahaya tersebut relatif susah untuk dihindari apalagi jika sudah mencemari lingkungan,

    misalnya kondisi di dekat pabrik kimia, akan mudah sekali masuk ke dalam tubuh manusia

    dalam beragam cara, bisa melalui hewan ternak, air, tanah, dan lainnya. Arsen, merkuri,

    timbal merupakan beberapa mineral yang harus diwaspadai. Berikut ini akan dijelaskan

    terkait kasus keracunan mineral yang pernah ada.

    3.1 Kasus Keracunan Arsen

    a. 77 Juta Warga Bangladesh Konsumsi Air Tercemar Arsenik

    Dhaka - Lebih dari 77 juta warga

    Bangladesh keracunan air yang

    tercemar arsenik.

    Temuan mengejutkan ini terungkap

    dalam jurnal medis The Lancet

    yang dirilis. Menurut The Lancet,

    selama dekade silam, lebih dari 20

    persen kematian yang tercatat

    dalam penelitian terhadap 12.000

    orang di distrik Araihazar, Dhaka, disebabkan air yang tercemar arsenik. Beberapa

    pakar memperkirakan antara 35 dan 77 juta warga di Bangladesh secara kronis telah

    keracunan air yang tercemar arsenik. Penyebabnya ialah kampanye air bersih yang

    salah arah sehingga menimbulkan bencana pada era 1970-an. Jutaan sumur digali

  • 30

    untuk menyediakan warga desa air bersih, air yang bebas kuman. Banyak dari sumur

    yang digali itu ternyata dibuat tidak hati-hati, di atas lapisan tanah dangkal yang secara

    alami banyak mengandung arsenik. Akibatnya, air yang keluar dari sumur itu pun

    tercemar arsenik dan dikonsumsi warga.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut krisis arsenik Bangladesh itu sebagai

    keracunan massa terbesar sebuah populasi dalam sejarah umat manusia. Beberapa

    penyelidikan sebelumnya menunjukkan risiko kesehatan akibat air yang tercemar

    arsenik. Namun, belum diketahui pasti berapa persen level kontaminasi yang dapat

    mengakibatkan seseorang sakit. Dalam penelitian terbaru yang dirilis Sabtu (19/6),

    pakar medis memeriksa kesehatan serta contoh urine dan darah dari beberapa

    sukarelawan setiap dua tahun sekali. Peneliti juga mengambil contoh air sumur

    setempat untuk diperiksa kadar arsenik yang terkandung di dalamnya.

    Setelah enam tahun berlangsung, dari 407 kematian terjadi akibat berbagai sebab, 21

    persen kasus kematian itu dapat dikaitkan dengan kandungan arsenik dalam air yang

    melebihi ambang batas normal berdasarkan rekomendasi WHO. Berbagai kematian itu

    terkait dengan penyakit kronis yang 24 persen dikaitkan dengan racun arsenik pada

    level yang tinggi. Pemerintah Bangladesh bereaksi hati-hati terhadap hasil penelitian

    tersebut. Sejujurnya, saya ragu dengan penemuan itu. Saya ingin memeriksa

    metodologi mereka lebih rinci," papar Menteri Kesehatan Bangladesh AFM Ruhal

    Haque, kemarin. Sumur-sumur itu merupakan masalah, tapi pemerintah telah

    memeriksa semua sumur dan saat kami menemukan ada yang terkontaminasi arsenik,

    kami mengumumkannya.

    Setelah itu kami melarang warga desa menggunakannya," ujar Haque. Pemerintah juga

    mendistribusikan alat penyaring baru yang dapat membersihkan air yang

    terkontaminasi arsenik ke berbagai wilayah. Selain itu pemerintah juga memperluas

    pembersihan air permukaan tanah dan jaringan distribusinya, ungkap Haque. Hasil

    penelitian menunjukkan, saat dibandingkan dengan level arsenik terendah, yakni

    kurang dari 10 mikrogram arsenik per liter air, orang-orang yang mengonsumsi air

    mengandung 1050 mikrogram arsenik per liter air, memiliki 34 persen risiko

    kematian. Dengan level antara 150 dan 864 mikrogram arsenik, ada 64 persen risiko

    kematian. Menurut penelitian itu pula, lebih dari 70 negara, termasuk Amerika Serikat,

    India, dan Meksiko, juga menghadapi masalah kontaminasi arsenik yang serius.

  • 31

    Dalam studi itu, 23 persen sukarelawan di Bangladesh mengonsumsi air dengan kadar

    10 mikrogram arsenik per liter, batas maksimal yang direkomendasikan PBB. Saat ini

    Bangladesh menetapkan standar batas maksimal 50 mikrogram arsenik per liter air.

    Sebanyak 21 persen warga Bangladesh mengonsumsi air dengan kadar arsenik antara

    10 dan 50 mikrogram. Sebanyak 31 persen warga mengonsumsi antara 50 dan 150

    mikrogram arsenik, 25 persen mengonsumsi 150 hingga 864 mikrogram arsenik,

    sebagai batas maksimal. Arsenik yang melampaui batas normal dapat mengakibatkan

    penyakit kanker hati, ginjal, kandung kemih dan kulit, serta penyakit jantung.

    Dampak keracunan arsenik terlihat dalam jangka panjang. Karena itu, solusi jangka

    pendek tidak akan menyelesaikan masalah. Risiko kematian tetap sama. Okezone.com

    Senin, 21 Juni 2010.

    b. Analisis Kasus Keracunan Arsen

    Arsen (As) atau sering disebut arsenik adalah suatu zat kimia yang ditemukan

    sekitar abad-13. Sebagian besar arsen di alam merupakan bentuk senyawa dasar yang

    berupa substansi inorganik. Arsen inorganik dapat larut dalam air atau berbentuk gas

    dan terpapar pada manusia. Menurut National Institute for Occupational Safety and

    Health (1975), arsen inorganik bertanggung jawab terhadap berbagai gangguan

    kesehatan kronis, terutama kanker. Arsen juga dapat merusak ginjal dan bersifat racun

    yang sangat kuat.

    Keracunan arsenik dapat terjadi secara akut akibat konsumsi arsen berlebih

    atau kronis akibat terpapar terus-menerus meski dalam kadar rendah (misalnya karena

    meminum air yang terkontaminasi arsen melebihi batas ambang aman tertinggi).

    Masuknya arsenik dalam jumlah besar ke dalam tubuh secara mendadak menyebabkan

    serangan akut berupa rasa sangat sakit perut akibat sistem pencernaan rusak, muntah,

    diare, rasa haus yang hebat, kram perut, dan akhirnya syok, koma, dan kematian.

    Paparan dalam jangka waktu lama, seperti meminum air terkontaminasi arsen, dapat

    menyebabkan napas berbau, keringat berlebih, otot lunglai, perubahan warna kulit

    (menjadi gelap), penyakit pembuluh tepi, parestesia tangan dan kaki (gangguan saraf),

    blackfoot disease dan kanker kulit.

    Keracunan sumur di Bangladesh merupakan masalah yang rumit, jutaan orang

    mengambil air minum dari sumur yang dibor melalui lapisan batu yang mengandung

  • 32

    arsenik. Peracunan kronik, level rendah seperti di Banglades menyebabkan korbannya

    menderita kanker. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut krisis arsenik

    Bangladesh itu sebagai keracunan massa terbesar sebuah populasi dalam sejarah umat

    manusia. Arsenik banyak digunakan dalam bidang medis sejak berabad-abad, dan

    digunakan dengan luas dalam perawatan sifilis sebelum ditemukannya penisilin; lalu

    diganti dengan pengobatan lain seperti obat sulfa dan kemudian antibiotik. Arsenik

    merupakan bahan dalam banyak tonik, dan dalam era Viktoria, beberapa wanita

    memakan campuran cuka, kapur dan arsenik untuk memutihkan kulit mereka.

    Menteri Kesehatan Bangladesh AFM Ruhal Haque menyatakan telah

    melakukan beberapa tindakan terkait masalah tersebut yaitu dengan melarang warga

    desa menggunakan air sumur tersebut. Selain itu pemerintah juga mendistribusikan

    alat penyaring baru yang dapat membersihkan air yang terkontaminasi arsenik ke

    berbagai wilayah serta memperluas pembersihan air permukaan tanah dan jaringan

    distribusinya.

    Penggunaan filter air adalah salah satu langkah tepat yang dapat kita

    aplikasikan untuk menhilangkan arsenic pada air yang digunakan. Terutama jika air

    tersebut digunakan untuk kebutuhan memasak, minum atau mandi dengan air hangat,

    maka kita harus menjamin betul bahwa tidaka ada material arsenic atau material kimia

    lainnya di dalam air tersebut.

    3.2 Kasus Keracunan Merkuri

    a. Waspada, Keracunan Merkuri dari Kosmetik

    Kompas.com - Definisi cantik bagi

    kebanyakan perempuan tak jauh dari

    citra yang digaungkan di media massa,

    rambut lurus, langsing, dan berkulit

    putih. Terjerat mitos tersebut, banyak

    perempuan tak peduli lagi apakah

    produk perawatan kecantikan yang

    dipakai mengandung zat berbahaya atau

    tidak.

  • 33

    Pada hampir penyelidikan yang dilakukan di sejumlah daerah, Badan Pengawasan

    Obat dan Kosmetik (BPOM) kerap menemukan kosmetik dengan kandungan bahan

    berbahaya, terutama merkuri. Jumlahnya bukan cuma sedikit, tapi ribuan. Sebagian

    besar adalah produk ilegal dari China.

    Produk tersebut biasanya pemutih kulit, krim perawatan kulit (krim pagi/malam),

    lipstik, pewarna kelopak mata, dan produk make up lain. Paparan merkuri bisa

    menyebabkan dampak serius bagi kesehatan. "Bisa merusak ginjal dan sistem saraf.

    Selain itu efeknya pada janin adalah mengganggu perkembangan otak, juga pada bayi

    dan balita," kata Charles Lee, dari Food and Drug Adminitration (FDA) AS. Yang

    perlu diwaspadai, kita tetap bisa terpapar merkuri meski tak menggunakannya secara

    langsung ke kulit. Menurut Lee, seseorang, terutama anak-anak, bisa terpapar merkuri

    hanya dengan menghirup uap dari benda-benda yang mengandung merkuri. "Anak-

    anak juga bisa terpapar jika mereka menyentuh orangtuanya yang memakai produk

    mengandung merkuri. Apalagi jika tanpa sengaja anak memasukkan tangannya ke

    mulut," katanya.

    Apabila terserap kulit, merkuri akan masuk ke aliran darah dan sistem saraf sehingga

    bisa menimbulkan efek pusing, mudah marah, susah tidur, dan dalam jangka panjang

    merusak ginjal. Kompas.com Senin, 17 Maret 2013.

    b. Analisis Kasus Keracunan Merkuri

    Merkuri adalah nama lain dari air raksa yang mempunyai kode kimia (Hg)

    merupakan molekul sejenis logam yang banyak terdapata di batu-batuan, biji tambang,

    tanah, udara, dan terdapat pula pada air. Merkuri dalam bentuk aslinya berbentuk

    cairan dengan warna khas abu-abu, tidak memiliki bau dengan berat 200,59. Bahan

    kimia merkuri tidak bisa larutdalam aiar, alcohol, asam hidroklorida hydrogen bromide

    dan hydrogen iodide namun merkuri bisa larut bialaberinteraksi dengan asam nitrat,

    asam sulfurik panas serta lipid.

    Bahan merkuri banyak digunakan sebagai pemutih kulit, krim perawatan kulit

    (krim pagi/malam), lipstik, pewarna kelopak mata, dan produk make up lain yang

    mana penggunaan tersebut memliki efek sangat buruk bagi kesehatan tubuh khusunya

    kulit wajah. Pada penggunaan jangka waktu lama, merkuri pada krim pemutih wajah

  • 34

    akan terserap melewati kulit muka dan ikut mengalir melalui peredaran pembuluh

    darah. Kemidian zat merkuri akan mengendap di organ ginjal yang dalam waktu lama

    akan menyebabkan penyakit ginjal. Resiko lain dari pemakaian kosmetik bermerkuri

    akan dapat menimbulkan keracunan kulit (kanker kulit). Menurut Charles Lee, dari

    Food and Drug Adminitration (FDA) AS menyatakan bahwa selain dapat merusak

    ginjal dan system saraf, merkuri juga berefek pada janin juga bayi dan balita dimana

    perkembangan otak mereka akan terganggu.

    Hal yang perlu diwaspadai, kita tetap bisa terpapar merkuri meski tak

    menggunakannya secara langsung ke kulit. Menurut Lee, seseorang, terutama anak-

    anak, bisa terpapar merkuri hanya dengan menghirup uap dari benda-benda yang

    mengandung merkuri. "Anak-anak juga bisa terpapar jika mereka menyentuh

    orangtuanya yang memakai produk mengandung merkuri. Apalagi jika tanpa sengaja

    anak memasukkan tangannya ke mulut," katanya. Apabila terserap kulit, merkuri akan

    masuk ke aliran darah dan sistem saraf sehingga bisa menimbulkan efek pusing,

    mudah marah, susah tidur, dan dalam jangka panjang merusak ginjal.

    Beberapa tips memilih kosmetik yang tidak mengandung merkuri, anta lain :

    1. Periksa label produk kosmetik pencerah kulit atau antipenuaan (anti-aging). Jangan

    beli produk yang mengandung kata "mercurous chloride", "calomel", "mercuric",

    "mercurio", atau "mercury".

    2. Jika produk tidak memiliki label atau daftar kandungannya, jangan gunakan

    produk tersebut. Undang-undang mewajibakan daftar kandungan disebut dalam

    kemasan obat atau kosmetik.

    3. Sebaiknya Anda tidak membeli produk yang tidak memiliki label bahasa

    Indonesia.

    4. Bila Anda curiga produk kosmetik yang sekarang digunakan mengandung merkuri,

    segera hentikan.

    Oleh karenanya, setelah kita mengetahui bahaya merkuri pada cream dan

    pemutih atau produk make up lainnya diharapakan lebih berhati-hati dalam

    menentukan dan membeli kosmetik, alat kecantikan khusunya cream muka dan

    pemutih wajah, gunakan produk yang legal dan mendapat ijin edar dari BPOM.

  • 35

    3.3 Kasus Keracunan Timbal

    a. 24 Anak Keracunan Timbal Pabrik Baterai

    Beijing - Sebanyak 24 anak, berusia sembilan bulan hingga 16 tahun, harus dirawat di

    rumah sakit karena keracunan timbal yang disebabkan oleh pabrik-pabrik baterai di

    desa mereka di China timur.

    Itu merupakan kasus terbaru dalam serangkaian kasus keracunan timbal dari pabrik

    baterai di China dalam beberapa tahun terakhir. Kantor berita China, Xinhua, Rabu

    (5/1) malam, mengatakan, pihak berwenang setempat telah menutup dua pabrik baterai

    di Kabupaten Huaining di Provinsi Anhui setelah uji laboratorium menemukan bahwa

    setidaknya 200 anak setempat memiliki kandungan timbal yang tinggi dalam darah

    mereka. Sebanyak 24 orang dari mereka bahkan harus dirawat di rumah sakit.

    Xinhua melaporkan, pabrik-pabrik itu terletak tepat di seberang jalan rumah warga

    meskipun peraturan menetapkan bahwa pabrik baterai tidak boleh terdapat dalam

    radius 500 meter dari komunitas perumahan. Laporan itu tidak menyebutkan, kapan

    pabrik-pabrik itu mulai beroperasi, atau apa jenis baterai yang diproduksi pabrik-

    pabrik tersebut. Laporan itu juga tidak menjelaskan bagaimana anak-anak itu terpapar,

    tetapi pabrik-pabrik baterai dapat mencemari udara dan tanah dengan emisinya.

    China merupakan produsen dan konsumen terbesar timbal di dunia, yang merupakan

    sebuah komponen kunci dalam pembuatan baterai. Kasus-kasus baru kerancunan

    timbal secara rutin mencuat di negeri itu, yang menegaskan tingginya tingkat polusi di

    desa-desa di China.

    "Anak saya sekarang sangat rewel dan gelisah. Dia banyak berteriak," lapor Xinhua

    yang mengutip Huang Dazhai, ayah seorang bocah berusia lima tahun yang memiliki

    kadar timbal 330,9 mikrogram dalam setiap liter darahnya. Dengan kandungan timbal

    100 mikrogram per liter saja sudah cukup untuk merusak perkembangan otak pada

    anak-anak. Kompas.com. Kamis, 6 Januari 2011

    b. Analisis Kasus Keracunan Timbal

    Timbal (Pb) merupakan salah satu mineral yang berbahaya, biasanya banyak

    ditemukan pada baterai, tambahan bensin yaitu tetraethyl lead (TEL) dan hasil

  • 36

    pembakarannya, cat, beberapa insektisida, asap rokok, serta limbah industri. Pada asap

    rokok ditemukan timbal sekitar 0,017-0,98 mikrogram/rokok, dari sini bisa diketahui

    bahwa perokok itu sebenarnya sudah diracuni ole timbal.

    Timbal dapat masuk ke tubuh manusia melalui inhalasi, absorpsi timbal pada

    sayuran, asap hasil pembakaran TEL yang diabsorpsi kulit, serta air minum yang

    terkontaminasi timbal organik atau ion timbal. Pada contoh kasus di atas, diketahui

    bahwa sebanyak 24 anak di Beijing harus dirawat di rumah sakit karena mengalami

    keracunan timbal akibat kegiatan produksi oleh pabrik baterai. Kemudian setelah

    dialakukan uji laboratorium ditemukan bahwa setidaknya 200 anak setempat memiliki

    kandungan timbal yang tinggi dalam darah mereka.

    Fisik timbal sangat mirip dengan kalsium, sehingga timbal dapat masuk ke

    peredaran darah dan sel saraf menggantikan kalsium. Adanya timbal dalam peredaran

    darah dan dalam otak mengakibatkan berbagai gangguan fungsi jaringan dan

    metabolisme. Gangguan mulai dari sintesis haemoglobin darah, gangguan pada ginjal,

    sistem reproduksi, penyakit akut atau kronik sistem syaraf, serta gangguan fungsi paru-

    paru. Riset di negara Inggris menyebutkan IQ seorang anak kecil dapat menurun dua

    poin jika terdapat 10-20 myugram/dl dalam darah. Menurut lembaga kesehatan di

    Inggris, keracunan kronik dapat terjadi pada anak-anak jika terdapat lebih dari 1,4

    mikromol timbal per liter darah. Jelas saja ke 24 anak itu harus dirawat inap di rumah

    sakit, salah seorang ayah menuturkan jika anaknya yang berusia lima tahun memiliki

    kadar timbal 330,9 mikrogram dalam setiap liter darahnya. Padahal kandungan timbal

    100 mikrogram per liter saja sudah cukup untuk merusak perkembangan otak pada

    anak-anak.

    Kejadian ini perlu ditindak lanjuti mengingat pabrik-pabrik tersebut telah

    melakukan pelanggaran. Dalam hal ini diperlukan adanya peran pemerintah, dimana

    pemerintah Beijing pastinya mempunyai peraturan terkait kejadian ini harus lebih

    tegas dan mengikat, karena telah diketahui bahwa mereka merupakan produsen dan

    konsumen timbal terbesar di dunia dan hal ini sangat berbahaya bagi kelangsungan

    hidup manusia yang ada di sekitarnya.

  • 37

    BAB 4

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Mineral merupakan suatu padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang

    memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Mineral termasuk

    dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat

    kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak

    termasuk). Berdasarkan jenis dan fungsinya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi

    dua, yaitu mineral organik (esensial) dan mineral anorganik (non-esensial). Menurut

    bentuk dan jumlah kebutuhannya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi dua, yaitu

    mineral makro (contohnya Ca, P, Mg, Na, Cl, K, dan S) dan mineral mikro (contohnya

    Fe, Zn, I, Se, Cu, Mn, Cr, F, dan Co).

    Fungsi natrium memelihara volume darah, menjaga keseimbangan asam basa

    di dalam tubuh, mengatur keseimbangan cairan dalam sel, menjaga fungsi saraf,

    berperan dalam pengaturan kepekaan otot dan saraf, berperan dalam transmisi saraf

    yang menghasilkan terjadinya kontraksi otot, berperan dalam absorpsi glukosa. Akibat

    kekurangan natrium dapat menyebabkan kejang, apatis, kehilangan nafsu makan dan

    akibat kelebihan dapat menyebabkan edema dan hipertensi.

    Fungsi kalium membantu menurunkan tekanan darah, berperan dalam

    kontraksi otot, berperan dalam denyut jantung, berperan dalam penyampaian impuls

    saraf di seluruh tubuh, bersama natrium pemeliharaan keseimbangan cairan dan

    elektrolit serta keseimbangan asam basa,. Akibat kekurangan kalium dapat

    mengakibatkan menurunkan nafsu makan, pertumbuhan terhambat, otot lemah,

    degenerasi organ vital, kelainan syaraf, dan akibat kelebihan hiperkalemia akut yang

    dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian.

    Fungsi kalsium pembentukan tulang, pembentukan gigi, mengatur pembekuan

    darah, katalisator reaksi-reaksi biologik, kontraksi otot. Akibat kekurangan kalsium

    osteoporosis, kram otot, palpitasi, hipertensi, rickets, penurunan kognitif, depresi.

    Berbeda dengan zat besi yang dapat mengakibatkan pucat, rasa lemah, letih, pusing,

    kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan kerja,

    menurunnya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka. Pada anak anak

  • 38

    kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya kemampuan

    untuk berkonsentrasi dan belajar.

    Iodium berfungsi yodium sangat dibutuhkan oleh kelenjar tiroid (kelenjar yang

    agak besar dan berada di leher depan bagian bawah) untuk pembentukan hormon tiroid

    untuk memproduksi tiroksin. Tiroksin adalah hormon yang mengatur aktivitas

    berbagai organ, mengontrol pertumbuhan, membantu proses metabolisme, bahkan

    menentukan berapa lama seseorang bertahan untuk hidup. Akibat kekurangan yodium

    dapat mengakibatkan pembesaran kelenjar tiroid yang dikenal sebagai struma

    sederhana, yang disertai pembengkakan kaki atau jari kaki, pembesaran kelenjar, lapar

    yang berlebihan, sakit neuralgis di jantung, dan lainnya.

    Keracunan akibat asupan mineral yang berlebihan itu jarang terjadi pada

    orang-orang yang sehat. Ginjal yang berfungsi normal bisa mengatur konsentrasi

    mineral di dalam tubuh dengan mengeluarkan jumlah yang berlebihan melalui urine.

    Gejala-gejala dari keracunan asupan itu kemungkinan besar terjadi pada mereka yang

    menderita gagal ginjal akut atau kronis. Mineral seperti seng, kromium, besi, mangan,

    dan tembaga diperlukan tubuh dalam konsentrasi kecil, tetapi dapat menjadi racun

    dalam jumlah besar. Ketika mineral berbahaya seperti arsen, merkuri, dan timbal

    masuk dalam tubuh, elemen ini akan menggantikan tempat mineral-mineral lain yang

    dibutuhkan tubuh seperti seng, tembaga, magnesium, dan kalsium, lalu mineral

    tersebut akan beredar dalam sistem fungsi organ.

    4.2 Saran

    Mineral merupakan salah satu zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh,

    meskipun sangat sedikit jumlah yang diperlukan oleh tubuh namun harus tercukupi

    kebutuhannya agar tidak terjadi penyakit-penyakit yang ditimbulkan akibat

    kekurangan atau kelebihan mineral tersebut. Namun dalam pemenuhan kebutuhan

    akan mineral tersebut harus disesuaikan berdasarkan kebutuhan tubuh, jenis kelamin,

    usia dan kondisi fisik karena setiap orang berbeda-beda dalam pemenuhannya.

  • 39

    DAFTAR PUSTAKA

    xa.yimg.com/kq/groups/21827171/941242974/name/MINERAL.pptx [diakses pada

    tanggal 15 Maret 2014]

    id.wikipedia.org/wiki/Mineral [diakses pada tanggal 15 Maret 2014]

    http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium [diakses pada tanggal 15 Maret 2014]

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kalium [diakses pada tanggal 15 Maret 2014]

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kalsium [diakses pada tanggal 15 Maret 2014]

    http://id.wikipedia.org/wiki/Mineral Besi [diakses pada tanggal 15 Maret 2014]

    http://id.wikipedia.org/wiki/Yodium [diakses pada tanggal 16 Maret 2014]

    http://www.deherba.com/waspadai-mineral-berbahaya-karena-asupannya-berlebihan.html

    [diakses pada tanggal 16 Maret 2014]

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21579/4/Chapter%20II.pdf [diakses pada

    tanggal 17 Maret 2014]

    http://www.litbang.depkes.go.id/klinik_gaki [diakses pada tanggal 17 Maret 2014]

    http://regional.kompas.com/read/2010/08/09/19285660/twitter.com [diakses pada tanggal

    17 Maret 2014]

    http://mukono.blog.unair.ac.id/2009/09/09/arsen-as-dampak-terhadap-kesehatan-serta-

    penanggulangannya-prof-drdrhjmukonomsmph/ [diakses pada tanggal 16 Maret 2014]

    http://kesmas-unsoed.info/2010/10/makalah-toksikologi-industri-arsen.html [diakses pada

    tanggal 16 Maret 2014]

    bpk.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/article/download/243/308 [diakses pada tanggal

    16 Maret 2014]

    http://internasional.kompas.com/read/2011/01/06/11335990/24.Anak.Keracunan.Timbal.P

    abrik.Baterai [diakses pada tanggal 16 Maret 2014]