mineral dan keracunan mineral.pdf
TRANSCRIPT
-
MINERAL DAN KERACUNAN MINERAL
(Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmakologi Sosial dan Pengelolaan Obat)
Disusun Oleh:
Abdul Latif (102110101001)
Luky Diah Anggraeni (102110101111)
Rani Romadaniyati (122110101009)
Ulfa Mawaddaturrokhmah (122110101028)
Putri Suci W (122110101053)
Siti Fatimatun Navisah (122110101076)
Aminatul Laila (122110101089)
Dian Kusuma Wardani (122110101114)
Mohammad Thomi F. (122110101161)
Anggi Aditama (122110101196)
Kelas:
Farmakologi Sosial dan Pengelolaan Obat A
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2014
-
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala
puji hanya bagi-Nya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW serta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.
Puji syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan segala rahmat, hidayah, serta inayah-Nya. Sehingga, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Mineral dan Keracunan Mineral ini dengan baik
dan lancar. Kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Husni Abdul Gani, M.S. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Jember
2. Ibu Fifteen Aprila Fajrin, S.Farm., M.Farm., Apt selaku dosen mata kuliah
Farmakologi Sosial dan Pengelolaan Obat, serta
3. Semua teman-teman yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi Sosial dan
Pengelolaan Obat. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan ini pasti terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk meyempurnakan makalah ini.
Jember, 17 Maret 2014
Penyusun
-
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................... ii
Bab 1 Pendahuluan ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 2
Bab 2 Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 3
2.1 Definisi Mineral .................................................................................................... 3
2.2 Pembagian Mineral ................................................................................................ 4
2.2.1 Natrium dan Kalium ................................................................................ 6
Fungsi dan Hubungan dengan Transmisi Sinyal .................................... 6
Sumber Natrium dan Kalium .................................................................. 7
Kebutuhan Natrium dan Kalium ............................................................. 8
Pengaruh Pemrosesan Makanan pada Kadar Natrium .......................... 8
Hubungan Natrium dengan Hipertensi ................................................... 9
2.2.2 Kalsium ................................................................................................... 11
Fungsi Kalsium dalam Tubuh ................................................................. 11
Hubungan dengan Pengaturan Hormon Tiroid dan Paratiroid ............. 13
Sumber Kalsium ...................................................................................... 14
Kebutuhan Kalsium ................................................................................. 14
Defisiensi Kalsium .................................................................................. 14
2.2.3 Besi .......................................................................................................... 16
Absorbsi Besi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi ........................... 16
Fungsi Besi .............................................................................................. 21
Sumber Besi ............................................................................................. 22
Kebutuhan Besi ....................................................................................... 23
Defisiensi Besi ......................................................................................... 24
2.2.4 Iodium ..................................................................................................... 25
Fungsi dan Hubungan dengan Hormon Tiroid ....................................... 25
Sumber Iodium ........................................................................................ 26
-
iii
Kebutuhan Iodium ................................................................................... 27
Defisiensi Iodium .................................................................................... 27
Kelebihan Iodium .................................................................................... 28
Bab 3 Pembahasan ..................................................................................................... 29
3.1 Kasus Keracuan Arsen ........................................................................................... 29
3.2 Kasus Keracunan Merkuri...................................................................................... 32
3.3 Kasus Keracunan Timbal ....................................................................................... 35
Bab 4 Penutup ............................................................................................................ 37
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 37
4.2 Saran ....................................................................................................................... 38
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 39
-
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia pasti membutuhkan mineral di dalam tubuhnya. Mineral
merupakan zat makanan yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, oleh karena
itu dibutuhkan asupan dari luar. Mineral memainkan peranan penting dalam berbagai
fungsi tubuh dan diperlukan untuk mempertahankan kehidupan dan menjaga kesehatan
optimal, dan karena menjadi gizi-gizi yang essensial. Sebagian besar mineral di dalam
tubuh manusia itu secara langsung berasal dari tanaman dan air, atau secara tidak
langsung dari makanan-makanan hewani. Namun, kandungan mineral dari air dan
makanan-makanan yang berasal dari tanaman itu bervariasi menurut letak
geografiknya, karena bervariasinya kandungan mineral di dalam tanah dari satu
wilayah ke wilayah lain. Suatu penelitian menemukan bahwa sekitar 10% dari
populasi di dunia memiliki resiko mengalami kekurangan yodium karena tinggal di
wilayah dataran tinggi, dimana air minum hanya sedikit mengandung yodium.
Jumlah mineral yang ada di dalam tubuh seta peranan-peranannya dalam
proses metabolisme tubuh itu sangat bervariasi. Mineral berperan pada tulang dan gigi
serta dalam produksi energi, pembangungan protein, pembentukan darah dan beberapa
proses lainnya. Sebagian proses di dalam tubuh membutuhkan beberapa mineral
sekaligus untuk dapat bekerja sama. Seperti kalsium, magnesium dan fosfor yang
sangat berperan penting dalam pembentukan dan pemeliharaan kesehatan tulang.
Beberapa mineral juga saling bersaing satu sama lain dalam hal penyerapannya, dan
mereka juga berinteraksi dengan gizi-gizi lain, yang bisa mempengaruhi
ketersediannya mereka.
Kebutuhan tubuh tehadap mineral memang dalam jumlah yang relatif kecil
namun manfaatnya cukup besar. Contoh mineral diantaranya sodium, mangan, zat
besi, kalsium, seng, selenium, tembaga, arsen, dan lainnya. Namun demikian, ada
beberapa jenis mineral yang berbahaya bagi tubuh terutama kalau dikonsumsi secara
berlebihan. Mineral berbahaya tersebut relatif susah untuk dihindari apalagi jika sudah
mencemari lingkungan, misalnya kondisi di dekat pabrik kimia, akan mudah sekali
masuk ke dalam tubuh manusia dalam beragam cara, bisa melalui hewan ternak, air,
-
2
tanah, dan lainnya. Arsen, merkuri, timbal merupakan beberapa mineral yang harus
diwaspadai.
Dalam makalah ini akan dibahas permasalahan mengenai mineral serta
kejadian keracunan mineral yang diakibatkan oleh arsen, merkuri dan timbal. Seperti
telah kita ketahui bersama bahwa zat-zat tersebut berbahaya bagi tubuh. Contohnya
potensi bahaya akibat kelebihan asupan arsenic antara lain : keracunan dengan gejala
mulai dari sakit kepala, kebingungan, dan rasa kantuk. Ketika keracunan tersebut
menjadi akut, gejala dapat mencakup hingga muntah dan keberlanjutan dari keracunan
tersebut apabila tidak segera ditindak lanjuti adalah koma bahkan sampai kematian.
Oleh karena itu, kami menyusun makalah yang berjudul Mineral dan Keracunan
Mineral yang selengkapnya akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan mineral?
2. Bagaimana pembagian mineral?
3. Bagaimana fungsi, sumber, kebutuhan, serta keterkaitan mineral dengan proses
metabolisme tubuh?
4. Bagaimana contoh kasus terjadinya keracunan mineral arsen, merkuri, dan timbal?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada pembuatan makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui definisi mineral.
2. Mengetahui pembagian dan macam-macam mineral.
3. Mengetahui fungsi, sumber, kebutuhan, serta keterkaitan mineral dengan proses
metabolisme tubuh.
4. Mengetahui contoh kasus terjadinya keracunan mineral arsen, merkuri, dan timbal.
-
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Mineral
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki
bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk
tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk
dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat
kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak
termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi. (Wikipedia)
Menurut The International Mineralogical Association tahun 1995 telah
mengajukan definisi baru tentang definisi material Mineral adalah suatu unsur atau
senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari
hasil proses geologi. Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.
Dalam mendefinisikan mineral, hingga saat ini masih belum didapatkan
kepastian untuk menerangkan pengertian dari mineral tersebut. Karena memang belum
didapatkan kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada umumnya
dikenal dua defenisi mineral, defenisi klasik yang disimpulkan sebelum tahun 1977
dan defenisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977. Menurut defenisi klasik,
mineral adalah suatu benda padat anorganik yang terbentuk secara alami, bersifat
homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan rumus kimia yang tetap. Dan menurut
defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat yang terdapat dialam dengan komposisi
kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki sifat-sifat fisik dan umumnya berbentuk
kristal yang mempunyai bentuk geometris tertentu.
Hal yang membedakan kedua defenisi tersebut adalah pada defenisi klasik,
yang termasuk mineral hanyalah benda atau zat padat saja. Sedangkan pada defenisi
kompilasi, mineral mempunyai ruang limgkup yang lebih luas karena mencakup
semua zat yang ada dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam pengertian tersebut.
Hal ini salah satunya disebabkan karena ada beberapa bahan yang terbentuk karena
penguraian atau perubahan sisa-sisa tumbuhan dan hewan secara alamiah juga
digolongkan kedalam mineral, seperti batubara, minyak bumi dan tanah diatome.
Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam-garam sederhana sampai
-
4
silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan
organik biasanya tidak termasuk).
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak
atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan
non esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses
fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ.
Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral
makro dan mineral mikro. Mineral makro (>100 mg per hari) diperlukan untuk
membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang
diperlukan dalam jumlah sangat sedikit (< 100mg per hari) dan umumnya terdapat
dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral non esensial adalah logam
yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam
jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk
hidup yang bersangkutan.
2.2 Pembagian / Klasifikasi Mineral
Menurut jenis dan fungsinya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi dua, yaitu :
a) Mineral Organik (esensial)
Mineral organik adalah mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh
kita, yang dapat kita peroleh melalui makanan yang kita konsumsi setiap hari
seperti nasi, ayam, ikan, telur, sayur-sayuran serta buah-buahan, atau vitamin
tambahan. Dalam proses metabolisme energi tubuh, mineral-mineral yang
diperoleh melalui konsumsi bahan pangan dalam keseharian ini akan terlibat
dalam proses pengambilan energi dari simpanan glukosa (glycolysis),
pengambilan energi dari simpanan lemak (lipolysis), pengambilan energi dari
simpanan protein (proteolysis) serta juga terlibat dalam pengambilan energi dari
phosphocreatine (PCr).
Mineral esensial ini diperlukan dalam proses fisiologis, sehingga mineral
golongan ini merupakan unsur nutrisi penting yang jika kekurangan dapat
menyebabkan kelainan proses fisiologis atau disebut penyakit defisiensi mineral.
Mineral ini biasanya terikat dengan protein, termasuk enzim untuk proses
metabolisme tubuh, yaitu kalsium (Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na),
klorin (Cl), sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn),
-
5
mangan (Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan selenium (Se). Selanjutnya, mineral
esensial ini dibedakan menjadi dua yaitu, makromineral (makro) dan trace
mineral (mikro).
b) Mineral Anorganik (non-esensial)
Mineral nonesensial adalah golongan mineral yang tidak berguna, atau
belum diketahui kegunaannya dalam tubuh, sehingga hadirnya unsur tersebut
lebih dari normal dapat menyebabkan keracunan. Mineral tersebut bahkan sangat
berbahaya bagi makhluk hidup, seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As),
kadmium (Cd), aluminium (Al), iron oxide (Besi Teroksidasi), magnesium (Mg),
atau bahan-bahan kimia hasil dari resapan tanah dan lainnya.
Menurut bentuk dan jumlah kebutuhannya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi dua,
yaitu :
a) Mineral Makro
Mineral makro atau mineral utama adalah mineral yang kita perlukan
lebih dari 100mg sehari. Makromineral berfungsi sebagai bagian penting dalam
struktur sel dan jaringan keseimbangan cairan dan elektrolit serta berfungsi di
dalam cairan tubuh baik interseluler maupun ekstraseluler. Contoh : Kalsium
(Ca), Fosfor (P), Magnesium (Mg), Natrium (Na), Klorida (Cl), Kalium (K),
dan Sulfur (S).
b) Mineral Mikro
Mineral runutan atau trace mineral merupakan mineral yang jumlah
kebutuhannya kurang dari (
-
6
Berdasarkan bentuk dan jumlah kebutuhannya, klasifikasi mineral dibedakan
menjadi dua, yaitu mineral makro dan mikro. Kelompok makro terdiri dari unsur unsur
Ca, P, K, Na, Mg dan S. kelompok mikro terdiri dari Fe, I, Cu, Zn, Mn, Co dan Se,
sedangkan kelompok renik terdiri dari unsur F, Mo, As, Cr, Si dan lain lain. Beberapa
unsur mineral ini ada yang termasuk golongan racun dan biasanya masih terdapat di dalam
sel hayati meskipun jumlahnya sangat kecil sekali, contoh unsure tersebut adalah Ag, Hg
dan Pb.
2.2.1 Natrium (Sodium) dan Kalium (Potasium)
a. Fungsi Natrium dan Kalium serta Hubungan dengan Transmisi Sinyal
Natrium dan kalium termasuk dalam jenis mineral makro. Mineral makro
adalah mineral-mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang cukup besar
(>100mg/hari). Sebutan lain untuk natrium ialah sodium, sedangkan kalium ialah
potassium. Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler, 35-40 %
terdapat dalam kerangka tubuh. Adapun fungsi dari natrium ialah :
a) Memelihara volume darah
b) Mejaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh
c) Mengatur keseimbangan cairan dalam sel
d) Menjaga fungsi saraf
e) Berperan dalam pengaturan kepekaan otot dan saraf
f) Berperan dalam transmisi saraf yang menghasilkan terjadinya kontraksi
otot
g) Berperan dalam absorpsi glukosa
Absorpsi dan metabolisme : natrium diabsorpsi di usus halus lalu dibawa
oleh aliran darah ke ginjal untuk disaring kemudian dikembalikan ke aliran darah.
Kelebihan natrium akan dikeluarkan melalui urin yang diatur oleh hormon
aldosteron. Sedangkan kalium merupakan ion yang bermuatan positif dan terdapat
di dalam sel dan cairan intraseluler. Fungsi dari mineral ini ialah :
a) Membantu menurunkan tekanan darah
b) Berperan dalam kontraksi otot
c) Berperan dalam denyut jantung
d) Berperan dalam penyampaian impuls saraf di seluruh tubuh
e) Bersama natrium => pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta
keseimbangan asam basa
-
7
f) Bersama kalsium => berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot
g) Dalam sel => katalisator dalam banyak reaksi biologik (metabolisme
energi, sintesis glikogen, dan protein).
Absorpsi & Ekskresi : kalium diabsorpsi di dalam usus halus. Kalium
dieksresi melalui urin, feses, keringat dan cairan lambung. Kalium dikeluarkan
dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme
pertukaran di dalam tubula ginjal.
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang kompleks,
sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf
mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan
lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan
aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka
terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh
berfungsi sebagai unit yang dinamis. Saraf berfungsi dengan mekanisme
depolarisasi dan repolarisasi. Depolarisasi adalah perubahan muatan ion didalam
sel dari negatif menjadi positif. Perubahan ion tersebut akibat peningkatan Na yang
masuk ke dalam sel akibat rangsangan listrik dan zat kimia. Sedangkan repolarisasi
adalah proses polarisasi kembali dr membran, sel atau serabut, dengan muatan
positif di permukaan luar dan muatan negatif di dalam. Kedua mekanisme tersebut
berkaitan dengan transportasi ion menembus membran (transmembran).
Trans-portasi transmembran tersebut terkait dengan ion natrium dan kalium
sehingga kedua jenis ion ini termasuk jenis ion yang esensial bagi mekanisme
dalam saraf. Mekanisme tersebut memunculkan gelombang depolarisasi. Neuron,
seperti sel-sel lainnya, selalu menciptakan gradien ionik antara kedua sisi membran
plasmanya melalui proses pemompaan ion-ion tertentu. Pemompaan yang
seringkali dilibatkan ialah pemompaan (Na+-K+) yang terkait dengan enzim (Na+-
K+)-ATPase. Proses ini memompa ion K kedalam sel namun memompa ion Na
keluar sel sehingga menghasilkan konsentrasi ionik intrasel maupun ekstrasel oleh
karena proses inilah, maka terjadi kontraksi otot.
b. Sumber Natrium dan Kalium
Beberapa jenis sumber natrium antara lain : garam dapur (NaCl), MSG
(Monosodium Glutamat), kecap, daging, ikan, ungags, susu, dan telur. Secara
alami bahan makanan telah mengandung natrium. Namun, untuk meningkatkan
-
8
kadar natrium dalam makanan ialah dengan penambahan garam untuk menambah
rasa asin pada makanan atau pengawetan makanan dengan garam (contoh: ikan
asin). Beberapa jenis sayuran yang banyak mengandung kalium antara lain : ubi
jalar, sayuran berwarna hijau/gelap, kacang-kacangan, dan kentang. Buah-buahan
yang kaya kalium ialah : buah pisang (merupakan penghasil kalium terbesar),
mampu menghasilkan kalium sekitar 420 mg, jeruk, dan melon. Produk hewani
yang tinggi kalsium ialah : salmon, sarden, tuna, dan daging. Makanan tinggi
kalsium yang lain adalah tepung dan biji bunga matahari.
c. Kebutuhan Asupan Natrium dan Kalium
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan
tubuh. Oleh karena itu, tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. Taksiran
kebutuhan natrium untuk orang dewasa di Indonesia menurut AKG 2012 ialah 500
mg. kebutuhan natrium didasarkan pada kebutuhan untuk pertumbuhan, kehilangan
natrium melalui keringat dan sekresi lain. Penduduk di negera yang panas
membutuhkan lebih banyak natrium daripada penduduk di Negara yang dingin.
WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram
sehari (ekivalen dengan 2400 mg natrium). Pembatasan ini dilakukan mengingat
peranan potensial natrium dalam menimbulkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
Kekurangan natrium menyebabkan : kejang, apatis, kehilangan nafsu makan.
Akibat kelebihan natrium ialah : dapat menyebabkan terjadinya edema serta
hipertensi.
Kalium banyak terdapat dalam bahan makanan karena merupakan bagian
esensial semua sel hidup, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Kebutuhan
kalium untuk orang dewasa di Idonesia menurut AKG 2012 ialah 2000 mg/hari.
Kekurangan kalium jarang terjadi, namun bisa saja terjadi karena kebanyakan
kehilangan melalui saluran cerna atau ginjal. Akibat kekurangan kalium ialah :
menurunkan nafsu makan, pertumbuhan terhambat, otot lemah, degenerasi organ
vital, dan kelainan syaraf. Akibat kelebihan kalium adalah : Hiperkalemia akut
yang dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian.
d. Pengaruh Pemrosesan Makanan pada Kadar Natrium
Monosodium glutamat yang juga dikenal sebagai sodium glutamat atau
MSG, merupakan salah satu sumber natrium. MSG murni sendiri tidak mempunyai
-
9
rasa yang enak jika tidak dikombinasikan dengan bau gurih yang sesuai sehingga
terjadi penambahan zat-zat kimia. Sebagai pemberi cita rasa dalam jumlah yang
tepat, MSG memiliki kemampuan untuk memperkuat senyawa aktif rasa lainnya,
menyeimbangkan, dan menyempurnakan rasa keseluruhan pada masakan tertentu.
MSG tercampur dengan baik dengan daging, ikan, daging unggas, berbagai
sayuran, saus, sup serta meningkatkan kesukaan umum akan makanan tertentu.
Rasa makanan rendah garam akan menjadi lebih baik dengan penambahan MSG,
bahkan dengan pengurangan garam hingga 30%. Kandungan sodium (dalam
persen massa) dalam MSG adalah sekitar 3 kali lebih rendah (12%) daripada dalam
natrium klorida (39%). MSG yang berlebihan akan dengan cepat merusak rasa
masakan dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Dengan sifat-sifat ini, MSG
dapat digunakan untuk mengurangi asupan garam (sodium), yang ikut
menyebabkan timbulnya hipertensi, penyakit jantung, stroke bahkan dalam
penggunaan berlebih jangka panjang juga dapat menyebabkan kerusakan sel-sel
otak dan memicu timbulnya kanker.
e. Hubungan Natrium dengan Hipertensi
Seiiring dengan pertambahan usia, metabolisme dan fungsi organ-organ
tubuh seseorang akan semakin menurun. Berbagai penyakit yang berhubungan
dengan penurunan fungsi organ tersebut lazim disebut dengan penyakit
degenerative sering terjadi, salah satunya ialah hipertensi atau darah tinggi. Namun
yang perlu diwaspadai, hipertensi saat ini tidak hanya masalah bagi kaum lanjut
usia tapi sudah mulai dikeluhkan oleh orang dengan usia lebih muda.
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan
pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa
oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi
sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk
penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu
sebagai peringatan bagi korbannya (Lanny Sustrani, dkk, 2004). Hipertensi adalah
suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas normal. Batas
tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor dapat memicu
terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak
diketahui (hipertensi essential). Penyebab tekanan darah meningkat adalah
-
10
peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari
pembuluh darah dari tepi dan peningkatan volume aliran darah (Kurniawan, 2002).
Dari definisi-definisi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hipertensi
adalah suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik karena gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh
darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Berdasarkan
Riskesdas Nasional tahun 2007, hipertensi merupakan pola penyebab kematian
semua umur ketiga, setelah stroke dan TB, dengan proporsi kematian sebesar
6,8%. Berkembangnya hipertensi sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-
faktor tersebut diantaranya karena mengkonsumsi makanan tinggi lemak hewani,
kurangnya serat, tinggi natrium dan rendah kalium (Lipoeto, 2002). Adapun
hubungan konsumsi garam dengan hipertensi, dan manfaat kalium pada penderita
hipertensi digambarkan dalam diagram berikut :
Stimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal.
Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler
aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari
tubulus ginjal
Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume
cairan ekstraseluler
meningkatkan volume dan tekanan darah. Natrium dan klorida merupakan ion utama
cairan ekstraseluler. Konsumsi natrium yang berlebih
menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat.
Meningkatnya volume cairan ekstraseluler
Hipertensi
-
11
Oleh sebab itu, penderita hipertensi diharapkan dapat mengontrol tekanan
darah secara rutin, mengurangi konsumsi makanan sumber natrium, meningkatkan
konsumsi makanan sumber kalium dan menurunkan berat badan bagi yang obesitas
untuk menghindari terjadinya peningkatan tekanan darah dan mengupayakan untuk
kembali ke tekanan darah yang normal
2.2.2 Kalsium
a. Fungsi Kalsium dalam Tubuh
Kalsium mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh diantaranya
pembentukan tulang dan gigi.
a) Pembentukan Tulang
Kalsium di dalam tulang mempunyai dua fungsi : sebagai bagian
integral dari struktur tulang dan sebagai tempat penyimpanan kalsium. Pada
tahap pertumbuhan janin dibentuk matriks sebagai cikal bakal tulang tubuh.
Bentuknya sama dengan tulang tetapi masih lunak dan lentur hingga setelah
lahir. Matriks yang merupakan sepertiga bagian dari tulang berdiri atas
serabut yang terbuat dari protein kolagen yang diselubungi oleh bahan
gelatin.Segera setelah lahir, matriks mulai menguat melalui proses
kelsifikasi, yaitu terbentuknya kristal mineral. Kristal ini terdiri dari
kalsium fosfat atau kombinasi kalsium fosfat dan kalsium hidroksida yang
dinamakan hidroksiapatit. (3Ca3(PO4)2,Ca(OH)2 ).
Selama pertumbuhan,proses kalsifikasi berlangsung terus dengan
cepat sehingga pada saat anak siap untuk berjalan tulang-tulang dapat
menyangga berat tubuh. Pada ujung tulang panjang ada bagian yang berpori
yang dinamakan trabekula. Yang menyediakan suplai kalsium siap pakai
guna mempertahankan konsentrasi kalsium normal dalam darah. Selama
kehidupan, tulang senantiasa mengalami perubahan, baik dalam bentuk
maupun kepadatan, sesuai dengan usia dan perubahan berat badan.
b) Pembentukan Gigi.
Mineral yang membentuk dentin dan email yang merupakan bagian
tengah dan luar dari gigi adalah mineral yang sama dengan yang
membentuk tulang. Akan tetapi kristal dalam gigi lebih padat dan kadar
airnya lebih rendah. Protein dalam email gigi adalah keratin,sedangkan
-
12
dalam dentin adalah kolagen. Berbeda dengan tulang, gigi sedikit sekali
mengalami perubahan setelah muncul dalam rongga mulut. Pertukaran
antara kalsium gigi dan kalsium tubuh berlangsung lambat dan terbatas
pada kalsium yang terdapat didalam lapisan dentin. Sedikit pertukaran
kalsium mungkin juga terjadi di antara lapisan email dan ludah.
Kalsifikasi gigi susu terjadi pada minggu ke dua puluh tahap janin
dan selesai sebelum gigi keluar. Gigi permanen mulai mengalami
kalsifikasi ketika anak berumur delapan tahun hingga sepuluh tahun. Gigi
lengkap pada usia dewasa hanya mengandung 1% jumlah kalsium tubuh.
Gigi boleh dikatakan tidak mampu memperbaiki diri setelah keluar dari
rongga mulut. Kekurangan kalsium selama masa pembentukan gigi dapat
menyebabkan kerentanan terhadap kerusakan gigi.
c) Mengatur Pembekuan Darah
Bila terjadi luka, ion kalsium didalam darah merangsang
pembebasan fosfolipida tromboplastin dari platelet darah yang
terluka.Tromboplastin ini mengkatalisis perubahan protrombin, bagian
darah normal,menjadi trombin.Trombin kemudian membantu perubahan
fibrinogen, bagian lain dari darah, menjadi fibrin yang merupakan
gumpalan darah.
d) Katalisator Reaksi-reaksi Biologik
Kalsium berfungsi sebagai katalisator berbagai reaksi biologik.,
seperti absorbsi vitamin B12 tindakan emzim pemecah lemak,lipase
pankreas,eksresi insulin oleh pankreas,pembentukan dan pemecahan
asetilkolin,yaitu bahan yang diperlukan dalam memindahkan (transmisi)
suatu rangsangan dari suatu serabut saraf ke serabut saraf lainnya. Kalsium
yang diperlukan untuk mengkatalisis reaksi-reaksi ini diambil dari
persediaan kalsium dalam tubuh.
e) Kontraksi Otot
Pada waktu otot berkontraksi, kalsium berperan dalam interaksi
protein di dalam otot,yaitu aktin dan miosin. Bila darah kalsium kurang dari
normal, otot tidak bisa mengendor sesudah kontraksi. Tubuh akan kaku dan
dapat menimbulkan kejang. Fungsi kalsium lainnya adalah meningkatkan
fungsi transport membran sel, kemungkinan dengan bertindak sebagai
stabilisator membran,dan transmisi ion melalui membran organel sel.
-
13
b. Hubungan Kalsium dengan Pengaturan Hormon Tiroid dan Paratiroid
Kalsium di dalam serum berada dalam tiga bentuk yaitu bentuk ion bebas
(50%),bentuk anion kompleks terikat dengan fosfat,bikarbonat atau sitrat (5%),dan
bentuk terikat dengan protein terutama dengan albumin atau glubulin (45%).
Jumlah kalsium didalam serum dijaga agar berada pada konsentrasi 9-10,4 mg/dl.
Yang mengatur konsentrasi kalsium dalam cairan tubuh ini adalah hormon-hormon
paratiroid (PTH) dan tirokalsitonindari kelenjar tiroid serta vitamin D. Hormon
paratiroid dan vitamin D meningkatkan kalsium darah dengan cara sebagai berikut
: Vitamin D merangsang absorbsi kalsium oleh saluran cerna. Vitamin D dan
hormon paratiroid merangsang pelepasan kalsium dari tulang ke dalam darah.
Vitamin D dan hormon paratiroid menunjang reabsorbsi kalsium di dalam ginjal
Gambar 2 : Pengendalian kalsium dalam darah oleh vitamin D, Hormon Paratiroid
dan Kalsitonin Sumber : Almatsier (2003)
Pengaruh kalsitonin diduga terjadi dengan cara merangsang pengendapan
kalsium pada tulang. Hal ini terjadi dalam keadaan stress, seperti pada masa
pertumbuhan dan kehamilan. Dalam hal ini kalsitonin menurunkan kalsium darah.
Bila darah kalsium terlalu rendah, kelanjar paratiroid mengeluarkan hormon
paratiroid. Sistem pengendalain kalsium ini akan menjaga kalsium darah dalam
keadaan normal.Bila terjadi kagagalan dalam sistem pengendalian,kalsium darah
akan berubah. Bila kalsium darah lebih tinggi dari normal akan terjadi kekakuan
otot. Sebaliknya, bila kalsium darah lebih rendah dari normal, akan terjadi kajang
otot. Kegagalan sistem ini tidak disebabkan kekurangan atau kelebihan kalsium
dari makanan , akan tetapi kekurangan vitamin D atau gangguan sekresi hormon-
hormon yang berperan.
-
14
c. Sumber Kalsium
Kalsium banyak terdapat pada makanan berikut, kacang almond, sayuran
yang berwarna hijau gelap, kacang brazil, tofu, susu dan produk susu (keju,
yoghurt, dll), biji wijen, dan ikan laut.
d. Kebutuhan Kalsium
Tentunya kebutuhan kalsium seseorang berbeda-beda sesuai angka
kecukupan gizi yang telah ditentukan. Ketika kalsium yang diasup setiap hari
kurang dari kebutuhan, kalsium dari tulang akan dilepaskan sesuai dengan
kekurangan kalsium hari itu. Bila itu terjadi terus menerus, beresiko terkena
osteoporosis. Berikut ini kebutuhan kalsium manusia. 800 mg untuk dewasa di atas
25 tahun, 1.000 mg setelah usia 50 tahun, ibu hamil dan menyusui harus
mengkonsumsi 1.200 mg kalsium per hari, bayi berumur s.d. 5 bulan : 400 mg,
bayi 6 bulan s.d. 1 tahun : 600 mg, anak usia 1 s.d. 10 tahun : 800 mg, remaja usia
11 s.d. 24 tahun: 1.200 mg.
Setelah usia 20 tahun, tubuh manusia akan mulai mengalami kekurangan
kalsium sebanyak 1% per tahun. Setelah umur 50 tahun, jumlah kandungan
kalsium dalam tubuh akan menyusut sebanyak 30%. Kehilangan akan mencapai
50% ketika mencapai umur 70 tahun dan seterusnya mengalami masalah
kekurangan kalsium. Untuk mencukupi kebutuhan kalsium harian maka konsumsi
makanan tinggi kalsium wajib dijalankan. Makanan seperti susu, yogurt, keju, ikan
salmon, susu kedelai serta aneka biji-bijian merupakan menu wajib untuk
memenuhi kebutuhan kalsium harian. Tetapi jika anda merasa makanan yang
dimakan sehari hari tidak bisa mencukupi kebutuhan kalsium harian, maka
suplemen kalsium merupakan jawabannya. Pilihlah suplemen kalsium alami dan
aman untuk dikonsumsi.
e. Defisiensi Kalsium
1. Osteoporosis
Pengeroposan massa tulang umumnya terjadi seiring bertambahnya
usia. Penelitian menunjukkan bahwa pada usia 25 tahun, tubuh akan mulai
mengalami kekurangan kalsium sebanyak 1 persen per tahun. Memasuki
usia 50 tahun, jumlah kalsium akan berkurang sebanyak 30 persen dan pada
usia 70 tahun kehilangan kalsium akan mencapai 50 persen.
-
15
2. Kram otot
Kekurangan kalsium dapat memicu kontraksi otot yang tidak stabil
sehingga mengakibatkan kram otot. Salah satu kejadian yang sering
ditemukan adalah pada wanita hamil. Selain dipicu aliran darah balik yang
tidak lancar akibat tekanan dari rahim yang bertambah berat, kram pada
wanita hamil juga dipicu oleh kekurangan kalsium.
3. Palpitasi
Kendati dapat diakibatkan oleh banyak hal, Nanny mengatakan,
palpitasi atau jantung berdebar bisa juga dialami akibat kekurangan
kalsium. Hal ini berhubungan dengan fungsi kalsium sebagai salah satu
penjaga irama jantung.
4. Hipertensi
Sebuah penelitian baru menunjukkan, orang yang mengalami
hipertensi kebanyakan juga mengalami kekurangan kalsium dalam
tubuhnya. Hal ini mungkin berhubungan dengan terganggunya penyerapan
kalsium akibat konsumsi makanan tinggi garam, tetapi bisa juga lantaran
fungsi kalsium sendiri adalah untuk mengontrol tekanan darah.
5. Rickets
Rickets merupakan pembengkokan tulang akibat kurangnya asupan
kalsium pada tulang yang masih bertumbuh, yakni pada masa kanak-kanak.
Oleh karenanya, asupan kalsium sejak masih anak-anak pun perlu
diperhatikan.
6. Penurunan kognitif
Sering lupa atau tidak mampu berkonsentrasi mengerjakan tugas
merupakan gejala dari penurunan kognitif. Kekurangan kalsium bisa
berperan dalam hal ini. Kalsium merupakan mineral penting yang berperan
dalam transmisi impuls saraf. Maka, kekurangan kalsium bisa
menyebabkan transmisi tersebut berjalan dengan tidak lancar, maka
terjadinya penurunan kognitif.
7. Depresi
Penelitian menemukan keterkaitan depresi dengan kekurangan
kalsium. Rata-rata pasien depresi kekurangan kalsium dalam tubuhnya. Hal
tersebut mungkin disebabkan oleh menurunnya fungsi tubuh menyerap
kalsium lantaran depresi yang dialami.
-
16
2.2.3 Besi
a. Absorbsi Besi dan Faktor faktor yang Mempengaruhi
Pada umumnya besi yang diserap berasal dari heme dalam hemoglobin dan
myoglobin yang sudah dipecah dari proteinnya di dalam lumen. Penyerapan besi
terjadi dalam duodenum dan jejunum. Absorpsi zat besi dipengaruhi oleh bahan
makanan sumber zat besi, dimana tingkat absorbsi zat besi pada protein nabati lebih
rendah (1-6%) bila dibandingkan dengan bahan makanan hewani (7-22%). Di
negara maju absorpsi besi dari makanan yang dikonsumsi berkisar 10 20 %,
sedangkan di negara berkembang berkisar 5 % - 10 % atas dasar tersebut maka
makanan sehari hari diklasifikasikan menjadi 3 yaitu : (Muhilal dalam Widya Karya
Pangan dan Gizi, 1998)
a. Absorpsi besi rendah (5%)
b. Absorpsi besi sedang (10%)
c. Absorpsi besi tinggi (15%)
Menurut Bakta (2006) proses absorbsi besi dibagi menjadi tiga fase, yaitu:
a. Fase Luminal
Besi dalam makanan terdapaat dalam dua bentuk, yaitu besi heme dan
besi non-heme. Besi heme terdapat dalam daging dan ikan, tingkat absorbsi
dan bioavailabilitasnya tinggi. Besi non-heme berasal dari makanan nabati,
tingkat absorbsi dan bioavailabilitasnya rendah. Besi dalam makanan diolah
di lambung (dilepaskan dari ikatannya deengan senyawa lain) karena
pengaruh asam lambung. Kemudian terjadi reduksi dari besi bentuk feri
(Fe3+) ke fero (Fe2+) yang dapat diserap di duodenum.
b. Fase Mukosal
Penyerapan besi terjadi terutama melalui mukosa duodenum dan
jejunum proksimal. Penyerapan terjadi secara aktif melalui proses yang
sangat kompleks dan terkendali. Besi heme dipertahankan dalam keadaan
terlarut oleh pengaruh asam lambung. Pada brush border dari sel absorptif
(terletak pada puncak vili usus, disebut sebagai apical cell), besi feri
direduksi menjadi besi fero oleh enzim ferireduktase, mungkin dimediasi
oleh protein duodenal cytochrome b-likei (DCYTB). Transpor melalui
membran difasilitasi oleh divalent metal transporter (DMT 1). Setelah besi
-
17
masuk dalam sitiplasma, sebagian disimpan dalam bentuk feritin, sebagian
diloloskan melalui basolateral transporter ke dalam kapiler usus. Pada
proses ini terjadi konversi dari feri ke fero oleh enzim ferooksidase (antara
lain oleh hephaestin). Kemudian besi bentuk feri diikat oleh apotransferin
dalam kapile usus.
Sementara besi non-heme di lumen usus akan berikatan dengan
apotransferin membentuk kompleks transferin besi yang kemudian akan
masuk ke dalam sel mukosa dibantu oleh DMT 1. Besi non-heme akan
dilepaskan dan apotransferin akan kembali ke usus (Zulaicha, 2009).
Gambar Regulasi absorbsi besi. (sumber: Andrews, N.C.,1999. Disorders of
iron Metabolism. N Engl J Med)
Besar kecilnya besi yang ditahan dalam enterosit atau diloloskan ke
basolateral diatur oleh set point yang sudah diatur saat enterosit berada
pada dasar kripta. Kemudian pada saat pematangan, enterosit bermigrasi ke
arah puncak vili dan siap menjadi sel absorptif. Adapun mekanisme regulasi
set-point dari absorbsi besi ada tiga yaitu, regulator dietetik, regulator
simpanan, dan regulator eritropoetik (bakta, 2006).
-
18
Gambar Regulasi Absorbsi Besi (sumber: Andrews, N.C., 1999. Disorders of
Iron Metabolism. N Engl; 26: 1986-95)
c. Fase Korporeal
Besi setelah diserap melewaati bagian basal epitel usus, memasuki
kapiler usus.Kemudian dalam darah diikat menjadi transferin. Satu molekul
transferin dapat mengikat maksimal dua molekul besi. Besi yang terikat pada
transferin (Fe2-Tf) akan berikatan dengan reseptor transferin (transferin
receptor = Tfr) yang terdapat pada permukaan sel, terutama sel normoblas.
Kompleks Fe2-Tf-Tfr akan terlokalisir pada suatu cekungan yang
dilapisi oleh klatrin (clathrin-coated pit). Cekungan ini mengalami inavigasi
seehinga membentuk endosom. Suatu pompa proton menurunkan pH dalam
endosom sehingga terjadi pelepasan besi dengantransferin. Besi dalam
endosom akan dikeluarkan ke sitoplasma dengan bantuan DMT 1, sedangkan
ikatan apotransferin dan reseptor transferin mengalami siklus kembali ke
permukaan sel dan dapat dipergunakan kembali.
-
19
Gambar Siklus Transferin (sumber: Andrews, N.C., 1999. Disorders of Iron
Metabolism. N Engl j med; 26: 1986-95)
Besi yang berada dalam sitoplasma sebagian disimpan dalam bentuk
feritin dan sebagian masuk ke mitokondria dan bersama sama dengan
protoporfirin untuk pembentukan heme. Protoporfirin adaalah suatu tetrapirol
keempat cincin pirol ini diikat oleh 4 gugusan metan hingga terbentuk suatu
rantai protoporfirin. Empat dari enam posisi ordinal fero menjadi chelating
kepada protoporfirin oleh enzim heme sintetase ferrocelatase. Sehingga
terbentuk heme yang kompleks persenyawaan protoporfirin yang
mengandung satu atom besi fero ditengahnya (Murray, 2003).
Berikut merupakan faktor yang mempengaruhi penyerapan besi. Penyerapan zat
besi sangat dipengaruhi oleh kombinasi makanan yang dikonsumsi pada waktu
makan. Faktor faktor dari makanan:
1. Zat pemacu (enhancers) Fe.
a. Vitamin C (asam askorbat) pada buah.
b. Asam malat dan tartrat pada sayuran: wortel, kentang, brokoli, tomat,
kobis, labu kuning.
c. Asam amino systein pada daging sapi, kambing, ayam, hati, ikan. Suatu
hidangan yang mengandung salah atu atau lebih dari makanan tersebut
akan membantu optimalisasi penyerapan zat besi (Soekirman, 1999).
d. Protein hewani maupun protein nabati tidak meningkatkan absorbsi tetapi
bahan makanan yang disebut meat factor seperti daging, ikan, dan ayam
-
20
walaupun dalam jumlah yang sedikit akan meningkatkan zat besi non
heme yang berasal dari serealia dan tumbuh tumbuhan. Jadi apabila
dalam konsumsi makanan sehari hari tidak ada bahan makanan tersebut
di atas, maka absorbsi zat besi dari makanan sangat rendah. Perlu
diketahui bahwa susu, keju dan telur tidak meningktkan absorbsi zat besi
(Yanni, 2003)
2. Zat penghambat (inhibitors) Fe
a. Fitat pada dedak, katul, jagung, protein kedelai, susu coklat dan kacang
kacangan.
b. Polifenol (termasuk tannin) pada teh, kopi, bayam, kacang kacangan.
c. Zat kapur atau kalsium pada susu keju.
Tingkat Konsumsi
Fe
Penyerapan
Pencernaan
Metabolisme
Kadar Hb
Anemia Gizi
Besi (AGB)
Pengahambat:
Asam Fitat
Tannin
Pemicu
Vitamin C,
Daging, pH
rendah
Kehilangan darah
Fisiologis melalui
kulit, feses, urine,
darah haid,
perdarahan
kronis, parasit
Peningkatan keb.
Fe: Menstruasi,
pertumbuhan
-
21
b. Fungsi Besi
Mineral besi memiliki berbagai macam fungsi. Berikut merupakan fungsi dari
mineral besi :
a) Membawa Oksigen
Zat besi berfungsi sebagai pembawa oksigen dan berperan dalam mentransfer
oksigen antara sel sehingga oksigen dapat didistribusikan ke seluruh tubuh
untuk menjamin fungsi fungsi organ berlangsung dengan semestinya
b) Membantu Pembentukan Hemoglobin
Zat besi berperan penting dalam membentuk hemoglobin. Zat besi
merupakan komponen pembentuk hemoglobin dan memberikan warna merah
tua pada sel darah serta membantu membawa oksigen ke sel sel tubuh
c) Membantu Fungsi Otot
Zat besi merupakan unsur penting bagi kesehatan otot. Zat besi terdapat
dalam jaringan otot dan membantu suplai oksigen yang diperlukan untuk
konsentrasi otot.
d) Membantu Fungsi
Pengembangan otak adalah salah satu manfaat besi. Karena suplai oksigen ke
darah dibantu oleh zat besi dan otak menggunakan sekitar 20% oksigen
darah, zat besi secara langsung berkaitan dengan kesehatan otak dan fungsi
otak.
e) Mengatur Suhu Tubuh
Zat besi adalah fasilitator bagi pengaturan suhu tubuh. Semakin baik
kapasitas serapan tubuh terhadap zat besi, semakin baik tubuh mengendalikan
suhu badan.
f) Membantu Sintesis Neurotransmitter
Zat besi berperan penting dalam pembentukan beberapa neurotransmitter
essensial seperti dopamine, norepinephrine, dan serotonin. Neurotransmitter
adalah bahan kimia yang mengolah dan mengirim sinyal syaraf.
g) Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Zat besi berperan penting dalam pembentukan sistem kekebalan tubuh untuk
melawwan penyakit dan infeksi. Kekurangan zat besi menyebabkan tubuh
mudah terserang penyakit.
-
22
h) Membantu Metabolisme
Zat besi berperan dalam metabolisme energi dalam tubuh, dimana energi
yang diekstrak dari makanan yang dikonsumsi akan didistribusikan ke
seluruh tubuh
i) Membantu Pembentukan Enzim
Zat besi merupakan komponen penting penyusun beberapa jenis enzim dan
bahan penting lainnya dalam tubuh seperti myoglobin, cytochrome dan
katalase
j) Mencegah dan Menyembuhkan Anemia
Kekurangan asupan zat besi dari makanan dapat menyebabkan anemia
(kurang darah). Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi
dapat menyembuhkan beberapa jenis penyakit anemia.
c. Sumber Besi
Ada dua jenis zat besi dalam makanan, yaitu zat besi yang berasal dari hem
dan bukan hem. Walaupun kandungan zat besi hem dalam makanan hanya antara 5
10% tetapi penyerapannya hanya 5%. Makanan hewani seperti daging, ikan dan
ayam merupakan sumber utama zat besi hem. Zat besi yang berasal dari hem
merupakan Hb. Zat besi non hem terdapat dalam pangan nabati, seperti sayur-
sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan dan buah-buahan (Wirakusumah,1999)
Asupan zat besi selain dari makanan adalah melalui suplemen tablet zat
besi. Suplemen ini biasanya diberikan pada golongan rawan kurang zat besi yaitu
balita, anak sekolah, wanita usia subur dan ibu hamil. Pemberian suplemen tablet
zat besi pada golongan tersebut dilakukan karena kebutuhan akan zat besi yang
sangat besar, sedangkan asupan dari makan saja tidak dapat mencukupi kebutuhan
tersebut. Makanan yang banyak mengandung zat besi antara lain daging, terutama
hati dan jeroan, apricot, prem kering, telur, polong kering, kacang tanah dan
sayuran berdaun hijau (Pusdiknakes, 2003).
-
23
Tabel nilai gizi berbagai bahan makanan (mg/100 gram)
Bahan Makanan Nilai Fe Bahan makanan Nilai Fe
Tempe kacang kedelai murni
Kacang, kedelai kering
Kacang hijau
Kacang merah
Kelapa tua, daging
Udang segar
Hati sapi
Daging sapi
Telur bebek
Telur ayam
Ikan segar
Ayam
Gula kelapa
10,0
8,0
6,7
5,0
2,0
8,0
6,6
2,8
2,8
2,7
2,0
1,5
2,8
Biskuit
Jagung kuning, pipil lama
Roti putih
Beras setengah giling
Kentang
Daun kacang panjang
Bayam
Sawi
Daun katuk
Kangkung
Daun singkong
Pisang ambon
keju
2,7
2,4
1,5
1,2
0,7
6,2
3,9
2,9
2,7
2,5
2,0
0,5
1,5
d. Kebutuhan Besi
Kebutuhan besi yang direkomendasikan didefinisikan sebagai jumlah
minimum zat besi yang berasal dari makanan yang dapat menyediakan cukup besi
untuk setiap individu yang sehat pada 95 % populasi sehingga dapat terhindar dari
kemungkinan anemia defisiensi besi (Muhilal, 2000).
Pada kehamilan, kebutuhan selama trimester kedua dan ketiga tidak dapat
dipenuhi hanya dengan zat besi yang ada dalam makanan walaupun persediaannya
tinggi. Penambahan zat besi merupakan indikasi, kecuali kalau simpanan zat besi
pada awal kehamilan mencapai kira kira 500 mg. Meskipun hilangnya zat besi
yang berhubungan dengan haid menyusut sampai nol selama kehamilan, zat besi
tambahan mutlak diperlukan untuk janin, plasenta dan penambahan volume darah
ibu. Penambahan ini sebesar kira kira 1000 mg zat besi selama hamil (De Maeyer,
1993)
Kebutuhan selama trimester pertama relatif kecil yaitu 0,8 mg per hari dan
meningkat pada trimester II dan III hingga mencapai 6,3 mg per hari. Sebagian dari
-
24
peningkatan ini dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi dan peningkatan adaptif
persentase zat besi yang diserap. Tetapi, bila simpanan zat besi rendah atau tidak
ada sama sekali dan zat besi yang diserap dari makanan sangat sedikit maka
suplemen zat besi menjadi penting (De Maeyer, 1993).
e. Defisiensi Besi
Defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang paling umum terdapat, baik
di negara maju maupun di negara berkembang. Defisiensi besi terutama menyerang
golongan rentan, seperti anak anak, remaja, ibu hamil dan menyusui serta pekerja
berpenghasilan rendah. Kehilangan besi dapat terjadi karena konsumsi makanan
yang kurang seimbang atau gangguan absorbsi besi. Di samping itu kekurangan
besi dapat terjadi karena perdarahan akibat cacingan atau luka, dan akibat penyaki
penyakit yang mengganggu absorbsi, seperti penyakit gastro intestinal.
Kekurangan besi terjadi dalam tiga tahap. Tahap pertama terjadi bila
simpanan besi berkurang yang terlihat dari penurunan feritin dalam plasma hingga
12 ug/L. Hal ini dikompensasi dengan peningkatan absorbsi besi yang terlihat dari
peningkatan kemampuan mengikat-besi total (Total-Iron binding capacity/TIBC).
Pada tahap ini belum terlihat perubahan fungsional pada tubuh. Tahap kedua
terlihat dengan habisnya simpanan besi, menurunnya jenuh transferin hingga
kurang dari 16% pada orang dewasa dan meningkatnya protoporfirin, yaitu bentuk
pendahulu (precursor) hem. Pada tahap ini nilai Hb di dalam darah masih berada
pada 95% nilai normal. Hal ini dapat mengganggu metabolisme energi, sehingga
mempengaruhi menurunnya kemampuan bekerja. Pada tahap ketiga terjadi anemia
gizi besi, dimana kadar Hb total turun di bawah nilai normal. Anemia gizi besi
berat ditandai oleh sel darah merah yang kecil (mikrositosis) dan nilai hb rendah
(hipokromia). Oleh sebab itu, anemia gizi besi dinamakan hipokromik mikrositik.
Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih,
pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya
kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka.
Di samping itu kemampuan mengatur suhu tubuh menurun. Pada anak anak
kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya
kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar
-
25
Tabel Diagnosa Anemia Defisiensi Besi
Pemeriksaan Hemoglobin Anemia Defisiensi Besi Normal
Laki laki dewasa
Wanita dewasa (tidak hamil)
Wanita dewasa (hamil)
-
26
hormon tiroid. Metabolisme yodium dikendalikan oleh tiroid. Yodium sangat
penting bagi tubuh. Jumlah total yodium dalam tubuh adalah 25 mg, dan setengah
dari jumlah itu berada dalam tiroid sebagai thyroglobulin, sebuah kompleks protein
dan yodium. Yodium juga terdapat dalam darah dalam bentuk yodium anorganik
dengan konsentrasi bervariasi antara 0,5-1,0 mcg per 100 ml. Yodium digunakan
untuk memproduksi tiroksin. Tiroksin dihasilkan tiroid. Tiroksin adalah hormon
yang mengatur aktivitas berbagai organ, mengontrol pertumbuhan, membantu
proses metabolisme, mengontrol konsumsi oksigen jaringan tubuh, bahkan
menentukan berapa lama seseorang bertahan untuk hidup.
Yodium juga mengatur pemanfaatan gula, tingkat produksi energi, dan
berfungsi mengontrol pertumbuhan tubuh yang optimal. Yodium bisa mengurangi
ketegangan, menenangkan pikiran, dan menjaga kulit, rambut, gigi, dan kuku agar
tetap sehat. Yodium membantu dalam sintesis kimia kolesterol. Kelebihan lemak
dalam tubuh juga akan dibakar oleh yodium.
Hampir 80% yodium dalam tubuh ditemukan dalam kelenjar tiroid dan
hampir seluruhnya terdapat dalam hormon tiroid. Menurut ahli endokrinologi,
Profesor Sri Hartini K.S. Kariadi, kelainan kelenjar tiroid terjadi karena hormon
tiroid yang terdiri atas hormon T4 (tiroksin) dan T3 yang dihasilkan kelenjar ini
tidak dapat bekerja sama dengan thyrotropin releasing hormon (TRH), yang
dihasilkan kelenjar otak. Penyakit yang timbul bisa bermacam-macam, bisa
hipertiroid atau kelebihan hormon tiroid, hipotiroid atawa kekurangan hormon
tiroid, gondok, gangguan tulang dan pertumbuhan, hingga tumor atau kanker
kelenjar tiroid, ujarnya.
b. Sumber Iodium
Yodium bisa ditemukan dalam air, makanan, dan garam. Namun yodium
sangat jarang ditemukan di pegunungan dan dataran tinggi. Air laut umumnya
mengandung 0,2 mg yodium per liter. Rumput laut dan kerang sangat kaya
yodium. Sumber terbaik lain yodium adalah ikan laut (salmon, tuna, cod), udang,
garam beryodium, dan sayuran hijau seperti bayam. Sumber lain yodium termasuk
susu, daging, dan sereal. Sekitar 90% dari asupan yodium diperoleh dari makanan
yang dikonsumsi, dan sisanya dari air. Garam biasa yang diperkaya dengan
natrium atau kalium iodat tersedia bebas di pasaran dan dilabeli sebagai garam
beryodium.
-
27
Sayuran tertentu seperti kubis, kembang kol dan lobak mengandung
glukosinolat (thiogluosides) yang merupakan goitrogens potensial. Makan terlalu
banyak sayuran tersebut akan mengurangi ketersediaan yodium dalam tubuh dan
dapat mengakibatkan penyakit gondok. Konsumsi air yang mengandung klor juga
dapat membuat yodium hilang dari tubuh.
c. Kebutuhan Iodium
Kebutuhan yodium perhari sekitar 1-2 mikrogram per kg berat badan.
Kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 mikrogram/ hari untuk anak sampai
umur 10 tahun, 150 mikrogram/ hari untuk orang dewasa. Untuk wanita hamil dan
menyusui dianjurkan tambahan masing-masing 25 mikrogram dan 50 mikrogram/
hari.
d. Defisiensi Iodium
Sekitar 10% dari populasi dunia memiliki resiko mengalami kekurangan
yodium karena tinggal di daerah ketinggian, dimana air minum hanya sedikit
mengandung yodium. Yodium ditambahkan pada garam yang biasa
diperjualbelikan (garam beryodium). Bila jumlah hormon tiroid dalam serum
menurun, kelenjar pituitari akan melepaskan thyroid-stimulating hormone (TSH)
yang merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi lebih banyak tiroksin. Hal ini
menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang dikenal sebagai struma sederhana,
yang disertai pembengkakan kaki atau jari kaki, pembesaran kelenjar, lapar yang
berlebihan, sakit neuralgis di jantung, suara serak, gangguan fungsi mental, kulit
kering dan mengelupas, rambut yang kasar dan jarang, tidak tahan terhadap udara
dingin, dan peningkatan berat badan dll. Tanda kekurangan yodium yang lain
meliputi refleks melambat, tuli, dan susah konsentrasi.
Kekurangan yodium akan mempengaruhi fisik dan mental, obesitas, dan
pengerasan pembuluh darah. Kurangnya diet yodium bisa pula memicu anemia,
kelelahan, kehilangan minat pada seks, denyut jantung melambat, tekanan darah
rendah, dan peningkatan trigliserida atau kolesterol yang bisa menyebabkan
penyakit jantung. Anak-anak yang kekurangan yodium akan mengalami hambatan
pertumbuhan (kerdil), dan mengalami keterbelakangan kecerdasan. Seorang wanita
hamil yang kekurangan yodium dapat berisiko untuk terjadi keguguran dan bayi
lahir mati. Janin dapat mengalami hambatan dalam pertumbuhan, dan dapat terjadi
-
28
kelainan pada otak. Jika tidak ditangani segera setelah dilahirkan, maka dapat
terjadi retardasi mental dan perawakan tubuh yang pendek (kretinisme).
Kekurangan yodium dapat dipastikan dengan pemeriksaan darah, dimana
ditemukan kadar hormon tiroid yang rendah atau tingginya kadar TSH (Thyroid
stimulating hormone) atau adanya goiter (pembesaran kelenjar tiroid) pada orang
dewasa. Kadar yodium pada air kemih diperiksa, semakin rendah kadar yodium
dalam air kemih, maka semakin berat kekurangan yodium yang terjadi.
Pemeriksaan penunjang, seperti ultrasonografi atau scan tiroid dapat dilakukan
untuk melihat kelenjar tiroid dan kelainan yang terjadi. Pengobatan dilakukan
dengan pemberian yodium tambahan. Bayi juga dapat mendapatkan tambahan
hormon tiroid, terkadang diberikan seumur hidup.
e. Kelebihan Iodium
Kelebihan mengkonsumsi yodium jarang terjadi. Kelebihan yodium di
dalam tubuh biasanya terjadi akibat mengkonsumsi supplemen yodium untuk
mengobati kekurangan yodium di dalam tubuh dalam waktu lama. Terkadang
orang-orang yang tinggal di dekat laut mengkonsumsi terlalu banyak yodium
karena mereka memakan banyak makanan laut dan rumput laut, serta minum air
yang tinggi yodium.
Mengkonsumsi terlalu banyak yodium biasanya tidak mempengaruhi fungsi
kelenjar tiroid, tetapi terkadang juga dapat mempengaruhinya. Hal ini dapat
menyebabkan kelenjar tiroid menjadi terlalu aktif dan menghasilkan hormon tiroid
yang berlebihan (hipertiroidisme). Akibatnya, kelenjar tiroid menjadi membesar,
sehingga terbentuk goiter (goiter juga dapat terbentuk ketika kelenjar tiroid
menjadi kurang aktif). Jika seseorang mengkonsumsi yodium dalam jumlah yang
sangat besar, maka ia dapat mengalami rasa tidak enak pada mulutnya dan
menghasilkan air liur yang lebih banyak. Terlalu banyak mengkonsumsi yodium
juga dapat membuat kelenjar tiroid menjadi kurang aktif, terutama jika kelenjar
tiroid telah kurang aktif sebelumnya. Dugaan hipertiroidisme atau hipotiroidisme
akibat yodium yang berlebihan didasarkan dari gejala-gejala yang ada, terutama
pada orang-orang yang dilaporkan mengkonsumsi yodium tambahan, tinggal di
dekat laut, atau mengkonsumsi makanan laut dalam jumlah besar. Pemeriksaan
darah dilakukan untuk mengukur kadar hormon tiroid dan TSH.
-
29
BAB 3
PEMBAHASAN
Mineral memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan manusia seperti yang sudah
dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, namun ada beberapa jenis mineral yang berbahaya
bagi tubuh terutama jika dikonsumsi secara berlebihan. Keracunan akibat asupan mineral
yang berlebihan itu jarang terjadi pada orang-orang yang sehat. Ginjal yang berfungsi
normal bisa mengatur konsentrasi mineral di dalam tubuh dengan mengeluarkan jumlah
yang berlebihan melalui urine. Gejala-gejala dari keracunan asupan itu kemungkinan besar
terjadi pada mereka yang menderita gagal ginjal akut atau kronis.
Di alam terdapat beberapa mineral yang berbahaya bagi kesehatan. Mineral
berbahaya tersebut relatif susah untuk dihindari apalagi jika sudah mencemari lingkungan,
misalnya kondisi di dekat pabrik kimia, akan mudah sekali masuk ke dalam tubuh manusia
dalam beragam cara, bisa melalui hewan ternak, air, tanah, dan lainnya. Arsen, merkuri,
timbal merupakan beberapa mineral yang harus diwaspadai. Berikut ini akan dijelaskan
terkait kasus keracunan mineral yang pernah ada.
3.1 Kasus Keracunan Arsen
a. 77 Juta Warga Bangladesh Konsumsi Air Tercemar Arsenik
Dhaka - Lebih dari 77 juta warga
Bangladesh keracunan air yang
tercemar arsenik.
Temuan mengejutkan ini terungkap
dalam jurnal medis The Lancet
yang dirilis. Menurut The Lancet,
selama dekade silam, lebih dari 20
persen kematian yang tercatat
dalam penelitian terhadap 12.000
orang di distrik Araihazar, Dhaka, disebabkan air yang tercemar arsenik. Beberapa
pakar memperkirakan antara 35 dan 77 juta warga di Bangladesh secara kronis telah
keracunan air yang tercemar arsenik. Penyebabnya ialah kampanye air bersih yang
salah arah sehingga menimbulkan bencana pada era 1970-an. Jutaan sumur digali
-
30
untuk menyediakan warga desa air bersih, air yang bebas kuman. Banyak dari sumur
yang digali itu ternyata dibuat tidak hati-hati, di atas lapisan tanah dangkal yang secara
alami banyak mengandung arsenik. Akibatnya, air yang keluar dari sumur itu pun
tercemar arsenik dan dikonsumsi warga.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut krisis arsenik Bangladesh itu sebagai
keracunan massa terbesar sebuah populasi dalam sejarah umat manusia. Beberapa
penyelidikan sebelumnya menunjukkan risiko kesehatan akibat air yang tercemar
arsenik. Namun, belum diketahui pasti berapa persen level kontaminasi yang dapat
mengakibatkan seseorang sakit. Dalam penelitian terbaru yang dirilis Sabtu (19/6),
pakar medis memeriksa kesehatan serta contoh urine dan darah dari beberapa
sukarelawan setiap dua tahun sekali. Peneliti juga mengambil contoh air sumur
setempat untuk diperiksa kadar arsenik yang terkandung di dalamnya.
Setelah enam tahun berlangsung, dari 407 kematian terjadi akibat berbagai sebab, 21
persen kasus kematian itu dapat dikaitkan dengan kandungan arsenik dalam air yang
melebihi ambang batas normal berdasarkan rekomendasi WHO. Berbagai kematian itu
terkait dengan penyakit kronis yang 24 persen dikaitkan dengan racun arsenik pada
level yang tinggi. Pemerintah Bangladesh bereaksi hati-hati terhadap hasil penelitian
tersebut. Sejujurnya, saya ragu dengan penemuan itu. Saya ingin memeriksa
metodologi mereka lebih rinci," papar Menteri Kesehatan Bangladesh AFM Ruhal
Haque, kemarin. Sumur-sumur itu merupakan masalah, tapi pemerintah telah
memeriksa semua sumur dan saat kami menemukan ada yang terkontaminasi arsenik,
kami mengumumkannya.
Setelah itu kami melarang warga desa menggunakannya," ujar Haque. Pemerintah juga
mendistribusikan alat penyaring baru yang dapat membersihkan air yang
terkontaminasi arsenik ke berbagai wilayah. Selain itu pemerintah juga memperluas
pembersihan air permukaan tanah dan jaringan distribusinya, ungkap Haque. Hasil
penelitian menunjukkan, saat dibandingkan dengan level arsenik terendah, yakni
kurang dari 10 mikrogram arsenik per liter air, orang-orang yang mengonsumsi air
mengandung 1050 mikrogram arsenik per liter air, memiliki 34 persen risiko
kematian. Dengan level antara 150 dan 864 mikrogram arsenik, ada 64 persen risiko
kematian. Menurut penelitian itu pula, lebih dari 70 negara, termasuk Amerika Serikat,
India, dan Meksiko, juga menghadapi masalah kontaminasi arsenik yang serius.
-
31
Dalam studi itu, 23 persen sukarelawan di Bangladesh mengonsumsi air dengan kadar
10 mikrogram arsenik per liter, batas maksimal yang direkomendasikan PBB. Saat ini
Bangladesh menetapkan standar batas maksimal 50 mikrogram arsenik per liter air.
Sebanyak 21 persen warga Bangladesh mengonsumsi air dengan kadar arsenik antara
10 dan 50 mikrogram. Sebanyak 31 persen warga mengonsumsi antara 50 dan 150
mikrogram arsenik, 25 persen mengonsumsi 150 hingga 864 mikrogram arsenik,
sebagai batas maksimal. Arsenik yang melampaui batas normal dapat mengakibatkan
penyakit kanker hati, ginjal, kandung kemih dan kulit, serta penyakit jantung.
Dampak keracunan arsenik terlihat dalam jangka panjang. Karena itu, solusi jangka
pendek tidak akan menyelesaikan masalah. Risiko kematian tetap sama. Okezone.com
Senin, 21 Juni 2010.
b. Analisis Kasus Keracunan Arsen
Arsen (As) atau sering disebut arsenik adalah suatu zat kimia yang ditemukan
sekitar abad-13. Sebagian besar arsen di alam merupakan bentuk senyawa dasar yang
berupa substansi inorganik. Arsen inorganik dapat larut dalam air atau berbentuk gas
dan terpapar pada manusia. Menurut National Institute for Occupational Safety and
Health (1975), arsen inorganik bertanggung jawab terhadap berbagai gangguan
kesehatan kronis, terutama kanker. Arsen juga dapat merusak ginjal dan bersifat racun
yang sangat kuat.
Keracunan arsenik dapat terjadi secara akut akibat konsumsi arsen berlebih
atau kronis akibat terpapar terus-menerus meski dalam kadar rendah (misalnya karena
meminum air yang terkontaminasi arsen melebihi batas ambang aman tertinggi).
Masuknya arsenik dalam jumlah besar ke dalam tubuh secara mendadak menyebabkan
serangan akut berupa rasa sangat sakit perut akibat sistem pencernaan rusak, muntah,
diare, rasa haus yang hebat, kram perut, dan akhirnya syok, koma, dan kematian.
Paparan dalam jangka waktu lama, seperti meminum air terkontaminasi arsen, dapat
menyebabkan napas berbau, keringat berlebih, otot lunglai, perubahan warna kulit
(menjadi gelap), penyakit pembuluh tepi, parestesia tangan dan kaki (gangguan saraf),
blackfoot disease dan kanker kulit.
Keracunan sumur di Bangladesh merupakan masalah yang rumit, jutaan orang
mengambil air minum dari sumur yang dibor melalui lapisan batu yang mengandung
-
32
arsenik. Peracunan kronik, level rendah seperti di Banglades menyebabkan korbannya
menderita kanker. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut krisis arsenik
Bangladesh itu sebagai keracunan massa terbesar sebuah populasi dalam sejarah umat
manusia. Arsenik banyak digunakan dalam bidang medis sejak berabad-abad, dan
digunakan dengan luas dalam perawatan sifilis sebelum ditemukannya penisilin; lalu
diganti dengan pengobatan lain seperti obat sulfa dan kemudian antibiotik. Arsenik
merupakan bahan dalam banyak tonik, dan dalam era Viktoria, beberapa wanita
memakan campuran cuka, kapur dan arsenik untuk memutihkan kulit mereka.
Menteri Kesehatan Bangladesh AFM Ruhal Haque menyatakan telah
melakukan beberapa tindakan terkait masalah tersebut yaitu dengan melarang warga
desa menggunakan air sumur tersebut. Selain itu pemerintah juga mendistribusikan
alat penyaring baru yang dapat membersihkan air yang terkontaminasi arsenik ke
berbagai wilayah serta memperluas pembersihan air permukaan tanah dan jaringan
distribusinya.
Penggunaan filter air adalah salah satu langkah tepat yang dapat kita
aplikasikan untuk menhilangkan arsenic pada air yang digunakan. Terutama jika air
tersebut digunakan untuk kebutuhan memasak, minum atau mandi dengan air hangat,
maka kita harus menjamin betul bahwa tidaka ada material arsenic atau material kimia
lainnya di dalam air tersebut.
3.2 Kasus Keracunan Merkuri
a. Waspada, Keracunan Merkuri dari Kosmetik
Kompas.com - Definisi cantik bagi
kebanyakan perempuan tak jauh dari
citra yang digaungkan di media massa,
rambut lurus, langsing, dan berkulit
putih. Terjerat mitos tersebut, banyak
perempuan tak peduli lagi apakah
produk perawatan kecantikan yang
dipakai mengandung zat berbahaya atau
tidak.
-
33
Pada hampir penyelidikan yang dilakukan di sejumlah daerah, Badan Pengawasan
Obat dan Kosmetik (BPOM) kerap menemukan kosmetik dengan kandungan bahan
berbahaya, terutama merkuri. Jumlahnya bukan cuma sedikit, tapi ribuan. Sebagian
besar adalah produk ilegal dari China.
Produk tersebut biasanya pemutih kulit, krim perawatan kulit (krim pagi/malam),
lipstik, pewarna kelopak mata, dan produk make up lain. Paparan merkuri bisa
menyebabkan dampak serius bagi kesehatan. "Bisa merusak ginjal dan sistem saraf.
Selain itu efeknya pada janin adalah mengganggu perkembangan otak, juga pada bayi
dan balita," kata Charles Lee, dari Food and Drug Adminitration (FDA) AS. Yang
perlu diwaspadai, kita tetap bisa terpapar merkuri meski tak menggunakannya secara
langsung ke kulit. Menurut Lee, seseorang, terutama anak-anak, bisa terpapar merkuri
hanya dengan menghirup uap dari benda-benda yang mengandung merkuri. "Anak-
anak juga bisa terpapar jika mereka menyentuh orangtuanya yang memakai produk
mengandung merkuri. Apalagi jika tanpa sengaja anak memasukkan tangannya ke
mulut," katanya.
Apabila terserap kulit, merkuri akan masuk ke aliran darah dan sistem saraf sehingga
bisa menimbulkan efek pusing, mudah marah, susah tidur, dan dalam jangka panjang
merusak ginjal. Kompas.com Senin, 17 Maret 2013.
b. Analisis Kasus Keracunan Merkuri
Merkuri adalah nama lain dari air raksa yang mempunyai kode kimia (Hg)
merupakan molekul sejenis logam yang banyak terdapata di batu-batuan, biji tambang,
tanah, udara, dan terdapat pula pada air. Merkuri dalam bentuk aslinya berbentuk
cairan dengan warna khas abu-abu, tidak memiliki bau dengan berat 200,59. Bahan
kimia merkuri tidak bisa larutdalam aiar, alcohol, asam hidroklorida hydrogen bromide
dan hydrogen iodide namun merkuri bisa larut bialaberinteraksi dengan asam nitrat,
asam sulfurik panas serta lipid.
Bahan merkuri banyak digunakan sebagai pemutih kulit, krim perawatan kulit
(krim pagi/malam), lipstik, pewarna kelopak mata, dan produk make up lain yang
mana penggunaan tersebut memliki efek sangat buruk bagi kesehatan tubuh khusunya
kulit wajah. Pada penggunaan jangka waktu lama, merkuri pada krim pemutih wajah
-
34
akan terserap melewati kulit muka dan ikut mengalir melalui peredaran pembuluh
darah. Kemidian zat merkuri akan mengendap di organ ginjal yang dalam waktu lama
akan menyebabkan penyakit ginjal. Resiko lain dari pemakaian kosmetik bermerkuri
akan dapat menimbulkan keracunan kulit (kanker kulit). Menurut Charles Lee, dari
Food and Drug Adminitration (FDA) AS menyatakan bahwa selain dapat merusak
ginjal dan system saraf, merkuri juga berefek pada janin juga bayi dan balita dimana
perkembangan otak mereka akan terganggu.
Hal yang perlu diwaspadai, kita tetap bisa terpapar merkuri meski tak
menggunakannya secara langsung ke kulit. Menurut Lee, seseorang, terutama anak-
anak, bisa terpapar merkuri hanya dengan menghirup uap dari benda-benda yang
mengandung merkuri. "Anak-anak juga bisa terpapar jika mereka menyentuh
orangtuanya yang memakai produk mengandung merkuri. Apalagi jika tanpa sengaja
anak memasukkan tangannya ke mulut," katanya. Apabila terserap kulit, merkuri akan
masuk ke aliran darah dan sistem saraf sehingga bisa menimbulkan efek pusing,
mudah marah, susah tidur, dan dalam jangka panjang merusak ginjal.
Beberapa tips memilih kosmetik yang tidak mengandung merkuri, anta lain :
1. Periksa label produk kosmetik pencerah kulit atau antipenuaan (anti-aging). Jangan
beli produk yang mengandung kata "mercurous chloride", "calomel", "mercuric",
"mercurio", atau "mercury".
2. Jika produk tidak memiliki label atau daftar kandungannya, jangan gunakan
produk tersebut. Undang-undang mewajibakan daftar kandungan disebut dalam
kemasan obat atau kosmetik.
3. Sebaiknya Anda tidak membeli produk yang tidak memiliki label bahasa
Indonesia.
4. Bila Anda curiga produk kosmetik yang sekarang digunakan mengandung merkuri,
segera hentikan.
Oleh karenanya, setelah kita mengetahui bahaya merkuri pada cream dan
pemutih atau produk make up lainnya diharapakan lebih berhati-hati dalam
menentukan dan membeli kosmetik, alat kecantikan khusunya cream muka dan
pemutih wajah, gunakan produk yang legal dan mendapat ijin edar dari BPOM.
-
35
3.3 Kasus Keracunan Timbal
a. 24 Anak Keracunan Timbal Pabrik Baterai
Beijing - Sebanyak 24 anak, berusia sembilan bulan hingga 16 tahun, harus dirawat di
rumah sakit karena keracunan timbal yang disebabkan oleh pabrik-pabrik baterai di
desa mereka di China timur.
Itu merupakan kasus terbaru dalam serangkaian kasus keracunan timbal dari pabrik
baterai di China dalam beberapa tahun terakhir. Kantor berita China, Xinhua, Rabu
(5/1) malam, mengatakan, pihak berwenang setempat telah menutup dua pabrik baterai
di Kabupaten Huaining di Provinsi Anhui setelah uji laboratorium menemukan bahwa
setidaknya 200 anak setempat memiliki kandungan timbal yang tinggi dalam darah
mereka. Sebanyak 24 orang dari mereka bahkan harus dirawat di rumah sakit.
Xinhua melaporkan, pabrik-pabrik itu terletak tepat di seberang jalan rumah warga
meskipun peraturan menetapkan bahwa pabrik baterai tidak boleh terdapat dalam
radius 500 meter dari komunitas perumahan. Laporan itu tidak menyebutkan, kapan
pabrik-pabrik itu mulai beroperasi, atau apa jenis baterai yang diproduksi pabrik-
pabrik tersebut. Laporan itu juga tidak menjelaskan bagaimana anak-anak itu terpapar,
tetapi pabrik-pabrik baterai dapat mencemari udara dan tanah dengan emisinya.
China merupakan produsen dan konsumen terbesar timbal di dunia, yang merupakan
sebuah komponen kunci dalam pembuatan baterai. Kasus-kasus baru kerancunan
timbal secara rutin mencuat di negeri itu, yang menegaskan tingginya tingkat polusi di
desa-desa di China.
"Anak saya sekarang sangat rewel dan gelisah. Dia banyak berteriak," lapor Xinhua
yang mengutip Huang Dazhai, ayah seorang bocah berusia lima tahun yang memiliki
kadar timbal 330,9 mikrogram dalam setiap liter darahnya. Dengan kandungan timbal
100 mikrogram per liter saja sudah cukup untuk merusak perkembangan otak pada
anak-anak. Kompas.com. Kamis, 6 Januari 2011
b. Analisis Kasus Keracunan Timbal
Timbal (Pb) merupakan salah satu mineral yang berbahaya, biasanya banyak
ditemukan pada baterai, tambahan bensin yaitu tetraethyl lead (TEL) dan hasil
-
36
pembakarannya, cat, beberapa insektisida, asap rokok, serta limbah industri. Pada asap
rokok ditemukan timbal sekitar 0,017-0,98 mikrogram/rokok, dari sini bisa diketahui
bahwa perokok itu sebenarnya sudah diracuni ole timbal.
Timbal dapat masuk ke tubuh manusia melalui inhalasi, absorpsi timbal pada
sayuran, asap hasil pembakaran TEL yang diabsorpsi kulit, serta air minum yang
terkontaminasi timbal organik atau ion timbal. Pada contoh kasus di atas, diketahui
bahwa sebanyak 24 anak di Beijing harus dirawat di rumah sakit karena mengalami
keracunan timbal akibat kegiatan produksi oleh pabrik baterai. Kemudian setelah
dialakukan uji laboratorium ditemukan bahwa setidaknya 200 anak setempat memiliki
kandungan timbal yang tinggi dalam darah mereka.
Fisik timbal sangat mirip dengan kalsium, sehingga timbal dapat masuk ke
peredaran darah dan sel saraf menggantikan kalsium. Adanya timbal dalam peredaran
darah dan dalam otak mengakibatkan berbagai gangguan fungsi jaringan dan
metabolisme. Gangguan mulai dari sintesis haemoglobin darah, gangguan pada ginjal,
sistem reproduksi, penyakit akut atau kronik sistem syaraf, serta gangguan fungsi paru-
paru. Riset di negara Inggris menyebutkan IQ seorang anak kecil dapat menurun dua
poin jika terdapat 10-20 myugram/dl dalam darah. Menurut lembaga kesehatan di
Inggris, keracunan kronik dapat terjadi pada anak-anak jika terdapat lebih dari 1,4
mikromol timbal per liter darah. Jelas saja ke 24 anak itu harus dirawat inap di rumah
sakit, salah seorang ayah menuturkan jika anaknya yang berusia lima tahun memiliki
kadar timbal 330,9 mikrogram dalam setiap liter darahnya. Padahal kandungan timbal
100 mikrogram per liter saja sudah cukup untuk merusak perkembangan otak pada
anak-anak.
Kejadian ini perlu ditindak lanjuti mengingat pabrik-pabrik tersebut telah
melakukan pelanggaran. Dalam hal ini diperlukan adanya peran pemerintah, dimana
pemerintah Beijing pastinya mempunyai peraturan terkait kejadian ini harus lebih
tegas dan mengikat, karena telah diketahui bahwa mereka merupakan produsen dan
konsumen timbal terbesar di dunia dan hal ini sangat berbahaya bagi kelangsungan
hidup manusia yang ada di sekitarnya.
-
37
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Mineral merupakan suatu padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang
memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Mineral termasuk
dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat
kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak
termasuk). Berdasarkan jenis dan fungsinya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi
dua, yaitu mineral organik (esensial) dan mineral anorganik (non-esensial). Menurut
bentuk dan jumlah kebutuhannya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi dua, yaitu
mineral makro (contohnya Ca, P, Mg, Na, Cl, K, dan S) dan mineral mikro (contohnya
Fe, Zn, I, Se, Cu, Mn, Cr, F, dan Co).
Fungsi natrium memelihara volume darah, menjaga keseimbangan asam basa
di dalam tubuh, mengatur keseimbangan cairan dalam sel, menjaga fungsi saraf,
berperan dalam pengaturan kepekaan otot dan saraf, berperan dalam transmisi saraf
yang menghasilkan terjadinya kontraksi otot, berperan dalam absorpsi glukosa. Akibat
kekurangan natrium dapat menyebabkan kejang, apatis, kehilangan nafsu makan dan
akibat kelebihan dapat menyebabkan edema dan hipertensi.
Fungsi kalium membantu menurunkan tekanan darah, berperan dalam
kontraksi otot, berperan dalam denyut jantung, berperan dalam penyampaian impuls
saraf di seluruh tubuh, bersama natrium pemeliharaan keseimbangan cairan dan
elektrolit serta keseimbangan asam basa,. Akibat kekurangan kalium dapat
mengakibatkan menurunkan nafsu makan, pertumbuhan terhambat, otot lemah,
degenerasi organ vital, kelainan syaraf, dan akibat kelebihan hiperkalemia akut yang
dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian.
Fungsi kalsium pembentukan tulang, pembentukan gigi, mengatur pembekuan
darah, katalisator reaksi-reaksi biologik, kontraksi otot. Akibat kekurangan kalsium
osteoporosis, kram otot, palpitasi, hipertensi, rickets, penurunan kognitif, depresi.
Berbeda dengan zat besi yang dapat mengakibatkan pucat, rasa lemah, letih, pusing,
kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan kerja,
menurunnya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka. Pada anak anak
-
38
kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya kemampuan
untuk berkonsentrasi dan belajar.
Iodium berfungsi yodium sangat dibutuhkan oleh kelenjar tiroid (kelenjar yang
agak besar dan berada di leher depan bagian bawah) untuk pembentukan hormon tiroid
untuk memproduksi tiroksin. Tiroksin adalah hormon yang mengatur aktivitas
berbagai organ, mengontrol pertumbuhan, membantu proses metabolisme, bahkan
menentukan berapa lama seseorang bertahan untuk hidup. Akibat kekurangan yodium
dapat mengakibatkan pembesaran kelenjar tiroid yang dikenal sebagai struma
sederhana, yang disertai pembengkakan kaki atau jari kaki, pembesaran kelenjar, lapar
yang berlebihan, sakit neuralgis di jantung, dan lainnya.
Keracunan akibat asupan mineral yang berlebihan itu jarang terjadi pada
orang-orang yang sehat. Ginjal yang berfungsi normal bisa mengatur konsentrasi
mineral di dalam tubuh dengan mengeluarkan jumlah yang berlebihan melalui urine.
Gejala-gejala dari keracunan asupan itu kemungkinan besar terjadi pada mereka yang
menderita gagal ginjal akut atau kronis. Mineral seperti seng, kromium, besi, mangan,
dan tembaga diperlukan tubuh dalam konsentrasi kecil, tetapi dapat menjadi racun
dalam jumlah besar. Ketika mineral berbahaya seperti arsen, merkuri, dan timbal
masuk dalam tubuh, elemen ini akan menggantikan tempat mineral-mineral lain yang
dibutuhkan tubuh seperti seng, tembaga, magnesium, dan kalsium, lalu mineral
tersebut akan beredar dalam sistem fungsi organ.
4.2 Saran
Mineral merupakan salah satu zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh,
meskipun sangat sedikit jumlah yang diperlukan oleh tubuh namun harus tercukupi
kebutuhannya agar tidak terjadi penyakit-penyakit yang ditimbulkan akibat
kekurangan atau kelebihan mineral tersebut. Namun dalam pemenuhan kebutuhan
akan mineral tersebut harus disesuaikan berdasarkan kebutuhan tubuh, jenis kelamin,
usia dan kondisi fisik karena setiap orang berbeda-beda dalam pemenuhannya.
-
39
DAFTAR PUSTAKA
xa.yimg.com/kq/groups/21827171/941242974/name/MINERAL.pptx [diakses pada
tanggal 15 Maret 2014]
id.wikipedia.org/wiki/Mineral [diakses pada tanggal 15 Maret 2014]
http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium [diakses pada tanggal 15 Maret 2014]
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalium [diakses pada tanggal 15 Maret 2014]
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalsium [diakses pada tanggal 15 Maret 2014]
http://id.wikipedia.org/wiki/Mineral Besi [diakses pada tanggal 15 Maret 2014]
http://id.wikipedia.org/wiki/Yodium [diakses pada tanggal 16 Maret 2014]
http://www.deherba.com/waspadai-mineral-berbahaya-karena-asupannya-berlebihan.html
[diakses pada tanggal 16 Maret 2014]
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21579/4/Chapter%20II.pdf [diakses pada
tanggal 17 Maret 2014]
http://www.litbang.depkes.go.id/klinik_gaki [diakses pada tanggal 17 Maret 2014]
http://regional.kompas.com/read/2010/08/09/19285660/twitter.com [diakses pada tanggal
17 Maret 2014]
http://mukono.blog.unair.ac.id/2009/09/09/arsen-as-dampak-terhadap-kesehatan-serta-
penanggulangannya-prof-drdrhjmukonomsmph/ [diakses pada tanggal 16 Maret 2014]
http://kesmas-unsoed.info/2010/10/makalah-toksikologi-industri-arsen.html [diakses pada
tanggal 16 Maret 2014]
bpk.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/article/download/243/308 [diakses pada tanggal
16 Maret 2014]
http://internasional.kompas.com/read/2011/01/06/11335990/24.Anak.Keracunan.Timbal.P
abrik.Baterai [diakses pada tanggal 16 Maret 2014]