mikro percobaan 4 semester 3

31
BAB I PENDAHULUAN I. Maksud dan Tujuan Praktikum I.1 Maksud praktikum Percobaan mikrobilogi kali ini dimaksudkan agar praktikan dapat mempelajari tentang perhitungan mikroorganisme dengan metode ALT (Angka Lempeng Total), metode MPN (Most Prabable Number), dan metode Turbidimetri. I.2 Tujuan Praktikum Percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara perhitungan mikroorganisme dengan metode ALT (Angka Lempeng Total), metode MPN (Most Probable Number), dan metode Turbidimetri. I. Prinsip Praktikum Mikroorganisme merupakan salah satu makhluk hidup yang hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Karena ukurannya yang sangat kecil, maka sukar sekali untuk menghitung mikroorganisme. Oleh sebab itu, praktikan harus mengetahui cara- cara untuk melakukan perhitungan mikroorganisme dengan metode-metode tertentu, yaitu metode ALT (Angka Lempeng Total), MPN (Most Probable Number), dan metode Turbidimetri. Langkah pertama yang harus

Upload: hermaneffendy5939

Post on 13-Jun-2015

2.482 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mikro Percobaan 4 Semester 3

BAB I

PENDAHULUAN

I. Maksud dan Tujuan Praktikum

I.1 Maksud praktikum

Percobaan mikrobilogi kali ini dimaksudkan agar praktikan dapat

mempelajari tentang perhitungan mikroorganisme dengan metode

ALT (Angka Lempeng Total), metode MPN (Most Prabable Number),

dan metode Turbidimetri.

I.2 Tujuan Praktikum

Percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara

perhitungan mikroorganisme dengan metode ALT (Angka Lempeng

Total), metode MPN (Most Probable Number), dan metode

Turbidimetri.

I. Prinsip Praktikum

Mikroorganisme merupakan salah satu makhluk hidup yang hanya

dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Karena ukurannya yang sangat

kecil, maka sukar sekali untuk menghitung mikroorganisme. Oleh sebab

itu, praktikan harus mengetahui cara-cara untuk melakukan perhitungan

mikroorganisme dengan metode-metode tertentu, yaitu metode ALT

(Angka Lempeng Total), MPN (Most Probable Number), dan metode

Turbidimetri. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan

pengenceran dan setelah itu ditambahkan dengan medium yang sesuai dan

kemudian diinkubasikan. Setelah jangka waktu tertentu, diamati hasil

pertumbuhan mikroba dan kemudian dihitung jumlah mikroorganisme

dengan menggunakan metode-metode yang telah ditentukan.

Page 2: Mikro Percobaan 4 Semester 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Teori Umum

Dalam analisis kuantitatif, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

menghitung atau mengukur jumlah mikroorganisme didalam suatu bahan atau

sediaan farmasi, makanan minuman dan kosmetika ( 4, hal 115).

Jumlah mikroba pada suatu bahan dapat ditentukan dengan berbagai macam

cara, tergantung dari bahan dan jenis mikroba yang ditentukan. Pada umumnya

ada 3 cara perhitungan jumlah mikroba, yakni perhitungan jumlah sel,

perhitungan massa sel secara langsung, dan perhitungan massa sel secara tidak

langsung (5, hal. 251).

Beberapa bakteri penyebab penyakit seringkali terdapat dalam jumlah kecil di

dalam makanan. Penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan karena adanya

mikroba tersebut dalam jumlah yang besar dapat mengakibatkan terjadinya infeksi

dari bakteri patogen atau keracunan oleh bakteri penghasil racun. Oleh karena itu

perlu dilakukan uji kuantitatif untuk mengetahui jumlah bakteri tersebut yang

terdapat di dalam makanan (2, hal. 125).

II.1 1 Perhitungan Jumlah Sel

Ada beberapa cara mengukur jumlah sel yaitu dengan hitungan cawan

(plate count), secara elektronik dengan bantuan alat Colony Counter

(Penghitung Koloni), dan MPN (Most Probable Number) (5, hal. 252)

II.1.1.1 Metode Hitungan Cawan

Prinsip metode ini adalah apabila ada satu sel mikroorganisme

yang masih hidup ditumbuhkan pada medium yang sesuai, maka

sel tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang

dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata pada media yang

digunakan dan setelah dilakukan inkubasi pada suhu dan waktu

tertentu.(4, hal.121).

Metode ini merupakan cara yang paling sensitif untuk

menentukan jumlah jasad renik, dengan alasan:

Page 3: Mikro Percobaan 4 Semester 3

1) Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung.

2) Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus.

3) Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba, karena

koloni yang terbentuk mungkin berasal dari mikroba yang

mempunyai penampakan spesifik.

( 4, hal. 121)

Selain keuntungan-keuntungan tersebut di atas, metode hitungan

cawan juga mempunyai kelemahan sebagai berikut:

1) Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya,

karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk koloni.

2) Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin

menghasilkan jumlah yang berbeda pula.

3) Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium

padat dan membentuk koloni yang kompak, jelas, tidak menyebar.

4) Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sehingga

pertumbuhan koloni dapat dihitung.

(4, hal. 121-122)

Pada hitungan cawan ini, bahan yang diperiksa yang diperkirakan

mengandung lebih dari 300 koloni mikroorganisme per mL atau per-

gram atau per-cm, memerlukan perlakuan pengenceran sebelum

diinokulasi ke dalam media agar dalam cawan petri. Setelah masa

inkubasi selesai, maka akan terbentuk koloni-koloni pada cawan

tersebut dalam jumlah yang terbaik yang dapat dihitung adalah 30-300

koloni percawan petri.(4, hal 122)

Syarat perhitungan jumlah bakteri dengan metode hitungan cawan

adalah sebagai berikut:

1) Jumlah koloni tiap cawan antara 30-300 koloni, bila tidak ada,

dipilih yang mendekati.

2) Bila perbandingan jumlah bakteri antara pengenceran yang lebih

besar dengan pengenceran sebelumnya < 2, hasilnya dirata-rata,

Page 4: Mikro Percobaan 4 Semester 3

tetapi bila > 2, yang dipakai jumlah bakteri dari pengenceran

sebelumnya.

3) Bila dengan ulangan dan hasil memenuhi syarat, hasilnya dirata-

rata.

(4, hal 125)

Jumlah koloni dalam sampel dapat dihitung sebagai berikut:

= x

1faktor pengenceran

(4, hal. 125)

II.1.1.2 Metode MPN (Most Probable Number)

Pada metode ini digunakan medium cair dengan tabung-tabung

reaksi dan tabung durham. Perhitungannya dilakukan berdasarkan

atas jumlah tabung reaksi yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh

mikroorganisme setelah dilakukan inkubasi pada suhu dan waktu

tertentu. Pengamatan terhadap tabung yang positif dapat dilihat dan

diamati dengan adanya perubahan warna dari medium dan

terbentuknya gas dalam tabung durham yang diletakkan secara

terbalik.(4, hal.137)

Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah

mikroba di dalam sampel yang berbentuk cair, meskipun dapat

juga digunakan untuk sampel yang berbentuk padat dengan

terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari sampel tersebut.

Kelompok mikroorganisme yang dapat dihitung dengan metode

MPN juga bervariasi tergantung dari medium yang digunakan

untuk pertumbuhan. Perhitungan MPN berdasarkan pada jumlah

tabung reaksi yang positif, yakni yang ditumbuhi oleh mikroba

setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Kriteria tabung

positif atau tidak ditandai dengan timbulnya kekeruhan atau gas

pada tabung Durham (5, hal. 261).

Nilai MPN sampel dapat dihitung sebagai berikut:

Koloni per ml atau per gram

Jumlah koloni per cawan

Page 5: Mikro Percobaan 4 Semester 3

MPN sampel = Nilai MPN x

1pengenceran tabung tengah

(4, hal. 139)

II.1.3 Perhitungan Massa Sel secara Tidak Langsung

a. Analisis komponen sel (protein, ADN, ATP, dan sebagainya).

b. Analisis produk katabolisme (metabolit primer, metabolit sekunder,

panas).

c. Analisis konsumsi nutrien (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino,

mineral, dan sebagainya.

(5, hal. 269)

Page 6: Mikro Percobaan 4 Semester 3

II.2. Uraian Bahan dan Sampel

II.2.1. Metode SPC atau ALT

II.2.1.1. Bahan

a. Medium NA

b. Medium PDBc. Aquades

II.2.1.1. Sampel

a. Kue kering

b. Roti

c. Es jeruk

d. Es sirup

e. Es teh

II.2.2. Metode MPN

II.2.2.1. Bahan

a. Medium LB

b. Aquades

II.2.2.2. Sampel

a. Kue kering

b. Roti

c. Es jeruk

d. Es sirup

e. Es teh

II.2.3. Metode Turbidimetri

II.2.3.1. Bahan

a. Aquades

b. Larutan NaCl

II.2.3.2. Sampel

a. Suspensi mikroorganisme

Page 7: Mikro Percobaan 4 Semester 3

BAB III

METODE KERJA

III.1. Metode SPC atau ALT

III.1.1 Alat – alat yang digunakan

1. Cawan Petri

2. Botol

3. Tabung reaksi

4. Spoid

5. Tabung durham

6. Kapas

7. Labu erlenmeyer

III.1.2 Bahan – bahan yang digunakan

1. Medium Potato Dextrosa Agar (PDA)

2. Medium Nutrien Agar (NA)

3. Medium Lactosa Broth (LB)

4. Larutan NaCl

5. Aquades

6. Roti

7. Kue Kering

8. Es Jeruk

9. Es Teh

10. Es Setrup

11. Bakteri E. Coli

12. Alkohol

III.2. Cara kerja

1. SPC (Standard Plate Count)

a. Digerus sampel dan ditambahkan air secukupnya. Dihomogenkan

dan diambil 1 ml larutan sampel.

Page 8: Mikro Percobaan 4 Semester 3

b. Dimasukkan larutan sampel ke dalam tiap-tiap botol yang telah

berisi 9 ml aquades steril (dilakukan pengenceran).

c. Diambil 1 ml larutan dari tiap pengenceran, dimasukkan ke dalam

cawan petri sesuai dengan pengenceran masing-masing.

d. Dimasukkan medium PDA dan NA di dalam tiap cawan petri

sesuai pengencerannya. Untuk medium PDA pengenceran dimulai

dari 10-2 sampai 10-4 dan untuk medium NA pengenceran dimulai

dari 10-1 sampai 10-3.

e. Diinkubasi cawan petri yang berisi medium NA di dalam

inkubator dan medium PDA dengan suhu kamar.

2. MPN (Most Probable Number)

a. Diambil larutan sampel dari pengenceran 10-2, 10-3, dan 10-4,

dimasukkan ke dalam tiap-tiap tabung reaksi yang telah berisi

medium LB (Lactosa Broth) dan tabung durham.

b. Diinkubasi dalam inkubator dan diamati perubahan yang terjadi.

3. Turbidimetri

a. Dilarutkan suspensi mikroba dengan larutan NaCl, dihomogenkan.

b. Diambil 5 ml dari tiap pengenceran yang telah dilakukan,

dimasukkan ke dalam tiap tabung reaksi yang telah berisi 5 ml

aquades steril. Dilakukan sampai pengenceran 10-10.

c. Dihitung transmitan tiap pengenceran dengan menggunakan

spektrofotometer.

d. Dicatat hasil yang didapat.

Page 9: Mikro Percobaan 4 Semester 3

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 SPC Bakteri

No. Sampel 10-2 10-3 10-4

1. Roti 2576 1640 1128

2. Kue Kering 2092 116 TBUD

3. Es Jeruk 1280 298 256

4. Es Setrup 424 384 320

5. Es teh 210 160 150

SPC Bakteri :

1. Roti : 10-2 10-3 10-4

2576 1640 1128

¿ jumlah koloni pada fp teeringgi×1

fp tertinggi

¿1128×1

10−4

¿1128× 10−4=1,1× 107

2. Kue Kering : 10-2 10-3 10-4

2092 116 TBUD

∑ Koloni ×1fp

=116×1

10−3=116×10−3=1,2 ×105

3. Es Jeruk : 10-2 10-3 10-4

1280 298 256

a. Dibandingkan fp tertinggi dibanding fp terendah

256×1

10−4

298×1

10−3

=256×104

298×103

¿ 2,6 ×106

3,0 ×105

Page 10: Mikro Percobaan 4 Semester 3

¿8,6>2

b. Diambil fp terkecil

∑ koloni ×1fp

=298 ×1

10−3=298 ×103=3,0 ×105

4. Es Setrup : 10-2 10-3 10-4

424 384 320

¿∑ koloni fptertinggi×1

fptertinggi

¿320 ×1

10−4

¿320 ×104

¿3,2 ×106

5. Es Teh : 10-2 10-3 10-4

210 160 150

a. Dibandingkan fp tertinggi dengan fp terendah

150×1

10−4

160×1

10−3

=150× 104

160× 103 =1,5× 106

1,6×105 =9,3>2

b. Diambil fp terkecil

¿160 ×1

10−3

¿160 ×103=1,6 ×105

IV.2 ALT khapang/ Jamur

No. Sampel 10-1 10-2 10-3

1. Roti 3720 2760 457

2. Kue Kering 1736 1052 232

3. Es Jeruk TBUD 924 233

4. Es Setrup TBUD TBUD 584

Page 11: Mikro Percobaan 4 Semester 3

5. Es Teh Spreader Spreader 278

ALT Jamur :

1. Roti

¿∑ koloni pada fptertinggi ×1

fp tertinggi

¿457 ×1

10−3=457 ×103=4,6 × 105

2. Kue Kering

¿∑ koloni pada fptertinggi ×1

fp tertinggi

¿232 ×1

10−3=232 ×103=2,3 × 105

3. Es Jeruk

¿∑ koloni pada fptertingi×1

fptertinggi

¿233 ×1

10−3=233 ×103=2,3 ×105

4. Es Setrup

¿∑ Koloni pada fptertinggi×1

fp tertinggi

¿584 ×1

10−3=584 ×103=5,8 × 105

5. Es Teh

¿∑ koloni pada fptertinggi ×1

fp tertinggi

¿278 ×1

10−3=278 ×103=2,8 ×105

VI.3 MPN

No. Sampel 10-2 10-3 10-4 MPN

1. Roti --- --- --- ¿3,0 ×102

2. Kue Kering --- --- --- ¿3,0 ×102

Page 12: Mikro Percobaan 4 Semester 3

3. Es Jeruk --- --- --- ¿3,0 ×102

4. Es setrup --- --- --- ¿3,0 ×102

5. Es Teh --- --- --- ¿3,0 ×102

VI.4 Turbidimetri

No. Perbandingan % T Nilai OD

1. 1 : 20 57,4% 0,24

2. 1 : 40 74,5% 0,13

3. 1 : 80 83,0% 0,08

4. 1 : 160 92,0% 0,04

5. 1 : 320 93,5% 0,03

6. 1 : 640 96,5% 0,02

7. 1 : 1280 98,2% 0,01

1. 1 : 20

OD=2−log T

¿2−log57,4

¿2−1,76

¿0,24

2. 1 : 40

OD=2−log T

¿2−log74,5

¿2−1,87

¿0,13

3. 1 : 80

OD=2−log T

¿2−log 83,0

¿2−1,92

¿0,08

4. 1 : 160

OD=2−log T

Page 13: Mikro Percobaan 4 Semester 3

¿2−log 92,0

¿2−1,96

¿0,04

5. 1 : 320

OD=2−log T

¿2−log 93,5

¿2−1,97

¿0,03

6. 1 : 640

OD=2−log T

¿2−log 96,5

¿2−1,98

¿0,02

7. 1 : 1280

OD=2−log T

¿2−log 98,2

¿2−1,99

¿0,01

IV.4.1. Grafik Turbidimetri

Page 14: Mikro Percobaan 4 Semester 3

Keterangan:

a. Cawan Petri.

b. Mikroba.

c. Medium.

Grafik Turbidimetri

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

1:20 1:40 1:80 1:160 1:320 1:640 1:1280

Perbandingan pengenceran

Nil

ai O

D

LABORATORIUMMIKROBILOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI UNMUL

MEDIUM : NASAMPEL : ES THE

Page 15: Mikro Percobaan 4 Semester 3

Keterangan :

a.Cawan petri.

b. Mikroba.

c. Medium.

Keterangan :

a. Tabung Reaksi.

b. Tabung Durham.

c. Medium.

LABORATORIUMMIKROBILOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI UNMUL

MEDIUM : PDASAMPEL : ES THE

LABORATORIUM

MIKROBILOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI UNMUL

a

c

b 10-2

MEDIUM : LB

SAMPEL : ES THE

Page 16: Mikro Percobaan 4 Semester 3

.

Keterangan :

a. Tabung Reaksi.

b. Tabung Durham.

c. Medium.

Keterangan :

a. Tabung Reaksi.

b. Tabung Durham.

c. Medium.

LABORATORIUM

MIKROBILOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI UNMUL

a

c

b 10-3

MEDIUM : LB

SAMPEL : ES TEH

LABORATORIUM

MIKROBILOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI UNMUL

a

c

b 10-4

MEDIUM : LB

SAMPEL : ES TEH

Page 17: Mikro Percobaan 4 Semester 3

DAFTAR PUSTAKA

1. Brooks,Geo F.,dkk.,1996, Mikrobiologi Kedokteran, Penerbit Buku

Kdokteran EGC; Jakarta, hal.49

2. Fardiaz, Srikandi, 1997, Penuntun Praktek Mikrobiologi Pangan,

Lembaga Sumber Daya Informasi IPB; Bogor, hal. 125

.3. Ibrahim, Arsyik, 2008, Penuntun Praktek Mikrobiologi Farmasi Dasar,

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi; Samarinda, hal. 68

4. Natsir, M dan Sartini, 2008, Analisis Mikrobiologi Farmasi, Universitas

Hasanuddin; Makassar, hal.115, 121 – 125 , 137 - 139

5. Waluyo, Lud, 2008, Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi,

Universitas Muhammadiyah Malang Press; Malang, hal. 251-253,

256-258, 261-262, 269

Page 18: Mikro Percobaan 4 Semester 3

BAB V

PEMBAHASAN

Praktikum mikrobiologi kali ini bertujuan untuk mengetahui metode

perhitungan mikroorganisme. Pada praktikum ini dilakukan tiga macam

percobaan, yaitu melakukan penghitungan mikroorganisme dengan metode SPC

(Standard Plate Count), Metode MPN (Most Probable Number), dan metode

turbidimetri. Adapun sampel yang digunakan oleh praktikan pada praktikum kali

ini adalah es teh.

Percobaan pertama yaitu menghitung koloni mikroorganisme dengan

metode SPC (Standard Plate Count). Pertama-tama dibuat pengenceran sampel

dalam air menjadi 10-1, 10-2, dan 10-3. Perlu dilakukan pengenceran sebelum

ditumbuhkan pada medium agar di dalam cawan petri, sehingga setelah inkubasi

akan terbentuk koloni pada cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung,

dimana jumlah yang terbaik antara 30 sampai 300 koloni. Selanjutnya sampel

dimasukkan dalam enam buah cawan petri,. Tiga buah cawan petri ditambahkan

dengan medium NA, dan tiga buah lagi ditambahkan dengan medium PDA.

Medium NA digunkan untuk mengamati pertumbuhan bakteri pada sampel es teh,

sedangkan medium PDA digunakan sebagai tempat tumbuh bagi jamur yang

terdapat dalam sampel. Untuk sampel yang ditambahkan medium NA diinkubasi

dalam inkubator selama kurang lebih 1 x 24 jam untuk mengamati pertumbuhan

bakteri pada sampel tersebut. Sedangkan, untuk sampel yang ditambahkan dengan

medium PDA diinkubasi pada suhu kamar selama kurang lebih 3 x 24 jam untuk

mengamati pertumbuhan jamur.

Pada cawan petri yang berisi medium NA setelah diinkubasi selama 1 x 24

jam didapatkan hasil bahwa pada penganceran 10-2, didapatkan koloni bakteri

sebanyak 210, pada 10-3 sebanyak 160, dan pada 10-4 sebanyak 150 koloni. Hal ini

menunjukkan bahwa dalam sampel es teh terdapat sejumlah bakteri. Kemudian

dilakukn perhitungan dan didapatkan nilai SPC untuk bakteri sebesar 1,6 x 105.

Angka ini lebih besar daripada nilai Standar asional Indonesia yaitu sebesar 2,0 x

102. Hal ini menunjukkan bahwa sampel es teh tidak layak untuk dikonsumsi.

Page 19: Mikro Percobaan 4 Semester 3

Pada cawan petri yang berisi medium PDA setelah diinkubasi pada suhu

kamar selama 3 x 24 jam didapatkan hasil bahwa pada pengenceran 10 -1 dan 10-2

didapatkan koloni jamur berbentuk spreader, sedangkan pada pengenceran 10-3

sebanyak 278. Hasil pengamatan pada koloni yang berbentuk spreader ini

mungkin disebabkan karena kesalahan praktikan pada saat melakukan praktikum,

yaitu pada saat memasukkan medium ke dalam cawan petri yang telah berisi

sampel tidak aseptis, sehingga data yang didapatkan tidak valid. Sedangkan pada

pengenceran 10-3, hasil yang didapatkan 278. Kemudian setelah dilakukan

perhitungan SPC, didapatkan nilai SPC untuk jamur sebesar 2,8 x 105. Nilai ini

ternyata juga lebih besar daripada nilai Standar Nasional Indonesia sehingga

sampel es teh tidak layak untuk dikonsumsi.

Pada medium NA dan PDA digunakan tingkat pengenceran yang berbeda-

beda, dimana perbedaan tingkat pengenceran itu akan mempengaruhi jumlah

mikroba yang akan ditumbuhkan di dalam cawan petri. Pada medium NA,

mikroba tidak ditumbuhkan dengan tingkat pengenceran 10-1 kemungkinan bakteri

yang akan tumbuh tidak akan mencapai 30 koloni yang terdapat di dalam cawan

petri sehingga tingkat pengenceran untuk NA yaitu 10-2, 10-3, 10-4. Tingakat

pengenceran PDA yaitu 10-1, 10-2, 10-3 adalah tingkat-tingkat pengenceran dimana

perhitungan koloni yang dicapai, yaitu untuk bakteri 30-300 koloni percawan

petri, dan jamur atau kapang sebanyan 50-150 koloni percawan petri.

Pada percobaan kedua, yaitu perhitungan koloni mikroorganisme dengan

menggunakan metode MPN (Most Probable Number). Metode MPN biasanya

digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam sampel yang berbentuk

cair, meskipun dapat juga digunakan untuk sampel yang berbentuk padat dengan

terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari sampel tersebut. Kelompok

mikroorganisme yang dapat dihitung dengan metode MPN juga bervariasi

tergantung dari medium yang digunakan untuk pertumbuhan. Perhitungan MPN

berdasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif, yakni yang ditumbuhi oleh

mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Kriteria tabung positif

atau tidak ditandai dengan timbulnya kekeruhan atau gas pada tabung Durham.

Pada percobaan ternyata sampel menghasilkan reaksi yang negative yang

Page 20: Mikro Percobaan 4 Semester 3

menunjukkan bahwa jumlah koloni mikroba pada sampel kurang dari 3,0 x 102.

Hal ini disebakan karena kerusakan medium Laktosa Broth yang digunakan

sehingga pada saat dilakukan pengamatan sangat sulit untuk menentukan

hasilnya.

Percobaan selanjutnya, yaitu perhitungan koloni mikroorganisme dengan

metode turbidimetri. Cahaya yang dilewatkan pada kuvet di dalam

spektrofotometer akan diabsorpsi oleh mikroba, sehingga semakin besar

absorbansinya atau semakin kecil transmitannya menunjukkan bahwa semakin

banyak mikroba yang terdapat pada sampel tersebut. Perhitungan mikroorganisme

dengan metode ini dilakukan dengan cara mengukur presentase cahaya yang

melewati larutan yang diperiksa. Presentase cahaya yang lewat (T) merupakan

perbandingan langsung dari konsentrasi sel yang dinyatakan dengan OD (optical

density). OD dapat dinyatakan dengan rumus:

OD = 2 – log T

Dalam menggunakan pengukuran turbidimetri, harus diingat bahwa hubungan

antara kekeruhan dan jumlah sel hidup dapat berubah selama petumbuhan dan

kematian suatu biakan, sel dapat kehilangan kemampuan hidup sementara biakan

masih akan tampak keruh. Pada percobaan didapatkan hasil bahwa semakin tinggi

tingkat pengencerannya menunjukkan bahwa semakin tinggi pula transmitannya

sehingg dapat diartikan bahwa mikroba yang terkandung dalam sampel semakin

sedikit.

Page 21: Mikro Percobaan 4 Semester 3

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa:

1. Untuk metode SPC kapang / jamur pada sampel es teh didapatkan

koloni mikroba sebesar 2,8 x 105.

2. Untuk SPC bakteri didapatkan koloni bakteri sebesar 1,6 x 105.

3. Untuk metode MPN didapatkan koloni bakteri sebesar < 3,0 x 102.

4. Perhitungan mikroba dengan metode turbidimetri didapatkan bahwa

semakin tinggi pengenceran yang dilakukan pada sampel maka semakin

tinggi pula nilai transmitan yang diperoleh sehingga menunjukkan

bahwa mikroba yang terkandung dalam sampel semakin sedikit.

5. Nilai Standar Nasional Indonesia untuk minuman teh sebesar 2,0 x 102

sehingga sampel es teh yang diamati tidak layak untuk dikonsumsi

karena nilai SPC-nya melebihi nilai Standar Nasional Indonesia.

VI.2 Saran

Menurut praktikan, praktikum kali ini sudah berjalan dengan baik.

Hanya saja praktikan perharap agar alat-alat yang diperlukan untuk

kebutuhan praktikum lengkap dan tersedia di laboratorium agar praktikan

tidak mengalami kesulitan saat melakukan percobaan.

Page 22: Mikro Percobaan 4 Semester 3

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROLOGI DASAR

OLEH :

NAMA : HERMAN EFFENDY

NIM : 08.110.151.66

KELAS : A

KELOMPOK : II

ASISTEN : SHELA ARISTA

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI

PROGRAM S1 FARMASI UNMUL

SAMARINDA

2009

Page 23: Mikro Percobaan 4 Semester 3

LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 26 November 2009

Mengetahui,

Asisten Praktikum Praktikan

Shela Arista Herman Effendy NIM.07.110.152.90 NIM.0811015166