midle range theory

12
MIDLE RANGE THEORY diposting oleh diana-rachmawati-fkp14 pada 30 March 2015 di IKD I -0 komentar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan. Teori Middle Range cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan didalam praktek keperawatan. Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang dilakukan tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan, implimentasi tindakan, dan evaluasi. Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan askep dalam praktek keperawatan. 1.2 Tujuan Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep middle range theory dan beberapa teori didalamnya yang dikembangkan oleh beberapa tokoh keperawatan. 1.3 Sistematika Penulisan Dalam makalah ini akan dibahas: 1. Definisi Middle Range Theories 2. Perbandingan dengan Level Teori yang lain Pengelompokan Teori : 1. Ciri Middle Range Theory 2. Perkembangan middle range theory 3. Penggunaan middle range theory 4. Tokoh-tokoh middle range theory

Upload: anwarlh

Post on 12-Dec-2015

1.456 views

Category:

Documents


141 download

DESCRIPTION

Teori

TRANSCRIPT

Page 1: Midle Range Theory

MIDLE RANGE THEORY

diposting oleh diana-rachmawati-fkp14 pada 30 March 2015di IKD I - 0 komentar

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan. Teori Middle Range cukup spesifik

untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena

yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand

theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris.

Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan

berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan

profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset

keperawatan dan diimplementasikan didalam praktek keperawatan.

Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif

meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan

keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model konseptual keperawatan.

Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan masalah keperawatan

yang ada, dengan pendekatan yang dilakukan tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat

terarah dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu

pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan,  implimentasi tindakan, dan evaluasi.

Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan harapan dapat menjadi

kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam

memberikan askep dalam praktek keperawatan.

 

1.2  Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep middle range theory dan beberapa teori

didalamnya yang dikembangkan oleh beberapa tokoh keperawatan.

 

1.3  Sistematika Penulisan

Dalam makalah ini akan dibahas:

1. Definisi Middle Range Theories

2. Perbandingan dengan Level Teori yang lain

Pengelompokan Teori :

1. Ciri Middle Range Theory

2. Perkembangan middle range theory

3. Penggunaan middle range theory

4. Tokoh-tokoh middle range theory

 

BAB 2

Page 2: Midle Range Theory

TINJAUAN TEORI

 

2.1  Definisi Middle Range Theories

Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang saling berhubungan dan

berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan (Smith dan Liehr, 2008).

Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan dapat digambarkan dalam suatu

model.  Middle range theories dapatdikembangakan pada tatanan praktek dan riset untuk menyediakan

pedoman dalam praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu keperawatan.

 

2.2 Perbandingan dengan Level Teori yang Lain

Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset

dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset

dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam

pemikiran empiris.

Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara

penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam

disiplin praktik, selain itu Walker and Avant (1995) mempertahankan bahwa mid-range theories

menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara normal yang nampak dalam grand teori.

Mid-range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam praktik dan cukup abstrak

secara ilmiah.Teori Middle Range, tingkat keabstrakannya pada level pertengahan, inklusif, diorganisasi

dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung.

Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup fenomena yang relatif luas tetapi

tidak mencakup keseluruhan fenomena yang ada dan merupakan masalah pada disiplin ilmu.

Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit. Merton (1968) yang

berberperan dalam pengembangan middle range theory, mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor

tetapi penting dalam penelitian dan pengembangan suatu teori.

Sependapat dengan Merton, beberapa penulis keperawatan mengemukakan middle range theory jika

dibandingkan dengan grand theory:

a.      ruang lingkupnya lebih sempit

b.      lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik

c.      terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit

d.      merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/ terbatas

e.      lebih dapat diuji secara empiris

f.      lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik

 

2.3 Pengelompokan Teori

Berdasarkan pengelompokkannya Middle Range Theory dikelompokkan oleh beberapa penyusun buku

menurut:

2.3.1.   Peterson & Bredow (2004) mengklasifikasikan middle range theories ke dalam tipe-tipe :

1. Tipe fisiologis

2. Tipe kognitif

3. Tipe emosional

4. Tipe sosial

5. Tipe integrative

Page 3: Midle Range Theory

2.3.2.   Tomey & Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori:

1. Illness trajectory (Wiener & Dodd, 1993)

2. Tidal Model (Phil Barker, 2001)

3. Comfort (Kolcaba, 1992)

4. Peacefull end of life (Ruland & More, 1998) dan sebagainya

2.4 Ciri Middle Range Theory

2.4.1. Menurut Mc. Kenna h.p. (1997) :

1. Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi

2. Sulit mengaplikasikan konsep ke dalam teori

3. Tanpa indikator pengukuran

4. Masih cukup abstrak

5. Konsep dan proposisi yang terukur

6. Inklusif

7. Memiliki sedikit konsep dan variabel

8. Dalam bentuk yang lebih mudah diuji

9. Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik

10. Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara induktif menggunakan studi

kualitatif

11. Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang abstrak merupakan hal ilmiah yang menarik

12. Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat.

13. Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori

14. Mid-range theory  tumbuh langsung dari praktik.

2.4.2.  Menurut Meleis, A. I. (1997) :

1. Ruang lingkup terbatas,

2. Memiliki sedikit abstrak,

3. Membahas fenomena atau konsep yang lebih spesifik, dan

4. Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik, pengajaran)

2.4.3. Menurut Whall (1996) :

1. Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan

2. Mudah diterapkan

3. Bisa diterapkan pada berbagai situasi

4. Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat

5.

2.5 Perkembangan Middle Range Theory

Liehr & Smith (1999) menjelaskan bahwa perkembangan middle range theory bersumber pada proses

intelektual yang meliputi:

a.      Teori induktif yang membangun teori melalui riset

b.      Teori deduktif yang berasal dari grand theory

c.      Kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan

d.      Sintesa teori yang berasal dari penelitian yang telah terpublikasi

e.      Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik

 

2.6 Penggunaan Middle Range Theory

Page 4: Midle Range Theory

Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan penelitian. Teori ini mampu menstimulasi dan

mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian.serta membimbing dalam pemilihan variable dan

pertanyaan penelitian.(Lenz,1998.p.26) Middle range Teori dapat membantu praktik dengan memfasilitasi

pemahaman terhadap perilaku klien dan memungknkan untuk menjelaskan beberapa efektifitas dari

intervensi.

Review terhadap beberapa penelitian yang dipublikasikan mengungkapkan penggunaan Middle Range Teori

dalam penelitian keperawatan masih cukup luas. Dan sebagian besar Middle Range Teori berasal dari disiplin

ilmu lain.Hal ini sangat jelas ketika kita membandingkan seberapa sering Middle Range Teori dan Grand

Teori dikutip dalam literatur penelitian keperawatan. Dari 173 penelitian, yangdiidentifikasi menggunakan

teori adalah 79 (45%). Dan dari 79 penelitian tersebut diidentifikasi hanya 25 penelitian yang benar-benar

menggunakan teori keperawatan dan 54 lainnya menggunakan mengadopsi dari disiplin ilmu lainnya dan

kebanyakan dari ilmu psikologi.

 

2.7 Kontroversi Tentang Middle Range Teori

Identifikasi middle Range Teori telah cukup jelas. Disisi lain ,Chenitz, seorang penulis utama dari Entry into a

Nursing Home as Status Passage, memasukan teori ini ke dalam praktikal teori ini, sedangkan yang lainnya

memasukkan ke dalam middle range teori. Dalam analisis dasar Middle Range Teori “Pertanyaan tentang

Middle Range teori bukanlah merupakan sesuatu pernyataan hitam dan putih namun memiliki definisi yang

jelas. Middle Range Teori mengandung nilai abstrak, tidak terlalu luas namun juga tidak terlalu sempit, tetapi

berada pada kondisi dipertengahan. Untuk mencegah salah penafsiran dalam pemahaman terhadap teori,

para penemu  teori harus memberikan Identitas Teori terhadap komponen  konsep dalam teori tersebut.

Ketidakakuratan dari  middle range teori hanya salah satu dari sekian banyak kritik terhadap teori ini. Selain

hal tersebut, ketidakjelasan definisi middle range teori telah dikritisi untuk membedakannya  dengan Grand

Teori,karena mampu untuk  diuji meggunakan ide postif –logis.

 

2.8  Tokoh-tokoh middle range theory

2.8.1. Ramona T. Mercer

Ramona T. Mercer mengembangkan salah satu model konseptual keperawatan yang mendasari keperawatan

meternitas yaitu Maternal Role Attainment-Becoming a Mother. Fokus utama dari teori ini adalah gambaran

proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu dengan berbagai asumsi yang mendasarinya.

Model ini juga menjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan pengkajian pada bayi dan lingkungannya,

digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bayi, memberikan bantuan terhadap bayi dengan pendidikan

dan dukungan, memberikan pelayanan pada bayi yang tidak mampu untuk melakukan perawatan secara

mandiri dan mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir terutama pada kondisi

psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering terabaikan. Model konseptual Mercer memandang

bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu. Respon perkembangan bayi baru lahir yang

berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu dapat diamati dari pola perilaku bayi.

Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer dengan menggunakan konsep

Bronfenbrenner’s (1979) memperlihatkan bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap pencapaian peran

ibu.

2.8.2. Katharine Kolcaba

Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis antara lain:

1. Induksi

Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati secara spesifik. Di mana

perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan dengan sungguh-sungguh menerapkan

keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit,

terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka.

Page 5: Midle Range Theory

1. Deduksi

Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik berasal dari prinsip atau

pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum ke yang spesifik.

1. Retroduksi

Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk memilih suatu fenomena

yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana

tersedia sedikit teori.

Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial kultural.

Namun untuk menilai semua aspek tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang

trampil dalam hal melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi), yang

di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.

2.8.3. Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)

1. Vulnerability

Kesadaran seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerable meningkatkan kesadaran akan situasi

mendekati kematian termasuk di dalamnya adalah keadaan gawat seperti disabilitas, penyakit kronik,

kelahiran, dan pengasuhan.

1. Self-Transcendence

Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu gerak dari yang kurang baik

menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik.

1. Well-Being

Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis, sosial, budaya dan spiritual

yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan keadan yang baik.

1. Moderating-Mediating Factors

Faktor-faktor  yang mempengaruhi proses transendensi diri yang berkontribusi terhadap kondisi

yang baik, misalnya : usia, jenis kelamin, kemamapuan kognitif, pengalaman hidup, persepsi

spiritual, lingkungan sosial, dan riwayat masa lalu.

1. Point of Intervention

Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi.

1. Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber yang berasal dari dalam diri

seseorang terhadap transendensi diri

2. Tindakan yang  berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual yang mempengaruhi

hubungan antara transendensi diri dan vulnerabel hubungan antar transendensi diri dan keadaan

baik/sehat.

2.8.4. Carolyn L Wiener

Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri berakar pada kondisi fisik dan diformulasikan

berdasarkan kemampuan menerima untuk membentuk kebiasaan atau aktifitas yang diharapkan dalam

mencapai tujuan dari aturan yang berbeda.Interaksi dengan orang lain adalah pengaruh utama (major

Page 6: Midle Range Theory

influence) untuk membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam peran perilaku,seseorang memonotor reaksi

orang lain dan merasakan dirinya merupakan bagian yang terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan.

Pengalaman tentang sakit selalu ditempatkan alam konteks biografi oleh karena itu kondisi sakit adalah

pengalaman yang masih berlanjut.Domain dari kondisi sakit adalah berhubungan dengan ketidakpastian

bervariasi dalam dominasi di lintasan penyakit (table 30.1) melalui aliran dinamis dari persepsi tentang diri

dan interaksi dengan orang lain. Aktifitas dari hidup dan kehidupan seseorang dalam kondisi sakit merupakan

bentuk kerja .Lingkungan dari kerja termasuk individu dan yang lainnya dengan semua interaksi,termasuk

keluarga dan pelayanan kesehatan. Semua komponen yang berperan tersebut disebut total organisasi.

Seorang yang sakit (pasien) merupakan pekerja utama namun semua pekerjaan yang diambil didalamnya

dipengaruhi oleh total organisasi.

2.8.5. Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN

1. Teori Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Theory

Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis sering diabaikan dalam perawatan

kesehatan, membiarkan ibu menderita dalam ketakutan, kebingungan, dan keheningan. Jika hal ini tidak

terdiagnosa, dapat mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional jangka panjang

bagi anak. Teori ini membedakan depresi postpartum dari gangguan mood dan kecemasan postpartum

lainnya dan aspek-aspek depresi postpartum: gejala, prevalensi, faktor risiko, intervensi, dan efek pada

hubungan dan perkembangan anak. Juga dibahas tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk

skrining depresi postpartum. Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari kombinasi stres

fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala bervariasi dan kemungkinan akan muncul beberapa

gejala.

Cheryl memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi postpartum. NURSE program ini

meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk menyembuhkan depresi postpartum, yaitu:

1. Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)

2. Understanding (pemahaman)

3. Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)

4. Spirituality (spiritualitas)

5. Exercise (latihan)

Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan dikolaborasikan dengan ibu yg bersangkutan. Mereka

seringkali hanya bisa berfokus pada satu atau dua aspek dalam satu waktu, namun program ini harus

diselesaikan dalam setiap tahap penyembuhan mereka.

2.8.6. Merle Helaine Mishel.

1. Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness Theory

Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk beradaptasi pada

suatu penyakit.

Keraguan terhadap penyakit berhubungan dengan penyesuaian yang buruk, dan sering perlu dinilai sebagai

ancaman yang memiliki efek merusak. Dalam populasi sakit, keraguan terhadap penyakit terkait dengan

kepekaan yang meningkat terhadap nyeri dan toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri. Keraguan

terhadap penyakit juga terkait dengan koping maladaptif, distress psikologis yang lebih tinggi, dan penurunan

kualitas hidup.

2.8.7. Phil Barker

1. Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang perlu diperhatikan:

2. Value the voice (menghargai suara). Mendengarkan cerita seseorang adalah yang hal yang

terpenting.

Page 7: Midle Range Theory

3. Respect the language (hormati bahasa). Memungkinkan orang untuk mengekspresikan,

menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman hidup mereka menggunakan cara dan bahasa

mereka sendiri.

4. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu). Menunjukkan ketertarikan dan rasa

ingin tahu tentang cerita orang tersebut.

5. Become the apprentice (menjadi apprentice). Menempatkan diri dalam cerita tersebut dan belajar

serta mengambil hikmah dari cerita orang yang anda bantu (klien).

6. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan). Pada dasarnya setiap orang memiliki sikap

bijaksana dalam menghadapi setiap pengalaman hidupnya. Praktisi atau tenaga penolong mempunyai

tugas untuk membantunya mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan membantu dalam

proses pemulihannya.

7. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka). Baik klien maupun praktisi atau tenaga penolong

profesional berada dalam posisi istimewa dan harus menjadi model yang percaya diri, dengan cara

setiap saat menjadi transparan atau terbuka dan membantu untuk memastikan klien tersebut

memahami apa yang sebenarnya sedang dilakukannya.

8. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada). Cerita seseorang berisi informasi yang

berharga untuk mengetahui sumberdaya mana yang dapat digunakan untuk membantu proses

pemulihan dan mana yang tidak dapat digunakan.

9. Craft the step beyond (menentukan langkah). Praktisi atau tenaga penolong bersama-sama dengan

klien membangun sebuah apresiasi dan menentukan langkah apa yang harus dilakukan "sekarang"

karena langkah awal merupakan langkah yang penting.

10. Give the gift of time (berikan waktu). Tidak ada yang lebih berharga daripada waktu yang dihabiskan

praktisi dan klien bersama-sama. Pertanyaan yang harus ditanyakan bukan “Berapa banyak waktu

yang masih kita punya?” melainkan "Bagaimana kita menggunakan waktu yang ada saat ini?".

10.  Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan adalah konstan). Hal ini merupakan

pengalaman umum bagi semua orang.

1. Tidal model berawal dari empat poin penting, yaitu:

2. Fokus terapeutik yang utama dalam kesehatan jiwa ialah dalam komunitas. Manusia hidup di “lautan

pengalaman” dan krisis kejiwaan hanyalah satu dari sekian banyak hal yang dapat

“menenggalamkan” mereka. Tujuan keperawatan atau asuhan kesehatan jiwa ialah untuk

mengembalikan mereka ke “lautan pengalaman” tersebut sehingga mereka dapat melanjutkan

perjalanan hidup mereka.

3. Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan. Manusia akan terus berubah, namun

kadang mereka tidak menyadarinya. Salah satu tujuan utama intervensi yang dilakukan ialah untuk

membantu klien membangun kesadaran bahwa sekecil apapun perubahan itu akan membawa

dampak yang besar bagi hidupnya.

4. Kekuatan terletak pada proses asuhan. Perawat membantu klien untuk mengidentifikasi bagaimana

ia dapat lebih berperan ddalam hidupnya dan mengontrol hidupnya serta pengalaman yang

didapatnya.

5. Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti penari dalam sebuah tarian.

2.8.8. Kristen Swanson

1. Theory of Caring Oleh Kristen Swanson

Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang dilakukannya pada wanita yang mengalami

keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko dan

telah melalui system untuk menerima berbagai macam bentuk perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).

Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara keseluruhan dan pada saat

yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien.

Salah satu hal paling penting yang memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu

argumen bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan sebagai

manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata

Page 8: Midle Range Theory

dalam pikiran, perasaan dan perilaku "(Swanson, 1993). Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini

adalah bahwa Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam proses becoming tersebut. Jadi dalam

aspek kesehatan becoming tersebut, perawat tidak hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga

merupakan mitra dalam membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).

1. Konsep Mayor dan Definisi

1. Caring adalah cara mengasihi orang lain dengan adanya komitmen dan tanggungjawab

terhadap orang tersebut (Swanson,1991).

2. Knowing dalam hal ini dimaksudkan memahami arti sebuah peristiwa yang terjadi dalam

hidup orang lain, menghindari asumsi-asumsi, berfokus pada orang yang dirawat / pasien,

mengkaji, serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan

dalam proses “knowing” atau pengenalan (Swanson,1991).

3. Being with dalam hal ini dimaksudkan mendukung orang lain secara emosional termasuk

keberadaannya untuk orang lain dan berbagi kesedihan dengan orang tersebut

(Swanson,1991).

4. Doing for yang dimaksud adalah melakukan sesuatu demi kepentingan orang lain termasuk

memenuhi kebutuhan, kenyamanan, dan melindungi orang tersebut (Swanson,1991).

5. Enabling yaitu memfasilitasi orang lain untuk melalui masa-masa transisi dalam hidupnya

dan melewati setiap peristiwa hidupnya dengan berfokus pada peristiwa tersebut,

mendukungnya, memberi penjelasan, memvalidasi apa yang dirasakan, menemukan

alternatif penyelesaian, dan memberikan feedback / umpan balik (Swanson,1991).

6. Maintaining belief yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap peristiwa

hidup dan masa-masa transisi dalam hidupnya serta menghadapi masa depan dengan penuh

keyakinan, meyakini kemampuan orang lain, menumbuhkan sikap optimis, membantu

menemukan arti atau mengambil hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu ada untuk orang

lain dalam situasi apa pun.

2.8.9. Shirly M. Moore

       Teori Hidup damai di akhir

Sumber Teoritis 

Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka teoritis. Hal ini didasarkan

terutama pada model klasik Donabedians struktur, proses dan hasil (Ruland & Moore, 1998) yang sebagian,

dikembangkan dari teori besar pengaruh systems. Dalam teori EOL, pengaturan struktur adalah sistem

keluarga (pasien sakit parah dan semua orang lain yang signifikan) yang menerima perawatan dari

profesional pada unit rumah sakit perawatan akut.

Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang dirancang untuk

mempromosikan positif hasil dari berikut:

(1)  bebas dari rasa sakit,

(2)  mendapatkan penghiburan,

(3)  mendapatkan martabat dan rasa hormat,

(4)  berada dalam kedamaian dan

(5) mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang peduli.

Penggunaan Bukti Empiris

Teori EOL damai didasarkan pada bukti empiris yang berasal dari kedua pengalaman langsung dari perawat

ahli dan mengkaji secara menyeluruh literatur menangani beberapa komponen teori. Para standart perawatan

terdiri dari praktek terbaik berdasarkan bukti penelitian yang diturunkan di bidang nyeri, kenyamanan gizi

manajemen, dan teori preskriptif relaxation. Ruland dan Moore (1998) mengidentifikasi enam pernyataan

teoritis untuk teori mereka sebagai berikut:

1. Monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan intervensi farmakologis dan nonpharmacologic

kontribusi dari pengalaman pasien tidak sakit.

Page 9: Midle Range Theory

2.  Mencegah, pemantauan dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik, memfasilitasi istirahat, relaksasi dan

kepuasan, dan mencegah komplikasi berkontribusi dengan pengalaman pasien kenyamanan.

3.  Termasuk yang lain pasien dan signifikan dalam pengambilan keputusan tentang perawatan pasien,

memperlakukan pasien dengan martabat, empati dan rasa hormat dan menjadi perhatian terhadap pasien

menyatakan kebutuhan, keinginan, dan preferensi berkontribusi dengan pengalaman pasien martabat dan

rasa hormat.

4.  Memberikan dukungan emosional, pemantauan dan pertemuan pasien menyatakan kebutuhan untuk obat

antiansietas, kepercayaan inspirasi, memberikan yang lain pasien dan signifikan dengan bimbingan dalam

masalah-masalah praktis dan memberikan kehadiran fisik orang lain peduli apakah berkontribusi diinginkan

untuk pengalaman pasien merasa damai.

5.  Fasilitasi dan berpatisipasi signifikan dalam perawatan pasien, empati kesedihan orang lain, kekhawatiran

dan pertanyaan dan memfasilitasi peluang untuk kedekatan keluarga kepada orang lain yang signifikan atau

orang yang peduli.

6.  Pengalaman pasien tidak sakit, kenyamanan, martabat, dan rasa hormat yang damai, kedekatan dengan

orang lain yang signifikan atau orang-orang yang peduli berkontribusi sampai akhir hidup damai.

Pengembangan Lebih Lanjut

Teori EOL damai adalah sebuah teori baru yang menggunakan sumber asli dan dengan demikian, Ruland dan

Moore mengakui. Sejumlah langkah dapat digunakan untuk memajukan pembangunan. orang bisa

mempertimbangkan penggabungan beberapa kriteria proses dari tiga conceps (nyeri, kenyamanan, damai)

menciptakan sebuah konsep tunggal yang terkait dengan manajemen gejala fisik psikologis. Konsep atau

pemetaan analisis dapat digunakan untuk menentukan jika beberapa kriteria proses yang berhubungan

dengan tiga konsep (nyeri, kenyamanan, damai). Misalnya :

1. Kreteria proses dan konsep nyeri (monitoring dan mengelola rasa sakit dan  menerapkan intervensi

farmakologis dan non phramlocological)

2. Kriteria proses kenyamanan  (mencegah, pemantauan, dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik)

3. Proses perdamaian kriteria (pemantauan dan pasien yang memenuhi kebutuhan obat anti ansietas).

4. Intervensi nonpharmacological (misalnya musik, humor, atau relaksasi) yang berfungsi untuk distrac pasien

sekarat yang berguna untuk menghilangkan nyeri, kecemasan, dan ketidaknyamanan fisik secara umum.

Revisi ini juga akan berfungsi untuk menghubungkan Teori EOL Damai untuk berbagai teori tengah Baik dan

Moore (1996).

Georgene Gaskill Eakes

Para NCRCS ( The Nursing Consurtium  For Research on Chronic Sorrow ) berdasarkan berbagai Middle

Range Theory  kesedihan Cronic pada dua sumber utama. Karya Olshansky pada tahun 1962 dikutip sebagai

dasar dari konsep asli kesedihan kronis (Eakes, Burke & Hainsworth, 1998). Lazarus dan Folksmans (1984)

model stres dan adaptasi membentuk dasar bagi konseptualisasi tentang bagaimana orang mengatasi

kesedihan kronis.

Konsep kesedihan kronis berasal  karya Olshansky Tahun 1962 (Lindgren, Burke, Hainsworth, & Eakes,

1992). Para ahli teori NCRCS mengutip pengamatan Olshanskys, orang tua mengalami kesedihan berulang

dan  kesedihan kronis panjang. Konsep aslinya digambarkan secara luas sebagai deskripsi sederhana reaksi

psikologis untuk situasi tragis "(Lindgren et al, 1992).

Selama 1980 peneliti lain mulai meneliti pengalaman orang tua dari anak-anak  baik secara fisik atau cacat

mental. Karya ini divalidasi kesedihan yang berulang dan sifat tidak pernah berakhir duka yang dialami oleh

orang tua. Sebelumnya untuk pekerjaan ini, duka dikonseptualisasikan sebagai proses yang menyelesaikan

dari waktu ke waktu dan jika belum terselesaikan, kesedihan yang abnormal menurut Bowlby dan Lindemans

(Lindgren et al, 1992). Berbeda dengan konseptualisasi terikat waktu, yang melekat dalam konsep kesedihan

kronis adalah bahwa kesedihan berulang merupakan pengalaman normal, menurut Wikler, Wasow, dan

Hatfiled (Lindgren et al, 1992). Burke dalam studinya anak-anak dengan spina bifida, kesedihan kronis

didefinisikan sebagai kesedihan luas yang bersifat permanen, periodik dan progresif di alam '(hainsworth,

Eakes, Burke 1994).

Page 10: Midle Range Theory

NCRCS tidak membatasi teori mereka adanya kesedihan kronis tetapi berusaha untuk memeriksa respon

terhadap duka. Mereka memasukkan Lazarus dan Folksmans 1984 bekerja pada stres dan adaptasi sebagai

dasar untuk metode manajemen yang efektif yang dijelaskan dalam model mereka (Eakes et al, 1998)

Kesenjangan ditemui dan respon untuk kembali kesedihan merangsang mekanisme koping individu. Ada

kategori mengatasi gaya atau manajemen. Strategi koping internal meliputi tindakan berorientasi kognitif

penilaian kembali dan perilaku interpersonal. Dengan demikian berbagai Middle Range Theory  kesedihan

kronis diperpanjang dasar teoritis kesedihan kronis dalam situasi tertentu tetapi juga tanggapan berupaya

untuk fenomena tersebut.

Konsep Mayor dan Definisi Kesedihan Kronis

Kesedihan kronis adalah kesenjangan yang sedang berlangsung yang dihasilkan dari kerugian ditandai

dengan pervasif dan permanen. Gejala kesedihan berulang secara periodik dan gejala ini berpotensi progresif.

Kerugian

Kerugian terjadi sebagai akibat dari kesenjangan antara situasi ideal dan nyata atau pengalaman. Misalnya

ada seorang anak yang sempurna dan seorang anak dengan kondisi kronis yang berbeda dari ideal itu.

Pemicu Kejadian

Situasi pemicu kejadian , keadaan dan kondisi yang menonjolkan perbedaan atau kehilangan berulang dan

memulai atau memperburuk perasaan berduka.

Metode manajemen

Metode manajemen sarana yang berhubungan dengan individu kesedihan kronis. Ini mungkin internal

(strategi koping pribadi) atau eksternal (praktisi perawatan kesehatan atau orang lain yang intervensi)

Manajemen yang tidak efektif

Efektif manajemen hasil dari strategi yang meningkatkan ketidaknyamanan individu atau meningkatkan

perasaan kesedihan kronis.

Manajemen Efektif

Efektif manajemen hasil dari strategi yang mengarah pada peningkatan kenyamanan individu yang terkena.

 

BAB 3

KESIMPULAN

 

Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range teori adalah suatu pengembangan

teori pada tingkat yang lebih kongkret  daripada Grand Teori,karena pada Grand teori lebih berfokus pada

fenomena pusat dari disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif, defisit perawatan diri,kesatuan

manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori yang kerangkanya  terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan

relasional yang menjelaskan fenomena abstrak.Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup

terbatas, memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-Range memiliki

hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut

Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik.

Pengembangan Middle Range Theory bisa bersumber dari Grand Teori,atau dapat pula bersumber dari hasil

penelitian klinis langsung, hal ini dapat kita lihat dari pernyataan beberapa ahli. Mungkin ada hubungan yang

eksplisit antara beberapa grand teori dan middle range teori. Sebagai contoh, (middle range teori) Reed

(1991)  transendensi-diri dan (1988) teori Barrett kekuasaan secara langsung terkait dengan Ilmu Rogers dari

Kesatuan Manusia. Teori Midle range lainnya mungkin tidak memiliki hubungan langsung dengan grand teori.

Dalam hal ini,asumsi-asumsi filosofis yang mendasari middle range teori  dapat berada pada tingkat

paradigma, bukan dari Grand Teori. Namun demikian, hubungan ini penting untuk menetapkan validitas

sebagai teori.

Jika kita bandingkan dengan filosofi teori dan Grand teori,middle range teori dapat digunakan langsung

dalam tatanan  praktik, karena memiliki variable yang spesifik misalnya kita ambil contoh dari Teori

Trajectory Illness dari Wiener dan Dodd, teori ini lahir dari bentuk studi kualitatif yang dilakukan pada khusus

Page 11: Midle Range Theory

penderita kanker,kemudian juga teori Cheryl T.Beck yang mengkhususkan teori pada tatanan praktik yang

diaplikasikan pada Post Partum Depresion.

Midle range teori adalah bagian dari struktur disiplin ilmu keperawatan.Teori ini menjelaskan fenomena

spesifik yang terkait dengan praktek keperawatan. Kajian analisis teori transendensi-diri menjelaskan

bagaimana penuaan atau mendorong kerentanan manusia melampaui batas-batas untuk diri intrapribadi

fokus pada makna kehidupan, interpersonal pada koneksi dengan orang lain dan lingkungan, temporal untuk

mengintegrasikan masa lalu, sekarang, dan masa depan, dan transpersonally untuk terhubung dengan

dimensi di luar fisik realitas. Transendensi-diri ini terkait dengan kesejahteraan atau penyembuhan, salah satu

dari diidentifi kasi fokus dari disiplin keperawatan. Teori ini telah diuji dalam penelitian dan digunakan untuk

memandu praktik keperawatan. Dengan ekspansi Middle Range Teori memperkaya disiplin ilmu keperawatan.

Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori  ada beberapa aspek yang menjadi catatan penting yaitu

posisi Middle Range Teori berada pada lingkaran tengah, semi konsep semi praktis. Dapat dilakukan ditarik

keatas mendekati  tatanan konsep dapat pula ditarik kebawah lebih mendekati praktik klinik, tergantungan

penggunaan konsep-konsep dan aplikasinya. Hal ini dapat kita lihat pada beberapa cirri yang diungkapkan

oleh beberapa ahli yang menyatakan Middle Range Teori dipengaruhi oleh penggunaannya yang mampu

diaplikasikan dalam berbagai situasi, masih memiliki suatu unsur abstrak ,namun lebih mudah diaplikasikan

ke dalam praktik  dibandingkan dengan Grand Teori.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Kolcaba. 1997. Comfort Theory and Practice. www.thecomfortline.com. Diunduh tanggal 24 September 2014,

jam 20.15

McKenna, Hugh.1997. Nursing Theories and Models. New York: Routledge.

Meleis, Afaf Ibrahim. 2010.Transitionstheory: middle-range and situation specific theories in nursing research

and practice. New York: SpringerPublishingCompany.

Parker,Marilyn E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing theories and nursing practice.  3rd ed.

Philadelphia:  F. A. Davis Company.

Peterson,Sandra J. & Bredow, Timothy S.2009. Middle Range Theories, Application to Nursing

Research.Second edition. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.

Sieloff, Christina Leibold and Frey, Maureen A. 2007. Middle Range Theory Development Using King’s

Conceptual System. New York: Springer Publishing Company .

Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed.  New York: Springer

Publishing Company.

Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto: The CV Mosby Company St.

Louis