tehnik range of motion

16
Tehnik Range of Motion (ROM) dalam keperawatan Definisi ROM Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal Jenis ROM 1. ROM Pasif Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan bantuan perawat setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan fasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. 2. ROM Aktif

Upload: winda-k

Post on 27-Jan-2016

61 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

infeksi nosokomial

TRANSCRIPT

Page 1: Tehnik Range of Motion

Tehnik Range of Motion (ROM) dalam keperawatan

Definisi ROM               Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk

mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan

persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot dan

sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan

sendi yang abnormal

Jenis ROM

1.      ROM Pasif

Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan bantuan

perawat setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan fasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar,

pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan

rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis

ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga

kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif

misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.

2.      ROM Aktif

Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien

dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi

normal. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara

menggunakan otot-ototnya secara aktif

Tujuan ROM

Page 2: Tehnik Range of Motion

1. Mempert ahankan atau memelihara kekuatan otot

2. Memelihara mobilitas persendian

3. Merangsang sirkulasi darah

4. Mencegah ke lainan bentuk

Perinsip Dasar Latihan ROM

1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari

2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien

3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien,

    diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.

4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari,

    lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.

5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian   

    yang di curigai mengalami proses penyakit.

6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau

    perawatan rutin telah di lakukan.

Manfaat ROM

1.  Meningkatkan mobilisasi sendi

2.  Memperbaiki toleransi otot untuk latihan

3.  Meningkatkan massa otot

4.  Mengurangi kehilangan tulang

5.Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan

6. Mengkaji tulang sendi, otot

7. Mencegah terjadinya kekakuan sendi

8. Memperlancar sirkulasi darah

9 Memperbaiki tonus otot

         ROM pasif post operasi fraktur femur

Perawat membantu pasien pascaoperatif fraktur femur melakukan Latihan ROM

pasif dan menganti posisi akan meningkatkan aliran darah ke ekstermitas sehingga stasis

berkurang. kontraksi otot kaki bagian bawah akan meningkatkan aliran balik vena sehingga

Page 3: Tehnik Range of Motion

mempersulit terbentuknya bekuan darah. perawat membantu pasien melakukan latihan ini

setiap 2 jam sekali saat klien terjaga. perawat membantu pasien pascaoperatif fraktur femur

melakukan Latihan ROM pasif dengan cara atur posisi pasien terlentang, rotasikan kedua

pergelangan kaki membentuk lingkaran penuh, lakukan dorsofleksi dan flantar fleksi secara

bergantian pada kedua kaki klien, lanjutkan latihan dengan melakukan fleksi dan ekstensi

lutut cecara bergantian, mengangkat kedua telapak kaki klien secara tegak lurus dari

permukaan tempat tidur secara bergantian.

Latihan ini di lakukan untuk mengurangi efek imobilisasi pada pasien di lakukan

ROM pasif dengan latihan isometrik otot-otot di bagian yang di imobilisasi latihan kuadrisep

dan latihan gluteal dapat membantu mempertahankan kelompok otot besar yang penting

untuk berjalan. Latihan aktif dan beban berat badan pada bagian tubuh yang tidak mengalami

cedera dapat mencegah terjadinya atrofi otot.

 ROM aktif post operasi fraktur femur

Pasien yang telah dilakukan operasi fraktur femur seringkali dapat menimbulkan

permasalahan adanya luka operasi pada jaringan lunak dapat menyebabkan proses radang

akut dan adanya oedema dan fibrosis pada otot sekitar sendi yang mengakibatkan

keterbatasan gerak sendi terdekat.

Latihan rentang gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien sehingga

setelah operasi fraktur femur, pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang di

perlukan untuk pempercepat proses penyembuhan. Keluarga pasien seringkali mempunyai

pandangan yang keliru tentang pergerakan pasien setelah operasi. Banyak pasien yang tidak

berani mengerakan tubuh karena takut jahitan operasi sobek atau takut luka operasinya lama

sembuh. pandangan yang seperti ini jelas keliru karena justru jika pasien selesai operasi dan

segera bergerak maka pasien akan lebih cepat merangsang peristaltik usus sehingga pasien

cepat platus, menghindarkan penumpukan lendir pada saluran pernapasan dan terhindar dari

kontraktur sendi, memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan dekubitus. Menurut

Garrison, (2002) Pedoman perawatan pasca bedah fraktur femur Sering kali di perlukan

intervensi bedah ORIF dengan mengunakan sekrup dan plate pada hari ke 2-3 latihan aktif

(ROM) yang di bantu dapat dimulai dari bidang anatomi yang normal, pada hari ke 4

berjalanlah pada cara berjalan tiga titik dengankruk axilla pembantu berjalan standar dan

kemudian penahan berat badan sesuai toleransi

Page 4: Tehnik Range of Motion

Gerak gerakan ROM

1. Leher, spina, serfikal

Fleksi : Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°

Ekstensi : Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°

Hiperektensi : Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°

Fleksi lateral : Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah

setiap bahu, rentang 40-45°

Rotasi : Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler,

rentang 180° Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

2. Bahu

Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke

posisi di atas kepala, rentang 180°

Ekstensi : Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, rentang

180°

Hiperektensi : Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus, rentang

45-60°

Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan

telapak tangan jauh dari kepala, rentang 180°

Adduksi

: Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh

sejauh mungkin, rentang 320°

Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan sampai ibu

jari menghadap ke dalam dan ke belakang, rentang 90°

Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping

kepala, rentang 90°

Sirkumduksi : Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh, rentang 360°

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

3. Siku

Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan

sendi bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150°

Page 5: Tehnik Range of Motion

Ektensi : Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150°

4. Lengan bawah

Supinasi : Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan

menghadap ke atas, rentang 70-90°

Pronasi : Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke

bawah, rentang 70-90°

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

5. Pergelangan tangan

Fleksi : Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan

bawah, rentang 80-90°

Ekstensi : Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan

bawah berada dalam arah yang sama, rentang 80-90°

Hiperekstensi : Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh

mungkin, rentang 89-90°

Abduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari, rentang

30°

Adduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari, rentang

30-50°

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

6. Jari- jari tangan

Fleksi : Membuat genggaman, rentang 90°

Ekstensi : Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°

Hiperekstensi : Menggerakan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin,

rentang 30-60°

Abduksi : Mereggangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain,

rentang 30°

Adduksi : Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30°

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

7. Ibu jari

Page 6: Tehnik Range of Motion

Fleksi : Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan,

rentang 90°

Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90°

Abduksi : Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°

Adduksi : Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°

Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan

yang sama

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

8. Pinggul

Fleksi : Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120°

Ekstensi : Menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain, rentang

90-120°

Hiperekstensi : Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, rentang

30-50°

Abduksi

: Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh, rentang

30-50°

Adduksi

: Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi

jika mungkin, rentang 30-50°

Rotasi dalam :

Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain, rentang 90°

Rotasi luar : Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain, rentang 90°

Sirkumduksi : Menggerakan tungkai melingkar

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

9. Lutut

Fleksi

: Mengerakan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130°

Ekstensi

: Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°

Page 7: Tehnik Range of Motion

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

10. Mata kaki

Dorsifleksi

: Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas,

rentang 20-30°

Flantarfleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke

bawah, rentang 45-50°

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

11. Kaki

Inversi

t: Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10°

Eversi

: Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10°

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

12. Jari-Jari Kaki

Fleksi

: Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°

Ekstensi

: Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°

Abduksi

: Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang

15°

Adduksi

: Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali

2-6. RANGE OF MOTION

a. Range of motion is a group of exercises performed to proper preserve movement of a joint. Types

of motion are depicted below.

b. Parts of the body that can be exercised by the respective range-of-motions are depicted in the

following: (figures 2-11 through 2-22).

Page 9: Tehnik Range of Motion

Figure 2-13. Range-of-motion exercises motion exercises for the elbow.

. Figure 2-14. Range-of-motion exercises motion exercises for the forearm.

Page 12: Tehnik Range of Motion

Figure 2-20. Range-of-motion exercises for motion exercises for the ankle.

Figure 2-21. Range-of-motion exercises for the foot

- See more at: http://kotakmasalalu.blogspot.com/2013/04/tehnik-range-of-motion-rom-dalam.html#sthash.d3AdfK8n.dpuf

Page 13: Tehnik Range of Motion