metode pembinaan agama dalam pembentukan …

204
METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU SOSIAL ANAK DI YAYASAN ISLAM MEDIA KASIH TANGERANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Endah Novianti (11160520000054) PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/2021 M

Upload: others

Post on 15-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN

PERILAKU SOSIAL ANAK DI YAYASAN ISLAM MEDIA

KASIH TANGERANG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Endah Novianti

(11160520000054)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/2021 M

Page 2: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …
Page 3: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …
Page 4: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …
Page 5: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

ABSTRAK

Endah Novianti, NIM 11160520000054, Metode

Pembinaan Agama dalam Pembentukan Perilaku Sosial

Anak di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, di bawah

bimbingan Suparto, M.Ed, Ph.D, 2021.

Perilaku sosial anak yang negatif merupakan salah

satu problem yang senantiasa muncul di tengah-tengah

masyarakat. Masalah tersebut hidup, berkembang dan

membawa akibat-akibat buruk tersendiri sepanjang masa yang

sulit dicari ujung pangkalnya, sebab kenyataannya perilaku

sosial yang negatif telah merusak nilai-nilai norma yang ada

di masyarakat serta merusak nilai-nilai agama. Upaya

pengendalian terhadap peningkatan perilaku sosial negatif

perlu dilakukan untuk menekan dan mencegah kasus perilaku

sosial negatif yang terus meningkat seperti mencuri, putus

sekolah, dan tawuran. Salah satu upaya menanganinya adalah

dengan memberikan pembinaan agama terhadap anak.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

pembinaan agama dari Djamaludin Anchok merupakan

membimbing, mengarahkan, atau membangun nilai-nilai yang

sangat penting dan beragama bagi manusia. Sehingga menjadi

pedoman bagi tingkat laku orang tersebut. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.

Teknik dalam pengumpulan data yaitu teknik observasi,

wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa

pelaksanaan program pembinaan agama pada lokasi penelitian

berjalan dengan efektif. Penelitian ini juga menemukan

indikator keberhasilan penerapan program pembinaan agama

oleh lembaga penelitian dapat dilihat dari peningkatan

pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku menjadi lebih baik,

kedisiplinan beribadah dan mampu bersosialisasi.

Kata Kunci: Pembinaan Agama, Perilaku Sosial, Anak

Asuh.

Page 6: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin, puji syukur peneliti

panjatkan kepada Allah subhanahu wata’ala Rabb semesta

alam yang dengan cara-Nya telah memudahkan rangkaian

proses pembuatan skripsi dengan judul “ Metode Pembinaan

Agama dalam Pembentukan Perilaku Sosial Anak di

Yayasan Islam Media Kasih Tangerang” ini. Shalawat

bertangkaikan salam semoga selalu tercurah limpahkan

kepada manusia yang paling mulia, nabi seluruh umat,

Muhammad sallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga,

sahabat dan pengikut-pengikutnya.

Penulis ucapkan terimakasih banyak kepada manusia

yang tidak pernah luput dalam mendoakan, selalu mendukung

dalam segala keadaan, yakni Ibunda Nining Ningrum, semoga

segala manfaat yang didapat peneliti juga pembaca menjadi

ladang pahala yang mengantarkannya menuju surga yang

abadi. Aamiin. Tidak lupa juga kepada Ayahanda Taufiq

Ichsan, semoga senantiasa Allah beri kesehatan dan

keberkahan dalam hidup. Aamiin. Ucapan terimakasih lainnya,

penulis tujukan untuk kakak tersayang, Siti Fachrana yang

telah memberikan motivasi, tidak lupa adikku Aulia Gani

Nabila dan Muhammad Ramdani. Dan Allah-lah sebaik-baik

pemberi balasan atas kebaikan kalian.

Page 7: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

ii

Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada

seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung peneliti

dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada:

1. Suparto M.Ed, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi dan selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan banyak arahan dan masukan sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan, semoga Allah membalas segala

kebaikannya, DR. Siti Napsiah, MSW., selaku Wakil Dekan I

Bidang Akademik, serta Dr. Sihabudin Noor, MA selaku

Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Drs. Cecep

Catrawijaya, MA selaku Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan.

2. Ir. Noor Bekti Nugroho, S.E, M.Si. selaku Ketua Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

3. Artriani Puspita Arwan, M.Psi. selaku Sekretaris Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

4. M. Jufri Halim, M.Si. selaku Dosen Penasihat Akademik

Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam kelas B Angkatan 2016.

5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat

selama peneliti menempuh pendidikan jenjang strata satu ini.

6. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi yang telah memfasilitasi peneliti

sehingga mendapatkan referensi yang diperlukan.

Page 8: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

iii

7. Keluarga besar Yayasan Islam Media Kasih Tangerang

yang telah menerima peneliti dengan baik. Semoga Allah beri

balasan terbaik. Aamiin.

8. Keluarga besar Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah member warna dan makna

selama peneliti menempuh pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Semoga Allah mudahkan segala urusan

kalian. Aamiin.

9. Sahabatku, Dwi Sarifathul Arnia, Rika Damayanti dan Inti

Wulan Mustika Wati yang telah bersama selama 8 tahun,

memberi motivasi dan ikhlas menemani dalam perjuangan

hidup. Semoga Allah membalas segala kebaikan kalian.

Aamiin.

10. Seluruh teman-teman Jurusan Bimbingan Penyuluhan

Islam yang telah banyak membantu dan menjadi motivasi

selama peneliti menempuh pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Semoga Allah menjaga kalian. Aamiin.

Page 9: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR …...........................…………….... i

DAFTAR ISI ……....….....................………...………….. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah........................................................ 14

C. Batasan dan Rumusan Masalah ...................................... 15

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................... 16

E. Tinjauan Kajian Terdahulu ............................................. 17

F. Metode Penelitian ........................................................... 22

G. Sistematika Penulisan .................................................... 31

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pembinaan Agama

1. Pengertian Pembinaan ............................................. 34

2. Pengertian Agama ................................................... 37

3. Pengertian Pembinaan Agama ................................ 38

4. Tujuan Pembinaan Agama ...................................... 39

5. Aspek-aspek Pembinaan Agama ............................. 41

6. Metode Pembinaan Agama ..................................... 42

7. Materi Pembinaan Agama ....................................... 52

8. Media Pembinaan Agama ....................................... 61

B. Perilaku Sosial

Page 10: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

v

1. Pengertian Perilaku Sosial ...................................... 64

2. Faktor yang Memengaruhi Perilaku Sosial ............. 69

3. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial ............................ 72

4. Pembentukan Perilaku Sosial ................................. 77

B. Sosial

1. Perubahan Sosial ...................................................... 78

2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan

Sosial ........................................................................ 80

C. Anak

1. Pengertian Anak ...................................................... 83

2. Kebutuhan Dasar Anak ........................................... 85

3. Tingkat Perkembangan Anak .................................. 86

4. Tugas Perkembangan Anak ..................................... 89

D. Kerangka Berpikir .......................................................... 91

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR BELAKANG

A. Sejarah Yayasan Islam Media Kasih ............................. 92

B. Visi dan Misi .................................................................. 93

C. Tujuan ............................................................................ 94

D. Program atau Kegiatan .................................................. 95

E. Fasilitas .......................................................................... 97

F. Struktur Kepengurusan .................................................. 98

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Data Informan……….……………………...….......… 99

Page 11: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

vi

B. Temuan Lapangan ....................................................... 103

BAB V PEMBAHASAN

A. Metode Pembinaan Agama dalam Pembentukan Perilaku

Sosial Anak Asuh di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang

……………...........................................…………………. 108

B. Gambaran Perilaku Sosial Anak Asuh di Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang …....……………………………113

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.Simpulan ….............................…………….………... 129

B. Implikasi …………………………………………..... 130

C. Saran ………………………………………..........…. 131

DAFTAR PUSTAKA ……………………………….... 133

LAMPIRAN

Page 12: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan karunia Allah SWT yang

sangat besar arti dan fungsi bagi kehidupan keluarga.

Keluarga dan lingkungan masyarakat berperan penting

untuk perubahan dan pembentukan diri anak.

Perubahan yang terjadi meliputi segi kehidupan

manusia yaitu jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan

sosial. Rentang usia anak ini dibagi menjadi empat

bagian yaitu usia nol sampai satu tahun adalah masa

bayi di mana ia belum dapat mengekspresikan

perasaan dan pikirannya dengan kata-kata, usia dua

sampai lima tahun adalah masa anak yang sangat

egosentris, selain itu anak belum mampu berbicara

fasih, usia enam sampai sebelas tahun adalah masa

anak sangat peka terhadap stimulus yang dirasakan,

sehingga apabila berkomunikasi dan berinteraksi

sosial dengan anak di usia ini harus menggunakan

bahasa yang mudah dipahami, dan usia dua belas

sampai tujuh belas tahun adalah masa peralihan anak-

anak menuju masa dewasa, pola pikir dan tingkah laku

anak akan mencontoh orang orang dewasa. Pada masa

ini anak harus diberi kesempatan untuk memecahkan

masalah secara positif, harus dihargai keberadaan

Page 13: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

2

identitas diri dan harga diri. 1 Dalam penelitian ini,

peneliti akan meneliti anak dengan usia dua belas

sampai tujuh belas tahun.

Anak dengan rentang usia dua belas sampai

tujuh belas tahun dapat dikatakan sebagai remaja awal.

Sebagaimana yang diutarakan oleh Hurlock dalam

pembagian masa remaja, ia membagi masa remaja

menjadi dua, yaitu masa remaja awal sebelas sampai

tujuh belas tahun dan masa remaja akhir enam belas

sampai delapan belas tahun.

Masa-masa remaja adalah masa di mana

individu sedang dalam pencarian jati diri atau identitas

diri. Dalam pencarian jati diri tersebut remaja

memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar tentang

lingkungan sekitarnya yang mereka anggap sebagai

hal-hal yang baru. Dalam keadaan pencarian identitas

ini, remaja lebih sering berpatokan pada dunia luar dan

lingkungan sosial di sekitar mereka, sehingga dengan

keadaan emosional yang masih labil remaja mudah

terpengaruh oleh dunia luar yang akan membentuk

kepribadian mereka kelak.

Dalam kajian pisikologi perkembangan remaja

antara lain dapat diamati dari perilaku remaja

bersangkutan. Perilaku adalah semua kegiatan atau

1Damaiyanti Mukhripah, Komunikasi Terapeutik dalam Praktik

Keperawatan, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2008), hlm. 78.

Page 14: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

3

aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung

maupun yang tidak dapat diamati pihak luar. Perilaku

merupakan aktivitas atau tindakan yang terbentuk

karena pengaruh dari faktor perkembangan dalam diri

dan faktor perkembangan sosial individu di

lingkungan sekitarnya. 2 Menurut George Ritzer

perilaku sosial adalah tingkah laku individu yang

berlangsung dalam hubungannya dengan faktor

lingkungan yang menimbulkan perubahan pada

tingkah laku.3

Perilaku sosial mewakili kontinum exterm pada

sebuah rangkaian yang dapat menjelaskan sebagai

perilaku positif dan negatif. Perilaku sosial merupakan

suatu tindakan yang memiliki manfaat bagi orang lain

seperti keluarga dan masyarakat. Di antara manfaat

tersebut menurut Mohamad Asrori, yaitu adanya

kepentingan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

Perilaku sosial merupakan perilaku yang dimiliki oleh

diri manusia, namun perilaku ini tidak dibawa ketika

manusia itu dilahirkan akan tetapi perilaku sosial ini

terbentuk melalui proses interaksi antarindividu

dengan lingkungan sosialnya. Soetjipto Wirosarjono

2 Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta

Didik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, hlm. 35.

3Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi

Yogyakarta), hlm. 15.

Page 15: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

4

mengatakan bahwa bentuk-bentuk perilaku sosial

merupakan hasil tiruan dan adaptasi dari pengaruh

kenyataan sosial yang ada. Perilaku sosial terbentuk

dan ada karena manusia melihat dan memperhatikan

hal-hal yang terjadi di sekitarnya dan lingkunganya.4

Ada berbagai faktor yang dianggap sebagai

penyebab perilaku sosial remaja. Menurut Mash &

Wolfn perilaku sosial remaja disebabkan oleh faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup

faktor biologis dan faktor sosio psikologis. Faktor

biologis bisa berupa faktor genetik atau bawaan dan

motif biologis seperti kebutuhan makan dan minum,

kebutuhan seksual, serta kebutuhan melindungi diri

dari bahaya. Sedangkan faktor sosio psikologis berupa

kemampuan afektif yang berhubungan dengan

emosional manusia, kemampuan kognitif yang

merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan

apa yang diketahui manusia, serta kemampuan konatif

yang merupakan aspek yang berhubungan dengan

kebiasaan dan kemauan bertindak.5

4 Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta

Didik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, hlm. 36.

5 Radi Susanto, Perilaku Sosial Remaja di Kelurahan Lubuk

Durian Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara, Skripsi pada

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, hlm. 14.

Page 16: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

5

Sedangkan faktor dari luar (eksternal) adalah

faktor yang berasal dari luar diri seseorang atau

individu, antara lain keluarga, sekolah, dan lingkungan.

Pengaruh lingkungan terhadap perilaku individu dapat

berupa kondisi masyarakat, perubahan iklim, dan

cuaca serta faktor ekonomi individu. Kondisi

masyarakat yang baik dan stabil akan berdampak baik

pada perilaku seseorang. Begitu juga jika kondisi

masyarakat yang tidak kondusif akan menimbulkan

perilaku yang buruk sebagai bentuk perwujudan dari

perasaan dan emosional. Perubahan iklim dan cuaca

juga mempengaruhi perilaku seseorang. Di sini

perilaku timbul sebagai bentuk penyesuaian diri yang

sedang berlangsung. Selanjutnya adalah faktor

ekonomi dari individu, faktor ini merupakan faktor

dalam perilaku seseorang, keadaan ekonomi yang

kurang dan sulit akan menjadikan seseorang berbuat

nekat dan semaunya tanpa memperdulikan orang lain.

Seseorang akan melakukan apapun untuk memenuhi

kebutuhannya dengan melakukan pelanggaran

terhadap norma dan aturan yang berlaku.6

Salah satu faktor eksternal yang banyak

mempengaruhi perilaku sosial adalah keluarga. Proses

6Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, (Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 2013), hlm. 78.

Page 17: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

6

sosialisasi pertama kali diperkenalkan di dalam

lingkungan keluarga melalui pembinaan yang

diberikan orang tua untuk anaknya. Pembinaan anak

merupakan proses yang paling penting, karena fungsi

pembinaan anak di dalam keluarga yaitu

mempersiapkan anak menjadi warga masyarakat.

Pembinaan anak dalam keluarga memberikan

keyakinan beragama, nilai budaya yaitu mencakup

nilai norma dan aturan-aturan pergaulan dalam

bermasyarakat dan sikap yang menjadi pegangan

kehidupan bermasyarakat, beragama, dan bernegara.7

Sebagai warga negara anak perlu mendapatkan

perhatian khusus dengan pembinaan sikap dan

perilaku. Dengan demikian untuk membentuk

kedewasaan pada diri anak dibutuhkan interaksi

sosial.8 Dalam proses pembinaan tanpa interaksi sosial

tidak akan terjadi keberlangsungan. Interaksi sosial

merupakan suatu hubungan individu dengan individu

lain, di mana terjadi saling mempengaruhi, mengubah

atau memperbaiki kelakuan individu.9 Perilaku sosial

7 Shochib, Pola Asuh Orang Tua dalam MembantuAnak

Mengembangkan Anak, (Jakarta: Rinneke Cipta, 1998), hlm. 2.

8Bimo Walgito, Psikologi Sosial, (Jakarta: Andi Offset, 1990),

hlm. 106.

9Gerungan, Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Andi Offsite, 2000),

hlm.57.

Page 18: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

7

berhubungan erat dengan perilaku individu dalam

menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku

di masyarakat. Anak berperilaku sosial yang sesuai

dengan masyarakat diperoleh dari kematangan dan

proses belajar dari berbagai stimulus yang diberikan

lingkungannya. Tatanan lingkungan yang baik dan

sehat dapat membantu mengembangkan konsep dalam

diri anak dan mendukung proses sosialisasi menjadi

optimal. Kesuksesan tujuan tersebut tidak mungkin

terjadi begitu saja tanpa adanya keterlibatan keluarga

dan lingkungan di sekitar anak. Pada umumnya

pembinaan anak dilakukan di dalam keluarga.

Keluarga adalah lingkungan hidup pertama dan utama

yang memberikan tuntunan serta contoh-contoh bagi

setiap anak. 10 Oleh sebab itu, keluarga yang utuh

sangat diperlukan bagi setiap anak.

Dalam perkembangan anak tidak lepas dari

peran orang dewasa di sekitarnya, hal ini agar anak

mampu berperilaku sosial yang baik. Setiap orang tua

mempunyai kewajiban untuk mengajarkan anak-

anaknya tentang kehidupan. 11 Oleh sebab itu,

pembinaan pada anak merupakan hal yang urgen,

10Kartini Kartono, Peranan Keluarga Memandu Anak, (Jakarta:

CV. Rajawali, 1992), hlm.27.

11 T.O. Ihromi, Sosiologi Keluarga, ( Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 1999), hlm. 30.

Page 19: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

8

karena Allah ta'ala langsung yang membebankan

tanggung jawab ini kepada kedua orang tua. Allah

berfirman dalam Al-Qur'an Surat At-Tahrim ayat 6:

ا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها أيها ٱلذين ءامنوا قو ي

ئكة غلظ شداد ل يعصون ٱلناس وٱلحجارة عليها مل

ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون ٱلل

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah

dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan

bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-

Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan.12

Dari surah At-Tahrim ayat 6 terdapat makna

yaitu pentingnya orang tua mempersiapkan diri dalam

mendidik anak, karena pada dasarnya orang tua harus

memberikan pembinaan keagamaan, metode

pembinaan termasuk cara penanaman iman kepada

anak sehingga terdapat hubungan timbal balik antara

orang tua dan anak. Orang tua wajib bertanggung

jawab atas amanah yang telah dititipkan Allah yaitu

anak, bertanggung jawab menjaga keluarga adalah

12Al-Qur'an Terjemahan, Kementrian Agama RI, (Bandung: CV

Darus Sunnah, 2015), hlm.196.

Page 20: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

9

dengan cara mendidik, mengajar, memerintahkan

mereka dalam segala aspek kehidupan sebagai bekal di

akhirat dan membantu untuk bertakwa kepada Allah

dan melarang dari maksiat kepada Allah. 13 Lebih

utamanya orang tua mempunyai peran penting untuk

keselamatan anak. Penanaman nilai-nilai agama dan

akhlak sejak kecil menjadi prioritas bagi anak untuk

bekal menghadapi pergaulan di masyarakat. Namun,

masih banyak orang tua yang belum memberikan

bimbingan intensif yang memang dibutuhkan oleh

anak agar menjadi manusia yang dapat berperilaku

sosial yang sesuai dengan norma yang ada di

lingkungan.

Komunikasi yang buruk di keluarga akan

mengikis nilai-nilai keagamaan. Anak yang kurang

bimbingan agama di keluarga akan menentukan

perilaku sosialnya. Perilaku sosial anak menjadi hal

yang penting sebagai proses bersosialisasi. Apabila

bimbingan agama mereka semakin turun,

kemungkinan besar mereka akan bersikap yang tidak

sesuai dengan peraturan di masyarakat.

Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia

(KPAI) pada tahun 2016 menunjukkan bahwa terdapat

13 Nur Kholish Rif'ani, Dasyatnya Mendidik Anak Gaya

Rasulullah, (Yogyakarta: Semesta Hikmah, 2015), hlm.31.

Page 21: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

10

930 anak terlantar dari berbagai latar belakang.

Mereka ditelantarkan karena masalah kesejahteraan

sosial, korban konflik sosial, bencana alam dan

perperangan. Ini baru kasus yang dilaporkan ke KPAI,

sebagian besar kasus anak-anak terlantar banyak yang

tidak dilaporkan.14

Berdasarkan data tersebut menunjukkan anak

membutuhkan bantuan, baik berupa materil dan non-

materil. Mereka membutuhkan bukan hanya sekedar

pembinaan agama, tetapi juga membutuhkan

bimbingan intens yang membuat mereka mampu

melindungi dan menempatkan diri di lingkungan

mayarakat. Pembinaan keagamaan juga dibutuhkan

agar mereka menjadi anak yang kuat iman,

berpengetahuan islam dan kuat mental sehingga

mereka dapat memunculkan kepercayaan diri untuk

berperilaku sosial di masyarakat.

Dalam UU RI No. 3 tahun 1997 bahwa anak

yang tidak mempunyai orang tua berhak memperoleh

asuhan dari negara atau orang atau badan. 15 Salah

satunya diasuh oleh badan atau lembaga kesejahteraan

sosial yaitu panti asuhan. Dalam hal ini yang

14David Setyawan,"Anak

Terlantar",https://www.kpai.go.id/berita/kpai-pemerintah-harus-jamin-

perlindungan-sosial-anak-terlantar, (diakses pada 9 September 2020).

15UU Peradilan Anak, (Jakarta: Sinar Grafika, 1997), hlm. 53.

Page 22: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

11

menggantikan peranan orang tua di panti asuhan

adalah pengasuh yang memberikan kebutuhan dan

pembinaan keagamaan pada anak. Panti asuhan adalah

salah satu rumah atau tempat untuk memelihara dan

merawat anak yatim, piatu, dan terlantar. 16 Panti

asuhan akan memberikan pembinaan secara jasmani

dan rohani yang sangat diperlukan sejak dini guna

memberikan arah, pandangan hidup dan berperilaku di

masyarakat.

Pada dasarnya anak yang ada di panti asuhan

memiliki latar belakang yang tidak sama karena

mereka datang dengan masalah yang berbeda-beda.

Jadi anak yang berada di panti asuhan diharapkan

menjadi lebih baik lagi dalam berprilaku, karena

baiknya seseorang dilihat dari seseorang itu

berperilaku. Dengan kata lain, perkembangan anak

dalam berperilaku sosial tergantung pada pola

pembinaan yang diberikan. Maka dari itu fungsi dari

pembinaan di panti asuhan yaitu agar anak-anak

diterima oleh masyarakat dan berperilaku tidak keluar

dari ajaran agama.

Panti asuhan Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang ini berdiri pada tahun 1991 dibentuk

16Irwandi, Pengembangan Life Skill Penghuni Panti Asuhan At-

Taqwa Muhammadiyah Kenagarian Koto Rambatan Kabupaten Tanah

Datar, Jurnal, hlm. 3.

Page 23: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

12

sebagai wadah untuk menjembatani kasih sayang umat

terhadap sesama melalui mensejahterakan anak yatim,

piatu, dan anak terlantar. Anak-anak yang ditampung

di Panti Asuhan Yayasan Islam Media Kasih adalah

anak dengan usia antara tujuh bulan sampai dua puluh

tiga tahun. Latar belakang anak keluarga dan

lingkungan mereka dari keluarga pemulung atau

pengemis jalanan, keluarga yang sering melakukan

KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga), anak yang

tidak mempunyai ayah (yatim), tidak mempunyai ibu

(piatu), tidak mempunyai ayah dan ibu (yatim piatu)

dan anak dari keluarga tidak mampu yang secara

ekonomi tidak mampu memberikan penghidupan yang

layak untuk anak. Di Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang setiap individu diperlakukan sama, dengan

kata lain setiap individu diberikan pembinaan

keagamaan yang sama oleh pengasuh. Namun, dalam

penanganan individu diperlakukan berbeda sesuai

dengan masalah yang dihadapi pada setiap anak.17

Penyelenggara pembinaan di panti asuhan

Yayasan Islam Media Kasih ini di bawah pimpinan

Ustadzah Dewi Alamsyah yang sudah memiliki

sejarah panjang mengenai karakter anak asuh.

17 Wawancara dengan Abdul Aziz, Selaku Sekretaris Yayasan

Islam Media Kasih, pada tanggal 7 Juni 2020 13:53 WIB

Page 24: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

13

Terutama mengenai kebutuhan mental, pembentukan

budi pekerti, penumbuhan perilaku sosial, serta

peningkatan pengetahuan dan keterampilan anak

asuh.18 Anak asuh dibimbing untuk menciptakan rasa

kepedulian, saling membantu, dan tolong menolong.

Perilaku sosial yang baik dibentuk dengan tujuan agar

para anak asuh dapat berperilaku sesuai dengan norma

yang ada di masyarakat. Karena di masyarakat sangat

penting mempunyai kepedulian sosial untuk

menciptakan rasa saling membutuhkan dan

menghormati antarsesama. Maka dari itu, diperlukan

sebuah pembelajaran atau pembinaan yang dapat

membentuk adab yang berlaku di masyarakat.

Pembinaan keagamaan yang diberikan di panti

asuhan Yayasan Islam Media Kasih Tangerang antara

lain pengajaran membaca dan menghafal Al Quran

yang dilaksanakan setiap hari setelah shalat subuh dan

magrib, kajian yang dilakukan seminggu dua kali

setiap hari Senin dan Jumat, muzakarah adab-adab

muslim dilaksanakan setiap hari setelah shalat isya,

taklim kitab fadhilah amal yang dilaksanakan setiap

hari setelah shalat ashar dan subuh, taklim hikayat

sahabat Nabi setiap hari setelah shalat isya dan i'tikaf

18Media Kasih, Profil Media Kasih,

https://mediakasih.com/tentang, (diakses pada 13 Desember 2020).

Page 25: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

14

di masjid khusus putra yang dilaksanakan sebulan

sekali. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan

membentuk perilaku sosial yang beradab baik kepada

anak seusianya, orang tua, dan masyarakat.19

Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk

mengetahui pembinaan agama yang dilakulan oleh

pembina di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang

untuk membentuk perilaku sosial anak asuh dengan

latar belakang yang berbeda-beda. Sehingga peneliti

akan meneliti tentang "Metode Pembinaan Agama

dalam Pembentukan Perilaku Sosial Anak di

Yayasan Islam Media Kasih Tangerang."

B. Identifikasi Masalah

Persoalan pembentukan perilaku sosial anak di

Yayasan Islam Media Kasih Tangerang sangat

berhubungan dan dapat dipengaruhi serta dapat

ditentukan oleh banyak hal, antara lain:

1. Pembina agama sangat berpengaruh besar dalam

pembinaan agama untuk anak asuh dengan latar

belakang yang berbeda-beda di Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang.

19 Wawancara dengan Abdul Aziz, Selaku Sekretaris Yayasan

Islam Media Kasih, pada tanggal 7 Juni 2020 13:53 WIB

Page 26: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

15

2. Perilaku anak asuh sebelum di Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang dalam menghadapi

masalah.

3. Latar belakang anak asuh sebelum di Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang.

4. Belum adanya penelitian pembinaan agama di

Yayasan Islam Media Kasih Tangerang sehingga

harus diketahui lebih lanjut.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti membatasi

hanya pada persoalan tentang pembinaan agama yang

diberikan oleh pembina agama dalam pembentukan

perilaku sosial anak di Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang. Pembatasan ini bertujuan agar penelitian

tidak meluas, lebih terarah, jelas dan memberikan hasil

yang maksimal.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis

merumuskan masalah dalam penelitian ini, sebagai

berikut:

1. Bagaimana metode pembinaan agama dalam

pembentukan perilaku sosial anak di Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang?

2. Bagaimana pembinaan agama dalam

pembentukan perilaku sosial anak di Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang?

Page 27: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

16

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka

tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui metode pembinaan agama

dalam pembentukan perilaku sosial anak di

Yayasan Islam Media Kasih Tangerang.

2. Untuk mengetahui tentang pembinaan agama

dalam pembentukan perilaku sosial anak di

Yayasan Islam Media Kasih Tangerang.

Berikut adapun manfaat dari diadakannya

penelitian ini adalah dapat memberikan manfaat

akademis dan praktis, sebagai berikut:

1. Manfaat Akademis

Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan

referensi dan meningkatkan wawasan akademik

bagi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

khususnya dalam bidang Bimbingan Penyuluhan

Islam, serta pemahaman konsep penyuluhan

agama dalam pembentukan perilaku sosial anak.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi positif bagi Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang untuk

mengembangkan pembinaan agama dalam

pembentukan perilaku sosial anak asuh.

Page 28: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

17

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Meninjau dari penelitian sebelumnya yang

mengambil tema tentang pembinaan agama dalam

pembentukan perilaku sosial. Peneliti menemukan

tinjauan terdahulu, berikut beberapa penelitian yang

mengambil tema pembinaan agama dalam

pembentukan perilaku sosial.

M. Dhiyauddin Abdul Choir, Fakultas

Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, tahun 2016. Dengan judul Pembinaan

Anak Asuh dalam Pembentukan Perilaku Sosial di

Panti Asuhan Daarul Hikmah Borobudur Kabupaten

Magelang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah ada perubahan perilaku sosial

setelah mengikuti proses pembinaan keagamaan di

Daarul Hikmah. Di dalam skripsi berisi tentang

bagaimana pembinaan agama yang dilakukan di Panti

Asuhan Daarul Hikmah untuk membentuk perilaku

sosial anak asuh. Berdasarkan penelitian didapatkan

hasil bahwa pembinaan agama di Panti Asuhan Darul

Hikmah berupa pengetahuan, praktik ritual,

pembinaan mental dan skill, sehingga pembinaan

agama berpengaruh terhadap pembentukan perilaku

sosial anak asuh seperti peduli, peka, menjaga

kebersamaan, jujur dan bertanggungjawab. Kelebihan

dari penelitian ini adalah peneliti mampu memberikan

Page 29: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

18

data yang jelas atas penelitiannya. Kekurangan

penelitian ini adalah kurangnya kerangka teori yang

dipakai, penulis hanya mencantumkan pengertian

pembinaan dan perilaku saja.20

M. Sudaryanto, Fakultas Ushuluddin dan Studi

Agama Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung, tahun 2019. Dengan judul Pembinaan Anak

Asuh Terhadap Pembentukan Perilaku Sosial

Keagamaan di Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa

di Bandar Lampung. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui bentuk pembinaan yang dilakukan

oleh pengurus panti asuhan Peduli Harapan Bangsa

Bandar Lampung dalam pembentukan perilaku sosial

anak asuh. Dalam penelitian ini faktor pendukung

pembentukan perilaku sosial anak asuh didapat dari

pengurus, peran masyarakat sekitar panti dan lokasi

panti yang strategis. Hasil dari penelitian ini adalah

pembinaan agama dan dukungan sosial dari pengurus

serta masyarakat sekitar panti dapat membentuk

perilaku sosial anak asuh yang menunjukkan nilai

positif. Kelebihan dari penelitian ini yaitu penelitian

20 M. Dhiyauddin Abdul Choir,Pembinaan Anak Asuh dalam

Pembentukan Perilaku Sosial di Panti Asuhan Daarul Hikmah Borobudur

Kabupaten Magelang, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

2016).

Page 30: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

19

ini memiliki daya tarik sendiri untuk membacanya dan

tidak banyak pemborosan kata. Kekurangan dari

penelitian ini adalah masih banyak kalimat yang tidak

menggunakan EYD dengan baik dan benar.21

Siti Nisrima, Universitas Unsyiah Aceh, tahun

2016. Dengan judul Pembinaan Perilaku Sosial

Remaja Penghuni Yayasan Islam Media Kasih Kota

Banda Aceh. Tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui bentuk pembinaan perilaku sosial remaja

oleh Yayasan Islam Media Kasih Kota Banda Aceh

dan mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh

pengurus saat memberikan pembinaan. Hasil dari

penelitian ini adalah bentuk pembinaan perilaku sosial

remaja di Yayasan Islam Media Kasih Kota Banda

Aceh berupa nasihat, motivasi dan percontohan.

Pembinaan perilaku sosial di Yayasan Islam Media

Kasih Kota Banda Aceh berhasil membentuk anak

asuh yang saling menolong dan hidup rukun.

Kelebihan dari penelitian ini adalah peneliti dapat

memaparkan data yang diinginkan dan pembaca

dengan cepat dapat memahami isi dari penelitian ini.

21M. Sudaryanto, Pembinaan Anak Asuh Terhadap Pembentukan

Perilaku Sosial Keagamaan di Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa di

Bandar Lampung, (Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung, 2019).

Page 31: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

20

Kekurangan dari penelitian ini adalah ada sedikit

penulisan yang kurang rapi.22

Sri Izawati, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,

tahun 2011. Dengan judul Hubungan antara

Pembinaan Akhlak dengan Perilaku Sosial Anak di

Panti Asuhan As-Shohwah Kecamatan Tampan

Pekanbaru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah pembinaan akhlak dengan perilaku

sosial anak saling berhubungan. Berdasarkan hasil

penelitian didapatkan pembinaan akhlak anak di Panti

Asuhan tergolong sangat baik dengan presentase 87,

38% dan perilaku sosial anak di Panti Asuhan

tergolong baik. Ada hubungan yang signifikan antara

pembinaan akhlak dengan perilaku sosial diperoleh

skor sebesar 0, 508, lebih besar dari nilai table “r”

product moment pada taraf signifikan 5% yaitu 0.349

dan pada taraf signifikan 1% yaitu 0,449. Kelebihan

dari penelitian ini adalah peneliti mampu memberikan

data yang jelas atas penelitiannya. Kekurangan

22 Siti Nisrima,Pembinaan Perilaku Sosial Remaja Penghuni

Yayasan Islam Media Kasih Kota Banda Aceh, (Aceh: Universitas

Unsyiah Aceh, 2016).

Page 32: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

21

penelitian ini adalah adanya kata yang diulang-ulang

sehingga terjadi pemborosan kata.23

Melia Kristiyani, Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Surabaya, tahun 2016. Dengan

judul Hubungan Pola Pembinaan dengan Perilaku

Sosial Anak di Panti Asuhan Filadelfia Kabupaten

Boyolali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah pola pembinaan dengan perilaku

sosial anak asuh saling berhubungan. Berdasarkan

hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang

positif antara pola pembinaan dengan perilaku sosial

anak dengan skor 95, 545%. Kelebihan dari penelitian

ini adalah penulis dapat menyajikan data dengan jelas

atas temuannya. Kekurangan dari penelitian ini adalah

penulis mencantumkan latar belakang masalah yang

kurang mendalam.24

G. Metode Penelitian

Dengan memperhatikan dan menyesuaikan terhadap

masalah yang akan diteliti, serta tujuan yang akan

23 Sri Izawati,Hubungan antara Pembinaan Akhlak dengan

Perilaku Sosial Anak di Panti Asuhan As-Shohwah Kecamatan Tampan

Pekanbaru, (Riau: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,

2011).

24Melia Kristiyani,Hubungan Pola Pembinaan dengan Perilaku

Sosial Anak di Panti Asuhan Filadelfia Kabupaten Boyolali, (Surabaya:

Universitas Negeri Surabaya, 2016).

Page 33: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

22

dikemukakan, maka penelitian ini dilakukan dengan

pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian

ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu

fenomena dalam konteks sosial secara alamiah

memahami tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian: seperti perilaku, persepsi, motivasi dan

tindakan. Yang akan menghasilkan data yang

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati.

Dengan begitu, pendekatan kualitatif

mengedepankan proses interaksi komunikasi yang

mendalam antara peneliti dengan fenomena yang

diteliti.25 Dan kegiatan yang dilakukan peneliti adalah

mengumpulkan data yang erat hubungannya dengan

pembinaan agama dalam pembentukan perilaku sosial

anak di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang.

Peneliti pun memberikan kesempatan pada

informan untuk menyampaikan informasi yang

sebanyak-banyaknya dan tidak terbatas pada bentuk

kuesioner tertutup, melainkan menggunakan

25Herdiansyah Haris, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012), hlm. 18, Cet, Ke-3.

Page 34: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

23

wawancara dengan metode pengumpulan data yang

seringkali digunakan dalam penelitian kualitatif.26

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang yang beralamatkan di Jl. Mutiara,

RT 001/04 No. 13, Cipadu, Kec. Larangan, Kota

Tangerang, Banten 15155. Pengambilan data

penelitian dimulai pada 7 Juni 2020 dan berakhir

pada 10 Maret 2021.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah sembilan

orang, terdiri dari tiga orang anak asuh dengan

usia dua belas sampai tujuh belas tahun, lima

orang pengurus di yayasan dan satu orang

pembina agama (Ustadzah Pimpinan di Yayasan

Islam Media Kasih). Objek penelitian ini adalah

pembentukan perilaku sosial anak yang ada di

Yayasan Islam Media Kasih Tangerang.

3. Sumber Data

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah sumber dari mana data ini

26Kristi E Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian

Psikologi, (Jakarta: LPSP3, 1998), hlm. 32.

Page 35: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

24

diperoleh. 27 Dalam penelitian ini penulis

menggunakan sumber data yaitu:

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang langsung diperoleh

dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau

objek penelitian. 28 Data primer dihasilkan dari

wawancara dengan responden yaitu lima orang

pengurus di Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang, satu orang pembina agama di Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang dan tiga orang anak

asuh dengan rentang usia dua belas sampai tujuh

belas tahun.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari

sumber data kedua atau sumber sekunder dari data

yang dibutuhkan. 29 Sumber data kedua dalam

penelitian ini berupa dokumen-dokumen, catatan-

catatan, jurnal, artikel dan buku-buku.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan pada

penelitian ini adalah observasi atau pengamatan

27 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm. 129

28 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:

Kencana, 2010), hlm. 122.

29Ibid., hlm. 171.

Page 36: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

25

langsung, wawancara, dan dokumentasi. Teknik

pengumpulan data tersebut dilakukan untuk

memperoleh data secara fakta dan akurat dengan

mendatangi langsung subjek penelitian. Adapun

penjelasan dari teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan

aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan

secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan

secara terlibat partisipatif ataupun nonpartisipatif.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

penelitian dengan pengamatan secara

nonpartisipatif, yang di mana peneliti tidak ikut

berpartisipasi pada aktifitas yang dikerjakan oleh

kelompok yang diteliti, dengan kata lain peneliti

hanya menempatkan dirinya sebagai penonton.

Peneliti melakukan observasi di Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang pada tanggal 7 Juni 2020

dan pada tanggal 2 Maret 2021.

Pada observasi pertama, peneliti bertemu

dengan salah satu pengurus di Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang yaitu Bapak Abdul Aziz,

untuk menjelaskan maksud tujuan dan juga

penelitian apa yang akan diamati selama

melakukan penelitian skripsi. Saat observasi

Page 37: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

26

pertama waktu dan gerak peneliti terbatas, karena

Indonesia baru dilanda covid-19 dan Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang membatasi tamu

yang berkunjung ke yayasan. Pada kunjungan ini,

peneliti hanya mendapatkan informasi mengenai

program-program yang ada di yayasan dan jumlah

anak asuh di Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang.

Pada observasi kedua, peneliti mengamati

lingkungan di Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang dan melihat berbagai aktivitas anak-

anak asuh di yayasan. Peneliti melihat empat anak

asuh berumur sekitar dua belas sampai tujuh belas

tahun yang sedang belajar private matematika di

ruang belajar yang sudah disediakan oleh yayasan.

Ketika ada salah satu anak yang tidak mengerti

dengan materi matematika, lalu temannya

membantu menjelaskan pelajaran matematika

kepada teman yang belum paham. Saat

pengamatan kedua, peneliti membawa buah

tangan yaitu pisang dan kue bolu. Anak-anak asuh

di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang tidak

berani mengambil makanan tersebut sebelum

meminta izin ke pengurus yayasan, setelah

diizinkan anak asuh mengambil dua buah pisang

lalu ia berbagi dengan anak asuh lainnya. Peneliti

Page 38: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

27

melihat juga anak asuh yang membuang sampah

pada tempatnya. Selama peneliti observasi di

Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, peneliti

tidak mendapatkan perilaku buruk anak asuh,

mereka saling berbagi, menolong, main bersama

dan menjaga kebersihan dengan cara membuang

sampah pada tempatnya.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan antara

narasumber dan pewawancara dengan tujuan

mendapatkan informasi. Percakapan itu dilakukan

oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)

yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu. Tujuan mengadakan wawancara

menurut Lincold dan Guba yang dikutip oleh

Lexy, antara lain: mengontruksi mengenai orang,

kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,

kepedulian dan lain-lain. Kebulatan,

memverifikasi, mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh orang lain, baik manusia

maupun bukan manusia (triangulasi).30

30Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2017), hlm. 186.

Page 39: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

28

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

wawancara di Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang tentang Pembinaan Agama dalam

Pembentukan Perilaku Sosial Anak. Wawancara

secara langsung ini ditunjukkan kepada sembilan

informan, terdiri dari enam pengurus yayasan

( Ustadzah Dewi Alamsyah sebagai pemimpin dan

pembina di Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang, Bapak Aziz, Ibu Harsiwi, Bapak Amir,

Ibu Etih dan Ibu Heni sebagai pengurus di

Yayasan Islam Media Kasih Tangerang) dan tiga

anak asuh yaitu Salma Mahdiyah (dua belas

tahun), Maulida Tuh Zahra (tiga belas tahun),

serta Rina Kartika (lima belas tahun).

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa

yang sudah terjadi. Dokumen bisa berupa tulisan,

gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan

misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita,

biografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumen yang

berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup,

sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk

karya misalnya karya seni, yang dapat berupa

gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan metode

Page 40: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

29

observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif. 31 Adapun dokumen yang digunakan

pada penelitian ini adalah dokumen tulisan berupa

sejarah yayasan dan dokumen gambar berupa

foto-foto saat penelitian.

5. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan & Biklen yang dikutip oleh

Lexy, analisis data kualitatif adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilih-milihnya,

menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain. 32 Sedangkan

menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh

Sugiyono menyatakan bahwa kegiatan analisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung terus-menerus hingga datanya

mencapai titik jenuh.33 Berikut diuraikan beberapa

31Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 240.

32Ibid., hlm. 248.

33Helaluddin & Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif: Sebuah

Tinjauan Teori dan Praktik, (Sekolah Tinggi Theologia Jaffary, 2019),

hlm. 123.

Page 41: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

30

tahapan dalam menganalisis data model interaktif

ini.34

a. Reduksi Data

Redaksi data berarti membuat rangkuman,

memilih tema, fokus terhadap yang dituju,

membuat kategori dan pola. Reduksi data

merupakan bentuk analisis untuk mempertajam,

memilih, memfokuskan, membuang dan

menyusun data ke arah pengambilan kesimpulan.

Pada penelitian ini, setelah data tentang

pembinaan agama dalam pembentukan perilaku

sosial anak di Yayasan Media Kasih Tangerang

diperoleh, maka peneliti menyeleksi data-data

tersebut sesuai dengan kebutuhan peneliti yang

dianggap relevan dalam penelitian ini.

b. Display Data

Display data merupakan proses penyajian data

setelah dilakukan reduksi. Penyajian data dalam

penelitian kualitatif dilakukan dalam bentuk

ikhtisar, bagan, hubungan antar kategori, pola dan

lain-lain sehingga mudah dipahami pembaca.

Pada penelitian ini, setelah data mengenai

pembinaan agama dalam pembentukan perilaku

34Helaluddin & Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif: Sebuah

Tinjauan Teori dan Praktik, (Sekolah Tinggi Theologia Jaffary, 2019),

hlm. 123-124

Page 42: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

31

sosial anak di Yayasan Media Kasih Tangerang

terseleksi dengan baik, maka data tersebut disusun

dan disajikan dalam bentuk deskrptif atau narasi.

c. Kesimpulan

Kesimpulan hasil penelitian berisikan jawaban

terhadap rumusan masalah yang diajukan. Selain itu,

kesimpulan juga harus menghasilkan temuan baru di

bidang ilmu yang sebelumnya belum ada. Temuan

tersebut dapat berupa deskriptif tentang suatu objek

atau fenomena yang sebelumnya masih samar,

setelah diteliti menjadi lebih jelas, dapat pula berupa

hipotesis bahkan teori baru.

H. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini sistematika penulisan dibagi

ke dalam enam bab yang mengacu kepada buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan

Disertasi) oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Berdasarkan SK Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta No. 507 Tahun 2017 tentang Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)

oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, tinjauan kajian terdahulu,

Page 43: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

32

metodologi penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti memaparkan teori-

teori terkait penelitian di antaranya teori

tentang pembinaan agama, teori

perilaku sosial, anak, pembentukan

prilaku sosial anak dan kerangka

berpikir.

BAB III GAMBARAN YAYASAN ISLAM

MEDIA KASIH TANGERANG

Terdiri dari latar belakang berdirinya

Yayasan Islam Media Kasih, Visi misi

dan tujuan Yayasan Islam Media Kasih,

struktur Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang, Fasilitas Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang dan kegiatan

Yayasan Islam Media Kasih Tangerang.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Memuat data dan juga temuan yang

didapatkan selama penelitian di

Yayasan Islam Media Kasih Tangerang,

terdiri dari: Deskripsi informan, temuan

lapangan (latar belakang dan berhasil

atau tidaknya pembinaan agama dalam

pembentukan perilaku sosial anak.

Page 44: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

33

BAB V ANALISIS

Merupakan analisis teori dan data hasil

dari penelitian mengenai pembinaan

agama dalam pembentukan perilaku

sosial anak di Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang, hasil wawancara

terhadap subyek dan juga hasil

observasi yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan, implikasi

dan saran.

Page 45: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

34

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembinaan Agama

1. Pengertian Pembinaan

Pembinaan berasal dari bahasa Arab yaitu kata

"bina" artinya bangunan. Setelah memakai bahasa

Indonesia yang diberikan awalan "pe" dan akhiran

"an" menjadi kata pembinaan yang mempunyai arti

pembaharuan, tindakan, sempurnanya usaha dan

kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna untuk

memperoleh hasil yang lebih baik.35

Menurut kamus besar bahasa Indonesia pembinaan

adalah proses, cara, perbuatan membina, pembaharuan,

penyempurnaan usaha, tindakan dan kegiatan yang

dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh

hasil yang lebih baik. 36 Dengan adanya pembinaan

manusia dapat berubah menjadi lebih baik.

Secara terminologi pembinaan adalah suatu upaya,

usaha yang dilakukan secara terus menerus untuk

mempelajari, meningkatkan, menyempurnakan,

35Proyek Penerangan Khutbah Agama, Pembinaan Rohani pada

Dharma Wanita, (Jakarta: DEPAG, 1984), hlm.8.

36 Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia

Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 152.

Page 46: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

35

mengarahkan, mengembangkan, suatu kemampuan

untuk mencapai tujuan agar sasaran pembinaan

mampu mengerti dan mengamalkan ajaran Islam

sebagai pola kehidupan sehari-hari baik dalam

kehidupan pribadi, keluarga, maupun kehidupan sosial

masyarakat.37

Pengertian pembinaan hampir sama dengan

bimbingan dan penyuluhan. Secara harfiah bimbingan

dapat diartikan sebagai memajukan, memberi jalan,

atau menuntut orang lain ke arah tujuan yang

bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa

mendatang. Penyuluhan diartikan sebagai suatu proses

membantu individu melalui usahanya sendiri untuk

menemukan dan mengembangkan kemampuannya

agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan

memanfaatan sosial. Penyuluhan diartikan juga

sebagai tempat menerangi, menasihati atau memberi

kejelasan kepada orang lain, memahami atau mengerti

tentang hal yang dialaminya.38

Pengertian pembinaan menurut para ahli adalah

sebagai berikut:

37Ibid.,

38 M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan

Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1985), hlm. 18.

Page 47: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

36

a. Menurut Masdar Helmy. Pembinaan mencakup

segala ikhtiar (usaha-usaha), tindakan dan

kegiatan yang ditunjukan untuk meningkatkan

kualitas beragama baik dalam bidang tauhid,

bidang peribadatan, bidang akhlak dan bidang

kemasyarakatan.39

b. Menurut Pola Pembinaan Mahasiswa IAIN.

Pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan

dengan sabar, berencana, teratur dan terarah serta

bertanggung jawab untuk mengembangkan

kepribadian dengan segala aspek-aspeknya.40

c. Menurut Jumhur dan Moh. Suryo. Pembinaan

adalah suatu proses yang membantu individu

melalui usaha sendiri dalam rangka menemukan

dan mengembangkan kemampuannya agar dia

memperoleh kebahagiaan pribadi dan

kemanfaatan sosial.41

Beberapa pengertian pembinaan di atas, penulis

menyimpulkan bahwa pembinaan adalah upaya yang

39 Masdar Helmy, Peranan Dakwah dalam Pembinaan

Umat,(Semarang: IAIN Semarang, 2001), hlm. 31.

40 Departemen Agama Republik Indonesia, Pola Pembinaan

Mahasiswa IAIN, (Jakarta: Direktorat Pembina-pembina Perguruan Tinggi

Agama Islam, 1983), hlm. 2.

41 Jumhur dan Moh. Suryo, Bimbingan dan Penyuluhan di

Sekolah, (Bandung: CV Ilmu, 1987), hlm. 25.

Page 48: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

37

diberikan kepada individu untuk menemukan

kemampuannya agar memperoleh manfaat bagi

individu dan lingkungan sekitar di masa kini dan masa

mendatang. Oleh karena itu, pembinaan penting bagi

setiap manusia agar menjadikan pribadi yang lebih

baik lagi.

2. Pengertian Agama

Masyarakat Indonesia biasa mengenal Agama

dengan kata "din" bahasa Arab dan kata "religi" dalam

bahasa Latin. Adapun kata Agama terdiri dari "a" tidak

dan "gama" pergi, yang mengandung arti tidak pergi,

tetap di tempat atau diwarisi turun-temurun.42 Secara

istilah agama adalah mempercayai adanya yang Maha

Mengetahui, Menguasai, Menciptakan dan Mengawasi

alam semesta dan yang telah menganugerahkan

kepada manusia suatu watak rohani.43

Sedangkan agama menurut M. Natsir adalah suatu

kepercayaan dan cara hidup yang mengandung faktor-

faktor, yaitu percaya kepada Tuhan sebagai sumber

dari segala hukum dan nilai-nilai hidup, percaya

kepada wahyu Tuhan yang disampaikan kepada rasul-

Nya, percaya dengan adanya hubungan antara Tuhan

dengan manusia, percaya dengan hubungan ini dapat

42 Harun Nasution, ed., Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta:

Djambatan, 1994), hlm. 9.

43M. Razak, Dinul Islam, (Bandung: Al-Ma'arif, 1989), hlm. 60.

Page 49: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

38

mempengaruhi hidupnya sehari-hari, percaya bahwa

dengan matinya seseorang hidup rohnya tidak berakhir,

percaya dengan ibadat sebagai cara mengadakan

hubungan dengan Tuhan dan percaya kepada

keridhoan Tuhan sebagai tujuan hidup di dunia ini.44

Jadi menurut penulis agama adalah pedoman hidup

bagi setiap manusia dalam menjadi kehidupannya dan

sebagai bekal keselamatan di akhirat.

3. Pengertian Pembinaan Agama

Pembinaan agama Islam adalah suatu usaha yang

dilakukan secara sadar dan terarah, guna tercapainya

pribadi yang lebih berkompeten dan mempunyai

wawasan luas, yang selalu berpegang teguh pada nilai-

nilai Islam, demi terciptanya keselamatan di dunia dan

di akhirat.45 Pembinaan agama Islam dapat dipahami

sebagai proses usaha yang dilakukan secara terus

menerus dan berkelanjutan untuk memperoleh hasil

yang lebih baik.

Pembinaan agama menurut Djamaludin Anchok

adalah membimbing, mengarahkan, atau membangun

44Etika Rahmawati, "Peralihan Agama dan Akibat Hukumnya",

Iqtisad, Vol. 5 No. 1, Juni 2018, hlm. 7.

45Syamsudin Abin. Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat

Sistem Pengajaran Modul, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000),

hlm.40.

Page 50: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

39

nilai-nilai yang sangat penting dan beragama bagi

manusia, yaitu nilai-nilai keagamaan berupa ajaran-

ajaran agama kepada orang lain. Sehingga menjadi

pedoman bagi tingkah laku keagamaan bagi orang

tersebut. Pembinaan agama yaitu proses masukan

seperangkat keyakinan atau keimanan yang dipercayai

kebenarannya mengenai segala sesuatu yang berkaitan

dengan ajaran atau paham agama terhadap orang

lain.46

Dengan demikian dapat disimpulkan, pembinaan

agama adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara

terarah dan terus menerus yang dilakukan oleh

pembina agama kepada sasaran sebagai upaya

memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri yang

berguna untuk keselamatan di dunia dan di akhirat.

4. Tujuan Pembinaan Agama

Kegiatan pembinaan agama Islam dilaksanakan

untuk memberikan pengetahuan Islam kepada peserta

pembinaan dengan tujuan meningkatkan kualitas diri

dan sarana mendekatkan diri kepada Allah. Pembinaan

agama yang dilaksanakan secara konsisten dapat

mengubah tingkah laku, memperbaiki akhlak,

menambah pengetahuan, keahlian dan keterampilan.

46Djamaludin Anchok dan Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islam,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), Cet. Ke – 4, hlm. 77.

Page 51: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

40

Sebagaimana dikutip oleh Abdul Mujib, tujuan

pembinaan keagamaan antara lain:

a. Mengembangkan wawasan spiritual yang semakin

mendalam.

b. Membekali anak muda dengan berbagai

pengetahuan dan kebaikan.

c. Membantu peserta didik yang sedang tumbuh

untuk belajar berpikir secara logis dan

membimbing proses pemikirannya.

d. Mengembangkan wawasan relasional dan

lingkungan sebagaimana yang dicita-citakan

dalam Islam, dengan melatih kebiasaan baik.47

Menurut Armai Arief yang mengutip pendapat

Mohammad Al Toumy Al Syaibani tentang

pembinaan keagamaan mencakup tiga hal yaitu:

1) Tujuan individual

Tujuan ini berkaitan dengan masing-masing

individu dalam mewujudkan perubahan yang

dicapai pada tingkah laku dan aktifitasnya.

2) Tujuan sosial

Tujuan ini berkaitan dengan kehidupan

masyarakat sebagai keseluruhan dan tingkah

laku mereka secara umum.

47Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006),

hlm. 82.

Page 52: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

41

3) Tujuan profesional

Tujuan ini berkaitan dengan pembinaan dan

pengajaran sebagai sebuah ilmu.48

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan

pembinaan agama adalah pemberiaan bimbingan untuk

membantu dan merubah pribadi seseorang menjadi

lebih baik sehingga tercapai perubahan yang

melahirkan perilaku atau perbuatan yang sesuai

dengan nilai-nilai agama.

5. Aspek-aspek Pembinaan Agama

Pada dasarnya kegiatan pembinaan agama

dilaksanakan untuk menghasilkan perilaku terbina agar

menjadi lebih baik lagi, selain itu supaya terbina

mempunyai pengetahuan, keterampilan dan perubahan

sikap. Oleh karena itu, sasaran pembinaan dapat

dikategorikan ke dalam beberapa tipe tingkah laku

yang diinginkan, antara lain:49

a. Aspek kognitif, adalah kemampuan intelektual

siswa dalam berpikir, mengetahui dan memecahkan

masalah. Sasaran pembinaan pada aspek ini adalah

48Armai Arief, Pengantar Ilmu dan MetodologiPendidikan Islam,

(Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 25

49 Deni Arisandi, Aspek Kecerdasan Kognitif, Afektif, dan

Psikomotorik,http://arisandi.com/aspek-kecerdasan-kognitif-afektif-dan-

psikomotorik. Diakses pada 9 November 2020.

Page 53: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

42

untuk melatih seseorang memiliki pengetahuan dan

keterampilan berpikir.

b. Aspek afektif, mengenai sikap, minat, emosi, nilai

hidup dan operasiasi siswa. Sasaran pembinaan dalam

aspek ini adalah untuk melatih seseorang memiliki

sikap tertentu.

c. Aspek psikomotorik, kemampuan yang menyangkut

kegiatan otot dan fisik. Sasarannya adalah agar orang

tersebut memiliki keterampilan fisik tertentu.

Aspek-aspek tersebut penting untuk peserta di

suatu lembaga khusus anak yang memiliki kenyataan

tidak dapat pembinaan langsung oleh orang tua agar

anak memiliki pengetahuan, dapat mengelola emosi,

minat dan dapat melakukan kegiatan atau

keterampilan fisik di lingkungannya.

6. Metode Pembinaan Agama

1. Segi Strategi

Dari strategi terdapat dua metode yang dapat

digunakan, yaitu metode vertikal dan horizontal, di

antaranya:50

a) Metode vertikal

Metode vertikel ialah kegiatan penyuluhan yang

dimulai dari atas ke bawah (to down) atau dari bawah

50 Departemen Agama RI Direktorat Jendral Bimbingan

Masyarakat Islam dan Urusan Haji, Panduan Penyuluh Agama, (Jakarta:

1987), hlm.39-40.

Page 54: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

43

ke atas (bottom up). Dari atas ke bawah (top down)

ialah usaha penyuluhan agama dengan terlebih dahulu

mendekati orang yang berpengaruh (key respon) di

suatu kelompok masyarakat, baru kemudian

mengadakan penyuluhan kepada anggota

masyarakatnya. Dari bawah ke atas (bottom up) ialah

kegiatan penyuluhan mulai dari lapisan paling bawah

dari suatu kelompok masyarakat kemudian merambat

ke lapisan di atasnya.

b) Metode horizontal

Metode horizontal ialah kegiatan penyuluhan

dalam suatu wilayah kemudian diusahakan dapat

memengaruhi wilayah atau kelompok-kelompok

lainnya.

2. Segi Sifat

Dari segi sifatnya ada beberapa metode yang

dapat digunakan, antara lain: ceramah, tanya jawab,

diskusi, demontrasi atau pencontohan.51

a) Metode Ceramah

Setiap metode mengajar ada kekurangan dan

kelebihan, tetapi yang terpenting sebagai seorang

51 Departemen Agama RI Direktorat Jendral Bimbingan

Masyarakat Islam dan Urusan Haji, Panduan Penyuluh Agama, (Jakarta:

1987), hlm. 39-40.

Page 55: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

44

pembina adalah metode yang akan digunakan harus

jelas tujuan yang akan dicapai, bahan yang akan

diajarkan, serta jenis kegiatan belajar yang diinginkan.

Metode ceramah adalah suatu bentuk penyajian bahan

pengajaran melalui penerangan dan penuturan lisan

oleh pembina kepada yang terbina tentang suatu topik

materi. Dalam ceramahnya, pembina dapat

menggunakan alat bantu atau alat peraga seperti

gambar, peta, benda, barang tiruan dan lain-lain.

Peran peserta dalam metode ceramah adalah

mendengarkan dengan seksama dan mencatat pokok-

pokok penting yang dikemukakan oleh pembina.52

Menurut Abuddin Nata, “Bahwa metode ceramah

adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan oleh

guru dengan penuturan atau penjelasan secara

langsung dihadapan peserta didik.” 53 Sedangkan

menurut Sholeh Hamid dalam bukunnya Edutaiment

mengatakan bahwa “metode ceramah adalah metode

yang memang sudah ada sejak adannya pendidikan.”54

52 Mu’awanah, Strategi Pembelajaran Cet 1, (Kediri: Stain

Kediri Press, 2011), hlm. 27.

53 Abuddin Nata, Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran,

(Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 181. 54 Sholeh Hamid, Metode Edutaiment, (Jogjakarta: Diva Press,

2011), hlm. 209.

Page 56: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

45

Metode ceramah ini termasuk metode yang

paling banyak digunakan karena biaya murah dan

mudah dilakukan, memungkinkan banyak materi yang

disampaikan, adannya kesempatan bagi pembina untuk

menekankan bagian yang penting, dan pengaturan

kelas dapat dilakukan secara sederhana. Mengajar

dengan metode ceramah berarti memberikan suatu

informasi melalui pendengaran, peserta dapat

memahami apa yang disampaikan oleh pembina

dengan cara mendengarkan apa yang telah pembina

ucapkan.

1). Kelebihan metode ceramah

a. Praktis dari sisi persiapan

b. Efisien dari sisi waktu dan biaya

c. Dapat menyampaikan materi yang banyak

d. Mendorong pembina untuk menguasai materi

e. Lebih mudah mengontrol kelas

f. Peserta tidak perlu persiapan

g. Peserta langsung menerima ilmu pengetahuan

2). Kelemahan model ceramah

a. Pembina lebih aktif sedangkan peserta pasif karena

perhatian hanya terpusat pada pembina

b. Peserta seakan diharuskan mengikuti segala apa

yang disampaikan oleh pembina, meskipun peserta

ada yang bersifat kritis karena pembina dianggap

selalu benar

Page 57: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

46

c. Peserta akan lebih bosan dan merasa mengantuk,

karena dalam metode ini, hanya pembina yang aktif

dalam proses pemberian materi, sedangkan para

peserta hanya duduk diam mendengarkan

penjalasan yang telah diberikan oleh pembina.

b). Metode Tanya Jawab

Metode ini dapat dikatakan sebagai metode lanjutan

dari metode ceramah, yaitu proses tanya jawab antara

pembimbing dan penerima manfaat yaitu terbimbing.

Sifatnya memang sama dengan metode ceramah dalam

hal sama-sama menggunakan lisan. Hanya bedanya

dalam metode ceramah peran aktif hanya berada pada

pembimbing agama, sedangkan tanya jawab peran

aktif adalah timbal balik.

1). Kelebihan metode tanya jawab

a. Lebih mengaktifkan peserta dibandingkan dengan

metode ceramah

b. Peserta akan lebih cepat mengerti , karena memberi

kesempatan peserta untuk menanyakan hal-hal yang

belum jelas atau belum dimengerti sehingga pembina

dapat menjelaskan kembali

c. Mengembangkan keberanian dan keterampilan

peserta dalam menjawab dan mengemukakan pendapat

d. Mengetahui perbedaan pendapat antar peserta dan

pembina, dan akan membawa kearah suatu diskusi

Page 58: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

47

e. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan

perhatian siswa

2). Kelemahan metode tanya jawab

a. Menyita waktu lama dan jumlah peserta harus

sedikit

b. Mempersyaratkan peserta memiliki latar belakang

yang cukup tentang topik atau masalah yang

didiskusikan

c. Dapat menimbulkan beberapa masalah baru

d. Mudah menyimpang dari pokok persoalan

e. Metode ini tidak tepat digunakan pada tahap awal

proses materi bila peserta baru diperkenalkan kepada

bahan pembelajaran yang baru

f. Apatis bagi peserta yang tidak terbiasa dalam forum

c). Metode Diskusi

Metode diskusi ialah salah satu bentuk

komunikasi gagasan yang dilakukan dalam suasana

demokratis. Dari suatu diskusi diperoleh banyak hal

yang bermanfaat, maka pertukaran pikiran dalam suatu

diskusi memerlukan adanya teknik tertentu.

1). Kelebihan dari metode diskusi adalah sebagai

berikut:55

55 Makbuloh, Model Pembelajaran Pada Zaman Nabi

Muhammad SAW. 2014. Jurnal. Vol 7, No 2.

Page 59: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

48

a. Mampu menyentuh dan membangkitkan perasaan

yang yakin pada kedua belah pihak yang terlibat dalam

diskusi

b. Mampu menimbulkan dan meninggalkan kesan

yang lebih kuat dalam benak kedua belah pihak yang

terlibat dalam diskusi

c. Mampu menjaga kestabilan, perhatian dan

konsentrasi, sebab kedua belah pihak akan terus

tertarik dan ingin mengikuti jalannya dialog sampai

mendapatkan kesimpulan

d. Mendorong dan merangsang peserta untuk berfikir

2). Sedangkan kekurangan dari metode diskusi adalah :

a. Jika pembina tidak memperhatikan dan mengetahui

arah tanya-jawab peserta, bisa keluar dari topik

pembahasan

b. Jika pembina tidak mampu menyempurnakan

jawaban, memperbaiki kesalahan dan mengkaitkan

antara yang satu dengan yang lain, maka hasilnya tidak

akan memuaskan

d). Metode Demonstrasi atau percontohan

Metode ini berarti memberi contoh atau

mempertunjukkan atau mempragakan. Metode ini

lebih tepat digunakan untuk materi bimbingan yang

menyangkut praktek ibadah, seperti cara berwudhu,

praktek shalat, bimbingan pelaksanaan haji, cara

merawat jenazah, dan berdoa.

Page 60: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

49

1). Kelebihan dari metode percontohan adalah sebagai

berikut:56

a. Memudahkan peserta dalam menerapkan ilmu yang

dipelajarinya.

b. Agar tujuan pendidikan lebih terasa dan tercapai

dengan baik.

c. Tercipta hubungan harmonis antara pendidik dan

peserta.

d. Secara tidak langsung pendidik dapat menerapkan

ilmu yang diajarkannya.

e. Mendorong pendidik untuk selalu berbuat baik

karena akan dicontoh oleh pesertanya.

2). Kelemahan dari metode percontohan antara lain :

a. Jika figur yang mereka contoh tidak baik, maka

mereka cenderung untuk mengikuti tidak baik.

b. Jika teori tanpa praktek akan menimbulkan

verbalisme.

e). Metode Konsultasi

Metode pada hakekatnya adalah kegiatan meminta

nasihat atau penerangan kepada pembimbing agama.

Konsultasi ini sudah tentu dilaksanakan secara

individu dan masalahnya juga bersifat pribadi.

56 Rohman, Pendidikan Karakter Di Pesantren Darul Falah

Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus, artikel.

Page 61: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

50

1). Kelebihan dari metode konsultasi

a. Tidak terlalu memakan tenaga dan biaya

b. Materi dapat disampaikan sebanyak mungkin dalam

jangka waktu yang singkat

2). Kelemahan dari metode konsultasi

a. Proses komunikasi banyak terpusat kepada pendidik

dan peserta banyak mendengarkan saja

b. Sulit mengukur sejauh mana penguasaan bahan

pelajaran yang telah diberikan kepada peserta

c. Peserta mudah bosan pada metode ini

f). Metode Psikoterapi

Sigmun Freud tokoh psikologi dikenal dengan

teorinya mengenai alam ketidaksadaran dan penggagas

psikoanalisa. Sigmun Freud mengatakan sebagian

besar perilaku manusia didorong oleh motif yang tidak

disadari, pikiran itu seperti gunung es yang

mengapung di laut. Bagian atas gunung es terlihat 12%

(conscious) adalah pikiran sadar, bagian bawahnya 88%

adalah pikiran tak sadar (subconscious). 57 Pikiran

sadar mempunyai empat fungsi utama, yaitu menggali

informasi yang masuk dari panca indra,

membandingkan dengan memori kita, menganalisa

dan kemudian memutuskan respon spesifik terhadap

57Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta:

Rajawali Press, 2009), hlm.31-32

Page 62: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

51

informasi tersebut. Sedangkan pikiran bawah sadar

berfungsi memproses kebiasaan, perasaan, memori

permanen, kepribadian, intuisi, kreativitas, dan

keyakinan.58

1). Kelebihan metode psikoterapi

a. Terapi ini memiliki dasar teori yang kuat

b. Dengan terapi ini terapis bisa lebih mengetahui

masalah pada diri klien, karena prosesnya dimulai dari

mencari tahu pengalaman-pengalaman masa lalu pada

diri klien.

c. Terapi ini bisa membuat klien mengetahui masalah

apa yang selama ini tidak disadarinya.

2). Kelemahan metode psikoterapi

a. Waktu yang dibutuhkan dalam terapi terlalu panjang

b. Memakan banyak biaya bagi klien

c. Karena waktunya lama, bisa membuat klien menjadi

jenuh

d. Diperlukan terapis yang benar-benar terlatih untuk

melakukan terapi59

58Miftahly Nurokhi, Instan Hypnosis (Pelatihan Hypnosis Level

1), 2017.

59 Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi, (Jakarta: Gunung Mulia,

1992), hlm. 50.

Page 63: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

52

3. Segi Sasaran yang Dihadapi

Dari segi sasaran yang dihadapi, berikut ini

konsep metode bimbingan menurut Faqih Ainur

Rahim:60

a). Bimbingan Individual

Pembimbing dalam hal ini melakukan komunikasi

langsung secara seseorang dengan pihak yang

dibimbing, adapun teknik yang digunakan ialah:

1). Percakapan pribadi, pembimbing langsung

melakukan dialog secara tatap muka dengan pihak

pembimbing.

2). Kunjungan rumah, pembimbing mengadakan

dialog dengan kliennya dan orang tuanya, akan tetapi

dilaksanakan di rumah klien.

b). Bimbingan Kelompok

Pembimbing dalam hal ini melakukan komunikasi

langsung secara kelompok. Sasaran yang dihadapi

merupakan kelompok yang banyak dan cara

menghadapinya dengan sekaligus.

7. Materi Pembinaan Agama

Materi yang dipakai dalam pembinaan agama

Islam adalah semua yang terkandung dalam Al-Quran

yaitu sebagai berikut:

60 Latipun, Psikologi Konseling, (Malang: Universitas Negeri

Malang, 2001), hlm.231.

Page 64: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

53

a. Aqidah

Aqidah menurut bahasa berasal dari kata aqada,

ya’qidu, aqdan atau aqidatan yang artinya

mengikatkan. Bentuk jama’ dari aqidah adalah aqaid

yang berarti simpulan atau ikatan iman. Dari kata itu

muncul pula kata I’tiqad yang berarti kepercayaan.

Sedangkan aqidah secara etimologis berarti ikatan atau

sangkutan. Secara praktis, aqidah berarti kepercayaan,

keyakinan, atau iman.61

Menurut Mhasbi Ash Shiddiqi mengemukakan

aqidah menurut ketentuan bahasa arab yakni sesuatu

yang dipegang teguh dan tertancam kuat di dalam

hati dan tak dapat beralih dari padanya.62

Aqidah dalam Islam adalah bersifat i’tiqad

bathiniyah yang mencakup masalah-masalah yang erat

hubungannya dengan iman kepada:

1). Iman kepada Allah

Kata “iman” berasal dari bahasa Arab yang

artinya percaya. Sedangkan percaya berarti pengakuan

terhadap adanya sesuatu yang bersifat ghaib, atau

sesuatu itu benar. Iman kepada Allah berarti

61E. Hassan Saleh, Study Islam Diperguruan Tinggi Pembinaan

IMTAQ dan Pengembangan Wawasan, (Jakarta: ISTN, 2000), hlm. 55

62https://majalahpendidikan.com/definisi-aqidah-terlengkap/,

diakses 10 November 2020.

Page 65: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

54

menyakini bahwa Allah adalah satu-satunya tempat

mengabdi, menghambakan diri, serta mengadu (tauhid

al-ibadah), dan Allah sebagai satu-satunya pembuat

peraturan yang sempurna (tauhidal-tasyri).

2). Iman kepada Malaikat-Nya

Iman kepada malaikat adalah meyakini malaikat

adalah makhluk Allah yang diciptakan dari nur

(cahaya) dan bahwa malaikat adalah makhluk yang

paling taat dan tidak sekalipun berbuat maksiat.

3). Iman kepada Kitab-Kitab-Nya

Pengertian iman kepada kitab Allah adalah

meyakini bahwa kitab Allah itu benar datang dari

Allah SWT kepada para nabi atau rasul yang berisi

wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat

manusia. Salah satu kitab Allah adalah Al-Quran,

dengan membaca dan memahami isi Al-Quran, maka

manusia akan merasa dekat dengan Allah dan tenang

dalam menghadapi segala hal.

4). Iman kepada Rasul-Rasul-Nya

Iman kepada Rasul adalah percaya dengan

sepenuh hati bahwa Rasul adalah orang-orang yang

telah dipilih oleh Allah SWT untuk menerima wahyu

dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat

manusia agar menjadi pedoman hidup demi

memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

5). Iman kepada Hari Akhir

Page 66: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

55

Hari akhir adalah meyakini dengan sepenuh hati

bahwa Allah telah menetapkan hari akhir sebagai

tanda akhir dari kehidupan di dunia dan awal dari

kehidupan di akhirat. Karena itu, manusia janganlah

lengah, lupa diri ataupun terpesona dengan kehidupan

di dunia yang sifatnya hanya sementara.

6). Iman kepada Qadha dan Qadhar

Iman kepada Qadha dan Qadhar artinya percaya

dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT

telah menentukan segala sesuatu bagi semua makhluk

hidup.63

Dengan demikian, penulis simpulkan akidah

adalah suatu keyakinan yang kuat kepada Allah yang

diucapkan dengan lisan, diyakini dengan hati dan

ditunjukan dengan perbuatan-perbuatan yang taat

kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya.

b. Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim

mashdar dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai

dengan timbangan tsulasi majid af’ala, yuf’ilu if’alan

yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi’ah

(kelakuan, tabi’at, watak dasar), al-‘adat (kebiasaan,

63 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam,

(Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), hlm.60.

Page 67: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

56

kelaziman), al-maru’ah (peradaban yang baik), dan al-

din (agama).64

Terdapat beberapa pengertian akhlak menurut para

ahli, yaitu:

1. Menurut Ibnu Miskawaih, akhlak adalah sifat yang

tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk

melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran

dan pertimbangan.

2. Menurut Imam Al-Ghazali yang dikenal sebagai

Hujjatul Islam (Pembela Islam), karena kepiawaianya

dalam membela Islam dari berbagai faham yang

dianggap menyesatkan, Ia mengatakan akhlak adalah

sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah,

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.65

3. Menurut Zuhairi, akhlak adalah suatu amalan yang

bersifat pelengkap penyempurna bagi kedua amal

yaitu akidah dan syari’ah dan mengajarkan tentang

cara pergaulan hidup manusia.66

Dengan demikian, akhlak merupakan sifat baik

atau buruk yang tertanam dalam jiwa manusia yang

64 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2006), hlm. 1.

65Ibid., hlm. 2.

66 Zuhairi, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1983), hlm. 60.

Page 68: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

57

akan menimbulkan perbuatan-perbuatan tanpa

disengaja dan akan terjadi secara terus menerus.

Akhlak baik jika tidak dibentuk maka akan

menimbulkan kerusakan pada diri manusia, sedangkan

akhlak buruk yang ditinggalkan akan menjadikan

manusia bermanfaat untuk sekitar.

Adapun macam-macam akhlak, sebagai berikut:

a) Akhlak Karimah ( Akhlak yang baik)

Ajaran Islam sangat mengutamakan akhlak al-

karimah, yakni akhlak yang sesuai dengan tuntunan

dan tuntutan syariat Islam. Dalam konsepsi Islam

akhlak juga dapat diartikan sebagai suatu istilah yang

mencakup hubungan vertikal antara manusia dengan

Khaliknya dan hubungan horizontal antara sesama

manusia. Akhlak dalam Islam mengatur empat

dimensi hubungan, yaitu hubungan manusia dengan

Allah SWT, hubungan manusia dengan dirinya sendiri,

hubungan manusia dengan sesama manusia dan

hubungan manusia dengan alam sekitar.67

Akhlak yang baik dalam kehidupan ini dapat

digolongkan kepada tiga macam golongan, yaitu:

1). Akhlak Terhadap Allah

67Anwar Masy'ari, Butir-Butir Problematika Dakwah Islamiyah

(Surabaya : Bina Ilmu,. 1993), hlm. 92.

Page 69: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

58

Allah SWT menciptakan manusia di permukaan

bumi ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada-Nya.

Adapun akhlak manusia kepada Allah SWT yang

pertama sekali adalah berkeyakinan adanya Allah

SWT dengan keesaan-Nya, dan dengan segala sifat

kesempurnaan-Nya serta mengimani yang benar akan

memberikan kebahagiaan bagi seseorang muslim di

dunia dan di akhirat kelak.

Dalam Surat az-Dzaariyat ayat 56, Allah SWT

berfirman:

نس ال ليعبدو ن وما خلقت الجن وال

Artinya: Aku tidak menciptakan jin dan manusia

melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.68

2). Akhlak Terhadap Diri Sendiri

Akhlak adalah tahap ketiga dalam beragama.

Tahap pertama menyatakan keimanan dengan

mengucapkan syahadat, tahap kedua melakukan

ibadah seperti shalat, zakat puasa termasuk membaca

al-quran dan berdoa, dan tahap ketiga sebagai buah

dari keimanan dan ibadah adalah akhlak.

Adapun akhlak al-karimah terhadap diri sendiri

sebagai berikut:69

68 Al-Qur'an Terjemahan, Kementrian Agama RI, (Jakarta: PT.

Insan Media Pustaka, 2013), hlm. 523.

Page 70: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

59

a) Setia (al-amanah), yaitu sikap pribadi setia, tulus

hati, dan jujur dalam melaksanakan sesuatu yang

dipercayakan kepadanya, baik berupa harta, kewajiban,

ataupun kepercayaan.

b) Benar (as-Shiddig), yaitu berlaku benar dan jujur

baik dalam perkataan maupun perbuatan.

c) Adil (al-adl), yaitu menempatkan sesuatu pada

tempatnya.

d) Memelihara kesucian diri (al-iffah), yaitu menjaga

dan memelihara kesucian dan kehormatan diri dari

tindakan tercela, fitnah, dan perbuatan yang dapat

mengotori dirinya.

e) Malu (al-haya').

f) Keberanian diri ( as-syaja'ah).

g) Kekuatan (al-Quwwah)

h) Kesabaran (as-Sabru)

i) Kasih sayang (ar-Rahman)

j) Hemat (al-iqtishad).

3). Akhlak Terhadap Sesama Manusia

Manusia diciptakan Allah SWT sebagai makhluk

sosial oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari ia

membutuhkan manusia lainnya untuk mencapai

69Toto Suryana, dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan

Tinggi, Bandung, Tiga Mutiara, 1997. hlm. 191.

Page 71: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

60

kelangsungan hidup diperlukan adanya aturan-aturan

pergaulan yang disebut dengan akhlak.

Dalam surat Lukman ayat 14, Allah SWT berfirman.

ن بوالديه نس ينا ال ى ووص ه وهنا عل حملته ام

له فى عامين ان اشكر لى ولـوالديك فص وهن و

الى المصير

Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar

berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah

mengandungnya dalam keadaan lemah yang

bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua

tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua

orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.70

Akhlak Al-mazmumah (akhlak yang tercela)

adalah sebagai lawan atau kebalikan dari akhlak yang

baik sebagaimana ayat tersebut di atas. Dalam ajaran

Islam tetap membicarakan secara terperinci dengan

tujuan agar dapat dipahami dengan benar, dan dapat

diketahui cara-cara menjauhinya.71

Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai

berbagai macam akhlak yang tercela, di antaranya:

70 Al-Qur'an Terjemahan, Kementrian Agama RI, (Jakarta: PT.

Insan Media Pustaka, 2013), hlm. 412.

71 Mohammad Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Mitra

Cahaya Utama, 2005), Cet ke-2, hlm. 49.

Page 72: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

61

1). Berbohong ialah memberikan atau menyampaikan

informasi yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya.

2). Takabur atau sombong ialah merasa atau mengaku

dirinya besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain.

Pendek kata merasa dirinya lebih hebat.

3). Dengki ialah rasa atau sikap tidak senang atas

kenikmatan yang diperoleh orang lain.

4). Bakhil atau kikir ialah sukar baginya mengurangi

sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk orang

lain.72

c. Syari'ah

Secara bahasa syari'ah artinya jalan yang harus

ditempuh. Sedangkan menurut istilah syari'ah adalah

sistem norma yang mengatur hubungan manusia

dengan Allah SWT, manusia dengan manusia lainnya,

dan hubungan manusia dengan alam sekitar.73 Syari'ah

terdiri dari beberapa aspek, yaitu:

1). Ibadah

Ibadah secara umum memiliki arti melaksanakan

segala perintah Allah, meniatkan segala perintah

hanya untuk-Nya guna mencapai ke ridhoan Allah.

Ibadah bisa berupa thaharah, shalat, zakat, puasa, dan

melaksanakan haji jika mampu.

72Ibid., hlm. 56.

73Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 134.

Page 73: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

62

2). Muamalah

Kata muamalah berasal dari fiil madhi amala yang

berarti bergaul dengannya, berurusan (dagang).

Sedangkan muamalah adalah ketetapan Ilahi yang

mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, dan

dengan lingkungannya (alam sekitar)nya. Muamalah

berarti aturan-aturan (hukum) Allah yang mengatur

hubungan manusia dengan sesama dan lingkungan

sekitarnya. Kaitannya dengan hubungan antar sesama

manusia, maka dalam muamalah ini mengatur hal-hal

yang berkaitan dengan masalah ekonomi, politik,

sosial, hukum, dan kebudayaan.74

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

syari'ah merupakan hukum Allah yang mengatur

hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan

manusia lainnya.

8. Media Pembinaan Agama

Totok Mardikanto menyatakan bahwa media

merupakan alat atau saluran komunikasi yang dapat

dimanfaatkan sumber atau pegirim untuk menyalurkan

atau mengumpulkan pesan-pesannya. Dengan kata lain,

media, alat atau saluran komunikasi dapat

dimanfaatkan oleh individu dan kelompok yang

74 Asmara As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1992), hlm. 1.

Page 74: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

63

berkomunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan

pembinaan. Totok Mardikanto mengartikan media

dalam beragam pengertian, yaitu:75

a. Saluran atau media sebagai alat pembawa pesan.

b. Saluran yang dilalui oleh alat pembawa pesan.

c. Media atau wahana yang memungkinkan alat

pembawa pesan itu melalui jalan atau saluran yang

harus dilaluinya.

d. Media atau wahana yang dapat dijadikan sarana

untuk berkomunikasi, seperti pertemuan, pertunjukkan

dan lain-lain.

Pembinaan merupakan proses penyebaran

informasi di mana memerlukan adanya media

pendukung untuk melancarkan seluruh kegiatan

pembinaan. Menurut Yenti Wira, berdasarkan

fungsinya media pembinaan dibagi menjadi tiga,

antara lain:

a. Media cetak, merupakan media yang biasanya

menggunakan pesan-pesan visual yang terdiri dari

gambaran sejumlah kata, gambar atau foto, dan tata

warna, seperti leaftlet, selembaran, poster, dan lain-

lain.

75 Totok Mardikanto, Komunikasi Pembangunan – Acuan bagi

Akademisi, Praktisi, dan Peminat Komunikasi Pembangunan, (Surakarta:

UNS Press, 2010), hlm. 127.

Page 75: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

64

b. Media elektronik, merupakan media yang bergerak

dan dinamis, dapat dilihat dan didengar yang

penyampaiannya melalui alat bantu elektronika,

seperti televisi, radio, film, kaset, DVD dan lain-lain.

c. Media luar ruang, merupakan media yang

menyampaikan pesannya di luar ruangan, bisa melalui

media cetak maupun elektronik seperti papan reklame,

spanduk, pameran, televisi layar lebar dan lain-lain.

Dengan demikian, media yang digunakan

untuk pembinaan agama Islam dalam penelitian ini

adalah media cetak, dan elektronik.

B. Perilaku Sosial

1. Pengertian Perilaku Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial berarti manusia

sebagai makhluk yang memiliki dimensi kebersamaan

dengan orang lain. Teori Psikoanalisa misalnya,

menyatakan bahwa manusia memiliki pertimbangan

moral sosial (super ego) ketika dihadapkan pada

pilihan-pilihan berperilaku. Sedangkan ilmu

humaniora menjelaskan realitas sosial sebagai sebuah

organisme hidup dalam bentuk teori-teori sosial

tentang kehidupan manusia dalam bentuk

masyarakat.76

76 Abdul Latif, Pendidikan Berbasis Nilai Kemanusiaan,

(Bandung: Refika Aditama, 2009), hlm. 4.

Page 76: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

65

Menurut Hurlock, perilaku sosial menunjukkan

kemampuan untuk menjadi orang yang bermasyarakat.

Lebih lanjut lagi, perilaku sosial adalah istilah yang

digunakan untuk menggambarkan perilaku umum

yang ditunjukkan oleh individu dalam masyarakat,

yang pada dasarnya sebagai respons terhadap apa yang

dianggap dapat diterima atau tidak dapat diterima oleh

kelompok sebaya seseorang. 77 Perilaku tersebut

ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap,

keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang

lain. Perilaku sosial adalah aktifitas fisik dan psikis

seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam

rangka memenuhi diri atau orang lain yang sesuai

dengan tuntutan sosial.78

Menurut teori psikososial maupun teori

perkembangan kognitif menyatakan bahwa perilaku

yang ada pada diri seseorang berlandasan pada

pertimbangan-pertimbangan moral kognitif.

Selanjutnya, masalah aturan, norma, nilai, etika,

akhlak dan estetika adalah hal-hal yang sering

didengar dan selalu dihubungkan dengan konsep moral

77 Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 261.

78Ibid, hlm. 262.

Page 77: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

66

ketika seseorang akan menetapkan suatu keputusan

perilakunya.79

Dalam diri setiap insan terdapat dua faktor utama

yang sangat menentukan kehidupannya, yaitu fisik dan

ruh. Pemahaman terhadap kedua faktor ini

memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap

bagaimana seseorang berperilaku dalam realitas

kehidupannya. Kedua faktor ini memiliki ruang dan

dimensi yang berbeda. Jika yang pertama adalah

sesuatu yang sangat mudah untuk diindra, tampak

dalam bentuk perilaku, namun pada faktor yang kedua

hanya dapat dirasakan dan menentukan terhadap baik

buruknya suatu perilaku.80

Dalam hadist Nabi dipaparkan:

، قال : سألت نصاري اس بن سمعان الأ عن النو

ه صلى الله عليه وسلم عن البر والإثم ، رسول اللـ

فقال : البر حسن الـخلق ، والإثم ما حاك فـي

صدرك وكرهت أن يطلع عليه الناس. رواه مسلم

79 Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak; Peran Moral

Intelektual, Emosional dan Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun

Jati Diri, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 26.

80 Akh. Muwafik Saleh, Membangun Karakter dengan Hati

Nurani, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 103.

Page 78: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

67

Dari An Nawwas Ibnu Sam’an ra. telah menceritakan,

aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw. mengenai

kebajikan dan dosa, maka beliau menjawab: kebajikan

adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah sesuatu yang

bergejolak di dadamu, sedangkan kamu tidak suka bila

ada orang lain yang mengetahuinya. (HR. Muslim).81

Hadist di atas memberikan penjelasan kepada kita,

tentang kebaikan dan dosa. Di mana setiap perilaku

manusia tidak akan pernah lepas dari dua hal tersebut.

Di sinilah fisik dan ruh saling bekerja. Perilaku

manusia adalah suatu fungsi dari interaksi antara

individu dengan lingkungannya. 82 Karena pada

hakikatnya individu memiliki keunikan masing-

masing yang membedakan satu dengan yang lain.

Inilah yang disebut manusia sebagai makhluk individu.

Perilaku seseorang didorong oleh motivasi. Pada

titik ini motivasi menjadi daya penggerak perilaku (the

energizer) sekaligus menjadi penentu perilaku.

Motivasi juga dapat dikatakan sebagai suatu konstruk

teoritis mengenai terjadinya perilaku.83 Perilaku juga

81Al Hafizd Ibnu Hadjar Al ‘Asqalani, Bululughul Maram, terj.

Hamim Thohari Ibnu M. Dailimi, (Jakarta: Al Birr, 2002), hlm. 520.

82 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi,

(Jakarta: Rajawali Press, 2009), hlm. 230.

83 Abdul Rahman Saleh, Psikologi; Suatu Pengantar dalam

Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 182.

Page 79: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

68

merupakan hasil interaksi antara karakteristik

kepribadian dan kondisi sosial serta kondisi fisik

lingkungan.

Istilah sosial memiliki arti yang berbeda-beda

sesuai pemakaiannya. Istilah sosial pada ilmu sosial

merujuk pada objeknya, yaitu masyarakat. Selain itu,

sosial itu berkenaan dengan perilaku interpersonal

individu, atau yang berkaitan dengan proses-proses

sosial.84

Perilaku sosial termaktub dalam hadits Rasulullah

SAW yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan

sehari-hari:

“Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata; Rasulullah

SAW bersabda: “Setiap ruas sendi dari seluruh

manusia itu wajib atasnya sedekah pada setiap hari

saat matahari terbit. Engkau mendamaikan orang

yang bersengketa dengan cara yang adil adalah

sedekah. Menolong seseorang pada kendaraannya

lalu mengangkatnya di atas kendaraannya itu atau

mengangkatkan barang-barangnya di sana, itupun

sedekah, ucapan yang baik juga sedekah, dan

setiap langkah yang dijalaninya untuk pergi sholat

juga merupakan sedekah, menyingkirkan benda-

84 Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian

Pendekatan Struktural, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 27.

Page 80: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

69

benda yang berbahaya dari jalan termasuk sedekah

pula.” (Muttafaq ‘alaih)85

Hadits di atas mengisyaratkan kepada kita bahwa

perbuatan sosial yang kita perbuat dihitung sebagai

sedekah di dalam agama. Banyak hal sepele menurut

manusia, tapi pada hakikatnya mampu menjadikan

manusia itu lebih dipandang sebagai manusia karena

perilaku sosialnya. Perilaku sosial adalah proses

belajar yang dilakukan oleh seseorang (individu) untuk

berbuat atau bertingkah laku berdasarkan patokan

yang terdapat dan diakui dalam masyarakat.86

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Sosial

Perilaku sosial seseorang dapat dipengaruhi oleh

banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dibagi menjadi

dua, yaitu:

a. Faktor Internal

Faktor internal yaitu potensi yang memang sudah

ada pada diri individu yang dibawanya sejak lahir.

85 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Kumpulan Hadits Shahih

Bukhari Muslim,terj. Al-Lu'lu' wal Marjan, (Semarang: Pustaka Nuun,

2012), hlm. 179.

86 Abdul Syani, Sosiologi (Sistematika, Teori dan Terapan),

(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 57.

Page 81: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

70

Menurut Jusuf menyebutkan bahwa faktor internal

yang berpengaruh terhadap perilaku sosial yaitu:

1). Harga diri (self esteem) yaitu sejauh mana

individu memandang dan menghargai dirinya

sendiri, sehingga ia mampu berinteraksi dan

bersosialisasi dengan lingkungan sosialnya. Harga

diri merupakan hal yang sangat penting dalam

hubungan individu dengan individu lain serta

untuk menyesuaikan diri individu.

2). Faktor kecerdasan (intelligence) yaitu

kemampuan secara kognitif yang dimiliki oleh

individu. Seseorang dapat berperilaku baik,

bergaul secara efektif apabila ia memiliki

inteligensi tinggi, terutama inteligensi sosial.

Seseorang yang memiliki inteligensi sosial dapat

bergaul secara baik dengan masyarakat. Ia mudah

berkawan dan memahami hubungan manusia.

Melalui kemampuan ini individu mampu

menangkap pesan-pesan dari suatu perilaku serta

mampu memahami perilaku sosial yang harus

ditampakkan dalam melakukan hubungan sosial.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari

pengalaman atau lingkungan yang berpengaruh

terhadap perilaku sosial antara lain sebagai

Page 82: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

71

berikut:87

1). Keluarga, keluarga merupakan kelompok

sosial yang pertama dalam kehidupan manusia,

tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai

manusia sosial di dalam hubungan interaksi

dengan kelompoknya.

2).Sekolah, sekolah merupakan lembaga

pendidikan formal yang secara sistematis

melaksanakan program bimbingan, pengajaran,

dan latihan dalam rangka membantu siswa agar

mampu mandiri dan mampu mengembangkan

potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-

spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.

3). Teman sebaya, dalam pergaulannya dengan

teman sebaya, anak dituntut untuk mampu

mengikuti apa yang menjadi aturan dalam

kelompok sebayanya. Secara langsung atau tidak

langsung anak akan meniru perilaku yang

dilakukan oleh teman-temannya.

4). Media massa, perkembangan zaman dan

pesatnya kemajuan di bidang teknologi

memudahkan orang untuk memperoleh informasi

dan komunikasi dengan cepat. Namun hal tersebut

87W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama,

2002), hlm. 154.

Page 83: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

72

tidak hanya mempunyai dampak positif, tetapi

juga berdampak negatif terhadap perkembangan

pribadi sosial remaja. Media massa berupa

perangkat komunikasi seperti majalah, surat kabar,

radio, televisi dan sebagainya, mempunyai

peranan dalam mengembangkan perilaku sosial

anak.

3. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial

Bentuk dan jenis perilaku sosial seseorang

pada dasarnya merupakan karakter atau ciri

kepribadian yang dapat teramati ketika seseorang

berinteraksi dengan orang lain. Seperti dalam

kehidupan berkelompok, kecenderungan perilaku

sosial seseorang yang menjadi anggota kelompok

akan terlihat jelas diantara anggota kelompok yang

lainnya.

Perilaku sosial dapat dilihat melalui sifat-sifat dan

pola respon antar pribadi, yaitu:88

a. Kecenderungan Perilaku Peran

1). Sifat pemberani dan pengecut secara sosial.

Orang yang memiliki sifat pemberani secara

sosial, biasanya dia suka mempertahankan dan

88W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama,

2002), hlm. 154.

Page 84: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

73

membela haknya, tidak malu-malu atau tidak

segan melakukan sesuatu perbuatan yang sesuai

norma di masyarakat dalam mengedepankan

kepentingan diri sendiri sekuat tenaga.

Sedangkan sifat pengecut menunjukkan perilaku

atau keadaan sebaliknya, seperti kurang suka

mempertahankan haknya, malu dan segan

berbuat untuk mengedepankan kepentingannya.

2). Sifat berkuasa dan sifat patuh

Orang yang memiliki sifat sok berkuasa dalam

perilaku sosial biasanya ditunjukkan oleh

perilaku seperti bertindak tegas, berorientasi

kepada kekuatan, percaya diri, berkemauan keras,

suka memberi perintah dan memimpin langsung.

Sedangkan sifat yang patuh atau penyerah

menunjukkan perilaku sosial yang sebaliknya,

misalnya kurang tegas dalam bertindak, tidak

suka memberi perintah dan tidak berorientasi

kepada kekuatan dan kekerasan.

3). Sifat inisiatif secara sosial dan pasif

Orang yang memiliki sifat inisiatif biasanya suka

mengorganisasi kelompok, tidak suka

mempersoalkan latar belakang, suka memberi

masukan atau saran-saran dalam berbagai

pertemuan, dan biasanya suka mengambil alih

kepemimpinan. Sedangkan sifat orang yang pasif

Page 85: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

74

secara sosial ditunjukkan oleh perilaku yang

bertentangan dengan sifat orang yang aktif,

misalnya perilakunya yang dominan diam,

kurang berinisiatif, tidak suka memberi saran

atau masukan.

4). Sifat mandiri dan tergantung

Orang yang memiliki sifat mandiri biasanya

membuat segala sesuatunya dilakukan oleh

dirinya sendiri, seperti membuat rencana sendiri,

melakukan sesuatu dengan cara-cara sendiri,

tidak suka berusaha mencari nasihat atau

dukungan dari orang lain, dan secara emosional

cukup stabil. Sedangkan sifat orang yang

ketergantungan cenderung menunjukkan

perilaku sosial sebaliknya dari sifat orang

mandiri, misalnya membuat rencana dan

melakukan segala sesuatu harus selalu mendapat

saran dan dukungan orang lain, dan keadaan

emosionalnya relatif labil.

b. Kecenderungan Perilaku dalam Hubungan

Sosial

1). Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain

Orang yang memiliki sifat dapat diterima oleh

orang lain biasanya tidak berprasangka buruk

terhadap orang lain, loyal, dipercaya, pemaaf

dan tulus menghargai kelebihan orang lain.

Page 86: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

75

Sementara sifat orang yang ditolak biasanya

suka mencari kesalahan dan tidak mengakui

kelebihan orang lain.

2). Suka bergaul dan tidak suka bergaul

Orang yang suka bergaul biasanya memiliki

hubungan sosial yang baik, senang bersama

dengan yang lain dan senang bepergian.

Sedangkan orang yang tidak suka bergaul

menunjukkan sifat dan perilaku yang sebaliknya.

3). Sifat ramah dan tidak ramah

Orang yang ramah biasanya periang, hangat,

terbuka, mudah didekati orang, dan suka

bersosialisasi. Sedangkan orang yang tidak

ramah cenderung bersifat sebaliknya.89

4). Simpatik atau tidak simpatik

Orang yang memiliki sifat simpatik biasanya

peduli terhadap perasaan dan keinginan orang

lain, murah hati dan suka membela orang

tertindas. Sedangkan orang yang tidak simpatik

menunjukkan sifat-sifat yang sebaliknya.

c. Kecenderungan perilaku ekspresif

1). Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan

tidak suka bersaing (suka bekerjasama)

89 W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama,

2002), hlm. 152.

Page 87: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

76

Orang yang suka bersaing biasanya menganggap

hubungan sosial sebagai perlombaan, lawan

adalah saingan yang harus dikalahkan,

memperkaya diri sendiri. Sedangkan orang yang

tidak suka bersaing menunjukkan sifat-sifat yang

sebaliknya.

2). Sifat agresif dan tidak agresif

Orang yang agresif biasanya suka menyerang

orang lain baik langsung atau pun tidak langsung,

pendendam, menentang atau tidak patuh pada

penguasa, suka bertengkar dan suka menyangkal.

Sifat orang yang tidak agresif menunjukkan

perilaku yang sebaliknya.

3). Sifat kalem atau tenang secara sosial

Orang yang kalem biasanya tidak nyaman jika

berbeda dengan orang lain, mengalami

kegugupan, malu, ragu-ragu, dan merasa

terganggu jika ditonton orang.

4). Sifat suka pamer atau menonjolkan diri.

Orang yang suka pamer biasanya berperilaku

berlebihan, suka mencari pengakuan, berperilaku

aneh untuk mencari perhatian orang lain.90

90 W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama,

2002), hlm. 152.

Page 88: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

77

4. Pembentukan Perilaku Sosial

Baron dan Byrne berpendapat ada empat kategori

utama yang dapat membentuk perilaku sosial

seseorang yaitu:91

a. Perilaku dan karakteristik orang lain

Jika seseorang lebih sering bergaul dengan orang

yang memiliki karakter santun, ada kemungkinan

besar ia akan berperilaku seperti kebanyakan orang-

orang berkarakter santun dalam lingkungan

pergaulannya. Sebaliknya, jika ia bergaul dengan

orang berkarakter sombong, maka ia akan terpengaruh

dengan perilaku seperti itu.

Pada aspek ini guru memegang peranan penting

sebagai sosok yang akan dapat mempengaruhi

pembentukan perilaku sosial seseorang karena ia akan

memberikan pengaruh yang cukup besar dalam

mengarahkan seseorang untuk melakukan sesuatu

perbuatan.

b. Proses kognitif

Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide,

keyakinan dan pertimbangan yang menjadi dasar

kesadaran sosial seseorang akan berpengaruh terhadap

91 Rusli Ibrahim, Landasan Psikologi Pendidikan Jasmani di

Sekolah Dasar, (Jakarta: Dirjen Olahraga Depdiknas, 2001), hlm. 29.

Page 89: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

78

perilaku sosialnya.

c. Faktor lingkungan

Lingkungan alam terkadang dapat mempengaruhi

perilaku sosial seseorang. Misalnya orang yang berasal

dari daerah pantai atau pegunungan yang terbiasa

berkata dengan keras, maka perilaku sosialnya seolah

keras pula, ketika berada di lingkungan masyarakat

yang terbiasa lembut dan halus dalam bertutur kata.

d. Tata budaya sebagai tempat perilaku dan pemikiran

sosial itu terjadi

Misalnya, seseorang yang berasal etnis budaya

tertentu mungkin akan terasa berperilaku sosial aneh

ketika berada di lingkungan masyarakat yang beretnis

budaya lain atau berbeda.

C. Sosial

1. Perubahan Sosial

Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial

sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam

struktur dan fungsi masyarakat. Maciver membedakan

antara utilitarian elements dengan culture elements

yang didasarkan pada kepentingan-kepentingan

manusia yang primer dan sekunder. Semua kegiatan

dan ciptaan manusia dapat diklasifikasikan ke dalam

kedua kategori tersebut. Artinya, semua mekanisme

dan organisasi yang dibuat manusia dalam upaya

menguasia kondisi kehidupannya, termasuk di

Page 90: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

79

dalamnya sistem-sistem organisasi sosial, teknik dan

alat-alat material.92

Gillin dan Gillin mendefinisikan perubahan sosial

sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah

diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi

geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk,

ideologi maupun karena adanya difusi ataupun

penemuan baru dalam masyarakat.

Menurut Talcott Parsons, masyarakat akan

mengalami perkembangan menuju masyarakat

transisional. Masyarakat akan berkembang melalui

tiga tingkatan utama yaitu primitif, intermediat, dan

modern. Dari tiga tahapan ini, oleh Parsons

dikembangkan lagi ke dalam subklasifikasi evolusi

sosial sehingga menjadi 5 tingkatan yaitu primitif,

advanced primitif and arcchaic, historis internediate,

seedbed sociaties and modern sociaties. Parsons

menyakini bahwa perkembangan masyarakat berkaitan

erat dengan perkembangan keempat unsur subsistem

utama yaitu kultural (pendidikan), kehakiman

(integrasi), pemerintahan (pencapaian tujuan) dan

ekonomi (adaptasi).93

92 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1990), hlm. 301.

93 J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar

dan Terapan, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 350.

Page 91: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

80

Dalam perspektif materialis, teknologi sangat

determinan dalam perubahan sosial. Tokoh teknokratis

ini adalah Thorstein Veblen. Veblen melihat

teknologilah yang mewarnai tatanan sistem sosial.

Karena itu, ia mengajukan preposisi bahwa perilaku

manusia mencerminkan perkembangan teknologi dan

ekonominya. Statemen Veblen ini secara implisit

mengisyaratkan kemampuan teknologi dalam

mempengaruhi perilaku manusia.94

2. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Perubahan

Sosial

Mempelajari perubahan masyarakat perlu

diketahui sebab-sebab yang melatar belakangi

terjadinya perubahan itu. Apabila diteliti lebih

mendalam sebab terjadinya perubahan masyarakat,

dapat karena adanya sesuatu yang dianggap sudah

tidak lagi memuaskan atau karena ada faktor baru

yang lebih memuaskan masyarakat sebagai pengganti

faktor yang lama. Sebab-sebab yang bersumber dalam

masyarakat itu sendiri antara lain:

1. Bertambah atau berkurangnya penduduk,

2. Penemuan-penemuan baru,

3. Pertentangan-pertentangan dalam masyarakat,

4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi di dalam

94 Ibid, hlm. 359.

Page 92: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

81

tubuh masyarakat itu sendiri.

Sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat antara

lain:

1. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik

yang ada di sekitar manusia,

2. Peperangan dengan negara lain,

3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.95

Ada juga faktor-faktor yang mendorong jalannya

proses perubahan, antara lain:

1. Kontak dengan kebudayaan lain,

2. Sistem pendidikan yang maju,

3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan

keinginan-keinginan untuk maju,

4. Toleransi terhadap perbuatan menyimpang,

5. Sistem masyarakat yang terbuka,

6. Penduduk yang heterogen,

7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang

kehidupan tertentu.

8. Orientasi ke depan,

9. Nilai meningkatnya taraf hidup.96

Selain itu ada juga faktor-faktor yang menghambat

tejadinya perubahan:

95 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1990), hlm. 301.

96 Ibid, hlm. 352

Page 93: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

82

1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat-

masyarakat lain,

2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat,

3. Sikap masyarakat yang tradisionalistis,

4. Adanya kepentingan-kepentingan yang tertanam

dengan kuat,

5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi

kebudayaan,

6. Prasangka terhadap hal-hal yang baru/asing,

7. Hambatan ideologis,

8. Kebiasaan,

9. Nilai pasrah

Adapun proses-proses perubahan sosial yang

terjadi dalam masyarakat dapat berupa penyesuaian

masyarakat terhadap perubahan, saluran-saluran

perubahan yang dilalui oleh suatu proses perubahan,

disorganisasi (disintegarsi) dan reorganisasi

(reintegarsi). Organisasi merupakan artikulasi dari

bagian-bagian yang merupakan bagian dari satu

kebulatan yang sesuai dengan fungsinya masing-

masing. Disorganisasi adalah proses berpudarnya

norma dan nilai dalam masyarakat, dikarenakan

adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam

lembaga-lembaga masyarakat. Reorganisasi adalah

proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai yang

Page 94: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

83

baru agar sesuai dengan lembaga-lembaga

kemasyarakatan yang mengalami perubahan.97

D. Anak

1. Pengertian Anak

Anak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

diartikan dengan “ Turunan yang kedua atau manusia

yang masih kecil."98 Dari pengertian tersebut bahwa

anak merupakan manusia yang masih kecil yang

merupakan turunan kedua. Karena anak merupakan

manusia yang masih kecil tentu ia masih dapat tumbuh

dan berkembang baik dari segi fisik maupun psikis.

Selanjutnya anak dipandang sebagai manusia

dewasa dalam bentuk-bentuk ukuran kecil, untuk

memberi pemahaman yang jelas berikut ini

dikemukakan oleh A. Muri Yusuf dalam bukunya

pengantar ilmu pendidikan bahwa “Anak adalah

manusia kecil yang sedang tumbuh dan berkembang

baik fisik maupun mental." 99 Dari pendapat tersebut

dapat dipahami bahwa anak merupakan manusia kecil

yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik

fisik maupun mental.

97 Ibid, hlm. 330.

98Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka, 1989), hlm. 50.

99 Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Ghalia

Indonesia,1982), hlm. 39.

Page 95: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

84

Kemudian dalam proses perkembangannya, anak

sebagai subjek yang sedang tumbuh dan berkembang.

Hal ini sesuai dengan pendapat Siti Partini Suardinan

bahwa:

“Pada dasarnya anak merupakan subyek yang

sedang tumbuh dan berkembang sejak saat konsep di

mana sel sperma laki-laki membuahi ovum di uterus

sampai saat kematian. Organisme terus menerus

mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pada

masa awal kehidupannya pertumbuhan itu bersifat

sangat cepat dan mencolok dan tidak berdaya sama

sekali, melalui tahap merangkak, berdiri dan akhirnya

berjalan dapat dicapai dalam waktu satu sampai dua

tahun."100

Dengan adanya ketidakberdayaan dan belum

mengenal apa-apa, maka anak dapat diserahkan atau

dijadikan baik atau buruk oleh orang dewasa lainnya

khususnya orang tua. Dengan demikian, anak

merupakan manusia yang masih kecil yang berada

pada taraf perkembangan. Di mana awal kehidupannya

ia tidak mengenal sesuatu apapun sehingga dapat

diarahkan kepada perbuatan dan perkembangan yang

positif atau negatif.

100 SitiPartini Suardiman, Psikologi Pendidikan Studing,

( Yogyakarta: Andi Offset, 1988), hlm. 18.

Page 96: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

85

2. Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara

umum digolongkan menjadi tiga kebutuhan dasar:101

a. Kebutuhan fisik-biomedis (Asuh)

Meliputi:

1) Pangan / gizi

2) Perawatan kesehatan dasar

3) Tempat tinggal yang layak

4) Sanitasi

5) Sandang

6) Kesegaran jasmani / rekreasi

b. Kebutuhan emosi atau kasih sayang (Asih)

Pada tahun-tahun pertama kehidupan,

hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu /

pengganti ibu dengan anak merupakan syarat yang

mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang

selaras baik fisik, mental maupun psikososial.

Berperannya kehadiran orang tua terutama ibu

sedini dan selanggeng mungkin akan menjalin

rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan dengan

kontak fisik (kulit/mata) dan spikis sedini

mungkin. Kasih sayang dari orang tua akan

menciptakan ikatan yang erat (bonding) dan

101 Hervira Alifiani P.,Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan

Desain No. 1, Jurnal,(Bandung: ITB), hlm. 3.

Page 97: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

86

kepercayaan dasar (basic trust).

c. Kebutuhan akan stimuli mental (Asah)

Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam

proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada

anak. Stimulasi mental ini mengembangkan

perkembanga mental psikososial: kecerdasan,

keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama,

kepribadian, moral-etika, produktivitas dan

sebagainya.

3. Tingkat Perkembangan Anak

Menurut Damaiyanti, karakteristik anak sesuai

tingkat perkembangan:102

a. Usia bayi (nol sampai satu tahun)

Pada masa ini bayi belum dapat

mengekspresikan perasaan dan pikirannya dengan

kata-kata. Oleh karena itu, komunikasi dengan

bayi lebih banyak menggunakan jenis komunikasi

non verbal. Pada saat lapar, haus, basah dan

perasaan tidak nyaman lainnya, bayi hanya bisa

mengekspresikan perasaannya dengan menangis.

Walaupun demikian, sebenarnya bayi dapat

berespon terhadap tingkah laku orang dewasa

102Damaiyanti, Mukhripah, Komunikasi Terapeutik dalam Praktik

Keperawatan, (Bandung : PT. Refika Aditama, 2008), hlm. 78.

Page 98: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

87

yang berkomunikasi dengannya secara non verbal,

misalnya memberikan sentuhan, dekapan, dan

menggendong dan berbicara lemah lembut.

Ada beberapa respon non verbal yang biasa

ditunjukkan bayi misalnya menggerakkan badan,

tangan dan kaki. Hal ini terutama terjadi pada bayi

kurang dari enam bulan sebagai cara menarik

perhatian orang. Oleh karena itu, perhatian saat

berkomunikasi dengannya. Jangan langsung

menggendong atau memangkunya karena bayi

akan merasa takut. Lakukan komunikasi terlebih

dahulu dengan ibunya. Tunjukkan bahwa kita

ingin membina hubungan yang baik dengan

ibunya.

b. Usia pra sekolah (dua sampai lima tahun)

Karakteristik anak pada masa ini terutama pada

anak di bawah tiga tahun adalah sangat egosentris.

Selain itu anak juga mempunyai perasaan takut

pada ketidaktahuan sehingga anak perlu diberi

tahu tentang apa yang akan akan terjadi padanya.

Misalnya, pada saat akan diukur suhu, anak akan

merasa melihat alat yang akan ditempelkan ke

tubuhnya. Oleh karena itu, jelaskan bagaimana

akan merasakannya. Beri kesempatan padanya

untuk memegang thermometer sampai ia yakin

bahwa alat tersebut tidak berbahaya untuknya.

Page 99: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

88

Dari hal bahasa, anak belum mampu berbicara

fasih. Hal ini disebabkan karena anak belum

mampu berkata-kata 900-1200 kata. Oleh karena

itu saat menjelaskan, gunakan kata-kata yang

sederhana, singkat dan gunakan istilah yang

dikenalnya. Berkomunikasi dengan anak melalui

objek transisional seperti boneka. Berbicara

dengan orangtua bila anak malu-malu. Beri

kesempatan pada yang lebih besar untuk berbicara

tanpa keberadaan orangtua. Satu hal yang akan

mendorong anak untuk meningkatkan kemampuan

dalam berkomunikasi adalah dengan memberikan

pujian atas apa yang telah dicapainya.

c. Usia sekolah (enam sampai dua belas tahun)

Anak pada usia ini sudah sangat peka terhadap

stimulus yang dirasakan yang mengancam

keutuhan tubuhnya. Oleh karena itu, apabila

berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan

anak di usia ini harus menggunakan bahasa yang

mudah dimengerti anak dan berikan contoh yang

jelas sesuai dengan kemampuan kognitifnya.

Anak usia sekolah sudah lebih mampu

berkomunikasi dengan orang dewasa.

Perbendaharaan katanya sudah banyak, sekitar

3.000 kata dikuasai dan anak sudah mampu

berpikir secara konkret.

Page 100: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

89

d. Usia remaja (tiga belas sampai delapan belas

tahun)

Fase remaja merupakan masa transisi atau

peralihan dari akhir masa anak-anak menuju masa

dewasa. Dengan demikian, pola pikir dan tingkah

laku anak merupakan peralihan dari anak-anak

menuju orang dewasa. Anak harus diberi

kesempatan untuk belajar memecahkan masalah

secara positif. Apabila anak merasa cemas atau

stres, jelaskan bahwa ia dapat mengajak bicara

teman sebaya atau orang dewasa yang ia percaya.

Menghargai keberadaan identitas diri dan harga

diri merupakan hal yang prinsip dalam

berkomunikasi. Luangkan waktu bersama dan

tunjukkan ekspresi wajah bahagia.

4. Tugas Perkembangan Anak

Tugas perkembangan menurut teori Havighurst

adalah tugas yang harus dilakukan dan dikuasai

individu pada tiap tahap perkembangannya. 103

Tugas perkembangan bayi nol sampai dua tahun

adalah berjalan, berbicara, makan-makanan padat,

kestabilan jasmani.

103 Havighurst, Robert J., Human Development and

Education, (New York: David Mckay Company, 1961), hlm. 56.

Page 101: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

90

Tugas perkembangan anak usia tiga sampai

lima tahun adalah mendapat kesempatan bermain,

berkesperimen dan berekplorasi, meniru, mengenal

jenis kelamin, membentuk pengertian sederhana

mengenai kenyataan sosial dan alam, belajar

mengadakan hubungan emosional, belajar

membedakan salah dan benar, serta

mengembangkan kata hati juga proses sosialisasi.

Tugas perkembangan usia enam sampai dua

belas tahun adalah belajar menguasai keterampilan

fisik dan motorik, membentuk sikap yang sehat

mengenai diri sendiri, belajar bergaul dengan

teman sebaya, memainkan peranan sesuai dengan

jenis kelamin, mengembangkan konsep yang

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,

mengembangkan keterampilan yang fundamental,

mengembangkan pembentukan kata hati, moral

dan sekala nilai, mengembangkan sikap yang sehat

terhadap kelompok sosial dan lembaga.

Tugas perkembangan anak usia tiga belas

sampai delapan belas tahun adalah menerima

keadaan fisiknya dan menerima peranannya

sebagai perempuan dan laki-laki, menyadari

hubungan-hubungan baru dengan teman sebaya

dan kedua jenis kelamin, menemukan diri sendiri

Page 102: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

91

berkat refleksi dan kritik terhadap diri sendiri,

serta mengembangkan nilai-nilai hidup.

Jika dilihat dari perkembangan anak di atas,

maka perkembangan anak berhubungan dengan

pembentukan perilaku sosial anak di masyarakat.

E. Kerangka Berpikir

Gambar. 1 Simpulan Kerangka Berpikir

Anak asuh yang bertempat tinggal di Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang adalah anak dengan latar belakang yang berbeda-beda. Ada

anak yang berasal dari pemulung atau pengemis jalanan, keluarga yang

sering melakukan KDRT, anak yang tidak mempunyai kedua orang tua dan anak dari keluarga tidak mampu yang secara ekonomi tidak mampu

memberikan penghidupan. Saat awal mereka dititipkan di Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang, anak asuh memiliki perilaku sosial yang buruk, ada anak yang jorok tidak bisa menjaga kebersihan lingkungan

dan dirinya, tidak bisa mengontrol emosi, berkata kasar, dan suka

mencuri barang milik yayasan dan anak asuh lainnya.

Pembinaan

Agama

Metode Pembinaan Agama

Adanya perubahan

perilaku sosial anak

asuh setelah mengikuti

Pembinaan Agama,

seperti:

1. Patuh terhadap

aturan,

2. Mandiri dan

mempunyai

motivasi yang

tinggi,

3. Simpatik,

4. Tolong

menolong

sesama anak

asuh,

5. Ramah.

Ceramah Percontohan

Pembentukan Perilaku Sosial

Anak Asuh

Page 103: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

92

BAB III

GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Berdirinya Yayasan Islam Media

Kasih

Berangkat dari kepedulian yang mendalam terhadap

anak-anak di lingkungan kami di Desa Cipadu Kec.

Ciledug Kota Tangerang yang mengalami putus sekolah

dikarenakan berbagai kendala seperti tidak adanya biaya

mengingat mereka berasal dari keluarga tidak mampu

atau anak-anak yang sudah tidak memiliki orang tua dan

anak-anak terlantar yang tidak jelas keberadaan

keluarganya. Yayasan Islam Media Kasih berusaha

mengumpulkan anak-anak tersebut untuk dicarikan orang

tua asuh yang dapat membiayai pendidikan serta

kebutuhan sekolah mereka. Namun, mereka tetap tinggal

di keluarga mereka masing-masing. Tanpa terasa jumlah

anak-anak yang terkumpul sudah mencapai 150 anak dari

tingkat SD, SMP, SMA yang terdiri dari anak

yatim/yatim piatu/dhuafa dan Alhamdulillah Yayasan

Islam Media Kasih berhasil mengumpulkan orang tua

asuh sebanyak tiga puluh lima orang.

Berbagai kendala dialami oleh anak-anak itu di dalam

menuntut ilmu, karena miskinnya keluarga mereka.

Walaupun uang sekolah dan kebutuhan sekolah sudah

terpenuhi, tetapi mereka tetap memerlukan biaya untuk

Page 104: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

93

kebutuhan sehari-hari sehingga pengurus menampung

mereka di dalam lembaga permanen panti asuhan.

Pada tanggal 1 Juni 1991 melalui Akte Notaris Mirah

Dewi Ruslim Sukmajaya, SH. No.1, resmi didirikan

Yayasan “Media Kasih” (YMK). Yayasan Media Kasih

kemudian disahkan oleh Pengadilan Negeri Tangerang

dengan surat keputusan NO.: HT.01.05.13.1991/PN.TNG

tertanggal 14 Juni 1991 sebagai badan hukum berbentuk

yayasan.

Untuk meningkatkan pembinaan dan pengawasan

perkembangan anak asuh secara intensif maka pengurus

sepakat untuk mendirikan Panti Asuhan. Pada tanggal 4

Desember 1991 yayasan mendapatakan sumbangan

wakaf dari Meiske Prasadja D. Soegoto berupa tanah

seluas 1.000 meter persegi yang terletak di desa Cipadu

RT 01/04 kecamatan Larangan, Tangerang. Kemudian,

atas bantuan para dermawan dengan swadaya umat,

secara bertahap pengurus dapat membangun gedung Panti

Asuhan yang saat ini dapat menampung 75 anak asuh.104

B. Visi dan Misi Yayasan Islam Media Kasih

Visi

Ikut serta mewujudkan masyarakat adil dan makmur,

berpengetahuan tinggi di bidang pendidikan formal dan

104Profil Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, dokumen yang

didapatkan pada 11 Maret 2021.

Page 105: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

94

spritual serta mencerdaskan bangsa dengan nilai

kemanusiaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.105

Misi

1. Mengembangkan lembaga kesejahteraan sosial yang

profesional dalam pengasuhan dan pembinaan anak-anak

yang terlepas dari pengasuhan orang tuanya untuk

menjadi manusia yang mandiri dengan religiusitas tinggi,

2. Menjalin kerja sama yang sinergis dengan lembaga-

lembaga lain yang terkait untuk meningkatkan kualitas

pola asuh terhadap binaan Panti Asuhan,

3. Aktif dan berkesinambungan memberikan bantuan,

perhatian dan dukungan sosial terhadap anak-anak yang

membutuhkan, dan

4. Mengembangkan program pembinaan dan pengasuhan

pada anak binaan dalam pendidikan agama dan

pendidikan formal.106

C. Tujuan Yayasan Islam Media Kasih

1. Tujuan Lembaga

Menjadi lembaga yang mampu menjembatani kasih

sayang umat terhadap sesama.107

105 https://mediakasih.com/tentang/, Diakses pada 13 Desember

2020.

106 https://mediakasih.com/tentang/, Diakses pada 13 Desember

2020.

Page 106: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

95

2. Tujuan Pembinaan Anak Asuh

Membentuk insan yang mandiri, bertaqwa kepada Allah

SWT, berakhlak mulia, dan berguna bagi sesama umat

dan agama, bangsa dan negara, demi mencapai

keberhasilan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.108

D. Program atau Kegiatan Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang

Di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang terdapat

program, yaitu:109

1. Mencarikan orang tua asuh bagi anak asuh

yatim/yatim piatu/remaja putus sekolah dari tingkat

pendidikan SD, SMP, SMA dan sederajat,

2. Menghimpun dana ummat baik zakat, infaq dan

shodaqoh untuk pembiayaan program pembinaan dan

pengasuhan,

3. Melakukan pengasuhan dengan pemenuhan kebutuhan

dasar (sandang, pangan, dan papan) bagi anak asuh

4. Merujuk anak asuh kepada lembaga pendidikan di

berbagai jenjang pendidikan (baik formal maupun

informal),

107 https://mediakasih.com/tentang/, Diakses pada 13 Desember

2020.

108 https://mediakasih.com/tentang/, Diakses pada 13 Desember

2020.

109Profil Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, dokumen yang

didapatkan pada 11 Maret 2021.

Page 107: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

96

5. Melakukan pembinaan dan pembekalan nilai agama

Islam kepada anak asuh.

Adapun penjelasan dari kegiatan di Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang, sebagai berikut:110

1. Bidang Sosial

Yayasan Media Kasih Tangerang mempunyai

program sosial yaitu santunan jompo yaitu dengan

memberikan santunan kepada manula yang tidak

mendapatkan perhatian lebih dari keluarganya. Janda

dhuafa yaitu pemberian bantuan kepada istri yang

ditinggal suaminya dan tidak mampu secara finansial,

bantuan berupa bahan pangan.

2. Bidang Usaha

Penggemukan dan pembibitan domba qurban

adalah peternakan domba yang dikelola oleh pengurus

Yayasan Islam Media Kasih dan akan dipasarkan

ketika tiba hari qurban. Usaha kue kering lebaran

adalah produk rumahan yang dikelola oleh pengurus

Yayasan Media Kasih dan dipasarkan saat menjelang

lebaran. Produk frozen food (Kroket londo, samosa

dan risol durian) yaitu makanan siap saji yang dikelola

oleh pengurus Yayasan Media Kasih Tangerang.

Lembah taqwa group/family agri-outing & resort

110 https://mediakasih.com/tentang/, Diakses pada 13 Desember

2020.

Page 108: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

97

(Cipanas – Puncak) adalah sebuah resort yang dikelola

oleh pengurus Yayaaan Media Kasih dan disewakan.

3. Bidang Agama

Pesantren Tahfidz Quran dan Majelis Ta’lim Cipadu

Istiqomah. Program agama ini dapat diikuti oleh anak

asuh dan masyarakat sekitar Yayasan Media Kasih

Tangerang.

E. Fasilitas Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang

1. Mushola yayasan 1 ruang.

2. Asrama 2 bagunan, 15 kamar.

3. Aula 1 ruang.

4. Ruang konseling 1 ruang.

5. Kantor dan sekretariat yayasan 1 lokal.

6. Ruang belajar 1 ruang.

7. Ruang tamu atau ruang jenguk 1 ruang.

F. Struktur Kepengurusan Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang

Pembagian tugas pengurus dan administrator di

Yayasan Islam Media Kasih Tangerang:111

1. Pimpinan Yayasan : Dewi Pudjiati

Alamsyah

2. Bendahara : Harsiwi

111 Observasi Penulis, Struktur Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang, (Tangerang, 2 Maret 2021).

Page 109: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

98

3. Sekretaris : Abdul Aziz

4. Bidang Pendidikan : Eti Patimah

5. Bidang Kerohanian : M. Yusuf

6. Humas : Mustanginun

7. Pengurus : 1. Salamah

2. Wartini

3. Warkiyah

4. Heni

5. Amirudin

Page 110: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

99

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Identifikasi Informan

Dalam penelitian ini subjek penelitian

berjumlah sembilan orang. Ibu Hj. Dewi Pudjiati

Alamsyah sebagai pemilik dan pembina yayasan,

lima orang pengurus yayasan yaitu Bapak Aziz,

Bapak Amir, Ibu Etih, Ibu Harsiwi dan Ibu Heni

serta tiga orang anak asuh yaitu Salma, Zahra dan

Rani. Berikut adalah pemaparan mengenai

gambaran umum informan dalam penelitian ini:

1. Pembimbing

a. Hj. Dewi Pudjiati Alamsyah

Ibu Dewi merupakan seorang pendiri Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang dan salah satu

pembimbing agama di sana. Ibu Dewi juga adalah

pendiri Yayasan Islam Media Kasih Aceh. Di

usianya yang sudah menginjak enam puluh enam

tahun, sampai saat ini beliau masih aktif mengurus

yayasan dan membimbing anak asuh untuk selalu

optimis menjalani hidup dan selalu menjadikan

Allah sebagai tujuan hidup. Jargon yang selalu Ibu

Dewi berikan kepada anak asuh yaitu "Dunia

bahagia, akhirat surga", dalam artian kita tetap

Page 111: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

100

mengejar dunia, tapi tidak lupa dengan tujuan

utama yaitu surga.112

2. Pengurus

a. Abdul Aziz

Pria berumur tiga puluh tahun ini bernama

Abdul Aziz. Beliau bergabung di Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang sudah 14 tahun, saat ini

memegang amanah di Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang sebagai sekretaris dengan masa

jabatan dari tahun 2018 sampai sekarang. Bapak

Aziz lahir di Riau, pada tahun 1990, tempat

tinggal saat ini di Cipadu, kota Tangerang.113

b. Amirudin

Bapak Amir adalah seorang pria berusia lima

puluh lima tahun, beliau salah satu pengurus di

Yayasan Islam Media Kasih Tangerang. Pria yang

lahir di Pemalang, tahun 1966 ini sudah

bergabung di Yayasan Islam Media Kasih sejak

tahun 2013. Sebulan sekali beliau selalu mengajak

anak asuh laki-laki untuk membaur dengan

112 Wawancara dengan Dewi Alamsyah, Selaku ketua dan

pembina Yayasan Islam Media Kasih, pada tanggal 11 Maret 2021 13:30

WIB.

113 Wawancara dengan Abdul Aziz, Selaku pengurus Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 7 Maret 2021 13:20 WIB.

Page 112: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

101

masyarakat menyeru kepada nilai-nilai Islam di

lingkungan Cipadu, kota Tangerang.114

c. Harsiwi Endang

Ibu Harsiwi merupakan bendahara di Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang. Beliau lahir di

Banyumas, tahun 1972 dan saat ini tinggal di

Cipadu, kota Tangerang. Wanita berumur empat

puluh sembilan tahun ini bergabung di Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang sejak tahun 1994.

Kecintaannya kepada anak-anak dan tujuannya

untuk meraih ridha Allah yang menjadikan beliau

tetap bertahan di yayasan ini.115

d. Etih Patimah Syihabudin

Etih atau sering disapa "teteh" adalah seorang

wanita berumur tiga puluh sembilan tahun. Teteh

salah satu pengurus yang bergabung di Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang pada tahun 2006.

Beliau lahir di Garut tahun 1981 dan beliau di

yayasan rutin mengajarkan tahsin dan tahfidz

kepada anak-anak asuh di yayasan.116

114Wawancara dengan Amirudin, Selaku pengurus Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang, pada tanggal 7 Maret 2021 13:00 WIB.

115Wawancara dengan Harsiwi, Selaku pengurus Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang, pada tanggal 7 Maret 2021 13:30 WIB.

116 Wawancara dengan Etih, Selaku pengurus Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang, pada tanggal 7 Maret 2021 13:40 WIB.

Page 113: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

102

e. Heni

Ibu Heni merupakan pengurus di Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang yang bergabung

sejak tahun 2009. Beliau lahir di Pagongan tahun

1986. Wanita berumur tiga puluh lima tahun ini

salah satu pengurus yang sering memberikan

nasihat kepada anak asuh yang berselisih atau

bermasalah di yayasan.117

3. Anak Asuh

a. Salma Mahdiyah

Salma Mahdiyah biasa disapa Salma lahir di

Tangerang tahun 2008. Adik ini tinggal di

Yayasan Islam Media Kasih sejak bayi, karena

inilah Salma menganggap seluruh penghuni

yayasan sebagai keluarganya. Ia sekolah di SDN

Kereo 03, Tangerang dan sekarang duduk di kelas

enam. Salma mempunyai motivasi yang tinggi di

bidang akademik, ia bercita-cita ingin

melanjutkan pendidikannya sampai S3.118

b. Rina Kartika

Rina adalah salah satu anak asuh di Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang. Pada tahun 2008

117 Wawancara dengan Heni, Selaku pengurus Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang, pada tanggal 7 Maret 2021 14:00 WIB.

118Wawancara dengan Salma, Selaku anak asuh Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 14:30 WIB.

Page 114: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

103

Bapak Taufik dan Ibu Wartini selaku orang

tuanya menitipkan Rina di yayasan karena

keterbatasan ekonomi. Rina saat ini berusia lima

belas tahun dan sedang menempuh pendidikan di

SMAN 13 Tangerang.119

c. Maulida Tuh Zahra

Nama panggilannya adalah Zahra. Anak

yang berasal dari Banjarnegara ini berada di

Yayasan Islam Media Kasih Tangerang sejak

tahun 2019. Saat ini usianya tiga belas tahun

dan sedang menempuh pendidikan di SDN

Kereo 4 kelas enam. Ibu Suwarni selaku Ibu

dari Zahra menitipkan anaknya di yayasan

karena keterbatasan ekonomi.120

B. Temuan Lapangan

1. Kegiatan Pembinaan yang dilakukan oleh

Hj. Dewi Pudjiati Alamsyah di Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang

Berdasarkan observasi penulis di Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang, penulis

menemukan kegiatan pembinaan yang dilakukan

oleh pembimbing agama berupa kajian dan

119 Wawancara dengan Rina, Selaku anak asuh Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 14:00 WIB.

120Wawancara dengan Zahra, Selaku anak asuh Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 16:30 WIB.

Page 115: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

104

memberikan bimbingan secara intensif yaitu

sepekan dua kali. Kegiatan ini di awali dengan

pembukaan, dilanjutkan dengan pembahasan

kasus atau nasihat-nasihat kemudian diisi dengan

materi dan terakhir adalah penutup.

a. Pembukaan

Pembukaan merupakan bentuk kegiatan untuk

mengawali berjalannya kegiatan ini. Dalam

pembukaan ini dilakukan oleh petugas acara yang

sudah terjadwal sebelumnya yaitu dari anak asuh.

Diawali dengan pembukaan oleh MC, pembacaan

tilawah oleh salah satu anak asuh, kemudian

sambutan oleh kepada yayasan. Setelah

pembukaan oleh kepala yayasan selanjutnya

kepala yayasan memberikan nasihat dan materi.

Kajian dilaksanakan di aula Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang, selain anak asuh pengurus

yayasan pun ikut di dalam forum tersebut.

"Kegiatan ini saya adakan karena pondasi dari

kehidupan adalah agama, tentunya supaya anak-

anak besar itu dengan akidah bernafaskan Islam.

Selalu melibatkan Allah dalam setiap kegiatan.

Kita ini dalam genggaman Allah dan harus ikuti

aturan main Allah. Untuk mendapatkan dunia

bahagia akhirat surga itu harus menjalani

kehidupan ini selaras dengan kehendak Allah.

Page 116: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

105

Oleh sebab itu diadakan pembahasan ilmu-ilmu

agama di sini."121

Dari pemaparan Ibu Dewi di atas bahwa

kegiatan sudah dibuka dan mempunyai tujuan

yang jelas yaitu agar anak asuh berpikir positif

dan selalu libatkan Allah dalam setiap kehidupan

serta tidak meninggalkan dunia dan tidak

melupakan surga.

b. Pemberian Nasihat dan Pembahasan Kasus

Pemberian nasihat dan pembahasan kasus

disampaikan di sela-sela materi berupa kejadian

yang tidak sesuai dengan sosial dan agama,

mencuri dan sebagainya. Agar anak asuh bisa

membedakan mana yang harus dilakukan dan

mana yang tidak harus dilakukan.

"Hidup ini untuk Allah maka kalian akan

bahagia, ikuti aturan main Allah. Terus menabung

amal-amal kebaikan. Diibaratkan kalian

menabung amal-amal kebaikan seperti kalian

menabung uang. Jika ingin celengan itu penuh

tentunya harus dipastikan celengan itu tidak rusak

121 Wawancara dengan Dewi Alamsyah, Selaku ketua dan

pembina Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 11 Maret

2021 13:40 WIB.

Page 117: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

106

dan banyak bolongnya. Begitupun amal kebaikan

yang kita tabung. Jika celengan kebaikan kita

bocor yang disebabkan oleh kesalahan yang kita

perbuat maka celengan itu tidak akan penuh,

kecuali kita sadar dan ingin memperbaiki

kebocoran itu."122

Anak asuh sangat antusias mendengarkan

pembahasan ini, karena yang menyampaikan

materi ini yaitu Ibu Dewi termasuk orang yang

humoris dan penjelasannya mudah dipahami. Oleh

sebab itu, anak asuh tidak bosan mendengar apa

yang disampaikan dan menyimak dengan hikmat.

c. Materi

Pembahasan materi merupakan kegiatan inti

yang digunakan adalah metode ceramah. Materi

yang disampaikan yaitu tujuan hidup, tolong

menolong, dan harus optimis dalam menjalani

hidup.

"Materi ini disampaikan agar anak asuh

mengetahui bahwa Allah adalah tujuan hidup dan

libatkan Allah dalam setiap kehidupan. Selain itu

jauhilah sifat pesimis bangunlah sifat optimis,

maka akan menjadi orang yang mudah bergaul

122 Wawancara dengan Dewi Alamsyah, Selaku ketua dan

pembina Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 11 Maret

2021 13:40 WIB.

Page 118: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

107

dan saling menyayangi walaupun banyak

perbedaan latar belakang di panti ini."123

Adapun waktu pelaksanaan pembinaan agama

dilakukan satu minggu dua kali yaitu pada hari

Senin dan Jumat. Pelaksanaan pembinaan agama

dimulai pada pukul 14.00 – 15.30 yang diisi oleh

Ibu Dewi Pudjiati Alamsyah di aula Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang.

123 Wawancara dengan Dewi Alamsyah, Selaku ketua dan

pembina Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 11 Maret

2021 14.00 WIB.

Page 119: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

108

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai

uraian analisa data tentang pembinaan agama dalam

pembentukan perilaku sosial anak di Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang. Peneliti akan

mendeskripsikan teori sesuai dengan fakta lapangan

yang didapatkan sehingga dapat disimpulkan.

A. Metode Pembinaan Agama dalam

Pembentukan Perilaku Sosial Anak di Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang

Menurut penuturan Ibu Dewi Pudjiati Alamsyah

selaku ketua Yayasan Islam Media Kasih Tangerang

yang memberikan pembinaan agama kepada anak asuh

di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, beliau

memberikan pembinaan agama menggunakan metode

dengan:

1. Segi Sifat

Dari segi sifat ini, ketua Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang menggunakan metode ceramah,

konsultasi dan demostrasi atau percontohan. Metode

ceramah disebut metode informasi yakni penerapan

secara lisan oleh pembimbing agama sebagai

komunikator kepada kelompok dan masyarakat

Page 120: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

109

sasaran sebagai komunikan. 124 Metode demonstrasi

atau percontohan, metode ini berarti memberi contoh

atau mempertunjukkan atau memperagakan.125 Metode

konsultasi yaitu meminta nasihat kepada pembimbing

agama dan dilaksanakan secara individu juga bersifat

pribadi. 126 Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dewi

Pudjiati Alamsyah, ketua Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang, dalam wawancaranya sebagai berikut:

"Metode pembinaan agama dalam membentuk

perilaku sosial anak asuh di yayasan ini adanya suatu

nasihat secara individu dan kelompok. Untuk individu

ini biasanya dilakukan secara tertutup hanya dengan

yang bersangkutan saja, karena memang itu adab

menasihati kan, kami panggil anak itu dan kami

nasihati di ruang konseling. Kalau untuk yang

kelompok ini biasanya kami berikan saat kajian atau

ceramah yang dilaksanakan seminggu dua kali yaitu

hari Senin dan Jumat setiap pukul 14.00 sampai ashar.

Kami juga memberikan teladan kepada anak asuh,

karena itu termasuk pendidikan alamiah yaitu

mencontoh dari orang sekitar. Oleh sebab itu kami

124 Departemen Agama RI Direktorat Jendral Bimbingan

Masyarakat Islam dan Urusan Haji, Panduan Penyuluh Agama, (Jakarta:

1987), hlm.39-40.

125Ibid.,

126Ibid.,

Page 121: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

110

berusaha untuk memberikan contoh yang baik,

menjadi teladan yang pantas untuk diikuti. Contohnya

seperti mencontohkan dengan memberi toleransi,

maka anak nantinya akan bisa menahan diri untuk

tidak egois sehingga tidak ada kecemburuan sosial.

Kami beri contoh kata-kata,

'Maaf sayang ini punya adik, nanti kaka akan

diberi lagi sama Allah, ini kasih ke adik. Kaka

sabar dulu ya.'

"Kalau kita selalu beri kata-kata yang bagus,

maka anak akan bisa menahan diri untuk tidak marah,

bisa mengelola emosi, tidak pesimis, dirinya penuh

cinta serta kasih sayang dan mempunyai kekuatan

untuk menjalani hidup walaupun tidak bersama orang

tua mereka."127

2. Segi sasaran yang dihadapi

Adapun dalam metode pembinaan agama dari segi

sasarannya, konsep metode yang dilakukan ialah

dengan bimbingan individual dan kelompok.

Bimbingan individual yaitu pembimbing melakukan

komunikasi secara langsung kepada pihak yang

dibimbing, dapat melalui percakapan pribadi atau

127 Wawancara dengan Dewi Alamsyah, Selaku ketua dan

pembina Yayasan Islam Media Kasih, pada tanggal 11 Maret 2021 14.00

WIB.

Page 122: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

111

kunjungan ke rumah.128 Adapun bimbingan kelompok

menurut Faqih yaitu pembimbing memberikan

komunikasi secara kelompok, sasaran yang dihadapi

adalah kelompok. 129 Dalam wawancaranya Ibu

Harsiwi mengungkapkan:

"Pembinaan yang diberikan yaitu dengan

kelompok, seperti kajian bersama-sama yang

diadakan rutin seminggu dua kali yaitu hari Senin dan

Jumat pukul 14.00 sampai ashar di aula. Ada juga

secara individu, biasanya anak yang sedang

bermasalah atau yang mau konsultasi. Kami punya

ruang konseling, anak-anak bisa konsultasi di

sana."130

Pembinaan agama menurut Djamaludin Anchok

adalah membimbing, mengarahkan, atau membangun

nilai-nilai yang sangat penting dan beragama bagi

manusia, yaitu nilai-nilai keagamaan berupa ajaran-

ajaran agama kepada orang lain. Sehingga menjadi

pedoman bagi tingkah laku keagamaan bagi orang

tersebut. Pembinaan agama yaitu proses masukan

seperangkat keyakinan atau keimanan yang dipercayai

128 Latipun, Psikologi Konseling, (Malang: Universitas Negeri

Malang, 2001), hlm.231.

129Ibid.,

130Wawancara dengan Harsiwi, pengurus Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 14.20 WIB.

Page 123: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

112

kebenarannya mengenai segala sesuatu yang berkaitan

dengan ajaran atau paham agama terhadap orang

lain. 131 Berikut merupakan alasan diadakannya

bimbingan agama berdasarkan wawancara dengan

Bapak Abdul Aziz selaku sekretaris yayasan:

"Kami mengadakan pembinaan agama karena

kami berharap anak-anak terbentuk pribadi yang

agamis, dekat dengan al-quran dan berkarakter islami.

Bagi mereka di sini kan tempatnya pembinaan,

harapannya kedepannya anak-anak bisa mandiri, bisa

menjadikan agama sebagai landasan

bermasyarakat."132

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan

beberapa anak asuh di Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang. Tampak bahwa anak asuh sadar dengan

adanya pembinaan agama, pembinaan ini sangat

penting untuk diberikan agar anak asuh dapat

berperilaku sosial sesuai dengan karakter islam yaitu

karakter yang baik. Seperti yang diungkapkan oleh

anak asuh yang bernama Salma Mahdiyah:

131Djamaludin Anchok dan Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islam,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), Cet. Ke – 4, hlm. 77.

132 Wawancara dengan Abdul Aziz, pengurus Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 14.00 WIB.

Page 124: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

113

"Adanya pembinaan agama, kajian dari Bu Dewi

menurut aku sangat bagus, karena akan memperbaiki

diri kami di sini. Yang tadinya malas tahajud jadi

punya motivasi untuk tahajud apalagi untuk bangun

lebih awal saat tahajud. Terus yang tadinya ga peduli

jadi saling sayang, saling menjaga, saling ngingetin

dan mandiri. Di sini juga jadi bisa mengelola emosi,

ga egois dan ga mikirin diri sendiri, semua saling

sama-sama."133

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, pihak yang

terlibat di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang,

memahami akan pentingnya pembinaan agama, baik

dari pengurus yayasan dan juga anak asuh di Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang.

B. Gambaran Perilaku Sosial Anak di Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang

Menurut Hurlock, perilaku sosial menunjukkan

kemampuan untuk menjadi orang yang bermasyarakat.

Lebih lanjut lagi, perilaku sosial adalah istilah yang

digunakan untuk menggambarkan perilaku umum

yang ditunjukkan oleh individu dalam masyarakat,

yang pada dasarnya sebagai respons terhadap apa yang

dianggap dapat diterima atau tidak dapat diterima oleh

133 Wawancara dengan Salma Mahdiyah, anak asuh Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 15.00 WIB.

Page 125: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

114

kelompok sebaya seseorang. 134 Perilaku tersebut

ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap,

keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang

lain. Perilaku sosial adalah aktifitas fisik dan psikis

seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam

rangka memenuhi diri atau orang lain yang sesuai

dengan tuntutan sosial. 135 Berdasarkan dari hasil

wawancara peneliti dengan anak asuh di Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang, penulis dapat

menyimpulkan bahwa terdapat faktor-faktor dalam

perilaku sosial anak asuh, yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah potensi yang memang sudah

ada pada diri individu yang dibawanya sejak lahir.

Menurut Jusuf menyebutkan bahwa faktor internal

yang berpengaruh terhadap perilaku sosial yaitu:

1. Harga Diri

Harga diri (self esteem) yaitu sejauh mana

individu memandang dan menghargai dirinya sendiri,

sehingga ia mampu berinteraksi dan bersosialisasi

dengan lingkungan sosialnya. Harga diri merupakan

hal yang sangat penting dalam hubungan individu

dengan individu lain serta untuk menyesuaikan diri

134 Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 261.

135Ibid, hlm. 262.

Page 126: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

115

individu.136 Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Etih

dalam wawancaranya:

"Saat itu di sini pernah terjadi ada anak asuh

yang dikucilkan di sekolahnya sampai dia down

karena merasa dari panti. Iya dikucilkan di SMP

nya karena dia dari panti. Pada kejadian itu, saya

bawa dia ke psikolog dan alhamdulillah sekarang

masalah yang pernah terjadi dia jadikan sebagai

motivasi, diambil positifnya sama dia. Dia memang

dibesarkan dari bayi di sini, mungkin saat

pencarian jati diri dia merasa berbeda dengan

yang lain. Tapi sekarang dia malah menjadi anak

yang sangat punya motivasi yang tinggi, mungkin

karena efek diajak ke psikolog secara rutin, jadi dia

berubah secara signifikan. Sekarang bisa

menghargai dirinya dan mampu bersosialisasi,

menerima lingkungannya."137

Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan

bahwa penerimaan diri dan dukungan dari orang

sekitar sangatlah penting, terlebih saat anak sedang

menginjak masa pencarian jati diri. Seseorang yang

136W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama,

2002), hlm. 154

137 Wawancara dengan Etih Patimah Syihabudin, pengurus

Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 15.40

WIB.

Page 127: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

116

dapat menghargai dirinya, maka ia mampu

menerima lingkungannya. Seseorang yang

mendapatkan cinta dan dukungan dari orang

sekitarnya, maka ia mudah dalam bersosialisasi.

2. Faktor Eksternal

1. Keluarga

Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama

dalam kehidupan manusia, tempat ia belajar dan

menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam

hubungan interaksi dengan kelompoknya.138

"Di sini ada anak asuh dari latar belakang

kelurga yang tidak diharapkan ya, seperti KDRT

dan ada juga dari keluarga yang bercerai. Ya pas

awal-awal masuk mereka terlihat seperti anak yang

kurang perhatian dari orang tuanya. Seperti jorok,

suka ngambil barang temen, emosinya ga ke

kontrol, jadi pribadi yang masing-masing aja,

sampai susah dibilangin. Tapi, kami di sini terus

bina mereka, terlebih Bu Dewi selalu nasihatin saat

kajian 'Kita di sini kelurga, harus saling peduli

harus saling tolong menolong. Karena sekarang

kami adalah keluarga untuk mereka, kami jalankan

tugas selayaknya keluarga. Pokoknya kami terus

138 W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama,

2002), hlm. 154.

Page 128: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

117

nasihatin mereka. Alhamdulillah untuk sekarang

sih mereka banyak yang peka, mau saling

membantu, udah bisa hidup bersih dan ga ngambil

barang temen lagi. Untuk yang sudah besar,

mereka ikut mengasuh adik-adiknya yang masih

kecil di sini."139

Dari hasil wawancara di atas, dapat

disimpulkan bahwa keluarga sangat berperan

penting dalam pembentukan kepribadian manusia.

Karena keluarga adalah pendidikan pertama dan

utama bagi seorang anak dan orang tua merupakan

guru pertama pada diri anak.

2. Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan

formal yang secara sistematis melaksanakan

program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam

rangka membantu siswa agar mampu mandiri dan

mampu mengembangkan potensinya, baik yang

menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual,

emosional, maupun sosial.140 Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang adalah yayasan yang tidak hanya

mengedepankan anak-anak untuk belajar agama, di

139 Wawancara dengan Heni, pengurus Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 15.00 WIB.

140 W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama,

2002), hlm. 154.

Page 129: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

118

yayasan anak-anak diberi motivasi untuk bisa

berpendidikan tinggi. Seperti yang diungkapkan Ibu

Dewi dari wawancaranya:

"Selain ilmu agama, kami juga membekali

anak-anak ilmu untuk menghadapi dunia. Saya

selalu kasih motivasi, saya bilang ke anak-anak,

sekarang kamu tinggal di sini, sebelum kamu

ngerubah diri kamu, kamu harus ngerubah pola

pikir kamu menjadi positif dan semua karena Allah.

Sehingga di sini banyak anak-anak yang sekolah,

yang sarjana, yang sukses. Yang sudah tidak bisa

masuk sekolah kami pondokan, yang putra di

Cipanas itu punya kita. Yang putri dititipkan ke

pesantren lain karena kami belum punya tapi kita

lagi proses pembangunan di Citayem. Saya katakan

kepada mereka, jangan mentang-mentang dari

panti asuhan terus kalian kumuh tidak

berpendidikan terus memelas, jangan. Mereka kan

memang dititipkan di sini karena keluarganya tidak

mampu dan kurang peduli, ada juga yang anak

jalanan, sehingga perilakunya susah untuk

dikontrol. Tapi sekarang mereka jadi anak-anak

yang hidup seperti umumnya anak-anak lain yang

Page 130: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

119

bersekolah, mereka bangkit, semangat dan

sekarang cita-cita mereka besar."141

3. Teman Sebaya

Dalam pergaulannya dengan teman sebaya,

anak dituntut untuk mampu mengikuti apa yang

menjadi aturan dalam kelompok sebayanya. Secara

langsung atau tidak langsung anak akan meniru

perilaku yang dilakukan oleh teman-temannya.

Seperti yang terjadi pada anak asuh di Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang, dari wawancara

dengan Ibu Heni didapatkan bahwa:

"Ada juga yang terbawa suasana luar, mereka

kan hampir semua sekolah di luar, mungkin kalo

mereka sekolahnya di yayasan ini mereka ga akan

terkontaminasi dengan dunia luar. Dulu pernah

ada yang merorok mba, setiap pulang sekolah bau

rokok, setiap habis dari luar bau rokok. Kan

memang di sini penghuninya ga boleh merokok.

Tapi insya Allah untuk sekarang mereka sudah

baik-baik saja.142

141 Wawancara dengan Dewi Alamsyah, Selaku ketua dan

pembina Yayasan Islam Media Kasih, pada tanggal 11 Maret 2021 14.00

WIB.

142 Wawancara dengan Heni, pengurus Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 15.00 WIB.

Page 131: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

120

4. Media Massa

Media massa berupa perangkat komunikasi

seperti majalah, surat kabar, radio, televisi dan

sebagainya, mempunyai peranan dalam

mengembangkan perilaku sosial anak.143

"Kalau bersosialisasi di sini anak-anak ini

macam-macam, masih ada pengaruh dari luar

seperti youtube, game online, mereka main karena

memang sekarang sekolah online jadi ada

kesempatan dan dari itu ada pengaruhnya. Kalau

bicara itu bebas, kadang juga ada timbul kata-kata

yang tidak diinginkan. Dari kami pun ada teguran

secara langsung dan ada proses pengajaran."144

Selain adanya faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku sosial, ada pula gambaran yang dilihat dari

bentuk dan jenis perilaku sosial145, yaitu:

a. Sifat pemberani. Orang yang memiliki sifat

pemberani secara sosial, biasanya dia suka

mempertahankan dan membela haknya, tidak malu

atau tidak segan melakukan sesuatu perbuatan yang

143 W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama,

2002), hlm. 154.

144 Wawancara dengan Abdul Aziz, pengurus Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 14.00 WIB.

145 W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama,

2002), hlm. 154.

Page 132: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

121

sesuai norma di masyarakat. Sifat pemberani ini ada

di dalam diri anak asuh Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang, seperti yang diungkapkan oleh Bapak

Amir saat wawancara:

"Anak asuh yang laki-laki ga diam di yayasan

aja, mereka ada kegiatannya di luar, mereka

melakukan dakwah di luar yayasan kalo orang-

orang bilang itu jamaah tabligh. Anak asuh

didampingi oleh saya untuk berdakwah ke rumah-

rumah warga di Cipadu, Larangan, daerah sekitar

sini aja. Dilakukan sebulan sekali dan biasanya

kami nginep sehari semalam di masjid. Saat

berdakwah itu, kami silaturahim ke rumah-rumah

untuk mengajak shalat berjamaah di masjid

terdekat. Tujuan ada kegiatan ini selain untuk

berdakwah meraih ridha Allah dan untuk melatih

keberanian anak-anak juga, berani bicara dan

mengajak masyarakat. Karena kan untuk

menumbuhkan keberanian harus dilatih, ya

dilatihnya salah satunya seperti ini dan

alhamdulillah sejauh ini baik-baik saja dan dapat

diterima oleh masyarakat."146

146Wawancara dengan Amirudin, pengurus Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 16.40 WIB.

Page 133: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

122

Dari hasil wawancara bersama Bapak Amir,

dapat disimpulkan bahwa Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang mempunyai cara untuk

membangun perilaku sosial anak asuh, salah

satunya yaitu anak asuh diajak dan diajarkan untuk

berdakwah ke luar yayasan. Kebiasaan berdakwah

ke luar yayasan dan berbaur dengan masyarakat

lambat laun akan membentuk anak yang

mempunyai jiwa pemberani dan tidak malu lagi

untuk berbicara, berpendapat dan bersosialisasi

dengan masyarakat.

b. Sifat patuh. Orang yang mempunyai sifat

patuh ditunjukkan dengan perilaku kurang tegas

dalam bertindak, tidak suka memberi perintah dan

tidak berorientasi kepada kekuatan dan kekerasan.

Dari hasil wawancara bersama salah satu anak asuh

yaitu Zahra, ia mempunyai sifat patuh, yaitu:

"Aku umurnya 13 tahun, di sini ada yang

kakak-kakak juga. Ya di sini suka ada marahnya

juga, kaya aku disuruh-suruh buat piket padahal

aku udah piket, tapi aku nurut aja setiap disuruh

nyapu. Kalo lagi nyuruh gitu, aku ngelaksanain aja

dan diem aja ga jawab apa-apa karena takut

berantem. Tapi dengan kejadian itu aku baik-baik

aja ga ada perasaan dimusuhin atau yang lain

hubungan aku sama temen-temen di sini baik-baik

Page 134: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

123

aja, kalo ada masalah ga sampe lama, langsung

diselesain ga sampai bermusuhan."147

Dari keterangan di atas, dapat dinilai bahwa

sifat patuh diperlukan untuk menghindari konflik

dan hubungan yang kurang baik, selama individu

tersebut masih menerima dari tindakan yang

didapatkannya dan tidak menimbulkan efek yang

memengaruhi mentalnya.

c. Sifat inisiatif secara sosial. Sifat inisiatif

biasanya suka mengorganisasi kelompok, tidak

suka mempersoalkan latar belakang, suka memberi

masukan atau saran-saran dalam berbagai

pertemuan, dan biasanya suka mengambil alih

kepemimpinan. Seperti yang diungkapkan oleh

narasumber yaitu Rina salah satu anak asuh di

Yayasan Islam Media Kasih Tangerang:

"Di sini kan ada jadwal piket, yang tugas piket

ini biasanya bangunin temen-temen untuk shalat

tahajud. Untuk aku biasanya walaupun bukan

jadwal piket, suka ikut bangunin koordinir mereka.

Kami di sini sudah seperti keluarga, jadi kalau ada

apa-apa ya saling aja, begitupun kalau ada

147Wawancara dengan Maulida Tuh Zahra, anak asuh Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 17.20 WIB.

Page 135: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

124

masalah saling memaafkan dan saling memberi

saran ga ada rasa canggung."148

Dari pernyataan Rina, dapat disimpulkan

bahwa ia mempunyai sifat inisiatif yaitu

membangunkan teman-temannya untuk shalat

tahajud. Bagi Rina penghuni di yayasan sudah

seperti keluarganya sendiri. Saling menolong,

menghargai dan memberi nasihat adalah bentuk

kepeduliannya.

d. Sifat mandiri. Orang yang memiliki sifat

mandiri biasanya membuat segala sesuatunya

dilakukan oleh dirinya sendiri, seperti membuat

rencana sendiri, melakukan sesuatu dengan cara-

cara sendiri dan secara emosional cukup stabil.

Seperti yang diungkapkan oleh pemilik yayasan

yaitu Ibu Dewi:

"Alhamdulillah anak-anak di sini mandiri,

khususnya yang sudah besar-besar. Mereka

mencari kampus, mencari beasiswa sendiri. Tahun

kemarin ada 7 anak yang keterima masuk kuliah

dan alhamdulillah semuanya dapat beasiswa. Itu

148Wawancara dengan Rina Kartika, anak asuh Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 14.00 WIB.

Page 136: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

125

dari jerih payah, usaha, dan pikiran optimis

mereka tentunya atas kehendak Allah."149

Dari kesimpulan di atas, adanya dukungan dari

orang terdekat dapat membentuk sifat mandiri anak

asuh. Anak asuh di Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang sudah terbiasa mempersiapkan

pendidikan untuk dirinya serta selalu melibatkan

Allah disetiap keputusannya, mereka mencari

beasiswa dan berhasil lolos. Mereka lakukan ini

untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan

tentunya tidak melupakan surga.

Adapun kecenderungan perilaku dalam hubungan

sosial pada anak asuh di Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang, yaitu:150

1. Suka bergaul. Orang yang suka bergaul

biasanya memiliki hubungan sosial yang baik dan

senang bersama orang lain. Sifat suka bergaul ini

dimiliki pada salah satu anak asuh di Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang, dalam wawancaranya

Zahra mengungkapkan:

149 Wawancara dengan Dewi Alamsyah, Selaku ketua dan

pembina Yayasan Islam Media Kasih, pada tanggal 11 Maret 2021 14.00

WIB.

150 W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama,

2002), hlm. 152.

Page 137: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

126

"Aku senang di sini, nyaman sama semuanya. Di

sini aku punya banyak sahabat, aku deket sama

anak-anak di sini, kami saling menolong."151

Dari pernyataan Zahra di atas dan dari hasil

penulis bertanya kepada beberapa anak asuh di

yayasan yang menyatakan bahwa teman terdekat

mereka adalah Zahra, membuktikan bahwa Zahra

merupakan anak yang suka bergaul dengan siapa

saja.

2. Sifat ramah. Orang yang ramah biasanya

periang, hangat, terbuka, mudah didekati orang, dan

suka bersosialisasi. Salma adalah anak yang terbuka,

ramah dan mempunyai motivasi yang tinggi.

Terlihat ketika sedang diwawancarai, sebagai

berikut:

"Aku suka banget belajar, aku kangen sekolah.

Setelah lulus SD aku mau masuk pesantren, setelah

itu lanjut SMA dan kuliah sampai S3."152

3. Simpatik. Orang yang memiliki sifat simpatik

biasanya peduli terhadap perasaan dan keinginan

151Wawancara dengan Maulida Tuh Zahra, anak asuh Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 17.20 WIB.

152 Wawancara dengan Salma Mahdiyah, anak asuh Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 15.00 WIB.

Page 138: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

127

orang lain dan murah hati. Seperti pernyataan Rina

salah satu anak asuh di yayasan, yaitu:

"Di sini banyak yang latar belakangnya

berbeda, tapi kita saling menolong, saling peduli

dan menasihati serta menyemangati."153

Rina adalah anak asuh yang memiliki rasa simpati,

selain dari jawaban yang diberikan oleh Rina, tapi

dilihat juga saat kunjungan selanjutnya penulis ke

yayasan, saat itu Rina sedang menemani temannya

yang sedang sakit.154

Kecenderungan perilaku ekspresif pada anak asuh

di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, yaitu:155

a. Sifat tidak suka bersaing. Orang yang tidak

suka bersaing dia menganggap hubungan sosial

untuk persahabatan, tujuannya adalah kebersamaan.

Seperti yang diungkapkan oleh Zahra salah satu

anak asuh di yayasan:

"Aku di sini sama temen-temen hubungannya

baik-baik aja, kita bareng-bareng saling bantu

udah kaya keluarga."156

153Wawancara dengan Rina Kartika, anak asuh Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 14.00 WIB.

154Observasi penulis, tanggal 9 Maret 2021.

155 W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama,

2002), hlm. 152.

Page 139: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

128

Dari pernyataan Zahra di atas, dapat

disimpulkan bahwa hubungan dia dengan teman-

teman tidak ada masalah. Mereka hidup bersama

layaknya keluarga walaupun berbeda latar belakang.

Penulis menyimpulkan ini selain dari jawaban yang

diberikan oleh Zahra, tapi dilihat dari ekspresi

wajahnya yang berseri.

b. Sifat tidak agresif. Orang yang tidak agresif

biasanya menyukai ketenangan, patuh terhadap

aturan dan suka suasana persahabatan. Hampir

semua anak asuk di Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang adalah anak-anak yang menyukai

persahabat. Seperti yang dilihat oleh penulis saat

observasi, dilihat anak-anak asuh saling berbagi

makanan dan menunjukkan mainannya. Penulis

melihat juga anak asuh yang membuang sampah

pada tempatnya. Anak asuh yang diwawancarai

oleh penulis adalah anak-anak yang taat pada

peraturan yayasan, hal ini terlihat saat wawancara

sedang berlangsung dan berkumandang adzan ashar

mereka mengajak untuk shalat berjamaah terlebih

dahulu.157

156Wawancara dengan Maulida Tuh Zahra, anak asuh Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang, pada tanggal 2 Maret 2021 17.20 WIB.

157Observasi penulis, tanggal 2 Maret 2021.

Page 140: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

129

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian di Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang tentang pembinaan agama dalam pembentukan

perilaku sosial anak adalah bentuk perubahan perilaku sosial

anak asuh di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang setelah

mendapat pembinaan agama, yaitu: 1). Mampu bersosialisasi,

walaupun dari latar belakang yang berbeda-beda, tapi mereka

mampu untuk bersosialisasi dan saling menolong. 2). Patuh

terhadap aturan, anak asuh menjalankan peraturan yang ada di

yayasan salah satunya jadwal piket. 3). Mandiri, anak asuh

yang ingin memasuki perguruan tinggi mengurus segala

keperluan akademiknya sendiri termasuk pendaftaran

beasiswa. 4). Simpatik, anak asuh memiliki jiwa penolong

yang besar, mereka saling berbagi dan menolong walaupun

berbeda latar belakang.

Dengan demikian indikator keberhasilan penerapan

program pembinaan agama oleh lembaga penelitian dapat

dilihat dari peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan

perilaku menjadi lebih baik, kedisiplinan beribadah dan

mampu bersosialisasi.

Metode pembinaan agama yang digunakan oleh

pimpinan Yayasan Islam Media Kasih Tangerang yaitu

metode ceramah dan demonstrasi atau percontohan, dengan

Page 141: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

130

segi sasaran yang dihadapi menggunakan konsep metode

pembinaan individual dan kelompok. Pembinaan individual

dilakukan jika ada anak yang konsul atau terkena masalah

maka akan dipanggil ke ruang konseling dan untuk

pembinaan kelompok yang diberikan oleh pimpinan Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang yaitu kajian yang dilakukan

seminggu dua kali, yaitu setiap hari Senin dan Jumat pukul

14.00 sampai 15.30 WIB di aula yayasan. Kelebihan dari

metode ceramah adalah pembina menyampaikan materi sesuai

dengan persiapan pembina, sedangkan kelemahannya dalah

anak asuh hanya terfokus pada penyampaian materi sehingga

anak asuh pasif.

Metode percontohan pengurus melalukannya dalam

kegiatan sehari-hari, seperti mencontohkan berperilaku,

berbicara dan berpikir positif serta penuh motivasi. Kelebihan

dari metode percontohan adalah pengurus dapat menjadi

teladan dan anak asuh dapat meniru sesuai dengan apa yang

dilakukan pengurus, sedangkan kelemahannya adalah tidak

menutup kemungkinan ada perilaku pengurus yang kurang

baik dan akan dicontoh oleh anak asuh.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini menjadi gambaran nyata bahwa

pembinaan agama sangat penting bagi anak asuh di Yayasan

Islam Media Kasih Tangerang. Terbukti dengan adanya

perubahan perilaku sosial setelah mengikuti pembinaan

agama, seperti mudah bersosialisasi, mempunyai motivasi

Page 142: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

131

yang tinggi, rasa simpatik yang semakin besar dan patuh

terhadap aturan. Walaupun ada beberapa anak asuh yang

belum mentaati aturan, tetapi pengurus tetap rutin

memberikan nasihat dan pembinaan. Selain itu, anak asuh di

yayasan dibina untuk menciptakan rasa kepedulian, solidaritas,

optimis dan menghargai satu sama lainnya. Dengan demikian,

anak asuh dapat mengaplikasikan perilaku tersebut di luar

yayasan seperti berdakwah ke masyarakat Cipadu. Agar

terciptanya generasi-generasi muda dengan jiwa sosial yang

tinggi dan agamis. Karena bila anak asuh tidak memiliki

perilaku sosial tersebut, maka ke depannya akan sulit

menerima dirinya sendiri, menerima lingkungan dan

mengembangkan dirinya.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, yang dilaksanakan di

Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, peneliti memberikan

saran kepada pihak-pihak terkait, yaitu:

1. Yayasan Islam Media Kasih Tangerang, harus lebih

memperhatikan lagi anak asuh ketika berperilaku sosial di

lingkungan yayasan ataupun di lingkungan masyarakat.

Karena semakin banyak anak asuh yang memiliki perilaku

sosial yang baik, maka akan memberi banyak manfaat bagi

orang di sekitarnya.

2. Bagi anak asuh di Yayasan Islam Media Kasih Tangerang,

lebih membangun kekeluargaan di yayasan, berperilaku sosial

yang baik dengan teman-teman di yayasan walaupun berbeda-

Page 143: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

132

beda latar belakang.

3. Diharapkan dapat menjadikan mahasiswa/i Bimbingan dan

Penyuluhan Islam lebih memahami perilaku sosial yang baik.

Semakin banyaknya pembelajaran atau pembinaan yang dapat

membentuk perilaku sosial yang sesuai dengan norma

masyarakat dan agama, semakin banyak juga generasi-

generasi muda yang memiliki perilaku sosial yang baik dan

dapat memberi manfaat bagi orang lain.

Page 144: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

133

DAFTAR PUSTAKA

Asrori, Muhammad. 2008. Psikologi Remaja Perkembangan

Peserta Didik. (Jakarta: PT. Bumi Aksara).

Anselm Strauss, Juliet Corbin. 2007. Dasar-dasar Penelitian

Kuantitatif. (Surabaya: PT Bina Ilmu Offset).

Albi Anggito dan Johan Setiawan. 2018. Metodologi

Penelitian Kualitatif. (Sukabumi: CV Jejak).

Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta).

Arifin, M. 1985. Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan

dan Penyuluhan Agama. (Jakarta: Bulan Bintang).

Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi

Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat Press).

Ardani, Muhammad. 2005. Akhlak Tasawuf. (Jakarta: PT.

Mitra Cahaya Utama).

Asmara As. 1992. Pengantar Studi Akhlak. (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada).

Akh. Muwafik Saleh. 2012. Membangun Karakter dengan

Hati Nurani. (Jakarta: Erlangga)

Page 145: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

134

Al Hafizd Ibnu Hadjar Al Asqalani. 2002. Bululughul Maram,

terj. Hamim Thohari Ibnu M. Dailimi. (Jakarta: Al Birr).

Bungin, Burhan. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif.

(Jakarta: Kencana).

Departemen Agama Republik Indonesia. 1983. Pola

Pembinaan Mahasiswa IAIN. (Jakarta: Direktorat Pembina-

pembina Perguruan Tinggi Agama Islam)

Djamaludin Anchok dan Fuat Nashori Suroso. 2001.

Psikologi Islam. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).

Departemen Agama RI Direktorat Jendral. 1987. Bimbingan

Masyarakat Islam dan Urusan Haji, Panduan Penyuluh

Agama. (Jakarta)

Daud Ali, Muhammad. 2000. Pendidikan Agama Islam.

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1989).

Damaiyanti, Mukhripah. 2008. Komunikasi Terapeutik dalam

Praktik Keperawatan. (Bandung : PT. Refika Aditama).

E. Hassan Saleh. 2000. Study Islam Diperguruan Tinggi

Pembinaan IMTAQ dan Pengembangan Wawasan. (Jakarta:

ISTN).

Page 146: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

135

Fuad Abdul Baqi, Muhammad. 2012. Kumpulan Hadits

Shahih Bukhari Muslim, terj. Al-Lu'lu' wal Marjan.

(Semarang: Pustaka Nuun).

Hermawan, Iwan. 2019. Metodologi Penelitian Pendidikan

(Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed Method). (Kuningan:

Hidayatul Quran Kuningan).

Helaluddin & Hengki Wijaya. 2019. Analisis Data Kualitatif:

Sebuah Tinjauan Teori dan Praktik. (Sekolah Tinggi

Theologia Jaffary).

Helmy, Masdar. 2001. Peranan Dakwah dalam Pembinaan

Umat. (Semarang: IAIN Semarang).

Hurlock. 2003. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. (Jakarta: Erlangga).

Havighurst, Robert J. 1961. Human Development and

Education. (New York: David Mckay Company).

Ibrahim, Rusli. 2001. Landasan Psikologi Pendidikan

Jasmani di Sekolah Dasar. (Jakarta: Dirjen Olahraga

Depdiknas).

Irawan, Prasetyo. Metode Penelitian. (Jakarta: Penerbit

Universitas Terbuka)

Jumhur dan Moh. Suryo. 1987. Bimbingan dan Penyuluhan di

Sekolah. (Bandung: CV Ilmu).

Page 147: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

136

Kementrian Agama RI. 2015. Al Qur'an Terjemahan.

(Bandung: CV Darus Sunnah).

Kementrian Agama RI. 2013. Al-Qur'an Terjemahan. (Jakarta:

PT. Insan Media Pustaka).

Latif, Abdul. 2009. Pendidikan Berbasis Nilai Kemanusiaan.

(Bandung: Refika Aditama).

Lexy J. Moleong. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif.

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).

Latipun. 2001. Psikologi Konseling. (Malang: Universitas

Negeri Malang).

M. Razak. 1987. Dinul Islam. (Bandung: Al-Ma'arif)

Mujib, Abdul. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta:

Kencana)

Masy'ari, Anwar. 1993. Butir-Butir Problematika Dakwah

Islamiyah. (Surabaya : Bina Ilmu).

Mardikanto, Totok. 2010. Komunikasi Pembangunan Acuan

bagi Akademisi, Praktisi, dan Peminat Komunikasi

Pembangunan. (Surakarta: UNS Press).

Nata, Abuddin. 2006. Akhlak Tasawuf. (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada).

Page 148: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

137

Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. 2013.

(Jakarta: PT. Rineka Cipta).

Nasution, Harun. 1994. Ensiklopedi Islam Indonesia. (Jakarta:

Djambatan).

Nurokhi, Miftahly. 2017. Instan Hypnosis. (Pelatihan

Hypnosis Level 1).

Partini Suardiman, Siti. 1988. Psikologi Pendidikan Studing.

( Yogyakarta: Andi Offset).

Proyek Penerangan Khutbah Agama.Pembinaan Rohani pada

Dharma Wanita. (Jakarta: DEPAG).

Rahim Faqih, Ainur. 2001. Bimbingan dan Konseling dalam

Islam. (Yogyakarta: UII Press).

Rif'ani, Kholish. 2015. Dasyatnya Mendidik Anak Gaya

Rasulullah. (Yogyakarta: Semesta Hikmah).

Rivai, Veithzal. 2009. Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi. (Jakarta: Rajawali Press).

Rahman Saleh, Abdul. 2009. Psikologi; Suatu Pengantar

dalam Perspektif Islam. (Jakarta: Kencana).

Suryana, Toto. 1997. Pendidikan Agama Islam Untuk

Perguruan Tinggi. (Bandung: Tiga Mutiara).

Page 149: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

138

Sjarkawi. 2009. Pembentukan Kepribadian Anak; Peran

Moral Intelektual, Emosional dan Sosial sebagai Wujud

Integritas Membangun Jati Diri. (Jakarta: PT. Bumi Aksara).

Supardan, Dadang. 2009. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah

Kajian Pendekatan Struktural. (Jakarta: Bumi Aksara).

Syani, Abdul. 2007. Sosiologi (Sistematika, Teori dan

Terapan). (Jakarta: Bumi Aksara).

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif,

dan R&D. (Bandung: Alfabeta).

Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah

Dasar, Metode dan Teknik. (Bandung: Tarsito).

Syamsudin Abin, Makmun. 2000. Psikologi Kependidikan

Perangkat Sistem Pengajaran Modul. (Bandung: Remaja

Rosda Karya).

Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam.

(Surabaya: Al-Ikhlas).

Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar

Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. (Jakarta: Balai Pustaka).

UU Peradilan Anak. 1997. (Jakarta: Sinar Grafika).

Page 150: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

139

Walgito, Bimo. 2003. Pengantar Psikologi Umum.

(Yogyakarta: Andi Yogyakarta).

W. Sarwono, Sarlito. 2009. Pengantar Psikologi Umum.

(Jakarta: Rajawali Press)

W.A Gerungan. 2002. Psikologi Sosial. (Jakarta: Refika

Aditama).

Yusuf, Muri. 1982. Pengantar Ilmu Pendidikan. (Jakarta:

Ghalia Indonesia).

Zuhairi. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam.

(Surabaya: Usaha Nasional).

WEBSITE

Etika Rahmawati. 2018. "Peralihan Agama dan Akibat

Hukumnya", Iqtisad, Vol. 5 No. 1.

Https://majalahpendidikan.com/definisi-aqidah-terlengkap/

diakses 10 November 2020

Hervira Alifiani P., Jurnal, Tingkat Sarjana bidang Senirupa

dan Desain No. 1, (Bandung: ITB).

Irwandi. Pengembangan Life Skill Penghuni Panti Asuhan At-

Taqwa Muhammadiyah Kenagarian Koto Rambatan

Kabupaten Tanah Datar, Jurnal.

Page 151: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

140

Observasi Penulis dan Wawancara Pribadi dengan Abdul Aziz.

Pengurus Yayasan Islam Media Kasih Tangerang. (Tangerang,

7 Juni 2020).

Observasi Penulis dan Wawancara Pribadi dengan Abdul Aziz,

Harsiwi, Heni, Etih, dan Amir. Pengurus Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang. (Tangerang, 2 Maret 2021).

Observasi Penulis dan Wawancara Pribadi dengan Salma,

Rina dan Zahra. Anak Asuh Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang. (Tangerang , 2 Oktober 2021).

Observasi Penulis dan Wawancara Pribadi dengan Dewi

Pudjiati Alamsyah. Pimpinan Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang. (Tangerang, 11 Maret 2021).

Profil Yayasan Islam Media Kasih Tangerang.

https://mediakasih.com/tentang. Diakses pada tanggal 13

Desember 2020.

Setyawan, David. Anak Terlantar.

https://www.kpai.go.id/berita/kpai-pemerintah-harus-jamin-

perlindungan-sosial-anak-terlantar. Diakses pada 9 September

2020.

Siti Nur Uswatun Hasanah. 2018. Definisi Anak Dalam

PerspektifIslam. http:/kd-tasikmalaya.upi.edu/artikel_definisi-

anak-dalam-perspektif-islam. Diakses pada 16 Desember

2020.

Page 152: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

141

SKRIPSI DAN JURNAL

Dhiyauddin Abdul Choir, M. 2016. Skripsi.Pembinaan Anak

Asuh dalam Pembentukan Perilaku Sosial di Panti Asuhan

Daarul Hikmah Borobudur Kabupaten Magelang.

Yogyakarta: Program Studi Sosiologi Agama Fakultas

Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

Izawati, Sri. 2011. Skripsi. Hubungan antara Pembinaan

Akhlak dengan Perilaku Sosial Anak di Panti Asuhan As-

Shohwah Kecamatan Tampan Pekanbaru. Riau: Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim.

Kristiani, Melia. 2016. Skripsi. Hubungan Pola Pembinaan

dengan Perilaku Sosial Anak di Panti Asuhan Filadelfia

Kabupaten Boyolali. Surabaya: Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Surabaya.

Nisrima, Siti. 2016. Jurnal. Pembinaan Perilaku Sosial

Remaja Penghuni Yayasan Islam Media Kasih Kota Banda

Aceh. Aceh: Universitas Unsyiah.

Sudaryanto, M. 2019. Skripsi. Pembinaan Anak Asuh

Terhadap Pembentukan Perilaku Sosial Keagamaan di Panti

Asuhan Peduli Harapan Bangsa di Bandar Lampung.

Page 153: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

142

Lampung: Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas

Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Susanto, Radi. 2019. Skripsi. Perilaku Sosial Remaja di

Kelurahan Lubuk Durian Kecamatan Kerkap Kabupaten

Bengkulu Utara. Bengkulu: Program Studi Bimbingan dan

Konseling Islam Institut Agama Islam Negeri Bengkulu.

Page 154: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

Pembinaan Agama dalam Pembentukan Perilaku Sosial

Anak di Yayasan Media Kasih Tangerang

Wawancara diajukan kepada pengurus di Yayasan Media

Kasih Tangerang

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Tempat Wawancara :

Pertanyaan :

1. Apa tujuan dilaksanakan pembinaan agama di Yayasan

Media Kasih Tangerang?

2. Apa saja materi pembinaan agama yang diberikan di

Yayasan Media Kasih Tangerang?

3. Apa saja metode yang digunakan dalam menyampaikan

materi tersebut?

4. Apa media yang digunakan saat pembinaan agama?

5. Berdasarkan pengamatan Ustaz atau Ustazah, bagaimana

perilaku anak asuh di Yayasan Media Kasih Tangerang?

6. Apa faktor yang memengaruhi perilaku tersebut?

7. Bagaimana perilaku tersebut dapat membentuk anak asuh

di Yayasan Media Kasih Tangerang?

8. Bagaimana proses perubahan perilaku anak asuh sebelum

dan sesudah mendapatkan pembinaan agama?

Page 155: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

Pembinaan Agama dalam Pembentukan Perilaku Sosial

Anak di Yayasan Media Kasih Tangerang

Wawancara diajukan kepada anak asuh di Yayasan Media

Kasih Tangerang

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Tempat Wawancara :

Pertanyaan :

1. Apa saja kegiatan agama di Yayasan Media Kasih

Tangerang?

2. Bagaimana menurutmu penyampaian materi agama tersebut?

3. Apakah kamu memahami materi yang disampaikan?

4. Apakah cara Ustazah menyampaikan materi tersebut

menyenangkan?

5. Bagaimana interaksimu dengan teman-teman di Yayasan

Media Kasih Tangerang?

6. Pernahkah kamu mendapatkan teguran atau hukuman? Apa

kesalahan yang pernah kamu lakukan?

7. Menurutmu, mengapa kamu melakukan kesalahan tersebut?

8. Bisakah kamu jelaskan perubahan perilakumu sebelum dan

sesudah mendapatkan materi agama di sini?

Page 156: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

HASIL WAWANCARA

Wawancara diajukan kepada pengurus di Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang

Nama : Dewi Pudjiati

Usia : 66 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang

Tempat Wawancara : Ruang tamu Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang

Jawaban :

1. Apa tujuan dilaksanakan pembinaan agama di Yayasan

Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Dasar dari kehidupan ini adalah agama. Karena

agama sudah menjadi pondasi dari segalanya. Tentunya kami

mengajarkan agama itu supaya anak besar dengan akidah,

bernafaskan Islam, segala sesuatunya melibatkan Allah dalam

perbuatannya, kegiatannya, pokoknya saya hanya menerapkan

kepada anak-anak ini bahwasannya kita ini dalam genggaman

Allah karena kita harus mengikuti aturan main Allah, itu

dasarnya. Jadi untuk mendapatkan dunia bahagia akhirat

surga itu harus menjalankan kehidupan ini selaras dengan

kehendak Allah, itu yang saya terapkan ke anak-anak. Karena

kan mereka ini anak-anak yang terlepas dari orang tua nya

tidak besar dengan orang tuanya. Tentunya saya harus dari

awal sudah mengajak mereka bahwa hidup itu untuk Allah

Page 157: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

maka kalian akan bahagia. Itulah kekuatan kita dalam

menjalankan kehidupan ini adalah dengan menjalankan

kehidupan ini selaras dengan aturan main Allah, selaras

dengan kehendak Allah, tidak keluar dari koridor Allah, hidup

untuk Allah niscaya bisa mendapatkan dunia bahagia akhirat

surga. Jadi agama di sini wajib semua yang disukai Allah kita

terapkan di sini. Karena mereka yang ada di sini tidak besar

dari keluarga normal tapi tinggal di panti asuhan dan anak-

anak harus bisa membuktikan kepada dunia bahwa walaupun

kalian tinggal di panti asuhan kalian bisa sukses dunia akhirat.

Karena itu yang tidak pondasinya tidak dengan agama maka

tidak akan mendapatkan itu. Karena hanya dengan mengingat

Allah hati menjadi tentram. Jadi tujuan diadakan pembinaan

agama agar anak asuh berpikir positif dan selalu libatkan

Allah dalam setiap kehidupan serta tidak meninggalkan dunia

dan tidak melupakan surga.

2. Apa saja materi pembinaan agama yang diberikan di

Yayasan Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Materi saya itu adalah saya suka membaca, hobi

saya itu membaca jadi itulah yang saya sampaikan. Saya

bukan backgroud pesantren, tapi karena saya suka membaca

jadi saya dapat pegangan. Karena dalam Al Quran pun

mengatakan, "Barangsiapa yang berpegang pada buhul yang

kokoh maka di akhirat akan mendapat balasan" QS. Lukman

ayat 22. Kalau sudah berpegang pada buhul yang kokoh, kita

tidak perlu bingung. Mau anak asuh saya 100 atau 200 ga

Page 158: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

perlu bingung, ada Allah. Dan itu saya terapkan kepada anak-

anak, tidak ada yang tidak mungkin jika kamu mempunyai

niat nanti Allah yang berkehendak. Jangan putus asa dengan

rahmat Allah. Yang saya terapkan kepada anak-anak adalah

jangan putus asa pada rahmat Allah. Jadi ga ada yang ga bisa,

jadi buat apa adakun fayakun, laa haula wala quwwata illa

billah, hasbunallah wa nikmal wakil, buat apa ada kalimat

kalimat Allah yang begitu indah kalau kita tidak yakin pada

Allah. Jadi anak-anak di sini yang menjadi sarjana ada lebih

dari 20, karena saya selalu menerapkan pada mereka, pada

saat kamu punya niat yang baik bikin impian dan itu akan

menjadi magnet kamu mendapatkannya. Sepanjang kita

percaya dan yakin kepada yang di atas, semua Allah yang

menakdirkan. Sumber buku yang saya gunakan cukup banyak,

saya ga inget apa saja judulnya karena saya sudah tua.

3. Apa saja metode yang digunakan dalam menyampaikan

materi tersebut?

Jawaban: Metode pembinaan agama dalam membentuk

perilaku sosial anak asuh di yayasan ini adanya suatu nasihat

secara individu dan kelompok. Untuk individu ini biasanya

dilakukan secara tertutup hanya dengan yang bersangkutan

saja, karena memang itu adab menasihati kan, kami panggil

anak itu dan kami nasihati di ruang konseling. Kalau untuk

yang kelompok ini biasanya kami berikan saat kajian atau

ceramah yang dilaksanakan seminggu dua kali yaitu hari

Senin dan Jumat setiap pukul 14.00 sampai ashar. Kami juga

Page 159: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

memberikan teladan kepada anak asuh, karena itu termasuk

pendidikan alamiah yaitu mencontoh dari orang sekitar. Oleh

sebab itu kami berusaha untuk memberikan contoh yang baik,

menjadi teladan yang pantas untuk diikuti. Contohnya seperti

mencontohkan dengan memberi toleransi, maka anak nantinya

akan bisa menahan diri untuk tidak egois sehingga tidak ada

kecemburuan sosial. Kami beri contoh kata-kata, "Maaf

sayang ini punya adik, nanti kaka akan diberi lagi sama Allah,

ini kasih ke adik. Kaka sabar dulu ya." Kalau kita selalu beri

kata-kata yang bagus, maka anak akan bisa menahan diri

untuk tidak marah, bisa mengelola emosi, tidak pesimis,

dirinya penuh cinta serta kasih sayang dan mempunyai

kekuatan untuk menjalani hidup walaupun tidak bersama

orang tua mereka.

4. Apa media yang digunakan saat pembinaan agama?

Jawaban: Media yang digunakan di sini ya buku saja mba.

5. Berdasarkan pengamatan Ustazah, bagaimana perilaku

anak asuh di Yayasan Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Sekarang perilaku sosial mereka baik-baik aja mba,

sudah bisa mengontrol emosi dengan baik, ga jorok lagi, dan

lebih simpatik saling menolong walaupun latar belakang

berbeda-beda.

6. Apa faktor yang memengaruhi perilaku tersebut?

Jawaban: Faktor mereka berperilaku sosial baik salah satunya

karena mereka mendapatkan pembinaan agama di sini, selain

Page 160: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

itu karena dukungan dari kami selaku keluarganya di sini dan

anak-anak asuh yang saling dukung serta memotivasi.

7. Bagaimana perilaku tersebut dapat membentuk anak asuh

di Yayasan Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Perilaku tersebut bisa terbentuk ya karena

pembinaan secara rutin, terus menerus dilakukan dan dalam

pantauan, jika kurang baik kami tegur. Selain itu kami sama-

sama, saling mendukung saling memotivasi, saling menolong.

Tentunya ada campur tangan Allah.

8. Bagaimana proses perubahan perilaku anak asuh sebelum

dan sesudah mendapatkan pembinaan agama?

Jawaban:

Sebelum dia masuk saya bilang mereka berasal dari

latar belakang yang berbeda sehingga ulahnya itu tidak sesuai

dengan yang saya inginkan. Contohnya makan rebutan,

mengambil hak orang, mencuri, pakai pakaian orang tanpa

ijin, jorok, shalatnya ga dijaga, abis makan ditaro gitu aja.

Saya selalu bilang kepengurus di sini ini peluang pahala.

Yang cewe suka kabur keluar malem, mencuri, menjual

barang yang ada di sini ada yang nangis sampe 5 jam. Saya

bilang sama pengurus kalo ini peluang pahala, kalo semua

anak baik terus dari mana kita dapat pahala, semua itu ujian.

Kita udah shalat, udah ibadah, udah menjalankan perintahnya

semaksimal mungkin terus Allah memberikan ujian begini,

itulah peluang pahala kita mengurus anak-anak. Beda lagi

Page 161: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

kalo kita ga pernah menjalankan perintahnya, itu namanya

hukuman bukan ujian.

Saya bilang ke anak-anak menabungnya pundi-pundi

pahala jangan bocor. Bocornya gimana? Bocornya kalo kamu

shalat, kamu udah melakukan perintah Allah tapi kamu

ngomongnya kotor, ghibah, jahatin temennya, kata-katanya ga

dijaga, pake baju temen ga ngomong, itu sama aja kamu

bocorin celengan kamu. Jadi anak-anak ini kami ajak untuk

yakin apapun kalau Allah berkendak itu jadi yang penting kita

punya niat dan dekat dengan Allah. Berdoa, karena doa itu

dasyat, dasyat bagi orang yang bertakwa dan yakin. Setelah

mereka mendapatkan pembinaan mereka berubah walaupun

tidak maksimal. Pasti ada kenakalan-kenakalan namanya

manusia, tapi kami tidak berputus asa. Jika ada kenakalan-

kenakalan kita sediakan ruang konseling.

Saya katakan pada anak-anak, jika kamu mau tetap

jadi anak ibu maka ikuti aturan di sini, setiap tempat ada

regulasinya di mana pun itu di setiap negara pun ada

begitupun panti di sini yang harus diikuti. Jika tidak bisa,

silahkan kamu tentukan pilihan kamu. Tapi jika dia bilang iya

bu saya akan berubah, maka akan kami maafkan dan kami

takkan pernah mengungkit-ungkit masalah dia lagi, karena

kami berharap dia jadi baik karena janjinya jadi tidak ada

mengorek kesalahan. Selain itu saya selalu bilang ke anak-

anak untuk ubah pola pikir, menjadi baik. Jika pola pikirnya

masih sama seperti sebelum kamu di sini maka kamu akan

Page 162: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

tetap seperti kamu yang di luar sana, tapi cobalah ubah pola

pikir menjadi positif bahwa Allah akan menolong kita.Kami

pun tidak ada bosan-bosannya mengingatkan terus menerus,

karena tadi kan itu peluang pahala.Sekarang alhamdulillah

banyak yang sarjana, banyak yang sukses yang sudah

menikah, kemarin kami habis nikahin. Yang satu dari Aceh

kuliah D3 apoteker diurus sejak masuk kelas 2 SD, di Aceh

dia korban tsunami, terus yang satunya dari panti sini

Tangerang dia S1 finance, pagi dia kuliah, malam dia kerja

freelance. Jadi begitu hidup ada tujuan, tujuannya dunia

bahagia akhirat surga. Saya bilang ke mereka ibu tuh ngasih

tau bukan karena ibu pinter tapi karena ibu pengalaman,

pengalaman hidup ibu yang ibu kasih tau ke mereka.

Seperti kemarin September terpapar 33 orang covid,

tapi kami berpikir bahwa ini penyakit dari Allah, takdir dari

Allah kita selalu positif, ketetapan Allah itu baik, jadi tenang

aja. Alhamdulillah sembuh semua. Contoh perilaku yang

sudah berubah anak yang awalnya tidak bisa mengontrol

emosi nangis sampe 5 jam sekarang udah ga lagi, anak yang

suka mencuri kleptomani sekarang udah ga lagi, anak yang

tadinya narkoba sekarang udah ga lagi, semuanya normal.

Sekarang kondisi dalam keadaan baik. Ujian semua kita jalani,

ini bukan masalah tapi ujian, tantangan dari Allah. Kami

hanya berpikir ini anak sholih ini anak sholihah, semua pasti

anak baik dan begitulah semua seperti itu. Semua memang

tergantung pola pikir dan keyakinan kita karena Allah.

Page 163: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

Tahun kemarin 7 anak saya diterima kuliah, terus

mereka bilang "Bu kita gimana kuliah?", saya jawab "Yang

biayai kuliah itu bukan ibu, yang biaya kuliah itu Allah,

bukan ibu, kalo Allah dengan cara apapun Allah bisa.

Sekarang kamu dari awal tahun ini harus meyakini kamu

harus dapet beasiswa, masukin dalam pikiranmu kamu bisa

dapet beasiswa, bidikmisi ataupun yang lainnya, usaha dari

sekarang saya harus dapet beasiswa karena Allah, haqul yakin

kamu harus yakin."Itu yang saya bilang, jadi anak-anak

semangat termotivasi. Hasilnya alhamdulillah ke 7 nya dapat

beasiswa, 5 dari bidikmisi dan 2 dari kampus Ahmad Dahlan.

Jadi semua pikirkan yang baik-baik, semangat yang harus

dibangkitkan. Kami memberikan dorongan yang membuat

mereka percaya diri, dukungan itu membuat dia menghargai

kemampuannya jadi kami ga membuat mereka pesimis.

Kami ajarkan motivasi, kalo kami ajarkan mereka

dengan celaan, maka dia akan jadi anak yang suka memaki.

Coba anak kalau dicela terus dia akan suka maki-maki orang.

Jangan ada cemooh yang membuat dia ga percaya diri.

Dibesarkan dengan kasih sayang, maka dia akan membangun

persahabatan. Makanya namanya Media Kasih, karena kami

di sini menjalankan dengan kasih sayang, dengan cinta. Yang

disini yang sudah jadi kaka-kaka mereka ngurusin bayi yang

terlepas dari orang tuanya dan itu berjalan selama 30 tahun

sampai sekarang. Karena sebenarnya bukan kami yang

merawat mereka, tapi mereka yang merawat saya. Karena

Page 164: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

sebenarnya mereka yang membuat saya menjadi sabar,

menjadi ridha, ikhlas. Akhirnya bukan mereka butuh saya tapi

saya butuh mereka. Jadi kami berusaha mereka di sini berada

dalam lingkungan yang baik. Walau terlepas dari orang tua

mereka, tapi mereka hidup dalam cinta dan kasih sayang dan

kelekatan ini harus dijaga dalam kelekatan ini ada emosi jadi

mereka punya rasa percaya diri, aman, dapat kasih sayang jadi

semua yang ada pada dirinya berkembang dan menghasilkan

anak yang berkarakter baik, ini bukan ilmu buku tapi ilmu

kehidupan yang dihadapi langsung. Anak disini berkembang

dengan normal karena kelekatan-kelekatan dari pengurusnya,

sudah seperti anak sendiri.

Page 165: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

Wawancara diajukan kepada pengurus di Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang

Nama : Abdul Aziz

Usia : 30 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Cipadu, Tangerang

Tempat Wawancara : Ruang tamu Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang

Jawaban :

1. Apa tujuan dilaksanakan pembinaan agama di Yayasan

Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Kami kan sebenernya punya dua tujuan, kalo dari

lembaga kan ada tujuan lembaga ada tujuan pembinaan,

tujuan pembinaannya membentuk pribadi anak-anak yang

beragama, dekat dengan al quran dan berkarakter islami.

Selain itu kami berharap anak-anak bisa, disini kan tempatnya

pembinaan harapnya kedepannya anak-anak bisa mandiri,

mudah bergaul,bermasyarakat bisa menjadikan agama sebagai

landasan bermasyarakat.

2. Apa saja materi pembinaan agama yang diberikan di

Yayasan Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Materinya kemampuan membaca al quran, disini

juga ada fiqhnya, ada ta'lim muatannya kitab fadhilah amar

dan mutawif al hadist.

3. Apa saja metode yang digunakan dalam menyampaikan

materi tersebut?

Page 166: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

Jawaban: Pelajaran secara langsung, kalo untuk ngaji setoran

bada magrib dan subuh. Kalau fiqhnya malam Selasa dan

malam Sabtu, ba'da isya, ada juga kajian setiap Senin dan

Jumat.

4. Apa media yang digunakan saat pembinaan agama?

Jawaban: Kalo kami kan masih terbatas ya, hanya

menggunakan kitab, baca tulis, video jarang sih paling

sesekali pakai video.

5. Berdasarkan pengamatan Ustaz, bagaimana perilaku anak

asuh di Yayasan Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Kalau untuk prilaku, ya namanya anak-anak sejauh

ini sih belum mencerminkan yang sangat islami itu engga,

tapi kaya ada nilai-nilai yang sudah bisa diterapkan seperti

mengucapkan salam atau berprilaku sopan kepada yang lebih

besar.

6. Apa faktor yang memengaruhi perilaku tersebut?

Jawaban: Kalau berteman memang anak-anak ini macam-

macam, masih ada pengaruh dari luar seperti youtube, game

mereka kadang main masih ada pengaruhnya, kalo sebaya itu

juga masih bebas bicaranya, kadang juga ada timbul kata-kata

yang tidak kita inginkan. Jadi dipengaruhi dari dalem yaitu

media dan dari luar. Dari kami pun ada teguran secara

langsung dan ada proses ngajaran.

7. Bagaimana perilaku tersebut dapat membentuk anak asuh

di Yayasan Media Kasih Tangerang?

Page 167: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

Jawaban: Perilaku tersebut terbentuk karena ada kesempatan,

seperti pegang hp. Tapi untuk perilaku baiknya terbentuk

karena pembinaan yang rutin dan dipraktikkan.

8. Bagaimana proses perubahan perilaku anak asuh sebelum

dan sesudah mendapatkan pembinaan agama?

Jawaban: Memang anak-anak konsistensinya masih kurang,

masih perlu dikasih tau. Jika dikasih tau mereka ya akan

segera memperbaiki perilakunya, tapi untuk beberapa waktu

kemudian ada lagi hal lain yang muncul tapi dengan rentan

waktu yang agak jauh. Namun, memang setelah kita nasihati

mereka laksanakan dan menurut, ya memang bertahannya

belum permanen. Misal kita tegur buang sampahnya ditempat

sampah karena sebagian dari iman, ya oke beberapa lama

mereka melakukan tapi beberapa kemudian mereka kendor

lagi.Jadi kan disini memang kebanyakan yang dari bayi juga,

jadi pembinaan sepenuhnya disini di rumahnya. Ada beberapa

memang perbedaan kalo dia dari luar itu ada perilaku yang

sudah terbentuk, karena memang kita menerima banyak yang

dari luar ada yang SMP baru masuk dari orang yang

membutuhkan, dari latar belakang yatim atau duafa, biasanya

ada perilaku-perilaku yang selama dia masuk disini kita harap

perilaku itu sudah dihilangkan. Misalkan, biasanya karena di

rumah dimanja kalo di sini dia harus mandiri, kalo di rumah

dia ga mau bergaul kalo disini harus bersama-sama dan tidak

egois. Kalo dari yang bayi memang pembinaan nya sudah

disini sudah melekat dengan aturan sini.

Page 168: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

Wawancara diajukan kepada pengurus di Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang

Nama : Harsiwi Endang

Usia : 49 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang

Tempat Wawancara : Ruang tamu Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang

Jawaban :

1. Apa tujuan dilaksanakan pembinaan agama di Yayasan

Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Kita berusaha untuk mereka menjadi anak-anak

yang jujur, percaya dengan Allah. Dari rumah mereka

sebelumnya kan bebas, kita disini berusaha agar anak-anak

teguh dan mengenal agama lebih dalam dan baik semampu

kita disini.

2. Apa saja materi pembinaan agama yang diberikan di

Yayasan Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Ada pengajian iqro, al Qur'an. Ada kitab kuning,

ada fiqh juga. Kita ada kajian dari Bu Dewi, itu setiap Senin

dan Jumat ba'da dzuhur jam 14.00 sampai ashar. Jadi mereka

belajar muhadoroh belajar untuk berani, setelah itu Bu Dewi

yang ngisi.

3. Apa saja metode yang digunakan dalam menyampaikan

materi tersebut?

Page 169: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

Jawaban: Jadi kan disini ada pembinaan al quran juga, yang

iqro-iqro. Terus ada ta'lim. Kajian bersama-sama di aula

setiap Senin dan Jumat jam 14.00 sampe ashar. Kalau ada

masalah suka kumpul, dimusyawarahkan, konsul.

4. Apa media yang digunakan saat pembinaan agama?

Jawaban: Kita langsung sih, dari buku, bedah al quran yang di

sampaikan oleh pembina kami Bu Dewi.

5. Berdasarkan pengamatan Ustazah, bagaimana perilaku

anak asuh di Yayasan Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Ya namanya kita bukan satu darah bukan satu

keluarga, ada yang baik ada yang beda-bedalah perilakunya.

Ada yang nurut-nurut. Kalo yang besar-besar jarang ada

masalah, ada masalah ya cepat kita selesaikan kita

konselingkan. Kalau memang susah untuk dibina kita

keluarkan surat SP 3, yaitu dikeluarkan.

6. Apa faktor yang memengaruhi perilaku tersebut?

Jawaban: Pergaulan sebelum mereka kesini dan pergaulan

luar, karena mereka sekolah di luar dan handphone karena

sekolahnya sekarang pakai hp. Kita batasin jamnya, kalau

malem kita kumpulin hpnya, tapi ya suka ada yang colong-

colong maen hp terus. Semoga setelah corona selesai hpnya

bisa dijadwalkan lagi.

7. Bagaimana perilaku tersebut dapat membentuk anak asuh

di Yayasan Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Karena kebiasaan dan kesempatan sih mba, jadi

mereka berperilaku seperti itu.

Page 170: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

8. Bagaimana proses perubahan perilaku anak asuh sebelum

dan sesudah mendapatkan pembinaan agama?

Jawaban: Awalnya shalatnya masih bolong-bolong setelah

mendapat pembinaan shalatnya lebih disiplin denger suara

azan langsung shalat. Untuk segi perilaku awalnya ada yang

ga bisa menerima teman, tapi sekarang bisa untuk berkeluarga.

Page 171: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

Wawancara diajukan kepada pengurus di Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang

Nama : Heni

Usia : 35 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang

Tempat Wawancara : Ruang tamu Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang

Jawaban :

Bahasan:

1. Apa tujuan dilaksanakan pembinaan agama di Yayasan

Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Tujuannya agar anak-anak lebih baik lagi. Ada yang

dari pedagang asongan, pengamen, bayi-bayi yang

ditinggalkan. Mereka datangnya dari keluarga yang tidak

diharapkan, dari keluarga yang bercerai, kdrt, siraman rohani

itu penting banget biar mereka ga stres dan jalannya tetep

lurus. Ada yang dari kampung kusta, tapi anaknya bagus ga

ada penyakit kulit normal kulitnya, anaknya dititipkan disini

ya untuk memperbaiki ekonomi orang tua, disini sampai ada

yang sudah sarjana.

2. Apa saja materi pembinaan agama yang diberikan di

Yayasan Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Fiqh, tahsin dan tahfidz,

Page 172: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

3. Apa saja metode yang digunakan dalam menyampaikan

materi tersebut?

Jawaban: Tatap langsung kajian, setor bacaan, ceramah dan

percontohan. Acara muhadoroh, masing-masing disini pegang

anak, seperti ibu di rumah ya ngurusin kesehatan, pakaian,

akhlaknya.Kalau lewat media waktu awal corona sempat

lewat zoom kajiannya, tapi sekarang udah biasa ketemu

langsung lagi. Kajian seminggu dua kali putra putri hari Senin

dan Jumat siang kumpul di aula.

4. Apa media yang digunakan saat pembinaan agama?

Jawaban: Kita langsung sih Bu Dewi menyampaikan langsung.

5. Berdasarkan pengamatan Ustazah, bagaimana perilaku

anak asuh di Yayasan Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Ada yang peka ada yang kurang, tergantung pribadi

masing-masing. Tapi ya selalu dinasihatin saling tolong saat

kajianpun Ibu selalu bilangin harus saling tolong kita ini

keluarga. Untuk yang sudah besar, mereka ikut mengasuh

adik-adiknya yang kecil di sini. Pokoknya nasihat mah terus

istilahnya biar peka dan bernilai pahala.

6. Apa faktor yang memengaruhi perilaku tersebut?

Jawaban: Misal satu anak tanggep yang lain engga, itu

pengaruh hp. Perempuan itu kan sifatnya di kamar, anak-anak

itu kan sukanya main jadi ya mereka ada yang dikamar terus.

Ya faktronya hp.

7. Bagaimana perilaku tersebut dapat membentuk anak asuh

di Yayasan Media Kasih Tangerang?

Page 173: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

Jawaban: Terbentuk karena kebiasaan mereka dan rasa

nyaman mereka. Seperti nyaman megang hp, mereka seneng

dan keterusan sampai lupa sama orang sekitar.

8. Bagaimana proses perubahan perilaku anak asuh sebelum

dan sesudah mendapatkan pembinaan agama?

Jawaban: Dulu pas awal-awal mereka baru masuk ya banyak

cobaan. Ada yang ngambil barang temen, sampai susah

dibilangin ya kita terus bina. Mereka kan masuk panti karena

keterbatasan biaya dari orang tua, berharap anak-anaknya

lebih baik lagi. Ada juga yang terbawa suasana luar, mereka

kan sekolah diluar ada yang merokok, mungkin kalo mereka

sekolahnya di yayasan ini sekolah di dalem mereka ga akan

terkontaminasi dengan dunia luar karena di sini itu mereka ga

boleh ngrokok. Insya Allah untuk sekarang mereka sudah

baik-baik. Udah engga ngambil barang-barang, udah ga

ngerokok. Selain itu, dulu banyaknya anak itu jarang ada yang

bisa ngaji, sampe ada a ba ta sa pun ga bisa, suka mencuri. Di

sini selain sekolah ada juga anak yang dipondokin. Anak yang

dipondokin ini anak yang memang pas masuk ke sini sudah

besar umur 12 tahun dan sebelumnya ga pernah sekolah, kan

susah kalo sekolah lagi, jadi kami masukin ke pondok yang

penting mereka menuntut ilmu lebih. Setelah mendapatkan

pembinaan mereka pastinya berubah, lebih baik, lebih sopan,

solatnya disiplin semangat, tahajud rutin.

Page 174: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

Wawancara diajukan kepada pengurus di Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang

Nama : Amirudin

Usia : 55 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Wawancara : Ruang tamu Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang

1. Apa tujuan dilaksanakan pembinaan agama di Yayasan

Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Tujuannya supaya anak-anak bisa baca al quran dan

menghafal, mencari ridha Allah.

2. Apa saja materi pembinaan agama yang diberikan di

Yayasan Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Malam Sabtu Bulughrul mahram, malam Selasa

fiqh, setiap harinya tahsin al quran, terus ada kegiatan

dakwahnya jadi ga disini aja jadi keluar, kalo orang-orang

bilang itu jamaah tabligh. Kalo anak-anak, sebulan sekali

dakwahnya keluar.

3. Apa saja metode yang digunakan dalam menyampaikan

materi ini?

Jawaban: Saya kan bukan orang berpendidikan. Jadi kalau

menyampaikannya ya secara langsung, pertemuan langsung

dan mengajak anak-anak untuk dekat dengan masyarakat,

dakwah di luar. Selain itu mencontohkan yang baik menurut

agama dan pandangan masyarakat. Seperti shalat tepat waktu

dan buang sampah pada tempatnya.

Page 175: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

4. Apa media yang digunakan saat pembinaan agama?

Jawaban: Menyampaikan secara langsung aja.

5. Berdasarkan pengamatan Ustaz, bagaimana perilaku anak

asuh di Yayasan Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Perilakunya bagus, walaupun dulu ada yang bandel,

ada yang disuruh shalat ga segera, dibagunin shalat ga

bangun-bangun. Sekarang ini tidak ada hal negatif, aman-

aman aja.

6. Apa faktor yang memengaruhi perilaku tersebut?

Jawaban: Faktor lingkungan mereka yang dulu, kan ga

semuanya sama. Ada yang dari jalanan ada juga yang dititipin.

Jadinya faktornya banyak, contohnya karena mereka dari

jalanan yang membentuknya berarti lingkungan mereka

sebelumnya.

7. Bagaimana perilaku tersebut dapat membentuk anak asuh

di Yayasan Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Terbentuk karena lingkungan dan terus menerus

mereka lalui dan rasakan.

8. Bagaimana proses perubahan perilaku anak asuh sebelum

dan sesudah mendapatkan pembinaan agama?

Jawaban: Ada, beda banget perubahannya. Yang tadinya pas

baru masuk sini, mereka ga shalat sekarang shalat. Yang

tadinya ga bisa mengontrol emosi, sekarang bisa mengontrol

emosinya. Yang tadinya sama yang lain ga akur, ga peduli

sekarang jadi seperti keluarga.

Page 176: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

Wawancara diajukan kepada pengurus di Yayasan Islam

Media Kasih Tangerang

Nama : Etih Patimah Syihabudin

Usia : 39 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Cipadu, Tangerang

Tempat Wawancara : Ruang tamu Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang

Jawaban :

1. Apa tujuan dilaksanakan pembinaan agama di Yayasan

Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Harapan kita memang untuk menciptakan generasi

yang islami dan ihsan. Supaya anak-anak tidak kehilangan

arah di situasi yang saat ini semakin bebas dan pergaulan

semakin luas.

2. Apa saja materi pembinaan agama yang diberikan di

Yayasan Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Fiqh, tahsin dan tahfidz ada juga kajian setiap Senin

dan Jumat siang.

3. Apa saja metode yang digunakan dalam menyampaikan

materi ini?

Jawaban: Di sini kami tidak punya metode khusus, masing-

masingpunya treatmennya sendiri, karena pengurus ga cuman

satu. Untuk keseluruhan nasihat-nasihat dari ketua rutin

dilakukan seminggu dua kali, secara tatap langsung. Tapi

untuk treatmen sesuai dengan pengurus yang pegang, karena

Page 177: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

kami dibagi beberapa anak jadi ga bisa disamakan antara

pengurus satu dan yang lain.

4. Apa media yang digunakan saat pembinaan agama?

Jawaban: Menggunakan buku dan video.

5. Berdasarkan pengamatan Ustazah, bagaimana perilaku

anak asuh di Yayasan Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Insya Allah sejauh ini ga ada masalah, semua masih

dalam tahapan wajar. Sekarang ga ada yang di luar kendali.

Cuman untuk sosialisasi ke luar lingkungan panti ada anak

yang punya rasa percaya diri dan tidak percaya diri. Tapi

untuk di dalam panti mereka baik-baik aja.

6. Apa faktor yang memengaruhi perilaku tersebut?

Jawaban: Ada faktornya, salah satunya ada yang merasa

berbeda dari temen yang lain. Ada juga diusia SMP, ini untuk

sosialisasi di luar ya, untuk di luar ada yang sempet ngdown

karena dia merasa dari panti. Kalo sosialisasi di dalam masih

aman aja. Yang sosialisasi di luar ada yang di kucilkan oleh

temennya karena dia dari panti, sempet down dan saya coba

bawa ke psikolog dan alhamdulillah sekarang masalah yang

pernah terjadi dia jadikan sebagai motivasi, diambil positifnya.

Dia memang dibesarkan dari bayi di sini, mungkin saat

pencarian jati diri dia merasa berbeda dari yang lain. Tapi

sekarang dia malah menjadi anak yang sangat punya motivasi

yang tinggi, mungkin karena efek diajak ke psikolog secara

rutin, jadi dia berubah secara signifikan. Sekarang bisa

menerima lingkungan.

Page 178: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

7. Bagaimana perilaku tersebut dapat membentuk anak asuh

di Yayasan Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Terbentuk karena lingkungan dan dia tadinya belum

bisa menerima latar belakangnya.

8. Bagaimana proses perubahan perilaku anak asuh sebelum

dan sesudah mendapatkan pembinaan agama?

Jawaban: Itu pasti berubah, sangat. Karena anak-anak di sini

latar belakangnya berbeda, ada yang dari jalanan di mana dia

tidak tau shalat tidak tau aturan bahkan di usia yang

seharusnya dia sudah mengerti dia belum paham. Karena kan

di sini tidak semuanya diurus dari bayi, banyak yang memang

tadinya dari lingkungan padat seperti itu lah yang mungkin di

rumahnya tidak menikmati pendidikan. Perubahan yang

paling menonjol adalah perilaku. Dari atitude, ya bahasanya

anak-anak jalanan ya dulu saat baru masuk ya siapa yang kuat

dia yang menang, sampai ada yang baku hantam, bahasanya

hukum rimba ya. Sekarang alhamdulillah lebih terkontrol

emosinya perilakunya. Jadi memang kita ikuti potensi anak,

dari segi akademik ya gimana kemampuan si anak, kita

datangkan guru les. Yang akademik nya bagus kita arahkan ke

sekolah yang bagus favorite. Dulu kan belum ada sistem

zonasi jadi gampang mengarahkannya, tapi sekarang ada

sistem zonasi jadi kita masukan ke sekolah yang dekat. Kalo

yang minat menghafal, kita arahkan ke pondok. Yang putra di

Cipanas, karena itu memang punya kita, yang putri saat ini

dititipkan ke pesantren lain karena kita belum punya, tapi kita

Page 179: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

lagi proses pembagunan pondok tahfiz untuk putri di Citayem.

Doakan ya mba semoga dipermudah. Kita ada kajian

gabungan seminggu dua kali setiap hari Senin dan Jumat jam

14.00 sampai ashar, muhadoroh anak-anak belajar untuk

melatih publik speaking mereka, setelah itu ada kajian.

Page 180: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

Wawancara diajukan kepada anak asuh di Yayasan Media

Kasih Tangerang

Nama : Rina Kartika

Usia : 15 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang

Tempat Wawancara : Ruang tamu Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang

Jawaban :

1. Apa saja kegiatan agama di Yayasan Media Kasih

Tangerang?

Jawaban: Ada tahajud, ngaji, ada belajar tahsin dan tahfiz,

membenarkan bacaan. Ada kajian rame-rame digabung sama

putra putri. Kajiannya setiap hari Senin dan Jumat siang.

2. Bagaimana menurutmu penyampaian materi agama

tersebut?

Jawaban: Seru, nambah ilmu, ga bikin ngantuk.

Penyampaiannya mudah dimengerti, dicerna. Suka ada

pertanyaan dari aku dan setelah dijawab aku paham dari

semua materinya.

3. Apakah kamu memahami materi yang disampaikan?

Jawaban: Aku paham dan aku suka peraktikan sehari-hari,

kaya tahajud, membuang sampah pada tempatnya, selalu

menolong dan peduli.

Page 181: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

4. Apakah cara Ustazah menyampaikan materi tersebut

menyenangkan?

Jawaban: Bu Dewi menyampaikannya menyenangkan,

suka ada bercandanya dan bikin aku nyaman, rileks, dan

aku ngerti.

5. Bagaimana interaksimu dengan teman-teman di Yayasan

Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Ramah, sudah seperti keluarga. Kadang ada

berantemnya kaya masalah piket. Ada yang lupa sama jadwal

piketnya, ada yang ga ngerjain. Suka saling tolong menolong

di sini,

6. Pernakan kamu mendapatkan teguran atau hukuman? Apa

kesalahan yang pernah kamu lakukan?

Jawaban: Ga bangun tahajud karena males padahal aku udah

dibangunin tapi cuman balik badan aja. Waktu masalah

berantem itu sama kaka yang ada di sini dan ada sama temen.

Yang sama temen itu karena beresin kamar dan dia

perhitungan, jadi kita adu mulut gitu karena saling

perhitungan "kan aku udah ngerjain ini" terus dia ninggalin

kamar dengan keadaan berantakan. Kalo berantem sama kaka

karena masalah nyapu, kan aku disuruh nyapu kamar tapi aku

ngantuk banget, tapi disuruh nyapu. Terus dia kaya ngomel-

ngomel gitu, yaudah aku keluar kamar aja pindah kamar terus

dia nyamperin, dia pengennya aku cepet kalo disuruh.

7. Menurutmu, mengapa kamu melakukan kesalahan tersebut?

Page 182: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

Jawaban: Aku berperilaku begitu waktu tahajud itu aku males,

untuk yang berantem sama kaka dan temen karena masalah

piket, ya itu udah biasa sih. Tapi setelah itu aku minta maaf,

kita saling memaafkan. Walaupun ga langsung minta maaf,

misal aku besok lagi minta maafnya dan interaksi kami biasa

aja ga ada canggung setelahnya, ga ada marah-marah lagi.

8. Bisakah kamu jelaskan perubahan perilakumu sebelum dan

sesudah mendapatkan materi agama?

Jawaban: Dulu kan aku ga belajar ngaji, sekarang

alhamdulillah sudah lancar. Dulu pas interaksi sama temen

aku pemarah cepet banget marah, ga bisa kontrol emosi,

sensitif. Kalo sekarang aku bisa nahan diri aku, bisa nenangin

diri. Diri aku bisa dikontrol. Dan interaksinya lebih baik serta

temen deket aku di sini lebih banyak serta aku lebih gampang

peduli sama orang lain.

Page 183: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

Wawancara diajukan kepada anak asuh di Yayasan Media

Kasih Tangerang

Nama : Maulida Tuh Zahra

Usia : 13 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang

Tempat Wawancara : Ruang tamu Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang

Jawaban :

1. Apa saja kegiatan agama di Yayasan Media Kasih

Tangerang?

Jawaban: Ngaji belajar huruf-huruf hijaiyah, tahsin tahfidz.

Dan ada tausiyah yang ngisi Bu Dewi sepekan 2 kali Senin

dan Jumat.

2. Bagaimana menurutmu penyampaian materi agama

tersebut?

Jawaban: Seru, banyak temen-temen yang ikut kajian jadi kita

menuntut ilmu bareng. Belajar bareng, mudah dimengerti.

Penyampaian Bu Dewi jelas. Aku paham sama materi yang

udah disampaikan Bu Dewi.

3. Apakah kamu memahami materi yang disampaikan?

Jawaban: Alhamdulillah aku paham sama materinya, seperti

membuang sampah pada tempatnya dan saling tolong di sini.

Bu Dewi sering sampaikan bahwa kita keluarga. Cara aku

mempraktikan materinya itu dengan saling mengerti antar

Page 184: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

teman, saling menghormati. Di sini aku punya banyak

sahabat, aku seumuran sama Rama di sini 13 tahun. Dan aku

dekat sama anak -anak di sini, kami saling menolong.

4. Apakah cara Ustazah menyampaikan materi tersebut

menyenangkan?

Jawaban: Sangat menyenangkan, seru, ada bercandanya,

Bu Dewi suka kasih ice breaking.

5. Bagaimana interaksimu dengan teman-teman di Yayasan

Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Saling menolong, misalnya kita salah ya akan ada

yang menegur, suka minta maaf kalo punya salah saling

memaafkan. Suka ada yang egois di sini, kalo aku sendiri

berusaha buat ga egois. Di sini aku suka menolong, kalo dia

membutuhkan. Kalo dia ga bilang butuh bantuan ya aku ga

bantuin karena aku ga tau.

6. Pernahkah kamu mendapatkan teguran atau hukuman? Apa

kesalahan yang pernah kamu lakukan?

Jawaban: Pernah dapet teguran, ditegurnya karena ga ngerjain

tugas sekolah. Di sini kan ada pengurus yang ngontrol tugas

sekolah, kalo aku dikontrol sama Bu Siwi. Ada juga berantem

sama kaka di sini karena piket, kakanya nyuruh-nyuruh

padahal aku udah piket, tapi aku ga bales diem aja. Tapi

setelah itu kami baik-baik aja kok.

7. Menurutmu, mengapa kamu melakukan kesalahan tersebut?

Jawaban: Karena kadang males buat aku ngerjain tugas, aku

ga suka sekolah online lebih suka sekolah tatap langsung.

Page 185: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

Hubungan aku di sini sama temen-temen baik baik aja, kalo

ada masalah ya langsung selesai ga sampai bermusuhan.

8. Bisakah kamu jelaskan perubahan perilakumu sebelum dan

sesudah mendapatkan materi agama?

Jawaban: Sebelumnya aku males maen terus, di sini jadi

disiplin. Ibadah aku jadi serius. Sebelumnya sosialisasi

dengan temen-temen sering ada ucapan kasar dan sekarang

aku bisa mengontrol diri, walaupun kadang suka emosi tapi ga

seperti dulu. Dulu aku ga peka, ga bantu temen dan ga peduli.

Kalo sekarang aku suka bantu temen, mengingatkan temen.

Peduli sama adik-adik di sini juga, suka ikut ngasuh adik yang

masih bayi.

Page 186: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

Wawancara diajukan kepada anak asuh di Yayasan Media

Kasih Tangerang

Nama : Salma Mahdiyah

Usia : 12 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Yayasan Islam Media Kasih

Tangerang

Tempat Wawancara : Ruang tamu Yayasan Islam Media

Kasih Tangerang

Jawaban :

1. Apa saja kegiatan agama di Yayasan Media Kasih

Tangerang?

Jawaban: Di sini banyak kegiatan agamanya, seperti mengaji

tahsin dan tahfidz, ada kajian kalo habis shalat subuh ada juga

kajian khusus putra putri setiap hari Senin dan Jumat jam

14.00 sampai ashar di aula sini.

2. Bagaimana menurutmu penyampaian materi agama

tersebut?

Jawaban: Menyampaikannya asik, seru, ga ngebosenin dan

aku ngerti. Tapi kadang aku suka bertanya-tanya, setelah

dijawab aku ngerti sama yang dijelasin.

3. Apakah kamu memahami materi yang disampaikan?

Jawaban: Iya aku ngerti, mudah dipahami materinya. Cara

aku mencontohkannya yaitu saling peduli sama temen-

temen, membantu, menolong, piket bareng-bareng, buang

sampah pada tempatnya.

Page 187: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

4. Apakah cara Ustazah menyampaikan materi tersebut

menyenangkan?

Jawaban: Iya menyenangkan, ga ngebosenin bisa aku

terima dengan baik.

5. Bagaimana interaksimu dengan teman-teman di Yayasan

Media Kasih Tangerang?

Jawaban: Interaksi aku sama temen-temen di sini baik-baik

aja, kami sudah seperti keluarga di sini, saling membantu,

saling peduli, saling menolong, saling memotivasi.

6. Pernahkah kamu mendapatkan teguran atau hukuman? Apa

kesalahan yang pernah kamu lakukan?

Jawaban: Pernah, aku ditegur karena ga ngerjain tugas

sekolah, aku sama kaya Zahra. Selain itu aku ditegor

karena suka jailin adik kecil di sini, iya jailin kaya biasa

gemes. Ditegurnya ya cuman dinasihati aja, karena kan aku

cuman jail aja.

7. Menurutmu, mengapa kamu melakukan kesalahan tersebut?

Jawaban: Aku ga ngerjain tugas karena males, sekolah

online dan untuk jailin adik karena iseng aja.

8. Bisakah kamu jelaskan perubahan perilakumu sebelum dan

sesudah mendapatkan materi agama?

Jawaban: Ada perubahan, di sini pengurusnya peduli

banget. Aku punya motivasi yang tinggi, setelah lulus SD

aku mau masuk pesantren, setelah itu aku mau SMA dan

setelahnya mau kuliah sampai S3.

Page 188: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

LEMBAR CHECKLIST OBSERVASI PEMBINAAN

AGAMA DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU

SOSIAL ANAK DI YAYASAN ISLAM MEDIA KASIH

TANGERANG

No Item Pengamatan Ya Tidak Keterangan

1. Terdapat pembinaan

agama di Yayasan

Media Kasih

Tangerang.

Pembinaan agama

yang terdapat di

Yayasan Islam

Media Kasih

Tangerang yaitu

kajian rutin yang

dilaksanakan

sepekan dua kali

yaitu hari Senin dan

Jumat jam 14.00

sampai 15.30 WIB.

2 Pembina agama

memberikan materi

kepada anak asuh.

Materi yang

diberikan pembinaan

agama yaitu tahsin

dan tahfidz, fiqh,

adab-adab muslim,

sirah nabawiyah dan

sebagainya.

3 Pembina agama

mempunyai metode

dalam pembentukan

perilaku sosial anak.

Metode yang

digunakan adalah

metode ceramah

dengan diadakannya

kajian dan

percontohan yang

dilakukan dalam

aktivitas sehari-hari.

4 Anak asuh Pembina agama

Page 189: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

memahami materi

yang disampaikan.

menyampaikan

materi dengan cara

yang menyenangkan

dan jelas, sehingga

membuat anak asuh

memahami materi

tersebut.

5 Interaksi anak asuh

di Yayasan Media

Kasih Tangerang

berjalan dengan

intens.

Anak asuh saling

berinteraksi seperti

layaknya keluarga

walaupun latar

belakang mereka

berbeda-beda.

6 Anak asuh

berperilaku baik dan

taat pada peraturan

di Yayasan Media

Kasih Tangerang.

Anak asuh selalu

menjalankan

peraturan yang

sudah dibuat oleh

yayasan, contohnya

adalah rutin

menjalankan piket.

7 Anak asuh

mengalami

perubahan perilaku

setelah

mendapatkan materi

agama.

Anak asuh

mengalami

perubahan perilaku.

Seperti, saat pertama

kali anak asuh

masuk Yayasan

Islam Media Kasih

mereka ada yang

bersikap tidak sesuai

aturan seperti

mencuri, menjual

barang milik

yayasan, merokok,

Page 190: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

emosi yang tidak

terkontrol, buang

sampah

sembarangan, saat

ini mereka

mengalami

perubahan menjadi

anak yang taat

terhadap aturan,

tidak merorok,

pandai menjaga

kebersihan, dapat

mengontrol emosi

dan mereka

mempunyai motivasi

yang tinggi untuk

sekolah.

Page 191: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …
Page 192: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …
Page 193: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …
Page 194: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …
Page 195: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …
Page 196: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …
Page 197: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …
Page 198: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …
Page 199: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …
Page 200: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …
Page 201: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …
Page 202: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …
Page 203: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …

Gambar 2. Dokumentasi Wawancara

Page 204: METODE PEMBINAAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …