metode pembinaan agama bagi penyandang...

108
METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) DI PANTI SOSIAL BANGUN DAYA I KEDOYA JAKARTA BARAT Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh : MUHAMMAD SYAHID FUDHOLI AL-HASYIM NIM. 1 0 7 0 5 2 0 0 2 2 6 6 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012 M/1434 H

Upload: phamkhuong

Post on 03-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI

PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN

SOSIAL (PMKS) DI PANTI SOSIAL BANGUN DAYA I

KEDOYA JAKARTA BARAT

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh :

MUHAMMAD SYAHID FUDHOLI AL-HASYIM

NIM. 1 0 7 0 5 2 0 0 2 2 6 6

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012 M/1434 H

Page 2: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,
Page 3: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,
Page 4: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Januari 2012

MUHAMMAD SYAHID FUDHOLI AL-HASYIM

NIM : 1 0 7 0 5 2 0 0 2 2 6 6

Page 5: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

ABSTRAK

M. SYAHID FUDHOLI AL-HASYIM

Metode Pembinaan Agama Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Pembinaan agama sangat penting bagi manusia, khususnya bagi penyandang

masalah sosial, yang timbul Sejak krisis moneter tahun 1997 dan berakibat bagi krisis

ekonomi pada tahun 1998, jumlah keluarga miskin di Indonesia khususnya di Jakarta,

mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dan meningkatnya PMKS. PMKS

senantiasa ditertibkan untuk mendapatkan pembinaan dan kemandirian. Pelayanan

Kesejahteraan Sosial bagi PMKS hasil penertiban dan Penjangkauan Sosial, merupakan

usaha kesejahteraan sosial yang dilakukan secara integrasi seiring dengan usaha

pembangunan kesejahteraan sosial DKI Jakarta yang dilakukan melalui sistem panti. Di

Jakarta masih banyak PMKS sebagai akibat dari kemiskinan, terbatasnya lapangan

kerja, pendidikan rendah dengan keterampilan terbatas, sehinggga perlu penertiban

sosial. Berdasarkan keterangan di Atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “ Metode Pembinan Agama Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Di

Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya Jakarta Barat”.

Pembinaan agama di masyarakat serta mengapa pekerjaan yang dilakukan oleh

penyandang masalah sosial seperti mengamen, berdagang asongan, menjadi joki 3in1

dan menjadi pengemis adalah suatu perbuatan yang melanggar aturan karena telah

mengganggu kelancaran jalan, ketertiban, dan bahkan keamanan dijalan umum. Panti-

panti sosial yang menggunakan agama sebagai salah satu metode pendukung untuk

lancarnya proses pembinaan bagi PMKS. Faktor yang menyebabkan timbulnya alasan

mengapa penelitian ini penting dan sangat menarik. Dalam kehidupan manusia selalu

mengadakan bermacam aktifitas, salah satu aktifitas itu diwujudkan dalam gerakan-

gerakan yang dinamakan dengan kerja.Faktor pendorong yang menyebabkan manusia

bekerja adalah adanya kebutuhan sandang, pangan, papan yang harus dipenuhi

Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya

Jakarta Barat. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan bimbingan

agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,metode yang digunakan

pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial, dan kendala-

kendala dalam pembinaan dan cara penyelesaiannya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian lapangan (field research). Objek dalam penelitian ini

adalah 2 orang pembimbing dan pembina agama serta yang menjadi subjeknya adalah

PMKS (warga binaan Sosial) yang berjumlah 10 orang yang saat ini sedang

melaksanakan pembinaan agama di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya Kedoya

Jakarta Barat.

Hasil dari penelitian ini penerapan metode yang digunakan oleh pembimbing

dan Pembina dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi PMKS adalah metode

komunikasi langsung, tidak langsung dan dengan menggunkan media cetak dan

elektronik, serta metode dakwah dengan tekhnik dakwah al-hikmah dan mau’idzatil

hasanah. Pembimbing dan Pembina agama sangat berperan dalam menanamkan norma-norma kehidupan terutama pada norma agama yaitu penanaman nilai aqidah dan ibadah

serta dan mensyukuri nikmat yang Allah berikan, pada norma sosial yaitu penanaman

nilai-nilai sosial yaitu rasa kasih sayang dan saling menghargai sesama warga binaan

sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya Jakarta Barat.

Page 6: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat

dan nikmat-Nya serta bimbingan-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini dengan judul “METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG

MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) DI PANTI SOSIAL BANGUN

DAYA I KEDOYA JAKARTA BARAT”.

Saya ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu

saya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, baik moril maupun materil,

khususnya kepada :

1. Dr.H.Arief Subhan M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

2. Dra. Rini Laili Prihatini M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam. Atas bimbingannya selama ini.

3. Drs. Sugiharto M.A selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam

sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi saya. Atas dukungan, kesabaran

dan keikhlasan bapak dalam membimbing saya sehingga terselesaikannya

skripsi ini.

4. Orang tua saya buya Tasmuni Al-Hasyim dan umi Yusra Aisyah BA yang telah

memberikan saya dukungan baik dari segi moril maupun materil dan terima

kasih atas doa, dukungan, cinta & kasih sayang yang telah diberikan selama ini

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu dakwah & Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan banyak ilmunya kepada penulis.

Page 7: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

6. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah & Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan fasilitas untuk mendapatkan referensi dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak Abdul Khair S.Ag M.Si, Bapak Muchlis M.Si, dan seluruh Pihak Panti

Sosial Bangun Daya I Kedoya Jakarta Barat yang telah memberikan izin dan

banyak membantu penulis dalam penelitian ini hingga dapat berjalan dengan

baik dan lancar.

8. Abangda Muhammad Ghaddafi Al-hasyim, Kakanda Siti Fathimatuz Zahra Al-

Hasyim, Adinda Nasriyatul Wara Al-Hasyim dan Muhammad Nazmil Wafa’ Al-

Hasyim. Yang selalu memberikan motivasi, doa, kasih sayang dan canda tawa

yang menghibur penulis.

9. Special thanks to Wiwit Fathimah, Yang selalu memberikan motivasi, doa, kasih

sayang dan canda tawa yang menghibur penulis

10. Semua sahabat BPI (Basith, Endin, Dian Putra, Zulkarnain Fadli, Hapsari

Retno, Ade Nurzaman, Burhan, Dita, Fina, Handi, Lia, Indah) terima kasih atas

doa, kasih sayang dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

11. Saudara, kerabat, teman, sahabat yang namanya tak dapat disebutkan satu per

satu. Terima kasih atas segala doanya.

12. Teman-Teman BPI 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011 terima kasih atas

dukungan dan dorongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Terakhir kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu

yang telah ikut berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Dengan tidak mengurangi rasa

hormat kepada kalian semua, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Allah

memberikan yang terbaik untuk kita semua.

Page 8: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

Akhirnya kepada-Nya lah penulis serahkan segala urusan ini. Penulis berharap

agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menambah khazanah pengetahuan

walaupun belum sepenuhnya optimal.

Ciputat, Januari 2012

Muhammad Syahid Fudholi Al-Hasyim

NIM. 1 0 7 0 5 2 0 0 2 2 6 6

Page 9: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 8

D. Subjek dan Objek penelitian ....................................................... 11

E. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 11

F. Metodologi Penelitian .................................................................. 12

G. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 13

H. Sistematika Penulisan .................................................................. 15

Bab II Landasan Teoritis

A. Metode

1. Pengertian Metode .................................................................. 17

B. Pembinaan

1. Pengertian Pembinaan .............................................................. 18

2. Bentuk Pendekatan Dalam Pembinaan Agama………..……. 20

3. Dasar dan Tujuan Pembinaan Keagamaan……………….... 20

4. Macam-macam Kegiatan Pembinaan Agama………………. 22

C. Agama

1. Definisi Agama ....................................................................... 24

Page 10: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

vi

2. Sumber Agama ......................................................................... 25

3. Macam-macam Agama ........................................................... 27

4. Fungsi Agama.……………………………………………….. 28

D. Penyandang Masalah Sosial

1. Pengertian Penyandang Masalah Sosial……………………... 30

2. Karakteristik dan Kriteria PMKS……………………………. 31

Bab III Gambaran Umum Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya Jakarta

Barat

A. Sejarah Berdirinya ....................................................................... 46

B. Letak Geografis………………………………………………… 47

C. Visi, Misi dan Tujuan.................................................................... 48

D. Struktur Organisasi…………………………………………….. 49

E. Program – Program ...................................................................... 51

F. Program Layanan dari panti ....................................................... 52

G. Tugas-tugas dari panti ................................................................ 53

Bab IV Temuan Lapangan dan Analisis Data

A. Metode yang Digunakan Pembimbing Agama Dalam Pembinaan

Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial……………..... 59

B. Penerapaan Bimbingan Agama Dalam Pembinaan

Bagi Penyandang Masalah Sosial………………………………. 64

C. Kendala-kendala Dalam Pembinaan Dan

Cara Penyelesaiannya…………………………………………… 66

Page 11: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

vii

Bab V Penutup

A. Kesimpulan ................................................................................... 69

B. Saran – saran ............................................................................... 70

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi

2. Surat Izin Penelitian/Wawancara

3. Surat Permohonan Pengajuan Skripsi

4. Daftar Wawancara

5. Dokumentasi (foto-foto)

6. Denah lokasi PSBI 1 Kedoya Jakarta Barat

Page 12: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah sosial yang sangat tampak di Provinsi DKI Jakarta

adalah ”kemiskinan struktural”. Kemiskinam struktural disini muncul karena

struktur sosial dan ekonomi yang kurang berjalan sebagaimana mestinya,

sedangkan pemicu kemiskinan itu disebabkan adanya “budaya miskin”, budaya

malas dan cepat menyerah.

Sejak krisis moneter tahun 1997 yang berakibat bagi krisis ekonomi pada

tahun 1998, jumlah keluarga miskin di Indonesia, Provinsi DKI Jakarta mengalami

peningkatan yang cukup signifikan yang mengakibatkan timbulnya penyandang

masalah kesejahteraan sosial, adapun perantau-perantau yang datang dari luar kota

Jakarta untuk mengadu nasib berharap hidup sukses serta terpenuhi kebutuhan

sandang, pangan, papan di Jakarta. dengan kurangnya ilmu pengetahuan atau

kemampuan yang dimiliki membuat perantau hanya terlantar hingga menjadi salah

satu penyebab meningkatnya penyandang masalah kesejahteraan sosial.1

Manusia merupakan makhluk sosial namun, banyak manusia modern saat

ini menderita penyakit sosial yang menurut Khalil Kavari, apabila manusia gagal

dalam mencapai makna hidupnya mereka akan menderita kekeringan jiwa, seperti

yang banyak terjadi disekitar kita. Mereka mengartikan bahwa makna kehidupan

bisa diraih melalui materi, tetapi pada kenyataannya mereka gagal menemukan

makna kehidupan yang sesungguhnya melalui materi tersebut.

1 Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan sosial, Definisi dan Keiteria Penyandang

Masalah Sosial dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial, (Jakarta; Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta, 2007)

Page 13: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

2

Islam mengajarkan manusia untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah

melalui beribadah dan aktifitas kerja dalam bentuk amal kebajikan. Karena itulah,

penilaian terhadap derajat seorang lebih berdasarkan pada amalnya bukan

berdasarkan status sosial atau kekayaannya. Sebagai negara yang berdasarkan

pancasila, kita menghargai fungsi agama. Agama merupakan bagian penting dari

kehidupan bangsa, modal rohaniah, yang untuk itu maka senantiasa diusahakan

agar agama dapat mendorong seluruh gerak kehidupan bangsa. Kondisi dan situasi

kehidupan beragama yang dialami bangsa kita inilah yang menempatkan

masyarakat bangsa sebagai masyarakat religius.2

Ajaran agama Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif,

menghargai akal pikiran, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial,

mengutamakan persaudaraan berakhlak mulia dan sikap-sikap positif lainnya. Oleh

karena itu agama Islam merupakan agama yang telah diakui kebenarannya, hal ini

sesuai dengan Firman Allah Swt yang Artinya : “Sesungguhnya agama (yang

diridhai) disisi Allah hanyalah Islam……” (Qs, Ali Imran 3:19)3

Beragama merupakan fitrah insaniah, dengan demikian bagi manusia

wajiblah beragama sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah dan senantiasa harus

berpegang pada agama tersebut yakni agama Islam, namun yang terpenting adalah

bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, disegala sendi

kehidupan bermasyarakat yang senantiasa mengalami berbagai problema hidup

yang berubah-ubah, bagi siapa yang berpegang teguh pada ajaran agama tersebut

2 Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan sosial, Definisi dan Keiteria Penyandang

Masalah Sosial dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial, (Jakarta; Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta, 2007)

3Departemen Agama RI, (Al-quran dan terjemahan 2004) Yayasan Penyelenggara

Penterjemah Al-Qur'an, Jakarta, 1971, H:65

Page 14: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

3

dan mengamalkannya maka ia akan dibimbing dalam menjalani kehidupan ini, dari

konteks tersebut nyatalah bahwa manusia benar-benar mengamalkan ajaran

agamanya.

H. Alamsyah Ratu Perawira Negara dalam bukunya “Bimbingan

Masyarakat Beragama” mengemukakan: “Manusia membutuhkan kepada

bimbingan dan petunjuk yang benar-benar bernilai mutlak untuk kebahagiaan di

dunia dan dialam sesudah mati, sesuatu yang mutlak pula, yaitu Allah SWT. Tuhan

yang menyeru sekalian alam.Untuk itulah Tuhan yang bersifat pengasih dan

penyayang memberikan suatu anugerah kepada manusia.”4

Kutipan di atas dapat memberikan kesimpulan bahwa perlunya

pembinaan, bimbingan dan didikan atau perhatian dari semua pihak khususnya

para penyuluh agama Islam. Dengan demikian masyarakat dapat tumbuh dan

berkembang menjadi manusia muslim yang beriman, beramal sholeh dan berbudi

pekerti luhur. Dengan pembinaan dan pendidikan agama yang baik, maka akan

mampu memotivasi masyarakat agar dapat mengembangkan potensinya untuk

dapat berperan aktif dalam setiap kegiatan keagamaan secara langsung, dan juga

menjadi satu sarana untuk menanamkan nilai-nilai agama agar kemerosotan moral,

akhlak dan nilai-nilai negatif yang melanda masyarakat dapat diantisipasi.

Disamping itu pula dengan aktifnya masyarakat terhadap kegiatan

keagamaan akan mempertebal keimanan serta keyakinan akan nilai-nilai sosial dan

keagamaan di dalam masyarakat. Sasaran yang dikehendaki adalah terciptanya

masyarakat berkepribadian muslim dan mampu melestarikan nilai-nilai agama

4 H. Alamsyah Ratu Perwira Negara, Bimbingan Masyarakat Beragama,( Jakarta, Departemen

Agama RI), 1982, hlm 76.

Page 15: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

4

untuk mencapai kesejahteraan masyarakat bangsa dan Negara yang dilandasi oleh

suasana kehidupan yang Islami dan penuh ketaqwaan.

Kegiatan keagamaan, maksudnya ”aktifitas yang berkaitan dengan

bidang keagamaan yang ada dalam kehidupan masyarakat dalam melaksanakan

dan menjalankan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari”.

Di samping itu, agama Islam dibawa Nabi Muhammad SAW. adalah

agama yang dapat diyakini, menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang

sejahtera lahir dan batin, karena di dalamnya terdapat berbagai petunjuk tentang

bagaimana seharusnya manusia menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih

bermakna dalam arti seluas-luasnya, Petunjuk-petunjuk agama tersebut terdapat di

dalam al-Qur’an dan al-Hadits yang nampak ideal dan agung.

Oleh karena itu dalam melaksanakan pembinaan keagamaan kepada

masyarakat, harus menetapkan titik tolak yang jelas. Karena pada dasarnya agama

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi motivatif, maksudnya agama adalah faktor yang bersifat mendorong,

mendasari dan melandasi cita-cita dan amal usaha manusia dalam segala aspek

kehidupan manusia.

2. Fungsi produktif, yaitu agama sangat mendorong pemeluknya untuk bekerja

produktif bukan saja untuk kepentingan dirinya melainkan juga untuk orang

lain.

3. Fungsi sublimatif, artinya agama mengkuduskan segala usaha manusia, bukan

saja yang bersifat agamawi melainkan juga yang duniawi, selama usaha tersebut

tidak bertenangan dengan norma dan kaidah agama.

Page 16: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

5

4. Fungsi integratif, maksudnya agama mengintegrasikan segala kerja manusia.

Dengan menghayati agama, orang bisa mempunyai kekuatan batin hingga

terhindar dari melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan sehingga

ia mampu menjaga integritas dirinya.”5

Kutipan tersebut dapat menjelaskan bahwa agama mempunyai fungsi yang

sangat strategis dalam memberikan bimbingan dalam kehidupan, menolong dalam

menghadapi kesukaran, dan menenteramkan batin. Kebijakan Pemerintah di bidang

sosial ditujukan untuk mendorong perkembangan kesadaran, rasa tanggung jawab

sosial dan kemampuan masyarakat serta terwujudnya partisipasi dalam

pembangunan di bidang sosial.

Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan sikap untuk menjalankan

fungsi agama tersebut yaitu dengan pencegahan terhadap banyaknya para pengemis

dan penyandang masalah sosial lainnya di Jakarta. Hal seperti ini tidak hanya

merendahkan harkat martabat dirinya saja, tetapi juga telah menimbulkan berbagai

masalah sosial dan kriminal di Ibu kota.

Majelis Ulama Indonesia Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan fatwa tentang

ketertiban umum, tertanggal 29 Maret 2008 yang berisi:Pertama, mengemis,

berjualan dan memberi sedekah di jalan umum telah mengganggu kelancaran

jalanan, ketertiban dan bahkan keamanan dijalan umum karena itu hukumnya

haram.6

Kedua, Perda No.8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum, pasal 39 dan

pasal 40, karena untuk mencegah mudharat dan ingin mewujudkan kemasalahatan

5Depertemen Agama RI, Pedoman Identifikasi Kebutuhan Sasaran Penyuluh Agama,

(Jakarta, Direktorat Penerangan Agama Islam), 2000, hlm. 43-44 6Fatwa Ijtima’ Komisi Fatwa MUI Se DKI Jakarta, Profil Dinas Sosial,(Jakarta; Dinas

Sosial,2008)

Page 17: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

6

umum, hukumannya adalah sah dan mengikat bagi seluruh masyarakat. Perda

Provinsi DKI Jakarta nomor 8 tahun 2007 tentang ketertiban umum meliputi

sebagai berikut pasal 39 ayat 1 berisi tentang setiap orang atau badan dilarang

meminta bantuan atau sumbangan yang dilakukan sendiri-sendiri dan atau

bersama-sama di jalan, pasar, kendaraan umum, lingkungan pemukiman, rumah

sakit, sekolah dan kantor. Sedangkan pasal 39 ayat 2 perrmintaan bantuan atau

sumbangan untuk kepentingan sosial dan kemanusiaan pada tempat selain

sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dapat diberikan izin oleh gubernur atau pejabat

yang ditunjuk. Lalu di pasal 39 ayat 3 menjelaskan tempat yang dimaksud ayat 2

adalah super market, rumah makan, stasiun, terminal, pelabuhan udara atau laut,

SPBU, penyelenggaraan pameran atau bazar amal dan tempat hiburan atau

rekreasi.

Pasal 40 dalam Perda Provinsi DKI Jakarta menjelaskan setiap orang atau

badan dilarang yaitu meliputi menyuruh orang lain untuk menjadi pengemis,

pengamen, pedagang, asongan, dan pengelap mobil. Serta membeli kepada

pedagang asongan atau memberikan sejumlah uang atau barang kepada

pengemis,pengamen, dan pengelap mobil.7

Maraknya penyandang masalah sosial di Negara ini yang tidak terbatas oleh

umur dan kalangan manapun, yang salah satunya dikarenakan kurangnya peran

agama di masyarakat, serta mengapa pekerjaan yang dilakukan oleh penyandang

masalah sosial seperti mengamen, berdagang asongan, menjadi joki 3in1 dan

menjadi pemulung adalah suatu perbuatan yang haram. kemudian dari pada itu

banyaknya panti-panti sosial yang menggunakan agama sebagai salah satu metode

pendukung untuk lancarnya proses pembinaan penyandang masalah sosial di

7Perda Provinsi DKI Jakarta No 8 Tahun 2007, Profil Dinas Sosial, (Jakarta;Dinas Sosial)

Page 18: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

7

Negara ini. Faktor menyebabkan timbulnya Alasan mengapa penelitian ini penting

dan sangat menarik bagi saya.

Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui

bagaimana metode bimbingan agama di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1

dalam sebuah bentuk karya ilmiah skripsi yang di beri judul “Metode Pembinaan

Agama Bagi Penyandang Masalah Sosial Di Panti Sosial Bina Insan Bangun

Daya 1 Jakarta Barat”.

B. Batasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Penulis dalam melakukan penelitian ini sehingga sampai pada tujuannya,

maka penulis membatasi penelitian ini pada Metode Pembinaan Agama Bagi

Penyandang Masalah Sosial Di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Jakarta

barat untuk Pembimbing dan Penyandang Masalah Sosial priode 2010 sampai

dengan 2011.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang dijadikan penelitian dalam penulisan skripsi ini

yaitu meliputi :

a. Bagaimana metode yang di gunakan dalam pembinaan agama bagi

penyandang masalah sosial.

b. Bagaimana peran pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang

masalah soaial.

c. Apa kendala-kendala dalam pembinaan dan cara penyelesaiannya.

Page 19: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Adapun Tujuan dari Penelitian ini sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui dan menganalisis metode pembinaan agama yang

digunakan bagi penyandang masalah sosial.

b. Untuk mengetahui dan menganalisi peran atau implementasi pembinaan

agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial.

c. Untuk mengetahui dan menganalisis kendala-kendala dalam pembinaan dan

cara penyelesaiannya.

2. Manfaat dari Penelitian ini adalah

a. Ilmu Pengetahuan, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan

baru pada Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam.

b. Akademis, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi

dalam peningkatan wawasan dakwah, lebih khusus bagi Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Jurusan BPI yaitu melalui kegiatan

praktikum mikro dan makro, serta sebagai pijakan dalam melakukan

penelitian selanjutnya.

c. Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Jakarta Barat, diharapkan dari hasil

penelitian ini dapat menjadi acuan mendasar khususnya bagi pihak Panti

Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Jakarta barat atau elemen lainnya terutama

dalam meningkatkan kepedulian terhadap penyandang masalah sosial.

Page 20: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

9

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Pendekatan Kualitatif. Penelitian kualitatif menggunakan paradigma ilmiah.

Artinya, penelitian ini mengasumsikan bahwa kenyataan-kenyataan empiris

terjadi dalam suatu konteks sosio-kultural yang saling terkait satu sama lain.

Karena itu, menurut paradigma alamiah setiap fenomena sosial harus di ungkap

secara holistic. Sebaliknya penelitian kuantitatif menggunakan paradigma

ilmiah. Paradigma ini bermula dari positivisme yang menegaskan bahwa segala

sesuatu dikatakan ilmiah bila dapat diukur dan diamati secara obyektif. Karena

itu, paradigma ilmiah melahirkan berbagai bentuk percobaan, perlakuan,

pengukuran, dan uji-uji statistic yang berlatar belakang laboraturium.8

Adapun desain penelitiannya menggunakan jenis penelitian desain

deskriptif yaitu metode yang bertujuan membuat gambaran, lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan

fenomena yang diteliti.9

Penelitian desktiptif ialah sebuah penelitian yang bertujuan untuk

menggambarkan gejala sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Dalam penelitian

agama, penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala keagamaan.

Penelitian deskriptif berbeda dengan penelitian eksploratif. Penelitian

eksploratif belum memiliki variebel yang menjadi fokus pengamatan, karena

peneliti belum banyak memperoleh informasi tentang gejala keagamaan

8 M. Sayuti Ali, Metodologi Penelitian Agama (Pendekatan Teori & Praktek). (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2002). h. 59.

9 Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, (Jakarta: PrestasiPustakarya, 2006), h. 110.

Page 21: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

10

tersebut. Sedangkan penelitian deskriptif sudah memiliki variabel yang menjadi

fokus pengamatan. Dalam penelitian deskriptif, variabel yang menjadi fokus

pengamatan boleh lebih dari satu, sesuai minat peneliti.10

Penelitian ini tidak harus ada batas waktu, agar peneliti bisa fokus dengan

objek penelitian. Karena penelitian seperti ini cukup memerlukan banyak waktu.

Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara (hal

ini dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam memperoleh data yang valid

dari responden).

Istilah deskriptif itu menyarankan bahwa penelitian dilakukan semata-

mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena-fenomena yang secara

empiris untuk memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga,

masyarakat, dan lain-lain).

Dalam penelitian deskriptif memiliki beberapa cara yang dimana dalam

skripsi ini hanya dengan melakukan survei. Menurut Notoatmodjo yang

dimaksud dengan survei adalah suatu penelitian yang dilakukan terhadap

sekelompok objek dalam waktu tertentu dengan tujuan untuk menilai kondisi

atau penyelenggaraan suatu program dan hasil penelitiannya digunakan untuk

menyusun suatu perencanaan demi perbaikan program tersebut.11

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif

dengan pendekatan kualitatif metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang yang diamati.

10

M. Sayuti Ali, Metodologi Penelitian Agama (Pendekatan Teori & Praktek). (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2002). h. 22.

11

Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, (Jakarta: PrestasiPustakarya, 2006),

h. 111

Page 22: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

11

Metode penelitian ini merujuk kepada buku pedoman penulisan karya

ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) yang disusun oleh tim Universitas Negeri

Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, Diterbitkan oleh CeQDA (Center of Quality

Development and Assurance), Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah

Jakarta, tahun 2007, cetakan ke- 2.

pendekatan kualitatif menurut penulis dengan menggunakan pendekatan

adanya pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi serta

peneliti mengamati langsung metode pembinaan agama yang diberikan untuk

penyandang masalah sosial serta bertemu langsung dengan subjek dan objek

penelitian sehingga membuat penulis tertarik menggunakan pendekatan ini

2. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek dan objek penelitian bagi penulis adalah

a. subjek penelitian adalah pembimbing agama di Panti Sosial Bina Insan

Bangun Daya 1 Jakarta Barat. Dengan menggunakan tekhnik “snowball”

yaitu peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan

memberikan data yang diperlukan, selanjutnya berdasarkan data atau

informasi yang diperoleh dari sample sebelum itu, peneliti dapat

menetapkan sample lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan data

lebih lengkap.12

b. objek dari penelitian ini adalah metode yang digunakan pembimbing agama

dalam pembinaan penyandang masalah sosial di Panti Sosial Bina Insan

Bangun Daya 1 Jakarta Barat.

12 Sugiono,Memahami Penelitian kualitatif,(Jakarta ALFABETA,2010), Cet 6 hal.55.

Page 23: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

12

3. Tempat Dan Waktu Penelitian

Adapun tempat yang dijadikan objek penelitian adalah Panti Sosial

Bina Insan Bangun Daya 1 Jakarta barat yang beralamat di JL.Kembangan Raya

No.2 Kebon JerukTelp.(021) 5814256 Fax (021) 58358674 Jakarta Barat.

Waktu penelitian berdasarkan surat persetujuan Dinas Sosial dimulai dari

tanggal 1 April 2011 sampai dengan selesai

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah:

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang diarahkan pada

kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan

mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam hubungan tersebut.13

Observasi ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan sosial dan metode

bimbingan, yang diberikan Pembimbing di Panti sosial Bina Insan Bangun

Daya 1 Jakarta barat.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, Percakapan

ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu penulis sebagai pewawancara (Interviewer)

yang mengajukan pertanyaan, sedangkan pembimbing dan penyandang

masalah sosial sebagai terwawancara(interview) yang memberi jawaban atas

13

Masri Singarimbun, Sofyan Effendi, Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta; LP3ES,1983),

Cet.Ke-1,h.22

Page 24: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

13

pertanyaan itu.Wawancara dilakukan untuk mengetahui metode bimbingan

dalam pembinaan untuk penyandang masalah sosial di panti sosial Bina Insan

Bangun Daya 1 Jakarta Barat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan pengumpulan data-data tertulis serta

foto-foto yang didapat di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Jakarta barat

dengan masalah yang diteliti. Dokumentasi ini juga sebagai perlengkapan

unuk memperoleh identitas data warga binaan dan data panti sosial bina insan

bangun daya 1 jakarta barat.

5 .Teknik Analisa Data

Teknik analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam

bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.14

Setelah peneliti

memperoleh data-data melalui observasi dan wawancara, kemudian data

tersebut dianalisa atau diolah untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas.

Analisa data dilaksanakan terus-menerus sejak awal penelitian sampai akhir

penelitian dilakukan dengan bentuk penalaran induktif. Dikatakan induktif,

karena peneliti tidak memaksakan diri untuk hanya membatasi penelitian pada

upaya menerima atau menolak dugaan-dugaannya yang melainkan mencoba

memahami sesuai dengan bagaimana situasi tersebut menampilkan diri.15

Analisa data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu analisis

berdasarkan data yang diperoleh, selamjutnya dikembangkan menjadi

14

. Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta, LP3 ES, 1995),

h. 263 15

. E. Kristi Porwadi, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta, LP3 ES,

1995), cet. ke-1, h. 31

Page 25: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

14

hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut,

selanjutnya dicari data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat

disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data

yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara

berulang-ulang dengan tekhnik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka

hipotesis tersebut berkembang mencari teori.16

E. Tinjauan Pustaka

Ada berbagai macam hasil penelitian yang mempunyai hubungan dengan

judul penulis, dan tidak terdapat judul yang sama dengan penulis gunakan, yaitu

Metode Bimbingan Agama Untuk Pembinaan Penyandang Masalah Sosial di

Jakarta Barat. Adapun hasil penelitian yang mempunyai hubungan dengan judul

penulis itu adalah

1. Asrul Muharam Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam 2007, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi “ Pola Komunikasi Dalam Pembinaan

Keagamaan Di Panti Sosial Bina Laras 04 Cipayung Jakarta Timur”

Penulisan skripsi diatas menjelaskan pola komunikasi dalam

pembinaan keagamaan dip anti rehabilitasi sosial bina laras 04 adalah pola

komunikasi kelompok ( group communication) yang bersifat sentralistik,

dimana seorang pembina menjadi pusat sentral dalam berkomunikasi

terutama dalam memberikan meteri-materi pembinaan keagamaan, terhadap

pekerja seks komersial (PSK) yang menjadi murid binaannya.

beberapa faktor yang telah penulis kemukakan pada intinya faktor

penghambat lebih dominan berasal dari dalam diri seseorang PSK itu sendiri,

16Sugiono,Memahami Penelitian kualitatif,(Jakarta ALFABETA,2010), Cet 6 hal.55.

Page 26: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

15

oleh karena itu pola pembinaan hendaknya lebih menanamkan kepada

kesadaran, pembinaan metal dan keagamaan sebagai pondasi yang kuat

dalam menghadapi berbagai masalah-masalah tersebut yang dapat

menjuruskannya kembali kelembah kenistaan.

2. Warti Sasmiati dengan judul skripsi: “Metode Pembinaan Mental Narapidana

Anak Di Lembaga Permasyarakatan Anak Wanita Tangerang” hasil penelitian

ini diambil dari Jurusan Bimbingan Dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah

Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2008. Sskripsi ini membahas bagaimana Metode Pembinaan Mental

Narapidana Anak dilembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang.

Penelitian skripsi ini menjelaskan bahwa metode yang digunakan

pembimbing dalam pembinaan metal spiritual bagi nara pidana anak (anak

didik) juga tak berbeda dari metode bimbingan pada umumnya (antara teori

dan praktek lapangan), diantaranya seperti metode Group Guidance

(bimbingan berkelompok) dalam metode ceramah dan diskusi, serta metode

directive (bersifat mengarahkan) dalam metode iqra (pembelajaran Al-qur’an

dan hafalan ayat-ayat Al-qur’an), wawancara, Tanya jawab, pemutaran film

dan muhasabah. dari sekian metode yang digunakan pembimbing ada dua

metode yang lebih sering digunakan yakni metode ceramah dan metode iqra

karena lebih efektif.

kedua penelitian diatas yang membedakan dengan penelitian ini adalah

model dan metode yang ada disetiap lembaga tersebut. metode yang

digunakan harus menyesuaikan dengan objek dan sasaran, agar pembinaan

mental atau pembinaan keagamaan dapat tersampaikan dengan baik dan bisa

diterima oleh objeknya.

Page 27: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

16

Metode pembinaan mental yang di laksanakan di Panti Sosial Bina

Insan Bangun Daya 1 Jakarta Barat ini dengan metode komunikasi langsung

meliputi tehnik individual atau face to face dan tehnik kelompok, metode

tidak langsung dengan menggunakan media cetak dan media elektronik dan

metode dakwah Islamiyah meliputi dakwah al-himah dan dakwah al-

mau’idzatil hasanah serta metode pembinaan lain yang bersifat umum.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan pada penilisan skripsi ini meliputi

sebagai berikut.

BAB I Pendahuluan terdiri dari Latar belakang masalah, Batasan dan

perumusan masalah, Tujuan dan manfaat penelitian, Metode penelitian, Tinjauan

Pustaka serta sistimatika penulisan.

BAB II Landasan Teoritis terdiri dari pengertian metode, kegunaan metode,

tujuan dan fungsi metode, pengertian agama, sumber agama, macam-macam

agama, tujuan agama, pengertian pembinaan, bentuk pembinaan, tujuan dan

fungsi pembinaan, pengertian penyandang masalah sosial, definisi dan krieria

penyandang masalah sosial.

BAB III Gambaran mum Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Jakarta Barat

terdiri dari sejarah berdirinya, letak geografis, visi dan misi serta tujuan, struktur

organisasi dan program panti.

BAB IV Bagaimana peranan yang dilakukan pembimbing dalam pembinaan

bagi penyandang masalah sosial, bagaimana metode yang digunakan dalam

Page 28: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

17

pembinaan agama bagi penyandang masalah sosial, dan apa kendala-kendala

dalam pembinaan dan cara penyelesaiannya.

BAB V Penutup terdiri dari Kesimpulan dan saran-saran.

Page 29: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

18

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Metode

1. Pengertian Metode

Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu

pekerjaan agar tercapai sesuai dengan apa yang dikehendaki, dan juga

merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu

kegiatan guna mencapai tujuan yang direncanakan.1

Pengertian secara harfiah, metode adalah “Jalan yang harus dilalui”

untuk mencapai suatu tujuan.Karena kata “metode” berasal dari kata “meta”

yang berarti melalui dan “hodos” yang berarti jalan. Namun pengertian hakiki

dari metode adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan

yang diinginkan, baik sarana tersebut bersifat fisik maupun non fisik.2

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa

metode adalah suatu cara dan sarana yang bersistem untuk memudahkan suatu

pekerjaan apapun agar tercapai suatu tujuan yang diinginkan. metode yang

digunakan dalam pembinaan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial di

Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Jakarta Barat, mempunyai beberapa

metode yaitu metode yang bersifat islami dan metode yang bersifat umum.

Adapun yang menjadi suatu tujuan panti yaitu agar timbulnya kesadaran

mematuhi peraturan-peraturan tentang ketertiban umum dan tertib sosial,

timbulnya motivasi dan kemauan untuk mengikuti pembinaan dan rehabilitasi

1Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta : Balai Pustaka,1998) Cet.Ke-1, Edisi Ke Tiga, h.740. 2H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan penyuluhan agama, (Jakarta:Golden Terayon

Press, 1982), Cet. Ke-1.h. 43.

Page 30: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

19

sosial di panti, serta terkendalinya penyandang masalah kesejahteraan sosial

jalanan dan terlantar.

B. Pembinaan

1. Pengertian Pembinaan

Dalam kamus umum bahasa Indonesia bahwa pengertian “pembinaan”

adalah “pembangunan” atau “pembaharuan”. Kata tersebut dari kata “bina”

yang artinya “bangun”, kemudian berawalan “pe” dan akhiran “an” menjadi

pembinaan yang artinya pembaharuan atau pembangunan.3

Dalam rumusan penasehat pekawinan perselisihan dan perceraian

(BP4), “Pembinaan” adalah segala upaya penanganan berupa meintis, melatih,

membiasakan, mengawasi, mengarahkan serta mengembangkan kemampuan

untuk mencapai tujuan dengan mengadakan dan menggunakan segala dana dan

daya yang dimiliki.4

Jika berbicara mengenai pembinaan berarti adanya suatu proses atau

upaya untuk membangun atau mendirikan keberadaan tentang suatu hal

sehingga dari prose itu akan menghasilkan suatu hal yang baik dan berkualitas.

Dalam konteks ini proses yang berlangsung menunjukan adanya peningkatan

yang kurang baik menjadi lebik baik.

Pembinaan disini dapat diartikan sebagai pembaharuan aspek

kepribadian seseorang yang dilakukan melalui proses belajar, baik melalui

pendidikan sekolah maupun pendidikan diluar sekolah hal ini seperti dan

sesuai dengan pengertian pembinaan menurut Endang Sumantri, bahwa

pembinaan adalah suatu upaya atau usaha pendidikan baik formal maupun non

3W.J.S.Purwadarminta, kamus umum bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), Cet ke7.

Hal.427 4Badan Penasehat Perkawinan,perselisihan dan perceraian BP-4, membina keluarga bahagia dan

sejahtera,(Jakarta: BP-4, 1994) h.3

Page 31: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

20

informal yang dilaksanakan secara sadar, terencana, teratur, dan bertanggung

jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing dan

mengembangkan dasar-dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras dalam

rangka member kemampuan sebagai alat untuk selanjutnya atau prakarsa

sendiri menambah, meningkatkan, dan mengembangkan dirinya, sesamanya,

serta lingkungan kearah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan

manusiawi yang optimal dan pribadi yang mandiri.5

Pembinaan secara terminologi adalah suatu upaya, usaha kegiatan yang

terus menerus untuk mempelajari, meningkatkan, menyempurnakan,

mengarahkan, mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan agar

sasaran pembinaan mampu menghayati dan mengamalkan ajaran islam sebagai

pola kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, maupun

kehidupan sosial masyarakat.6

Pembinaan hampir sama dengan bimbingan dan penyuluhan.

Bimbingan secara harfiah dapat diartikan sebagai memajukan, memberi jalan,

atau menuntun orang lain kearah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya

dimasa kini dan masa mendatang.7 Dan juga dapat disebut sebagai suatu

proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan

mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan

kemanfaatan sosial.8 Jadi menurut penulis bahwa pengertian pembinaa adalah

berusaha membentuk manusia untuk menjadi yang lebih baik dan dapat

beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya, dan menata ulang pola

5Badan Penasehat Perkawinan,perselisihan dan perceraian BP-4, membina keluarga bahagia dan

sejahtera,(Jakarta: BP-4, 1994) 6Proyek penerangan Bimbingan Khutbah Dakwah Agama, Pembinaan Rohani pada Dharma Wanita,

Penerbit DEPAG, 1984,h. 8. 7HM. Arfin, Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1985), Cet. ke-4, h.18. 8Abu Ahmad, Bimbingan dan penyuluhan disekolah, (Semarang: Toha Putra, 1977), h. 8.

Page 32: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

21

hidupnya sehingga dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan

tepat, dan berjalan dengan lancar serta tercapainya tujuan hidup yang layak

dan normatif.

2. Bentuk Pendekatan Dalam Pembinaan Agama

a. Pendekatan Pribadi

Pendekatan pribadi dipakai karena pribadi manusia adalah khas.

Sebab itu harus juga ditemui dan dibina dalam kekhasan itu sebagai diri

yang unik, sehingga pribadi tersebut berkembang sepenuhnya.

b. Pendekatan Kelompok

Pendekatan ini merupakan pembinaan pribadi dalam kelompok

maupun kelompok segai suatu kesatuan yang dinamis. Menurut ukurannya,

kelompok dapat kecil dan dapat pula besar.

1. kelompok kecil : pembinaan yang efektif lebih mudah terjadi dalam

kelompok kecil.

2. Kelompok besar : diperlukan pada kesempatan-kesempatan khusus,

karena bermanfaat untuk meneguhkan serta memberi semangat.

3. Dasar dan Tujuan Pembinaan Keagamaan

Yang menjadi dasar pembinaan adalah ajaran-ajaran yang ada dalam

Al-Qur'an dan al-Hadits yang semua telah difirmankan oleh Allah SWT dan

telah disabdakan oleh Rasulullah SAW sebagaimana tertulis di dalam Al-

Qur'an Q.S. Ali Imron : 104.

Page 33: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

22

ولتكه منكم امة يدعىن اَليبْلخْيرويأمرون بباْلمعروف وينهىن عه

اْلمنكر قلً

(104:ال عمران) واولئك هم اْلمفلحىن

Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan, dan menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang

mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.(QS. Ali Imran : 104)9

Dengan demikian orang yang beriman harus menyelamatkan dirinya

dan warganya sesama manusia dari kerusakan budi pekerti serta untuk

mencapai kebahagiaan yang berimbang antara dunia akhirat dengan cara

memberi bimbingan agar mereka mempunyai budi pekerti yang luhur, segala

perbuatannya berpedoman pada ajaran Islam.

Adapun tujuan dari pembinaan keagamaan ini tidak dapat terlepas dari

tujuan hidup manusia, yakni untuk mencapai kebahagian di dunia dan akhirat

sebagaimana firman Allah dalam surat Al Qashash : 77.

وابتغ فيما اتك اهلل الّدا راال خرة والتىس وصيك مه الّدوياواحسه اهلل اليك وال تبغ

الفساذفىاالرض قلى

(77)ان اهلل اليحب المفسديه

Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari

(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana

Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di

(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat

kerusakan”.10

9Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an,

Jakarta, 1971, hlm. 93.

10

Ibid, hlm. 623.

Page 34: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

23

4. Macam-macam Pembinaan Agama

Dalam prakteknya, kegiatan keagamaan (baik pengajian, majelis

taklim, dan sejenisnya) merupakan kegiatan pengajaran atau pendidikan

agama Islam yang paling fleksibel dan tidak terikat oleh waktu. Ia terbuka

terhadap segala usia, lapisan atau strata sosial, dan jenis kelamin, Waktu

penyelenggaraannya pun tidak terikat, bisa pagi, siang, sore, ataupun malam

hari. Tempat pengajarannya pun bisa dilakukan di rumah, masjid, mushalla,

gedung, aula, halaman (lapangan) dan sebagainya. Selain itu, kegiatan

keagamaan ini memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai lembaga dakwah

dan lembaga pendidikan non-formal. kegiatan agama merupakan wahana

interaksi dan komunikasi serta silaturrahmi yang kuat antara masyarakat awam

dengan para mu`alim, dan antara sesama anggota jema`ah tanpa dibatasi oleh

tempat dan waktu.

Dengan demikian, kegiatan keagamaan ini menjadi lembaga

pendidikan keagamaan alternatif bagi mereka yang tidak memiliki cukup

tenaga, waktu dan kesempatan menimba ilmu agama di jalur pendidikan

formal. Inilah yang menjadikan kegiatan keagamaan memiliki nilai dan

karakteristik tersendiri dibanding lembaga-lembaga pendidikan keagamaan

Iainnya.

Mengingat pelaksanaannya yang fleksibel dan terbuka untuk segala

waktu dan kondisi, keberadaan kegiatan keagamaan telah menjadi lembaga

pendidikan seumur hidup (long life education) bagi umat Islam. Sebagai

institusi pendidikan Islam non formal, kegiatan keagamaan dilihat dari

karakteristiknya secara umum adalah “lembaga (institusi) yang melaksanakan

Page 35: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

24

pendidikan, atau pengajian agama Islam, memiliki kurikulum, ustaz/guru,

jema‟ ah, metode, materi dan tujuan pembelajaran.”11

Sementara itu dalam ensiklopedi Islam yang diterbitkan oleh

Departemen Agama RI, ditemukan karakteristik kegiatan keagamaan (majaelis

taklim, pengajian) adalah “ lembaga pengajian Islam yang memiliki ciri-ciri

tersendiri dilihat dari sudut metode dan buku pegangan yang digunakan,

jemaah, pengajar (ustadz), materi yang di ajarkan, sarana dan tujuan.”.12

Kegiatan keagamaan (pengajian), selain sebagai wadah pembinaan

umat juga mempunyai fungsi “sebagai wadah untuk menyampaikan pesan-

pesan keagamaan kepada jema`ahnya, wadah yang memberi peluang kepada

jemaah untuk tukar menukar pikiran, berbagi pengalaman, dalam masalah

keagamaan, wadah yang dapat membina keakraban di antara sesama

jemaahnya, dan sebagai wadah informasi serta kajian keagamaan dan

kerjasama di kalangan umat.”.13

Dalam pembinaan kegiatan keagamaan perlu diperhatikan beberapa

hal yang dapat menunjang keberhasilan pembinaan tersebut. Adapun macam-

macam pembinaan yang dapat dilakukan di antaranya :

a. Kegiatan pengajian rutin dengan materi ke-islaman secara menyeluruh yang

dibagi ke dalam sub-sub tema kajian, seperti masalah syari`ah, aqidah,

akhlak, baca tulis al-Qur`an dan hadits.

11

Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, Jakarta. P.T. Ichtiar Baru Van Hoeven, 2001, hlm.120-121 12

Departemen Agama RI. Ensiklopedi Islam, Jakarta, Departemen Agama RI, tt, hlm. 675. 13

Rosehan Anwar, dkk, Majelis Taklim dan Pembinaan Ummat, Jakarta, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Lektur Keagamaan Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI, 2002, hlm. v.

Page 36: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

25

b. Kegiatan pengajian gabungan antar majelis ta‟lim yang biasanya dilakukan

satu bulan sekali, dengan mendengarkan ceramah agama dari muballigh

yang di datangkan dari luar.

c. Kegiatan yang bersifat insidentil, seperti Peringatan Hari-Hari Besar Islam

(maulid nabi, isra` mi`raj, nuzul al-Qur`an, dan tahun bari Islam), pekan

Muharam, pelatihan mengurus jenazah, pelatihan muballigh/muballighah,

belajar irama al-Qur`an, al-barzanji, tahlil, do`a-do`a yang relevan dengan

situasi dan kondisi, pelaksanaan shalat tasbih, shalat dhuha, mabith/i`tikaf

(sepertiga akhir bulan Ramadhan) dan melaksanakan pesantren

kilat/Ramadhan.

d. Kegiatan-kegiatan sosial, seperti mengunjungi orang sakit, ta`ziyah ke

keluarga dan anggota pengajian yang meninggal dunia, kunjungan ke

panti-panti asuhan muslim.

e. Mengadakan kegiatan arisan, sebagai rasa keadilan dan solidaritas yang

tinggi serta terjalinnya silaturrahmi yang kuat antar sesama anggota

pengajian.14

C. Agama

1. Pengertian

Dalam istilah bahasa sangskrit, telah terkenal bahwa AGAMA berarti

“tidak kacau”. Agama (A = tidak, gama = kacau) akan membawa manusia

ketentraman hidup .ancaman yang dihadapi manusia amat banyak didunia ini,

baik yang bersifat fisik maupun psikis. Ancaman tersebut itu misalnya ,

14 Rosehan Anwar, dkk, Majelis Taklim dan Pembinaan Ummat, Jakarta, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Lektur Keagamaan Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI, 2002,

hlm. v.

Page 37: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

26

bahaya kelaparan,binatang buas, hujan, petir, digin, panas, sakit dan

sebagainya.

Sedangkan Definisi agama menurut Harun Nasution berasal dari kata

“ad-din”, religi (relegere,religare) dan agama dalam bahasa arab berarti

menguasai, menundukan, patah, balasan, dan kebiasaan. Sedangkan dari religi

( latin ) atau relegere berarti mengumpulkan dan membaca , kemudian

religere berarti mengikat. Adapun kata agama terdiri dari dua suku kata “a”

berarti “tidak” dan “gam” berarti “pergi” artinya “tidak pergi”, tetap ditempat,

diwarisi turun temurun‟.15

Berdasarkan pengertian kata –kata tersebut, menurut Harun Nasution

inti sari dari agama adalah ikatan yang harus dipatuhi atau harus dipegang

manusia, yang merupakan kekuatan lebih tinggi dari kekuatan manusia sebagai

kekuatan ghaib yang tidak dapat ditangkap dengan panca indera. Namun

mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali terhadap kehidupan manusia

sehari-hari.16

Dari beberapa keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa agama

adalah suatu ikatan lahir dan batin yang diwariskan turun temurun sehingga

umat manusia memiliki aturan-aturan yang mengatur kehidupannya sehingga

hidupnya penuh dengan kedamaian dan ketentraman dan mensyukuri nikmat

yang Tuhan berikan.

2. Sumber Agama :

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengutus Nabi Muhammad

Shallallahu 'alaihi wa sallam, agar Beliau mengeluarkan manusia dari berbagai

kegelapapan menuju cahaya. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam telah

15

Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya,(Jakarta:Universitas Indonesia

Press.1985),cet.ke-5,h.9-10 16

Ibid,h.10

Page 38: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

27

melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya, menunaikan amanah,

menyampaikan risalah dan menasihati ummat. Sehingga tidaklah Beliau

Shallallahu 'alaihi wa sallam wafat, kecuali agama Islam telah sempurna,

nyata, terang-benderang, tidak ada yang menyimpang darinya.

Kemudian, risalah Islam ini diteruskan oleh generasi-generasi terbaik

umat ini. Mereka menerima dan menyampaikan yang dibawa Rasulullah

Shallallahu 'alaihi wa sallam, berupa Al Qur‟an dan As Sunnah.

Al Qur‟an, kitab suci yang tidak ada kebatilannya semenjak diturunkan,

karena memang dijaga oleh Allah Al-„Aziz (Yang Maha Perkasa), Al „Alim

(Yang Maha Mengetahui). Dan As Sunnah, merupakan penjelasan Al Qur‟an.

Seperti telah disepakati oleh seluruh umat Islam yang terdahulu semuanya,

bahwa Sunnah Nabi merupakan sumber kedua di dalam syari‟at Islam dalam

seluruh sisi kehidupan beragama.

Secara bahasa, arti As Sunnah ialah jalan atau ajaran. Meliputi jalan

yang baik atau yang buruk. Adapun Sunnah yang dimaksudkan dalam tulisan

ini, ialah Sunnah menurut istilah ulama ushul fiqih, yaitu berupa dalil-dalil

agama yang datang dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang bukan berupa

Al Qur‟an, meliputi qaul (perkataan), fi’il (perbuatan), dan taqrir (penetapan,

pengakuan) Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam17

. Yang dimaksudkan dalam

tulisan ini bukan Sunnah dalam istilah ahli fiqih, yang semakna dengan

mustahab, mandub, tathawwu’, atau nafilah. Juga bukan Sunnah dalam istilah

ulama aqidah atau ulama Salaf, yang bermakna ajaran Nabi Shallallahu 'alaihi

wa sallam dan para sahabatnya, yang lawannya adalah bid‟ah. Tetapi Sunnah

yang dimaksudkan dalam tulisan ini, yaitu menurut istilah ulama ushul fiqih,

17

Sayyid Sabiq, kitab ushul fiqih dalam As Sunnah ( Jakarta 2002),cet.pertama,h.17

Page 39: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

28

sebagaimana di atas. Inilah dalil-dalil yang menunjukkan bahwa Sunnah

merupakan hujjah dan satu sumber agama yang wajib diikuti.

3. Macam-macam Agama

Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia, yaitu:

agama Islam, Kristen (Protestan) dan Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia pernah melarang pemeluk Konghucu

melaksanakan agamanya secara terbuka.Namun, melalui Keppress No. 6/2000,

Presiden Abdurrahman Wahid mencabut larangan tersebut.Tetapi sampai kini

masih banyak penganut ajaran agama Konghucu yang mengalami diskriminasi

dari pejabat-pejabat pemerintah.Ada juga penganut agama Yahudi, Saintologi,

Raelisme dan lain-lainnya, meskipun jumlahnya termasuk sedikit.18

Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto Undang-undang

No.5/1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan agama dalam

penjelasannya pasal demi pasal dijelaskan bahwa Agama-agama yang dianut

oleh sebagian besar penduduk Indonesia adalah: Islam, Kristen, Katolik,

Hindu, Buddha, dan Konghucu. Meskipun demikian bukan berarti agama-

agama dan kepercayaan lain tidak boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia.

Bahkan pemerintah berkewajiban mendorong dan membantu perkembangan

agama-agama tersebut.

Sebenarnya tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau

agama resmi dan tidak resmi di Indonesia, kesalahan persepsi ini terjadi karena

adanya SK (Surat Keputusan) Menteri dalam negeri pada tahun 1974 tentang

pengisian kolom agama pada KTP yang hanya menyatakan kelima agama

18

MH, Amin Jaiz, Pokok-pokok Ajaran Islam, Korpri Unit PT. Asuransi Jasa Indonesia Jakarta,

1980 Hal97

Page 40: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

29

tersebut. Tetapi SK (Surat Keputusan) tersebut telah dianulir pada masa

Presiden Abdurrahman Wahid karena dianggap bertentangan dengan Pasal 29

Undang-undang Dasar 1945 tentang Kebebasan beragama dan Hak Asasi

Manusia.

Pada masa pemerintahan Orde Baru juga dikenal Kepercayaan

Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang ditujukan kepada sebagian orang yang

percaya akan keberadaan Tuhan, tetapi bukan pemeluk salah satu dari agama

mayoritas.19

4. Fungsi Agama

Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah

disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk

menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama

mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang dihuraikan di bawah:

a. Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.

Agama dikatankan memberi pandangan dunia kepada manusia

kerana ia sentiasanya memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu

keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan

bagi pekara ini sebenarnya sukar dicapai melalui inderia manusia,

melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam

menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah ciptaan Allah SWTdan

setiap manusia harus menaati Allah SWT20

b. Menjawab berbagai persoalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.

19

Monier Williams, 1899, A Sanskrit English Dictionary. Oxford University Pressa 20

Rosehan Anwar, dkk, Majelis Taklim dan Pembinaan Ummat, Jakarta, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Lektur Keagamaan Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI, 2002, hlm. IV.

Page 41: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

30

beberapa persoalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan

persoalan yang tidak dapat terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya

persoalan kehidupan selepas mati, matlamat menarik dan untuk

menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab

soalan-soalan ini.21

c. Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.

Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok

manusia. Ini adalah kerana sistem agama menimbulkan keseragaman bukan

sahaja kepercayaan yang sama, malah tingkah laku, pandangan dunia dan

nilai yang sama.

d. Memainkan fungsi kawanan sosial.

Kebanyakan agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan.

Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kodetik yang

wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan

fungsi kawanan sosial

e. Fungsi Sosial Agama

Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu

pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang menyatukan (integrative

factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang bersifat

destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor).

21

Rosehan Anwar, dkk, Majelis Taklim dan Pembinaan Ummat, Jakarta, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Lektur Keagamaan Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI, 2002, hlm. IV.

Page 42: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

31

Pembahasan tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada dua hal

yaitu agama sebagai faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi

masyarakat.22

1. Fungsi Integratif Agama

Peranan sosial agama sebagai faktor integratif bagi masyarakat

berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik

diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam

kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka.

Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban

sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga

agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.23

2. Fungsi Disintegratif Agama.

Meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang

mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat,

pada saat yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai

kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan

menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. Hal ini merupakan

konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok

pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan

menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain.24

23

Rosehan Anwar, dkk, Majelis Taklim dan Pembinaan Ummat, Jakarta, Pusat Penelitian dan Pengembangan

Lektur Keagamaan Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI, 2002, hlm. v. 24

Ibid, h.v

Page 43: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

32

D. Penyandang Masalah Sosial

1. Pengertian

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang,

keluarga, atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan

atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak

dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara

memadai dan wajar.

Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan,

ketelantaran, kecacatan, ketuna susilaan, keterbelakangan atau keterasingan,

dan kondisi atau perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang

mendukung atau menguntungkan. Penyandang masalah sosial secara besaran

dapat dibagi menjadi 8 kelompok , yaitu :

a. Anak.

b. Wanita.

c. Lanjut Usia.

d. Keluarga.

e. Tuna sosial.

f. Korban penyalah gunaan NAPZA.

g. Penyandang cacat.

h. Masyarakat.25

25 Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan sosial DKI Jakarta, (Definisi dan Kriteria Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial),Jakarta,2007,h.1

Page 44: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

33

2. Karakteristik dan Kriteria PMKS.

Kelompok Penyandang Masalah Kesejahteraan sosial (PMKS) sebagai berikut :

a. Anak Balita Terlantar26

Definisi :

Anak yang berusia 0-4 tahun yang karena sebab tertentu, orang

tuanya tidak dapat melakukan kewajibannya (karena beberapa

kemungkinan: miskin/tidak mampu, salah seorang sakit, salah

seorang/kedua-duannya meninggal, anak balita sakit) sehingga terganggu

kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangannya baik secara

jasmanai, rohani maupun sosial.

Kriteria :

1. Anak (laki-laki atau Perempuan) Usia 0-4 tahun.

2. Tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya, atau balita yang tidak pernah

mendapat ASI atau susu pengganti serta balita tidak mendapat makanan

bergizi 2 kali dalam seminggu dan balita yang tidak mempunyai

sandang yang layak sesuai dengan kebutuhannya.

3. Yatim piatu atau tidak dipelihara, ditinggalkan oleh orang tuanya

kepada orang lain, ditempat umum, dirumah sakit, dan sebagainya

4. Apabila sakit tidak mempunyai akses modern (dibawa kePUKESMAS,

dan lain-lain.

26

Disarasikan dari berbagai sumber yaitu Official sites of UNICEF , Kajian Nomenklatur PMKS

Pusdatin Departemen Sosial RI, Situs Resmi Dinas Sosial Provinsi DIY Yogyakarta. Hal.3.

Page 45: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

34

b. Anak Terlantar

Definisi :

Anak yang berusia 5 - 18 tahun yang karena tertentu ( karena

beberapa kemungkinan : miskin/ tidak mampu, salah seorang dari orang

tua/wali pengampu sakit, salah seorang/ kedua orang tuanya/wali pengampu

sakit, salah seorang/kedua orang tuanya/ wali pengampu atau pengasuh

meninggal, keluarga tidak harmonis, tidak ada pengampu/pengasuh),

sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya dengan wajar baik

secara jasmani rohani maupun sosial.

Kriteria :

1. Anak laki-laki atau Perempuan usia 5-18 tahun.

2. Anak yatim, piatu, yatim piatu maupun masih punya kedua orang tua.

3. Tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya.

4. Anak yang lahir karena pemerkosaan, tidak ada yang mengurus dan

tidak mendapat pendidikan.27

c. Anak Yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan atau Diperlakukan Salah

Definisi :

Anak yang berusia 5-18 tahun yang terancam secara fisik dan non

fisik karena tidak kekerasan, diperlakukan salah atau tidak semestinya

dalam lingkungan keluarga atau lingkungan sosial terdekatnya,

sehingga tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya dengan wajar baik secara

jasmani, rohani maupun sosial.

27 Ibid, h.4.

Page 46: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

35

Kriteria.

1. Anak laki-laki atau perempuan usia 5-18 tahun.

2. Sering mendapatkan perlauan kasar dan kejam serta tindakan yang

berakibat menderita secara psikologis.

3. Pernah dianiaya dan diperkosa.

4. Dipaksa bekerja (tidak atas kemauanya).

d. Anak Nakal.

Definisi :

Anak yang berusia 5-18 tahun yang berprilaku menyimpang dari

norma dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat, lingkungannya

sehingga merugikan dirinya, keluarganya dan orang lain, akan mengganggu

ketertiban umum, akan tetapi (karena Usia) belum dapat dituntut secara

hukum.28

Kriteria :

1. Anak alki-laki atau perempuan usia 5 sampai kurang dari 18 tahun dan

belum menikah.

2. Melakukan perbuatan secara berulang-ulang yang menyimpang.

e. Anak Jalanan.

Definisi :

Anak yang berusia 5-18 tahun yang menghabiskan sebagian besar

waktunya untuk mencari nafkah dan atau berkeliaran dijalanan maupun

ditempat-tempat umum.

28 Ibid, h.5.

Page 47: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

36

Kriteria :

1. Anak laki-laki atau perempuan usia 5-18 tahun.

2. Melakukan kgiatan yang tidk menentu, tidak jelas kegiatannya dan

berkeliaran dijalanan atau tempat umum minimal 4 jam/haridalam

kurun waktu yang 1 bulan yang lalu, seperti pedagang asongan,

pegamen, ojek payung, pengelap mobil, pembawa belanjaan dipasar dan

lain-lain.

3. Kegiatan dapat membahayakan dirinya sendiri atau mengganggu

ketertiban umum.

f. Anak Cacat

Definisi :

Anak yang berusia 5-18 tahun yang mempunyai kelainan fisik dan

atau mental, yang dapat menggangu atau merupakan rintangan dan

hambatan baginya untuk melakukan aktivitas secara layak, yang terdiri dari :

penyandang cacatfisik, penyandang cacat mental, penyandang cacat fisik

dan mental.29

Kriteria :

1. Cacat fisik yaitu anggota tubuh yang tak lengkap, putus atau amputasi

tungkai, lengan atau kaki, cacat tulang atau persendian, lumpuh.

2. Cacat mata yaitu buta total, masih mempunyai sisa penglihatan atau

kurang awas.

3. Cacat rungu wicara yaitu tidak dapat mendenar atau memahami perkataan

yang disampaikan pada jarak 1 meter tanpa alat bantu pendengaran, tidak

29 Ibid, h.6.

Page 48: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

37

dapat bicara sama sekali atau bicara tidak jelas, mengalami hambatan atau

kesulitan dalam berkomunikasi denganorang lain.

4. Cacat Mental Eks Psikotik yaitu Eks penderita penyakit gila, kadang

masih mengalami kelainan tingkah laku, sering mengganggu orang

lain.

5. Cacat mental Reterdasi yaitu idiot atau kemampuan mental dan

tingkah lakunya setingkat dengan anak usia 2 tahun, wajahnya

terlihat seperti wajah dungu,Embisil atau kemampuan mental dan

tingkah lakunya setingkat dengan anak usia 3-7 tahun, Debil yitu

kemempuan mental dan tingkah lakunya setingkat dengan anak

normal 8-12 tahun.

g. Wanita Rawan Sosial Ekonomi.

Definisi :

Seseorang wanita dewasa yang berusia 18 - 59 tahun, belum

menikah atau janda yang tidak mempunyai penghasilan cukup untuk dapat

memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.30

Kriteria :

1. Wanita usia 18-59 tahun

2. Berpenghasilan kurang dan tidak mencukupi untuk kebutuhan fisik

minimum.

3. Tingkat pendidikan rendah.

4. Istri yang ditinggal suami tanpa batas waktu dan tidak dapat mencari

nafkah.

30

Ibid, h.7

Page 49: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

38

5. Sakit, sehingga tidak mampu untuk bekerja.

h. Wanita yang menjadi Korban Tindak Kekerasan

Definisi :

Wanita yang berusia 18 - 59 tahun yang terancam Secara fisik atau

non fisik (psikologis) karena tindak kekerasan, diperlakukan salah atau tidak

semestinya dalam lingkungan keluarga atau lingkungan sosial

terdekatnya.31

Kriteria :

1. Wanita usia 18-59 tahun atau kurang dari 18 tahun tetapi sudah

menikah.

2. Tidak diberi nafkah atau tidak boleh mencari nafkah.

3. Diperlakukan secara keras kasar dan kejam dalam keluarga.

4. Diamcam secara fisik dan psikologis dalam keluarga atau ditempat

umum.

5. Mengalami pelecahan seksual.

i. Lanjut Usia terlantar

Definisi:

Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, karena faktor-faktor

tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani,

rohani, maupun sosialnya.

Kriteria :

1. Usia 60 tahun ke atas laki-laki atau perempuan.

31 Ibid, h 8.

Page 50: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

39

2. Tidak sekolah atau tidak tamat.

3. Makan 2 kali perhari.

4. Makan makanan berprotein tinggi 4 kali perminggu.

5. Pakaian yang dimiliki kurang dari 4 stell

6. Tempat tidur tidak lengkap.

7. Jika sakit tidak mampu berobat kefasilitas kesehatan.

8. Ada atau tidak ada keluarga sanak saudara atau orang lain yang mau

dan mampu mengurusnya.32

j. Penyandang Cacat

Definisi :

Seseorang yang mengalami kelainan fisik Atau mental

sebagai akibat dari bawaan sejak lahir maupun lingkungan ( kecelakaan )

sehingga menjadi hambatan untuk melakukan kegiatan sehari-hari secara

layak. Penyandang cacat terdiri dari penyandang Cacat fisik, penyandang

cacat mental, penyandang cacat fisik dan mental (UU N0.4 tahun 1997)

terdekatnya, dan terancam baik secara fisik maupun non fisik.33

Kriteria :

1. Penyandang cacat fisik

2. Penyandang cacat mata

3. Penyandang cacat tuna rungu wicara

4. Penyandang cacat mental

5. Penyandang cacat mental reterdasi

6. Penyandang cacat fisik dan mental

32 Ibid, h.9. 33 Ibid, h10

Page 51: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

40

7. Penyandang cacat bekas pendeita penyakit kronis.

k. Tuna Susila

Definisi :

Tuna Susila adalah seorang yang melakukan hubungan seksual

dengan sesama atau lawan jenis secfara berulang-ulang dan bergantian

diluar perkawinan yang sah, dengan tujuan mendapatkan imbalan uang,

materi atau jasa.

Kriteria :

1. Seorang laki-laki atau perempuan usia 19 tahun keatas atau lebih.

2. Menjajakan diri ditempat umum, dilokasi atau tempat pelacuran, dan

tempat terselubung, warung remang-remang, hotel, mall, dan diskotik.

l. Pengemis

Definisi:

Orang-orang yang mendapatkan penghasilan Dengan meminta -

minta ditempat umum dengan berbagai caradan alasan untuk mendapatkan

belas kasihan orang lain.34

Kriteria :

1. Anak sampai usia dewasa

2. Meminta-minta dirumah-rumah penduduk, pertokoan, persimpangan

jalan, pasar, tempat ibadah, dan tempat umum lainnya.

3. Bertingkah laku untuk mendapatkan belas kasihan berpura-pura sakit,

merintih, dan kadang-kadang mendo‟akan dengan bacaan ayat-ayat

suci, sumbangan untuk organisasi tertentu.

34 Ibid, h.11.

Page 52: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

41

4. Biasanya mempunyai tempat tinggal tertentu atau tetap,membaur

dengan penduduk pada umumnya.

m. Gelandangan

Definisi :

Orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma-

norma untuk kehidupan yang layak bagi masyarakat setempat,

serta tidak mempunyai pencaharian dan tempat tinggal yang tetap serta

mengembarta ditempat umum.

Kriteria :

1. Anak sampai usia dewasa, tinggal di sembarangan tempat dan hidup

mengembara atau mengelandang ditempat-tempat umum, bisanya

dikota-kota besar.

2. Tidak mempunyai tanda pengenal atau identitas diri, berprilaku

kehidupan bebas atau liar, terlepas dari norma kehidupan masyarakat

pada umumnya.

3. Tidak mempunyai pekerjaan tetep, meminta-minta atau mengambil sisa

makanan atau barang bekas dan lain-lain.

n. Bekas Narapidana

Definisi :

Seseorang yang telah selesai atau dalam 3 bulan segera mengakhiri

masa hukuman,atau masa pidanya sesuai dengan keputusan pengadilan dan

mengalami hambatan untuk menyesuaikan diri kembali dalam kehidupan

masyarakat, sehingga mendapat kesulitan untuk mendapatkan pelkerjaan

Page 53: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

42

atau melakssanakan kehidupannya secara normal. akan tetapi tidak diterima

dengan baik atau diabaikan/dijauhi oleh keluarga dan masyarakatnya.35

Kriteria :

1. Usia 18 sampai usia dewasa.

2. Telah selesai atau segera keluar dari penjara karena masalah pidana.

3. Kurang diterima, dijauhi atau diabaikan oleh keluarga dan masyarakat.

4. Sulit mendapatkan pekerjaan yang tetap.

o. Korban Penyalahgunaan NAPZA

Definisi :

Seseorang yang sudah pernah menggunakan narkotika,

psikoterapika atau zat adiktif lainnya, termasuk minuman keras, diluar

tujuan pengobatan atau tanpa sepengetahuan dokter yang berwenang.

Kriteria :

1. Usia 10 tahun sampai usia dewasa.

2. Pernh penyalahgunakan narkotika, psikotropika, dan zat-zat adiktif

lainya termaksud minuman keras, yang dilakukan sekali, lebih sekali

atau dalam taraf coba-coba.

3. diluar pengobatan atau tanpa sepengetahuan dokter yang berwanang.

p. Keluarga Fakir Miskin

Definisi :

Seseorang atau kepala keluarga yang sama sekali tidak mempunyai

sumber mata pencaharian dan atau tidak mempunyai kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan pokok atau orang yang mempunyai sumber mata

35 Ibid, h 12.

Page 54: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

43

pencaharian akan tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok keluarga

yang layak bagi kemanusiaan.36

Kriteria :

1. Penghasilan rendah atau berada di bawah garis kemiskinan seperti

tercermin dari tingkat pengeluaran perbulan, yaitu pengeluaran biaya

hidup tidak melebihi Rp.62.000,- untuk perkotaan, dan Rp.50.000,-

untuk pedesaan setiap orang per bulan (tahun 2000).

2. Tingkat pendidikan pada umumnya rendah : tidak tamat SLTP, tidak

ada keterampilan tambahan.

3. Derajat kesehatan dan gizi rendah.

4. Tidak memiliki tempat tinggal yang layak huni, termaksud tidak

nmemiliki MCK.

5. Pemilikan harta sangat terbatas jumlah atau nilainya.

6. Hubungan sosial terbatas, belum banyak terlibat dalam kegiatan

kemasyarakatan.

7. Akses informasi terbaatas (baca koran, radio)

q. Keluarga Berumah Tak Layak Huni

Definisi:

Keluarga yang kondisi perumahan dan lingkungannya tidak

memenuhi persyaratan yang layak untuk tempat tinggal baik secara fisik,

kesehatan maupun sosial.37

Kriteria :

1. Sumber air tidak sehat, akses memperoleh air bersih terbatas.

2. Tidak mempunyai akses MCK.

36 Ibid, h13. 37

Ibid, h14.

Page 55: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

44

3. Bahan bangunan tidak permanen atau atap atau dinding dari bambu

rumbia.

4. Tidak memiliki pencahayaan matahari dan ventilasi udara.

5. Tidak memiliki pembagian ruangan.

6. Lantai dari tanah dan rumah lembab atau pengap.

7. Letak rumah tidak teratur dan berdempetan.

8. Kondisi rusak.

r. Keluarga yang Bermasalah Sosial Psikologis

Definisi:

Keluarga yang hubungan antar anggota keluarganya terutama

hubungan antara suami istri kurang serasi, Sehingga tugas dan fungsi

keluarga tidak dapat berjalan dengan wajar.38

s. Keluarga Rentan

Definisi :

Keluarga muda yang baru menikah ( sampai dengan lima tahun

usia pernikahan ) yang mengalami masalah sosial dan ekonomi (penghasilan

sekitar 10 % diatas garis kemiskinan) sehingga kurang mampu memenuhi

kebutuhan dasar keluarga.

t. Masyarakat Adat Terpencil

Definisi :

Kelompok orang/masyarakat yang hidup dalam kesatuan-kesatuan

sosial kecil yang bersifat local dan terpencil dan masih sangat terikat pada

sumberdaya alam dan habitatnya yang secara social budaya terasing dan

terbelakang dibandingkan dengan masyarakat Indonesia pada umumnya

38 Ibid, h14.

Page 56: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

45

sehingga memerlukan pemberdayaan dalam menghadapi perubahan

lingkungan dalam arti luas.

u. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana

Definisi:

Kelompok masyarakat yang lokasi pemukiman mereka berada

didaerah yang relative sering terjadi bencana atau kemungkinan besar dapat

terjadi bencana alam dan musibah lainya yang membahayakan jiwa serta

kehidupan dan penghidupan meraka.39

Kriteria :

1. Wilayah bahaya gunung berapi.

2. Daerah aliran sungai yang sering banjir atau mungkin banjir.

3. Daerah yang kemingkinan besar bisa terjadi bencana longsor.

4. Daerah padat penduduk yang kumuh diperkotaan yang sangat rawan

bencana kebakaran.

5. Daerah yang rawan gelambang pasang atau tsunami.

6. Daerah rawan bencana gempa bumi.

v. Korban Bencana Alam

Definisi :

Perorangan, keluarga atau kelompok masyarakat yang menderita

baik secara fisik, mental, sosial maupun ekonomi akibat terjadinya bencana

alam yang menyebabkan mereka mengalami hambatan dalam melaksanakan

tugas-tugas kehidupannya.

39 Ibid, h14.

Page 57: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

46

y. Korban Bencana Sosial.

Definisi :

Perorangan, keluarga atau kelompok masyarakat yang menderita baik

secara fisik, mental maupun sosial ekonomi akibat terjadinya bencana sosial

atau kerusuhan yang menyebabkan mereka mengalami hambatan dalam

melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.40

z. Penyandang HIV/AIDS

Definisi :

Adalah seseorang yang dengan rekomendasi profesional (dokter)

atau Petugas laboratorium terbukti tertular virus HIV sehingga mengalami

sindrom penurunan daya tahan tubuh (AIDS) dan hidup terlantar.41

40 Ibid, h15. 41 Ibid, h16.

Page 58: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

47

BAB III

GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL BINA INSAN BANGUN DAYA 1

JAKARTA BARAT

1. Sejarah Berdirinya

latar belakang berdirinya Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 ini

adalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang tersebar di

wilayah Provinsi DKI Jakarta, senantiasa ditertibkan untuk mendapatkan

perlindungan dan kemandirian.

Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi PMKS hasil penertiban dan

Penjangkauan Sosial, merupakan usaha kesejahteraan sosial yang dilakukan

secara integrasi seiring dengan usaha pembangunan kesejahteraan sosial

Provinsi DKI Jakarta dan perwujudannya dilakukan melalui sistem panti di

Jakarta masih banyak PMKS dijalanan diakibatkan kemiskinan, urbanisasi,

terbatasnya lapangan kerja, pendidikan rendah dengan keterampilan terbatas,

sehinggga perlu penertiban sosial dan panti penampungan, sebelum dirujuk ke

panti pelayanan dan rehabilitasi sosial

Sejarah singkat dari Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya (PSBI BD

1) , Yang berdiri sejak tahun 1993, yang semula bernama Panti Karya Sosial

Kedoya, dahulu masyarakat menyebut dengan Panti Penjara Wanita,

diarahkan untuk menerima dan memberikan layanan sosial diwilayah Provinsi

Page 59: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

48

DKI Jakarta.dalam rangka memfungsionalkan dan mengembangkan minat

harkat, martabat serta kualitas hidup WBS.

Keputusan Gubernur Nomor 163 Tahun 2010, menjadi Panti Sosial

Bina Insan Bangun Daya 1, berfungsi Sebagai Penampungan Sementara bagi

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) antara lain : Pengemis,

Gelandangan, Wanita Tuna Susila, Waria, Pedagang, Asongan, Parkir Liar,

Pengamen dll.

UPT Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta dalam Penampungan

Sementara dan Bimbingan Sosial Awal PMKS hasil penertiban dan

penjangkauan Sosial bertugas Menyelenggarakan Kegiatan Pelayanan

Kesejahteraan Sosial PMKS hasil penertiban dan penjangkauan sosial yang

meliputi: Identifikasi, Seleksi, Motivasi, Assesment, Penampungan

Bimbingan sosial, Mental Fisik, Penyaluran dan Bina Lanjut.

2. Letak Geografis

uas tanah sejumlah 10.764 M

a) Asrama Barak 6 unit.

b) Ruang kantor 1 unit.

c) Aula 1 unit.

d) Mushola 1 unit

e) Rumah Dinas 1 unit.

f) Ruang Identifikasi 1 unit.

g) Ruang pemeriksaan kesehatan 1 unit.

h) Ruang kunjungan keluarga 1 unit.

Page 60: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

49

i) Work shop 1 unit.

3. Visi, Misi dan Tujuan

A. VISI

Terentasnya PMKS Jalanan dalam kehidupan yang layak,

dan normatif

B. M I S I

1. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan

WBS

2. Melaksanakan kualitas pelayanan WBS

3. Melaksanakan sosialisasi terhadap pelayanan sosial

4. Memberikan motivasi dan rasa percaya diri

5. Melaksanakan penyaluran ke panti-panti

rehabilitasi/ lembaga sosial, keluarga dan kedaerah

asal.

C. TUJUAN

1. Tumbuhnya kesadaran mematuhi peraturan-

peraturan tentang ketertiban umum dan tertib sosial.

2. Tumbuhnya motivasi dan kemauan untuk mengikuti

pembinaan dan rehabilitasi sosial dipanti.

3. Terkandalinya PMKS jalanan dan terlantar.

Page 61: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

50

4. Struktur Organisasi

5. Program Panti

a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) panti.

b. Pelaksanaan Dokumen Anggaran (DPA) panti.

c. Penyusunan Rencana Strategis Panti.

d. Penyusunan standar dan prosedur pelayanan kesejahteraan sosial

PMKS hasil penertiban penjangkauan sosial.

e. Penyusunan rencana penyediaan, pemeliharaan dan perawatan

prasarana dan sarana teknis panti, pendekatan awal meliputi :

Observasi, Identifikasi, Motivasi dan Seleksi.

KEPALA PANTI Drs.H Akmal T ,M.Si

KA. SUB BAG TU Abdul Khair .S.Ag,M.Si

KASIE PERAWATAN A.Saefullah.Z.BA

KASIE BIMB & PENY Drs.Muchlis M.Si

SUB KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Page 62: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

51

f. Pelaksanaan penerimaan meliputi : Registrasi, persyaratan

administrasi, penempatan dalam panti.

g. Pelaksanaan perawatan dan pemeliharaan fisik dan kesehatan.

h. Pelaksanaan assesment meliputi : penelahaan, pengungkapan dan

pemahaman masalah dan potensi.

i. Pelaksanaan pembinaan fisik,bimbingan mental dan sosial.

j. Pelaksanaan penyaluran kembali kekeluarga,persiapan pemulangan

kedaerah asal dan rujukan ke lembaga pelayanan lain.

k. Pelaksanaan pembinaan lanjut meliputi monitoring, konsultasi,

asistensi, pemantapan dan Terminasi.

l. Pelaksanaan penyediaan,pemeliharaan & perawatan parsarana dan

sarana teknis panti.

m. Pelaksanaan dan pengembangan koordinasi kerjasama dan

kemitraan dengan lembaga pelayanan sosial sejenis dalam bentuk

panti maupun panti yang dikelola masyarakat.

n. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kelaikan penggunaan

prasarana dan sarana teknis.

o. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan.

p. Pelaksanaan pengelolaan kepegawaian,keuangan dan barang.

Pengelolaan teknologi informasi.

q. Penyiapan bahan laporan dinas yang berkaitan dengan tugas dan

fungsi panti.

Page 63: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

52

r. Pelaporan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan

fungsi.

6. Program Layanan Dari Panti Sosial

a. Memberikan penyelamatan dan perlindungan sosial.

b. Pemenuhan kebutuhan dasar bagi WBS.

c. Pelayanan dan rehabilitasi sosial.

d. Menciptakan kemandirian sosial.

e. Mengembalikan peranan & fungsi sosial dimasyarakat.

f. Menciptakan kondisi yang aman, nyaman & tentram.

g. Memberdayakan WBS agar dapat memenuhi kebutuhannya.

h. Pelayanan yang memperhatikan pendekatan dengan kekeluargaan dan

manusiawi.

i. Informatif, koordinatif dan transparant.

7. Adapun Tugas-tugas dari petugas Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1

Jakarta Barat

A. Kepala Panti

1. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi

panti sebagaimana dimaksud dalam pasal 4.

2. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian, Seksi dan Sub

kelompok Jabatan Fungsional.

3. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD)

Page 64: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

53

Daerah dan/atau dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi

panti.

4. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas

dan fungsi panti.

B. Tugas Tata Usaha

1. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran Panti (RKA) panti sesuai

dengan lingkup tugasnya.

2. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) panti

sesuai dengan lingkup tugasnya.

3. Mengkoordinasikan Penyusunan Rencana Kerja dan

Anggaran(RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)

panti.

4. Melaksanakan monitoring,pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan

Dokumen Anggaran (DPA) serta rencana strategis panti.

5. Menyusun rencana kebutuhan penyediaan,pemeliharaan dan

perawatan prasarana dan sarana teknis panti.

6. Melaksaanakan kegiatan surat menyurat dan kearsipan.

7. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang

serta ruang rapat.

Page 65: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

54

8. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan inventaris kantor dan

rumah tangga panti. Melaksanakan pengelolaan teknologi

informasi panti.

9. Menjaga keamanan, ketertiban, keindahan dan kebersihan kantor

panti.

10. Menghimpun, menganalisa dan mengajukan kebutuhan

inventaris peralatan/perlengkapan kantor dan rumah tangga serta

prasarana dan sarana teknis panti.

11. perlengkapan/peralatan/inventaris kantor dan rumah tangga

prasarana dan sarana teknis panti.

12. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kelalaian penggunaan

prasarana dan sarana teknis panti.

13. Melaksanakan koordinasi penghapusan barang dengan Dinas

Sosial.

14. Mengokordinasikan penyusunan laporan kegiatan, keuangan,

kinerja dan kuntabilitas panti.

15. Menyiapakan bahan laporan panti yang berkaitan dengan tugas

Sub bagian Tata Usaha.

16. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas

Sub bagian Tata Usaha. Seminar yang bertema sosial dan agama.

Page 66: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

55

C. Seksi perawatan

1. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran Panti (RKA) panti sesuai

dengan lingkup tugasnya.

2. Melaksanakan dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) panti

sesuai dengan lingkup tugasnya.

3. Melaksanakan standar prosedur perawatan PMKS hasil

penertiban dan penjangkauan sosial.

4. Melaksanakan pendekatan awal meliputi: perlindungan sosial,

observasi, identifikasi, motivasi dan seleksi.

5. Melaksanakan penerimaan meliputi : registrasi, persyaratan

administrasi dan penempatan Dalam panti.

6. Melaksanakan perawatan,pemeliharaan fisik dan kesehatan.

7. Menyiapkan bahan laporan panti yang berkaitan dengan tugas Seksi

Perawatan.

8. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas Seksi

Perawatan.

D. Seksi Bimbingan dan Penyaluran

1. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran Panti (RKA) panti sesuai dengan

lingkup tugasnya.

Page 67: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

56

2. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) panti sesuai

dengan lingkup tugasnya.

3. Menyusun standar prosedur bimbingan dan penyaluran PMKS hasil

penertiban dan penjangkauan sosial.

4. Mengembangkan kegiatan pelayanan sosial oleh masyarakat

dilingkungan sekitar panti sosial.

5. Melaksanakan terapi sosial perorangan, kelompok dan masyarakat.

6. Melaksanakan assesment meliputi : penelahaan, pengungkapan dan

pemahaman masalah dan potensi.

7. Melaksanakan pembinaan fisik serta bimbingan mental dan sosial.

8. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan rujukan ke lembaga

pelayanan lain.

9. Melaksanakan pembinaan lanjut meliputi : monitoring, konsultasi,

asistensi, pemantapan dan terminasi.

10. Menyiapkan bahan laporan panti yang berkaitan dengan tugas

Seksi Bimbingan dan Penyaluran.

11. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas

Seksi Bimbingan dan Penyaluran.

E. Program layanan dan rehabilitasi sosial

1. Identifikasi dan Assesment.

2. Penyediaan Makanan dan Minuman.

3. Pemeliharaan Kesehatan.

4. Perawatan Kebersihan.

Page 68: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

57

5. Penyediaan Pakaian WBS.

6. Bimbingan Sosial.

7. Bimbingan Latihan Keterampilan.

8. Bimbingan Psykologis.

9. Penyaluran Bina Lanjut dan Terminasi.

10. Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik.

11. Penyediaan Alat Tulis Kantor.

12. Penyediaan Barang Cetakan.

13. Penyediaan Alat Kebersihan.

14. Penyediaan Komponen Listrik.

15. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga.

16. Penyediaan Bahan Bacaan dan Perundangan.

17. Pemeliharaan Panti.

18. Biaya Tenaga Pelayanan Sosial.

19. Pakaian Tenaga Kerja Kontrak.

20. Kesehatan Lingkungan Panti.

21. Belanja Jasa Pengamanan Kantor.

22. Pemeliharaan Inventaris Kantor.

23. Penyediaan Jasa Kebersihan.

24. Penyediaan Alat Olah Raga dan Kesenian.

25. Penyediaan Jasa Internet.

Page 69: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

58

Page 70: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

59

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA

A. Bagaimana Metode Yang Digunakan Dalam Pembinaan Agama Bagi

Penyandang Masalah Sosial.

Metode yang digunakan dalam pembinaan agama, dipanti sosial bina

insan bangun daya 1 kedoya Jakarta Barat, hasil penelitian yang penulis

lakukan, terdapat beberapa proses metode pembinaan agama, yang diberikan

terhadap PMKS (warga binaan sosial ), seperti dengan memberi pembinaan

agama secara langsung, maupun tidak langsung, yaitu melalui media –media

pembinaan atau bimbingan, yaitu dengan cara memberikan tontonan film yang

bersifat religius, lalu memberikan tausiyah, serta pembinaan yang bersifat

dakwah, yang mampu memberi contoh atau membina PMKS (warga binaan

sosial) menjadi sadar, dan ingin menciptakan hidup yang lebih baik lagi.

Metode yang diterapkan oleh H. Abdul Khair S.Pd M.Si, di panti

sosial bina insan bangun daya 1 kedoya Jakarta barat. yaitu metode

Pembinaan agama yang telah dijalankan oleh para pembina agama, serta

petugas Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1. Pembinaan sangat

berpengaruh bagi warga binaan sosial, karena melalui pembinaan agama, yang

diikuti serta dijalankan dipanti, mempunyai visi misi dan tujan yang jelas,

sehingga dapat memberikan rasa percaya diri, dalam menjalankan hidup dan

mensyukuri nikmat, yang telah Allah berikan, serta keinginan untuk hidup

normatif, mengembalikan fungsi prilaku dan sosial, yang berlandaskan nilai-

Page 71: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

60

nilai dan norma-norma agama, serta dapat memberikan motivasi kepada

PMKS (warga binaan sosial). Berikut ini adalah hasil wawancara penulis

dengan narasumber.

“ Bentuk metode pembinaan agama dipanti PSBI BD 1 kedoya

melakukan metode yaitu dengan bentuk bimbingan dalam suatu

ruangan dengan menjelaskan beberapa permasalahan kepada

PMKS secara komunikal erat kaitanya dengan permasalahan yang

dihadapi, melalui dialog interaktif dan Tanya jawab baik yang

berhubungan dengan tema permasalahan yang dijelaskan, maupun

dengan masalah yang bersifat pribadi. metode dialog person to

person terhadap setiap warga binaan sosial, yaitu dengan menggali

permasalahan yang dihadapi PMKS dengan menggunakan

pendekatan kekeluargaan dengan satu kalimat “ kita semua adalah

saudara, makhluk ciptaan allah, yang dilahirkan dengan keadaan

sempurna” dengan menggunakan pendekatan agama agar

terbentuknya didalam jiwa PMKS “hidup ini dijalani dengan usaha

dan ikhtiar hanya diri kita yang bisa mengubah nasib kita

sendiri,asal mau berusaha.” juga dilakukan dengan menonton

bebrapa film-film yang bersifat edukatif dan mendidik terutama

yang bernuansa agama.24

Metode bimbingan serta pembinaan agama diharapkan sangat

berpengaruh terhadap pola prilaku dan karakter bagi PMKS (warga binaan

sosial), karena PMKS (warga binaan sosial) harus tahu hak dan kewajiban,

serta tugas yang diberikan dalam hidup ini oleh Allah, bahwa hidup adalah

amanah, yang kelak akan diminta pertanggung jawabannya, dikemudian hari

dan hidup hari ini harus lebih baik dari kemarin, sehingga tidak menjadi

manusia-manusia yang merugi , berkerja dan ikhtiar serta rasa bersyukur,

yang harus tertanam dihati sanubari para PMKS atau warga binaan sosial.

Berdasarkan metode bimbingan dan pembinaan agama, bagi PMKS

(warga binaan sosial), yang dijelaskan di atas hal ini menunjukan bahwa

PMKS (warga binaan sosial), dapat menerima pembinaan serta metode

24

Wawancara pribadi dengan Abdul Khair S.Ag M.Si ( Bimbingan dan penyaluran ) Jakarta 12

Desember 2011 Di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya Jakarta barat.

Page 72: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

61

pembinaan agama, yang telah ada dan terlaksana serta, dengan memberikan

respon yang baik, sehingga PMKS (warga binaan sosial), dapat lebih mudah

diarahkan kepada sesuatu yang bersifat positif. dan mendapatkan hikmah dari

kehidupan ini baik dari segi agama, contonya para PMKS (warga binaan

soaial ) dapat diajak sholat berjamaah lima waktu, mengaji, shalat pada malam

hari,puasa dibulan ramadhan, serta bertaubat kepada allah, dengan cara

memperbanyak istigfar dan do’a, terhadap Allah SWT atas segala kesalahan

serta khilaf yang telah dikerjakannya. sehingga para PMKS mendapatkan

motivasi untuk hidup beragama dan terarah.

Peneliti dalam penelitian ini mengasumsikan bahwa, mendapatkan

bimbingan atau pembinaan agama, di panti bagi PMKS (warga binaan sosial)

sangat penting dan sangat bermanfaat, karena pembinaan yang didapat PMKS

(warga binaan soaial), dapat memperaktekan di rumah, maupun di lingkungan

masyarakat. serta PMKS atau warga binaan sosial, mendapatkan beberapa

pilihan sesuai dengan kebutuhan atau peraturan, yang telah ditetapkan di Panti

Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 yaitu, mendapatkan penyaluran tenaga

kerja, dipulangkan kekampung halaman, atau mendapatkan pembinaan lebih

lanjut di lembaga-lembaga, yang telah menjadi rujukan Panti Sosial Bina

Insan Bangun Daya 1.25

Menurut teori metode adalah cara teratur yang digunakan untuk

melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan apa yang

25

Hasil pengamatan peneliti saat mengunjungi Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya

Jakarta Barat pada tanggal 27 November 2011.

Page 73: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

62

dikehendaki, dan juga merupakan cara kerja yang bersistem untuk

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang

direncanakan.26

pengertian secara harfiah, metode adalah “Jalan yang harus dilalui”

untuk mencapai suatu tujuan.Karena kata “metode” berasal dari kata “meta”

yang berarti melalui dan “hodos” yang berarti jalan. Namun pengertian hakiki

dari metode adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai

tujuan yang diinginkan, baik sarana tersebut bersifat fisik maupun non fisik.27

berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat penulis simpulkan

bahwa, metode adalah suatu cara dan sarana yang bersistem, untuk

memudahkan suatu pekerjaan apapun, agar tercapai suatu tujuan yang

diinginkan. metode yang digunakan dalam pembinaan, bagi penyandang

masalah kesejahteraan sosial, di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1

Jakarta Barat, mempunyai beberapa metode yaitu metode yang bersifat islami

dan metode yang bersifat umum.

adapun yang menjadi suatu tujuan panti, yaitu agar timbulnya

kesadaran mematuhi peraturan-peraturan, tentang ketertiban umum dan tertib

sosial, timbulnya motivasi dan kemauan untuk mengikuti pembinaan, dan

rehabilitasi sosial di panti, serta terkendalinya penyandang masalah

kesejahteraan sosial jalanan dan terlantar.

26

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,1998) Cet.Ke-1, Edisi Ke Tiga, h.740. 27

H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan penyuluhan agama, (Jakarta:Golden

Terayon Press, 1982), Cet. Ke-1.h. 43.

Page 74: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

63

Jadwal bimbingan atau pembinaan agama yang dilakukan di panti adalah

Jadwal Bimbingan dan Pembinaan Agama Bulan Mei 2012

NO Hari/tanggal/wkt Pembimbing atau

pembina

Materi Pembinaan atau bimbingan KET

1 Rabu/9mei/2012

Pukul 10.00-13.00

Drs. Muchlis

M.Si

Nikmatnya Menjadi Kekasih Allah,

Sholat dzuhur berjamaah dan Film

Islami/sosial

2 Rabu/16mei/2012

Pukul 10.00-13.00

Abdul Khair S.Ag

M.Si

Do’a Dan Istigfar, Sholat Dhuhur

berjamaah Dan Film Islami/Sosial

3 Rabu/23mei/2012

Pukul 10.00-13.00

Drs. Muchlis

M.Si

Menuju Kehidupan Islami, Sholat

dzuhur berjamaah Dan Film

Islami/Sosial

4 Rabu/30mei/2012

Pukul 10.00-13.00

Abdul Khair S.Ag

M.Si

Sabar Syukur dan Ikhlas, Sholat

dzuhur berjamaah Dan Film

Islami/Sosial

Page 75: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

64

B. Bagaimana peran pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang

masalah soaial.

Peran pembimbing serta pembina, dalam proses pembinaan agama

bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial, sangat penting karena suatu

proses pembinaan, harus memiliki faktor pendukung, agar metode pembinaan

yang digunakan, serta visi dan misi dari panti sosial bina insan bangun daya 1

dapat berjalan dengan lancar dan tepat sasaran. Peran Pembina agama di panti

sangat bermanfaat bagi proses pembinaanyang bersifat agama maupun

pembinaan yang bersifat umum. Menurut Drs. Mukhlis M.Si sebagai salah

satu Pembina agama yang bertugas di panti sosial bina insan bangun daya 1

kedoya Jakarta barat, berikut hasil wawancara dengan beliau.

“ Dalam struktur kepegawaian tentunya dapat dilihat tugas dan

tanggung jawab yang diberikan kepada setiap pegawai, yang harus

dilaksanakan sebaik-baiknya. peran dari setiap pegawai saling

berkesinambungan maka dari itu, kerjasama sesama pegawai

sangat diperlukan, agar visi serta misi dari panti sosial bina insan

bangun daya 1 dapat terlaksana dengan baik. peran bagi Pembina

atau pembimbing agama dipanti sangat penting karena selain

memberikan suatu metode pembinaan, Pembina dan pembimbing

juga mampu berkomunikasi, serta mampu merubah pola fikir dari

PMKS. karena pada umumnya setiap PMKS memiliki kehidupan

yang sangat bebas dan tak terarah. sehingga proses pembinaan

serta bimbingan harus dilakukan semaksimal mungkin.28

Peneliti dalam penelitian ini mengasumsikan bahwa Peran Pembina

dan pembimbing agama sangat penting dalam merubah sikap dan prilaku

PMKS, dengan pendekatan komunikasi secara langsung maupun secara

kelompok ataupun dengan menggunakan metode yang efektif dan efisien

28

Wawancara pribadi dengan Drs. Muchlis M.Si ( Bimbingan dan penyaluran ) Jakarta 14

Desember 2011 Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya Jakarta barat.

Page 76: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

65

lainya, mampu membenahi PMKS sehingga tugas dan tanggung jawab

seorang Pembina dan pembimbing terlaksana dengan baik.29

Peranan kata dasarnya adalah “peran” yang berarti perangkat tingkah

yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat.30

Dalam kamus modern, peran diartikan sesuatu yang menjadi kegiatan atau

memegang pemimpin yang utama.31

Sedangkan dalam kamus ilmiah populer,

peran mempunyai arti orang dianggap sangat berpengaruh dalam kelompok

masyarakat dan menyumbangkan pemikiran maupun tenaga demi suatu

tujuan.32

Teori peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan

berbagai teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Dalam teorinya Biddle &

Thomas membagi peristilahan dalam teori peran dalam empat golongan, yaitu

istilah-istilah yang menyangkut:

a. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial

b. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut

c. Kedudukan orang-orang dalam perilaku

d. Kaitan antara orang dan perilaku33

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan peran adalah sesuatu yang menjadi kegiatan atau memegang

pemimpin yang utama yang mengambil bagian dalam interaksi sosial.

29

Hasil pengamatan peneliti saat mengunjungi Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya

Jakarta Barat pada tanggal 27 November 2011. 30

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-2, h. 854.

31

Wjs. Poerwadarminta, Kamus Modern, (Jakarta: Jembatan, 1976), Cet. Ke-2, h. 473.

32

Media Center, Kamus Ilmiah Populer, (Jakarta: Mitra Press, 2002), Cet. Ke-1, h. 251.

33

Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2006), cet ke VII, h. 215.

Page 77: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

66

C. Apa kendala-kendala dalam pembinaan dan cara penyelesaiannya.

Dalam menjalankan pembinaan dipanti sosial bina insan bangun daya

1 ada beberapa faktor yaitu faktor intren dan ekstren adapun faktor-faktor

tersebut adalah.

1. Tingkat pendidikan rendah, sehingga menyulitkan pembinaan yang

disampaikan sulit untuk dipahami dan dimengerti apa yang

disampaikan.

2. Stress atau sakit yang disebabkan karena tidak dapat menerima

kenyataan bahwa berada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1

Jakarta Barat untuk mendapatkan pembinaan.

3. Adanya perlindungan khusus dari POLISI, TNI, Komunitas dan

Organisasi kemasyarakatan sehingga membuat PMKS (warga

binaan sosial) mempu berbuat sewenang-wenang saat berada

dipanti.

4. Kaburnya PMKS atau warga binaan disebabkan minimnya petugas

keamanan yang berada dipanti.

5. sulitnya mengidentifikasi masalah pada PMKS atau warga binaan

yang memberikan keterangan kurang jelas atau memerikan

keterangan palsu sehingga membuat para PMKS atau warga binaan

sosial mengaku korban salah tangkap.

Page 78: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

67

6. kurangnya perlengkapan mandi, obat-obatan dan pakaian layak

pakai, dan perlengkapan ibadah bagi PMKS (warga binaan sosial).

Dari beberapa faktor-faktor diatas adalah kendala-kendala yang

sangat sering terjadi dipanti-panti sosial, khususnya di Panti Sosial Bina Insan

Bangun Daya 1 adapun cara penanggulangan dari kendala-kendala tersebut

adalah.

1.Meningkatkan sarana dan prasarana panti agar PMKS atau warga

binaan sosial dapat dilayani dengan baik dan dipenuhi hak-hak

kebutuhan dasarnya sehingga PMKS atau warga binaan sosial

merasa nyaman berada di Panti Sosial Bina Isan Bangun Daya 1

Kedoya Jakarta Barat.

2.Di panti sosial bina insan bangun daya 1 memiliki petugas-petugas

kesehatan yang sangat sensitif serta cekatan dalam merawat

kesehatan semua warga binaan sosial, sehingga warga binaan yang

sedang menjalankan pembinaan mampu dan merasa nyaman serta

dapat menerima kenyataan hidup yang dihadapinya.

3.Panti sosial bina insan bangun daya 1 memiliki peraturan serta

tanggung jawab yang harus dijalankan oleh kepala panti serta

semua Pembina serta petugas-petugas yang berada dipanti. Demi

tegaknya peraturan daerah khusus Jakarta. penyuap serta penerima

suap akan diberikan sanksi tegas.

Page 79: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

68

4.Panti sosial Bina Insan Bangun Daya 1 memperkerjakan mantan

warga binaan untuk menjadi keamanan dipanti, namun masih dalam

pengawasan petugas panti dalam hal ini adalah petugas piket.

5.Para petugas panti tidak hanya mengidentifikasi namun mencari

bukti serta mengumpulkan semua data – data hingga memastikan

bahwa warga tersebut yang terjaring razia atau penertipan jalan

adalah korban salah tangkap atau sebagai salah satu kreteria PMKS.

6.Petugas atau pihak panti memiliki inisiatif untuk meminta bantuan

melalui dana APBN dan APBD, terhadap warga masyarakat sekitar

yang peduli dan yayasan-yayasan yang bersifat sosial.34

34

Wawancara pribadi dengan Abdul Khair S.Ag M.Si ( Bimbingan dan penyaluran ) Jakarta 12

Desember 2011 Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya Jakarta barat.

Page 80: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan hasil penelitian skripsi yang berjudul Metode

Pembinaan Agama Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Panti

Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya Jakarta Barat, akhirnya dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode yang dilakukan pembimbing agama dalam pembinaan agama bagi

penyandang masalah kesejahteraan sosial meliputi metode komunikasi

secara langsung yang memiliki tekhnik individual atau face to face

maupun tekhnik komunikasi kelompok, dan Metode tidak langsung yang

diakukan dengan menggunakan media-media seperti media cetak dan

media elktronik serta dilengkapi metode dawah al-hikmah dan al-

mau’idzatil hasanah.

Penerapan bimbingan agama dalam pembinaan bagi PMKS (warga

binaan sosial) yang dilakukan 1 bulan 4 kali di Panti Sosial Bina Insan

Bangun Daya 1 Kedoya Jakarta Barat sangat berpengaruh terhadap pola

priaku kehidupan PMKS (warga binaan sosial) penerapan bimbingan dan

pembinaan yang dilaksanakan serta respon yang baik dari PMKS (warga

binaan sosial membuat bimbingan dan pembinaan dilakukan oleh Pembina

serta petugas panti sangat mendukung dalam proses pembinaan agama

tersebut.

Page 81: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

70

2. Bimbingan dan pembinaan yang dilakukan oleh Panti Sosial Bina Insan

Bangun Daya 1 Kedoya Jakarta Barat tentunya memiliki kendala-kendala

seperti sakit atau stress, Perlindungan khusus dari polisi, TNI,

komunitas,dan organisasi masyarakat, minimnya keamanan, sulitnya

mengidentifikasi, kurangnya sarana dan prasarana di Panti Sosial Bina

Insan Bangun Daya 1 Kedoya Jakarta Barat yang dihadapi namun tentunya

pasti ada cara penyelesaian dari kendala-kendala tersebut sehingga

terlaksananya program panti dan proses bimbingan dan pembinaan agama

islam di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya Jakarta Barat.

B. Saran

1. Pembina dan pembimbing merupakan motorik dari proses pembinaan bagi

PMKS (warga binaan sosial) maka dari itu untuk lebih meningkatkan lagi

peran mereka dalam menanamkan norma-norma agama serta dalam

membina agama bagi PMKS (warga binaan sosial).

2. Pembina dan pembimbing lebih sabar dan jangan putus asa serta menyerah

dalam menghadapi PMKS (warga binaan sosial) di Panti Sosial Bina Insan

Bangun Daya 1 kedoya Jakarta barat.

3. Kepala Panti di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya Jakarta

Barat ikut berperan aktif dan penting dalam melaksanakan pembinaan bagi

PMKS (warga binaan sosial).

4. Menjadi Pembina dan pembimbing yang tegas serta profesional sehingga

disegani oleh para PMKS (warga binaan sosial) yang berada di panti sosial

ini.

Page 82: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu Bimbingan dan penyuluhan disekolah, (Semarang: Toha Putra,

1977)

Alamsyah, Ratu Perawira Negara, Bimbingan Masyarakat Beragama,

Jakarta, Departemen Agama RI, 1982

Amin, MH, Jaiz, Pokok-pokok Ajaran Islam, Korpri Unit PT. Asuransi Jasa

Indonesia Jakarta, 1980

Anwar, Rosehan dkk, Majelis Taklim dan Pembinaan Ummat, Jakarta, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Lektur Keagamaan Badan Litbang

Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI, 2002.

Arifin, M, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan penyuluhan agama,

(Jakarta:Golden Terayon Press, 1982)

Arifin, M, Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1985)

Badan Penasehat Perkawinan,perselisihan dan perceraian BP-4, membina

keluarga bahagia dan sejahtera,(Jakarta: BP-4, 1994)

Departemen Agama RI 2004, Al-Quran dan Terjemahnya, Qs, Ali Imran,

3:19 ,

Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Yayasan

Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Jakarta, 1971

Departemen Agama RI. Ensiklopedi Islam, Jakarta, Departemen Agama RI.

Depertemen Agama RI, Pedoman Identifikasi Kebutuhan Sasaran Penyuluh

Agama, Jakarta, Direktorat Penerangan Agama Islam, 2000

Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, Jakarta. P.T. Ichtiar Baru Van Hoeven,

2001

Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan sosial, Definisi dan Keiteria

Penyandang Masalah Sosial dan Potensi dan Sumber Kesejah teraan

Sosial, (Jakarta; Pemerintah Profinsi DKI Jakarta,2007)

Page 83: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

Disarasikan dari berbagai sumber yaitu Official sites of UNICEF , Kajian

Nomenklatur PMKS Pusdatin Departemen Sosial RI, Situs Resmi

Dinas Sosial Provinsi DIY Yogyakarta.

Fatwa Ijtima’ Komisi Fatwa MUI Se-DKI Jakarta, Profil Dinas Sosial,

(Jakarta; Dinas Sosial,2008)

Jalaluddin, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, Jakarta, Kalam Mulia, 1992

Kitab Ushul Fiqih Dalam As Sunnah Jakarta 2002

Kristi, E. Porwadi, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi,

(Jakarta, LP3 ES, 1995)

Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya, 2007)

Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai

Aspeknya,(Jakarta:Universitas Indonesia Press.1985)

Perda Provinsi DKI Jakarta No 8 Tahun 2007, Profil Dinas Sosial,

(Jakarta;Dinas Sosial)

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi, Metodologi Penelitian Survei,

(Jakarta; LP3ES,1983)

Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta,

LP3 ES, 1995)

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,1998)

Proyek penerangan Bimbingan Khutbah Dakwah Agama, Pembinaan Rohani

pada Dharma Wanita, Penerbit DEPAG, 1984

Purwadarminta, W.J.S, kamus umum bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1984)

Williams, Monier, 1899, A Sanskrit English Dictionary. Oxford University

Pressa

Page 84: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

1. Pembina

Dalam kesempatan ini, penulis akan memaparkan identitas pembina yang ada di Panti

Sosial Bina Insan Bangun Daya I Kedoya Jakarta Barat. Adapun pembina Panti Sosial Bina

Insan Bangun Daya I Kedoya Jakarta Barat yang telah penulis wawancarai diantaranya :

a. Abdul Khair S.Ag M.Si

Bapak Abdul Choir adalah salah satu pembina di Panti Sosial Bina Insan Bangun

Daya I Kedoya Jakarta Barat. Beliau saat ini tinggal di Jalan H. Sa’abah Rt.009/03 No.83

Meruya Selatan Kembangan Jakarta Barat. Beliau berpendidikan akhir S2 Magister

Administrasi Publik. Beliau beragama Islam.

Bapak Abdul Khair selaku pembina agama yang sangat tegas dan cekatan dalam

memberikan bimbingan bagi PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial), sehingga

beliau selalu melacak bagaimana keadaan PMKS-nya (Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial). Beliau sangat menanamkan nilai-nilai Agama dan beliau tidak hanya menerapkannya

di panti saja begitu pula di luar panti. Beliau juga sering mengontrol keadaan PMKS

(Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) panti baik di dalam maupun di luar panti.

Dengan bentuk metode pembinaan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1.

bimbingan dalam satu ruangan khusus dengan menjelaskan beberapa permasalahan

sosial dengan cara komunikal, dialog interaktif atau Tanya jawab baik sesuai dengan judul

ataupun berbeda dengan tema atau judul yang ditetapkan. Disamping itu dengan adanya

dialog personal terhadap warga binaan sosial yaitu dapat menggali permasalahan yang

dihadapi oleh warga binaan. Dengan satu kata “ kita semua adalah saudara dan makhluk

ciptaan allah yang dilahirkan dalam keadaan sempurna. Dengan menggunakan pendekatan

agama yang bertujuan agar membentuk didalam jiwa warga binaan “ hidup ini dijalani

Page 85: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

dengan berusaha dan berikhtiar dan hanya diri kita yang bisa merubah nasib kita sendiri

asalkan mau berusaha”.

Bimbingan atau pembinaan agama yang dilakukan 1 bulan 4 kali yang dilakukan

oleh Pembina di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 mempunyai kewajiban yang sangat

berpengaruh atas berjalannya program panti tersebut sesuai dengan kebutuhan warga binaan

atau Penyandang Masalah sosial.

Dengan umumnya kehidupan Penyandang Masalah Sosial yang jauh dari dari

norma-norma agama, kehidupan serta rentan dengan kriminalitas, narkoba, pemerkosaan dan

hal-hal lainnya. mereka diberikan kesibukan denagn bagaimana mendapatkan uang serta

terpenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Untuk itu tujuan dari pembinaan agama yang

dilaksanakan di Panti ini yaitu memberikan motivasi dan pengarahan terhadap setiap PMKS

agar tau tugas, hak dan kewajiban sebagai khalifah di muka bumi ini., serta menyadari bahwa

hidup dijalan dapat mengganggu ketertiban umum serta membahayakan dirinya sendiri. 1

b. Drs. Muchlis M.Si

Bapak Muchlis adalah salah satu pembina di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I

Kedoya Jakarta Barat. Beliau tinggal di Jalan Kembangan Raya Rt.005/03 No.2 Kedoya

Selatan Kebon Jeruk Jakarta Barat

Kedisiplinan sangat diterapkan oleh beliau sebagai bentuk kesadaran diri terhadap

diri sendiri dan lingkungannya. Bapak Muchlis selalu berkeliling antara di panti dan di luar

panti guna memantau PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) yang saat ini

sedang mereka bina. Beliau adalah pembina yang sangat rajin dan mampu mengajak PMKS

(Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) bersama menjalani kegiatan yang telah di

1 Wawancara pribadi dengan Abdul Khair S.Ag M.Si ( Bimbingan dan penyaluran ) Jakarta 12 Desember

2011

Page 86: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

tentukan oleh pihak panti. Beliau juga di berikan kebebasan untuk berimprovisasi dalam

memberikan bimbingan di panti sosial ini.

Bapak Muchlis selalu berusaha menyelesaikan permasalahan yang sedang di hadapi

oleh PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) dan sebisa mungkin setiap masalah

yang terjadi pada hari itu diselesaikan hari itu juga. Beliau selalu memberikan pandangan

yang baik bagi PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial).

Disamping itu beliau juga sering membantu PMKS (Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial) pada saat mereka mengalami masalah atau kesusahan, melalui

pembinaan agama rasa percaya diri untuk hidup normatif akan dapat memberikan motivasi

kepada warga binaan social atau PMKS.2

2. Terbimbing

Dalam kesempatan ini, penulis akan mencoba memaparkan identitas terbimbing yang ada

di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I Kedoya Jakarta Barat, yang merupakan para PMKS

(Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) yang berada di panti.

Adapun terbimbing yang ada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I Kedoya Jakarta

Barat yang telah penulis wawancarai diantaranya:

a. Wahyatun.

Wahyatun adalah seorang wanita yang berumur 20 tahun yang yang berasal dari tegal

jawa tengah, dia merantau kejakarta seorang diri karena ingin mencari kerja dijakarta namun,

dengan berjalannya waktu membuat wahyatun kehabisan bekal yang dia siapkan dari tegal

sehingga membuat dirinya terlantar. Dan dengan keadaan dia yang mengalami cacat fisik dan

pendidikan yang rendah hanya menambah kesengsaraannya di kota Jakarta

2 Wawancara pribadi dengan Abdul Khair S.Ag M.Si ( Bimbingan dan penyaluran ) Jakarta 12 Desember

2011

Page 87: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

Dengan mengikuti pembinaan dipanti terkadang membuat dirinya menjadi bosan

namun dengan diselingi totonan yang mendidik membuat dirinya sadar dan mengerti makna

dari sebuah kehidupan, memiliki keinginan menjadi warga masyarakat yang baik dengan

bekal keagamaan serta ketrampilan yang dimilikinya.3

b. Yanti.

Yanti adalah seorang wanita berumur 41 tahun yang berasal dari Jakarta beralamat di

Cakung Jakarta timur. Dengan rendahnya pendidikan serta minimnya ketarampilan yang dia

miliki menbuat dirinya menjadi pengemis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

dengan sikap kurang peduli dengan pembinaan dipanti pada awalnya namun seiring

berjalannya waktu membuat dirinya nyaman serta merasa dilindungi oleh petugas panti,

sehingga rutinitas yanti yang selalu mengikuti pembinan dapat membuat dirinya memiliki

keterampilan untuk berusaha dan bekerja dengan layak dan tidak kembali lagi kejalanan.4

c. Orpa kase.

Orpa kase adalah wanita berumur 19 tahun yang berasal dari Kupang NTT dengan

niat mencari pekerjaan yang layak di Jakarta namun setelah 8 bulan dia tidak dapat

pekerjaan dijakarta membuat dirinya terlantar sehingga menjadi seorang pengamen untuk

memenuhi kebutuhan dirinya di Jakarta.setelah mendapatkan pembinaan dip anti sosial ini

dia berharap dipekerjakan dipanti dan setelah itu dia menabung untuk kembali ke kupang

sehingga berkumpul bersama dengan keluarga yang tercinta.5

3 Wawancara pribadi dengan Wahyatun ( Warga binaan Sosial ) Jakarta 15 Desember 2011

4 Wawancara pribadi dengan Yanti ( Warga binaan Sosial ) Jakarta 15 Desember 2011

5 Wawancara pribadi dengan Orpa Kase ( Warga binaan Sosial ) Jakarta 15 Desember 2011

Page 88: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

d. Harsih.

Harsih adalah seorang wanita ibu rumah tangga yang berusia 48 tahun yang

bertempat tinggal di kota bambu Jakarta pusat. Untuk memenihi kebutuhan sehari-harinya

dia berkerja sebagai Joki 3in1 dikawasan slipi. Dengan memiliki kepercayaan penuh dengan

Pembina dipanti membuat dirinya bercerita berbagi pengalaman serta sharing sehingga

dapat memberikan pencerahan untuk melanjutkan hidup yang lebih baik lagi.dia memiliki

keinginan untuk mengembangkan keterampilan serta pengetahuannya di masyarakat luas. 6

e. Suparmi dan aggi

Suparmi adalah seorang wanita yang berumur 45 tahun dan ibu dari aggi 12 tahun

mereka berasal dari Wonogiri jawa timur. Mereka tinggal di Jakarta selama 10 tahun.

Karena faktor ekonomi yang membuat mereka menjadi seorang pengamen. mereka berkerja

sama untuk mencukupi kehidupannya. setelah mengikuti pembinaan serta bimbingan

mereka bermaksud untuk menjadikan hidupnya lebih baik lagi setelah mendapatkan

pembinaan dam memiliki keterampilan. aggipun ingin melanjutkn sekolahnya hingga

mapan.7

f. Anggraini.

adalah seorang wanita yang berusia 40 tahun dan berasal dari kota bandung jawa

barat. Sebelum menjadi pemulung dia bekerja sebagai dekoratif disalah satu catring dijakarta,

setelah dirinya dikeluarkan dari pekerjaan dia bekerja sebagai pemulung dengan pendapatan

35.000 /hari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. pembinaan yang telah diikuti selama

dipanti membuat dirinya mempunyai pengalaman baru serta memberikan pelajaran yang

6 Wawancara pribadi dengan Harsih ( Warga binaan Sosial ) Jakarta 15 Desember 2011

7 Wawancara pribadi dengan Suparmi Dan Aggi ( Warga binaan Sosial ) Jakarta 15 Desember 2011

Page 89: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

sangat berharga dalam hidupnya, dan membuat dirinya malu dengan teman dan keluarganya

yang mengetahui dirinya mendapatkan pembinaan dipanti.8

g. Su’amah

Su’amah adalah seorang jompo yang terlantar yang berasal dari Cirebon jawa

barat. Dengan keadaan yang sudah tua dan pikun sehingga membuat dirinya lupa jalan

menuju rumahnya di daerah tambun. Dengan mengikuti pembinaan dipanti dia suka

mendengarkan tausiah serta film yang bersifat religi sehingga membuat dirinya selalu dekat

dengan allah dan setelah dipulangkan iya ingin hidupnya selalu dekat dengan allah.9

h. Reni

Reni adalah seorang wanita yang berumur 26 tahun dan seorang ibu dari dika yang

berumur 5 tahun merea berasal dari kebayoran baru dengan kebutuhan ekonomi yang sangat

mendesak membuat dia dan anaknya menjadi seorang pengamen dan Joki 3in1 dengan

penghasilan 30.000/hari.

Dengan mengkuti pembinaan dipanti membuat dirinya sadar serta sangat memerlukan

tausiah agama karena dijalan dengan kehidupan yang bebas membuat dirinya tidak mengerti

akan fungsi agama serta apa hak dan kewajiban dirinya setelah dilahirkan dibumi ini.10

i. Sawati

Sawati adalah seorang wanita yang berumur 54 tahun yang berasal dari padang

bukit tinggi Sumatra barat. Dia merantau ke Jakarta dengan alasan untuk mencari

perlindungan pasca tsunami. Sampainya di Jakarta dia mendatangkan Polres Jakarta pusat.

8 Wawancara pribadi dengan Anggraini ( Warga binaan Sosial ) Jakarta 15 Desember 2011

9 Wawancara pribadi dengan Su’amah ( Warga binaan Sosial ) Jakarta 16 Desember 2011

10 Wawancara pribadi dengan Reni ( Warga binaan Sosial ) Jakarta 15 Desember 2011

Page 90: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

Dengan mengikuti pembinaan dipanti dapat menambah keimanannya terhadap allah serta

dengan pengalaman mushibah yang dialaminya.11

B. Metode Pembinaan Agama Bagi PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial)

Manusia terlahir dalam keadaan bersih sehingga masih banyak yang harus diisi untuk

memberikan pemahaman pada arti kehidupan yang sesungguhnya. Norma yang telah ditetapkan

menjadi bagian dari kehidupan kita karena dengan norma itulah hidup kita merasa terarah.

Begitu pula dengan pembina. Pembina bertugas untuk mengarahkan, membantu, dan

memberikan pilihan solusi dalam setiap masalah yang sedang di hadapi.

Norma yang telah ditetapkan bukan berarti tidak dapat di langgar oleh masyarakat, justru

belakangan ini norma telah di abaikan oleh kebanyakan masyarakat negara ini.

Untuk itu pembina sangat memegang peran penting dalam menanamkan morma-norma

kehidupan bagi warga binaan yang saat ini berada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 .

Yang biasa dilakukan oleh pembina-pembina di panti ini.

Ada beberapa pembinaan khusus selain memberikan motivasi serta pembinaan kepada

warga binaan. yaitu pembina dalam proses penanaman norma-norma kehidupan di panti sosial,

diantaranya adalah :

1. Pembinaan Akhlak

Dalam proses bimbingan pembinaan akhlak sangat di utamakan oleh pihak panti

karena mereka membina warga binaan yang sudah terbiasa dengan kehidupan yang

bebas dalam artian tak terarah. Pihak panti ingin menjadikan mereka warga yang baik

serta berada dalam kehidupan yang layak dan normatif.

11

Wawancara pribadi dengan Wahyatun ( Warga binaan Sosial ) Jakarta 15 Desember 2011

Page 91: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

2. Pembinaan sikap Tenggang Rasa antar sesama warga binaan sosial.

Sebagai sesama warga binaan sosial di panti. Mereka sudah menjadi satu bagai

saudara kandung , tenggang rasa sangat di terapkan di panti sosial ini agar setelah

mendapatkan pembinaan warga binaan dapat bersosialisasi kepada masyarakat luas.

3. Pembinaan Rohani

Pembinaan rohani yang diberikan oleh pihak panti dilakukan selama 1 minggu 1

kali oleh ustadz yang di datangkan dari luar panti. Sedangkan Ustadz yang dari dalam

Panti berperan setiap hari di panti sosial tersebut. materi yang diberikan adalah

mengenai syukur terhadap nikmat allah, do’a dan isigfar, motivasi umat islam, menuju

kehidupan yang islami serta nasehat buat hamba allah.

4. Pembinaan Ketrampilan

Pembinaan keterampilan yang dilakukan oleh pihak panti berguna untuk siswa-

siswa yang suatu saat nanti di lepas atau di kembalikan kepada keluarganya. Pembinaan

keterampilan tersebut diberikan agar siswa-siswa memiliki bakat dalam bidang

tersebut.sepeti ketermpilan membuat keset,pangkas rambut, seni serta keterampilan yang

lainnya sehingga warga binaan social tidak kembali kejalan dan dapat mengembangkan

bakat yang mereka miliki.

Selain pembinaan diatas banyak pula pembinaan lain yang diberikan oleh

pembina, hanya saja itu terjadi secara spontanitas. Biarpun demikian penulis yakin

bahwa proses bimbingan tersebut benar-benar dijadikan sebuah pelajaran oleh warga

binaan sosial di panti sosial bina insane bangun daya 1.

Page 92: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

Dalam hal ini pembina di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I Kedoya

Jakarta Barat sangat berperan penting dalam memberikan pembinaan serta motivasi

kepada warga binaan sosial yang berada di panti tersebut.

C. Analisis Metode Pembinaan Agama Bagi PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial)

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I

Kedoya Jakarta Barat, penulis menemukan bahwa, peran pembina dalam menanamkan norma-

norma kehidupan beragama serta keterampilan bagi warga binaan di panti sosial ini adalah

dengan cara membina serta mengarahkan warga binaan menjadi warga masyarakat yang

mandiri dan mempunyai bakat sehingga pada saat keluar dari panti suatu saat nanti para warga

binaan memiliki keterampilan yang cukup membanggakan yang membuat mereka tidak merasa

di kucilkan lagi dan mereka kembali ke kehidupan yang layak dan normatif serta religius.

Dari hasil penelitian yang dilakukan selama kurang lebih dua bulan norma yang sering

diterapkan dalam panti sosial ini adalah norma agama. Penanaman norma agama dalam

kehidupan warga binaan sosial akan memberikan pengaruh yang sangat baik serta beruna saat

mereka berada di luar panti atau saat warga binaan sosial telah dikembalikan kepada

keluarganya.

Pembina yang selalu menerapkan norma-norma kehidupan dalam panti akan

senantiasa membawa efek baik bagi warga binaan social yang melihatnya. Dalam proses

penanaman norma-norma kehidupan, di panti sosial ini sangat menerapkan norma-norma

tersebut, selama penulis mengadakan penelitian di panti sosial tersebut, norma yang sering terliat

realitanya adalah norma agama. Penanaman norma agama yang dilakukan Kegiatan ini

dinamakan bimbingan rohani, pada kegiatan ini tidak semua warga binaan mengikutinya, karena

Page 93: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

ada warga binaan sosial yang berbeda agama. Kegiatan ini dilakukan guna menambah

pengetahuan siswa tentang agama sehingga nantinya siswa-siswa akan menjadikan agama itu

sebagai pedoman hidup dan agar hidup mereka menjadi lebih terarah.

Pembinaan keterampilan dan religius yang dilakukan di panti ini dilaksanakan setiap 1

bulan 4 kali. Dalam kegiatan pembinaan agama ini memang tidak semua siswa mengikutinya

karena sebagian dari mereka adalah beragama diluar islam dan mereka mengikuti pembinaan

yang bersifat umum. Pembinaan agama ini dilakukan guna membuat warga binaan sosial

memiliki pengetahuan agama serta keterampilan umum. sehingga jika mereka keluar atau

dikembalikan kepada keluarga mereka memiliki suatu kemampuan khusus dan mampu

beradaptasi dengan likungan masyarakat.

warga binaan sosial yang telah mengikuti pembinaan dipanti sosial bina insan bangun

daya 1 ini pada Pembina panti diberikan keleluasaan untuk memilih kemana warga binaan sosial

ingin meneruskan jalan hidupnya yang terpenting tidak kembali ke jalan lagi. Kadang ada warga

binaan sosial yang ingin kembali pada keluarganya dan kadang ada pula warga binaan sosial

ingin berusaha sendiri dengan keterampilan yang dimiliki adapula penyaluran bakat atau

keterampilan yang dilakukan oleh pani sosial bina insane bangun daya 1.

Dari hasil penelitian selama berada di dalam Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I

Kedoya Jakarta Barat tersebut, maka hasil analisanya adalah Pembina sangat berperan penting

dalam menanamkan norma-norma dan nilai-nilai agama serta kehidupan bagi warga binaan

Sosial. Pembina menjadi orang tua, sahabat, guru bagi warga binaan sosial selama mereka berada

di dalam panti sosial tersebut, jadi semua gerak-gerik dan tingkah lakunya pun menjadi contoh

bagi warga binaan sosial.

Page 94: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

Pembina yang berada di panti sosial tersebut memiliki nilai tingkatan sosial masing-

masing. Siswa berpendapat bahwa pembina di panti tersebut tidak ada yang galak atau bertindak

semaunya, hanya saja mereka bertindak tegas sebagai pembina. Sikap tegas tersebutlah yang

akan membawa warga binaan sosial tersebut menjadi masyarakat yang berperilaku agamis dan

bersikap baik dimanapun mereka berada. Pembina mengharapkan para warga binaan sosial

dapat merubah tingkah lakunya menjadi lebih baik sehingga mereka dapat kembali dalam

kehidupan yang layak seperti masyarakat lain.

Pembinaan agama selama 1 bulan 4 kali di laksanakan setelah selesai sholat berjamaah di

mushollah Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I Kedoya Jakarta Barat. Pembinaan agama

tersebut dilaksanakan untuk lebih meningkatkan kualitas keagaaman bagi warga binaan sosial di

panti sosial bina insane bangun daya 1 khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. wargaa

binaan sosial yang berada di panti sosial ini

Page 95: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,
Page 96: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,
Page 97: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,
Page 98: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,
Page 99: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,
Page 100: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,
Page 101: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,
Page 102: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,
Page 103: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,

Denah Lokasi Panti Social Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya Jakarta Barat

kantor

Mushola

Aula

Ruang identifikasi dan ruang jenguk

keluarga

Kan

tor

Barak 1

R

U

M

A

H

D

I

N

A

S

I

D

E

M

Barak

4

Barak 4

Barak 2

Barak

3

LAPANGAN

Barak 5

Page 104: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,
Page 105: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,
Page 106: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,
Page 107: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,
Page 108: METODE PEMBINAAN AGAMA BAGI PENYANDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42849/1/MUHAMMAD... · pembimbing agama dalam pembinaan bagi penyandang masalah sosial,