peran guru pendidikan agama islam dalam pembinaan
TRANSCRIPT
i
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN
KEPRIBADIAN SISWA SMPN 4 LAPPARIAJA KECAMATAN
LAPPARIAJA KABUPATEN BONE
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S. Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
HARMAYANI
105191110016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1442 H/ 2020 M
ii
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN
KEPRIBADIAN SISWA SMPN 4 LAPPARIAJA KECAMATAN
LAPPARIAJA KABUPATEN BONE
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S. Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
HARMAYANI
105191110016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1442 H/ 2020 M
iii
iv
v
vi
vii
ABSTRAK
Harmayani. 105 191 1100 16. Peran Guru Pendidikan Agama Islam
dalam Membina Kepribadian Siswa SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja
Kabupaten Bone. Dibimbing oleh Atika Achmad dan Mawardi Pewangi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru Pendidikan Agama
Islam dalam membina kepribadian siswa, bentuk pembinaan kepribadian siswa
dan faktor pendukung dan faktor penghambat dalam membina kepribadian siswa
SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone.
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian pendekatan kualitatif dengan
menggunakan analisis deskriptif, metode pengumpulan data yang digunakan yaitu
dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis
datanya yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun
sumber data yang penelitian ini yaitu kepala sekolah, guru dan siswa.
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu terkait Bentuk pembinaan
kepribadian siswa yang dilaksanakan di SMPN 4 Lappariaja yaitu memberi
bimbingan, serta motivasi kepada siswa untuk senantiasa mengikuti pembinaan
kepribadian siswa seperti memgajarkan kebiasaan shalat dhuha, shalat berjamaah
dan kultum setelah shalat, tadarus Al-Quran. Adapun Peran Guru PAI dalam
pembinaan kepribadian siswa SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja
Kabupaten Bone sudah berperan aktif dalam melakukan pembinaan kepribadian
siswa, hal ini berdasarkan hasil dari guru dan siswa diantaranya, Peran yang
pertama peran guru Pendidikan Agama Islam dalam membina kepribadian siswa
merupakan tugas dan tanggung jawab dalam mendidik dan mengembangkan
potensi peserta didik guna menguasai ilmu Agama Islam serta membina
kepribadian yang beriman dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Islam. Peran
yang kedua ialah sebagai tauladan atau contoh dan mengarahkan siswa untuk
melakukan pembinaan kepribadian di sekolah, sedangkan faktor pendukung dan
penghambat dalam membina kepribadian siswa SMPN 4 Lappariaja meliputi
sarana dan prasarana yang memadai dan selain itu guru-guru juga tidak pernah
ketinggalan untuk mendampingi para siswa untuk melaksanakan pembinaan
kepribadian disetiap harinya dengan cara membimbing, dan memberikan motivasi
kepada siswa. Adapun faktor penghambat ialah masih kurangnya kesadaran dan
motivasi serta siswa cenderung bosan di sebabkan guru tersebut malas dan jarang
masuk, selain itu faktor penghambat kedua adalah teknologi yang tidak memadai
dan faktor dari lingkungan serta dari siswa itu sendiri, karena kurang kesadaran
dan pengawasan dari guru atau orang tua sehingga menyebabkan siswa mudah
terpengaruh oleh teman sebaya ataupun orang-orang dari lingkungan masyarakat.
Kata Kunci : Peran Guru, Pembinaan Kepribadian Siswa
viii
ABSTRACT
Harmayani. 105 191 1100 16. The role of Islamic Religious Education
Teachers in Fostering the Personality of Junior High School Students 4 Lappariaja
District Lappariaja Bone District. Guided by Atika Achmad and Mawardi
Pewangi.
This research aims to find out the role of Islamic Education teachers in
fostering student personality, form of student personality development and
supporting factors and inhibitory factors in fostering the personality of students of
SMPN 4 Lappariaja Lappariaja District Bone District.
The type of research is qualitative approach research using descriptive
analysis, data collection method used by conducting observations, interviews, and
documentation. The data analysis techniques are data reduction, data presentation
and conclusion drawing. The data sources that this research is are principals,
teachers and students.
The results of the research obtained are related to the form of personality
coaching of students conducted in SMPN 4 Lappariaja that is to provide guidance,
as well as motivation to students to always follow the coaching personality of
students such as promo tinging dhuha prayer habits, praying congregations and
kultum after prayer, tadarus Al-Quran. As for the role of PAI Teachers in the
development of the personality of SMPN 4 Lappariaja Students in Lappariaja
District Bone District has played an active role in fostering the personality of
students, this is based on the results of teachers and students among others, the
role of the teacher of Islamic Religious Education in fostering the personality of
students is the task and responsibility in educating and developing the potential of
students to master the knowledge of Islam and foster a personality that believes
and behaves in accordance with Islamic values. The second role is as tauladan or
example and directs students to conduct personality coaching in the school, while
supporting factors and inhibitions in fostering the personality of SMPN 4
Lappariaja students include adequate facilities and infrastructure and in addition
teachers also never miss to accompany the students to carry out personality
coaching on a daily basis by guiding, and providing motivation to students. The
inhibitory factor is that there is still a lack of awareness and motivation and
students tend to get bored because the teacher is lazy and rarely enters, in addition
the second inhibitory factor is inadequate technology and factors from the
environment and from the student itself, due to lack of awareness and supervision
from the teacher or parents so as to make students easily affected by peers or
people from the community environment.
Keywords : Teacher Role, Student Personality Coaching
ix
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut asma Allah rabb semesta alam, kami panjatkan
pujisyukur kehadirat Ilahi Robbi atas ridho serta rahmat dan hidayah-Nya,
sehinggapenulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian proses penelitian skripsi
sekaligusmenyelesaikan studi pada Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas
AgamaIslam.
Shalawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada kekasih
Allah, Nabiullah Muhammad SAW, para sahabat dan keluarganya serta ummat
yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.
Penulis skripsi dengan judul “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Pembinaan Kepribadian Siswa SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja
Kabupaten Bone”. Dimaksud untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Agama Islam Prodi Pendidikan
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga, penulis haturkan kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Jumardin dan Ibunda St. Hadrah, yang
tiada henti-hentinya medoakan, memberikan dorongan moril maupun materil
selama menempuh pendidikan.
2. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Agama Islam,
berserta Wakil Dekan I, Dra. Mustahidang U.M.,Si, Wakil Dekan II, Drs.
Samad T, Wakil Dekan III, Dr. Ferdinan S.Pd.I.,M.Pd.I, Wakil Dekan IV,
Ahmad Nasir S.Pd.I.,M.Pd.I.
4. Dra. Hj. Atika Achmad. M.PddanDrs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I selaku
x
5. pembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si. selaku ketua Prodi Pendidikan Agama Islam
dan Sekertaris Prodi, dan para dosen Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
7. Seluruh dosen dan serta jajaran civitas akademik Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Semua lembaga di Fakultas Agama Islam, yaitu ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah Fakultas Agama Islam, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Agama Islam, Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam.
9. Semua sahabat dan seluruh teman kelas PAI C, yang selalu memberikan
motivasi atas kesuksesan peneliti.
10. Terakhir ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Sahabat dan
teman-teman seperjuangan yang namanya tidak sempat penulis sebutkan satu
persatu yang turut memberian dil, sumbang saran, dan kritik, baik secara materi
maupun moril sejak penulis aktif dalam perkuliahan hingga penulisan dan
penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT, memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semuanya. Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai
pihak yang sifatnya membangun. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.Aamiin.
Makassar, 6 Muharram 1441 H
.
24 Agustus 2020 M.
Peneliti
HARMAYANI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................... iv
BERITA ACARA MUNAQASYAH ................................................................. v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................. vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7
BAB II TINJAUAN TEORITIS ......................................................................... 8
A. Tinjauan Tentang Guru ................................................................................. 8
1. Pengertian Guru ....................................................................................... 8
2. Tugas Guru............................................................................................... 9
3. Peran Guru ............................................................................................. 11
4. Fungi Guru .............................................................................................. 13
B. Tinjauan Tentang Guru Pendidikan Agama Islam ...................................... 14
1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ............................................. 14
2. Syarat-Syarat Kepribadian Guru Pendidkan Agama Islam .................... 16
3. Tugas Guru Pendidikan Agama Islam .................................................... 18
xii
C. Pembinaan Kepribadian Siswa .................................................................... 21
1. Pengertian Pembinaan ............................................................................. 21
2. Pengertian Kepribadian ........................................................................... 23
3. Bentuk- bentuk Pembinaan Kepribadian Siswa ...................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 32
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 32
B. Lokasi dan Objek Penelitian ........................................................................ 33
C. Fokus Penelitian .......................................................................................... 33
D. Deskripsi Penellitian .................................................................................... 33
E. Sumber Data ................................................................................................ 34
F. Instrumen Penelitian .................................................................................... 35
G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 37
H. Teknik Analisis Data ................................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 39
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................ 39
1. Sejarah Berdirinya SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja Kabupten
Bone ........................................................................................................ 39
2. Identitas Sekolah ..................................................................................... 40
3. Visi Misi dan Tujuan SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja
Kabupaten Bone ...................................................................................... 40
4. Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMPN 4 Lappariaja ...................... 42
5. Keadaan Siswa ........................................................................................ 44
6. Sarana dan Prasarana Sekolah ................................................................ 45
B. Bentuk Pembinaan Kepribadian Siswa SMPN 4 Lappariaja Peran Guru 46
C. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Kepribadian Siswa
SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone ……….......49
D. Faktor pendukung dan factor penghambat yang dihadapi guru Pendidikan
Agama Islam dalam membina kepribadian Siswa SMPN 4 Lappariaja ...... 53
xiii
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 57
A. Kesimpulan .................................................................................................. 57
B. Saran ............................................................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 60
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.4 Keadaan guru di SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja
Kabupaten bone tahunajaran 2020/2021 .............................................. 42
Tabel 2.4 Jumlah siswa SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja
Kabupaten bone tahun ajaran 2020/2021 ............................................. 44
Table 3.4 Fasilitas Sekolah SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja
Kabupaten bone tahun ajaran 2020/2021 ............................................. 45
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang pendidikan tentunya tidak ada habisnya, karena generasi
saat ini sangat ditentukan oleh kaum terpelajar. Kaum terpelajar merupakan kaum
generasi yang akan memegang tongkat estafet kemimpinan bangsa di masa yang
akan datang. Pengelolaan pendidikan bagi anak-anak ditentukan oleh para
pengelola pendidikan, yaitu para guru. Guru di samping harus memiliki
kemampuan mengajar, membimbing dan mendidik untuk menyampaikan ilmu
sekaligus membentuk kepribadian peserta didik agar menjadi generasi yang
membanggakan. Di tangan para gurulah keberhasilan pendidikan ini ditentukan.
Namun kenyataanya keberhasilan pendidikan pada peserta didik tidak dapat di
pungkiri karena penyebab utama keberhasilan pendidikan yaitu terdapat
kepribadian baik yang harus dimiliki siswa tersebut.
Kepribadian dapat diartikan kualitas perilaku individu yang tampak dalam
melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik. Keunikan
penyesuaian tersebut sangat berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian itu sendiri,
yaitu meliputi: karakter, tempramen, sikap, stabilitas emosional, responbilitas
(tanggun jawab) dan sosiabilitas.
Kepribadian merupakan sifat atau watak yang mencerminkan pada sikap
seseorang yang membedakan dirinya dengan orang lain. Kepribadian juga disebut
sebagai ciri yang menonjol pada dirinya dengan orang lain yang tentunya jauh
berbeda dengan dirinya.
2
Kepribadian ini memiliki kecenderungan dalam memberikan respon
kepada berbagai model dalam cara yang sama. Namun dalam kenyataannya,
sering ditemukan bahwa perubahan pribadi itu dapat dan mungkin terjadi pada
setiap manusia. Perubahan itu terjadi pada umumnya lebih dipengaruhi oleh
faktor-faktor lingkungan daripada faktor fisik. Di samping itu, perubahan sering
dialami oleh remaja daripada orang dewasa.
Era moderenisasi ini, ilmu dan teknologi semakin berkembang sejalan
dengan perkembangan kehidupan manusia. Pola kehidupan pun semakin bergeser
pada pola kehidupan yang universal. Kehidupan remaja kita saat ini sering
dihadapkan dengan berbagai masalah yang amat kompleks, yang tentunya sangat
perlu mendapatkan perhatian dari kita semua. Salah satu permasalahan tersebut
diantaranya adalah semakin menurunnya tata krama kehidupan sosial dan etika
moral remaja dalam praktik kehidupan, baik di rumah, sekolah, maupun
lingkungan sekitarnya, yang mengakibatkan timbulnya sejumlah efek negatif di
masyarakat yang akhir-akhir ini semakin merisaukan. Efek tersebut diantaranya,
semakin maraknya penyimpangan di berbagai norma kehidupan, baik Agama
maupun sosial yang terwujud dalam bentuk-bentuk perilaku antisosial seperti
tawuran, pencurian, penganiayaan, penyalagunaan narkoba serta perbuatan moral
lainnya.
Situasi dan kondisi lingkungan masyarakat kita, jika dilihat saat ini sangat
rentan bagi tumbuhnya perilaku agresif dan penyimpanan di kalangan remaja.
Hampir setiap hari kita saksikan dalam realitas sosial, perilaku menyimpang
dilakukan oleh remaja, seperti menurunnya tata krama sosial dan etika dalam
3
kehidupan sekolah dan masyarakat yang mengarah pada akses negatif, yang ada
dasarnya tidak sesuai dengan ajaran Agama sebagaimana terungkap dalam akhlak
al-karimah. Kita saksikan bersama, pada kenyataannya sekarang ini mulai
dirasakan melemahnya keteladan guru dan kedua orang tua di mata anak, dan
siswa sehingga menyebabkan mereka cenderung mencari identifikasi pada
sumber-sumber lain untuk dicontoh dan ditiru. Oleh karena itu, diperlukan
pemahaman, pendalaman ketaatan terhadap ajaran-ajaran Agama yang dianut.
Pendidikan Agama Islam memiliki peranan penting untuk mencegah
perbuatan - perbuatan yang dinilai negatif dan melenceng dari ajaran Agama
Islam. Oleh karena itu, pentingnya ditanamkan dari sejak usia dini. Masa kanak-
kanak merupakan masa yang paling menentukan masa depan seorang anak yang
hanya satu kali dalam kehidupan. Yang tepatnya untuk menanamkan nilai – nilai
Agama. Sehingga akan tertanam kuat di dalam jiwa anak sampai dewasa kelak.
Sebab, pondasi dasar bagi kepribadian anak yang telah ditanamkannya nilai – nilai
ajaran Agama nantinya akan membawa pengaruh pada kepribadian manusia
lainnya Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru merupakan arsitektur yang
dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk
membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seseorang yang
berguna bagi Agama, nusa dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia
susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun
bangsa dan negara.
4
Guru merupakan profesi yang amat mulia, karena pendidikan adalah salah
satu tema sentral Islam. Guru juga mengembangkan tugas kerasulan, yaitu
menyampaikan pesan-pesan Allah Swt. Dalam pandangan Islam, seorang guru
juga haruslah seorang yang bertakwa, yaitu beriman, dan berakhlak karimah
sehingga tidak saja efektif dalam memgajar tetapi juga efektif dalam mendidik.
Sehingga dalam mendidik dengan keteladan yang dimilikinya dapat teralisasi
dengan baik. Guru juga dituntut dapat berupaya membawa anak didik kearah
kehidupan keagamaan yang sesuai dengan ajaran Islam, serta berperan dan
berupaya dalam membentuk kenyakinan dan akidah yang dimiliki siswa tersebut.
Menurut Muh. User Usman mengatakan bahwa:
Peranan guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling
berkaiatan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan
dengan kemajuan, perubahan tingka laku, dan perkembangan siswa yang
menjadi tujuannya.1
Sebagaimana dikatakan oleh Zakiah Dharajat bahwa: pendidikan Agama
itu ditujukan kepada pembentukan sikap pembinaan kepercayaan agama
dan pembinaan akhlak atau dengan ringkas dikatakan pembinaan
kepribadian di samping pembinaan pengetahuan Agama anak.2
Penulis dapat menyimpulkan bahwa guru memiliki peranan penting
dalam memberikan bimbingan dan pembinaan akhlak pendidikan terhadap anak
didik disekolah, dalam rangka meningkatkan proses pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik menuju terbentuknya pribadi muslim sesuai dengan
ajaran Islam.
1 Muh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004.
Hal. 95 2 Zakiah Dharajat, Ilmu Pendidikan Islam.(Jakarta:Bumi Aksara,2006), h.28
5
Jadi anak didik yang kurang baik tingkah laku, tabiat dan kebiasaannya,
hendaknya diberikan Pendidikan Agama Islam yang mencerminkan kepribadian
yang baik, sehinggga dapat memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain.
Sesuai dengan perilaku Nabi Muhammad SAW yang dijadikan sebagai contoh
dan norma-norma ajaran Agama Islam.
Berdasarkan pra-observasi awal yang dilakukan, di SMPN 4 Lappariaja
yang berlokasi di jln. Benrongen, pattuku limpoe, kecamatan Lappariaja
Kabupaten Bone, peneliti menemukan bahwa masih adanya berbagai
permasalahan tentang pembinaan kepribadian siswa. Dimana peserta didik tidak
jarang memiliki beberapa kasus tentang pelanggaran yang menggambarkan
kemerosotan akhlak kepribadian siswa yang tentunya memberikan kecemasan
bagi kalangannya. Contohnya masih banyaknya siswa yang melanggar peraturan
yang telah ditetapkan disekolah tersebut, masih ada siswa yang tidak hormat
kepada guru, misalnya ketika guru sedang mengajar di dalam kelas siswa enggan
untuk memperhatikannya, ada pula sebagian siswa bolos sekolah. Selain itu
pembinaan kepribadian siswa masih terbilang kurang di SMP ini. Dimana siswa
masih kurang sadar untuk melaksanakan shalat berjamaah sehingga guru yang
berperan penting untuk mengajak mereka untuk shalat. Oleh karena itu guru
Pendidikan Agama Islam harus berperan penting untuk mengubah dan membina
kepribadian siswa tersebut agar menjadi contoh yang baik. Oleh sebab itu, peneliti
tertarik untuk meneliti proposal yang berjudul “Peran Guru Pendidikan Agama
Islam dalam Pembinaan Kepribadian Siswa di SMPN 4 Lappariaja
Kecematan Lappariaja Kabupaten Bone.
6
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana bentuk pembinaan kepribadian siswa di SMPN 4 Lappariaja
Kecamatan Lappariaja kabupaten Bone?
2. Bagaimana peran guru pendidikan Agama Islam dalam pembinaan
kepribadian siswa di SMPN 4 Lappariaja kecamatan lappariaja kabupaten
Bone?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi guru Pendidikan
Agama Islam dalam pembinaan kepribadian siswa SMPN 4 Lappariaja
kecamatan Lappariaja kabupaten Bone?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui bentuk pembinaan kepribadian Siswa di SMPN 4
Lappariaja Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone
2. Untuk mengetahui peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
pembinaan kepribadian Siswa di SMPN 4 Lappariaja kecamatan
Lappariaja kabupaten Bone
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi
guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan kepribadian siswa di
SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja kabupaten Bone
7
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi akademik menjadi bahan informasi, masukan serta
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang pendidikan
agama Islam dalam meningkatkan mutu pelajaran sesuai dengan
tujuan masing-masing.
b. Bagi peneliti, dapat digunakan sebagai sarana untuk menelaah sejauh
mana ilmu pengetahuan yang telah peneliti pelajari dengan kenyataan
di lapangan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru
dalam membina kepribadian siswa
b. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan siswa dapat mengerti, memahami, dan
mampu menerapkan kepribadian siswa yang baik.
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Tentang Guru
1. Pengertian Guru
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti guru adalah orang yang
pekerjaannya, mata pencahariannya, dan profesinya mengajar. Pada umumnya
guru merupakan seorang tenaga pendidik profesional yang mengabdikan dirinya
untuk mengajar ilmu, mendidik, mengarahkan, membimbing, dan melatih,
muridnya agar memahami ilmu pengetahuan yang diajarkannya tersebut.
Demikian pula yang dikemukan oleh Syaiful Bahri Djamarah yang
mengatakan bahwa:
Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.
Kemudian guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak harus di
lembaga pendidikan formal, tetapi bisa di masjid, di surau atau mushola,
di rumah dan sebagainya.5
Dalam Undang-Undang No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
dalam Bab 1 Pasal 1dinyatakan bahwa tentang:
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.6
Berdasarkan beberapa pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
guru merupakan sumber belajar bagi muridnya yang tidak hanya mengajarkan
5 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi edukatif: Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis (Jakarta: Renika Cipta, 2010), h.31 6 Undang-Undan SISDIKNAS No.14 tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Bab 1, Pasal
1(Bandung: Citra Umbara, 2006 ), h.2
9
pendidikan formal, tetapi juga mendapat mengetahuan baru dan pendidikan
lainnya yang bisa menjadikan sosok yang dapat diteladani oleh muridnya.
2. Tugas Guru
Menurut Abdurahman Mas‟ud mengemukakan bahwa:
Tugas utama guru adalah menyelenggarakan pendidikan bagi siswa. Tugas
dan tanggun jawab utama guru adalah mendidik (education). Tanggun
jawab tersebut berjalan sejajar dengan atau dalam melakukan kegiatan
mengajar (fungsi Instruksional) dan kegiatan bimbingan bahkan dalam
setiap tingkah lakunya dalam berhadapan dengan murid senantiasa
terkandung nilai-nilai edukatif.7
Hal lain yang dikemukakan oleh Ali Rohmad mengatakan bahwa dalam
pendidikan, guru mempunyai tugas ganda yaitu sebagai abdi Negara dan
abdi masyarakat. Sebagai abdi Negara, guru dituntut melaksanakan tugas-
tugas yang telah menjadi kebijakan pemerintah dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa. Dan sebagai abdi masyarakat, guru dituntut berperan
aktif mendidik masyarakat dari berbagai keterbelakangan menuju
kehidupan masa yang gemilang.8
Selain itu sikap positif bagi guru tidak kalah pentingnya dalam
mencantumkan keberhasilan belajar mengajar tersebut. Adapun dalam
menjalankan tugasnya harus mengacu kepada 4 jenis kompetensi guru
profesional yaitu:
a. Kompetensi guru dalam bidang pedagogik
Kemampuan guru dalam pengelolah pembelajaran kepada peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasi belajar
dan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
kompetensi yang dimilikinya yang bersifat kognitif, dengan melakukan
7 Abdurrahman Mas‟ud, menggagas Pendidikan Non Dikototomik; Humanisme Religius
sebagai paradigm Pendidikan Islam, (Yogyakarta:Gama Media,2002)
8 Ali Rohmad, kapital selekta pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004) h.31
10
pendekatan-pedakatan yang bersifat efektif serta guru dapat menguasai
prinsip-prinsip psikologi yang dimiliki siswa. Hal ini penting, karena
seorang guru yang baik dapat mengetahui karakter yang dimiliki siswa.
Sehingga guru dapat dikatan sebagai guru profesional jika sudah mampu
memahami karakter siswa yang ajarkan.
b. Kompetensi guru dalam bidang kepribadian
Kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia. Oleh karena itu, setiap calon guru dan guru
profesional sangat diharapkan memahami bagaimana karakteristik
kepribadian dirinya yang diperlukan sebagai panutan yang baik untuk para
peserta didiknya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut
ditiru.
c. kompetensi guru dalam bidang profesional
Tugas guru dalam bidang profesi meliputi mendidik, mengajarkan,
melatih, mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai
hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih, berarti mengembangkan
keterampilan-keterampilan siswa.
d. Kompetensi guru bidang kemasyarakatan
Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan yakni masyarakat
menempatkan guru pada tempatnya yang lebih terhormat dilingkungannya
karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu
11
pengetahuan. Oleh karena itu guru sebagai orang yang bertugas
menyampaikan ilmu pengetahuan sekaligus membimbing muridnya serta
berkepribadian yang baik.orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan
mengamalkannya kepada orang lain akan mendapatkan kedudukan disisi
Allah swt, serta mendapatkan tempat yang istimewa di tengah-tengah
masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa tugas-tugas
pendidik amat sangat berat, yang tidak saja melibatkan kemampuan kognitif,
tetapi juga kemampuan afektif dan psikomotorik. Profesionalisme pendidik sangat
ditentukan oleh seberapa banyak tugas yang telah dilakukannya, sekalipun
terkadang profesionalismenya itu tidak berimplikasi yang signitifikan terhadap
penghargaan yang diperolehnya.
3. Peran Guru
Menurut E. Mulyaya mengemukakan bahwa
Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul
karena manusia adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya
senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat
meninggal. Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang membutuhkan
orang lain dalam perkembangannya. Demikian halnya peserta didik, ketika
orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga menaruh
harapan terhadap guru, agar anaknay dapat berkembang secara optimal.9
Sebagaimana yang dikemukan oleh Sardaman A.M Peran guru dalam
kegiatan belajar mengajar yaitu sebagai berikut:
9 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 35
12
a. Informator Sebagai pelaksana cara mengajar informative, laboratorium,
studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik atau umum.
b. Organisator yaitu Guru sebagai organisator, pengelolah kegiatan dvfd
akademik, silabus, wordshop, jadwal pelajaran dan lain-lain.
c. Motivator yaitu peranan guru sebagai motivator dalam meningkatkan
kegairahan dan pengemabangan kegiatan belajar siswa. Guru harus dapat
merangsang dan memberikan dorongan serta menuntut mendimaniskan
potensi siswa.
d. Pengarah /director yaitu jiwa kepimpinan bagi guru dalam peranan ini
lebih menonjol. Guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan
mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuia dengan tujuan yang dicita-
citakan.
e. Inisiator yaitu guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses
pembelajaran.
f. Transmitter yaitu kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku
penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan
g. Fasilitator yaitu berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan
memberikan fasilitas atau kemudahan dalam prosese belajar mengajar,
misalnya saja denagn menciptakan suasana kegiataan belajar yang
sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa sehingga terciptanya
proses belajar menagajar yang menyenangkan
13
h. Mediator yaitu guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa,
misalnya mengarahkan atau memberikan jalan keluar permasalahan yang
di hadapi dalam prose belajar mengajar khususnya dalam proses diskusi.
i. Evaluator guru berperan sebagai evaluator untuk menilai prestasi peserta
didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga
dapat menentukan sebagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.10
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa betapa
pentingnya peran guru dan beratnya tugas serta tanggung jawabnya dalam
pengembangan potensi serta membina peserta didik menjadi insan berkarakter
yang baik, sehingga guru akan merasa bangga, puas dan merasa berhasil dalam
tugasnya mendidik dan mengajarkan apabila diantara peserta didik menjadi
seorang pelopor atau berguna bagi bangsanya.
4. Fungsi Guru
Keutamaan profesi guru sangatlah besar sehingga menjadikannya sebagai
tugas yang diemban oleh Rasulullah Saw, sebagaimana Firman Allah SWT dalam
QS Ali-Imran (3): 164
Terjemahnya:
“sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman
ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan
mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah,
10
Sardaman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,
2007), h. 35
14
membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab
dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan nabi) itu, mereka
adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.11
Berdasarkan ayat diatas menjelaskan bahwa guru memiliki beberapa
fungsi, diantaranya:
a. Fungsi Pengsucian artinya seorang guru berfungsi sebagai
pembersih diri, pemelihara diri pengemban, serta pemelihara fitrah
manusia.
b. Fungsi pengajaran artinya seorang guru berfungsi sebagai
penyampai ilmu pengetahuan dan berbagai keyakinan kepada
manusia agar mereka menerapkan seluruh pengetahuannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pembahasan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
fungsi guru sangatlah penting dalam meningkatkan ilmu pengetahuan, sehinggah
siswa dapat mengembangkan pengetahuannya.
B. Tinjauan Tentang Guru Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam
Guru adalah orang yang mendidik dan membimbing peserta didik, yang
pekerjaannya dan profesinya sebagai pendidik yang memberi kesan bahwa
pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam pendidikan. Selain
memberikan pengajaran secara umum, guru Pendidikan Agama Islam juga
melakukan bimbingan terhadap peserta didik secara Islami, dalam suatu situasi
11 Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya ( Lajnah Pentashihan Mushaf
Al-Qur‟an, PT. Sygma Examedia Arkanleema,cetakan pertama, Bandung: 2014) h, 71
15
Pendidikan Islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan ajaran
Islam, serta pendidik menempati peranan kunci dalam mengelolah kegiatan
pembelajaran baik secara klasikal maupun individual (di sekolah maupun di luar
sekolah).
Demikian juga dikemukakan oleh Madyo Ekosusilo, mendefenisikan
bahwa pendidik adalah seorang yang bertanggun jawab untuk memberikan
bimbingan secara sadar terhadap perkembangan kepribadian dan
kemampuan peserta didik baik itu dari aspek jasmani maupun rohaninya
agar ia mampu hidup mandiri dan memenuhi tugasnya sebagai makhluk
Tuhan sebagai individu dan juga makhluk sosial.12
Oleh sebab itu guru yang bertanggun jawab terhadap pendidikan peserta
didik terlebih lagi terhadap perkembangan pribadi anak didiknya. Karena dengan
adanya pendidikan dan bimbingan yang diberikan kepada peserta didik selain
akan memberikan wawasan ilmu pengetahuan juga akan membantu peserta didik
agar mempunyai kepribadian yang baik sesuai ajaran Islam.
Hal penting inilah yang harus dilakukan oleh guru untuk menunjukkan
keteladanan yang konsisten antara sesuatu yang diajarkan dengan sesuatu yang
dilakukan. Mislanya, ketika mengajarkan anak untuk menepati janji, seorang
pendidik harus menjadi contoh dan teladan dalam menepati janji.
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa guru
pendidikan Agama Islam adalah seorang pendidik yang mengajarkan ajaran Islam
untuk mencapai keseimbangan jasmani maupun rohani untuk mengubah tingkah
laku individu sesuai dengan ajaran Islam dan membimbing anak didik dalam
12 Madyo Eko Susilo dalam Ramayulis, Profesionalitas Pendidikan Agama antara
Harapan dan kenyataan , makalah disampaikan dalam seminar sehari Profesinoalitas Pendidik
Agama. Univesitas Ahlussunnah bukit tinngi, November 1995, h.20.
16
membentuk kepribadian muslim yang berakhlak yang baik yang dapat
memberikan cerminan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
2. Syarat-Syarat Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam
Menurut Ahmad D, Marimba dalam bukunya pengantar filsafat pendidikan
mengatakan bahwa syarat kepribadian guru:
“kepribadian yang seluruh asfek-asfek yakni baik tingkah laku luarnya
kegiatan-kegiatan jiwanya, maupun filsafat hidup kepercayaannya
menunjukkan pengabdian kepada Tuhan, penyerahana diri kepadanya.13
Hal lain yang dikemukakan oleh Al-Kanali dalam Ramayulis yang dikutip
Abd Rahman Getteng mengemukakan bahwa persyaratan seorang pendidik terdiri
dari tiga macam yaitu sebagai berikut:
a. Syarat yang berkenaan dengan dirinya sendiri
1) Guru hendaknya bersifat zuhud
2) Guru hendaknya memelihara akhlaq al-karimah
3) Guru hendaknya senantiasa memelihara syiar-syiar Islam
4) Guru hendaknya senantiasa bersabar dan tegar dalam menghadapi
celaan dan coba-cobaan
5) Guru hendaknya selalu tekun menambah ilmunya
b. Syarat-syarat yang berhubungan dengan pelajaran (pedagogik, didaktis)
1) Guru hendaknya senantiasa bersih dari hadas (kotor)
2) Guru hendaknya berdoa agar tidak sesat dan menyesatkan
3) Guru hendaknya memiliki amanah ilmiah
13
Ahmad Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Armico, Bandung, 2001,
hlm.68
17
4) Guru hendaknya menjaga ketertiban majlis
5) Guru hendaknya senantiasa berzikir kepada Allah hingga sampai majlis
pelajaran
c. Syarat yang berkenaan dengan peserta didik
1) Guru hendaknya mengajar dengan berniat untuk mendapat ridha Allah
2) Guru hendaknya senantiasa menghidupkan syara
3) Guru hendaknya senantiasa menyebarluaskan ilmu
4) Guru hendaknya mencintai peserta didiknya
5) Guru hendaknya senantiasa menegakkan kebenaran dan meleyapkan
kebatilan.14
Kemudian pendapat lain yang dikemukakan oleh Ramayulis mengatakan
bahwa, seseorang dapat menjadi guru harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a. Beriman
b. Bertakwa
c. Ikhlaks
d. Berakhlak
e. Berkepribadian yang integral
f. Cakap
g. Bertanggun jawab
h. Keteladan
i. Memiliki kompetensi15
14
Abd. Rahman Getteng, Menuju Guru Profesional dan Ber-Etika (cet.5,
Yogyakarta:Grha Guru, 2011), h. 59
18
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa untuk menjadi seorang guru harus memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan agar dapat menjadi seorang guru professional. Dengan professional
yang dimiliki oleh seorang guru dapat membantu dalam mewujudkan tercapaianya
tujuan pendidikan yang diharapkan. Sehingga jelaslah bahwa kepribadian guru
mempunyai peran utama dalam mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.
3. Tugas Guru Pendidikan Agama Islam
Guru Pendidikan Agama Islam merupakan manusia yang profesinya
mengajar, mendidik anak dengan pendidikan Agama yang tidak bisa lepas dari
tanggun jawabnya sebagai guru Agama. Guru Pendidikan Agama Islam
mempunyai tugas sangat mulia bahkan mendapatkan peringkat tertinggi dalam
Islam. Untuk mengembangkan tugas yang mulia perlu adanya kesungguhan
dengan sepenuh hati dalam melaksanakannya, serta mempunyai tugas yang berat
yaitu ikut dalam membina kepribadian peserta didiknya, disamping mengajarkan
ilmu pengetahuan Agama kepada anak didik, tetapi juga membina kepribadian
yang dimiliki setiap individu.
Dalam pendidikan Islam, pendidik memiliki arti dan peranan yang sangat
penting. Hal ini disebabkan ia memiliki tanggun jawab dan menentukan arah
pendidikan. Oleh karena itu, Islam sangat menghargai dan menghormati orang-
orang yang berilmu pengetahuan dan berprofesi sebagai guru atau pendidik. Islam
mengangkat derajat mereka dan memuliakan mereka melebihi dari seorang Islam
15
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta,Cet kedua, 2004 hal 34-43
19
lainnya yang tidak berilmu pengetahuan dan bukan pendidik. Sebagaimana
Firman Allah swt dalam QS. Al-Mujadilah (58) : 11
Terjemahnya:
” Hai orang orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
“berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “ Berdirilah
kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Pengetahui apa yang kamu kerjakan.”16
Berdasarkan ayat diatas dapat dipahami bahwa orang yang akan diangkat
derajatnya oleh Allah swt, yaitu orang-orang yang beriman dan orang-orang yang
berilmu. Sebagaimana pula dijelaskan dalam hadits riwayat Rasulullah saw
مه دل عهي خيز فهه مثم أ جز فاعههArtinya:
”Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka ia akan
mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”(HR.
Muslim).17
Dari hadits diatas dapat disimpulkan bahwa barangsiapa mengajarkan
kepada kebaikan dia akan mendapatkan pahala sama seperti orang yang
mengerjakannya.
16
Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya ( Lajnah Pentashihan Mushaf
Al-Qur‟an, PT. Sygma Examedia Arkanleema,cetakan pertama, Bandung: 2014) h, 543
17
Minhatul „Alam Fii Syarh Bulughil Marom,Syaik‟Abdullah Al-Fauzan, terbitan dari
Ibnul Jauzi,(cet.1 tahun 1432 H, 10),h.129-130
20
Tugas guru Pendidikan Agama Islam menurut beberapa pendapat
Menurut Al-Ghazali dalam Bukhari Umar mengatakan bahwa tugas
pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan,
mensucikan, serta membimbing hati manusia untuk mendekatkan diri
(taqarrub) kepada Allah SWT. 18
Hal lain yang sebagaimana dikemukakan oleh ngalim purwanto bahwa
guru Pendidikan Agama Islam mempunyai tugas dan tanggun jawab yaitu:
a. Mengajar ilmu pengetahuan Agama
b. Menanamkan keimanan ke dalam jiwa anak
c. Mendidik anak agar taat menjalankan ajaran Agama
d. Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia19
Demikian pula yang dikemukan oleh said Hawa dalam bukunya Heri
Gunawan yang menyatakan bahwa tugas guru atau pendidik memiliki peranan
penting yaitu:
a. Guru harus belas kasih kepada para murid dan memperlakukannya sebagai
anak sendiri.
b. Guru hendaknya meneladani Rasulullah SAW, dengan tidak meminta upah
mangajar, tidak bertujuan mencari imbalan ataupun ucapan terima kasih.
c. Guru hendaknya tidak meninggalkan nasihat kepada muridnya sam sekali,
d. Guru yang menekuni sebagian ilmu hendaknya tidak mencela ilmu yang
tidak ditekuninya.
18
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam , (Ed.1 Cet. 3, Jakarta: Sinar Kreasindo
Mediacita, 2017), hlm. 87
19
Ngalim Purwanto, Menjadi Guru Profesional (cet. Ke V, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006) h. 35
21
e. Membatasi materi pelajaran sesuai dengan kemampuan pemahaman anak
didik.20
Berdasarkan beberapa pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan
bahwa seorang guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar khususnya
guru Pendidikan Agama Islam, tugas guru Pendidikan Agama Islam tidak hanya
mengajarkan materi-materi Agama saja tetapi juga sebagai teladan dan pembawa
norma bagi anak didiknya serta menjadi orang tua kedua bagi anak didiknya.
C. Pembinaan Kepribadian Siswa
1. Pengertian Pembinaan
Pembinaan berasal dari kata bina, yang mendapat imbian pe-an, sehingga
menjadi kata pembinaan. Pembinaan adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang
dilakukan secara efesien dan efektif untuk memperoleh hal yang lebih baik.
Pembinaan pada dasarnya merupakan aktivitas atas kegiatan yang dilakukan
secara sadar, berencana, terarah, dan teratur secara bertanggun jawab dalam
rangka penumbuhan, peningkatan dan mengembangkan kemampuan serta
sumber-sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan.
Pembinaan adalah upaya pendidikan formal maupun non formal yang
dilakukan secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan beratnggun jawab dalam
rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan mengembangan suatu
dasar kepribadiannya seimbang, utuh dan selaras, pengetahuan dan keterampilan
sesuai dengan bakat, kecenderungan/keinginan serta kemampuan-kemampuannya
20
Heri Gunawan,Pendidikan Islam Kajian Teotitas dan pemikiran Tokoh,(Bandung:
PT.Rosdakarya,2014), h.170
22
sebagai bekal untuk mencapai kemampuan yang optimal dan pribadi yang
mandiri.
Menurut Mangunharjana untuk melakukan pembinaan ada beberapa
pendekatan yang harus diperhatikan oleh Pembina antara lain:
a. Pendekatan informatife, yaitu cara menjalankan program denagn
menyampaikan informasi kepada peserta didik. Peserta didik dalam
pendekatan dianggap belum tahu dan tidak punya pengalaman.
b. Pendekatan partisifatif, dimana dalam pendekatan ini peserta didik
dimanfaatkan sehingga lebih ke situasi belajar bersama.
c. Pendekatan eksperiansi yaitu pendekatan yang menempatkan
bahawa peserta langsung terlibat di dalam pembinaan, inidisebut
sebagai belajar yang sejati, karena pengalaman pribadi dalng
langsung terlibat dalam situasi.21
Dengan demikian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembinaan adalah
suatu proses belajar dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bertujuan untuk lebih meningkatkan
kemampuan seseorang atau kelompok. Pembinaan tidak hanya dilakukan dalam
keluarga dan dalam lingkungan sekolah saja, tetapi diluar keduanya juga dapat
dilakukan pembinaan, pembinaan dapat dilakukan melalui kegiatan
ekstrakurikuler maupun intrakurikuler yang ada disekolahan dan lingkungan
sekitar.
21 Mangunhardjana, Pembinaan, Arti dan metode (Yogyakarta:kanismu.2006), h 17
23
2. Pengertian kepribadian
Kepribadian merupakan tingkah laku yang dimiliki oleh seseorang
sehingga dapat bersifat pembawaan dan ada yang disebabkan oleh pengaruh
lingkungan. Kepribadian sering juga disebut sebagai karakter yaitu ciri atau gaya
atau sifat khas dari diri seseorang terutama wataknya sehingga ia bwerbeda
dengan orang lain.
Pengertian kepribadian menurut beberapa pendapat
Menurut Fatchul Mu‟in berpendapat bahwa Kepribadian adalah hubungan
antara materi tubuh dan jiwa seseorang yan berkembangannya dibentuk
oleh pengalaman dan kondisi alam bawah sadar yang terbentuk sejak awal
pertumbuhan manusia, terutama akibat peristiwa-peristiwa psikologis yang
penting dalam pertumbuhan dirinya.22
Hal lain yang dikemukan oleh Wellem De Jong yang diterjemahkan oleh
Julia Maria Van Tiel mendefenisikan bahwa karakter atau kepribadian
merupakan bawaan genetik yang diturunkan, karakter itu akan
berkombinasi dengan faktor lingkungan misalnya, pengasuhan, minat
khusus, keramahan dan perasaan sehingga menjadi ciri khas seorang
siswa.23
Demikian pula yang dikemukakan oleh Puput Saeful Rahamt
mengemukakan bahwa kepribadian anak adalah keseluruhan sikap,
ekspresi, perasaan, tempramen, ciri khas, dan perilaku seseorang. Sikap
perasaan ekspresi dan temperamen tersebut akan terwujud dalam tindakan
seseorang jika dihadapkan kepada situasi tertentu. Setiap orang memiliki
kecenderungan perilaku yang baku atau berlaku terus menerus secara
konsisten dalam menghadapi situasi yang sedang dihadapi sehingga jadi
ciri khas pribadinya.24
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa pembinaan adalah proses atau kegiatan yang dilakukan untuk membina
22
Fatchul Mu‟in, Pendidikan Karakter konstruksi Teoretik dan Praktik, (Jogyakarta, Ar-
Ruzz Media, 2016), h.340 23
Willen de Jong, Pedagogik dan Didaktik pada siswa dengan masalah dan gangguan
perilaku, (PT: Prenada,cet.1 2017), h. 20 24
Puput Saeful Rahmat, Perkembangan peserta Didik,( Sinar Grafika Offset,2018), H.
200
24
dan mengembangkan kemampuan aktivitas dalam kegiatan yangb dilakukan
untuk mencapai tujuan yang lebih baik sedangkan kepribadian adalah karakter,
watak, tingkah laku, gaya atau ciri khas individu manusia yang berbeda dengan
manusia lainnya.
Agar memiliki Kepribadian yang baik, tentunya kita juga harus
berpendirian dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang telah dijelaskan dalam
hadits Hudzaifah Ibnu Yaman riwayat at-Turmudzy, tentang perlunya prinsip
kependirian dalam kehidupan.
وا عة تق ون ون إن احسه نى اس اأحسى ا وان ظهمىاظهم ذيفة قال :قال رس ول الل لامصتك وو وا تك وو وا ام عه خ
وا (رو انتزمدى) وا فل ت ظهم ى وا اوف سك م إن حسه انى اس ا أن ت حسى وا وان اساء ونكه وط
Artinya:
”Hudzaifah berkata: bahwasanya Rasulullah SAW pernah bersabda”
janganlah kalian menjadi tidak berpendirian, kalian berkata,”jika manusia
berbuat baik, kami pun berbuat baik, dan jika manusia berbuat dholim,,kami
pun berbuat dholim. Akan tetapi tetaplah pada pendirian kalian. Jika orang-
orang berbuat kebaikan, berbuat baiklah kalian dan jika orang-orang berbuat
kejahatan, janganlah kalian berbuat kejahatan”. (HR.Turmudzi). 25
Pada hadits lain disebutkan bahwa manusia yang tidak mempunyai
pendirian diibaratkan seonggok buih di tengah lautan, yang akan bergerak searah
gerakan angin yang menghempasnya. Sifat inilah yang menyebabkan kehancuran
umat Islam. Meskipun demikian, Islam tidak mengajarkan kepada umatnya bukan
untuk melahirkan sifat kekakuan, sebaliknya keluwesan dalam menghadapi
persoalan bukanlah menjadi indikasi lemahnya prinsip Islam yang dimiliki.
Betapa pentingnya istiqomah dalam kehidupan karena dapat menuntun kita
ke jalan yang benar dan di ridhoi Allah SWT. Berpendirian atau istiqomah berarti
25
Tirmidzi, Sunan Tirmidzi , (Kairo: Daarul Hadits, 2005) h. 89
25
teguh atas jalan yang lurus, berpegang pada akidah Islam dan melaksanakan
syariat dengan teguh, tidak berubah dan berpaling walau dalam keadaan apapun.
3. Bentuk - bentuk pembinaan kepribadian siswa
Adapun pembinaan kepribadian siswa dapat dilihat dalam kegiatan yang
sebagaimana dilakukan oleh para siswa hal itu dapat di lihat sebagai berikut:
1) Melaksanakan Shalat
a. Pengertian Shalat
Shalat berasal dari bahasa Arab As-sholah, menurut bahasa atau etimologi
berarti Doa dan secara terminology atau istilah, para ahli fiqh mengartikan secara
lahir dan hakiki.
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribada kepada
Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Sedangkan secara hakiki iala
berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepadanya
serta menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesarannya atau mendhohirkan hajat dan
keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan
keduanya. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS Al-Ankabut (29):45
Terjemahnya:
” Bacalah Kitab (Al-quran) yang telah diwahyukan kepadamu
(Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya, shalat itu
mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat
26
Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaanya dari ibadah yang lain).Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.26
Berdasarkan ayat diatas dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan kita
untuk melaksanakan shalat. Dan shalat itu merupakan ibadah yang paling besar,
karena sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Pengertian Shalat menurut beberapa para ahli
1. Menurut Imam Rafi‟I
“Shalat dari segi bahasa berarti doa sedangkan menurut istilah syara
berarti ucapan dan pekerjaan yang dimulai dengan takbir, dan diakhiri
atau ditutup dengan salam dengan syarat tertentu.”27
2. Moh. Sholeh dan Imam Musbikin
“Shalat adalah kewajiban peribadatan (formal) yang paling penting
dalam system keagamaan. Al-quran banyak memuat perintah agar kita
menegakkan shalat (iqamat al-shalah, yakni menjalankannya dengan
penuh kesungguhan.”28
3. Ahmad Thaib Raya ,dkk
“ Shalat dalam Islam pada dasarnya mengandung dua pengertian, yaitu
do‟a dan bershalawat. Berdoa yang dimaksud di sini adalah berdo‟a
atau memohon hal- hal yang baik, kebaikan, kebajikan, nikmat dan
rezeki. Sedangkan bershalawat berarti meminta keselamatan
kedamaian, keamanan, dan perlimpahan rahmat Allah SWT.29
4. Hasbi Ash Shiddieqy
“ Shalat berate do‟a memohon kebajikan dan pujian. Menurut syara
adalah hubungan antara hamba dengan Tuhannya, sedangkan ahli fiqih
menberi istilah tentang shalat yaitu “berupa ucapan dan beberapa
perbuatan yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam yang
26
Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya ( Lajnah Pentashihan Mushaf
Al-Qur‟an, PT. Sygma Examedia Arkanleema,cetakan pertama, Bandung: 2014) h, 401
27
Syek Syamsidik Abu Abdillah, Terjemah Fathul Mi’in (Surabaya: Al-Hidayah, 1996)
h. 47 28
Moh. Saleh dan Imam Musbikin, Agama sebagai Terapi, telaah Menuju Ilmu
Kedokteran Holistik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, Cet. 1) h.171 29
M. Machmud, Meninggalkan Shalat, (Surabaya: Pustaka Progressif, Tahun 1992, Cet.
I) h.15
27
dengan kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah
ditentukan.”30
Dari beberapa definisi tentang shalat diatas dapat disimpulkan bahwa
shalat adalah menghadapkan jiwa dan raga kepada Allah, sebagai rasa taqwa
seorang hamba terhadap Tuhannya. Mengagungkan kebesarannya dengan khusyu
dan ikhlas dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan
diakhiri dengan salam berdasarkan syarat dan rukun-rukun tertentu.
2) Shalat Dhuha
Sholat dhuha merupakan sholat sunah yang dikerjakan setelah terbitnya
matahari hingga sebelum masuk waktu dzuhur. Adapun rakaatnya minimal dua
rakaat. Terdapat beberapa keutamaan dalam sholat dhuha, salah satunya adalah
dilapangkan rezeki bagi orang yang melaksanakannya. Setiap muslim hendaknya
melaksanakan ibadah sunah secara rutin dan terus-menerus. Jangan setengah-
setengah, kadang melaksanakan, kadang tidak. Ibadah sunah yang dikerjakan
setengah-setengah tidak akan membuahkan hasil yang baik. Jika ingin shalat
sunah yang kita kerjakan itu membuahkan hasil yang kita harapkan, maka harus
dikerjakan secara rutin dan terus-menerus.
3) Tadarus Al-Qur‟an
Interaksi muslim dengan membaca Al-Quran biasanya dimulai dengan
belajar membaca Al-Quran. Membaca Al-Quran di kalangan muslim kadangkala
dilakukan sendiri-sendiri dan kadang kala dilakukan bersama-sama. Seseorang
30
Hasby Ash- Shiddieqy, Kuliah Ibadah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991, Cet. VII) h. 84
28
yang membaca Al-Quran mendapat pahala yang berlipat ganda, satu huruf diberi
pahala sepuluh kebaikan.31
Membiasakan anak didik untuk membaca Al-Quran juga merupakan
sebuah usaha yang telah dilakukan guru untuk menanamkan sifat cinta kepada
kitab Allah, hal ini juga merupakan rukun iman yang ke 4 yaitu iman kepada
kitab-kitab Allah, sehingga diharapkan siswa dapat benar-benar mengimani kitab
Allah, bersemangat mempelajarinya dan mampu mengamalkannya. Sebagai
seorang guru memang haruslah benar-benar dapat menjadikan siswanya tumbuh
dan berkembang menjadi sosok yang berakhlakulkarimah serta memiliki bekal
yang akan berguna bagi kehidupan mereka nantinya.
Salah satu kewajiban terpenting seorang seorang muslim adalah membaca
dan menaati Al-Quran. Allah-lah yang menyebabkan manusia berpegang teguh
kepada Al-Quran dan hanya mereka yang diberi petunjuk oleh-Nya yang dapat
memahami setiap ayat-ayatnya. Ia juga berjanji akan memberikan petunjuk bagi
hamba-hamba yang ikhlas menuju kepada-Nya. Membaca Al-Quran bernilai
ibadah, yang berarti mendapat pahala dari sisi-Nya. Dalam Al-Quran juga terdapat
obat (syifa) baik obat dzahir maupun bathin, membawa ketenangan bagi
pembacanya di hari kiamat.
Budaya membaca Al-Quran perlu dibiasakan kepada peserta didik sejak
dini. Dengan seringnya membaca Al-Quran, akan timbul rasa senang dan cinta
dalam diri siswa untuk selalu mengkaji Al-Quran. Kalaupun ia belum mampu
memahami seluruh kandungan dari Al-Quran, minimal siswa rugi, merasa ada
31 Abdul Majid, Praktikum Qira‟at, (Jakarta: Amzah, 2011), hal. 58
29
yang kurang jika hari-harinya terlewatkan tanpa membaca Al-Quran sehingga ia
akan berusaha sekuat tenaga untuk selalu membacanya setiap hari.
kepada Al-Quran dan hanya mereka yang diberi petunjuk oleh-Nya yang
dapat memahami setiap ayat-ayatnya. Ia juga berjanji akan memberikan petunjuk
bagi hamba-hamba yang ikhlas menuju kepada-Nya. Membaca Al-Quran bernilai
ibadah, yang berarti mendapat pahala dari sisi-Nya. Dalam Al-Quran juga terdapat
obat (syifa) baik obat dzahir maupun bathin, membawa ketenangan bagi
pembacanya di hari kiamat.
Budaya membaca Al-Quran perlu dibiasakan kepada peserta didik sejak
dini. Dengan seringnya membaca Al-Quran, akan timbul rasa senang dan cinta
dalam diri siswa untuk selalu mengkaji Al-Quran. Kalaupun ia belum mampu
memahami seluruh kandungan dari Al-Quran, minimal siswa rugi, merasa ada
yang kurang jika hari-harinya terlewatkan tanpa membaca Al-Quran sehingga ia
akan berusaha sekuat tenaga untuk selalu membacanya setiap hari.
4) Kultum
Kultum adalah kuliah tujuh menit ialah seni, yakni menyampaikan sesuatu
kepada orang banyak dengan durasi waktu tidak banyak, yakni hanya tujuh menit
saja dengan namanya kultum. Kultum bisa juga di samakan dengan ceramah
singkat dan hanya membahas sedikit hal dari masalah agama atau hanya sekedar
pengingat saja agar orang tidak lalai pada masalah agama atau masalah-masalah
bersifat baik. Kultum menyampaikan sesuatu yang sangat efektif dalam
menyebarkan kebaikan di dalam kalangan siswa di sekolah, karena apa yang ada
di dalam ajaran agama langsung disampaikan di depan siswa atau peserta didik.
Selain efektif, tradisi berdakwah dengan kultum atau lisan ternyata oleh Rasullah
30
Shallallahu‟alaihi wasallam dijadikan sebagai anjuran dalam rangka menegakkan
amar makruf dan nahi mungkar.32
5) Bersikap sopan santun
1. Pengertian sikap sopan santun menurut beberapa pendapat
a. Menurut Gulam Reza Sultani
Sopan santun bermakna bahwa seseorang bukan saja tidak
menganggap dirinya lebih tinggi daripada orang lain, melainkan
menganggap dirinya orang lain lebih baik dari dirinya.33
b. Menurut M. Quraish Shihab
Sopan santun serupa dengan akhlak, tetapi yang hasilnya dinilai
baik karena sopan santun hanya merujuk yang baik sesuai dengan
norma- norma yang berlaku dimasyarakat. Dengan demikian
akhlak melahirkan sopan santun yang dapat dikatakan bahwa sopan
merupakan sikap, ucapan ,perbuatan dan aneka tingkah laku yang
ditampakkan seseorang.34
Dari beberapa pendapat diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa sopan
santun adalah sikap yang mencerminkan sikap seseorang atau diri sendiri terhadap
orang lain dengan tujuan menghormati orang alin dalam bersikap. Orang-orang
yang memiliki sopan santun, berarti ia memiliki sedikit dan tahu bagaimana cara
menempakkan dirinya diberbagai kehidupan.
2. Sikap siswa terhadap guru
Sikap sopan yang harus dimiliki siswa terhadap guru baik perkataan,
perbuatan dan berpakaian yaitu:
32 Uswatun Khatanah, Peran Guru PAI dalam Upaya Pengendalian Perilaku
Menyimpang Siswa di SMAN 1 Pleret, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2013), h. 13. 33
Gulam Reza Sultani, Hati yang bersih, : Kunci Ketengan Jiwa, (Jakarta : Pustaka
Zahara, 2004), h. 143 34
M. Quraish Shihab, Yang Hilang dari Kita Akhlak, ( Tanggerang: Lentera Hati, 2016),
h.123-124
31
a. Sikap siswa ketika berbicara dengan guru
Ketika murid berbicara dengsn guru harus bertutur kata yang sopan
dan baik, murid tidak diperkenankan untuk mengatakan sesuatu
lucu yand ada unsur penghinaan yang tidak pantas diucapkan, bila
murid meminta penjelasan terhadap guru, sebaiknya melakukan
dengan perkataan yang halus dan sopan.
b. Sikap sopan ketika dihadapan guru
Patuh kepada guru dalam berbagai hal dan tidak menentang
pendapat dan aturannya. Oleh karena itu, murid hendaknya
menghormatinya dan mendekatkan diri kepada Allah dengan
melayaninya, bahwa ketundukan terhadap guru adalah kemuliaan.
c. Berpakaian sopan dihadapan guru
Murid harus berpenampilan yang baik, berpakaian bersih dan suci
setelah sebelumnya memotong kuku dan menghilangkan bau badan
yang tidak sedap pada saat menemui atau dihadapan guru. Murid
tidak boleh menyingsingkan lengan bajunya.35
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sikap sopan siswa
terhadap guru baik dalam perkataan, perbuatan dan penampilan harus dimiliki
oleh setiap siswa, karena dengan menghormati orang lain yamg lebih tua dan guru
sebagai orang tua murid di sekolah ilmu yang dihadapkan akan lebih bermanfaat.
35
Hasyim Asy‟ari, Pendidikan Akhlak Untuk Pelajar dan Pengajar, (Jawa timur:
Pustaka Tebuireng dan Bina Ilmu Cukir, 2016), h. 24-33
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Deskriptif karena berdasarkan pada tujuan penelitian serta hasil yang ingin dicapai
yang cenderung untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang hal yang
dikaji, menggambarkan teori, dan bagaimana menggambarkan realitas terhadap
sasaran yang dikaji.
Penelitian deskriptif berarti memecahkan masalah yang aktual dengan
mengumpulkan data, menyusun atau mengklarifikasikannya, menganalisa dan
menginterpretasikannya.66
Penelitian kualitatif boleh juga diartikan sebagai suatu penelitian yang
mendeskripsikan data dalam bentuk uraian, temuan lapangan yang dikemukakan
dengan berpegang pada prinsip etnis dan memahami realitas, penulis tidak
bersifat penafsiran atau evaluasi.
Menurut Whitney mendefenisikan bahwa metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat. Hal lain yang dikemukan oleh
Moh. Nasir mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah mempelajari masalah-
masalah dalam masyarakat, serta tata cara berlaku dalam masyarakat serta situasi-
situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,
pandangan-pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh suatu
fenomena.67
66
Winarno Surakhmad, 1994, Pengantar Penelitian Ilmuah, Bandung: Tarsito, h. 147 67
Soejono dan Abdulrrahman, metode Penelitian :suatu Pemikiran dan Penerapan,( Jakarta:
RinekaCipta, 2005), h.21
33
B. Lokasi dan objek Penelitian
Menurut Imam Gunawan bahwasanya “Penelitian lokasi penelitian harus
didasarkan pada pertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuian dengan
topic yang dipilih”.68
Peneliti memilih melakukan penelitiannya disebuah lembaga
pendidikan yaitu di SMPN 4 Lappariaja kecematan Lappariaja Kabupaten Bone.
Sekolah ini berlokasi di jl. Bengrongen, sebagai salah satu sekolah yang berbasis
pendidikan menengah. Tentunya sekolah ini memiliki strategi-strategi khusus
dalam membina dan membentuk karakteristik kepribadian siswanya. Di lembaga
sekolah ini ada tiga macam bentuk pembinaan yang setiap hari dilakukan oleh
para siswa, bentuk pembinaan itu meliputi shalat wajib , shalat dhuha berjamaah,
dan tadarus Al-Quran. Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti dan
mengetahui lebih mendalam tentang peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam
pembinaan kepribadian siswa di sekolah tersebut.
C. Fokus Penelitian
Penelitian ini fokus pada 2 hal yaitu :
1. Peran guru Pendidikan Agama Islam
2. Pembinaan kepribadian siswa
D. Deskripsi Fokus Penelitian
Untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk menyamakan persepsi,
maka terlebih dahulu penulis mengemukakan deskripsi fokus penelitian yang akan
dikaji:
68
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), hal. 278
34
1. Peran guru PAI yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelaksanaan
tugas dan fungsi menjadi guru PAI dalam kedudukannya sebagai guru
agama Islam untuk mengajarkan tentang ajaran Islam dan menanamkan
nilai-nilai ajaran agama Islam dalam keseluruhan aaspek kehidupan
kepribadian peserta didik.
2. Membina kepribadian siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
segala sesuatu yang melekat pada diri siswa sebagai individu yang
direfleksikan dalam bentuk kesan menyeluruh tentang dirinya yang terlihat
dalam sikap dan perilaku sehari-hari. Kepribadian dalam penelitian ini
akan diamati melalui indikator sikap siswa terhadap guru,perilaku siswa
terhadap guru dalam megikuti proses pembelajaran di sekolah, ke patuhan
siswa terhadap tata tertib yang berlaku di sekolah dan adanya interaksi
siswa dengan siswa lainnya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa deskripsi fokus
penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana peran guru Pendidikan Agama
Islam dalam membina kepribadian siswa di sekolah SMPN 4 Lappariaja
Kecematan Lappariaja Kabupaten Bone.
E. Sumber Data
1. Sumber data primer
Sumber data primer yaitu terdiri dari penelitian di lapangan, dokumen
(buku-buku yang telah ditulis oleh para tokoh pendidikan) dan para informan
kunci yaitu guru Pendidikan Agama Islam akan memberi informasi terkait dengan
35
upaya yang di lakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan
kepribadian siswa di SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone.
2. Sumber data sekunder
Sumber data merupakan sumber dari data dapat diperoleh. Menurut
Arikunto yang dimaksud sumber data dari penelitian ini adalah “subyek darimana
data yang diperoleh”.69
Dalam penelitian ini sumber datanya disebut responden
yaitu orang yang akan merespon atau menjawab pertamyaan peneliti baik
pertanyaan lisan mapun tulisan. Sehubungan dengan wilayah sumber data yang
dijadikan sebagai subyek penelitian yaitu:
a. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpulan data dan sumber data ini diperoleh secara
langsung melalui pengamatam dan perencanaan di lapangan 70
. Adapun
sumber data primer yaitu kepala sekolah, bapak atau ibu guru bidang studi,
dan siswa yang akan memberi informasi terkait dengan upaya guru yang di
lakukan guru dalam membina kepribadian siswa di smpn 4 Lappariaja
Kecematan Lappariaja Kabupaten Bone.
b. Sumber data sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
dokumen.71
69
S. Nasution,Metode Research (Penelitian Ilmiah).(Jakarta : Bumi Aksara, 2006), h.143 70
Ibid, h.143 71
Sugiyono, metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantatif, kualitatif dan R&D,
(cet,. 27; Bandung : Alfabeta, 2017), h.225.
36
F. Instrument Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai
pengumpul data utama, hal ini dilakukan karena peneliti memahami kaitan
kenyataan-kenyataan di lapangan seperti interaksi antar objek dan subjek.
Peneliti sebagai perencana, pelaksana, menganalisis, menafsirkan hingga
pelaporan hasil penelitian. Penelitian juga menggunakan instrumen bantuan
seperti kamera, daftar catatan dan alat tulis.
1. Pedoman Observasi
Yaitu berupa teknik yang digunakan sebagai pencatat dalam
melaksanakan observasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan keterangan di atas teknik observasi sangat sederhana tidak
membutuhkan biaya yang terlalu besar. Berhubungan dengan penelitian
penulis, observasi ini merupakan langkah awal untuk mendapatkan
informasi tentang apa yang akan diteliti. Dalam observasi ini peneliti
menggunakan kamera untuk merekam kejadian yang penting suatu
peristiwa baik dalam bentuk foto ataupun video.
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan
Tanya jawab langsung dengan para informan. Pedoman tersebut berisi
sejumlah pertanyaan menyangkut masalah yang diteliti dalam proposal ini.
Menurut Surya: “Metode wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk mendapatkan secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-
pertanyaan pada para informan dan kegiatannya dilakukan secara
37
langsung”.72
Adapun alat yang digunakan dalam wawancara seperti buku
tulis/catatan, pensil, pulpen.
3. Catatan Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang.73
Metode tersebut digunakan untuk mendapatkan sumber
data yang berkaitan dengan penelitian seperti latar belakang berdirinya
remaja masjid, aktivitas remaja masjid pada umumnya dan remaja pada
khususnya.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:
Riset lapangan, yaitu cara pengumpulan data dengan penulis turun langsung ke
lapangan. Dalam hal ini remaja masjid guna mengumpulkan data yang diperlukan
dalam penyusunan proposal ini. Oleh karena itu data yang dikumpulkan ini
bersifat empiris. Kemudian dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan
teknik-teknik pengumpulan data, sebagai berikut;
1. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik
fenomena-fenomena yang diselidiki.74
2. Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yaitu semacam
percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.75
72
Surya, Pengajaran Ramediasi (Jakarta: Percetakan Negeri RI, 1978), h. 55 73
Ibid, h. 30
74
Ibid,.h 220.
75
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
(Jogjakarta: Ar-ruz Media, 2011). h 330.
38
3. Dokumentasi adalah mencatat semua data secara langsung dari referensi
yang membahas tentang objek peneliitian.76
H . Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya
kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Analisis data merupakan
rangkaian kegiatan penelaahan, pengelonmpokan, sistematisasi, penafsiran dan
ferifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah.
Analisis data ini dilakukan setelah data yang diperoleh dari sample melalui
instrumen yang dipilih dan akan digunakan untuk menjawab masalah dalam
penelitian atau untuk menguji hipotesa yang diajukan melalui penyajian data.77
Data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi disusun
dengan berkelompok dengan berkelompok sesuai dengan rumusan masalah, baru
kemudian dilakukan analisis dengan pendekatan kualitatif. Analisa ini dilakukan
dengan tehnik analisis induktif.
Analisis induktif adalah pengambilan kesimpulan dimulai dari analisis
berbagai data yang terhimpun dari suatu penelitian, kemudian bergerak kearah
pembentukan kesimpulan kategoris atau ciri-ciri umum tertentu. 78
Oleh karena
itu, tehnik analisis induktif ini dimulai dari pekerjaan klasifikasi data. Dalam
konteks ini penulis berusaha menggali data-data dari lapangan yang selanjutnya
dipaparkan dalam suatu paparan data kemudian dianalisi dengan tehnik induktif
ini.
76 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan
Ilmu sosial lainnya. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 121. 77
Andi Prastowo, Loc.cit, h. 69 78
Burhan Bungin, 2001, Metodologi Penelitian Sosial Surabaya: Airlangga Universitas
Press, h. 290
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja
Kabupten Bone
Sejarah berdirinya SMPN 4 Lappariaja yang berlokasi di Desa Pattuku
Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone. Latar belakang dari kebutuhan
masyarakat terhadap pendidikan yanag ada saat itu belum ada, sehingga timbullah
inisiatif dari beberapa tokoh masyarakat dan warga setempat untuk menyusulkan
kepada pemerintah daerah agar membangun sekolah SMPN di sekitar tempat
tinggal mereka Awal kemunculan sekolah SMPN 4 Lappariaja belum ada yang
bersedia menampung tempat untuk dibangun sekolah tersebut. Sehingga mantan
Desa tellu limpoe yang bernama bapak Puang Kabba bersedia memberikan lahan
untuk dijadikan tempat bangunan sekolah. Pada tahun 2001 diusulkannya sekolah
SMPN 4 Lappariaja karena semula pembelajaran dilakukan di sekolah Dasar
(SD), atas kesiapan bapak Puang Kabba menyediakan lahan seluas 10.000 m
tersebut maka dibangunlah sekolah tersebut.
Pengajuan persyaratan penegerian SMPN 4 Lappariaja oleh kementerian
pendidikan dan kebudayaan telah dilengkapi baik secara administarsi maupun
lahan tanah. Akhirnya pada tahun 2003 menjadi sekolah menengah pendidikan
negeri 4 Lappariaja berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan Republik
Indonesia nomor 528 tanggal 16 juli 2003.
2
2. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMP Negeri 4 Lappariaja
Alamat Sekolah: Pattuku Limpoe
RT/RW: 1/1
Kode Pos: 9276
Kelurahan: Pattuku Limpoe
Kecamatan: Kec. Lappariaja
Kabupaten/Kota: Kab.Bone
Jenjang Pendidikan: Smp
Status Sekolah: Negeri
Akreditas: B
Email: [email protected]
SK Pendirian: 528
Tanggal SK Pendirian:2003-07-16
Tanggal SK izin operasional: 1910-01-01
Status Kepemilikan: Pemerintah Daerah
Cabang KCP/Unit: Bone
3. Visi Misi dan Tujuan SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja
Kabupaten Bone
a. Visi
Optimalisasi kinerja yang berdisiplin dalam Iman dan Taqwa
3
b. Misi
1) Melaksankan pembelajaran dan bimbingan secra efektif sehingga setiap
siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki
2) Menumbuhkan semangat disiplin secara intensif kepada seluruh warga
sekolah
3) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi
dirinya, sehingga dapat berkembang secara optimal
4) Menumbuhkan dan mendorong optimalisasi penerapan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
5) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran Agama yang dianut dan
budaya bangsa sehingga terbangun siswa yang kompeten dan berakhlak
mulia.
6) Mendorong lulusan yang berkualitas, berprestasi, berakhlak tinggi dan
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
c. Tujuan
1) Keunggulan dalam perolehan nilai dan presentase kelulusan ujian
nasional dan ujian sekolah.
2) Keunggulan dalam peningkatan kuantitas dan kualitas profesionalisme
tenaga pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana serta
pengelolaan pendidikan.
3) Terwujudnya budaya gemar membaca (gerakan literasi sekolah),
kerjasama, saling menghargai, disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, dan
inovatif.
4
4) Terlaksananya program kegiatan keagamaan seperti shalat duhur, shalat
dhuha berjamaah, pesantren kilat/ ramadahan.meliputi 8 standar
pendidikan.
5) Terlaksananya pengembangan kurikulum yang
6) Terlaksananya pelaksanaan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, efektif
dan menyenangkan.
7) Terlaksananaya pembiasaan 5S-1P (salam, salim, senyum, sapa, santun
dan peduli lingkungan).
8) Tercapainya lingkungan sekolah yang bersih, asri dan nyaman untuk
pembeljaran sebagai upaya untuk pelestarian fungsi lingkungan,
mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan serta
kepedulian sosial.91
4. Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMPN 4 Lappariaja
Tenaga pendidik di SMPN 4 Lappariaja berjumlah 20 orang. Guru honorer
sebanyak 6 orang. Tenaga kependidikan di SMPN 4 Lappariaja sebanyak 12
orang yang berstatus PNS.
Tabel 1.4 Pendidik dan Tenaga Pendidik Guru Di SMPN 4 Lappariaja
Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone Tahun Ajaran 2020/2021
No. Nama Jabatan/Mata Pelajaran
1. Baharuddin, S.Pd,M.Pd Kepala Sekolah
2. Dasi, S.Pd Biologi
91
Sumber Dokumentasi SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone,
Selasa 14 Juli 2020
5
3. Alimuddin L Bahasa Inggris
4. Fatmawati Yunus, S.Pd Fisika
5. Hj. Hamsidar, S.Pd Bahasa Indonesia
6. Hasni, S.Pd Seni Budaya
7. Jumriani, S.Pd Bahasa Inggris
8. Muh. Tahir, S.Pd Pendidikan Kewarganegaraan
(PKN)
9. Muhammad Idrus, S.Ag Pendidikan Agama Islam
10. St. Nardi Tenaga Administrasi Sekolah
11. Syawal, S.Pd Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan
12. Drs.Umar H Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan
13. Hamdana, S.Pd Matematika
14. Rosmiati, S.Pd Pendidikan Agama Islam
15. Faqih Ashari, S.Pd Bahasa Indonesia
16. Jumiarti S.,S.E,S.Pd Ekonomi
17. Widianti, S.Pd Ekonomi
18. Hasnia, S.Pd Ekonomi
19. Mirnawati, S.E Tenaga Administasi Sekolah
20. Wahyuddin Tenaga Perpustakaan
21. Jusmiati Tenaga Administasi Sekolah
6
Sumber:Dokumentasi SMPN 4 Lappariaja Kecamatan lappariaja Kabupaten
Bone Tahun ajaran 2020/2021
5. Keadaan Siswa
Siswa SMPN 4 Lappariaja berasal dari berbagai daerah dengan
keanekaragaman suku, bangsa, budaya, daerah dan sebagainya. Tetapi dengan
terdaftarnya pada SMPN 4 Lappariaja sesuai dengan kelas yang telah ditetapkan
yaitu kelas A,B dan C. mereka dibimbing sesuia dengan program dan peraturan
yang berlaku di SMPN 4 Lappariaja sehingga dapat bergabung antara yang satu
dengan yang lain, hidup rukun, akrab dan menjadi populasi di SMPN 4
Lappariaja sebagai objek pendidikan dan pengajaran, berikut ini adalah keadaan
siswa di SMPN 4 Lappariaja.
Tabel : 2.4 Siswa SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja kabupaten
Bone Tahun Ajaran 2020/2021
No. Kelas Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. VII A 17 14 31
2. VII B 18 12 30
3. VII C 16 14 30
Jumlah 51 40 91
1. VIII A 18 14 32
2. VIII B 18 14 32
7
3. VIII C 16 16 32
Jumlah 52 44 96
1. IX A 14 11 25
2. IX B 12 11 23
3. IX C 15 10 25
4. IX D 12 13 25
Jumlah 53 45 98
Jumlah Keseluruan 156 129 285
Sumber:Dokumentasi Data Pendidik dan Tenaga Pendidik SMPN 4 Lappariaja
Kabupaten Kecamatan Bone Tahun ajaran 2020/2021
6. Sarana dan Prasarana Sekolah
Keadaan sarana dan prasarana SMPN 4 Lappariaja sama halnya dengan
sekolah lainnya yang memiliki beberapa fasilitas yang erat hubungannya dengan
tingkatannya yang ada pada sekolah tersebut misalnya kelas A, B, C dan D. Selain
itu terdapat pula fasilitas sebagai penunjang berlangsungnya proses belajara
mengajar. Untuk lebih jelasnya dilihat pada uraian berikut:
Tabel :3.4 Fasilitas Sekolah SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja
Kabupaten Bone
No. Fasilitas Jumlah Keterangan
1. Bangunan Gedung Sekolah 1 Permanen
2. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
3. Ruang Guru 1 Baik
8
4. Ruang TU 1 Baik
5. Ruang Perpustakaan 1 Baik
6. Ruang Keterampilan 1 Baik
7. Laboratorium IPA 1 Baik
8. Ruang Kelas 12 Baik
9. Ruang UKS 1 Baik
10. Ruang Ibadah/ Mesjid 1 Baik
11 Gudang 1 Baik
12. Toilet Guru 2 Baik
13. Toilet Siswa 4 Baik
14. Pos Satpam 1 Baik
15. Kantin 2 Baik
Sumber:Dokumentasi Data Pendidik dan Tenaga Pendidik SMPN 4 Lappariaja
Kabupaten Kecamatan Bone Tahun ajaran 2020/202192
B. Bentuk Pembinaan Kepribadian Siswa di SMPN 4 Lappariaja
Kepribadian siswa merupakan kesan menyeluruh tentang sikap dan
perilaku kehidupan sehari-hari yang dilandasi dengan nilai-nilai ajaran Agama.
Dalam hal ini sekolah merupakan wadah untuk pendidikan bagi siswa. Pembinaan
kepribadian yang diadakan disekolah sangat penting bagi siswa karena akan
mempengaruhi sikap, karakter, dan perilaku siswa baik disekolah maupun diluar
92
Sumber Dokumentasi SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone,
Selasa 14 Juli 2020
9
sekolah. Selain itu pembinaan yang dilakukan guru disekolah dapat membantu
orang tua dalam mendidik anaknya.
Sesuai fokus masalah yang dibahas pada skripsi ini peneliti
menyampaikan hasil interview dengan guru mengenai peran guru Pendidikan
Agama Islam dalam membina kepribadian siswa di SMPN 4 Lappariaja
Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone. Berdasarkan data yang diperoleh melalui
wawancara dan observasi terhadap guru Pendidikan Agama Islam dan siswa.
Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Baharuddin S.Pd. M.Pd.
selaku kepala sekolah SMPN 4 Lappariaja yang mengatakan bahwa:
“Bentuk pembinaan nya yaitu salah satunya belajar sholat tahajjud melalui
ektrakurikuler rohis yang di adakan setiap hari jum‟at karena banyak
siswa yang belum paham dan belum mengerti dengan sholat tahajjud,nah
dengan melalui kegiatan ini alhamdulillah siswa sudah sedikit demi sedikit
bisa memahami dan menyesuaikan diri di setiap kegiatan berlangsung”93
Hasil wawancara dengan Muhammad Idrus, S.Pd selaku guru pendidikan
agama Islam mengatakan bahwa:
“Dilakukan hal-hal bentuk pembinaan kepribadian seperti sebelum
memulai pelajaran siswa membaca Al-Qur‟an, shalat dhuha ,shalat dzuhur
dan setelah sholat berjamaah siswa secara bergiliran menyampaikan
kultum terlebih dahulu, supaya mereka terbiasa dengan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan di sekolah.dan sopan santun yang baik terhadap guru dan
sesama teman yang dijadikan sebagai cerminan akhlak yang baik.94
Hal senada juga disampaikan oleh Rosmiati, S.Pd selaku guru Pendidikan
Agama Islam mengatakan:
”Salah satu bentuk pembinaan yang dilakukan di sekolah yaitu para siswa
dilatih untuk shalat dhuzur secara berjamaah, tujuannya untuk
93
Hasil Wawancara peneliti dengan Bapak Baharuddin, selaku Kepala Sekolah SMPN
4 Lappariaja pada Tanggal 14 Agustus 2020 94
Hasil Wawancara peneliti dengan Muhammad Indrus, S.Pd, selaku guru Pendidikan
Agama Islam pada Tanggal 15 Juli 2020
10
meningkatkan kesadaran dalam shalat dan membina serta menanamkan
siswa tentang nilai-nilai Islam”95
Dari hasil wawancara diatas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa
bentuk pembinaan kepribadian yang dilaksanakan guru Pendidikan Agama Islam
adalah dengan mendidik siswa secara Agama terutama pada kewajiban
melaksanakan shalat berjamaah dimasjid tetapi tidak melupakan shalat sunnah
yang harus dibiasakan kepada siswa untuk melaksanakannya.
Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara dengan Bimo Resto Pardede
selaku siswa mengatakan bahwa:
“Dengan adanya pembinaan kepribadian ini kami merasa sangat baik
karena setiap hari dilatih untuk mengaji sehingga kemampuan membaca
Al-quran semakin bagus”96
Hal Senada dari hasil wawancara peneliti dengan Amelia selaku siswa kls
VIII yang mengatakan bahwa
“ menurut saya pembinaan kepribadian yang di lakukan oleh guru PAI
disini setiap hari kita di ingatkan untuk mengaji, di biasakan juga sebelum
belajar di suruh untuk sholat dhuha terlebih dahulu dan menjadikan diri
sebagai motivasi kepada teman agar mau mengikuti kita.”97
Dari kedua pendapat tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa
bentuk pembinaan yang di lakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah
ini merupakan bentuk pembinaan yang sangat baik karena memberikan dampak
yang positif bagi diri siswa itu sendiri, karena pada dasarnya siswa di usia yang
masih sangat labil (Smp) ini sangat aktif dan tak mudah untuk mengotrol dirinya
95 Hasil wawancara peneliti dengan Rosmiati, S.Pd, selaku guru pendidikan agama islam,
pada tanggal 18juli 2020 96
Hasil wawancara peneliti dengan Bimo Resto Pardede, selaku siswa, pada tanggal 16 juli
2020 97
Hasil Wawancara peneliti dengan Amelia, selaku siswa pada Tanggal 17 Juli 2020
11
sendiri apalagi persoalan ibadah termasuk shalat dan mengaji dalam hal ini,
dengan pembinaan seperti ini siswa dapat mengetahui dan sadar untuk senantiasa
belajar memperbaiki hal-hal yang terkecil dalam dirinya, tak bisa di pungkiri juga
masih banyak di kalangan anak-anak zaman now yang menjadikan waktu
luangnya sebagi prioritas untuk hal- hal yang tidak bermanfaat contohnya main
games, nongkrong dan lain sebagainya. Sehingga dengan adanya kegiatan-
kegiatan sekolah seperti ini mendukung mereka sekaligus mengotrol aktivitas
mereka dari hal-hal yang tidak bermanfaat lainya shalat, mengaji dan kultum
menjadi awal dari segala aktivitas mereka di sekolah untuk meningkatkan ibadah
kepada sang maha pencipta (Allah swt).
C. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Kepribadian
Siswa SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja Kab.Bone
Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam membina kepribadian siswa
merupakan tugas dan tanggung jawab dalam mendidik dan mengembangkan
potensi peserta didik guna menguasai ilmu Agama Islam serta membina
kepribadian yang beriman dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Islam. Guru
Pendidikan Agama Islam salah satunya adalah diharapkan dapat menanamkan
nilai-nilai Agama, memberikan contoh yang baik, mengadakan kegiatan
keagamaan, menegur yang bertingka buruk, dengan berbagai perannya tersebut,
diharapkan dapat terbinanya kepribadian muslim pada diri siswa SMPN 4
Lappariaja Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone.
Persoalan kepribadian merupakan hal penting bagi setiap orang karena
berhubungan dengan perilaku seorang dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan
12
dan pembiasaan ini akan membina sikap dan pribadi seseorang untuk senantiasa
menjalankan ajaran Agama dan berberilaku baik dalam pemahaman tentang nilai-
nilai Agama di dukung dengan pembiasaan dan cerminan yang baik dalam
kehidupan tidak akan memberikan pengaruh banyak terhadap pembinaan
kepribadian seseorang baik dalam ruang lingkup sekolah maupun masyrakat.
Karena pada dasarnya guru pendidikan Agama sangat berperan penting dalam
membentuk karakter siswa pada umumnya.
peneliti melakukan wawancara dengan bapak Baharuddin, S.Pd., M.Pd
selaku Kepala sekolah mengatakan bahwa:
“Menurut saya aktif dan sangat memperhatikan ibadahnya anak-anak.
Artinya memang dia aktif dalam melaksanakan serta melihat kelakuan
anak-anak dan mencatat perilaku siswa-siswanya baik didalam kelas
maupun di luar kelas. Beda dengan guru lain yang peran hanya mengawasi
di dalam kelas saja.”98
Jadi peneliti dapat mengetahui bahwa peran guru Pendidikan Agaam Islam
sangat aktif dalam memperhatikan secara keseluruhan aktivitas siswa-siswa baik
di sekolah maupun di lingkungan sekolah, peran guru Pendidikan Agama Islam
sangat berbeda dengan guru-guru yang lainnya. Guru Pendidikan Agama Islam
perannya bukan hanya dengan mengajar dan memberikan materi saja di sekolah,
namun memiliki perhatian yang lebih dan cenderung menghadapi siswa-siswanya
menyesuaikan diri dengan karakter-karakter yang berbeda-beda, sebab pada
dasarnya anak usia dini sangat berbeda-beda wataknya dan berbeda juga kemauan
dan keinginannya. Maka dari itu guru Pendidikan Agama Islam yang berperan
98
Hasil wawancara peneliti dengan Bapak Baharuddin , selaku Kepala Sekolah SMPN 4
Lappariaja , pada tanggal 14 Agustus 2020
13
penting untuk lebih dekat dan lebih paham terkait dengan masalah dan kondisi
siswa-siswa. Selain menjadi guru di sekolah tetapi guru juga berperan sebagai
orang tua di sekolah bagi siswa-siswanya..
Pendapat di atas senada dengan yang di katakana oleh Bapak
Muhammad Idrus, S.Pd selaku guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 4
Lappariaja yang mengatakan bahwa:
“Peran Guru PAI sangat berperan penting dalam membina akhlak dengan
bentuk wejangan atau bagaimana memberikan pengajaran kepada siswa
agar menjadi generasi muda yang nantinya bisa menjadi generasi yang
bermanfaat untuk bangsa dan negara”99
Hal yang sama juga, dijelaskan oleh ibu Rosmiati, S.Pd salah satu guru
Pendidikan Agama Islam di SMPN 4 Lappariaja, beliau mengatakan bahwa:
“jadi, yang berperan penting adalah guru PAI untuk memberikan
pengarahan terhadap siswa agar berminat untuk ikut dan menjalankan
rangkaian kegiatan pembinaan yang dilakukan disekolah serta membina
akhlak atau perilaku siswa dengan menhormati guru atau orang yang lebih
tua ”100
Jadi Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa guru
pendidikan Agama Islam sangat berperan penting dalam membina akhlak serta
tanggung jawab yang harus di lakukan sabagai mana mestinya karena menjadi
seorang guru adalah suatu amanah yang tidak mudah, sebab banyak tantangan
untuk menghadapi karakter dan kepribadian siswa yang berbeda-beda wataknya.
Untuk melahirkan generasi yang mampu menjadi tauladan di sekolah maupun
lingkungan yang lebih luas.
99
Hasil wawancara peneliti dengan Muhammad Idrus, S.Pd, selaku guru pendidikan
agama islam, pada tanggal 15 juli 2020 100
Hasil wawancara peneliti dengan Rosmiati, S.Pd, selaku guru pendidikan agama islam,
pada tanggal 18 juli 2020
14
Selanjutnya hasil wawancara peneliti dengan Nurica selaku siswa yang
mengatakan bahwa:
“Menurut saya Peran guru PAI dalam membina kepribadian siswa sangat
penting dalam membimbing, mengarahkan dan memberikan pelajaran
kepada siswa-siswanya serta memberikan motivasi agar siswa mampu
menjadi contoh/ teladan bagi setiap muridnya, misalnya cara bertutur kata
yang baik.”101
Data yang akurat untuk menguatkan hasil wawancara diatas peneliti
melakukan wawancara kepada Wahyulina, selaku siswa SMPN 4 Lappariaja,
mengatakan bahwa :
“Peran guru PAI menurut saya cukup tegas dalam membimbing, memberi
motivasi serta menyampaikan pembelajaran. Ini sebenarnya dilakukan
untuk kebaikan kita.”102
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Afrianti kelas juga
menambahkan:
“ Menurut saya guru-guru sudah berperan aktif, karena sudah mampu dan
mengarahkan siswanya untuk melaksanakan shalat Dhuha dan shalat
berjamaah di mesjid.”103
Dari hasil wawancara dengan siswa diatas peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa peran guru Pendidikan Agama Islam dalam membina
kepribadian siswa yaitu selain sebagai teladan atau contoh bagi peserta didiknya
guru Pendidikan Agama Islam juga berperan dalam memberikan motivasi,
mengarahkan serta membimbing peserta didik atau sebagai penggerak
terbentuknya kepribadian yang baik.
101
Hasil wawancara peneliti dengan Nurica, selaku siswa, pada tanggal 16 juli 2020
102
Hasil wawancara peneliti dengan Wahyulina, selaku siswa, pada tanggal 16 juli 2020 103 Hasil wawancara peneliti dengan Afrianti, selaku siswa, pada tanggal 17 juli 2020
15
Dari pendapat kepala sekolah, guru dan siswa di atas peneliti dapat
menarik kesimpulan bahwa peran guru Pendidikan Agama Islam harus memiliki
sikap dan pembawan yang tegas terhadap siswa-siswaya dalam hal ini
mengajarakan dan membimbing kepribadian dan karakter siswa untuk menjadi
pribadi yang lebih baik itu sangat membutuhkan pembawaan dan ketegasan baik
dari segi perbuatan atau perkataan sebab guru merupakan tauladan atau contoh
untuk siswa-siswanya. Kondisi dan zaman sekarang yang penuh dengan tantangan
baik dari segi akhlak maupun moral anak-anak muda yang sudah banyak
terpengaruh oleh perkembangan yang seakan melupakan diri mereka dari
tanggung jawab mereka sebagai generasi muslim, perlu pengawasan dan
dampingan terutama perhatian dari seorang pendidik atau guru dalam hal ini
mampu mejadi solusi dari problematika anak didiknya sebagai orang tua di
sekolah.
D. Faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi guru Pendidikan
Agama Islam dalam membina kepribadian Siswa SMPN 4 Lappariaja
a. Faktor Pendukung
Menurut Bapak Baharuddin saat diwawancarai tentang faktor pendukung
dalam membina kepribadian siswa beliau berkata :
Kegiatan program pembinaan kepribadian yang berada di SMPN 4
Lappariaja itu dari pagi sampai berakhir proses pembelajaran dalam sehari
yaitu pertama shalat dhuha itu dilakukan di masjid, jadi semua anak-anak
melakukan shalat dhuha.104
104
Hasil wawancara peneliti dengan Bapak Baharuddin , selaku Kepala Sekolah SMPN 4
Lappariaja , pada tanggal 14 Agustus 2020
16
Hal senada juga diungkapkan oleh ibu Rosmiati guru PAI di SMPN 4
Lappariaja, Menyatakan bahwa:
Faktor pendukung dalam membina kepribadian itu adalah dengan adanya
sarana dan prasarana.105
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu
faktor yang mendukung dalam peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam
membina kepribadian siswa di SMPN 4 Lappariaja adalah adanya sarana dan
prasarana yang baik.
Pemaparan diatas diperkuat dengan observasi yang dilakukan oleh peneliti,
tentang sarana dan prasana untuk melaksanakan shalat berjama‟ah. Mesjid yang
ada di SMPN 4 Lappariaja sudah bagus dan lumayan besar, sedangkan tempat
wudhunya pun juga bersih.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan bapak Muhammad
Idrus salah satu guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 4 Lappariaja, beliau
mengatakan bahwa:
Kita adakan pembimbingan, memberikan motivasi kepada mereka supaya
yang tadinya mereka tidak percaya diri saat kultum, menjadi percaya diri.106
Berdasarkan Wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor
pendukung yang kedua dalam membina kepribadian siswa SMPN 4 Lappariaja
adalah adanya bimbingan dan motivasi dari guru yang menumbuhkan kesadaran
105
Hasil wawancara peneliti dengan Rosmiati, S.Pd, selaku guru pendidikan agama islam,
pada tanggal 18 juli 2020
106
Hasil wawancara peneliti dengan Muhammad Idrus, S.Pd, selaku guru pendidikan
agama islam, pada tanggal 15 juli 2020
17
kepada siswa, sehingga siswa semangat dalam melaksanakan pembinaan
kepribadian yang ada di sekolah.
Berdasarkan paparan data di atas secara umum faktor yang mendukung
guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam membina kegiatan keagamaan siswa
di SMPN 4 Lappariaja adalah adanya sarana dan prasarana yang baik, secara
material atau bangunan sudah memadai (Mesjid dan tempat wudhu bagi anak Iaki-
Iaki sudah baik). Selain itu guru-guru juga tidak pernah ketinggalan untuk
mendampingi para siswa untuk melaksanakan pembinaan kepribadian disetiap
harinya dengan cara membimbing dan memberikan motivasi kepada siswa.
b. Faktor Penghambat
Dalam melaksanakan pembinaan kepribadiaan tentu tidaklah mudah hal ini
karena banyak faktor yang menghambat pembinaan tersebut.
peneliti melakukan wawancara kepada Bapak Baharuddin selaku Kepala
Sekolah SMPN 4 Lappariaja yang meyatakan bahwa:
”Faktor penghambatnya di antaranya adalah yaitu faktor lingkungan
sebenarnya karena bagaiaman kita di sekolah itu berusaha untuk siswa
lebih baik, tapi lingkungan disini parah memang karena ada sekelompok
masyarakat yang biasanya saya dapatkan minum ballo bersama siswa
disekolah ini,banyak-banyak juga anak-anak yang merokok di kantin-
kantin. Yang parahnya lagi penjual kantin menjual rokok kepada siswa
SMPN 4 Lappariaja. Jadi solusinya adalah mendatangi kantin-kantin untuk
menghentikan penjualan rokok kepada siswa”107
Sebagaimana peneliti melakukan wawancara kepada Muhammad idrus,
S.Pd yang meyatakan bahwa:
107
Hasil Wawancara peneliti dengan Bapak Baharuddin, selaku Kepala Sekolah SMPN
4 Lappariaja pada Tanggal 14 Agustus 2020
18
“faktor penghambat diantaranya yaitu teknologi, faktor lingkungan, dan
tanggapan siswa yang acuh tak acuh, sehingga siswa kadang malas dalam
menerima pelajaran” 108
Hal senada juga di sampaikan oleh ibu Rosmiati, S.Pd selaku guru PAI
mengatakan bahwa :
“faktor penghambatnya adalah kurangnya kesadaran siswa akan
pentingnya sebuah pembelajaran pembinaan akhlak serta kurangnya minat
dan motivasi mereka untuk melakukan kegiatan –kegiatan di sekolah”109
Selanjutnya hal ini juga di kuatkan dengan pernyataan salah satu siswa
yang bernama Suryanti ketika di wawancaarai ia berkata bahwa:
“ faktor penghambat adalah yaitu malas, capek, bahkan lupa dan bosan”110
Hal senada juga di ungkapkan oleh Aprianti yang mengakatakan bahwa:
“penyebabnya adalah kurangnya motivasi dalam diri karena di sebabkan
oleh guru yang jarang masuk untuk memberikan bimbingan dan
pengajaran terhadap siswa”111
Dari beberapa pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa faktor
pendukung dan faktor penghambat dari pada pembinaan kepribadian siswa pada
dasarnya setiap kegiatan apapun pasti ada faktor penghambat. Secara umum faktor
yang menghambat Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam membina
kepribadian siswa di SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone
adalah masih kurangnya kesadaran dan motivasi serta siswa cenderung bosan di
sebabkan guru tersebut malas dan jarang masuk, selain itu faktor penghambat
108
Hasil wawancara peneliti dengan Muhammad Idrus , selaku Guru PAI pada tanggal 15
juli 2020
109
Hasil wawancara peneliti dengan Ibu Rosmiati selaku Guru PAI pada tanggal 18 juli
2020
110
Hasil wawancara peneliti dengan Surianti selaku Siswa pada tanggal 17 juli 2020
111
Hasil Wawancara peneliti dengan Aprianti selaku Siswa Pada tanggal 17 juli 2020
19
kedua adalah faktor teknologi yang menyebabkan siswa cenderung malas
mengikuti pembelajaran dan pembinaan yang dilaksanakan disekolah serta
teknologi yang tidak memadai yang menyebabkan siswa untuk melakukan proses
pembelajaran kurang efektif sehingga munculnya rasa malas, bosan, acuh tak
acuh, yang menjadi alasan atau kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa.
Dan bukan hanya itu ada beberapa di antaranya faktor dari lingkungan dan
dari siswa itu sendiri, karena kurang kesadaran dan pengawasan dari guru atau
orang tua sehingga menyebabkan siswa mudah terpengaruh oleh teman sebaya
ataupun orang-orang dari lingkungan masyarakat. Memang sangat wajar di zaman
yang serba modern ini banyak yang perlu di perhatikan di bina terkhusus remaja
banyak godaan dan tantangan yang akan menghancurkan diri dan masa depannya
kelak. Hal ini bukan menjadi tugas kita sebagai guru Pendidikan Agama Islam
saja melaingkan kita semua yang terlibat di dalamnya selaku para pendidik,
pengajar dan Pembina yang siap mencetak kader yang bermoral berakhlak
karimah, berintelektual serta memiliki kecerdasan spiritual untuk kehidupan dunia
dan akhirat nantinya.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Peran Guru Pendidikan Agama
Islam dalam Membina Kepribadian Siswa SMPN 4 Lappariaja kecamatan
Lappariaja Kabupaten Bone.
1. Bentuk pembinaan yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di
sekolah ini merupakan bentuk pembinaan yang sangat baik karena
memberikan dampak yang positif bagi diri siswa itu sendiri, karena pada
dasarnya siswa di usia yang masih sangat labil (Smp) ini sangat aktif dan
tak mudah untuk mengotrol dirinya sendiri apalagi persoalan ibadah
termasuk shalat dan mengaji dalam hal ini, dengan pembinaan seperti ini
siswa dapat mengetahui dan sadar untuk senantiasa belajar memperbaiki
hal-hal terkecil dalam dirinya.
2. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam membina kepribadian siswa
merupakan tugas dan tanggung jawab dalam mendidik dan
mengembangkan potensi peserta didik guna menguasai ilmu Agama Islam
serta membina kepribadian yang beriman dan berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai Islam. peran guru Pendidikan Agama Islam harus memiliki
sikap dan pembawan yang tegas terhadap siswa-siswaya dalam hal ini
mengajarakan dan membimbing kepribadian dan karakter siswa untuk
menjadi pribadi yang lebih baik itu sangat membutuhkan pembawaan dan
ketegasan baik dari segi perbuatan atau perkataan sebab guru merupakan
59
tauladan atau contoh untuk siswa-siswanya. Pembinaan kepribadian yang
diadakan disekolah sangat penting bagi siswa karena akan mempengaruhi
sikap, karakter, dan perilaku siswa baik disekolah maupun diluar sekolah.
3. Faktor pendukung dan penghambat dalam membina kepribadian siswa di
SMPN 4 Lappariaja adalah sarana dan prasarana yang memadai dan
Selain itu guru-guru juga tidak pernah ketinggalan untuk mendampingi
para siswa untuk melaksanakan kegiatan pembinaan kepribadian disetiap
harinya dengan cara membimbing dan memberikan motivasi kepada
siswa. faktor penghambat pembinaan tersebut. Secara umum Guru
pendidikan Agama Islam (PAI) dalam membina kepribadian siswa di
SMPN 4 Lappariaja Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone adalah masih
kurangnya kesadaran dan motivasi serta siswa cenderung bosan di
sebabkan guru tersebut malas dan jarang masuk, selain itu faktor
penghambat kedua adalah faktor teknologi yang menyebabkan siswa
cenderung malas mengikuti pembelajaran dan pembinaan yang
dilaksanakan disekolah. Dan bukan hanya itu ada beberapa di antaranya
faktor dari lingkungan dan dari siswa itu sendiri, karena kurang kesadaran
dan pengawasan dari guru atau orang tua sehingga menyebabkan siswa
mudah terpengaruh oleh teman sebaya ataupun orang-orang dari
lingkungan masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, ada beberapa hal yang
peneliti sarankan kepada beberapa pihak, diantaranya sebagai berikut.
60
1. Kepada Guru
Hendaknya guru PAI bisa menjadi suri tauladan/figur bagi peserta
didiknya yang tetap mempunyai semangat dan termotivasi untuk terus membina
kepribadian siswa di sekolah , karena dengan memberikan sentuhan dan
pembiasaan terhadap peserta didiknya akan terbiasa dengan kegiatan-kegiatan
dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat.
2. Kepada Kepala sekolah
Diharapkan kepada kepala sekolah untuk lebih menyemati para guru, staf,
dan karyawan serta para peserta didik dalam melakukan pembinaan kepribadian,
sehingga siswa mempunyai kemampuan baik kognitif, afektif maupun
psikomotorik serta dapat menjadi siswa yang berkepribadian baik
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an Al-Karim
Hasyim Asy‟ari, Pendidikan Akhlak Untuk Pelajar dan Pengajar, (Jawa timur:
Pustaka Tebuireng dan Bina Ilmu Cukir, 2016)
Hasby Ash- Shiddieqy, Kuliah Ibadah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991, Cet. VII)
M. Machmud, Meninggalkan Shalat, (Surabaya: Pustaka Progressif, Tahun 1992,
Cet. I)
Abu Abdillah Syek Syamsidik, 1996, Terjemah Fathul Mi’in (Surabaya: Al-
Hidayah,)
Ash- Shiddieqy Hasby, 1991, Kuliah Ibadah, (Jakarta: Bulan Bintang, , Cet. VII)
Barmawy Umary, Materi Akhlak, (Solo: CV Ramadhan, 1991)
Bungin Burhan , 2007, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik dan Ilmu sosial lainnya. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,)
Burhan Bungin, 2001, Metodologi Penelitian Sosial Surabaya: Airlangga
Universitas Press.
de Jong Willen, 2017, Pedagogik dan Didaktik pada siswa dengan masalah dan
gangguan perilaku, (PT: Prenada,cet.1)
Dharajat Zakiah, 2006 Ilmu Pendidikan Islam.(Jakarta:Bumi Aksara,)
Djamarah Syaiful Bahri, 2010 Guru dan Anak Didik dalam Interaksi edukatif:
Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis (Jakarta: Renika Cipta,)
E. Mulyasa, 2007, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,)
Gulam Reza Sultani, Hati yang bersih, : Kunci Ketengan Jiwa, (Jakarta : Pustaka
Zahara, 2004)
Gunawan Heri, 2014, Pendidikan Islam Kajian Teotitas dan pemikiran
Tokoh,(Bandung: PT.Rosdakarya,)
Khatanah Uswatun, Peran Guru PAI dalam Upaya Pengendalian Perilaku
Menyimpang Siswa di SMAN 1 Pleret, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,
2013)
M. Quraish Shihab, Yang Hilang dari Kita Akhlak, ( Tanggerang: Lentera Hati,
2016)
Machmud. M, 1992, Meninggalkan Shalat, (Surabaya: Pustaka Progressif, Tahun,
Cet. I)
Majid Abdul, Praktikum Qira’at, (Jakarta: AMZAH, 2011)
Mangunhardjana, Pembinaa Arti dan metode (Yogyakarta:kanismu.2006)
Marimba Ahmad, 2001, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Armico, Bandung.
Marom,Syaik‟Abdullah Al-Fauzan Minhatul „Alam Fii Syarh Bulughil, terbitan
1432 H, 10, dari Ibnul Jauzi,(cet.1)
Mas‟ud, Abdurrahman , 2002 menggagas Pendidikan Non Dikototomik;
Humanisme Religius sebagai paradigm Pendidikan Islam,
(Yogyakarta:Gama Media,)
Mu‟in Fatchul, 2016, Pendidikan Karakter konstruksi Teoretik dan Praktik,
(Jogyakarta, Ar-Ruzz Media,)
Nasution, 2006, Metode Research (Penelitian Ilmiah).(Jakarta : Bumi Aksara,)
Prastowo Andi, 2011, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. (Jogjakarta: Ar-ruz Media,)
Purwanto Ngalim, 2006. Menjadi Guru Profesional (cet. Ke V, Bandung: Remaja
Rosdakarya,)
Rahman Getteng Abd, 2011 ,Menuju Guru Profesional dan Ber-Etika (cet.5,
Yogyakarta:Grha Guru,)
Ramayulis, 2014 , Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta,Cet kedua,
Bandung:)
Rohmad Ali , 2004, kapital selekta pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Ilmu,)
Saeful Rahmat Puput, 2018, Perkembangan peserta Didik,( Sinar Grafika Offset,)
Saleh Moh dan Musbikin Imam, 2005 Agama sebagai Terapi, telaah Menuju Ilmu
Kedokteran Holistik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, , Cet. 1)
Saleh Moh. dan Imam Musbikin Imam, 2005 Agama sebagai Terapi, telaah
Menuju Ilmu Kedokteran Holistik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, , Cet. 1)
Sardaman, 2007, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta:Raja
Grafindo Persada,)
Soejono dan Abdulrrahman, 2005, metode Penelitian :suatu Pemikiran dan
Penerapan,( Jakarta: RinekaCipta,)
Sugiyono, 2017, metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantatif, kualitatif
dan R&D, (cet,. 27; Bandung : Alfabeta,)
Susilo Eko Madyo dalam Ramayulis , 1995, Profesionalitas Pendidikan Agama
antara Harapan dan kenyataan , makalah disampaikan dalam seminar
sehari Profesinoalitas Pendidik Agama. Univesitas Ahlussunnah bukit
tinngi, November.
Umar Bukhari, 2017, Ilmu Pendidikan Islam , (Ed.1 Cet. 3, Jakarta: Sinar
Kreasindo Mediacita,)
Undang-Undan SISDIKNAS No.14 tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Bab 1,
Pasal 1(Bandung: Citra Umbara, 2006 )
Uzer Usman Muh, 2004 Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Winarno Surakhmad, 1994, Pengantar Penelitian Ilmuah, Bandung: Tarsito,
L
A
M
P
I
R
A
N
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN SKRIPSI
A. UNTUK KEPALA SEKOLAH :
1.Bagaimana bentuk pembinaan kepribadian siswa di sekolah SMPN 4
Lappariaja?
2. bagaimana peran guru PAI dalam membina kepribadian siswa di sekolah
SMPN 4 Lappariaja?
3. Apa saja factor pendukung dan penghambat dalam membina kepribadian
siswa dan bagaimana cara mengatasi faktor penghambat dalam membina
kepribadian siswa di SMPN 4 Lappariaja?
B. UNTUK GURU:
1. Apa saja program-program pembinaan kepribadian siswa di SMPN 4
Lappariaja?
2. Bagaimana proses pembinaan kepribadian siswa di SMPN 4 Lappariaja?
3. Bagaimana peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam membina
kepribadian siswa di SMPN 4 Lappariaja
4. Faktor apa sajakah yang menjadi penghambat dalam membina kepribadian
siswa dan bagaimana cara mengatasi faktor penghambat dalam membina
kepribadian siswa di SMPN 4 Lappariaja?
5. Menurut ibu/bapak mengapa siswa harus mengikuti pembinaan kepribadian
siswa?
6. Bagaimana respon dari peserta didik dengan diadakannya pembinaan
kepribadian siswa ini?
7. Apa solusi ibu/bapak, ketika masih ada peserta didik yang tidak ikut seta
dalam kegiatan pembinaan kepribadian siswa di SMPN 4 Lappariaja?
C. UNTUK SISWA:
1. Bagaimana pendapat anda tentang pembinaan kepribadian siswa yang
dilaksanakan di sekolah?
2. Menurut anda, bagaimana peran guru pendidikan Agama Islam dalam
membina kepribadian siswa di SMPN 4 Lappariaja?
3. Faktor apa yang mempengaruhi anda sehingga semangat dalam melakukan
pembinaan kepribadian siswa ?
4. Faktor apa yang mempengaruhi anda sehingga terkadang anda kurang
semangat dalam melakukan pembinaan kepribadian siswa?
Gambar: Depan sekolah SMPN 4 Lappariaja
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMPN 4 Lappariaja bapak
Gambar: Wawancara bersama dengan Bapak Muhammad Idrus, S.Pd.
Guru PAI SMPN 4 Lappariaja (Rabu 15-07-2020)
Gambar: Wawancara dengan Siswa SMPN 4 Lappariaja (Kamis, 16-
17,07,2020)
RIWAYAT HIDUP
Harmayani, Lahir di ulaweng, tanggal 22, bulan maret,
Tahun 1997 Masehi. Merupakan anak ke satu dari dua
bersaudara, buah hati dari bapak Jumardin dan Ibu St.
Hadrah. Mulai memasuki jenjang pendidikan formal pada
tahun 2004 dan tamat pada tahun 2010 di Madrasah
Ibtidaiyah No 32 Ulaweng, Kec. Lappariaja Kab. Bone.
Kemudian pada tahun 2010 peneliti kembali melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri 4 Lappariaja dan tamat pada tahun 2013. Kemudian pada tahun 2013 itu
juga, peneliti melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Lappariaja dan lulus
pada tahun 2016. Kemudian peneliti diterima sebagai Mahasiswi Universitas
Muhammadiyah Makassar, Jurusan Penddikan Agama Islam, Fakultas Agama
Islam pada tahun 2016.