peran penyuluh pertanian dalam pembinaan usaha …

84
i PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI DI KECAMATAN TANETE RIAJA KABUPATEN BARRU MEGA AULIA 105961117616 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

i

PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN

USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI DI KECAMATAN

TANETE RIAJA KABUPATEN BARRU

MEGA AULIA

105961117616

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

ii

PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN

USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI DI KECAMATAN

TANETE RIAJA KABUPATEN BARRU

MEGA AULIA

105961117616

PROPOSAL

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …
Page 4: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …
Page 5: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Peran Penyuluh

Pertanian dalam Pembinaan Usaha Penggemukan Sapi Bali di Kecamatan

Tanete Riaja Kabupaten Barru” adalah benar merupakan hasil karya yang belum

diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun semua sumber

data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, 05 September 2020

Yang menyatakan

MEGA AULIA

105961117616

Page 6: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

iv

ABSTRACT

MEGA AULIA. 105961117616.The Role of Agricultural Extension in the

Development of Bali Cattle Fattening Business in Tanete Riaja District, Barru

Regency. Supervised by NURDIN and ARDI RUMALLANG

This study aims to determine the role of agricultural extension agents in

developing bali cattle fattening business in Tanete Riaja District, Barru Regency.

The population in this study were breeders in the Tanete Riaja District, Barru

Regency. The population was 125 people, the determination of the sample was

done deliberately (Purposive) by taking 20% of the total population, so that the

number of samples obtained was 25

The results of this study indicate the role of agricultural extension agents in

fostering bali cattle fattening business in Tanete Riaja District, Barru Regency, is

in the high category. This can be seen in the average implementation of

agricultural extension functions reaching 76% in the fattening of Bali cattle in

Tanete Riaja Subdistrict, Barru Regency, which is in the high category, especially

in the application of maintenance, disease control, cage making systems, feeding

and Balinese cattle fattening methods.

Keywords: instructor, coaching, bali cattle

Page 7: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

v

ABSTRAK

MEGA AULIA. 105961117616. Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pembinaan

Usaha Penggemukan Sapi Bali Di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru.

Dibimbing oleh NURDIN dan ARDI RUMALLANG.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran penyuluh pertanian dalam

pembinaan usaha penggemukan sapi bali di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten

Barru.

Populasi dalam penelitian adalah peternak di Kecamatan Tanete Riaja

Kabupaten Barru., Populasi 125 orang, penentuan sampel dilakukan dengan

sengaja (Purposive) dengan mengambil 20% dari total populasi, sehingga jumlah sampel yang diperoleh adalah 25.

Hasil penelitian ini menyatakan peran penyuluh pertanian dalam

pembinaan usaha penggemukan sapi bali di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten

Barru, termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini terlihat pada rata-rata pelaksanaan

fungsi penyuluh pertanian mencapai 76% dalam penggemukan sapi bali di

Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru telah dalam kategori tinggi khususnya

penerapan pemeliharaan, pengedalian penyakit, sistem pembuatan kandang,

pemberian pakan dan cara penggemukan sapi bali.

Kata Kunci: Penyuluh, Pembinaan, Sapi bali

Page 8: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tak lupa pula

penulis ucapkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena

beliaulah yang telah menghantarkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang

penuh berkah.

Judul skripsi yang akan dibahas adalah “ Peran Penyuluh Pertanian Dalam

Pembinaan Usaha Penggemukan Sapi Bali Di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten

Barru”. skripsi ini merupakan tugas akhir yang di ajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh sarjana S1 Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Penulis sangat berharap semoga dengan adanya skirpsi ini penulis dapat

memberikan sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang penulis

miliki.

Kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu hingga terselesainya skripsi ini, baik secara langsung

maupun tidak langsung, terutama kepada yang terhormat;

1. Dr. Ir Nurdin, M.M., selaku pembimbing utama dan Ardi Rumallang, S.P.,

M.M., Selaku Pembimbing Pendamping yang telah membimbing saya dalam

penulisan Proposal ini.

2. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 9: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

vii

3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Kedua orangtua dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan,

baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada

penulis.

6. Semua teman-teman yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal

hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, April 2020

Mega Aulia

Page 10: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

viii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6

2.1 Pengertian Penyuluh ............................................................................... 6

2.2 Peran Penyuluh dalam Usaha Pembinaan Peternak ............................... 9

2.3 Fungsi Penyuluh ..................................................................................... 12

2.4 Metode Penyuluhan ................................................................................ 12

2.5 Tinjauan Umum Sapi Bali ...................................................................... 14

2.6 Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................................ 16

2.7 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 20

III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 22

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 22

3.2 Teknik Penentuan Sampel ...................................................................... 22

3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 22

3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 23

3.5 Teknik Analisis Data .............................................................................. 24

3.6 Definisi Operasional ............................................................................... 25

Page 11: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

ix

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN .................................. 27

4.1 Letak Geografis ...................................................................................... 27

4.2 Kondisi Demografis................................................................................ 28

4.3 Dukungan Kelembagaan ........................................................................ 30

4.4 Kondisi Pertanian ................................................................................... 31

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 32

5.1 Identitas Responden................................................................................ 32

5.2 Peranan Penyuluh Pertanian dalam Pembinaan Usaha Penggemukan Sapi

Bali .......................................................................................................... 36

5.3 Pertambahan Bobot Badan……………………………………………..45

VI. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 47

6.1 Kesimpulan............................................................................................ 47

6.2 Saran ...................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Kuesioner Penelitian………………………………………………………….49

Peta Lokasi Penelitiann……………………………………………………….53

Identitas Responden…………………………………………………………..54

Identitas Penyuluhn…………………………………………………………...55

Rekapitulasi Datan……………………………………………………………56

Dokumentasi Penelitiann……………………………..………………………61

Surat Izin penelitiann…………………………………………………………67

Riwayat Hidupn………………………………………………………………70

Page 12: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 1. Daftar Penelitian Terdahulu yang Relevan ...................................... 16

Tabel 2. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Pertahun. ..... 29

Tabel 3. Distribusi Persentase Penduduk, kepadatan Penduduk. .................. 29

Tabel 4. Lembaga pendukung yang ada di Kecamatan Tanete Riaja ............ 31

Tabel 5 Komposisi Umur Responden Pengusaha Ternak Di Kecamatan

Tanete Riaja Kab. Barru. 2020 ....................................................... 33

Tabel 6 Komposisi Tingkat Pendidikan Responden Pengusaha Ternak

Di Kecamatan Tanete Riaja Barru 2020 .......................................... 34

Tabel 7 Pengalaman Responden Dalam Usaha Penggemukan Sapi Bali

Di Kecamatan Tanete Riaja Kab Barru 2020. ................................ 35

Tabel 8 Komposisi Tanggungan Keluarga Responden Dalam Usaha

Penggemukan Sapi Bali Di Kecamatan Tanete Riaja Kab Barru

2020 ................................................................................................. 36

Tabel 9 Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pembinaan Usaha Penggemukan

Sapi Bali Bali Di Kecamatan Tanete Riaja Kab Barru .................... 37

Tabel 10 Pembinaan Dalam Pemeliharaan Dan Pengendalian Penyakit Sapi

Bali................................................................................................... 39

Tabel 11 Pembinaan Sistem Pembuatan Kandang ......................................... 41

Tabel 12 Pemilihan Pakan Dan Cara Pemberiannya ...................................... 43

Tabel 13 Pembinaan cara penggemukan sapi bali .......................................... 45

Page 13: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian integral dari

pembangunan sektor pertanian dalam pengembangan dan peningkatan ekonomi

bangsa dan negara. Pembangunan sub sector peternakan sebagai salah satu upaya

dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat. Upaya ini juga

bertujuan untuk mensejahterakan para petani peternak dan kemampuannya dalam

mendorong pertumbuhan sektor pembangunan. Salah satu usaha peternakan yang

dapat dikembangkan di Indonesia adalah usaha penggemukan sapi. Penggemukan

sapi di Indonesia umumnya berskala kecil sebagai usaha sampingan dan masih

bersifat tradisional.Tetapi, tingkat produktivitas ternak sapi potong masih rendah

yang diikuti dengan permintaan daging yang makin meningkat berdampak

terhadap peningkatan volume impor sapi bakalan maupun daging (Yusran, 2004).

Pertumbuhan populasi sapi ditentukan keseimbangan antara jumlah kelahiran

dengan kematian, pemotongan serta penjualan ternak sapi ke luar daerah. Jika hal

ini tidak diperhatikan, akan terjadi pengurasan sumber daya ternak. Pemotongan

dan pengiriman ternak sapi bibit atau sapi potong yang tidak terkendali hanya

untuk memenuhi tuntutan pemenuhan kebutuhan konsumsi daging semata dengan

mengabaikan perkembangan populasinya. Dampaknya adalah menurunnya mutu

ternak, karena ternak berkualitas baik tidak tersisakan untuk pembibitan. Selain

itu, terjadinya pemotongan sapi betina produktif sehingga mengakibatkan tingkat

kelahiran ternak menurun yang berakibat pada jumlah populasi ternak sapi.

Page 14: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

2

Pengembangan populasi ternak sapi sangat dibutuhkan data dasar yang

akurat sebagai pijakan dalam perencanaan program. Data yang tidak akurat akan

menyebabkan kegagalan suatu program. Data struktur populasi sapi sangat

penting artinya bagi pengembangan sapi potong karena terkait jumlah sapi

pejantan dan betina dewasa, jumlah calon pejantan, dan calon induk dari suatu

wilayah. Selain itu perlu pula diketahui data potensi wilayah seperti kepadatan

ternak, usaha tani, potensi sumberdaya pakan. Ini erat kaitannya dengan

perencanaan program jika akan dilaksanakan seperti pengadaan ternak sapi yang

akan disebarkan ke seluruh wilayah penyebaran. Mudah-mudahan program

Gerakan Optimalisasi Sapi (GOS) Sulawesi Selatan (2006-2009) berangkat dari

data yang akurat sehingga dapat diestimasi kebutuhan dari program pendukung

pengembangan ternak sapi pada wilayah kabupaten penerima.

Sulawesi Selatan pernah meraih predikat sebagai lumbung ternak sapi dengan

kemampuan mensuplay kebutuhan pengadaan ternak sapi bibit atau sapi potong

untuk daerah/propinsi lain. Akan tetapi, dewasa ini Sulawesi Selatan kurang

mampu lagi memenuhi permintaan tersebut. Data statistik menunjukkan hingga

akhir tahun 1990-an, populasi sapi di Sulawesi Selatan mencapai 1,2 juta ekor,

dan merupakan wilayah dengan populasi tertinggi ketiga di Indonesia setelah

Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tetapi lima tahun terakhir, populasi sapi hanya

mencapai 700-an ribu ekor saja atau turunan sekitar 40%. Disinyalir sebagai

penyebab kondisi itu terjadi antara lain terjadinya in breeding yang berlangsung

cukup lama sehingga produksi ternak bibit rendah baik, produktivitas ternak

Page 15: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

3

menurun (berat badan) serta terbatasnya ketersediaan pakan yang ditandai dengan

semakin berkurangnya lahan penggembalaan.

Usaha peternakan sapi bali di daerah ini adalah merupakan usaha

peternakan rakyat di mana pengelolaannya masih sederhana dan dalam skala

usaha kecil. Umumnya peternak memelihara sapi dengan jumlah 1-3 ekor

perpetai, dengan cara mengembalakan pada lahan ditumbuhi rerumputan,

beberapa dari peternak telah melakukan pengandangan namun belum dilakukan

secara baik, petani belum melaksanakan sebagaimana anjuran pelaksanaan

beternak dengan pengandangan secara baik dari sebagaimana anjuran penyuluh

pertanian.

Dalam beberapa tahun akhir ini, terdapat indikasi yang menunjukkan

bahwa petani peternak dan tingkat populasi ternak semakin bertambah. Dengan

melihat kenyataan yang ada bahwa peningkatan tersebut memungkinkan karena

daerah tersebut memiiki potensi lahan yang mendukung, adanya kebijakan

pemerintah, dan nilai ekonomis ternak sapi bali yang mendorong keinginan petani

peternak untuk mengabil keputusan dalam memelihara sapi bali. Pertimbangan

tersebut akan menjadi kajian penulis untuk mengetahui peranan penyuluh

pertanian dalam pembinaan usaha penggemukan sapi bali.

Pembinaan kelompok peternak sapi bali melalui penyuluhan merupakan

solusi yang tepat untuk menjawab permasalahan kekurangan pemenuhan

permintaan kebutuhan daging. Penyuluhan merupakan sebuah intervensi sosial

yang melibatkan penggunaan komunikasi informasi secara sadar untuk membantu

masyarakat membentuk pendapat mereka sendiri dan mengambil keputusan

Page 16: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

4

dengan baik. Pembinaan kelompok peternak sapi potong dapat diusahakan dengan

cara yang lebih baik dapat memberikan manfaat lebih berarti bagi petani yang

mengusahakannya.

Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru, adalah salah satu desa yang

mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani-ternak. Pemeliharaan ternak sapi

di Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru adalah dengan system paronisasi,

system ini dikenal dengan mengikat ternak disuatu tempat dengan menyediakan

makanan berupa hijauan dan ransum. Selama ini petani-peternak di Kecamatan

Tanete Riaja Kabupaten Barru telah mendapatkan pengetahuan dan informasi dari

penyuluh lapangan guna meningkatkan produktifitas hasil ternaknya, akan tetapi

sejauh mana peran penyuluh dalam penggemukan sapi bali belum diketahui

dengan pasti oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti peran penyuluh dalam

penggemukan sapi bali di

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti bermaksud untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Peran Penyuluh Pertanian dalam Pembinaan

usaha penggemukan sapi bali di kecamatan tanete riaja kabupaten barru”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran penyuluh pertanian dalam

pembinaan usaha penggemukan sapi di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten

Barru.

Page 17: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

5

1.3 Tujuan dan kegunaan penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka tujuan penelitian adalah

untuk mengetahui peran penyuluh pertanian dalam pembinaan usaha

penggemukan sapi di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi pemerintah di

dalam mengambil suatu kebijakan pola pengembangan usaha peternak di

pedesaan.

2. Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya, khususnya penelitian

dibidang pengembangan usaha penggemukan sapi bali.

Page 18: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penyuluh

Menurut Van Den Ban (1999) penyuluhan diartikan sebagai keterlibatan

seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan

membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan

yang benar. Pendidikan penyuluhan adalah ilmu yang berorientasi keputusan

tetapi juga berlaku pada ilmu sosial berorientasi pada kesimpulan. Ilmu ini

mendukung keputusan strategi yang harus diambil dalam organisasi penyuluhan.

Penyuluhan juga dapat menjadi sarana kebijaksanaan yang efektif untuk

mendorong pembangunan pertanian dalam situasi petani tidak mampu

mencapai tujuannya karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan. Sebagai

sarana kebijakan, hanya jika sejalan dengan kepentingan pemerintah atau

organisasi yang mendanai jasa penyuluhan guna mencapai tujuan petani.

Menurut Suhardiyono (1992) penyuluhan merupakan pendidikan non

formal bagi petani beserta keluarganya dimana kegiatan dalam ahli pengetahuan

dan ketrampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan keluarganya

berlangsung melalui proses belajar mengajar. Beberapa ahli penyuluhan

menyatakan bahwa sasaran penyuluhan yang utama adalah penyebaran informasi

yang bermanfaat dan praktis bagi masyarakat petani di pedesaaan dan kehidupan

pertaniannya, melalui pelaksanaan penelitian ilmiah dan percobaan dilapang yang

Page 19: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

7

diperlukan untuk menyempurnakan pelaksanaan suatu jenis kegiatan serta

pertukaran informasi dan pengalaman diantara petani untuk meningkatkan

kesejahteraan mereka.

Menurut Mardikanto, (1993) dalam Asfar Irham (2016), para petani

didorong untuk menggunakan cara-cara yang efektif dan efisien dengan

mempraktekkan apa yang disebut Panca Usaha Tani sehingga kesejahteraan

mereka diharapkan dapat meningkat Peran penyuluh terletak pada kemampuan

mendorong dan melatih petani/peternak sasaran.

Selain itu, berusaha untuk mengetahui apa yang dibutuhkan dan apa yang

memuaskan sasaran dari pelayanan yang diberikannya. Untuk itu, seorang

penyuluh perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat diandalkan

serta motivasi yang tinggi. Keperilakuan seorang penyuluh dalam upaya

meningkatkan pembangunan pertanian adalah pelaksanaan kewajiban yang lurus,

daya juang (achievement motivation) harus tinggi, dan keterampilan harus tinggi.

Selanjutnya dikatakan bahwa kompetensi standar penyuluh pertanian di masa

sekarang dan yang akan datang seyogyanya meliputi empat ranah sebagai berikut:

1. Kemampuan kognisi yakni kemampuan mengetahui, menjelaskan,

menerapkan, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi konsep

pemberdayaan masyarakat dan pendekatan partisipatif sesuai dengan

content dan conteks pembangunan pertanian;

2. Kemampuan afeksi, yakni kemampuan menerima, meminati, menyukai,

mencintai, berpartisipasi, berintegrasi, mengorganisasikan nilai dan

Page 20: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

8

berkarakter dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyuluh

pertanian yang partisipatif;

3. Kemampuan psikomotorik, yakni kemampuan/keterampilan untuk

menerapkan teknik-teknik kepemanduan partisipasif secara terampil dan

taat azas Kemampuan spiritual, yakni kemampuan untuk memiliki

semangat, etos kerja, keyakinan, jiwa kejuangan, keimanan, ketawakkalan

dan pengabdian yang tulus terhadap pekerjaan, tugas dan fungsinya (Alim,

2010).

Menurut Roger (1995) dalam Asfar Irham (2016), mengatakan bahwa

pelayanan kegiatan penyuluhan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

kemampuan peternak dan menunjang perbaikan usaha ternak melalui upayanya

untuk mengubah perilaku peternak ke arah usaha beternak yang lebih baik (better

farming), berusaha ternak lebih baik (better business), kesejahteraan hidup yang

lebih baik (better living), dapat menjaga lingkungan hidup dengan lebih baik

(better environtment), mencapai kehidupan masyarakat yang lebih baik (better

community). Kondisi tersebut dapat dicapai apabila penyuluh peternakan

difasilitasi oleh pengurus koperasi untuk mengidentifikasi kebutuhan peternak,

melakukan percontohan, mendorong kerja sama diantara peternak, mendorong

minat peternak untuk memanfaatkan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia

(tenaga kerja) secara optimal.

Kepemimpinan penyuluh peternakan terletak pada kemampuannya untuk

mempengaruhi peternak agar dapat mengadopsi berbagai inovasi sapi potong.

Kepercayaan petani terhadap penyuluh merupakan syarat penting bagi

Page 21: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

9

penyuluhan. Untuk memperoleh kepercayaan ini petani harus diyakinkan bahwa

agen penyuluhan mencoba untuk melayani dan bersimpati pada kepentingan

petani dan ahli pada bidangnya.

2.2 Peran Penyuluh dalam Usaha Pembinaan Peternak

Penyuluh adalah orang yang memiliki peran, tugas atau profesi dalam

memberikan pendidikan, bimbingan dan penerangan kepada masyarakat untuk

mengatasi berbagai masalah, seperti pertanian dan kesehatan, sehingga dapat

mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Penyuluh juga dikenal dengan sebutan

juru penerang. Biasanya penyuluh atau juru penerang menjalankan perannya

dengan cara mengadakan ceramah, wawancara, dan diskusi bersama khalayak

khusus. Pemegang peran serupa ini, dalam bahasa Inggris disebut counsellor,

yang artinya penasihat.Pemegang peran seperti ini dalam beberapa bidang

kegiatan di Indonesia mempunai sebutan yang berbeda-beda. Umpamanya, juru

penerang masalah pertanian disebut Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), dengan

tugas mengusahakan perubahan dalam pola pikir dan perilaku petani agar dapat

mencapai produksi pertanian yang lebih tinggi. Para petani didorong untuk

menggunakan cara-cara yang efektif dan efisien dengan mempraktekkan apa yang

disebut Panca Usaha Tani sehingga kesejahteraan mereka diharapkan dapat

meningkat (Mardikanto, 1993).

Peran penyuluh terletak pada kemampuan mendorong dan melatih

petani/peternak sasaran. Selain itu, berusaha untuk mengetahui apa yang

dibutuhkan dan apa yang memuaskan sasaran dari pelayanan yang diberikannya.

Page 22: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

10

Untuk itu,seorang penyuluh perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang

dapat diandalkan serta motivasi yang tinggi. Keperilakuan seorang penyuluh

dalam upayameningkatkan pembangunan pertanian adalah pelaksanaan kewajiban

yang lurus, daya juang (achievement motivation) harus tinggi, dan keterampilan

harus tinggi. Selanjutnya dikatakan bahwa kompetensi standar penyuluh pertanian

di masa sekarang dan yang akan datang seyogyanya meliputi empat ranah sebagai

berikut:

1. Kemampuan kognisi yakni kemampuan mengetahui, menjelaskan,

menerapkan,

2. menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi konsep pemberdayaan

masyarakat dan

3. pendekatan partisipatif sesuai dengan content dan conteks pembangunan

pertanian;

4. Kemampuan afeksi, yakni kemampuan menerima, meminati, menyukai,

5. mencintai, berpartisipasi, berintegrasi, mengorganisasikan nilai dan

berkarakter

6. dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyuluh pertanian yang

partisipatif;

7. Kemampuan psikomotorik, yakni kemampuan/keterampilan untuk

menerapkan

8. teknik-teknik kepemanduan partisipasif secara terampil dan taat azas

Page 23: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

11

9. Kemampuan spiritual, yakni kemampuan untuk memiliki semangat, etos

kerja, keyakinan, jiwa kejuangan, keimanan, ketawakkalan dan pengabdian

yang tulus terhadap pekerjaan, tugas dan fungsinya (Alim, 2010).

Menurut Roger (1995), mengatakan bahwa pelayanan kegiatan

penyuluhan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

peternak dan menunjang perbaikan usaha ternak melalui upayanya untuk

mengubah perilaku peternak ke arah usaha beternak yang lebih baik (better

farming), berusaha ternak lebih baik (better business), kesejahteraan hidup yang

lebih baik (better living), dapat menjaga lingkungan hidup dengan lebih baik

(better environtment), mencapai kehidupan masyarakat yang lebih baik (better

community). Kondisi tersebut dapat dicapai apabila penyuluh peternakan

difasilitasi oleh pengurus koperasi untuk mengidentifikasi kebutuhan peternak,

melakukan percontohan, mendorong kerja sama diantara peternak, mendorong

minat peternak untuk memanfaatkan sumberdaya alam dan sumberdaya

manusia(tenaga kerja) secara optimal.

Kepemimpinan penyuluh peternakan terletak pada kemampuannya untuk

mempengaruhi peternak agar dapat mengadopsi berbagai inovasi sapi potong.

Kepercayaan petani terhadap penyuluh merupakan syarat penting bagi

penyuluhan. Untuk memperoleh kepercayaan ini petani harus diyakinkan bahwa

agen penyuluhan mencoba untuk melayani dan bersimpati pada kepentingan

petani dan ahli pada bidangnya. Agen penyuluhan lebih mungkin untuk

memperoleh kepercayaan jika mengunjungi petani di lapangan atau mengunjungi

rumahnya, dan tidak mengharapkan petani yang harus datang ke kantornya.

Page 24: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

12

Dengan bekerjasama dalam lingkungan mereka, penyuluh dapat menunjukkan

kesungguhannya dalam menangani masalah petani dan sanggup membantu petani

memecahkan masalahnya. Pendekatan ini menjadikan penyuluh lebih mahal

(Kartasapoetra, 1994).

2.3 Fungsi Penyuluh

Sebagai proses komunikasi pembangunan, penyuluhan tidak sekadar

upaya untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi yang lebih penting

dari itu adalah, untuk menumbuh-kembangkan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan (Mardikanto, 1987). Didalam pengertian

“menumbuhkembangkan”, terkandung upaya-upaya untuk menyadarkan

masyarakat agar mau berpartisipasi secara sukarela, bukan karena paksaan atau

ancaman- ancaman meningkatkan kemampuan masyarakasi. Sat agar mampu

(fisik, mental, intelegensia, ekonomis dan non-ekonomis) Menunjukkan adanya

kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipedang yang

dimaksud dengan “partisipasi” tidak hanya terbatas pada kesediaan untuk

berkorban, tetapi berpartisipasi dalam keseluruhan proses pembangunan, sejak

pengambilan keputusan tentang pentingnya pembangunan, perencanaan kegiatan,

pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan evaluasi, dan pemanfaatan hasil- hasil

pembangunan.

2.4 Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan peternakan merupakan cara penyampaian materi

penyuluhan peternakan kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau

dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses

Page 25: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

13

informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya

untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan

kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam melestarikan fungsi

lingkungan hidup.Metode penyuluhan peternakan erat kaitannya dengan metode

belajar orang dewasa (andragogy). Penyuluh, yang menjalankan tugas utamanya

sebagai pendidik, pengajar dan pendorong, selalu berhubungan dengan sasaran

penyuluhan yang biasanya adalah para peternak, peternak, dan nelayan dewasa.

Menurut Mardikanto (1993), sebagai suatu proses pendidikan, maka keberhasilan

penyuluhan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dialami dan dilakukan

oleh sasaran penyuluhan. Dalam pelaksanaan penyuluhan, pemahaman proses

belajar pada orang dewasa serta prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh seorang

penyuluh dalam menjalankan tugasnya menjadi sangat penting peranannya karena

dapat membantu penyuluh dalam mencapai tujuan penyuluhan yang telah

ditentukannya.

Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999), pilihan seorang agen

penyuluhan terhadap satu metode atau teknik penyuluhan sangat tergantung

kepada tujuan khusus yang ingin dicapainya dan situasi kerjanya. Karena

beragamnya metode penyuluhan yang dapat digunakan dalam kegiatan

penyuluhan, maka perlu diketahui penggolongan metode penyuluhan menurut

jumlah sasaran yang hendak dicapai. Berdasarkan pendekatan sasaran yang ingin

dicapai, penggolongan metode terbagi menjadi tiga yakni metode berdasarkan

pendekatan perorangan, kelompok, dan massal.

Page 26: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

14

Metode penyuluhan dapat digolongkan kedalam 2 (dua) golongan yaitu :

1. Metode-metode yang langsung (direct Communication/face to face

Communication) dalam hal ini penyuluh langsung berhadapan muka dengan

sasaran Umpannya: obrolan ditempat peternakan, dirumah, dibalai desa, di

kantor, dalam kursus ternak, dalam penyelenggaraan suatu demonstrasi dan

lain-lain.

2. Metode-metode yang tidak langsung (indirect Communication) dalam hal ini

penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka dengan sasaran, tetapi

dalam menyampaikan pesannya melalui perantara (media).

2.5 Tinjauan Umum Sapi Bali

Sapi Bali adalah salah satu jenis sapi lokal Indonesia yang berasal dari

Bali yang sekarang telah menyebar hampir ke seluruh penjuru Indonesia bahkan

sampai luar negeri seperti Malaysia, Filipina, dan Australia (Oka, 2010). Sapi Bali

memiliki keunggulan dibandingkan dengan sapi lainnya antara lain mempunyai

angka pertumbuhan cepat, adaptasi dengan lingkungan yang baik, dan penampilan

reproduksi yang baik. Sapi bali merupakan sapi yang palig banyak dipelihara pada

peternakan kecil karena fertilitasnya baik dan angka kematiannya yang rendah

(Purwantara et al., 2012)

Sapi Bali merupakan keturunan banteng Bos bibos banteng yang telah

mengalami proses domestikasi selama berabad-abad. Banteng tersebut

menurunkan hampir seluruh jenis sapi di Indonesia setelah mengalami persilangan

dengan sapi lain, yang dimasukkan ke Indonesia antara lain sapi Hissar, Ongole,

Page 27: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

15

dan lain-lain ketika para penyebar agama Hindu datang ke Indonesia. Di Bali sapi

tersebut diternakkan secara murni, karena ada larangan memasukkan sapi ke Bali

(Payne, 1978)

Karakteristik yang harus dipenuhi dari sapi Bali murni adalah warna putih

pada bagian belakang paha, pinggiran bibir atas, dan pada kaki bawah mulai

tarsus dan carpus sampai batas pinggir atas kuku, rambut pada ujung ekor hitam,

rambut pada bagian tengah telinga putih, terdapat garis belut pada punggung,

bentuk tanduk jantan silak congklok yaitu jalannya pertumbuhan tanduk mula-

mula keluar dari dasar sedikit lalu membengkok ke atas dan pada ujung tanduk

tersebut membengkok keluar, dan tanduk berwarna hitam (Hardjosubroto, 1994).

Sapi Bali memiliki keunggulan dibandingkan dengan sapi lainnya antara

lain mempunyai angka pertumbuhan yang cepat, adaptasi dengan lingkungan yang

baik, dan penampilan reproduksi yang baik. Sapi Bali merupakan sapi yang paling

banyak dipelihara pada peternakan kecil karena fertilitasnya baik dan angka

kematian yang rendah (Purwantara et al., 2012).

Penampilan produktivitas dan reproduktivitas sapi Bali sangat tinggi.

Kelemahan-kelemahan yang dimiliki sapi Bali antara lain adalah birahi kembali

setelah melahirkan Post Partum Estrus (PPE) panjang, interval beranak panjang,

dan rentan terhadap beberapa jenis penyakit. Jangka waktu birahi kembali sapi

Bali setelah melahirkan dapat mencapai 182 hari. Interval beranak sapi Eropa

rata-rata 314 hari, sedangkan Bali daerah Sulawesi Selatan rata-rata 338 hari,

bahkan di daerah Bali ada yang mencapai 355 hari (Guntoro, 2002).

Page 28: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

16

Sapi Bali memegang peranan penting sebagai sumber daging dalam negeri.

Tingginya permintaan sapi Bali belum diimbanngi dengan usaha-usaha

pembibitan atau hal-hal yang berkaitan dengan perbaikan mutu genetik ternak.

Dampak dari eksplorasi ternak seperti di atas akan berakibat pada penurunan mutu

genetik (Samariyanto, 2004). Disamping itu, penururan kualitas genetik juga

akibat adanya seleksi negatif (Hartati et al., 2009).

2.6 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Tabel 1. Daftar Penelitian Terdahulu yang Relevan

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Metode dan Hasil

Penelitian

1 Eko Harianto,

Surahmanto dan Putu

Arimbawa (2014)

“Kinerja Penyuluh

Pertanian sebagai

Penyebar Informasi

Fasilitator dan

Pendamping dalam

Pengembangan Sapi Bali

(Bos Sondaicus) di

Kabupaten Muna Provinsi

Sulawesi Tenggara”

Berdasarkan hasil

penelitiannya

dapat disimpulkan

bahwa kinerja

penyuluh

pertanian di

Kabupaten Muna

termasuk kategori

tinggi. Kinerja

penyuluh

pertanian

dipengaruhi secara

positif oleh tingkat

pendidikan non

formal penyuluh.

Selanjutnya

terdapat korelasi

yang positif

Page 29: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

17

dengan kategori

sedang antara

kinerja penyuluh

pertanian dengan

pencapaian

program

pengembangan

sapi Bali.

2 Agustina Abdullah

dan Helda Ibrahim

(2014)

“Persepsi Peternak

terhadap Kinerja Penyuluh

dalam Pengembangan

Teknologi Pengolahan

Jerami Padi dan Limbah

Ternak Sapi Potong“

Persepsi peternak

terhadap materi,

metode dan media

penyuluhan yang

digunakan oleh

penyuluh dalam

rangka

pengembangan

teknologi

pengolahan jerami

padi sebagai

pakan dan limbah

ternak sapi

sebagai biogas dan

pupuk telah sesuai

dengan kebutuhan

peternak, dimana

materi penyuluhan

yang disampaikan

adalah materi

yang aktual dan

Page 30: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

18

mudah dipahami

oleh peternak,

dengan media dan

metode

penyuluhan yang

dilakukan telah

sesuai dengan

materi penyuluhan

yang diberikan

oleh penyuluh.

Sebagian besar

penyuluh

memberikan

materi berkaitan

dengan pakan sapi

potong (73,4%),

diikuti oleh materi

pengelolaan

limbah ternak

(60,9%), penyakit

dan perkandangan,

reproduksi, dan

lainnya.

3 U. M. Ni’am, A.

Purnomoadi dan S.

Dartosukarno (2012)

“Hubungan antara

Ukuran-Ukuran Tubuh

dengan Bobot Badan Sapi

Bali Betina pada Berbagai

Kelompok Umur”

Ukuran-ukuran

tubuh dapat

digunakan untuk

menentukan

pendugaan bobot

badan. Keeratan

Page 31: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

19

hubungan

berdasarkan hasil

analisis korelasi

tertinggi antara

ukuran tubuh

dengan bobot

badan ditunjukkan

pada poel 1

sebesar 0,91antara

lingkar dada

dengan bobot

badan. Tinggi

pundak dengan

bobot badan

memiliki keeratan

hubungan yang

semakin

meningkat seiring

dengan

bertambahnya

umur. Keeratan

hubungan antara

panjang badan

dengan bobot

badan paling

tinggi pada poel 1

dan poel 3 sebesar

0,78. Hubungan

keeratan terendah

adalah hubungan

antara lebar dada

Page 32: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

20

dengan bobot

badan, dengan

nilai korelasi

tertinggi pada poel

2 sebesar 0,42.

2.7 Kerangka Pemikiran

Dalam usaha penggemukan sapi bali peran penyuluh pertanian di perlukan

berbagai cara yang harus dilakukan untuk mencapainya. Setiap variabel memiliki

keterkaitan dengan variabel yang lainnya. Penyuluh memiliki peran penting dalam

penggemukian sapi bali serta pembinaan bagi peternak sapi bali. Dalam

mengembangkan ternak sapi bali tentunya tidak terlepas dari peran penyuluh

dalam pembinaan usaha penggemukan sapi bali yang meliputi pemeliharaan dan

pengendalian penyakit, system pembuatan kandang, pemberian pakan ternak dan

cara penggemukan sapi bali.

Page 33: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

21

Berdasarkan uraian diatas, maka model kerangka pikir dalam penelitian ini

dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir

Peran Penyuluh

Peternak Sapi Bali

Pembinaan Usaha

Penggemukan

Pemeliharaan

dan

Pengendalian

Penyakit

Sistem Pembuatan

Kandang

Pemberian Pakan

Ternak

Cara

Penggemukan

Page 34: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

22

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru

dengan pertimbangan bahwa di tempat tersebut banyak petani yang melakukan

penggemukan sapi, baik sebagai usaha pokok maupun sebagai sambilan dan telah

berjalan proses pembinaan oleh penyuluh pertanian. Penelitian ini berlangsung

selama dua bulan , yaitu dimulai dari bulan Juli sampai Agustus 2020.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah peternak di Kecamatan Tanete Riaja

Kabupaten Barru., Pupulasi 125 orang, penentuan sampel dilakukan dengan

sengaja (Porposive) dengan mengambil 20% dari total populasi, sehingga jumlah

sampel yang diperoleh adalah 25, Arikunto (2020)

3.3 jenis dan sumber data

Adapun Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Dalam

penelitian, peneliti dalam mendapatkan data bisa bersumber dari data primer dan

data sekunder:

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh lewat pengamatan atau

wawancara langsung dengan narasumber. Dalam hal ini adalah peternak

di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru untuk mendapatkan info

guna penyusunan karya ilmiah ini.

Page 35: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

23

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti yang

diperoleh lewat dokumentasi dan catatan-catatan yang berkaitan dengan

objek penelitian, misalnya buku-buku, artikel, dan karya ilmiah. Data adalah

hasil peneliti baik berupa fakta atau angka yang dapat dijadikan bahan untuk

menyusun suatu informasi. Sedangkan yang dimaksud sumber data dalam

penelitian deskriptif kuantitatif adalah subjek dari mana data tersebut dapat

di peroleh. Adapun data dokumen dalam penelitian ini berupa ponsel dan

arsip-arsip yang dimiliki oleh peneliti

3.4 Teknik pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Observasi yaitu mengumpulkan data dengan menggunakan pengamatan

secara langsung pada lokasi penelitian.

2. Wawancara yaitu merupakan pengumpulan data melalui tanya jawab secara

langsung pada petani untuk mendapatkan informasi yang peneliti butuhkan.

3. Dokumentasi yaitu dalam penelitian ini dilakukan bahan-bahan tertulis atau

dokumen-dokumen dari instansi terkait, yaitu profil potensi,peta lokasi,

serta mengambil foto-foto objek dan kegiatan yang berhubungan dengan

topik penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk mengukur peranan penyuluh pertanian

dalam pembinaan usaha penggemukan sapi bali adalah deskriptif kuantitatif.

Page 36: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

24

Peran penyuluh yang akan di analisis dalam pembinaan penggemukan sapi

bali adalah:

1. Pemeliharaan dan pengendalian penyakit sapi

2. Sistem pembuatan kandang

3. Makanan dan pemberiannya

4. Cara penggemukan

Tiap variabel yang diukur, terdiri dari beberapa bagian pertanyaan dimana

tiap bagian pertanyaan terdiri dari 3 pilihan jawaban yang masing-masing benilai

(skor) 5,3,dan 1. Data yang terkumpul ditabulasi dengan menggunakan rumus :

Rata- rata Skor = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

Peran penyuluh pertanian = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 × 100%

Sedangkan kriteria dengan menggunakan rumus :

Kriteria = 100−1

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

Kriteria yang digunakan dalam mengukur tingkat peranan penyuluh.

Deskriptif ini dilakukan dengan memberi skoring terhadap setiap pertanyaan

yang diajukan kedalam 3 kategori (Padmiwiharjo, 2004).

- Nilai 1-33% perannya rendah

- Nilai 34-66% perannya sedang

- Nilai 67-100% perannya tinggi

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan pada penelitian ini mencakup

pengertian-pengertian yang digunakan agar memudahkan pengambilan data dan

informasi serta menyamakan persepsi. Adapun definisi operasional tersebut

sebagai berikut:

Page 37: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

25

1. Pembinaan adalah upaya yang dilakukan penyuluh pertanian untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam usaha

menggemukkan sapi di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru

2. Usaha penggemukan sapi adalah peternak yang memelihara dan melakukan

perlakuan pada ternak agar dapat tumbuh cepat dan berat sehingga nilai

ekonominya lebih tinggi atau menguntungkan di Kecamatan Tanete Riaja

Kabupaten Barru

3. Penyuluh pertanian adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas melakukan

pembinaan kepada petani dan peternak sapi diwilayah kerjannya.

4. Peranan penyuluh adalah keterlibatan penyuluh secara langsung dalam

membina petani agar mampu mengubah cara berpikir, cara kerja, dan cara

hidup yang lebih sesuai dengan perkembangan, baik pengetahuan budidaya

maupun teknologi. Penyuluh pertanian berperan dalam :

a. Pemeliharaan dan pengendalian penyakit sapi

b. Sistem pembuatan kandang

c. Sistem pembuatan makanan dan pemberiannya

d. Cara pengemukan

5. Peternak adalah pihak yang menjadi sasaran pembinaan penggemukan sapi

yang diselenggarakan oleh penyuluh pertanian di kecamatan tanete riaja.

6. Sapi bali adalah sapi ternak yang digemukkan di Kecamatan Tanete Riaja

Kabupaten Barru merupakan keturunan banteng liar yang berhasil dijinakkan

dan dipelihara oleh masyarakat mempunyai ciri-ciri garis hitam yang jelas

Page 38: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

26

pada punggung yang disebut garis belut dan adanya bulu warna putih pada

bagian bawah ke empat kakinya, baik jantan dan betina bertanduk.

Page 39: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

27

IV. GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN

4.1 Keadaan Geografis

Daerah Wilayah Kabupaten Barru yang mempunyai luas ± 1. 174, 72 Km2

yang terbagi dalam 5 wilayah kecamatan yakni; 1) TaneteRiaja, 2) Tanete Rilau,

3) Barru, 4) Soppeng Riaja, dan 5) Mallusetasi.Dengan demekian jumlah wilayah

kecamatan dan perwakilan 5 buah merupakan prospek yang cukup cerah bagi

perkembangan dan kemajuan wilayah-wilayah Kecamatan Barru. Dengan luas

daerah menurut kecamatan dan desa di Kabupaten Barru.

1. Kecamatan Tanete Riaja : Gattareng : 86,68 km²

Pattappa : 196,50 km²

Harapan : 84,10 km²

Lompo Riaja : 67,72 km²

Lompo Tengah : 53,55 km²

4.2 Keadaan Demografis

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah territorial

Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari 6

bulan tetapi bertujuan menetap. Laju pertumbuhan adalah angka yang

menunjukan persentase pertambahan penduduk dalam jangka waktu tertentu.

Kepadatan penduduk adalah rasio banyaknya penduduk perkilometer persegi

(BPS,2020).

Page 40: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

28

Tabel 2. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Pertahun.

Kecamatan Penduduk (Ribu) Laju Pertumbuhan Penduduk

Tahun 2020

(1) (2) (3)

Tanete Riaja 22.926 0,4

Pujananting 13.157 0,2

Tanete Rilau 33.980 0,3

Barru 41.973 0,8

Soppeng Riaja 17.940 0,1

Balusu 18.893 0,7

Malusettasi 25.634 0,1

Kabupaten Barru 174.323 0,4

Sumber : BPS,2020.

Tabel 3. Distribusi Persentase Penduduk, kepadatan Penduduk.

Kecamatan Presentase Penduduk Kepadatan penduduk per/km

(1) (2) (3)

Tanete Riaja 13,15 132

Pujananting 7,35 42

Tanete Rilau 19,49 429

Barru 23,97 210

Soppeng Riaja 10,29 227

Balusu 10,84 168

Malusettasi 14,70 118

Kabupaten Barru 100,00 148

Sumber : BPS, 2020

Penduduk Kabupaten Barru berdasarkan Proyeksi penduduk tahun 2020

sebanyak 174.323 jiwa yang terdiri atas 83.878 jiwa penduduk laki-laki dan

90.445 jiwa penduduk perempuan., penduduk Kabupaten Barru mengalami

Page 41: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

29

pertumbuhan sebesar 0,40% dengan maisng-masing presentase pertumbuhan

produk laki-laki sebesart 0,47% dan penduduk perempuan sebesar 0,35%.

Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2020 penduduk laki-laki

terhadap penduduk perempuan sebesar 93 (BPS, 2020).

Kepadatan penduduk di Kabupaten Barru tahun 2020 mencapai 148

jiwa/𝑘𝑚2 dengan rat-rata jumlah penduduk per rumah tangga 4 orang. Kepadatan

penduduk di 7 Kecamatan cukup beragam dengan kepadatam penduduk tertinggi

terletak di Kecamatan Tanete Rilau dengan kepadatan sebesar 429 jiwa/𝑘𝑚2 dan

terendah di Kecamatan Pujananting sebesar 42 jiwa/𝑘𝑚2 (BPS, 2020).

4.3 Dukungan Kelembagaan

Keberadaan lembaga dalam suatu wilayah pemerintahan, memberikan

cerminan dinamisasi suatu wilayah. Lembaga yang sangat menunjang kehidupan

suatu wilayah pemerintahan, lembaga yang ada terdiri dari lembaga keuangan,

lembaga sosial kemasyarakatan, lembaga pemerintahan dan lembaga ekonomi.

Tabel 4. Lembaga pendukung yang ada di Kecamatan Tanete Riaja

No Sarana Jumlah

1. Koperasi Unit Desa 2

Page 42: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

30

2. Koperasi Tani 1

3. Bank Mandiri 1

4. Pos Kesehatan 1

5. Kios Sarana Produksi Pertanian 8

6. Kelompok Pencapir 1

Sumber : Kantor KecamatanTanete Riaja, 2020

Kelembagaan yang mendukung pelaksanaan tugas-tugas. Balai Penyuluh

Pertanian (BPP) Jalanru seperti tercantum pada tabel 6, khususnya pada wilayah

kerja penyuluh pertanian Kecamatah Tanete Riaja.

4.4 Kondisi Pertanian

Di Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru luas tanah mencapai 174,29

km², sehingga potensi dalam usaha yang dilakukan pertanian dan peternakan.

Untuk usaha pertanian biasanya ditanami padi, ubi, jagung dan lainnya.

Sedangkan untuk peternakan yaitu seperti sapi, ayam petelur, ayam potong,

kambing. Dari sekian usaha pertanian dan peternakan yang paling diutamakan

adalah tanaman padi sedangkan ternak sapi, ayam petelur, ayam potong dan

kambing adalah usaha sampigan di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Page 43: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

31

Identitas petani responden yang diuraikan dalam pembahasan berikut

menggambarkan berbagai aspek keadaan petani peternak yang diduga memiliki

hubungan peranan penyuluh pertanian dalam pembinaan usaha penggemukan sapi

bali. Berbagai aspek yang dimaksud selanjutnya, meliputi :

a) Umur

b) Pendidikan

c) Pengalaman berusahatani

d) Jumlah ternak dimiliki petani responden

Identitas petani responden lebih lanjut diuraikan sebagai berikut.

5.1.1 Umur Petani Responden

Salah satu karakteristik yang dimiliki seseorang yang dianggap penting

adalah faktor umur. Umur sangat mempengaruhi aktivitas seseorang karena

dikaitkan langsng dengan kekuatan fisik dan mental, sehingga berhubungan erat

dengan pengambilan keputusan. Petani yang berumur muda relatif cenderung

mempunyai kemampuan fisik yang lebih besar dibandingkan dengan petani yang

berumur tua. Komposisi umur responden dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5 Komposisi Umur Responden Pengusaha Ternak Di Kecamatan

Tanete Riaja Kab. Barru. 2020

Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

Page 44: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

32

29 – 38 1 4.00

39 – 48 14 56.00

49 – 60 10 40.00

Total 25 100.00

Sumber; Data Primer Setelah Diolah 2020

Tabel menunjukkan bahwa semua responden masih berusia produktif

dapat kita lihat dari umur responden yang berkisar antara 29 - 60 tahun. Dari usia

responden, yang paling banyak berusia antara 39 - 48 tahun sebanyak 14 orang

atau 56%, responden berumur antara 49 - 60 tahun 10 0rang, sedangkan yang

berumur antara 29 - 38 tahun ada 1 orang atau 4%, penyebaran umur petani masih

berada pada usia produktif dengan jumlah penduduk berumur produktif yang

cukup tiinggi maka penerimaan materi penyuluhan akan lebih muda dan usia yang

masih relatif muda semangat untuk berkembang lebih baik dibandingkan dengan

masyarakat berusia tua. Sehingga pembinaan dapat dioptimalkan karna umumnya

petani masih memiliki kekuatan fisik yang baik dibandingkan dengan petani yang

berumur tua 60 keatas.

5.1.2 Tingkat pendidikan responden

Tingkat pendidikan responden juga ikut mempengaruhi pola pengelolaan

usaha penggemukan sapi pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan pola pikir

petani dalam pengembangan usahanya terutama dalam menyerap dan mengadopsi

si teknologi usahatani baru dalam rangka pencapaian tingkat produksi yang

optimal. semakin tinggi tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh

responden semakin tinggi pula tingkat pengetahuan responden terhadap teknologi.

Page 45: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

33

Hasil penelitian yang telah di diperoleh berdasarkan tingkat pendidikan

responden disajikan pada tabel 6.

Tabel 6 Komposisi Tingkat Pendidikan Responden Pengusaha Ternak Di

Kecamatan Tanete Riaja Barru 2020

Tingkat Pendidikan Jumlah Responden (Jiwa) Persentasi (%)

SD

SMP

SMA

SARJANA

12

8

4

1

48

32

16

4

Jumlah 25 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020

Berdasarkan tabel terlihat bahwa pada umumnya petani

memiliki pendidikan minimal sekolah dasar. tingkat pendidikan yang relatif

rendah tersebut mengidentifikasikan akan kemampuan dan pola pikir petani

responden yang masih rendah sehingga sangat berpengaruh terhadap tingkat

adopsi teknologi dan produksi yang diperoleh dalam setiap kegiatan usaha

5.1.3 Pengalaman responden dalam usaha penggemukan sapi

Pengalaman berusaha tani merupakan faktor yang berperan

dalam kegiatan usaha tani. pengalaman mempunyai pengaruh dalam kegiatan

usaha. responden yang berpengalaman akan lebih cepat menerapkan teknologi

penggemukan sapi dan lebih responsif terhadap inovasi karena itu kegiatan

pengalaman selalu memberikan manfaat. pengalaman usahatani

responden disajikan pada tabel 7 di bawah ini.

Tabel 7 Pengalaman Responden Dalam Usaha Penggemukan Sapi Bali Di

Kecamatan Tanete Riaja Kab Barru 2020.

Pengalaman berusaha Tani (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

Page 46: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

34

2-3

4-5

6

7

17

1

28.00

68.00

4.00

Total 25 100.00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020

Tabel menunjukkan bahwa terdapat 17 orang(68%) responden memiliki

pengalaman berusaha Tani ini antara 4-5 tahun, sedangkan 7 orang yang

(28) petani responden pengalamannya 2-3 2 tahun dan ada 1 oran g yang

(3.3%) yang pengalaman 6 tahun.

5.1.5 Tanggungan keluarga peternak sapi Bali

Besarnya tanggungan keluarga dapat mempengaruhi pengambilan

keputusan usaha yang akan dijalankan. komposisi tanggungan keluarga

responden dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini.

Tabel 8 Komposisi Tanggungan Keluarga Responden Dalam Usaha

Penggemukan Sapi Bali Di Kecamatan Tanete Riaja Kab Barru

2020

Tanggungan keluarga ( orang) Jumlah ( orang) Persentase (%)

1-2

3-4

5-6

10

12

3

40.00

48.00

12.00

Total 25 100.00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020

Tabel menunjukkan bahwa 12 orang yang (48%) responden mempunyai

tanggungan keluarga 3-4 3 orang. 10 orang (40%) responden mempunyai

tanggungan keluarga 1-2 orang terdapat 3 orang (12%) responden. Jumlah

Page 47: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

35

tanggungan petani responden, dan dapat merupakan potensi bagi sumber daya

bagi petani ,dapat digunakan dalam berusaha Tani dan kegiatan produktif lainnya.

5.2 Peran Penyuluh Pertanian dalam pembinaan usaha penggemukan sapi

Bali

Penyuluh Pertanian bagi masyarakat pedesaan merupakan konsultan atau

tempat mendapatkan informasi dan jawaban bagi semua masalah yang

berhubungan dengan kegiatan usahatani nya ataupun penggemukan sapinya.

Aktivitas penyuluh sangat mempengaruhi dinamisasi kegiatan usaha peternak di

Kecamatan Tanete riaja terdapat indikasi bahwa semakin aktif Penyuluh Pertanian

dalam memberikan penyuluhan maka masyarakat akan lebih proaktif dalam

pengembangan usahanya.

Peranan penyuluh sangat dibutuhkan untuk membina para peternak dalam

pengembangan sapi, banyak informasi yang diterima petani merupakan hal-hal

baru bagi mereka. namun sangat memberi manfaat dalam pengembangan usaha

penggemukan sapinya. Peranan dari penyuluh pertanian sebagai fasilitator,

motivator dan sebagai pendukung gerak usaha petani merupakan titik sentral

dalam memberikan penyuluhan kepada petani akan pentingnya berusaha tani

dengan memperhatikan kelestarian dari sumber daya alam. Proses

penyelenggaraan penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan baik dan benar

apabila didukung dengan tenaga penyuluh yang profesional, kelembagaan

penyuluh yang handal, materi penyuluhan yang terus-menerus mengalir, sistem

penyelenggaraan penyuluhan yang benar serta metode penyuluhan yang tepat dan

manajemen penyuluhan yang polivalen. Dengan demikian penyuluhan pertanian

sangat penting artinya dalam memberikan modal bagi petani dan keluargannya,

Page 48: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

36

sehingga memiliki kemampuan menolong dirinya sendiri untuk mencapai tujuan

dalam memperbaiki kesejahteraan hidup petani dan keluarganya, tanpa harus

merusak lingkungan di sekitarnya

Tabel 9 Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pembinaan Usaha Penggemukan

Sapi Bali Bali Di Kecamatan Tanete Riaja Kab Barru

No Pembinaan

penyuluh

Skor penilaian

Rata-rata skor

yang dicapai

Pelaksanaan

fungsi (%)

Kategori

Min Max

1 Pemeliharaan dan

pengendalian

penyakit

4 20 16,96 84,80 Tinggi

2 Sistem pembuatan

kandang

3 15 13,08 87,20 Tinggi

3 Makanan dan

pemberiannya

3 15 10,20 68,00 Tinggi

4 Cara penggemukan 4 20 12,64 63.20 Sedang

Jumlah 52,88 303,20 Tinggi

Rata-rata 13,22 76

Sumber ; Data primer setelah diolah 2020

Keterangan : kategori 0-33%= Rendah; 34-66%= Sedang; 67-100= Tinggi

Tabel menunjukan pembinaan bahwa peran penyuluh pertanian dalam usaha

penggemukan sapi bali sangat berhasil. Rata-rata nilai 13,22 (76%) atau kategori

tinggi. Dari beberapa pembinaan yang telah berhasil dalam pembinaan adalah

pembinaan yang telah berhasil dalam pembinaan adalah pemeliharaan dan

pengendalian penyakit, peternak sangat memperhatikan kesehatan sapi, utamanya

sapi yang akan dibeli untuk digemukkan, maupun kesehatan sapi yang akan dibeli

Page 49: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

37

untuk digemukkan, maupun kesehatan sapi yang dalam pemeliharaan rata-rata

mencapai 16.96 (84,80%), sedangkan yang masih perlu mendapat pembinaan

adalah pada cara penggemukan sesuai teknis yang dianjurkan oleh penyuluh

pertanian nilai yang diperoleh 12,64 (63,20%), sistem pembinaan yang perlu

ditingkatkan dalam proses penggemukan adalah pemberian makanan tambahan

dan pengkandangan yang baik

5.2.1 Pembinaan Dalam Pemeliharaan Dan Pengendalian Hama Dan

Penyakit Sapi Bali

Keberadaan penyuluh pertanian balai penyuluhan pertanian di daerah-

daerah sangat penting, penyuluh pertanian merupakan perpanjangan tangan dari

pemerintah, lembaga-lembaga penelitian dalam menyampaikan informasi kepada

petani. Keberadaan penyuluh pertanian akan dapat meningkatkan keterampilan

dan pengetahuan peternak. Pembinaan peternak dalam pemeliharaan dapat dilihat

pada tabel 10 berikut ini :

Tabel 10 Pembinaan Dalam Pemeliharaan Dan Pengendalian Penyakit Sapi

Bali

No Pemeliharaan dan

pengendalian

Skor

penilaian

Rata-rata

skor yang

Pelaksana

fungsi (%)

Kategori

Page 50: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

38

penyakit Min Max dicapai

1 Sanitasi ternak 1 5 4.8 96 Tinggi

2 Sanitasi kandang 1 5 3.9 78 Tinggi

3 Pemberian obat-

obatan dan vitamin

1 5 4.1 82 Tinggi

4 Identifikasi

penyakit atau

gangguan ternak

lainnya

1 5 4.3 86 Tinggi

Jumlah 4 20 17.1 342 Tinggi

Rata-rata 1 4 4.27 85

Sumber ; Data Primer Setelah Diolah 2020

Keterangan ; kategori 0-33= Rendah; 34-66= Sedang; 67-100=

Tinggi

Tabel menunjukkan bahwa pembinaan pemeliharaan dan pengendalian penyakit,

rata-rata nilai 4,8 (96%) dengan kategori yang diperoleh tinggi. Dari semua item

yang diukur nilainnya memperlihatkan hasil kategori tinggi, artinya petermak

telah melaksanakan kegiatan tersebut, petani sangat mengerti dan paham perlunya

sanitasi ternak, dengan ternak yang bersih akan mendapatkan pertumbuhan ternak

yang bersih akan mendapatkan pertumbuhan yang lebih baik. Sanitasi ternak yang

dilakukan peternak adalah memandikan sapi minimal 1 kali sehari hal ini sangat

membantu dalam pencegahan penyakit kutu ternak, nilai yang diperoleh 96%,

sedangakan sanitasi kandang, khususnya peternak yang menggunakan sistem

kandang mereka melakukan pembersihan tiap pagi hari kotoran dari ternak

dikumpulkan umtuk keperluan usahataninya dengan membuat kompos. Untuk

mengidentifikasi penyakit ternak responden diberi pelatihan dengan memberikan

Page 51: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

39

contoh-contoh ternak yang terserang dengan menggunakan alat peraga berupa

gambar-gambar maupun brosur.

Sejauh ini tim petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian telah diturunkan

untuk melakukan vaksinasi dan pemberian obat-obatan terhadap hewan ternak

sapi yang ada di desa-desa di seluruh kecamatan. Vaksinasi merupakan salah satu

cara mencegah kejadian penyakit namun yang tidak kalah penting adalah

Program Komunikasi Informasi dan Edukasi terhadap petani ternak yang berada

di daerah terancam terutama yang berbatasan dengan daerah tertular, terutama

mengenai cara-cara pencegahan terhadap kemungkinan penyebaran wabah

penyakit. Untuk itu keterlibatan penyuluhan pertanian dalam penyebaran

informasi tentang ancaman dan kejadian penyakit sangat diperlukan sehingga

pencegahan dan penanganan kejadian penyakitnya lebih efektif. Penyuluh adalah

ujung tombak pembangunan pertanian, sukses tidaknya program pemerintah

terkait petani dan pertanian, sedikit banyak bergantung pada kemampuan

penyuluh dalam menerjemahkan program tersebut. Semakin tinggi kemampuan

penyuluh dalam menerjemahkan, mengeksekusi dan berimprovisasi dilapangan

maka semakin tinggi pula kemungkinan program tersebut berhasil.

5.2.2 Pembinaan Sistem Pembuatan Kandang

Page 52: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

40

Sistem pembuatan kadang dalam sistem penggemukan merupakan

persyaratan utama untuk berhasil khususnya pada daerah-daerah yang areal atau

lahan semakin sempit. Sistem perkandangan adalah alternatif yang perlu

dipertimbangkan. Pembinaan sistem pembuatan kandang dapat dilihat pada tabel

11 berikut ini :

Tabel 11 Pembinaan Sistem Pembuatan Kandang

No Sistem pembuatan

kandang untuk di

gemukkan

Skor

penilaian

Rata-rata

skor yang

dicapai

Pelaksanaan

fungsi (%)

kategori

Min Max

1 Fungsi kandang 1 5 4.6 92 Tinggi

2 Persyaratan

kandang

1 5 2.8 56 Sedang

3 Konstruksi

kandang

1 5 4.8 96 Tinggi

Jumlah 3 15 12 244 Tinggi

Rata-rata 1 5 4 81.33

Sumber; Data Primer Setelah Di Olah 2020

Keterangan; kategori 0-33%= Rendah 34-66%= Sedang 67-100%= tinggi

Tabel menunjukkan sistem pembinaan yang dilakukan penyuluh pertanian sangat

baik atau kategori tinggi dengan nilai persentase 81.33%, hasil wawancara dengan

responden tentang kandang umumnya peternak sangat tahu fungsi kandang ternak

dan manfaat yang diberikan dengan sistem ini, sedangkan yang masih perlu

Page 53: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

41

dipertimbangkan dalam pembinaan adalah persyaratan kandang responden

menerapkan persyaratan kandang antara lain. Letak, bentuk dan konstruksi yang

baik, penilaiann item ini nilai rata-rata yang diperoleh adalah 2,8(56)%.

Sedangkan pembinaan mengenai konstruksi kandang sudah tinggi nilai yang

diperoleh nilai rata-rata 4,8 (96)%.

Penyuluh memberikan pembinaan pembuatan kandang yang ideal yang

harus diperhatikan. Kandang merupakan faktor terpenting untuk diperhatikan

demi kenyamanan sapi yang sedang dirawat atau dikembangkan. Berikut

persyaratan dalam pembuatan kandang. Kandang terbuat dari bahan yang tentunya

berkualitas dan kokoh, luas kandang harus memperhatikan tingkat kemudahan

dalam proses pembersihannya misal lantai dibuat dengan tingkat kemiringan 5-10

derajat, mengarah keselokan dan tentunya tidak licin. Luas kandang harus

disesuaikan dengan jumlah sapi yang ada dikandang. Kandang dibuat sedemikian

rupa sehingga sinar matahari dapat masuk baik pada pagi dan sore hari, sistem

ventilasi diatur dengan bagus, atap kandang dibuat dari bahan yang ringan, tempat

pakan yang lebar.

5.2.3 Pemilihan Pakan Dan Cara Pemberiannya

Pemilihan pakan ternak untuk makanan sapi, peternak penggemukan

dikecanatan tanete riaja umunya sudah baik, mereka telah mengerti perlunya

pakan yang baik bagi ternak yang digemukkan, hal ini dapat meningkatkan

kesehatan dari ternak dan berat badan dari ternak. Pembinaan pemilihan pakan

dan cara pemberiannya dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini :

Tabel 12 Pemilihan Pakan Dan Cara Pemberiannya

Page 54: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

42

No

Pemilihan pakan

dan cara

pemberiannya

Skor

penilaian

Rata-rata

skor yang

dicapai

Pelaksanaan

fungsi (%)

kategori

Min Max

1 Syarat makanan 1 5 4.1 82 Tinggi

2 Kebutuhan bahan

makanan

1 5 4.2 84 Tinggi

3 Penyusunan ransum 1 5 1.7 34 Rendah

Jumlah 3 15 10 200 Sedang

Rata-rata 1 5 3.33 66.66

Sumber; Data Primer Setelah Di Olah 2020

Keterangan : kategori 0-33= Rendah 34-66= Sedang 67-100=Tinggi

Tabel dari beberapa bagian pertanyaan rata-rata nilai yang diperoleh adalah 3,33

(66,66%) masuk kategori sedang, yang masih rendah adalah pada pembuatan

pakan tersebut nilai rata-rata yang diperoleh 1,7 atau 34%. penyusunan ransum ini

masih perlu diajarkan dengan lebih intensif. Rendahya nilai yang diperoleh dari

penyusunan ransum karena umunya petani masih menganggap lahan masih sangat

luas sebagai daerah pengebalaan.

Pakan sapi bali berupa rerumputan hijau dan protein yang bisa didapat

dari bahan daun turi, lamtoro, tepung ikan, tepung daging dan lain sebagainya.

Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral esensial, maka perlu

ditambah vitamin sapi yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh ternak. Ransum sapi

yang memenuhi syarat ialah ransum yang mengandung : protein, karbohidrat,

lemak, vitamin, mineral, dan air dalam jumlah yang cukup. Kesemuanya dapat

Page 55: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

43

disediakan dalam bentuk hijauan dan konsentrat. Kebutuhan ternak terhadap

jumlah pakan tiap hari tergantung dari jenis atau spesies, umur, dan fase

pertumbuhan ternak (dewasa, bunting, dan menyusui). Walaupun telah diberi

pakan berupa hijauan atau kosentrat yang telah mengandung zat makanan yang

memenuhi kebutuhannya, sapi bali masih sering menderita kekurangan vitamin,

mineral dan bahkan protein, Keadaan ini dapat mengganggu pertumbuhan atau

kesehatan sapi bali sehingga untuk mengatasinya sapi dapat diberikan pakan

tambahan

5.2.4 Membina Peternak Cara Pengemukan Sapi

Suatu dilema saat ini di pedesaan adalah lahan semakin berkurang akibat

bertambahnya penduduk yang membutuhkan perumahan dan lainnya. Kondisi ini

menjadikan para peternak harus mencari alternatif pemeriharaan ternak yang lebih

efektif dan berhasil, guna salah satu pilihan adalah dengan metode penggemukan

sapi, sistem pengandangan ternak. Pembinaan cara penggemukan sapi dapat

dilihat pada tabel 13 dibawah ini :

Page 56: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

44

Tabel 13 Pembinaan cara penggemukan sapi bali

No Cara penggemukan

sapi

Skor

penilaian

Rata-rata

skor yang

dicapai

Pelaksanaan

fungsi (%)

kategori

Min Max

1 Penggemukan

padang rumput

1 5 4.2 84 Tinggi

2 Kombinasi kandang

dan padang rumput

1 5 3.2 64 Sedang

3 Penggemukan

sistem kandang

1 5 2.2 44 Rendah

4 Paronisasi 1 5 3.0 60 sedang

Jumlah 4 20 12.6 252 Sedang

Rata-rata 1 5 3.15 63

Sumber : Data primer setelah di olah 2020

Keterangan; kategori 0-33%= Rendah 34-66= Sedang 67-100=

Tinggi

Tabel menunjukkan pembinaan cara penggemukan sapi berada dalam kategori

sedang nilai yang diperoleh adalah 3.15 (63%). Bagian pembinaan yang

memperoleh nilai tinggi adalah sistem penggemukan padang rumput sistem ini

telah lama dikenal oleh masyarakat pedesaan. Kondisi ini tidak tepat mengingat

luas lahan pengembalaan semakin berkurang, sehingga perlu adanya alternatif

lain. Sistem yang masih perlu dikembangkan adalah sistem perkandangan nilai

rata-rata yang diperoleh 2.2 (44%) sistem ini oleh masyarakat dipedesaan

khusunya daerah-daerah masih luas pada padang rumputnya masih kurang

diterapkan. Sistem perkandangan telah banyak dilakukan oleh peternak.

Page 57: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

45

Sistem penggemukan sapi yang telah dilakukan peternak adalah sistem

paronisasi, sistem ini dikenal dengan mengikat ternak disuatu tempat, selama

masa penggemukan dengan menyediakan makanan berupa hijauan dan ransum

tambahan setiap harinya, sehingga pertumbuhan sapi sangat cepat dan ternak lebih

sehat karena memudahkan pemantauan ransum yang dikomsumsinya.

Penyuluh membantu terjadinya proses perubahan

perilaku peternak sapi bali sehingga peternak sapi meningkat pengetahuan sikap

dan keterampilannya dalam beternak. Pastikan sapi tidak mengalami gangguan

kesehatan seperti menderita cacing, mencret, diare, dan lain sebagainya. Jika sapi

mengalami gangguan kesehatan, segera ditangani agar penyakit tidak menular ke

sapi yang lain.

Pemberian pakan jenis pakan yang baik untuk dikonsumsi sapi adalah

rumput benggala, rumput gajah, rumput raja, tanaman lamtoro, gamal,

kaliandra, dan centro. Pergerakan sapi juga membuat dagingnya lebih

padat, siapkan lahan kosong atau kandang yang cukup untuk sapi berlari. Daging

sapi akan padat dan mudah berkembang apabila sistem peredaran darah sapi

mengalir lancar dan otot pada bagian tubuh sapi berkembang. Jika sapi dibiarkan

diam dan bermalas-malasan, tentunya akan menjadi sumber datangnya penyakit

akibat peredaran darah sapi kurang lancar

5.3 Pertambahan Bobot Badan

Daerah Jumlah ternak Sapi Bali Jantan Sapi Bali Betina

Pantai 11

14

0,2576 0,2163

Berbukit 14

15

0,3024 0,3336

Pegunungan 13

14

0,3021 0,2626

Page 58: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

46

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.3 Kesimpulan

Hasil penelitian ini menyatakan peran penyuluh pertanian dalam

pembinaan usaha penggemukan sapi bali di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten

Barru, termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini terlihat pada rata-rata pelaksanaan

fungsi penyuluh pertanian mencapai 76% dalam penggemukan sapi bali di

Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru telah dalam kategori tinggi khususnya

penerapan pemeliharaan, pengedalian penyakit, sistem pembuatan kandang,

pemberian pakan dan cara penggemukan sapi bali.

6.4 Saran

1. Pembinaan masih perlu dilanjutkan, khususnya sistem penggemukan cara

perkandangan mengingat areal semakin sempit

2. Peternak masih dapat mengembangkan usahanya di Kecamatan Tanete

Riaja Kabupaten Barru karena agroklimat dan sistem budaya sangat

mendukung peternakan sapi bali.

Page 59: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

47

DAFTAR PUSTAKA

Agustina Abdullah dan Helda Ibrahim. 2012“Persepsi Peternak terhadap Kinerja

Penyuluh dalam Pengembangan Teknologi Pengolahan Jerami Padi dan

Limbah Ternak Sapi Potong“ Skripsi. Kendari:Universitas Terbuka

Kendari Sulawesi Tenggara.

Alim, Syahirul. 2010. Bahan Ajar Penyuluhan Pertanian (Peternakan).

Laboratorium Sosiologi dan Penyuluhan. Fakultas Peternakan.

Universitas Padjajaran, Bandung

Alim, Syahirul. 2010. Bahan Ajar Penyuluhan Pertanian (Peternakan).

Asfar Irham. 2016. Peranan Penyuluh Peternakan Dalam Peningkatan

Pendapatan Anggotakelompok Peternak Sapi Potong Di Kabupaten

Sinjai. Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin

Eko Harianto, Surahmanto dan Putu Arimbawa. 2014“Kinerja Penyuluh

Pertanian sebagai Penyebar Informasi Fasilitator dan Pendamping

dalam Pengembangan Sapi Bali (Bos Sondaicus) di Kabupaten Muna

Provinsi Sulawesi Tenggara” Skripsi. Makassar:Universitas Hasanuddin.

Universitas Islam Makassar.

Guntoro, S. 2002. Membudidayakan Sapi Bali. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. Penerbit

PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Hartati D, Wijono B, Siswanto M. 2007. Performans Sapi Bali induk sebagai

penyedian bibit/bakalan di wilayah breeding stock BPTU Bali. Prosiding

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2007. 258 – 263.

Kartasapoetra, A.G.1994. Penyuluhan Pertanian.Bumi

aksara.JakartaLaboratorium Sosiologi dan Penyuluhan. Fakultas

Peternakan

Mardikanto, 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret

University Press UNS: Surakarta.

Nugrohadi, 2009. Peternakan Dan Cara Membudidayakan Hasil

Peternakan.Http://Jpi.Faterna.Unand.Ac.Id/Index.Php/Jpi.

Oka, IGL. 2010. Conservation and genetic improvement of Bali Cattle.Proc.

Conservation and Improvement of World Indigenous Cattle. 110-

117.

Page 60: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

48

Pane, I. 1991. Produktivitas dan breeding sapi Bali. Proc.Seminar Nasional Sapi

Bali 2–3 September. hlm: 50.

Payne, W.J.A. and J. Hodges. 1997. Tropical Cattle: Origin, Breeds and Breeding

Policies. Blackwell Science.

Padmiwiharjo.2004. Menata Kembali Penyuluhan Pertanian di Era Pembangunan

Agribisnis. Jakarta (ID) Departemen Pertanian

Purwantara B, Noor RR, Andersson G, and Rodriguez-Martinez H. 2012. Banteng

andnBali Cattle in Indonesia: Status and Forecasts. Reprod Dom Anim

47 (Suppl. 1),2–6.

Roger, E.M. 1995. Diffusuion of Innovations. Free Press, New York.

Samariyanto. 2004. Alternatif kebijakan perbibitan sapi potong dalam era

otonomi daerah.Lokakarya Sapi Potong

Suhardiyono, L. 1992. Penyuluh : Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian. Erlangga

Jakarta.

Sukirno, S. 2007. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

U. M. Ni’am, A. Purnomoadi dan S. Dartosukarno. 2012“Hubungan antara

Ukuran-Ukuran Tubuh dengan Bobot Badan Sapi Bali Betina pada

Berbagai Kelompok Umur” Skripsi. Semarang: Universitas

Diponegoro.Universitas Padjajaran, Bandung.

Van Den Ban dan Hawkins. 1999 . Penyuluh Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.

Yusran, M. A. 2004. Struktur Usaha Penggemukan Sapi Potong. Prosiding

Seminar: Sistem Kelembagaan Usahatani Tanaman-Ternak. Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. P:

174201. Jawa Timur.

Page 61: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

49

LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN

“Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pembinaan Usaha Penggemukan Sapi Bali Di

Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru”

I. Petunjuk Pengisian

a. Mohon kuesioner ini di isi oleh Bapak/Ibu/Sdr/I untuk

menjawab seluruh pertanyaan yang ada

b. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya

c. Ada tiga (3) alternative jawaban setiap variabelnya yaitu :

5 = Sangat Setuju (SS)

3 = Setuju (S)

1 = Ragu-ragu (RR)

II. Karakteristik Responden

Nama : …………………………………………………….

Jenis Kelamin : …………………………………………………….

Alamat : …………………………………………………….

Umur : …………………………………………………….

Pendidikan Terakhir : ………………………………………………….

Jumlah Anggota Keluarga : …………………………………………….

Pengalaman Berusahatani : …………………………………………….

Tanggungan Keluarga : ………………………………………………

Page 62: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

50

PERAN PENYULUH

PEMBINAAN

A. Pembinaan Dalam Pemeliharaan dan Pengendalian Hama Penyakit

Sapi Bali

No PERNYATAAN SS S RR SKOR

1. Pemeliharaan dan pengendalian

penyakit

2. Sistem pembuatan kandang

3. Makanan dan pemberiannya

4 Cara penggemukan

No Pemeliharaan dan Pengendalian Hama

Penyakit

SS S RR SKOR

1. Penyuluh Memberikan Pembinaan

dalam Sanitasi atau Program

Kebersihan Ternak

2. Penyuluh Memberikan Pembinaan

dalam Sanitasi atau Program

Kebersihan Kandang

3. Penyuluh Memberikan Pembinaan

dalam Pemberian Obat-obatan dan

Vitamin

4. Penyuluh Memberikan Pembinaan

dalam Identifikasi Penyakit atau

gangguan ternak lainnya

Page 63: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

51

B. Pembinaan Sistem Pembuatan Kandang

No Sistem Pembuatan Kandang Untuk di

Gemukkan

SS S RR SKOR

1. Penyuluh Memberikan Pembinaan

Mengenai Fungsi Kandang

2. Penyuluh Memberikan Pembinaan

Mengenai Persyaratan Pembuatan

Kandang

3. Penyuluh Memberikan Pembinaan

Konstruksi atau Pembuatan Kandang

C. Pemilihan Pakan dan Cara Pemberiannya

No Pemilihan Pakan dan Cara

Pemberiannya

SS S RR SKOR

1. Penyuluh Memberikan Pembinaan

Mengenai Syarat Makanan

2. Penyuluh Memberikan Pembinaan

Mengenai Kebutuhan Bahan Makanan

3. Penyuluh Memberikan Pembinaan

dalam Penyusunan Ransum / Pakan

yang Siap Diberikan pada Ternak

Page 64: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

52

D. Pembinaan Cara Penggemukan Sapi Bali

No Pembinaan Cara Penggemukan Sapi

Bali

SS S RR SKOR

1. Pembinaan Cara Penggemukan Padang

Rumput

2. Pembinaan Mengenai Kombinasi

Kandang dan Padang Rumput

3. Pembinaan Mengenai Penggemukan

Sistem Kandang

4. Pembinaan Paronisasi

Page 65: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

53

PETA LOKASI PENELITIAN

Page 66: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

54

IDENTITAS RESPONDEN

Keterangan :

SD = 12 ORANG

SMP = 8

SMA = 4

SARJANA =1

No Nama Umur Pendidikan Pengalaman

Beternak

Jumlah

ternak

Tanggungan

keluarga

1 Mursalim 42 SMA 5 6 2

2 Ibrahim 47 SMP 6 4 2

3 Abrar 43 SD 4 3 3

4 Harun 52 SMP 5 4 5

5 Hasanuddin 45 SMP 4 3 4

6 Ismail 29 SD 2 2 4

7 Samsuala 47 SMA 5 6 2

8 Lukman 52 SMP 4 2 1

9 Nurhaeda 50 SMP 4 4 4

10 Lamuha 43 SD 4 5 3

11 Jufri 40 SD 2 2 3

12 Akmal 48 SD 2 2 2

13 Sandi 42 SD 3 4 4

14 Saharuddin 45 SD 4 2 4

15 Rahman 45 SD 2 1 5

16 Maskur 56 SARJANA 5 4 2

17 Askar 58 SMP 3 2 3

18 Ashar 55 SMP 2 3 4

19 Rustan 60 SD 4 2 2

20 Fahrul 50 SMA 5 4 2

21 Bahtiar 59 SMP 5 4 2

22 Bahri 45 SD 4 3 6

23 Amin 45 SD 4 2 3

24 Jafar 60 SD 4 4 4

25 Anto 56 SMA 4 3 1

JUMLAH 1214 96 81 77

RATA-RATA 48,56 3.84 3.24 7,08

Page 67: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

55

IDENTITAS PENYULUH

1. Nama : Said Hamu, S.P

Umur : 59

Alamat : Dusun Ele, Desa Lompo Tengngah, Kec. Tanete Riaja

Pendidikan : S1

Pengalaman Kerja : 35 thn

(Berapa lama menjadi penyuluh)

Jumlah tanggungan : 3 anak

2. Nama : Abdul Hayat, S.P

Umur : 56

Alamat : Dusun Leppe’e, Desa Libureng, Kec. Tanete Riaja

Pendidikan : S1

Pengalaman Kerja : 32 thn

(Berapa lama menjadi penyuluh)

Jumlah tanggungan : 4 anak

3. Nama : H. Ansar, S.P

Umur : 51

Alamat : Dusun Aroppoe, Desa Tellumpanua, Kec. Tanete Riaja

Pendidikan : S1

Pengalaman Kerja : 32 thn

(Berapa lama menjadi penyuluh)

Jumlah tanggungan : 7 anak

Page 68: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

56

No Nama Responden

A B C D

1 2 3 4 ∑ 1 2 3 ∑ 1 2 3 ∑ 1 2 3 4 ∑

1 Mursalim 5 5 5 5 20 5 5 5 15 5 5 1 11 3 5 5 5 18

2 Ibrahim 5 5 3 5 18 5 5 5 15 5 5 3 13 5 5 5 1 16

3 Abrar 5 5 5 5 20 3 3 5 11 5 5 3 13 3 1 5 3 12

4 Harun 5 5 5 5 20 3 3 5 11 5 5 3 13 5 5 3 5 18 5 Hasanuddin 5 5 5 5 20 3 3 5 11 5 5 3 13 5 5 3 5 18

6 Ismail 5 5 5 5 20 3 3 1 11 5 5 1 9 5 5 3 5 18

7 Samsuala 5 5 5 5 20 5 3 5 13 5 5 1 9 5 5 3 5 18

8 Lukman 5 3 5 5 18 5 5 5 15 5 5 1 9 5 5 3 5 18 9 Nurhaeda 5 3 5 5 18 5 3 5 13 5 5 1 9 3 1 1 5 10

10 Lamuha 5 3 5 5 16 5 3 5 13 5 5 1 9 3 1 1 5 10

11 Jufri 5 3 5 3 14 5 3 5 13 5 3 1 9 3 1 1 5 10

12 Akmal 5 3 5 1 14 5 3 5 9 5 3 1 9 3 1 1 5 10 13 Sandi 5 3 5 1 14 5 5 5 15 5 3 1 9 3 1 1 1 10

14 Saharuddin 5 3 1 5 18 5 1 5 11 5 3 1 9 5 3 1 1 10

15 Rahman 5 3 5 5 18 5 1 5 11 5 3 1 9 5 3 1 1 10

16 Maskur 5 3 5 5 18 5 5 5 15 3 3 3 11 5 3 1 1 10

17 Askar 3 3 1 1 8 5 3 5 13 3 3 3 11 5 3 1 1 10

18 Ashar 5 3 5 5 18 5 3 5 13 3 3 3 11 3 3 1 1 8

19 Rustan 5 3 5 5 18 5 3 5 13 3 3 3 11 5 3 1 1 10

20 Fahrul 5 5 1 3 14 5 3 5 13 3 3 3 11 5 3 5 5 20 21 Bahtiar 3 3 5 3 14 5 3 5 13 3 5 1 9 5 5 1 1 10

22 Bahri 3 3 5 5 16 5 5 5 15 5 5 1 11 5 3 1 1 10

23 Amin 5 5 3 5 18 5 5 5 15 3 5 1 9 5 3 1 1 10

24 Jafar 5 5 3 5 18 5 5 5 15 3 5 1 9 3 3 1 1 8

Lampiran Rekapitulasi jawaban responden Pembinaan Usaha Penggemukan Sapi Bali Kec. Tanete Riaja Kabupaten Barru

Page 69: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

57

KETERANGAN :

A = Pemeliharaan dan pengendalian penyakit (1. Sanitasi ternak 2.Sanitasi kandang 3.Pemberian obat-obatan 4.Identitas penyakit

dan gangguan ternak

B = Sistem pembuatan kandang (1. Syarat pembuatan kandang 2. Persyaratan kandang 3. Konstruksi kandang

C = Makanan dan pemberiannya (1. Syarat makanan 2.Kebutuhan bahan makanan 3.Penyusunan ransum

D = Cara penggemukan (1. Penggemukan padang rumput 2.kombinasi kandang dan rumput 3.sistem kandang 4.Paronisasi

25 Anto 5 5 3 5 18 5 5 5 15 3 5 1 9 3 5 5 1 14

Jumlah 119 97 102 107 424 115 71 121 327 103 105 43 255 105 81 55 75 316

Rata-rata 4.8 3.9 4.1 4.3 16.96 4.6 2.8 4.8 13.08 4.1 4.2 1.7 10.20 4.3 3.2 2.2 3 12,64

Page 70: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

58

1. Pemeliharaan dan pengendalian penyakit No Pemeliharaan dan

pengendalian

penyakit

Rata-rata skor

yang dicapai

Pelaksanaan

Persentasi

Pelaksanaan Fungsi

1 Sanitasi ternak 4.8 100 96

2 Sanitasi kandang 3.9 100 78

3 Pemberian obat-

obatan dan vitamin

4.1 100 82

4 Identifikasi

penyakit atau

gangguan ternak

lainnya

4.3 100 86

No Pembinaan

penyuluh

Rata-rata skor

yang dicapai

Pelaksanaan

Persentasi

Pelaksanaan Fungsi

1 Pemeliharaan dan

pengendalian

penyakit

16,96 100 84,80

2 Sistem pembuatan

kandang

13,08 100 87,20

3 Makanan dan

pemberiannya

10,20 100 68,00

4 Cara

penggemukan

12,64 100 63,20

Lampiran Pelaksanaan fungsi

Page 71: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

59

2. Sistem pembuatan kandang No Sistem pembuatan

kandang untuk di

gemukkan

Rata-rata skor

yang dicapai

Pelaksanaan

persentasi

Pelaksanaan Fungsi

1 Fungsi kandang 4.6 100 92

2 Persyaratan

kandang

2.8 100 56

3 Konstruksi kandang 4.8 100 96

3. Makanan dan pemberiannya No Pemilihan pakan

dan cara

pemberiannya

Rata-rata skor

yang dicapai

Pelaksanaan

Persentasi

Pelaksanaan Fungsi

1 Syarat makanan 4.1 100 82

2 Kebutuhan bahan

makanan

4.2 100 84

3 Penyususnan

ransum

1.7 100 34

Page 72: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

60

4. Cara penggemukan No Cara penggemukan

sapi

Rata-rata skor

yang dicapai

Pelaksanaan

Persentasi

Pelaksanaan Fungsi

1 Penggemukan

padang rumput

4.2 100 84

2 Kombinasi kandang

dan padang rumput

3.2 100 64

3 Penggemukan

sistem kandang

2.2 100 44

4 Paronisasi 3.0 100 60

Page 73: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

61

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 74: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

62

PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI KOMPOS

Page 75: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

63

PAKAN TERNAK

Page 76: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

64

Wancara dengan Bapak Ansar

Wawancara dengan Bapak Harun

Page 77: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

65

Wawancara dengan Bapak Hasanuddin

Wawancara dengan Bapak Ismail

Page 78: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

66

Wawancara dengan Bapak Rustan l

Wawancara dengan Bapak Bahri

Page 79: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

67

Page 80: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

68

Page 81: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

69

Page 82: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …

70

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Barru tanggal 11 November 1998 dari

pasangan Bapak H. Ansar dan Ibu Wahida. Penulis

merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara. Pendidikan

formal yang dilalui penulis adalah SD INPRES 29

AROPPOE dan lulus tahun 2009, SMPN 01 TANETE

RILAU RILAU dan lulus tahun 2012, kemudian melanjutkan pendidikan ke SMAN 3

BARRU dan lulus pada tahun 2015. Pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi

masuk Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah magang di UPTD Balai

Benih Tanaman Pangan Maros, Sulawesi Selatan. Tugas akhir dalam perkuliahan

diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul “ Peran Penyuluh Pertanian

Dalam Pembinaan Usaha Penggemukan Sapi Bali di Kecamatan Tanete Riaja

Kabupaten Barru”.

(Studi Kasus PT PP Lonsum Balombessie)”.

Page 83: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …
Page 84: PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBINAAN USAHA …