pembinaan agama islam berbasis rumah keluarga …

19
Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019 ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak) 2580-8826 (media online) 747 PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA ASUH TERHADAP ANAK YANG MENGALAMI DISFUNGSI KELUARGA DAN SOSIAL (Studi di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Nur Hidayah Surakarta) Sukamdi 1 , Latifah Permatasari Fajrin 2 Dosen Prodi Manajemen Pendidikan Islam 1, 2 Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madina Sragen 1, 2 Mahasiswa Doktor Manajemen Pendidikan Islam 1, 2 email: [email protected] , 1 [email protected] 2 Abstrak Penelitian ini memiliki tujuan menguraikan pembinaan anak asuh yang mengalami penurunan pola perilaku dan karakter karena disfungsi keluarga dan sosial di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Nur Hidayah Surakarta beserta model pembinaan yang dilakukan di asrama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian ini dilakukan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Nur Hidayah, Jalan Pisang No. 23 Kerten, Laweyan, Surakarta. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 77 anak asuh. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi terlibat, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian ini meliputi : 1) Pelaksanaan pembinaan agama Islam (spiritual) terhadap anak asuh yang mengalami disfungsi keluarga dan sosial di panti asuhan Nur Hidayah dilakukan meliputi persiapan : a) materi disampaikan dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami, b) metode yang digunakan yaitu diskusi, ceramah, praktek, dan tanya jawab, c) media yang digunakan yaitu al-Qur’an, al-Hadits, Iqra’, dan buku-buku bacaan yang relevan dengan topik materi, serta d) evaluasi dilakukan yang berupa tanya jawab dan praktek ibadah. 2) Bagaimana model pembinaan agama Islam terhadap anak asuh yang mengalami disfungsi keluarga dan sosial di panti asuhan Nur Hidayah : a) pembinaan anak asuh dilakukan secara rutin dan insidental dalam bentuk pembinaan insan yang berperilaku Qur’ani. Pembinaan berperilaku Qur’ani secara integratif dan komprehensif baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat meliputi pembinaan spiritual, bimbingan psikologi dan kesehatan, b) Pembinaan kemandirian untuk mengembangkan potensi (potential capasity) yang dimilikinya menjadi kemampuan nyata (actual ability) secara optimal sehingga tetap dalam pribadi fitrah dan lurus (hanief) sebagaimana keadaan ketika lahir, meliputi pembinaan bakat, bimbingan belajar, memasak dan keterampilan handycraft membuat gantungan kunci, tempat pensil, bros serta bunga plastik. Kata kunci: Pembinaan, Agama Islam, Anak Asuh, disfungsi keluarga dan Sosial. A. PENDAHULUAN Anak merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, dititipkan kepada hambanya melalui ikatan pernikan yang suci antara laki-laki dan perempuan,

Upload: others

Post on 07-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA …

Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019

ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak)

2580-8826 (media online)

747

PEMBINAAN AGAMA ISLAM

BERBASIS RUMAH KELUARGA ASUH TERHADAP ANAK

YANG MENGALAMI DISFUNGSI KELUARGA DAN SOSIAL

(Studi di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Nur Hidayah Surakarta)

Sukamdi1, Latifah Permatasari Fajrin

2

Dosen Prodi Manajemen Pendidikan Islam1, 2

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madina Sragen1, 2

Mahasiswa Doktor Manajemen Pendidikan Islam1, 2

email: [email protected],1 [email protected]

2

Abstrak

Penelitian ini memiliki tujuan menguraikan pembinaan anak asuh yang

mengalami penurunan pola perilaku dan karakter karena disfungsi keluarga dan sosial di

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Nur Hidayah Surakarta beserta model

pembinaan yang dilakukan di asrama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan metode studi kasus. Penelitian ini dilakukan di Lembaga Kesejahteraan Sosial

Anak (LKSA) Nur Hidayah, Jalan Pisang No. 23 Kerten, Laweyan, Surakarta. Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 77 anak asuh. Metode pengumpulan

data menggunakan wawancara, observasi terlibat, dan dokumentasi. Analisis data

menggunakan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian ini

meliputi : 1) Pelaksanaan pembinaan agama Islam (spiritual) terhadap anak asuh yang

mengalami disfungsi keluarga dan sosial di panti asuhan Nur Hidayah dilakukan

meliputi persiapan : a) materi disampaikan dengan bahasa sederhana yang mudah

dipahami, b) metode yang digunakan yaitu diskusi, ceramah, praktek, dan tanya jawab,

c) media yang digunakan yaitu al-Qur’an, al-Hadits, Iqra’, dan buku-buku bacaan yang

relevan dengan topik materi, serta d) evaluasi dilakukan yang berupa tanya jawab dan

praktek ibadah. 2) Bagaimana model pembinaan agama Islam terhadap anak asuh yang

mengalami disfungsi keluarga dan sosial di panti asuhan Nur Hidayah : a) pembinaan

anak asuh dilakukan secara rutin dan insidental dalam bentuk pembinaan insan yang

berperilaku Qur’ani. Pembinaan berperilaku Qur’ani secara integratif dan komprehensif

baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat meliputi pembinaan spiritual,

bimbingan psikologi dan kesehatan, b) Pembinaan kemandirian untuk mengembangkan

potensi (potential capasity) yang dimilikinya menjadi kemampuan nyata (actual ability)

secara optimal sehingga tetap dalam pribadi fitrah dan lurus (hanief) sebagaimana

keadaan ketika lahir, meliputi pembinaan bakat, bimbingan belajar, memasak dan

keterampilan handycraft membuat gantungan kunci, tempat pensil, bros serta bunga

plastik.

Kata kunci: Pembinaan, Agama Islam, Anak Asuh, disfungsi keluarga dan Sosial.

A. PENDAHULUAN

Anak merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, dititipkan kepada

hambanya melalui ikatan pernikan yang suci antara laki-laki dan perempuan,

Page 2: PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA …

Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019

ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak)

2580-8826 (media online)

748

supaya orangtua mendidik, membimbing, mengarahkan, dan memberikan kasih

sayang. Kedua orangtua dalam mendidik dan memberikan kasih sayang kepada

anak-anaknya merupakan sebuah kebutuhan. Ada sebuah pesan dalam maknanya

“Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonya,” menjadi nasehat bagi orang tua, bahwa

baik atau buruk anak bergantung bagaimana cara orang tua mendidik dan

memberikan pendidikan.

Keluarga yang masih ituh (ayah-ibu) merupakan harapan dan dambaan bagi

setiap anak yang lahir. Namun, kenyataan tidak semua anak dapat merasakan

keberuntungan untuk merasakan kebersamaan keluarga (ada ayah dan ibu) seperti

yang diharapkan.1 Disini keluarga merupakan meniatur dalam kehidupan sosial

yang menjadi benteng pertama terhadap serangan penyakit sosial dalam perilaku

sejak dini. Pembentukan watak, perilaku, dan karakter kepribadian terjadi pertama

kali di lingkungan keluarga. Sehingga pembinaan, pengarahan, dan penanaman

nilai-nilai religius dalam keluarga diperlukan dan diutamakan untuk membentengi

anak-anak dari perubahan perilaku dan pranata sosial yang sulit dipantau dan

dikontrol. Seperti contohnya : perkelahian, mabuk-mabukan, pencurian, dan

problem sosial lainnya.

Ketika anak-anak telah tumbuh dewasa dan memahami serta mampu

menginternalisasikan nilai-nilai agama dalam dirinya maka, tahap selanjutnya

adalah bagaimana anak-anak (anak asuh) mampu memahami, menghayati, dan

mengamalkan ilmu yang didapat dari pembinaan orang tua dan di sekolah serta

dimanapun dalam kehidupan realita melalui perbuatan dan tindakan nyata.

Perkembangan anak-anak itu diukur sejauh mana anak mampu menyerap dan

memahami materi yang telah dipelajari bersama yang meliputi : 1) aspek kognetif,

2) aspek afektif, dan 3) aspek psikomotorik.2 Pembinaan dan bimbingan terhadap

anak asuh yang tinggal di lembaga kesejahteraan sosial anak perlu dilakukan

supaya kelak mampu untuk mengamalkan nilai-nilai agama secara sempurna dan

menjadikan way of life.

1 Mazaya dan Supradewi, 2011, Hubungan Konsep Diri dengan kebermaknaan hidup pada

remaja di panti asuhan, Proyeksi Vol.6 (2), hlm. 103-112 2 Muhammad Muchlis Solichin, 2012, Psikologi Belajar; Aplikasi Teori-Teori Belajar dalam

Proses Pembelajaran, Yogyakarta: Suka Press, hlm. 86-87

Page 3: PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA …

Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019

ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak)

2580-8826 (media online)

749

Disfungsi keluarga dan sosial mengenai maslaha dan problem anak-anak

marak belakangan ini. Seorang anak dikatakan mengalami disfungsi keluarga, tidak

hanya karena anak asuh tidak memiliki salah satu orang tua atau kedua orang

tuanya, akan tetapi disebabkan ketika hak-hak anak untuk tumbuh dan kembang

secara wajar, untuk memperoleh kasih sayang, pendidikan layak dan memperoleh

pelayanan kesehatan memadai, tidak terpenuhi disebabkan secara maksimal, bisa

jadi dikarenakan kelalaian, ketidak mengertian orang tua, ketidak mampuan orang

tua, dan bahkan kesengajaan orang tuanya. Seorang anak yang kelahirannya tidak

dikehendaki, misalnya mereka umumnya rawan untuk ditelantarkan atau bahkan

diperlakukan salah dan tidak sewajarnya. (Bagong Suyanto, 2010: 25). Sedangkan

menurut UUD 1945 pasal 34 ayat 1 : “anak terlantar itu dipelihara oleh Negara”.

(UUD 1945 pasal 34 ayat 1). Artinya Pemerintah mempunyai tanggung jawab besar

terhadap pendidikan, perlindungan, pemeliharaan dan pembinaan terhadap anak-

anak yang mengalami disfungsi keluarga dan sosial.

Pada hakekatnya anak merupakan generasi emas yang akan menjadi tulang

punggung bagi kemajuan suatu bangsa dan negara. Anak-anak merupakan anugrah

dari Allah SWT dan sekaligus sebagai aset kemajuan suatu peradaban bangsa yang

patut disyukuri, dijaga, dididik, dibimbing, di arahkan, dilindungi dan diberikan

kasih sayang. Anak adalah manusia yang masih kecil yang memiliki berbagai

potensi untuk tumbuh dan kembang secara dinamis. Anak-anak yang mengalami

disfungsi keluarga dan sosial pada umumnya ditampung di Lembaga Kesejahteraan

Sosial Anak (LKSA). Maka diperlukannya tenaga pekerja sosial (pengasuh) yang

akan mendampinga keseharian anak-anak dalam beraktivitas. Pengasuh memiliki

fungsi untuk membantu individu anak-anak yang terlantar guna meningkatkan

kapasitasnya untuk berfungsi dalam keluaraga maupun lingkungan sosial serta

menciptakan kondisi masyarakat nyaman dan tentram.

Pekerja sosial (pengasuh) adalah profesi yang bidang utamanya

berkecimpung dalam kegiatan pelayanan sosial yang terorganisasi, dimana

tujuannya untuk memfasilitasi dan memperkuat relasi dalam penyesuaian diri

secara timbal balik dan saling menguntungkan antar individu dengan lingkungan

Page 4: PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA …

Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019

ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak)

2580-8826 (media online)

750

sosialnya.3 Pengasuh sebagai pengganti peran orang tua dan orang terdekat

diharapkan mempu memberikan kasih sayang, bimbingan, perlindungan,

pembinaan, pendidikan dan kasih sayang kepada anak asuh, supaya anak asuh

mandiri, berakhlak mulia dan mampu menyelesaikan setiap masalah yang dialami.

Komunikasi yang humanis diharapkan mampu memberikan motivasi untuk lebih

semangat dalam menghadapi kehidupan yang tanpa didampingi oleh orang tuanya.

Anak asuh memiliki juga motivasi untuk terus berbenah memperbaiki kualitas diri

dan juga memiliki kepribadian yang religius.

Lembaga kesejahteraan sosial anak atau Panti Asuhan Nur Hidayah

Surakarta merupakan salah satu lembaga yang memberikan pelayanan terhadap

anak-anak yang mengalami disfungsi keluarga dan sosial. Lembaga ini

menyelenggarakan layanan pembinaan pendidikan agama secara maksimal, untuk

memberikan pembekalan kepada anak asuh agar mampu secara pribadi mempunyai

akhlak dan kepribadian yang kuat. Lembaga kesejahteraan sosial anak Nur

Hidayah, sudah terakreditasi dengan nilai A (Amat Baik) oleh Badan Akreditasi

Lembaga Kesejahteraan Sosial (BALKS) pada tahun 2017. LKSA Nur Hidayah

memberikan pelayanan terhadap anak-anak yang mengalami disfungsi keluarga dan

sosial. LKSA Nur Hidayah juga menjadi salah satu panti asuhan yang mengikuti

lomba tingkat Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Pilar-Pilar Sosial” yang di

selenggarakan oleh Kementrian Sosial dengan hasil yang membanggakan Juara 1

Tingkat Provinsi Jawa tengah.

Oleh karena itu, diperlukan penelaahan lebih lanjut mengenai fenomena

yang ada. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian studi kasus terhadap

Pembinaan Agama Islam Berbasis Rumah Keluarga Asuh terhadap Anak yang

Mengalami Disfungsi Keluarga dan Sosial di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak

(LKSA) atau Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta.

B. Pembahasan

Review pustaka ini menyajikan telaah kajian pustaka dan penelitian

terdahulu yang mendukung kajian mengenai konsep-konsep yang dipakai dalam

3 Fundamentals of Social Work, 1983, hlm. 3

Page 5: PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA …

Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019

ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak)

2580-8826 (media online)

751

penelitian ini. Konsep yang dijelaskan dalam penelitian ini meliputi pembinaan

agama Islam, rumah keluarga asuh, dan disfungsi keluarga dan sosial.

a. Pembinaan Pendidikan Agama Islam

Pengertian pembinaan menurut bahasa, berasal dari بناء -يبنى -بنى yang

berarti membangun, membina, dan mendirikan. Yang dimaksud pembinaan

agama Islam disini, sebagaimana sabda Rasulullah dalam sebuah hadits:

بنى الاسلام على خمس شهادة أن لا آله الا الله وإيقام الصلاة وإيتاء الزكاة وصو (رواه البخارى)م رمضان

Artinya: “Dibina Islam atas lima sendi yang terpokok yaitu meyakini ke-Esaan

Allah, mendirikan sholat, membayar zakat fitrah dan berpuasa

dibulan Romadhon.” (HR. Bukhori).4

Kegiatan pembinaan agama Islam berlangsung secara

berkesinambungan, memerlukan kesabaran, keteladan, dan penuh

tanggungjawab. Pembinaan yang dilakukan di panti asuhan yatim piatu

berbasis rumah keluarga asuh (RKA) dapat dipahami dan dilaksanakan yang

terkandung dalam bingkai nilai-nilai ajaran Islam, untuk membekali anak asuh

dalam mencapai kehidupan yang sejahtera dan bahagia.

Pembinaan adalah tindakan atau usaha dan kegiatan yang dilaksanakan

secara berhasil atau berdaya guna untuk memperoleh hasil yang baik.5

Pembinaan ini dimaksudkan untuk membentuk pribadi attau anak asuh menjadi

muslim yang ideal, yang sesuai dengan tuntunan al-Quran dan al-Hadits. Usaha

pembinaan yang optimal dan maksimal agar terwujud insan yang bahagia dunia

dan akherat.

Dalam konteks penelitian ini pembinaan dapat dipahami sebagai usaha

secara sadar dalam kegiatan membina dan mendidik dengan penuh keteladanan

dan tanggungjawab dalam mewujudkan anak asuh berakhlak karimah dan

memiliki pendirian yang teguh yang diselengarakan di panti Asuhan Yatim Nur

4Al Imam ibnu Abdullah Muhammad ibnu Ismail ibnu Ibrahim ibnu Al Al Mughiroh bin

Baridziyah Al Bukhori Al Ja’fy, Al Shohih Al Bukhori, Turki :Daarul Fikri, 1981, Jus I, hal.8 5Tim Penyusun Kamus Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Jakarta : Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, 1998, hal.117

Page 6: PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA …

Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019

ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak)

2580-8826 (media online)

752

Hidayah Surakarta dalam bentuk kegiatan pembinaan agama Islam secara rutin

dan berkala. Adapun makna pembinaan agama dipahami sebagai upaya yang

dilakukan oleh panti Asuhan Yatim Nur Hidayah Surakarta terhadap anak asuh

yang tinggal di asrama dalam kondisi yang tertekan, pemahaman agama yang

kurang, dan trauma kekerasan. Maka anak asuh sangat memerlukan pembinaan

agama agar mereka merasa dekat dengan Tuhan sehingga tenang dan tentram

hatinya.

b. Kepengasuhan Berbasis Rumah Keluarga Asuh (RKA)

Keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dan bertempat

tinggal yang sama yang masing-masing anggota merasakan adanya pertautan

batin, sehingga terjadi saling mempengaruhi dan saling memperhatikan.6 Yang

dimaksud keluarga disini adalah unit dasar dan unsur utama di masyarakat,

yang dengan itu unsur-unsur yang tertib dalam komunitas sosial dirancang

dalam masyarakat.7 Keluarga adalah unit satuan masyarakat yang terkecil yang

sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat.8

Keluarga adalah kelompok primer yang paling penting di dalam

masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari

perhubungan laki-laki dan wanita, sedikit banyak berlangsung lama untuk

menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentukyang

murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami isteri dan anak-

anak yang belum dewasa. Satuan ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama,

dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.9 Keluarga adalah unit terkecil

dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya, ayah dan anaknya,

atau ibu dan anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke

bawah sampai dengan derajat ketiga.10 Menurut Soerjono Sukanto mengatakan

keluarga terdiri dari suatu pasangan suami istri dan anak yang biasanya tinggal

satu rumah yang sama yang secara resmi terbentuk oleh adanya hubungan

6 Abdurrahman saleh, Berawal Dari Keluarga, Bandung: Mizan, 2003, hal.14

7Husain Ali Turkamani, Bimbingan Keluarga dan Wanita Islam, Mengungkap RahasiaIsu

Emansipasi, Jakarta: Pustaka Hidayah, 1992, hal.30 8 Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hal.87-89

9 Hartono dan Arnicun Aziz, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, hal. 79.

10Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang PerlindunganAnak, pasal 1

ayat 3.

Page 7: PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA …

Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019

ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak)

2580-8826 (media online)

753

perkawinan dan sebagai wadah serta proses pertama pergaulan hidup. Keluarga

seperti ini disebut keluarga inti/batih atau nuclear family dan disebut juga

rumah tangga yang merupakan inti terkecil dalam masyarakat. Keluarga juga

berfungsi sebagai wadah dan proses pertama pergaulan hidup.11

Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah

lingkungan yang pertama kali mendidik, membimbing, mengarahkan,

membekali, dan mengasuh anak untuk meningkatkan perkembangan jiwa,

perilaku dan interaksi sosial anak. Orang tua di sini adalah pendidik sejati,

pendidik karena kodratnya. Karena itu, kasih sayang orang tua terhadap anak-

anak hendaknya kasih sayang yang sejati pula. Yang berarti orang tua

mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak-anak, dengan

mengesampingkan keinginan dan kesenangan diri.12

Menurut Zakiah Daradzat,

tanggungjawab orang tua terhadap anakyaitu sebagai berikut:13

1) Memelihara

dan membesarkan anak, 2) Melindungi dan menjamin kesamaan, baik jasmani

maupun rohaniah, 3) Memberi pengajaran, 4) Membahagiakan anak, 5)

Tanggungjawab orang tua.

Dalam konteks penelitian ini yang di maksud rumah keluar asuh (RKA)

adalah rumah untuk menampung anak-anak yang belum mendapatkan

perlindungan orang tua kandung karena beberapa sebab : 1) ditinggal mati

ayahnya, 2) ditinggal mati ibunya, 3) ditinggal mati kedua orangtuanya, 4)

karena korban perceraian, 5) karena orang tua tidak mampu membiayai

sekolah, dst. Maka pembinaan dan mengasuh yang kurang maksimal ini

dititipkan sementara di panti asuhan. Salah satu panti asuhan yatim piatu yang

menampung anak-anak yang kurang mendapatkan pengasuhan optimal dari

orang tuanya adalah panti asuhan yatim piatu Nur Hidayah Surakarta.

Pembinaan dan pengasuhan berbasis rumah keluarga asu (RKA) di lembaga

kesejahteraan sosial anak Nur Hidayah Surakarta. Panti asuhan yatim piatu Nur

Hidayah Surakarta yang menyelenggarakan pengasuhan berbasis RKA. RKA

11

Soerjono Soekanto, Sosiologi Keluarga tentang Ikhwanul Keluarga, Jakarta: PT. Rineka Cipta,

1992, hal.1 12

M. Ngalim Purwanto, MP, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, Edisi II, 2000, hal.80 13

Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, hal.38

Page 8: PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA …

Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019

ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak)

2580-8826 (media online)

754

berusaha Mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak,

menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya

dan mencegah terjadinya perkawinan pada umur anak-anak.

Dalam hal orang tua tidak ada, atau tidak diketahui keberadaannya atau

karena suatu sebab, tidak dapat dilaksanakan kewajiban dan tanggungjawabnya

maka kewajiban dan tanggungjawab sebagaimana dimaksud dalam ayat 1

dapat beralih pada keluarga, yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturanper undang-undangan yang berlaku.14

Keluarga merupakan bagian

sosial terkecil dalam masyarakat. Anggota keluarga saling berinteraksi dengan

anggota keluarga lainnya untuk suatu keutuhan dan keperluan. Sebagai sebuah

keluarga memiliki ciri-ciri saling ketergantungan, keutuhan, tata cara dan

peraturan diri, serta keterbukaan.

c. Disfungsi Keluarga dan Sosial

Disfungsi keluarga adalah hubungan yang terjalin di dalam keluarga

tidak berjalan dengan harmonis dan interaktif, seperti fungsi masing-masing

anggota keluarga tidak jelas atau ikatan emosi dan komunikasi antar anggota

keluarga kurang terjalin dengan baik.15

Faktor Penyebab Keluarga Disfungsi :

1) Salah satu atau kedua orang tua terlalu sibuk, 2), Komunikasi yang tidak

efektif 3) Kurangnya persiapan antara suami dan istri ketika hendak membina

rumah tangga, 4) Ketidakmampuan kedua orang tua dalam menyatukan dua

budaya yang berbeda. Beberapa Fungsi-fungsi Keluarga menurut Narwoko dan

Suyanto:16

1) Fungsi afeksi, 2) Fungsi pelindung, 3) Fungsi pemeliharaan, 4)

Fungsi Penentuan Status, 5) Fungsi Pengaturan Keturunan, 6) Fungsi

Sosialisasi atau Pendidikan, 7) Fungsi Ekonomi atau Unit Produksi.

Disfungsi Sosial adalah dimana kondisi seseorang tidak mampu

melaksanakan peran sosial sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, dan

sesuai dengan harapan orang lain. Kondisi seseorang tidak mampu

melaksanakan peran sosial sesuai dengan tugas & tanggung jawabnya, dan

sesuai dgn harapan orang lain. Kondisi seseorang tidak mampu melaksanakan

14

Agnes Sunartiningsih dkk, Jalan Menuju Kesejahteraan dari Wacana Hingga Realita,

Yogyakarta: Azzagrafika, 2013, hal.172 15

Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Prenada Media, 2014)

Page 9: PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA …

Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019

ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak)

2580-8826 (media online)

755

peran sosial sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, dan sesuai dengan

harapan orang lain.

C. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu “Pola Pembinaan di

Panti Asuhan Rumah Yatim Arrahman Sleman Yogyakarta” yang dilaksanakan17

oleh Kinasih Novarisa. Penelitian ini menghasilkan temuan perubahan kondisi

spiritual dan peningkatan prestasi akademik serta keterampilan anak asuh.

Penelitian relevan berikutnya yaitu “Pembinaan Akhlak Terhadap Anak

Asuh Di Panti Asuhan Nurulhaq Gedongkuning Banguntapan Bantul”, yang

dilakukan18

oleh Abu Siri. Memperoleh temuan sebagai berikut keberhasilan

pembinaan akhlak anak asuh di panti asuhan Nurulhaq karena termotivasi untuk

memperbaiki diri, timbul semangat untuk menggali ilmu agama, dan adanya

komunikasi positif antara semua penghuni asrama.

D. Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang bersifat

deskriptif kualitatif, yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diperlukan yang dapat

diamati.19

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

fenomenologis.20

Yaitu berusaha memahami makna peristiwa serta interaksi pada

orang-orang biasa dalam situasi tertentu atau untuk mengetahui fakta atau penyebab

dari suatu kejadian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi

obyektif, penulis menggunakan metode komunikasi langsung dan tidak langsung,

menggunakan alat sebagai berikut : Pengambilan data dilaksanakan dengan

wawancara mendalam,21

dan observasi terlibat pada aktivitas anak asuh22

dan

17

Kinasih Novarisa, Pola Pembinaan di Panti Asuhan Rumah Yatim Arrahman, Skripsi, UNY

Yogyakarta, 2014. 18

Abu Siri, Pembinaan Akhlak Terhadap Anak Asuh Di Panti Asuhan Nurulhaq, Skripsi, UIN

Sunan Kalijaga, 2015. 19

Lihat Lexy, Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2013),

hlm. 4. 20

Lihat Lexy, Moleong, Metode Penelitian Kualitatif…, hlm. 9. 21

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.

hal.186 22

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana, 2007, hal. 115

Page 10: PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA …

Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019

ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak)

2580-8826 (media online)

756

dokumetasi23 di asrama lembaga kesejahteraan sosial anak. Dilaksanakan di lembaga

kesejahteraan sosial anak Nur Hidayah, di Jalan Pisang No.12, Kerten, Laweyan,

Kota Surakarta, Jawa Tengah 57143. Penelitian berlangsung mulai bulan

September sampai Nopember 2018.

E. Hasil Penelitian

Pemabahasan dan hasil penelitian akan dijabarkan ke dalam dua bagian

sebagaimana rumusan masalah dan tujuan penelitian.

Di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Nur Hidayah Surakarta

adalah salah satu unit bergerak di bidang sosial. Lembaga kesejahteraan sosial anak

Nur Hidayah diresmikan pada tanggal 17 Juli 1997. Sejak saat itu hingga saat ini

Lembaga kesejahteraan sosial anak Panti Asuhan Nur Hidayah telah melepas

beberapa angkatan. Program menyantuni dan mengasuh di asrama yatim

diperuntukan bagi anak yatim yang berusia 5 tahun (TK) hingga berusia 19 tahun

(lulus SMA), setelah lulus SMA/SMK, jika anak asuh mampu untuk menembus

Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri, yayasan akan berusaha mencarikan sponsor

bagi kuliah mereka.

Di lembaga kesejahteraan sosial anak/panti asuhan, bukan hanya fasilitas

sarana dan prasarana serta pendidikan (biaya sekolah) yang di sediakan oleh

Yayasan Nur Hidayah, namun juga perhatian, kasih sayang, bimbingan, motivasi

oleh pengasuh masing-masing asrama agar para anak asuh tersebut dapat tumbuh

kembang secara mandiri pada saatnya kelak. Lembaga kesejahteraan sosial

anak/panti asuhan Nur Hidayah merupakan jembatan tali asih, asah dan asuh dari

para dermawan dan hartawan yang ingin menyantuni anak-anak asuh. Untuk

memudahkan kepengasuhan dan para dermawan yang mau menyantuni, maka dari

yayasan dibantu dari para donatur didirikian beberapa tempat tinggal / asrama asuh.

Dijelaskan dalam Visi lembaga kesejahteraan sosial anak/panti asuhan Nur

Hidayah Surakarta yaitu : “Terbentuknya muslimin dan muslimah sebagai generasi

cerdas, sehat, handal, profesional, amanah, dan berakhlak mulia, dengan

pengetahuan luas dan keterampilan multi-guna”. Sedangkan Misi yaitu :

23

M. Djunaidi Ghani & Fauzan almanshur, Metodologi Penelitian kualitatif, Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2010, hal. 176

Page 11: PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA …

Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019

ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak)

2580-8826 (media online)

757

“Menyiapkangenerasi cerdas (baik secara spiritual, emosional, dan intelektual

maupun secara mental, dan moral) kreatif, mandiri, dan dinamis; Menanamkan pola

kehidupan agamis, sehat, dan peka terhadap lingkungan. Membentuk dan membina

kader penerus bangsa yang berdedikasi tinggi, siap secara ilmu dan agaman,

bertanggung jawab, serta konsen terhadap perkembangan dan kemajuan.”

Pada saat ini ada 6 asrama panti asuhan yang secara kronologis berdirinya

sebagai berikut: 1) Tahun 1997, Peresmian Asrama Panti Asuhan Putra 1 di Kerten,

tingkat sekolah dasar dengan jumlah anak asuh sebanyak 20 anak sekaligus

diadakan pula khitanan massal sebanyak 34 anak yatim/dhuafa. Lokasi asrama

panti ini berada di Jl. Pisang No. 23 Kerten Surakarta daya tampung asrama

sebanyak 20 anak, 2) Tahun 2002, Peresmian Asrama Panti Asuhan Putri 1 di

Kerten. di Jl. Pisang I No. 1 daya tampung Asrama putri sebanyak 15 anak, 3)

Tahun 2007, Diresmikan Walikota Surakarta, Joko Widodo (JOKOWI) tanggal 21

Juli 2007, Panti Asuhan Putra 2 Banyuanyar mulai dihuni anak asuh. Yang

beralamat di Jl. Bone Timur III RT.1 RW.2 Kelurahan Banyuanyar, kecamatan

Banjarsari, Kota Surakarta. (Kapasitas 20 anak), 4) Tahun 2010, Diresmikan

Walikota Surakarta tanggal 20 Maret 2010, peresmian Asrama Putri 2 di Kerten.

Bangunan 2 lantai yang akan dipergunakan untuk berbagai kegiatan. Lantai 1 (satu)

sebagai pusat pelatihan keterampilan anak asuh panti berupa ketrampilan boga,

jahit menjahit, komputer dan lain sebagainya. Sedangkan lantai 2 (dua) untuk

asrama anak asuh. Asrama ini memiliki daya tampung sebanyak 20 orang, 5) Tahun

2015, peresmian Asrama Putra 3 di Tegal Mulyo. Asrama ini memiliki daya

tampung sebanyak 12 orang, 6) Tahun 2017, Peresmian Asrama putri 3 di

Banyudono. Asarama ini memiliki daya tampung 13 orang.

1. Pelaksanaan pembinaan agama Islam di LKSA Nur Hidayah

Berpegang pada kaidah-kaidah analisis data yang telah ditetapkan dan

dilaksanakan terhadap temuan-temuan empiris, maka dapat dipaparkan

pelaksanaan pembinaan agama Islam di lembaga kesejahteraan sosial anak

(LKSA) Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta. Di lembaga kesejahteraan sosial

anak (LKSA) Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta, proses pembinaan agama

Islam, meliputi : 1) pembinaan insidental, 2) pembinaan rutin : pembinaan

yang dibuat secara rutin untuk kegiatan-kegiatan yang berulang, 3) pembinaan

Page 12: PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA …

Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019

ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak)

2580-8826 (media online)

758

sangat penting ; pembinaan yang dlakukan secara tepat karena adanya masalah

yang komplek, 4) pembinaan penting, 5) pembinaan biasa.

a. Tahapan Pelayanan Kegiatan Anak Asuh

Kegiatan Internal: 1) Taklim/kajian setiap hari yang dibimbing oleh

pengasuh dan ustadz/ustadzah dari dalam maupun luar yayasan, 2) BTA

(Baca Tulis al-Qur’an) yang diadakan setiap hari terutaman dipagi hari dan

bakda magrib, 3) Sekolah formal setiap hari sesuai dengan kemapuan dan

jenjang pendidikan anak asuh, 4) Kemandirian dan piket harian ; mencuci

pakaian, seterika, memasak, kebersihan diri dan lingkungan, dan lain-lain,

5) Ketrampilan / Skill tambahan; Komputer, Bahasa Inggris, setir mobil

(bagi yang sudah SLTA), menjahit, dekorasi, kultum, dan lain-lain, 6)

Olah raga diadakan setiap hari Ahad secara bersama seperti sepak bola,

tenis meja, bola volly, bulu tangkis, renang, dan lain-lain, 7) Bimbingan

belajar sekolah atau lembaga pendidikan bagi anak yang memang

membutuhkan, 8) Beladiri (Tapak suci dan Wushu), 9) Seni Hadrah

,beberapa kali sudah tampil di berbagai acara, 10) Pengajian rutin setiap

jumat sore di yayasan

Kegiatan Eksternal: 1) Acara dengan donatur, Anak Asuh lembaga

kesejahteraan sosial anak Nur Hidayah sering diundang para donatur

dalam acara-acara/hajat, tasyakuran, pengajian dll. 2) Out bound atau

rekreasi/rihlah, kegiatan ini biasanya d adakan setiap tahun di saat liburan

kenaikan kelas bersama dengan para karyawan Yayasan Nur Hidayah guna

mempererat rasa kebersamaan, tali silaturahim dan mengurangi kejenuhan,

3) PKL (Praktek Kerja Lapangan) mengunjungi perusahaan-perusahaan,

pabrik, unit-unit usaha produktif agar mendapatkan wawasan baru

sehingga memotivasi untuk berwiraswasta di masa depan, 4) Kunjungan

ke lembaga kesejahteraan sosial anak Lain.

Tabel 1.

Program pembinaan agama Islam di LKSA Nur Hidayah

No. Program Pembinaan Isi Materi

1. Pembinaan insidental Pembinaan yang dilakukan untuk kegiatan yang

bersifat sedang terjadi :

1. Pembinaan akhlak

2. Pembinaan perilaku

Page 13: PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA …

Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019

ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak)

2580-8826 (media online)

759

2. Program Harian 1. Membaca al-Qur’an

2. Makan secara bersama (makan pagi, makan

siang, makan malam)

3. Sholat 5 waktu (subuh, dhuhur, ashar, maghrib,

isya’) terkecuali anak yang belajar di sekolah

untuk sholat dhuhur biasanya dilakukan di

sekolah atau madrasah.

4. Belajar malam

3 Program Mingguan Pembinaan ini dilakukan 1 atau 2 kali dalam satu

minggu, penyampai materi mengundang dari luar

yaitu ustadz Dede Wahyudin, S.Pd.I., M.Pd.

4. Program Bulanan Program ini dilaksanakan dalam rangka pembinaan

semua anak asuh di lembaga kesejahteraan sosial

anak Nur Hidayah. Pembinaan ini dilakukan oleh

pengurus yayasan. Disamping melakukan pembinaan

juga sebagai ajang silaturahim antara anak asuh,

karyawan, dengan pengurus yayasan. Pelaksanaan

dilakukan dengan penuh rasa haru dan bahagia.

Berdasarkan paparan diatas, dapat dijabarkan pembahasan

mengenai program pembinaan agama Islam di LKSA Nur Hidayah,

sebagai berikut :

a. Program pembinaan insidentil yang dilakukan oleh pengasuh.

Pembinaan ini dilakukan setelah ada pelanggaran tatatertib asrama

yang dilakukan oleh anak asuh. Contoh kasus: merokok di asrama,

menonton film asusiala, bertengkar, mencuri barang milik anak asuh

lain, dst.

b. Program pembinaan harian yang dilakukan langsung oleh pengasuh

asrama masing-masing. Proses pembinaan agama di LKSA Nur

Hidayah dikembangkan dan didasarkan atas keyakinan bahwa setiap

anak asuh adalah pribadi yang unik, baik keunikan gaya belajar

maupun kecerdasannya (multiple inteligence). Proses pembinaan

agama Islam dalam pengajaran haruslah berlangsung dalam suasana

yang menggairahkan, menyenangkan, aktif, kreatif, inovatif, tanpa

paksaan dan tekanan. Pada akhirnya proses pembinaan dapat

berlangsung secara baik, efektif dan efisien. Pembinaan yang

berlangsung di LKSA Nur Hidayah, anak asuh dalam kegiatan

belajar dengan menggunakan multi sensory (seluruh indera), semua

potensi otak dan kecerdasan sesuai dengan gaya belajar anak-anak.

Page 14: PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA …

Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019

ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak)

2580-8826 (media online)

760

Pembinaan yang dilakukan bersifat terprogram maupun insidental.

Terprogram pembinaan dilakukan pada waktu yang telah ditentukan.

Tabel 2.

Pembinaan Terprogram

No Asrama Hari Ustadz

1 RKA Putra 1 Kerten Senin Dede Wahyudin, S.Pd.I, M.Pd.

2 RKA Putra 2 Banyuanyar Rabu dan

Jum’at

Dede Wahyudin, S.Pd.I, M.Pd

3 RKA Putra 3 Tegal Mulyo Dede Wahyudin, S.Pd.I, M.Pd

4 RKA Putri 1 Wisma Kerten Selasa dan

Kamis

Dede Wahyudin, S.Pd.I, M.Pd

5 RKA Putri 2 Kerten Dede Wahyudin, S.Pd.I, M.Pd

6 RKA Putri 3 Banyudono Sabtu Dede Wahyudin, S.Pd.I, M.Pd

Pembinaan terprogram yang dilakukan oleh ustadz Dede

Wahyudin, S.Pd.I, M.Pd, berlangsung dengan lancar dan tertib, anak asuh

sangat memerhatikan apa yang disampaikan dan antusias karena

mennyajikan materi menggunakan media power point yang disajikan

sangat menarik. Anak asuh ada yang mencatat, dipelajari, dan diamalkan

dalam kehidupan sosialnya.

Pembinaan di rumah keluarga asuh (RKA) Putra 1 Kerten

terjadwal setiap hari senin. RKA putra 1 Kerten sebagai pengasuhnya

adala Ustdaz Muhammad Wabab, dengan jumlah anak asuhnya 13 orang

laki-laki. RKA putra 1 Kerten berpusat di dikantor pusat bidang sosial

yayasan Nur Hidayah Surakarta. Anak asuh menempuh pendidikan

formalnya di sekolah sekitar LKSA Nur Hidayah, sesuai tingkat

pendidikan (SD-SMP-SMA/SMK). Kegiatan pagi sampai siang pembinaan

diserahkan di sekolah masing-masing. Pengasuh melakukan

pendampingan dan pengawasan bersama wali kelas, ketika di sekolah

terjadi kenalan remaja, guru kelas mengubungi pengasuh, kemudian

dilakukan diskusi untuk mengurai akar permasalahan. Problem yang biasa

terjadi seperti : mbolos sekolah, bertengkar, tidak mengerjakan PR, dan

pergi ke warnet. Hal ini menjadikan interaksi baik guru kelas dan

pengasuh secara intens. Kepengasuhan akan melakukan pembinaan ulang

Page 15: PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA …

Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019

ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak)

2580-8826 (media online)

761

setalah sampai di asrama. Mengunakan pendekatan yang santai, agar anak

tidak merasa tertekan atau terpaksa.

Pembinaan di RKA Putra 2 Banyuanyar dan RKA putra 3

Tegalmulya setiap hari rabu dan Jum’at. Kedua RKA ini digabung karena

tempatnya berdekatan. RKA putra 2 Banyuanyar di asuh oleh Ustadz

Hasan Wicaksono, S.Pd, dengan 15 anak asuh. Sedangkan untuk RKA

putra 3 tegal mulya di asuh oleh ustadz Syihab, S.Pd., dengan 9 anak asuh.

Pembinaan agama dilakaukan oleh ustadz dede Wahyudin, S.Pd.I., M.Pd.

yang dilaksanakan pukul 18.15-19.00WIB. proses pembinaan berlangsung

secara interaktif dan inovatif dengan menggunakan media pembelajaran

LCD proyektor dan laptop. Proses pembelajaran dengan pendekatan materi

kekinian yang sedang berlangsung. Misal contoh : mendekati hari raya idul

adha materi pembelajaran berkait dengan tata cara penyembelihan hewan

qur’ban.

Misalnya: setelah sholat maghrib diadakan pembinaan oleh

pengasuh, penekanan pembinaan adalah pada persoalan mapun problem

dalam sehari. Materi pembinaan terkait perilaku yang baik, sopan santun,

berakhlak mulia.

2. Bagaimana proses pembinaan agama Islam di lembaga kesejahteraan sosial

anak atau panti asuhan Nur Hidayah Surakarta

Pembahasan mengenai proses pembinaan agama Islam di lembaga

kesejahteraan sosial anak atau panti asuhan Nur Hidayah Surakarta, sebagai

berikut:

Pertama, pembinaan psikologi ini mempelajari tingkah laku anak asuh,

baik sebagai individu maupun dalam sebagai makhluk sosial hubungan dengan

lingkungan. Tingkah laku anak asuh yang tampak maupun tidak tampak.

Tingkah laku yang disadari mapun tidak disadari. Keaadan aktual yang terjadi

di lembaga kesejahteraan sosial anak atau panti asuhan Nur Hidayah Surakarta

terkait materi yang diberikan pada anak asuh tingkah laku yang nampak,

meliputi : 1) anak asuh menghormati pengasuh, 2) anak asuh menghormati

karyawan, 3) anak asuh menghormati tamu, 4) anak asuh menghormati orang

Page 16: PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA …

Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019

ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak)

2580-8826 (media online)

762

tua, 5) anak asuh menghormati guru ngaji. Keadaan aktual pada anak asuh

yang tidak nampak : 1) berkata jujur, 2) tidak berbohong, 3) berkata yang baik.

Kedua, pembinaan sosial di bermasyarakat. Anak asuh yang tinggal di

asrama, tentunya dalam kehidupan sehari-hari berinteraksi dengan masyarakat.

Masyarakat ikut berperan dalam pembinaan di kampung, bagaimana cara

berhubungan orang dengan orang, orang dengan kelompok, dan kelompok

dengan kelompok sosial saling bertemu. Keadaan yang terjadi di lembaga

kesejahteraan sosial anak atau panti asuhan Nur Hidayah Surakarta terkait

pembinaan sosial yang diberikan pada anak asuh, meliputi: 1) anak asuh ikut

kegiatan karang taruna, 2) anak asuh ikut kegiatan 17 Agustusan, 3) anak asuh

ikut kegiatan sinoman, 4) anak asuh ikut kegiatan kerja bakti, 5) anak asuh ikut

kegiatan menjenguk tetangga yang sedang sakit.

Ketiga, pembinaan keterampilan yang menunjang dan mempelajari

keterampilan dan imajinasi anak asuh. Seperti: membaca, menulis,

menggambar, memasak, membuat roti, dan kegiatan lainnya. Keadaan yang

terjadi di lembaga kesejahteraan sosial anak atau panti asuhan Nur Hidayah

Surakarta terkait pembinaan keterampilan yang diberikan pada anak asuh,

meliputi : 1) membaca iqra’ bagi yang belum bisa membaca al-Qur’an, 2)

membaca al-Qur’an, 3) membaca buku-buku Islami seperti, kisah 25 para nabi,

kisah ulul azmi, kisah para sahabat nabi Muhammad SAW, 4) membaca buku-

buku umum seperti buku pelajaran di sekolah, novel, dan pengetahuan umum

lainnya.

Keempat, pembinaan agama yang mempelajari keimanan dan tata cara

kepada Allah SWT serta kaidah yang berhubungan pergaulan dengan manusia

dan manusia serta lingkungannya. Materi pembinaan agama Islam yang

meliputi:

1. Aqidah merupakan penjabaran dari konsep Iman

Keaadan aktual yang terjadi di panti asuhan Nur Hidayah terkait

materi Aqidah yang diberikan pada anak asuh, meliputi : 1) pembahasan

yang berkenaan dengan masalah ketuhanan utamanya pembahasan tentang

Allah (Ilahiyat), 2) pembahasan yang berkenaan dengan utusan-utusan

Allah, yaitu para nabi dan para rasul Allah (Nubuwwat), 3) pembahasan

Page 17: PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA …

Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019

ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak)

2580-8826 (media online)

763

yang berkenaan dengan makhluk gaib, seperti Jin, Malaikat, dan Iblis.

(Ruhaniyat), 4) pembahasan yang bekenaan dengan alam ghaib, seperti

alam kubur, akhirat, surga, neraka, (Sam’iyyat).

2. Syari’ah merupakan penjabaran dari konsep Islam

Keaadan aktual yang terjadi di panti asuhan Nur Hidayah terkait

materi Aqidah yang diberikan pada anak asuh, meliputi : a) ibadah, anak

asuh sudah mampu mengucapkan syahadat dengan benar, melaksanakan

sholat dengan tepat waktu, melaksanakan puasa senin kamis. Badani

(bersifat fisik), bersuci meliputi wudhu, mandi, tayamum, menghilangkan

najis, istinjak, adzan, iqomat, doa dan kitan. Mali (bersifat harta) meliputi

qurban. Muamalah, anak asuh menyimpan atau menabung uang sakunya di

koperasi. Munakahat, anak asuh mengikuti takziah kepada tetangga yang

meninggal. Siyasa, menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan tolong

menolong (ta’awun), persaudaraan (ukhuwa), dan persamaan

(musyawarah). Akhlak mengatur sikap hidup pribadi, berbuat baik kepada

ayah dan ibu (birrul walidain), anak asuh memiliki sifat pemaaf ketika ada

temen yang usil membuat gaduh mengajak bertengkar, anak

3. Akhlak merupakan penjabaran dari konsep Ihsan

Keaadan aktual yang terjadi di lembaga kesejahteraan sosial anak

atau panti asuhan Nur Hidayah Surakarta terkait materi Aqidah yang

diberikan pada anak asuh, meliputi : Ilmu Akhlak (Etika Islam, Moralitas

Islam) yang merupakan pengembangan dari akhlak termasuk kajian-kajian

yang terkait dengan ilmu dan teknologi serta seni dan budaya.

F. Kesimpulan dan Rekomendasi

Simpulan penelitian ini meliputi: 1) Pelaksanaan pembinaan agama Islam

(spiritual) terhadap anak asuh yang mengalami disfungsi keluarga dan sosial di

panti asuhan Nur Hidayah dilakukan meliputi persiapan: a) materi disampaikan

dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami, b) metode yang digunakan yaitu

diskusi, ceramah, praktek, dan tanya jawab, c) media yang digunakan yaitu al-

Qur’an, al-Hadits, Iqra’, dan buku-buku bacaan yang relevan dengan topik materi,

serta d) evaluasi dilakukan melalui test yang berupa tanya jawab dan praktek

Page 18: PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA …

Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019

ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak)

2580-8826 (media online)

764

ibadah. 2) Bagaimana bentuk pembinaan agama Islam terhadap anak asuh yang

mengalami disfungsi keluarga dan sosial di panti asuhan Nur Hidayah: a)

pembinaan anak asuh dilakukan secara rutin dan insidental dalam bentuk

pembinaan insan yang berperilaku Qur’ani. Pembinaan berperilaku Qur’ani secara

integratif dan komprehensif baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat

meliputi pembinaan spiritual, bimbingan psikologi dan kesehatan, b) Pembinaan

kemandirian untuk mengembangkan potensi (potential capasity) yang dimilikinya

menjadi kemampuan nyata (actual ability) secara optimal sehingga tetap dalam

pribadi fitrah dan lurus (hanief) sebagaimana keadaan ketika lahir, meliputi

pembinaan bakat, bimbingan belajar, memasak dan keterampilan handycraft

membuat gantungan kunci, tempat pensil, bros serta bunga plastik.

Rekomendasi penelitian ini terkhusus untuk panti asuhan Nur Hidayah,

sebaiknya pembinaan agama islam dilaksanakan secara intensif dan

berkesinambungan dengan diperkuat peran orang tua atau wali asuh serta

masyarakat. Sebaiknya dilaksanakan perbaikan konsep pembinaan yang terprogram

baik dari (materi pembinaan), sumber daya manusia (pengasuh/ ustadz/ ustazah),

proses pembinaan (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi).

Penelitian ini lanjutan yang dapat dilakukan guna mengkaji lebih detail dan dalam

mengenai pembinaan agama Islam di panti asuhan yakni terkait interaksi anak asuh

di sekolah/ madrasah, pergaulan anak asuh dengan temannya, dan keseharian hidup

ditengah-tengah masyarakat yang heterogen.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Siri, 2015, Pembinaan Akhlak Terhadap Anak Asuh Di Panti Asuhan Nurulhaq,

UIN Sunan Kalijaga: Skripsi.

Abdurrahman Saleh, 2003, Berawal Dari Keluarga, Bandung: Mizan.

Abu Ahmadi, 2009, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Rineka Cipta.

Agnes Sunartiningsih dkk, 2013, Jalan Menuju Kesejahteraan dari Wacana Hingga

Realita, Yogyakarta: Azzagrafika.

Al-Imam ibnu Abdullah Muhammad ibnu Ismail ibnu Ibrahim ibnu Al Al Mughiroh bin

Baridziyah Al Bukhori Al Ja’fy, 1981, Al Shohih Al Bukhori, Turki: Daarul Fikri.

Page 19: PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS RUMAH KELUARGA …

Sukamdi, Latifah Permatasari Fajrin Jurnal Tawadhu Vol. 3 no. 1, 2019

ISSN Jurnal Tawadhu: 2597-7121 (media cetak)

2580-8826 (media online)

765

Bagong Suyanto, 2010, Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana.

Burhan Bungin, 2007, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana.

Dwi Narwoko, 2014, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Prenada Media.

Husain Ali Turkamani, 1992, Bimbingan Keluarga dan Wanita Islam, Mengungkap

RahasiaIsu Emansipasi, Jakarta: Pustaka Hidayah.

Hartono dan Arnicun Aziz, 2001, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Bumi Aksara.

Kinasih Novarisa, 2014, Pola Pembinaan di Panti Asuhan Rumah Yatim Arrahman,

UNY Yogyakarta: skripsi.

Lexy J Moleong, 2007, Metodologi Penelitian kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

______, 2013, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Mazaya dan Supradewi, 2011, Hubungan Konsep Diri dengan kebermaknaan hidup

pada remaja di panti asuhan, Proyeksi Vol.6 (2).

M. Ngalim Purwanto, 2000, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis Edisi Ke-2, Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Muhammad Muchlis Solichin, 2012, Psikologi Belajar; Aplikasi Teori-Teori Belajar

dalam Proses Pembelajaran, Yogyakarta: Suka Press.

Introduction to Social Welfare Institutions: Social Problems, Service, and Current

Issues. 1982.

M. Djunaidi Ghani & Fauzan almanshur, 2010, Metodologi Penelitian kualitatif,

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Soerjono Soekanto, 1992, Sosiologi Keluarga tentang Ikhwanul Keluarga, Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Tim Penyusun Kamus Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1998, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang PerlindunganAnak,

pasal 1 ayat 3.

Zakiah Daradjat, dkk. 1996, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.