metode kuadrann jajang print

Upload: jajangnurzaman31

Post on 14-Apr-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Metode Kuadrann Jajang Print

    1/14

    LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

    EKOLOGI PERTANIAN

    METODE KUADRAN

    JAJANG NURZAMAN

    05121407004

    PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    INDRALAYA

    2013

  • 7/30/2019 Metode Kuadrann Jajang Print

    2/14

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dalam mempelajari vegetasi , dibedakan antara studi floristic dengan analisis

    vegetasi, dibedakan antara studi floristic denan analisis vegetasi. Pada studi floristic

    data yang diperoleh berupa data kualitatif, yaitu data yang menunjukan bagaimana

    habtus dan penyebaran suatu jenis tanaman. Sedangkan analisis vegetasi data yang

    diperoleh berupa data kualitatif dan kuantiatif. Data kuantitatif menyatakan jumlah ,

    ukuran , berat kering , berat basah suatu jenis. Frekuensi temuan dan luas daerahyang ditumbhinya. Data kuantitatif di dapat dari hasil penjabaran pengamatan petak

    contoh lapangan, sedangkan data kualitatif didapat dari hasil pengamatan dilapangan

    berdasarkan pengamatan yang luas.

    Vegetasi merupakan masyarakat tumbuhan yang hidup di dalam suatu tempat

    dalam suatu ekosistem. Masyarakat tumbuhan (komunitas) adalah kumpulan

    populasi tumbuhan yang menempati suatu habitat. Jadi pengertian komunitas identik

    dengan pengertian vegetasi. Bentuk vegetasi dapat terbentuk dari satu jenis

    komunitas atau disebut dengan konsosiasi seperti hutan vinus , padang alang-alang

    dan lain-lain. Sedangkan yang dibentuk dari macam-macam jenis komunitas disebut

    asosiasi seperti hutan hujan tropis, padang gembalaan dan lain-lain.

    Dalam mengerjakan analisis vegetasi ada dua nilai yang di amati , yaitu nilai

    ekonomi dan nilai bologi. Nilai ekonomi suatu vegetasi dapat dilihat dari potensi

    vegetasi-vegetasi tersebut untuk mendatangkan devisa seperti vegetasi seperti

    vegetasi yang berupa pohon yang diambil kayunya atau vegetasi padang rumput yang

    dapat dijadikan padang penggembangan ternak dan lain-lain. Sedangkan dalam

    istilah biologi suatu vegetasi dapat dilihat peranan vegetasi tersebut., seperti vegetasi

    hutan yang dapat dijadiakan sumber pakan , relung, ekologi ( tempat istirahat,

    bercengkrama, bermijah beberapa jenis hewan ), pengatur iklim, pengatur tata aliran

    air dan indicator untuk beberapa unsur tanah dan lain-lain.

    Dalam praktikum kali ini hanya menitik beratkan pada penggunaan analisis

    dengan menggunakan metode kuadran. Metode kuadran adalah salah satu metode

    yang tidak menggunakan petak contoh (plotless) metode ini sangat baik untuk

  • 7/30/2019 Metode Kuadrann Jajang Print

    3/14

    menduga komunitas yang berbentuk pohon dan tihang, contohnya vegetasi hutan.

    Apabila diameter tersebut lebih besar atau sama dengan 20 cm maka disebut pohon,

    dan jika diameter tersebut antara 10-20 cm maka disebut pole (tihang), dan jika

    tinggi pohon 2,5 m sampai diameter 10 cm disebut saling atau belta ( pancang ) dan

    mulai anakan sampai pohaon setinggi 2,5 meter disebut seedling ( anakan/semai ).

    Metode kuadran mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui

    komposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya. Metode ini mudah dan lebih

    cepat digunanakan untuk mengetahui komposisi, dominasi pohon dan menksir

    volumenya. Metode ini sering sekali disebut juga dengan plot less method karena

    tidak membutuhkan plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa titik.

    Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk

    melakukan analisa denga melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan

    waktu yang sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk

    hutan atau vegetasi kompleks lainnya. Beberapa sifat yang terdapat pada individu

    tumbuhan dalam membent Para pakar ekologi memandang vegetasi sebagai salah

    satu komponen dari ekosistem, yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-

    kondisi faktor lingkungn dari sejarah dan pada fackor-faktor itu mudah diukur dan

    nyata. Dengan demikian analisis vegetasi secara hati-hati dipakai sebagai alat untuk

    memperlihatkan informasi yang berguna tentang komponen-komponen lainnya dari

    suatu ekosistem.

    Ada dua fase dalam kajian vegetasi ini, yaitu mendiskripsikan dan

    menganalisa, yang masing-masing menghasilkan berbagi konsep pendekatan yang

    berlainan. Metode manapun yang dipilih yang penting adalah harus disesuaikan

    dengan tujuan kajian, luas atau sempitnya yang ingin diungkapkan, keahlian dalam

    bidang botani dari pelaksana (dalam hal ini adalah pengetahuan dalam sistimatik),

    dan variasi vegetasi secara alami itu sendiri (Webb, 1954). Di Indonesia

    Perkembangan penelitian Vegetasi sampai tahun 1980 telah dilaporkan oleh

    Kartawinata (1990), yang mengevaluasi pustaka yang ada mengenai Vegetasi dan

    ekologi tumbuhan di Indonesia, menunjukkan bahwa bidang ini belum banyak

    diteliti. Banyak dari informasi tentang ekologi tumbuhan dalam berbagai pustaka

    seperti serie buku Ekologi Indonesia (misalnya MacKinnon dkk., 1996 dan Whitten

  • 7/30/2019 Metode Kuadrann Jajang Print

    4/14

    dkk.,1984) berdasarkan berbagai penelitian di Malaysia. Berbagai penelitian

    sebagian besar terfokus pada ekosistem hutan, terutama hutan pamah dipterokarp

    (lowland dipterocarp). Sebagian besar informasi untuk kawasan fitogeografi Malesia

    (Brunei, Filipina, Indonesia, Malaysia, Papua New Guinea dan Timor Leste) telah

    disintesis oleh Whitmore (1984) dalam bukunya Tropical Rain Forests of the Far

    East. Data vegetasi biogeografi dan ekologi tentang Papua New Guinea (misalnya

    Paijmans, 1976; Gressitt, 1982; Johns, 1985, 1987a,b; Brouns, 1987; Grubb dan

    Stevens 1985) dapat diterapkan untuk Papua

    Para pakar ekologi memandang vegetasi sebagai salah satu komponen dari

    ekosistem, yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi faktor

    lingkungn dari sejarah dan pada fackor-faktor itu mudah diukur dan nyata. Dengan

    demikian analisis vegetasi secara hati-hati dipakai sebagai alat untuk memperlihatkan

    informasi yang berguna tentang komponen-komponen lainnya dari suatu ekosistem.

    Ada dua fase dalam kajian vegetasi ini, yaitu mendiskripsikan dan menganalisa,

    yang masing-masing menghasilkan berbagi konsep pendekatan yang berlainan.

    Metode manapun yang dipilih yang penting adalah harus disesuaikan dengan tujuan

    kajian, luas atau sempitnya yang ingin diungkapkan, keahlian dalam bidang botani

    dari pelaksana (dalam hal ini adalah pengetahuan dalam sistimatik), dan variasi

    vegetasi secara alami itu sendiri (Webb, 1954).

    B. Tujuan

    Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari cara analisis vegetasi dengan

    metode kuadran.

    II. TINJAUN PUSTAKA

  • 7/30/2019 Metode Kuadrann Jajang Print

    5/14

    Frekuensi adalah nilai besaran yang menyatakan derajat penyebaran jenis

    didalam komunitasnya. Angka ini diperoleh dengan melihat perbandingan jumlah

    dari petak-petak yang diduduki suatu jenis terhadap keseluruhan petak yang diambil

    sebagai petak contoh di dalam melakukan analisis vegetasi. Frekuensi dipengaruhi

    oleh beberapa factor, seperti luas petak contoh, penyebaran tumbuhan dan ukuran

    jenis tumbuhan. Dominansi adalah besaran yang digunakan untuk menyatakan

    derajat penguasaan ruang atau tempat tumbuh , berapa luas areal yang ditumbuhi

    oleh sejenis tumbuhan atau kemampuan suatu jenis tumbuhan untuk bersaing

    tehadap jenis lainnya. Dalam pengukuran dominansi dapat digunakan proses

    kelindungan ( penutup tajuk ), luas basah area , biomassa, atau volume.

    Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang

    struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Berdasarkan tujuan pendugaan

    kuantitatif komunitas vegetasi dikelompokkan vegetasi, iklim dan tanah

    berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik.

    Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu

    vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan

    tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring

    dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus

    diperhitungkan berbagai kendala yang ada (Anonim. 2009).

    Dalam penghitungan penutupan tajuk ini, barisannya dilakukan dengan cara

    mengukur luasan tajuk untuk tiap jenis yang terdapat dalam petak contoh, kemudian

    dicari domonansi relatifnya. Selanjutnya proses penutupan tajuk dapat diukur

    proyeksi tajuk tanah. biomassa adalah ukuran untuk menyatakan berat suatu

    tumbuhan. Sedangkan volume dapat dihitung dari rata-rata luas basal area x tinggi

    tumbuhan bebas cabang x factor koeksi pohon.

    Metode kuadran adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak

    contoh (plotless) metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk

    pohon dan tihang, contohnya vegetasi hutan. Apabila diameter tersebut lebih besar

    atau sama dengan 20 cm maka disebut pohon, dan jika diameter tersebut antara 10-

    20 cm maka disebut pole (tihang), dan jika tinggi pohon 2,5 m sampai diameter 10

  • 7/30/2019 Metode Kuadrann Jajang Print

    6/14

    cm disebut saling atau belta ( pancang ) dan mulai anakan sampai pohaon setinggi

    2,5 meter disebut seedling ( anakan/semai ).

    Metode kuadran mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui

    komposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya. Metode ini mudah dan lebih

    cepat digunanakan untuk mengetahui komposisi, dominasi pohon dan menksir

    volumenya. Metode ini sering sekali disebut juga dengan plot less method karena

    tidak membutuhkan plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa titik.

    Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk

    melakukan analisa denga melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan

    waktu yang sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk

    hutan atau vegetasi kompleks lainnya. Beberapa sifat yang terdapat pada individu

    tumbuhan dalam membentuk populasinya, dimana sifat sifatnya bila di analisa

    akan menolong dalam menentukan struktur komunitas.

    Kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk

    menganalisis vegetasi yang menggunakan petak contoh. Kurva spesies area

    digunakan memperoleh luasan minimum petak contoh yang dianggap dapat mewakili

    suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luasan petak

    contoh mempunyai hubungan erat dengan keragaman jenis yang terdapat pada areal

    tersebut. Makin beragam jenis yang terdapat pada areal tersebut makin luas kurva

    spesies areanya.Untuk mempelajari komposisi vegetasi perlu dilakukan pembuatan

    petak-petak pengamatan yang sifatnya permanen atau sementara. Menurut

    Soerianegara (1974) petak-petak tersebut dapat berupa petak tunggal, petak ganda

    ataupun berbentuk jalur atau dengan metode tanpa petak. Pola komunitas dianalisis

    dengan metode ordinasi yang menurut Dombois dan E1lenberg (1974) pengambilan

    sampel plot dapat dilakukan dengan random, sistematik atau secara subyektif atau

    faktor gradien lingkungan tertentu.

    Untuk memperoleh informasi vegetasi secara obyektif digunakan metode

    ordinasi dengan menderetkan contoh-contoh (releve) berdasar koefisien

    ketidaksamaan (Marsono, 1987). Variasi dalam releve merupakan dasar untuk

    mencari pola vegetasinya. Dengan ordinasi diperoleh releve vegetasi dalam bentuk

    model geometrik yang sedemikian rupa sehingga releve yang paling serupa

  • 7/30/2019 Metode Kuadrann Jajang Print

    7/14

    mendasarkan komposisi spesies beserta kelimpahannya akan rnempunyai posisi yang

    saling berdekatan, sedangkan releve yang berbeda akan saling berjauhan. Ordinasi

    dapat pula digunakan untuk menghubungkan pola sebaran jenis jenis dengan

    perubahan faktor lingkungan.

    Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari

    beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme

    kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama

    individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga

    merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Marsono, 1977).

    Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai

    keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi

    di tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan

    sesuatu sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya.

    Cara ini terdiri dari suatu seri titik-titik yang telah ditentukan di lapang, dengan letak

    bisa tersebar secara random atau merupakan garis lurus (berupa deretan titik-titik).

    Umumnya dilakukan dengan susunan titik-titik berdasarkan garis lurus yang searah

    dengan mata angin (arah kompas).Titik pusat kuadran adalah titik yang membatasi

    garis transek setiap jarak 10 m (Polunin, 1990).

    Profil arsitektur ini dijadikan dasar untuk memperoleh gembara komposisi,

    struktur vertical dan horizontal suatu vegetasi, sehingga memberikan informasi

    mengenai dinamika pohon dan kondisi ekologinya. Dari profil asiktektur ini juga

    dapat diketahui interaksi antara masing-masing individu pohon dan peranan di dalam

    ekosistem sustu komunitas vegetasi. Halle et.al (1987) mengolongkan pohon-pohon

    yang terdapat didalam suatu komonitas hutan alam tropika berdasarkan kepada

    kenampakan arsitektur, ukuran pohon dan keadaan biologi pohon, menjadi 3

    golongan pohon yaitu :

    a. Pohon pada masa datang ( les arbres du future, trees of future ), yaitu pohon-pohon

    yang mempunyai kemampuan untuk berkembang lebih lanjut atau pada massa

    datang. Pohon tersebut pada masa ini merupakan pohon yang dominan dan ,

    diharapkan pada masa datang kan mengantikan pohon-pohon yang pada saat ini

    dominan.

  • 7/30/2019 Metode Kuadrann Jajang Print

    8/14

    b. Pohon masa kini ( les arbres du persent, trees of persent ), pohon-pohon yang

    sedang berkembang penuh dan merupakan pohon yang dominan yang paling

    menentukan profil arsitektur komnitas saat ini.

    c. Pohon pada masa ( les arbres du past , trees of past ) yaitu pohon-pohon yans

    sudah tua dan mulai mengalami kerusakan dan selanjutnya akan mati. Biasanya

    pohon- pohon ini merupakan pohon tua yang tidak produktif.

    Berdasarkan ukuran pohon maka pengolongan pohon-pohon tersebut adalah :

    a. Pohon masa mendatang : Ht Hn ; Ht lebih kecil dari tinngi pohon normal

    maksimum, Ht 100 Dbh dan HI Ht.

    b. Pohon pada masa kini : Ht Hn ; Ht mendekati sama dengan tinggi pohon normal,

    Ht 100 Dbh dan HI ht.

    c. Pohon pada masa lampau : Ht Hn ; Ht sudah tidak dapat meningkat lagi, Ht 100

    Dbh dan HI Ht. Pada golongan ini pohon sudah mengalami kerusakan, tidak

    produktif, dan tua.

    Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi

    vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur

    vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk

    keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk

    menentukan indeks nilai penting dari penvusun komunitas hutan tersebut. Dengan

    analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi

    suatu komunitas tumbuhan.

    Jika berbicara mengenai vegetasi, kita tidak bisa terlepas dari komponen

    penyusun vegetasi itu sendiri dan komponen tersebutlah yang menjadi fokus dalam

    pengukuran vegetasi. Komponen tumbuh-tumbuhan penyusun suatu vegetasi

    umumnya terdiri dari (Andre, 2009). Metode kuadran adalah salah satu idak

    menggunakan metode yang petak contoh (potless). Metode ini sangat baik untuk

    menduga komunitas yang berbentuk pohon dan tihang (Muhammad Umar Harun,

    dkk, 2011).

    III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

  • 7/30/2019 Metode Kuadrann Jajang Print

    9/14

    A. Tempat dan Waktu

    Pelaksanaan praktikum daur karbon ini dilaksanakan pada hari selasa, tanggal

    26 Maret 2013, bertempat di labolatorium Ekologi, Jurusan Budidaya Pertanian,

    Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, indralaya.

    B. Alat dan Bahan

    Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Tali rapiah,

    Meteran, Patok kayu dan Pena dan kertas

    C. Cara Kerja

    1. Langka awal dari pengerjaan metode ini adalah dengan berpedoman pada

    vegetasi dan areal yang akan dianalisis, kita menentukan pengamatan di lapang

    dengan transek yaitu garis lurus memotong areal yang akan diamati

    2. Langkah selanjutnya tentukan suatu titik (misal titik A) terletak pada transek

    tersebut. Pada titik A tersebut dibuat garis lurus yang tegak lurus terhadap

    transek

    3. Selanjutnya untuk arah pergerakan disesuaikan dengan arah transek, hasil dari

    perpotongan garis dengan transek tersebut didapatkan empat kuadran yaitu

    kuadran 1,2,3 dan 4.

    4. Pada setiap kuadran dilakukan pengukuran jarak diameter pohon dan tihang

    dengan titik pengamatan (titik A) dan diameter pohon.

    5. Penentuan jarak antara titik-titik pengamatan selanjutnya dinilai dari awal

    pengamatan (A) dengan mengukur jarak ke B, sejauh lebih besar dua kali jarakrata-rata antar pohon yang ada di daerah vegetasi yang akan dianalisa.

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil

  • 7/30/2019 Metode Kuadrann Jajang Print

    10/14

    Setelah melakukan praktikum di lahan arboretum didapatlah hasil sebagai

    berikut :

    Tabel hasil pengamatan analisis vegetasi dengan metode kuadran.

    Titik A

    Kuadran Jumlah

    Pohon Tihang Semak Anakan

    I 2 3 4 7

    II 3 4 6 11

    III 1 1 2 -

    IV 1 2 8 15

    Titik B

    Kuadran Jumlah

    Pohon Tihang Semak Anakan

    I - 3 4 7

    II - 2 6 11

    III - 1 2 -

    IV 1 2 8 15

    B. Pembahasan

    Metode kuadran ini merupakan metode plot less method, yang berarti Metode

    ini merupakan salah satu metode yang tidak memerlukan luas tempat pengambilan

  • 7/30/2019 Metode Kuadrann Jajang Print

    11/14

    contoh atau suatu luas kuadrat tertentu. Oleh karena itu, bila dalam suatu kuadran

    dalam jarak yang dekat tidak terlihat adanya suatu vegetasi pohon, maka pencarian

    bisa diteruskan sejauh mungkin sampai ditemukan jenis pohon yang dimaksud,

    tetapi pohon tersebut masih berada di dalam daerah kuadran tersebut. Cara ini terdiri

    dari suatu seri titik-titik yang telah ditentukan di lapang, dengan letak bisa tersebar

    secara random atau merupakan garis lurus (berupa deretan titik-titik). Umumnya

    dilakukan dengan susunan titik-titik berdasarkan garis lurus yang searah dengan mata

    angin (arah kompas). Titik pusat kuadran adalah titik yang membatasi garis transek

    setiap jarak 50 m. Dari kedua plot tersebut dapat diketahui ada spesies dominan

    seperti kayu seru karena jenis spesies tersebut terdapat hampir di setiap plot.

    Kegiatan yang dilakukan pada praktikum ini adalah mengamati jumlah

    tanaman yang masuk ke dalam kuadran yang telah ditentukan, apakah masuk ke

    dalam kuadran I, II, III atau IV. Sebelum mengamati jenis dan jumlah tanaman yang

    ada, terlebih dahulu dilakukan penentuan titik pusat A dengan patokan garis transek.

    Garis transek disini menggunakan tali rafiah, panjang garis transek pada praktikum

    ini adalah 50 m. Setelah titik pusat ditentukan barulah menentukan patokan untuk

    tiap-tiap kuadran yaitu pohon. Setelah titik pusat A selesai ditentukan titik pusat B

    yaitu 50 m sama seperti garis transek titik A. Untuk titik pusat B sama seperti titik

    pusat A, ditentukan jenis dan jumlah tanaman berdasrkan kuadran yang telah

    ditentukan.

    Metode ini menggunakan titik kuarter untuk menghitung jarak dari pengamat

    ke pohon. Metode ini biasa digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi

    kompleks lainnya. Tiap kelompok mendapat tansek sepanjang 50 m. Transek

    tersebut dibagi menjadi 2 buah kuarter dengan tiap plot berjarak 50 m. Di tiap titik

    pusat plot tersebut dibuat garis khayal sehingga membagi plot menjadi 3 kuarter,

    pada masing-masing kurter terdapat 4 kuadran. Dalam satu kuadran hanya

    didaftarkan satu jenis dari vegetasi pohon (termasuk didalamnya kategori semai,

    pancang, tiang dan pohon), yang jaraknya paling dekat dengan titik pusat kuadran.

    Dalam praktikum kali ini di masing-masing kelompok membuat 1

    transek sepanjang 50 m yang menghasilkan 4 kuadran. Transek tersebut dibagi

    menjadi 2 buah kuarter dengan tiap plot berjarak 1,5 m. Di tiap titik pusat plot

  • 7/30/2019 Metode Kuadrann Jajang Print

    12/14

    tersebut dibuat garis khayal sehingga membagi plot menjadi 2 kuarter, pada masing-

    masing kurter terdapat 4 kuadran. Dalam satu kuadran hanya didaftarkan satu jenis

    dari vegetasi pohon (termasuk didalamnya kategori semai, pancang, tiang dan

    pohon), yang jaraknya paling dekat dengan titik pusat kuadran. Metode kuadran

    adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak contoh (potless). Metode ini

    sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk pohon dan tihang.

    Berdasarkan metode pantauan luas minimum akan dapat di tentukan luas kuadran

    yang di perlukan untuk setiap bentuk vegetasi tadi. Untuk setiap plot yang di

    sebarkan di lakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan

    dan frekuensi. Variabel kerimbunan dan kerapatan di tentukan berdasarkan luas

    kerapatan. Dari spesies yang di temukan dari sejumlah kuadrat yang di buat.

    Sistim analisis dalam metode ini berupa analisis :

    1. kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan

    didalam area cuplikan. Pada beberapa keadaan kesulitan dalam melakukan

    batasan individu tumbuhan, kerapatan dapat ditentukan dengan cara

    pengelompokan berdasarkan kreteria tertentu.

    2. Kerimbunan, ditentukan berdasarkan penutupan oleh populasi jenis tumbuhan.

    Apabila dalam menentukan kerapatan di jabarkan dalam bentuk kelas kerapatan,

    maka untuk perimbunannyapun lebih baik di gunakan kelas keribunan.

    3. Frekuensi, di tentukan berdasarkan kerapatan dari jenis tumbuhan di jumpai dlam

    sejumlah area cuplikan (n) di bandingkan dengan seluruh atau total area cuplikan

    yang dibuat (N) biasa dalam persen (%).

    Pada titik A terdapat empat kuadran, pada kuadran 1 jarak pohon dari titik

    pusat adalah 18m, dengan diameter pohon tersebut adalah 48cm. Dikuadran ini juga

    terdapat tihang yang jaraknya 13m dari titik pusat diameter tihang ini adalah 13cm.

    Pada kuadran 2 jarak pohon dari titik pusat yaitu 23m dengan diameternya 60cm

    sementara tihangnya berjarak 15,65m dengan diameter 13,5cm. Pada kuadran 3 jarak

  • 7/30/2019 Metode Kuadrann Jajang Print

    13/14

    pohon dari titik pusatnya adalah 22m dengan diameternya 47,5cm, sementara jarak

    tihang dari titik pusat adalah 16 m dengan diameternya adalah 14cm. Dan pada

    kuadran 4 jarak pohon dari titik pusat adalah 13,20m dengan diameternya 50cm,

    sementara jarak tihang dari titik pusat adalah 12,80m dengan diameternya 8,5cm.

    Arboretum bukan merupakan ekosistem alami, melainkan ekosistem semi

    atau buatan sehingga ada campur tangan manusia yang menyebabkan tumbuhan

    dalam arboretum tersebut beragam (heterogen). Walaupun pada awalnya penanaman

    pohon di arboretum dilakukan secara merata menurut komunitas yang akan

    diciptakan. Ternyata bila dianalisis secara vertical, strata atau penyebaran kanopi

    tidak merata kerapatannya. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kompetisi antar

    species tumbuhan di arboretum (selain oleh kerusakan manusia) dalam memperoleh

    sinar matahari, air dan nutrisi-nutrisi yang ada dalam tanah.

    Bentuk kehidupan dari spesies tumbuhan biasanya memiliki karakteristik

    yang tetap. Namun spesies yang sama dapat menerima bentuk kehidupan yang

    berbeda ketika tumbuh dibawah kondisi lingkungan yang berbeda. Vegetasi dapat

    diklasifikasikan kedalam struktur tanpa menunjuk pada nama spesies. Ini telah

    dibuktikan terutama dalam floristik lokasi yang belum dijamah, dan dalam lokasi

    dimana vegetasi tidak dapat diklasifikasikan dengan mudah dengan spesies yang

    dominan. Ketinggian tumbuhan digunakan sebagai kriteria dalam klasifikasi bentuk

    kehidupan. Walaupun, berbagai bentuk kehidupan dapat memberikan pemikiran

    khusus dari stratifikasi atau pelapisan dalam komunitas.

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum kali ini adalah sebagai

    berikut :

    1. Metode kuadran adalah suatu bentuk metode untuk analisa vegetasi dengan

    menggunakan plot dimana setelah luas minimum area dari satuan petak contoh

  • 7/30/2019 Metode Kuadrann Jajang Print

    14/14

    dianggap mewakili suatu komunitas yang kemudian ukuran luas diukur dengan

    satuan kuadrat

    2. Frekuensi digunakan untuk menyatakan proporsi antara jumlah sampel yang

    berisi suatu spesies tertentu terhadap jumlah total sampel

    3. Luas penutupan digunakan untuk proporsi antara luas tempat yang ditutupi

    oleh spesies tumbuhan dengan luas total habitat

    4. Indeks nilai penting digunakan sebagai parameter kuantitatif yang dapat dipakai

    untuk menyatakan tingkat dominansi spesies dalam suatu komunitas

    tumbuhan

    5. Analisa vegetasi dilakukan untuk mengetahui variasi yang ada pada suatu

    ekositem/area

    C. Saran

    Sebaiknya para praktikan melakukan praktikum ini dengan teliti agar hasil

    yang diperoleh objektif. Selain itu, praktikan harus melakukan semua praktikum

    sesuai dengan prosedur yang ada, sehingga tidak terjadi kesalahan saat praktikum

    sehingga dapat didapatkan hasil yang memuaskan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Jumin, Hasan Basri. 1992. Ekologi Tanaman. Rajawali Press: Jakarta

    Michael, M. 1992.Ekologi Umum. Jakarta: Universitas Indonesia.

    Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press : Yogyakarta.

    Rahardjanto, Abdulkadir. 2001. Ekologi Umum. Umm Press: Malang.

    Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. ITB: Bandung.

    Wolf, Larry dan S.J McNaughton. 1990. Ekologi Umum. UGM Press: Jogjakarta.