metode penelitian print

32
1 ESTIMASI CADANGAN HIDROKARBON TERINDIKASI MENGGUNAKAN PEMETAAN DAN PERMODELAN GEOLOGI Metode Penelitian Oleh: FELTRINO LANGGA 0906102630 UNIVERSITAS NUSA CENDANA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

Upload: ztefanny-umbu-roga

Post on 07-Jul-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas Metode penelitian. Teknik Pertambangan, UNDANA

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Penelitian Print

1

ESTIMASI CADANGAN HIDROKARBON TERINDIKASI

MENGGUNAKAN PEMETAAN DAN PERMODELAN GEOLOGI

Metode Penelitian

Oleh:

FELTRINO LANGGA

0906102630

U N I V E R S I T A S N U S A C E N D A N A

F A K U L T A S S A I N S D A N T E K N I K

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

KUPANG

2012

Page 2: Metode Penelitian Print

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Cadangan hidrokarbon dalam hal ini minyak bumi telah membawa kemajuan

yang pesat pada dunia ini, bayangkan seandainya minyak bumi itu tidak ada, maka

pastinya dunia tidak akan semaju sekarang ini. Minyak bumi merupakan komoditi

strategis disemua negara karena semua negara memerlukan minyak dan menjadi

komoditi internasional. Di mana-mana dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai

produk-produk yang berasal dari minyak bumi, baik produk yang berasal dari kilang

minyak maupun produk petrokimia.

Minyak bumi sendiri merupakan jenis energi yang tak terbarukan (non

renewable energy) maka besarnya cadangan minyak bumi merupakan hal yang sangat

menentukan daripada keberlanjutan produksi minyak bumi. Sebagaimana yang kita

ketahui bahwa cadangan minyak bumi yang ada di Indonesia kian menipis, oleh

karena itu perusahaan-perusahaan yang bergerak di bagian eksplorasi minyak dan gas

bumi perlu melakukan eksplorasi dan penelitian yang efektif dan efisien sehingga

dapat memprediksikan jumlah cadangan minyak bumi tersebut. Menyadari

pentingnya eksplorasi dan penelitian tersebut, alangkah baiknya perusahaan

memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk turut serta dalam penelitian dimaksud

sekaligus juga memberikan pengalaman bagi mahasiswa yang bersangkutan.

Berdasarkan hal diatas, maka peneliti mengambil judul “Estimasi Cadangan

Hidrokarbon Terindikasi Menggunakan Pemetaan dan Permodelan Geologi”.

Judul ini pun hanya bersifat sementara, penentuan judul baru yang sesuai dengan

kebutuhan bersama diserahkan penuh kepada pihak perusahaan.

1.2. Identifikasi Masalah

Dengan melihat pentingnya cadangan hidrokarbon ini, peneliti mencoba untuk

melakukan estimasi atau perhitungan cadangan minyak bumi yang terindikasi pada

suatu daerah produksi minyak dan gas bumi, sehingga dapat diketahui berapa besar

Page 3: Metode Penelitian Print

1

cadangan minyak bumi yang masih dapat diproduksi pada daerah tersebut. Estimasi

sendiri dilakukan pada perusahaan yang bergerak di bidang produksi minyak dan gas

bumi. Penelitian pun dibatasi pada permodelan geologi, pemetaan daerah terindikasi

minyak bumi dan estimasi lapisan minyak bumi. Estimasi cadangan minyak bumi

menggunakan metode komputasi dengan bantuan aplikasi software modeling yaitu

melalui metode permodelan geologi. Selain untuk mengurangi resiko pengeboran,

dapat juga dibuat peta geometri cadangan minyak (reservoir) sehingga estimasi dapat

dilakukan.

Maka berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka

penelitian akan difokuskan pada masalah berikut ini:

a. Bagaimanakah keadaan geologi yang ada di lokasi penelitian.

b. Bagimanakah peta geometri cadangan minyak bumi (reservoir).

c. Berapakah jumlah cadangan hidrokarbon yang ada di lokasi penelitian

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah yang akan diteliti diatas maka,

permasalahan penelitian akan dibatasi pada:

a. Keadaan geologi (formasi batuan) yang ada pada lingkungan pengendapan

cadangan hidrokarbon

b. Analisa data logging sumur untuk mendapatkan peta penampang cadangan

hidrokarbon

c. Pengukuran volume batuan reservoir untuk mengetahui jumlah cadangan

hidrokarbon

1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud sesungguhnya dari penelitian ini yaitu untuk melakukan

penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat utama untuk menjadi seorang

Sarjana S-1 pada Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Sains dan Teknik

Universitas Nusa Cendana Kupang – Nusa Tenggara Timur.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah:

Page 4: Metode Penelitian Print

1

a. Mengetahui keadaan geologi yang ada di lokasi penelitian sehingga dapat

dilakukan permodelan geologi.

b. Mengetahui peta geometri cadangan minyak bumi (reservoir) yang ada di lokasi

penelitian.

c. Mengetahui besarnya jumlah cadangan hidrokarbon yang ada di lokasi penelitian.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yaitu mengaplikasikan ilmu yang didapat di selama

berada dikampus dan juga agar dapat mengetahui jumlah cadangan minyak bumi

terindikasi yang ada di lokasi penelitian, sehingga dapat dijadikan acuan bagi

perusahaan untuk dapat melakukan pengembangan produksi minyak bumi.

1.6. Jadwal Penelitian

Adapun kegiatan penelitian direncanakan selama 3 bulan, dengan jadwal kegiatan

penelitian sebagai berikut:

Kegiatan

Bulan

I II III

Minggu Minggu Minggu

I II III IV I II III IV I II III IV

Persiapan

Studi Literatur

Pengambilan Data

Pengolahan Data

Penyusunan Laporan

Seminar

Page 5: Metode Penelitian Print

1

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Minyak Bumi

2.1.1. Definisi minyak bumi

Minyak bumi (petroleum) dijuluki sebagai emas hitam yang

merupakan cairan kental, berwarna coklat gelap atau kehijauan yang mudah

terbakar, yang berada di lapisan atas kerak bumi (Wikipedia, Indonesia).

Minyak bumi merupakan suatu campuran yang sangat kompleks yang

tersusun dari senyawa-senyawa hidrokarbon, yaitu senyawa-senyawa

organik dimana setiap molekulnya hanya mempunyai unsur karbon dan

hidrogen saja. Kandungan senyawa hidrokarbon murni dapat mencapai 97-

98%. Disamping itu didalam minyak bumi juga terdapat unsur-unsur

belerang, nitrogen, oksigen dan logam-logam khususnya vanadium, nikel,

besi dan tembaga, yang terdapat dalam jumlah yang relatif sedikit yang

terikat sebagai senyawa-senyawa organik.

Baik senyawa hidrokarbon maupun senyawa bukan hidrokarbon

keduanya akan berpengaruh dalam menentukan cara-cara pengolahan yang

dilakukan dalam kilang minyak.

2.1.2. Asal mula minyak bumi

Ada tiga faktor utama dalam pembentukan minyak dan/atau gas

bumi, yaitu :

Pertama, ada “bebatuan asal” (source rock) yang secara geologis

memungkinkan terjadinya pembentukan minyak dan gas bumi.

Kedua, adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari bebatuan asal

menuju ke “bebatuan reservoir” (reservoir rock), umumnya sandstone atau

limestone yang berpori-pori (porous) dan ukurannya cukup untuk

menampung hidrokarbon tersebut.

Page 6: Metode Penelitian Print

1

Ketiga, adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis

kulit bumi yang tidak teratur bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri

(misalnya gempa bumi dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air dan angin

secara terus menerus, dapat menciptakan suatu “ruangan” bawah tanah yang

menjadi jebakan hidrokarbon. Kalau jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang

impermeable, maka hidrokarbon tadi akan diam di tempat dan tidak bisa

bergerak kemana-mana lagi.

Proses pembentukan minyak bumi secara organik, antara lain :

Page 7: Metode Penelitian Print

1

Gambar 2.1. Proses pembentukan minyak bumi secara organik

2.1.3. Jenis-jenis perangkap minyak bumi

Jadi adanya lapangan minyak bumi saja tidak saja bergantung kepada

minyak bumi saja, tetapi juga bergantung pada adanya batuan yang

mempunyai porositas dan permeabilitas yang cukup dan yang ditutup oleh

batuan tudung (cap rock). Struktur geologi yang demikian disebut jebakan

perangkap minyak bumi (trap).

Perangkap minyak bumi sendiri merupakan tempat terkumpulnya

minyak bumi yang berupa perangkap dan mempunyai bentuk konkav ke

bawah sehingga minyak dan gas bumi dapat terjebak di dalamnya.

Gambar 2.2. Penampang stratigrafi minyak dan gas bumi

Perangkap minyak bumi ini sendiri terbagi menjadi perangkap

stratigrafi, perangkap struktural, dan perangkap kombinasi stratigrafi-

struktural.

a. Perangkap stratigrafi

Jenis perangkap stratigrafi dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara

vertikal dan lateral, perubahan facies batuan dan ketidakselarasan dan

variasi lateral dalam litologi pada suatu lapisan reservoar dalam

perpindahan minyak bumi. Prinsip dalam perangkap stratigrafi adalah

minyak dan gas bumi terperangkap dalam perjalanan ke atas kemudian

terhalang dari segala arah terutama dari bagian atas dan pinggir, hal ini

dikarenakan batuan reservoar telah menghilang atau berubah fasies

Page 8: Metode Penelitian Print

1

menjadi batu lain sehingga merupakan penghalang permeabilitas

(Koesoemadinata, 1980, dengan modifikasinya).

Gambar 2.3 Perangkap stratigrafi minyak dan gas bumi

Pada perangkap stratigrafi ini, berasal dari lapisan reservoar tersebut,

atau ketika terjadi perubahan permeabilitas pada lapisan reservoar itu

sendiri. Pada salah satu tipe jebakan stratigrafi, pada horizontal, lapisan

impermeabel memotong lapisan yang bengkok pada batuan yang

memiliki kandungan minyak. Terkadang terpotong pada lapisan yang

tidak dapat ditembus, atau Pinches, pada formasi yang memiliki

kandungan minyak. Pada perangkap stratigrafi yang lain berupa Lens-

shaped. Pada perangkap ini, lapisan yang tidak dapat ditembus ini

mengelilingi batuan yang memiliki kandungan hidrokarbon. Pada tipe

yang lain, terjadi perubahan permeabilitas dan porositas pada reservoar

itu sendiri. Pada reservoar yang telah mencapai puncaknya yang tidak

sarang dan impermeabel, yang dimana pada bagian bawahnya sarang dan

permeabel serta terdapat hidrokarbon.

Pada bagian yang lain menerangkan bahwa minyak bumi

terperangkap pada reservoar itu sendiri yang Cut Off up-dip, dan

mencegah migrasi lanjutan, sehingga tidak adanya pengatur struktur yang

dibutuhkan. Variasi ukuran dan bentuk perangkap yang demikian

mahabesar, untuk memperpanjang pantulan lingkungan pembatas pada

batuan reservoar terendapkan.

b. Perangkap struktural

Jenis perangkap selanjutnya adalah perangkap struktural, perangkap

ini Jebakan tipe struktural ini banyak dipengaruhi oleh kejadian deformasi

Page 9: Metode Penelitian Print

1

perlapisan dengan terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang

merupakan respon dari kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang

paling asli dan perangkap yang paling penting, pada bagian ini berbagai

unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoar

sehingga dapat menangkap minyak, disebabkan oleh gejala tektonik atau

struktur seperti pelipatan dan patahan (Koesoemadinata, 1980, dengan

modifikasinya).

1. Jebakan Patahan

Jebakan patahan merupakan patahan yang terhenti pada

lapisan batuan. Jebakan ini terjadi bersama dalam sebuah formasi

dalam bagian patahan yang bergerak, kemudian gerakan pada formasi

ini berhenti dan pada saat yang bersamaan minyak bumi mengalami

migrasi dan terjebak pada daerah patahan tersebut, lalu sering kali

pada formasi yang impermeabel yang pada satu sisinya berhadapan

dengan pergerakan patahan yang bersifat sarang dan formasi yang

permeabel pada sisi yang lain. Kemudian, minyak bumi bermigrasi

pada formasi yang sarang dan permeabel. Minyak dan gas disini

sudah terperangkap karena lapisan tidak dapat ditembus pada daerah

jebakan patahan ini.

Gambar 2.4. Jebakan patahan pada jebakan struktural

2. Jebakan Antiklin

Kemudian, pada jebakan struktural selanjutnya, yaitu jebakan

antiklin, jebakan yang antiklinnya melipat ke atas pada lapisan

batuan, yang memiliki bentuk menyerupai kubah pada bangunan.

Minyak dan gas bumi bermigrasi pada lipatan yang sarang dan pada

Page 10: Metode Penelitian Print

1

lapisan yang permeabel, serta naik pada puncak lipatan. Disini,

minyak dan gas sudah terjebak karena lapisan yang diatasnya

merupakan batuan impermeabel.

Gambar 2.5. Jebakan antiklin pada jebakan structural

c. Perangkap Kombinasi

Kemudian perangkap yang selanjutnya adalah perangkap kombinasi

antara struktural dan stratigrafi. Dimana pada perangkap jenis ini

merupakan faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau menjebak

minyak bumi. Dan, pada jenis perangkap ini, terdapat lebih dari satu jenis

perangkap yang membenuk reservoar. Sebagai contohnya antiklin

patahan, terbentuk ketika patahan memotong tegak lurus pada antiklin.

Dan, pada perangkap ini kedua perangkapnya tidak saling mengendalikan

perangkap itu sendiri.

Gambar 2.6. Contoh perangkap kombinasi

2.2. Log

2.2.1. Definisi Log

Page 11: Metode Penelitian Print

1

Log merupakan metode pengukuran besaran-besaran fisik batuan

reservoir terhadap kedalaman lubang bor. Sesuai dengan tujuan logging yaitu

menentukan besaran-besaran fisik batuan reservoir (porositas, saturasi air

formasi, ketebalan formasi produktif, lithologi batuan) maka dasar dari

logging itu sendiri adalah sifat-sifat fisik atau petrofisik dari batuan reservoir

itu sendiri, yaitu sifat listrik, sifat radioaktif, dan sifat rambat suara

(gelombang) elastis dari batuan reservoir.

2.2.2. Jenis-jenis Data Log

Data log sumur adalah informasi bahwa permukaan yang diakusisi

secara insitu, data yang dihasilkan merupakan suatu respons terhadap alat-alat

listrik yang digunakan antara lain:

1. Log resistivitas (log tahanan jenis)

Resistivity log adalah suatu alat yang dapat mengukur tahanan batuan

formasi beserta isinya, yang mana tahanan ini tergantung pada porositas

efektif, salinitas air formasi, dan banyaknya hidrokarbon dalam pori-pori

batuan. Log resistivitas dapat digunakan untuk interpretasi pintas deteksi

hidrokarbon. Resistivitas formasi sebenarnya tergantung dari jenis

fluidanya, arus listrik dapat mengalir akibat adanya air sedangkan minyak

dan gas tidak mengalirkan arus, sehingga parameter terbatas pada air yang

dikandungnya. Resistivitas/tahanan jenis dapat dihitung dengan rumus:

Dimana:

R = Resistivity (Ohm-meter)

r = Resistansi (Ohm)

A = Penampang melintang yang mengandung pengukuran

(meter2)

L = Panjang dari kandungan yang dihitung (meter)

2. Log gamma ray (GR)

Page 12: Metode Penelitian Print

1

Log gamma ray merupakan log yang menggunakan sinar gamma

sebagai alat untuk mengukur tingkat radiasi yang ada dalam setiap batuan

yang dilaluinya. Prinsip terpenting dari log ini adalah suatu perekaman

tingkat radiasi alami suatu zona, tingkatan radiasi itu terjadi akibat adanya

unsur-unsur radioaktif yang ada di zona bumi. Unsur-unsur itu adalah

Uranium, Thorium, dan Potassium. Prinsip pengukurannya adalah

mendeteksi arus yang ditimbulkan oleh ionisasi yang terjadi karena adanya

interaksi sinar gamma dari formasi dengan gas ideal yang terdapat didalam

kamar ionisasi yang ditempatkan pada sonde. Besarnya arus yang diberikan

sebanding dengan intensitas sinar gamma yang bersangkutan.

Didalam formasi hampir semua batuan sedimen mempunyai sifat

radioaktif yang tinggi, terutama terkonsentrasi pada mineral clay. Formasi

yang bersih (clean formasi) biasanya mengandung sifat radioaktif yang

kecil, kecuali lapisan tersebut mengandung mineral-mineral tertentu yang

bersifat radioaktif atau lapisan berisi air asin yang mengandung garam-

garam potassium yang terlarutkan (sangat jarang), sehingga harga sinar

gamma akan tinggi.

Log gamma ray dapat digunakan dalam perhitungan volume shale

yang didasarkan pada rumus:

Dimana:

VSHgr = Volume shale

GRlog = Pembacaan GR pada suatu titik

GRmatrix = Nilai GR pada sand/reservoir baseline

GRshale = Nilai GR pada shale baseline

3. Log density (densitas)

Tujuan utama dari density log adalah menentukan porositas dengan

mengukur density bulk batuan, disamping itu dapat juga digunakan untuk

mendeteksi adanya hidrokarbon atau air, digunakan besama-sama dengan

neutron log, juga menentukan densitas hidrokarbon (ρh) dan membantu

Page 13: Metode Penelitian Print

1

didalam evaluasi lapisan shaly. Log ini menggunakan energi yang berasal

dari sinar gamma. Pada saat sinar gamma bertabrakan dengan elektroda,

maka sinar kehilangan energinya lalu dideteksi oleh sensor. Satuannya

adalah gr/cm3.

Dimana :

ρ = Densitas formasi batuan

m = Intensitas massa batuan

V = Volume formasi batuan yang di tembus sinar gamma

4. Log Neutron

Log neutron merupakan tipe log porositas yang mengukur

konsentrasi ion hidrogen dalam suatu hidrogen dalam suatu formasi. Di

dalam formasi bersih dimana porositas diisi air atau minyak, log neutron

mencatat porositas yang diisi cairan. Neutron energi tinggi yang

dihasilkan oleh suatu sumber kimia ditembakkan ke dalam formasi,

sebagai akibatnya neutron kehilangan energinya. Kehilangan energi

maksimum akan terjadi pada saat neutron bertabrakan dengan atom

hidrogen karena kedua metri tersebut mempunyai massa yang hampir

sama. Karena itu kehilangan energi maksimum merupakan fungsi dari

konsentrasi hidrogen dalam formasi, karena dalam formasi yang sarang

hidrogen terkonsentrasi didalam pori-pori yang terisi cairan, maka

kehilangan energi akan dapat dihubungkan dengan porositas formasi.

2.2.3. Interpretasi Lithologi Berdasarkan Data Log

Jenis lithologi pada data log dapat ditentukan dengan berdasarkan

kenampakan defleksi log tanpa suatu perhitungan. Adapun kenampakan

beberapa jenis lithologi batuan reservoar adalah sebagai berikut (Firdaus &

Prabantara, 2005) :

2.2.3.1. Interpretasi Zona Porous dan Permeabel

Batuan yang permeabel dapat dibedakan dengan zona batuan

kedap dengan melihat bentuk-bentuk kurva log. Adapun

perbedaannya adalah sebagai berikut (Firdaus & Prabantara, 2005) :

Page 14: Metode Penelitian Print

1

1. Zona batuan kedap dicirikan dengan :

a. Harga kurva GR yang tinggi

b. Kurva log SP tidak mengalami defleksi

c. Harga tahanan jenis pada zona terusir (Rxo) hampir sama

dengan harga tahanan jenis formasi (RT)

d. Harga porositas neutron lebih tinggi dari pada porositas

densitas

2. Zona batuan reservoar yang permeabel dicirikan dengan :

a. Harga kurva GR yang rendah

b. Harga kurva SP menjauhi garis dasar serpih (terjadi defleksi

kurva SP)

c. MSFL, LLS, dan LLD tidak berimpit

d. Mempunyai harga porositas menengah sampai tinggi ( cross-

plot neutron- densitas positif )

2.2.3.2. Interpretasi Jenis Kandungan Fluida

Untuk membedakan jenis cairan/ fluida yang terdapat pada

suatu lapisan/ formasi, apakah fluida tersebut dapat berupa air,

minyak atau gas dapat ditentukan dari melihat defleksi yang

terjadi pada kurva log.

2.3. Pemetaan Bawah Permukaan

Peta bawah permukaan adalah peta yang menggambarkan bentuk maupun

kondisi geologi bawah permukaan dan menjadi dasar dalam suatu kegiatan

eksplorasi hidrokarbon, mulai dari awal hingga pengembangan lapangannya. Peta

bawah permukaan memiliki sifat kualitatif dan dinamis. Kualitatif artinya peta

menggambarkan suatu garis yang menghubungkan titik-titik yang nilainya sama,

baik berupa ketebalan, kedalaman maupun prosentase ketebalan. Dinamis artinya

ketebalan peta tidak dapat dinilai atas kebenaran metode, tetapi berdasarkan

data yang ada dan sewaktu-waktu dapat berubah seiring dengan diperolehnya

data-data baru. Hal itu terjadi karena peta bawah permukaan merupakan hasil

interpretasi geologi atau geofisika yang tergantung pada keterbatasan data, teknik

Page 15: Metode Penelitian Print

1

pelaksanaan, imajinasi yang kreatif, kemampuan visual tiga dimensi dan

pengalaman. Adapun data yang dipakai antara lain data core, wireline log dan data

seismik.

2.4. Perhitungan Cadangan Hidrokarbon (Minyak Bumi)

Cadangan (reserves) adalah perkiraan jumlah volume hidrokarbon (minyak

bumi dan gas bumi) yang diketemukan terakumulasi di dalam batuan reservoir.

Besarnya cadangan hidrokarbon sangat penting untuk terus diketahui. Hal ini

merupakan pertimbangan ekonomis bagi suatu perusahaan, karena untuk

pengembangan selanjutya. Oleh karena itu perhitungan cadangan hidrokarbon perlu

diketahui. Sehingga perhitungan cadangan merupakan pekerjaan periodik yang terus

dilakukan berulang-ulang dengan metode yang digunakan tergantung dari tingkat

perkembangan yang ada. Semakin lengkap dan akurat datanya, maka hasil

perhitungannya semakin mendekati keadaan sebenarnya.

Jenis dan cara metode untuk menentukan besarnya cadangan sangat

bergantung pada kualitas dan kuantitas data yang tersedia, baik dari data geologi,

hasil analisa fluida, analisa batuan, analisa uji sumur, sejarah produksi, dan

sebagainya. Meningkatnya data tersebut sesuai dengan proses pengembangan suatu

lapangan.

2.4.1. Klasifikasi Cadangan Reservoir

Besarnya volume cadangan yang bergantung pada jenis data tersebut,

menjadikan adanya klasifikasi dalam menghitung besarnya cadangan.

Besarnya cadangan diklasifikasikan menjadi dua yaitu cadangan terbukti

(proved reserves) dan cadangan belum terbukti (unproved reserves).

Unproved reserves memiliki tingkat ketidakpastian (uncertienty) yang lebih

besar daripada proved reserves.

a. Cadangan pasti

Cadangan pasti (cadangan terbukti) adalah data besarnya volume

hidrokarbon yang diyakini di kemudian hari dapat diproduksikan secara

teknologi dan cukup komersial (dapat memberikan keuntungan) atas

dasar perundangan yang berlaku. Sejalan dengan perkembangan kegiatan

Page 16: Metode Penelitian Print

1

produksi ternyata tidak semua cadangan pasti ini setelah diproduksikan

hidrokarbonnya dapat menguntungkan. Sehingga proved reserves dapat

dikelompokan menjadi dua yaitu proved developed reserves (cadangan

pasti hidrokarbon yang dapat diproduksikan dan

komersial/menguntungkan) dan Unproved developed reserves (cadangan

pasti hidrokarbon yang bila diproduksikan ternyata tidak komersial).

b. Cadangan belum pasti

Cadangan belum pasti (cadangan belum terbukti) adalah data

besarnya volume cadangan hidrokarbon yang baru dalam perkiraan. Hal

ini masih harus dibuktikan lagi untuk menjadi cadangan pasti. Dengan

perkembangan data-data keteknikan yang dimiliki, sehingga dapat

digolongkan menjadi probable dan possible.

2.4.2. Perhitungan Cadangan Hidrokarbon

Besarnya cadangan hidrokarbon dari suatu reservoir adalah sangat

penting untuk terus dihitung. Adapun cara untuk menghitung besarnya

cadangan sangat tergantung pada kualitas dan kuantitas data yang tersedia.

Perhitungan dapat dilakukan dengan data-data berikut ini:

a. Parameter reservoir

Reservoir merupakan bagian kerak bumi yang mengandung minyak

dan gas bumi. Reservoir sendiri memiliki geometri dan dimensi.

Parameter-parameter reservoir meliputi :

1. Porositas

Porositas diartikan sebagai perbandingan antara volume total

rongga dengan volume total batuan, ini dikenal sebagai porositas

absolut. Namun, karena kepentingan dalam industri perminyakan

maka disefinisikan sebagai perbandingan antara volume rongga yang

saling berhubungan dengan volume total batuan, ini dikenal sebagai

porositas efektif.

2. Permeabilitas

Page 17: Metode Penelitian Print

1

Permeabilitas adalah suatu pengukuran yang menyatakan

tingkat kemudahan dari fluida yang mengalir didalam formasi batuan,

satuannya adalah Darcy.

Batuan dikatakan permeabel apabila mempunyai porositas

yang saling berhubungan, misalnya pori-pori, retakan maupun

rekahan. Parameter yang terkait yaitu porositas, ukuran pori, bentuk

butiran dan kontinuitas.

3. Derajat saturasi air (Sw)

Merupakan rasio dari volume yang berisi cairan dengan

volume porositas total. Saturasi air tidak berdimensi, oleh karena itu

dikali 100 untuk dinyatakan dalam persen.

b. Permodelan geologi

Merupakan cara membuat model reservoir (cadangan minyak)

berdasarkan model fisik maupun model matematik yang dapat

memberikan ilustrasi bentuk reservoir pada kondisi yang sebenarnya.

Selain itu merupakan representasi keseluruhan data (log, peta dan

struktur).

c. Perhitungan volume batuan

Menggunakan perhitungan volumetrik dengan menggunakan

planimeter. Dimana merupakan kalkulasi volume menurut berbagai

batasan dari model yang telah digambarkan oleh pengguna. Batasan-

batasan tersebut antara lain luas, ketebalan zona, porositas, permeabilitas,

saturasi air yang telah dihitung dan dimodelkan. Perhitungan ini

merupakan perhitungan cadangan awal sebelum melakukan perhitungan

selanjutnya.

Volume batuan dapat dihitung dengan bantuan planimeter.

Planimeter adalah alat untuk mengukur luas masing-masing kontur.

Rumus yang digunakan :

1. Rumus trapezium

Volume = ½ t (A1 + A2)

t

A1

A2

Page 18: Metode Penelitian Print

1

Syarat = > = 0.5

Sehingga Volume = ½ t (A0 + 2A1 + 2A2 + 2A3 + 2A4 + 2A5) + ½ tavg

A5

2. Rumus piramide terpotong

Syarat = < = 0.5

Sehingga Volume = 1/3 t (A0 + 2A1 + 2A2 + 2A3 + 2A4 + 2A5) + 1/3 t (

+ + + +

) + 1/3 tavg A5

d. Perhitungan cadangan hidrokarbon

1. Perhitungan cadangan hidrokarbon awal (hydrocarbon reserved)

Merupakan jumlah akumulasi minyak setempat dimana

merupakan hasil kali volume batuan reservoir dengan jumlah

persatuan volume.

Page 19: Metode Penelitian Print

1

Dimana:

ISTOIP = Intial Oil in Place/Perhitungan cadangan awal (bbl)

A = luas daerah reservoir (acre)

K = Konstanta konversi (acre-ft ke bbl) = 7758 bbl

h = Ketebalan reservoir

ϕ = Porositas reservoir (%)

Sw = Saturasi/derajat kejenuhan (%)

Bo = Faktor volume formasi batuan

2. Produktivitas (productivity)

Merupakan kemampuan produksi sumur, dinyatakan dengan

rumus:

Dimana:

k = Permeabilitas

h = Ketebalan reservoir (acre atau m)

Pe = Tekanan reservoir pada batas pengurasan

Pw = Tekanan pada dasar sumur

η = Viskositas

re = Jari-jari pengurasan

rw = Jari-jari sumur

3. Ultimate Recovery

Merupakan jumlah minyak yang dapat diproduksikan

maksimum dari suatu reservoir. Dapat dihasilkan dari hasil kali

perhitungan cadangan awal dengan volume minyak yang dapat

diproduksikan (recovery factor).

Sehingga cadangan minyak yang belum terproduksi adalah:

Page 20: Metode Penelitian Print

1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu:

1. Metode langsung

Pada metode langsung ini, peneliti langsung melakukan penelitian pengambilan

data dari lapangan. Data yang diperoleh dari metode langsung ini berupa data primer,

yaitu:

a. Peta geologi

b. Data petrofisik

2. Metode tidak langsung

Pada metode ini, peneliti mengambil data dari perusahaan. Data-data ini berupa

data sekunder, antara lain:

a. Peta lintasan

b. Data pemboran (data log)

c. Data lithologi dan stratigrafi

Tahapan kegiatan yang dilakukan selama penelitian yaitu:

1. Studi Literatur

Tahapan ini merupakan tahapan awal penelitian, dimana penulis mempelajari

bahan-bahan dan literatur-literatur yang akan digunakan selama penelitian. Literatur

yang digunakan tidak hanya buku-buku saja tetapi dapat berupa catatan kuliah, artikel,

tulisan ilmiah, internet, data perusahaan, dan informasi dari penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya.

2. Pengambilan Data

Kegiatan pengambilan data dilakukan dengan metode-metode yang telah

dijelaskan diatas yaitu metode lagsung (pengambilan data primer) dan metode tidak

langsung (pengambilan data sekunder).

Page 21: Metode Penelitian Print

1

3. Pengolahan dan Analisis Data

Hasil dari pengambilan data primer dan sekunder di lapangan, kemudian

dilanjutkan pada tahapan validasi dan analisis data berdasarkan studi literatur yang

berhubungan dengan penyelesaian kasus yang di teliti.

Page 22: Metode Penelitian Print

1

DAFTAR PUSTAKA

Hardjono, A., 2007, Teknologi Minyak Bumi. Edisi 1, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Nugrahanti, Asri., 2010, Minyak Bumi dan BBM di Indonesia, Edisi 1, Universitas Trisakti,

Jakarta.

Prasetyo, Hadi., 2012, Overview Kegiatan Industri Hulu Minyak dan Gas Bumi, Kupang

Suyartono., 2009, Keselamatan Instalasi Migas, Edisi 1, Yayasan Minergy Informasi

Indonesia, Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumi, tanggal 12/06/2012

http://rovicky.wordpress.com/proses-pembentukan-minyak-bumi/, tanggal 12/06/2012

http://www.agussuwasono.com/artikel/oil-knowledge/368-jenis-jenis-perangkap-minyak-

bumi.html, tanggal 11/06/2012

http://www.agussuwasono.com/artikel/oil-knowledge/419-reservoir-engineering.html,

tanggal 11/06/2012