metode konservasi yang tepat. tepat. sehingga metode serta

5
Standardisasi Pengelolaan Laboratorium Di Lingkungan Direktorat Peninggalan Purbakala A. Latar Belakang Definisi laboratorium menurut Procter (1981) adalah tempat atau ruangan di mana para ilmuwan bekerja dengan peralatan untuk penyelidikan (penelitian) dan pengujian terhadap suatu bahan atau benda. Sedangkan menurut ISO/IEC Guide 2 1 986, laboratorium adalah instansi atau lembaga yang melaksanakan kalibrasi dan pengujian. Sedangkan definisi pengujian adalah kegiatan teknis yang terdiri atas penetapan, penentuan satu atau lebih sifat atau karakteristik dari suatu produk, bahan, peralatan, organisme, fenomena fisik, proses atau jasa, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Laboratorium penguji meliputi laboratorium kimia, fisika, biologi, medis, listrik, mekanis, dan organoleptik. Laboratorium memiliki peran yang penting dalam kegiatan konservasi dan pemugaran benda cagara budaya. Analisis laboratorium diperlukan untuk mencari data yang digunakan untuk mendukung kegiatan konservasi dan pemugaran benda cagar budaya. Analisis laboratorium dilaksanakan sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan kegiatan konservasi dan pemugaran. Terkait dengan salah satu tupoksi Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, dalam melaksanakan kajian di bidang konservasi, teknik sipil, arsitektur, geologi, bif>logi, kimia dan arkeologi maka sudah seharusnya BKPB memiliki laboratorium pengujian dan labf)raforium kf)nser\'asi yang lengkap. Agar dapat membantu pelaksanaan kegiatan kajian secara maksimal maka Laboratorium t^lch Ari Swastikawati, S.Si, M.A Balai Konservasi Peninggalan Borobudur Pengujian (fisik, kimia, biologi) dan Laboratorium Konservasi harus didukung oleh sumberdaya manusia, sarana, dan prasarana terutama peralatan yang memadai. Berbeda dengan BP3 (Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala) yang salah satu tupoksinya adalah melaksanakan pemeliharaan peninggalan sejarah dan purbakala baik yang bergerak maupun tidak bergerak termasuk situs-situsnya. Di mana sebelum melaksanakan pemeliharaan baik konservasi maupun pemugaran, BP3 diharuskan untuk melaksanakan kegiatan perencanaan. Perencanaan konservasi maupun pemugaran didasarkan pada hasil Studi Teknis Konservasi maupun Studi Kelayakan Pemugaran. Oleh karena itu peran dan fungsi laboratorium di lingkungan BP3 terutama mendukung kegiatan studi teknis konservasi maupun studi teknis pemugaran. Berdasarkan hasil studi teknis tersebut dapat ditentukan metode konservasi yang tepat. Sehingga cakupan kegiatan analisis \ang dilakukan oleh laboratorium BP3 lebih terbatas. Terkait dengan otonomi daerah dimana daerah dapat melaksanakan kegiatan pemugaran benda cagar budaya. Maka sekalipun cakupan kegiatan analisisnya terbatas, laboratorium BP3 juga berperan membantu daerah untuk melakukan analisis. ()lch karena itu perlu kiranya dibuat standardisasi dalam pengelolaan laboratorium di lingkungan Direktorat Purbakala terkait dengan tupoksi masing- masing LPT tersebut. B. Maksud dan Tujuan Maksud tulisan ini adalah memberikan masukan bagaimana meningkatkan peran dan fungsi laboratorium dalam pelestarian benda cagar budaya khususnya di lingkungan Direktorat Peninggalan Purbakala. Sedangkan tujuannya adalah membuat standardisasi pengelolaan laboratorium di lingkungan Direktorat Peninggalan Purbakala. C. Standardisasi Laboratorium Di Lingkungan Direktorat Purbakala Da l am r a n g k a meningkatkan peran dan fungsi laboratorium di lingkungan Direktorat Purbakala maka standardisasi laboratorium melipud aspek sumberdaya manusia, analisis, dan peralatan, serta status laboratorium. a) Standardisasi Laboratorium dari Aspek Sumberdaya Manusia Balai Konservasi Peninggalan Borfibudui sebagai pusat kajian di bidang konservasi berperan untuk menemukan metode konservasi serta bahan konservasi yang tepat. Sehingga metode serta bahan konservasi tersebut dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman untuk penanganan benda cagar budaya seluruh di Indonesia. Oleh karena itu sumberdaya manusia yang bekerja di laboratorium BKPB adalah ^ SI-Kimia (MIPA), Sl-I-isika(MlPA), Sl-Biologi(MIPA), Sl-Cieologi ^ D3 Analis Kimia (MIPA) ^ SM A jurusan IP \ 4( :

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: metode konservasi yang tepat. tepat. Sehingga metode serta

Standardisasi Pengelolaan Laboratorium Di LingkunganDirektorat Peninggalan Purbakala

A. Latar BelakangDefinisi laboratorium

menurut Procter (1981) adalahtempat atau ruangan di mana parailmuwan bekerja dengan peralatanuntuk penyelidikan (penelitian) danpengujian terhadap suatu bahanatau benda. Sedangkan menurutISO/IEC Guide 2 1 986,

laboratorium adalah instansi atau

lembaga yang melaksanakankalibrasi dan pengujian. Sedangkandefinisi pengujian adalah kegiatanteknis yang terdiri atas penetapan,penentuan satu atau lebih sifat ataukarakteristik dari suatu produk,bahan, peralatan, organisme,fenomena fisik, proses atau jasa,sesuai dengan prosedur yang telahditetapkan. Laboratorium pengujimeliputi laboratorium kimia, fisika,biologi, medis, listrik, mekanis, danorganoleptik.

Laboratorium memiliki

peran yang penting dalam kegiatankonservasi dan pemugaran bendacagara budaya. Analisislaboratorium diperlukan untukmencari data yang digunakan untukmendukung kegiatan konservasidan pemugaran benda cagar budaya.Analisis laboratorium dilaksanakan

sebelum, selama, dan sesudahpelaksanaan kegiatan konservasidan pemugaran. Terkait dengansalah satu tupoksi Balai KonservasiPeninggalan Borobudur, dalammelaksanakan kajian di bidangkonservasi, teknik sipil, arsitektur,geologi, bif>logi, kimia dan arkeologimaka sudah seharusnya BKPBmemiliki laboratorium pengujiandan labf)raforium kf)nser\'asi yanglengkap. Agar dapat membantupelaksanaan kegiatan kajian secaramaksimal maka Laboratorium

t^lch

Ari Swastikawati, S.Si, M.ABalai Konservasi Peninggalan Borobudur

Pengujian (fisik, kimia, biologi) danLaboratorium Konservasi harus

didukung oleh sumberdayamanusia, sarana, dan prasaranaterutama peralatan yang memadai.

Berbeda dengan BP3 (BalaiPelestarian Peninggalan Purbakala)yang salah satu tupoksinya adalahmelaksanakan pemeliharaanpeninggalan sejarah dan purbakalabaik yang bergerak maupun tidakbergerak termasuk situs-situsnya.Di mana sebelum melaksanakanpemeliharaan baik konservasimaupun pemugaran, BP3

diharuskan untuk melaksanakankegiatan perencanaan. Perencanaankonservasi maupun pemugarandidasarkan pada hasil Studi TeknisKonservasi maupun StudiKelayakan Pemugaran. Oleh karenaitu peran dan fungsi laboratorium dilingkungan BP3 terutamamendukung kegiatan studi tekniskonservasi maupun studi teknispemugaran. Berdasarkan hasil studiteknis tersebut dapat ditentukanmetode konservasi yang tepat.Sehingga cakupan kegiatan analisis\ang dilakukan oleh laboratoriumBP3 lebih terbatas.

Terkait dengan otonomidaerah dimana daerah dapatmelaksanakan kegiatan pemugaranbenda cagar budaya. Maka sekalipuncakupan kegiatan analisisnyaterbatas, laboratorium BP3 jugaberperan membantu daerah untukmelakukan analisis. ()lch karena ituperlu kiranya dibuat standardisasidalam pengelolaan laboratorium dilingkungan Direktorat Purbakalaterkait dengan tupoksi masing-masing LPT tersebut.

B. Maksud dan TujuanMaksud tulisan ini adalah

memberikan masukan bagaimanameningkatkan peran dan fungsilaboratorium dalam pelestarianbenda cagar budaya khususnya dilingkungan Direktorat PeninggalanPurbakala. Sedangkan tujuannyaadalah membuat standardisasi

pengelolaan laboratorium dilingkungan Direktorat PeninggalanPurbakala.

C. Standardisasi Laboratorium

Di Lingkungan DirektoratPurbakala

Da l am r a n g k a

meningkatkan peran dan fungsilaboratorium di lingkunganDirektorat Purbakala makastandardisasi laboratorium melipudaspek sumberdaya manusia, analisis,dan peralatan, serta statuslaboratorium.

a) Standardisasi Laboratorium dariAspek Sumberdaya Manusia

Balai KonservasiPeninggalan Borfibudui sebagaipusat kajian di bidangkonservasi berperan untukmenemukan metode konservasiserta bahan konservasi yangtepat. Sehingga metode sertabahan konservasi tersebut dapatdigunakan sebagai acuan ataupedoman untuk penangananbenda cagar budaya seluruh diIndonesia. Oleh karena itusumberdaya manusia yangbekerja di laboratorium BKPBadalah

^ SI-Kimia (MIPA),Sl-I-isika(MlPA),Sl-Biologi(MIPA),Sl-Cieologi

^ D3 Analis Kimia (MIPA)^ SM A jurusan IP \

4(:

Page 2: metode konservasi yang tepat. tepat. Sehingga metode serta

Balai Pelestarian PeninggalanPurbakala (BP3), salah satukegiatannya adalahmelaksanakan studi teknis

konservasi. Sehingga SDM yangbekerja di laboratorium BP3dituntut dapat menentukanmetode atau memilih metode

dan bahan yang akan digunakandalam kegiatan konservasi. Dimana metode dan bahan tersebut

sudah dikaji sebelumnya olehBalai Konservasi PeninggalanBorobudur. Oleh karena itu

SDM yangdiperlukan adalah;Sl-Idmia (IVIIPA) atau SI-Fisika (MIPA) atau 51-Biologi (IVIIPA) atau SI-Geologi

^ D3- Analis Kimia (MIPA)SMA jurusan IPAPertimbangan ini

didasarkan bahwa semua sarjanatersebut di atas sudah memilikipengetahuan dasar ilmu kimia,biologi, dan fisika ketika SLTAserta di awal perkuliahan.Sehingga SDM yang tersediadiharapkan dapat melaksanakankegiatan analisis laboratoriumsebagai pendukung studi tekniskonservasi maupun pemugaran.

b) Standardisasi Laboratorium dariAspek Analisis

Balai KonservasiPeninggalan Borobudur sebagaipusat kajian di bidang konservasiberperan untukmengembangkan Analisis Dasar.Analisis dasar tersebutdidokumentasikan dalam bentukPanduan Prosedur AnalisisDasar LaboratoriumKonservasi. Prosedur analisisdasar tersebut dapatdilaksanakan dalam setiapkegiatan analisis laboratorium diseluruh BP3. Sebagaikonsekuensi Balai konser\asiPeninggalan Borobudui jugaberperan untuk merencanakandan melaksanakan piogtam

pelatihan analisis dasar.Program pelatihan analisis dasardapat dilaksanakan dalam bentukkegiatan Pelatihan AnalisLaboratorium Konservasi.

Dengan tersedianya PanduanProsedur Analisis Dasar

Laboratorium Konservasi dan

program pelatihannya,diharapkan akan terdapatkeseragaman dalam proseduranalisis laboratorium di

lingkungan DirektoratPeninggalan Purbakala.Sehingga data hasil analisis lebihakurat dan dapatdipertanggungjawabkan secarailmiah.

Panduan analisis dasar

tersebut mencakup proseduranalisis, yang memungkinkandapat dilaksanakan oleh BP3.Hal ini terkait denganketersediaan SDM, alat dan

bahan. Sehingga pekerjaan yangtidak memungkinkandilaksanakan oleh BP3 karena

ketiadaan alat seperti AAS, SEM,UTM, mikroskop binokulerbeserta kameranya tidak perludilakukan. Prosedur analisis alat-

alat tersebut dibuat khususdalam bentuk DokumenPanduan Mutu Laboratorium.Dokumen Panduan Mutu

tersebut sekaligus dipersiapkansebagai bahan untukmengajukan akreditasi. Sehinggaakreditasi ditujukan hanya padaparameter-parameter uji yangterkait dengan alat-alat tersebut.Pertimbangan ini didasarkanbahwa dokumen panduan mutubersifat rahasia, artinya tidakboleh diketahui oleh instansi lain.

Adapun jenis-jenis analisisdasar dalam Panduan Prosedur

Analisis Dasar Laboratorim

Konservasi meliputi;1) Analisis 1 -isik / Petn)grafi

- Analisis warna (color

chart)

- Berat jenis (beker glass,timbangan anahtik, oven)

- Kadar air (beker glass,timbangan anahtik, oven)

- Porositas (beker glass,timbangan analitik, oven)

- Analisis tekstur

- Analisis struktur

- Analisis kuat tekan padabatu, bata, kayu, danepoksi resin (compressiontester, bor batu)

- Kekerasan (skala mohs)- Komposisi plester (beaker

glass dan timbangananalitik)

- Suhu pembakaran batadan keramik (mufflefurnace, cawan porselin)

2) Analisis biologi- Analisis visual lumut

(loupe)- Analisis visual algae(handy microscope,camera digital)

- Analisis visual fungi(handy microscope,camera digital)

3) Analisis kimia

- Analisis gravimetri (dalamsatuan persen (%))Kandungan silica (Si) dancarbonat (C03) dalambatu, bata (muffle furnice,cawan patina, dantimbangan analitik)

- Analisis titrimetri (dalamsatuan persen (%) atauppm (part permiUion))Kandungan sulfat (S04),dor (Cl), calsium (Ca),alumunium (Al), besi (Ee)dan magnesium (Mg)dalam batu, bata danplester (micro buret,

timbangan analitik,shacker, dan magneticstirrer)

Oleh k arena itu semua

laboratorium BP3 diharapkanmampu melaksanakan kegiatanketritan analisis tersebut di atas.

Page 3: metode konservasi yang tepat. tepat. Sehingga metode serta

Balai Konservasi PeninggalanBorobudur selain mengerjakankegiatan-kegiatan analisistersebut juga melaksanakankegiatan analisis khususmeliputi:1) Analisis SEM (Scaning

Electro Microscope, finecoat, dan vacuum

evaporation)- Analisis microstructur

(ukuran pori dan butiranpada bata, batu, danlempung)

2) Analisis FisikAnalisis fisik yangmenggunakan alat UTMantara lain:

- Analisis kuat tekan padabatu, bata, kayu, danepoksi resin

- AnaHsis kuat geser tekanpada batu, bata, kayu, danepoksi resin

- Analisis lentur tarik padakayu dan epoksi resin

3) Analisis bioassay- Uji Efektifitas herbisida- Uji Efektifitas algesida

(vertical laminar flowcabinet microscopebinokuler dan camera

digital khusus)- Uji Efektifitas fungisida

(microscope binoculer,camera digital khusus,lemari pendingin, verticallaminer flow cabinet,autoclave, incubator,oven dll)Uji efektifitas insectisida

- Identifikasi spesies jamur- Identifikasi spesies algae

4) Analisis dengan Alat AAS(Atomic AbsorbtionSpectrofotometer)- Analisis kandungan unsur

besi (Fe), timbal (Pb),tembaga (Cu), crom (Cr),alumunium (Al),magnesium (Mg), dor(Cd), dan calsium (Ca).

c) Standardisasi Laboratorium dariAspek Status Laboratorium

Laboratorium Balai

Konservasi PeninggalanBorobudur merupakanlaboratorium konservasi terbesar

se-Indonesia dan sudah dikenal

sebagai laboratorium konservasibatu se-Asia Tenggara. Olehkarena itu, sudah seharusnyalaboratorium BKPBmenerapkan Standard ISO/IEC17025 (ISO: International

Organization forStandardisation) untukmenjamin mutu dan keakuratandata hasH pengujian. Penerapanstandard ISO tersebut jugasebagai upaya agar data basilpengujian dapat diakui secaranasioiial maupun internasional.Sebagai konsekuensilaboratorium BKPB harusmengajukan akreditasi kepadaKomite Akreditasi Nasional(KAN). Adapun definisiakreditasi adalah pengakuanformal oleh lembaga yangberwenang (KAN: KomiteAkreditasi Nasional) yangmenyatakan bahwa suatulaboratorium atau institusi telahmemenuhi persyaratan untukmelakukan kegiatan tertentu(pengujian, pemeriksaan, dankaUbrasi).

Persyaratan parameter ujiyang diajukan adalah parameteruji yang sering dikerjakan,peralatan yang dipergunakandikakbrasi secara rutin, SDMyang melaksanakan pengujiansudah berpengalaman. Peralatan}ang digunakan sebaiknyamerupakan peralatan yang hanyadimiliki oleh BKPB. Hal initerkait dokumen panduan mutubersifat rahasia. Beberapa halyang harus dipersiapkan dalampengajuan akreditasi antara lain:L Sistem Manajemen Mutu dan

kompetisi teknis yang

memenuhi persyaratanISO/IEC 17025: 2005 yangdidokumentasikan dalam

Dokumen Panduan Mutu

Laboratorium.

2. SDM yang berkualitas danmemiliki sertifikat:

• Pelatihan Pemahaman

ISO 17025:2005

• Pelatihan Pembuatan

Dokumen Panduan

Mutu

• Pelatihan Audit

Internal

Pelatihan Validasi

Metode Pengujian• Pelatihan Kalibrasi Alat

• Pelatihan EstimasiKetidakpastian

Pengukuran• Pelatihan Jaminan

Mutu PengujianPelatihan dapat dilaksanakansendi r i denganmendatangkan instruktur(konsultan) dari institusi yangberwenang atau mengikutkanstaff laboratorium dalamprogram pelatihan tersebut diinstitusi lain seperti: BSN(Badan StandarisariNasional), dan PT. EmbrioBiotekindo.

3. Anggaran biaya yangmemadai.

4. Hal mendasar yang harus adaketika sebuah instansi akanmengajukan akreditasi adalahadanya komitmen yang kuatdari tingkat pimpinan sampaipada tingkat staflaboratorium. Akreditasilaboratorium BalaiKonservasi PeninggalanBorobudur akan sulitterwujud jika satu saja darikomponen organisasitersebut tidak memilikikomitmen yang kuat.

5. Adanya Struktur ManajemenLaboratorium sesuai denganStandard 180 17025.

Page 4: metode konservasi yang tepat. tepat. Sehingga metode serta

Struktur ManajemenLaboratorium ini merupakanstruktur organisasi bayangandari struktur organaisasiinsdtusi yang sudah ada. Dimana dalam struktur

organisasi ini terdapatmanajer puncak, manajermutu, manajer teknis,manajer administrasi,koordinator mutu internal,

koodinator mutu eksternal,

TU administrasi, administrasi

sampel, penyelia dan analis.Kedudukan manajeradministrasi tidak mutlak

artinya jabatan manajeradministrasi dapat dijadikansatu dengan manajer mutu.Adapun bagan strukturmanajemen laboratoriumtersebut adalah sebagaiberikut:

AJER PUNCA

d

AWNAJER MUTUMANAJERMANAJER TEKNIS AbMINISTRASI

ADMINISTMSI

SAAVELPENYELIA Kord.Mirtu

Internal

Kord. Mutu

Eksterao!

TU LAB

ANALIS

Adapun tugas dari setiappersonel dalam strukturmanagemen labaratoriumsebagai berikut:

Manajer puncak- mengarahkan dan

mengendalikan organisasipada tingkatan tertinggi.

- memiliki kewenangan untukmenentukan kebijakan dansumberdaya baik mutu, teknisdan administrasi yangdiperlukan dalampengoperasian laboratoriumsesuai ISO 17025.

- memiliki komitmen untuk

melaksanakan sistem mutu.

- menetapkan sistem mutulaboratorium sesuai standar

ISO 17025.

- menetapkan kaji ulang sistemmutu laboratorium.

- menetapkan susunanpersonel laboratorium.

Manajer teknis- bertanggung jawab pada

pelaksanaan dan basilpengujian sampel.

- melaksanakan pengawasanterhadap seluruh kegiatanpengujian.

- melakukan penelusuran basilpengujian jika ada kelubanteknis dari pelanggan.

- melaksanakan kaji ulangpelaksanaan teknis pengujian.

Manajer mutu- melaksanakan kaji

ulang sistem mutu.- bertanggung jawab

d a l a m

pelaksanakan auditinternal maupuneksternal.

- memastikan babwa

pelaksanaansistem mutu

laboratorium

sesuai dengan standar ISO17025.

Manajer administrasi- bertanggung jawab pada

urusan rumab tanggalaboratorium.

- bertanggung jawab padapelaksanaan pengadaanbaban, peralatan dan babanbabis pakai.

- mengkoordinasikanpengendalian dan distribusidokumen.

- bertanggung jawab dalampenerbitan laporanpengujian.

Penyelia- membantu manager teknis

dalam pengawasan danpembinaan kegiatanpengujian.

- memeriksa, mengkoreksi danmemaraf basil pengujian.

Analis

- melakukan pengujian.- bertanggung jawab terbadap

perawatan dan operasionalkalibrasi alat.

TU laboratorium

- melaksanakan surat

menyurat, pengetikanlaporan pengujian.

- melakukan pemiliban,pemesanan dan pemdmpananbaban.

Administrator sampel- mengelola sampel meliputi,

pelabelan, penomoran, danpenyimpanan sampel sertamengisi form instruksi kerjapengujian.

Kordinator mutu internal- melaksanakan koordinasi

pelaksanaan mutu internalseperti kalibrasi alat, validasidan verifikasi metode.

Kordinator mutu eksternal

- melaksanakan koordinasi

pelaksanaan mutu eksternalseperti kalibrasi di luar

instansi, pengbubung ke-KAN dan institusi lain.

d) Standardisasi Laboratorium dari

Aspek PeralatanStandardisasi peralatan

dilaksanakan dengan caramengelt^mpokkan peralatanmenjadi peralatan primer, peralatansekunder, dan peralatan tersier.Peralatan primer adalah peralatanyang diperlukan untuk kegiatanpcngambilan data di lapangan.

45

Page 5: metode konservasi yang tepat. tepat. Sehingga metode serta

Peralatan sekunder merupakanperalatan standar untuk kegiatananalisis di laboratorium. Peralatan

primer merupakan peralatan wajibyang harus dimiliki oleh setiap UPT.Peralatan sekunder merupakanperalatan wajib yang harus dimilikioleh UPT-UPT yang sudahmemiliki ruang laboratorium danruang penyimpanan bahan kimia.Sehingga UPT-UPT yang belummemiliki ruang laboratorium belumwajib memiliki peralatan sekundertersebut. Sedangkan peralatantersier adalah peralatan yang hanyadimiliki BKPB terkait dengankuantitas penggunaan, SDM, biayapengadaan, dan servis alat.Pengelompokan peralatan dapatdilihat dalam tabel berikutini:

Kelompok Alat

A Primer

^iama Alat

1 skala Mosh (Kekerasan)2 p/otimeter3 temnmetermax-min

4 meteran

5 tefwHe detector

6 handy mlctoskopT Icupe8 higrorneter9 lermometer

10 luxm^er

11 neopyro12 ceiTie/acS^el13 Ion meler

Sekunder 1 muffle fumice

2 osen

3 timbangan snalillk4 ayakan bertingkat5 shacker

8 alat tlliasi

7 hot plate slirrar8 peiataiangelas (glass were)9 cawan patina10 lemari asam

11 lemari pendingin12 compression tester

13 vacuum pump14 colorchart

15 jangkasorong16 grenda17 borsampel

18 vicolesler

Tetsler 1 AAS

2 SEM (Scaning Electro Mckroskop. fine coat, vacuum evaptxatio)JTM [Univerves^ Testing Kbchlne)

3 microscop binokuler * camera digilal4 vertical laminarflowcabinat

5 autoclate

6 mlkroskoppolarisasl + catneta digital7 ultrscut

8 spekimfoiometer

D. PenutupTerkait dengan tupoksi yang

berbeda antara BKPB, BPSMP

Sangjran dan BP3 maka sebaiknyadilaksanakan Program StandardisasiPengelolaan Laboratorium dilingkungan Direktcjrat PeninggalanPurbakaia. Dilaksanakann)'apr(}gram standardisasi dalampengelolaan laboratorium ini

diharapkan dapat meningkatkanperan dan fjngsi laboratoriumdalam ikut mendukung pelestarianbenda cagar budaya di Indonesia.Standardisasi meliputi aspek SDM,analisis, status laboratorium dan

peralatan (lihat Tabel. StandarisasiPengelolaan Laboratorium). Dalamkonsep ini belum secara mendalammenyinggung pengelolaanlaboratorium BPSMP Sangiran,karena instansi tersebut memiliki

materi bcb yang berbeda denganUPT lain. Oleh karena itu masih

sangat diperluka.i saran dan masukanuntuk menyempurnakannya. lEI

Pengujian ; proses, cara, perbuatanmenguji

Analisis : penyelidikan terhadapsuatu peristiwa untukmengetahui keadaan yang 'sebenarnya

Penyelia: pengawas; supervisor

Daftarlstilah

Standar ; ukuran tertentu yangdipakai sebagai patokanStandardisasi: penyesuaian bentuk

(ukuran, kualitas dsb)dengan pedoman (standar)yang ditetapkan

Laboratorium; tempat ataukamar tertentu yangdilengkapi dengan peralatanuntuk mengadakanpercobaan (penyelidikan)

Penehdan; pemeriksaan yangteliti, penyelidikan kegiatanpengumpulan, pengolahan,analisis, penyajian data yangdilakukan secara sistimatis

dan objektif untukmemecahkan suatu

persoalan atau mengujihipotesis untukmengembangkan prinsip-prinsip umum

Daftar Pustaka

Anonim. 2005. Standar

Internasional ISO/IEC

17025: Persyaratan UmumKompetensi LaboratoriumPengujian dan LaboratoriumKalibrasi. Diterjemahkanoleh Komite Akreditasi untuk

digunakan sebagaipersyaratan akreditasilaboratorium kalibrasi dalam

sistem akreditasi

laboratorium Komite

Akreditasi Nasional, Jakarta.Anonim. 2007. Standarisasi

Pengelolaan Laboratoriumdalam RangkaPengintegrasian PemanfaatanLaboratorium di Universitas

Indonesia. Unit DRPM,Universitas Indonesia,Jakarta.

Anonim. 2008. Kamus BesarBahasa Indonesia. PusatBahasa. DepartemenPendidikan Nasional, Jakarta.

Http.//mbrio-food./article6.htm.Surono, Ir.M.Phil. PeranLaboratorium dal

a m

Pengembangan Mutu danKeamanan Pangan danPertanian. Dikudp tanggal 19Agustus 2010.

Tabel. Standardisasi Pengelolaan Labcr^oriivn d Lingkungan Pirbateia

Standardsad

1Utic4sI

BP3

Ntiasana<an lajian kcreervasi, teoilc spil, arslEknr, gedc^, Udagl, Igrria dan arlEolagIrv^aksanikan pdatihan analisis IdxxaiaiijmkcnsEivasi

fAlaksanalan pemeilhafaan bdj

2 Peran Laboratoriim Uenerrulai rmcde dan isahan koeenasl yvfitepat sebagai aoiandalam pelsstarian bd>

hfcneiitJan atau rremilh riBode d;..^ r...yarg sudah dls^lolSiBKi^ ,

3 &nberSafi Wbnusla Sl-IOrria (klPA), Sl-adc«l |MPA), Sl-fisika (MPPj.Sl-Gedcgl,CS-analis Mtria (MPA), »i«jiJ\san IPA

4 Prosedf Analisis Pandan Ca» Prosedi/ Analisis Laboratoriimtekimen randian WAu labcratcriun

Sl-Wrria (MPA) atau (Mp.,atau Sl-«eologi cfen DJ-anails Mrria (MPAl

paodian Dasar Proseda Anaisj"Wiati

S Statisiatoatoriian

6Peralaian

Terakredtasi 7)(jAteral(r«9tasl

Mirer

Seluidcr

Tersier

PrilTW

Sekunder

•4