metlit word rachma novriesya

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengue Hemorrhagic fever (DHF) atau Demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (Nursalam, 2005). Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama pada anak. Penyakit ini juga sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah. Anak-anak dengan DHF umumnya menunjukkan peningkatan suhu tiba-tiba yang disertai dengan kemerahan wajah dan gejala konstitusional non-spesifik yang menyerupai DF, seperti anoreksia, muntah, sakit kepala, dan nyeri otot atau tulang dan sendi (WHO, 1999). Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan kemudian akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus antibody, dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplement. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu. 1

Upload: rachma-novriesya-mayzura

Post on 30-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas metlit

TRANSCRIPT

Page 1: Metlit Word Rachma Novriesya

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengue Hemorrhagic fever (DHF) atau Demam berdarah dengue adalah

penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan

nyamuk aedes aegypti (Nursalam, 2005). Penyakit ini dapat menyerang semua

orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama pada anak. Penyakit ini juga

sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah. Anak-anak dengan DHF

umumnya menunjukkan peningkatan suhu tiba-tiba yang disertai dengan

kemerahan wajah dan gejala konstitusional non-spesifik yang menyerupai DF,

seperti anoreksia, muntah, sakit kepala, dan nyeri otot atau tulang dan sendi

(WHO, 1999).

Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti

dan kemudian akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus

antibody, dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplement. Akibat aktivasi

C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk

melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya

permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel

dinding itu.

Wabah demam dengue di Eropa meletus pertama kali pada tahun 1784, sedangkan

di Amerika Selatan wabah itu muncul diantara tahun 1830 – 1870. Di Afrika

wabah demam dengue hebat terjadi pada tahun 1871 – 1873 dan di Amerika

Serikat pada tahun 1922 terjadi wabah demam dengue dengan 2 juta penderita.

Dalam kurun waktu 4 tahun yaitu pada tahun 2007-2010, kasus DBD di Indonesia

meningkat tiap tahunnya. Terdapat dua puncak epidemik di tahun 2007 terdapat

158.115 kasus dan 2009 terdapat sekitar 158.912 kasus. Pada tahun 2008 terdapat

137.469 kasus (Insiden Rate = 59,02 per 100.000 penduduk) dan tahun 2010

mencapai sekitar 140.000 kasus. Ada beberapa cara penatalaksanaan dalam

mengobati Dengue Hemorrhagic Fever salah satunya yakni dengan menggunakan

sari kurma. Kurma (phoenix dactylifera) pohonnya semacam palm yang tumbuh

1

Page 2: Metlit Word Rachma Novriesya

dan berbuah di negeri arab, irak dan sekitarnya. Banyak ditemukan di padang

pasir (kering) dan bisa mencapai tinggi 30-35 meter, mulai berbunga setelah umur

6-16 tahun, ada dua jenis jantan dan betina dengan bentuk bunga lebih besar untuk

yang berjenis jantan. Buah kurma berbentuk lonjong dengan ukuran 2-7.5 cm

dengan warna yang bermacam-macam antara coklat gelap, kemerahan, kuning

muda dan berbiji. Buah kurma memiliki zat-zat berikut Gula (campuran glukosa,

sukrosa, dan fruktosa), protein, lemak, serat, vitamin A, B1, B2, B12, C,

potasium, kalsium, besi, klorin, tembaga, magnesium, sulfur, fosfor, dan beberapa

enzim yang dapat berperan dalam penyembuhan berbagai penyakit (Rahmawan,

2006). Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas pemberian jus kurma dalam

meningkatkan trombosit pasien DBD

1.2 Rumusan Masalah

Apakah mengkonsumsi sari kurma dapat bermanfaat terhadap peningkatan jumlah

trombosit pada pasien dengan penyakit DHF?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitiah ini adalah untuk mengetahui manfaat mengkonsumsi sari kurma

terhadap peningkatan jumlah trombosit pada pasien dengan penyakit DHF

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Manfaat akademis penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dan

pengetahuan farmakologi bahan alam, khususnya buah kurma dalam

meningkatkan jumlah trombosit pada penderita Dengue Hemorrhagic Fever

(DBD).

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini untuk menjadikan buah kurma sebagai

obat alternatif dalam meningkatkan jumlah trombosit pada penderita DHF.

2

Page 3: Metlit Word Rachma Novriesya

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

DHF atau dikenal dengan istilah demam berdarah adalah penyakit yang

disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan

nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ).

Menurut beberapa ahli pengertian DHF sebagai berikut: Dengue haemorhagic

fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus

yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan

nyamuk aedes aegepty (Christantie Efendy,1995 ).

Dari kesimpulan di atas dapat di simpulkan bahwa DHF ( dengue haemoragic

fever) suatu keadaan dimana seorang individu mengalami demam akibat dari di

tularnya melalui virus nyamuk yang dapat saja terjadi pada anak dan orang

dewasa dan Demam akut, yang tetap tinggi selama 2 – 7 hari kemudian turun

secara lisis demam disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, lemah, nyeri.

Faktor-faktor risiko pada DHF (WHO,2004): Status imun setiap individu

Strain/serotipe yang menginfeksi usia pasien.

2.2 Etiologi Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

Penyakit DHF disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk

Aedes aegypti. Virus ini termasuk dalam kelompok arbovirus golongan B. Hingga

sekarang telah dapat diisolasi empat serotif virus dengue di Indonesia, yaitu DEN-

1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Namun yang paling banyak menyebebkan demam

berdarah adalah dengue tipe DEN-2 dan DEN-3. Di Indonesia dikenal dua jenis

nyamuk aedes, yaitu Aedes aegypti, dan Aedes Albopictus.

2.3 Manifestasi Klinis Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

Tanda Dan Gejala :

3

Page 4: Metlit Word Rachma Novriesya

Demam tinggi selama 5 – 7 hari

 Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.

 Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.

 Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.

 Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.

 Sakit kepala.

 Pembengkakan sekitar mata.

 Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.

 Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah

menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

2.4 Patofisiologi Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

Infeksi virus dengue

         Kompleks virus – antibodi                           Depresi sumsun tulang                             ↓                                                                ↓              Aktivasi komplemen                           Perdarahan trombositopenia                             ↓            Pelepasan antihistamin                             ↓   Permeabilitas membran meningkat                             ↓               Kebocoran plasma                                                                       Hipokalemi                             ↓     Renjatan hipokalemia, hipotensi                             ↓               Asidosis metabolik

(Suriadi, S.Kp, 2001; 58)

Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan

kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-

antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi

C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan

histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya

permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel

dinding itu.

4

Page 5: Metlit Word Rachma Novriesya

Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor

koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya

perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.

Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding

pembuluh darah , menurunnya volume plasma , terjadinya hipotensi ,

trombositopenia dan diathesis hemorrhagic , renjatan terjadi secara akut.

Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel

dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami

hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic

dan kematian.

2.5 Klasifikasi Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) Menurut WHO

Kriteria klinis DHF menurut WHO 1986:

· Demam akut, yang tetap tinggi selama 2 – 7 hari kemudian turun

secara lisis. Demam disertai gejala yang tidak spesifik mis:

anoreksia, malaise, nyeri pada punggung, tulang persendian dan

kepala

· Manifestasi pendarahan mis: uji torniket (+), petekie, ekimosis,

epitaksis, pendarahan gusi, hematemesis, melena

· Pembesaran hati dan nyeri tekan pada ikterus

· Dengan / tanpa renjatanrenjatan yang terjadi pada saat demam

biasanya mempunyai prognosis yang buruk

· Kenaikan nilai hemotokrit (hemokosenirasi) sedicirnya 20%.

(Arief Mansjoer, dkk, 2001; 429)

Derajat beratnya DHF secara klinis dibagi sebagai berikut:

· Derajat I (ringan) terdapat demam mendadak selama 2 – 7 hari

disertai gejala klinis lain dengan manifestasi pendarahan

teringan yang uji turniket (+) (cara uji turniket ialah pasang

manset tensimeter pada elngan atas dan pompa sampai air raksa

mencapai pertengahan tekanan sistolik dan diastolik, biarkan

5

Page 6: Metlit Word Rachma Novriesya

selama 5 menit. Bila setelah manset dibuka terdapat lebih dari

20 petekia pada daerah lengan bawah dengan diameter 2,8 cm

dinyatakan positif)

· Derejat II (sedang) ditemukan pendarahan akut dan manifestasi

pendarahan lain

· Derajat III ditemukan tanda-tanda renjatan

· Derajat IV terdapat dengue shock syndrome dengan nadi dan TD

yang tidak terukur

·

2.6 Buah Kurma (Phoenix dactylifera L)

2.6.1 Taksonomi

Klasifikasi ilmiah (sumber : Budka, 2008) :

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas: Arecida

Ordo: Arecales

Famili: Arecaceae (suku pinang-pinangan)

Genus: Phoenix

Spesies: Phoenix dactylifera L

2.6.2 Uraian TanamanKurma , (Arab: تمر, Tamr; nama latin Phoenix dactylifera) adalah tanaman

palma (Arecaceae) dalam genus Phoenix, buahnya dapat dimakan. Walaupun

tempat asalnya tidak diketahui karena telah sejak lama dibudidayakan,

kemungkinan tanaman ini berasal dari tanah sekitar Teluk Persia[1]. Pohonnya

6

Page 7: Metlit Word Rachma Novriesya

berukuran sedang dengan tinggi sekitar 15-25 m, tumbuh secara tunggal atau

membentuk rumpun pada sejumlah batang dari sebuah sistem akar tunggal.

Daunnya memiliki panjang 3-5 m, dengan duri pada tangkai daun, menyirip dan

mempunyai sekitar 150 pucuk daun muda; daun mudanya berukuran dengan

panjang 30 cm dan lebar 2 cm. Rentangan penuh mahkotanya berkisar dari 6-10

m. Kurma telah menjadi makanan pokok di Timur Tengah selama ribuan tahun

lamanya. Pohon Kurma diyakini berasal dari sekitar Teluk Persia dan telah

dibudidayakan sejak zaman kuno dari Mesopotamia ke prasejarah Mesir,

kemungkinan pada awal 4000 SM. Bangsa Mesir Kunomenggunakan buahnya

untuk dibuat menjadi anggur kurma dan memakannya pada saat panen. Ada bukti

arkeologi budidaya kurma di bagian Arabtimur pada tahun 6000 SM. (Alvarez-

Mon 2006). Pada zaman selanjutnya, orang Arab menyebarkanluaskan kurma di

sekitar Selatan dan Barat Daya Asia, bagian utara Afrika, Spanyol dan Italia.

Kurma diperkenalkan di Mexico dan California, disekitar Mission San Ignacio,

oleh bangsa Spanyol pada tahun 1765.

Buah yang dihasilkan oleh pohon kurma dikenal sebagai buah kurma. [4] Bentuk

buahnya lonjong-silinder dengan panjang 3-7 cm, berdiameter 2-3 cm dan ketika

masih muda warnanya merah cerah ke kuning terang, tergantung dari jenisnya.

Kurma memiliki biji tunggal yang ukuran panjangnya sekitar 2-2,5 cm dan

tebalnya 6-8 mm. Buah kurma dikelompokan menjadi tiga golongan utama yaitu:

lunak (contohnya 'Barhee', 'Halaw', 'Khadrawy', 'Medjool'), semi-kering

(contohnya 'Dayri', 'Deglet Noor', 'Zahidi') dan kering (contohnya 'Thoory'). Jenis

buah ini tergantung pada kandungan glukosa, fruktosa dan sukrosa.

Pohon kurma merupakan tanaman jenis dioecious, yaitu memiliki tanaman jantan

dan betina yang hidup secara terpisah. Mereka dapat tumbuh dengan mudah dari

bakal biji, tetapi hanya 50% tanaman betina yang ditanam secara pembibitan akan

berbuah, dan menghasilkan buah yang kecil serta berkualitas rendah. Sebagian

besar perkebunan menggunakan perkembangbiakan stek pada tanaman, terutama

pada kultivar 'Medjool' karena bisa menghasilkan panen yang banyak serta buah

yang manis dan besar. Tanaman yang tumbuh dari cara stek akan berbuah 2-3

tahun lebih awal daripada tanaman yang menggunakan bibit.

7

Page 8: Metlit Word Rachma Novriesya

Pembuahan dengan serbuk sari pada pohon kurma dilakukan secara alami oleh

angin tetapi pada perkebunan oasis tradisional dan perkebunan modern,

penyerbukan dilakukan secara manual. Penyerbukan alami pada tanaman jantan

dan betina, dapat terjadi dengan jumlah yang sama antara kedua tanaman. Namun,

bila dilakukan dengan bantuan, satu tanaman jantan bisa menyerbuki hingga 100

tanaman betina. Tanaman jantan yang merupakan sebagai penyerbuk,

memungkinkan para petani menggunakan sumber daya mereka untuk

memproduksi lebih banyak buah pada tanaman betina.

Beberapa petani bahkan tidak memelihara tanaman jantan, yang mana sebagai

bunga jantan, untuk menyediakannya di pasar lokal pada saat waktu penyerbukan.

Penyerbukan manual dikerjakan oleh pekerja terampil dengan menggunakan

bantuan tangga untuk naik ke atas pohon. Di beberapa daerah seperti Irak, para

pekerja memanjat pohon dengan menggunakan alat pemanjat khusus, dimana alat

tersebut mengitari batang pohon dan pendaki membuatnya tetap melekat pada

bagasi saat mendaki. Jarang serbuk sari dapat diterbangkan ke bunga betina

dengan angin.

Kurma matang dibagi menjadi empat golongan, yang mana dikenal di seluruh

dunia dengan menggunakan penamaan Arab yaitu, kimri (muda), khalal

(berukuran penuh), rutab (matang, lembut), tamr (matang, dikeringkan dengan

bantuan matahari).

Setiap 100 gram kurma segar dapat mengandung sumber vitamin C [rujukan?] dan

energi sebesar 230 kcal (960 kJ). Air yang terkandung dalam kurma relatif sedikit

dan hal ini tidak menjadikannya jauh lebih pekat pada saat proses pengeringan

berlangsung, meskipun vitamin C-nya akan hilang.

Kurma merupakan tanaman tradisional yang penting di Turki, Iraq, Arab, Afrika

Utara sampai ke Maroko. Di negara-negara Islam, kurma danyogurt atau susu

adalah makanan tradisional yang utama untuk berbuka puasa pada saat

bulan Ramadan. Kurma (terutama Medjool dan Deglet Noor) juga dibudidayakan

di Amerika Serikat pada bagian selatan California, Arizona dan bagian

selatan Florida.

8

Page 9: Metlit Word Rachma Novriesya

Pohon kurma dapat berbuah setelah ditanam selama 4 sampai 7 tahun dan bisa

dipanen ketika telah berusia 7 sampai 10 tahun. Pohon kurma yang telah dewasa

bisa menghasilkan 80-120 kg (176-264 lb) buah kurma pada setiap musim

panennya. Agar mendapatkan buah yang berkualitas untuk bisa dipasarkan, tandan

kurma harus ditipiskan dan dibungkus atau ditutup sebelum matang supaya

buahnya bisa tumbuh menjadi lebih besar dan terlindungi dari cuaca dan hama,

seperti burung.

2.6.3 Manfaat Kurma dan Pengaruh Konsumsi Kurma Terhadap

Peningkatan Jumlah Trombosit

Sejak abad ke-16 banyak laporan mengenai penyembuhan penyakit sariawan

dengan buah-buahan dan sayur-sayuran yang hingga kini telah diketahui

mengandung asam askorbat. Asam askorbat mempunyai fungsi dalam tenunan

pengikat yaitu sebagai pengangkut gugus sulfat yang diperlukan dalam

pembentukan kondroitin sulfat (glikosaminoglikan) yang merupakan gel substansi

dasar antara sel-sel organ. Selain itu juga mempunyai peranan dalam

pemeliharaan status reduksi Fe2+ dan Cu2+ dalam beberapa enzim yang

memperlancar polimerisasi dan ikatan silang kolagen dan serat-serat elastis dalam

tenunan pengikat (Linder 2006). Menurut Linder, terdapat hubungan yang jelas

antara kebutuhan askorbat dan tenunan metabolisme pengikat seperti gejala

sariawan, perdarahan kapiler, perdarahan gusi, dan penyembuhan luka. Buah

kurma (Gambar 4), kaya dengan protein, serat, glukosa, dan vitamin seperti

vitamn A (β-karoten), B1 (tiamin), B2 (Riboflavin), C (asam askorbat), biotin,

niasin, dan asam folat, juga terdapat zat mineral seperti besi, kalsium, sodium dan

potasium. Selain itu kadar protein pada buah kurma sekitar 1,8-2%, kadar glukosa

sekitar

50-57 %, dan kadar serat 2-4% (Jahromi et al 2007). Beberapa senyawa flavonoid

yang berhasil diidentifikasi dari kurma diantaranya senyawa flafone, flavanone,

dan flavonol glikosida (Mansouri et al 2003). Biji kurma juga mengandung

sejumlah senyawa fenolik seperti hidroksitirosol, dan tirosol, senyawa sterol

9

Page 10: Metlit Word Rachma Novriesya

seperti kolesterol, stigmasterol, dan β-sitosterol, selain itu juga terdapat seyawa

tokoferol seperti α- tokoferol, δ-tokoferol, dan γ-tokoferol (Besbes et al 2004).

Selain asam askorbat, kurma juga mengandung sejumlah vitamin penting yang

dapat membantu meningkatkan metabolism tubuh. Vitamin tersebut berfungsi

sebagai koenzim yang berperan dalam metabolisme, seperti vitamin A (β-

karoten), B1 (tiamin), B2 (riboflavin), biotin, niasin, dan asam folat. Tiamin

berfungsi sebagai koenzim pada beberapa reaksi inti metabolisme seperti reaksi

dekarboksilasi dan reaksi transketolase. Defisiensi tiamin dapat menyebabkan

penyakit beri-beri. Sedangkan riboflavin berperan sebagai koenzim dalam reaksi

fosforilasi oksidatif (transport elektron). Vitamin A terlibat dalam proses

diferensiasi sel epitel, produksi lendir, fertilitas, dan pertumbuhan tulang. Vitamin

E (tokoferol) berperan sebagai antioksidan terhadap radikal bebas. Biotin berperan

pada fiksasi CO2 dalam sel hewan misalnya dekarboksilasi piruvat dalam

pembentukan oksaloasetat, dan sintesis asetil koA untuk menghasilkan malonil

koA pada sintesis asam lemak (Linder 2006). Kadar glukosa pada kurma sangat

tinggi, yaitu mencapai 50-57 %. Kadar glukosanya yang tinggi sangat baik bila

dijadikan sebagai sumber energi tubuh. Glukosa ini diperoleh dari penyerapan

makanan terutama karbohidrat oleh mukosa usus halus. Glukosa banyak terdapat

dalam plasma darah yang juga menjaga keseimbangan hematokrit darah. Pada

plasma darah glukosa berbentuk glukosa-6-fosfat dan glukosa-1-fosfat (Lehninger

1980).

10

Page 11: Metlit Word Rachma Novriesya

2.7 Kerangka Teori

Skema kerangka teoriVariabel

bebas: Mengkonsumsi sari

kurma

Variabel luar :Status imunUsia

Lingkungan

Variabel Tergantu

ng :Jumlah

Trombosit

11

Page 12: Metlit Word Rachma Novriesya

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bahan dan Subjek Penelitian

3.1.1 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan penelitian : Buah kurma (Phoenix dactylifera L) yang segar.

Alat penelitian : Blender, gelas, saringan, (Lab tes darah lengkap : pipet

thoma, kamar hitung (improved neubaure), dek glass/cover

glass, mikroskop)

3.1.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini terdiri dari 20 orang, yang akan dibagi kedalam ke

dua kelompok, kelompok pertama adalah kelompok perlakuan berjumlah 10 orang

yang diberikan sari buah kurma dan 10 orang lainnya sebagai kelompok control

yang tidak diberikan sari buah kurma yang memenuhi kriteria inklusi sebagai

berikut :

Kriteria inklusi :

Berusia 10 - 20 tahun

Jumlah Trombosit <150.000 mm3

Sehat secara fisik dan mental

Bersedia melakukan percobaan dari awal hingga akhir secara sukarela dan

bersedia menandatangani surat persetujuan “informed consent” menjadi

subjek penelitian

Kriteria eksklusi :

Selama perlakuan sampai sebelum tes, subjek penelitian perlu memenuhi

persyaratan :

Harus tidur cukup

Tidak boleh mengkonsusmsi obat-obatan yang mempengaruhi peningkatan

trombosit

Tidak boleh melakukan aktivitas fisik yang melelahkan (satu jam sebelum

percobaan)

12

Page 13: Metlit Word Rachma Novriesya

3.1.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi : Perumahan Ciputat Baru, Tangerang Selatan

Waktu : Januari 2014

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Rancangan Penelitian

Desain penelitian eksperimental semu dengan Rancangan Acak Lengkap

(RAL). Dengan desain pre test dan post test. Data yang diukur adalah jumlah

trombosit (mm3) sebelum dan sesudah minum sari buah kurma. Pengukuran

dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan laboratorium tes darah lengkap

untuk menghitung jumlah trombosit dengan kamar hitung.

3.2.2 Variable Penelitian

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel

Variabel bebas : Sari buah kurma

Variabel tergantung : jumlah trombosit (mm3)

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel

Variabel Bebas

Buah kurma sebanyak 165 gram di blender dan diekstrak dalam 100 ml

air kemudian diminum 3x sebanyak 2 sendok selama 5 hari

Variabel Tergantung

Pemeriksaan laboratorium berupa darah lengkap untuk mengetahui jumlah

trombosit dalam mm3 dilakukan sebelum maupun sesudah percobaan pada

kelompok perlakuan dan kelompok control.

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Variabel

bebas:

Sari buah

kurma

Mengkonsumsi buah

delima dalam bentuk sari

dengan takaran 100ml

sebanyak 3 kali sehari

selama 5 hari

Observasi Gelas ukur 1. Minum sari

buah kurma

100ml/hari

selama 5 hari

2. Minum kurang

Nominal

13

Page 14: Metlit Word Rachma Novriesya

100ml/hari

selama 5 hari

2 Variabel

Tergantung :

Jumlah

trombosit

pada pasien

Dengue

Hemorrhagic

Fever

Pemeriksaan laboratorium

berupa darah lengkap

untuk mengetahui jumlah

trombosit dalam mm3.

Observasi Kamar hitung

neubaure

1. Jumlah trombosit

meningkat setelah

diberikan perlakuan

2. Tidak ada

perubahan pada

jumlah trombosit

Rasio

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Persiapan Subjek Penelitian

Sehari sebelum penelitian, subjek penelitian:

Harus cukup tidur, minimal 7-8 jam

Tidak boleh melakukan aktivitas fisik yang melelahkan

Makan teratur

Pada hari tes :

Tidak boleh mengonsusmsi obat-obatan yang mempengaruhi

peningkatan jumlah trombosit

Tidak boleh melakukan aktivitas fisik yang melelahkan (satu jam

sebelum percobaan)

Data yang diukur :

Jumlah trombosit sebelum dan sesudah minum sari buah kurma

sebanyak 100ml

3.3.2 Persiapan bahan uji

Persiapan bahan uji untuk 1 orang subjek penelitian.

1. Disediakan buah kurma segar, kupas kulitnya.

14

Page 15: Metlit Word Rachma Novriesya

2. Dikeluarkan biji kurma, ditimbang sebanyak 165gram.

3. Dimasukkan ke dalam blender.

4. Dimasukkan air 100ml.

5. Dituangkan kedalam gelas, sampai batas kalibrasi 100 ml.

3.3.3 Cara Pemeriksaan

Prosedur penelitian :

1. Subjek penelitian istirahat selama 10 menit.

2. Jumlah trombosit diukur pada laboratorium dengan cara hitung

darah lengkap

3. Kemudian subjek penelitian minum sari buah kurma 100ml

sebanyak 3 kali setiap hari selama 5 hari

4. Ukur jumlah trombosit setelah 5 hari dengan cara yang sama,

sampai didapatkan jumlah trombosit 2 kali berturut-turut sama.

Catat hasilnya.

5. Lalu bandingkan hasil percobaan sebelum dan sesudah minum sari

buah kurma.

3.3.4 Data Analisis

Analisis data menggunakan uji t yang berpasangan (paired t-test) dengan α

= 0,05 pengolahan data menggunakan perangkat lunak komputer. Kemaknaan

berdasarkan nilai p ≤ 0,05.

3.4 Hipotesis Statistik

Jumlah Trombosit

H0 : Tidak terdapat perbedaan jumlah trombosit sebelum dan sesudah minum sari

buah kurma.

H1: Jumlah trombosit sesudah minum sari buah kurma > dari pada sebelum

minum sari buah kurma.

15

Page 16: Metlit Word Rachma Novriesya

Kriteria Uji

Berdasarkan perbandingan nilai p dengan α:

Jika p > 0,05 H0 gagal ditolak

Jika p ≤ 0,05 H0 ditolak

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian efek konsumsi jus buah delima sudah dilakukan terhadap 30 subjek

penelitian. Hasil penelitian untuk pengukuran tekanan darah sistol dan diastol

disajikan pada tabel 4.1 dan 4.3

Tabel 4.1 Tekanan Darah Sistol (mmHg) Sebelum dan Sesudah Minum Jus Buah Delima pada Subjek Perlakuan

Subjek Penelitian

Tekanan Darah SistolSebelum Sesudah Penurunan

1 130 120 102 125 115 103 125 113 124 120 110 105 125 117 86 122 114 8

16

Page 17: Metlit Word Rachma Novriesya

7 129 116 138 135 125 89 126 118 1010 135 125 1011 129 119 1012 130 115 1513 125 116 914 125 118 715 130 120 10

Rerata 127,4 117,4 10

Tabel 4.2 Tekanan Darah Sistol (mmHg) Subjek KontrolSubjek

PenelitianTekanan Darah Sistol

Sebelum Sesudah Penurunan1 125 110 52 135 120 153 130 125 54 134 120 145 120 115 56 127 115 87 124 117 78 130 115 159 128 120 810 125 115 1011 134 120 1412 138 120 1813 133 115 1814 127 118 915 129 120 9

Rerata 129,9 117.6 10.6

Penurunan tekanan darah sistol sesudah dianalisis uji “t” berpasangan (Uji beda

dua mean dependen) hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3 Hasil Uji “t” Berpasangan Tekanan Darah Sistol Subjek Perlakuan

Variabel n Rerata thitung pTDS Sebelum 15 127,4

3,877 <0,005TDS Sesudah 15 117,4

Keterangan :TDS : Tekanan Darah SistolN : Jumlah Subjek Penelitian

17

Page 18: Metlit Word Rachma Novriesya

Hasil uji “t” untuk tekanan darah sistol pada tabel 4.3 diperoleh nilai p <

0,005, hal ini menunjukkan bahwa tekanan darah sistol sesudah minum jus buah

delima lebih rendah daripada tekanan darah sistol sebelum minum jus buah

delima.

Tabel 4.4 Tekanan Darah Diastol (mmHg) Sebelum dan Sesudah Minum Jus Buah Delima Subjek PerlakuanSubjek

PenelitianTekanan Darah Diastol

Sebelum Sesudah Penurunan1 85 80 52 80 77 33 85 77 84 89 70 195 80 75 56 88 80 87 80 75 58 80 80 09 89 80 910 80 77 311 80 75 512 89 80 913 80 75 514 80 77 315 84 80 4

Rerata 83,26 77,2 6,067

Tabel 4.5 Tekanan Darah Diastol (mmHg) Subjek KontrolSubjek

PenelitianTekanan Darah Diastol

Sebelum Sesudah Penurunan1 85 80 52 88 80 83 85 77 84 88 70 185 80 75 56 80 80 07 83 75 88 80 80 09 87 80 710 85 77 811 88 75 1312 89 80 9

18

Page 19: Metlit Word Rachma Novriesya

13 80 75 514 84 77 715 88 80 8

Rerata 84,67 77,4 7,26

Penurunan tekanan darah Diastol sesudah dianalisis uji “t” berpasangan hasilnya

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6 Hasil Uji “t” Berpasangan Tekanan Darah Diastol Subjek

Perlakuan

Variabel n Rerata thitung PTDD

Sebelum15 83,26

5,87 <0,005TDD Sesudah 15 77,4

Keterangan :TDS : Tekanan Darah DiastolN : Jumlah Subjek Penelitian

Hasil uji “t” pada tabel 4.2 diperoleh nilai p < 0,005, hal ini menunjukkan

bahwa tekanan darah diastol sesudah minum jus buah delima lebih rendah

daripada tekanan darah diastol sebelum minum jus buah delima.

4.2 Simpulan Uji Statistik

Karena p<0,005 sehingga Ho ditolak. Hasil ini menunjukkan pemberian jus

buah delima dapat menurunkan tekanan darah sistol dan diastol. Penurunan

tekanan darah ini disebabkan karena dalam buah delima mengandung flavonoid

yang berperan sebagai ACE inhibitor yang menghambat pembentukkan

angiotensin I menjadi angiotensin II dan peran antioksidan untuk menghambat

terjadinya plak aterosklerosis.

.

19

Page 20: Metlit Word Rachma Novriesya

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Jus buah delima berefek menurunkan tekanan darah sistol

2. Jus buah delima berefek menurunkan tekanan darah diastol

5.2 Saran

Penelitian efek jus buah delima terhadap penurunan tekanan darah perlu

dilanjutkan dengan :

20

Page 21: Metlit Word Rachma Novriesya

Menggunakan bentuk sedian lain.

Menggunakan subjek penelitian pria.

21