menteri komunikasi dan informatika · kewajiban pelayanan universal telekomunikasi dengan rahma t...

20
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERA TURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFQRMA TIKA NOMOR : 32 / PER / M.KOMINFO /10 / 2008 TENTANG KEWAJIBAN PELA YANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMA TIKA, Menimbang : a. bahwa telekomunikasi mempunyai peran yang strategis dalam menunjang dan mendukung kegiatan perekonomian, memantapkan pertahanan dan keamanan serta mencerdaskan kehidupan bangsa; b. bahwa sarana dan prasarana telekomunikasi yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah tertinggal, daerah terpencil, daerah perintisan, atau daerah perbatasan serta daerah yang tidak layak secara ekonomis; c. bahwa Menteri telah membentuk Balai Telekomunikasi dan Informatika Perdesaan (BTIP) sebagai instansi khusus yang mempunyai tanggungjawab sebagai pengelola Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi dalam penyediaan Kewajiban Pelayanan Universal; d. bahwa Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor' 11/PER/M.KOMINFO/04/2007 Tentang Penyediaan Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Nomor 38/PER/M.KOMINFO/09/2007 dipandang tidak sesuai lagi, sehingga perlu diganti; e. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d maka perlu menetapkan kembali Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi; Mengingat 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1997. tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687); 1 '11

Upload: hadan

Post on 26-Jun-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKAREPUBLIK INDONESIA

PERA TURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFQRMA TIKA

NOMOR : 32 / PER / M.KOMINFO /10 / 2008

TENTANG

KEWAJIBAN PELA YANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI

DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMA TIKA,

Menimbang : a. bahwa telekomunikasi mempunyai peran yang strategis dalammenunjang dan mendukung kegiatan perekonomian,memantapkan pertahanan dan keamanan serta mencerdaskankehidupan bangsa;

b. bahwa sarana dan prasarana telekomunikasi yang ada belumdapat memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah tertinggal,daerah terpencil, daerah perintisan, atau daerah perbatasan sertadaerah yang tidak layak secara ekonomis;

c. bahwa Menteri telah membentuk Balai Telekomunikasi danInformatika Perdesaan (BTIP) sebagai instansi khusus yangmempunyai tanggungjawab sebagai pengelola KontribusiKewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi dalampenyediaan Kewajiban Pelayanan Universal;

d. bahwa Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor'11/PER/M.KOMINFO/04/2007 Tentang Penyediaan KewajibanPelayanan Universal Telekomunikasi sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Menteri Nomor 38/PER/M.KOMINFO/09/2007dipandang tidak sesuai lagi, sehingga perlu diganti;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a, huruf b, huruf c danhuruf d maka perlu menetapkan kembali Peraturan MenteriKomunikasi dan Informatika tentang Kewajiban PelayananUniversal Telekomunikasi;

Mengingat 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1997.tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3687);

1

'11

Page 2: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1999tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3881);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17" Tahun 2003tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4493);

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 1999tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan PajakYang Bersumber Pada Kegiatan Tertentu (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1999 Nomor 136, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3871);

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2000tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3980);

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2005tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yangBerlaku pada Departemen Komunikasi dan Informatika(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 57,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4511);

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, TambahanLembar Negara Republik Indonesia Nomor 4609);

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, danTata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesiasebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir denganPeraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2008;

2

/.

------ --------

Page 3: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian NegaraRepublik Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir denganPeraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2007;

13. Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2005 tentang KerjasamaPemerintah dengan Badan Usaha Dalam PenyediaanInfrastruktur; .

14. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2007tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usahayang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modalsebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor111 Tahun 2007;

15. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 20 Tahun 2001tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi sebagaimanatelah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi danInformatika Nomor 30/PER/M.KOMINFO/09/2008;

16. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 21 Tahun 2001tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi sebagaimanatelah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi danInformatika Nomor 30/PER/M.KOMINFO/09/2008;

17. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 4 Tahun 2001Tentang Penetapan Rencana Dasar Teknis Nasional 2000(Fundamental Technical Plan National 2000) PembangunanTelekomunikasi Nasional sebagaimana telah diubah terakhirdengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor43/P/M.KOMINFO/12/2007;

18. Peraturan Menteri Perhubungan Nomer KM. 2 Tahun 2005tentang Penggunaan Pita Frekuensi 2400-2483.5 MHz;

19. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1006/KMK.05/2006 tentangPenetapan Balai Telekomunikasi dan Informatika PerdesaanPada Departemen Komunikasi dan Informatika Sebagai InstansiPemerintah Yang Menerapkan Pola Pengelolaan KeuanganBadan Layanan Umum;

. ,',1"..~...-

20. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor

35/Per.M.KOMINFO/11/2006 tentang Organisasi dan Tata KerjaBalai Telekomunikasi dan Informatika Perdesaan;

21. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor145/KEP/M.KOMINFO/04/2007 tentang Penetapan WilayahPelayanan Universal Telekomunikasi sebagaimana telah diubahdengan Keputusan Menteri Komunikasi dan InformatikaNomor 418/KEP/M.KOMINFO/09/2007;

22. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor25/PER/M.KOMINFO/08/2008 tentang Organisasi dan Tata KerjaDepartemen Komunikasi dan Informatika;

3

/

- ---- ------

Page 4: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

Menetapkan

MEMUTUSKAN:

KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI.

BABI

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri iniyang dimaksud dengan:

1. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman dan/ataupenerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda,isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat,optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya;

2. Jaringan Telekomunikasi adalah rangkaian perangkatTelekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalambertelekomunikasi;

3. Jasa Telekomunikasi adalah layanan telekomunikasi untukmemenuhi kebutuhan bertelekomunikasi dengan menggunakanjaringan Telekomunikasi;

4. Penyelenggaraan Telekomunikasi adalah kegiatan penyediaandan pelayanan Telekomunikasi sehingga memungkinkanterselenggaranya Telekomunikasi;

5. Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi adalah kegiatanpenyediaan dan/atau pelayanan jaringan Telekomunikasi yangmemungkinkan terselenggaranya telekomunikasi;

6. Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi adalah kegiatanpenyediaan dan/atau pelayanan jasa Telekomunikasi yangmemungkirikan terselenggaranya telekomunikasi;

7. Interkoneksi adalah keterhubungan antar jaringan telekomunikasidari penyelenggara telekomunikasi yang berbeda;

8. Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal (KKPU)Telekomunikasi adalah kontribusi yang merupakan PenerimaanNegara Bukan Pajak (PNBP) yang harus dibayar olehpenyelenggara telekomunikasi dan yang dikelola oleh BTIP;

9. Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasiadalah kegiatan menyediakan akses dan layanan telekomunikasidi WPUT.

10. Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomun[kasi adalahPenyelenggara Jaringan Telekomunikasi pemenang lelangpenyediaan KPU Telekomunikasi yang menyediakan akses danlayanan Telekomunikasi di Wilayah Pelayanan UniversalTelekomunikasi (WPUT) beban KKPU Telekomunikasi;

4

- - -- ---------

Page 5: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

11. Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi (WPUT) adalahlokasi penyediaan KPU Telekomunikasi yang ditetapkan Menteri,seperti antara lain daerah tertinggal, daerah terpencil, daerahperintisan, daerah perbatasan, dan daerah yang tidak layaksecara ekonomis, serta wilayah yang belum terjangkau akses danlayanan Telekomunikasi;

12. Kontrak adalah perjanjian tertulis antara Pejabat PembuatKomitmen Balai Telekomunikasi dan Informatika Perdesaan (PPK-BTIP) dengan Pemenang Lelang Penyediaan Jasa AksesTelekomunikasi dan Informatika Perdesaan;

13. Dokumen Pelelangan adalah pedoman bagi peserta lelang dalammengikuti kegiatan penyediaan jasa akses telekomunikasi daninformatika perdesaan yang memuat antara lain semuapersyaratan yang diperlukan baik administratif maupun teknis,penggunaan barang/jasa produksi dalam negeri, unsur-unsuryang dinilai, kriteria, formula evaluasi yang akan digunakan, danjenis kontrak yang dipilih termasuk contoh-contoh formulir yangperlu diisi yang dapat dimengerti dan diikuti oleh para pesertalelang.

14. Menteri adalah Menteri yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang Telekomunikasi;

15. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pos danTelekomunikasi;

16. Balai Telekomunikasi dan Informatika Perdesaan (BTIP) adalahSatuan Kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pos danTelekomunikasi yang bertugas melaksanakan pengelolaanpembiayaan penyediaan akses dan layanan telekomunikasi daninformatika perdesaan.

BAB II

PENDANAAN

Pasal 2

I'

(1) Setiap Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi dan/atau JasaTetekomunikasi wajib dikenakan KKPU Telekomunikasi.

,(2) KKPU Telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dalam bentuk prosentase tertentu dari pendapatan kotorPenyelenggara Jaringan Telekomunikasi dan/atau JasaTelekomunikasi setiap tahun.

(3) KKPU Telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

5

- --=---- - - -- - - - -

Page 6: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

Pasal3

Ketentuan lebih lanjut mengenai besaran penyetoran dan tata carapenarikan KKPU Telekomunikasi diatur dengan peraturan tersendiri.

BAB III

PENYEDIAAN KEWAJIBAN PELAYANANUNIVERSAL (KPU) TELEKOMUNIKASI

Pasal4

(1) Penyediaan KPU Telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalamPeraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanantelekomunikasi di WPUT.

(2) Penyediaan akses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupapenyediaan jaringan end-to-end yang memungkinkanterselenggaranya telekomunikasi.

(3) Penyediaan layanan telekomunikasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) berupa penyediaan layanan teleponi (memanggil dandipanggil), Short Message Service (SMS) dan jasa akses internet.

(4) Jasa akses internet sebagaimana dimaksud pada ayat (3)memiliki ketentuan :

a. Kecepatan transfer data (throughput) minimal sebesar 56Kbps yang diukur dari CPE ke perangkat PenyelenggaraJaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi;

b. Latency maksimal 750 ms yang diukur dari CPE ke IndonesiaInternet Exchange (IIX) sebagai referensi pengukuran; dan

c. Packet Loss maksimal 2% yang diukur dari CPE ke IndonesiaInternet Exchange (IIX) sebagai referensi pengukuran.

(5) Penyediaan jasa akses internet sebagaimana dimaksud ayat (4)dilaksanakan agar desa WPUT siap dengan kemampuan internet(desa pinter) guna mengatasi kesenjangan digital.

PasalS

Sentuk lain penyediaan KPU Telekomunikasi selain penyediaan aksesdan layanan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri. .

Pasal6

(1) Penetapan WPUT dilaksanakan setelah berkoordinasi denganinstansi terkait dan/atau mempertimbangkan masukan darimasyarakat.

6

----------

Page 7: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

(2) WPUT dapat dikelompokkan dalam bentuk blok wilayahberdasarkan kondisi geografis atau pertimbangan lainnya.

(3) Menteri menetapkan wilayah tertentu sebagai WPUT.

Pasal7

(1) Direktur Jenderal mengevaluasi WPUT sesuai dengan dinamikaperkembangan wilayah tersebut secara periodik.

(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukanterhadap ketersediaan akses dan layanan yang disediakan olehPenyelenggara Telekomunikasi di WPUT yang bukan bebanKKPU Telekomunikasi.

(3) Kecuali berdasarkan pertimbangan gepgrafis dan strategis tetapdiperlukan WPUT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yangtelah tersedia fasilitas telekomunikasi untuk umum olehPenyelenggara Jaringan Telekomunikasi tidak disediakan aksesdan layanan KPU Telekomunikasi.

(4) Direktur Jenderal' menetapkan WPUT yang beban pendanaanyamelalui KKPU Telekomunikasi.

BABIV

PENYELENGGARA KEWAJIBAN PELA YANANUNIVERSAL TELEKOMUNIKASI

Bagian PertamaPenyelengga ra

Pasal8

(1) Penyelenggara KPU Telekomunikasi merupakan PenyelenggaraJaringan Telekomunikasi yang diberikan Izin PenyelenggaraanJaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi.

(2) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasisebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakanlayanan KPU Telekomunikasi atas dasar Kontrak dengan STIP.

Pasal9

..

(1) Kepemilikan saham asing diluar portofolio pada PenyelenggaraJaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi dibatasi tidak lebihdari 49 % (empat puluh sembilan persen).

(2) Kepemilikan saham asing sebagaimana CJimaksud pada ayat (1)harus telah terjadi secara sah pada saat penyerahan DokumenPenawaran.

7

).---------------

Page 8: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

Bagian KeduaHak dan Kewajiban Sebagai PenyelenggaraJaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi

Pasal 10

(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi berhakuntuk :

a. menggunakan teknologi yang ada secara bebas sesualdengan kebutuhan dan tujuan penyediaan KPUTelekomunikasi;

b. mendapatkan interkoneksi dengan Penyelenggara Jaringanlainnya;

c. mendapatkan alokasi penomoran apabila diperlukan;

d. menggunakan spektrum frekuensi radio 2390 MHz - 2400MHz; dan

e. melanjutkan penyelenggaraan jaringan telekomunikasisecara komersial setelah masa kontrak berakhir sesuaidengan ketentuan yang berlaku.

(2) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi hanyadapat mengembangkan akses dan layanan di wilayah WPUTpad a paket pekerjaan yang menjadi kewajibannya.

(3) Paket pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diaturdalam Pasal 13.

Pasal 11

(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasimemiliki kewajiban, antara lain:

a. membayar Biaya Hak Penyelenggaraan (BHP)Telekomunikasi sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku;

b. membayar Biaya Hak Penggunaan (BHP)Frekuensi Radio sesuai dengan ketentuanperundang-undangan yang berlaku;

Spektrumperaturan

c. membayar KKPU Telekomunikasi sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku;

d. menggunakan alat dan/atau perangkat Telekomunikasi yangtelah memperoleh sertifikat dari Direktorat Jenderal Pos danTelekomunikasi;

e. . memberlakukan tarif pungut Penyelenggaraan JaringanTetap Lokal KPU Telekomunikasi KPU maksimumsebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini;

8

--------- - -

Page 9: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

f. melakukan pembukuan k~uanganPenyelenggaraan Jaringan TetapTelekomunikasi;

tersendiriLokal

atasKPU

g. menggunakan produksi dalam negeri sebagaimana diaturdalam Peraturan Menteri ini;

h. melaksanakan penyediaan KPU Telekomunikasi berdasarkantingkat kualitas layanan sebagaimana yang ditetapkan dalamkontrak;

i. menjamin interoperability sistem yang dibangun dengansistem milik penyelenggara telekomunikasi lainnya;

j. melaksanakan pencatatan atas pendapatan dari setiapterminal KPU Telekomunikasi dan dilaporkan secara berkalakepada BTIP; dan

k. menyampaikan data Call Detail Record (COR) dari setiapterminal KPU Telekomunikasi ke BTIP.

(2) Dalam penyediaan akses dan layanan telekomunikasi,Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi wajibmenggunakan belanja modal (capital expenditure/capex)sekurang-kurangnya 35 % (tiga puluh lima persen) untukpembelanjaan produksi dalam negeri.

(3) Dalam hal menggunakan spektrum frekuensi radio 2390 MHz -2400 MHz, maka Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPUTelekomunikasi wajib menggunakan alat dan/atau perangkatTelekomunikasi yang memiliki tingkat komponen dalam negerisekurang-kurangnya 20 % (dua puluh persen).

(4) Besaran persentase sebagaimana dimaksud pada ayat (2) danayat (3) dihitung dengan menggunakan metode perhitungansesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

BABV

PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELA YANAN UNIVERSALTELEKOMUNIKASI

Bagian PertamaPemilihan Penyelenggara Jaringan Tetap

Lokal Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi

Pasal 12

(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasiditetapkan oleh Menteri berdasarkan proses pelelangan yangdilaksanakan oleh BTIP.

.~ ."'"

9

------

Page 10: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

(2) Tata cara pelelangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dandokumen pelelangan.'

Pasal13

(1) Penyelenggaraan KPU Telekomunikasi dibagi dalam 7 (tujuh)paket pekerjaan yang meliputi 11 (sebelas) blok WPUT yangterdiri dari desa-desa.

(2) Peserta lelang dapat mengikuti lelang lebih dari 1 (satu) paketpekerjaan dengan memperhatikan kemampuan keuanganperusahaan.

(3) Peserta lelang dapat menjadi pemenang lelang di lebih dari 1(satu) paket pekerjaan.

(4) Ketentuan komposisi paket pekerjaan dan blok WPUT diatur lebihlanjut dalam dokumen pelelangan.

Pasal14

(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi wajibmenyediakan, mengoperasikan, memelihara jaringan dan layananKPU Telekomunikasi.

(2) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi wajibmembangun seluruh jaringan akses Telekomunikasi di desaWPUT yang menjadi kewajibannya.

(3) Jaringan akses yang dibangun di desa WPUT sebagaimanadimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya 1 (satu) SatuanSambungan Layanan (SSL).

Pasal15

(1) Parameter penilaian dalam pelaksanaan lelang KPUTelekomunikasi sekurang-kurangnya meliputi aspek :

a. biaya penyediaan layanan KPU Telekomunikasi; dan

b. kualitas pengoperasian dan pemeliharaan layanan KPUTelekomunikasi.

(2) Ketentuan teknis parameter penilaian sebagaimana dimaksudpad a ayat (1) diatur lebih lanjut dalam dokumen pelelangan.

10

,;,----

Page 11: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

Bagian KeduaPerizinan

Pasal 16

Menteri memberikan Izin Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal KPUTelekomunikasi kepada Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi yangmemenangkan lelang dengan cakupan WPUT yang menjadikewajibannya.

Pasal 17

(1) Izin Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 diterbitkan melaluitahapan pemberian :

a. Izin Prinsip Penyelenggaraan; dan

b. IzinPenyelenggaraan.

(2) Menteri menerbitkan Izin Prinsip Penyelenggaraan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a selambat-Iambatnya 14 (empatbelas) hari kerja setelah penandatanganan Kontrak.

(3) Masa laku Izin Prinsip Penyelenggaraan berlaku selama 6 (enam)bulan.

(4) Izin Prinsip Penyelenggaraan sebagaimana yang dimaksud padaayat (3) dapat diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi olehDirektur Jenderal.

(5) Tatacara dan kriteria evaluasi diatur dalam Peraturan DirekturJenderal.

Pasal 18

(1) Izin Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf bditerbitkan setelah sekurang-kurangnya 10 % (sepuluh persen)SSL siap dioperasikan di WPUT yang menjadi kewajibannya dantelah memperoleh Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO).

(2) Pelaksanaan Uji Laik Operasi (ULO) dapat dilakukan secarasampling.

Pasal19

(1) Izin Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b berlakusampai dengan masa laku Kontrak Penyediaan KPUTelekomunikasi.

11

------- - --

Page 12: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

(2) Dalam hal masa laku Kontrak Penyediaan KPU Telekomunikasiberakhir, maka Izin penyelenggaraan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) disesuaikan berdasarkan hasil evaluasi.

Bagian KetigaSpektrum Frekuensi Radio

Pasal20

(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi dapatdiberikan Izin Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio 2390 MHz- 2400 MHz dengan wilayah cakupan hanya terbatas padawilayah desa WPUT di paket pekerjaan yang menjadikewajibannya.

(2) . Selain alokasi spektrumfrekuensi radio sebagaimanadimaksudpada ayat (1), Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPUTelekomunikasi dapat menggunakan alokasi spektrum frekuensiradio 2400-2483.5 MHz sesuai peraturan perundang-undanganyang berlaku.

(3) Jangka waktu Izin Penggunaan Spektrum Frekuensi Radiosebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

Pasal21

Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi wajibmembayar BHP Spektrum Frekuensi Radio berbasis Izin Stasiun Radio(ISR) untuk setiap stasiun radio yang dibangun sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku.

BABVI

KETENTUAN RENCANA DASAR TEKNIS PENYELENGGARAANKEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI

Bagian PertamaUmum

Pasal22

Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi wajibmemenuhi ketentuan rencana dasar teknis sebagaimana diatur dalamPeraturan Menteri ini.

Pasal23

(1) Penyediaan KPU Telekomunikasi harus menerapkan pnnslp-prinsip, meliputi :a. teknologi netral;b. kualitas pelayanan (quality of service); danc. harga yang terjangkau bagi masyarakat.

12

,/----- - - -

Page 13: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

(2) Teknologi netral sebagaimaQa dimaksud pada ayat (1) huruf a,berarti Pelaksana Penyedia dapat menggunakan teknologi yangmenggunakan kabel dan/atau tanpa kabel (nirkabel) untukpenyediaan pelayanan KPU Telekomunikasi dengan tetapmemberikan kualitas pelayanan yang terbaik dan harga yangterjangkau serta menjamin keberlangsungan pelayanan yangdiberikan dengan tetap mengikuti ketentuan yang berlaku.

(3) Kualitas pelayanan (quality of services) sebagaimana dimaksudayat (1) huruf b, merupakan pelayanan KPU Telekomunikasiyang diberikan harus sesuai kriteria yang tertuang dalam kontrak.

(4) Harga yang terjangkau bagi masyarakat sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf c, merupakan harga untuk pelayanan yangdiberikan harus dapat dijangkau oleh masyarakat setiap daerahWPUT.

Pasal24

Berdasarkan pertimbangan prinsip efisiensi, kondisi geografis danperkembangan teknologi, Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPUTelekomunikasi dapat menentukan konfigurasi jaringan tersendiri.

Bagian KeduaPenomoran

Pasal25

Alokasi penomoran yang digunakan dalam Penyelenggaraan JaringanTetap Lokal KPU Telekomunikasi dengan ketentuan :

a. menggunakan sistem penomoran yang telah dialokasikansebelumnya bagi penyelenggara jaringan telekomunikasi yangtelah memiliki alokasi penomoran;

b. dalam hal penyelenggara jaringan telekomunikasi sebagaimanadimaksud huruf a memiliki sistem penomoran lebih dari 1 (satu)maka wajib memilih salah satu alokasi penomoran dan konsistenterhadap sistem yang dipilih, antara lain zona pembebanan daninterkoneksi yang diajukan pada saat pengajuan dokumenpenawaran;

c. menggunakan alokasi sistem penomoran PenyelenggaraanJaringan Tetap Lokal yang diberikan Direktur Jenderal selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender setelah Izin PrinsipPenyelenggaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1)huruf a diterbitkan bagi penyelenggara telekomunikasi yang belummemiliki alokasi penomoran.

13

./.- - - - - -

Page 14: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

Pasal26

(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi yangmenggunakan sistem penomoran sebagaimana dimaksud dalamPasal 25 dapat menerapkan ketentuan ruting sesuai dengansistem penomoran dimaksud.

(2) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi yangmenggunakan sistem penomoran sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat menerapkan ketentuan ruting tersendiri.

(3) Ketentuan ruti,ng sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukanuntuk mencapai ruting yang paling efisien (least cost routing). '

Bagian KetigaTarif

Pasal27

(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi yangtelah memiliki Izin Penyelenggaraan Jasa Teleponi Dasar wajibmenerapkan sistem pentarifan yang telah dimiliki.

(2) Penerapan sistem pentarifan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) tidak boleh mengakibatkan tarif pungut melebihi tarif pungutsebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

(3) Dalam hal Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPUTelekomunikasi tidak memiliki sistem pentarifan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) wajib mengikuti sistem pentarifanPenyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal28

Penerapan zona pembebanan tarif dalam sistem pentarifanPenyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi hanyadapat dilakukan dengan menggabungkan zona pembebanan eksisting,

Pasal29

(1) Lampiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2)merupakan acuan tarif pungut maksimal PenyelenggaraanJaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi selama masa kontrak.

(2) Tarif pungut yang diberlakukan dalam Penyelenggaraan JaringanTetap Lokal KPU Telekomunikasi ditetapkan dalam kontrakberdasarkan penawaran Penyelenggara Jaringan Tetap LokalKPU Telekomunikasi.

14

- - - - - - - - - -

Page 15: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

(3) Tarif pungut sebagaimana yang tercantum dalam Lampiran inikomponennya terdiri dari tarif interkoneksi sesuai denganketentuan yang berlaku.

(4) Dalam hal struktur dan tarif interkoneksi mengalami perubahanmaka tarif pungut Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal KPUTelekomunikasi wajib mengikuti struktur dan tarif interkoneksisesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian KeempatInterkoneksi

Pasal30

(1) Setiap Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi wajibmenyediakan interkoneksi kepada Penyelenggara Jaringan TetapLokal KPU Telekomunikasi.

(2) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi yangbelum memiliki PKS Interkoneksi diperlakukan mengikutiketentuan Jaringan Tetap Lokal.

(3) Interkoneksi antara penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPUTelekomunikasi dengan Penyelenggara Jaringan Telekomunikasidituangkan dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) Interkoneksi yangwajib diselesaikan dalam waktu 20 (dua puluh) hari kerja sejakdisampaikannya permintaan interkoneksi.

(4) Dalam hal Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPUTelekomunikasi telah memiliki PKS interkoneksi denganpenyelenggara telekomunikasi lainnya maka wajib menggunakanPKS interkoneksi yang telah dimiliki.

(5) Penggunaan PKS Interkoneksi eksisting sebagaimana dimaksudpada ayat (3) tanpa melakukan perubahan terhadap biayainterkoneksi, sistem penomoran dan ruting panggilan.

(6) PKS interkoneksi wajib diimplementasikan dalam waktu 20 (duapuluh) hari kerja sejak ditanda tangani.

Pasal31

(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi dapatmenggunakan teknologi berbasis Internet Protocol (IP) dalamberinterkoneksi dengan Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi.

(2) Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi eksisting yang dapatberinterkoneksi dengan teknologi IP di masing-masing wilayahpemenang lelang., wajib menerima interkoneksi PenyelenggaraJaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi.

(3) Besaran biaya interkoneksi berbasis IP ditetapkan berdasarkankesepakatan bersama dengan azas non diskriminasi.

15

- - - -

Page 16: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

(4) Mekanismeuntuk mencapai kesepakatan bersama sebagaimanadimaksud pada ayat (3) mengacu pada proses negosiasi danpenyelesaian perselisihan yang ada dalam peraturan interkoneksiyang berlaku.

(5) Oalam hal Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPUTelekomunikasi menggunakan teknologi berbasis IP danpenyelenggara jaringan telekomunikasi eksisting tidak mampumenerima interkoneksi menggunakan teknologi berbasis IP, makapenyediaan perangkat interface untuk melakukan interkoneksimenjadi tanggung jawab Penyelenggara Jaringan Tetap LokalKPU Telekomunikasi.

(6) Interkoneksi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) mengikutiketentuan interkoneksi jaringan tetap loka!.

I

Pasal32

(1) Setiap Penyelenggara Jaringan wajib mendahulukan kebutuhanPenyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasiterhadap fasilitas penting interkoneksi yang dimiliki.

(2) Fasilitas penting sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya berupa ko-Iokasi, duct, menara dan sewa jaringan.

(3) Biaya akses terhadap fasilitas penting yang dibebankan kepadaPenyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi harusberdasarkan prinsip transparan dan berkeadilan.

Pasal33

(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi wajibmengoperasikan layanan telekomunikasi untuk panggilan masuk(incoming) maupun panggilan keluar (outgoing) minimal 8(delapan) jam sesuai dengan karakteristik wilayah WPUT.

(2) Oi luar 8 (delapan) jam sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomuniksi wajibmenjamin layanan telekomunikasi dengan ketentuan :

a. Petugas dapat dihubungi dan mengoperasikan; dan

b. Perangkat dapat dioperasikan untuk panggilan masuk(incoming) dan panggilan keluar (outgoing).

Bagian KelimaKontrak

Pasal34

(1) Kontrak Penyediaan KPU Telekomunikasi bersifat tahun jamak(multiyears) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

16

- - - - - - --

Page 17: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

(2) Kontrak penyediaan KPU Telekomunikasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat diperpanjang berdasarkan hasil evaluasisepanjang anggaran tersedia dan sesuai dengan ketentuan yangberlaku.

Pasal35

(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi berhakmendapatkan biaya atas penyediaan KPU Telekomunikasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

(2) Biaya atas penyediaan KPU Telekomunikasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1), diberikan berdasarkan kesiapan fungsidan berbasis kinerja dari :

a. proses penyediaan akses;

b. layanan telekomunikasi;

c. pengoperasian; dan

d. pemeliharaan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai biaya sebagaimana dimaksudpada ayat (2) diatur dalam Kontrak.

Pasal36

(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi berhakmemperoleh seluruh pendapatan dari hasil penyediaan KPUTelekomunikasi.

(2) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi wajibmenanggung resiko atas pendapatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dari penyediaan KPU Telekomunikasi.

Bagian KeenamKerjasama

Pasal37

(1) Untuk pengoperasian dan pemeliharaan .fasilitas t~rminalpengguna, Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPUTelekomunikasi dapat bekerja sam a dengan masyarakat dan/atauUsaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam penyediaan KPUTelekomunikasi.

(2) Keterlibatan masyarakat dan/atau UKM sebagaimana dimaksuddalam ayat (1) dilakukan berdasarkan perjanjian kerjasamasecara tertulis.

17

- - - - - - - -

Page 18: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

BAB VII

TATA CARA PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal38

BTIP melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadapPenyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi.

BAB VIII

SANKSI

Pasal39

(1) Oalam hal Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPUTelekomunikasi tidak memenuhi kewajiban yang tercantum dalamKontrak (wanprestasi), maka dikenakan sanksi berupa :

a. pemutusan Kontrak;

b. pencabutan dan pernyataan tidak berlaku Izin yang diberikanuntuk keperluan penyediaan KPU Telekomunikasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) dan Pasal21 ayat (3); dan/atau

c. pengenaan denda sesuai dengan kontrak.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi diatur dalam Kontrak.

Pasal40

Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi yang tidak memberikan aksesinterkoneksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1).dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

BABIX

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal41

(1) Operasi, pemeliharaan dan revitalisasi atas fasilitastelekomunikasi perdesaan yang telah dibangun oleh Pemerintahdapat diintegrasikan dengan Penyediaan KPU Telekomunikasi.

(2) Pengaturan integrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturlebih lanjut dalam peraturan tersendiri.

18

/'

- - - - --

Page 19: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

BABX

PENUTUP

Pasal42

Dengan berlakunya Peraturan ini maka Peraturan Menteri Komunikasidan Informatika Nomor 11/PER/M.KOMINFO/04/2007 tentangKewajiban Pelayanan Universal sebagaimana telah diubah terakhirdengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor38/PER/M.KOMINFO/09/2007 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal43

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Jakartao Oktober 2008

19

-- - ------- - - - ---

Page 20: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA · KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA ... Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

,/

;'LAMPI RAN : PERATURAN MENTERI KOMUNI-KASI OANINFORMATIKANOMOR : 32 /PER/M.KOMINFO/10/2008TANGGAL : 10 Oktober 2008

TARIF PUNGUT MAKSIMAL PENYELENGGARAAN JARINGAN TET AP LOKAL KPU TELEKOMUNIKASI

I,

I. Tarif Percakapana. Lokal .

on-net KPUoff-net KPU - PSTN/FWA

off-net KPU - Seluleroff-net KPU - Satelit

b. SLJJ__ on-net KPU

off-net KPU - PSTN/FWA

off-net KPU - Seluler

off-net KPU - Satelit

c. SLI

II. Tarif SMS

~

Biaya Interkoneksi Originasi Lokal + Maksimum 60% dari Biaya InterkoneksiOriginasi LokalBiaya Interkonesi Terminasi Lokal ke PSTN/FWA + Maksimum 60% dari Biaya Interkonesi Terminasi Lokalke PSTN/FWABiaya Interkoneksi Terminasi Lokal ke Seluler + Maksimum 60% dari Biaya Interkoneksi Terminasi Lokal ke SelulerBiaya Interkoneksi Terminasi ke Satelit + Maksimum 30% dari Biaya InterkoneksiTerminasi ke Satelit

Biaya Interkoneksi Originasi Jarak Jauh + Maksimum 60% dari Biaya InterkoneksiOriginasi Jarak JauhBiaya Interkonesi Terminasi Jarak Jauh ke PSTN/FWA + Maksimum60% dari Biaya InterkonesiTerminasiJarak Jauh ke PSTN/FWABiaya Interkoneksi Terminasi Jarak Jauh ke Seluler + Maksimum60% dari Biaya Interkoneksi TerminasiJarak Jauh ke SelulerBiaya Interkoneksi Terminasi ke Satelit + Maksimum 30% dari Biaya InterkoneksiTerminasi ke Satelit

Biaya Interkoneksi Originasi International+ Maksimum 60% dari Biaya InterkoneksiOriginasi International+ Biaya Terminasi SLI ke NegaraTujuan .1

.j'1

I

Maksimum Rp.50,- I pesan.

III. Tarif Akses Internet Maksimum Rp. 3.000/jam

20