menepis persepsi salah tentang ht

51
MENEPIS PERSEPSI SALAH tentang HIZBUT TAHRIR

Upload: dawat-fadhila

Post on 30-Jun-2015

205 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

gak ingat dapat file ini dari mana, tapi bagus untuk penambah infromasi ttg ht

TRANSCRIPT

Page 1: Menepis persepsi salah tentang ht

MENEPIS PERSEPSI SALAH

tentang

HIZBUT TAHRIR

Page 2: Menepis persepsi salah tentang ht

Salah Paham ke-1

Hizb mengartikan Iman berbeda dengan pengertian para ‘ulama pada umumnya.

Iman menurut Hizb:

التصديق الجازم المطابق للواقع عن دليل“Pembenaran yang bersifat pasti yang sesuai dengan fakta berdasarkan suatu bukti”

Iman menurut ‘ulama pada umumnya:

بالقلب واالقرار باللسان والعمل بالجوارح التصديق“Pembenaran dengan hati, pernyataan dengan lisan, dan perbuatan dengan anggota tubuh.”

Page 3: Menepis persepsi salah tentang ht

Penjelasan

Pengertian Iman oleh Hizb adalah pengertian Iman sesungguhnya secara bahasa dan realita, sedangkan pengertian Iman oleh ‘Ulama pada umumnya adalah Iman yang kaitannya dengan perbuatan seorang hamba.

Ungkapan al-qaul bi-l-lisaan dan al-’amal bi-l-jawaarih semata-mata menandakan kesempurnaan Iman, bukan iman itu sendiri. Hal ini karena keimanan yang benar akan meniscayakan ‘amal.

Page 4: Menepis persepsi salah tentang ht

Contoh dalil bahwa iman adalah amalan batin:

ال+ ت+ى ق-+ و0 ي2ي ال0م-+ ف+ ت4ح0 ر2ن2ي ك+ي-0+ ب9 أ يم4 ر+ اه2 ر+ 2ب-0 ال+ إ 2ذ0 ق-+ إ قال الل-ه تع-الى: و+

ل+م0 ت4ؤ0م2ن0 و-+ل0ب2ي ]البقرة/أ+ ئ2نG ق+ ل+ك2ن0 ل2ي-+ط0م+ ال+ ب+ل-+ى و+ [260ق-+

ن-4وا ا ال-Gذ2ين+ آ+م+ +يRه-+ ا أ ال0ك2ت-+اب2 ال-Gذ2ي قال الل-ه تع-الى: ي-+ ول2ه2 و+ س-4 ن-4وا ب2الل-Gه2 و+ر+ آ+م2ئ2ك+ت-2ه2 ر0 ب2ال-ل-Gه2 و+م+ال+ ب-0ل4 و+م+ن0 ي+ك0ف-4 ل+ م2ن0 ق+ +ن-0ز+ ال0ك-2ت-+اب2 -ال-Gذ2ي- أ ول2ه2 و-+ س-4 ل+ ع-+ل+ى ر-+ Gن-+ز

ال-Y -ب+ع2يدYا- ال+ ل-G ض+ د0 ض+ ق+ ر-2 -ف+ +خ2 2 -اآل0 ا-ل0ي+و0م- ل-2ه2 -و-+ س4 4ت-4ب2ه2 و-+ر4 [-136]ال-نساء/و+ك-

ر2 ار2ع4ون+ ف2ي ال0ك4ف-0 ذ2ين+ ي4س-+ G-ك+ ال ن-0 ز4 ول4 ال+ ي+ح0 س-4 Gا الر +يRه-+ ا أ قال الل-ه تع-الى: ي-+م0 اه2ه-2 و+ ن-Gا ب-2أ+ف0 م-+

ال4وا -آ+ م0 م2ن+ ا-ل-Gذ2ين-+ ق-+ ل-4وب4ه4 ل-+م-0 ت-4ؤ0م2ن-0 ق4 اد4وا ... و+ و-+م2ن+ ال-Gذ2ين+ ه-+[41]الما-ئدة/

ا م+ن0 G--أ+م ن+ى آ+م+ن+قال الل--ه تع--الى: و+ اءY ال0ح4س--0 ز+ ه4 ج--+ ل--+ ا ف+ Yال2ح ل+ ص--+ و+ع+م--2[88]الكهف/

أن ت-ؤمن بالل-ه قال ) جبري-ل ( ف-أخبرني عن اإليم-ان ق-ال ، ) الن-بي ( : ]رواه ومالئ-كت-ه وكتب-ه و-رس-ل-ه وال-ي-وم اآلخ-ر- وت-ؤم-ن- با-لق-در خ-ير-ه وش-ره

مسل-م[

Page 5: Menepis persepsi salah tentang ht

Contoh dalil iman dengan konsekwensinya berupa amalan zhahir:

ر2 قال الل-ه تع-الى: +خ-2 و0م2 اآل0 ال0ي-+ ه2 و+ G-ون+ ب2الل ن-4 ا ي4ؤ0م2 Y-و0م د4 ق+ ال+ ت+ج-2اء+ه4م0 +ب0ن-+ و0 أ

اء+ه4م0 أ+ +ب-+ ان4وا -آ و-0 ك-+ ل-+ ول-+ه4 و+ س-4 ه+ و+ر+ G-الل Gاد و+اد-Rون+ م+ن0 ح-+ ي-4ان+ 2يم-+ م4 اإل-0 وب2ه2 ل-4 ك+ ك+ت+ب+ ف2ي ق4 م0 أ-4ول+ئ-2 ت+ه4 ير+ و-0 ع+ش-2

م0 أ+ ان+ه4 و+ و-0 إ2خ-0أ+

ن0ه4 ]المجادلة-/ وح-q م2 +يGد+ه4م0 ب2ر4 أ- [22و+

ال ي-زني ال-زاني حين قال الن-بي ص-لى الل-ه علي-ه وس-لم: ي-ز-ني -وه-و م-ؤم-ن و-ال -يش-ر-ب- الخم-ر ح-ي-ن يش-رب-ها -وه-و م-ؤمن

]-رواه البخاري[و-ال -يسرق ال-س-ارق ح-ين- يس-رق وه-و مؤم-ن

من ك-ان ي-ؤمن بالل-ه قال الن-بي ص-لى الل-ه علي-ه وس-لم: خ-ر فال- ي-ؤذ ج-اره ومن- ك-ان- ي-ؤمن بالل-ه والي-وم و-الي-وم اآل-ا-آلخ-ر- فليك-رم -ض-يفه و-من ك-ان -ي-ؤمن ب-الل-ه- والي-وم اآلخ-ر

]رو-اه البخ-اري[فليقل- خير-ا أو ليص-مت

Page 6: Menepis persepsi salah tentang ht

واليقين ه---و العلم الحاص---ل قال البخ---اري : لل-قلب بع--د النظ--ر- واالس--تدالل ، ف-ي--وجب ق--و-ة ا-لتص--ديق ح--تى- ينفي -ال--ريب وي--وج-ب طمأنين--ة القلب -باإلي-م--ان وس--كونه و-ارت-ياح--ه ب--ه ، و-ق--د

. وك--ذ-ا ق--ال جع-ل--ه ابن مس--عود ا-إليم--ان- كل--ه- الشعبي - أيضا .

Imam Al-Bukhoriy: “keyakinan adalah ilmu yang sampai di hati setelah pengkajian dan pembuktian, maka ia meniscayakan kuatnya pembenaran sampai pada taraf menafikan keraguan dan meniscayakan ketentraman, ketenangan, dan kelegaan hati dengan keimanan tersebut. Ibnu Mas’ud menganggap keyakinan adalah keimanan itu sendiri. Demikian pula dikatakan oleh Imam Asy-Sya’biy” [Ibn Rojab, Fathu-l-Baariy, jilid I hal. 13]

Page 7: Menepis persepsi salah tentang ht

واتف-ق أه-ل الس-نة من المح-دثين والفقه-اء والمتكلمين على أن الم-ؤمن ال-ذى يحكم بأن-ه

ال يك-ون اال من -أه-ل الق-بل-ة وال يخل-د فى -الن-ار من- اعتق-د بق-لب-ه د-ي-ن االس-الم -اعتق-ا-دا -جازم-ا

.-خالي-ا من ا-لش-كوك ون-طق بالش-ه-ادتين "Ahli Sunnah dari kalangan ahli hadits, para fuqaha, dan ahli kalam, telah sepakat bahwa seseorang mukmin yang dihukumi sebagai ahli kiblat (muslim) dan tidak kekal di dalam neraka, hanyalah siapa-siapa yang meyakini dienu-l-Islaam di dalamnya hatinya secara pasti tanpa keraguan sedikitpun, dan ia mengucapkan dua kalimat syahadat.” [An-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, jilid I hal. 149]

Page 8: Menepis persepsi salah tentang ht

أن-ه ال يكف-ر أح-د واعلم أن م-ذهب أه-ل الح-ق وال يكف-ر أه-ل االه-واء من أه-ل القبل-ة ب-ذنب

والب----دع وأن من جح----د م----ا يعلم من دين االسالم ضرورة حكم بردته وكفره .

“Ketahuilah, bahwa madzhab ‘ulama yang benar adalah bahwa seorang ahlul kiblat tidak dihukumi kafir hanya dikarenakan suatu dosa tertentu, dan tidak pula dihukumi kafir para pengikut hawa nasfsu dan bid’ah.” [An-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, jilid I hal. 150]

Page 9: Menepis persepsi salah tentang ht

Salah Paham ke-2

Hizbut Tahrir menolak penggunaan Hadits Ahad dalam masalah Akidah, maka karenanya Hizb dianggap mengingkari Siksa Kubur dan pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, Kemunculan Imam Mahdi dan Dajjal, Turunnya Nabi Isa as, Syafa’at Rasulullah saw, dll., karena semuanya itu landasannya adalah hadits-hadits Ahad. Karena itulah Hizbut Tahrir sama dengan Mu’tazilah

Page 10: Menepis persepsi salah tentang ht

Penjelasan

Hizbut Tahrir tidak menggunakan Hadits Ahad sebagai landasan akidah, karena ia bersifat zhanniy (dugaan) tidak qath’iy (pasti). Sementara memunculkan kayakinan tidak bisa kecuali hanya dengan dalil yang bersifat qath’iy, yaitu Al-Qur’an dan Hadits Mutawatir.

Adapun terhadap Hadits Ahad yang shahih, jika terkait syari’at wajib diamalkan, dan jika terkait keyakinan cukup dibenarkan.

Hal ini tidak sebagaimana Mu’tazilah yang menolak hadits Ahad dalam hal akidah secara mutlak.

Page 11: Menepis persepsi salah tentang ht

Apakah hadits ahad yang Shahih berfaedah ‘ilm (keyakinan) atau zhann (dugaan) perbedaan ulama sejak dulu:

1. Hadits ahad berfaedah ‘ilm (keyakinan) a. Secara mutlak imam ibn hazm azh-dzahirib. Jika ada qorinah imam al-amidic. Jika telah disepakati umat untuk diterima (shahih Bukhari

dan shahih Muslim) imam ibnu shalah

2. Hadits ahad berfaedah zhann (dugaan) tidak berfaedah ‘ilm (keyakinan) imam an-nawawi dan jumhur ulama

Page 12: Menepis persepsi salah tentang ht

An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, 1/131:

فال--ذى علي--ه جم--اهير المس--لمين من الص--حابة والت-ابعين فمن بع-دهم من المح-دثين والفقه-اء

أن خ-بر- الواح-د- الثق-ة ح-ج-ة من وأص-حاب- االص-و-ل حجج -الش--ر-ع -يل--زم -العم--ل- ب-ه--ا -و-يفي--د ا-لظن -وال

.يفيد العلم “dan yang merupakan pendapat mayoritas kaum muslim dari kalangan sahabat, tabi’ien dan siapa-siapa setelah mereka dari kalangan ulama hadits, ulama fiqh, dan ulama ushul, bahwa khabar ahad yang terpercaya (sahih) merupakan hujjah di antara hujjah-hujjah syara’ yang wajib diamalkan, dan bahwa dia berfaedah zhann (dugaan) tidak berfaedah ‘ilm (keyakinan).”

Page 13: Menepis persepsi salah tentang ht

وذهب بعض المح-دثين إلى أن اآلح-اد ال-تى فى ص-حيح البخ-ارى أو ص-حيح مس-لم تفي-د العلم دون غيره-ا من اآلح-اد وق-د ق-دمنا ه-ذا

وه----ذه الق----ول وابطال----ه فى الفص----ول األقاوي---ل كله---ا س---وى ق---ول الجمه---ور

... باطلة “Sebagian ‘ulama hadits berpendapat bahwa hadits ahad di dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim berfaeah ‘ilm (yakin), tidak hadits ahad selainnya. Dan kami telah menjelaskan pendapat ini beserta bantahan terhadapnya di banyak fashal. Semua pendapat-pendapat ini selain pendapat jumhur adalah batil (salah) …

Page 14: Menepis persepsi salah tentang ht

وأم-ا من ق-ال ي-وجب العلم فه-و مك-ابر ...وكي-ف يحص-ل العلم واحتم-ال الغل-ط للحس

. وال-وهم والك-ذب وغ-ير ذل-ك متط-رق إلي-ه والله أعلم .

… Adapun orang yang berpendapat bahwa hadits ahad meniscayakan ‘ilm maka dia telah berpaling dari kenyataan. Bagaimana bisa hadits ahad menghasilkan ‘ilm sementara kemungkinan adanya penyimpangan, kealpaan, pemalsuan dan yang lainnya ada padanya. Wallahu ‘alam.” [An-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, jilid I hal. 132]

Page 15: Menepis persepsi salah tentang ht

Bahwa khabar ahad tidak berfaedah ilmu = pendapat jumhur ‘ulama bukan klaim Imam An-Nawawi

فصل هل يوجب خبر الواحد العدل العلم مع العمل أو العمل دون العلم

قال أب---و محم---د ق---ال أب---و س---ليمان والحس---ين عن أبي علي الكرابيس-ي والح-ارث ب-ن أس-د -المحاس-بي -وغ-يرهم أن خ-بر الواح-د الع-دل- -عن م-ث-ل-ه إلى ر-س-ول الل-ه- -ص-لى ا-لل-ه- علي-ه -وس-لم -ي-وجب- ا-لعلم- -وال-عم-ل م-ع-ا- ، و-ب-ه-ذ-ا نق-و-ل- ، -وق-د- ذك-ر- ه-ذا- ال-ق-ول أح-م-د- بن

وق-ال -إس-ح-ا-ق -الم-ع-روف -ب-ابن- خ-و-يز- م-ن-دا-د -عن- م-ال-ك بن أن-س- . ال-حن-في--ون -والش--اف-ع-يون -و-ج-مه--ور ا-لم--ا-ل-كيين -وجمي--ع المع-ت-زل--ة وا-لخ--و-ار-ج إ-ن- خ--بر- الوا-ح--د- ال -ي--وجب- العل-م- ، ومع--نى ه--ذا -عن--د جم-ي-عهم- أن--ه ق--د- يم-كن- أن -يك--و-ن ك--ذ-با -أو موهوم--ا- في--ه وا-تفق--وا -

، و-س--و-ى بع-ض--هم- بين ا-لم-س--ند و-المر-س--ل .- ... -كلهم- -في -ه--ذا )لينظ--ر -اإلح-ك--ا-م في -أص--ول- األحك--ام- الب-ن -ح--زم - د-ار الح--ديث -

( 131 / ص 1القاهرة - ج

Page 16: Menepis persepsi salah tentang ht

Membedakan antara At-Tashdiiq (Pembenaran Saja/Tidak Bersifat Pasti) dan At-Tashdiiqu-l-Jaazim (Pembenaran yang Bersifat Pasti)

Misalnya anda membeli beras dari sebuah toko seberat 3 kilogram dan penjual menimbang beras tersebut di hadapan mata kepala anda langsung. Jika di perjalanan pulang anda ditanya berapa berat beras yang anda bawa? Tentunya anda akan langsung menjawab 3 kilogram! Tapi jika ditanya lebih lanjut: beranikah anda bersumpah bahwa beras tersebut benar-benar 3 kilogram, tidak lebih dan tidak kurang walau hanya 1 miligram pun? Tentu anda tidak akan berani, karena timbangan penjual beras tadi berpeluang salah, bisa karena takaran timbangannya dikurangi, rusak, penjual yang lalai, atau yang lainnya. Pembenaran anda terhadap 3 kilogram di sini baru pembenaran saja yang tidak bersifat pasti.

Kecuali jika kemudian anda membuktikan berat beras tersebut dengan timbangan-timbangan lainnya hingga jumlah timbangan yang memustahilkan terjadi kesalahan bahwa berat beras tersebut benar-benar 3 kilogram persis, tidak kuarang dan tidak lebih. Maka pembenaran anda atas 3 kilogram yang terakhir inilah pembenaran yang bersifat pasti dan anda akan berani bersumpah atasnya!

Page 17: Menepis persepsi salah tentang ht

Salah Paham ke-3

Hizb dianggap telah mengkafirkan umat islam serta para pemimpin mereka, lantaran Hizb menyebut negeri-negeri kaum muslim yang ada saat ini dengan sebutan Daaru-l-Kufr (negara kufur), karena tidak menerapkan sistem islam, yakni Khilafah Islamiyyah. Serta menyebut kematian kaum muslimin saat ini dengan mati dalam keadaan jahiliyah, di mana kondisi jahiliyyah identik dengan kesyirikan dan kekufuran.

Page 18: Menepis persepsi salah tentang ht

Penjelasan

Dalam pandangan Hizb, negeri-negeri kaum muslim saat ini adalah daaru-l-kufr (negara kufur) karena tidak berhukum dengan hukum Allah swt. Hal ini sesuai dengan pandangan jumhur ‘ulama, bahwa negara yang tidak memberlakukan hukum Islam bukanlah daaru-l-islaam (negara islam), melainkan daaru-l-kufr.

Page 19: Menepis persepsi salah tentang ht

قال الجمه--ور دار اإلس--الم هي ال--تي نزله--ا وم-ا المس-لمون وج-رت عليه-ا أحك-ام اإلس-الم .

لم- تج-ر عل-ي-ه أح-ك-ام ا-إلس-الم -لم يكن دار إس-الم وإ-ن الص-قها . -فه-ذه الط-ائف قر-يب-ة إلى -مك-ة

جدا ول-م ت-صر دار إس-الم بفتح- مكة .

“Jumhur ‘ulama berkata: daaru-l-islaam adalah negara yang dihuni oleh kaum muslim dan berlaku di dalamnya hukum-hukum Islam. Setiap yang tidak berlaku di dalamnya hukum-hukum Islam, bukanlah daaru-l-islaam meski ia berdekatan dengannya. Dan ini negeri Thaif, sangat dekat dengan Mekah, tapi tidak secara otomatis menjadi daaru-l-islaam dengan peristiwa Fathu Makkah.” (Ibn Qoyyim Al-Jauziyyah, Ahkaamu Ahli-dz-Dzimmah, 2/728)

Page 20: Menepis persepsi salah tentang ht

Akan tetapi, penyebutan terhadap suatu negeri dengan sebutan daaru-l-kufr, tidak berarti menganggap semua penghuninya kafir. Istilah daaru-l-kufr hanya menandakan bahwa negeri tersebut tidak berhukum dengan hukum-hukum Islam. Demikian sebaliknya, sebutan daaru-l-islaam tidak berarti menganggap semua penghuninya muslim, karena daaru-l-islam pada faktanya juga dihuni oleh non-muslim, baik berstatus sebagai kafir dzimmiy maupun kafir musta-min.

Adapun penguasa yang tidak menerapkan hukum islam, Hizb memandang: jika perbuatannya disertai keyakinan maka dia kafir, jika tidak disertai keyakinan maka dia brdosa (zhaalim/faasiq).

Page 21: Menepis persepsi salah tentang ht

وق-د أم-ر الل-ه الس-لطان أن يحكم بم-ا أن-زل الل-ه م+ن- حكم بغ-ير م-ا- أن-زل على- رس-ول ال-ل-ه، وج-ع-ل

ا-لل-ه -ك-افراY إن- اعتق-د ب-ه واع-تق-د- بع-دم ص-الحية م-ا أن--زل ع-لى رس--ول-ه، و-جعل--ه عاص--ي-اY إن حكم- ب--ه

.ولم يعتقده“Allah swt telah memerintahkan penguasa untuk berhukum dengan apa yang Allah swt turunkan atas Rasulullah saw, dan menjadikan siapa-siapa yang berhukum dengan selain apa yang diturunkan Allah swt sebagai kafir jika menyakininya, dan meyakini tidak adanya kemaslahatan pada apa yang diturunkan atas Rasul-Nya, serta menjadikannya bermaksiat jika berhukum dengannya (selain hukum Allah swt) tanpa meyakininya.” [Syaikh Taqyuddin An-Nabhaaniy, Muqaddimatu-d-Dustuur, hlm 6]

Page 22: Menepis persepsi salah tentang ht

ومن لم يحكم بم-ا أن-زل الل-ه وق-ال عكرم-ة جاح-داY ب-ه فق-د كف-ر ومن أق-ر ب-ه ولم يحكم

وه-ذا ق-ول ابن عب-اس ب-ه فه-و ظ-الم فاس-ق . Yأيضا

“Berkata ‘Ikrimah ra: siapa-siapa yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Allah swt karena keingkaran terhadapnya maka dia benar-benar telah kafir, dan siapa-siapa masih mengakuinya tapi tidak mau berhukum dengannya maka dia zhalim lagi fasiq. Ini juga perkataan Ibn ‘Abbas ra.” [Tafsiir Al-Khaazin, 2/289]

Page 23: Menepis persepsi salah tentang ht

والم-راد بالميت-ة الجاهلي-ة وهي بكس-ر الميم حال--ة الم--وت كم--وت أه--ل الجاهلي--ة على ض-الل و-ليس -ل-ه ام-ام مط-اع ألنهم ك-انوا ال

و-ليس ال-م-راد- أن-ه- يم-وت -ك-افر-ا يع-رف-ون ذل-ك بل يموت عاصيا

“Yang dimaksud dengan kematian jahiliyah [dengan mim dibaca kasroh] adalah keadaan kematiannya seperti kematian masyarakat jahiliyyah di atas kesesatan dan tidak memiliki seorang pemimpin yang ditaati, karena mereka belum mengenal hal tersebut. Bukan dimaksudkan mati dalam keadaan kafir, melainkan mati dalam keadaan bermaksiat.” [Ibn Hajar, Fathu-l-baariy, 13/7]

Page 24: Menepis persepsi salah tentang ht

ومن م-ات وليس في عنق-ه بيع-ة فق-د م-ات ميت-ة جاهلي-ة ، ووج-ه االس-تدالل به-ذا الح-ديث

أن الرس--ول أوجب على ك--ل مس--لم أن ه--و تك-ون في عنق-ه بيع-ة لخليف-ة ولم ي-وجب أن

يبايع كل مسلم الخليفة

“… Aspek argumentatif dari hadits ini adalah bahwa Rasulullah saw mewajibkan atas setiap muslim untuk mengadakan di lehernya bai’at untuk seorang khalifah, dan tidak mewajibkan agar setiap muslim membai’at khalifah.” [Taqyuddiin An-Nabhaaniy, Muqaddimatu-d-Dustuur, 100]

Page 25: Menepis persepsi salah tentang ht

Salah Paham ke-4

Hizb dianggap menafikan Qadar, sehingga tidak ada bedanya dengan mu’tazilah

Hizb menyalahkan pemahaman Ahlus Sunnah dalam bab Qadha dan Qadar dan menyamakannya dengan Jabriyyah

Page 26: Menepis persepsi salah tentang ht

Penjelasan

Firoq Konsep al-iraadah & khalqu-l-af’aal Konsep tawalludu-l-af’aal

Qadariyah Manusia punya kebebasan berkehendak dan menciptakan perbuatannya sendiri

Manusia yang menciptakan tawalludu-l-af’aal

Jabariyah Manusia terikat dengan kehendak Allah swt dan perbuatannya ciptaan Allah

Allah yang menciptakan tawalludu-l-af’aal

Ahlu Sunnah (Asy’ariyyah)

Manusia memiliki kasb ikhtiyari tapi terikat dengan kehendak Allah dan perbuatannya ciptaan Allah

Allah yang menciptakan tawalludu-l-af’aal

HizbPerbuatan yang bersifat pilihan terjadi atas kehendak manusia dengan memanfaatkan khashiyyat benda

Tawalludu-l-af’aal timbul dari khashiyat benda yang dikenai perbuatan manusia

Page 27: Menepis persepsi salah tentang ht

Hizb mengimani Qadar yang berarti ketetapan Allah atas benda-benda dan ‘ilmu-Nya yang tertulis di Lauhi-l-Mahfuuzh:

ك4وا ( أي إذا ذ4ك---ر علم الل---ه د+ر4 فأم0س---2 ر+ الق---+ ) إذا ذ4ك---2وتق-د-يره لألش-ياء -فال تخوض-وا في ذل-ك- ، ألن ك-ون تق-دير ش-يا-ء من- الل-ه- يع-ني- -أن-ه- كتبه-ا في ا-لل-وح ال-م-حف-وظ- األ-

وك-ون- الل-ه- -عا-لم-اY ب-ه-ا ه-و م-ن -وه-ذا -يع-ن-ي -أن-ه -ع-لمه-ا -، صفات الله التي يجب اإليمان بها

(Hadits Nabi): “Jika dituturkan (tentang) Qadar maka diamlah” yakni jika disebut ilmu Allah dan ketetapannya atas benda-benda maka jangan larut dalam membicarakannya, karena ketetapan atas benda-benda oleh Allah yaitu bahwa Dia telah menulisnya di Lauhu-l-Mahfuuzh, ini berarti Dia mengetahuinya. Dan kemahatahuan Allah terhadapnya adalah diantara sifat-sifat Allah yang wajib diimani. [Taqyuddin An-Nabhaaniy, Asy-Syakhshiyyatu-l-Islaamiyyah, 1/78]

Tidak sebagaimana disangkakan bahwa Hizb sama dengan Mu’tazilah, karena mu’tazilah mengingkari Qadar secara mutlak.

Page 28: Menepis persepsi salah tentang ht

yang beranggapan bahwa Al-Asy’ariyyah termasuk Jabariyyah dalam bab ini bukan hanya Syaikh Taqyuddin. Berikut berkata Imam Al-Aiji (data original):

Kelompok ke-Enam, Al-Jabriyyah … Al-Jabr (paksaan) adalah menisbatkan perbuatan hamba kepada Allah swt. Al-Jabriyyah ada yang pertengahan, yaitu menetapkan adanya usaha pada diri hamba, seperti kelompok Asy’ariyyah. Dan ada yang murni, yang tidak menetapkan itu tadi, seperti kelompok Jahmiyyah, mereka adalah pengikut Jahm bin Shafwaan. … [al-Iji, Al-Mawaaqif, 3/712]

Page 29: Menepis persepsi salah tentang ht

Juga Imam Al-Jurjaniy (data original):

Kata Al-Jabriyyah berasal dari kata Al-Jabr yaitu menisbatkan perbuatan hamba kepada Allah swt. Dan Al-Jabriyyah ada dua: Pertengahan, yaitu menetapkan adanya usaha pada diri hamba dalam melakukan perbuatan, seperti kelompok Asy’ariyyah. Dan Murni (pure), yang tidak menetapkan itu tadi, seperti kelompok Jahmiyyah. [Al-Jurjaniy, Al-Ta’riifaat, hlm 101]

Page 30: Menepis persepsi salah tentang ht

Salah Paham ke-5

Hizb dianggap membolehkan laki-laki dan wanita yang bukan suami-isteri dan bukan mahramnya untuk saling berciuman.

Page 31: Menepis persepsi salah tentang ht

Penjelasan

Anggapan tersebut tidak benar dan bertentangan dengan apa yang diadopsi oleh Hizb. Hizb mengatakan:

فقبلة الرجل المرأة أجنبية يريدها ، فقبلة هي قبلة محرمةالمرأة لرجل أجنبي تريدها

“Ciuman seorang laki-laki terhadap wanita asing yang diinginkannya, atau sebaliknya, adalah ciuman yang diharamkan” [Taqyuddin An-Nabhaniy, An-Nizhaamu-l-Ijtimaa’iy fi-l-islaam, 55]

Page 32: Menepis persepsi salah tentang ht

Salah Paham ke-6

Hizb dianggap membolehkan laki-laki dan wanita yang bukan suami-isteri dan bukan mahramnya untuk berjabat tangan, sehingga siapa pun boleh menjabat tangan siapa saja dari kalangan wanita yang bukan mahramnya.

Page 33: Menepis persepsi salah tentang ht

Penjelasan

Hizb memang mengadopsi pendapat yang menganggap berjabat tangan antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram adalah mubah (boleh), tapi dengan syarat: tidak disertai syahwat dan aman dari fitnah.

Page 34: Menepis persepsi salah tentang ht

Kebolehan ini berdasarkan hadits:

ه2 ه ع+ل+ي--0 G--ى اللGل ه2 ص--+ G--ول+ الل س--4 ة+ أ+نG ر+ G--ع+ن0 أ4م9 ع+ط2ين+ ذ+ أ+ن0 ال+ ي+ن4ح0 ا أ+خ--+ اء2 ف2يم--+ ذ+ ع+ل+ى الن9س--+ لGم+ أ+خ--+ و+س--+ع+د+ت0ن2ي س-0

أ+ةY أ+ ر+ ه2 إ2نG ام-0 G-ول+ الل س-4 ا ر+ أ+ة� ي-+ ر+ ال+ت2 ام-0 ق-+ ف+ا ع2د4ه+ س--0

ال+ أ4 ه2 أ+ف-+ G--ول4 الل س--4 ب+ض-+ ر+ ا و+ق+ د+ه+ ت0 ي--+ ب-+ض--+ ق+ ف+ا ل+م0 ي4ب-+اي2ع0ه+ لGم+ ي+د+ه4 ف+ ل-Gى اللGه ع+ل-+ي0ه2 و+س-+ . ص+

Dari Ummu ‘Athiyyah, bahwa Rasulullah saw mengambil bai’at atas kaum wanita untuk tidak melakukan niyaahah (meratapi mayat), berkata seorang wanita: wahai Rasulullah, sesungguhnya ada seorang wanita dulu menyertaiku ber-niyahah, tidakkah aku boleh membalasnya, maka ia menarik tangannya, Rasulullah pun juga menarik tangannya dan beliau tidak jadi membai’atnya. [HR. Ahmad – Sahih]

Page 35: Menepis persepsi salah tentang ht

Memperkuat:

عن هند بنت عتبة قالت : يا نبي الله ، بايعني . فنظر إلى يدها فقال :

ب4ع . ال أبايعك حتى تغيري كفيك كأنهما كفا س+Dari Hindun binti ‘Utbah berkata: wahai Rasulullah saw, bai’atlah aku. Rasulullah saw melihat ke arah tangan Hindun, kemudian bersabda: “aku tidak mau membai’atmu sebelum kamu merubah kedua telapak tanganmu (dengan pacar), kedua telapak tangan itu seperti kedua telapak tangan binatang buas (seperti tangan laki-laki)”. [HR. Abu Dawud – Hasan]

Wajhu-l-istidlaal: jika bai’at terhadap wanita cukup dengan isyarat atau ucapan, maka tidak perlu Nabi saw memerintahkan Hindun berpacar.

Page 36: Menepis persepsi salah tentang ht

... كان يص--افح النس--اء في بيع--ة الرض--وان ق-ي--ل ه--ذا- مخص--وص ب--ه- لعص--مته فال- يج--و-ز

لغيره مصافحة اجنبية لعدم أمن الفتنة .“Adalah (Rasulullah saw) beliau menjabat tangan wanita pada saat bai’at ridhwan … ada yang mengatakan ini dikhususkan bagi Rasulullah saw saja karena kema’shumannya maka tidak boleh bagi selain beliau untuk menjabat tangan wanita asing dikarenakan tidak ada jaminan aman dari fitnah.” [Al-Haafizh Al-Manawi, At-Taisiir bi-syarhi-l-jaami’ish-shaghiir, 2/538]

Di situ Al-Haafizh Al-Manawi menuliskan apa adanya bahwa Nabi saw benar-benar bejabat tangan dengan wanita saat bai’at, hanya saja jika itu merupakan kekhususan bagi Beliau maka harus ada qariinah (indikasi) yang menunjukkan hal tersebut.

Page 37: Menepis persepsi salah tentang ht

جم-ع الجوام-ع أو الج-امع الكب-ير للس-يوطي - (16177 / ص 1)ج

ألن يطعن فى رأس أح-دكم مخي-ط من حدي-د ال تح---ل ل---ه خ---ير ل---ه من أن يمس ام---رأة )الطبرانى عن معقل بن يسار(

( . 487 ، رقم 20/212أخرج---ه الط---برانى )( : رجال----ه رج----ال 4/326ق----ال الهيثمى )

الصحيح .

Page 38: Menepis persepsi salah tentang ht

(473 / ص 6سنن النسائي الكبرى - )ج أب--و هري--رة عن الن--بي ص--لى الل--ه علي--ه و س-لم : إن الل-ه تب-ارك وتع-الى كتب على بن آدم حظ-ه من الزن-ا أدرك ذل-ك ال محال-ة فزن-ا

والنفس الي-دين البطش وزن-ا اللس-ان النط-ق والفرج يصدق ذلك ويكذبهتمنى وتشتهي

Page 39: Menepis persepsi salah tentang ht

وتح-رم مص-افحة الم-رأة لقول-ه ص-ل�ى الل-ه علي-ه وس-لم » إني ال لكن ا-لجمه-ور غ-ير الش-افعية أج-ازوا مص-افحة أص-ا-فح ا-لنس-اء «.

، ق-ال العج-و-ز ال-تي ال -تش-تهى وم-س ي-دها -النع-دام خ-وف الفتن-ةالحن-ابل-ة:- ك-ره أحم-د مص-افحة -النس-اء، -وش-دد أيض-اY ح-تى لمح-رم، و-ج-وزه لوا-ل-د، -وأخ-ذ ي-د عج-وز ش-وهاء. -وح-رم الش-افعية المس وا-لنظ--ر للم--ر-أة مطل-ق--اY، و-ل--و ك--انت ال-م--رأة عج--وزاY. تج--وز

ال-مصافحة ب-حائل ي-منع- الم-س ال-مباشر.“Haram hukumnya menjabat tangan wanita berdasarkan sabda Nabi saw: “sesungguhnya aku tidak menjabat tangan wanita”, akan tetapi mayoritas ‘ulama selain syafi’iyyah membolehkan berjabat tangan dan menyentuh tangan wanita tua yang tidak menimbulkan syahwat, karena tidak ditakutkan akan timbul fitnah. Berkata ‘ulama hanabilah: Imam Ahmad bin Hambal memakruhkan berjabat tangan dengan wanita, dan sangat memakruhkannya meski terhadap mahram, namun membolehkannya bagi orang tua, dan membolehkan pula menyentuh tangan wanita tua yang buruk rupa. Ulama syafi’iyyah mengharamkan menyentuh dan melihat wanita secara mutlak, meskipun wanita yang sudah tua, berjabat tangan boleh dengan menggunakan pelapis yang mencegah dari bersentuhan secara langsung.” [Wahbah Zuhaili, Al-fiqhu-l-islaamiy wa adillatuhu, 4/206]

Page 40: Menepis persepsi salah tentang ht

Salah Paham ke-7

Hizb dianggap memberontak terhadap penguasa yang sah, padahal hal tersebut tidak dibenarkan dalam Islam

Page 41: Menepis persepsi salah tentang ht

Penjelasan

Pemberontakan yang dilarang dalam Islam adalah pemberontakan terhadap penguasa kaum muslim atau khalifah yang berhukum dengan syari’at Islam.

Adapun terhadap pengauasa kaum muslim yang mencampakkan syari’at Islam di tengah-tengah perjalanan kekuasaannya maka harus diperangi. Dan terhadap penguasa negara sekular yang tidak berhukum dengan syari’at Islam sejak awal kekuasaannya maka harus berlepas diri darinya, disertai perjuangan untuk mengembalikan kehidupan islami.

Page 42: Menepis persepsi salah tentang ht

أئمتكمقال رس-ول الل-ه ص-لى الل-ه علي-ه وس-لم: خي-ار ال--ذين تحب--ونهم وي-حب--ونكم وي-ص--لون علي-كم وتص--لون عل-يهم وش---ر-ار أئم-تكم ال---ذي-ن تبغض---ونه-م -يبغض---ونكم- وتلع-ن-ونهم ويل-ع-ن-ون-كم ،- ق-ي-ل ي-ا رس-ول- الل-ه- أفال نن-اب-ذهم

وإذا رأيتم م-ا أق-اموا- -فيكم ال-ص-الةبا-لس-ي-ف؟ ف-ق-ال: -ال- م-ن- والتك-م -ش-يئا- تكر-هون-ه ف-اكر-هوا -عمل-ه وال- ت-نزعو-ا -ي-دا

من طاعة ]رو-اه مسلم[Lafazh aimmatikum (imam-imam kalian) di situ menunjukkan para khalifah, karena merekalah pemimpin kaum muslim (yang dimaksud “kalian” oleh Nabi saw di hadits itu adalah kaum muslim). Sedangkan para pemimpin selain negara Khilafah tidak bisa disebut atau diklaim sebagai pemimpin kaum muslim.

Alasan “selama mereka masih mendirikan shalat” menunjukkan bahwa sistem yang dimaksud Rasulullah saw adalah sistem Islam, karena mengharuskan pemimpinnya muslim ditandai dengan “mendirikan shalat”.

Page 43: Menepis persepsi salah tentang ht

ينك-ر تع-الى على من خ-رج عن حكم الل-ه المحكم المش--تمل على ك--ل خ--ير، الن--اهي عن ك--ل ش--ر وع----دل إلى م----ا س----واه من اآلراء واأله----واء واالص-طالحات، ال-تي وض-عها الرج-ال بال مس-تند

ومن فع--ل ذل--ك منهم فه--و من ش--ريعة الل--ه ... ك---افر يجب قتال---ه ح---تى يرج---ع إلى حكم الل---ه

ورسوله، فال يحكم بسواه في قليل وال كثير“Allah mengingkari siapa-siapa (penguasa) yang tidak menerapkan hukum Allah swt yang jelas, konprehensif meliputi segala kebaikan dan mencegah dari segala keburukan, serta berpaling kepada selainnya yang berupa pendapat, hawa nafsu, dan istilah-istilah yang ditetapkan oleh manusia tanpa bersandar kepada syari'at Allah ... siapa-siapa dari mereka melakukan hal tersebut maka ia telah kafir wajib diperangi hingga kembali menerapkah hukum Allah dan Rasul-Nya, maka tidak boleh berhukum kepada selain hukum Allah, baik sedikit maupun banyak” [Ibnu Katsir, Tafsiru-l-Qur-aani-l-’Azhiim, 3/131]

Page 44: Menepis persepsi salah tentang ht

وأم-ا من عط-ل منهم ش-رع الل-ه ولم يحكم ب-ه وحكم بغ--يره ؛ فه--ؤالء خ--ارجون عن طاع--ة المس---لمين فال طاع---ة لهم على الن---اس ؛ ألنهم ض-يعوا مقاص-د اإلمام-ة ال-تي من أجله-ا

وع--دم ن4ص--بوا واس--تحقوا الس--مع والطاع--ة الخروج

“... Sedangkan siapa-siapa dari mereka (penguasa) yang memberhentikan penerapan syari'at Allah swt, tidak berhukum dengannya dan berhukum dengan selainnya, maka mereka itu keluar dari (tidak layak) mendapat ketaatan kaum muslim, maka tidak ada kewajiban bagi kaum muslimin menaati mereka, karena mereka telah menghilangkan tujuan dari pada imamah (menerapkan syari'at Allah), dimana untuk itulah mereka diangkat serta diberikan ketaatan dan kepatuhan, dan tidak boleh memberontak (terhadap mereka).” [Al-Atsariy, ‘Aqiidatu-s-Salafi-sh-Shaalih Ahli-s-Sunnah wa-l-Jamaa’ah, 132]

Page 45: Menepis persepsi salah tentang ht

Jika kaum muslim tidak lagi memiliki pemimpin (khalifah), maka solusinya berlepas diri dari pemimpin-pemimpin yang menyeru pada kesesatan, selain tentunya mendakwahkan islam semampunya.

عن حذيف-ة بن اليم-ان يق-ول ك-ان الن-اس يس-ألون رس-ول الل-ه ص-لى الل-ه علي-ه وس-لم عن الخ-ير وكنت أس-أله عن الش-ر مخاف-ة أن ي-دركني فقلت ي-ا رس-ول الل-ه إن-ا كن-ا في جاهلي-ة وش-ر فجاءن-ا الل-ه به-ذا الخ-ير فه-ل بع-د ه-ذا الخ-ير من ش-ر ق-ال نعم قلت وه-ل بع-د ذل-ك الش-ر من خ-ير ق-ال نعم وفي-ه دخن قلت وم-ا دخن-ه ق--ال ق--وم يه-دون بغ--ير ه-ديي تع-رف منهم وتنك-ر قلت فه-ل بع-د ذل-ك الخ-ير من ش-ر ق-ال نعم دع--اة على أب--واب جهنم من أج--ابهم إليه--ا ق--ذفوه فيه-ا قلت ي-ا رس-ول الل-ه ص-فهم لن-ا ق-ال هم من جل--دتنا ويتكلم--ون بألس--نتنا قلت فم--ا ت--أمرني إن

تل-زم جماع-ة المس-لمين وإم-امهم أدرك-ني ذل-ك ق-ال قلت ف---إن لم يكن لهم جماع---ة وال إم---ام ق---ال ف-اعتزل تل-ك الف-رق كله-ا ول-و أن تعض بأص-ل ش-جرة

.حتى يدركك الموت وأنت على ذلك

Page 46: Menepis persepsi salah tentang ht

Dari Hudzaifah bin Yaman berkata, orang-orang bertanya kepada Rasulullah saw tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena khawatir akan menimpaku, maka aku katakan: wahai Rasulullah saw, kami dahulu berada dalam masa jahiliyyah dan keburukan, kemudian Allah swt datangkan kebaikan ini (Islam), lalu apakah setelah kebaikan ini ada keburukan? beliau berkata: “Ya”. aku berkata: dan apakah setelah keburukan tesebut ada kebaikan lagi? beliau berkata: “Ya, dan di masa itu ada asap (bertanda polusi)”. aku bertanya: apa asapnya? beliau menjawab: “kaum yang memberi petunjuk dengan selain petunjukku, kamu mengenali di antara mereka dan mengingkarinya”. aku bertanya: apakah setelah kebaikan itu ada keburukan? beliau menjawab: “Ya, para pendakwah di depan pintu-pintu neraka jahannam, siapa yang memenuhi seruan mereka maka mereka akan melemparkannya kedalamnya (Jahannam)”. aku bertanya: gambarkanlah (tentang mereka) kepada kami wahai Rasulullah saw. Beliau berkata: “mereka adalah dari kalangan kita, berkata-kata dengan bahasa kita pula”. aku bertanya: lalu apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku ada di masa itu? beliau bersabda: “Berpegang teguhlah terhadap jama'ah kaum muslimin dan imam mereka (khalifah)”. aku berkata: bagaimana jika mereka tidak lagi memiliki jama'ah dan imam? beliau berkata: “Maka jauhilah kelompok-kelompok (yang menyeru kepada kesesatan) tersebut seluruhnya, sekalipun kamu harus menggigit akar pohon hingga kematian menjumpaimu sedangkan kamu dalam kondisi seperti itu”. [HR. Al-Bukhori]

Page 47: Menepis persepsi salah tentang ht

Salah Paham ke-8

Hizb dianggap tidak mewajibkan jihad sebelum berdiri Khilafah Hizb dianggap tidak akan bisa menegakkan khilafah tanpa

menggunakan jihad

Page 48: Menepis persepsi salah tentang ht

Penjelasan

Hizb berpendapat bahwa jihad baik yang bersifat offensive maupun ketika musuh datang menyerang adalah wajib. Disebutkan di dalam kitab Asy-Syakhshiyyatu-l-Islaamiyyah jilid II sebagai berikut:

إن هجم وف-رض عين ابت-داء ، ف-رض كفاي-ة والجه-اد عل-ى وف---رض ك-فاي---ة الع---دو ع-لى -من ه---اجمه-م ،-

غيرهم .“Jihad (hukumnya) fardhu kifayah jika bersifat offensive, dan fardhu ‘ain atas mereka yang diserang musuh dan fardhu kifayah atas selain mereka yang diserang musuh.” [Taqyuddin An-Nabhaaniy, Asy-Syakhshiyyatu-l-Islamiyyah, 2/151]

Page 49: Menepis persepsi salah tentang ht

Kewajiban berjihad berlaku terus hingga hari kiamat tiba. Dalam kitab Muqaddimatu-d-Dustur, Syaikh Taqyuddin mengutip hadits berikut:

قال الن--بي ص--لى الل--ه علي--ه وس--لم: ... والجه-اد م-اضq من-ذ بعث-نى الل-ه إلى أن يقات-ل

ال يبطل-ه ج-ور ج-ائر وال آخ-ر أم-تى ال-دجالعدل عادل ...

Rasulullah saw bersabda: “… (kewajiban) jihad berlaku sejak Allah swt mengutusku sampai umatku yang terakhir memerangi Dajjal, kezhaliman dan keadilan seseorang (peguasa) tidak bisa menggugurkannya, ...” [HR. Abu Dawud dan Al-Baihaqi]

Page 50: Menepis persepsi salah tentang ht

Akan tetapi dalam penerapannya, baik menurut ketentuan syara’ maupun secara faktual, jihad yang bersifat offensive tidak bisa dilakukan tanpa keberadaan khalifah. Jihad yang saat ini bisa dilakukan baru jihad yang berisfat diffesive, yaitu ketika musuh datang menyerang negeri-negeri kaum muslim.

Sedangkan perkara Hizb tidak mendirikan khilafah dengan jihad, itu dikarenakan jihad bukanlah metode yang dicontohkan Nabi saw untuk mendirikan suatu negara. Metode yang beliau contohkan adalah thalabu-n-nushrah, bukan jihad.

Page 51: Menepis persepsi salah tentang ht

والله أعلم وأحكم