mendobrak stereotipe aktor abimana aryasatya filepada mereka, tetapi satu hal yang pasti, saya tidak...

4
68 A bimana Aryasatya memilih lokasi wawancara yang tidak biasa; tangga darurat dan rooftop gedung. Alasannya sederhana, ia suka suasana yang sepi dan tenang. Kepada HELLO! Indonesia, Abimana menceritakan kisah hidupnya yang berliku. Ia menuturkan alasan mengapa ia tidak menyukai seni peran dan mengapa ia mengubah identitasnya. Sebelum publik mengenalnya dengan nama Abimana, lelaki kelahiran 24 Oktober tiga puluh tahun silam ini bernama Robertino. Ia cukup sering tampil di layar kaca. Sesudahnya ia menghilang beberapa saat dan muncul kembali dalam film Catatan Harian Si Boy tahun 2011 lalu. Film tersebut tak hanya menjadi pintu untuk tawaran peran yang kemudian berdatangan padanya, di film itu pula ia mendebutkan nama barunya yaitu Abimana Aryasatya. Sejak awal, Abimana tak pernah bercita-cita menjadi aktor. Ketika ia keluar dari rumah pada usia lima belas tahun dan hidup dari satu komunitas ke komunitas lainnya, jalan hidup menjadi aktor datang begitu saja. Dikelilingi orang- orang yang bekerja di balik layar, membuatnya mendapat tawaran untuk bekerja di depan layar. Namun, uniknya, kepada HELLO! Indonesia dirinya mengemukakan bahwa tak pernah satu pun menonton film yang ia bintangi. TAK SUKA SENI PERAN Abimana tidak bisa menahan tawa ketika mengikuti arahan pada sesi pemotretan. Ia merasa canggung ketika harus memakai baju tertentu dan berpose. Mengaku sebagai pribadi yang pemalu, Abimana bercerita kepada HELLO! Indonesia bagaimana menyiasati sifat tersebut ketika harus berakting di depan kamera. “Saya menjadi orang lain saat itu,” ujarnya. Meski begitu, aktor yang masuk dalam nominasi Aktor Pria Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 2013 lalu ini justru mengaku tidak menyukai seni peran. “Apabila saya punya pilihan lain untuk mendapatkan pekerjaan yang penghasilannya sama besarnya dengan yang ini, saya akan pilih pekerjaan itu. Jadi untuk sekarang, saya tidak tahu mengapa pilihannya bermain film. Padahal dari dulu saya selalu berusaha lari dari pekerjaan ini,” jelas Abimana jujur. Sebelum menjadi aktor, Abimana sempat membuka beberapa usaha, yaitu usaha burger joint dan penjualan kaos. Hanya saja pada akhirnya yang bisa menghidupi diri dan keluarganya adalah dunia akting. Bukan berarti Abimana tidak menikmati apa yang ia lakukan. Untuk menyiasatinya, ia selektif dalam hal pemilihan rekan kerja. Ia tidak terlalu selektif peran tetapi ia memilih secara cermat dengan siapa ia bekerja. Hal tersebut menurutnya akan sangat berpengaruh dengan atmosfer di lokasi. Prinsipnya, kalaupun ia tidak menyukai apa yang ia lakukan, setidaknya ia dikelilingi oleh orang-orang yang menyenangkan. “Saya cenderung perfeksionis dan sulit bersosialisasi. Untungnya, ketika bekerja, saya selalu dikelilingi orang- orang yang menyenangkan seperti Joko Anwar, Upi, dan Lukman Sardi. Mereka orang yang bisa diajak berdiskusi,” papar Abimana mengenai sifat aslinya. “Saya dulu nakal sekali. Saya tidak kuliah ataupun bersekolah,” ujar Abimana membuka kisah awal ia berkenalan dengan dunia akting. Ketimbang menekuni studi, Abimana malah bergaul dengan HEART TO HEART ABIMANA ARYASATYA BERBICARA MENGENAI SENI PERAN DAN SOSOK AYAH DALAM HIDUPNYA MENDOBRAK STEREOTIPE AKTOR Heart to Heart Abimana 4 halaman.indd 2 2/17/14 10:05 PM

Upload: dangthuan

Post on 08-Jul-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENDOBRAK STEREOTIPE AKTOR ABIMANA ARYASATYA filepada mereka, tetapi satu hal yang pasti, saya tidak akan meninggalkan mereka,” jelas Abimana akan sumpahnya kepada keluarga yang

68

Abimana Aryasatya memilih lokasi wawancara yang tidak biasa; tangga darurat dan rooftop gedung.

Alasannya sederhana, ia suka suasana yang sepi dan tenang. Kepada HELLO! Indonesia, Abimana menceritakan kisah hidupnya yang berliku. Ia menuturkan alasan mengapa ia tidak menyukai seni peran dan mengapa ia mengubah identitasnya.

Sebelum publik mengenalnya dengan nama Abimana, lelaki kelahiran 24 Oktober tiga puluh tahun silam ini bernama Robertino. Ia cukup sering tampil di layar kaca. Sesudahnya ia menghilang beberapa saat dan muncul kembali dalam fi lm Catatan Harian Si Boy tahun 2011 lalu. Film tersebut tak hanya menjadi pintu untuk tawaran peran yang kemudian berdatangan padanya, di fi lm itu pula ia mendebutkan nama barunya yaitu Abimana Aryasatya.

Sejak awal, Abimana tak pernah bercita-cita menjadi aktor. Ketika ia keluar dari rumah pada usia lima belas tahun dan hidup dari satu komunitas ke komunitas lainnya, jalan hidup menjadi aktor datang begitu saja. Dikelilingi orang-orang yang bekerja di balik layar, membuatnya mendapat tawaran untuk bekerja di depan layar. Namun, uniknya, kepada HELLO! Indonesia dirinya mengemukakan bahwa tak pernah satu pun menonton fi lm yang ia bintangi.

TAK SUKA SENI PERANAbimana tidak bisa menahan tawa ketika mengikuti arahan pada sesi pemotretan. Ia merasa canggung ketika harus memakai baju tertentu dan berpose. Mengaku sebagai pribadi yang pemalu, Abimana bercerita kepada HELLO! Indonesia bagaimana menyiasati sifat tersebut ketika harus berakting di depan kamera. “Saya menjadi orang

lain saat itu,” ujarnya. Meski begitu, aktor yang masuk dalam nominasi Aktor Pria Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 2013 lalu ini justru mengaku tidak menyukai seni peran.

“Apabila saya punya pilihan lain untuk mendapatkan pekerjaan yang penghasilannya sama besarnya dengan yang ini, saya akan pilih pekerjaan itu. Jadi untuk sekarang, saya tidak tahu mengapa pilihannya bermain fi lm. Padahal dari dulu saya selalu berusaha lari dari pekerjaan ini,” jelas Abimana jujur.

Sebelum menjadi aktor, Abimana sempat membuka beberapa usaha, yaitu usaha burger joint dan penjualan kaos. Hanya saja pada akhirnya yang bisa menghidupi diri dan keluarganya adalah dunia akting. Bukan berarti Abimana tidak menikmati apa yang ia lakukan. Untuk menyiasatinya, ia selektif dalam hal pemilihan rekan kerja. Ia tidak terlalu selektif peran tetapi ia memilih secara cermat dengan siapa ia bekerja. Hal tersebut menurutnya akan sangat berpengaruh dengan atmosfer di lokasi. Prinsipnya, kalaupun ia tidak menyukai apa yang ia lakukan, setidaknya ia dikelilingi oleh orang-orang yang menyenangkan.

“Saya cenderung perfeksionis dan sulit bersosialisasi. Untungnya, ketika bekerja, saya selalu dikelilingi orang-orang yang menyenangkan seperti Joko Anwar, Upi, dan Lukman Sardi. Mereka orang yang bisa diajak berdiskusi,” papar Abimana mengenai sifat aslinya.

“Saya dulu nakal sekali. Saya tidak kuliah ataupun bersekolah,” ujar Abimana membuka kisah awal ia berkenalan dengan dunia akting. Ketimbang menekuni studi, Abimana malah bergaul dengan

HEART TO HEART

ABIMANAARYASATYA

BERBICARA MENGENAI SENI PERAN DAN SOSOK AYAH DALAM HIDUPNYA

MENDOBRAK STEREOTIPE AKTOR

Heart to Heart Abimana 4 halaman.indd 2 2/17/14 10:05 PM

Page 2: MENDOBRAK STEREOTIPE AKTOR ABIMANA ARYASATYA filepada mereka, tetapi satu hal yang pasti, saya tidak akan meninggalkan mereka,” jelas Abimana akan sumpahnya kepada keluarga yang

3

Meski masuk dalam nominasi Aktor Terbaik

pada ajang Festival Film Indonesia tahun 2013, Abimana menuturkan

dirinya tidak menyukai seni peran. “Dari dulu saya

selalu berusaha lari dari pekerjaan ini,” tuturnya. 69

Heart to Heart Abimana 4 halaman.indd 3 2/17/14 10:05 PM

Page 3: MENDOBRAK STEREOTIPE AKTOR ABIMANA ARYASATYA filepada mereka, tetapi satu hal yang pasti, saya tidak akan meninggalkan mereka,” jelas Abimana akan sumpahnya kepada keluarga yang

saja sekarang saya berkeluarga dan tidak mungkin membawa mereka ke kehidupan seperti itu,” ujar Abimana tersenyum.

Abimana menambahkan pada akhirnya yang terpenting adalah apa yang bisa dilakukannya untuk orang lain, dalam hal ini adalah keluarga yang sangat ia cintai, seorang istri dan keempat anaknya. Meski dunia seni peran bukan sesuatu yang diminatinya, setidaknya kiprahnya ini bisa membuat mereka bangga dan hidup tercukupi.

AYAH KEMANASuasana tangga darurat yang mulai ramai, membuat Abimana mulai terlihat tak nyaman. Usai pemotretan yang berlokasi di atap, ia pun meminta untuk melanjutkan wawancara di sana. Ia menuturkan menyukai suasana atap yang sepi dan tenang. Selanjutnya, Abimana mengisahkan pencarian sosok ayah dalam kehidupannya.

Salah satu alasan yang membuat Abimana membuang nama Robertino adalah karena sosok ayah. Sosok yang tak pernah ia temui itulah yang memberinya identitas Robertino. Berangkat dari rasa ditinggalkan, Abimana bertekad tidak akan melakukan hal yang sama terhadap keluarganya. “Saya tidak bisa berjanji memberikan apa pun pada mereka, tetapi satu hal yang pasti, saya tidak akan meninggalkan mereka,” jelas Abimana akan sumpahnya kepada keluarga yang ia bangun sejak berusia 19 tahun itu.

“Meskipun demikian, saya adalah kaca mereka. Mereka akan bercermin pada saya. Apabila saya tidak bisa memperbaiki hidup saya, jangan berharap ke depannya hidup anak-anak saya akan benar,” terang Abimana menjelaskan mengapa ia meninggalkan masa lalunya yang suram.

Keluarga tak hanya menjadi titik balik bagi Abimana untuk mengubah hidupnya yang sempat berantakan. Keluarga juga menjadi semacam penyelamat baginya. Merasa tak memiliki siapa-siapa, Abimana bertekad untuk membangun keluarga sendiri. Ia pun memperbaiki kehidupannya dan membangun keluarga yang utuh. Bermula dari pertemuan dengan sang istri, Nidya Ayu, pada usia belasan tahun dan berlanjut dengan lahirnya empat orang anak yaitu Abel, Satine, Bima, dan Langit.

anak-anak Institut Kesenian Jakarta yang bekerja sebagai kru fi lm. Ia pun ikut serta menjadi kru fi lm dan ketika mereka membutuhkan pemain, Abimana sering ditunjuk menjadi pengganti. “Tidak ada keseriusan untuk menjadikan ini sebuah pekerjaan. Semuanya berjalan begitu saja,” tutur Abimana.

Sudah 10 fi lm dibintangi Abimana. Pada tahun lalu, Abimana berperan sebagai Elang di fi lm horor psikologis besutan Upi, Belenggu. Berkat fi lm itu pun ia masuk dalam nominasi kategori Aktor Pria Terbaik pada Festival Film Indonesia tahun lalu. Melihat tanggapan positif masyarakat, HELLO! Indonesia bertanya tidakkah Abimana

menyadari kalau akting adalah bakat yang patut ia syukuri.

“Permasalahannya adalah saya tidak bahagia melakukannya. Ini kan pilihan hidup. Dunia seni peran bukan dunia saya. Saya punya dunia yang berbeda. Keinginan saya sebetulnya sederhana, saya ingin jadi nelayan. Hidup dikelilingi lautan dan hidup sederhana. Hanya

70

“Permasalahannya saya tidak bahagia

melakukannya. Ini kan pilihan hidup. Ini bukan

dunia saya”

Abimana menuturkan dirinya keluar dari rumah pada usia 15 tahun. Kala itu, ibunya berpikir kalau ia akan kembali ke rumah, namun sifat keras kepalanya berkata sebaliknya. Ia justru tidak kembali ke rumah dan hidup dari satu komunitas ke komunitas lainnya (atas). Demi keluarga, Abimana m e m b e n a h i k e h i d u p a n n y a y a n g s e m p a t b e r a n t a k a n ( k a n a n ) .

Heart to Heart Abimana 4 halaman.indd 4 2/17/14 10:05 PM

Page 4: MENDOBRAK STEREOTIPE AKTOR ABIMANA ARYASATYA filepada mereka, tetapi satu hal yang pasti, saya tidak akan meninggalkan mereka,” jelas Abimana akan sumpahnya kepada keluarga yang

5

“Suatu hari saya pasti akan

menemukannya dan saya akan berkata

‘Gue anak lo’”

“Saya tidak tumbuh dalam lingkungan keluarga. Ayah saya pergi entah kemana. Saya memiliki ibu tetapi komunikasi kami tidak begitu lancar. Saya hidup sendiri dan tidak bergantung pada siapa pun. Saya berpikir, hidup saya seperti tanpa tujuan apabila tidak digunakan untuk membangun keluarga,” jelas Abimana yakin.

Mengenai pergantian nama, selain karena faktor sosok ayah, Abimana ingin mengubah brand dirinya. Sempat dilarang oleh beberapa sutradara dan produser, akhirnya Abimana mengubah identitasnya dari Robertino menjadi Abimana setelah disetujui Putrama Tuta, sutradara Catatan Harian Si Boy. “Alhamdulillah, rezeki mengalir sejak itu.”

“Aryasatya berarti bangsawan kebanggaan keluarga. Abimana diambil dari ‘Abi’ yang dalam bahasa Arab berarti ayah dan ‘Mana’ itu kemana, jadi maksudnya adalah ayah kemana,” jelas salah satu aktor yang bermain dalam film Isyarat (2013).

Kemana perginya sang ayah masih menjadi misteri bagi Abimana. Hasrat untuk mencari ayahnya pun masih ada di dalam dirinya. Dulu, menurutnya, mencari kemana perginya sosok ayah adalah keharusan, namun sekarang ia tidak lagi melihatnya seperti itu. Ketika ia masih kecil, ia sempat dibuat bingung dengan berbagai pembicaraan orang tentang sosok ayahnya ini, karena baik ibu maupun orang-orang sekitarnya membicarakannya dari sudut pandang yang berbeda-beda.

“Sekarang saya berpikir, ‘Ya sudahlah, gue nggak kenal dia’. Apabila saya katakan saya tidak peduli sama dia, itu bohong, tetapi sekarang dia sudah bukan prioritas saya. Prioritas saya sekarang adalah keluarga,” tutur Abimana yang kini sudah tidak lagi minum alkohol dan memperbaiki kehidupan spiritualnya.

Pencarian sosok ayah ini sempat akan menemukan titik akhirnya ketika Abimana melakukan syuting film 99 Cahaya di Langit Eropa. Hanya saja, kala itu waktunya tidak mencukupi karena jarak tempuh ke tempat tinggal ayahnya memakan waktu cukup lama. Abimana tidak tahu pasti ada atau tidaknya ayahnya di sana. Alamat yang ia miliki pun berasal dari rekan ayahnya yang bekerja di kedutaan.

“Bila ada kesempatan lagi, pasti saya akan ke sana. Saya akan bertemu dengannya atau tidak bukan masalah. Saya penasaran ingin melihat kehidupannya seperti apa. Orangnya seperti apa. Dia tahu sekali saya ada dan saya pernah menitipkan foto serta surat untuk dia melalui seseorang yang kebetulan satu daerah dengannya,” jelas Abimana.

Angin siang itu meniup kencang rambut Abimana. Mata Abimana menerawang sembari mengkisahkan sosok pencarian ayahnya.

“Lima tahun lalu saya bertemu lagi dengan orang yang saya titipi itu. Ia mengatakan bahwa ayah saya mengaku tidak pernah memiliki anak. Padahal ia sudah melihat foto tersebut. Saya rasa itu

sikap wajar, laki-laki tua itu suka mengelak. Tetapi suatu hari saya pasti akan menemukannya dan saya akan berkata ‘Gue anak lo’,” ungkap Abimana mengakhiri perbincangan siang itu. H

TEKS: HANDAYANI TRITAMA FOTO/D.I : RACHMAT HIDAYAT

PENGARAH GAYA: BUNGBUNG MANGARAJA BUSANA : TOPMAN, LACOSTE,

KOLEKSI PRIBADI

71

Heart to Heart Abimana 4 halaman.indd 5 2/17/14 10:05 PM