membuat koleksi serangga

Upload: alia-syarifiah

Post on 11-Jul-2015

114 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Membuat Koleksi Serangga

Dimana dan Bagaimana Cara membuat Koleksi.Sebelum membuat koleksi, seseorang terlebih dahulu harus mengetahui bahwa serangga langka dan terancam punah dilindungi oleh hukum, seperti tumbuhan dan hewan langka dan terancam punah lainnya. Hal ini merupakan kewajiban seorang kolektor untuk mengetahui pembatasan ini.. Juga izin tertulis harus diperoleh sebelum pengumpulan data dalam suaka margasatwa, lahan dikelola oleh konservasi alam, atau negara dan taman lokal. Pengumpulan koleksi dalam taman nasional dilarang oleh hukum. Untuk mengamankan suatu perwakilan koleksi dari serangga dalam setiap musim pada tahun pembuatan koleksi, seseorang harus selalu berhati-hati pada setiap spesies yang berbeda. Koleksi di bangun dari specimen yang di ambil secara acak atau yang dilakukan selama jangka waktu yang pendek tidak akan mewakilkan spesies yang datang dalam suatu tempat. Oleh karena itu, dalam melakukan perjalanan untuk membuat koleksi yang pasti pada berbagai habitat diperlukan membalikan bebatuan, kayu, sampah, dan daun. Melakukan penyapuan dalam alfalfa, rumput, dan potongan kecil gulma akan memperlihatkan spesies yang sama sekali berbeda. Kupu-kupu dapat ditangkap menggunakan insect net dengan menjatuhkan jaring diatas mereka ketika mereka sedang turun. Serangga air dapat dijaring menggunakan water net. Berbagai macam serangga tertarik pada getah yang menetes dari tunggul atau batang pohon, yang memberikan pengoleksian yang baik di awal musim semi. Serangga tanah mungkin bias didapatkan dengan meletakkan humus dan dedaunan didalam berlese funnel atau dengan menggunakan saringan yang berbeda untuk menyusun bahan menurut ukurannya. Daftar habitat yang diberikan di bawah ini tidak berarti salah satu yang terlengkap, tapi mencakup situs di mana perwakilan atau suatu ordo-ordo dapat ditemukan.Apterygota (termasuk springtails dan bristletails). Terdapat di bawah kertas tua, dedaunan, di dalam buku tua dan di pabrik tepung. Terutama umumya dapat ditemukan pada tempat-tempat lembab seperti dibawah papan atau vegetasi yang membusuk. Ephemeroptera (lalat capung), Odonata (damselflies, capung), Plecoptera (stoneflies), dan Trichoptera (caddiesflies). Imago dapat ditemukan di dekat sungai dan kolam beristirahat di bebatuan, alang-alang, dan semak-semak atau pada cahaya lampu yang tedekat. Imago dapat ditemukan di dekat sungai dan kolam beristirahat di bebatuan, alang-alang, dan semak-semak, atau lampu dekat. Species yang belum dewasa di sungai, kolam, dan habitat air lainnya.. Orthoptera (belalang, jangkrik, dan lain-lain). Dalam rumput yang tinggi, di bawah kulit kayu, di bawah kayu dan di bebatuan pada tepi ladang, di dekat cahaya lampu, di pepohonan, dan di ruang bawah tanah yang lembab.

Blattaria (kecoa). Dibawah kulit kayu, bebatuan, dan pada kayu yang membusuk, dan di rumahrumah, dan ruang bawah tanah yang lembab, garasi, dan tumpukan sampah. Mantodea (mantids). Pada vegetasi dan di dekat cahaya lampu. Phasmida (walkingsticks). Pada pohon dan semak belukar. Isoptera (rayap). Di dasar tonggak pagar, di bawah dan di atas kayu yang membusuk, di bawah kotoran di padang rumput, di batang rumput, dan pohon, dan di kardus dan surat kabar yang dibuang. Psocoptera (psocids dan booklice). Dalam buku-buku atau makalah lama dan di batang pohon. Anoplura (kutu penghisap). Pada ternak dan hewan pengerat. Mallophaga (chewinglice). Umumnya pada burung. Hemiptera (serangga sejati). Dalam rumput dan gulma, di bawah bebatuan, di dekat atau dalam air, di bawah kulit kayu dan dedaunan, di cahaya lampu dan di kebun-kebun. Homoptera (kutu daun, wereng, dan lain-lain). Sekitar semak, rumput, gulma, dan berbagai macam tanaman pertanian. Thysanoptera (thrips). Umunnya di temukan pada bunga. Coleoptera (kumbang). Pada pohon dan semak belukar, di bawah bebatuan, di bawah kulit pohon, di kayu yang membusuk, di bawah materi yang membusuk, di dalam air, dan di sekitar bunga. Megaloptera (alderflies, dobsonflies). Pada vegetasi di sekitar sungai, larva terdapat di sungai, dan di sekitar cahaya lampu. Neuroptera (lacewings, dan lain-lain). Pada vegetasi, di cahaya lampu, dan beberapa dapat ditemukan di dalam tanah selama tahap larva. Mecoptera (scorpionflies). Dekat sungai dan di hutan lebat dan vegetasi.Lepidoptera (kupu-kupu, peloncat, dan ngengat). Pada bunga, pada pohon, di cahaya lampu, pada berbagai macam jenis vegetasi sebagai larva. Hymenoptera (lebah, tawon, semut, dan lain-lain). Pada bunga, di dekat lumpur tepi sungai, di cahaya lampu, di bawah bebatuan, pada semak dan pohon, sekitar lumbung, dan rumah-rumah, di bawah jembatan, dan di atas tanah.

Botol Pembunuh.Setiap botol ukuran apapun dapat digunakan namun ukuran yang paling berguna adalah setengah pint (takaran, 0.568 liter) dan toples dengan mulut yang lebar. Botol berdinding tebal yang terbaik karena tidak mudah pecah. Siapkan larutan kental dari plester Paris dan tuangkan di atas lapisan seburk gergaji yang sebelumnya dipadatkan ke dalam botol. Ketika larutan mulai terbenam, gunakan pensil untuk mendorong lapisan pada lapisan pada beberapa titik untuk membentuk saluran agar fumigant dapat menembus. Biarkan campuran ini kering selama sekitar satu minggu dengan tutup sepenuhnya kencang. Fumigant, seperti etil asetat, dapat ditambahkan setelah gips kering. Sebuah lapisan fumigant dengan ketebalan 1 cm akan sepenuhnya terserap dalam botol standard pembunuh. JANGAN MENGHIRUP FUMIGANT TERSEBUT. BERI LABEL PADA BOTOL BERACUN. Sediakan beberapa strip kertas hisap yang ditempatkan dalam botol, yang akan menyerap kelebihan kelembaban dan menjaga bagian dalam botol tetap kering.

Begitu serangga bertubuh keras dikumpulkan, mereka harus ditempatkan dalam botol pembunuh. Biarkan untuk tetap berada di dalam botol pembunuh selama kurang lebih 1 jam untuk memastikan kematian. Selama perjalanan pengoleksian di mana berbagai jenis dan jumlah serangga sedang dikumpulkan, sangat disarankan untuk memiliki beberapa botol atau memindahkan serangga yang lebih halus untuk mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh serangga yang lebih besar. Fumigant dapat hilang ketika botol dibuka dan ditutup, sehingga harus menambahkannya secara berkala, terutama sebelum perjalanan mengumpulkan koleksi dilakukan dan pada waktu lain ketika serangga tidak mati dalam waktu 2 sampai 3 menit. Kupu-kupu besar, ngengat, kumbang, dan capung dapat ditempatkan dalam botol yang dipisahkan dengan kapas penuh dengan fumigant, atau mereka mungkin disuntik dengan alkohol atau formalin dengan menggunakan jarum suntik.

Serangga bertubuh lunak, khususnya pada tahap belum dewasa, tidak boleh ditempatkan dalam botol pembunuh, tetapi harus dibunuh dengan memasukkan mereka ke dalam alkohol atau menyuntikkan serangga tersebut dengan alkohol. Walaupun etil atau isopropyl alcohol cukup untuk memelihara serangga rapuh ini untuk observasi di masa yang akan datang, bahan pengawet lain dapat digunakan dan lebih baik jika specimen tersebut tidak di tempatkan di dalam koleksi penelitian (pada lihat bagian mengenai presentasi cair).

Pengenduran.Jika dalam alasana apapun, seranggan yang di koleksi tidak dapat di susun hingga serangga tersebut kering, mengendurkan mereka akan mencegah kerusakan. Langkah ini sangat penting. Sebuah tabung pengenduran sangat mudah dibangun dengan menempatkan 5 cm pasir di dasar toples kaca. Pasir dijenuhkan dengan air, dengan beberapa tetes formalin ditambahkan untuk mencegah pertumbuhan jamur, dan sepotong kertas isap ditempatkan pada permukaan pasir untuk penempatan spesimen. Kemudian ditutup selama 1 sampai 3 hari, tergantung pada ukuran serangga (semakin besar ukuran, semakin lama periode). Berhatihatilah, karena terlalu lama penyimpanan dapat mengakibatkan periode pertumbuhan jamur dan hilangnya spesimen.

Penjepitan.Banyak munculnya serangga dan kemudahan dalam melihat karakteristik diagnostik tergantung pada kerapihan dan kepedulian yang dilakukan pada saat penyematan. Jepit semua Coleoptera melalui elytron yang benar, seperempat jarak dari pangkal sayap. Hemiptera dan Homoptera harus disematkan melalui scutellum. Ordo lainnya harus di semat melalu mesothorax. Spesimen yang terlalu kecil dan lembut untuk disematkan biasanya sudah terpasang baik pada cardboard points atau micropins. Jika points yang digunakan, serangga tersebut di sentuh oleh point untuk dilapisi oleh setetes kecil lak, cat kuku, atau lem yang telah ditambahkan dan ditempatkan di sebelah kiri penjepit serangga dengan kepala ke depan. Micropins itu pendek, merupakan penjepit yang sangat halus tanpa kepala yang seharusnya menusuk serangga dari sisi ventral. Sisi lain dari micropin ini nantinya akan dihubungkan ke penjepit serangga melalui sedikit gabus atau sumbat.

Cara yang terbaik adalah merentangkan sayap ngengat dan kupu-kupi. Pertama, jepit serangga melalui mesothorax dan masukkan pin dalam lipatan pada papan perentang. Pindahkan forewing anterior sampai margin kembali membentuk sudut siku-siku dengan garis yang sejajar dengan sumbu panjang tubuh. Pegang sayap maju ke posisinya yang sesuai. Selanjutnya, potong strip kertas kecil dan tempatkan strip kertas kecil tersebut di sayap dan jepit di garis sayap (memerlukan banyak latihan untuk tidak menembus sayap). Penjepit ntuk sementara mungkin di lepas. Tiga sampai lima hari mungkin di perlukan, terutama untuk specimen yang besar, memungkinkan daerah pengeringan yang menyeluruh dengan kelembaban tinggi.

Pemberian Label.Semua spesimen harus mewakilin daerah tempat pengoleksian dan tanggal penangkapan pada label lokalitas. Harus akurat, karena informasi yang tidak benar lebih buruk daripada tidak ada data. Jika anda tidak tahu tanggal yang pastinya, termasuk hanya apa yang pasti. Tanggal harus di tulis pada salah satu gaya berikut: 10 Agustus.1997, 10.VIII.1997, atau VIII.10.1997. Jangan pernah menggunakan 8/10/1997 atau 10/8/1997. Bentuk yang disarankan adalah: KANSAS: Riley Co. Manhattan VIII.10.1997 Label ditempatkan pada penjepit serangga tidak boleh melebihi dari 18 mm pada ukuran 5 mm. Nama kolektor ditempatkan pada label kedua di antara label lokasi. Label koleksi fotografi mungkin lebih aman dengan memasukkan lembar yang diketik dengan kolom pada berbagai macam data yang di inginkan. Lembar ini kemudian di kurangi oleh fotografi dan cetakan. Komputer dapat di program untuk memproduksi label yang dibutuhkan.

Tampilan dan Penyimpanan.Koleksi menjadi berarti ketika spesimen dapat di pelajari atau ditampilkan. Museum dan banyak koleksi pribadi yang biasanya di simpan di dalam lemari kayu atau baja yang terdapat laci-laci yang di tutup kaca. Pada masing-masing laci tersebut, terdapat nampan berisi unit (kardus yang dialasi penjepit bagian bawah dengan busa polyethylene) yang dapat menyematkan spesimen untuk mudah dimasukkan dan dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan. Pada masingmasing nampan berisi satu spesies tunggal, dan nampan tersebut biasanya disusun secara alfabetis dari mulai spesies hingga genus, dari genus hingga family, dari family hingga ordo. Kabinet biasanya di susun dalam filogenetik atau ordo untuk referensi yang lebih mudah. Walaupun dengan laci dengan puncak dan pintu kabinet yang sempit, serangga hama, seperti dermestid beetles, sering kali mudah masuk; oleh karena itu, sebuah fumigant pembasmi (mothball, insektisida) harus digunakan, dan laci-laci harus di inspeksi secara rutin untuk memperhatikan tanda-tanda kerusakan yang di akibatkan oleh serangga (residu serbuk di bawah serangga yang tersemat mengindikasikan di makan hama). Kerusakan yang paling sedikit mungkin ketika kabinet terawat pada ruangan dengan temperatur dan kelembaban rendah, dan dimana spesimen yang di fumagasi sebelum disimpan. Untuk pemula, kabinet dan laci museum yang mahal seringkali tidak realistis; oleh karena itu, bagaimana suatu spesimen dapat di simpan dan di perlihatkan? Metode yang paling

murah adalah dengan menggunakan kotak cerutu atau kotak-kotak Schmitt, tetapi tanpa penutup kaca dan meningkatkan kemungkinan rusak karena kecelakaan. Walau begitu, kotak-kotak ini dapat di simpan pada container atau area yang tepat, namun inspeksi yang berkali-kali untuk hama sangat di rekomendasikan. Kemungkinan kedua adalah dengan menggunakan kotak display dengan bagian atas penutup kaca, selain laci-laci museum. Kotak-kotak seperti ini kemungkinan kurang tersedia pada rumah penyuplai alat-alat biologi; walau begitu, dapat diproduksi secara local oleh pengrajin kabinet atau oleh kolektore hingga pada ukuran yang di inginkan. Dan sekali lagi, penjepit bawah dengan busa polyethylene di masukkan untuk menahan spesimen yang disematkan, dan repellent atau insektisida dapat di tambahkan untuk mencegah kerusakan di akibatkan oleh hama. Label ordo atau famili yang di cetak komputer atau tangan dapat di sematkan ke dalam kotak-kotak pada posisi tepat untuk menampilkan keragaman spesies.

Cairan pengawetan.Banyak serangga, khususnya belum dewasa, yang bertubuh lunak dan tidak dapat secara memadai diawetkan dengan menyematkan karena susut dan distorsi tubuh akan membuat identifikasi sulit atau tidak mungkin. Organisme tersebut terbaik diawetkan dengan membunuhdan menjaga mereka dalam cairan. Pengawet yang paling banyak digunakan adalah 70 sampai 80 persen isopropil atau etil alkohol yang kadang-kadang ditambahkan gliserin (sekitar 1 persen atau kurang dari total volume). Alkohol harus diganti setiap 2 sampai 3 hari setelah pengawetan anthropoda karena cairan pengawet akan di encerkan oleh cairan tubuh. Koleksi semacam ini dapat dipertahankan apabila tanpa batas waktu jika tingkat presentasi alkohol dapat di periksa secara berkala. Gliserin memelihara serangga agar tetap lembut walau pun bila persentasi alkohol harus menguap dari container, tetapi itu memperjelas spesimen dengan waktu. Sayangnya, beberapa penyusutan selalu terjadi, dan warna tidak dapat bertahan seperti aslinya, khususnya warna hijau. Cairan pengawet khusus telah di kembangkan untuk merawat kekakuan tubuh dan mencegah penggelapan pada spesimen. Salah satu yang nampaknya paling memuaskan penulis untuk larva adalah sebagai berikut: Minyak tanah Asam asetat glasial 95% etil alkohol Isobutil alcohol 30 bagian 20 bagian 90 bagian 30 bagian

Dioxane (bukan dioxin)

10 bagian

Cairan dalam urutan di daftar di campur. Minyak tanaj dapat dikurangi 50% jika spesimen dengan kulit sangat tipis seperti larva dipteran harus di koleksi (untuk mencegah meledak ketika diluruskan). Untuk hasil terbaik, spesimen harus ditempatkan langsung ke larutan dalam keadaan hidup. Serangga belum dewasa dengan insang tidak boleh disimpan dalam cairan ini karena cenderung terdistorsi. Serangga dengan eksoskeleton yang tebal diawetkan paling baik dalam cairan lain, jika imago, mereka harus di jepit. Setelah beberapa hari ke minggu, cairan harus di buang dan diganti dengan 70 sampai 80 persen isopropil atau etil alkohol untuk penyimpanan permanen, sehingga lemak (larutan ini memberikan warna alami putih pada larva mereka) tidak akan lepas dari spesimen ke larutan. Koleksi dan penyimpanan biasanya di lakukan dalam botol. Botol dengan sumbat neoprene adalah yang paling baik karena penguapan alkohol lebih sedikit, tetapi botol seperti mahal dan penutup kulit atau penutup sekrup sering menjadi pengganti. Namun, penyimpanan jangka panjang dalam jenis yang terakhir ini berisiko karena penutup yang tertutup kencang jarang terjadi. Tingkat alkohol harus sering dipantau secara teratur dan diganti sesuai dengan kebutuhan; kehilangan konsentrasi alkohol yang cepat mungkin terjadi pada saat penggantian botol dan penutup. Ukuran botol yang paling popular adalah 2 atau 4 drams (1 drams = 1/8 ons). Rak botol yang berguna untuk penyimpanan dan memungkinkan akses siap untuk spesimen; botol tidak boleh ditempatkan dalam kotak koleksi dengan spesimen disematkan karena botol sering berguling dan menghancurkan banyak koleksi. Setiap botol harus berisi label yang mengidentifikasi daerah pengkoleksian, tanggal, dan kolektor sebagai data minimal. Label harus dibuat dengan tinta india atau dengan pensil lunak; tidak diperbolehkan mengggunakan pena ball-point karena tintanya larut dalam alkohol. Label fotografi atau computer yang di produksi sangat berguna juga praktis hanya jika membuat koleksi yang besar. Jika spesimen menjadi kering karena penguapan alkohol dari botol, spesimen mungkin bentuknya telah berubah. Sebuah spesimen yang sering digunakan, tapi agak inferior, metodenya adalah dengan perendaman spesimen dalam larutan hidroksida yang lemah (kurang dari 5 persen) sampai bentuk normal kembali. Cuci dalam asam asetat lemah dan kemudian di lanjutkan dengan mentransfer ke alkohol 25, 50, dan akhirnya 75 persen untuk melengkapi proses. Asam asetat menetralisir apapun yang tersisa dari KOH dan kemudian melambatkan paparan untuk meningkatkan konsentrasi alkohol yang dapat mencegah kerusakan. Teknik yang lain dan yang lebih baik melibatkan perebusan spesimen dalam alkohol 85 persen dan kemudian memindahkannya ke alkohol dingin dengan konsentrasi yang sama. Metode tersebut biasanya lebih mudah dan lebih aman dan menghasilkan hasil yang lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan teknik KOH.