membina kesehatan dirimasjidmujahidinuny.com/wp-content/uploads/2016/03/kalam...2 buletin kalam isi...

4
Edisi XV | September | 2016 Dibagikan Secara Gratis Terimakasih Tidak Membaca Saat Khutbah Berlangsung Membina Kesehatan Diri Tubuhnya sehat, mukanya berseri-seri karena kesehatan tubuh dan jiwanya. Pakaianya bersih karena kebersihan hatinya. Dia gemar olahraga untuk kesehatan tubuh dan dia suka musik untuk kesehatan batin. Kita namai dia orang “sehat”. 1 Demikianlah ungkapan salah satu ulama kenamaan yang pernah dimiliki bangsa ini. Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Buya HAMKA. Lalu mari kita lihat pula apa makna sehat menurut Organisasi ke- sehatan dunia WHO (World Health Organization), Sehat adalah memperbaiki kondisi manusia, baik jasmani, rohani, ataupun akal, sosial, dan bukan semata-mata memberantas penyakit. 2 Sedang- kan sehat menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional tahun 1983 meru- muskan kesehatan sebagai ketahanan jasmaniah, ruhaniyah, dan sosial yang dimiliki manusia se- bagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan (tuntunan-Nya), dan wajib meme- lihara serta mengembangkannya. 3 Dari pemaparan di atas maka bisa kita sim- pulkan bahwa seseorang dapat dikatakan “sehat” jika memiliki 3 komponen yang baik dalam dirinya yaitu: Jasmani, Rohani, dan Sosialnya. Prof. H.Y.S Santosa Giriwijoyo membagi mak- na sehat seperti skema berikut: Sehat = Sejahtera (Jasmani, rohani, sosial) + Bebas (Penyakit, cacat, kelemahan). Keadaan seperti di ini adalah kondisi sehat yang sempurna atau paripurna. Yaitu sehat ideal atau sehat yang diidam-idamkan. Lebih lanjut M. Quraish Shihab membagi tema kesehatan ini berdasarkan 3 aspek pula yai- tu: 1) Sehat Jasmani meliputi: sehat badan, sehat makanan, sehat lingkungan, dan sehat aktivitas. 2) Sehat Rohani meliputi: memiliki iman, selalu bersyukur dan berdo’a, ikhlas dan sabar, tawakkal, dan husnudzhan. 3) Sehat Sosial meliputi: amar oleh: Kaharudin, S.Pd.* pixabay.com

Upload: lydan

Post on 25-Mar-2018

231 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Edisi XV | September | 2016Dibagikan Secara Gratis

Terimakasih Tidak Membaca Saat Khutbah Berlangsung

Membina Kesehatan Diri

Tubuhnya sehat, mukanya berseri-seri karena kesehatan tubuh dan jiwanya. Pakaianya bersih karena kebersihan hatinya. Dia gemar olahraga untuk kesehatan tubuh dan dia suka musik untuk kesehatan batin. Kita namai dia orang “sehat”. 1 Demikianlah ungkapan salah satu ulama kenamaan yang pernah dimiliki bangsa ini. Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Buya HAMKA. Lalu mari kita lihat pula apa makna sehat menurut Organisasi ke-sehatan dunia WHO (World Health Organization), Sehat adalah memperbaiki kondisi manusia, baik jasmani, rohani, ataupun akal, sosial, dan bukan semata-mata memberantas penyakit.2 Sedang-kan sehat menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional tahun 1983 meru-muskan kesehatan sebagai ketahanan jasmaniah, ruhaniyah, dan sosial yang dimiliki manusia se-bagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan

mengamalkan (tuntunan-Nya), dan wajib meme-lihara serta mengembangkannya.3 Dari pemaparan di atas maka bisa kita sim-pulkan bahwa seseorang dapat dikatakan “sehat” jika memiliki 3 komponen yang baik dalam dirinya yaitu: Jasmani, Rohani, dan Sosialnya. Prof. H.Y.S Santosa Giriwijoyo membagi mak-na sehat seperti skema berikut: Sehat = Sejahtera (Jasmani, rohani, sosial) + Bebas (Penyakit, cacat, kelemahan). Keadaan seperti di ini adalah kondisi sehat yang sempurna atau paripurna. Yaitu sehat ideal atau sehat yang diidam-idamkan. Lebih lanjut M. Quraish Shihab membagi tema kesehatan ini berdasarkan 3 aspek pula yai-tu: 1) Sehat Jasmani meliputi: sehat badan, sehat makanan, sehat lingkungan, dan sehat aktivitas. 2) Sehat Rohani meliputi: memiliki iman, selalu bersyukur dan berdo’a, ikhlas dan sabar, tawakkal, dan husnudzhan. 3) Sehat Sosial meliputi: amar

oleh: Kaharudin, S.Pd.*

pix

abay

.co

m

2 Buletin Kalam Edisi XV | September | 2016

ma’ruf nahi mungkar, pemaaf, empati, toleransi, dan mengahargai orang lain.Aspek Jasmani dan Rohani Manusia Kaitanya dengan hal ini dalam bahasa Al-Quran manusia sering disebut sebagai makhluk psikis (al-Insan). Secara etimologis, al-insan berar-ti harmonis, lemah lembut, tampak, atau pelupa. Kata ini digunakan Al-Qur’an untuk menunjukan totalitasnya sebagai makhluk jasmani dan roha-ni. Harmonisasi kedua aspek ini menjadikan ma-nusia makhluk yang unik dan istimewa sehingga antar individu memiliki perbedaan dan karak-teristik juga sifat yang berlainan. Manusia dapat membentuk dan mengembangkan diri dan ko-munitasnya sesuai dengan nilai-nilai insaniyah yang memiliki nuansa ilahiyah hanif. Kata al-insan mengacu pada potensi yang dianugrahkan Allah yaitu potensi tumbuh dan berkembang secara fi-sik (QS. Al-Mu’minun [23]: 13-14) dan potensi untuk tumbuh berkembang secara mental spiritual. Secara fisik kita bisa melihat bahkan me-rasakan sendiri bagaimana dahulu ketika kita ke-cil belum bisa berjalan lalu seiring waktu kitapun tumbuh, kaki sudah kuat berpijak lalu kita berlatih berjalan, kian waktu kian kita bisa berjalan bahkan berlari dan melompat. Kita merasakan sendiri dari tahun ke tahun kita berganti pakaian baru sebab pakaian kita yang dahulu sudah tak muat lagi. Itu pertanda bertanda kita tumbuh secara fisik. Dahulu kita sering pergi main ke sungai saat banjir, bermain bola saat hujan di tengah petir yang menyambar-nyabar di atas ubun-ubun. Tapi terkadang saat itu kita tak merasa harus berhenti segera karena bahaya. Kita belum pandai menim-bang mana yang baik-mana yang buruk. Seiring berjalannya usia, kita mulai merasa tak pantas lagi jika hidup harus terus bersembunyi dibalik punggung ayah, lalu kita merasa harus mandi-ri dan mencari kerja, dengan gaji hasil kerja kita itu, lalu kita berpikir ingin menolong saudara kita, tetangga kita yang sedang dalam sengsara. Begi-tulah aspek rohani kita bertumbuh.

Aspek Sosial Manusia Kata al-Nas lebih bersifat umum dari kata al-insan. Manusia diarahkan menjadi mkhluk so-sial yang dapat memberikan manfaat bagi kehi-dupan orang lain ataupun masyarakatnya. “Khair

al-Nas anfa’ li al-Nas” sebaik-baik manusia adalah mereka yang banyak memberi manfaat bagi sesa-ma manusia. Manusia sebagai ciptaan Allah ditun-tut untuk berbuat kebaikan seperti mengajak ma-nusia berbuat baik, mencegah manusia berbuat kemungkaran atas dasar iman kepada Allah. dan hal inilah yang tergambar dalam surat Ali-Imran [3] ayat 110. Begitulah semestinya kita dalam pergaulan sehari-hari. Senantiasa berusaha menempatkan diri menjadi seseorang yang dirindukan kehadira-nya, memberikan manfaat dimanapun berada, dan berani untuk berdiri lantang menentang ke-bathilan yang ada. Begitulah semestinya aspek so-sial dalam diri kita ditumbuhkan.

Memelihara Kesehatan Kita Tidak bisa kita katakan bahwa ketiga hal ini (Jasmani, Rohani dan Sosial) adalah tiga hal yang berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan. Pada ke-nyataannya seringkali kita temukan bahwa ketiga-nya merupakan tiga hal yang sangat berkaitan erat di dalam praktik kehidupan kita sebagai manusia. Sebab pada hakikatnya menurut Mulla Sadra kita manusia adalah mahkluk yang terdiri dari dua substansi, yaitu badan yang bersifat fisik, dan jiwa yang bersifat akal. Badan adalah yang dibawa dan jiwa adalah yang membawa, bukan badan yang membawa ruh. Sebagai seorang muslim tentu kita sangat yakin dengan adanya ruh itu, dan ruh inilah yang akan hidup selamanya dalam kehidupan kita se-telah di dunia yang fana ini. Namun selama kita hidup di dunia ini ruh tidak akan mungkin bisa mencapai tujuannya tanpa adanya fisik. Yaitu

“Senantiasa berusaha me-nempatkan diri menjadi seseorang yang dirindu-

kan kehadiranya, membe-rikan manfaat dimanapun berada, dan berani untuk berdiri lantang menen-

tang kebathilan yang ada.“

3Buletin KalamEdisi XV | September | 2016

tubuh atau badan kita ini. Maka menjaga keseha-tan fisik atau badan sepanjang hidup kita menjadi agenda yang sangat penting dalam rangka agar ruh bisa mencapai tujuannya (surga). Maka dalam upaya kita mencapai produkti-fitas hidup kita perlu memelihara dan senantiasa memperbaiki 3 kualitas dari aspek tersebut. Ada-pun contoh yang ideal dalam hal ini tentulah Ia adalah Rasulullah SAW. “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”. (QS. Al-Ahzab [33]: 21) Sudah sangat sering kita dengar kisah dan tauladan dari Rasulullah dalam hal kesehatan baik itu secara fisik beliau, rohani beliau ataupun dalam aspek kehidupan sosial beliau. Kesehatan dan ke-bugaran fisik beliau dalam menjalankan dakwah sangat layak untuk kita tauladani. Bagaimana be-liau berperan sebagi seorang suami juga sekaligus sebagai panglima perang. Kita mendengar bagai-mana beliau menegakkan ibadahnya, dzikirnya untuk kesehatan jiwanya juga bagaimana beliau berbuat baik dengan tetangga, sanak saudara, menentang setiap kebathilan dan tidak pernah takut dengan ancaman sebab kebenaran yang Ia bawa. Semua beliau lakukan demi terciptanya ta-tanan dunia yang berdasarkan kepada Islam.

Tips Kesehatan bagi para Da’i Kepada para penyeru kebenaran yang kokoh dalam pendiriannya, Ustadz/Ustadzah, Pak Kyai/Ibu Nyai, Pemimpin rakyat dan Aktivis Islam, se-moga Allah senantiasa melimpahkan karunia nik-mat sehat kepada engkau, sehingga tetap tegap tubuh berdiri, tetap bergerak kaki dalam kebena-ran, tetap bekerja tangan menentang kemungka-ran. Sebab sehat fisik adalah kendaraan bagi jiwa maka perlulah kiranya engkau memeliharanya di tengah kesibukanmu mendidik umat ini. Me-nyisakan sedikit waktu ntuk membina badanmu ditengah laju kencangnya dzikir dan ibadahmu. Tak perlu kiranya engkau memaksakan diri dalam membina fisikmu. Olahraga menjadi perlu untuk kesehatanmu, tapi cukuplah dengan olahraga kesehatan saja. Yaitu melatih dan memelihara organ tubuh untuk dapat berfungsi normal dalam

keadaan gerak. Bukan dengan memaksimalkan kemampuan organ tubuh secara maksimal seper-ti olahraga prestasi. Karena jika engkau melakukan olahraga yang berlebihan bisa jadi bukan sehat yang kau dapatkan tapi palah kelelahan yang tak kunjung pulih. Konsep olahraga kesehatan adalah: Padat ge-rak, bebas stres, singkat (cukup 10-30 menit tanpa henti), adekuat, massal, mudah, murah, meriah dan fisiologis (bermanfaat dan aman). Lakukan minimal 2x/minggu, usahakan denyut jantung te-rasa hingga mencapai intensitas antara 65-80% dari denyut nadi maksimal(DNM). Adapun cara menghitung Denyut Nadi Maksimal (DMN) ada-lah dengan DMN sesuai umur = 220 – umur dalam tahun. Semoga kita senantiasa bisa menjaga kese-hatan kita secara utuh. Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas). Wallahua’lam.

(1) Pribadi Hebat, Prof. Dr. HAMKA, hal. 2(2) Nina Aminah, Pendidikan Kesehatan dalam Al-

Qur’an, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Off-set. 2013), cet. Ke-1, hlm. 12.

(3) Ashin W. Al-Hafidz, Fikih Kesehatan, (Jakarta: Si-nar Grafika Offset. 2007), cet. Ke-1, hlm. 4.

*Penulis adalah alumni mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

“Olahraga menjadi perlu untuk kesehatanmu, tapi cukuplah dengan olahra-ga kesehatan saja. Yaitu

melatih dan memelihara organ tubuh untuk dapat berfungsi normal dalam

keadaan gerak.“

4 Buletin Kalam Edisi XV | September | 2016

Buletin Kalam diterbitkan oleh Masjid Al Mujahidin UNYSusunan Redaksi :Penasehat: Prof. Dr. Rochmat Wahab M.Pd, MA. Pembimbing: Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag.Pimpinan Redaksi: Subhan Abrori Editor: Rizki Ageng MardikawatiDesain-Layout: Gangsar Pitoyo Produksi: Rohmah Nurhuda Distributor: Gafar BabaAlamat Redaksi: Gedung IEC Lantai 1 Kompleks Masjid Al Mujahidin UNYTelp: 08174120655 Alamat Email: [email protected]

Redaksi menerima tulisan dari para pembaca. Tulisan dapat dikirimkan ke alamat email.

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tu-hanmu dan berkorbanlah. (QS. Al Kautsar 1-2)

Seperti halnya di tahun-tahun sebelumnya, Masjid Al Mujahidin UNY mengadakan agenda penyembe-lihan hewan Qurban. Agenda tersebut diadakan satu hari, yaitu pada Rabu, 14 September 2016. Tahun ini Masjid Al Mujahidin UNY mendapat amanah hewan qurban sebanyak 13 ekor kambing.

Dalam rangka melaksanakan perintah Allah terse-but, panitia dari Takmir Masjid Al Mujahidin UNY telah menyiapkan berbagai kebutuhan sarana dan prasarana. Proses penyembelihan dan pemotongan daging dipu-satkan di halaman parkir kompleks Masjid Al Mujahidin UNY atau di depan gedung Islamic Education Center.

Adapun shohibul qurban di Masjid Al Mujahidin UNY antara lain: (1) Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. (Rektor UNY); (2)Triyanto Puspito Nugroho, S.Pd; (3)H. Sukamta, Ph.D; (4) Wahyudi Iman Satria, S.Sos; (5)Svendriyati Asthari; (6)Kurnia Adhi Putra; (7)R. Dedy Herdito,S.E.,M.M.; (8)Suci Rian Kurniawan; (9)Noor Aziz Prabanistian; (10)Sukma Intan Sari; (11)Ficky Fristiar S.Pd; (12)A. Yusuf Malik Ch; dan (13)Muh. Wildanul Firdaus.

Segenap Pengurus Takmir Masjid Al Mujahidin UNY mengucapkan jazakumullah khairan katsir atas kepercayaan jamaah, khususnya para shohibul qurban. Tak lupa juga kepada seluruh relawan dan panitia Qurban Masjid Al Mujahidin UNY. Semoga ibadah qurban yang telah dilaksanakan diterima dan menjadi pahala yang besar menuju keridhoan Allah swt. Aamiin.

Liputan Khusus

Idul Qurban di Mujahidin

Do

k. P

rib

adi