aqidah_ilmu kalam

26
Fungsi Ilmu Kalam × Powered By LaSuperba Sebelum kita membahas fungsi dari ilmu kalam , ada baiknya kita terlebih dahulu mengetahui apa itu ilmu kalam. Secara etimologi ilmu kalam terdiri dari dua suku kata yakni ilmu serta kalam. Arti dari ilmu itu sendiri berarti pengetahuan sedangkan kalam bisa diartikan sebagai perkataan atau bisa juga percakapan. Biasanya, ilmu ini seringkali digunakan sebagai istilah bagi hal – hal yang berkaitan dengan akidah dalam agama islam. Atau, pengertian lain menyebutkan bahwa ilmu kalam ini sering juga disebut dengan ilmu tauhid. Yang mana segala pembahasan mengenai ilmu islam yang berupa dalil agar mampu mempertahankan keyakinan. Fungsi Ilmu Kalam Menurut Ibnu Khaldun , ilmu kalam merupakan ilmu yang berisi alasan untuk mempertahankan keimanan khususnya agama islam yakni dengan penggunaan dalil aqli (rasional) maupun dali naqli (tradisional, ditularkan). Selain itu juga berisi tentang bantahan bagi siapa saja yang mengingkarinya serta yang mempunyai pandangan berbeda dan tidak sepaham dengan ahli sunah maupun salaf. Adapun beberapa alasan mengapa dinamakan ilmu kalam: 1. Adanya percakapan yang menjurus pada perdebatan mengenai aqidah islam, perdebatan ini dimulai abad kedua Hijriah 2. Para ulama ketika mereka menjelaskan mengenai berbagai macam persoalan mengenai akidah islam yakni menggunakan metode ilmu logika, yang mana metode ini sering digunakan oleh para filosof. 3. Munculnya pertanyaan yang cukup menghebohkan umat islam pada abad kedua hijriah yakni mengenai kalamullah 4. Masalah – masalah yang menjadi perdebatan mengenai akidah islam hanya sebatas perkataan dan percakapan. Fungsi dari ilmu kalam sendiri bisa kita lihat pada pebahasan dibawah ini: Mampu memberikan landasan keimanan yang kuatbagi umat islam yakni dengan cara melakukan pendekatan yang logis sehingga agama islam tidak bisa dikatakan agama dogmatis (apa adanya) Mamapu menopang nilai – nilai ajaran islam seperti iman, yang berupa landasan akidah. Islam, yang meliputi syariat, muamalah serta ibadah dan ihsan, yang meliputi aktualisasi atau penerapan akhlak Mampu menjawab berbagai pertanyaan mengenai agama lain yang mampu merusak agama islam. Terlebih adanya sindiran mengenai agama islam ditengah – tengah penduduk yang mempunyai keyakinan berbeda.

Upload: nenk-nelenknenkunk

Post on 22-Jan-2016

88 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

aqidah ilmu kalam

TRANSCRIPT

Page 1: aqidah_ilmu kalam

Fungsi Ilmu Kalam×Powered By LaSuperbaSebelum kita membahas fungsi dari ilmu kalam, ada baiknya kita terlebih dahulu mengetahui apa itu ilmu kalam. Secara etimologi ilmu kalam terdiri dari dua suku kata yakni ilmu serta kalam. Arti dari ilmu itu sendiri berarti pengetahuan sedangkan kalam bisa diartikan sebagai perkataan atau bisa juga percakapan. Biasanya, ilmu ini seringkali digunakan sebagai istilah bagi hal – hal yang berkaitan dengan akidah dalam agama islam. Atau, pengertian lain menyebutkan bahwa ilmu kalam ini sering juga disebut dengan ilmu tauhid. Yang mana segala pembahasan mengenai ilmu islam yang berupa dalil agar mampu mempertahankan keyakinan.

Fungsi Ilmu KalamMenurut Ibnu Khaldun, ilmu kalam merupakan ilmu yang berisi alasan untuk mempertahankan keimanan khususnya agama islam yakni dengan penggunaan dalil aqli (rasional) maupun dali naqli (tradisional, ditularkan). Selain itu juga berisi tentang bantahan bagi siapa saja yang mengingkarinya serta yang mempunyai pandangan berbeda dan tidak sepaham dengan ahli sunah maupun salaf.Adapun beberapa alasan mengapa dinamakan ilmu kalam:1. Adanya percakapan yang menjurus pada perdebatan mengenai aqidah islam,

perdebatan ini dimulai abad kedua Hijriah

2. Para ulama ketika mereka menjelaskan mengenai berbagai macam persoalan mengenai akidah islam yakni menggunakan metode ilmu logika, yang mana metode ini sering digunakan oleh para filosof.

3. Munculnya pertanyaan yang cukup menghebohkan umat islam pada abad kedua hijriah yakni mengenai kalamullah

4. Masalah – masalah yang menjadi perdebatan mengenai akidah islam hanya sebatas perkataan dan percakapan.

Fungsi dari ilmu kalam sendiri bisa kita lihat pada pebahasan dibawah ini: Mampu memberikan landasan keimanan yang kuatbagi umat islam yakni dengan

cara melakukan pendekatan yang logis sehingga agama islam tidak bisa dikatakan agama dogmatis (apa adanya)

Mamapu menopang nilai – nilai ajaran islam seperti iman, yang berupa landasan akidah. Islam, yang meliputi syariat, muamalah serta ibadah dan ihsan, yang meliputi aktualisasi atau penerapan akhlak

Mampu menjawab berbagai pertanyaan mengenai agama lain yang mampu merusak agama islam. Terlebih adanya sindiran mengenai agama islam ditengah – tengah penduduk yang mempunyai keyakinan berbeda.

A.      PENGERTIAN ILMU KALAMIlmu kalam disebut juga:

Page 2: aqidah_ilmu kalam

            Ilmu Tauhid, karena di dalamnya dibahas tentang keesaan Allah Swt, baik dzat-Nya maupun sifat-Nya.

            Ilmu Ketuhanan, karena pokok-pokok bahasan dalam ilmu tersebut tentang keberadaan Tuhan.

            Teologi Islam dan ilmu Keimanan, karena membahas tentang keimanan manusia terhadap Allah Swt.Adapun mengenai pengertian ilmu kalam sendiri para ulama masih berbeda pendapat, yaitu :

            Ibnu Kholdun, mengatakan bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan aliran golongan salaf dan ahli sunah.

            Syiristhoni, mengatakan bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan (Islam) dengan bukt-bukti yang meyakinkan.

            Al-Baqilani, mendefinisikan ilmu kalam sebagai ilmu yang membahas tenteng wujud Allah Swt, sifat-sifat yang mesti ada, mustahil, dan mungkin ada pada-Nya, dan membicarak tentang rasul-rasul Tuhan, untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang mesti ada, mustahil, dan mungkin ada padanya.

            Para ulama Mu’ tazilah, mendefinisikan ilmu kalam sebagai suatu ilmu atau pemikiran yang membahas kalam Allah Swt,

B.      FUNGSI ILMU KALAMa.       Meluruskan Aqidah Islam yang telah diselewengkan oleh orang-orang munafik dan

murtad yang ingin menghancurkan Islam.b.      Membela Aqidah Islam dari serangan-serangan dan hujjah-hujjah orang-orang kafir yang

menyerangnya dengan menggunakan filsafat (cara berfikir sistematis dan mendalam tentang sesuatu).

c.       Mengimbangi perkembangan teologi diluar Islam, yang selalu menggunakan filsafat sebagai penjabarabn atas konsep-konsep ketuhanan yang mereka yakini.

d.      Menjelaskan kepada umat Islam tentang pemahaman atas Dzat, sifat, dan perbuatan Allah yang sebenarnya menurut makna yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah.

e.      Sebagai wujud perkembangan ilmu-ilmu Islam yang merupakan hasil kajian yang mendalam dari Al-Qur’an dan Al-Hadits khusus tentang ketuhanan.

f.        Sebagai medium bagi kelahiran filsafat Islam.

C.      HUBUNGAN ILMU KALAM DENGAN ILMU-ILMU LAINNYADalam perspektif Islam, agama memiliki tiga pilar utama yang harus dijadikan dasar-dasar ajaran dan doktrinnya. Yaitu :

a.       Al-Iman; yang mengajarkan tentang Aqidah dan keiman yang benar, sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan sunah. Ilmu tentang aqidah dan keimanan ini disebut ilmu Al-Aqaid, ilmu At-Tauhid, ilmu Ushuludin, dan Ilmu Kalam.

b.      Al-Islam; yang mengajarkan tentang ibadah, syari’ah, dan muamalah. Ilmu yang membahas tentang Al-Islam disebut ilmu Al-Faqh wa Ushul Al-Faqh atau Ilmu Syari’ah.

c.       Al-Ihsan; yang mengajarkan tentang sikap prilaku terpuji manusia, baik kepada Allah Swt., sesama manusia, dan makhluk Allah lainnya. Ilmu yang membahas tentang Al-Ihsan disebut Al-akhlak dan Ilmu Al-Tasawuf.

Page 3: aqidah_ilmu kalam

D.      MENERAPKAN ILMU KALAM DALAM MEMPERTAHANKAN AQIDAHa.       Tanamkan keimanan yang kuat didalam hati agar tidak mudah tergoyahkan oleh suatu

apa pun.b.      Tanamkan keyakinan bahwa Allah Swt. Maha Esa, Tunggal, dan Utuh. Esa Dzat dan

segala sifat-Nya. Tunggal antara sifat, dzat, dan sifat-Nya. Utuh dalam segala kehendak dan perbuatan-Nya.

c.       Pelajari ilmu kalam secara mendalam dan komprehensif agar dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

d.      Pelajari ilmu-ilmu Islam dengan baik agar dapat menembah wawasan dan pengetahuan dalam mempertahankan Aqidah Islam.

e.      Mulailah dari sekarang menerapkan ilmu kalam dalam mempertahankan Aqidah Islam yang Kita cintai.

E.       ALIRAN-ALIRAN ILMU KALAM DAN TOKOH-TOKOHNYA1.       Khawarij

     Aliran khawarij muncul setelah terjadinya peristiwa Tahkim pada perang Shifin. Para pendiri aliran ini, semula pendukung kuat khalifah Ali Bin Abi Tholib. Namun, mereka tidak setuju dengan terjadinya peristiwa arbitrase tersebut. Oleh karena itu, mereka memisahkan diri atau keluar dari barisan pasukan Ali.     Dalam perkembangannya, khawarij terbagi menjadi 22 cabang yang merupakan hasil pengembangan dari induknya. Cabang-cabang itu ialah :

a)      Muhakimah; tokoh-tokoh pendirinya adalah Abdullah bin Al-Kawwa, Atab bin Al-Awar, Abdullah bin Wahab Ar-Rasibi, Urwa bin Jarir, Yazid bin Ashim Al-Maghribi, dan Hurqush bin Juhair.

b)      Azzariqah; tokoh-tokoh pendirinya adalah Abu Rasyid Nafi’ bin Azzariq, Athiyah bin Al-Aswad Al-Hanafi, Abdullah bin Mahkun, Amir bin Umair, dan Ubaidan bin Al-Hilal Al-Yasykari.

c)       Najdat Al-Dzari’ah; tokoh pendirinya adalah Najda bin Amir Al-Hanafi, Abu Fudaik, dan Athiyah bin Aswad.

d)      Baihasyiyah; tokoh pendirinya adalah Abu Baihasy Al-Hisyam bin Jabir.e)      Ajjaridah; tokoh pendirinya adalah Abdul Karim bin Ajrad.f)       Shalthiyah; tokoh pendirinya adalah Utsman bin Abu Shalt dan Shalt bin Abu Shalt.g)      Maimuniyah; tokoh pendirinya adalah Maimun bin Khalid.h)      Hamziyah; tokoh pendirinya adalah Hamzah bin Adrak.i)        Khalafiyah; tokoh pendirinya adalah Khalaf Al-Kharij.j)        Athrafiyah; tokoh pendirinya adalah Ghalib bin Sazak Al-Sijistani.k)      Syuaibiyah; tokoh pendirinya adalah Syu’ab bin Muhammad.l)        Hazimiyah: tokoh pendirinya adalah Hazim bin Ali.m)    Tsa’alibah; tokoh pendirinya adalah Tsa’alibah bin Amir.n)      Akhnasiyah; tokoh pendirinya adalah Akhnas bin Qais.o)      Ma’badiyah; tokoh pendirinya adalah Ma’bad bin Abdurrahman.p)      Rusyaidiyah; tokoh pendirinya adalah Rusyaid Al-Thusi.q)      Syaibaniyah; tokoh pendirinya adalah Syaiban bin Salamah.r)       Mukaramiyah; tokoh pendirinya adalah Mukaram bin Abdullah Al-Jilli.s)       Bid’iyah; tokoh pendirinya adalah Yahya bin Hasyim.t)       Ibadiyah; tokoh pendirinya adalah Abdullah bin Ubadl.u)      Shufriyah; tokoh pendirinya adalah Ziyad bin Al-Ashfar.v)      Yazidiyah; tokoh pendirinya adalah Yazid bin Unaisah.w)    Haritsiyah; tokoh pendirinya adalah Al-Harits bin Ibadli.

Page 4: aqidah_ilmu kalam

Adapun pandangan-pandangan Khawarij antara lain :a)      Orang yang memutuskan dengan hukum Allah adalah kafir, dan halal darahnya.b)      Orang yang banyak melakukan maksiat (berdosa) adalah kafir, dan halal harta dan

darahnya.c)       Al-Qur’an adalah qadim (dahulu) dan bukan hadits (baru). Oleh karena itu, Al-Qur’an

bukan makhluk.

2.       Murji’ah     Murji’ah muncul sebagai aliran setelah terjadinya peristiwa Tahkim, bersama-sama dengan Khawarij mereka menyatakan siri kelular dari barisan perang Shifin. Mereka memilih menghimpun kekuatan sendiri dan tidak bergabung dengan Ali atau Mu’awiyah pada mulanya.     Dalam perkembangannya, Murji’ah terbagi kedalam enam kelompok aliran, yang merupakan pengembangan dan penyimpangan dari induknya. Keenam cabang itu didirikan oleh para tokohnya berikut ini.

a)      Yunusiyah; tokoh pendirinya adalah Yunus bin Aun An-Numairi.b)      Ubaidiyah; tokoh pendirinya adalah Ubaid Al-Muktaib.c)       Ghasaniyah; tokoh pendirinya adalah Ghasan Al-Khufi.d)      Tsaubaniyah; tokoh pendirinya adalah Abu Tsauban, Abu Marwan Ghailan Al-Dimasyqi,

Abu Syimr, dan Muwais bin Imran.e)      Taumaniyah; tokoh pendirinya adalah Abu Mu’adz At-Taumani, Ar-Rawandi, dan Bisyr Al-

Murawisi.f)       Shalihiyah; tokoh pendirinya adalah Shalih bin Umar As-Shalihi, Muhammad bin Syabib,

dan Abu Syimr.

     Adapun pandangan kaum Murji’ah ialah “orang yang berdosa, seberapa besar atau banyak apa pun ia tidak akan disiksa didunia ini, sebab dosa itu hanya akan diperhitungkan Allah kelak di akhirat”. Jadi di dunia ini, tidak ada calon ahli surga atau neraka karena semuanya belum dapat diketahui.

3.       Syi’ah     Aliran Syi’ah didirikan oleh para pendukung setia Ali bin Abi Thalib, setelah terjadinya peristiwa Tahkim, mereka tetap setia kepada imam Ali. Untuk mengimbangi gerakan aliran Khawarij dan Murji’ah, mereka membentuk komunitasnya sendiri dan membuat doktrin dan paham yang dijadikan sebagai pedoman kehidupan mereka.     Dalam perkembangannya, Syi’ah terbagi kedalam lima kelompok besar yang diplopori oleh para tokohnya. Kelima kelompok ialah sebagai berikut.

a)      Kaisaniyah; tokoh pendirinya adalah Kaisan seorang hamba sahaya Ali bin Abi Thalib, Mukhtar bin Abu Ubaid, Abu Hasyim Muhammad bin Al-Hanafiyah, Bayan bin Sam’an At-Tamimi, dan Rizam bin Razm.

b)      Zaidiyah; tokoh pendirinya adlah Zaid bin Ali bin al-Husain bin Ali bin Abi Thalib, Abul Jarud Ziyad bin Ziyad, Sulaiman bin Jarir, Hasan bin Shalih bin Hay, Katsir An-Nawa Al-Abtar, Muqatil bin Sulaiman, Nashir Al-Haq, Husain bin Zaid, dan Muhammad bin Nashir.

c)       Imamiyah; tokoh pendirinya adalah Muhammad Al-Baqir bin Zainal Abidin, Ja’far As-Shadiq, Nawwus, Abdullah Al-Fath, Yahya bin Abu Shumaith, Musa bin Ja’far, Musa Al-Kadzim bin Ja’far Shadiq.

d)      Ghaliyah; tokoh pendirinya adalah Abdullah bin Saba, Abu Kamil, Al-Alba bin Dzira Al-Dawasi, Mughirah bin Said Al-Jili, Abu Manshur Al-Jili, Abul Khatab Muhammad bin Abu Zaunab, Ahmad bin Al-Kayyal, Hisyam bin Al-Hakam, dan Hisyam bin Salim Al-Jawaliqi.

e)      Ismaliyah; tokoh pendirinya adalah Isma’il bin Ja’far al-Shadiq.

Page 5: aqidah_ilmu kalam

     Adapun pandangan kaum Syi’ah yang paling terkenal adalah para imam (pemimpin) itu harus ditunujuk dan diangkat bukan diplih, para imam juga harus bebas dari perbuatan dosa (Ma’sum), sebagaiman para nabi-nabi Allah juga terbebas dari perbuatan dosa.

4.       Jabariyah     Jabariyah adalah paham yang menganggap semua perbuatan yang dilakukan oleh manusia, semata-mata dikendalikan oleh Allah Swt. Menurut mereka, manusia tidak mempunyai kekuatan apa pun untuk melakukan suatu perbuatan. Oleh karena itu, segala yang terjadi pada manusia, baik atau buruk merupakan ketentuan Allah semata.     Dalam perkembangannya, aliran ini terbagi kedalam tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.

a)      Jahamiyah; tokoh pendirinya adalah Jaham bin Safwan.b)      Najjariyah; tokoh pendirinya adalah Husain bin Muhammad An-Najjar.c)       Dhirariyah; tokoh pendirinya adalah Dhirar bin Amar dan Hafs Al-Fard.

     Adapun pandangan kaum Jabariyah antara lain manusia tidak mampu berkehandak, sebab kehendaknya akan kalah dengan kehendak Allah. Allah Maha Berkehendak atas semua makhluk-Nya. Manusia cukup duduk manis, jika Allah menghendaki, ia akan bahagia hidupnya, dan jika tidak maka ia harus rela menderita.

5.       Qadariyah     Qadariyah merupakan salahsatu aliran dalam pemikiran Islam. Ia merupakan indung semang dari Mu’tazilah. Aliran ini pada mulanya merupakan bagian dari paham Ahlu Sunah, namun karena ada perbedaan mengenai konsep Jabbar dan Ikhtiar, maka membentuk aliran tersendiri. Sebagai cikal bakal aliran Mu’tazilah yang menyandarkan segala sesuatu pada akal budi, para tokoh Qadariyah ini sama dengan tokoh-tokoh Mu’tazilah, diantaranya Wasil bin Atha (80-131 H) dan Abu Hudzail (135-226 H).     Adapun pandangan kaum Qadariyah antara lain manusia memiliki kebebasan berbuat dan berkehendak, sebab Allah telah membekali akal budi baginya. Manusia yang tidak mau berbuat (fatalisme) adalah bertentangan dengan perintah Allah sebagaimna yang terdapat dalam Surah Ar-Ra’d ayat 11.

6.       Asya’ariyah (Ahlus sunah Wal Jama’ah)     Asy’ariyah sering disebut dengan aliran Ahlu sunah Wal Jama’ah atau paham Shifatiyah karena mereka meyakini bahwa Allah Swt. itu memiliki sifat dan dzat. Jika mu’tazilah menolak keras tentang sifat Allah, maka aliran ini malah sebaliknya. Menurut mereka, selain mempunyai dzat, Allah Swt. juga memiliki sifat-sifat tertentu, meskipun sifat-sifat-Nya itu berbeda dengan sifat makhluk-Nya. Orang yang mengingkari sifat-sifat Allah, berarti tidak memahami ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik, sebab didalam Al-Qur’an sifat-sifat Allah tersebut paling dominan disebut, dibandingkan dengan dzat-Nya.     Dalam perkembangannya, Asy’ariyah terbagi kedalam tiga kelompok besar, yaitu sebagai berikut.

a)      Asy’ariyah; tokoh pendirinya adalah Abul Hasan Ali bin Ismail Al-Asy’ari. Semula ia seorang penganut Mu’tazilah yang cukup fanatik, namun setelah berdiskusi tentang perbuatan baik dan buruk dengan gurunya, dan sang guru tidak memberikan jawaban yang memuasakan, ia menyatakan diri keluar dari Mu’tazilah.

b)      Musyabihah (para penganut anthropomorphisme); tokoh pendirinya adalah Ahmad Al-Hujaimi, Khumus, dan Mudhar.

c)       Karamiyah; tokoh pendirinya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Karam.

Page 6: aqidah_ilmu kalam

      Adapun pandangan Asy’ariyah yang menonjol antaralain Al-Qur’an itu qadim (dahulu) bukan hadits (baru), manusia antara dua pilihan, yaitu boleh berbuat dan berkehendak, namun kehendak Tuhan yang menentukan.

7.       Al-Maturidiyah      Aliran ini merupakan pecahan dari paham Asy’ariyah. Pendiri paham ini menganut paham Shifatiyah yang dianut oleh Asy’ariyah. Namun, karena ada perbedaan mendasar atas konsep qada dan qadar, kedudukan Al-Qur’an dan lainnya, mereka memisahkan diri. Di antara tokoh pendiri aliran ini adalah Muhammad bin Muhammad Abu Mansur Al-Maturidy. Ia dilahirkan di kota Samarkand, Uzbekistan sekarang, dan wafat di kota itu pada tahun 332 H.      Di antara pandangan Maturidiyah ialah bahwa manusia wajib mengetahui Tuhannya berdasarkan akal pikiran, baik dan buruk perbuatan manusia buan ditentukan oleh takdir Tuhan, melainkan baik dan buruk itu sendiri telah terdapat dalam sifat perbuatan.

8.       Mu’tazilahMu’tazilah adalah salahsatu aliran dalam ilmu kalam yang muncul pada abad ke-2 hijriah. Dinamakan Mu’tazilah karena tokoh utamanya yang bernama Washil bin Atha telah memisahkan diri (I’tizal) dari gurunya, Imam Hasan Al-Bashri. Sesungguhnya kaum Mu’tazilah tidak senang disebut dengan nama itu, mereka lebih menyukai disebut dengan nama Ahlul ‘Adil Wat-Tauhid (ahli keadilan dan keimanan).      Dalam perkembangannya, aliran Mu’tazilah terbagi kedalam beberapa kelompok aliran, yaitu sebagai berikut.

a)      Al-Washiliyah; tokoh pendirinya adalah Abu Hudzaifah Washil bin Atha Al-Gahazal.b)      Al-Hudzailiyah; tokoh pendirinya adalah Abu Hudzail Hamdan bin Al-Hudzail.c)       An-Nadzamiyah; tokoh pendirinya adalah Ibrahim bin Sayar bin Hani An-Nadzam.d)      Al-Khabitiyah; tokoh pendirinya adalah Ahmad bin Khatib dan Al-Fadal bin Al-Haditsi.e)      Al-Mu’amariyah; tokoh pendirinya adalah Mu’amar bin A’bad As-Sulami.f)       Al-Murdariyah; tokoh pendirinya adalah Abu Musa Al-Murdari.g)      Atsumamiyah; tokoh pendirinya adalah Tsumamah bin Atsras Al-Tsumami.h)      Al-Hisyamiyah; tokoh pendirinya adalah Hisyam bn Amir Al-Fuwathi.i)        Al-Jahiziyah; tokoh pendirinya adalah Amr bin Bahr Abu Utsman Al-Jahidz.j)        Al-Khayatiyah; tokoh pendirinya adalah Abul Husain bin Abul Umar Al-Khayat.k)      Al-Jubaiyah; tokoh pendirinya adalah Muhammad bin Abdul Wahab Al-Juba’i.

      Adapun pandangan kaum Mu’tazilah yang paling fenomenal adalah bahwa Al-Qur’an itu Hadits (baru) dan bukan yang qadim (dahulu). Allah tidak memaksakan kehendak-Nya (Jabbari), dan manusia wajib melakukan usaha (ikhtiar). Manusia harus menggunakan akalnya untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

9.       Teologi transformatif      Teologi transformatif merupakan pengembangan dari teologi rasional. Teologi transformatif lahir pada abad ke-20, khususnya di negara-negara yang berpenduduk muslim. Teologi ini muncul dari kesadaran kaum muslimin dunia akan ketertinggalan, kemiskinan, kebidihan, dan merajalelanya kezaliman dli berbagai tempat. Teologi ini diplopori oleh para intelektual muslim di berbagai dunia Islam, antaralain:

a)      Asghar Ali Engineer (India)b)      Daudi Bahros (Iran)c)       Gus Dur (Indonesia)d)      Harun Nasution (Indonesia)e)      Hasan Hanafi (Mesir)f)       Nurcholis Madjid (Indonesia)

Page 7: aqidah_ilmu kalam

g)      Ziaul Haq (Pakistan)        Di antara pandangan teologi transformatif adalah seorang muslim sejati bukan sekedar percaya kepada Alloh dan rasul-Nya, tetapi ia juga seorang mujahid yang berjuang menegakkan keadilan, melawan kezaliman dan penindasan. Sebaliknya, orang kafir yang sesungguhnya adalah mereka yang sibuk menumpuk-numpuk harta dan kekayaan, tetapi membiarkan kezaliman dan penindasan terjadi di masyarakat.

Manfaat, Tujuan, dan Sumber Tauhid, Aqidah Islamiyah, dan Ilmu Kalam

BAB 1

PENDAHULUAN

Page 8: aqidah_ilmu kalam

Sejak dalam alam penciptaannya, seorang manusia sesungguhnya telah memiliki rasa ingin tahu terhadap apa dan mengapa telah tercipta segala yang ada di depannya. Dalam naluri mereka mulai bertanya “Dari mana semua ini berawal dan akan kemana semua ini akan berakhir ?. Pertanyaan itulah yang kemudian tercatat dalam Al-Quran, yang pada akhirnya membawa Nabi Ibrahim a.s. Dapat menuju jalan dalam menemukan Rabbnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-An’am ayat 76-80 yang artinya :

“Ketika malam telah gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, “Inilah Tuhanku. “Maka  ketika bintang itu terbenam, dia berkata, “Aku  tidak suka kepada yang terbenam. Lalu ketika ia melihat bulan terbit dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat. Kemudian ketika dia melihat matahari terbit dia berkata, “Inilah Tuhanku, ini lebih besar. ”Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku terlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Dan kaumnya membantahnya, Dia (Ibrahim) berkata, “Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal Dia benar-benar telah memberi petunjuk kepadaku? Aku tidak takut kepada (malapetaka) dari apa yang kamupersekutukan dengan Allah, kecuali Tuhanku menghendaki sesuatu. Ilmu Tuhanku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran?.

Ayat diatas menjadi sebuah bukti bahwasanya Tauhid merupakan sebuah misi risalah yang hendak dicapai oleh Nabi Ibrahim as. Sehingga pada akhirnya, Ia beriman kepada Allah SWT, dan meyakini bahwa tidak ada Tuhan selain-Nya. Misi risalah itulah yang juga diemban oleh Nabi Muhammad SAW. dan juga para Nabi lainnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Anbiya ayat 25  yang artinya:

“Dan tidaklah kami mengutus seorang Rasul pun sebelum engkau (Muhammad) melainkan kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Aku, maka sembahlah Aku”.

Betapa pentingnya Tauhid bagi kehidupan manusia, sehingga Tauhid ditempatkan pada bagian pertama dan utama oleh semua agama, khususnya agama samawi. Oleh karena itu, sangat penting sekali apa sebenarnya tentangManfaat, Tujuan dan Sumber Tauhid, Aqidah Islamiyah, dan Ilmu Kalam bagi kehidupan manusia, sehingga dijadikan sebuah tujuan utama dari diutusnya para Nabi dan Rasul.

Dalam makalah ini, penulis akan membahas secara singkat mengenaiManfaat, Tujuan, dan Sumber Tauhid, Aqidah Islamiyah, dan Ilmu Kalamtersebut dalam kehidupan umat manusia, dengan harapan bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan juga para pembaca makalah ini.

Page 9: aqidah_ilmu kalam

BAB 2

PEMBAHASAN

Meskipun inti pembahasan makalah ini ialah tentang Manfaat dan Tujuan Ilmu Tauhid, Aqidah Islamiyah, dan Ilmu Kalam, Namun terlebih dahulu penulis akan menjelaskan tentang pengertian Ilmu Tauhid, Aqidah Islamiyah, dan Ilmu Kalam, Yang hal itu menurut penulis akan lebih memudahkan dalam memahami pembahasan selanjutnya.

1.   PENGERTIAN ILMU TAUHID, AQIDAH ISLAMIYAH, DAN ILMU KALAM

1.1.      Pengertian Tauhid

Kata Tauhid berasal dari kata Wahhada-Yuhawwidu yang secaraetimologis berarti ke-Esaan, sehingga istilah mengtauhidkan ialah “Mengesakan”. Sementara itu para ulama berbeda pendapat dalam mendenifisikan tauhid ini, tetapi perbedaan itu hanyalah pada redaksi atau kalimat yang digunakan, sedangkan substansinya adalah sama.

Muhammad Abduh mengatakan bahwa, “Ilmu Tauhid ialah sesuatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan pada-Nya. Juga membahas tentang Rasul-Rasul Allah SWT. Meyakinkan ke-Rasulan mereka, apa yang boleh (dinisbatkan) kepada mereka, dan apa yang terlarang menghubungkan kepada mereka”.1)

1)  Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, Rajawali Press, Jakarta, 2008.

Page 10: aqidah_ilmu kalam

Sementara itu Affandi Al-Jasr mengatakan bahwa, Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas hal-hal yang menetapkan aqidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan.2)

Selain itu Prof. M. Thahir A. Muin mendefinisikan bahwa, Ilmu Tauhidialah Ilmu yang menyelidiki dan membahas soal yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah SWT., dan bagi sekalian utusan-utusan-Nya, juga mengupas dalil-dalil yang mungkin sesuai dengan akal pikiran, dan sebagai alat untuk membuktikan adanya Zat yang mewujudkan.3)

Disamping itu masih banyak sekali definisi lain yang dikemukakan para ahli tentang Ilmu Tauhid tersebut. Hal inilah yang memberi sebuah gambaran bahwa, nampaknya belum ada kesepakatan di antara para ahli mengenai definisi dari Ilmu Tauhid. Akan tetapi, dari definisi-defifisi yang dikemukakan para ahli tersebut, setidaknya dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa, Ilmu Tauhid ialah Ilmu yang berhubungan dengan masalah ketuhanan (Allah), Rasul atau Nabi, dan masalah-masalah yang berkaitan dengannya.

Sejalan dengan perkembangan ruang lingkup tentang pembahasan ilmu ini, maka terkadang Ilmu Tauhid dinamai pula dengan Ilmu Teologi, Ilmu Ushuluddin, Ilmu Aqaid, dan ilmu ketuhanan. Dinamai Ilmu Teologi, karena ilmu ini juga membahas tentang bagaimana mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil dan bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng kepercayaan yang bertentangan dengan dalil. Selain itu, pada intinya Ilmu Teologi ini juga berhubungan dengan masalah ketuhanan.

2)  Drs. H.M Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid, Citra Niaga Rajawali Pres, Jakarta 1993.

3)  Drs. H.M Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid, Citra Niaga Rajawali Pres, Jakarta 1993.

Selanjutnya Ilmu Tauhid dinamai dengan Ilmu Ushuluddin, karena Ilmu ini membahas pokok-pokok keagamaan , yakni kepercayaan dan keyakinan kepada Tuhan. Dan dinamai Ilmu Aqa’id, karena dengan Ilmu ini seseorang diharapkan agar meyakini dalam hatinya secara mendalam dan mengingatkan dirinya hanya kepada Allah SWT. Sebagai Tuhan.4)

Dari pembahasan diatas tampak bahwa, pada intinya Ilmu Tauhid ialah Ilmu yang berbicara tentang bagaimana seseorang meyakini dan percaya hanya ada Tuhan yang satu, yang berkuasa atas segala sesuatu, sehingga Ilmu Tauhidini adalah sebuah disiplin ilmu yang sangat penting bagi kehidupan umat

Page 11: aqidah_ilmu kalam

manusia, khususnya bagi umat beragama untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.

Adapun yang menjadi objek kajian dari Ilmu Tauhid ini ialah Aqidah yang diterangkan dalil-dalilnya, yakni Aqidah yang dimaksud ialah pendapat dan pikiran atau anutan yang mempengaruhi jiwa manusia, lalu menjadi sebagai suatu bagian dari manusia itu sendiri yang dipertahankan dan di I’tiqadkanbahwa itu adalah benar. Oleh karenanya, Aqidah inilah yang menjadi dasarAqidah Islamiyah.

Secara garis besar Ilmu Tauhid ialah Ilmu yang mempelajari bagaimana bertauhid dengan baik dan benar sesuai dengan petunjuk Al-Quran dan Hadist. Petunjuk Al-Quran dan Hadist inilah yang dikaji secara mendalam oleh para Ulama’. Namun karena pola pikir, latar belakang, metode pendekatan, dan sudut pandang yang berbeda, tentunya hasil dari pemikiran merekapun berbeda pula. Jangankan antar madzhab, di dalam satu madzhabpun perbedaan sering terjadi, sehingga munculah sekte-sekte.

Jalan yang paling aman dan dekat untuk mengenal Tuhan ialah dengan memperhatikan dan meneliti alam semesta. Al-Quran selalu mendorong manusia agar mau memperhatikan dan memikirkan apa yang ada dan terjadi di alam raya ini, bukan saja alam yang berada di luar dirinya, tetapi  juga apa yang ada dalam diri manusia itu sendiri.

4)         Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, Rajawali Press, Jakarta, 2008

1.2.      Pengertian Aqidah Islamiyah

Aqidah Islamiyah sering disebut dengan Tauhid. Ajaran Tauhid disebut pula ajaran monoteisme, Aqidah ini sudah ada sejak zaman Nabi Adam a.s. sebagai seorang Nabi dan Rasul, Nabi Adam a.s. telah membawa Aqidah ketauhidan tersebut, suatu Aqidah yang diberikan Allah SWT. Kepada beliau. Oleh karena itu, umat islam yakin, Nabi Adam a.s. menganut pahammonoteisme dan tidak mungkin menganut paham politeisme / kemusyrikan.

Nabi Adam tahu betul tentang Tuhan Yang Maha Esa, yakni Allah SWT. Dengan keyakinan bahwa Aqidah ketauhidan sudah ada sejak Nabi Adam a.s. Umat manusia menolak teori CH. Darwin dan pengikutnya mengenal evolusitentang asal-usul agama.

Alasan-alasan yang biasa dikemukakan dalam penolakan teori tersebut adalah sebagai berikut :

-      Kalaulah Agama Islam muncul melalui proses evolusi, sesuai dengan tingkat dan kemajuan Ilmu Pengetahuan, berarti Agama Islam adalah hasil produk manusia. Sedangkan Islam adalah Agama Wahyu yang datang dari Allah SWT. Ia bukan kebudayaan, sekalipun ia melahirkan kebudayaan dan beradaban.

Page 12: aqidah_ilmu kalam

-      Kalau Nabi Adam a.s. adalah seorang Nabi, tentulah ia diberi bekal oleh Allah SWT. Dengan agama tauhid atau monoteisme.

Dalam membina Aqidah dan Ibadah, Agama juga tidak bisa berjalan sendiri, Ia harus dibantu dengan Ilmu Pengetahuan. Ilmu dapat menjelaskan dan menafsirkan arti dan makna Aqidah dan Ibadah secara rasional, sehingga ia tidak hanya diterima dengan rasa (Iman) tetapi juga dengan rasio (akal). Hal ini akan memantapkan rasa keberagaman dan keyakinan seseorang serta menumbuhkan kesadarannya yang mendalam untuk memperkuat iman dan melaksanakan ibadah dengan baik dan benar yang sesuai dengan syariat.

1.3.      Pengertian Ilmu Kalam

Ilmu kalam disebut juga ilmu al-aqa’id yakni ilmu yang membicarakan tentang wujudnya Allah, sifat yang semestinya ada pada-Nya, sifat-sifat yang tidak ada padanya, dan sifat-sifat yang mungkin ada padanya, dan membicarakan rasul-rasul Allah,untuk menetapkan kerasulnya dan sifat-sifat yang harus ada padanya.5) Husain Affandi al-jasr mengatakan “ Ilmu kalam adalah ilmu yang membahas hal-hal yang menetapkan aqidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan”.6) Ada juga yang mengatakan ilmu kalam ialah ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil fikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan aliran golongan Salafdan Ahli Sunnah.

Dengan redaksi yang berbeda dan sisi pandang yang lain, Ibnu Khaldunmengatakan bahwa Ilmu Kalam ialah “ Ilmu yang berisi alasan-alasan dari aqidah keislaman dengan dalil-dalil Aqliyah dan berisi pula alasan-alasan bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari Aqidah Salaf dan Ahli Sunnah”7). Disamping definisi-definisi diatas, masih banyak definisi-definisi yang lain yang dikemukakan oleh para Ahli. Nampaknya belum ada kesepakatan kata diantara mereka mengenai definisi Ilmu Kalam ini. Meskipun demikian,  apabila disimak apa yang tersurat dan yang tersirat dari definisi-definisi yang diberikan oleh mereka, masalah ini berkisar kepada pesoalan-persoalan yang berhubungan dengan Allah, Rasul, atau Nabi, dan hal-hal yang berkenaan dengan manusia yang sudah mati.

5)  A. Hanafi. MA, Theologi Islam ( Ilmu Kalam ), Bulan Bintang, Jakarta, 1979, hlm. 10.

6)  Asmuni, M Yusran, Ilmu Tauhid, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999.

7)  A. Hanafi. MA, Theologi Islam ( Ilmu Kalam ), Bulan Bintang, Jakarta, 1979, hlm. 10.

Page 13: aqidah_ilmu kalam

2.   MANFAAT, TUJUAN DAN SUMBER ILMU TAUHID

2.1.      Manfaat Ilmu Tauhid

Manfaat Tauhid antara lain ialah :

1.    Tauhid dapat memerdekakan umat manusia dari segala perbudakan dan penghambaan kecuali kepada Allah SWT. Yang menciptakan dengan bentuk yang sempurna.

2.    Tauhid dapat membantu dalam pembentukan kepribadian yang kokoh, arah hidup menjadi jelas, dan tidak mempercayai Tuhan kecuali hanya kepada Allah SWT. Kepada-Nya tempat menghadap, baik dalam kesendirian atau di tengah keramaian orang, dan selalu memohon kepada-Nya dalam keadaan sempit maupun lapang.

3.    Tauhid dapat memberikan kekuatan jiwa kepada pemiliknya dengan penuh harap kepada Allah SWT. Dan selalu bertawakal, ridha atas ketentuan-Nya, dan sabar terhadap musibah.

4.    Tauhid yang baik dan benar dapat menghilangkan sifat syirik ( menyekutukan Allah SWT ) yang hatinya terbagi-bagi untuk tuhan-tuhan dan sesembahan yang banyak, yakni sesaat menghadap dan menyembah yang hidup, dan suatu saat menghadap dan menyembah kepada yang mati. Dalam firman-Nya Allah SWT. Menjelaskan :

“Hai penghuni penjara, manakah yang lebih baik tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu, ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?”. (Q.S Yusuf ayat : 39)

5.    Tauhid sebagai pondasi manusia dalam menjalani perintah dan menjauhi segala larangan-Nya, sebagai hamba yang mulia untuk membentuk pribadi yang beriman dan bertaqwa.

2.2.      Tujuan Tauhid

Page 14: aqidah_ilmu kalam

Tujuan Tauhid antara lain adalah :

1.    Tauhid bertujuan untuk memberikan pengetahuan dengan baik dan benar tentang keyakinan seseorang kepada Allah SWT. Dengan menggunakan dalil naqli (Al-Quran dan Hadits), dan dalil aqli (rasio).

2.    Tauhid bertujuan untuk menghilangkan keraguan terhadap Allah SWT. Yang melekat pada hati seseorang dari godaan setan, jin, dan manusia.

3.    Tauhid bertujuan untuk meluruskan aqidah-aqidah yang menyeleweng dan keliru, akibat kesalahfahaman dan pemalsuan hadits-hadits, yang pada saat itu timbul sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri, dengan demikian kemurnian pemahaman terhadap Alllah SWT. Kembali kepada Al-Quran dan Hadits.

4.    Tauhid bertujuan untuk memantapkan keyakinan akan keEsaan-Nya, dan menumbuhkan kesadaran akan tugas, dan kewajibannya sebagai hamba Allah SWT. apabila tauhid itu dapat diketahui, dipahami, dan diamalkan dengan baik dan benar.

5.    Tauhid bertujuan untuk menambah aqidah dan keimanan seseorang, karena iman itu bisa bertambah, dan berkurang. Yang dalam Al-Qur’an Allah SWT. Berfirman :

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabia dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal”. (Q.S. Al-Anfal ayat :2 ).

2.3.      Sumber Tauhid

Sumber-sumber tauhid adalah sebagai berikut :

1.           Al-Quran

Sebagai sumber tauhid, Al-Qur’an banyak menyinggung hal-hal yang bekaitan dengan ketauhidan, antara lain :

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyat ayat ; 56)

Ayat diatas menjelaskan bahwa hikmah penciptaan jin dan manusia hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Dan yang menciptakan itulah yang berhak untuk diibadahi, sekaligus membantah orang-orang yang menyembah kepada berhala-berhala dan semacamnya. Oleh karena itu mempelajari tauhid merupakan kebutuhan setiap individu.

Page 15: aqidah_ilmu kalam

“Sungguh , Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang Rasul yang mengajak: Sembahlah Allah dan jauhilah Thagut.” (Q.S. An-Nahl ayat : 36)

Ayat diatas menjelaskan bahwa hikmah diutusnya seorang Rasul yakni untuk mendakwahkan tauhid, serta membawa misi dakwah untuk mengajak bertauhid dan menjauhi sifat syirik, yang disertai dengan pengingkaran terhadap thagut dan sesembahan selain Allah SWT.

“Rabbmu memerintahkan kepadamu, agar kamu tidak beribadah kecuali hanya kepada-Nya, dan berbaktilah kepada kedua orang tua.” (Q.S. Al-Israa’ ayat : 23)

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT. Memerintahkan kepada umatnya tentang, hak Allah adalah yang paling penting yang harus ditunaikan, karena hak-haknya Allah SWT. Adalah sebagai sikap tauhid kita kepada yang Maha Menciptakan, yang dilanjutkan dengan sikap pengagungan terhadap hak-hak kedua orang tua untuk selalu berbakti kepadanya.  

2.    Hadist

Adapun hadits-hadits yang menjadi salah satu sumber tauhid yang menjelaskan tentang keutamaan tauhid, adalah :

Nabi Muhammad SAW bersabda:

أفضل شيئا يفرض لم الله ,   إن شيء كان ولو والصالة التوحيد من ساجد ونهم راكع منهم مالئكته على الفترضه منه أفضل

”Sesungguhnya Allah tidak mewajibkan sesuatu yang lebih utama dari tauhid dan shalat, kalau ada sesuatu yang lebih utama darinya, maka pasti Allah akan mewajibkannya kepada para malaikatnya, diantara mereka ada yang ruku dan ada yang sujud”.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

الله إال إله ال يقولوا حتى الناس أقاتل أن عصموا  أمرت قالوها فإذا عليه , متفق الله على وحسابهم بحقها إال وأموالهم دمائهم .منى

“Aku di perintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengatakan bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah, tatkala mereka mengatakannya maka

Page 16: aqidah_ilmu kalam

mereka telah menjaga darah mereka dan harta mereka dariku, dan hisab mereka tanggung jawab Allah” (HR. Bukhori –muslim).

3.   Pendapat Ulama

Mengenai tauhid para ulama banyak menjelaskan tentang hakekat beribadah dengan bertauhid, antara lain adalah :

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata, “Sesungguhnya hakekat tauhid ialah mengesakan Allah yang maha suci dalam beribadah”.8) Oleh sebab itu, para Nabi dan Rasul, serta pengikutnya menjadikan dakwah tauhid sebagai dakwah yang paling utama dan diprioritaskan.

8)        Syarh Kasyfu Asy-Sybuhat fi At-tauhid, Dar Jamilurrahman As-Salafy, hlm. 17.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata, “Segala sesuatu yang disembah selain Allah ta’ala adalah bathil/sesembahan yang keliru…”9). Menurut beliau segala sesuatu yang disembah selain AllahSWT. Adalah bathil. Dan tidak ada nilai ibadah disisi-Nya dan segala amal dan ibadahnya akan tertolak dan sia-sia.

Syaikh Muhammad bidn Abdul Wahhab rahimahullah berkata, “Tauhid merupakan agama segenap Rasul yang diutus oleh Allah SWT. Kepada hamba-hamba-Nya”. Dan Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh hafizhahullah berkata,“Apabila kenyataannya seperti itu, yaitu segenap Rasul menyerukan tauhid, maka seharunya dakwah itu dilakukan untuk menyerukan pokok ini. Dakwah dilakukan untuk mengajak orang mentauhidkan Allah SWT. Sebab dengan tauhid itulah hati menjadi baik dan amalan pun akan menjadi baik”.10) Maka menurut perkataan beliau agama para Nabi adalah satu. Yang kesemuanya menjelaskan tentang dakwah tauhid yang diberikan oleh Allah SWT. Untuk segenap Rasul yang risalahnya dilanjutkan oleh umat manusia.

Penjelasan-penjelasan para ulama mengenai hakikat beribadah dengan tauhid pada intinya semua menyerukan bahwa beribadah haruslah dengan sikap tauhid yang benar yakni meng-Esakan hanya kepada-Nya, dan mengetahui bahwa para Rasul di utus untuk membawa misi dakwah untuk mengajak umat manusia mentauhidkan hanya kepada Allah SWT. yang sebenarnya masih banyak sekali penjelasan-penjelasan para ulama yang berkaitan dengan hakekat beribadah dengan tauhid.

9)        Syarh ‘Aqidah Ahlis Sunnah wal Jama’ah, Dar Al-Qudss, 1426 H, hlm. 34.

10)     Syarh Kasyfu Asy-Syubuhat fi At-Tauhid, hlm. 20.

Page 17: aqidah_ilmu kalam

3. MANFAAT, TUJUAN DAN SUMBER AQIDAH ISLAMIYAH

3.1.      Manfaat Aqidah Islamiyah

Adapun Manfaat Aqidah Islamiyah antara lain :

1.    Untuk meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT. Sebab aqidah merupakan benteng yang paling utama bagi umat muslim untuk menjaga kemurniannya.

2.    Agar mendapatkan ketenangan dalam hidup, karena orang yang beraqidah hanya akan fokus kepatu satu Tuhan, yakni Allah SWT. Maka seluruh upayanya akan ia serahkan kepad-Nya, sehingga akan tercipta ketenangan batin dalam hidupnya di dunia.

3.    Seseorang yang beraqidah akan mendapatkan kemudahan dalam menjalani hidup. Dimana Allah SWT. Telah menjamin kepada orang-orang yang beraqidah dengan penuh ketaqwaan.

4.    Agar setiap perbuatan, sikap, tingkah laku, dan perkataan seseorang sesuai dengan aqidah isllamiyah yang berpegang teguh akan keyakinan tauhid.

5.    Dimudahkan dalam menghadapi sakaratul maut, mendapatkan syafaat dari Raslullah SAW. Dan dimudahkan dalam proses hisab atau perhitungan, kebaikan dalam timbangan amal, kemudahan dalam menyeberangi siratal mustaqim dan diperkenankan masuk surganya Allah SWT. Ketika diakhirat.

3.2.  Tujuan Aqidah Islamiyah

Adapun Tujuan Aqidah Islamiyah antara lain :

1.    Memantapkan keyakinan tentang kebenaran  aqidah dan menjelaskan ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

2.    Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah SWT. Dan bermua’malah dengan orang lain. Karena diantara dasar aqidah adalah mengimani para Rasul dengan mengikuti jalan mereka.

Page 18: aqidah_ilmu kalam

3.    Memberikan ketenangan jiwa, dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa, dan tidak goncang dalam pikiran. Karena aqidah ini akan menghubungkan orang mukmin dengan pencipta-Nya yang mengatur segala urusan umatnya.

4.    Mengikhlaskan niat dan ibadah hanya kepada Allah SWT. Semata. Karena hanya kepada-Nyalah kita menyembah, dan memohon pertolongan. Dan karena Dia adalah Maha pencipta segalanya dan tidak ada sekutu bagi-Nya.

5.    Menghilangkan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari aqidah. Karena dengan hati kosong dari aqidah dapat terjerumus dalam jurang kemaksiatan.

6.    Untuk membimbing umat manusia kembali kepada jalan kebenaran, sesuai yang dicontohkan oleh Nabi dan Rasul, sehingga dapat membentuk karekteristik manusia yang sesuai dengan aqidah islamiyah.

3. 3. Sumber Aqidah Islamiyah

Adapun sumber-sumber aqidah islamiyah antara lain :

1.   Al-Quran

Sebagai sumber aqidah, Al-Quran banyak menyinggung tentang kepercayaan Islam yang diyakini oleh orang-orang atas kebenaran-Nya. Antara lain :

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.S. Ar-Rad ayat : 13)

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (islam) sesuai fitrah-Nya, disebabkan Dia telah menciptakan manusia dengan fitrah-Nya itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan-Nya . Itulah agama yang lurus , akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” ( Q.S. Ar-Rum ayat : 30)

“ Dan barang siapa yang berserah diri kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telang berrpegang kepada buuhul (tali) yang kokoh. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan.” (Q.S. Luqman ayat : 22)

Dari ayat-ayat di atas sangatlah jelas bahwa Al-Quran sangat berperan penting bagi umat manusia tentang beraqidah yang baik dan benar.

2.   Hadits

Adapun Hadits yang menetapkan kebenaran tentang keyakinan aqidah islam diantaranya :

Dari Jundup radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bercerita bahwa seseorang berkata : “Demi Allah, Allah tidak mengampuni Fulan”. Sesunggunhnya Allah Ta’ala berfirman : “Siapakah yang bersumpah atas-Ku bahwa aku tidak mengampuni Fulan, sesungguhnya Aku

Page 19: aqidah_ilmu kalam

telah mengampuni Fulan dan Aku menghapus amal atau seperti apa yang ia ucapkan”. (Hadits ditakhrij oleh Imam Muslim).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa sallam, beliau bersabda :  Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Sesungguhnya umatmu senantiasa berkata : “Apakah ini, apakah ini ?”, sehingga mereka berkata : Ini adalah Allah, yang menciptakan makhluk. Maka siapakah yang menciptakan Allah?” (Hadits ditakhrij oleh Imam Imam Muslim).

Dari Abu Zur’ah, Ia mendengar Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata : Saya mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa sallam bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Siapakah yang hendak aniaya dari pada orang yang seperti buatan-Ku, maka hendaklah ia membuat semut kecil, atau membuat biji dan gandum”. (HR. Bukhari).

Page 20: aqidah_ilmu kalam

Dari hadits-hadits diatas dapat kita pahami bahwa seseorang yang beraqidah haruslah mengetahui dengan baik dan  benar akan kebenaran Maha Besar dan Mulianya Allah SWT.

4.           MANFAAT, TUJUAN DAN SUMBER ILMU KALAM

4.1 Manfaat Ilmu Kalam

Adapun manfaat ilmu kalam antara lain adalah : 

1.    Agar manusia dapat mengetahui dengan baik dan benar tentang Dzat dan sifat-sifat Allah SWT, baik yang wajib, mustahil dan ja’iz bagi Allah SWT.

2.    Agar manusia dapat meyakini, menghayati dengan baik dan benar akan perkataan, dan wahyunya Allah SWT.

3.    Agar bertambah akan keyakinan, dan pemahaman aqidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan.

4.    Agar manusia terbimbing ke jalan yang benar, sekaligus mendorong mereka untuk mengerjakan ibadah dengan penuh keikhlasan.

5.    Menjadikan kalamullah (Al-Qur’an) sebagai pegangan hidup, serta motivasi untuk melakukan kebajikan dalam beramal shalih.

4.2. Tujuan Ilmu Kalam

Adapun Tujuan Ilmu Kalam adalah sebagai beerikut :

1.    Memberikan kebenaran Wahyu tentang hal-hal yang terkait dengan kesalahpahaman pemikiran-pemikiran diluar Al-Quran.

2.    Menjelaskan, memperkuat, dan membelanya dari penyimpangan yang tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.

3.    Menjelaskan persoalan-persoalan yang terjadi dimasyarakat yang tidak ada penjelasannya dalam Al-Qur’an dan Hadits oleh para mutakallimin.

4.    Membenarkan hal-hal yang terkait dengan penyelewengan tentang kebenaran agama Allah SWT.

 4.3. Sumber Ilmu Kalam

Adapun sumber ilmu kalam adalah sebagai berikut :

1.   Al-Qur’an

Sebagai sumber ilmu kalam, Al-Quran banyak menyinggung hal-hal yang berkaitan dengan masalah ke-Tuhanan, diantaranya adalah :11)

Page 21: aqidah_ilmu kalam

 Q.S. Al-Baqarah ayat:75

“Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, Padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka merubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahuinya”.

Q.S. Al-Baqarah ayat:253

“Rasul-rasul itu kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang (langsung) Allah berfirman dengannya dan sebagian lagi ada yang ditinggikan-Nya beberapa derajat. Dan kami beri Isa putra Maryam beberapa mukjizat dan kami perkuat dia dengan Ruhul Kudus (Jibril). Kalau Allah menghendaki, niscaya orang-orang setelah mereka tidak akan berbunuh-bunuhan, setelah bukti-bukti sampai kepada mereka. Tetapi mereka berselisih, maka diantara mereka ada yang beriman dan ada pula yang kafir. Kalau Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Tetapi Allah berbuat menurut kehendak-Nya”.

Q.S. Ali-Imran ayat:83

“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang dilangit dan dibumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan”.   

11)     Ibid, hlm. 260-261

2.   Hadits

Hadits Nabi Muhammad SAW. juga banyak membicarakan masalah-masalah yang dibahas mengenai kemunculan berbagai golongan dalam ilmu kalam, salah satunya :

Rasulullah SAW  bersabda:

وسب ثنتين على ستفترق أمتى واحدة عإن إال النار فى كلها فرقة ين الجماعة وهى

“Ummatku akan terpecah belah menjadi 72 golongan, semuanya di neraka kecuali satu, yaitu jama’ah”. (HR. Abu daud, turmudzi, ibnu majah).

Keberadaan hadis diatas berkaitan dengan perpecahan umat, karena dari hadis diatas dijelaskan bahwa umat islam akan terpecah belah ke dalam beberapa golongan. Diantara golongan-golongan itu, hanya satu saja yang benar, yakni Ahlus Sunah Wal Jama’ah.

Page 22: aqidah_ilmu kalam

3.   Pemikiran Manusia

Pemikiran-pemikiran Islam sebagai sumber ilmu kalam adalah ijtihadyang dilkukan para mutakallimin dalam persoalan yang tidak ada penjelasannya dalam Al-Quran dan Hadis , seperti persoalan ma’shum dan bada di kalanganSyi’ah, dan persoalan kasab dikalangan Asy’ariyah.

Dikalangan Syi’ah salah satu tokoh pemikiran agama yakni Abdullah bin Wahab bin Saba’, yang lebih dikenal dengan nama Ibn Sauda. Ia membawa pemikiran bahwa Ali bin Abi Thali r.a. adalah seorang khalifah yang diperkuat oleh nash agama, yang beranggapan bahwa kehidupan Ali r.a. bersifat lestari, sedangkan khalifah sebelumnya tidak sah.

Pemikiran Ibn Sauda ini merupakan transformasi pemikiran agama Yahudi. Pemikiran ini kemudian berkembang menjadi aliran yang terkenal dalam Islam, yaitu Syi’ah Imamah.

Dikalangan Asy’ariyah salah satu tokoh pemikiran agama yakni Abu hasan Ismail Al-Asy’ari, Ia mengatakan bahwa masa awal islam terdapat dua orang tokoh agama lain. Salah satu tokohnya bernama Ma’bad bin Abdillah Al-Juhani Al-Bisri yang datang menghasut masyarakat  Madinah  dengan mengajarkan masalah qadar. Karena dianggap sebagai orang yang sesat, kemudian Ma’ad ditangkap dan dihukum mati, dan disalib oleh Khalifah Malik bin Marwan di Damaskus pada tahun ke-8 H.12)

Adapun orang yang pertama membentangkan pemikiran kalam secara lebih baik dengan logikanya adalah Imam Al-Asy’ari, tokoh ahlu sunnah wa al-jama’ah, melalui tulisan-tulisannya yang terkenal, yaitu Al-Muqalat,13) dan Al-Ibanah An-Ushul Ad-Diyanah

12)     Al-Imam Abi Hasan  Ali bin Ismail Al-Asy’ari, Maqalat Al-Islamiyyin wa Ikhtilaf Al-Mushallin, jilid I An-Nahdhah Al-Masyhriyyah, Kairo, 1950, hlm.

10

13)     Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan. UI-Press, Jakarta, hlm. 6

Page 23: aqidah_ilmu kalam

BAB 3

PENUTUP

Dengan kita mengetahui pengertian, dan memahami manfaat, tujuan, dan sumber Tauhid, Aqidah Islamiyah, dan Ilmu Kalam, tentu kita akan mengetahui bahwa, apa saja yang dijadikan materi dalam pembahasan Ilmu ini, baik itu pengertian, manfaat, tujuan, dan sumber maupun ruang lingkup pembahasannya. Jika ditinjau dari definisinya dapatlah kita ketahui bahwa Ilmu Tauhid,Aqidah Islamiyah, dan Ilmu Kalam ini adalah suatu Ilmu yang membahas dan membicarakan wujudnya Allah SWT. Sifat yang mestinya ada pada-Nya, sifat-sifat yang tidak ada padanya, dan sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya, dan membicarakan Rasul-Rasul Allah SWT., untuk menetapkan kerasulannya dan sifat-sifat yang harus ada padanya. Oleh karena itu kewajiban pertama bagi seorang hamba adalah mengenal Allah.

Allah SWT berfirman:

: محمد ] الله إال اله آل أنه [19فاعلم

“Maka ketahuilah bahwasanya tidak ada tuhan kecuali Allah SWT” (Q.S. Muhammad : 19)

Nabi Muhammad SAW bersabda:

الله إال إله ال يقولوا حتى الناس أقاتل أن عصموا  أمرت قالوها فإذا عليه , متفق الله على وحسابهم بحقها إال وأموالهم دمائهم .منى

“Aku di perintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengatakan bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah, takala mereka mengatakannya maka mereka telah menjaga darah mereka dan harta mereka dariku, dan hisab mereka tanggung jawab Allah” (HR. Bukhori –muslim).

Allah memiliki nama-nama yang baik. Allah berfirman:

Page 24: aqidah_ilmu kalam

: [ ...... األعراف اآلية بها فادعوه الحسنى األسماء [180ولله

“Allah memiliki nama-nama yang baik, maka berdoalah dengannya”.(Q.S. Al-A’raf:180)

Nabi Muhammad bersabda:

, واحدا إال مائة إسما وتسعون تسعة .   لله متفق الجنة دخل أحصاها من عليه

“Allah memiliki 99 nama atau 100 kurang 1, barang siapa yang menghafalnya maka ia akan masuk surge”. (HR. Bukhari-Muslim)

Dari  firman Allah SWT. Dan Hadits Rasulullah SAW. Diatas bahwa hendaknya kita sebagai umat manusia untuk selalu memulai sesuatu dengan memuju asma-Nya. Sehingga kita dapat mengetahui dengan baik dan benar, tentang kewajiban sebagai mahluk, serta agar dapat mengambil manfaat dan tujuan sumber tauhid, aqidah islamiyah, dan ilmu kalam ini, agar umat manusia dapat menjadikannya sebagai pedoman hidup, yang dengannya umat manusia bisa terbimbing kepada jalan yang diridhai Allah SWT. Serta dengan ilmu ini umat manusia bisa menjalani hidup dengan apa yang telah digariskan olah Allah SWT.

Dari semua penjelasan menganai manfaat, tujuan, dan sumber tauhid, aqidah islamiyah, dan ilmu kalam yang penulis paparkan dalam makalah ini, semoga kita semua dapat mengambil pelajaran untuk bisa dilaksanakan di kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, sehingga keridhaan Allah SWT. Akan dapat kita raih bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Asmuni, M. Yusran, Ilmu Tauhid, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,                                Jakarta, 1999).

Page 25: aqidah_ilmu kalam

Mukhlisin S.Ag,From : Http//:www,google/pendahuluan ilmu tauhid.pdf/15 maret 2012.

A.Hanafi MA, Theology Islam ( Ilmu Kalam ), (Jakarta :Bulan Bintang,1979).

Nata Abudin, Metodologi Studi Islam, Rajawali Pers: Jakarta, 2008.

Muhammad K. Mu’tahim, Laa Tansa Ya.. Musimin. Alifbata: Jakarta,2007.

Musthofa Drs. Khalili H.M. Kharwani, Tauhid Pokja Akademik UIN Sunan Kali    Jaga: Yogyakarta, 2005.

 Syarh Kasyfu Asy-Sybuhat fi At-tauhid, Dar Jamilurrahman As-Salafy.

Syarh ‘Aqidah Ahlis Sunnah wal Jama’ah, Dar Al-Qudss, 1426 H.