mekanisme seaak nafas dan gejala pada skenario

2
Mekanisme seaak nafas dan gejala pada skenario. Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskular, emboliparu, penyakit paru interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru(emfisema, bronkitis, asma), kecemasan. Pengetahuan tentang sensor yang dipergunakan dan fungsi yang terintegrasi dari otak diperlukan sekali untuk memahami mekanisme terjadinya sesak nafas (dyspnea). Elemen berikut ini haruslah ada untuk menganalisa terjadinya dyspnea tersebut, yaitu : reseptor sensoris, koneksi neurologi ke otak, pusat integrasi pada otak yang memproses informasi, koneksi kortikal dalam menginterpretasikan sensasi yang dirasakan, meskipun teori yang menjelaskan tentang dyspnea telah berkembang, namun kebenaran teori tersebut belumlah dapat diterima sepenuhnya sebagai hal yang benar. Pada tulisan di bawah ini dipaparkan tentang rangkaian stimulasi yang dapat menyebabkan atau membantu terjadinya sesak nafas (dyspnea), dinyatakan secara urutan numerikal sebagai berikut : 1. Rangsangan (kimia, thermal, psikis, fisis dan sebagainya). 2. Reseptor iritan pada parenkhime paru dan saluran nafas. 3. Juxta capillary receptor pada interstitial alveoli akan merespon perubahan pada compliance.

Upload: eza-melinda

Post on 05-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sesak napas

TRANSCRIPT

Mekanisme seaak nafas dan gejala pada skenario.

Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas yangpendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskular, emboliparu, penyakit paru interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru(emfisema, bronkitis, asma), kecemasan. Pengetahuan tentang sensor yang dipergunakan dan fungsi yang terintegrasi dari otak diperlukan sekali untuk memahami mekanisme terjadinya sesak nafas (dyspnea). Elemen berikut ini haruslah ada untuk menganalisa terjadinya dyspnea tersebut, yaitu : reseptor sensoris, koneksi neurologi ke otak, pusat integrasi pada otak yang memproses informasi, koneksi kortikal dalam menginterpretasikan sensasi yang dirasakan, meskipun teori yang menjelaskan tentang dyspnea telah berkembang, namun kebenaran teori tersebut belumlah dapat diterima sepenuhnya sebagai hal yang benar. Pada tulisan di bawah ini dipaparkan tentang rangkaian stimulasi yang dapat menyebabkan atau membantu terjadinya sesak nafas (dyspnea), dinyatakan secara urutan numerikal sebagai berikut :

1. Rangsangan (kimia, thermal, psikis, fisis dan sebagainya).2. Reseptor iritan pada parenkhime paru dan saluran nafas.3. Juxta capillary receptor pada interstitial alveoli akan merespon perubahan pada compliance.4. Otot pada dinding dada, persendian, costosternal junction dan diafragma memberikan respon berupa regangan, gerakan dan propriosepsi.5. Carrotid bodi atau pusat respirasi pada CNS akan aktif melalui beberapa kombinasi rangsangan seperti hypercapnea, hypoxemia dan acidosis.

Tanpa memperhatikan alat sensor yang dipakai, pathway koneksi ke otak adalah nervus vagus dan nervus phrenicus akan menuju RAS pada brain stem. Sesak nafas akan mengakibatkan terjadi nya gangguan pertukaran O2 dan CO2 yang nanti nya akan menyebabkan aliran darah menurun hal tersebut akan mengakibatkan sianosis (kebiruan) dan takikardi karena Hb yang mengandung O2 berkurang , sedangkan hb yang mengandung CO2 jumlahnya berlebihan dalam pembuluh darah kulit, terutama dalam kapiler. Hb yang tidak mengandung O2 memiliki warna biru gelap yang terlihat melalui kulit sehingga kulit terlihat kebiruan. Takikardi terjadi sebagai kompensasi untuk memenuhi kebutuhan jaringan.Penyebab