materi tarbiyah 1427 h - aqidah (1)

270
Aqidah Serial Manhaj Tarbawi AQIDAH AQIDAH AQIDAH AQIDAH MATERI TARBIYAH

Upload: nailul

Post on 21-Jun-2015

7.392 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

Materi Tarbiyah Serial Aqidah, Edisi Lengkap

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Serial Manhaj Tarbawi

AQIDAHAQIDAHAQIDAHAQIDAH

MATERI TARBIYAH

Page 2: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

DAFTAR ISI

Urgensi SyahadatUrgensi SyahadatUrgensi SyahadatUrgensi Syahadat ( ( ( (AhammiyatusAhammiyatusAhammiyatusAhammiyatus SyahadatainSyahadatainSyahadatainSyahadatain))))

Kandungan Kalimat Syahadat (Madludlu Syahadatain)Kandungan Kalimat Syahadat (Madludlu Syahadatain)Kandungan Kalimat Syahadat (Madludlu Syahadatain)Kandungan Kalimat Syahadat (Madludlu Syahadatain)

Syarat Diterimanya Syahadatain (Syurut QSyarat Diterimanya Syahadatain (Syurut QSyarat Diterimanya Syahadatain (Syurut QSyarat Diterimanya Syahadatain (Syurut Qoooobulu Syahadatain)bulu Syahadatain)bulu Syahadatain)bulu Syahadatain)

HalHalHalHal----Hal yang MembatalkanHal yang MembatalkanHal yang MembatalkanHal yang Membatalkan Syahadat Syahadat Syahadat Syahadat

Makna Laa Ilaaha IllallohMakna Laa Ilaaha IllallohMakna Laa Ilaaha IllallohMakna Laa Ilaaha Illalloh

Larangan Berhubungan dengan JinLarangan Berhubungan dengan JinLarangan Berhubungan dengan JinLarangan Berhubungan dengan Jin

Mengenal Allah (Ma’rifatullah)Mengenal Allah (Ma’rifatullah)Mengenal Allah (Ma’rifatullah)Mengenal Allah (Ma’rifatullah)

Ilmu AllahIlmu AllahIlmu AllahIlmu Allah

Mengenal Agama Islam (Ma’rifatu Dinil Islam)Mengenal Agama Islam (Ma’rifatu Dinil Islam)Mengenal Agama Islam (Ma’rifatu Dinil Islam)Mengenal Agama Islam (Ma’rifatu Dinil Islam)

Kesempurnaan Islam (Syumuliyatul Islam)Kesempurnaan Islam (Syumuliyatul Islam)Kesempurnaan Islam (Syumuliyatul Islam)Kesempurnaan Islam (Syumuliyatul Islam)

Mengenal Rasul (Ta’rifur Rasul)Mengenal Rasul (Ta’rifur Rasul)Mengenal Rasul (Ta’rifur Rasul)Mengenal Rasul (Ta’rifur Rasul)

Setiap Umat Diutus RasulSetiap Umat Diutus RasulSetiap Umat Diutus RasulSetiap Umat Diutus Rasul

KewaKewaKewaKewajiban Beriman Kepada Semua Rasuljiban Beriman Kepada Semua Rasuljiban Beriman Kepada Semua Rasuljiban Beriman Kepada Semua Rasul

Kebutuhan Manusia Terhadap Rasul (Hajatul Insan Ila Rasul)Kebutuhan Manusia Terhadap Rasul (Hajatul Insan Ila Rasul)Kebutuhan Manusia Terhadap Rasul (Hajatul Insan Ila Rasul)Kebutuhan Manusia Terhadap Rasul (Hajatul Insan Ila Rasul)

Kedudukan Rasul (Makanatur Rasul)Kedudukan Rasul (Makanatur Rasul)Kedudukan Rasul (Makanatur Rasul)Kedudukan Rasul (Makanatur Rasul)

SifatSifatSifatSifat----Sifat Rasul (Shifatur Rasul)Sifat Rasul (Shifatur Rasul)Sifat Rasul (Shifatur Rasul)Sifat Rasul (Shifatur Rasul)

TugasTugasTugasTugas----Tugas Rasul (Wazhifatur Rasul)Tugas Rasul (Wazhifatur Rasul)Tugas Rasul (Wazhifatur Rasul)Tugas Rasul (Wazhifatur Rasul)

Kewajiban Kita Terhadap Rasul (Wajibatul Muslim Nahwar RasKewajiban Kita Terhadap Rasul (Wajibatul Muslim Nahwar RasKewajiban Kita Terhadap Rasul (Wajibatul Muslim Nahwar RasKewajiban Kita Terhadap Rasul (Wajibatul Muslim Nahwar Rasul)ul)ul)ul)

Kekhususan Risalah Nabi Muhammad SAW (Khashais Risalah NaKekhususan Risalah Nabi Muhammad SAW (Khashais Risalah NaKekhususan Risalah Nabi Muhammad SAW (Khashais Risalah NaKekhususan Risalah Nabi Muhammad SAW (Khashais Risalah Nabi Muhammad bi Muhammad bi Muhammad bi Muhammad

SAW)SAW)SAW)SAW)

Keumuman Risalah Nabi Muhammad SAWKeumuman Risalah Nabi Muhammad SAWKeumuman Risalah Nabi Muhammad SAWKeumuman Risalah Nabi Muhammad SAW

Makna Muhammad SAW Sebagai Penutup Para NabiMakna Muhammad SAW Sebagai Penutup Para NabiMakna Muhammad SAW Sebagai Penutup Para NabiMakna Muhammad SAW Sebagai Penutup Para Nabi

Buah dan Manfaat dari Mengikuti Rasulullah SAW (Nataiju Buah dan Manfaat dari Mengikuti Rasulullah SAW (Nataiju Buah dan Manfaat dari Mengikuti Rasulullah SAW (Nataiju Buah dan Manfaat dari Mengikuti Rasulullah SAW (Nataiju Ittiba’ Rasul SAW)Ittiba’ Rasul SAW)Ittiba’ Rasul SAW)Ittiba’ Rasul SAW)

Hikmah Diutusnya Para RHikmah Diutusnya Para RHikmah Diutusnya Para RHikmah Diutusnya Para Rasulasulasulasul

Beriman Kepada MalaikatBeriman Kepada MalaikatBeriman Kepada MalaikatBeriman Kepada Malaikat

Beriman Kepada Hari AkhirBeriman Kepada Hari AkhirBeriman Kepada Hari AkhirBeriman Kepada Hari Akhir

Beriman Kepada Qadha dan QadarBeriman Kepada Qadha dan QadarBeriman Kepada Qadha dan QadarBeriman Kepada Qadha dan Qadar

IhsanIhsanIhsanIhsan

Page 3: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

URGENSI SYAHADAT

(AHAMMIYATUS SYAHADATAIN)

Kalimat syahadatain adalah kalimat yang tidak asing lagi bagi umat Islam. Kita senantiasa

menyebutnya setiap hari, misalnya ketika shalat dan azan. Kalimat syahadatain sering

diucapkan oleh umat Islam dalam pelbagai keadaan. Kita menghafal kalimat syahadah dan

dapat menyebutnya dengan fasih. Namun, demikian sejauh manakah makna kalimat ini

dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari kaum Islam?

Pertanyaan tersebut perlu dijawab dengan realitas yang ada. Tingkah laku umat Islam

yang terpengaruh dengan budaya jahiliyah atau cara hidup Barat, memberi gambaran

bahwa syahadah tidak cukup memberi pengaruh. Terbukti tidak sedikit dari umat Islam

yang masih melakukan perkara-perkara yang dilarang Allah dan meninggalkan perintah-

Nya, memberi kesetiaan bukan kepada kaum muslimin, atau tidak mensyukuri sesuatu

yang diberikan kepada mereka. Itu adalah contoh dari wujud seseorang yang tidak

Page 4: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

memahami syahadah yang dibacanya dan tidak mengerti makna yang sebenarnya dari

syahadah.

Kalimat syahadah merupakan asas utama dan landasan penting bagi rukun Islam. Tanpa

syahadah, rukun Islam lainnya akan runtuh. Begitu juga dengan rukun iman. Tegaknya

syahadah dalam kehidupan individu akan menegakkan ibadah dan dien dalam hidup kita.

Dengan syahadatain terwujudlah sikap ruhani yang akan memberikan motivasi kepada

tingkah laku jasmaniah dan akal pikiran, serta memotivasi kita untuk melaksanakan rukun

Islam lainnya.

Tegaknya Islam mesti didahului oleh tegaknya rukun Islam; dan tegaknya rukun Islam

mesti didahului oleh tegaknya syahadah. Rasulullah saw. mengisyaratkan bahwa Islam itu

bagaikan sebuah bangunan. Untuk berdirinya bangunan Islam itu harus ditopang oleh 5

(lima) tiang pokok, yaitu syahadatain, shalat, saum, zakat, dan haji ke Baitulllah.

Di zaman Nabi saw., kalangan masyarakat Arab memahami betul makna syahadatain ini.

Terbukti dalam suatu peristiwa dimana Nabi saw. mengumpulkan para pemimpin Quraisy

dari kalangan Bani Hasyim, Nabi saw. bersabda, “Wahai saudara-saudara, maukah kalian

aku beri satu kalimat, dimana dengan kalimat itu kalian akan dapat menguasai seluruh

jazirah Arab?” Kemudian Abu Jahal menjawab, “Jangankan satu kalimat, sepuluh kalimat

berikan kepadaku.” Kemudian Nabi saw. bersabda, “Ucapkanlah laa ilaha illa Allah dan

Muhammad Rasulullah.” Abu Jahal pun menjawab, “Kalau itu yang engkau minta, berarti

engkau mengumandangkan peperangan dengan semua orang Arab dan bukan Arab.”

Penolakan Abu Jahal kepada kalimat ini bukan karena dia tidak paham akan makna dari

kalimat itu. Justru sebaliknya. Dia tidak mau menerima sikap yang mesti tunduk, taat, dan

patuh kepada Allah swt. saja Dia sadar betul jika ia bersikap seperti itu, maka semua orang

akan tidak tunduk lagi kepadanya. Abu Jahal ingin mendapatkan loyalitas dari kaum dan

bangsanya. Penerimaan syahadah bermakna menerima semua aturan dan segala akibatnya.

Penerimaan inilah yang sulit bagi kaum jahiliyah untuk mengaplikasikan syahadah.

Sebenarnya, apabila mereka memahami bahwa loyalitas kepada Allah itu juga akan

menambah kekuatan bagi diri mereka. Mereka yang beriman semakin dihormati dan

semakin dihargai. Mereka yang memiliki kemampuan dan ilmu akan mendapatkan

kedudukan yang sama apabila ia sebagai muslim (Abu Jahal adalah tokoh di kalangan

Arab jahiliyah dan ia memiliki banyak potensi, diantaranya ia sebagai Abu Amr (ahli

hukum). Setiap individu yang bersyahadah, maka ia menjadi khalifatullah fil Ardhi.

Kalimat syahadah mesti dipahami dengan benar karena di dalamnya terdapat makna yang

sangat tinggi. Dengan syahadah, kehidupan kita akan dijamin bahagia di dunia ataupun di

akhirat. Syahadah sebagai kunci kehidupan dan tiang dien (agama Islam). Oleh karena itu,

marilah kita bersama memahami syahadatain ini.

Page 5: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Syahadat adalah Pintu Masuk ke dalam Islam (Al-Madkhal ila Al-Islam)

Sahnya iman seseorang adalah dengan menyebutkan syahadatain. Kesempurnaan iman

seseorang bergantung kepada pemahaman dan pengamalan syahadatain. Syahadatain

membedakan manusia kepada muslim dan kafir. Pada dasarnya setiap manusia telah

bersyahadah Rububiyah di alam arwah, tetapi ini saja belum cukup. Untuk menjadi

muslim, mereka harus bersyahadah Uluhiyah dan syahadah Risalah di dunia.

���� ����� �� ��� ����� ����� ������� ���� ������ �� � �!��� "�� �#�����$ �� %���& ���� � $ '�( )�* +,�- ����� # ( & .��/ # (�0+1�� �!�2�/ �3��0�4 �� 5�- �67 ��� 8�9+:�0�� �;<=�� ���"�%+�

# 5 +,�2�/ ����� �� ��� 6'<"�> 7 �,�-�$ ���� ����� ������ ��� +,�- �;���?�� �;�� � &��@�- +,�2�/ AB�� %���$ �C ��* D�4 8�/ AE������ �F "�G #�( %���& �H�I�/ '�� ����� �,�- # 5 I�� G�:�/ ?�G J 9 KB���'�� #�( %���& �H�I�/ '�� ����� �,�- # 5 I�� G�:�/ �;���?�� �;�� � &��@�- # 5

L.�I 0�/ #�(�M��%�N+O�- ��7 �#�M�I�4�$ �P�<*�2�/ �;���?�� �;�� � &��@�- # 5 +,�2�/ #�(�M�I�Q/ ����& R3��S�� ����� �� %���$ ��N %�� �F %�� �<=�2�/ �C��+T�"+� �U�� &�. �V<9�$ #�(���� 7�- Rasulullah bersabda kepada Muadz bin Jabal saat mengutusnya ke penduduk Yaman,

“Kamu akan datang kepada kaum ahli kitab. Jika kamu telah sampai kepada mereka,

ajaklah mereka agar bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan

Allah. Jika mereka mentaatimu dalam hal itu, beritakan kepada mereka bahwa Allah telah

mewajibkan kepada mereka lima shalat setiap siang dan malam. Jika mereka mentaatimu

dalam hal itu beritakan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan sedekah (zakat)

yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan dikembalikan kepada orang-

orang miskin. Jika mereka mentaatimu dalam hal itu, hati-hatilah kamu terhadap

kemuliaan harta mereka dan waspadalah terhadap doanya orang yang dizalimi, sebab

antaranya dan Allah tidak ada dinding pembatas.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berikut ini pernyataan Rasulullah saw. tentang misi Laa ilaha illallah dan kewajiban

manusia untuk menerimanya.

Dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Page 6: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�� ��� 6'<"�> 7 �,�-�$ ���� ����� ������ ��� +,�- $ '�( )�* �<0�� �W�<N� ���9���- +,�- E I�7- # 5XY��7�. 8ZN�7 � "�[�& �����/ �!�2�/ �U��4<\� � 9 J *�$ �U���<[� � "%�Q *�$ �����

�& # ( ���]���$ ��(DQ�>�� ����� # (���� 7�-�$����� ���

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada

tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan

zakat. Jika mereka telah melakukan hal itu, terperiharalah darah dan harta benda mereka

kecuali dengan haknya, sedangkan hisab mereka kepada Allah.” (HR. Bukhari dan

Muslim).

Pentingnya mengerti, memahami, dan melaksanakan syahadatain. Manusia berdosa akibat

melalaikan pemahaman dan pelaksanaan syahadatain.

^�� ������ ^ �_�=�- #�� &��/ �_����$ �E��N�7 J "+��$ ���N�7 J "+����$ �;�� =�?�� I� a�0 ��$ �_��� #4��+��7�$ #b��_���Q�0 7 #�� ��* “Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah

dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan

perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.”

[QS. Muhammad (47): 19].

Kalimat “dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin,

laki-laki dan perempuan” menunjukan bahwa ketidakkonsistenan sikap seseorang dengan

pernyataan tauhidnya (Laa ilaaha illallah) adalah perbuatan dosa. Karena pernyataan

tersebut pada hakikatnya adalah pernyataan ikrar kecintaan, ketaatan, dan rasa takut hanya

kepada Allah semata. Maka, bila seseorang muslim tidak menunaikan shalat, tidak

menutup aurat, dan atau terlibat dalam pergaulan bebas antar lawan jenis, hal itu

merupakan sikap tidak konsisten dengan pernyataan Laa ilaaha illallah. Karena dengan

sikap seperti itu, cinta, taat, dan rasa takutnya tidak diarahkan kepada Allah, tetapi kepada

hawa nafsunya sendiri.

Manusia menjadi kafir karena menyombongkan diri terhadap Laa ilaha illallah dan tidak

mau mengesakan Allah.

�,$ I��+b�0 ]�* �_��� ^�� ������ ^ # (�� ��%�� �!�� � =��4 # (_�=��

Page 7: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

“Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: “Laa ilaaha illallah”

(tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah), mereka menyombongkan diri.”

[QS. As-Shaffat (37): 35].

Yang dimaksud menyombongkan diri ketika diperdengarkan kalimat ”Laa ilaaha illallah”

tidak semata-mata karena tidak mau mengucapkan atau mendengarkannya, tetapi yang

yang dimaksud adalah substansinya, yaitu hanya taat, takut dan cinta kepada Allah.

Karena itu kesombongan diri dalam ayat ini maksudnya adalah sikap tidak mau taat dan

tunduk kepada perintah Allah, seperti tidak mau mengerjakan shalat, tidak menutup aurat,

tidak menjauhi pergaulan bebas, berkhalwat dengan yang bukan mahramnya, dan

sebagainya.

Yang dapat bersyahadat dalam arti sebenarnya adalah hanya Allah, para malaikat, dan

orang-orang yang berilmu, yaitu para nabi dan orang yang beriman kepada mereka.

�M��� �#+���+� ��$-�$ B�b�Mc�"+��$ �� 5 ^�� ������ ^ �_�=�- �_��� �'�(�d ������ ^ �e ]�Q+���� �6" #%�b�>+� \*�\��+� �� 5 ^�� “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah),

yang menegakkan keadilan; para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga

menyatakan yang demikian itu): tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah),

yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [QS. Ali Imran (3): 18].

Manusia bersyahadah di alam arwah sehingga fitrah manusia mengakui keesaan Allah. Ini

perlu disempurnakan dengan syahadatain sesuai ajaran Islam.

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi

mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman),

����& # 5�'�( d�-�$ # (�0_�*_��! #�5��� (f ��7 �C�.g 8�N�� ��7 �;_ ��� �?�G�- +!���$ �_�N4 �_�=�� �B�7��%�Q+� �C ��* ���Q�9 +,�- ��= '�(�d ����� ����� #b_���I�� h ]���- #�(i] =�-�����/��O �?�5 ��& “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami

menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak

mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah

terhadap ini (keesaan Tuhan).” [QS. Al-A’raf (7): 172].

Page 8: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Syahadat adalah Ringkasan Ajaran Islam (Khulaashah Ta’alim Al-Islam)

Pemahaman muslim terhadap Islam bergantung kepada pemahamannya terhadap

syahadatain. Sebab, seluruh ajaran Islam terdapat dalam dua kalimat yang sederhana ini.

Ada 3 hal prinsip syahadatain :

A. Pernyataan Laa ilaha illallah merupakan penerimaan penghambaan atau ibadah kepada

Allah saja. Melaksanakan minhajillah (way of life yang ditetapkan Allah) merupakan

ibadah kepada-Nya.

B. Menyebut Muhammad Rasulullah merupakan dasar penerimaan cara penghambaan itu

dari Muhammad saw. Dan Rasulullah adalah tauladan dalam mengikuti Manhaj Allah.

C. Penghambaan kepada Allah meliputi seluruh aspek kehidupan. Ia mengatur hubungan

manusia dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dan dengan masyarakatnya.

Makna Laa ilaha illa Allah adalah penghambaan kepada Allah [QS. Al-Anbiya' (21): 25],

dan Rasul diutus dengan membawa ajaran tauhid.

#b_������ #b�� ��� ��7 ��*�?_���$ #b�Q���G j�?_�� #b_���� $ ' � & W�_�N� ��(_ *�- ��*�,�Q_�0�9 “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang

sebelummu, agar kamu bertakwa.” [QS. Al-Baqarah (2): 21].

Manusia diciptakan untuk menghambakan dirinya kepada Allah semata.

�,$ ' � ��%�� ^�� �F =k�$ _���S+� h+Q���G ��7�$ “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi

kepada-Ku.” [QS. Az-Dzariyat (51): 56].

��=�- ^�� ������ ^ �_�=�- �� %���� 8��� = ^�� ��� ��� ��7 �;�� ��� ��7 ��N+��� ��- ��7�$�,$ ' � &��/

Page 9: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan kami wahyukan

kepadanya, “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah

olehmu sekalian akan Aku.” [QS. Al-Anbiya’ (21): 25].

Muhammad saw. adalah tauladan dalam setiap aspek kehidupan [QS. Ali Imran (3): 31],

dan aktifitas hidup orang yang beriman kepada Allah, hendaknya mengikuti ajaran

Muhammad saw.

�C ��%+��$ ��_��� � � I�* �,��4 ��"�� lB�N�]�� lU�� �- ��_��� ��� ��� 8�/ #b�� �,��4 '�Q��6m���4 ��_��� �I�4�!�$ �I�Gn “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)

bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

menyebut Allah.” [QS. Al-Ahzab (33): 21].

Meneladani Rasulullah menjadi parameter keimanan dan kecintaan seseorang kepada

Allah. Bukti cinta kepada Allah adalah dengan mengikuti ajaran Rasulullah saw.

Katakanlah,

�_����$ #b��� =! #b�� I� a�*�$ �_��� #b ��� > * 8�=� ���_�9��/ ��_��� �,�_ ��> 9 # 0 N4 +,�� +��R#%���� R�� �O “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan

mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. Ali

Imran (3): 31].

Seluruh aktivitas hidup manusia secara individu, masyarakat dan negara mesti ditujukan

kepada mengabdi Allah swt. saja.

���"�����+� _�3�� ��_���� 8�9��"�7�$ �j��% >�7�$ 8�b ] =�$ 8�9c�� _�,�� +�� “Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah

untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162).

Islam adalah satu-satunya syariat yang diridhai Allah dan tidak dapat dicampur dengan

syariat lainnya.

Page 10: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

��_��� �' N�& ��*_�'� _�,�� �' ��� ��7 ^�� �3��0�b+� � 9$- ��*�?_�� �o���0 G ��7�$ Cc �k p*�I�� ��_��� _�,�2�/ ��_��� �E��*q�� I +b�* ��7�$ # (�N %�� �6% a�� #+���+� # 5XY��� ��7�3��]�>+� “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih

orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada

mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir

terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” [QS. Ali

Imran (3): 19].

��*�I����r+� ���7 �U�I�Gn 8�/ �� 5�$ � N�7 ����+Q * ����/ �6N*�. �Cc �k �I %�O �s�0 ��* ��7�$ “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan

diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”

[QS. Ali Imran (3): 85].

��*�?_�� XY�� 5�- p��_�0�9 ^�$ ��( ���_�9��/ �I 7t ���7 AB��*�I�d ����& �P��N+����� _�#u�,� "�� ��* “Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan

(agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang

yang tidak mengetahui.” [QS. Al-Jatsiyah (45): 18].

��& #b�� �v_�I� �0�/ �� �_ ]� � ���_�0�9 ^�$ w� ���_�9��/ �6"%�Q�0 ] 7 8�@�I�� �?�5 _�,�-�$b_������ ���� #4�_���$ #b���! ����%�����,�Q_�0�9 #

“Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah Dia,

dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-

beraikan kamu dari jalannya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu

bertakwa.” [QS. Al-An’am (6): 153].

Page 11: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Syahadat adalah Dasar Sebuah Perubahan (Asasul Inqilab)

Syahadatain mampu mengubah manusia dalam aspek keyakinan, pemikiran, maupun jalan

hidupnya. Perubahan itu juga meliputi berbagai aspek kehidupan manusia secara individu

atau masyarakat.

Ada perbedaan penerimaan syahadatain pada generasi pertama umat Muhammad dengan

generasi sekarang. Perbedaan tersebut disebabkan perbedaan derajat kepahaman terhadap

makna syahadatain secara bahasa dan pengertian, dan sikap konsisten terhadap syahadah

tersebut dalam pelaksanaan ketika menerima maupun menolak.

Umat terdahulu langsung berubah ketika menerima syahadatain. Sehingga mereka yang

tadinya bodoh menjadi pandai, yang kufur menjadi beriman, yang bergelimang dalam

maksiat menjadi takwa dan abid, yang sesat mendapat hidayah. Masyarakat yang tadinya

bermusuhan menjadi bersaudara di jalan Allah.

Syahadatain dapat merubah masyarakat dahulu, maka syahadatain pun dapat mengubah

umat sekarang menjadi baik.

Penggambaran Allah tentang perubahan yang terjadi pada para sahabat Nabi, yang

dahulunya berada dalam kegelapan jahiliyah kemudian berada dalam cahaya Islam yang

gemilang.

�����7 ��"�4 �W�_�N� 8�/ ���� 8�) "�* 6�� = ��� ��N+������$ w��N %�% ��:�/ �60 %�7 �,��4 ��7�$�-8�/�,���" ��* � =��4 ��7 ��*�I�/��b+��� ��_�* x �;���?�4 ��( N�7 �y����r�� �F %�� �E��"�_T�

“Dan apakah orang yang sudah mati (maksudnya ialah orang yang telah mati hatinya

yakni orang-orang kafir) kemudian dia kami hidupkan dan kami berikan kepadanya

cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah

masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita

yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah kami jadikan orang yang

kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” [QS. Al-An’am (6): 122].

Perubahan individu contohnya terjadi pada Mush’ab bin Umair yang sebelum mengikuti

dakwah Rasul merupakan pemuda yang paling terkenal dengan kehidupan yang glamour

di kota Mekkah. Tetapi setelah menerima Islam, ia menjadi pemuda sederhana yang dai,

duta Rasul untuk kota Madinah, kemudian menjadi syuhada Uhud. Saat syahidnya,

Rasulullah membacakan ayat ini.

Page 12: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�7 # ( N�"�/ �� %���& ��_��� $ '�5��& ��7 ���'�� l������ ���N�7 J "+� ���7 ��� >�= ��z�� �c*�' ��9 ��_�'�� ��7�$ I�T�0 N�* ��7 # ( N�7�$ “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah

mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara

mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak mengubah (janjinya).” [QS.

Al-Ahzab (33): 23].

Reaksi masyarakat Quraisy terhadap kalimat tauhid [QS. Al-Buruuj (85): 6-10], reaksi

musuh terhadap keimanan kaum mukminin kepada Allah [QS. Al-Kahfi (18): 2], musuh

memerangi mereka yang konsisten dengan pernyataan Tauhid [QS. Al-Anfal (8): 20].

Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: Laa ilaaha illallah

(Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah), mereka menyombongkan diri. Dan

mereka berkata,

�,$ I��+b�0 ]�* �_��� ^�� ������ ^ # (�� ��%�� �!�� � =��4 # (_�=�� , �4����0�� �_�N�M�- �,���Q�*�$A,� N S�7 �I�&��)�� ��N�0�(��g ,������ I "+� �v_�'���$ _�V�>+���� XY��� +���

“Apakah kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair

gila?” Sebenarnya dia (Muhammad) telah datang membawa kebenaran dan

membenarkan rasul-rasul (sebelumnya). [QS. As-Shaffat (37): 35-37].

“Ketika mereka duduk di sekitarnya. Sedang mereka menyaksikan apa yang mereka

perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang

mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha

Perkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha

Menyaksikan segala sesuatu. Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan

kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak

bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang

membakar.” [QS. Al-Buruj (85): 6-10].

�6�+:�� ���? N %�� �6"_�%�� �,���" ��* ��*�?_�� ���N�7 J "+� �I_�)�� *�$ � = '�� ��7 6'*�'�d �6N�]�� 6I ��- # (�� _�,�- �E��>���_�[�

Page 13: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

“Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari

sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang

mengerjakan amal shalih, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik.” [QS.

Al-Kahfi (18): 2].

�,$ Ib "�*�$ �P� ��I r * $�- �P�� 0+Q�* $�- �P� 0��+� %�� $ I� �4 ��*�?_�� �;�� Ib "�* +!���$ I %�G �_����$ �_��� Ib "�*�$��*�I�4��"+�

“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu

untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka

memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik

pembalas tipu daya.” [QS. Al-Anfal (8): 30].

Syahadat adalah Hakikat Dakwah Para Rasul (Haqiqatu Da’watir Rasul)

Setiap rasul, semenjak Nabi Adam a.s. hingga Nabi Muhammad saw., membawa misi

dakwah yang satu, yaitu syahadah. Apa yang diwahyukan kepada Rasulullah sama dengan

apa yang diwahyukan kepada nabi-nabi sebelumnya. Allah berfirman,

����� ��N %�� $�-�$ �w�' ��� ��7 ��_�%��_�N��$ �|� = ����� ��N %�� $�- ��"�4 �; %���� ��N %�� $�- �_�=�� �3�_ *�-�$ ��]%�&�$ �}��� �t�$ �3�Q ��*�$ �v��> ����$ ��%�&��" ����$ �#%�5�I ���6�� ��x �. $�. ��N %�9g�$ �,��" %�� ��$ �,$ ���5�$ �F =� *�$ “Sesungguhnya kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana kami telah

memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan kami telah

memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa,

Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan kami berikan Zabur kepada Daud.” [QS. An-

Nisa’(4): 163].

Mereka semua mengajak manusia untuk mentauhidkan Allah semata dan hanya

menyembah kepada-Nya. Seperti yang diserukan Nuh a.s. kepada kaumnya.

w I %�O A����� ��7 #b�� ��7 ��_��� $ ' � & �C ��� ��* ����Q�/ ���7 ��� ����� �6�� = ��N+��� ��- '�Q���#%�T�& �C ��* �3�?�& #b %���& ~��G�- 8_�=��

Page 14: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata, “Wahai

kaumku, sembahlah Allah. Sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya

(kalau kamu tidak menyembah Allah), Aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar

(kiamat).” [QS. Al-A’raf (7): 59].

Nabi Ibrahim berdakwah kepada masyarakat untuk membawa mereka menuju kepada

pengabdian Allah saja serta membebasakan diri dari kesyirikan.

�_�=�� #�(�7 ��Q�� ����� +!�� ����7 ��*�?_���$ �#%�5�I ��� 8�/ lB�N�]�� lU�� �- #b�� h�=��4 '�� #b�N %���$ ��N�N %�� �'���$ #b�� ��= I� �4 ��_��� �,$ . ��7 �,$ ' � ��9 �_�"�7�$ #b N�7 �Yg�I �

9 �_�0�� 6'���- �Y��z a��+��$ U�$�'��+� ��%��t �#%�5�I ��� �� ��� ^�� w�' ��$ ��_������ � N�7 J ��N+�_�4���9 �; %���& ��N_���� �Y 8�d ��7 ��_��� ���7 �;�� ;�� 7�- ��7�$ �;�� _�,�I� a�0 �t m�[�"+� �; %�����$ ��N ��=�- �; %�����$ Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang

yang bersama dengannya; ketika mereka berkata kepada kaum mereka, “Sesungguhnya

kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari

(kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat

selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim

kepada bapaknya, “Sesungguhnya Aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan Aku

tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah”. (Ibrahim berkata), “Ya

Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah

kami bertaubat, dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.” [QS. Al-Mumtahanah (60):

4].

(Catatan: Nabi Ibrahim pernah memintakan ampunan bagi bapaknya yang musyrik kepada

Allah: Ini tidak boleh ditiru, karena Allah tidak membenarkan orang mukmin memintakan

ampunan untuk orang-orang kafir. Lihat surat An-Nisa ayat 48).

Para nabi membawa dakwah bahwa ilah yang satu yaitu Allah saja.

�,��4 ��"�/ R'���$ R����� #b (���� ��"_�=�- _�8���� ���� * #b�+��7 RI�)�� ��=�- ��"_�=�� +��6'���- ��_���� �U�.������� P�I ) * ^�$ �6>����� c�"�& +��" ��%+��/ ��_���� XY��Q�� � � I�*

Page 15: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Katakanlah, “Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan

kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa.” Barangsiapa

mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang

shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada

Tuhannya.” [QS. Al-Kahfi (18): 110].

Syahadat adalah Kalimat dengan Ganjaran Yang Besar (Fadhailu ‘Azhimah)

Banyak ganjaran yang diberikan oleh Allah dan dijanjikan oleh Nabi Muhammad saw. Di

antaranya seseorang akan dimasukkan ke dalam surga dan dikeluarkan dari neraka seperti

sabda Rasulullah saw.

�'�(�d ��7 ����� �#�����$ �� %���& ���� ����� Z8��<N� ��& � N�& ���� �8���� �U�.��� & ��& �,�-�$ ��� ����$ w ' ��& 6'<"�> 7 �,�-�$ ��� �;*�I�d ��� w�' ��$ ���� ����� ������ ��� +,�-

��]%�& �V�� B<N�S+��$ � N�7 R|$ ��$ �#�* I�7 ����� ��5��Q+��- � 0�"���4�$ ��� ����$ ����� ' ��&���"��+� ��7 �,��4 ��7 ����& �B<N�S+� ���� ����G .�- �V�� ��<N��$ Ubadah bin Shamit meriwayatkan dari Nabi saw., beliau bersabda, “Barangsiapa

mengatakan tiada ilah selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah

utusan-Nya dan Rasul-Nya, bahwa Isa adalah hamba dan utusan-Nya, kalimat-Nya yang

dicampakkan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, dan bahwa surga adalah hak serta

neraka itu hak. Allah akan memasukkannya ke surga, apapun amal perbuatannya.”

(Bukhari).

��� ����� ��7 ���<N� ��7 y I r�* ����� �#�����$ �� %���& ���� ����� Z8��<N� ��& �F�=�- ��& ������ ��� ����� ��7 ���<N� ��7 y I r�*�$ �I %�G ��7 AU�m���d , x�$ ����+��� 8�/�$ ���� ����� ������

, x�$ ����+��� 8�/�$ ���� ����� ����� ������ ��� ����� ��7 ���<N� ��7 y I r�*�$ �I %�G ��7 AU<I ��I %�G ��7 AU<��! , x�$ ����+��� 8�/�$ ���� Dari Anas, Nabi saw. bersabda, “Keluar dari neraka orang yang mengucapkan la ilaha

illallah dan di hatinya ada seberat rambut kebaikan. Keluar dari neraka orang yang

mengucapkan la ilaha illallah sedang di hatinya ada seberat gandum kebaikan. Dan

Page 16: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

keluar dari neraka orang yang mengatakan la ilaha illallah sedang di hatinya ada seberat

zarrah kebaikan.” (Bukhari).

Orang yang mengikrarkan syahadat akan mendapatkan syafaat Rasulullah di hari Kiamat.

Seperti sabda beliau,

�C ��* �;�0�&�� �)�� �W�<N� '�� ��- ��7 ����� ��� ��� ��* ��%�� ����� �<=�- �U�I *�I 5 8���- ��& +,�- �U�I *�I 5 ����- ��* h N�N�f '�Q�� �#�����$ �� %���& ���� ����� ����� �� ��� ����� �B�7��%�Q+�

�- ��*�'�>+� �?�5 ��& 8�N��: ]�* ��� ����& �;�� I�� ��7 h *�-�� ��"�� �; N�7 �<$�- R'�� �6[����G ���� ����� ������ ��� ����� ��7 �B�7��%�Q+� �C ��* 8�0�&�� �)�� �W�<N� '�� ��- ��*�'�>+���i]+ �= $�- ����+��� ��7 Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw. ditanya, “Siapakah orang yang paling berbahagia

dengan syafaatmu di hari Kiamat?” Rasulullah saw. bersabda, “Aku telah mengira, ya

Abu Hurairah, bahwa tidak ada seorang pun yang tanya tentang hadits ini yang lebih

dahulu daripada kamu, karena aku melihatmu sangat antusias terhadap hadits. Orang

yang paling bahagia dengan syafaatku di hari Kiamat adalah yang mengatakan la ilaha

illallah secara ikhlas dari hatinya atau jiwanya.” (Bukhari).

---oo0oo---

Sumber: dakwatuna.com

Page 17: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

KANDUNGAN KALIMAT SYAHADAT

(MADLUDLU SYAHADATAIN)

Di suatu ruangan kantor, Anda menemukan uang seribu perak. Karena bukan milik Anda,

tentu Anda akan memberitahukan kepada para karyawan kantor itu siapa pemiliknya.

Ketika ada yang mengaku sebagai pemiliknya, dengan riang hati Anda segera

memberikannya, tanpa terlebih dahulu meminta kesaksian yang serius bahwa uang itu

benar-benar miliknya.

Ini berbeda dengan jika Anda menemukan cincn emas murni seberat 50 gram. Anda tentu

tidak serta merta memberikan kepada orang yang mengaku sebagai pemiliknya. Dengan

sungguh-sungguh, Anda akan mencari bukti bahwa barang itu benar-benar miliknya.

Mungkin mencari-cari bukti materiil berupa kuitansi pembelian –misalnya, mencari saksi,

mengangkat sumpah dengan nama Allah, dan hal-hal lain untuk meyakinkan Anda.

Setelah itu, baru Anda mengembalikan barang itu dengan tenang.

Tentu saja mudah dipahami, mengapa untuk uang seribu rupiah tidak perlu adanya

pernyataan kepemilikan yang serius, sedangkan untuk emas murni 50 gram

memerlukannya? Intinya hanya ada pada satu hal, yakni nilai materinya.

Sadarkah kita akan syahadat yang kita baca? Substansi apakah yang kita syahadatkan?

Sesungguhnya, berapakah kadar dan nilai substansi itu? Jawabannya tentu saja mudah,

bahwa yang kita syahadatkan adalah ihwal pengakuan sebuah hakikat yang mahaprinsip;

tiada tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah.

Sebuah prinsip dasar yang akan mengubah haluan hidup seseorang. Sebuah prinsip yang

membedakan secara diametral antara orang yang mengucapkan secara tulus dengan

mereka yang mengingkarinya, atau antara yang mengucapkan secara tulus dengan mereka

yang mengucapkan secara main-main.

Page 18: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Sesungguhnya, pernyataan syahdat itu erat kaitannya dengan iman, sesuatu yang

mendasari semua sikap kita dalam beragama. Hal ini dimaksudkan agar kita tidak keliru

dalam menjalankan prinsip akidah ini, sehingga kita perlu memahami arti syahadat itu

sesungguhnya dan bagaimana korelasinya dengan iman.

MAKNA SYAHADAT

Syahadat atau syahadah berasal dari kata syahida, yang berarti "memberi tahu dengan

berita yang pasti" atau "mengakui apa yang diketahui" (Al-Mu'jam Al-Wasith). Dari

makna bahasa ini, kita mendapati beberapa makna yang diisyaratkan Al-Qur'an tentang

kata ini.

Pernyataan (Al-Iqrar) atau Pemberitahuan (Al-I'lan)

Allah SWT berfirman,

�_��� �'�(�d ������ ^ �e ]�Q+���� �6"�M��� �#+���+� ��$-�$ B�b�Mc�"+��$ �� 5 ^�� ������ ^ �_�=�- #%�b�>+� \*�\��+� �� 5 ^�� “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia,

Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang beriman (juga

menyatakan yang demikian itu)...” (QS. Ali Imran : 18)

Sumpah (Al-Qasam atau Al-Half)

Allah SWT berfirman,

�#%�T��+� �;_���� �# ���� �_���]�/ ,�C� S_ N� �p�����"�� #i]+�- c�/ , ��� R#�]�Q�� �_�=���$R#%�T�& �,� "�� ��9 “Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Mahabesar. Maka Aku

bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang. Sesungguhnya sumpah itu adalah

sumpah yang besar kalau kamu mengetahui.” (QS. Al-Waqi'ah : 74-76)

Page 19: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Janji (Al-Mitsaq atau Al-Wa'd)

Allah SWT berfirman,

��= '�(�d ����� ����� #b_���I�� h ]���- #�(i] =�- ����& # 5�'�( d�-�$ “…Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa manusia (seraya berfirman), "Bukankah

Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi

saksi..." (QS. Al-A'raf : 172)

Bagaimana hubungan antara syahadat dengan iman? Di samping memiliki makna secara

bahasa (etimologi), kata "iman" juga memiliki makna secara syar'i (terminologi).

Secara bahasa, kata "iman" berasal dari kata kerja "amina" yang berarti aman, tenang, dan

tidak merasa takut. Dari sini muncul kata "aamana" yang berarti "menjadikan tenang",

"percaya", dan "membenarkan". Kata "aamana" inilah yang kemudian melahirkan istilah

"iman" (Al-Mu'jam Al-Wasith).

Dari makna tersebut muncullah makna terminologinya –sebagaimana disebutkan oleh para

ulama- yakni: tashdiq bi al-janan (pembenaran dalam hati), iqrar bi al-lisan (pernyataan

dengan lisan), dan 'amal bi al-arkan (tindakan dengan anggota badan).

Tashdiq bi Al-Janan

Iman adalah pembenaran. Pembenaran yang dimaksud bukan saja pembenaran logika

(tashdiq 'aqliy), akan tetapi pembenaran hati (tashdiq qalbiy). Inilah pembenaran yang

lahir dari nurani seseorang karena fitrah dan dampak ketenangan yang dirasakan. Oleh

karenannya, Abu Bakar RA ketika berbicara tentang adanya tuhan, beliau tidak berbicara

dengan dalil yang muluk-muluk. Beliau hanya mengatakan, "Saya mengenal tuhanku

karena tuhanku. Jika bukan karena tuhanku, maka aku tidak mengenal tuhanku." Dengan

itulah beliau menjadi pengikut Rasul yang sangat setia, hingga mendapatkan julukan Ash-

Shidiq, yangs etia dan membenarkan tanpa pertimbangan.

Logika memang bisa meneguhkan pembenaran, namun hati yang jernih berbicara lebih

dari itu. Oleh karenanya, para sahabat yang secara intelektual boleh dikatakan jauh dengan

manusia sekarang yang ternyata bisa memiliki iman setegar gunung. Bilal bin Rabah,

Khabab bin Ats, Ammar bin Yasir –radhiyallaahu anhum- bukanlah manusia-manusia

intelek dan berpengalaman luas. Namun mereka memiliki hati yang bening dan penuh

fitrah. Itu sudah cukup untuk mencetak iman yang kuat dan tahan uji. Bahkan betapa

banyak orang-orang Quraisy yang membenarkan dalam hatinya karena mendengar

lantunan ayat-ayat Al-Qur'an dibacakan, namun keimanan itu dikalahkan oleh

kesombongan dan rasa gengsi.

Page 20: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Iqrar bi Al-Lisan

Lebih dari sekadar kewajiban iman, ikrar bahkan telah menjadi tuntutan iman. Pengikraran

bisa saja hanya berujud pernyataan yang tulus kepada Allah SWT, itu pun sudah cukup.

Namun bagi sementara orang, bahkan ia ingin keimanannya diketahui khalayak. Lebih

dari itu, mereka ingin merasakan "buah pahit" keimanan itu dengan pernyataan.

Seandainya Utsman bin Mazh'un tutup mulut, ia tentu tidak harus menanggung kesakitan

yang sangat. Namun inilah iman.

Ia menyaksikan para sahabat yang lain begitu menderita dan tidak bebas bergerak,

sementara dirinya berada dalam jaminan keamanan Wlid bin Mughirah (seorang musyrik).

Ia lalu bergumam, "Demi Allah, ke mana saja aku pergi dalam keadaan aman di bawah

perlindungan seorang musyrik. Sementara para sahabatku dan pemeluk agamaku

mendapatkan cobaab dan penderitaan yang tidak menyentuh tubuhku. Sungguh, ini cacat

besar dalam jiwaku."

Ia pun bergegas menemui Walid dan berkata, "Wahai Abu Abd Syams, tanggunganmu

telah selesai dan saya ingin mengembalikan jaminanku kepadamu." "Mengapa?" tanya

Walid keheranan. "Karena kau disakiti oleh seseorang dari kaumku?" "Bukan, tetapi

karena saya ingin di bawah perlindungan Allah saja, tidak ingin perlindungan yang lain,"

jawab Utsman bin Mazh'un tegas. Selanjutnya, Utsman berkata kepada Walid, "Pergilah

kamu ke masjid (Kakbah) dan sampaikan pengembalian perlindunganku secara terbuka

sebagaimana kau dulu menjaminku terbuka."

Di masjid, Walid bin Mughirah berkata lantang, "Utsman ini datang kepadaku untuk

mengembalikan perlindungannya." "Benar," jawab Utsman segera. "Ia telah menjadi

pelindung yang baik. Akan tetapi, saya lebih suka tidak meminta perlindungan kepada

selain Allah. Oleh karena itu, saya kembalikan perlindungan ini kepadanya."

Ketika hendak pergi, Utsman mendengar Labid bin Rabi'ah bin Malik bin Kilab Al-Qisiy

di majelis yang dipenuhi orang-orang musyrik Quraisy itu, melantunkan syair berikut ini.

Ingatlah bahwa segala sesuatu selain tuhan adalah sia-sia belaka

"Engkau benar," jawab Utsman

Labid pun meneruskannya.

Dan semua kenikmatan, niscaya binasa akhirnya

"Engkau dusta. Nikmatnya ahli surga tidak binasa," teriak Utsman tidak sabar.

Ketika itu Labid marah dan berkata, "Wahai Quraisy, dia tidak pernah menyakiti majelis

kalian. Sejak kapan ia berubah?"

Page 21: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Seseorang menjawab, "Ia adalah manusia dungu diantara para dungu yang memecah

agama kita. Kata-kata itu tidak akan kau dapatkan dalam jiwamu."

Utsman pun dengan berani membantah omongannya, hingga bersitegang dengan keras.

Akhirnya, orang ini begitu emosi dan menampar pipi Utsman hingga matanya menghitam

karena kerasnya. Sementara Walid bin Mughirah masih ada di situ dan melihat apa yang

terjadi. Ia pun mendekat dan berkata kepada Utsman, "Wahai kemenakanku, matamu

mestinya tidak harus menerima musibah serupa itu jika aku masih menjadi pelindungmu."

Dengan tegar Utsman menyahut, "Oh, bukan begitu. Demi Allah, bahkan mataku yang

satu menginginkan musibah yang menimpa saudaranya di jalan Allah. Saya telah nyaman

dalam perlindungan Dzat Yang lebih mulia darimu dan lebih melindungi, wahai Abu

Abdu Syams."

'Amal bi Al-Arkan

Iman juga menuntut tindakan fisik, karena fisik itulah media untuk mengeksresikan atau

mengaktualisasikan kehendak hati. Apa yang akan terjadi, jika kemauan kita berdesakan,

sementara fisik tidak mampu mewujudkan?

Sesungguhnya, keimanan yang tidak mencorong fisik untuk berbuat merupakan keimanan

yang rapuh, bahkan mungkin dusta.

Apa yang mendorong para sahabat meninggalkan Makkah –kampung halaman dan tanah

airnya tercinta- menuju Yatsrib, sebuah tempat yang jauh dan asing dengan nasib yang

belum menentu?

Peristiwa hijrah total itu, yang memisahkan mereka dari orang tuanya, suami atau istrinya,

harta bendanya, semata menuju Allah SWT. Logika apa yang bisa menjelaskannya selain

"iman", sesuatu yang telah menancap kuat dalam dada dan memenuhi kalbu setiap

mereka.

Adanya spektrum makna iman yang luas itulah, hingga semua wilayah perasaan, kata-

kata, dan tindakan terwarnai olehnya.

Oleh karena itu, tidak mungkin keimanan bisa dinyatakan oleh seorang muslim jika ia

belum mau berikrar, bersumpah, dan berjanji setia. Mengingat bahwa substansi syahadat

merupakan hakikat yang besar, yang tidak mungkin sekadar dinyatakan oleh lisan tanpa

keyakinan kuat dari hatinya.Rasulullah SAW bersabda,

$�- �,� � ����$ Rp z�� ,���ik ���� � �� ������ � � ��� ��(��z+/�:�/ KB�� � d �,�L0���$ Rp z�� �V*�I��� ���& ��!Xt B�@��7�� ��5��= .�-�$

Page 22: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

”Cabang iman itu antara tujuh puluh atau enam puluh cabang. Yang paling utama adalah

ucapan laa ilaaha ilallah, sedangkan yang paling rendah adalah menyingkirkan halangan

di jalan.” (HR. Muslim)

Apabila iman hanya menghasilkan keyakinan dan kepercayaan saja, tanpa dipraktikkan

dalam kehidupan nyata dan tanpa dinyatakan dengan kata-kata, itu juga bukan iman yang

dikehendaki Rasulullah SAW.

Beliau bersabda,

�0�'�$ � ��Q� � I�$ �7 �b�$ � �"0��� ^$ 8�>0��� ,��k F%���"&t

”Tidaklah disebut iman bila hanya dengan angan-angan dan hiasan. Akan tetapi, iman

adalah sesuatu yang tertanam dalam hati dan dibuktikan dengan amal.” (HR. Al-Baihaqi

dan Ad-Dailami) Berikut ini Allah SWT telah membuat perumpamaan beberapa kaum yang cacat

keimanannya, sehingga tertolak seluruh amalnya.

Abu Thalib

Ia telah mengerahkan seluruh tenaga dan pikirannya untuk membela kemenakannya,

Muhammad SAW, hingga berkata kepada beliau, "Kemenakananku, pergilah dan katakan

apa saja yang kamu sukai. Demi Allah, kamu tidak akan kuserahkan kepada siapapun juga

selamanya."

Tetapi ketika sakaratul maut menghampiri dirinya dan Rasulullah SAW berusaha

menuntun lisannya dengan ucapan, "Paman, ucapkan laa ilaaha illallah, satu kalimat yang

dapat aku jadikan sebagai hujah untuk membela Anda di sisi Allah." Akan tetapi, Abu

Thalib bersikukuh menolak untuk mengucapkannya, hingga maut menghampirinya.

Rasulullah SAW masih melakukan upaya, beliau berkata, "Aku akan memohonkan

ampunan untukmu selama tidak dilarang." Allah SWT kemudian menurunkan ayat-Nya,

8��$- � =��4 ����$ ���4�I ) "+��� $ I� a�0 ]�* +,�- � N�7g ��*�?_���$ _�8��_�N��� �,��4 ��7�#%�>�S+� 3��> ��- # (_�=�- # (�� ��_�%���9 ��7 �' ��� ��7 ��� I�

Page 23: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

”Tidak sepatutnya bagi nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada

Allah) bagi orang-orang musyrik walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum

kerabat(-nya) sesudah jelas bagi mereka bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni

neraka Jahanam.” (QS. At-taubah : 113)

Dengan turunnya ayat di atas, jelaslah bahwa seseorang yang tidak bersedia mengucapkan

kalimat syahadat dengan lisannya akan tertolak amalannya, sebaik apapun kelakuannya.

Iblis

Ia termasuk makhluk ghaib, dari bangsa jin. Karena sifat penciptaannya itu, ia pun bisa

berkomunikasi dengan Allah SWT, bertemu dengan para malaikat, dan bahkan

mengetahui berbagai rahasia alam yang manusia tidak mengetahui. Dengan begitu, ia

menyaksikan makhluk Allah lebih banyak daripada manusia. Akan tetapi, hal itu tidak

membuat iblis beriman. Ia jelas meyakini adanya Allah, malaikat, dan tahu persis bahwa

Muhammad adalah Rasulullah, karena iblis mengetahui betul bagaimana Jibril

menyampaikan wahyu kepada beliau. Akan tetapi, ketika Allah memerintahkan,

�F%�� ��� ����� $ '�S�]�/ �C�.Xq�� $ ' S � �B�b�M����"+��� ��N+�� +!���$ ”...sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah merka semua kecuali iblis...” (QS. Al-

Kahfi : 50)

Akhirnya, iblis pun bersumpah di hadapan Allah SWT untuk menggoda nabi Adam serta

anak keturunannya.

�#%�Q�0 ] "+� �;�@�I�� # (�� _�,�' �+�t 8�N�0 *��+O�- ��"���/ ����� ”Iblis berkata, "Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, saya benar-benar akan

(menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus." (QS. Al-A'raf : 16)

Keyakinan iblis tentang keberadaan Allah, malaikat, dan Rasul tidak diikuti dengan sikap

yang benar dan lurus. Keyakinan semacam itu sama sekali tidak ada gunanya di sisi Allah

SWT. Jadilah iblis penghuni neraka yang kekal selama-lamanya. Allah SWT mengusir

iblis dari surga dan akan memasukkannya ke Neraka Jahanam.

#b N�7 �#_�N�(�� _�,� 7t # ( N�7 �;�����9 ��"�� 6�� � '�7 �67$�Y+?�7 ��( N�7 y I G ����������" ��-

Page 24: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

”Keluarlah kamu dari surga itu dalam keadaan terhina lagi terusir. Sesungguhnya

barangsiapa diantara mereka yang mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi

Neraka Jahanam dengan kamu semua.” (QS. Al-A'raf : 18)

Abdullah bin Ubai

Ia adalah seseorang yang sangat dengki dengan Islam, rasulullah SAW, dan kaum

Muslimin. Salah satu pemicu kedengkiannya adalah gagalnya dia menjadi pemimpin

Madinah karena kedatangan Rasulullah SAW di kota tersebut. Pemicu lainnya adalah

penyakit munafik yang melekat dalam hatinya. Ia berpura-pura saleh dalam tindakan dan

ucapan, tetapi busuk hatinya.

Abdullah bin Ubai-lah yang pertama kali menawari Rasulullah SAW untuk tinggal di

rumahnya selama berada di kota Madinah. Tawaran yang sangat baik dan sopan, tetapi

Abdullah bin Ubai mempunyai rencana jahat untuk membunuh Rasulullah SAW jika

tinggal di rumahnya itu. Lisan dan amalannya kelihatan baik, ettapi hatinya ingkar. Ketika

Abdullah bin Ubai meninggal, maka Allah SWT berfirman,

��_������ $ I� �4 # (_�=�� �w�I ��� ����& #Q�9 ^�$ 6'���- �E��7 # ( N�7 A'���- ����& _���[ 9 ^�$�,�Q����/ # 5�$ � 9��7�$ ����� ����$ ”Dan janganlah kamu sekali-kali menshalati (jenazah) seorang yang mati diantara

mereka dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka

telah kafir kepada Allah dan rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.” (At-

Taubah : 84)

ISTIQAMAH

Keimanan yang kuat suatu saat bukanlah awal dan akhir sekaligus. Mengapa? Karena

hidup manusia terus berlangsung melalui berbagai dinamikanya. Cobaan, godaan,

kesenangan, penderitaan, kesulitan, dan berbagai nuansa kehidupan terus silih berganti

menimpa manusia. Oleh karena itu, ada kalanya orang mengawali hari denganiman, tetapi

iman itu luntur di kala siang. Di pagi hari hatinya mantap dengan syariat Allah, namun di

waktu asar hatinya telah menyeleweng jauh dari syariat Islamj tersebut. Karenanya, ada

tantangan setelah iman telah menancap, yaitu sikap istiqamah. Ia adalah "Luzum ath-

tha'ah (konsistensinya ketaatan)," kata Umar bin Khattab.

Suatu ketika Muadz bin Jabal menghadap Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai

Rasulullah, katakan kepadaku tentang Islam yang saya tidak mendapatkannya dari yang

lain."

Beliau menjawab,

Page 25: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

#�Q�0 � <#u �������� h N�7g +�� "Katakan, aku beriman kepada Allah, lalu istiqamahlah."

Dengan kata lain, yang dituntut bukan hanya sekali menyatakan persaksian iman, akan

tetapi harus diikuti dengan sikap konsisten dalam keimanan untuk selama-lamanya.

Konsistensi dalam iman, atau sering disebut sebagai sikap istiqamah, merupakan

keharusan untuk menunjukkan bahwa keimanan kita telah masuk ke jiwa secara sempurna,

bukan hanya ungkapan lisan semata. Rasulullah menolak masyarakat badui yang

menyatakan telah beriman, sedangkan mereka belum konsisten dalam menegakkan

konsekuensi keimanan tersebut.

�� G '�* �_�"���$ ��N "�� ��- ���� ��b���$ � N�7 J 9 #�� +�� �_�N�7g 3�I &t �h����� �K1 %�d #b����" &�- ��7 #b 0���* ^ ���� ����$ ��_��� � �%�� 9 +,���$ #b����� 8�/ ,���kR#%���� R�� �O ��_��� _�,�� ”Orang-orang Arab badui itu berkata, "Kami telah beriman." Katakanlah (kepada

mereka), "kamu belum beriman, tetapi katakanlah kami telah tunduk," karena iman itu

belum masuk ke dalam hatimu" (QS. Al-Hujurat : 14)

Ayat di atas menunjukkan celaan dan teguran Allah terhadap orang-orang badui yang

terlalu mudah mengucapkan kata-kata iman. Pada kenyataannya, Allah tidak akan

membiarkan setiap manusia mengatakan dirinya telah beriman, tetapi akan ada ujian yang

diberikan kepada setiap pernyataan iman itu.

Allah SWT berfirman,

� ,�,� N�0+ * ^ # 5�$ �_�N�7g ���Q�* +,�- �4�I 0 * +,�- W�_�N� ��i]���- , �_�N�0�/ '�Q���$�����!��b+� _���"�� ��%���$ ���'�� ��*�?_�� �_��� _���"�� ��%���/ #�(�� ��� ��7 ��*�?_�� ”Alif lam mim, apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan,

"Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah

menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-

orang yang benar (keimanannya) dan Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-

Ankabut : 1-3)

Page 26: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Sikap istiqamah dalam keimanan telah ditampakkan oleh Rasulullah SAW dan para

sahabat beliau tatkala mereka menjalani kehidupan yang penuh tantangan sejak dari di

Makkah hingga Madinah. Pembelaan yang prima terhadap nilai keimanan telah mereka

tunjukkan dalam ketegaran sikap menghadapi berbagai cobaan, tanpa ada keraguan sedikit

pun. Tidak goyah oleh rayuan, tidak mundur oleh tekanan, tidak gamang oleh cercaan,

tidak luntur oleh godaan. Inilah konsistensi iman yang telah diukir dalam sejarah

perjuangan generasi keemasan Islam.

$ '�5����$ � ���9 I�* #�� _�#u ����� ����$ ��_������ � N�7g ��*�?_�� �,� N�7 J "+� ��"_�=���,���.�_�[� # 5 �;�1��$- ��_��� ��%���� 8�/ #�(i] =�-�$ #�(���� 7�:�� ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada

Allah dan rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan

harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS.

Al-Hujurat : 15)

Allah SWT memberikan penghargaan yang amat tinggi kepada orang-orang beriman yang

istiqamah mempertahankan keimanannya. Hal ini karena dalam kenyataan keseharian,

tidak mudah untuk bersikap istiqamah. Lebih banyak orang terjebak dalam penyimpangan

atau inkonsistensi keimanan, dibandingkan mereka yang menunjukkan kesungguhan

menjaga iman.

Kondisi kehidupan kita saat ini, berbagai bentuk penyimpangan telah melanda masyarakat

di semua bidang. Dalam bidang sosial, ekonomi, politik, pemerintahan, hukum, seni dan

budaya, tampaklah kenyataan yang tidak menujukkan konsekuensi dari keimanan. Di

masjid masyarakat berkumpul untuk menampakkan sisi keimanan kepada Allah, akan

tetapi begitu kembali ke kantor, ke pasar, ke masyarakat, seakan-akan keimanan telah

tanggal dan tiada bekas yang tampak pada kegiatan hidup mereka.

Sedemikian beratnya untuk bersikap istiqamah demi mempertahankan iman, hingga Allah

pun memberikan janji kepada siapa pun yang beriman dan konsistensi dalam keimanan.

��r�9 ^�- B�b�Mc�"+� #�( %���& �_�\�N�0�9 � 7��Q�0 � _�#u �_��� ��N_ ��� ����� ��*�?_�� _�,�� �/�,$ '�&� 9 # 0 N4 8�0_�� �B_�N�S+���� $ I�) ��-�$ � =�\ >�9 ^�$ , 8�/ #4 ���%�� $�- � >�=

Page 27: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

��7 ��(%�/ #b���$ #b ] =�- 8�(�0 )�9 ��7 ��(%�/ #b���$ �U�I�Gn 8�/�$ ��% =_ '� �U��%�>+��,� &_�'�9 ”Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "tuhan kami adalah Allah" kemudian

mereka meneguhkan pendirian (istiqamah) maka para malaikat akan turun kepada

mereka (dengan mengatakan), "Janganlah kamu merasa takut, dan janganlah kamu

merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan

Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di

dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) apa yang

kamu minta." (QS. Fushilat : 30-31)

Ayat di atas telah menujukkan perhatian, kasih sayang, dan penghargaan Allah kepada

orang-orang beriman yang meneguhkan pendirian, sekaligus janji yang pasti dipenuhi.

Paling tidak ada tiga hasil (natijah) sikap istiqamah dalam keimanan yang ditunjukkan

Allah dalam ayat di atas.

Keberanian (Asy-Syaja'ah)

Orang-orang yang beriman dan istiqamah dalam iman, akan muncul sikap berani

menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Terhapuslah sifat kepengecutan dalam setiap

orang yang konsisten mempertahankan iman, karena Allah menurunkan malaikat yang

menjaga dan membisikkan "janganlah kamu merasa takut." Mereka tidak takut

hidupdengan segala resiko kehidupan, sebagaimana mereka tidak takut kematian.

Pada salah satu episode dari Perang Uhud, Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah

SAW bersabda, "bangkitlah kalian menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi!"

Ibnu Hamman Al-Anshari bertanya, "Wahai Rasulullah, selauas langit dan bumi?"

"Benar!" jawab Rasulullah.

Umair Ibnu Hamman berkata, "Sungguh beruntung, sungguh beruntung!"

"Apakah yang mendorongmu berkata demikian?" tanya Rasulullah.

"Aku berharap semoga akau dapat memasukinya,"

"Engkau termasuk orang yang memasukinya," kata Rasulullah.

Selanjutnya, ia mengeluarkan beberapa biji kurma dari skunya untuk dimakan. Setelah itu,

ia berkata, "Untuk menunggu sampai habisnya kurma ini, sungguh hidup yang amat

panjang."

Page 28: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Serta merta ia pun melemparkan buah kurma itu, lalu berangkat ke medan pertempuran

hingga terbunuh.

Dalam kisah yang lain, Abu Bakar bin Abu Musa Al-Asy'ari berkata, "Sewaktu kami

sedang berhadapan dengan musuh, aku dengar ayahku berkata bahwa Rasulullah telah

bersabda, "Sesungguhnya pintu surga itu ada di bawah naungan pedang."

Waktu itu seorang pemuda yang tampak tidak tertarik, bergegas bangkit dan bertanya,

"Hai Abu Musa Al-Asy'ari, apakah engkau benar-benar mendengar Rasulullah bersabda

demikian?"

"ya, benar!" jawab Abu Musa. Kemudian pemuda itu balik menuju kawan-kawannya dan

berkata, "Aku kemari hanya untuk mengucapkan selamat tinggal saja kepada kalian."

Setelah itu, ia patahkan sarung pedangnya dan segera maju ke barisan musuh dengan

pedang, kemudian ia dijumpai telah wafat sebagai syahid."

Tampaklah jiwa perwira, hingga dengan gagah perkasa menjumpai kematian yang mulia

sebagai syuhada'.

Ketenangan (Ath-Thuma'ninah)

Orang-orang yang konsisten dalam keimanan akan memperoleh rasa tenang dan gembira

dalam hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Mereka tidak diliputi oleh perasaan sedih,

cemas, gelisah, dan ketidakpastian, sebab malaikat menjaga mereka dengan membisikkan,

"jangalah kamu merasa sedih." Hilanglah kesusahan dan muncullah kegembiraan

menghadapi realitas kehidupan.

Betapa banyak masyarakat yang dilanda kecemasan dan ketidaktenangan dalam

menghadapi kehidupan. Penyebabnya adalah tekanan ekonomi, harga-harga bahan pokok

yang semakin tinggi, hingga berdampak kepada perasaan cemas dan khawatir secara

berlebihan. Bahkan mereka yang telah memiliki kekayaan melimpah, ternyata justru

semakin banyak kecemasan mereka simpan. Takut hartanya hilang atau berkurang,

khawatir rumahnya dirampok orang, atau cermat menghadapi persaingan kemewahan.

Hanya orang beriman dan istiqamah dalam imanlah yang akan mampu menjalani hidup

dengan penuh ketenangan diri. Karena orientasi ukhrawi inilah, yang tidak menjadikan

materi sebagai tujuan kehidupan, sehingga mereka bisa menikmati hidup secara lebih

bijaksana. Sebagian masyarakat menganggap masa sekarang sebagai zaman edan, yang

mengharuskan semua orang mengikuti selera kegilaan zaman agar bisa bertahan dan

sukses dalam hidup. Sesungguhnya, prinsip seperti itu hanyalah menunjukkan kegelisahan

diri menghadapi persoalan kehidupan.

Page 29: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Mereka tidak memiliki pegangan yang pasti, sehingga cenderung labil jika dihadapkan

realitas tantangan. Umat beriman memiliki pegangan yang amat kukuh, yakni keyakinan

kepada Allah yang akan memberikan balasan berupa kebahagiaan tiada batas di akhirat

kelak, sebagaimana ungkapan malaikat "Dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh)

surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu."

Optimisme (At-Tafa'ul)

Orang-orang yang istiqamah dalam keimanan akan memiliki pandangan hidup yang

optimis, terjauhkan dari kecil hati dan pesimisme. Allah telah menjanjikan sebuah

penghargaan besar, "Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat;

di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) apa yang

kamu minta."

Banyak orang yang bekerja dalam kehidupan dunia untuk tujuan-tujuan praktis keduniaan,

sehingga mereka memiliki optimisme hidup, padahal itu sama sekali tidak ada jaminan

tentang kehidupan akhirat. Sementara orang-orang yang istiqamah dalam iman, telah

dijanjikan kehidupan yang penuh perlindungan, baik di dunia maupun akhirat. Tentu

optimisme menghadapi kehidupan harus tumbuh secara optimal, dibandingkan dengan

orang-orang yang berpaham serba materi.

Allah memberikan sebuah visi makro dalam membangkitkan semangat manusia beriman,

bahwa mereka telah menggenggam jaminan yang akan membuat kehidupan menjadi

sedemikian membahagiakan. Adakah bank, asuransi, yang berani memberikan garansi

kebahagiaan di dunia hingga akhirat? Hanya Allah yang bisa memberikan jaminan

kebaikan hidup, baik di dunia maupun akhirat.

Di sinilah orang-orang yang istiqamah dalam iman mendapatkan optimisme, karena

jaminan kebaikan hidup datangnya langsung dari Allah SWT. Optimisme yang terbangun

bersifat hakiki, bukan sesuatu yang semu dan menipu. Bukan candu atau opium yang

memabukkan atau meninabobokan, sebab setiap keteguhan pasti akan berujung kepastian.

Pada ideologi materialisme, yang terbangun adalah harapan-harapan yang bersifat nisbi,

serba tidak pasti, sebagaimana nilai materi itu sendiri.

Akhirnya, kebahagiaan benar-benar akan didapatkan oleh orang-orang yang beriman dan

istiqamah dalam keimanan. Mereka mendapatkan jaminan kebaikan hidup di dunia

maupun di akhirat sebagai balasan dari konsistensinya dalam mempertahankan keimanan.

Ibnu Katsir dalam menjelaskan surat Fushilat di atas menyebutkan, "Kami, kata malaikat

selanjutnya, adalah teman-teman dan pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia

menjaga dan melindungimu dengan seizin Allah, tetap menjadi temanmu dalam kehidupan

akhirat, menghiburmu dalam kesepian kubur, pada waktu sangkakala ditiup, dan saat

kebangkitan. Selain itu, juga akan membawamu melalui sirath menuju gerbang surga."

Page 30: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Adakah kebahagiaan yang lebih dari kondisi tersebut?

---oo0oo---

Sumber: Buku Seri Materi Tarbiyah; Syahadat dan Makrifatullah : Ust. Cahyadi

Takariawan, Ust. Wahid Ahmadi, dan Ust. Abdullah Sunono (muchlisin.blogspot.com)

Page 31: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

SYARAT DITERIMANYA SYAHADATAIN

(Syurut Qobulu Syahadatain)

Syahadah yang diikrarkan seorang muslim tidak hanya sebagai ibadah lisan yang hanya

diucapkan. Ia juga mencakup sikap dan perbuatan. Di mana syahadah menuntut seseorang

untuk melakukan dan bersikap sesuai dengan tuntutan syahadah tersebut. Dan agar

Syahadah diterima serta seseorang mendapatkan apa yang dijanjikan Allah kepadanya

dengan syahadahnya itu, maka ada beberapa syarat yang mesti dimiliki oleh seseorang

yang telah mengikrarkan syahadahnya. Di antaranya adalah:

1. Ilmu yang menolak kebodohan

Seseorang yang bersyahadah mesti memiliki ilmu tentang syahadatnya. Ia wajib

memahami arti dua kalimat ini (Laa Ilaha Illa Allah, Muhammadur rasulullah) serta

bersedia menerima hasil ucapannya. Dari kalimat syahadatain tersebut, maka seorang

muslim juga harus memiliki ilmu tentang Allah, ma’rifatullah (mengenal Allah), dan ilmu

tentang Rasulullah. Mengenal secara baik terhadap Allah dan Rasul-Nya menjadikan

seseorang dapat memberikan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebaliknya tidak

mengenal (bodoh) terhadap Allah dan Rasul-Nya menyebabkan seseorang tidak mampu

Page 32: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

menunaikan hak-hak Allah dan Rasul-Nya . Allah SWT berfirman dalam surat

Muhammad:

�7 J "+��$ ���N�7 J "+����$ �;�� =�?�� I� a�0 ��$ ���� ����� ������ ��� �<=�- #�� &��/ �����$ �E��N #4��+��7�$ #b�����Q�0 7 #�� ��* ”Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah

dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan

perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.” (QS.

Muhammad: 19).

Orang yang jahil atau bodoh tentang makna syahadatain tidak mungkin dapat

mengamalkan dua kalimat syahadat tersebut.

2. Keyakinan yang menolak keraguan

Syahadah yang diikrarkan juga harus dibarengi dengan keyakinan terhadap Allah dan

Rasul-Nya. Yakin bahwa Allah sebagai Pencipta, Pemberi Rezki, Ma’bud (Yang layak

disembah), dan lain sebagainya, serta yakin bahwa Rasulullah adalah nabi terakhir yang

diutus Allah. Seseorang yang bersyahadat mesti meyakini ucapannya sebagai suatu yang

diimaninya dengan sepenuh hati tanpa keraguan. Keyakinan membawa seseorang pada

istiqamah dan mendorong seseorang melakukan konsekuensinya, sedangkan ragu-ragu

menimbulkan kemunafikan.

Iman yang benar adalah yang tidak bercampur dengan keraguan sedikit pun tentang

ketauhidan Allah, sebagaimana dalam firman-Nya:

$ '�5����$ � ���9 I�* #�� <#u ����� ����$ �������� � N�7XY ��*�?�� �,� N�7 J "+� ��"<=���,���.�<[� # 5 �;�1��$- ����� ��%���� 8�/ #�(i] =�-�$ #�(���� 7�:�� ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya

(beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka

berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah

orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujurat: 15).

Selain itu, keyakinan kepada Allah SWT menjadikan seseorang terpimpin dalam hidayah.

Allah SWT berfirman:

Page 33: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�,� N��� * ��N�9��*q�� � =��4�$ $ I���� �<"�� ��=�I 7�:�� �,$ ' (�* KB<"�M�- # ( N�7 ��N+������$ “Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk

dengan perintah kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat

kami.” (QS. As-Sajadah: 24).

Keyakinan kepada Allah menuntut keyakinan kepada firman-Nya yang tertulis pada kitab-

kitab yang diturunkan kepada para nabi dan rasul. Allah SWT menurunkan kitab-kitab itu

sebagai petunjuk hidup. Dan di antara ciri mukmin adalah tidak ragu terhadap kebenaran

Kitabullah dan yakin terhadap hari Akhir. Sebagaimana dalam firman-Nya:

� ,���Q_�0 "+��� �6' 5 ��%�/ �� *�� ^ 3��0�b+� �;���! , �� %�a+���� �,� N�7 J * ��*�?_���,�Q� N * # 5��N+��x�� �_�"�7�$ �Uc_�[� �,� "%�Q *�$ , �; %���� ���\ =- ��"�� �,� N�7 J * ��*�?_���$ N��� * # 5 �U�I�Gn����$ �;�� ��� ��7 ���\ =- ��7�$�,� , #�(_���� ��7 �6' 5 ����& �;�1��$-

�,� >��+ "+� # 5 �;�1��$-�$ ”Alif laam miin. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka

yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat,

dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka

yang beriman kepada Kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab

yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.

Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-

orang yang beruntung.” (QS. Al-Baqarah: 1-5).

3. Keikhlasan Yang Menolak Kesyirikan

Ucapan syahadat mesti diiringi dengan niat yang ikhlas lillahi ta’ala. Ucapan syahadat

yang bercampur dengan riya’ atau ada niat lain yang bukan untuk Allah SWT, maka ia

akan tertolak. Terlebih lagi ketika nilai tauhid terkotori oleh kesyirikan. Ikhlas dalam

bersyahadat merupakan dasar yang paling penting dalam pelaksanaan syahadat.

Syahadat merupakan ibadah, karenanya harus dilakukan dengan ikhlas. Allah SWT

berfirman,

Page 34: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�U���<[� � "%�Q *�$ XY�� �N � ��*Z'� ��� ���[�� r 7 ����� $ ' � ��%�� ����� $ I�7- ��7�$�B�"Z%�Q+� �*�. �;���!�$ �U��4<\� � 9 J *�$ “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan

ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka

mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.”

(QS. Al-Bayyinah: 5)

Selain itu, kesyirikan menghapus amal-amal seseorang, betapapun banyaknya amal itu.

�8��$- '�Q���$ �;��"�& <����� >�%�� �h+4�I d�- ��1�� �;�� ��� ��7 ��*�?�� ������$ �; %���� ��*�I����r+� ���7 <��=�b�0���$ ”Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang

sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan

tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar: 65).

Dan ibadah yang tidak diniatkan dengan ikhlas tidak diterima oleh Allah Ta’ala.

��"�/ R'���$ R����� #b (���� ��"<=�- <8���� ���� * #b�+��7 RI�)�� ��=�- ��"<=�� +�� �,��4 6'���- ��Z��� �U�.������� P�I ) * ����$ �6>����� �K��"�& +��" ��%+��/ ��Z��� XY��Q�� � � I�* ”Katakanlah: Sesungguhnya Aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan

kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. barangsiapa

mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang

saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada

Tuhannya“. (QS. Al-Kahfi: 110).

4. As-Shidqu (Benar) Yang Menolak Kebohongan (Dusta)

Dalam pernyataan syahadat muslim wajib membenarkannya tanpa dicampuri sedikit pun

dusta (bohong). Ash-Shidqu ma’allah mutlak diperlukan demi menjaga kemurnian tauhid

seseorang. Benar adalah landasan iman, sedangkan dusta landasan kufur. Sikap shiddiq

akan menimbulkan ketaatan dan amanah. Sedangkan dusta menimbulkan kemaksiatan dan

Page 35: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

pengkhianatan. Dusta dan berbohong bertentangan dengan nilai kejujuran, membuat

keimanan seseorang ditolak oleh Allah.

Ciri-ciri taqwa adalah sikap shiddiq (jujur). Sebagaimana firman Allah SWT,

�,�Q<0 "+� # 5 �;�1��$- ���� �v<'���$ �v 'Z[���� XY��� j�?���$ “Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka

Itulah orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Az-Zumar: 33).

Orang yang benar dan jujur syahadahnya akan terbukti dalam medan jihad dan Allah

membalas mereka, sedangkan orang-orang munafik akan mendapat siksa.

��� >�= ��z�� ��7 # ( N�"�/ �� %���& ��_��� $ '�5��& ��7 ���'�� l������ ���N�7 J "+� ���7c*�' ��9 ��_�'�� ��7�$ I�T�0 N�* ��7 # ( N�7�$ , �j�\ S�%�� #�(�� '�[�� �����.�_�[� �_���

�6"%���� 6�� �O �,��4 ��_��� _�,�� #�( %���& �3� 0�* $�- XY��d +,�� ���Q�/��N "+� �3_�?�� *�$ “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah

mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara

mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya). Supaya

Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan

menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima taubat mereka.

Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab:

23-24).

Sedangkan ciri kemunafikan adalah dusta. Sebagaimana dalam firman-Nya,

���N�7 J "�� # 5 ��7�$ �I�Gn �C ��%+�����$ ��_������ �_�N�7g ��Q�* ��7 �W�_�N� ���7�$ ,�,$ I � )�* ��7�$ # (�] =�- ^�� �,� &�' r�* ��7�$ � N�7g ��*�?_���$ ��_��� �,� &�.��r * , 8�/

�?�& # (���$ �6��I�7 �_��� # 5�.�\�/ RH�I�7 #�(������,� ��?+b�* � =��4 ��"�� R#%���- R3

“Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan hari

kemudian,” pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka

hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu

Page 36: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu

ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka

berdusta.” (QS. Al-Baqarah: 8-10).

Kebenaran dan kemunafikan diuji melalui cobaan. Untuk dilihat siapa sesungguhnya yang

jujur dengan keimanannya.

�,� N�0+ * ^ # 5�$ �_�N�7g ���Q�* +,�- �4�I 0 * +,�- W�_�N� ��i]���- , �_�N�0�/ '�Q���$�����!��b+� _���"�� ��%���$ ���'�� ��*�?_�� �_��� _���"�� ��%���/ #�(�� ��� ��7 ��*�?_�� “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah

beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? dan sesungguhnya kami telah menguji orang-

orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang

benar dan sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut: 2-

3).

Sikap benar mengajak kepada kebaikan dan kebaikan membawa ke surga. Sifat dusta

mengajak kepada keburukan dan keburukan membawa ke neraka. Rasulullah bersabda,

�� �<I� �,���$ �B<N�S+� ����� j�' (�* <I��+� �,���$ ZI��+� ����� j�' (�* �v 'Z[� �,�� �,���$ ��� S +� ����� j�' (�* �3�?�b+� �,���$ �KQ*Z'�� ���0+b * �<0�� v ' [�%��

�<0�� 3�?+b�%�� �� �<I� �,���$ ���<N� ����� j�' (�* ��� S +��6��?�4 ���0+b *

“Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebajikan dan kebajikan menunjukkan

kepada surga. Seseorang berlaku jujur sehingga ia dicatat sebagai orang jujur.

Sesungguhnya dusta menunjukkan kepada kejahatan dan kejahatan menunjukkan kepada

neraka. Seseorang berlaku dusta hingga ia ditulis sebagai pendusta.” (HR. Bukhari

Muslim).

Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim melakukan hal-hal yang sejalan dengan

keyakinannya dan meninggalkan yang meragukannya, sesungguhnya benar itu

menenangkan (hati) sedangkan dusta itu meragu-ragukan.

Page 37: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Rasulullah bersabda,

�; � *�I�* � ��7 ����� �; � *�I�* ��7 ��. “Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.”

5. Mahabbah (Kecintaan) Yang Menolak Kebencian.

Dalam menyatakan syahadat ia mendasarkan pernyataannya dengan cinta. Cinta ialah rasa

suka yang melapangkan dada. Ia merupakan ruh dari ibadah, sedangkan syahadatain

merupakan ibadah yang paling utama. Dengan rasa cinta ini segala beban akan terasa

ringan, tuntutan syahadatain akan dapat dilaksanakan dengan mudah.

Cinta kepada Allah yang teramat sangat merupakan sifat utama orang beriman. Allah

berfirman,

��*�?���$ ����� Z� >�4 # (�=�L��> * 6.�' =�- ����� �,$ . ��7 ?�r<0�* ��7 �W�<N� ���7�$ ������ �U<�Q+� �,�- �3�?��+� �, $�I�* +!�� � "���f ��*�?�� ��I�* ����$ ������ ��� � L'�d�- � N�7XY

��+� '*�'�d ����� �,�-�$ �6�%�"���3�?

”Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain

Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-orang

yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang

berbuat zhalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa

kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya

(niscaya mereka menyesal).” (QS. Al Baqarah: 165)

Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menyebabkan datangnya rasa manis keimanan, sabda

Rasulullah saw.,

<����- ��� ����$ ���� �,�b�* +,�- �,����2+� �U�$����� �'���$ ��%�/ <�4 ��7 l�����u ����� 8�/ �.� ��* +,�- �w�I+b�* +,�-�$ ������ ����� �L��> * ��� XY I�"+� <��> * +,�-�$ ��" 5���� �<"�7 �� %����

�/ �~�?+Q * +,�- w�I+b�* ��"�4 �I+ b+����<N� 8

Page 38: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

”Ada tiga perkara yang barangsiapa pada dirinya terdapat perkara itu akan

mendapatkan manisnya iman; agar Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada

selainnya. Agar mencintai seseorang atau membencinya karena Allah. Dan agar benci

kembali kepada kekafiran sebagaimana ia benci jika dilemparkan ke neraka.” (Muttafaq

Alaihi).

Seorang mukmin mendahulukan kecintaan kepada Allah, Rasul dan jihad dari kecintaan

terhadap yang lain.

�$ x�-�$ #b =�� G���$ #4 ���N ��-�$ #4 ����XY �,��4 +,�� +�� #b 9�m�)�&�$ #b � <����- ��(�= ��� I�9 ��4��]�7�$ ��5�.��]�4 �, ��) r�9 lU����S�9�$ ��5� " 0+/�I�0+� l��� 7�-�$ �w�I 7�:�� ���� �8�9+:�* �<0�� � [<��I�0�/ ����%���� 8�/ A.��(���$ ����� ����$ ����� ���7 #b %����

+� j�' (�* ��� �����$���Q���� +� �C ��Q

”Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum

keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri

kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah

dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan nya, maka tunggulah sampai Allah

mendatangkan keputusan-Nya”. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang

yang fasik.” (QS. At-Taubah: 24),

6. Menerima Yang Jauh Dari Penolakan.

Muslim secara mutlak menerima nilai-nilai serta kandungan isi syahadatain. Tidak ada

keberatan dan tanpa rasa terpaksa sedikit pun. Baginya tidak ada pilihan lain kecuali

Kitabullah dan sunnah Rasul. Ia senantiasa siap untuk mendengar, tunduk, patuh dan taat

terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya.

Mukmin adalah mereka yang bertahkim (berhukum) kepada Rasul Allah dalam seluruh

persoalannya kemudian ia menerima secara total keputusan Rasul, tanpa ragu-ragu dan

kebenaran sedikit pun.

"Db�> * �<0�� �,� N�7 J * ��� �;Z����$ ����/ 8�/ $ '�S�* ��� <#u # (�N %�� �I�S�d ��"%�/ �P��6"%�� ]�9 � "D��] *�$ �h %�z�� �<"�7 �6��I�� #�(i] =�-

Page 39: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka

menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka

tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan,

dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa’: 65).

Ciri orang beriman ialah menerima ketentuan dan perintah Allah tanpa keberatan dan

pilihan lain.

�$ # (�� �,�b�* +,�- 6I 7�- ��� ����$ ���� ��z�� �!�� AB�N�7 J 7 ����$ ���7 J "�� �,��4 ��7�6N%�� 7 �K������ ���� '�Q�/ ���� ����$ ����� �� ��* ��7�$ #�5�I 7�- ��7 U�I�%�r+� “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang

mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi

mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah

dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36).

�������9�$ ����� �,��> � � U�I�%�r+� # (�� �,��4 ��7 ���0 r�*�$ �Y��)�* ��7 V� r�* �;L����$�,�4�I ) * �<"�& “Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dia kehendaki dan memilihnya. sekali-kali tidak

ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka

persekutukan (dengan Dia).” (QS. Al-Qashash: 68).

Ciri mukmin ialah mendengar dan taat terhadap Allah dan Rasul dalam seluruh masalah

hidup mereka.

b >�%�� ����� ����$ ����� ����� � & . �!�� ���N�7 J "+� �� ��� �,��4 ��"<=�� +,�- # (�N %�� �#�,� >��+ "+� # 5 �;�1��$-�$ ��N ��@�-�$ ��N ��"�� ���Q�* “Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan

rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami

mendengar, dan kami patuh“. dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. An-

Nur: 51).

Page 40: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

7. Pelaksanaan Yang Jauh Dari Sikap Statis atau Diam.

Syahadatain hanya dapat dilaksanakan apabila diwujudkan dalam amal yang nyata. Maka

muslim yang bersyahadat selalu siap melaksanakan ajaran Islam yang menjadi aplikasi

syahadatain. Ia menentukan agar hukum dan undang-undang Allah berlaku pada diri,

keluarga maupun masyarakatnya.

Perintah Allah untuk bekerja di jalan-Nya dengan perhitungan nilai kerja itu di sisi Allah.

����� �,$L.�I 0���$ �,� N�7 J "+��$ ��� ����$ #b���"�& ���� ��I�%�]�/ ���" & ����$�,���" ��9 # 0 N4 ��"�� #b1Z��N %�/ �U�.��(<)��$ �� %�a+� �#����& “Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang

mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang

mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang

telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105).

Orang yang beramal shalih karena Allah, baik-laki-laki maupun perempuan akan

mendapat kehidupan yang baik dan surga Allah.

KB��Z%�@ KU��%�� �<N�%�% > N���/ R��7 J 7 �� 5�$ ��� =- $�- �I�4�! ��7 �6>����� ���"�& ��7�,���" ��* � =��4 ��7 ���] ��:�� # 5�I ��- # (<N�*�\ S�N���$ “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam

keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang

baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih

baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)

Syarat-syarat di atas saling terkait dan menjadikan seseorang ridha (menerima) Allah

sebagai Tuhannya, Rasul sebagai suri teladannya, dan Islam sebagai jalan hidupnya.

Rasulullah SAW bersabda,

,�4 �%�= '">�$ �6N*. Cc�k��$ ���� ��� h%�� �]� �� ��� �7�%�I* ,- � ��& �Q�

Page 41: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

“Barangsiapa ketika pagi dan sore mengatakan, "Saya ridha Allah sebagai Tuhan, Islam

sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul dan Nabi," maka adalah wajib bagi Allah

untuk meridhainya.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Hakim).

---oo0oo---

Sumber: Tim Kajian Manhaj Tarbiyah (dakwatuna.com)

Page 42: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SYAHADAT

Dengan mengucapkan dua kalimat syahadat seseorang berarti telah mempersaksikan diri

sebagai hamba Allah semata. Kalimat Lailaaha illallahu dan Muhammadur rasulullah

selalu membekas dalam jiwanya dan menggerakkan anggota tubuhnya agar tidak

menyembah selain Allah. Baginya hanya Allah sebagai Tuhan yang harus ditaati, diikuti

ajaranNya, dipatuhi perintahnya, dan dijauhi laranganNya. Caranya bagaimana, lihatlah

pribadi Rasulullah saw. sebab dialah contoh hamba Allah sejati.

Dalam pembukaan surat Al-Israa’, Allah telah mendeklarasikan bahwa Rasulullah saw.

adalah hambaNya.

�'�S ]�"+� ����� �C�I�>+� �'�S ]�"+� ���7 c %�� �w�' ����� ��I ��- j�?_�� �,��> � � m�[��+� p%�"_�]� �� 5 �_�=�� ��N�9��*g ��7 ��*�I N�� ��� ��� ��N+4����� j�?_�� ��[+�t Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari

Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami

perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia

Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [QS. Al Israa' (17): 1]

Begitu juga dalam pembukaan surat Al-Kahfi, Allah menegaskan bahwa Rasulullah

adalah hambaNya yang mendapat bimbingan Al-Qur’an.

������& ��� +��� S�* #���$ �3��0�b+� �w�' ��& ����& ���\ =�- j�?_�� ��_���� ' "�>+� Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab (Al-Qur’an)

dan dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya. [QS. Al-Kahfi (18): 1]

Kedua ayat di atas menunjukkan bahwa makna dua kalimat syahadat –yang intinya adalah

tauhid—harus benar-benar tercermin dalam jiwa dan perbuatan orang yang

mengikrarkannya. Dan bagi orang yang mengikrarkan syahadatain itu bentuk pengakuan

dirinya sebagai hamba Allah. Sebagai hamba Allah, orang yang berikrar tadi tidak ada

pilihan kecuali mencontoh pribadi Rasulullah saw. dalam segala sisi kehidupannya, baik

dari sisi akidah dan ibadah, maupun sisi-sisi lainnya seperti sikapnya terhadap istri dan

pelayannya di rumah, pergaulannya bersama-sahabatnya, akhlaknya dalam melakukan

tansaksi bisnis dan kepemimpinannya sebagai kepala Negara. Kenapa? Karena Rasulullah

adalah seorang hamba Allah sejati yang memang dibentuk sebagai figur ideal yang wajib

dicontoh akhlaknya.

Page 43: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Untuk menjaga kemurnian tauhid, seperti yang dicontohkan Rasulullah saw., seorang

hamba hendaknya menghindar jauh-jauh dari hal-hal yang merusak kemurnian tauhid

sebagai cerminan dua kalimat syahadat tersebut. Setidaknya ada tiga hal yang bisa

membatalkan syahadatnya, yaitu asy-syirku (menyekutukan Allah), al-ilhaadu

(menyimpang dari kebenaran), dan an-nifaaku (berwajah dua, menampakkan diri sebagai

muslim, sementara hatinya kafir).

Syirik (menyekutukan Allah)

Definisi syirik adalah lawan kata dari tauhid, yaitu sikap menyekutukan Allah secara dzat,

sifat, perbuatan, dan ibadah. Adapun syirik secara dzat adalah dengan meyakini bahwa

dzat Allah seperti dzat makhlukNya. Akidah ini dianut oleh kelompok mujassimah. Syirik

secara sifat artinya seseorang meyakini bahwa sifat-sifat makhluk sama dengan sifat-sifat

Allah. Dengan kata lain, mahluk mempunyai sifat-sifat seperti sifat-sifat Allah. Tidak ada

bedanya sama sekali.

Sedangkan syirik secara perbuatan artinya seseorang meyakini bahwa makhluk mengatur

alam semesta dan rezeki manusia seperti yang telah diperbuat Allah selama ini. Sedangkan

syirik secara ibadah artinya seseorang menyembah selain Allah dan mengagungkannya

seperti mengagungkan Allah serta mencintainya seperti mencintai Allah. Syrik-syirik

dalam pengertian tersebut, secara eksplisit maupun implisit, telah ditolak oleh Islam.

Karenanya, seorang muslim harus benar-benar berhat-hati dan menghindar jauh-jauh dari

syirik-syirik seperti yang telah diterangkan di atas.

Contoh bentuk-bentuk syirik ada banyak. Di antaranya, pertama, menyembah patung atau

berhala (al-ashnaam). Allah swt. menyebutnya dalam ayat berikut ini.

C��� =t #b�� h_����-�$ ��_���� �' N�& ��� RI %�G �� (�/ ��_��� �E��7 I � #_�T�� * ��7�$ �;���!��$_ \� �� ��� � ��N�0 ��$ �,��u $t ���7 �F �_�I� � ��N�0 ���/ #b %���& ��� 0 * ��7 ^�� Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat

di sisi Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan

bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya,

maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan

dusta. [QS. Al Hajj (22): 30]

�K1 %�d �; N�& 8�N a * ^�$ I�[ � * ^�$ p�" ]�* ^ ��7 ' � ��9 �#�� �h���- ��* ��%��t ����� +!��

Page 44: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya, “Wahai Bapakku, mengapa kamu

menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolong kamu

sedikitpun?” [QS. Maryam (19): 42]

Menyembah matahari adalah bentuk syirik yang kedua. Allah menolak orang-orang yang

menyebah matahari, bulan, dan atau bintang.

_�#u �C�_�*�- �B_�0�� 8�/ �H �t�$ �E�$��"_�]� �V���G j�?_�� �_��� #b_���� _�,�� ����0 � �C� S_ N��$ �I�"�Q+��$ �F "_�)��$ �K�%���� � ��+��* ����(_�N� �� %_��� 8�) a * �� I��+� ����&���"�����+� _ 3�� �_��� �P������9 I 7t�$ V+��r+� ��� ^�- �w�I 7�:�� AE�I_�r�] 7 Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam

enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang

yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan

bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan

dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. [QS. Al

A'raaf (7): 54]

�$ �F "_�)��� $ ' S ]�9 ^ I�"�Q+��$ F "_�)��$ ���(_�N��$ � %_��� ���9��*g ��7�$�,$ ' � ��9 w�_�*�� # 0 N4 +,�� _�� (�Q���G j�?_�� ��_���� $ ' S ��$ �I�"�Q+��� “Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari, dan

bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi

bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja

menyembah”. [QS. Fushshilat (41): 37]

Bentuk syirik yang ketiga adalah menyembah malaikat dan jin.

�#+��& �I %�a�� AE��N���$ ���N�� ��� ���I�G�$ # (�Q���G�$ _���S+� XY��4�I d ��_���� �������$�,� �[�* �_�"�& �������9�$ ��=��> � �

Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-

lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan)

bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan, tanpa (berdasar) ilmu

Page 45: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.

[QS. Al An'aam (6): 100]

�� # 5 I ) >�* �C ��*�$�,$ ' � ��* � =��4 #4�_�*�� iY^ J�5�- �B�b�Mc�"+��� ��Q�* _�#u �6�%�" , # 5 I��+4�- _���S+� �,$ ' � ��* � =��4 +��� #�(�=$ . ��7 ��N_ %���$ �h =�- �;�=��> � � ������,� N�7 J 7 #�(�� “Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya

kemudian Allah berfirman kepada malaikat, “Apakah mereka ini dahulu menyembah

kamu?” Malaikat-malaikat itu menjawab, “Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung

kami, bukan mereka. Bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman

kepada jin itu.”. [QS. Saba' (34): 40-41]

Bentuk syirik keempat adalah menyembah para nabi, seperti Nabi Isa a.s. yang disembah

kaum Nasrani dan Uzair yang disembah kaum Yahudi. Keduanya sama-sama dianggap

anak Allah.

�;���! ��_��� � � �%i]�"+� �����[_�N� �h������$ ��_��� � � RI *�\ & .� (�%+� �h������$ �_�=�- �_��� # (���9��� � ��� ��7 $ I� �4 ��*�?_�� �� ��� �,�1�5��z * #�(�5��+/�:�� # (� ����,�b�/ J * Orang-orang Yahudi berkata, “Uzair itu putera Allah,” dan orang-orang Nasrani

berkata, “Al masih itu putera Allah.” Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut

mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah

mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?” [QS. At-Taubah (9): 30]

8�N�� ��* �%i]�"+� ������$ �#�* I�7 � � �%i]�"+� �� 5 ��_��� _�,�� ����� ��*�?_�� �I� �4 '�Q�� �� %���& �_��� �C_�I�� '�Q�/ ��_������ P�I ) * ��7 �_�=�� #b_�����$ 8_���� ��_��� $ ' � & ��%�M�I ���

�7�$ ��_�N� w�$+:�7�$ �B_�N�S+�����[ =�- ��7 ���"���_�T��� �

Page 46: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah ialah Al-

Masih putera Maryam.” Padahal Al-Masih (sendiri) berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah

Allah Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu

dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya ialah

neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. [QS. Al-Maidah

(5): 72]

Bentuk syirik yang kelima adalah menyembah rahib atau pendeta. Allah berfirman,

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain

Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putera Maryam; padahal mereka

hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak

disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”

Adi bin Hatim r.a. pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai hal tersebut, seraya

berkata, “Sebenarnya mereka tidak menyembah pendeta atau rahib mereka.” Rasululah

saw. menjawab, “Benar, tetapi para rahib atau pendeta itu telah mengharamkan yang halal

dan menghalalkan yang haram, sementara mereka mengikutinya. Bukankah itu tindak

penyembahan terhadap mereka?”

Bentuk syirik yang keenam, menyembah Thaghuut. Istilah thaghuut diambil dari kata

thughyaan artinya melampaui batas. Maksudnya, segala sesuatu yang disembah selain

Allah. Setiap seruan para rasul intinya adalah mengajak kepada tauhid dan menjauhi

thaghuut. Allah berfirman,

� & �,�- ^� ��� AB_�7- _��4 8�/ ��N+����� '�Q���$ # ( N�"�/ �E�O�_��� � ��N�0 ��$ ��_��� $ ' �H �t 8�/ $ mi]�/ B��c_�z� �� %���& h_�Q�� ��7 # ( N�7�$ �_��� ��'�5 ��7����_�?�b "+� B������& �,��4 �o %�4 $ IT =��/ “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):

Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu. Maka di antara umat itu ada orang-

orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah

pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah

bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” [QS. An-Nahl (16):

36].

Dan tauhid yang murni tidak akan bisa dicapai tanpa menghindar dari menyembah

thaghuut. Allah berfirman,

Page 47: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�E�O�_������ I +b�* ��"�/ _�8�a+� ���7 ' d_ I� ��_�%���9 '�� ��*_�'� 8�/ �w�I+4�� ^ Rp%�"�� �_����$ ��(�� �C��[� = ^ ��Q+u �+� �U�$ I �+���� �;�] "�0 � �'�Q�/ ��_������ ��7 J *�$R#%���& “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan

yang benar dari jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada thaghuut

dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali

yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha

Mengetahui.” [QS. Al-Baqarah (2): 256]

I_�)���/ ��I ) �+� # (�� ��_��� ����� � ���=�-�$ ��5$ ' � ��* +,�- �E�O�_��� � ��N�0 � ��*�?_���$j�.����& Allah bangga dengan orang-orang beriman yang menjauhi thaghuut. “Dan orang-orang

yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi

mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku.”

[QS. Az-Zumar (39): 17]

Bentuk syirik yang ketujuh adalah menyembah hawa nafsu. Hawa nafsu adalah

kecendrungan untuk melakukan keburukan. Seseorang yang menuhankan hawa nafsu,

mengutamakan keinginan nafsunya di atas cintanya kepada Allah. Dengan demikian ia

telah mentaati hawa nafsunya dan menyembahnya. Allah berfirman,

c%�4�$ �� %���& ,�b�9 �h =�:�/�- w���5 ��(���� �?�r_�9 ���7 �h *�-���- “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai

tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” [QS. Al-Furqaan

(25): 43]

�7 �h *�-�I�/�- ���� "�� ����& �#�0�G�$ �#+��& ����& �_��� �_�����-�$ w���5 ��(���� �?�r_�9 ���,$ I_�4�?�9 c�/�- ��_��� �' ��� ��7 ��*�' (�* ��"�/ KU�$��)�O �w�I�[�� ����& �������$ ����+����$

Page 48: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai

tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah

mengunci mati pendengaran dan hatinya, dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?

Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).

Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” [QS. Al-Jatsiyah (45): 23]

Macam-macam Syirik

Ada dua macam syirik, yaitu syirik besar dan syirik kecil. Masing-masing dari kedua

macam ini mempunyai dua dimesi: zhahir (tampak) dan khafiy (tersembunyi).

Syirik besar (asy-syirkul akbar) adalah tindakan menyekutukan Allah dengan

makhlukNya. Dikatakan syirik besar karena pelakunya tidak akan diampuni dosanya dan

tidak akan masuk surga. Allah berfirman,

�;���! �,$ . ��7 I� a�*�$ ���� �P�I ) * +,�- I� a�* ^ ��_��� _�,�� P�I ) * ��7�$ �Y��)�* ��"�� 6'%���� ^c�� _���� '�Q�/ ��_������ “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia;

dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.

Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah

tersesat sejauh-jauhnya.” [QS. An-Nisaa' (4): 116]

Syirik besar ini dibagi dua dimensi: zhahir dan kafiy. Contoh syirik besat yang zhahir

adalah seperti menyembah bintang, matahari, bulan, patung-patung, batu-batu, pohon-

pohon besar, dan manusia (seperti menyembah Fir’un, raja-raja, Budha, Isa bin Maryam,

malaikat, jin dan Setan). Sementara yang khafiy bisa dicontohkan seperti meminta kepada

orang-orang yang sudah mati dengan keyakinan bahwa mereka bisa memenuhi apa yang

mereka yakini, atau menjadikan seseorang sebagai pembuat hukum, menghalalkan dan

mengharamkan seperti yang seharusnya menjadi hak Allah swt.

Adapun syirik kecil (asy-syirkul ashghar) adalah suatu tindakan yang mengarah kepada

syirik, tetapi belum sampai ke tingkat keluar dari tauhid, hanya saja mengurangi

kemurniannya. Syirik kecil juga dua dimensi: dzahir dan khafiy. Yang zhahir bisa berupa

lafal (pernyataan) dan perbuatan.

Contoh yang berupa lafal adalah bersumpah dengan nama selain Allah dan mengarah ke

syirik seperti “demi Nabi, demi Ka’bah, demi kakek dan nenek.” Dalam sebuah hadits

Rasulullah saw. bersabda, “Man halafa bighairillahi faqad kafara wa asyraka (siapa yang

bersumpah dengan selain Allah, maka ia kafir dan musyrik).” (HR. Turmidzi nomor

1535). Termasuk lafal yang mengarah ke syirik pernyataan, “Kalau tidak karena Allah dan

Page 49: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

si fulan niscaya ini tidak akan terjadi.” Contoh yang lain adalah memberikan nama anak

dengan Abdul Ka’bah dan lain sebagainya.

Adapun contoh syirik kecil zhahir yang berupa perbuatan seperti mengalungkan jimat

dengan keyakinan bahwa itu bisa menyelamatkan dari mara bahaya.

Syirik kecil yang khafiy biasanya berupa niat atau keinginan, seperti riya’ dan sum’ah.

Yaitu melakukan tindak ketaatan kepada Allah dengan niat ingin dipuji orang. Seperti

menegakkan shalat dengan tampak khusyu’ karena sedang di samping calon mertua.

Seseorang berbuat seperti itu dengan harapan supaya dipuji sebagai orang shalih. Padahal

di saat sendirian, shalatnya tidak demikian. Riya’ adalah termasuk dosa hati yang sangat

berbahaya. Karena itu, Islam sangat memperhatikan sebab perbuatan hati adalah faktor

yang menentukan bagi baik tidaknya perbuatan zhahir.

Allah berfirman,

����'�� ���� � 9 ^ � N�7g ��*�?_�� ��(_ *�- ��* �����7 V� N * j�?_����4 ��!t�$ _���"+���� #b�9 R3�I 9 �� %���& A,��+ �� �����"�4 �����"�/ �I�Gn �C ��%+��$ ��_������ ��7 J * ^�$ �W�_�N� XY��M��^ �_����$ � ��]�4 �_�"�7 �Y 8�d ����& �,$ ��'+Q�* ^ 6'+��� ��4�I�0�/ l����$ �������:�/ ��*�I�/��b+� �C ��Q+� j�' (�* “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan

menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang

menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah

dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada

tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah).

Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak

memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” [QS. Al-Baqarah (2): 264]

Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda, “Man samma’a sammallahu bihii, waman

yaraa’ii yaraaillahu bihii (siapa yang menampakkan amalnya dengan maksud riya’ Allah

akan menyingkapnya di hari Kiamat, dan siapa yang menunjukkan amal shalihnya dengan

maksud ingin dipuji orang, Allah mengeluarkan rahasia tersebut di hari Kiamat).” (HR.

Bukhari 11/288 dan Muslim nomor 2987)

Page 50: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Bahaya-bahaya Syirik

Perbuatan syirik sangat berbahaya. Berikut ini beberapa bahaya yang akan menimpa

orang-orang pelaku syirik.

Pertama, syirik adalah kezhaliman yang nyata. Allah berfirman, “Innasy syirka ladzlumun

adziim (sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang

besar).” [QS. Luqman (31): 13]. Mengapa disebut kezhaliman yang besar? Sebab dengan

berbuat syirik seseorang telah menjadikan dirinya sebagai hamba makhluk yang sama

dengan dirinya yang tidak berdaya apa-apa.

Kedua, syirik merupakan sumber khurafat. Sebab, orang-orang yang meyakini bahwa

selain Allah –seperti bintang, matahari, kayu besar dan lain sebagainya– bisa memberikan

manfaat atau bahaya, berarti ia telah siap melakukan segala khurafat dengan mendatangi

para dukun, kuburan-kuburan angker, dan mengalungkan jimat di lehernya.

Ketiga, syirik adalah sumber ketakutan dan kesengsaraan. Allah berfirman,

���� +�_�\�N * #�� ��7 ��_������ �4�I d�- ��"�� �� &_ I� $ I� �4 ��*�?_�� �3��� 8�/ 8�Q+� N��_�T� ���+��7 �F+1���$ ��_�N� # 5�$+:�7�$ �6=���+� ����"���

“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut disebabkan mereka

mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan

tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat

tinggal orang-orang yang zhalim.” [QS. Ali Imran (3): 151]

Keempat, syirik merendahkan derajat kemanusiaan si pelakunya. Allah berfirman,

iY��"_�]� ���7 _�I�G ��"_�=�:�b�/ ��_������ P�I ) * ��7�$ ���� ���4�I ) 7 �I %�O ��_���� XY�� �N � � �� r�0�/�V%�>�� A,��b�7 8�/ �*_�I� ���� j�� (�9 $�- I %_���

“Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh

dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.”

[QS. Al-Hajj (22): 31]

Page 51: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Kelima, syirik menghancurkan kecerdasan manusia. Allah berfirman,

iY^ J�5 �,���Q�*�$ # ( �� N�* ^�$ # 5_ I z�* ^ ��7 ��_��� �,$ . ��7 �,$ ' � ��*�$ 8�/ ^�$ �E�$��"_�]� 8�/ #�� ��* ^ ��"�� ��_��� �,�1_���N 9�- +�� ��_��� �' N�& ��= ����� d

t�,�4�I ) * �_�"�& �������9�$ ��=��> � � �H �

“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan

kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan. Dan mereka berkata,

‘Mereka itu adalah pemberi syafa`at kepada kami di sisi Allah.’ Katakanlah, ‘Apakah

kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak

(pula) di bumi?’ Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka

mempersekutukan (itu).” [QS. Yunus (10): 18]

Keenam, di akhirat nanti orang-orang musyrik tidak akan mendapatkan ampunan Allah

dan akan masuk neraka selama-lamanya. Allah berfirman,

P�I ) * ��7�$ �Y��)�* ��"�� �;���! �,$ . ��7 I� a�*�$ ���� �P�I ) * +,�- I� a�* ^ ��_��� _�,��6'%���� ^c�� _���� '�Q�/ ��_������ “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia,

dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.

Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah

tersesat sejauh-jauhnya.” [QS. An-Nisaa' (4): 116]

Allah juga berfirman,

��_��� _�,�� ����� ��*�?_�� �I� �4 '�Q�� 8�N�� ��* �%i]�"+� ������$ �#�* I�7 � � �%i]�"+� �� 5 �� %���& �_��� �C_�I�� '�Q�/ ��_������ P�I ) * ��7 �_�=�� #b_�����$ 8_���� ��_��� $ ' � & ��%�M�I �������[ =�- ��7 ���"���_�T��� ��7�$ ��_�N� w�$+:�7�$ �B_�N�S+� “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al

Masih putra Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israel, sembahlah

Page 52: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu

dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah

neraka. Tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” [QS. Al-

Maidah (5): 72]

Sebab-sebab Syirik

Ada tiga sebab fundamental munculnya prilaku syirik, yaitu al-jahlu (kebodohan), dha’ful

iiman (lemahnya iman), dan taqliid (ikut-ikutan secara membabi-buta).

Al-jahlu sebab pertama perbuatan syirik. Karenanya masyarakat sebelum datangnya Islam

disebut dengan masyarakat jahiliyah. Sebab, mereka tidak tahu mana yang benar dan mana

yang salah. Dalam kondisi yang penuh dengan kebodohan itu, orang-orang cendrung

berbuat syirik. Karenanya semakin jahiliyah suatu kaum, bisa dipastikan kecendrungan

berbuat syirik semakin kuat. Dan biasanya di tengah masyarakat jahiliyah para dukun

selalu menjadi rujukan utama. Mengapa? Sebab mereka bodoh, dan dengan kobodohannya

mereka tidak tahu bagaimana seharusnya mengatasi berbagai persoalan yang mereka

hadapi. Ujung-ujungnya para dukun sebagai narasumber yang sangat mereka agungkan.

Penyebab kedua perbuatan syirik adalah dha’ful iimaan (lemahnya iman). Seorang yang

imannya lemah cendrung berbuat maksiat. Sebab, rasa takut kepada Allah tidak kuat.

Lemahnya rasa takut kepada Allah ini akan dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk

menguasai diri seseorang. Ketika seseorang dibimbing oleh hawa nafsunya, maka tidak

mustahil ia akan jatuh ke dalam perbuatan-perbuatan syirik seperti memohon kepada

pohonan besar karena ingin segera kaya, datang ke kuburan para wali untuk minta

pertolongan agar ia dipilih jadi presiden, atau selalu merujuk kepada para dukun untuk

suapaya penampilannya tetap memikat hati orang banyak.

Taqliid sebab yang ketiga. Al-Qur’an selalu menggambarkan bahwa orang-orang yang

menyekutukan Allah selalu memberi alasan mereka melakukan itu karena mengikuti jejak

nenek moyang mereka. Allah berfirman,

��_��� _�,�� +�� ��(�� ��=�I�7�- �_����$ ��=XY���g ��( %���& ��= '���$ ����� KB�)����/ �����/ �!���$�,� "�� ��9 ^ ��7 ��_��� ����& �,���Q�9�- iY��) >� +���� I 7+:�* “Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, ‘Kami mendapati nenek

moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami

mengerjakannya.’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan)

perbuatan yang keji.’ Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak

kamu ketahui?” [QS. Al-A'raf (7): 28]

Page 53: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

����$�- ��=XY���g �� %���& ��N %� +��- ��7 p��_�0�= +��� ����� �_��� ���\ =�- ��7 � ���_�9 # (�� ��%�� �!���$�,$ '�0 (�* ^�$ �K1 %�d �,���Q ��* ^ # 5 ����g �,��4

Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah.”

Mereka menjawab, “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati

dari (perbuatan) nenek moyang kami.” “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun

nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”

[QS. Al-Baqarah (2): 170]

��7 ��N � ]�� ����� ��� �_�I� ������$ �_��� ���\ =�- ��7 ����� �������9 # (�� ��%�� �!���$�,$ '�0 (�* ^�$ �K1 %�d �,� "�� ��* ^ # 5 ����g �,��4 ����$�- ��=XY���g �� %���& ��= '���$ Apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan

mengikuti Rasul.” Mereka menjawab, “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati

bapak-bapak kami mengerjakannya.” Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek

moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak

(pula) mendapat petunjuk?” [QS. Al-Maidah (5): 104]

Al-Ilhaadu (Menyimpang Dari Kebenaran)

Istilah Al-Ilhaadu digunakan Al-Qur’an di banyak tempat. Kadang berbentuk kata

yulhiduun seperti di surat Al-A’raf (7): 180, An-Nahl (16): 103, dan Fushshilat (41): 40.

���M��" ��- 8�/ �,$ '�>+� * ��*�?�� $ ��!�$ ��(�� w� & .��/ ��N ] >+� �Y��" ��:+� �������$�,���" ��* � =��4 ��7 �, $�\ S %��

Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut

asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran

dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa

yang telah mereka kerjakan. [QS. Al-A'raf (7): 180]

Page 54: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

j�?�� ,��]�� RI�)�� � "D��� * ��"<=�� �,���Q�* # (<=�- #�� ��= '�Q���$ �� %���� �,$ '�>+� * R��� 7 �8���I�& l,��]�� �?�5�$ �8�"�S &�- Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, “Sesungguhnya Al-Qur’an

itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad).” Padahal bahasa orang

yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa `ajam, sedang Al-

Qur’an adalah dalam bahasa Arab yang terang. [QS. An-Nahl (16): 103]

C�- RI %�G ���<N� 8�/ ��Q+� * ��"�/�- ��N %���& �, �� r�* ��� ��N�9��*XY 8�/ �,$ '�>+� * ��*�?�� �,�� ��* �6N�7XY 8�9+:�* ��7Rm�[�� �,���" ��9 ��"�� �<=�� # 0+1�d ��7 ���" & �B�7��%�Q+� �C

“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, mereka tidaktersembunyi

dari Kami. Maka apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik

ataukah orang-orang yang datang dengan aman sentosa pada hari kiamat? Perbuatlah

apa yang kamu kehendaki; sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

[QS. Fushshilat (41): 40]

Kadang munucul dalam berbentuk kata ilhaad seperti dalam surat Al-Hajj (22): 25 ini.

�,�� w��N+����� j�?�� �C�I�>+� �'�S ]�"+��$ ����� ��%���� ��& �,$L' [�*�$ $ I� �4 ��*�?�� ��7 �+��? = �#+�T�� A.��>+��2�� ��%�/ .�I * ��7�$ �.���+��$ ��%�/ o�4���+� �Y���� �W�<N����#%���- �3�?�& “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah dan

Masjidil Haram yang telah Kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di

situ maupun di padang pasir dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan

kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang

pedih.”

Dan kadang berbentuk kata multahadaa seperti di surat Al-Kahfi (18): 27 dan Al-Jin (72):

22.

Page 55: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

��7 �'�S�9 ����$ ���9��"���b�� ��Z'�� 7 ��� �;Z��� �3��0�4 ��7 �; %���� �8��$- ��7 � 9�$6'�>�0+� 7 ���=$ . “Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhan-mu (Al-Qur’an).

Tidak ada (seorangpun) yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak

akan dapat menemukan tempat berlindung selain daripada-Nya.” [QS. Al-Kahfi (18): 27]

6'�>�0+� 7 ���=$ . ��7 �'���- ����$ R'���- ����� ���7 8�=�m�S * ��� 8Z=�� +�� Katakanlah, “Sesungguhnya sekali-kali tiada seorangpun yang dapat melindungiku dari

(azab) Allah dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat berlindung selain daripada-

Nya.” [QS. Al-Jin (72): 22]

Arti al-ilhaad menurut para ulama

Al-Farra' mengatakan bahwa kata yulhiduun atau yalhaduun artinya condong kepadanya.

Imam Al-Harrani dari Ibn Sikkit mengatakan, al-mulhid artinya orang yang menyimpang

dari kebenaran, dan memasukkan sesuatu yang lain kepadanya.

Dalam Lisanul Arab dikatakan, al-ilhaad artinya menyimpang dari maksud yang

sebenarnya. Meragukan Allah juga termasuk ilhaad. Dikatakan juga bahwa setiap tindak

kedzaliman dalam bahasa Arab disebut ilhaad. Karenanya, dalam sebuah riwayat

dikatakan bahwa monopoli makanan di Tanah Haram itu termasul ilhad. Ketika dikatakan

laa tulhid fil hayaati itu artinya jangan kau menyimpang dari kebenaran selama hidupmu.

Imam Ashfahani dalam bukunya Mufradaat Alfazhil Qur'an mengatakan bahwa kata al-

ilhaad artinya menyimpang dari kebenaran. Dalam hal ini –kata Al Ashfahani-- ada dua

makna: pertama, ilhad yang identik dengan syirik, bila ini dilakukan maka otomatis

seseorang menjadi kafir. Kedua, ilhad yang mendekati syirik, ini tidak membuat seseorang

menjadi kafir, tetapi setidaknya telah mengurangi kemurnian tauhidnya. Termasuk sikap

ini apa yang diganbarkan dalam firman Allah berikut ini.

�#%���- �3�?�& ��7 �+��? = �#+�T�� A.��>+��2�� ��%�/ .�I * ��7�$ "Siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zhalim, niscaya akan

Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih." [QS. Al-Hajj (22): 25]

Page 56: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Dalam menafsirkan ayat �!�$���M��" ��- 8�/ �,$ '�>+� * ��*�?�� $ � (dan tinggalkanlah orang-orang yang

menyimpang dari kebenaran dalam menyebut nama-nama-Nya), Imam Al-Ashfahani

menyebutkan bahwa ada dua macam dalam ilhaad kepada nama-nama Allah: pertama,

mensifati Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas disebut sebagai sifat Allah, dan kedua,

menafsirkan nama-nama Allah dengan makna yang tidak sesuai dengan keagunganNya

(lihat Mufradat Alfaazhul Qur’an halaman 737).

Hakikat Ilhad

Berdasarkan keterangan di atas, baik ditinjau dari segi bahasa maupun definisi yang

disampaikan para ulama, tampak bahwa istilah ilhad digunakan untuk segala tindakan

yang menyimpang dari kebenaran. Jadi, setiap penyimpangan dari kebenaran disebut

ilhad. Tetapi secara definitif istilah ini khusus digunakan untuk sikap yang menafikan

sifat-sifat, nama-nama, dan perbuatan Allah. Dengan kata lain, para mulhidun adalah

mereka yang tidak percaya adanya sifat-sifat, nama-nama, dan perbuatan Allah.

Berbeda dengan kafir yang di dalamnya bisa berupa pengingkaran kepada Allah,

menyekutukannya, dan pengingkaran terhadap nikmat-nikmatNya, ilhad lebih kepada

pengingkaran sifat-sifat, nama-nama, dan perbuatan Allah saja. Dari sini tampak bahwa

tidak setiap kafir itu ilhad. Karenanya –seperti dikatakan dalam buku Al-Furuuq Al-

Lughawiyah– orang-orang Yahudi dan Nasrani sekalipun mereka tergolong kafir, tetapi

mereka tidak termasuk mulhiduun. Tetapi setiap tindakan ilhad itu termasuk kafir.

Bahaya-bahaya ilhaad

Pertama, bahwa para ulama sepakat bahwa tauhid mempunyai tiga dimensi, yaitu tauhid

uluhiyah, tauhid rububiyah, dan tauhid asma’ wa sifat. Karena ilhad adalah tindakan

menafikan sifa-sifat, nama-nama, dan perbuatan Allah, maka dengan melakukan ilhad

seseorang telah menghapus satu dimensi dari dimensi tauhid yang sudah baku. Para ulama

sepakat bahwa mengingkari salah satu dari dimensi-dimensi tauhid adalah kafir. Karena

itu orang-orang mulhid tergolong orang kafir.

Kedua, bahwa dengan menafikan sifat-sfat dan nama-nama Allah berarti seseorang telah

mengingkari ayat-ayat Al-Qur’an yang menegaskan adanya nama-nama dan sifat-sifat

Allah. Para ulama sepakat bahwa mengingkari satu ayat dari ayat-ayat Al-Qur’an adalah

kafir.

Ketiga, bahwa mengingkari perbuatan Allah berarti mengingkari segala wujud di alam ini

sebagai ciptaanNya. Bila ini yang diyakini berarti telah mengingkari kekuasaan Allah

sebagai Pencipta. Mengingkari kekuasaan Allah adalah kafir.

Page 57: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

An-Nifaaqu (Wajahnya Islam, Hatinya Kafir)

Imam Al-Ashfahani menerangkan bahwa an-nifaaq diambil dari kata an-nafaq artinya

jalan tembus. Dalam Al-Qur’an dikatakan:

�H ��:+� 8�/ �KQ� �= �8�a�0 ��9 +,�- �h ����0 � �,�2�/ # ( ��I &�� �; %���& �I ��4 �,��4 +,���$ ����/ ��' (+� ����& # (���"�S�� ���� XY��d ����$ AB�*q�� # (�%�9+:�0�/ iY��"<]� 8�/ �6"�� � $�-�����5��S+� ���7 <��=�b�9 “Dan jika perpalingan mereka (darimu) terasa amat berat bagimu, maka jika kamu dapat

membuat lobang di bumi atau tangga ke langit lalu kamu dapat mendatangkan mu`jizat

kepada mereka, (maka buatlah). Kalau Allah menghendaki tentu saja Allah menjadikan

mereka semua dalam petunjuk, sebab itu janganlah kamu sekali-kali termasuk orang-

orang yang jahil.” [QS. Al-An'aam (6): 35]

Orang Arab berkata, naafaqal yarbu ‘binatang yarbu’ telah melakukan nifak, karena ia

masuk ke satu lubang lalu keluar dari lubang yang lain. Dalam pengertian ini kata an-

nifaaq digunakan. Sebab orang-orang munafik ketika bertemu dengan orang-orang Islam,

mereka suka menampakkan dirinya sebagai seorang muslim. Sementara ketika bertemu

dengan kawan-kawan mereka sesama kafir, mereka kembali lagi ke wajah mereka yang

asli sebagai orang-orang kafir. Karenanya Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang

munafik itulah orang-orang yang fasik.” [QS. At-Taubah (9): 67]

Ciri-ciri orang munafik

Di pembukaan surat Al-Baqarah, setelah menceritakan ciri-ciri orang-orang beriman dan

ciri-ciri orang-orang kafir, Allah lalu menceritakan ciri-ciri orang-orang munafik secara

panjang lebar. Ringkasnya sebagai berikut: (a) di mulut mereka mengatakan beriman

kepada Allah dan hari Kiamat, sementara hati mereka kafir [lihat QS. Al-Baqarah (2): 8-

10]. (b) Ketika dikatakan kepada mereka agar jangan berbuat kerusakan, mereka mengaku

berbuat baik [lihat QS. Al-Baqarah (2): 11-12]. (c) Ketika bertemu dengan orang-orang

beriman, mereka menampakan keimanan. Tetapi ketika kembali ke kawan-kawan mereka

sesama setan, mereka kembali kafir. (d) Ibarat orang berbisnis, mereka sedang membeli

kekafiran dengan keimanan. Sebab setiap saat wajah mereka berganti-ganti tergantung

dengan siapa mereka pada saat itu sedang bersama. (e) Ibarat pejalan dalam kegelapan,

setiap kali mereka menyalakan obor, seketika obor itu padam kembali. (d) Ibarat orang-

orang yang ketakutan mendengarkan petir saat hujan turun, mereka selalu menutup telinga

karena takut kebenaran yang disampaikan Rasulullah saw. masuk ke hati mereka.

Page 58: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Demikianlah hal-hal yang merusak kemurnian tauhid (baca: menghancurkan makna dua

kalimat syahadat), yang secara singkat setidaknya ada tiga: asy-syriku, al-ilhaadu, dan an-

nifaqu. Masing-masing dari komponen tersebut mempunyai tujuan sendiri, hanya saja

syirik lebih mengarah kepada sikap menyekutukan Allah, sementara ilhad lebih mengarah

kepada sikap menafikan sifat, asma, dan perbuatan Allah. Adapun nifaq lebih mengarah

kepada penampilan dengan wajah dua. Tetapi ujung-ujungnya sama: kekafiran.

---oo0oo---

Sumber: dakwatuna.com

Page 59: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

MAKNA LAA ILAAHA ILLALLOH

Dalam ucapan syahadah yang kita ungkapkan terkandung beberapa pasal yang sering

dibincangkan.Antaranya ialah kalimah (Laa) yang menafikan langsung ketuhanan dan ciri-

ciri ketuhanan segala sesuatu yang wujud di atas alam ini dalam apa juga rupa melainkan

ketuhanan Allah SWT dengan segala kesempurnaannya. Penafian yang melibatkan segala

sifat-sifat ini adalah sebagai membersihkan tapak kesempurnaannya. Penafian yang

melibatkan segala sifat-sifat ini adalah sebagai membersihkan tapak akidah dari segala

syubhat ketuhanan selain dari Allah. Tujuannya ialah menta’kidkan bahawa segala-gala

arti dan hakikat ketuhanan itu hanyalah ada pada Allah.Dari sini binaan akidah menjadi

jelas kepada mukmin.

1. Tiada Ilah selain Allah.

Menafikan seluruh ketuhanan pada yang lain selain Allah. Menafikan kesempurnaan

mereka dan menafikan hak pengabdian kepada selain Allah. Mengitsbatkan keesaan dan

kesempurnaan semata-mata hanya kepada Allah.

_��4 ����& �� 5�$ w$ ' � &��/ �Y 8�d _��4 V����G �� 5 ^�� ������ ^ #b_ ��� �_��� #b���!l�%�4�$ �Y 8�d

(yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan

selain dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah dia; dan Dia adalah pemelihara

segala sesuatu. (6:102).

2. Tiada Khalik selain Allah.

R;*�I�d ��� �b�* #���$ 6'���$ +?�r_�0�* #���$ �H �t�$ �E�$��"_�]� ;+� 7 ��� j�?_��6I*�'+Q�9 w��_�'�Q�/ �Y 8�d _��4 �V���G�$ �;+� "+� 8�/ Tuhan yang menguasai pemerintahan langit dan bumi dan yang tidak mempunyai anak,

serta tidak mempunyai sembarang sekutu dalam pemerintahanNya, dan Dia lah yang

menciptakan tiap-tiap sesuatu lalu menentukan keadaan mahluk-mahluk itu dengan

ketentuan takdir yang sempurna. (QS.25:2)

Page 60: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

3. Tiada Pemberi Rizki selain Allah.

�,� "��+� * +,�- '*��- ��7�$ �v x�� ��7 # ( N�7 '*��- ��7 , $! v_�x_�I� �� 5 ��_��� _�,�� ��0�"+� �U_��Q+� Aku tidak sekali-kali menghendaki sembarang rizki pemberian dari mereka, dan Aku tidak

menghendaki supaya mereka memberi makan kepadaKu. Sesungguhnya Allah Dia lah

sahaja Yang Memberi Rizki (kepada sekalian mahlukNya, dan Dia lah sahaja) Yang

Mempunyai Kekuasaan yang tidak terhingga, lagi Yang Maha Kuat Kukuh

kekuasaanNya.( QS.51:57-58)

4. Tiada Pemilik selain Allah.

8�/ ��7 ��_�����$ �3��0�b+� � 9$- ��*�?_�� ��N %_���$ '�Q���$ �H �t 8�/ ��7�$ �E�$��"_�]� �E�$��"_�]� 8�/ ��7 ��_���� _�,�2�/ $ I +b�9 +,���$ ��_��� �Q_�9 �,�- #4�_�*���$ #b�� ��� ��7

6'%�"�� �_6%�N�O �_��� �,��4�$ �H �t 8�/ ��7�$ ,�/ ��7 ��_�����$ 8�/ ��7�$ �E�$��"_�]� 8c%�4�$ ��_������ �� �4�$ �H �t Dan bagi Allah jualah segala yang ada di langit dan yang ada di bumi, dan demi

sesungguhnya, Kami telah perintahkan orang-orang yang diberi Kitab dahulu daripada

kamu, dan juga (perintahkan) kamu, iaitu hendaklah bertakwa kepada Allah, dan jika

kamu kufur ingkar, maka (ketahuilah) sesungguhnya Allah jualah yang memiliki segala

yang ada di langit dan yang ada di bumi, dan (ingatlah) adalah Allah Maha Kaya, lagi

Maha Terpuji. Dan bagi Allah jualah apa yang ada di langit dan yang ada di bumi, dan

cukuplah Allah sebagai Pengawal (yang mentadbirkan dan menguasai segala-galanya).

(QS.4:131-132)

5. Tiada Raja/Tiada Kerajaan selain untuk Allah.

�\*�\��+� �W$_ 'Q+� �;���"+� �H �t 8�/ ��7�$ �E�$��"_�]� 8�/ ��7 ��_���� �_���] *�#%�b�>+�

Page 61: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Segala yang ada di langit dan yang ada di bumi senantiasa mengucap tasbih kepada

Allah Yang Menguasai (sekalian alam), Yang Maha Suci, Yang Maha Kuasa, lagi Maha

Bijaksana.( QS.62:1)

�,� ��� I 9 �� %�����$ �Y 8�d _��4 E�b���7 �w�'�%�� j�?_�� �,��> � ]�/ Oleh itu akuilah kesucian Allah (dengan mengucap subhaanallah), Tuhan yang memiliki

dan menguasai tiap-tiap sesuatu, dan kepadaNyalah kamu semua dikembalikan.(

QS.36:83)

RI*�'�� �Y 8�d _��4 ����& �� 5�$ ;+� "+� �w�'�%�� j�?_�� �P������9 Maha Berkat (serta Maha Tinggilah kelebihan) Tuhan yang menguasai pemerintahan

(dunia dan akhirat), dan memanglah Ia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.( QS.67:1)

���$RI*�'�� �Y 8�d _��4 ����& �_����$ �H �t�$ �E�$��"_�]� ;+� 7 ��_��

Dan bagi Allah jualah kuasa pemerintah langit dan bumi, dan Allah Maha Kuasa atas

tiap-tiap sesuatu. (QS.3:189)

6. Tiada Pembuat Hukum selain Allah.

^�� ���=$ . ��7 �,$ ' � ��9 ��7 ��(�� �_��� ���\ =�- ��7 #4 ����g�$ # 0 =�- ��5� " 0 %_�"�� �Y��" ��- #_�%�Q+� �*_�'� �;���! w�_�*�� ^�� $ ' � ��9 ^�- �I�7�- ��_���� ^�� #+b >+� �,�� A,���+� � ��7�,� "�� ��* ^ �W�_�N� �I��+4�- _���b���$ Apa yang kamu sembah, yang selain dari Allah, hanyalah nama-nama yang kamu

menamakannya, kamu dan datuk nenek kamu, Allah tidak pernah menurunkan sembarang

bukti yang membenarkannya. Sebenarnya hukum (yang menentukan amal ibadat)

hanyalah bagi Allah. Ia memerintahkan supaya kamu jangan menyembah melainkan Dia.

Yang demikian itulah agama yang betul, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

(QS.12:40)

Page 62: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

��*�?_���$ c_�[� 7 �3��0�b+� #b %���� ���\ =�- j�?_�� �� 5�$ �6"�b�� 8�a�0 ��- ��_��� �I %�a�/�- ���7 _���=�b�9 c�/ _�V�>+���� �;_���� ��7 l�_�\�N 7 �_�=�- �,� "�� ��* �3��0�b+� # 5��N %�9g��*�I�0 " "+� (Katakanlah wahai Muhammad) : “Patutkah aku (terpedaya dengan kata-kata dusta

syaitan-syaitan itu sehingga aku) hendak mencari hakim selain dari Allah, padahal Dia

lah yang menurunkan kepada kamu kitab Al-Qur’an yang jelas nyata kandungannya satu-

persatu (tentang yang benar dan yang salah) ?”. Dan orang-orang yang Kami berikan

kitab, mengetahui bahawa Al-Qur’an itu adalah diturunkan dari Tuhanmu dengan

sebenar-benarnya. Oleh itu, janganlah sekali-kali engkau menjadi (salah seorang) dari

golongan yang ragu-ragu. (QS.6:114)

# (�� �,�b�* +,�- 6I 7�- ��� ����$ �_��� ��z�� �!�� AB�N�7 J 7 ^�$ ���7 J "�� �,��4 ��7�$�6N%�� 7 ^c�� _���� '�Q�/ ���� ����$ ��_��� �� ��* ��7�$ #�5�I 7�- ��7 U�I�%�r+� Dan tidaklah harus bagi orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, apabila Allah

dan RasulNya menetapkan keputusan mengenai sesuatu perkara (tidaklah harus mereka)

mempunyai hak memilih ketetapan sendiri mengenai urusan mereka. Dan sesiapa yang

tidak taat kepada hukum Allah dan RasulNya maka sesungguhnya ia telah sesat dengan

kesesatan yang jelas nyata. (QS.33:36)

�������9�$ ��_��� �,��> � � U�I�%�r+� # (�� �,��4 ��7 ���0 r�*�$ �Y��)�* ��7 V� r�* �;_ ����$�,�4�I ) * �_�"�& Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dirancangkan berlakunya,dan Dia lah juga yang

memilih (satu-satu dari mahlukNya untuk sesuatu tugas atau keutamaan dan kemuliaan),

tidaklah layak dan tidaklah berhak bagi sesiapapun memilih (selain dari pilihan Allah).

Maha Suci Allah dan Maha Tinggilah keadaanNya dari apa yang mereka sekutukan

denganNya. (QS.28:68)

Page 63: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

���7 AB��*�I�d ����& �P��N+����� _�#u ��*�?_�� XY�� 5�- p��_�0�9 ^�$ ��( ���_�9��/ �I 7t�,� "�� ��* Kesudahannya Kami jadikan engkau (wahai Muhammad dan utuskan engkau)

menjalankan satu Syariat (yang cukup lengkap) dari hukum-hukum agama, maka turutlah

Syariat itu, dan janganlah engkau menurut hawa nafsu orang-orang yang tidak

mengetahui (perkara yang benar). (QS.45:18)

�� I�� '*�I * �,��4 ��7�$ ���u I�� 8�/ ��� .�\�= �U�I�Gn �� I�� '*�I * �,��4 ��7��%�[�= ��7 �U�I�Gn 8�/ ��� ��7�$ ��( N�7 ���9 J = ��% =_ '� Sesiapa yang menghendaki (dengan amal usahanya) mendapat faedah di akhirat, Kami

akan memberinya mendapat tambahan pada faedah yang dikehendakinya, dan sesiapa

yang menghendaki (dengan amal usahanya) kebaikan di dunia semata-mata, Kami beri

kepadanya dari kebaikan dunia itu (sekedar yang Kami tentukan), dan ia tidak akan

beroleh sesuatu bahagianpun di akhirat kelak. (QS.42:20)

# 5$ . I %�� # 5 ���4�I d #�5�.^ $�- �� 0�� ���4�I ) "+� ���7 �m���b�� ��_�*�x �;���?�4�$�,$ I�0+ �* ��7�$ # 5 ��?�/ w�����/ ��7 �_��� XY��d ����$ # (�N*�. #�( %���& � ]��+��%���$ Dan demikianlah juga (jahatnya) ketua-ketua yang orang-orang musyrik itu jadikan

sekutu bagi Allah, menghasut kebanyakan dari mereka dengan kata-kata indah yang

memperlihatkan eloknya perbuatan membunuh anak-anak mereka, untuk membinasakan

mereka, dan untuk mengelirukan mereka mengenai agama mereka. Dan kalau Allah

kehendaki, niscaya mereka tidak melakukannya. Oleh itu biarkanlah mereka dan apa

yang mereka ada-adakan itu. (QS.6:137)

Page 64: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

7. Tiada Pemerintah selain Allah.

����0 � _�#u �C�_�*�- �B_�0�� 8�/ �H �t�$ �E�$��"_�]� �V���G j�?_�� �_��� #b_���� _�,�� �C� S_ N��$ �I�"�Q+��$ �F "_�)��$ �K�%���� � ��+��* ����(_�N� �� %_��� 8�) a * �� I��+� ����&

�9 I 7t�$ V+��r+� ��� ^�- �w�I 7�:�� AE�I_�r�] 7���"�����+� _ 3�� �_��� �P�����

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam

masa lalu. Ia bersemayam di atas Arasy, Ia melindungi malam dengan siang yang

mengiringinya dengan deras (silih berganti) dan (Ia pula yang menciptakan) matahari

dan bulan serta bintang-bintang, (semuanya) tunduk kepada perintahNya. Ingatlah,

kepada Allah jualah tertentu urusan menciptakan (sekalian mahluk) dan urusan

pemerintahan. Maha Suci Allah yang mencipta dan mentadbirkan sekalian alam.

(QS.7:54)

8. Tiada Pemimpin selain Allah.

$ I� �4 ��*�?_���$ ���_ N� ����� �E��"�_T� ���7 # ( ��I r * � N�7g ��*�?_�� _ 8���$ �_��� 3��> ��- �;�1��$- �E��"�_T� ����� ���_ N� ���7 # (�=� ��I r * E�O�_��� # 5 ���%�� $�-�,$ '����G ��(%�/ # 5 ���_�N� Allah pelindung (yang mengawal dan menolong) orang-orang yang beriman. Ia

mengeluarkan mereka dari kegelapan (kufur) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang

yang kafir, penolong-penolong mereka ialah thagut yang mengeluarkan mereka dari

cahaya (iman) kepada kegelapan (kufur). Mereka itulah ahli neraka, mereka kekal di

dalamnya. (QS.2:257)

Page 65: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

9. Tiada Yang Dicintai selain Allah.

��*�?_���$ ��_��� _�� >�4 # (�=�_ ��> * 6.�' =�- ��_��� �,$ . ��7 ?�r_�0�* ��7 �W�_�N� ���7�$ ��_���� �U_��Q+� _�,�- �3�?��+� �, $�I�* +!�� � "���f ��*�?_�� ��I�* ����$ ��_���� �_6� � _ '�d�- � N�7g

�?��+� '*�'�d ��_��� _�,�-�$ �6�%�"���3

(Walaupun demikian), dan juga diantara manusia yang mengambil selain dari Allah

(untuk menjadi) sekutu-sekutu (Allah), mereka mencintainya, (memuja dan mentaatinya)

sebagaimana mereka mencintai Allah, sedang orang-orang yang beriman itu lebih cinta

(taat) kepada Allah. Dan kalaulah orang-orang yang melakukan kezaliman (syirik) itu

mengetahui ketika mereka melihat azab pada hari akhirat kelak, bahawa sesungguhnya

kekuatan dan kekuasaan itu semuanya tertentu bagi Allah, dan bahawa sesungguhnya

Allah Maha berat azab siksaNya, (niscaya mereka tidak melakukan kezaliman itu).

(QS.2:165)

10. Tiada Yang Ditakuti selain Allah.

�~$- j�' (���� �/ $�-�$ #b %���& h "�� =�- 8�0_�� �8�0�" ��= $ I4+! ��%�M�I ��� 8�N�� ��*�,� ��5 ���/ �j�_�*���$ #4�' (���� Wahai Bani Israil. Kenangkanlah kamu akan segala nikmat yang telah Kuberikan kepada

kamu, dan sempurnakanlah perjanjian (kamu) denganKu, supaya Aku sempurnakan

perjanjianKu dengan kamu, dan kepada Akulah sahaja hendaklah kamu merasa gerun

takut (bukan kepada sesuatu yang lain). (QS.2:40)

����-�$ �I�Gn �C ��%+��$ ��_������ ���7g ��7 ��_��� �'����]�7 I " ��* ��"_�=�� ��9g�$ �Uc_�[� �C��*�'�0 ( "+� ���7 � =�b�* +,�- �;�1��$- ��]���/ ��_��� ^�� �� r�* #���$ �U��4_�\� Hanyasanya yang layak memakmurkan (menghidupkan) masjid-masjid Allah itu ialah

orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat serta mendirikan sembahyang

dan menunaikan zakat dan tidak takut melainkan kepada Allah, (dengan adanya sifat-sifat

yang tersebut) maka adalah diharapkan mereka menjadi dari golongan yang mendapat

petunjuk. (QS.9:18)

Page 66: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

11. Tiada Yang Diharapkan selain Allah.

�� ������$ ��O ���/ �;_��

Dan kepada Tuhanmu sahaja hendaklah engkau memohon (apa yang engkau gemar dan

ingini). (QS.94:8)

�,��4 ��"�/ R'���$ R����� #b (���� ��"_�=�- _�8���� ���� * #b�+��7 RI�)�� ��=�- ��"_�=�� +��c�"�& +��" ��%+��/ ��_���� XY��Q�� � � I�*6'���- ��_���� �U�.������� P�I ) * ^�$ �6>�����

Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang

diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa".

Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan

amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah

kepada Tuhannya". (QS.18:110)

12. Tiada Yang Memberi Manfaat atau Mudhorat selain Allah.

^�� ��� �o�d��4 c�/ _�I z�� �_��� �; ]�] "�* +,���$ �� (�/ �I %�r�� �; ]�] "�* +,���$ �� 5RI*�'�� �Y 8�d _��4 ����& Dan jika Allah mengenakan (menimpakan) engkau dengan bahaya bencana, maka tidak

ada sesiapapun yang dapat menghapuskannya melainkan Dia sendiri, dan jika Ia

mengenakan (melimpahkan) engkau dengan kebaikan, maka Ia adalah Maha Kuasa atas

tiap-tiap sesuatu. (QS.6:17)

13. Tiada Yang Menghidupkan atau Mematikan selain Allah.

����� +!�� �;+� "+� �_��� w��9g +,�- ��_���� 8�/ �#%�5�I ��� _�y��� j�?_�� ����� �I�9 #���-_�� �8_���� #%�5�I ��� _�,�2�/ #%�5�I ��� ����� h%�7-�$ 8�% �- ��=�- ����� h%�" *�$ 8�% > * j�?

Page 67: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�I� �4 j�?_�� �h�( ��/ �3�I a�"+� ���7 ��(�� �E+:�/ �v�I )�"+� ���7 �F "_�)���� 8�9+:�* ��_������"���_�T� �C ��Q+� j�' (�* ^ �_����$ Tidakkah engkau (pelik) memikirkan (wahai Muhammad) tentang orang yang berhujah

membantah Nabi Ibrahim (dengan sombongnya) mengenai Tuhannya, karena Allah

memberikan orang itu kuasa pemerintahan ? Ketika Nabi Ibrahim berkata : “Tuhanku

ialah Yang menghidupkan dan Yang mematikan”. Ia menjawab : “Aku juga boleh

menghidupkan dan mematikan”. Nabi Ibrahim berkata lagi : “Sesungguhnya Allah

menerbitkan matahari dari timur, oleh itu terbitkanlah dia dari barat ?”. Maka

tercenganglah orang kafir itu (lalu diam membisu). Dan (ingatlah), Allah tidak akan

memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim. (QS.2:258)

14. Tiada Yang Mengabulkan Permohonan selain Allah.

�,��&�. �!�� ��_�'� �U�� &�. �%��- R�*�I�� 8_�=�2�/ 8_�N�& j�.����& �;���:�� �!���$���� 8�� � N�7 J %+��$ 8�� � �%�S�0 ]�%+��/�,$ ' d I�* # (_��

Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu mengenai Aku maka (beritahu kepada

mereka), sesungguhnya Aku (Allah) senantiasa hampir (kepada mereka). Aku

perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu. Maka

hendaklah mereka menyahut seruanku (dengan mematuhi perintahKu), dan hendaklah

mereka beriman kepadaKu supaya mereka menjadi baik serta betul. (QS.2:186.)

8�9�.����& ��& �,$ I��+b�0 ]�* ��*�?_�� _�,�� #b�� ��S�0 ��- 8�=� & . #b_ ��� ������$ �,�� G '�%����*�I�G�. �#_�N�(��

Dan Tuhan kamu berfirman : “Berdoalah kamu kepadaKu niscaya Aku perkenankan doa

permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takabur dari pada

beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina.

(QS.40:60)

15. Tiada Yang Melindungi selain Allah.

�#%��_�I� �,��� %_�)� ���7 ��_������ +?���0 ���/ �,g IQ+� �E+-�I�� �!�2�/

Page 68: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Oleh itu apabila engkau membaca Al-Qur’an, maka hendaklah engkau terlebih dahulu

memohon perlindungan kepada Allah dari hasutan Syaitan yang kena rejam. (QS.16:98)

�KQ�5�� # 5$ .�\�/ _���S+� ���7 ������I�� �,$!� ��* �F =k ���7 l������ �,��4 �_�=�-�$ Dan bahawa sesungguhnya adalah (amat salah perbuatan) beberapa orang dari manusia,

menjaga dan melindungi dirinya dengan meminta pertolongan kepada ketua-ketua

golongan jin, karena dengan permintaan itu mereka menjadikan golongan jin bertambah

sombong dan jahat. (QS.72:6)

16. Tiada Yang Wakil selain Allah.

��%���O �_KT�/ �h N4 ����$ # (�� �h N�� ��_��� ���7 AB�" ��� ��"���/ ��7 �_ z� =^ ��+��Q+� �h 7�\�& �!�2�/ �I 7t 8�/ # 5 ��$��d�$ # (�� I� a�0 ��$ # ( N�& o &��/ �;�� �������_�4���0 "+� _ ��> * ��_��� _�,�� ��_��� ����& +�_�4���0�/ Maka dengan sebab rahmat (yang melimpah-limpah) dari Allah (kepadamu wahai

Muhammad), engkau telah bersikap lemah lembut kepada mereka (sahabat-sahabat dan

pengikutmu), dan kalaulah engkau bersikap kasar lagi keras hati, tentulah mereka lari

dari kelilingmu. Oleh itu maafkanlah mereka (mengenai kesalahan yang mereka lakukan

terhadap mu), dan mohonkanlah ampun bagi mereka, dan juga bermusyawarahlah

dengan mereka dalam urusan (peperangan dan hal-hal keduniaan) itu, kemudian apabila

engkau telah berazam (sesudah bermusyawarat untuk membuat sesuatu) maka

bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengasihi orang-orang yang bertawakal

kepadaNya. (QS.3:159)

+,�- #b�� �_���I�0�= � >�=�$ �� %�%�N ] >+� ��' ��� ^�� ��N�� �,� [_���I�9 +��5 +���7 �_�=�� � [_���I�0�/ ��N*�' *�:�� $�- �w�' N�& ��7 �3�?���� �_��� #b��%�[ *�,� [_���I�0 7 #b��

Katakanlah : “(Sebenarnya) tidak ada yang kamu tunggu-tunggu untuk kami melainkan

salah satu dari dua perkara yang sebaik-baiknya (iaitu kemenangan atau mati syahid),

dan kami menunggu-nunggu pula untuk kamu bahawa Allah akan menimpakan kamu

dengan azab dari sisiNya, atau dengan perantaraan tangan kami. Oleh itu tunggulah,

sesungguhnya kami juga menunggu-nunggu bersama-sama kamu”. (QS.9:52)

Page 69: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

17. Tiada Daya dan Kekuatan selain Allah.

��� �o�d��4 c�/ _�I z�� �_��� �; ]�] "�* +,���$ �� (�/ �I %�r�� �; ]�] "�* +,���$ �� 5 ^��RI*�'�� �Y 8�d _��4 ����& Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang

menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan

kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. (QS.6:17)

18. Tiada Yang Agung selain Allah.

8�/ ��7 ��� RC ��= ^�$ lB�N�� w? G+:�9 ^ C�_ %�Q+� _ 8�>+� �� 5 ^�� ������ ^ �_��� ��7 #�� ��* ���=+!�2�� ^�� w�' N�& p� )�* j�?_�� �! ��7 �H �t 8�/ ��7�$ �E�$��"_�]�

�� %�� �p���$ XY��d ��"�� ^�� ���"+��& ��7 �Y 8�)�� �,��%�> * ^�$ # (� +��G ��7�$ #�(*�' *�- #%�T��+� _ 8����+� �� 5�$ ��" (T+ �� w .�1�* ^�$ �H �t�$ �E�$��"_�]� �_ %�� I4

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi

terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-

Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa

izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka,

dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-

Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat

memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar. ( QS.2: 255).

19. Tiada Yang Dimohonkan Pertolongannya selain Allah.

����0 ]�= �P�_�*���$ ' � ��= �P�_�*�� Engkaulah sahaja (ya Allah) yang kami sembah, dan kepada Engkaulah sahaja kami

memohon pertolongan. (QS.1:5)

Page 70: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Dengan memahami laa ilaaha illallah,keyakinanan seorang mutarobbi meyakini dengan

seyakin-yakinnya tidak ada yang berhak disembah selain Allah,dan menjadikan seluruh

kehidupannya hanya untuk beribadah kepaada Nya,sehingga tidak ada sisi kehidupannya

yang sia-sia.

---oo0oo---

Sumber: tarbiyahklatenutara.blogspot.com

Page 71: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

LARANGAN BERHUBUNGAN DENGAN JIN

Jin adalah salah satu makhluk ghaib yang telah diciptakan Allah swt untuk beribadah

kepada-Nya.

�,$ ' � ��%�� ^�� �F =k�$ _���S+� h+Q���G ��7�$ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-

Ku. (Adz-dzariyat: 56).

Sebagaimana malaikat, kita tidak dapat mengetahui informasi tentang jin serta alam ghaib

lainnya kecuali melalui khabar shadiq (riwayat & informasi yang shahih) dari Rasulullah

saw baik melalui Al-Quran maupun Hadits beliau yang shahih. Alasan nya adalah karena

kita tidak dapat berhubungan secara fisik dengan alam ghaib dengan hubungan yang

melahirkan informasi yang meyakinkan atau pasti.

�,�_�*�- �,$ I � )�* ��7�$ �_��� ^�� �� %�a+� �H �t�$ �E�$��"_�]� 8�/ ��7 #�� ��* ^ +���,���� � * Katakanlah: “tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang

ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila (kapan) mereka akan

dibangkitkan. (An-Naml: 65)

6'���- ���� %�O ����& I�(+T * c�/ �� %�a+� #����& , �_�=�2�/ ��� ��� ��7 ��z�9 � ���7 ^��6'���� ��� +��G ��7�$ �� *�'�* �� %�� ��7 ;� ]�* , �E^����� � a�� ��- '�� +,�- �#�� ��%��

���-�$ #�(_����6.�'�& �Y 8�d _��4 ��[ ��-�$ #�( *�'�� ��"�� �}�

Dia adalah Tuhan yang mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada

seorang pun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, maka

sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.

Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan

risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada

mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu. (Al-Jin: 26-28).

Page 72: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Manusia diperintahkan oleh Allah swt untuk melakukan muamalah (pergaulan) dengan

sesama manusia, karena tujuan hubungan sosial adalah untuk melahirkan ketenangan hati,

kerja sama yang baik, saling percaya, saling menyayangi dan saling memberi. Semua itu

dapat berlangsung dan terwujud dengan baik, karena seorang manusia dapat

mendengarkan pembicaraan saudaranya, dapat melihat sosok tubuhnya, berjabatan tangan

dengannya, melihatnya gembira sehingga dapat merasakan kegembiraan nya, dan

melihatnya bersedih sehingga bisa merasakan kesedihannya.

Allah swt mengetahui fitrah manusia yang cenderung dan merasa tenteram bila bergaul

dengan sesama manusia, oleh karena itu, Dia tidak pernah menganjurkan manusia untuk

menjalin hubungan dengan makhluk ghaib yang asing bagi manusia. Bahkan Allah swt

tidak memerintahkan kita untuk berkomunikasi dengan malaikat sekalipun, padahal semua

malaikat adalah makhluk Allah yang taat kepada-Nya. Para nabi dan rasul alahimussalam

pun hanya berhubungan dengan malaikat karena perintah Allah swt dalam rangka

menerima wahyu, dan amat berat bagi mereka jika malaikat menampakkan wujudnya yang

asli di hadapan mereka. Oleh karena itu tidak jarang para malaikat menemui Rasulullah

saw dalam wujud manusia sempurna agar lebih mudah bagi Rasulullah saw untuk

menerima wahyu.

Tentang ketenteraman hati manusia berhubungan dengan sesama manusia Allah swt

berfirman:

�������$ ��( %���� � Nb ]�0�� �6��$ x�- #bi] =�- ��7 #b�� �V���G +,�- ���9��*g ��7�$ ����$ KU_�.���7 #b�N %���,$ I_�b� �0�* �C ��Q�� AE��*n �;���! 8�/ _�,�� KB�"

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari

jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-

Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-

benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Ar-Rum: 21).

Makna “dari jenismu sendiri’ adalah dari sesama manusia, bukan jin atau malaikat, atau

makhluk lain yang bukan manusia. Karena hubungan dengan makhluk lain, apalagi dalam

bentuk pernikahan, tidak akan melahirkan ketenteraman, padahal ketenteraman adalah

tujuan utama menjalin hubungan.

Page 73: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Beberapa Informasi tentang Jin dari Al-Quran & Hadits

a. Jin diciptakan dari api dan diciptakan sebelum manusia

A,� N ]�7 �2�"�� ��7 ����[+��� ��7 �,��] =k ��N+Q���G '�Q���$ , ��7 w��N+Q���G _�,��S+��$�C� "_�]� ����= ��7 � ��� Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang

berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin

sebelumnya dari api yang sangat panas. (Al-Hijr: 26-27).

C�.g �V�� G�$ �����= ��7 �y����7 ��7 �,��S+� �V�� G�$ ���� = ��7 B�b�M�c�"+� �h�Q�� G #b�� �o�� $ �<"�7 .#�]7 w$�

Malaikat telah diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam

diciptakan dari tanah (yang telah dijelaskan kepada kalian). (Muslim)

Perbedaan asal penciptaan ini menyebabkan manusia tidak dapat berhubungan dengan jin,

sebagaimana manusia tidak bisa berhubungan dengan malaikat kecuali jika jin atau

malaikat menghendakinya. Apabila manusia meminta jin agar bersedia berhubungan

dengannya, maka pasti jin tersebut akan mengajukan syarat-syarat tertentu yang

berpotensi menyesatkan manusia dari jalan Allah swt.

b. Jin adalah makhluk yang berkembang biak dan berketurunan

_���S+� ���7 �,��4 �F%�� ��� ^�� $ '�S�]�/ �C�.n $ ' S � �B�b�Mc�"+��� ��N+�� +!���$ _R$ '�& #b�� # 5�$ 8�=$ . ��7 XY��%�� $�- ��0_�*_��!�$ ��=$?�r_�0�0�/�- ��_���� �I 7�- ��& �V�]� �/

��� �F+1��^�'�� ���"���_�T

Dan (Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada

Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia

mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya

sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah

Iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zhalim. (Al-Kahfi: 50).

Page 74: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Al-Quran juga menyebutkan bahwa di antara bangsa jin ada kaum laki-laki nya (rijal)

sehingga para ulama menyimpulkan berarti ada kaum perempuannya (karena tidak dapat

dikatakan laki-laki kalau tidak ada perempuan). Dengan demikian berarti mereka

berkembang biak.

�KQ�5�� # 5$ .�\�/ _���S+� ���7 ������I�� �,$!� ��* �F =k ���7 l������ �,��4 �_�=�-�$ Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan

kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan

kesalahan. (Al-Jin: 6).

c. Jin dapat melihat manusia sedangkan manusia tidak dapat melihat jin

��\ N�* �B_�N�S+� ���7 #b *�����- �y�I G�- ��"�4 ,��� %_�)� #b_�N�N�0+ �* ^ �C�.g 8�N�� ��*�� ��"�(�9g ��� ��" (�*�I %�� ��" (������� ��" ( N�& � %�� ��7 ��%�����$ �� 5 #4�I�* �_�=

�,� N�7 J * ^ ��*�?_���� XY��%�� $�- ���@��%_�)� ��N+����� �_�=�� # (�= $�I�9 Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia

telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya

pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan

pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat

mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin

bagi orang-orang yang tidak beriman. (Al-A’raf: 27).

Hal ini membuat kita tidak dapat berhubungan dengan mereka secara wajar sebagaimana

hubungan sesama manusia. Kalau pun terjadi hubungan, maka kita berada pada posisi

yang lemah, karena kita tidak dapat melihat mereka dan mereka bisa melihat kita.

d. Bahwa di antara bangsa jin ada yang beriman dan ada pula yang kafir, karena mereka

diberikan iradah (kehendak) dan hak memilih seperti manusia.

��Q+� �_�N�7�$ �,� "�� ] "+� �_�N�7 �_�=�-�$6'�d�� $_�I�>�9 �;�1��$:�/ �#�� ��- ��"�/ �,���� ,�6����� �#_�N�(�S�� � =��b�/ �,������Q+� �_�7�-�$

Page 75: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Dan sesungguhnya di antara kami ada jin yang taat dan ada (pula) jin yang menyimpang

dari kebenaran. Barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan

yang lurus. Adapun jin yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api

bagi neraka Jahanam. (Al-Jin (72): 14-15).

Meskipun ada yang muslim, tapi karena jin makhluk ghaib, maka tidak mungkin muncul

ketenteraman hati dan kepercayaan penuh bagi kita terhadap keislaman mereka, apakah

benar jin yang mengaku muslim jujur dengan pengakuannya atau dusta?! Kalau benar,

apakah mereka muslim yang baik atau bukan?! Bahkan kita harus waspada dengan tipu

daya mereka.

Berhubungan dengan jin adalah salah satu pintu kerusakan dan berpotensi mendatangkan

bahaya besar bagi pelakunya. Potensi bahaya ini dapat kita pahami dari hadits Qudsi di

mana Rasulullah saw menyampaikan pesan Allah swt:

�$ � # (��4 XY�� �N � j�.����& h+Q���G 8Z=���$ ��& # ( 0����0 ���/ ��@��%<)� # ( 0�9�- # (<=�� #�� ��7 8�� �4�I ) * +,�- # ( 9�I�7�-�$ � # (�� h+��� ��- ��7 #�( %���& h�7<I���$ � #�(�N*�.

�6=���+� � ���� +��\ =- .#�]7 w$�

Dan sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku semua dalam keadaan hanif

(lurus), dan sungguh mereka lalu didatangi oleh setan-setan yang menjauhkan mereka

dari agama mereka, mengharamkan apa yang telah Aku halalkan, dan memerintahkan

mereka untuk menyekutukan-Ku dengan hal-hal yang tidak pernah Aku wahyukan kepada

mereka sedikit pun. (Muslim)

Dalil lain tentang larangan berhubungan dengan jin adalah:

�KQ�5�� # 5$ .�\�/ _���S+� ���7 ������I�� �,$!� ��* �F =k ���7 l������ �,��4 �_�=�-�$ Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan

kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan

kesalahan. (Al-Jin: 6).

Imam At-Thabari dalam tafsirnya menyebutkan: “Ada penduduk kampung dari bangsa

Arab yang menuruni lembah dan menambah dosa mereka dengan meminta perlindungan

kepada jin penghuni lembah tersebut, lalu jin itu bertambah berani mengganggu mereka.

Tujuan seorang muslim melakukan hubungan sosial adalah dalam rangka beribadah

kepada Allah swt dan berusaha meningkatkannya atau untuk menghindarkan dirinya dari

Page 76: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

segala hal yang dapat merusak ibadahnya kepada Allah. Melakukan hubungan dengan jin

berpotensi merusak penghambaan kita kepada Allah yaitu terjatuh kepada perbuatan syirik

seperti yang dijelaskan oleh ayat tersebut. Ketidakmampuan kita melihat mereka dan

kemampuan mereka melihat kita berpotensi menjadikan kita berada pada posisi yang lebih

lemah, sehingga jin yang kafir atau pendosa sangat mungkin memperdaya kita agar

bermaksiat kepada Allah swt.

Bagaimana berhubungan dengan jin yang mengaku muslim? Kita tetap tidak dapat

memastikan kebenaran pengakuannya karena kita tidak dapat melihat apalagi menyelidiki

nya. Bila jin tersebut muslim sekalipun, bukan menjadi jaminan bahwa ia adalah jin

muslim yang baik dan taat kepada Allah.

Di samping itu, tidak ada manusia yang dapat menundukkan jin sepenuhnya (taat

sepenuhnya tanpa syarat) selain Nabi Sulaiman as dengan doanya:

�h =�- �;_�=�� j�' ��� ��7 A'��t 8�a�� N�* ^ �Kb+� 7 8�� ��5�$ 8�� I� +O _�3�� ����� 3�_�5��+� Sulaiman berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan

yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah yang Maha

Pemberi”. (Shad (38): 35).

Maka berhubungan dengan jin tidak mungkin dilakukan kecuali apabila jin itu

menghendakinya, dan sering kali ia baru bersedia apabila manusia memenuhi syarat-syarat

tertentu. Syarat-syarat ini dapat dipastikan secara bertahap akan menggiring manusia jatuh

kepada kemaksiatan, bahkan mungkin kemusyrikan dan kekufuran yang mengeluarkannya

dari ajaran Islam. Na’udzu billah.

Wallahu a’lam.

Referensi:

1. Silsilah Aqidah oleh Umar Sulaiman Al Asyqar

2. Al ‘Aqaid Al-Islamiyah oleh Abdurrahman Hasan Habannakah

3. Tafsir At-Thabari.

---oo0oo---

Sumber: Tim Kajian Manhaj Tarbiyah (dakwatuna.com)

Page 77: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

MENGENAL ALLAH

(MA’RIFATULLAH)

Mungkin ada di kalangan kaum muslimin yang bertanya kenapa pada saat ini kita masih

perlu berbicara tentang Allah padahal kita sudah sering mendengar dan menyebut

namaNya, dan kita tahu bahwa Allah itu Tuhan kita. Tidakkah itu sudah cukup untuk kita?

Tidak. Jangan sekali-kali kita merasa cukup dengan pemahaman dan pengenalan kita

terhadap Allah. Karena, semakin memahami dan mengenaliNya kita merasa semakin

dekat denganNya. Selain itu, dengan pengenalan yang lebih dalam lagi, kita bisa terhindar

dari pemahaman-pemahaman yang keliru tentang Allah dan kita terhindar dari sikap-sikap

yang salah terhadap Allah.

Page 78: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Ketika kita membicarakan makrifatullah, maknanya kita berbicara tentang Rabb, Malik,

dan Ilah kita. Rabb yang kita pahami dari istilah Al-Qur’an adalah sebagai Pencipta,

Pemilik, Pemelihara dan Penguasa. Kata Ilah mengandung arti yang dicintai, yang

ditakuti, dan juga sebagai sumber pengharapan. Makna seperti ini ada di dalam surat An-

Naas (114): 1-3.

Dengan demikian jelaslah bahwa usaha kita untuk lebih jauh memahami dan mengenal

Allah adalah bagian terpenting di dalam hidup ini. Lantas, bagaimana metoda yang harus

kita tempuh untuk bisa mengenal Allah? Apa saja halangan yang senantiasa menghantui

manusia dari mengenalNya? Benarkan kalimat yang mengatakan, “Kenalilah dirimu

niscaya engkau akan mengenali Tuhanmu.” Dari pengenalan diri sendiri, maka ia akan

membawa kepada pengenalan (makrifah) yang menciptakan diri, yaitu Allah. Ini adalah

karena pada hakikatnya makrifah kepada Allah adalah sebenar-benar makrifah dan

merupakan asas segala kehidupan rohani.

Setelah makrifah kepada Allah, akan membawa kita kepada makrifah kepada Nabi dan

Rasul, makrifah kepada alam nyata dan alam ghaib dan makrifah kepada alam akhirat.

Keyakinan terhadap Allah swt. menjadi mantap apabila kita mempunyai dalil-dalil dan

bukti yang jelas tentang kewujudan (eksistensi) Allah lantas melahirkan pengesaan dalam

mentauhidkan Allah secara mutlak. Pengabdian diri kita hanya semata-mata kepada Allah

saja. Ini memberi arti kita menolak dan berusaha menghindarkan diri dari bahaya-bahaya

disebabkan oleh syirik kepadaNya.

Kita harus berusaha menempatkan kehidupan kita di bawah bayangan tauhid dengan cara

kita memahami ruang perbahasan dalam tauhid dengan benar tanpa penyelewengan sesuai

dengan manhaj salafush shalih. Kita juga harus memahami empat bentuk tauhidullah yang

menjadi misi ajaran Islam di dalam Al-Qur’an maupun sunnah, yaitu tauhid asma wa sifat,

tauhid rububiah, tauhid mulkiyah, dan tauhid uluhiyah. Dengan pemahaman ini kita akan

termotivasi untuk melaksanakan sikap-sikap yang menjadi tuntutan utama dari setiap

empat tauhid tersebut.

Kehidupan paling tenang adalah kehidupan yang bersandar terus kecintaannya kepada

Yang Maha Pengasih. Oleh karena itu kita harus mampu membedakan di antara cinta

kepada Allah dengan cinta kepada selainNya serta menjadikan cinta kepada Allah

mengatasi segala-galanya. Apa yang menjadi tuntutan kepada kita ialah kita menyadari

pentingnya melandasi seluruh aktivitas hidup dengan kecintaan kepada Allah, Rasul, dan

jihad secara minhaji.

Di dalam memahami dan mengenal Allah ini, kita seharusnya memahami bahwa Allah

sebagai sumber ilmu dan pengetahuan. Ilmu-ilmu yang Allah berikan itu menerusi dua

jalan yang membentuk dua fungsi yaitu sebagai pedoman hidup dan juga sebagai sarana

hidup. Kita juga sepatutnya menyadari kepentingan kedua bentuk ilmu Allah dalam

pengabdian kepada Allah untuk mencapai tahap takwa yang lebih cemerlang.

Page 79: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Ayat-ayat Allah ada dalam bentuk ayat-ayat qauliyah dan kauniyah. Kedua jenis ayat-ayat

Allah ini terbuka bagi siapa saja yang ingin membaca dan menelitinya. Namun terdapat

berbagai halangan akan muncul di hadapan kita dalam mengenali Allah. Halangan-

halangan ini muncul dalam bentuk sifat-sifat pribadi kita yang bersumberdari syahwat –

seperti nifaq, takabbur, zhalim, dan dusta– dan sifat-sifat yang bersumber dari syubhat –

seperti jahil, ragu-ragu, dan menyimpang. Kesemua sifat-sifat fujur itu akan menghasilkan

kekufuran terhadap Allah swt.

Ahammiyah Ma’rifatullah (Urgensi mempelajari Makrifatullah)

Riwayat ada menyatakan bahwa perkara pertama yang mesti dilaksanakan dalam agama

adalah mengenal Allah (awwaluddin ma’rifatullah). Bermula dengan mengenal Allah,

maka kita akan mengenali diri kita sendiri. Siapakah kita, di manakah kedudukan kita

berbanding makhluk-makhluk yang lain? Apakah sama misi hidup kita dengan binatang-

binatang yang ada di bumi ini? Apakah tanggung jawab kita dan ke manakah kesudahan

hidup kita? Semua persoalan itu akan terjawab secara tepat setelah kita mengenali betul

Allah sebagai Rabb dan Ilah, Yang Mencipta, Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan.

Dalil-dalil:

QS. Muhammad (47): 19

Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah

dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan

perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.

Ayat ini mengarahkan kepada kita dengan kalimat “ketahuilah olehmu” bahwasanya tidak

ada ilah selain Allah dan minta ampunlah untuk dosamu dan untuk mukminin dan

mukminat. Apabila Al-Qur’an menggunakan sibghah amar (perintah), maka menjadi

wajib menyambut perintah tersebut. Dalam konteks ini, mengetahui atau mengenali Allah

(ma’rifatullah) adalah wajib.

QS. Ali Imran (3): 18

Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang

menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan

yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan melainkan Dia, dan telah mengakui pula para

malaikat dan orang-orang yang berilmu sedang Allah berdiri dengan keadilan. Tidak ada

tuhan melainkan Dia Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.

Page 80: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

QS. Al-Hajj (22): 72-73

Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu

melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir

mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka.

Katakanlah, “Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu

neraka?” Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu

adalah seburuk-buruknya tempat kembali.

Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.

Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan

seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas

sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat

lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.

QS. Az-Zumar (39): 67

Mereka tidak mentaqdirkan Allah dengan ukuran yang sebenarnya sedangkan keseluruhan

bumi berada di dalam genggamanNya pada Hari Kiamat dan langit-langit dilipatkan

dengan kananNya. Maha Suci Dia dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka sekutukan.

Tema Perbicaraan Makrifatullah – Allah Rabbul Alamin.

Ketika membicarakan ma’rifatullah, artinya kita sedang membicarakan tentang Rabb,

Malik, dan Ilah kita. Rabb yang kita pahami dari istilah Al-Qur’an adalah sebagai

Pencipta, Pemilik, Pemelihara, dan Penguasa. Sedangkan kata Ilah mengandungi arti yang

dicintai, yang ditakuti, dan juga sebagai sumber pengharapan. Hal ini termaktub dalam

surat An-Naas (114): 1-3. Inilah tema yang dibahas dalam ma’rifatullah. Jika kita

menguasai dan menghayati keseluruhan tema ini, bermakna kita telah mampu menghayati

makna ketuhanan yang sebenarnya.

Dalil-dalil:

QS. Ar-Ra’du (13): 16

Katakanlah, “Siapakah Rabb segala langit dan bumi?” Katakanlah, “Allah.” Katakanlah,

“Adakah kamu mengambil wali selain dariNya yang tiada manfaat kepada dirinya dan

tidak pula dapat memberikan mudarat?” Katakanlah, “Apakah sama orang buta dengan

orang yang melihat? Apakah sama gelap dan nur (cahaya)?” Bahkan adakah mereka

mengadakan bagi Allah sekutu-sekutu yang menjadikan sebagaimana Allah menjadikan,

lalu serupa makhluk atas mereka? Katakanlah, “Allah. Allah yang menciptakan tiap tiap

sesuatu dan Dia Esa lagi Maha Kuasa.”

QS. Al-An’am (6): 12

Page 81: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Katakanlah, “Bagi siapakah apa-apa yang di langit dan bumi?” Katakanlah, “Bagi Allah.”

Dia telah menetapkan ke atas diriNya akan memberikan rahmat. Sesungguhnya Dia akan

menghimpun kamu pada Hari Kiamat, yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang

yang merugikan diri mereka, maka mereka tidak beriman.”

QS. Al-An’am (6): 19

Katakanlah, “Apakah saksi yang paling besar?” Katakanlah, “Allah lah saksi di antara aku

dan kamu. Diwahyukan kepadaku Al-Qur’an ini untuk aku memberikan amaran kepada

engkau dan sesiapa yang sampai kepadanya Al-Qur’an. Adakah engkau menyaksikan

bahawa bersama Allah ada tuhan-tuhan yang lain?” Katakanlah, “Aku tidak menyaksikan

demikian.” Katakanlah, “Hanya Dia-lah Tuhan yang satu dan aku bersih dari apa yang

kamu sekutukan.”

QS. An-Naml (27): 59

Katakanlah, “Segala puji-pujian itu adalah hanya untuk Allah dan salam sejahtera ke atas

hamba-hambanya yang dipilih. Adakah Allah yang paling baik ataukah apa yang mereka

sekutukan?”

QS. An-Nur (24): 35

“Allah memberi cahaya kepada seluruh langit dan bumi.”

QS. Al-Baqarah (2): 255

“Allah. Tidak ada tuhan melainkan Dia. Dia hidup dan berdiri menguasai seluruh isi bumi

dan langit.”

Didukung Dengan Dalil Yang Kuat

QS. Al-Qiyamah (75): 14-15

Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri. Meskipun dia mengemukakan

alasan-alasannya.

Makrifatullah yang sahih dan tepat itu mestilah bersandarkan dalil-dalil dan bukti-bukti

kuat yang telah siap disediakan oleh Allah untuk manusia dalam berbagai bentuk agar

manusia berpikir dan membuat penilaian. Oleh karena itu banyak fenomena alam yang

dibahas oleh Al-Qur‘an dan diakhiri dengan kalimat pertanyaan: tidakkah kamu berpikir,

tidakkah kamu mendengar. Pertanyaan-pertanyaan itu mendudukkan kita pada satu

pandangan yang konkrit betapa semua fenomena alam adalah di bawah milik dan aturan

Allah swt.

Page 82: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Dalil-dalil:

Naqli [QS. Al-An'am (6): 19]

Katakanlah, “Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?” Katakanlah, “Allah.” Dia menjadi

saksi antara aku dan kamu. Dan Al-Qu’ran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia

aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Qur’an

(kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan lain di

samping Allah?” Katakanlah, “Aku tidak mengakui.” Katakanlah, “Sesungguhnya dia

adalah Tuhan yang Maha Esa dan Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu

persekutukan (dengan Allah).”

Aqli, [QS. Ali Imran (3): 190]

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang

terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.

Fitri, [QS. Al-A'raf (7): 172]

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi

mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman),

“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami

menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak

mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap

Ini (keesaan Tuhan).”

Dapat Menghasilkan: peningkatan iman dan taqwa.

Apabila kita betul-betul mengenal Allah mentadaburi dalil-dalil yang dalam, hubungan

kita dengan Allah menjadi lebih akrab. Apabila kita dekat dengan Allah, Allah lebih dekat

lagi kepada kita. Setiap ayat Allah baik ayat qauliyah maupun kauniyah tetap akan

menjadi bahan berpikir kepada kita dan penambah keimanan serta ketakwaan. Dari sini

akan menghasilkan pribadi muslim yang merdeka, tenang, penuh keberkatan, dan

kehidupan yang baik. Tentunya tempat abadi baginya adalah surga yang telah dijanjikan

oleh Allah kepada hamba-hamba yang telah diridhaiNya.

Kemerdekaan [QS. Al-An'am (6): 82]

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman

(syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan; dan mereka itu adalah orang-orang yang

mendapat petunjuk.

Ketenangan [QS. Al-Ra'du (13): 28]

Page 83: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat

Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

Barakah [QS. Al-A'raf (7): 96]

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan

melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan

(ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Kehidupan Yang Baik [QS. Al-Nahl (16): 97]

Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam

keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik

dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik

dari apa yang telah mereka kerjakan.

Surga [QS. Yunus (10): 25-26]

Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-

Nya kepada jalan yang lurus (Islam). Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala

yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan

tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.

Mardhotillah [QS. Al-Bayinah (98): 8]

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya

sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka

dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang

takut kepada Tuhannya.

---oo0oo---

Sumber: Tim Kajian Manhaj Tarbiyah (dakwatuna.com)

Page 84: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

ILMU ALLAH

Mukadimah

Allah swt telah menciptakan dan menjadikan alam ini seluruhnya lengkap dengan sistem

yang menyeluruh. Antara satu sama lain ada perakitan dan manfaatnya sendiri. Allah swt

yang menjadikan semua isi alam ini dari yang sekecil-kecilnya hingga yang paling besar,

yang nyata dan yang ghaib. Dari sifat pengetahuan Allah swt yang Maha Mengetahui

inilah, sehingga Allah swt menjadi sumber ilmu.

Dengan ilmu Allah swt tersebut, kemudian Dia mengajar manusia terhadap apa-apa yang

tidak diketahui menjadi diketahuinya. Ada ilmu Allah swt yang diturunkan secara resmi

kepada Rasul-Nya dan ini kemudian menjadi pedoman hidup (minhajul hayah).

Ada ilmu Allah swt yang diturunkan secara tidak resmi dan ini menjadi sarana hidup

(wasailul hayah).

Kedua ilmu tersebut sangat bermanfaat untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan di

akhirat. Islam mendorong kaumnya untuk menguasai ilmu dunia dan ilmu akhirat. Imam

Syafi’i berkata, "Barang siapa menginginkan dunia maka ada ilmunya. Barang siapa

menginginkan akhirat maka ada ilmunya. Barang siapa menginginkan keduanya, maka

diperlukan ilmu keduanya" (Al-Majmu’, Imam An-Nawawi).

Pembahasan

Dalam asmaul husna Allah swt disebut sebagai Al ‘Alim (Yang Maha Mengetahui).

Bahwasanya ilmu Allah swt tidak terbatas. Dia mengetahui apa saja yang ada di langit dan

di bumi, yang terdahulu, sekarang ataupun yang akan datang, baik yang ghaib maupun

yang nyata: "Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa

saja yang ada di langit dan di bumi. . " (Al Hajj:70)

"Dialah Allah, Yang tiada Tuhan selain Dia. Yang mengetahui yang ghaib dan yang

nyata. Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang" (Al Hasyr:22)

Tak ada satupun yang tersembunyi bagi Allah swt. Sebutir biji di dalam gelap gulita bumi

yang berlapis tetap diketahui Allah swt: "Di sisi-Nya segala anak kunci yang ghaib,

tiadalah yang mengetahui kecuali Dia sendiri. Dia mengetahui apa-apa yang ada di

daratan dan di lautan. Tiada gugur sehelai daun kayu pun, melainkan Dia

mengetahuinya, dan tiada sebuah biji dalam gelap gulita bumi dan tiada pula benda yang

basah dan yang kering, melainkan semuanya dalam Kitab yang terang" (Al An'am:59)

Ilmu Allah swt Maha luas, tak terjangkau dan tak terbayangkan oleh akal pikiran, tiada

terbatas. Dia mengetahui apa yang sudah, dan akan terjadi serta yang mengaturnya.

Page 85: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Manusia, malaikat dan makhluq manapun tak akan bisa menyelami lautan ilmu Allah swt.

Bahkan untuk mengetahui ciptaan Allah saja manusia tidak akan mampu. Dalam tubuh

manusia tak semuanya terjangkau oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Semakin didalami semakin jauh pula yang harus dijangkau, semakin banyak misteri yang

harus dipecahkan, seperti jaringan kerja otak manusia masih merupakan hal yang teramat

rumit untuk dikaji. Belum lagi tentang astronomi, berapa banyak bintang, galaksi di langit,

berapa jauhnya, bagaimana cara mencapainya, proses terjadinya, apakah ada penghuninya,

dsb. Jika kita menatap ke luar angkasa betapa kecil bumi ini bagaikan debu bahkan lebih

kecil dari itu. Andaikan saja ada manusia yang menguasai planet bumi sebagai miliknya

pribadi, maka di hadapan alam di ruang angkasa ini dia hanyalah memiliki debu tak

berarti. Jika saja ada manusia menguasai bumi, dia hanya menguasai debu. Sementara

kekuasaan, kerajaan Allah swt tak akan tertandingi sedikitpun jua.

Allah swt menggambarkan betapa kecil dan tak berdayanya manusia bila dibandingkan

dengan ilmu Allah swt, dengan perumpamaan air laut bahkan tujuh lautan dijadikan tinta

untuk menulis kalimat Allah swt, niscaya tidak akan habis-habisnya kalimat Allah tersebut

dituliskan:

"Katakanlah, kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat

Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku,

meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula" (Al Kahfi:109)

"Dan seandainya pohon-pohon di muka bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta),

ditambahkan kepadanya tujuh lautan lagi, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan)

kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" (Luqman:27).

Allah swt telah menciptakan langit dan bumi dengan segala isi dan peristiwa yang

terkandung di dalamnya merupakan fenomena yang sangat mengesankan dan

menakjubkan akal serta hati sanubari manusia. Itulah alam semesta atau al kaun

(universum). Simaklah firman Allah swt berikut ini:

"Dia lah Allah Yang menciptakan, Yang mengadakan, Yang Membentuk rupa, Yang

Mempunyai Nama-nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit

dan di bumi . Dan Dia lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (Al Hasyr: 24).

Hendaknya manusia senantiasa men-taddaburi ayat-ayat-Nya, baik yang qauliyah maupun

kauniyah. Karena di sana terdapat lautan ilmu-Nya,serta dorongan/ motivasi untuk

mengkaji maupun mengimplementasikannya. "Hai jama'ah jin dan manusia jika kamu

sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak

dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan" (Ar Rahman :33). Dengan ayat ini

manusia akan mengerti jika ingin menembus langit diperlukan energi yang besar.

Maka dengan segala bahan-bahan yang ada di alam ini manusia harus mampu

Page 86: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

mengkonversi energi tersebut. Masih banyak ayat-ayat Al Qur'an yang berkaitan dengan

ilmu pengetahuan dan cabang-cabangnya. Allah swt telah menciptakan alam beserta isi

dan sistemnya dan juga telah mengajarkannya kepada manusia. Dengan mencermati Al

Qur'an, akan melahirkan kajian-kajian yang lebih detail tentang keberadaan ciptaan-Nya.

Timbulnya ilmu pengetahuan, disebabkan kebutuhan-kebutuhan manusia yang

berkemauan hidup bahagia. Dalam mencapai dan memenuhi kebutuhan hidupnya itu,

manusia menggunakan akal pikirannya. Mereka menengadah ke langit, memandang alam

sekitarnya dan melihat dirinya sendiri. Dalam hal ini memang telah menjadi qudrat dan

iradat Nya, bahwa manusia dapat memikirkan sesuatu kebutuhan hidupnya. Telah

tercantum dalam Al Qur'an perintah Allah swt : "Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada

di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-Rasul yang

memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman" (Yunus: 101)

Hasil dari pemikiran manusia itu melahirkan ilmu pengetahuan dengan berbagai

cabangnya. Maka ilmu pengetahuan bukanlah musuh atau lawan dari iman, melainkan

sebagai wasailul hayah (sarana kehidupan) dan juga nantinya yang akan membimbing ke

arah iman. Sebagaimana kita ketahui, banyak ahli ilmu pengetahuan yang berpikir dalam,

telah dipimpin oleh pengetahuannya kepada suatu pandangan, bahwa di balik alam yang

nyata ini ada kekuatan yang lebih tinggi, yang mengatur dan menyusunnya, memelihara

segala sesuatu dengan ukuran dan perhitungan.

Herbert Spencer dalam tulisannya tentang pendidikan, menerangkan sebagai berikut:

"Pengetahuan itu berlawanan dengan khurafat, tetapi tidak berlawanan dengan agama.

Dalam kebanyakan ilmu alam kedapatan paham tidak bertuhan (atheisme), tetapi

pengetahuan yang sehat dan mendalami kenyataan, bebas dari paham yang demikian itu.

Ilmu alam tidak bertentangan dengan agama. Mempelajari ilmu itu merupakan ibadah

secara diam, dan pengakuan yang membisu tentang keindahan sesuatu yang kita selidiki

dan kita pelajari, dan selanjutnya pengakuan tentang kekuasaany Penciptanya.

Mempelajari ilmu alam itu tasbih (memuji Tuhan) tapi bukan berupa ucapan, melainkan

tasbih berupa amal dan menolong bekerja. Pengetahuan ini bukan mengatakan mustahil

akan memperoleh sebab yang pertama, yaitu Allah".

"Seorang ahli pengetahuan yang melihat setitik air, lalu dia mengetahuinya bahwa air itu

tersusun dari oksigen dan hidrogen, dengan perbandingan tertentu, dan kalau sekiranya

perbandingan itu berubah, niscaya air itu akan berubah pula menjadi sesuatu yang bukan

air. Maka dengan itu ia akan meyakini kebesaran Pencipta, kekuasaan dan

kebijaksanaan-Nya. Sebaliknya orang yang bukan ahli dalam ilmu alam, akan melihatnya

idak lebih dari setitik air".

Manusia sejak zaman dahulu telah mengerahkan daya akal untuk menyelidiki rahasia serta

mencari hubungannya dengan kebutuhan dan tujuan hidupnya di atas bumi ini. Maka

lahirlah para ahli ilmu alam seperti astronom, meteorolog, geolog, fisikawan, dsb beserta

para ahli filsafatnya di bidang tersebut.

Page 87: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Penemuan di bidang astronomi menyebabkan kosmologi terbagi dalam dua kelompok,

yaitu kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini statis, dari permulaan

diciptakannya sampai sekarang ini tak berubah dan kelompok yang beranggapan bahwa

alam semesta ini dinamis, bergerak atau berubah.

Kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini dinamis ditunjang oleh ilmu

pengetahuan modern. Menurut teori evolusi, pengembangan seperti dibuktikan oleh

adanya red shift, ditafsirkan bahwa alam semesta ini dimulai dengan satu ledakan dahsyat.

Materi yang terdapat dalam alam semesta itu mula-mula berdesakan satu sama lain dalam

suhu dan kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya berupa proton, neutron, dan

elektron, tidak mampu membentuk susunan yang lebih berat. Karena mengembang, maka

suhu menurun sehingga proton dan neutron berkumpul membentuk inti atom. Kecepatan

mengembang ini menentukan macam atom yang terbentuk.

Para ahli ilmu alam telah menghitung bahwa masa mendidih itu tidak lebih dari 30 menit.

Bila kurang artinya mengembung lebih cepat, alam semesta ini akan didominir oleh unsur

hidrogen. Apabila lebih dari 30 menit, berarti mengembung lambat, unsur berat akan

dominan. Selama 250 juta tahun sesudah ledakan dahsyat, energi sinar dominan terhadap

materi, transformasi di antara keduanya bisa terjadi sesuai dengan rumus Einstein, E =

mc2. Dalam proses pengembungan inienergi sinar banyak terpakai dan meteri semakin

dominan. Setelah 250 juta tahun maka masa dari meteri dan sinar menjadi sama. Sebelum

itu, tidak dibayangkan behwa materi larut dalam panas radiasi, seperti garam larut di air.

Pada masa itu, setelah lewat 250 juta tahun, matei dan gravitasi dominan, terdapat

differensiasi yang tadinya homogen. Bola-bola gas masa galaxi terbentuk dengan garis

tengah kurang lebih 40.000 tahun cahaya dan masanya 200 juta kali massa matahari kita.

Awan gas gelap itu kemudian berdifferensiasi atau berkondensasi menjadi bola-bola gas

bintang yang berkontraksi sangat cepat. Akibat kontraksi sangat cepat. Akibat kontraksi

atau pemadatan itu maka suhu naik sampai 20.000.000 derajat, yaitu threshold reaksi inti,

dan bintang itupun mulai bercahaya. Karena sebagian dari materi terhisap ke pusat

bintang, maka planet dibentuk dari sisa-sisanya. Yaitu butir-butir debu berbenturan satu

sama lain dan membentuk massa yang lebih besar, berseliweran di ruang angkasa dan

makin lama makin besar.

Proses kondensasi bintang pembentukan planet membutuhkan waktu beberapa ratus juta

tahun. Kita mengetahui bahwa bulan bergerak menjauhi bumi, hal ini berarti bahwa

beberapa milyar tahun yang lalu bumi dan bulan itu satu, dan bulan merupakan pecahan

dari bumi yang memisahkan diri. Firman Allah swt:

"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu

keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.

Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka

tiada juga beriman" (Al Anbiya: 30)

Page 88: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Konsep ini jelas menunjang teori kedinamisan alam semesta. Orang Rusia berdasarkan

umur batu bulan, telah menetapkan bahwa bulan berumur 4,5 milyar tahun.

Dalam mempelajari red shift, jarak diukur dengan tahun cahaya, bukan dengan kilometer.

Kecepatan cahaya adalah 300.000 km per detik, sedangkan beberapa galaxi beberapa juta

tahun cahaya jauhnya. Pada waktu kita memandang galaxi yang sangat jauh itu,

sebetulnya kita sedang meneropong jauh ke masa yang silam. Dalam mempelajari galaxi

yang jauhnya satu milyar tahun cahaya, sebetulnya membuktikan bahwa satu milyar tahun

yang lalu alam semesta ini mengembung dengan kecepatan yang lebih tinggi dari

sekarang. Hal ini berarti pula bahwa kita berada di alam semesta yang dinamis, bukan

statis.

Lain daripada itu penurunan kecepatan mengembung meramalkan bahwa pada suatu

waktu pengembungan itu akan berhenti, kemudian berkontraksi, pada akhirnya kembali

kepada situasi kepadatan seperti asalnya lebih kurang lima milyar tahun yang lalu.

Dari uraian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa alam semesta ini mengembung dan

mengempis. Untuk lebih lanjut perhatikan uraian George Gemov dalam bukunya The

Creation of the Universe, hal. 36: ". . . bahwa tekanan raksasa yang terjadi pada

permulaan sejarah alam semesta adalah akibat dari suatu kehancuran yang terjadi

sebelumnya, dan bahwa pengembungan yang sekarang ini sebenarnya hanyalah suatu

gerak kembali yang elastis yang terjadi segera setelah tercapai kepadatan maximun yang

diizinkan. "

Kita tidak mengetahui secara pasti bagaimana besarnya tekanan yang tercapai pada

kepadatan yang maksimum itu, tetapi menurut semua petunjuk tekanan itu sungguh-

sungguh amat tinggi. Besar kemungkinan seluruh massa alam semesta yang mempunyai

kemungkinan bentuk yang bagaimanapun dalam masa pra kehancuran telah dimusnahkan

secara sempurna, dan bahwa atom-atom dan intinya telah dipecahkan menjadi proton,

neutron, dan elektron serta partikel dasar lainnya, jadi tak ada satupun yang bisa

dituturkan tentang masa alam sebelum pemadatan alam semesta itu. Segera setelah

kepadatan massa alam semesta itu mencapai titik maksimum, kepadatan yang sangat

tinggi itu hanya bertahan dalam waktu sebentar saja.

Segala sesuatu yang berada dalam alam semesta adalah ciptaan (makhluq) Allah swt

sebegai refleksi dan manifestasi dari wujud Allah swt dengan segala sifat kesempurnaan-

Nya. Karena itu manusia tidak habis-habisnya mengagumi isi al kaun ini terus mengambil

pelajaran dan ibroh yang bermanfaat dari padanya.

"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada

ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah

berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah

Page 89: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan

sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah" (Al Mulk: 3,4)

Tegaknya langit, keseimbangan benda-benda langit sesuai dengan ciptaan dan

pengaturan dari Penciptanya. "Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan

neraca (keadilan)" (Ar Rahman:7)

"Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika

keduanya akan lenyap tidak tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain

Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun" (Faathir:41)

Ayat di atas menyatakan adanya semacam penahan yang membawa kepada ketenangan

benda-benda langit, meskipun benda-benda langit itu saling bergerak. Hal ini

menunjukkan kenyataan kebenarannya terhadap ummat manusia.

Para ahli fisika sudah cukup lama mengenal gaya gravitasi antara benda-benda bermassa

yang bekerja secara luas dalam alam ini. setelah Issac Newton pada tahun 1686

merumuskan hukum gravitasi, maka orang dapat dengan mudah memahami dan

menerangkan berbagai peristiwa dalam jagad raya ini. Hukum-hukum Kepler yang sudah

ada sebelum Newton, ternyata dapat dipahamkan sebagai akibat saja dari hukum gravitasi

Newton tersebut.

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa universum itu berjalan dengan eksak,

kokoh, teratur, rapi dan harmonis, yang tidak akan ada habis-habisnya menjadi tantangan

yang menakjubkan bagi manusia. Setelah beriman kepada Allah, maka menjadi mudah

bagi kita untuk menerima, bahwa hukum-hukum itu adalah sunatullah atau aturan-aturan

yang telah ditetapkan Allah bagi makhluq-Nya yang tidak berubah-ubah.

"Karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat.

Rencana jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri.

Tiadalah yang mereka nati-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah

berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan menemui

perubahan bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan

bagi sunnah Allah itu. " (Faathir: 43)

Demikianlah, Allah swt telah menciptakan segala sesuatu dengan sempurna, seimbang,

beraturan, sistemik. Maka Dia jualah yang paling tahu hakikat dan tujuan penciptaan-Nya,

dan telah dikabarkannya ciptaan Allah swt itu kepada manusia. Manusia telah

diperintahkan untuk bertafakur atas ciptaan-Nya, sehingga mampu memanfaatkannya. Dan

agar manusia mampu mengenal pencipta-Nya serta mengagungkan-Nya; Dia lah Allah swt

tiada Tuhan selain-Nya. Dengan ilmu-Nya Allah mengajarkan kepada hamba-Nya apa-apa

yang telah diciptakan dengan proses terjadinya, sehingga manusia akan menjadi tahu dan

berilmu. Setelah itu akan lahir cabang-cabang ilmu pengetahuan yang menyebar ke setiap

Page 90: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

penjuru ufuk kehidupan manusia. Dengan ilmunya manusia diharapkan menemukan

kebenaran dan menjadikannya sebagai landasan kehidupan.

"Kami akan memperlihatkan kapada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap

ufuk pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur'an itu adalah

benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia

menyaksikan segala sesuatu?" (Fushshilat: 53).

Ayat-Ayat Qauliyah dan Ayat-Ayat Kauniyah.

Allah swt menuangkan sebagian kecil dari ilmu-Nya kepada umat manusia dengan dua

jalan. Pertama, dengan ath thariqah ar rasmiyah (jalan resmi) yaitu dalam jalur wahyu

melalui perantaraan malaikat Jibril kepada Rasul-Nya, yang disebut juga dengan ayat-ayat

qauliyah.

Kedua, dengan ath thariqah ghairu rasmiyah (jalan tidak resmi) yaitu melalui ilham

kepada makhluq-Nya di alam semesta ini (baik makhluq hidup maupun yang mati), tanpa

melalui perantaraan malaikat Jibril. Kerena tak melalui perantaraan malaikat Jibril maka

bisa disebut jalan langsung (mubasyaratan). Kemudian jalan ini disebut juga dengan ayat-

ayat kauniyah.

Wahyu dalam pengertian ishtilahi adalah: "kalamullah yang diturunkan kepada Nabi-Nabi

dan Rasul-Rasul yang menjadi hudan (petunjuk) bagi umat manusia", baik yang

diturunkan langsung, dari belakang tabir (min wara' hijab) maupun yang diturunkan

melalui malaikat Jibril, seperti firman Allah swt:

"Tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali

dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seseorang

(malaikat) lalu diwahyukan kepadanya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha

Tinggi lagi Maha Bijaksana" (Asy Syura:51)

Pengertian wahyu secara ishtilahi perlu dipertegas karena ma'na wahyu secara lughawi

memiliki pengertian yang bermacam-macam, antara lain:

1. Ilham Fithri, seperti wahyu yang diberikan kepada ibu Nabi Musa untuk menyusukan

Musa yang masih bayi. "Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; susuilah dia, dan apabila

kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). . . " (Al Qashash:7).

2. Insting Hayawan, seperti wahyu yang diberikan kepada lebah untuk bersarang di

bukit-bukit, pohon-pohon, dan dimana saja dia bersarang. "Dan Tuhanmu mewahyukan

kepada lebah: buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-

tempat yang dibikin manusia" (An Nahl:68).

Page 91: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

3. Isyarat, seperti yang diwahyukan oleh Nabi Zakaria kepada kaumnya untuk bertasbih

pagi dan sore. "Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat

kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang" (Maryam:11).

4. Perintah Allah kepada malaikat, untuk mengerjakan sesuatu seperti perintah Allah

kepada malaikat untuk membantu kaum muslimin dalam perang Badr. "(Ingatlah), ketika

Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat; Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka

teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman. . . " (Al Anfal:12).

5. Bisikan syaithan

". . . Sesungguhnya syaithan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka

membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi

orang-orang yang musyrik" (Al An'am :121).

Dalam ayat tersebut ada kata layuhuna (mewahyukan) yang berarti membisikkan. Hadits

Qudsi juga termasuk dalam wahyu (hadits yang maknanya dari Allah swt, sedangkan

redaksinya dari Rasulullah saw), dan hadits Nabawi, (makna dan redaksinya dari

Rasulullah saw) karena pada hakekatnya apa saja yang berasal dari Rasulullah saw

mempunyai nilai wahyu, firman Allah swt:

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya

bagimu maka tinggalkanlah dia; dan bertaqwa-lah kepada Allah. Sesungguhnya Allah

sangat keras hukumannya" (Al Hasyr:7)

Ayat-ayat qauliyah mengisyaratkan kepada manusia untuk mencari ilmu alam semesta

(ayat-ayat kauniyah), oleh sebab itu manusia harus berusaha membacanya, mempelajari,

menyelidiki dan merenungkannya, untuk kemudian mengambil kesimpulan. Allah swt

berfirman: "Bacalah (ya Muhammad) dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia

telah menciptakan manusia dari ‘alaq. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.

Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan alam. Dia mengajarkan kepada manusia

apa yang tidak diketahuinya" (Al ‘Alaq:1-5).

"Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan padanya semua buah-buahan

berpasang-pasangan. Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang

demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan" (Ar

Ra'du:3)

"Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian tanah yang berdampingan, dan kebun-kebun

anggur, tanam-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang,

disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas

Page 92: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat

tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir" (Ar Ra'du:4)

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan

siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang

mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka

memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):Ya Tuhan kami, tiadalah

Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari

siksa neraka. " (Ali Imran:190-191).

Dengan mempelajari, mengamati, menyelidiki dan merenungkan alam semesta (al kaun)

dengan segala isinya, manusia dapat melahirkan berbagai disiplin ilmu seperti:

Kosmologi, Astronomi, Botani, Meteorologi, Geografi, Zoologi, Antropologi, Psikologi

dsb. Sedangkan dari mempelajari wahyu manusia melahirkan berbagai disiplin ilmu

seperti: Tafsir, Ilmu Tafsir, Hadits, Ilmu Hadits, Fiqih, Ushul Fiqih dsb.

Dengan memahami bahwa semua ilmu itu adalah dari Allah swt maka dalam mendalami

dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan pun (al kaun) harus mengacu firman Allah swt

sebagai referensi, sehingga akan semakin meneguhkan keimanan. Selain itu penerapan

ilmu pengetahuan dan teknologi akan terkendali serta mengenal adab. Sebagai misal

dalam dunia teknologi kedokteran, pengalihan sperma ke sebuah rahim seorang wanita

(dalam proses bayi tabung) maka harus memperhatikan sperma itu diambil dari siapa dan

diletakkan ke rahim siapa. Proses kesepakatan, perizinan juga harus jelas. Jangan sampai

bayi lahir menjadi tidak jelas nasabnya. Di bidang astronomi tidak boleh diselewengkan

untuk meramal nasib, padahal antara keduanya tak ada hubungan sama sekali. Dalam hal

menikmati keindahan alam, akan menjadi suatu kedurhakaan jika dalam menikmatinya

dengan membangun vila-vila untuk berbuat maksiat. Namun seorang mu'min menjadikan

alam semesta untuk tafakur agar dekat dengan-Nya.

Konsep Kebenaran Ilmu

Wahyu (al Qur'an dan as Sunnah) memiliki nilai kebenaran yang mutlak (al haqiqah al

muthlaqah) karena langsung berasal dari Allah swt dan Rasul-Nya. Tetapi pemahaman

terhadap wahyu yang memungkinkan beberapa alternatif pemahaman tidaklah bersifat

mutlak. Sedangkan ilmu yang didapat dari alam semesta memiliki nilai kebenaran yang

nisbi (realtif) dan tajribi (eksprimentatif) atau dengan istilah al haqiqah at tajribiyah.

Kebenaran yang mutlak harus dijadikan burhan atau alat untuk mengukur kebenaran yang

nisbi, jangan sampai terbalik, justru kebenaran yang mutlak diragukan karena

bertentangan dengan kebenaran yang nisbi (relatif dan eksprimentatif). Sejarah ilmu

pengetahuan sudah membuktikan bahwa suatu penemuan atau teori yang dianggap benar

pada satu masa digugurkan kebenarannya pada masa yang akan datang. Hal itu disebabkan

keterbatasan manusia. Dalam mengamati, menyelidiki dan menyimpulkan segala

fenomena yang ada di alam semesta. Oleh sebab itu jika terjadi pertentangan antara

kesimpulan yang didapat oleh manusia dari al kaun dengan wahyu, maka yang harus

dilakukan adalah menguji kembali kesimpulan tersebut, atau menguji kembali pemahaman

Page 93: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

manusia terhadap wahyu. Logikanya, wahyu dan alam semesta semuanya berasal dari

Allah swt yang Maha Benar, mustahil terjadi pertentangan satu sama lain.

Hikmah Mengimani Ilmu Allah Swt

Pertama, membuat manusia sadar bahwa betapa tidak berarti dirinya dihadapan Allah swt,

sebab seluruh ilmu yang dimiliki manusia adalah ibarat setitik air laut dibandingkan

dengan air laut secara keseluruhan. Oleh karena itu manusia tidak ada alasan untuk

sombong dan menjadikan ilmu menjadi penyebab kekufuran dan kedurhakaan kepada

Yang Maha Mengetahui segalanya. Seharusnya manusia menjadikan ilmu untuk alat ber-

taqarub kepada-Nya, sebagaimana perilaku para ulil albab.

Kedua, dengan menyadari bahwa ilmu Allah swt sangat luas, tidak ada satupun (betapa

pun kecil dan halusnya) yang luput dari ilmu-Nya, maka manusia akan dapat mengontrol

tingkah laku, ucapan dan amalan batinnya sehingga selalu sesuai dengan yang diridhai

Allah swt.

Ketiga, keyakinan terhadap ilmu Allah swt akan menjadi terapi yang ampuh untuk segala

penyelewengan, penipuan dan kemaksiatan lainnya. Maka dalam pemahamannya adalah

dengan mengaplikasikan sifat Allah swt tsb dalam kehidupan nyata sehari hari, berusaha

melaksanakan perintah dan larangan-Nya baik di tempat ramai maupun sunyi. Kita tidak

lagi terpengaruh dengan "diketahui" atau "tidak diketahui" oleh orang lain untuk

melakukan atau meninggalkan sesuatu. Karena kita menyadari betapa Allah swt Maha

Mengetahui yang pasti selalu melihat, mendengar, memperhatikan apa yang kita lakukan

di mana dan kapan saja.

Di zaman salafus shalih, kita masih ingat kisah seorang gadis shalihah dengan ibunya

yang menjual susu. Suatu saat ibunya menyuruh dagangannya untuk dicampur dengan air,

agar mendapatkan untung yang lebih. Namun puterinya menolak. "Bukankah Khalifah

Umar tidak melihat?" kata sang ibu. "Tapi Tuhannya Umar mengetahui, Bu!" kata

putrinya. Tak disangka percakapan itu didengar Umar bin Khaththab. Maka gadis shalihah

tsb dipinang untuk putera Umar sang Khalifah. Dan kitapun tahu persis bahwa dari

seorang wanita shalihah tersebut, akhirnya menurunkan (cucu) tokoh, Umar Bin Abdul

‘Aziz yang legendaris.

Juga kisah seorang anak gembala dengan sekian banyak gembalaan milik tuannya. Suatu

saat Umar bin Khathab menguji kekuatan muraqabatullah-nya. Dikatakan kepada anak tsb,

bahwa kambingnya akan dibeli dengan harga yang lebih. Namun anak itu menolak.

"Kamu bisa mengatakan kepada tuanmu kambingnya dimakan binatang buas!" kata Umar

ra. "Lantas dimana Allah?" tanya anak tersebut. Subhanallah. . .

Sebenarnya bagi seorang muslim yang sudah ber-iltizam akan selalu merasa tenang,

bahagia karena segala amal kebaikannya tidak akan dirugikan sedikitpun baik diketahui

Page 94: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

ataupun tidak oleh orang lain, kerena dia yakin bahwa Allah swt telah mengawasinya.

Sehingga seorang al akh ash shadiq akan senantiasa beramal dengan ikhlas karena Allah

swt semata, bukan karena murabbinya, apalagi karena calon istri atau pun mertuanya.

Tidak bangga karena pujian, tidak merasa lemah karena celaan. Tetap semangat walau tak

diketahui orang, tak takabur ketika dilihat banyak orang. Juga tak takut dengan

kegagalannya, atau tak bangga diri dengan keberhasilannya. Apapun yang terjadi tak akan

mengoncangkan jiwanya, atau merusak muamalah dengan saudaranya (karena mungkin

saudara kita telah menilai salah terhadap diri kita), atau bahkan membahayakan

aqidahnya.

"Dan katakanlah; bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min

akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang

Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa

yang telah kamu kerjakan" (At Taubah:105)

Page 95: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

PENJELASAN RASMUL BAYAN

1. Allah.

1.1. Yang Maha Pencipta.

Dalil :

• Q. 25:2, Tuhan yang menguasai pemerintahan langit dan bumi, dan yang tidak

mempunyai anak serta tidak mempunyai sembarang sekutu dalam pemerintahan-Nya, dan

Dialah yang menciptakan tiap-tiap sesuatu lalu menentukan keadaan makhluk-makhluk

itu dengan ketentuan takdir yang sempurna.

1.2. Yang Maha Bijaksana.

Dalil :

• Q. 67:14, Tidakkah Allah yang menciptakan sekalian makhluk itu mengetahui (segala-

galanya)? Sedang Ia Maha Halus urusan pentadbiran-Nya lagi Maha Mendalam

Pengetahuan-Nya.

2. Jalan Formal.

2.1. Dengan Wahyu.

Penjelasan :

• Secara resminya ilmu Allah kepada makhluk adalah memberikan wahyu kepada para

Rasul alaihissalam.

Dalil :

• Q. 3:38, Ketika itu Nabi Zakaria berdoa kepada Tuhannya, katanya : “Wahai Tuhanku.

Kurniakanlah kepadaku dari sisi-Mu anakt keturunan yang baik, sesungguhnya Engkau

senantiasa Mendengar (menerima) doa permohonan”.

2.2. Memerlukan Rasul.

Penjelasan :

Penurunan wahyu ini bukanlah kepada sembarang orang, bahkan kepada mereka yang

dipilih oleh Allah untuk melaksanakan tujuan demikian. Para Rasul adalah mereka yang

terpilih untuk menerima wahyu-wahyu yang telah diturunkan itu.

Page 96: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Dalil :

• Q. 42:53, Yaitu jalan Allah yang memiliki dan menguasai segala yang ada di langit dan

yang ada di bumi. Ingatlah ! Kepada Allah jualah kembali segala urusan.

2.3. Ayat Qauliyah.

Penjelasan :

Wahyu yang diturunkan itu merupakan kitab langsung dari Allah berkenaan dengan suatu

perkara yang kita namakan sebagai ayat qauliyah.

Dalil :

• Q. 55:1-2, (Tuhan) Yang Maha Pemurah serta melimpah-limpah rahmat-Nya. Dialah

yang telah mengajarkan Al Qur’an.

• Q. 96:1, Bacalah (wahai Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang menciptakan

(sekalian makhluk).

2.4. Berfungsi sebagai Pedoman Hidup.

Penjelasan :

Ilmu-ilmu dari wahyu ini berfungsi sebagai pedoman hidup bagi manusia atau minhajul

hayat.

Dalil :

• Q. 3:19, Sesungguhnya agama (yang benar dan diridhai) di sisi Allah ialah Islam. Dan

orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberikan Kitab itu tidak berselisih (mengenai

agama Islam dan enggan menerimanya) melainkan setelah sampai kepada mereka

pengetahuan yang sah tentang kebenarannya, perselisihan itu pula) semata-mata karena

hasad dengki yang ada dalam kalangan mereka. Dan (ingatlah), siapa yang kufur ingkar

akan ayat-ayat keterangan Allah, maka sesungguhnya Allah amat segera hitungan

hisabNya.

• Q. 3:85, Dan siapa yang mencari agama selain agama Islam, maka tidak akan diterima

daripadanya dan ia pada hari akhirat kelak dari orang-orang yang rugi.

2.5. Kebenarannya Mutlak.

Dalil :

• Q. 2:147, Kebenaran (yang datangnya kepadamu dan disembunyikan oleh kaum Yahudi

dan Nasrani) itu (wahai Muhammad) adalah datangnya dari Tuhanmu, oleh karena itu

jangan sekali-kali engkau termasuk dalam golongan orang-orang yang ragu-ragu.

Page 97: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

• Q. 41:53, Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di

segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al

Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi

atas segala sesuatu?

3. Jalan Non Formal.

3.1. Dengan Ilham.

Dalil :

• Q. 90:5, Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorangpun yang

berkuasa atasnya?

3.2. Langsung.

Dalil :

• Q. 2:31, Dan ia telah mengajarkan Nabi Adam akan segala nama benda-benda dan

gunanya, kemudian ditunjukkannya kepada malaikat lalu Ia berfirman : “Terangkanlah

kepada-Ku nama benda-benda ini semuanya jika kamu golongan yang benar”.

• Q. 55:4, Dialah yang telah membolehkan manusia (bertutur) memberi dan menerima

kenyataan.

3.3. Ayat Kauniyah.

Dalil :

• Q. 3:190, Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi, dan pada pertukaran malam

dan siang, ada tanda-tanda (kekuasaan, kebijaksanaan dan keluasan rahmat Allah) bagi

orang-orang yang berakal.

• Q. 41:53, Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di

segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al

Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi

atas segala sesuatu?

3.4. Berfungsi sebagai Sarana Hidup.

Dalil :

• Q. 11:61, 61. Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shalih. Shalih berkata:

"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah

menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], karena

Page 98: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku

Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."

[726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan

dunia.

3.5. Kebenaran Eksperimen.

Dalil :

• Q. 10:36, Dan kebanyakan mereka, tidak menurut melainkan sesuatu sangkaan saja,

(padahal) sesungguhnya sangkaan itu tidak dapat memenuhi kehendak menentukan

sesuatu dari kebenaran (i’tiqad). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui akan apa yang

mereka lakukan.

3.6. Untuk Manusia agar Beribadah.

Dalil :

• Q. 51:56, Dan (ingatlah) Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk

mereka menyembah dan beribadah kepada-Ku.

---oo0oo---

Sumber: tarbiyahklatenutara.blogspot.com

Page 99: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

MENGENAL AGAMA ISLAM

(MA’RIFATU DINIL ISLAM)

I. MAKNA AD-DIIN

Penjelasan Rasmul Bayan

Pengertian Ad-Din ternyata lebih luas dari apa yang kita kenal selama ini, secara etimologi

mencakup beberapa hal, antara lain:

• As-Sulthah wal Al-Qahru yang artinya kekuasaan atau memaksa. Dintu al-qauma artinya

aku paksa kaum itu atau aku kuasai. • Tunduk kepada kekuasaan itu.

• Undang-udang yang bersumber dari kekuasaan tersebut.

• Balasan bagi orang yang taat kepada undang-undang tersebut dan siksa bagi yang tidak

taat.

Narasi

Ternyata pengertian Ad-Diin tidak sesederhana yang kita pahami selama ini dan yang

beredar di antara masyarakat. Yang sering diartikan sebagai agama yang mengatur

hubungan antara seorang hamba dengan Penciptanya. Bahkan secara bahasa saja, ad-Din

memiliki cakupan arti yang sangat luas, sesuai dengan substansinya. Yang di antaranya:

Page 100: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

• As-Sulthah wal Al-Qahru (Kekuasaan atau Memaksa).

Seperti kata orang Arab, Dintu al-Qauma artinya aku paksa kaum itu atau aku kuasai.

Maksudnya ketika seseorang memeluk dan mengikuti suatu ad-Diin, ia telah menyerahkan

dirinya untuk dikuasai olehnya dan pada gilirannya bersedia dipaksa untuk menjalankan

aturan-aturan. Tentu saja hal itu dilandasi oleh keyakinan terhadap kebenaran yang ada

padanya dan keyakinan bahwa ia akan mendapatkan apa yang diinginkannya yang berupa

kebahagiaan.

Allah berfirman kepada orang-orang kafir, jika mereka mampu mengembalikan ruh ke

jasad setelah dicabut dan dipisahkan darinya. Kenyataannya mereka tidak mampu, karena

mereka tidak memiliki kekuasaan untuk itu. Allah yang memiliki kekuasaan. Firman

Allah,

�,$ I�[ � 9 ^ ��b���$ #b N�7 �� %���� 3�I+��- � >�=�$ ,���N*�'�7 �I %�O # 0 N4 +,�� ^ ����/

“Maka Mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)? Kamu tidak mengembalikan

nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?” (Al-Waqi’ah:

85-86).

• Tunduk kepada Kekuasaan itu.

Konsekuensi dari mengikuti sebuah ad-Diin adalah ketundukan terhadap semua ajaran dan

aturannya. Dan seseorang dikatakan tidak menjadi pemeluk agama dengan baik manakala

tidak tunduk dan taat menjalankan aturannya. Ini berlaku bagi semua ad-Din atau yang

dianggap sebagai ad-Din yang mencakup semua ideologi, aliran, dan kepercayaan.

Kenyataannya bahwa semua orang yang mengikuti sebuah ideolog atau kepercayaan,

mereka akan tunduk kepada kepercayaannya itu, kendatipun ia –menurut banyak orang-

sebagai aliran dan ideologi sesat. Itulah yang terjadi di beberapa aliran, bahkan

pengikutnya rela mati selama mereka yakin bahwa hal itu adalah implementasi dair

ketundukan.

• Undang-udang yang Bersumber dari Kekuasaan tersebut.

Ad-Diin juga indentik dengan semua aturan dan undang-undang dari Sulthah (kekuasaan).

Karena setiap kekuasaan pasti mempunyai undang yang berlaku bagi yang dikuasainya

demi tercapainya keinginan dari kekuasaan itu.

Allah menceritakan kisah nabi Yusuf bersama saudara-saudaranya. Yusuf membuat

skenerio seolah-olah saudaranya mencuri piala miliknya agar bisa bertemu dengan

saudaranya itu. Dan tidak sepatutnya baginya untuk menghukum saudanya itu dengan

undang-undang kerjaaan. Allah berfirman,

Page 101: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�'���/ �;���?�4 ��%�G�- iY��&�$ ��7 ��(���I r�0 � _�#u ��%�G�- iY��&�$ �� ��� #�(�0�%�& $�:�� �- p�/ I�= �_��� XY��)�* +,�- ^�� �;���"+� ��*�. 8�/ w��G�- �? G+:�%�� �,��4 ��7 �o �� %�� ��= '�4R#%���& �#+��& j�! _��4 �v ��/�$ �Y��)�= ��7 AE������.

“Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung

saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya.

Demikianlah kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf. Tiadalah patut Yusuf menghukum

saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendaki-Nya. kami

tinggikan derajat orang yang kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang yang

berpengetahuan itu ada lagi yang Maha Mengetahui.” (Yusuf: 76).

Allah berfirman,

��*�. �8���$ #b N*�. #b��

“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (Al-Kafirun: 6)

Kalau dilihat dari sebab turunnya ayat tersebut, yang dikehendaki orang-orang kafir

Qurasy bukanlah agar Nabi memeluk agama mereka dan mereka memeluk agama Islam.

Akan tetapi cukup dengan menjalankan aturan dan ibadah selama satu tahun secara

bergantian.

• Balasan bagi Orang yang Taat kepada Undang-undang tersebut dan Siksa bagi

yang Tidak Taat.

Ad-Diin juga bermakna balasan bagi siapa yang taat menjalankan aturan itu serata siksa

bagi siapa yang tidak taat. Allah berfirman di surat Al-Fatihah, di mana Yaum Ad-Diin

artinya hari kiamat dan hari pembalasan. Allah menisbatkan kekusaan kepada hari

Pembalasan karena pada hari itu tidak ada lagi klaim kekuasan selain klaim Allah. Karena

tidak seorang makhluk pun yang dari melakukan sesuatu tanpa izin Allah.

��*_�'� �C ��* �;����7

“Yang menguasai di hari Pembalasan .” (Al-Fatihah: 4).

Page 102: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

II. MAKNA ISLAM

Secara etimologis, kata Islam berasal dari salima, kata ini memiliki banyak pengertian, di

antaranya:

1. Aslama, artinya menundukkan wajah.

2. Istaslama, artinya berserah diri.

3. Saliim, artinya bersih, sehat, dan suci.

4. Salaam, artinya selamat dan sejahtera.

5. Silmun, artinya perdamaian.

Sedangkan sebagai terminologI, Islam sebagai agama bermakna:

1. Wahyu Allah

2. Agama para nabi dan rasul

3. Minhajul hayah, pedoman hidup.

4. Undang-undang Allah yang ada di Kitab-Nya dan Sunnah Rasul-Nya.

5. Jalan yang lurus

6. Keselamatan di dunia dan akhirat

Dengan pengertian ini, yakni baik secara etimologi dan terminologi, maka Islam adalah:

1. Agama Kebenaran

2. Agama Allah

3. Agama Islam

Sebagai agama yang datang dari Allah yang diperuntukkan sebagai pedoman hidup

manusia. Maka Islam adalah agama serta tinggi dan tidak ada yang menandingi

ketinggiannya.

Narasi

Islam secara etimologis memiliki makna salima. Kata ini sendiri mempunyai banyak

pengertian. Di antaranya adalah:

1. Menundukkan Diri (Aslama)

Aslama yang artinya menundukkan diri dan wajah. Islam berarti menundukkan diri dan

wajah kepada Allah. Wajah merupakan simbul kebanggaan seseorang. Allah berfirman,

�B�] "�r�� #b_ ��� #4 .�' " * �?�5 #�5�� ��/ ��7 #4� 9+:�*�$ �Q_�0�9�$ $ I�� [�9 +,�� ��������7_���] 7 �B�b�Mc�"+� ���7 A~^g

Page 103: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan

dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama

Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.” (Ali

Imran: 125).

2. Berserah Diri (Istaslama)

Istaslama berarti berserah diri kepada Allah secara tulus dan taat, karena tidak ada

kekuatan dan daya yang dimiliki kecuali kekuatan dan daya itu milik Allah. Dan pada

dasarnya semua makhluk berserah diri kepada Allah. Langit dan bumi berserah diri

kepada Allah. Allah berfirman,

�6=��] ��� �� *�'����+�����$ ��_��� ^�� �,$ ' � ��9 ^ ��%�M�I ��� 8�N�� �v���%�7 ��=+?�G�- +!���$ �Uc_�[� � "%���-�$ �6N ] � �W�_�N��� �����$ ���4��]�"+��$ ��7��0�%+��$ ��� IQ+� j�!�$

u �U��4_�\� � 9g�$�,� ��I � 7 # 0 =�-�$ #b N�7 c%���� ^�� # 0 %_�����9 _�#

“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-

lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun

terpaksa dan Hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.” (Al-Baqarah: 83).

Ayat tersebut menunjukan bahwa agama Islamlah yang patut menjadi pilihan, sebagimana

ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Bukhari :

��� � * � �$ �� ��* C�c �ik

“Islam itu tinggi tidak ada yang melampui ketinggiannya.”

3. Suci, bersih (Saliimun)

Saliim artinya bersih dan suci. Baik yang berkaitan dengan kebersihan lahir maupun batin.

Allah berfirman tentang kondisi hari Kiamat. Di mana manusia tidak akan mendapatkan

manfaat dari apa yang dimilikinya di dunia, kecuali yang hatinya bersih dari kesyirikan

dan kemunafikan.

�#%���� ��+��Q�� ��_��� ��9�- ��7 ^��

Page 104: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

”Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (As-Syu’ara:

89).

4. Selamat, sejahtera (Salaamun)

Salaamun artinya keselamatan atau kesejahteraan. Ini bisa dipahami bahwa Islam

menjanjikan keselamatan dan kesejahteraan bagi pemeluknya, baik di dunia maupun di

akhirat. Keselamatan dan kesejahteraan menjadi ucapan yang disampaikan seseorang

kepada saudaranya ketika bertemu.

%���& RCc�� +�Q�/ ��N�9��*q�� �,� N�7 J * ��*�?_�� �PXY��� �!���$ ����& #b_ ��� ���0�4 #b �w�' ��� ��7 �3��9 _�#u AB����(�S�� �Y� � #b N�7 ���"�& ��7 �_�=�- �B�" �_�I� ��i]+ �=R#%���� R�� �O �_�=�:�/ ���� ��-�$

“Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami itu datang kepadamu, Maka

katakanlah: "Salaamun alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang,

(yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran

kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan,

maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-An’am: 54).

5. Perdamaian (Salmun)

#4�I�0�* ����$ #b���7 �_����$ �, ��� &t # 0 =�-�$ �#+�_�]� ����� � & '�9�$ � N�(�9 c�/ #b����" &�-

“Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah pun

bersamamu dan dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu.”

(Muhammad: 35).

Dengan pengertian secara etimologis ini dapat disimpulkan bahwa Islam memiliki sifat

yang dibawanya yaitu berserah diri dan mewujudkan perdamaian yang menjadi misi

Islam. Hidup dengan damai dalam naungan rahmat Allah

• Wahyu Ilahi

Dari pengertian etimologis ini, maka Islam merupakan suatu manhaj, sistem, dan aturan

hidup yang menyeluruh dan lengkap. Yang paling layak untuk memberi jaminan

Page 105: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

keselamatan dan kesejahteraan bagi pemeluknya. Panduan hidup itu bersumber dari

firman Allah dan sunnah Rasulullah. Ucapan Rasul sebagai pedoman hidup sejatinya

adalah wahyu ilahi. Firman Allah,

���� * R8 ��$ ^�� �� 5 +,��

”Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (An-Najm:

4).

^�� �;�� ��� ��N+��� ��- ��7�$ # 0 N4 +,�� �I+4_�?� �� 5�- ���: ���/ #�( %���� 8��� = ^����� �,� "�� ��9

”Kami tiada mengutus Rasul Rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa

orang-laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, Maka tanyakanlah olehmu kepada

orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada Mengetahui.” (Al-Anbiya”: 7).

• Agama para Nabi dan Rasul

Wahyu yang disampaikan kepada nabi dan rasul itu bersumber dari Allah yang satu, maka

esensi dari risalah yang mereka bawa pun satu. Yaitu mengesakan Allah. Maka semua

nabi dan rasul yang diutus untuk menyampaikan risalah kepada manusia itu pun memiliki

misi yang sama. Bahwa semua nabi mengemban risalah Islam. Dan akhir dari para rasul

itu adalah Muhammad saw.

Allah menjelaskan misi semua rasul itu,

# ( N�"�/ �E�O�_��� � ��N�0 ��$ ��_��� $ ' � & �,�- ^� ��� AB_�7- _��4 8�/ ��N+����� '�Q���$ �H �t 8�/ $ mi]�/ B��c_�z� �� %���& h_�Q�� ��7 # ( N�7�$ �_��� ��'�5 ��7����_�?�b "+� B������& �,��4 �o %�4 $ IT =��/

”Dan sungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):

"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-

orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah

pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah

bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (An-Nahl: 36)

Page 106: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Bahkan nabi Isa pun tidak penah menyuruh kaumnya untuk mengangkat diri dan ibunya

menjadi tuhan selain Allah.

Allah berfirman,

�� %�(���� �8_�7-�$ 8�=$?�r_�9 �W�_�N��� �h+�� �h =�-�- �#�* I�7 �� � ��]%�& ��* �_��� ����� +!���$ +,�� _�V�>�� 8�� �F %�� ��7 �����- +,�- 8�� ,�b�* ��7 �;�=��> � � ����� ��_��� �,$ . ��7

��9 ��0 "���& '�Q�/ � 0+�� h N4 �;_�=�� �;i]+ �= 8�/ ��7 #�� &�- ^�$ 8i]+ �= 8�/ ��7 #���3� % a+� Cc�& �h =�- , 8_���� ��_��� $ ' � & �,�- ���� 8�N�9 I�7�- ��7 ^�� # (�� h+�� ��7

�h =�- �h N4 8�N�0 %_�/���9 �_�"���/ #�(%�/ h 7 . ��7 6'%�(�d #�( %���& h N4�$ #b_�����$ R'%�(�d �Y 8�d _��4 ����& �h =�-�$ #�( %���& ��%��_�I�

”Dan (Ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu

mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah Aku dan ibuku dua orang Tuhan selain

Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang

bukan hakku (mengatakannya). jika Aku pernah mengatakan Maka tentulah Engkau

mengetahui apa yang ada pada diriku dan Aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri

Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib." Aku tidak

pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku

(mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah Aku

menjadi saksi terhadap mereka, selama Aku berada di antara mereka. Maka setelah

Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang Mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha

menyaksikan atas segala sesuatu.” (Al-Maidah: 116-117)

• Pedoman Hidup (Minhajul Hayah)

Ad-Diin berfungsi sebagai minhajul hayah atau pedoman hidup. Di mana, manusia akan

dapat menjalani kehidupan ini dengan benar apabila menjadikannya sebagai panduan

hidupnya. Sebaliknya, ia akan tersesat dari kebenaran manakala jauh darinya dan mencari

pedoman lain selain pedoman Islam. Sebab Islam datang dari Allah yang Mahatahu akan

kebaikan dan keburukan bagi hamba-Nya. Allah telah ridha Islam sebagai panduan hidup

kita. Firman Allah,

Page 107: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

#b�� h%�����$ 8�0�" ��= #b %���& h "�" 9�-�$ #b�N*�. #b�� h+��"+4�- �C ��%+��6N*�. �Cc �k

“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan

kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (Al-Maidah: 3).

• Undang-udang Allah yang Ada di Kitab-Nya dan Sunnah Rasul-Nya

Karena fungsinya sebagai pedoman hidup, maka ia harus bersumber dari Pembuat hidup

itu sendiri. Allah telah menurunkan panduan itu dalam bentuk kitab-kitab suci yang

diturunkan kepada para nabi-Nya. Di sini kitab suci menjadi acuan bagi manusia untuk

mengarungi hidup. Dalam konteks Al-Qur’an, maka kitab suci terakhir ini pun menjadi

pedoman bagi manusia. Termasuk sunnah Rasulullah yang sesunggunnya wahyu juga,

namun ia disampaikan melalui redaksi Nabi. Kita meyakini bahwa seluruh amal perbuatan

Nabi tidak bersumber dari nafsu beliau, namun mendapat bimbingan ilahi.

�� 5 +,������ * R8 ��$ ^��

”Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (An-Najm:

4).

�6N�" %�( 7�$ �3��0�b+� ���7 �� *�'�* �� %�� ��"�� �K�_�'�[ 7 _�V�>+���� �3��0�b+� �; %���� ��N+��\ =�-�$�\ =�- ��"�� # (�N %�� #b ���/ �� %���& _�V�>+� ���7 �PXY��� �_�"�& # 5XY�� 5�- p��_�0�9 ^�$ �_��� ��

KU�'���$ KB_�7- #b�����S�� �_��� XY��d ����$ �6���( N�7�$ KB�& I�d #b N�7 ��N+����� _��b�� I�7 ��_��� ����� �E�I %�r+� �Q���0 ���/ #4��9g ��7 8�/ #4��� ��%�� ��b���$ #b ���

�,� ���0 r�9 ��%�/ # 0 N4 ��"�� #b1_���N %�/ �6�%�"�� , �_��� ���\ =�- ��"�� # (�N %�� #b � �,�-�$ +,�2�/ �; %���� �_��� ���\ =�- ��7 �� ��� ��& �P� N�0+ �* +,�- # 5 ��? ��$ # 5XY�� 5�- p��_�0�9 ^�$

�"_�=�- #�� &��/ �_�����9 ���7 6m���4 _�,���$ #�(��� =! �� ����� # (��%�[ * +,�- �_��� '*�I * �

Page 108: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�,�Q���� �� �W�_�N� , �6"+b � ��_��� ���7 ��] ��- ��7�$ �,� a ��* �B_�%���5��S+� �#+b >�/�-�,� N��� * �C ��Q��

“Dan kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran,

membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan

batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut

apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan

meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat di antara

kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya

kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap

pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada

Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah

kamu perselisihkan itu. Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka

menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.

dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari

sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka berpaling (dari

hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah

menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-

dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.

Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik

daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (Al-Maidah: 48-50).

• Jalan yang Lurus

Agama Islam menuntun ummatnya ke jalan yang lurus, selain Islam adalah jalan yang

bengkok dan menuju kepada kesesatan. Jalan tersebut pernah ditempuh para nabi dan

Rasul Allah. Termasuk Rasulullah saw.

��& #b�� �v_�I� �0�/ �� �_ ]� � ���_�0�9 ^�$ w� ���_�9��/ �6"%�Q�0 ] 7 8�@�I�� �?�5 _�,�-�$�,�Q_�0�9 #b_������ ���� #4�_���$ #b���! ����%����

”Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah Dia,

dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai

beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu

bertakwa.” (Al-An’am: 153).

Oleh karena itu jangan sampai kita mengikuti jalan selain jalan Islam, di zaman sekarang

ini fitnah di mana-mana hingga umat Isalm sendiri mulai ikut-ikutan terhadap jalan yang

bukan jalan diinnya (Islam), hal ini merupakan dampak kerasnya ghazwul fikri dan

Page 109: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

melemahnya akidah umat Isalm, sebagaimana yang telah diperingatkan oleh Rasulullah

SAW dalam haditsnya 15 abad yang lampau :

���N�� <� ��� 0�0�� ����� �#�����$ �� %���& ���� ����� Z8��<N� ��& Zj�� ' r+� A'%���� 8���- ��& #b�� ��� �,��4 ��7 ���� �I > � ���G�. ��� �<0�� �����?�� �6&���!�$ 6I ��d 6I ��d

��"�/ ����� �����[<N��$ .� (�%+� ����� ��� ��� ��* ��N+�� # 5� " 0 ����9)j��r�� w$� (

Dari Abu Said Al-Khudry, dari Nabi saw. bersabda : Sungguh kalian akan mengikuti

sunnah (ajaran/jalan)hidup orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal,

sehasta demi sehasta, sehingga meskipun mereka masuk ke lubang landang kalian akan

tetap mengikutinya. Kami (sahabat) bertanya: Wahai Rasulullah apakah yang kau maksud

(mereka yang diikuti) Yahudi dan Nasrani? Nabi menjawab : ya, siapa lagi!”

• Keselamatan di Dunia dan Akhirat

Ad-Diin berarti keselamatan dunia-akhirat. Hanya melalui jalan Islam-lah seseorang akan

mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Ini jaminan dari Allah dan Rasul-Nya.

Barangsiapa konsisten terhadap ajaran agama dengan melaksanakan amal shalih, Allah

akan memberi kehidupan yang baik.

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam

keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik

dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik

dari apa yang telah mereka kerjakan.”

Kesimpulan dari beberapa pengertian tentang Islam di atas, bahwa Islam adalah panduan

hidup yang lengkap bagi manusia, dengan berserah diri dan tunduk maka ia akan

mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian dunia dan akhirat. Ia adalah agama yang benar

(diinul haq) karena memang ia agama Allah (dinullah). Seabagi agama dari Yang

Mahabenara dan Mahatinggi, maka Islam adalah agama yang tinggi dan tidak ada

kerendahan di dalamnya. Islam itu tinggi dan akan dimenangkan ke atas semua agama,

kepercayaan dan ideologi (QS. 48 : 28, 9 : 33).

��_��4 ��*_�'� ����& w�I�(+T %�� _�V�>+� ��*�.�$ ��' (+���� ���� ��� ���� ��- j�?_�� �� 56'%�(�d ��_������ �� �4�$

Page 110: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

”Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar

dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi.” (Al-Fath:

28).

����$ ��_��4 ��*_�'� ����& w�I�(+T %�� _�V�>+� ��*�.�$ ��' (+���� ���� ��� ���� ��- j�?_�� �� 5�,�4�I ) "+� �w�I�4

”Dialah yang Telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan

agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang

musyrikin tidak menyukai.” (At-Taubah: 33).

---oo0oo---

Sumber: tarbiyahklatenutara.blogspot.com

Page 111: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

KESEMPURNAAN ISLAM

(SYUMULIYATUL ISLAM)

Syumuliyatul Islam (Universalitas Islam) meliputi tiga dimensi:

• Syumuliyatuz-zaman (Kemenyuluruhan masa), di mana Islam berlaku sepanjang masa

hingga hari Kiamat. Karena Islam dibawa Rasulullah Muhammad saw sebagai akhir dan

pamungkas para nabi. Tiada nabi setelah Rasulullah Muhammad saw.

• Syumuliyatul-Minhaj (Kesempurnaan Pedoman Hidup). Hal ini dikarenakan Islam

didukung oleh kewajiban jihad dan dakwah. Sehingga ajarannya senantiasa tersebar dan

terpelihara dari upaya-upaya penghancuran yang dilakukan musuh-musuhnya. Islam juga

dikuatkan oleh bangunan akhlak dan ibadah. Sedangkan pondasinya akidah, rukum iman

yang enam.

• Syumuliyatul Makan (Universalitas Tempat). Yang ajarannya berlaku bagi manusia di

semua tempat, di barat dan timur. Tidak ada di bagian bumi ini ini yang tidak layak

dengan ajaran Islam karena ia datang dari Sang Pencipta timur dan barat.

Page 112: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

NARASI

Islam merupakan agama yang syamil (sempurna) yang berarti lengkap, menyeluruh dan

mencakup segala hal yang diperlukan bagi panduan hidup manusia. Kesempurnaan Islam

ini ditandai dengan syumuliyatuz zamaan (sepanjang masa), syumuliyatul minhaj

(mencakup semuanya), dan syumuliyatul makan (semua tempat).

Islam sebagai syumuliyatuz zamaan (sepanjang masa) dibuktikan dengan ciri risalah nabi

Muhammad saw. sebagai kesatuan risalah dan nabi pentutup. Islam yang dibawa nabi

Muhammad saw. dilaksanakan sepanjang masa hingga hari Kiamat.

Islam sebagai syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) melingkupi beberapa aspek

lengkap yang terdapat dalam Islam itu sendiri, misalnya jihad dan da’wah (sebagai

penyokong Islam), akhlaq dan ibadah (sebagai bangunan Islam) dan aqidah (sebagai asas

Islam). Aspek-aspek ini menggambarkan kelengkapan Islam sebagai agama.

Islam sebagai syumuliyatul makan (semua tempat) karena Allah menciptakan manusia dan

alam semesta ini sebagai satu kesatuan. Pencipta alam ini hanya Allah saja. Karena berasal

dari satu pencipta, maka semua dapat dikenakan aturan dan ketentuan kepada-Nya.

Allah tidak menerima keislaman seseorang kecuali jika seseorang masuk Islam secara

total. Mengakui universalitas Islam dan berupaya mengamalkannya secara total. Tidak

mengakui sebagaian ajarannya dan menerima sebagian yang lain yang sesesui dengan

hawa nafsunya. Allah berfirman,

�,��� %_�)� �E��� G � ���_�0�9 ^�$ KB_�/��4 �#+�_i]� 8�/ �� G . � N�7g ��*�?_�� ��(_ *�- ��*R��� 7 _R$ '�& #b�� �_�=��

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan

janganlah kamu turut langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu musuh yang

nyata bagimu.” (Al-Baqarah: 208).

Syumuliyatul Zaman

Rasulullah diutus Allah untuk semua manusia, tidak hanya kepada bangsa Arab saja, tapi

seluruh manusia di Barat dan Timur. Seluruh bangsa, Arab dan non Arab. Risalahnya

berlaku sepanjang masa hingga hari Kiamat. Semua orang yang memeluk agama Islam

adalah umat Muhammad, di manapun adanya. Allah berfirman,

�,� "�� ��* ^ �W�_�N� �I��+4�- _���b���$ 6I*�?�=�$ 6m�)�� �W�_�N��� KB_�/��4 ^�� �P��N+��� ��- ��7�$

Page 113: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

“Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai

pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia

tiada Mengetahui.” (Saba’: 28).

Ayat tersebut juga menjelaskan bahwa diutusnya Rasul adalah untuk membuat orang

mendekat bukan membuat orang menjauh, membuat orang merasa senang bukan merasa

takut, karena itu yang diutamakan adalah memberi berita gembira terlebih dahulu,

kemudian setelah akidahnya kokoh dan kuat, baru diberikan peringatan, sebagaimana yang

beliau anjurkan dalam sabdanya,

$ IZ]�� 9 ����$ $ IZ]�*�$ $ ID �N 9 ����$ $ IZ)��)#�]7 w$�(

“Berilah berita gembira jangan membuat orang lari (menghindar), mudahkanlah dan

jangan persulit”

���"�����+��� KB�" ��� ^�� �P��N+��� ��- ��7�$

”Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta

alam.” (Al-Anbyaa’: 107).

Juga dalam hadits dijelaskan :

KB�" ��� h+��� � ��"<=���$ �6=�<��� +��� �- #�� 8Z=�� )#�]7 w$�(

“Sesungguhnya aku tidak diutus sebagai tukang kutuk, tapi sebagai pembawa rahmat”

AB�> "�� AB<%� %�N�>�� h+��� �- 8Z=��)'�- w$�( “Sesungguhnya aku diutus dengan jiwa yang lapang dan toleran”

Syumuliyatul Minhaj

Asas akidah Islam adalah Syahadat persaksian tentang keesaan Allah. Akidah tauhid

dalam Islam menjadi landasan hidup manusia. Penjabaran dari akidah tauhid itu adalah

rukun iman yang enam. Lalu aplikasinya dilandasi oleh rukun Islam yang lima, yang

mencakup interaksi seorang hamba dengan Allah dan dengan sesama hamba. Akidah yang

kuat ini menjadi landasan seorang hamba dalam memperjuangkan agamanya. Perjuangan

yang dilandasi akidah dan keimanan akan melahirkan daya tahan bagi seorang hamba. Di

samping karena keuntungan besar yang akan diraih seorang hamba di sisi Allah,

Page 114: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

perjuangan juga membawa keuntungan bagi diri seorang hamba sendiri

���"�����+� ���& _R8�N�a�� ��_��� _�,�� ��i]+ �N�� '�5��S * ��"_�=�2�/ �'�5��� ��7�$

“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya

sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari

semesta alam.” (Al-’Ankabut:6).

#4����� G�- ��� ��=�$ ��*�I���_�[��$ #b N�7 ��*�'�5��S "+� �#�� ��= �_�0�� #b_�=��� ��N���$

”Dan Sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-

orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar kami menyatakan (baik

buruknya) hal ihwalmu.” (Muhammad: 31)

Kewajiban lain yang mesti ditegakkan selain jihad di jalan Allah adalah amar ma’ruf nahi

mungkar. Allah berfirman,

����� �,� & '�* lB_�7- #b N�7 �b�0+��$ ���& �, ��( N�*�$ �~$ I ��"+���� �,$ I 7+:�*�$ �I %�r+��,� >��+ "+� # 5 �;�1��$-�$ �I�b N "+�

”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,

menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang

yang beruntung.” (Ali Imran: 104)

Para Mufassir mengatakan bahwa kalimat ���� pada ayat tersebut bukanlah menunjukan

“sebagian” atau � %�� �0���� tetapi untuk memberikan sebuah penekanan atau ' %�4+:<0��� Karena itu amar ma’ruf nahi munkar adalah kewajiban individu, adalah fardu ’ain bukan

fardu kifayah, tentunya sebatas kemampuan dan wewenang yang dimiliki oleh seseorang.

Bila tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri, maka wajib saling menyokong dan membantu

satu sama lain untuk mensukseskan amar ma’ruf nahi munkar tersebut, baik skala kecil

maupun skala besar, sebab bila tidak Allah akan menurunkan adzabnya, sebagiamana

sabda Nabi :

8i]+ �= j�?���$ ����� �#�����$ �� %���& ���� ����� Z8��<N� ��& �,��"�%+� �� � �B� *�? � ��&

Page 115: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

���� ��* +,�- ���� <��b�d� %�� $�- �I�b N "+� ��& �, ��( N�0���$ �~$ I ��"+���� �, I 7+:�0�� �w�'�%�� & '�9 <#u � N�7 �6���Q�& #b %���& #b�� 3��S�0 ] * ����/ ��=�)j?7I0� w$�(

Dari Khudzaifah Ibnul Yaman, dari Nabi saw. Bersabda, ”Demi yang jiwaku berada di

tangan-Nya sungguh kalian harus melakukan amar ma’ruf nahi munkar, atau

dikhawatirkan kalian akan mendapatkan balasan (sanksi) dari Allah swt., lalu meskipun

kalian terus berdo’a kepada-Nya maka do’a kalian tidak dikabulkan” (Tirmidzi).

Jika Allah telah menurunkan azab-Nya, tidak seorang pun dapat menghalaunya. Semua

orang akan terkena azab tersebut. Allah berfirman,

� N�7�:�/�-�,$ I����r+� C ��Q+� ^�� ��_��� �I+b�7 ��7+:�* c�/ ��_��� �I+b�7 ”Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? tiada

yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (Al-A’raf: 99).

Orang-orang yang melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar mendapaatkan pujian dari

Allah. Mereka adalah orang-orang yang beriman dan berhak mendapatkan janji baik Allah

di dunia dan akhirat.

�,$ '���_�]� �,� ��4_�I� �,� >�M�_�]� �,$ '�7��>+� �,$ '�����+� �,� ��M�_�0� �,$ I�7n �I_�)���$ ��_��� �.$ ' >�� �,�T�/��>+��$ �I�b N "+� ���& �,� 5�_�N��$ �~$ I ��"+�������N�7 J "+�

”Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang

melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat

munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. dan gembirakanlah orang-orang

mukmin itu.” (At-Taubah: 112).

Di antara bentuk amar ma’ruf nahi mungkar adalah dakwah, mengajak manusia kepada

kebenaran dan mencegah mereka melakkan perbuatan yang dilarang Allah. Dakwah harus

dilakukan dengan hikmah. Jangan sampai ajakan kepada kebaikan dilakukan dengan cara

yang tidak baik, agar tidak terjadi kontraproduktif dalam dakwah. Allah berfirman,

Page 116: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�8�5 8�0_����� # (+��.����$ �B�N�]�>+� �B�T�& ��"+��$ �B�"+b�>+���� �;_���� ��%���� ����� � .��*�'�0 ( "+���� #�� &�- �� 5�$ ����%���� ��& _���� ��"�� #�� &�- �� 5 �;_���� _�,�� ��] ��-

”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan

bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih

mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An-Nahl: 125).

��- ��7�$ ���7 8�N_�=�� ������$ �6>����� ���"�&�$ ��_��� ����� ��&�. �_�"�7 ^ ��� ��]���"�� ] "+�

”Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,

mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang

yang menyerah diri?" (Fushshilat: 33).

Berdakwah adalah sebaik-baiknya perkataan, karena dengan berdakwah akan bertambah

panjang barisan orang-orang yang shaleh dan bertaqwa, oleh karena itu Rasulullah dalam

sabdanya sangat memotivasi dan menganjurkan umatnya untuk ikut aktif di jalan dakwah,

dan menyampaikan berita gembira dengan balasan yang sangat tinggi nilainya,

sebagaimana tertuang dalam haditsnya :

+,�:�� ������$ ����� �#�����$ �� %���& ���� ����� Z8��<N� ��& A' ��� �� � 8�N ��* �� (�� ��& �#��<N� �I " � ��7 �;�� RI %�G 6'���$ �K� ��� �P�' (�� ���� �j�' (�*).$. �� w$�(

Dari Sahal bin Sa’ad, dari Nabi SAW bersabda : ”Demi Allah bahwa satu orang telah

mendapat hidayah dari Allah berkat arahan dan bimbinganmu, itu lebih baik dari seekor

unta merah” (Abu Dawud).

�����&��/ �I ��- �+��7 ����/ �I %�G ����& ���. ��7)#�]7 w$�(

“Barang siapa yang menunjukkan kebaikan maka baginya pahala seperti orang yang

mengerjakannya” (Muslim).

Page 117: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Syumuliyatul Makan

Karena seluruh manusia, di manapun tempat mereka, disatukan oleh Pencipta yang satu,

Allah Pencipta semua manusia. Jika ada perbedaan di antara mereka dari sisi bahasa,

warna kulit, budaya, dan lain sebagainya. Sesungguhnya mereka memiliki kesamaan,

yautu kesamaan Sang Pencipta.

p+/�. ^ ����$ �_��� ��N_ ��� ���Q�* +,�- ^�� _�V�� �I %�a�� #�5����*�. ��7 � ��I G- ��*�?_�� '����]�7�$ RE�������$ Rp�%���$ p�7���� h�7_�' (�� �� ����� # (�z ��� �W�_�N� ��_���

_��� _�,�I [ N�%���$ 6m���4 ��_��� # � ��(%�/ I�4+? *R\*�\�& _Rj���Q�� ��_��� _�,�� w I [ N�* ��7 �

“(Yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang

benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". dan sekiranya Allah

tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah

dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan

masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti

menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha

Kuat lagi Maha Perkasa.” (Al-Hajj: 40).

Keberadaan alam semesta dengan segala keteraturannya ini menunjukkan adanya kesatuan

Pencipta. Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang menjelaskan kesaan Allah sebagai Pencipta.

#%��_�I� ��" �_�I� �� 5 ^�� ������ ^ R'���$ R����� #b (�����$ , �V+��G 8�/ _�,�� 8�/ j�I S�9 8�0_�� �;+� +��$ ����(_�N��$ �� %_��� �~c�0 G�$ �H �t�$ �E�$��"_�]�

iY��"_�]� ���7 �_��� ���\ =�- ��7�$ �W�_�N� p� N�* ��"�� �I >��+� �H �t ���� ��% ��:�/ �Y��7 ��7 �I_�r�] "+� �3��>_�]��$ �|��*_�I� �o*�I [�9�$ AB_���. _��4 ��7 ��(%�/ _�����$ ��(�9 ��7 �' ����,���Q ��* �C ��Q�� AE��*n �H �t�$ iY��"_�]� �� %��

“Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan dia yang

Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,

silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang

berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan

air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala

Page 118: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi;

sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang

memikirkan.” (Al-Baqarah: 163-164).

Allah yang menciptakan semua manusia dan yang tinggal di Arasy

iY��"_�]� ����� ����0 � _�#u �6�%�"�� �H �t 8�/ ��7 #b�� �V���G j�?_�� �� 5R#%���& �Y 8�d _��b�� �� 5�$ AE�$��"�� �p ��� _�� 5_���]�/

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia

berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia Maha

mengetahui segala sesuatu.” (Al-Baqarah: 29).

Kesempurnaan dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa Islam adalah sebuah system

dan pedoman hidup (minhajul hayah) yang sempurna yang menjamin kebahagiaan seluruh

umat manusia di dunia dan akhirat.

---oo0oo---

Sumber: tarbiyahklatenutara.blogspot.com

Page 119: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

MENGENAL RASUL

(TA’RIFUR RASUL)

Rasul adalah seorang lelaki yang terpilih dan yang diutus oleh Allah dengan risalah

kepada manusia. Definisi Rasul ini menggambarkan kepada kita bagaimana manusia

sebagai Rasul yang terbaik di antara manusia lainnya. Sehingga apa yang dibawa,

dikatakan dan dilakukan adalah sesuatu yang terpilih dan mulia dibandingkan dengan

manusia lainnya. Rasul sebagai pembawa risalah yang Allah berikan kepadanya dan juga

Rasul sebagai contoh dan teladan bagi aplikasi Islam di dalam kehidupan seharian. Untuk

lebih jelasnya bagaimana mengenal Rasul yang menjalankan peranan pembawa risalah

dan sebagai model, maka kita perlu mengenal apakah ciri-ciri Rasul tersebut. Ciri-ciri

Rasul adalah mempunyai sifat-sifat yang asas, mempunyai mukjizat, sebagai pembawa

berita gembira, ada berita kenabian dan memiliki ciri kenabian, juga nampak hasil

perbuatannya.

Penjelasan Rasmul Bayan

1. Ar Rasul.

Penjelasan:

• Rasul adalah lelaki yang dipilih dan diutus Allah dengan risalah Islam kepada manusia.

Rasul adalah manusia pilihan yang kehidupannya semenjak kecil termasuk ibu bapaknya

sudah dipersiapkan untuk menghasilkan ciri-ciri kerasulannya yang terpilih dan mulia.

Page 120: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Mengenal Rasul harus mengetahui apakah peranan dan fungsi Rasul yang dibawanya.

Terdapat dua peranan Rasul yaitu membawa risalah dan sebagai model.

• Rasul sebagai manusia biasa yang diberikan amanah untuk menyampaikan risalah

kepada manusia.

Dalil:

• Q.18:110, Rasul sebagai manusia biasa seperti kamu.

�,��4 ��"�/ R'���$ R����� #b (���� ��"_�=�- _�8���� ���� * #b�+��7 RI�)�� ��=�- ��"_�=�� +��6'���- ��_���� �U�.������� P�I ) * ^�$ �6>����� c�"�& +��" ��%+��/ ��_���� XY��Q�� � � I�*

Katakanlah: Sesungguhnya aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan

kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barang siapa

mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang

saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada

Tuhannya".

• Q.6:9, Rasul dalam bentuk Rajul bukan Malaikat.

�,� ]��+��* ��7 #�( %���& ��N ]�������$ c ��� w��N+����S�� �Kb���7 w��N+����� ����$

Dan kalau kami jadikan Rasul itu malaikat, tentulah kami jadikan dia seorang laki-laki

dan (kalau kami jadikan ia seorang laki-laki), tentulah kami meragu-ragukan atas mereka

apa yang mereka ragu-ragukan atas diri mereka sendiri[461].

[461] Maksudnya: kalau Allah mengutus seorang malaikat sebagai Rasul, tentu Allah

mengutusnya dalam bentuk seorang manusia, karena manusia tidak dapat melihat

malaikat, dan tentu juga mereka akan berkata: Ini bukan malaikat, hanya manusia seperti

kami juga, jadi mereka akan tetap ragu-ragu.

• Q.33:40, Muhammad saw sebagai Rasul Allah.

��_�%��_�N� �#�9��G�$ ��_��� ��� ��� ��b���$ #b������� ��7 A'���- ����- R'_�"�> 7 �,��4 ��7�6"%���& �Y 8�d _��b�� �_��� �,��4�$

Page 121: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi

dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-Nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui

segala sesuatu.

2. Hammilu Risalah.

Penjelasan:

• Rasul membawa risalah kepada manusia, banyak disampaikan di dalam ayat Al-Qur’an.

Tugas menyampaikan wahyu dan risalah ini adalah tugas dan amanah wajib bagi setiap

Rasul. Apa saja yang Rasul terima dari Allah maka disampaikan wahyu tadi kepada

manusia.

• Rasul dan orang yang menyampaikan risalah Islam tidak akan takut dengan segala

bentuk ancaman karena ia yakin bahwa yang dibawa dan disampaikannya adalah milik

Allah yang memiliki alam semesta dan seisinya. Dengan demikian apabila kita

menyampaikan pesan sang pencipta maka pencipta (Allah) akan melindungi dan

menolongnya.

Dalil:

• Q.5:67, Rasul menyampaikan apa-apa yang diterimanya dari Allah.

��(_ *�- ��* �h a_���� ��"�/ +���+ �9 #�� +,���$ �;_���� ��7 �; %���� ���\ =- ��7 +s_���� �� �_�I���*�I�/��b+� �C ��Q+� j�' (�* ^ ��_��� _�,�� �W�_�N� ���7 �; "�[ ��* �_����$ ��0�������

Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak

kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-

Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusiaSesungguhnya Allah tidak

memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

• Q.33:39, orang yang menyampaikan risalah Allah, mereka tidak takut kepada siapapun

kecuali hanya kepada Allah saja.

�� �4�$ ��_��� ^�� 6'���- �, ��) r�* ^�$ ��= ��) r�*�$ ��_��� �E^����� �,� a_���� * ��*�?_���6�%i]�� ��_������

(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya

dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah

Allah sebagai pembuat perhitungan.

Page 122: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

3. Qudwatu fi Tatbiq Risalah.

Penjelasan:

Dalam menjalankan dan mengamalkan Islam, tidak akan mungkin seorang manusia dapat

memahami langsung apa-apa yang ada di dalam Al-Qur’an kecuali apabila dapat petunjuk

dan contoh dari Nabi. Muhammad dan para Rasul lainnya mempunyai peranan dalam

menjembatani pesan-pesan Allah agar dapat diaplikasikan kepada manusia. Nabi Ibrahim

AS sebagai contoh dalam menghindarkan diri dari menyembah sembahan berhala.

Walaupun demikian sebagai umat Muhammad yang wajib diikuti hanya kepada Nabi

Muhammad sebagai penutup para Nabi dan yang sesuai dengan pendekatan bagi manusia

sekarang.

Dalil:

• Q.33:21, Muhammad (Rasul) sebagai qudwah yang baik.

b�� �,��4 '�Q�� �C ��%+��$ ��_��� � � I�* �,��4 ��"�� lB�N�]�� lU�� �- ��_��� ��� ��� 8�/ #6m���4 ��_��� �I�4�!�$ �I�Gn

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)

bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

menyebut Allah.

• Q.60:4, Ibrahim AS sebagai ikutan dalam melaksanakan Aqidah.

�_�=�� #�(�7 ��Q�� ����� +!�� ����7 ��*�?_���$ �#%�5�I ��� 8�/ lB�N�]�� lU�� �- #b�� h�=��4 '�� ' � ��9 �_�"�7�$ #b N�7 �Yg�I � #b�N %���$ ��N�N %�� �'���$ #b�� ��= I� �4 ��_��� �,$ . ��7 �,$

��%��t �#%�5�I ��� �� ��� ^�� w�' ��$ ��_������ � N�7 J 9 �_�0�� 6'���- �Y��z a��+��$ U�$�'��+����& ��N_���� �Y 8�d ��7 ��_��� ���7 �;�� ;�� 7�- ��7�$ �;�� _�,�I� a�0 �t ��N+�_�4���9 �; %

m�[�"+� �; %�����$ ��N ��=�- �; %�����$

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang

yang bersama dengan Dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya

kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah,

kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan

Page 123: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali

perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya Aku akan memohonkan ampunan

bagi kamu dan Aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim

berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada

Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali."

4. ‘Alamatu Risalah.

Penjelasan:

Agar memahami peranan Rasul lebih mendalam maka kita perlu mengetahui apakah ciri-

ciri Rasul sebenarnya. Rasul yang membawa peranan dan amanah yang cukup berat dalam

menjalankan tugasnya mempunyai beberapa keistimewaan yang dijelaskan dalam ciri-ciri

Rasul itu sendiri, sifat asas, mukjizat, basyirah, nubuwah dan tsamarah.

5. Sifatul Asasiyah.

Penjelasan:

Sifat asas Rasul adalah akhlaq mulia yang terdiri dari shiddiq, tabligh, amanah dan

fathanah. Sifat asas dan utama ini harus dipunyai oleh setiap Rasul dan orang yang

beriman. Tanpa sifat ini maka seorang mukmin kurang mengikuti Islam yang sebenarnya

bahkan dapat menggugurkan keislamannya. Misalnya sifat dasar shiddiq, Rasulullah

menekankan bahwa kejujuran sebagai akhlaq yang utama, tanpa shiddiq maka akan gugur

keislamannya. Dengan kejujuran yang dimiliki walaupun ia berbuat dosa seperti mencuri,

masih dapat dimaafkan apabila ia masih mempunyai sifat shiddiq. Dengan sifat asas ini

maka manusia dijamin hidupnya di dunia dan di akhirat akan bahagia. Sifat asas juga

bersifat universal ini sangat strategis bagi setiap mukmin dalam menjalankan Islam dan

memelihara dirinya dari segala cobaan.

Dalil:

• Q.68:4, Rasul mempunyai akhlaq yang mulia.

�V� G ������ �;_�=���$�#%�T�&

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

6. Mukjizat.

Penjelasan:

• Banyak mukjizat yang dibawa oleh para Rasul. Setiap Rasul membawa mukjizat yang

diberi Allah berbeda-beda seperti Nabi Ibrahim yang tidak terbakar, Nabi Musa yang

membelah lautan, Nabi Sulaiman dapat bercakap dengan segala makhluk, Nabi Daud yang

mempunyai kekuasaan dan lainnya. Nabi Muhammad sendiri banyak mukjizat yang Allah

swt berikan misalnya membelah bulan ketika disiksa oleh orang kafir, Al-Qur’an

Page 124: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

pemberitahuan awal terhadap segala peristiwa yang berlaku dan sebagainya.

• Dengan mukjizat ini maka manusia semakin yakin dengan apa yang diberikan oleh para

Rasul kepada manusia.

Dalil:

• Q.54:1, Rasul membelah bulan

I�"�Q+� _�V�) =�$ B�&�_�]� �h���I�0+�

Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.

• Q.15:9, Al-Qur’an yang dipelihara oleh Allah.

�,�T�/��>�� ��� �_�=���$ �I+4_�?� ��N+�_�\�= � >�= �_�=��

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-

benar memeliharanya.

7. Al Mubasyarat.

Penjelasan:

Ciri kerasulan adalah sudah diberitakan oleh manusia-manusia sebelumnya mengenai

kedatangannya. Nabi Muhammad saw sudah diberitakan ketika zaman Nabi Isa as, bahwa

akan datang seorang Rasul yang bernama Ahmad (terpuji).

Dalil:

• Q.61:6, berita gembira yang memaklumkan kedatangan Nabi Muhammad saw.

�K�_�'�[ 7 #b %���� ��_��� �� ��� 8_�=�� ��%�M�I ��� 8�N�� ��* �#�* I�7 � � ��]%�& ����� +!���$ '�" ��- � " � j�' ��� ��7 8�9+:�* ��� ��I�� 6I_�)�� 7�$ �U�� �_�0� ���7 _�j�'�* �� %�� ��"��

>�� �?�5 ����� �E��N_�%��+���� # 5XY��� �_�"���/R��� 7 RI

Dan (Ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya Aku

adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan Kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan

memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku,

yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka

dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."

Page 125: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

8. An Nubuwah.

Penjelasan:

Ciri-ciri Rasul lainnya adalah adanya berita kenabian seperti membawa perintah dari Allah

untuk manusia keseluruhan seperti perintah haji (pada zaman Nabi Ibrahim) dan perintah-

perintah Allah di dalam Al-Qur’an (pada zaman Nabi Muhammad).

Dalil:

• Q.22:26-27, Nabi Ibrahim disuruh oleh Allah untuk memberitahukan kepada manusia

agar berhaji.

�8�0 %�� I_�(�@�$ �K1 %�d 8�� P�I ) 9 ^ +,�- �h %��+� �,��b�7 �#%�5�I �k ��=+-_���� +!���$�.� S_ ]� �p_�4_ I��$ ���"�M��Q+��$ ��� �M�_����� , �P� 9+:�* _� �>+���� �W�_�N� 8�/ +,_�!�-�$

���9+:�* �I�7��� _��4 ����&�$ ^������V%�"�& _� �/ _��4 ��7

Dan (ingatlah), ketika kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah

(dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan

sucikanlah rumah-Ku Ini bagi orang-orang yang thawaf, orang-orang yang beribadah

dan orang-orang yang ruku' dan sujud. Dan berserulah kepada manusia untuk

mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan

mengendarai unta yang kurusyang datang dari segenap penjuru yang jauh.

• Q.6:19, Al-Qur’an adalah wahyu kepada Rasul dan sebagai berita kenabiannya.

�?�5 _�8���� �8��$-�$ #b�N %���$ 8�N %�� R'%�(�d �_��� ��� KU�.��(�d I��+4�- �Y 8�d _ j�- +�� +�� ��I G- KB�(��g ��_��� �p�7 _�,�- �,$ '�( )�0�� #b_�N�M�- �s���� ��7�$ ���� #4���? =t ,g IQ+�

R'���$ R����� �� 5 ��"_�=�� +�� '�( d�- ^�,�4�I ) 9 �_�"�7 ¡Yj�I�� 8�N_�=���$

Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah: "Allah". dia

menjadi saksi antara Aku dan kamu. Dan Al Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya

dengan dia Aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-

Qur’an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada Tuhan-Tuhan

lain di samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak mengakui." Katakanlah: "Sesungguhnya

Dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan sesungguhnya Aku berlepas diri dari apa yang

kamu persekutukan (dengan Allah)".

Page 126: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

• Q.25:30, Rasul mengajak umatnya kepada Al-Qur’an tetapi mereka meninggalkannya.

6�� S (�7 �,g IQ+� �?�5 $?�r_�9 8�7 ��� _�,�� _�3�� ��* �� �_�I� ������$

Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an itu sesuatu

yang tidak diacuhkan".

9. Ats-tsamarat.

Penjelasan:

• Kader Nabi yaitu para sahabat adalah bukti nyata yang menjadikan perubahan-perubahan

di jazirah Arab dan seluruh dunia.

Dalil:

• Q.48:29, hasil tarbiyah dan dakwah Rasul adalah kader-kader yang tangguh.

�Y��"�� � ���_� b+� ����& �Y_�'�d�- ����7 ��*�?_���$ ��_��� �� ��� R'_�"�> 7 # 5�I�9 # (�N %�� ��7 #�(�5� � $ 8�/ # 5��"%�� �6=�� ����$ ��_��� ���7 c z�/ �,� a�0 ��* 6'_�S � �6�_�4 � �y�I G�- �� ��\�4 ��%�S =k 8�/ # (����7�$ �U�� �_�0� 8�/ # (����7 �;���! �.� S_ ]� �I�u�-

�0 ���/ ���� a�0 ���/ w���xq�/ w�:+��d #�(�� ��%�a�%�� ��_��_ \� ��S � * ����� � ����& ��� 6I ��-�$ KU�I� a�7 # ( N�7 �E��>���_�[� ���"�&�$ � N�7g ��*�?_�� �_��� �'�&�$ ���_� b+��6"%�T�&

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia, adalah

keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat

mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka

tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat

dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya.

Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di

atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah

Page 127: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin).

Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh

di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

---oo0oo---

Sumber: tarbiyahklatenutara.blogspot.com

Page 128: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

SETIAP UMAT DI UTUS RASUL

Di antara bukti keadilan Allah adalah Dia tidak akan mengazab siapa pun sebelum diutus

rasul kepada mereka yang menjelaskan kebenaran yang harus mereka ikuti dan kebatilan

yang mesti mereka hindari. Oleh karenanya untuk setiap umat telah diutus pemberi

peringatan kepada mereka yang menjelaskan ajaran tauhid dan syariat yang diturunkan

untuk mereka.

# 5�$ �e ]�Q+���� # (�N %�� �8�z� # (�� ��� XY��� �!�2�/ l�� ��� AB_�7- _��b���$�,� "��+T * Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah

keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikit pun) tidak dianiaya. (Yunus:

47)

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa kepada setiap umat telah diutus pemberi peringatan

oleh Allah swt. Namun bukan berarti rasul yang diutus harus berada di tengah-tengah

mereka selalu, cukup lah informasi kebenaran yang dibawa oleh rasul tersebut sampai

kepada mereka dengan benar dan jelas. Hal ini seperti keadaan kita yang hidup di zaman

sekarang, di mana Nabi Muhammad saw yang telah wafat 14 abad yang lalu telah diutus

kepada seluruh umat manusia sampai hari kiamat dan tidak ada nabi setelah beliau.

Meskipun beliau tidak ada bersama kita, namun ajarannya yang sangat jelas serta

terpelihara telah sampai kepada kita. Demikianlah makna ayat tersebut. (Lihat Tafsir

Mafatihul Ghaib, Fakhruddin Ar-Razi ketika membahas surat Yunus ayat 47)

��\�9 ^�$ ��( %���& _��z�* ��"_�=�2�/ _���� ��7�$ ��i]+ �N�� j�'�0 (�* ��"_�=�2�/ ��'�0 5 ���7^� ��� ���� ��= �_�0�� ����_�?�� 7 �_�N4 ��7�$ ��I G- �� x�$ lU���x�$ Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia

berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka

sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa

tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami

mengutus seorang rasul. (Al-Isra: 15)

Di dalam syariat Islam, dasar pertanggungjawaban seseorang di hadapan Allah swt adalah

pengetahuan atau pemahaman tentang kebenaran. Oleh karena itu, orang-orang yang tidak

Page 129: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

mengetahui kebenaran karena dakwah tidak sampai kepada mereka, maka tidak ada azab

Allah bagi mereka.

#b�9+:�* #���- ��( 0�=�\�G # (���:�� Ry ��/ ��(%�/ �8�Q+�- ��"_��4 �� %�a+� ���7 \_�%�"�9 .��b�9RI*�?�= , +,�� �Y 8�d ��7 �_��� ��_�\�= ��7 ��N+���$ ��N �_�?�b�/ RI*�?�= ��=XY��� '�� ����� �����

=�-�m���4 ��c�� 8�/ ^�� # 0 , 8�/ �_�N4 ��7 ��Q ��= $�- p�" ]�= �_�N4 ��� ������$�m��_�]� �3��> ��- Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke

dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada

mereka: “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi

peringatan?” Mereka menjawab: “Benar ada”, Sesungguhnya telah datang kepada kami

seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan: “Allah

tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar”.

Dan mereka berkata: “Sekiranya Kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu)

niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”. (Al-

Mulk: 8-10)

Ayat di atas menegaskan bahwa penduduk neraka diazab oleh Allah setelah dipastikan

bahwa telah datang kepada mereka pemberi peringatan namun mereka mendustakannya.

Hal ini lebih menegaskan kembali bahwa tersampaikannya peringatan oleh para Rasul

alaihimussalam dan para da’i kepada seseorang atau suatu umat adalah syarat

pertanggungjawaban dan hisab di sisi Allah swt. Oleh karena itu ada dua hal penting yang

harus menjadi perhatian kita bersama:

Pertama, menjadi kewajiban para da’i untuk menyampaikan dakwah seluas-luasnya

kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga tidak ada lagi komponen masyarakat yang

tidak mendapat informasi yang benar tentang Islam. Apabila jumlah da’i belum memenuhi

kebutuhan penyebaran dakwah di masyarakat, maka kewajiban dakwah meluas kepada

yang lain yang belum terlibat dalam dakwah. Oleh karena itu dapat kita pahami betapa

besar pahala dan kebaikan yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada siapa saja yang

menjelaskan dakwah islamiyah ini kepada orang lain sebagaimana sabda Rasulullah saw:

Page 130: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

��5�I > � 8�/ �B�� "<N� �<0�� �������:+��$ �E���"<]� �� 5�-�$ ��0�b�M����7�$ ����� �,�� �I %�r+� �W�<N� �#D��� 7 ����& �,����[ %�� �E� >+� �<0���$) 8���- ��& j?7I0� w$�

Z8���5���+� �B�7��7-(

Sesungguhnya Allah swt para malaikat-Nya, para penghuni langit dan bumi hingga

semut-semut di sarangnya juga ikan di lautan pasti mendoakan para pengajar kebaikan

untuk orang lain. (Tirmidzi dari Abu Umamah Al-Bahili)

Sebaliknya, kita juga memahami betapa besar dosa dan murka Allah bagi siapa saja yang

menyembunyikan atau menyelewengkan informasi kebenaran yang sangat dibutuhkan

oleh manusia yang telah dibawa oleh para nabi dan rasul alaihimussalam:

�W�_�N��� w�_�N_�%�� ��7 �' ��� ��7 ��' (+��$ �E��N_�%��+� ���7 ��N+��\ =�- ��7 �,� " 0+b�* ��*�?_�� _�,���,� N�&c� # ( N��+��*�$ �_��� # ( N��+��* �;�1��$- �3��0�b+� 8�/ , � ���9 ��*�?_�� ^��

�& 3� 9�- �;�1��$:�/ � N_�%���$ � >�� ��-�$ #%��_�I� 3_��_�0� ��=�-�$ #�( %��

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa

keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada

manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua

(makhluk) yang dapat mela’nati. Kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan

perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima

taubatnya dan Akulah yang Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang. (Al-Baqarah:

159-160)

Kedua, menjadi kewajiban setiap orang untuk berusaha semaksimal kemampuannya dalam

mencari informasi serta pengetahuan tentang kebenaran Islam yang dibawa oleh Nabi

Muhammad saw. Orang yang memiliki kesempatan untuk belajar dan mengetahui

kebenaran tetapi ia tidak mau menggunakan kesempatan nya itu, maka tidak akan diterima

alasan ketidaktahuan nya itu dan ia tetap akan dihisab oleh Allah swt. Alasan tidak tahu

kebenaran baru diterima jika ia telah berusaha sebaik mungkin namun ia tidak berhasil

mendapatkannya. Akan tetapi janji Allah kepada mereka yang berusaha sungguh-sungguh

adalah hasil yang manis:

���Ni] > "+� �p�"�� ��_��� _�,���$ ��N�� � � # (_�N�*�' (�N�� ��N%�/ $ '�5��� ��*�?_���$

Page 131: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan

Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar

beserta orang-orang yang berbuat baik. (Al-’Ankabut: 69)

�;�1��$- _�4 �.�J +��$ �I�[��+��$ �p "_�]� _�,�� R#+��& ���� �;�� �F %�� ��7 o+Q�9 ^�$^�1 ]�7 � N�& �,��4

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan

tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan

diminta pertanggungan jawabnya. (Al-Isra: 36)

Benar, karena pendengaran dan penglihatan adalah sarana yang telah Allah berikan kepada

manusia untuk belajar, sedangkan hati dan akal adalah tempat memutuskan apakah kita

mau menerima kebenaran yang telah kita ketahui atau tidak. Apapun pilihan kita, ada

tanggung jawab yang harus kita persiapkan di hadapan keadilan Allah swt kelak di hari

akhir. Wallahu a’lam.

---oo0oo---

Sumber: Tim Kajian Manhaj Tarbiyah (dakwatuna.com)

Page 132: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA SEMUA RASUL

Mengingkari Seorang Rasul Berarti Mengingkari Semua Rasul

Iman kepada semua rasul yang diutus oleh Allah swt adalah kewajiban yang tidak dapat

ditawar-tawar. Artinya bahwa mengingkari seorang rasul saja merupakan pengingkaran

kepada semua rasul. Allah swt berfirman:

������ I "+� �|� = C ��� h��_�?�4

“Kaum Nuh telah mendustakan para rasul.” (As-Syu’ara (26): 105)

������ I "+� R.��& h��_�?�4

“Kaum ‘Aad telah mendustakan para rasul.” (As-Syu’ara (26): 123).

������ I "+� A}�� C ��� h��_�?�4

“Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul.” (As-Syu’ara (26): 160).

Sudah sama-sama kita ketahui bahwa ummat Nabi Nuh as hanya memiliki seorang Nabi

yaitu Nabi Nuh as, namun pembangkangan mereka kepada Nabi Nuh as dianggap oleh

Allah swt sebagai pendustaan terhadap semua rasul alaihimussalam. Begitu pula kaum

‘Aad yang mendustakan Nabi Hud as dianggap mendustakan semua rasul as, dan ummat

Nabi Luth hanya mendustakan Nabi Luth tapi dinyatakan oleh Allah bahwa mereka telah

mendustakan seluruh rasul alaihimussalam.

Mengapa?

1. Karena semua rasul adalah pembawa risalah dan ajaran yang satu yaitu risalah

tauhid (pengesaan terhadap Allah swt dan larangan menyekutukan-Nya dengan

apapun atau siapapun).

2. Juga karena rasul yang diutus lebih awal memberikan kabar gembira akan

datangnya rasul sesudahnya, sedangkan rasul yang diutus belakangan selalu

membenarkan apa yang disampaikan rasul sebelumnya.

Sehingga pengingkaran kepada seorang rasul saja berarti pengingkaran kepada semua

rasul alaihimussalam.

Page 133: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Kekafiran Orang Yang Mengingkari Seorang Rasul dan Ancaman Azab Baginya

Dengan demikian maka orang yang mengaku beriman kepada rasul namun mengingkari

atau mendustakan rasul yang lain berarti:

1. Mendustakan Allah swt yang telah mengutus rasul yang diingkarinya.

2. Mendustakan rasul yang ia imani sendiri, karena rasul tersebut membawa misi

yang sama dengan rasul yang didustakan, dan karena rasul tersebut membenarkan

rasul yang didustakan atau memberi kabar gembira akan kedatangannya.

Allah swt berfirman tentang Nabi Isa as:

�K�_�'�[ 7 #b %���� ��_��� �� ��� 8_�=�� ��%�M�I ��� 8�N�� ��* �#�* I�7 � � ��]%�& ����� +!���$ '�" ��- � " � j�' ��� ��7 8�9+:�* ��� ��I�� 6I_�)�� 7�$ �U�� �_�0� ���7 _�j�'�* �� %�� ��"��

>�� �?�5 ����� �E��N_�%��+���� # 5XY��� �_�"���/R��� 7 RI

Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku

adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan

memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang

sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala Rasul itu (Muhammad)

datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini

adalah sihir yang nyata.” (As-Shaf (61): 6).

Nabi Isa alaihissalam sendiri menolak apa yang diyakini oleh orang-orang Nasrani yang

menuhankan dirinya:

�� %�(���� �8_�7-�$ 8�=$?�r_�9 �W�_�N��� �h+�� �h =�-�- �#�* I�7 �� � ��]%�& ��* �_��� ����� +!���$ +,�� _�V�>�� 8�� �F %�� ��7 �����- +,�- 8�� ,�b�* ��7 �;�=��> � � ����� ��_��� �,$ . ��7

+ �= 8�/ ��7 #�� ��9 ��0 "���& '�Q�/ � 0+�� h N4 �;_�=�� �;i]+ �= 8�/ ��7 #�� &�- ^�$ 8i]�3� % a+� Cc�& �h =�- , 8_���� ��_��� $ ' � & �,�- ���� 8�N�9 I�7�- ��7 ^�� # (�� h+�� ��7

Page 134: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�h =�- �h N4 8�N�0 %_�/���9 �_�"���/ #�(%�/ h 7 . ��7 6'%�(�d #�( %���& h N4�$ #b_�����$���& ��%��_�I�R'%�(�d �Y 8�d _��4 ����& �h =�-�$ #�( %

Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, adakah kamu

mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua Tuhan selain Allah?”. Isa

menjawab: “Maha suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku

(mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa

yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau.

Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib”. Aku tidak pernah

mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku

(mengatakan)nya yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku

menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah

Engkau wafatkan Aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha

Menyaksikan atas segala sesuatu. (Al-Maidah (5): 116-117).

Tentang vonis kafir terhadap mereka yang mengaku beriman kepada sebagian rasul saja

Allah swt berfirman:

���� �,$ I +b�* ��*�?_�� _�,�� ���� � ��$ ��_��� �� %�� ��_�I� * +,�- �,$ '*�I *�$ ���� � ��$ ��_�� �;���! �� %�� $?�r_�0�* +,�- �,$ '*�I *�$ �� ����� I +b�=�$ �� ����� ��7 J = �,���Q�*�$

c%���� ,%�( 7 �6��?�& ��*�I�/��b+��� ��= '�0 &�-�$ �_KQ�� �,$ I�/��b+� # 5 �;�1��$-�6N

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud

memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan

mengatakan: “Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap

sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan

(tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir

sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan

yang menghinakan. (An-Nisa (4): 150-151).

Ada tiga kelompok manusia terkait iman kepada para rasul:

Pertama, mereka yang beriman kepada Allah swt dan semua rasul yang diutus oleh-Nya.

Merekalah orang-orang yang diakui keimanannya oleh Allah swt.

Page 135: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Kedua, mereka yang mengingkari Allah dan semua rasul utusan Allah. Mereka adalah

orang-orang kafir yang atheis yang hanya mempercayai materi dan kehidupan di dunia

saja.

Ketiga, mereka yang mengaku beriman kepada Allah dan mengaku beriman kepada

sebagian rasul-rasul Allah swt namun mengingkari rasul tertentu yang diutus oleh Allah

swt, seperti orang-orang Yahudi yang mengingkari kerasulan Isa dan Muhammad

alaihimassalam dan orang-orang Nasrani yang mengingkari kerasulan Muhammad saw.

Mereka merasa dengan bersikap demikian telah mengambil jalan tengah antara iman dan

kafir dan jalan tengah ini dapat menyelamatkan mereka dari azab Allah swt. Padahal

harapan mereka hanyalah angan-angan belaka, karena Allah dengan tegas memvonis

mereka dengan kekafiran yang sebenar-benarnya.

Perintah Allah kepada Umat Islam untuk Mengumumkan Keimanan Mereka yang

Menyeluruh Kepada Semua Nabi dan Rasul

Umat Islam adalah satu-satunya umat yang diakui keimanan mereka oleh Allah swt karena

umat Rasulullah saw ini beriman kepada semua Nabi dan Rasul alaihimussalam.

Keimanan mereka yang benar dan lurus ini diperintahkan oleh Allah swt untuk

dideklarasikan kepada seluruh umat manusia dalam bentuk dakwah islamiyah yang

menjadi rahmat bagi alam semesta.

�I ��� ����� ���\ =- ��7�$ ��N %���� ���\ =- ��7�$ ��_������ �_�N�7g ���� �v��> ����$ ��%�&��" ����$ �#%�5 ��7 �,�_ %��_�N� �8�9$- ��7�$ ��]%�&�$ ���� 7 �8�9$- ��7�$ �}��� �t�$ �3�Q ��*�$�,� "�� ] 7 ��� � >�=�$ # ( N�7 A'���- �� %�� v_�I� = ^ #�(_���� Katakanlah (hai orang-orang mukmin): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang

diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub

dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang

diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di

antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”. (Al-Baqarah: 136)

Dan Allah menegaskan bahwa orang yang mendapat petunjuk adalah orang yang beriman

seperti keimanan umat Islam yakni beriman kepada Nabi Muhammad dan seluruh nabi

dan rasul yang diutus oleh Allah swt :

$�'�0 5 �'�Q�/ ���� # 0 N�7g ��7 ��+��"�� � N�7g +,�2�/

Page 136: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu (ummat Islam) telah beriman

kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk. (Al-Baqarah: 137)

Sebaliknya, jika ada orang yang berpaling dari iman seperti keimanan umat Islam maka ia

telah menyimpang dari jalan yang lurus.

#%����+� p%�"_�]� �� 5�$ �_��� # (�b%� +b�%�]�/ �v��Q�d 8�/ # 5 ��"_�=�2�/ �_�����9 +,���$ Dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan

kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah yang Maha

Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Baqarah: 137)

Pujian Allah swt kepada Nabi Muhammad dan Umatnya Karena Beriman dengan

Seluruh Nabi dan Rasul

Keimanan umat Islam kepada seluruh Nabi dan Rasul dipuji oleh Allah swt dengan

firman-Nya:

���0�b�Mc�7�$ ��_������ ���7g _l�4 �,� N�7 J "+��$ ��_���� ��7 �� %���� ���\ =- ��"�� �� �_�I� ���7g �;�=�I+ O ��N ��@�-�$ ��N ��"�� ������$ ���� � � ��7 A'���- �� %�� v_�I� = ^ ���� � ��$ ���� 04�$ m�[�"+� �; %�����$ ��N_���� Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,

demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-

malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak

membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan

mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah Kami

Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (Al-Baqarah: 285)

Balasan yang Besar dan Ampunan Allah bagi Orang yang Beriman dengan Seluruh

Nabi dan Rasul

�~ ��� �;�1��$- # ( N�7 A'���- �� %�� ��ZI� * #���$ ���� � ��$ �������� � N�7g ��*�?���$�6"%���� 6�� �O ���� �,��4�$ # 5��� �- #�(%�9 J *

Page 137: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak membeda-

bedakan seorang pun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka

pahalanya. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

---oo0oo---

Sumber: Tim Kajian Manhaj Tarbiyah (dakwatuna.com)

Page 138: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP RASUL

(HAJATUL INSAN ILA RASUL)

Mengenal Rasul adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim untuk mengamalkan Islam

secara sempurna. Tanpa Rasul maka kita tidak dapat melaksanakan Islam dengan baik.

Kehadiran Rasul memberikan panduan dan bimbingan kepada kita bagaimana cara

mengamalkan Islam. Dengan demikian Rasul adalah penting bagi muslim sebagai metod

atau tariqali untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Mengenal Rasul tidak sahaja dalam bentuk fisikal atau penampilannya tetapi segala aspek

syar’I berupa sunnah yang didedahkan Nabi kepada kita samada tingkah laku, perkataan

ataupun sikap. Pengenalan kepada Rasul dapat dilihat melalui sirah nabi yang

menggambarkan kehidupan Nabi serta latar belakangnya seperti nasab. Kemudian melalui

sunnah dan dakwah Nabi pun dapat memberikan penjelasan siapa Nabi sebenarnya.

Paket Ma’rifatur Rasul ini membincangkan bagaimana mengenal Rasul, apa sahaja yang

perlu dikenal dari Rasul dan bagaimana pula kita mengamalkan Islam melalui petunjuk

Rasul. Yang penting dari paket ini adalah kita mengetahui, memahami dan dapat

mengamalkan Sunnah Nabi dan menjalankan Ibadah dengan baik.

Dengan mengenal Rasul diharapkan kita dapat mencintai Rasul dan mengikutinya, perkara

ini sebagai cara bagaimana kita taat dan mencintai Allah SWT. Oleh itu mengenal Rasul

tidak sahaja dari segi jasad, nasab dan latar belakangnya, tetapi bagaimana beliau

beribadah dan beramal soleh. Setengah masyarakat mengetahui dan mengamalkan sunnah

Nabi dari segi ibadah sahaja bahkan dari segi penampilan sahaja. Sangat jarang muslim

yang mengambil contoh kehidupan Nabi secara keseluruhannya sebagai contoh, misalnya

peranan Nabi dari segi politik, pemimpin, peniaga dan juga Nabi sebagai suami, ayah dan

Page 139: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

ahli di masyarakat. Semua peranan Nabi ini perlu dicontoh dan diikuti sehingga kita dapat

mengamalkan Islam secara sempurna dan menyeluruh. Walaupun demikian, ummat Islam

masih menjadikan Nabi sebagai Rasul adalah dari segi lafazh atau kebiasaan ummat Islam

bersalawat ke atas Nabi. Bagaimanapun ummat Islam yang sholat akan selalu bersalawat

ke atas Nabi dan selalu menyebutnya.

Pengenalan kepada Rasul juga pengenalan kepada Allah dan Islam. Memahami Rasul

secara komprehensif adalah cara yang tepat dalam mengenal Islam yang juga

komprehensif. Rasul dikenal sebagai pribadi teladan dan ikutan yang unggul dan lelaki

terpilih di antara manusia yang sangat layak dijadikan model bagi setiap muslim. Berarti

Nabi adalah ikutan bagi setiap tingkah laku, perkataan dan sikap yang disunnahkannya.

Mencintai Nabi sebagai hasil dari mengenal Rasul tidak sahaja dalam menyebut namanya

setelah sholat, mengadakan acara barzanji, merayakan hari Maulid Nabi dan bentuk acara-

acara lainnya. Kemudian mereka tidak mengamalkan sunnah ataupun tingkah laku asas

yang dimilikinya seperti sidiq, tabligh, amanah dan fatanah. Keadaan demikian sangat

merugi bagi setiap muslim. Atau sebahagian sangat taasub dengan pakaian Nabi, sorban,

songkok dan sebagainya, sebahagian lagi sekedar mengutip hadits Nabu untuk

ceramahnya tetapi tidak diamalkan, bahkan ada yang menolak beberapa sunnah atau

tingkah laku Nabi. Keadaan demikian, berlaku di tengah masyarakat awam sebagai akibat

dari tidak fahamnya mereka kepada Rasul secara benar dan utuh.

Bagi ummat Islam yang terlibat dengan dakwah Islam, ramai yang tidak merujuk kepada

metod atau minhaj Nabi dalam berdakwah sehingga tidak mendapatkan hasil yang optima.

Kegagalan dakwah senantiasa dihadapi oleh para da’I, ketidak berkesanan dakwah dan

kurang hasil atau bekas dakwah sebagai bahagian penilaian dakwah. Dengan mengenal

Rasul, kita dapat menyimpulkan bahawa dakwah yang dibawa oleh Rasul adalah dakwah

yang berkesan dan sudah menghasilkan perubahan-perubahan masyarakat ke arah yang

positif. Bahkan Rasul telah membuktikan bahawa Islam menyebar ke seluruh dunia dan

Islam dipegang oleh berbagai suku atau bangsa di dunia ini. Kemudian kegagalan pada

saat ini disebabkan karena tidak merujuk kembali bagaimana kejayaan dan kegemilangan

yang telah dicapai Nabi dulu.

Metode Rabbani yang dibawa oleh Rasul perlu dipahami dan diamalkan dengan baik.

Obyektif ini dicapai apabila kita mengenal Rasul. Paket ini mencoba untuk

membentangkan apa saja keperluan kita mengenal Rasul, supaya kita mempunyai motivasi

dan sadar tentang keperluan kita memahami Rasul. Kemudian definisi Rasul, peranan

Rasul, sifat-sifat Rasul, tugas Rasul ciri-ciri risalah Muhammad, kewajiban kita terhadap

Rasul, dan akhirnya hasil yang kita dapati dengan mengikuti risalah Rasul.

HAJATUL INSAN ILA RASUL

Setiap manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan fitrah, dimana manusia bersih, suci dan

mempunyai kecenderungan yang baik dan ke arah positif iaitu ke arah Islam. Fitrah

manusia diantaranya adalah mengakui kewujudan Allah sebagai pencipta, keinginan untuk

Page 140: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

beribadah dan menghendaki kehidupan yang teratur. Fitrah demikian perlu diaplikasikan

ke dalam kehidupan sehari-hari melalui petunjuk Al-Qur’an (Firman-firman dan panduan

dari Allah SWT) dan panduan sunnah (sabda Nabi dan perbuatannya). Semua panduan ini

memerlukan petunjuk dari Rasul khususnya dalam mengenal pencipta dan sebagai

panduan kehidupan manusia. Dengan cara mengikuti panduan Rasul kita akan mendapati

ibadah yang sohih.

1. Al Insan.

• Al Insan (manusia) adalah ciptaan Allah SWT yang diberikan banyak kelebihan dan

keutamaan dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya.

• Di antara kelebihan manusia adalah fitrah. Agama Allah yang dijadikanNya kepada

manusia sesuai dengan fitrahnya.

Dalil :

• Q.30:30, Manusia diciptakan sesuai dengan fitrahnya.

_�'��� �;�( ��$ #���:�/ ��*�' ��9 ^ ��( %���& �W�_�N� �I���/ 8�0_�� ��_��� �U�I+��/ �K %�N�� ��*�,� "�� ��* ^ �W�_�N� �I��+4�- _���b���$ #_�%�Q+� �*_�'� �;���! ��_��� �V+��r��

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah

Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada

fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

2. Fitrah.

Penjelasan :

• Fitrah yang ada pada manusia dapat menilai baik buruk tingkah laku masyarakat ataupun

dirinya. Ini disebabkan karena fitrah dimiliki oleh manusia semenjak ia lahir, samada

dilahirkan oleh ibu bapa kafir ataupun jahiliyah. Kecenderungan yang baik senantiasa

membawa manusia ke arah Islam seperti pengakuannya kepada Allah sebagai pencipta

(Rab). Perubahan fungsi dan peranan fitrah ini terjadi karena pengaruh persekitaran

termasuk pengaruh ibu bapa ataupun lingkungan sosial. Yang menjadikan manusia

berubah dari fitrah kepada nasrani, yahudi dan majusi juga disebabkan oleh pengaruh ibu

bapaknya.

• Fitrah dapat dijadikan sebagai saksi bagi segala perbuatannya. Fitrah manusia sudah

dibekali oleh Allah SWT dengan nilai-nilai semula jadi yang dapat menilai suatu tingkah

laku. Beberapa fitrah manusia adalah keinginan manusia untuk mengabdi kepada Kholiq,

mengakui keberadaan Allah SWT sebagai Kholiq dan keinginan manusia untuk hidup

teratur.

Page 141: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Dalil :

• Q.30:30,

• Hadits : “Setiap anak dilahirkan atas fitrahnya, kemudian ibu bapanya yang menjadikan

anak yahudi, majusi dan nasrani, seperti hewan yang berasal dari hewan, apakah engkau

lihat padanya kelainan?’ (HR. Bukhary)

��4 �#�����$ �� %���& ���� ����� L8��<N� ����� ����� � N�& ���� �8���� �U�I *�I 5 8���- �& �����"�4 ���=��]ZS�" * $�- ���=�IZ[�N * $�- ���=�.Z��( * w�����:�/ �U�I+�� +� ����& '��� * A.�� ��7

+��5 �B�"%�(��+�  �0 N 9 �B�"%�(��+� XY��& '�� ��(%�/ ��I�9 ) ���r�� w$�(

• Q.75:14, manusia menjadi saksi ke atas dirinya sendiri.

lU�m�[�� ��i]+ �= ����& ,��] =k ����

Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri

• Q.27:14, hati mereka meyakini walaupun mengingkari.

���$ B������& �,��4 �o %�4 IT =��/ _6�� &�$ �6"+�f # ( ] =�- ��( 0�N�Q %�0 ��$ ��(�� $ '�>��*�'i]+ "+�

Dan mereka mengingkarinya Karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati

mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang

yang berbuat kebinasaan.

3. Wujudul Kholiq.

Penjelasan :

Kewujudan pencipta merupakan sesuatu yang tak dapat diingkari. Manusia pada dasarnya

mengakui perkara ini. Allah sebagai pencipta (Rab) di dalam Al-Qur’an diakui oleh orang

kafir sekalipun. Perjanjian manusia ketika di dalam rahim ibunya juga menyatakan

bahawa “alastu birobbikum, qolu bala syahidna”. Manusia menerima Allah sebagai Rab.

Begitupun ketika Qurays ditanya berkaitan dengan pencipta langit, bulan, bintang dan

sebagainya, maka dijawab Allah. Hal ini menunjukkan bahawa Allah sebagai Rab diakui

dan diiktiraf oleh manusia tetapi tidak semuanya yang mengakui Allah sebagai Ilah.

Page 142: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Dalil :

• Q 7:172

�( d�-�$ # (�0_�*_��! #�5��� (f ��7 �C�.g 8�N�� ��7 �;_ ��� �?�G�- +!���$ ����& # 5�' �_�N4 �_�=�� �B�7��%�Q+� �C ��* ���Q�9 +,�- ��= '�(�d ����� ����� #b_���I�� h ]���- #�(i] =�-�����/��O �?�5 ��&

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi

mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):

"Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami

menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak

mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah

terhadap Ini (keesaan Tuhan)",

• Q.23:83-90, apabila ditanya kepada orang kafir jahiliyah siapakah yang mempunyai

bumi dan orang yang diatasnya, siapakah yang mempunyai tujuh langit ? maka

jawabannya adalah Allah.

83. Sesungguhnya kami dan bapak-bapak kami Telah diberi ancaman (dengan) ini[1017]

dahulu, Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu kala!".

84. Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu

mengetahui?"

85. Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak

ingat?"

86. Katakanlah: "Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy

yang besar?"

87. Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak

bertakwa?"

88. Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu

sedang dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu

mengetahui?"

89. Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), Maka

dari jalan manakah kamu ditipu?"

90. Sebenarnya kami Telah membawa kebenaran[1018] kepada mereka, dan

Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.

Page 143: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

4. Ibadatul Kholiq.

Penjelasan :

Manusia secara umum mendapat arahan dari Allah SWT untuk mengabdi kepadaNya.

Pengabdian kepada Allah adalah sebagai hasil dan akibat dari pengakuan kita kepada

Allah sebagai pencipta. Mengakui Pencipta berarti mengakui apa yang disampaikanNya,

menerima arahanNya, menjalankan Undang-undangNya dan sebagainya. Usaha-usaha ini

adalah bahagian dari bentuk pengabdian kita kepada Allah SWT.

Dalil :

• Q.2:21, Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang menciptakan kamu dan orang-orang

yang sebelum kamu.

#b_������ #b�� ��� ��7 ��*�?_���$ #b�Q���G j�?_�� #b_���� $ ' � & W�_�N� ��(_ *�- ��*�,�Q_�0�9

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang yang

sebelummu, agar kamu bertakwa,

5. Hayatul Munadhomah.

Penjelasan :

Petunjuk dari Allah adalah untuk memandu manusia ke arah yang baik. Semua arahan dan

bimbingan dari Allah SWT adalah baik bagi manusia yang diciptakanNya karena sesuai

dengan fitrah manusia. Allah sebagai pencipta tahu mengenai ciptaannya secara pasti

sehingga Allah dapat memberikan panduan yang juga tepat bagi manusia. Tanpa petunjuk

berarti hidup manusia menjadi tidak teratur dan tanpa arah tujuan, ia mengikuti hawa

nafsunya sahaja yang tidak jelas kemana pergi. Mereka akan tersesat di jalan yang tidak

benar.

Dalil :

• Q.28:50, mengikuti panduan Allah menjadi hidup teratur, manakala tidak mengikuti

Allah berarti mengikuti hawa nafsu dan menjadi sesat (tidak teratur hidupnya).

# 5XY�� 5�- �,� ���_�0�* ��"_�=�- #�� &��/ �;�� � �%�S�0 ]�* #�� +,�2�/ �p��_�9 ��_�"�7 _����- ��7�$ ���"���_�T� �C ��Q+� j�' (�* ^ ��_��� _�,�� ��_��� ���7 �6' 5 �I %�a�� w���5

Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) Ketahuilah bahwa Sesung- guhnya

mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). dan siapakah yang lebih sesat

Page 144: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari

Allah sedikitpun. Sesung- guhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang

zalim.

6. Hidayatur Rasul.

Jika kita hendak mengikuti perintah Allah maka kita mesti mengikuti perintah Rasul.

Apabila kita ingin mengasihi Allah maka kita perlu petunjuk Rasul. Kaedah ini adalah

kaedah yang Rabbani dibawa oleh Islam. Oleh karena itu syahadatain pun terdiri dari

pengakuan kepada dua iaitu Allah dan RasulNya. Mengikuti petunjuk Rasul berarti kita

mengikuti jalan agama Allah yang mempunyai langit dan apa-apa yang dibumi.

Dalil :

• Q.3:31, jika mencintai Allah maka ikuti Rasul.

�$ �_��� #b ��� > * 8�=� ���_�9��/ ��_��� �,�_ ��> 9 # 0 N4 +,�� +�� �_����$ #b��� =! #b�� I� a�*R#%���� R�� �O

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah

mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.

• Q.43:53, mengembalikan semua urusan kepada Allah.

���=�I�0+Q 7 B�b�Mc�"+� ����7 XY��� $�- ���5�! ��7 lU���� ��- �� %���& �8�Q+�- ^ ����/

Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas[1361] atau malaikat datang

bersama-sama dia untuk mengiringkannya?"

[1361] Maksudnya: Kenapa Tuhan tidak memakaikan gelang mas kepada Musa, sebab

menurut kebiasaan mereka apabila seseorang akan diangkat menjadi pemimpin mereka

mengenakan gelang dan kalung emas kepadanya sebagai tanda kebesaran.

• Q.36:1-2, Al-Qur’an yang berhikmah.

F* ,Q+��$�#%�b�>+� �,g I

Yaa siin. Demi Al Quran yang penuh hikmah.

Page 145: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

7. Ma’rifatul Kholiq.

Penjelasan :

Petunjuk Rasul digunakan untuk mengenal Allah. Mengenal Allah juga dapat dilakukan

dengan cara memperhatikan dan memikirkan alam sebagai penciptaanNya. Melihat

gunung-gunung, hewan dan sebagainya merupakan cara untuk mengenal Allah secara ayat

Kauniyah.

Dalil :

• Q.31:10, Allah menciptakan langit, gunung, hewan dan sebagainya.

�- �8���$�� �H �t 8�/ ��Q+��-�$ ��(�= $�I�9 A'�"�& �I %�a�� �E�$��"_�]� �V���G �'%�"�9 +, _��4 ��7 ��(%�/ ��N 0�� =�:�/ �Y��7 iY��"_�]� ���7 ��N+��\ =�-�$ AB_���. _��4 ��7 ��(%�/ _�����$ #b���¢�I�4 �y $�x

Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan dia meletakkan gunung-

gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan

memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. dan kami turunkan air

hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang

baik.

• Q.43:53, mengembalikan semua urusan kepada Allah.

���=�I�0+Q 7 B�b�Mc�"+� ����7 XY��� $�- ���5�! ��7 lU���� ��- �� %���& �8�Q+�- ^ ����/

Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas[1361] atau malaikat datang

bersama-sama dia untuk mengiringkannya?"

[1361] Maksudnya: Kenapa Tuhan tidak memakaikan gelang mas kepada Musa, sebab

menurut kebiasaan mereka apabila seseorang akan diangkat menjadi pemimpin mereka

mengenakan gelang dan kalung emas kepadanya sebagai tanda kebesaran.

8. Minhajul Hayah.

Penjelasan :

• Petunjuk Rasul juga digunakan untuk mengamalkan Islam yang benar dan yang diredhai

oleh Allah SWT. Rasul sebagai ikutan dan teladan yang baik untuk diikuti dalam

mengamalkan Islam secara benar.

• Panduan hidup melalui Islam mesti diamalkan mengikuti teladan kita kepada Rasul.

Page 146: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Dalil :

• Q.33:21, Rasul sebagai teladan yang baik.

�C ��%+��$ ��_��� � � I�* �,��4 ��"�� lB�N�]�� lU�� �- ��_��� ��� ��� 8�/ #b�� �,��4 '�Q��6m���4 ��_��� �I�4�!�$ �I�Gn

Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)

bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

menyebut Allah.

• Q.3:19, Islam sebagai dien yang Allah redhai.

��7 ^�� �3��0�b+� � 9$- ��*�?_�� �o���0 G ��7�$ Cc �k ��_��� �' N�& ��*_�'� _�,�� �' ��� p*�I�� ��_��� _�,�2�/ ��_��� �E��*q�� I +b�* ��7�$ # (�N %�� �6% a�� #+���+� # 5XY��� ��7�3��]�>+�

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-

orang yang Telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka,

Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-

ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

• Q.3:85, orang yang merugi apabila tidak mengamalkan Islam.

�s�0 ��* ��7�$��*�I����r+� ���7 �U�I�Gn 8�/ �� 5�$ � N�7 ����+Q * ����/ �6N*�. �Cc �k �I %�O

Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima

(agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

9. Ibadatul Shohih.

Penjelasan :

Ibadah sohih adalah ibadah yang menyembah Allah dengan panduan mengikuti Rasul.

Rasul sebagai penerima wahyu dari Allah perlu diikuti dan sebagai keperluan bagi kita

untuk menjadikannya sebagai model dan petunjuk dalam menjalankan ibadah yang benar.

Page 147: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Rasul sebagai manusia yang mendapat lesen dari Allah SWT untuk mengembangkan dan

menyebarkan nilai-nilai Islam secara sah dan tepat. Allah telah menyebutkan pada banyak

ayat yang menyatakan bahawa Rasul diberi wahyu dan diberi tugas untuk

menyampaikannya kepada manusia.

Dalil :

• Q.21:25, Rasul diberi wahyu yang menyebutkan bahawa tiada tuhan selain Allah oleh itu

sembahlah Allah

��=�- ^�� ������ ^ �_�=�- �� %���� 8��� = ^�� ��� ��� ��7 �;�� ��� ��7 ��N+��� ��- ��7�$$ ' � &��/�,

Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan

kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka sembahlah

olehmu sekalian akan aku".

---oo0oo---

Sumber: tarbiyahklatenutara.blogspot.com

Page 148: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

KEDUDUKAN RASUL

(MAKANATUR RASUL)

Muhammad Rasulullah SAW adalah sebagai hamba di antara hamba-hamba Allah

lainnya. Sebagai hamba maka Rasul mempunyai ciri yang juga sama dengan manusia

lainnya seperti beliau sebagai manusia, mempunyai nasab dan jasadnya. Sebagai hamba

ini menunjukkan bahawa Nabi adalah manusia biasa yang Allah berikan kemuliaan berupa

wahyu dari Allah. Untuk mengetahui Nabi sebagai hamba dapat kita ketahui secara pasti

dari perjalanan sirah Nabi, khususnya di dalam fiqh sirah. Selain itu Nabi Muhammad

SAW juga sebagai rasul diantara para rasul. Sebagai rasul, Nabi bersifat menyampaikan

risalah, menjalankan amanah dari Allah, dan sebagai pemimpin ummat. Perjalanan Nabi

sebagai Rasul dalam menyampaikan dakwah dan misi dapat dilihat dari dakwah-dakwah

Nabi seperti di dalam fiqh dakwah. Selain itu Nabi Muhammad SAW juga membawa

sunnah yang dijadikan sebagai fiqhul Ahkam. Kedudukan Rasul dapat digambarkan di

dalam sirah nabi, sunnahnya dan dakwahnya sehingga dari kedudukan ini banyak yang

kita ambil sebagai fiqh sirah, fiqh ahkam dan fiqh dakwah.

Page 149: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Penjelasan rasmul Bayan

1. Abdun min Ibadillah.

• Rasul Muhammad SAW adalah sebagai hamba dan manusia biasa yang juga makan,

minum, pergi ke pasar, beristeri, berniaga dan segala aktiviti manusia dikerjakan dan

ditunaikan dengan baik. Rasul melaksanakan keperluan dan keperluan sebagaimana

manusia lainnya melaksanakan keperluannya. Dari keadaan ini dapat disimpulkan bahawa

Rasul sebagai manusia dan kitapun sebagai manusia sehingga apa yang dikerjakan oleh

Nabi juga dapat dilaksanakan oleh kita secara baik. Tidak ada alasan untuk tidak

mengerjakan perintah Rasul karena Allah telah mengutus Rasul dari kalangan manusia

juga.

• Yang membedakan rasul dengan manusia yang lain ialah Rasul mendapat wahyu iaitu

menyuruh kita mengilahkan Allah sahaja.

Dalil :

• Q.18:110, Rasul adalah manusia biasa seumpamamu.

�,��4 ��"�/ R'���$ R����� #b (���� ��"_�=�- _�8���� ���� * #b�+��7 RI�)�� ��=�- ��"_�=�� +��6'���- ��_���� �U�.������� P�I ) * ^�$ �6>����� c�"�& +��" ��%+��/ ��_���� XY��Q�� � � I�*

Katakanlah: Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan

kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". barangsiapa

mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang

saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada

Tuhannya".

• Q.17:1, Rasul disebut oleh Allah sebagai hambanya.

�'�S ]�"+� ����� �C�I�>+� �'�S ]�"+� ���7 c %�� �w�' ����� ��I ��- j�?_�� �,��> � � m�[��+� p%�"_�]� �� 5 �_�=�� ��N�9��*g ��7 ��*�I N�� ��� ��� ��N+4����� j�?_�� ��[+�t

Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al

Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang Telah kami berkahi sekelilingnya agar kami

perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia

adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

Page 150: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

1.1. Insan.

• Rasul sebagai manusia digambarkan makan, ke pasar dan sebagainya. Perilaku ini

menggambarkan suatu aktiviti sehari-hari manusia. Apabila Rasul sebagai manusia maka

dakwah mudah dilaksanakan dan mudah diterima, tidak ada alasan bagi manusia untuk

menolaknya. Apabila malaikat sebagai Nabi maka banyak alasan untuk tidak

melaksanakan perintah Allah. Kaum Yahudi senantiasa menyoal kehadiran Rasul yang

berasal dari manusia. Sebetulnya mereka mengada-adakan soalan yang didasari

kekufurannya kepada Allah.

• Rasul sebagai manusia juga dijelaskan dengan peranan Rasul sebagai suami dan bapa

dari anak-anaknya. Dengan peranan ini menjadikan manusia lebih sempurna dan dapat

mengikutinya dengan baik setiap amalan dan arahannya.

Dalil :

• Q.25:7, Rasul sebagai manusia yang juga makan, berjalan ke pasar.

���\ =- ^ ��� �v�� �t 8�/ 8�) "�*�$ �C���_��� �4+:�* ��� �_�I� �?�5 ����7 ������$6I*�?�= ����7 �,�b�%�/ R;���7 �� %����

Dan mereka berkata: "Mengapa Rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-

pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu

memberikan peringatan bersama- sama dengan dia?,

• Q.13:38, Rasul mempunyai isteri, anak.

�,��4 ��7�$ KB_�*_��!�$ �6��$ x�- # (�� ��N+������$ �;�� ��� ��7 c � � ��N+��� ��- '�Q���$�* +,�- ��� ��I��R3��0�4 �����- _��b�� ��_��� �,+!�2�� ^�� AB�*q�� �8�9+:

Dan Sesungguhnya kami Telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan kami

memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. dan tidak ada hak bagi seorang

Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. bagi tiap-tiap

masa ada Kitab (yang tertentu).

1.2. Nasab.

Rasul berasal dari kaum Qurasy. Bapaknya yang bernama Abdullah dan ibunya bernama

Aminah. Beliau mempunyai keluarga dan keturunan yang jelas. Begitupun tentang sejarah

kelahiran dan asal usulnya. Sejarah yang menjelaskan bagaimana nabi dibesarkan

sehingga menjadi Rasul juga banyak terdapat di berbagai buku sirah Nabi.

Page 151: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Dalil :

• Hadits dan Sirah Nabi.

1.3. Jism.

Jism nabi Muhammad SAW digambarkan banyak oleh hadits seperti rambutnya yang rapi

dan selalu disikat kemas, badannya yang kuat, tingginya sederhana dan sebagainya. Dari

gambaran jasad ini Nabi adalah manusia yang juga sebagai manusia biasa lainnya.

Dalil :

• Hadits dan Sirah Nabi.

1.4. Sirah Nabawiyah.

Penjelasan :

Penggambaran Nabi sebagai hamba Allah terdapat di dalam sirah nabawiyah.

Penggambaran ini dijadikan sebagai pengajaran, menerangkan sesuatu dan juga dapat

sebagai petunjuk bagi kita yang membacanya. Dari sirah nabawiyah dapat disimpulkan

bahawa Nabi sebagai hamba Allah dan menjalankan aktiviti-aktivitinya sebagai manusia

biasa.

Dalil :

• Q.12:111, Kisah di dalam sirah dijadikan sebagai pelajaran.

��b���$ ��I�0+ * �K�*�'�� �,��4 ��7 �3���+�t 8��$t lU�I ��& #�(�[�[�� 8�/ �,��4 '�Q�� �,� N�7 J * �C ��Q�� KB�" ����$ �6' 5�$ �Y 8�d _��4 ��%�[+ �9�$ �� *�'�* �� %�� j�?_�� �V*�' [�9

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang

mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi

membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan

sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

2. Rasul minal Mursalin.

Muhammad SAW selain sebagai hamba biasa juga sebagai Rasul yang mempunyai

keutamaan dan ciri-ciri kerasulan. Muhammad seperti Rasul lainnya juga mempunyai

mukjizat dan tugas-tugas mulia. Walau bagaimanapun Rasul juga seperti manusia yang

akan meninggal pada saatnya.

Page 152: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Dalil :

• Q.3:144, Muhammad itu sebagai Rasul yang sesungguhnya telah terdahulu beberapa

Rasul sebelumnya.

���0� $�- �E��7 +,�2�/�- � �_ I� ���� ��� ��7 h���G '�� l�� ��� ^�� R'_�"�> 7 ��7�$ �K1 %�d ��_��� _�I z�* ����/ �� %���Q�& ����& ����Q N�* ��7�$ #b����Q &�- ����& # 0 ����Q =��*�I�4�_�)� �_��� j�\ S�%���$

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh Telah berlalu sebelumnya

beberapa orang rasul[234]. apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang

(murtad)? barangsiapa yang berbalik ke belakang, Maka ia tidak dapat mendatangkan

mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang

yang bersyukur.

2.1. Tabligh Risalah.

Penjelasan :

Peranan Rasul yang utama adalah menyampaikan risalah Tuhan karena inilai yang

membedakannya dengan manusia biasa. Rasul membawa manusia untuk mengabdi kepada

Ilah yang satu iaitu Allah SWT. Menyampaikan misi Islam dan memberikan contoh

adalah aktiviti utama para Rasul.

Dalil :

• Q.72:28, Rasul-rasul itu telah menyampaikan risalat Tuhannya.

^����� � a�� ��- '�� +,�- �#�� ��%�� �Y 8�d _��4 ��[ ��-�$ #�( *�'�� ��"�� �}����-�$ #�(_���� �E6.�'�&

Supaya dia mengetahui, bahwa Sesungguhnya rasul-rasul itu Telah menyampaikan

risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada

mereka, dan dia menghitung segala sesuatu satu persatu.

• Q.33:39, Rasul yang menyampaikan risalah Agama Allah.

Page 153: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�� �4�$ ��_��� ^�� 6'���- �, ��) r�* ^�$ ��= ��) r�*�$ ��_��� �E^����� �,� a_���� * ��*�?_���6�%i]�� ��_������

(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah[1222], mereka takut kepada-

Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan

cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.

2.2. Adaul Amanah.

Rasul telah menunaikan amanahnya sebagai rasul iaitu menyampaikan risalah kepada

manusia. Menunaikan amanah dan tugas menyampaikan misi ini merupakan peranan

Rasul. Bukti bahawa Rasul telah menunaikan amanah ini adalah pengikut-pengikutnya

yang setia dan menyebarkan dakwah kepada manusia.

Dalil :

• Q.72:28, Rasul telah menyampaikan risalat Tuhannya.

• Q.5:67, Rasul diperintahkan untuk menyampaikan apa-apa yang diterimanya dari Allah.

�h a_���� ��"�/ +���+ �9 #�� +,���$ �;_���� ��7 �; %���� ���\ =- ��7 +s_���� �� �_�I� ��(_ *�- ��* ���7 �; "�[ ��* �_����$ ��0���������*�I�/��b+� �C ��Q+� j�' (�* ^ ��_��� _�,�� �W�_�N�

Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak

kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-

Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia[430]. Sesungguhnya Allah tidak

memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

2.3. Imamatul Ummat.

Penjelasan :

Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul juga sebagai Imam yang bertanggung jawab ke atas

ummatnya. Pada hari kiamat Nabi berperanan sebagai Ummat. Hal ini menunjukkan

bahawa Nabi juga bertanggung jawab terhadap apa-apa yang sudah disampaikan kepada

ummatnya. Ketika di hari penghitungan di hari kiamat Nabi mempertanggung-jawabkan

ummatnya.

Dalil :

• Q.4:41, Nabi Muhammad sebagai saksi bagi ummatnya

Page 154: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

6'%�(�d iY^ J�5 ����& �;�� ��N+1���$ A'%�(�)�� AB_�7- _��4 ��7 ��N+1�� �!�� �o %�b�/

Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang

saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai

saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).

• Q.17:71, setiap manusia dengan imamnya di hari kiamat.

�,$�Y�I+Q�* �;�1��$:�/ ���N%�"�%�� �����0�4 �8�9$- ��"�/ #�(�7��7�2�� �W��=- _��4 � & '�= �C ��*c%�0�/ �,� "��+T * ^�$ # (����0�4

(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan

barangsiapa yang diberikan Kitab amalannya di tangan kanannya Maka mereka Ini akan

membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.

2.4. Dakwah Nabawiyah.

Penjelasan :

Al-Qur’an dan juga Sirah banyak menjelaskan dakwah nabi. Dari kedua ini muncul fiqh

dakwah yang sesuai dengan realiti, tuntutan, dan keadaan. Misalnya Allah menceritakan

perjalanan hijrah Nabi bersama Abu Bakar yang berada di gua Tsur, didapati banyak ular

dan berbagai hewan yang berbahaya, kemudian nabi berkata janganlah takut

sesungguhnya Allah bersama kami. Ayat yang menggambarkan dakwah ini menjadi fiqh

dakwah bagi para da’I saat ini khususnya memotivasikan kita agar senantiasa berdakwah

walaupun menghadapi banyak cabaran dan rintangan.

Dalil :

• Q.9:40, Rasul menasehati Abu Bakar, janganlah berduka cita sesungguhnya Allah

bersama kami.

��" 5 +!�� �� %�N+u �8�=��u $ I� �4 ��*�?_�� ����I G�- +!�� �_��� w�I�[�= '�Q�/ w$ I [ N�9 ^�� �� %���& ��0�N%�b�� �_��� ���\ =�:�/ ��N���7 ��_��� _�,�� +,�\ >�9 ^ ��������[�� ��Q�* +!�� ����a+� 8�/

�$ ��5 $�I�9 #�� A.� N S�� w�'_�*�-�$ ��_��� B�"���4�$ ���+ _ ]� $ I� �4 ��*�?_�� �B�"���4 ������R#%�b�� R\*�\�& �_����$ ��%+� �+� �8�5

Page 155: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah Telah

menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari

Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di

waktu dia Berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah

beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan

membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan

orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah Itulah yang Tinggi. Allah Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana.

3. Sunnah.

Penjelasan :

Dari segi bahasa Sunnah berarti jalan. Maksud Sunnah Nabi adalah segala sesuatu yang

disebutkan, diakurkan dan diamalkan. Sunnah Nabi bernilai syar’I dan perlu untuk

mengikutinya. Sunnah yang demikian dijadikan sebagai teladan dan ikutan. Sesuatu di

luar itu boleh dilaksanakan boleh juga tidak, ia merupakan sesuatu yang tidak wajib

seperti Nabi biasa menunggang unta, memakai pakaian budaya Arab, perang dengan

pedang dan sebagainya. Perkara ini adalah wasailul hayah yang boleh berubah dan tidak

mesti mengikutinya. Yang perlu diikuti dan bernilai sunnah adalah yang bersifat minhajul

hayah. Sunnah ini dijadikan sebagai fiqh ahkam untuk rujukan beramal atau mengambil

keputusan.

Dalil :

• Hadits dan Sirah Nabi.

3.1. Fiqhul Ahkam.

Penjelasan :

Bagi muslim dalam menjalankan hidup dan dakwah tentunya menghadapi banyak cabaran

selain dari bagaimana mesti menjalani hidup ini dengan sempurna. Peranan hukum atau

aturan sebagai panduan membawa kita ke arah yang sempurna sangatlah diperlukan. Rasul

dijadikan sebagai tempat ketaatan dan ikutan, dan juga sebagai rujukan hukum. Fiqh

ahkam yang digunakan sebagai dalil juga memerlukan pandangan sunnah.

Dalil :

• Q.4:64, 65, Rasul sebagai rujukan hukum dalam mengurus perselisihan.

+!�� # (_�=�- ����$ ��_��� �,+!�2�� ����� %�� ^�� ��� ��� ��7 ��N+��� ��- ��7�$ # (�] =�- � "���f �6"%���� �6�_���9 ��_��� $ '������ �� �_�I� # (�� �I� a�0 ��$ ��_��� $ I� a�0 ���/ �P$�Y��� ,

Page 156: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

8�/ $ '�S�* ^ _�#u # (�N %�� �I�S�d ��"%�/ �P� "_�b�> * �_�0�� �,� N�7 J * ^ �;_�����$ c�/�z�� �_�"�7 �6��I�� #�(i] =�-�6"%�� ]�9 � "_���] *�$ �h %

Dan kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah.

Sesungguhnya Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu

memohon ampun kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah

mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Maka demi

Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu

hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa

dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka

menerima dengan sepenuhnya.

---oo0oo---

Sumber: tarbiyahklatenutara.blogspot.com

Page 157: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

SIFAT-SIFAT RASUL

(SHIFATUR RASUL)

Setelah kita memahami makna syahadat � ����� ������ ��� yang mengandung konsekuensi

keikhlasan dalam beribadah hanya kepada Allah maka kita bahas pada edisi kali ini

tentang syahadat yang kedua yaitu � � � ��� K6'<"�> 7. Di dalam riwayat lain disebutkan

dengan kalimat yang lebih lengkap :

�� � ����$ w ' ��& K'<"�> 7 �,�-�$

“Bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya” (HR. Bukhari dan Muslim dari

Ubadah bin As-Shamit)

Yakni persaksian yang diberikan kepada Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdul

Muthalib yang berasal dari Bani Hasyim dari Quraisy dari kalangan Arab dengan dua sifat

besar dan mulia yaitu Al-Ubudiyah (kehambaan khusus) dan Ar-Risalah (kerasulan).

Sifat kehambaan ialah meyakini bahwa beliau adalah seorang hamba Allah yang

diciptakan–Nya, milik Allah; yang berarti tidak memiliki sifat ketuhanan, rububiyah atau

uluhiyah. Tidak pula memiliki sifat yang menyerupai sifat-sifat Allah. Di mana beliau

tidak bisa menolak takdir, mengabulkan doa, atau menentukan siapa yang mendapatkan

hidayah dan siapa yang tidak, demikian seterusnya.

Page 158: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Mengenal Rasul perlu mengenal sifat-sifatnya. Bagian tingkah laku, kepribadian, dan

penampilan diwarnai oleh sifat seseorang. Begitupun Nabi Muhammad saw dapat

digambarkan melalui sifat-sifatnya. Mengetahui sifat-sifat ini diharapkan kita menyadari

siapa sebenarnya Rasul dan kemudian kita dapat mengikutinya. Sifat Nabi seperti manusia

biasa yang sempurna dapat diikuti oleh kita, karena tingkah laku atau perbuatannya seperti

yang dilaksanakan manusia maka kitapun pasti dapat mengikutinya.

Kemudian kita semakin percaya kepada apa-apa yang dibicarakan atau disampaikan Rasul

adalah yang benar karena sifat beliau yang ‘ismah (terpelihara dari kesalahan), selain itu

beliau adalah orang yang cerdas, berarti apa yang dibawanya adalah hasil dari pemikiran

dan analisa yang mendalam, tepat dan baik.

Sifat amanah adalah juga sifat asas yang setiap manusia pasti menyenangi berkawan

dengan mereka yang amanah, kita sebagai muslim perlu mengikuti sifat ini dengan

sempurna begitupun dengan sifat lainnya seperti tabligh dan iltizam. Sifat-sifat ini

menggambarkan akhlaq mulia yang diwarnai oleh akhlaq Al-Qur’an dan sangatlah sesuai

dijadikan sebagai contoh yang baik bagi kita.

Kesempurnaan Jiwa dan Kemuliaan Akhlaq Rasulullah saw.

Nabi saw lain daripada yang lain karena kefasihan bicaranya, kejelasan ucapannya, yang

selalu disampaikan pada kesempatan yang paling tepat dan di tempat yang tidak sulit

diketahui, lancar, jernih kata-katanya, jelas pengucapan dan maknanya, sedikit ditahan,

disisipi kata-kata yang luas maknanya, mengkhususkan pada penekanan-penekanan

hukum, mengetahui logat-logat bangsa Arab, berbicara dengan setiap kabilah Arab

menurut logat masing-masing, berdialog dengan mereka menurut bahasa masing-masing,

ada kekuatan pola bahasa Badui yang cadas berhimpun pada dirinya, begitu pula

kejernihan dan kejelasan cara bicara orang yang sudah beradab, berkat kekuatan yang

datang dari Ilahi dan dilantarkan lewat wahyu.

Beliau adalah orang yang lembut, murah hati, mampu menguasai diri, suka memaafkan

saat memegang kekuasaan dan sabar saat ditekan. Ini semua merupakan sifat-sifat yang

diajarkan Allah.

Orang yang murah hati bisa saja tergelincir dan terperosok. Tapi sekian banyak gangguan

yang tertuju kepada beliau justru menambahkan kesabaran beliau. Tingkah polah orang-

orang bodoh yang berlebih-lebihan justru menambah kemurahan hati beliau. Aisyah

berkata, “Jika Rasulullah saw harus memilih di antara dua perkara, tentu beliau memilih

yang paling mudah di antara keduanya, selagi itu bukan suatu dosa. Jika suatu dosa, maka

beliau adalah orang yang paling menjauh darinya. Beliau tidak membalas untuk dirinya

sendiri kecuali jika ada pelanggaran terhadap kehormatan Allah, lalu dia membalas karena

Allah. Beliau adalah orang yang paling tidak mudah marah dan paling cepat ridha.”

Di antara sifat kemurahan hati dan kedermawanan beliau yang sulit digambarkan, bahwa

beliau memberikan apapun dan tidak takut menjadi miskin. Ibnu Abbas berkata, “Nabi

Page 159: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

saw adalah orang yang paling murah hati. Kemurahan hati beliau yang paling menonjol

adalah pada bulan Ramadhan saat dihampiri Jibril. Jibril menghampiri beliau setiap malam

pada bulan Ramadhan, untuk mengajarkan Al Qur’an pada beliau. Beliau benar-benar

orang yang lebih murah hati untuk hal-hal yang baik daripada angin yang berhembus.”

Jabir berkata, “Tidak pernah beliau dimintai sesuatu, lalu menjawab, ‘Tidak’.”

Keterangan-keterangan ini disebutkan di dalam Shahih Al-Bukhary, 1/502-503

Rasulullah saw memiliki keberanian, patriotisme, dan kekuatan yang sulit diukur. Beliau

adalah orang yang paling pemberani, mendatangi tempat-tempat yang sulit. Berapa banyak

para pemberani dan patriot yang justru lari dari hadapan beliau. Beliau adalah orang yang

tegar dan tidak bisa diusik, terus maju dan tidak mundur serta tidak gentar. Siapa pun

orang pemberani tentu akan lari menghindar dari hadapan beliau. Ali berkata, “Jika kami

sedang dikepung kekuatan dan bahaya, maka kami berlindung kepada Rasulullah saw.

Tak seorang pun yang lebih dekat jaraknya dengan musuh selain beliau.” Asy-Syifa’, Al-

Qadhy Iyadh, 1/89

Anas berkata, “Suatu malam penduduk Madinah dikejutkan oleh sebuah suara. Lalu

orang-orang semburat menuju ke sumber suara tersebut. Mereka bertemu Rasulullah saw

yang sudah kembali dari sumber suara itu. Beliau lebih dahulu datang ke sana daripada

mereka. Saat itu beliau menunggang kuda milik Abu Thalhah dan di leher beliau ada

pedang. Belia bersabda, Kalian tidak usah gentar. Kalian tidak usah gentar!'’

Nabi saw adalah orang yang paling malu dan suka menundukkan mata. Abu Sa’id Al-

Khudry berkata, “Beliau adalah orang yang lebih pemalu daripada gadis di tempat

pingitannya. Jika tidak menyukai sesuatu, maka bisa diketahui dari raut mukanya.”

Shahih Al-Bukhary, 1/504

Beliau tidak pernah lama memandang ke wajah seseorang, menundukkan pandangan,

lebih banyak memandang ke arah tanah daripada memandang ke langit, pandangannya

jeli, tidak berbicara langsung di hadapan seseorang yang membuatnya malu, tidak

menyebut nama seseorang secara jelas jika beliau mendengar sesuatu yang kurang

disenanginya, tetapi beliau bertanya “Mengapa orang-orang itu berbuat begitu?”

Nabi saw adalah orang yang paling adil, paling mampu menahan diri, paling jujur

perkataannya dan paling besar amanatnya. Orang yang mendebat dan bahkan musuh

beliau pun mengakui hal ini. Sebelum nubuwah beliau sudah dijukuki Al-Amin (orang

yang terpercaya). Sebelum Islam dan pada masa Jahiliyah beliau juga ditunjuk sebagai

hakim. At-Tirmidzy meriwayatkan dari Ali, bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada

beliau, “Kami tidak mendustakan dirimu, tetapi kami mendustakan apa yang engkau

bawa.” Karena itu kemudian Allah menurunkan ayat tentang orang-orang yang

mendustakan itu,

“Mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, tetapi orang-orang zhalim itu

mengingkari ayat-ayat Allah.” (Al-An’am: 33).

Heraklius (kaisar Romawi) mengajukan pertanyaan kepada Abu Sufyan yang ketika itu

Page 160: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

masih dalam kekafiran, “Apakah kalian menuduhnya dusta sebelum dia mengatakan apa

yang dia katakan?” Abu Sufyan menjawab, “Tidak.”

Nabi saw adalah orang yang paling tawadhu’ dan paling jauh dari sifat sombong. Beliau

tidak menginginkan orang-orang berdiri saat menyambut kedatangannya seperti yang

dilakukan terhadap para raja. Beliau biasa menjenguk orang sakit, duduk-duduk bersama

orang miskin, memenuhi undangan hamba sahaya, duduk di tengah para sahabat, sama

seperti keadaan mereka. Aisyah berkata, “Beliau biasa menambal terompahnya, menjahit

bajunya, melaksanakan pekerjaan dengan tangannya sendiri, seperti yang dilakukan

salah seorang di antara kalian di rumahnya. Beliau sama dengan orang lain, mencuci

pakaiannya, memerah air susu dombanya dan membereskan urusannya sendiri.”

Misykatul-Mashabih, 2/520

Dalam sebuah perjalanan beliau memerintahkan untuk menyembelih seekor domba.

Seseorang berkata, “Akulah yang akan menyembelihnya.”

Yang lain berkata, “Akulah yang akan mengulitinya.”

Yang lain lagi berkata, “Akulah yang akan memasaknya.”

Lalu beliau bersabda, “Akulah yang akan mengumpulkan kayu bakarnya.”

Mereka berkata, “Kami akan mencukupkan bagi engkau.”

Beliau bersabda, “Aku sudah tahu kalian akan mencukupkan bagiku. Tapi aku tidak suka

berbeda dari kalian. Sesungguhnya Allah tidak menyukai hamba-Nya yang berbeda di

tengah rekan-rekannya.” Setelah itu beliau bangkit lalu mengumpulkan kayu bakar.

Khulashatus-Sair, 22

Kita berikan kesempatan kepada Hindun bin Abu Halah untuk menggambarkan sifat-sifat

Rasulullah saw. Dia berkata, “Rasulullah saw seperti tampak berduka, terus-menerus

berpikir, tidak punya waktu untuk istirahat, tidak bicara jika tidak perlu, lebih banyak

diam, memulai dan mengakhiri perkataan dengan seluruh bagian mulutnya dan tidak

dengan ujung-ujungnya saja, berbicara dengan menggunakan kata-kata yang luas

maknanya, terinci tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, dengan nada yang

sedang-sedang, mengagungkan nikmat sekalipun kecil, tidak mencela sesuatu, tidak

pernah mencela rasa makanan dan tidak terlalu memujinya, tidak terpancing untuk cepat-

cepat marah jika ada sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran, tidak marah untuk

kepentingan dirinya, lapang dada, jika memberi isyarat beliau memberi isyarat dengan

seluruh telapak tangannya, jika sedang marah beliau berpaling dan tampak semakin tua,

jika sedang gembira beliau menundukkan padangan matanya. Tawanya cukup dengan

senyuman, yang senyumannya mirip dengan butir-butir salju. Beliau senantiasa gembira,

murah hati, lemah lembut, tidak kaku dan keras, tidak suka mengutuk, tidak berkata keji,

tidak suka mencela, tidak obral memuji, pura-pura lalai terhadap sesuatu yang tidak

menarik dan tidak tunduk kepadanya, meninggalkan tiga perkara dari dirinya: Riya’,

banyak bicara dan membicarakan sesuatu yang tidak perlu. Beliau meninggalkan

Page 161: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

manusia dari tiga perkara: Tidak mencela seseorang, tidak menghinanya, dan tidak

mencari-cari kesalahannya.” Asy-Syifa’, Al-Qadhy Iyadh, 1/121-126

Kharijah bin Zaid berkata, “Nabi saw adalah orang yang paling mulia di dalam

majelisnya, hampir tak ada yang keluar dari pinggir bibirnya. Beliau lebih banyak diam,

tidak berbicara yang tidak diperlukan, berpaling dari orang yang berbicara dengan cara

yang tidak baik. Tawanya berupa senyuman, perkataannya rinci, tidak terlalu banyak dan

tidak terlalu sedikit. Para sahabat tertawa jika beliau tersenyum, karena mereka hormat

dan mengikuti beliau.”

Rasulullah saw adalah gudangnya sifat-sifat kesempurnaan yang sulit dicari

bandingannya. Allah membimbing dan membaguskan bimbingan-Nya, sampai-sampai

Allah berfirman terhadap beliau seraya memuji beliau,

“Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-

Qalam: 4)

Sifat-sifat yang sudah disebutkan di sini hanya sebagian kecil dari gambaran

kesempurnaan dan keagungan sifat-sifat beliau. Hakikat sebenarnya yang menggambarkan

sifat dan ciri-ciri beliau adalah sesuatu yang tidak bisa diketahui secara persis hingga

sedetail-detailnya. Adakah orang yang mengaku bisa mengetahui hakikat diri manusia

yang paling sempurna dan mendapat cahaya Rabb-nya, hingga akhlaqnya pun adalah Al-

Qur’an?

Sifat kerasulan menunjukan bahwa beliau benar-benar seorang rasul; utusan Allah yang

dipilih dari hamba-hamba-Nya. Beliau adalah manusia terbaik, manusia pilihan, seseorang

yang tepercaya dan menjadi kepercayaan Allah. Dengan penetapan sifat kerasulan bagi

beliau ini, mengandung konsekuensi-konsekuensi sebagai berikut:

1. Kita harus memuliakan dan mengutamakan beliau di atas seluruh manusia.

Menghormati beliau beserta segenap syariat yang dibawanya di atas seluruh syariat

lainnya. Hal itu semua tidak akan terwujud kecuali dengan mengamalkan syariatnya dan

mencintainya di atas kecintaan terhadap diri sendiri. Allah berfirman:

6I*�?�=�$ 6I_�)�� 7�$ 6'�5��d �P��N+��� ��- �_�=�� , w$ �_�\�� 9�$ ����� ����$ ��_������ � N�7 J 0��c%���-�$ KU�I+b � w� >_���] 9�$ w$ I_���� 9�$

Sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi

peringatan, supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mengagungkan

dan memuliakannya serta menghormatinya… (al-Fath: 8-9)

Page 162: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

2. Mendahulukan ucapannya di atas seluruh ucapan manusia tanpa terkecuali dan

beramal dengan sunnah-sunnahnya.

Allah ta’ala berfirman:

��_��� _�,�� ��_��� �Q_�9�$ ����� ����$ ��_��� �j�'�* �� %�� � 7_�'�Q 9 ^ � N�7g ��*�?_�� ��(_ *�- ��*R#%���& Rp%�"��

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan

bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha

Mengetahui. (al-Hujurat: 1)

3. Mentaati perintahnya dan menjauhi larangannya.

Allah ta’ala berfirman:

��� �_�I� � �%�@�-�$ ��_��� � �%�@�- � N�7g ��*�?_�� ��(_ *�- ��*

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya. (an-Nisa’: 59)

Dan dalam ayat lain Allah berfirman:

� (�0 =��/ � N�& #4��(�= ��7�$ w$? r�/ �� �_�I� #4��9g ��7�$

Apa yang ditetapkan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarang

bagimu, maka tinggalkanlah. (al-Hasyr: 7)

4. Menjadikannya sebagai suri tauladan dalam semua sisi kehidupan kita.

Yaitu dengan menjadikan sunnahnya sebagai sumber hukum yang tidak dapat dipisahkan

dengan Al Qur’an. Allah ta’ala berfirman:

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu; bagi

orang yang mengharap (rahmat) dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (al-

Ahzab: 21)

Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka

menjadikanmu sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian

Page 163: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan,

dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (an-Nisa’: 65)

Dengan dua sifat Rasulullah yakni sebagai Rasul dan hamba Allah swt ini tertutuplah dua

pintu kesesatan dan penyimpangan dari golongan yang berlebih-lebihan (al ifrath) dan

golongan yang bermudah-mudahan (at-tafrith).

Golongan al ifrath adalah mereka yang melampaui batas dalam memuji dan mengangkat

Rasulullah sehingga menyamakan derajatnya dengan Allah atau memberikan sifat-sifat

yang sesungguhnya hanya layak bagi Allah semata atau mendudukkannya seperti

kedudukan Allah.

Mereka yang berlebih-lebihan dalam memuji Rasulullah telah menyerupai Nasrani ketika

menuhankan nabi Isa ‘alaihis salam, Rasulullah pun memperingatkan umatnya agar jangan

seperti mereka. Rasulullah bersabda:

i� ' ��& �� �Q�/ R' ��& ��=�- ��"<=�� �#�* I�7 �� � �����[<N� �E�I+@�- ��"�4 8�= $ I+� 9 � �� � ����$) .�%�& V`07(

Janganlah kalian memuji aku secara berlebihan sebagaimana Nasrani memuji Isa bin

Maryam, aku hanyalah seorang hamba maka katakanlah: “Hamba Allah dan Rasul-

Nya”. (HR. Bukhari Muslim)

Rasulullah tidak berkenan dipuji secara berlebihan dan melampaui batas sebagaimana

umat Nasrani melakukannya kepada Isa bin Maryam. Sedemikian berlebihannya mereka

dalam memuji Nabi Isa hingga mereka memberikan derajat ketuhanan kepadanya.

Rasulullah tidak menghendaki hal itu terjadi pada dirinya dan dilakukan oleh umatnya.

Dalam suatu riwayat disebutkan: “Ketika sekelompok orang datang kepada Rasulullah

sambil mengatakan: “Engkau adalah Yang paling Agung dan Mulia yang tiada

tandingannya”. Maka beliau berkata: “Berkatalah kalian tapi jangan dirasuki setan”.

(HR Abu Daud)

Sebagian lagi ada yang berkata: “Ya Rasulullah engkau yang paling baik, anak orang

yang paling baik dan Sayyid kami, anak dari Sayyid kami”. Beliau menjawab: “As-Sayyid

adalah Allah”, dan bersabda:

Page 164: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

' ��& R'<"�> 7 ��=�- �,��� %<)� #b<N�*�� (�0 ]�* � �$ #�b�� ��Q�� �� �� W�<N� ��(L*�- ��* <\�& �� �8�N���\ =�- 8�0�� 8�0���\ N�7 �v ��/ 8�= � ��/ I�9 +,�- L����- ��7 � �� � ����$ i�

�����$) .8M�]N�$ '�- w$�(

Wahai segenap manusia berkatalah kalian dengan perkataanmu dan janganlah kalian

dikuasai hawa nafsu setan, aku adalah Muhammad hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku

tidak suka jika kalian meninggikan kedudukanku di atas kedudukan yang telah Allah

tempatkan bagiku. (HR. Ahmad dan Nasa’i)

Perbedaan mereka dengan kaum Nasrani adalah bahwa jika kaum Nasrani menyatakan

dengan tegas Isa adalah Tuhan-Nya, titisan Tuhan, atau anak Tuhan sesuai dengan

perselisihan yang ada pada mereka. Adapun mereka yang ghuluw (berlebih-lebihan)

terhadap Rasulullah tidak mengucapkan lafadz-lafadz seperti Nasrani, tetapi mereka

mengungkapkannya dalam bentuk perbuatan yaitu: berdoa kepadanya, menganggapnya

ikut menakdirkan sesuatu bersama Allah, dapat menentukan manfaat dan madharat,

menentukan kebahagiaan dan kesengsaraan dan lain-lain.

Bahkan mereka memberikan sifat-sifat yang sesungguhnya hanya layak bagi Allah seperti:

�� %�a� #����& (mengetahui yang ghaib), pemberi jalan keluar dari kesulitan-kesulitan,

penolong hamba yang berada dalam kesusahan di manapun ia berada, ruhnya diyakini

hadir di tengah-tengah mereka ketika membaca syi’ir pujian kepadanya, padahal beliau

telah wafat.

Lebih dari itu julukan-julukan yang berlebihan acap disandarkan kepada beliau seperti:

�� � = �v ��/ R� � = �h =�- Engkau (Muhammad) adalah cahaya di atas cahaya,

��( 9<I���$ ��% =L'� �P�. � � ��7�$

Dan dari kedermawananmu (adanya) dunia dan pasangannya,

�#���Q+��$ �| ���� #+��& �;�"+��& ��7�$

Page 165: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Dan termasuk dari ilmumu adalah ilmu Lauhul mahfudz dan pena.

Dan ucapan-ucapan ghuluw lainnya. Beliau tidak ridha dengan semua yang mereka

ucapkan dan sangkakan kepadanya. Karena Allah ta’ala telah memerintahkan beliau untuk

menyatakan:

�� %�a+� #�� &�- h N4 ����$ �_��� XY��d ��7 ^�� _6I�� ^�$ �6�+ �= 8i]+ �N�� ;�� 7�- ^ +���C ��Q�� Rm�)���$ RI*�?�= ^�� ��=�- +,�� �Y�_ ]� �8�N_�]�7 ��7�$ �I %�r+� ���7 E I��+b�0 �^ �,� N�7 J *

Katakanlah: “Aku tidak berkuasa memberikan kemanfaatan bagi diriku dan tidak pula

mampu menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku

mengetahui yang ghaib, tentulah aku akan berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan

aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan

pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. (al-A’raaf: 188)

Keyakinan dan prinsip batil itu masih hidup di tengah-tengah umat. Inilah yang kita

katakan dengan golongan ahlul ifrath atau ahlul ghuluw (golongan yang melampaui batas).

Sebaliknya bagi golongan ahlut tafrith, mereka menjatuhkan martabat beliau dan

merendahkannya dengan menolak sunnah-sunnahnya secara total seperti yang terjadi pada

para pengingkar sunnah yang dikenal dengan istilah aliran ingkarus sunnah atau

qur’aniyun. Mereka ini dikafirkan oleh para ulama dan dihukumi sebagai murtad (keluar

dari agama Islam) dikarenakan kalimat syahadat yang diyakininya hanya sebatas ����� ������ �� sehingga membatalkan persaksiannya terhadap kalimat � � � ��� 6'<"�> 7 dengan

pengingkarannya terhadap sunnah-sunnah Nabinya.

Mereka para pengingkar sunnah itu diancam oleh Allah dengan ancaman yang berat. Allah

ancam mereka dengan Jahannam dan kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ta’ala

berfirman:

�#_�N�(�� ����= ��� _�,�2�/ ���� ����$ ��_��� �� ��* ��7�$ ���9^������$ ��_��� ���7 �KOc�� ^��6'���- ��(%�/ ��*�'����G

…Dan barang siapa yang bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya

baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. (al-Jin: 23)

Page 166: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Allah ancam mereka dengan kesesatan di dunia dan azab neraka di akhirat, Allah ta’ala

berfirman:

�*�$ ��' (+� ��� ��_�%���9 ��7 �' ��� ��7 ��� �_�I� �V����) * ��7�$ ��%���� �I %�O p��_�06m�[�7 EXY����$ �#_�N�(�� ���� [ =�$ �_�����9 ��7 ��_���� = ���N�7 J "+�

… Dan barang siapa yang menentang Rasul setelah jelas kebenaran baginya dan

mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap

kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan

Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (an-Nisa’: 115)

Serta diancam dengan fitnah kesesatan dan kekufuran. Sebagaimana firman Allah:

* ��*�?_�� ���? >�%+��/R#%���- R3�?�& # (��%�[ * $�- lB�N 0�/ # (��%�[ 9 +,�- �w�I 7�- ��& �,� ����r

Maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan

atau ditimpa azab yang pedih. (An Nuur: 63)

Demikian pula bagi mereka yang menolak sebagiannya seperti yang terjadi pada ahlul

bid’ah dari kalangan Mu’tazilah, kaum rasionalis, Islam liberal dan sejenisnya. Mereka

adalah golongan sesat yang diancam oleh Rasulullah dengan neraka. Inilah yang dikatakan

dengan ahlut tafrith wal jafa’. Mereka merendahkan Rasulullah dan menganggapnya

hanya sebagai seorang pengantar surat yang mana mereka menerima suratnya yaitu Al

Qur’an, menurut mereka dan tidak ada kaitannya dengan pengantarnya.

Dua golongan tersebut di atas terbantah dengan makna yang terkandung dalam kalimat

syahadat �� � ����$ w ' ��& K'<"�> 7. Dan golongan tersebut bertentangan dengan syahadat K'<"�> 7�� � ����$ w ' ��&. Ahlul ifrath menentang kehambaan beliau yang terkandung dalam w ' ��& 6'<"�> 7

dan ahlut tafrith menentang kerasulan beliau yang terkandung dalam kalimat � � ��� 6'<"�> 7�.

Kesimpulan dari pembahasan kali ini adalah bahwa syahadat �� � ����$ w ' ��& K'<"�> 7

memberikan konsekuensi kepada kita yaitu keharusan bagi kita untuk mentaati segala apa

yang diperintahkan-Nya, membenarkan segenap apa yang dikabarkannya, meninggalkan

segala yang dilarang dan dicelanya dan kita tidaklah beribadah kepada Allah kecuali

Page 167: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

dengan syariat yang telah disampaikan oleh Rasulullah kepada kita serta mendahulukan

sunnah beliau di atas segenap ucapan manusia tanpa terkecuali siapapun ia orangnya.

Ya Allah, rahmatilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau

merahmati Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha

Mulia. Ya Allah, berkahilah Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau

memberkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha

Mulia.

Penjelasan Rasmul Bayan:

1. Basyariyah (manusia).

Penjelasan:

Rasul sebagai manusia biasa seperti kita semua. Perbedaannya adalah Allah memberikan

wahyu untuk disampaikan kepada orang lain. Kenapa Allah swt perlu menegaskan bahwa

Rasul itu manusia biasa. Dengan penegasan ini maka dapat disimpulkan bahwa Rasul dari

golongan kita juga, dari manusia yang seperti kita juga misalnya makan, minum, tidur,

beristeri, bekerja, belajar, penat, dan sifat-sifat kemanusiaan lainnya. Perbedaannya

hanyalah terletak kepada amanah yang Allah berikan kepada Rasul yaitu wahyu. Meyakini

betul bahwa Rasul seperti kita maka tidak ada alasan bagi kita untuk menolak perintah

Rasul, tidak ada alasan tidak mampu, tidak boleh dan sebagainya. Juga tidak boleh beri

alasan anak, isteri, sibuk bekerja dan sebagainya karena Rasul juga mempunyai tanggung

jawab demikian juga terhadap anak, isteri dan sebagainya.

Dalil:

• Q. 14:11, Rasul sebagai manusia biasa.

��7 ����& _ � "�* ��_��� _���b���$ #b�+��7 RI�)�� ^�� � >�= +,�� # (� � � # (�� h������&�$ ��_��� �,+!�2�� ^�� A,���+� ]�� #b�%�9+:�= +,�- ��N�� �,��4 ��7�$ �w�.����& ��7 �Y��)�* ��_��� ���

�,� N�7 J "+� ��_�4���0�%+��/

Rasul-Rasul mereka berkata kepada mereka: "Kami tidak lain hanyalah manusia seperti

kamu, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara

hamba-hamba-Nya. dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu

melainkan dengan izin Allah. Dan Hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang

mukmin bertawakkal.

Page 168: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

2. ‘Ismah (terpelihara dari kesalahan).

Penjelasan:

Manusia biasa yang tidak mendapatkan wahyu mungkin melakukan kekhilafan dan

kesalahan. Tetapi bagi para Rasul yang diberi amanah untuk menyampaikan dakwah harus

terpelihara dari kesalahan karena yang disampaikan adalah sesuatu yang berasal dari Allah

swt. Allah swt perlu memelihara aturan dan firman-Nya dari kesalahan. Dengan sifat

Rasul demikian yaitu dijaga oleh Allah swt maka apa yang dikeluarkan Nabi adalah benar

dan kita perlu meyakininya.

Dalil:

• Q. 5:67, Allah memelihara Rasul dari kejahatan manusia.

��7 �; %���� ���\ =- ��7 +s_���� �� �_�I� ��(_ *�- ��* �h a_���� ��"�/ +���+ �9 #�� +,���$ �;_���� ��*�I�/��b+� �C ��Q+� j�' (�* ^ ��_��� _�,�� �W�_�N� ���7 �; "�[ ��* �_����$ ��0�������

Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak

kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-

Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak

memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

• Q. 66:1, Allah pengampun lagi penyayang.

9 �#�� _ 8��_�N� ��(_ *�- ��* �_����$ �;���$ x�- �U��� I�7 8�a�0 ��9 �;�� �_��� _�����- ��7 C_�I�>R#%���� R�� �O

Hai Nabi, Mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu; kamu

mencari kesenangan hati isteri-isterimu? dan Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang

3. Shidq (benar).

Penjelasan:

Rasul-Rasul dan Muhammad saw mempunyai sifat shiddiq yang membawa kebenaran.

Orang yang membawa kebenaran tentunya ia sendiri bersifat shiddiq sehingga apa yang

disampaikan dapat diterima. Oleh karena itu, dengan sifat ini banyak masyarakat jahiliyah

menerima Islam. Sifat shidq berarti mengikuti Islam sebagai sumber kebenaran. Tidak

mengikuti Islam berarti mengikuti hawa nafsunya sehingga menjauhkan diri dari

kebenaran.

Page 169: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Dalil:

• Q. 39:33, Muhammad saw membawa kebenaran.

�,�Q_�0 "+� # 5 �;�1��$- ���� �v_�'���$ �v '_�[���� XY��� j�?_���$

Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka Itulah

orang-orang yang bertaqwa.

• Q. 53:3-4, Tiadalah ia berbicara menurut hawa nafsunya.

�& V�� N�* ��7�$����(+� �� ,���� * R8 ��$ ^�� �� 5 +,��

Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya.

Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).

4. Fathanah (cerdas).

Penjelasan:

Kecerdasan Rasulullah dapat dilihat bagaimana Rasul menyusun dakwah dan strategi-

strategi seperti berperang, berdakwah ke tempat lain dan sebagainya. Di antara kecerdasan

Rasul adalah mempunyai pandangan bahwa Islam akan menaklukkan Makkah dan

menaklukkan Khaibar. Rasul menggambarkan pada saat tersebut umat Islam masuk ke

Masjidil Haram dengan aman sentosa, serta bercukur dan menggunting rambut kepala

tanpa sedikitpun. Kecerdasan Rasul dalam memperkirakan kekuatan Umat Islam dan

kelemahan pihak lawan juga dibuktikan di dalam peperangan lainnya.

Dalil:

• Hadits.

• Q. 48:27, pandangan Nabi terhadap kemenangan Islam.

XY��d +,�� �C�I�>+� �'�S ]�"+� _��� G '�0�� _�V�>+���� ��* �_ I� ���� ��� �_��� �v�'�� '�Q���/��r�9 ^ ��*�I_�[�Q 7�$ #b��$�Y � ���Q_���> 7 ���N�7g �_��� � "�� ��9 #�� ��7 �#�����/ �,

�6�*�I�� �6> 0�/ �;���! �,$ . ��7 �����S�/

Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya

dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki

Page 170: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Masjidilharam, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan

mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang

tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.

5. Amanah.

Penjelasan:

Sifat lainnya adalah Amanah. Amanah secara umum berarti bertanggung jawab terhadap

apa yang dibawanya, menepati janji, melaksanakan perintah, menunaikan keadilan,

memberikan hukum yang sesuai dan dapat menjalankan sesuatu yang disepakatinya. Sifat

demikian dimiliki oleh para Rasul dan kita harus mengikutinya. Sifat ini sangatlah

diperlukan dalam kehidupan kita, tidak hanya dalam segi ibadah khusus tetapi secara

umum seperti bekerja, belajar dan berhubungan dengan orang lain. Bos di tempat kita

bekerja akan menyenangi kita yang mempunyai sifat amanah ini bahkan dengan sifat ini

kita akan berjaya dan berprestasi.

Dalil:

• Q. 4:58, Allah menyuruhmu supaya menunaikan amanah.

+,�- �W�_�N� �� %�� # 0 "�b�� �!���$ ��(�� 5�- ����� �E��=��7t $_ .�J 9 +,�- #4 I 7+:�* ��_��� _�,��6m�[�� �6�%�"�� �,��4 ��_��� _�,�� ���� #bT���* �_�"���= ��_��� _�,�� �� '��+���� � "b >�9

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak

menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia

supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang

sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha

Melihat.

6. Tabligh (menyampaikan).

Penjelasan:

Sebuah rahasia kenapa Islam tersebar dengan cepat ke seluruh pelosok tempat dan

bagaimana pula dengan cepatnya perubahan-perubahan di tengah masyarakat. Kenapa

jumlah bilangan pengikut Islam semakin hari semakin banyak dan semakin banyak yang

menyokongnya. Jawabannya adalah sifat tabligh dimiliki oleh Rasul dan pengikutnya.

Setiap muslim merasakan bahwa dakwah atau menyampaikan Islam sebagai suatu

kewajiban yang perlu dilaksanakan dimana saja dan bila masa saja. Artinya dalam

keadaan bagaimanapun, umat Islam senantiasa menyampaikan risalah ini kepada siapa

saja yang menerimanya.

Dalil:

• Q. 5:67, Sampaikanlah apa yang diturunkan kepadanya.

Page 171: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

7. Iltizam (komitmen).

Penjelasan:

Rasulullah saw beserta Rasul-Nya sangatlah dikenal dengan komitmennya dengan Islam

dan apa yang dibawanya. Beliau tahan dan tidak merasa takut sedikitpun menghadapi

cobaan dan tantangan dari orang-orang jahiliyah. Rasul selalu komitmen dan dapat

menghadapi cobaan dengan baik. Sifat iltizam ini perlu dipupuk pada diri kita karena

dengan sifat inilah, nilai-nilai Islam pada diri kita menjadi terpelihara dengan baik. Tanpa

iltizam maka godaan syaitan dan gangguan orang kafir menjadi terasa pada kita dan

perubahan berlaku bahkan menjadi futur dan sesat. Naudzubillah. Kemenangan bersama-

sama dengan sifat iltizam ini.

Dalil:

• Q. 17:74, kalau sekiranya tiadalah kami tetapkan komitmen engkau, sesungguhnya

hampir engkau condong sedikit kepada mereka itu.

'�Q�� �P��N 0_���u +,�- ^ ����$c%���� �K1 %�d #�( %���� ��4 I�9 �E '�4

Dan kalau kami tidak memperkuat (hati) mu, niscaya kamu hampir-hampir condong

sedikit kepada mereka,

• Q. 68:1-8, menggambarkan bagaimana Muhammad saw disebut gila karena ia tetap

komitmen dengan Islam, tahan dari cobaan kesesatan dan tidak mengikuti orang yang

mendustakan agama Allah.

�,$ I� ]�* ��7�$ �#���Q+��$ , ,A,� N S�"�� �;_���� �B�" ��N�� �h =�- ��7 , 6I �t �;�� _�,���$A,� N "�7 �I %�O ,�#%�T�& �V� G ������ �;_�=���$ ,�,$ I�[ � *�$ I�[ � 0�]�/ ,�:�� #b_�*

,� 0+ �"+� ,��*�'�0 ( "+���� #�� &�- �� 5�$ ����%���� ��& _���� ��"�� #�� &�- �� 5 �;_���� _�,�� ,����_�?�b "+� �p�� 9 c�/

1. Nun demi kalam dan apa yang mereka tulis,

2. Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.

3. Dan Sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-

putusnya.

4. Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

5. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat,

6. Siapa di antara kamu yang gila.

Page 172: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

7. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang paling mengetahui siapa yang sesat dari jalan-

Nya; dan Dia-lah yang paling mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

8. Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah).

8. Khuluqun Azim (akhlaq yang mulia).

Penjelasan:

Sifat-sifat yang dimiliki oleh para Rasul menggambarkan akhlaq yang mulia. Akhlaq

mulia berarti akhlaq yang tinggi kemudian untuk mencapainya perlu proses dan latihan.

Tidak semua manusia bisa mencapai akhlaq ini kecuali mereka yang mengikuti tarbiyah

Islamiyah. Seseorang yang memiliki akhlaq mulia akan disenangi oleh masyarakat

disekitarnya, mereka menerima dan menyambut individu yang berakhlaq mulia. Sunnah

dakwah memperlihatkan bahwa kebencian pihak Jahiliyah karena aqidah yang dibawa

umat Islam bukan karena akhlaqnya. Mereka menerima akhlaq Islam karena tidak

merugikannya bahkan menguntungkannya.

Dalil:

• Q. 68:4, Sesungguhnya engkau (ya Muhammad) mempunyai akhlaq yang mulia.

G ������ �;_�=���$�#%�T�& �V�

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

9. Akhlaq Qur’an.

Penjelasan:

Akhlaq mulia adalah juga akhlaq Al-Qur’an. Berarti akhlaq Rasul adalah amalan dan

tingkah laku yang sesuai dengan Al-Qur’an atau yang diarahkan oleh Al-Qur’an. Jadi

untuk mendapati akhlaq mulia seperti yang dimiliki Rasul maka harus mengamalkan Al-

Qur’an dalam kehidupan sehari-harinya. Al-Qur’an berjalan adalah akhlaq Rasul.

Dalil:

• Hadits, bertanya kepada Aisyah RA, “Bagaimanakah akhlaq Rasulullah ?

• Jawabannya adalah khuluquhu Al-Qur’an”. ا���ان ���ن آ

10. Uswatun Hasanah (teladan yang baik).

Penjelasan:

Pada diri Rasul Muhammad saw terdapat contoh yang baik yaitu akhlaq yang mulia yang

digambarkan oleh Allah swt. Sebagai contoh yang nyata bagaimana menjadi muslim yang

berakhlaq mulia dan bagaimana Al-Qur’an tertanam dalam diri kita maka ikutilah Nabi

Page 173: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Muhammad saw. Mereka yang mengikuti Nabi ini adalah mereka yang mengharapkan

rahmat Allah dan hari kemudian, serta ia banyak mengingat Allah.

Dalil:

• Q. 33:21, Sesungguhnya pada Rasul Allah (Muhammad) ada ikutan yang baik bagimu.

�C ��%+��$ ��_��� � � I�* �,��4 ��"�� lB�N�]�� lU�� �- ��_��� ��� ��� 8�/ #b�� �,��4 '�Q��6m���4 ��_��� �I�4�!�$ �I�Gn

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)

bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

menyebut Allah.

---oo0oo---

Sumber: tarbiyahklatenutara.blogspot.com

Page 174: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

TUGAS-TUGAS RASUL

(WAZHIFATUR RASUL)

Tugas Rasul dapat dibagi kepada dua yaitu menyampaikan risalah dan menegakkan

dienullah. Kedua tugas ini adalah intisari dari perintah Allah SWT dan amalan dakwah

Nabi Muhammad SAW. Risalatud dakwah yang dibawa oleh Nabi adalah

memperkenalkan masyarakat Jahiliyah kepada penciptanya, perkara ini tidaklah begitu

sukar karena setiap manusia mempunyai fitrah untuk menerima kholiq. Setelah itu

menjadikan mereka sebagai muslim. Sebagai muslim, perlu untuk mengetahui bagaimana

cara beribadah dan mengikuti Islam. Tugas Rasul diantaranya adalah menjelaskan cara

pengabdian kepada Allah, menjelaskan Islam sebagai panduan hidup. Usaha

menyampaikan risalah secara berkesan dengan melaksanakan tarbiyah Islamiyah iaitu

dengan menekankan kepada arahan dan nasihat.

Tugas kedua adalah menegakkan dienullah. Tugas ini tidak semua muslim memahaminya

atau tidak mengetahui bagaimana untuk merealisasikannya. Rasul sebagai pembawa

risalah adalah suatu pengetahuan umum bagi kita tetapi tidak demikian dengan peranan

untuk menegakkan agama Allah. Beberapa aktivitas untuk menegakkan dien Allah ini

Page 175: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

adalah menegakkan khilafah, membangun rijal, minhajud dakwah dan merealisasikan

risalah.

Wazifatur Rasul (tugas Rasul).

Allah SWT memerintahkan Rasul untuk mengemban misi da'wah dan menyampaikan

wahyu , hasil dari penyebaran wahyu ini terbentuknya dienullah. Oleh karena itu tugas

utama menyampaikan dakwah ini juga perlu diiringi dengan menegakkan dien Allah.

Kedua tugas ini saling berkaitan oleh sebab itu, kita perlu memahaminya secara mendalam

agar dapat menjalankan dakwah dengan baik. Menyampaikan risalah adalah pekerjaan

Nabi yang utama dan kitapun sudah mengikuti tugas ini sebagai kewajiban dari seorang

muslim. Namun demikian, tidak semua muslim mengetahui dan bagaimana menyusun

dakwah hingga tegaknya dien Allah.

1. Hamilu risalati ad-da'wah (mengemban amanah risalah da'wah) tablighud da'wah

�h a_���� ��"�/ +���+ �9 #�� +,���$ �;_���� ��7 �; %���� ���\ =- ��7 +s_���� �� �_�I� ��(_ *�- ��*��*�I�/��b+� �C ��Q+� j�' (�* ^ ��_��� _�,�� �W�_�N� ���7 �; "�[ ��* �_����$ ��0�������

Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak

kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-

Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia Sesungguhnya Allah tidak

memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.(Qs,5:67)

��N %_���$ ��7�$ �; %���� ��N %�� $�- j�?_���$ �6�� = ���� �_���$ ��7 ��*_�'� ���7 #b�� ���I�d ����& �I ��4 ��%�/ ��_�I� �0�9 ^�$ ��*_�'� � "%���- +,�- ��]%�&�$ ���� 7�$ �#%�5�I ��� ����

�� 8���0 S�* �_��� �� %���� # 5� & '�9 ��7 ���4�I ) "+� ��7 �� %���� j�' (�*�$ �Y��)�* ��7 �� %�� �%�N * , lB�"���4 ^ ����$ # (�N %�� �6% a�� #+���+� # 5XY��� ��7 �' ��� ��7 ^�� ��_�I� �9 ��7�$

�u��$- ��*�?_�� _�,���$ # (�N %�� �8�zQ�� �_6"�] 7 �����- ����� �;_���� ��7 h�Q���� ��7 �3��0�b+���*�I 7 � N�7 _A;�d 8� �� #�5�' ��� , ��"�4 #�Q�0 ��$ � .��/ �;���?���/

E I�7-�$ �3��0�4 ��7 �_��� ���\ =�- ��"�� h N�7g +���$ # 5XY�� 5�- p��_�0�9 ^�$ �E I�7-

Page 176: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�- #b���$ ��N���" &�- ��N�� #b_ ����$ ��N_ ��� �_��� #b�N %�� ���' &t ��N�N %�� �B_�S � ^ #b���" & m�[�"+� �� %�����$ ��N�N %�� p�" S�* �_��� #b�N %���$

Dia Telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang Telah diwasiatkan-Nya

kepada Nuh dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami

wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu

berpecah belah tentangnya. amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru

mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan

memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).

Dan mereka (ahli Kitab) tidak berpecah belah, kecuali setelah datang pada mereka ilmu

pengetahuan, Karena kedengkian di antara mereka kalau tidaklah Karena sesuatu

ketetapan yang Telah ada dari Tuhanmu dahulunya (untuk menangguhkan azab) sampai

kepada waktu yang ditentukan, Pastilah mereka Telah dibinasakan. dan Sesungguhnya

orang-orang yang diwariskan kepada mereka Al-Kitab (Taurat dan Injil sesudah mereka,

benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan tentang Kitab itu.

Maka Karena itu Serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah[1343] sebagai mana

diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan Katakanlah:

"Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan Aku diperintahkan supaya

berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. bagi kami amal-amal

kami dan bagi kamu amal-amal kamu. tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu,

Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita)".(Qs, 42:13-15)

�� �4�$ ��_��� ^�� 6'���- �, ��) r�* ^�$ ��= ��) r�*�$ ��_��� �E^����� �,� a_���� * ��*�?_���6�%i]�� ��_������

(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya

dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah

Allah sebagai pembuat perhitungan.(Qs, 33: 39).

1.1. Ma'rifatul Kholiq (mengenal pencipta).

• Mengenalkan Allah sebagai kholiq kepada makhluqnya. Mengenal Allah adalah suatu

yang mudah bagi fitrah manusia. Mengenal Kholiq melalui mahluk yaitu alam semesta

dan manusia, seperti kejadian alam, proses pembentukan manusia, pergantian

Page 177: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�_����$ �E��N�7 J "+��$ ���N�7 J "+����$ �;�� =�?�� I� a�0 ��$ �_��� ^�� ������ ^ �_�=�- #�� &��/ #4��+��7�$ #b��_���Q�0 7 #�� ��*

Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah

dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan

perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (Qs,

47:19.)

1.2. Kaifiyatul 'ibadah (Mengajarkan cara ibadah)

Diantara tugas yang diemban oleh para Rasul Allah adalah mengajarkan kepada umatnya

bagaimana cara beriabadah yang benar. Sebagaimana firman Allah;

�,��4 ��"�/ R'���$ R����� #b (���� ��"_�=�- _�8���� ���� * #b�+��7 RI�)�� ��=�- ��"_�=�� +��6'���- ��_���� �U�.������� P�I ) * ^�$ �6>����� c�"�& +��" ��%+��/ ��_���� XY��Q�� � � I�* Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan

kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa

mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang

saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada

Tuhannya". (QS,18:110.)

�Uc_�[� � "%�Q *�$ XY�� �N � ��*_�'� ��� ���[�� r 7 ��_��� $ ' � ��%�� ^�� $ I�7- ��7�$�B�"_�%�Q+� �*�. �;���!�$ �U��4_�\� � 9 J *�$

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan

ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka

mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

(Qs,98:5).

Page 178: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

1.3. Minhajul hayah (menyampaikan minhajul hayah)

�?_���$ �6�� = ���� �_���$ ��7 ��*_�'� ���7 #b�� ���I�d ��N %_���$ ��7�$ �; %���� ��N %�� $�- j ����& �I ��4 ��%�/ ��_�I� �0�9 ^�$ ��*_�'� � "%���- +,�- ��]%�&�$ ���� 7�$ �#%�5�I ��� ���� ��7 �� %���� j�' (�*�$ �Y��)�* ��7 �� %���� 8���0 S�* �_��� �� %���� # 5� & '�9 ��7 ���4�I ) "+� �%�N *

Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya

kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami

wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu

berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru

mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan

memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). (Qs, 42: 13).

��Z%���= �B<N ��$ ����� �3��0�4 ��"�(�� # 0+b<]�"�9 ��7 ����z�9 ��� �� *�I 7�- #b%�/ h+4�I�9

"Aku telah wariskan kepada kamu dua pusaka yang kamu tidak akan tersesat apabila

kamu berpegang teguh dengannya,yaitu kitab Allah dan sunnahku" (HR.Malik)

1.4. Tarbiah,taujih dan nasihat

#b "_���� *�$ #b%_�4�\ *�$ ��N�9��*g #b %���& �� 0�* #b N�7 ^� ��� #b%�/ ��N+��� ��- ��"�4�,� "�� ��9 � =�b�9 #�� ��7 #b "_���� *�$ �B�"+b�>+��$ �3��0�b+�

Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah

mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada

kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta

mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (Qs, 2:151)

�� 5 #�(%_�4�\ *�$ ���9��*g #�( %���& �� 0�* # ( N�7 ^� ��� ��_�%_�7t 8�/ ������ j�?_�� ���� 7 ��c�� 8� �� � ��� ��7 � =��4 +,���$ �B�"+b�>+��$ �3��0�b+� # ( "_���� *�$

Page 179: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka,

yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan

mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-

benar dalam kesesatan yang nyata, (Qs, 62:2.)

2. Iqomatu dienillah (menegakkan agama Allah)

��N %_���$ ��7�$ �; %���� ��N %�� $�- j�?_���$ �6�� = ���� �_���$ ��7 ��*_�'� ���7 #b�� ���I�d ����& �I ��4 ��%�/ ��_�I� �0�9 ^�$ ��*_�'� � "%���- +,�- ��]%�&�$ ���� 7�$ �#%�5�I ��� ����

�� 8���0 S�* �_��� �� %���� # 5� & '�9 ��7 ���4�I ) "+� ��7 �� %���� j�' (�*�$ �Y��)�* ��7 �� %�� �%�N *

Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya

kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami

wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu

berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru

mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan

memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). (Qs, 42: 13).

2.1. Iqomatil khilafah (mendirikan khilafah)

$ I�7�-�$ �U��4_�\� ��9g�$ �Uc_�[� � 7����- �H �t 8�/ # 5�_�N_�b�7 +,�� ��*�?_����� 7t B������& ��_�����$ �I�b N "+� ���& ��(�=�$ �~$ I ��"+����

(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya

mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan

mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.

(Qs, 22: 41).

�,�b�*�$ �W�_�N� ����& XY�'�( d � =�b�0�� �K����$ KB_�7- #4��N+����� �;���?�4�$_�I� ��7 �#�� ��N�� ^�� ��( %���& �h N4 8�0_�� �B�� ��Q+� ��N+����� ��7�$ 6'%�(�d #b %���& �� �

Page 180: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

��*�?_�� ����& ^�� KU�m���b�� h�=��4 +,���$ �� %���Q�& ����& ����Q N�* �_�"�7 ��� �_�I� p��_�0�*�=����� �p%�z %�� �_��� �,��4 ��7�$ �_��� ��'�5R#%���� R~$�Y�I�� �W�_�N���� ��_��� _�,�� #b

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan

pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad)

menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi

kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang

mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa

Amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah

tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang kepada manusia. (Qs, 2:143)

�H �t 8�/ # (_�N� �� r�0 ]�%�� �E��>���_�[� ���"�&�$ #b N�7 � N�7g ��*�?_�� �_��� �'�&�$ # (�� ��z�9 � j�?_�� # (�N*�. # (�� _���N_�b�" %���$ #�(�� ��� ��7 ��*�?_�� �o�� r�0 � ��"�4

�* �6N 7�- #�(�/ ��G �' ��� ��7 # (_�N��_�'�� %���$ �I� �4 ��7�$ �K1 %�d 8�� �,�4�I ) * ^ 8�N�=$ ' � ��,�Q���� +� # 5 �;�1��$:�/ �;���! �' ���

Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan

mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan

mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum

mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah

diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,

sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku

dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang

(tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik. (Qs, 24 :55.)

2.2.Bina ar-rijal (mencetak generasi)

Menegakkan dien tidak mungkin dikerjakan sendirian sahaja. Usaha ini perlu dilakukan

secara berjamaah. Mereka yang bersamapun perlu memiliki kekuatan, kefahaman yang

jelas, aqidah yang bersih dan memegang minhaj yang betul. Kebersamaan dari kader-

kader diperolehi melalui pembangunan rijal. Tarbiyah adalah usaha untuk membangun

rijal yang dipersiapkan sebagai tonggak dakwah. Cara bagaimana bina rijal ini kita

merujuk kembali bagaimana Rasul melaksanakan pembinaan kepada para sahabat.

Page 181: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

���& �, ��( N�*�$ �~$ I ��"+���� �,$ I 7+:�*�$ �I %�r+� ����� �,� & '�* lB_�7- #b N�7 �b�0+��$�,� >��+ "+� # 5 �;�1��$-�$ �I�b N "+�

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,

menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang

yang beruntung. (Qs, 3 :104)

��� >�= ��z�� ��7 # ( N�"�/ �� %���& ��_��� $ '�5��& ��7 ���'�� l������ ���N�7 J "+� ���7c*�' ��9 ��_�'�� ��7�$ I�T�0 N�* ��7 # ( N�7�$

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah

mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara

mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya), (Qs,

33: 23).

2.3. Minhajud Dakwah (panduan dakwah).

Al-Qur’an dan Sunnah adalah minhaj dakwah yang penuh dengan petunjuk-petunjuk

bagaimana menjalankan dakwah.

��_��� �,��> � ��$ 8�N����_�9 ���7�$ ��=�- AU�m�[�� ����& ��_��� ����� � & .�- 8��%���� �w�?�5 +�����4�I ) "+� ���7 ��=�- ��7�$

Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak

(kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk

orang-orang yang musyrik". (Qs, 12:108).

2.3. Tathbiqur Risalah (menerapkan risalah).

�,��� %_�)� �E��� G � ���_�0�9 ^�$ KB_�/��4 �#+�_i]� 8�/ �� G . � N�7g ��*�?_�� ��(_ *�- ��* #b�� �_�=��R��� 7 _R$ '�&

Page 182: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya,

dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang

nyata bagimu. (Qs, 2:208).

�7�$ �j��% >�7�$ 8�b ] =�$ 8�9c�� _�,�� +�����"�����+� _�3�� ��_���� 8�9��"

Katakanlah: "Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan

semesta alam, (Qs, 6:162).

Da'wah dengan hikmah,

# (+��.����$ �B�N�]�>+� �B�T�& ��"+��$ �B�"+b�>+���� �;_���� ��%���� ����� � . �8�5 8�0_����� ��*�'�0 ( "+���� #�� &�- �� 5�$ ����%���� ��& _���� ��"�� #�� &�- �� 5 �;_���� _�,�� ��] ��-

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan

bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih

mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjuk. (Qs, 16:125).

Pendekatan dakwah yang lembut dan ramah dapat mengelakkan mad’u dari bercerai berai.

Elakkan berbuat jahat, berhati kasar dalam pendekatan dakwah. Q.3:159

��7 �_ z� =^ ��+��Q+� ��%���O �_KT�/ �h N4 ����$ # (�� �h N�� ��_��� ���7 AB�" ��� ��"���/ �h 7�\�& �!�2�/ �I 7t 8�/ # 5 ��$��d�$ # (�� I� a�0 ��$ # ( N�& o &��/ �;�� �������_�4���0 "+� _ ��> * ��_��� _�,�� ��_��� ����& +�_�4���0�/

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka.

sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari

sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah

membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai

orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Qs,3:159)

Page 183: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

XY��d +,�� �C�I�>+� �'�S ]�"+� _��� G '�0�� _�V�>+���� ��* �_ I� ���� ��� �_��� �v�'�� '�Q�� � "�� ��9 #�� ��7 �#�����/ �,�/��r�9 ^ ��*�I_�[�Q 7�$ #b��$�Y � ���Q_���> 7 ���N�7g �_����6�*�I�� �6> 0�/ �;���! �,$ . ��7 �����S�/

Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya

dengan Sebenarnya (yaitu) bahwa Sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil

Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan

mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang

tiada kamu ketahui dan dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat. (Qs, 48:27)

Selang beberapa lama sebelum terjadi Perdamaian Hudaibiyah nabi Muhammad s.a.w.

bermimpi bahwa beliau bersama para sahabatnya memasuki kota Mekah dan Masjidil

Haram dalam keadaan sebahagian mereka bercukur rambut dan sebahagian lagi

bergunting. nabi mengatakan bahwa mimpi beliau itu akan terjadi nanti. Kemudian berita

Ini tersiar di kalangan kaum muslim, orang-orang munafik, orang-orang Yahudi dan

Nasrani. setelah terjadi perdamaian Hudaibiyah dan kaum muslimin waktu itu tidak

sampai memasuki Mekah Maka orang-orang munafik memperolok-olokkan nabi dan

menyatakan bahwa mimpi nabi yang dikatakan beliau pasti akan terjadi itu adalah bohong

belaka. Maka turunlah ayat Ini yang menyatakan bahwa mimpi nabi itu pasti akan menjadi

kenyataan di tahun yang akan datang. dan sebelum itu dalam waktu yang dekat nabi akan

menaklukkan kota Khaibar. Andaikata pada tahun terjadinya perdamaian Hudaibiyah itu

kaum muslim memasuki kota Mekah, Maka dikhawatirkan keselamatan orang-orang yang

menyembunyikan imannya yang berada dalam kota Mekah waktu itu.

---oo0oo---

Sumber: tarbiyahklatenutara.blogspot.com

Page 184: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

KEWAJIBAN KITA TERHADAP RASUL

(WAJIBATUL MUSLIM NAHWAR RASUL)

1. Muhammad Rasulullah.

Penjelasan:

• Muhammad saw adalah Nabi dan Rasul terakhir yang dijadikan sebagai Nabi dan Rasul

penutup. Beliau sebagai model terbaik dan melengkapi Nabi dan Rasul sebelumnya.

Risalah yang dibawanya sangatlah sesuai dengan keadaan saat ini dan diperuntukkan bagi

semua manusia.

• Berbagai kelebihan dan keutamaan pada diri Nabi sangatlah banyak, sehingga kita perlu

menyimpulkan bahwa beliaulah yang paling sesuai untuk diikuti. Kemudian

bagaimanakah kewajiban kita kepadanya ?

Dalil:

• Q.33:40, Muhammad saw sebagai Nabi penutup.

• Q.34:28, diperuntukkan kepada semua manusia.

Page 185: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

2. Membenarkan apa yang dikabarkannya.

Penjelasan:

Nabi Muhammad saw adalah Rasul yang membawa kebenaran. Setiap yang

disampaikannya adalah benar dan berasal dari Allah swt. Beliau mengajak kita untuk

beriman dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Usaha pertama sebelum kita beriman, kita

harus menerima dan membenarkan apa yang akan kita yakini. Selama kita tidak menerima

maka selama itu kita tidak dapat membenarkan risalah Nabi dan juga tidak akan kita

beriman kepadaNya. Orang yang membenarkan risalah-Nya adalah orang yang bertaqwa.

Dalil:

• Hadits.

• Q.39:33, orang yang membawa kebenaran (Muhammad saw) dan orang-orang yang

membenarkannya adalah mereka itu orang yang taqwa.

( Ayat sama dengan di atas)

3. Mentaati semua perintahnya.

Penjelasan:

Orang yang beriman adalah tentara yang siap dan sedia mendapat arahan dan perintah dari

atasan. Atasan kita adalah Allah swt dan Nabi saw. Dialah yang berhak sebagai atasan kita

karena Dialah pencipta, pemberi rezki, pengatur dan pemilik kita. Sedangkan Nabi adalah

orang yang ditunjuk langsung oleh Allah sebagai pembimbing kita. Sikap kita yang

terbaik adalah dengar dan taat perintah-Nya. Karena setiap perintah itu adalah untuk

kebaikan kita juga.

Dalil:

• Q.24:51, sesungguhnya perkataan orang beriman apabila dipanggil kepada Allah dan

Rasul Nya, supaya dihukum antara mereka, bahwa mereka berkata: kami dengar dan kami

taat. Mereka itulah orang yang menang.

+,�- # (�N %�� �#b >�%�� ����� ����$ ��_��� ����� � & . �!�� ���N�7 J "+� �� ��� �,��4 ��"_�=���,� >��+ "+� # 5 �;�1��$-�$ ��N ��@�-�$ ��N ��"�� ���Q�*

Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan

Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka[1045] ialah ucapan.

"Kami mendengar, dan kami patuh". dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

[1045] Maksudnya: di antara kaum muslimin dengan kaum muslimin dan antara kaum

muslimin dengan yang bukan muslimin.

Page 186: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

• Q.5:7, kami dengar, kami taat dan takutlah kamu kepada Allah.

��N ��"�� # 0+�� +!�� ���� #b�Q�u�$ j�?_�� ������%�7�$ #b %���& ��_��� �B�" ��= $ I4+!�$��$ '_ [� �E�?�� R#%���& ��_��� _�,�� ��_��� �Q_�9�$ ��N ��@�-�$

Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya[405] yang telah diikat-Nya

dengan kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan kami taati". dan bertaqwalah

kepada Allah, sesungguhnya Allah mengetahui isi hati(mu).

[405] Perjanjian itu ialah: perjanjian akan mendengar dan mengikuti Nabi dalam segala

keadaan yang diikrarkan waktu baiat.

4. Menjauhi apa yang dilarangnya.

Penjelasan:

Muhammad saw sebagai Rasul yang mendapat mandat dari Allah swt untuk

menyampaikan wahyu-Nya, maka kita harus mengakui keberadaan beliau dan menjadikan

diri Nabi sebagai bagian di dalam kehidupan kita. Beliau berhak mengatur kehidupan kita

karena ini untuk kebaikan kita sendiri. Oleh karena itu, apabila beliau melarang sesuatu

maka ikuti larangan nya. Inilah jalan terbaik.

Dalil:

• Q.59:7, ….. apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu, hendaklah kamu ambil dan apa-

apa yang dilarang-Nya, hendaklah kamu hentikan dan takutlah kepada Allah.

��� IQ+� j�?���$ ��� �_�I����$ ��_�����/ ��IQ+� �� 5�- ��7 ����� ��� ����& �_��� XY��/�- ��7 #b N�7 iY��%�N+Ot �� %�� KB��$ . �,�b�* ^ 8�4 ��%��_�]� �� ��$ ���4��]�"+��$ ��7��0�%+��$

�& #4��(�= ��7�$ w$? r�/ �� �_�I� #4��9g ��7�$ ��_��� _�,�� ��_��� �Q_�9�$ � (�0 =��/ � N�3��Q��+� '*�'�d

Apa saja harta rampasan (fa’i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta

benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul,

kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam

perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara

kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dan apa yang dilarangnya

Page 187: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat

keras hukumannya.

5. Tidak beribadah kecuali dengan syari’atnya..

Penjelasan:

Mentaati Allah harus melalui ketaatan kepada Rasul. Yang ditaati adalah syari’at yang

dibawanya baik yang disampaikan di dalam Al-Qur’an ataupun Sunnah Nabi. Kita tidak

akan dapat beribadah kecuali mengikuti Rasul dan syari’atNya.

Dalil:

• Hadits.

“Tidak beriman di antara kamu sehingga hawa nafsunya tunduk kepada apa yang

kubawa” (HR Tirmidzi)

• Q.4:80, barang siapa mentaati Rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah.

�KT%� �� #�( %���& �P��N+��� ��- ��"�/ �_�����9 ��7�$ ��_��� ����@�- '�Q�/ ��� �_�I� �p�� * ��7

Barang siapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan barang

siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi

pemelihara bagi mereka[321].

[321] Rasul tidak bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan mereka dan tidak

menjamin agar mereka tidak berbuat kesalahan.

6. Kewajiban kita kepada Rasulullah SAW..

6.1. Mengimani.

Penjelasan:

• Kewajiban kita terhadap Nabi adalah mengimaninya. Dengan cara ini kita akan terhindar

dari api neraka dan azab yang pedih.

Dalil:

• Hadits.

• Q.61:10-11, suatu perniagaan yang akan melepaskan kita dari azab yang pedih adalah

beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjuang di jalan Allah dan Rasul-Nya.

Page 188: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�#%���- �3�?�& ��7 #b%�S N 9 AU����S�9 ����& #b_� .�- +��5 � N�7g ��*�?_�� ��(_ *�- ��* , #bi] =�-�$ #b���� 7�:�� ��_��� ��%���� 8�/ �,$ '�5��S 9�$ ����� ����$ ��_������ �,� N�7 J 9

RI %�G #b���!�,� "�� ��9 # 0 N4 +,�� #b��

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang

dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan

Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik

bagimu, jika kamu Mengetahui.

6.2. Mencintai.

Dalil:

• Hadits.

6.3. Mengagungkan.

Dalil:

• Q.48:7

�6"%�b�� 6\*�\�& �_��� �,��4�$ �H �t�$ �E�$��"_�]� .� N � ��_�����$ Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi[1395]. Dan adalah Allah Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana.

[1395] yang dimaksud dengan tentara langit dan bumi ialah penolong yang dijadikan

Allah untuk orang-orang mukmin seperti malaikat-malaikat, binatang-binatang, angin

taufan dan sebagainya,

6.4. Membelanya.

Dalil:

• Q.9:40, 61:14

��" 5 +!�� �� %�N+u �8�=��u $ I� �4 ��*�?_�� ����I G�- +!�� �_��� w�I�[�= '�Q�/ w$ I [ N�9 ^�� �� %���& ��0�N%�b�� �_��� ���\ =�:�/ ��N���7 ��_��� _�,�� +,�\ >�9 ^ ��������[�� ��Q�* +!�� ����a+� 8�/

Page 189: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�$ ��5 $�I�9 #�� A.� N S�� w�'_�*�-�$ ��_��� B�"���4�$ ���+ _ ]� $ I� �4 ��*�?_�� �B�"���4 ������R#%�b�� R\*�\�& �_����$ ��%+� �+� �8�5

Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah

menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya

(dari Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam

gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita,

Sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada

(Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-

Qur’an menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah itulah yang

Tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana[643].

[643] Maksudnya: orang-orang kafir telah sepakat hendak membunuh Nabi saw, maka

Allah swt memberitahukan maksud jahat orang-orang kafir itu kepada Nabi saw. Karena

itu maka beliau keluar dengan ditemani oleh Abu bakar dari Makkah dalam perjalanannya

ke Madinah beliau bersembunyi di suatu gua di bukit Tsur.

��* �#�* I�7 � � ��]%�& ����� ��"�4 ��_��� ����[ =�- � =�4 � N�7g ��*�?_�� ��(_ *�- h�N�7q�/ ��_��� ���[ =�- � >�= �,�_ *�����>+� ����� ��_��� ����� j����[ =�- ��7 ��_�*�����>+���

'_�*�:�/ lB� �M��@ E�I� �4�$ ��%�M�I ��� 8�N�� ��7 lB� �M��@ #�5_�$ '�& ����& � N�7g ��*�?_�� ��=��*�I�5��f � >�� ��:�/

Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa

ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang

akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" pengikut-

pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu

segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; Maka kami berikan

kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka

menjadi orang-orang yang menang.

6.5. Mencintai para pencintanya.

Dalil:

• Q.48:29

Page 190: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

# 5�I�9 # (�N %�� �Y��"�� � ���_� b+� ����& �Y_�'�d�- ����7 ��*�?_���$ ��_��� �� ��� R'_�"�> 7 ��7 #�(�5� � $ 8�/ # 5��"%�� �6=�� ����$ ��_��� ���7 c z�/ �,� a�0 ��* 6'_�S � �6�_�4 �

�7�$ �U�� �_�0� 8�/ # (����7 �;���! �.� S_ ]� �I�u�- �y�I G�- �� ��\�4 ��%�S =k 8�/ # (��� #�(�� ��%�a�%�� ��_��_ \� ��S � * ����� � ����& ����0 ���/ ���� a�0 ���/ w���xq�/ w�:+��d 6I ��-�$ KU�I� a�7 # ( N�7 �E��>���_�[� ���"�&�$ � N�7g ��*�?_�� �_��� �'�&�$ ���_� b+��6"%�T�&

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah

keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat

mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka

tampak pada muka mereka dari bekas sujud[1406]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam

Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan

tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan

tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya

karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-

orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan

amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

[1406] Maksudnya: pada air muka mereka kelihatan keimanan dan kesucian hati mereka.

6.6. Menghidupkan sunnahnya.

Dalil:

• Hadits.

• Q.3:130

#b_������ ��_��� �Q_�9�$ KB� �&��z 7 �K/��� ��- ���_�I� ��4+:�9 ^ � N�7g ��*�?_�� ��(_ *�- ��*�,� >��+ 9

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat

ganda[228] dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.

Page 191: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

[228] yang dimaksud riba di sini ialah riba nasi'ah. menurut sebagian besar ulama bahwa

riba nasi'ah itu selamanya Haram, walaupun tidak berlipat ganda. Riba itu ada dua macam:

nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang

meminjamkan. riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi

lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti

penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. riba yang dimaksud

dalam ayat ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab

zaman Jahiliyah.

6.7. Memperbanyak shalawat.

Dalil:

• Q.33:56

��*�?_�� ��(_ *�- ��* _�8��_�N� ����& �,�_��[ * ��0�b�Mc�7�$ ��_��� _�,�� �� %���& �_��� � N�7g�6"%�� ]�9 � "_�����$

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi[1229]. Hai

orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam

penghormatan kepadanya[1230].

[1229] Bershalawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat: dari malaikat berarti

memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdo’a supaya diberi

rahmat seperti dengan perkataan: Allahuma shalli ala Muhammad.

[1230] dengan mengucapkan perkataan seperti: Assalamu'alaika ayyuhan Nabi artinya:

semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi.

6.8. Mengikutinya.

Dalil:

• Q.3:31

�_����$ #b��� =! #b�� I� a�*�$ �_��� #b ��� > * 8�=� ���_�9��/ ��_��� �,�_ ��> 9 # 0 N4 +,�� +��R#%���� R�� �O

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah

mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.

Page 192: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

6.9. Mewarisi risalahnya.

Dalil:

• Q.48:28

��_��4 ��*_�'� ����& w�I�(+T %�� _�V�>+� ��*�.�$ ��' (+���� ���� ��� ���� ��- j�?_�� �� 56'%�(�d ��_������ �� �4�$

Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar

dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi.

Itulah kewajiban yang dapat dilakukan terhadap para rasul, khususnya Rasulullah saw. dan

spesifikasi ajaran yang dibawa beliau. Sebagai bukti konsekuensi ikrar syahadah kepada

Rasulullah saw.. Kita berupaya semaksimal mungkin untuk dapat melaksanakannya.

Semoga Allah memberikan kemudahan.

---oo0oo---

Sumber: tarbiyahklatenutara.blogspot.com

Page 193: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

KEKHUSUSAN RISALAH NABI MUHAMMAD SAW

(KHASHAIS RISALAH NABI MUHAMMAD SAW)

Risalah yang dibawa Nabi Muhammad saw. mempunyai ciri-ciri yang khusus

dibandingkan dengan para rasul sebelumnya. Ciri-ciri khusus itu adalah sebagai nabi

penutup, penghapus risalah sebelumnya, membenarkan nabi sebelumnya,

menyempurnakan risalah nabi sebelumnya, diperuntukkan untuk seluruh manusia, dan

sebagai rahmat bagi semesta alam. Ciri-ciri ini dimiliki oleh Nabi Muhammad saw. dan

tidak dimiliki oleh para rasul sebelumnya.

Rasulullah SAW tampil sebagai pembawa risalah Islam yang mencakupi huda (petunjuk)

dan dienul haq (agama yang benar). Selain itu hadirnya Rasulullah saw. di tengah umat

akhir zaman adalah sebagai saksi, pembawa berita gembira dan peringatan, menyeru ke

jalan Allah, dan sebagai pelita yang menerangi.

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Allah swt. telah mengutus nabi dan rasul pada setiap kaum. Namun yang disebutkan di

dalam Al-Qur’an hanya sebanyak 25 orang. Perhatikan Al-Qur’an surat Al-Mu’min: 78,

An-Nisa’: 163-164, dan Al-An’am: 84-86. Sedangkan penutup bagi semua rasul dan nabi

itu adalah Nabi Muhammad saw.

Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara

mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak

Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat,

Page 194: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

melainkan dengan seizin Allah; Maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan

(semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada

yang batil. (Al-Mu’min: 78)

Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah

memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah

memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, Isa,

Ayyub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.

Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang

mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka

kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (An-Nisa’: 163-

164)

Muhammad itu bukan bapak salah seorang lelaki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasul

Allah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-

Ahzab: 40)

Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. Kepada keduanya

masing-masing telah kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah kami

beri petunjuk, dan kepada sebagian dari keturunannya (Nuh), yaitu Daud, Sulaiman,

Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-

orang yang berbuat baik.

Dan Zakaria, Yahya, Isa, dan Ilyas; semuanya termasuk orang-orang yang shalih.

Dan Ismail, Alyasa’, Yunus, dan Luth; masing-masing kami lebihkan derajatnya di atas

umat (di masanya). (Al-An’am: 84-86)

7 '�- C�7k �$�$��� � ;��7 �� F=- �*'� � :� ���� ��� :8���= ����$ j�' ��� �� � ��� ����/ h�����Q =� '�� �U<��LN�$ �B�����ZI� �,��”

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Anas bin Malik r.a., Rasulullah bersabda,

“Sesungguhnnya risalah dan kenabian sudah terputus, maka tidak ada rasul dan nabi

setelah aku.”

Nasikhur Risalah (Penghapus Risalah)

Risalah nabi-nabi terdahulu hanya untuk kaum tertentu saja, sehingga hanya sesuai untuk

kaum tersebut. Selain itu risalah terdahulu mengikuti keadaan dan situasi serta keperluan

semasa waktu itu sehingga hanya sesuai pada saat tersebut saja.

Page 195: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Sementara, risalah Nabi Muhammad saw. adalah untuk umat manusia dan berlaku hingga

hari kiamat.

Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai

pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia

tiada mengetahui. (Saba’: 28)

Allah swt. juga menegaskan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah penutup para nabi.

Sehingga tidak ada nabi setelahnya.

Muhammad itu bukan bapak salah seorang lelaki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasul

Allah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-

Ahzab: 40)

Sebagai penutup para nabi, maka risalah yang dibawa Nabi Muhamamd saw. menjadi

penghapus risalah para rasul sebelumnya. Hal ini pernah ditegaskan oleh Nabi Muhammad

saw. saat Umar bin Khattab membaca Taurat. Beliau berkata kepada Umar bahwa jika

Nabi Musa a.s. ada di antara mereka, pasti Nabi Musa akan mengikuti risalah yang dibawa

Nabi Muhammad saw.

Mushaddiqul Anbiya (Membenarkan Para Nabi).

Risalah yang dibawa Nabi Muhammad saw. melengkapi risalah yang dibawa para rasul

sebelumnya dan sekaligus memansukhkan risalah sebelumnya. Risalah Nabi Muhammad

saw. sesuai dan dapat digunakan oleh semua manusia dan dapat diamalkan hingga hari

kiamat.

Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai

pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia

tiada Mengetahui. (Saba’: 28)

Nabi Isa a.s. sebagai nabi setelah Nabi Musa, membenarkan kenabian Nabi Musa. Bahkan,

Nabi Isa a.s. mengabarkan kepada umatnya akan datang seorang rasul setelahnya yang

bernama Ahmad (Nabi Muhammad saw.).

Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata, “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku

adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan

memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku,

yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka

dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.”

(Ash-Shaff: 6)

Meski kedatangan Nabi Muhammad saw. sudah dikabarkan oleh para nabi dan rasul

sebelumnya, tetap saja ada usaha untuk mendustakannya. Banyak tantangan dan usaha

yang dicoba untuk menghapuskan agama Allah, namun demikian Allah swt. senantiasa

Page 196: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

menjaga dan memeliharanya dari serangan kaum kafir. Di antaranya dengan

memenangkan Islam atas agama lainnya atau dengan menurunkan para Rasul dan Nabi

untuk kembali meluruskan penyimpangan dan kejahiliyahan umat. Nabi Muhammad saw.

sebagai nabi akhir melengkapi risalah nabi-nabi sebelumnya dan dijadikan sebagai rujukan

utama bagi umat Islam.

Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan)

mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.

Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar

Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci.

(Ash-Shaff: 8-9)

Mukammilur Risalah (Penyempurna Risalah)

Selain membenarkan para rasul dan nabi sebelumnya yang membawa risalah Islam,

kehadiran Nabi Muhammad saw. juga diperuntukkan guna menyempurnakan risalah

sebelumnya. Risalah sebelumnya cenderung diperuntukkan bagi suatu kaum tertentu saja

dan untuk saat tertentu. Berbeda dengan Nabi Muhammad saw. yang diutus untuk semua

manusia dan berlaku hingga kiamat.

��� �=- � ���� �& j?7I0�$ #�]7$ j��r�� �$�$ :“ 8�����7 � � ��(�N�] ��-�$ ��(���"+4�:�/ K��. ���N�� �� ��� �����"�4 iY��%�� =�:+� ������7�$ �AB�N���� �p�� ��7

��� ��( %¦X���� �I�T�N�/ ��(���G�. ��7 �,�b�/ : ��=i�:X�/ i+B�N����� �w�?�5 �p�� ��7 � �� ��(�N�] ��- ��7 C�c<]��$ U�c�[� #�(%¦���& �Y��%�� =:�� �8�� �#�0 G �B�N����� p�� ��7“

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi dari Rasulullah saw., Beliau

bersabda, “Perumpamaan aku dan para nabi yang lain seperti seorang laki-laki yang

membangun rumah, ia sempurnakan dan memperindahnya kecuali satu sisi dari

bangunan itu, maka setiap orang yang masuk ke dalamnya setelah ia melihatnya ia

berkata: alangkah indahnya rumah ini kecuali sisi ini, maka aku menyempurnakan sisi itu

, dengan itu aku penutup para nabi.”

Kaafatan Lin Naas (Untuk Seluruh Manusia)

Rasul Muhammad saw. berbeda dengan para rasul dan nabi sebelumnya, dimana Nabi

Muhammad saw. diutus bagi kepentingan umat manusia secara keseluruhan dengan tidak

membedakan suku, bangsa, warna kulit, bahasa, dan sebagainya. Sehingga dapat dilihat

Page 197: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

perkembangan Islam pada masa ini di mana kaum muslimin tersebar di seluruh pelosok

dunia.

Dan Kami tidak mengutus engkau, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai

pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia

tiada mengetahui. (Saba’: 28)

Rahmatan Lil Alamin (Rahmat Bagi Alam Semesta)

Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

(Al-Anbiya’: 107)

Kehadiran Nabi Muhammad saw. di muka bumi ini adalah sebagai rahmat bagi seluruh

alam yang tidak saja manusia, tetapi juga alam, hewan, pohon, dan sebagainya. Manusia,

dengan kehadiran Nabi Muhammad, mendapatkan rahmat dan kebaikan. Begitu juga

manusia kafir dan jahiliyah, mendapatkan rahmat dari kedatangan Islam. Dengan

demikian Islam dan Nabi Muhammad tidak hanya untuk umat Islam, tetapi kebaikannya

juga dirasakan oleh manusia lainnya. Islam adalah membawa agama fitrah yang sesuai

dengan penciptaan manusia. Jadi, ketika Islam disampaikan, akan dirasakan sesuai oleh

manusia.

Alam, hewan, dan tumbuhan pun dilindungi dan dipelihara dengan kedatangan Islam.

Umat Islam sebagai khalifah di muka bumi melaksanakan pemeliharaan dan penjagaan

alam. Dengan demikian kestabilan terwujud, dan alam serta isinya menjadi damai.

Risalatul Islam

Risalah Nabi Muhammad saw. adalah risalah Islam, yang dibawanya adalah sesuatu yang

benar. Hal ini tercermin dari akhlak, kepribadian, dan sifat-sifat Nabi yang mulia.

Inti dari risalah Nabi Muhammad saw. adalah huda (petunjuk) dan dienul haq (agama

yang benar). Risalah membawa huda karena Islam itu sendiri sebagai panduan bagi

manusia.

Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak

(benar) dan agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai

saksi. (Al-Fath: 28)

Ad-Dakwah

Rasul menggunakan Islam sebagai petunjuk dan juga Allah menangkan Islam sebagai

dienul haq atas agama-agama lainnya. Usaha ini tidak akan tercapai apabila tidak

dilaksanakan dakwah.

Page 198: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Rasul dalam menjalankan dakwahnya mempunyai peranan sebagai saksi atas umatnya,

memberi penyampaian nilai-nilai Islam yang bersifat kabar gembira ataupun kabar

peringatan.

Allah swt. sekali lagi menegaskan bahwa Rasul berdakwah dengan menyeru manusia agar

kembali kepada Allah dan kemudian Rasul sebagai pelita yang menerangi.

Peranan Nabi yang digambarkan di dalam surat Al-Ahzab ayat 45-46 adalah sebagai dai.

Nabi berdakwah dengan mengajak manusia dan bersifat sebagai pelita yang senantiasa

dijadikan rujukan bagi manusia.

Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi, dan pembawa kabar gembira

dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya

dan untuk jadi cahaya yang menerangi. (Al-Ahzab: 45-46)

Nabi Muhammad saw. telah berhasil menegakkan Islam dengan dakwahnya selama 23

tahun. Kini risalah yang diajarkannya telah menyingkirkan kegelapan jahiliyah yang

membelenggu dunia, dan menempatkan kita ke dalam cahaya hidayah yang terang

benderang. Dengan begitu kita tahu mana jalan yang menyesatkan dan mana jalan yang

benar menuju pintu keridhaan Allah swt.

---oo0oo---

Sumber: dakwatuna.com

Page 199: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

KEUMUMAN RISALAH NABI MUHAMMAD SAW

Risalah Muhammad untuk seluruh manusia [ B/�4 W�N�� B���I� ]

Risalah Muhammad tidak hanya untuk umat tertentu, suku tertentu, bangsa tertentu, tetapi

untuk seluruh manusia yang hidup dimuka bumi. Hal ini dijelaskan oleh Allah azza

wajalla:

6m�)�� �W�_�N��� KB_�/��4 ^�� �P��N+��� ��- ��7�$�,� "�� ��* ^ �W�_�N� �I��+4�- _���b���$ 6I*�?�=�$

Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai

pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia

tiada Mengetahui. [QS. Saba, 34: 28]

Sebagai sebuah risalah yang diperuntukkan bagi seluruh umat manusia, maka risalah

Muhammad saw memiliki karakteristik kemanusiaan [insaniyah]. Karakter insaniyah yang

ditunjukkan oleh risalah ini adalah prinsip persamaan antar sesama manusia. Menurut

pandangan Islam, manusia tidak dibedakan oleh warna kulit, suku, bahasa, dan atau

perbedaan-perbedaan lainnya. Sebagaimana firman-Nya:

���M������$ �6�� � d #4��N+������$ ��� =-�$ �I�4�! ��7 #4��N+Q���G �_�=�� W�_�N� ��(_ *�- ��*Rm���G R#%���& ��_��� _�,�� #4��Q 9�- ��_��� �' N�& #b�7�I+4�- _�,�� �/������0��

Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu

saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi

Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha

mengetahui lagi Maha Mengenal. [QS. Al-Hujurat, 49: 13]

Bentuk nyata dari prinsip persamaan ini adalah Islam mengikis habis diskriminasi ras

[rasialisme] dalam kehidupan, tidak ditemukan bangsa kulit putih lebih unggul ketimbang

kulit hitam, sehingga bangsa kulit putih harus menjadi tuan bagi bangsa kulit hitam, dan

bangsa kulit hitam menjadi budaknya. Islampun mengikis habis diskriminasi keturunan

[kasta-kasta] dalam kehidupan, tidak ada kasta atas atau kasta bawah, tidak ada keturunan

berdarah biru [ningrat] atau jelata. Islampun mengikis habis pembedaan berdasarkan status

ekonomi, pangkat, profesi, dan atau hal-hal lain yang melekat pada diri seseorang. Jadi,

tidak menjadi pembeda kekayaan dan kemiskinan, tidak menjadi pembeda jenderal dan

kopral, tidak menjadi pembeda pemerintah dan rakyat biasa, tidak menjadi pembeda

Page 200: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

dokter dan petugas cleaning service. Seorang dokter adalah manusia, seorang petugas

cleaning service pun manusia. Seorang jenderal adalah manusia, seorang kopralpun

manusia. Seorang yang kaya adalah manusia, seorang yang miskinpun manusia. Pendek

kata, semua orang sama atas kemanusiaannya. Dan yang akan menjadi penentu prestasi

manusia di hadapan Allah adalah tingkat ketaqwaannya. Dan ketaqwaan merupakan

sesuatu yang setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk memperolehnya. Seperti

seorang ningrat berpeluang untuk menjadi orang bertaqwa sebagaimana peluang yang

sama juga dimiliki oleh orang biasa.

Bilal bin Rabbah tadinya adalah seorang budak yang berkulit hitam legam—merupakan

perawakan orang Habasyah [Etiopia]—kemudian menjadi orang yang mendapatkan posisi

berarti di hadapan Allah yang sampai-sampai terompahnya sudah terdengar di syurga

disaat Bilal masih mengembara di dunia.

Contoh lain bisa dilihat dari kisah Hablah bin Al-Aiham—seorang Amir Ghassan—

dengan seorang Arab Badui yang mengadukan kepada Umar Amiril Mukminin bagaimana

Hablah telah menamparnya tanpa alasan yang benar, maka Umar tidak dapat berbuat

apapun lagi kecuali menghadirkan Hablah dan menuntutnya supaya membolehkan bagi

orang Arab Badui itu agar dapat membalasnya [qishash], satu tamparan untuk satu

tamparan, kecuali dia mau memaafkan dan mengampuninya, namun Amir Ghassan itu

merasa keberatan untuk melakukan hal itu seraya mengatakan secara terus terang kepada

Umar:

“Bagaimana ia melaksanakan qishash pada diriku padahal saya adalah seorang raja dan

dia hanya seorang rakyat biasa?”

Lalu Umar mengatakan: “Sesungguhnya Islam telah menyamakan antara kamu berdua.”

Amir tersebut tidak menyadari nilai agung ini dan ia keluar kabur dari Madinah dengan

murtad [keluar] dari Islam yang mewajibkan persamaan antara seorang raja dan rakyat

jelata.

Selain tumbuh prinsip persamaan juga akan tumbuh pula prinsip persaudaraan.

Persaudaraan antara sesama manusia apapun suku, bangsa, kedudukan sosial, strata

ekonomi yang diikat oleh tali aqidah, sebagaimana firman Allah swt:

�,� "�� I 9 #b_������ ��_��� �Q_�9�$ #b *���G�- �� %�� � >�� ��:�/ lU�� G�� �,� N�7 J "+� ��"_�=��

Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah

hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu

mendapat rahmat. [QS. Al-Hujurat, 49: 10]

Page 201: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

#�]§ ¨- #�]§

Orang muslim yang satu merupakan saudara dari muslim yang lain

Persaudaraan yang menjadi penyebab beberapa orang kafir memeluk Islam. Persaudaraan

yang membuat iri para Malaikat. Persaudaraan yang membuat kuat setelah kelemahan.

Persaudaraan yang membuat potret masyarakat Islam berbeda, khas.

Risalah Muhammad merupakan risalah terakhir [ ©�GB���I� ]

Risalah Muhammad saw merupakan risalah terakhir, tidak akan datang risalah setelahnya.

Kalau pun ada yang mencoba mendatangkannya—tentu buatan manusia—tidak akan

sanggup menandingi terangnya Islam, ibarat cahaya bulan di siang hari, tak akan sanggup

menunjukkan cahayanya, dia akan tenggelam oleh terangnya sinar matahari. Sehingga,

yang datang kemudian baik yang mengatasnamakan agama atau bukan, yang lama

maupun yang baru, yang lokal maupun yang global, didukung dengan teknologi ataupun

tidak, tidak akan menggantikan Risalah Muhammad saw.

Lihat saja yang mutakhir, ilmu pengetahuan, akan dan telah dijadikan agama oleh

sebagian manusia di dunia. Padahal ilmu pengetahuan tidak akan bisa menggantikan

agama sampai kapanpun, seperti yang dikatakan oleh Dr. Yusuf Qardhawi:

Ilmu pengetahuan sama sekali bukanlah alternative pengganti agama dan keimanan,

karena ruang lingkup ilmu pengetahuan bukan ruang lingkup agama. Yang saya maksud

dengan “Ilmu Pengetahuan” di sini adalah ilmu pengetahuan menurut versi Barat yang

terbatas, bukan menurut persepsi Islam yang konfrehensif—yang mencakup ilmu

pengetahuan tentang objek fisik partikel alam dan ilmu pengetahuan tentang hakekat

eksistensi kehidupan yang besar—yaitu ilmu pengetahuan yang mencakup ilmu dunia dan

ilmu agama, bukan sekedar ilmu pengetahuan tentang materi dan karakter partikelnya saja,

melainkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan alam, kehidupan, manusia dan

Penciptanya Yang Maha Suci.

Ilmu pengetahuan dengan persepsi Barat tidak pantas menjadi pengganti agama, karena

fungsi ilmu pengetahuan ini adalah memudahkan fasilitas hidup bagi manusia, bukan

untuk menginterpretasikan [menafsirkan] kepada manusia rahasia kehidupan.

Oleh karena itu kita melihat negeri-negeri kontemporer yang paling besar kemajuannya

dalam ilmu pengetahuan dan pencapaian teknologinya, justru warganya banyak

mengeluhkan kekosongan rohani, stress kejiwaan, kekalutan pikiran, dan perasaan minder,

perasaan sengsara. Dan kita saksikan para generasi mudanya terjerumus dalam berbagai

kontroversi ekstrimitas pemikiran dan perilaku, dengan berontak kepada mekanisme

kehidupa dan materialisme peradaban, meskipun mereka tidak sampai menemukan

petunjuk konsep kehidupan yang benar dan jalan hidup yang lurus.

Page 202: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Sebagai risalah terakhir, risalah Muhammad saw memiliki karakteristik kesempurnaan

[takamuliyah] sebagaimana yang Allah tegaskan dalam firman-Nya:

#b�� h%�����$ 8�0�" ��= #b %���& h "�" 9�-�$ #b�N*�. #b�� h+��"+4�- �C ��%+��6N*�. �Cc �k

...pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan

kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu... [QS. Al-

Maidah, 5: 3]

Kesempurnaan menjamin bahwa Risalah Muhammad saw akan bisa menjawab dan

bahkan mengantisipasi permasalahan dan perkembangan kehidupan manusia hingga akhir

zaman. Dengan kesempurnaannya, Risalah Muhammad saw dapat menjawab permasalah

dan perkembangan perekonomian khususnya perbankan, seperti dalam “FATAWA

QARDHAWI” ketika mengatasi masalah KEUNTUNGAN YANG DIPEROLEH DARI

BANK, jawabannya ada empat kemungkinan adalah:

1. Membiarkan uang itu untuk kepentingan si penyimpan, hal ini tidak mungkin, karena

sudah jelas uang itu haram.

2. Uang tersebut dibakar atau dibuang, akan tetapi dilarang karena bukan miliknya dan

bersifat mubazir.

3. Uang tersebut dibiarkan di bank yang mempraktekkan riba atau bank non-Islam, ini

juga akan memperkuat bank tersebut.

4. Mengambil uang tersebut dari bank untuk diinfakkan di bidang-bidang social atau

diamalkan untuk kepentigan kaum Muslimin umumnya.

Bagian keempat inilah satu-satunya jalan keluar dengan dasar pemikiran yang sehat, dapat

diterima oleh akal yang sehat, tidak menyimpang dari jiwa agama yang sehat pula.

Dan solusi menyeluruh dari permasalahan ini adalah sudah adanya bank-bank yang

menerapkan system bagi hasil [syari’ah].

Kesempurnaan Risalah Muhammad saw diperkuat oleh masih authenticnya sumber utama

risalah ini, yaitu al-Quran dan as-Sunnah yang telah sempurna pula turunnya, tidak ada

yang belum turun dan tidak yang disembunyikan. Keduanya ini telah selamat dari tangan-

tangan jahil yang akan merubahnya, dengan masih terdapat—dari masa ke masa—ulama-

ulama ahli dalam bidang keduanya, sehingga deteksi atas kesalahan-kesalahan sampai

kekeliruan dapat dilakukan dengan akurat.

Kedua sumber utama Risalah Muhammad saw telah memuat hal-hal pokok tentang

bagaimana menyelesaikan dan mengantisipasi masalah manusia, yang telah memberikan

prinsip-prinsip yang tetap tidak berubah [tsawabith] sampai akhir zaman, untuk dijadikan

rujukan dan pijakan atas sesuatu yang berubah [mutaghayyirat], yaitu menyangkut

metodelogi dan sarana-sarananya.

Page 203: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Risalah Rahmatan lil ‘alamin [ �§���� B�� B���I� ]

Nabi Muhammad diturunkan sebagai rahmat untuk seluruh alam, sebagaimana firman

Allah swt:

+��� ��- ��7�$���"�����+��� KB�" ��� ^�� �P��N

Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

[QS. Al-Anbiya, 21: 107]

Sehingga risalahnya adalah risalah yang membawa rahmat bagi seru sekalian alam.

Sebagai sebuah risalah rahmat, maka Islam memiliki karakter wasathiyah [pertengahan]

atau yang lebih dikenal tawazun [seimbang]. Wasathiyah atau tawazun itu adalah karakter

Islam yang pertengahan dan seimbang antara dua kutub yang berlawanan dan

bertentangan, yang salah satunya tidak berpengaruh sendirian sementara kutub lawannya

dibuang, dan yang salah satu dari kedua kutub itu tidak diambil lebih dari yang semestinya

[haknya] dan melanggar serta menzhalimi kutub lawannya.

Karakter Islam itu juga tidak tasyadud [ketat, menyusahkan] dan tidak tasahul [longgar,

menggampangkan]. Kalau Islam bersifat tasyadud akan hilang rasanya sebagai rahmat,

karena orang yang melaksanakan Islam akan memiliki kesulitan, padahal Rasulullah

sebagai pembawanya memerintahkan untuk mempermudah jangan mempersulit. Dan

tasahul juga akan membuat rasa dari rahmat juga hilang, karena aturan Islam menjadi

tidak jelas batasannya. Hidup tanpa aturan akan membuat hidup carut marut. Lalu, seperti

apa rasanya hidup yang carut marut, akan banyak orang yang terzhalimi, karena

hakekatnya tanpa aturan akan mengambil hak orang lain.

Wasathiyah dalam ibadah dan praktek ritual

Wasathiyah dalam ibadah terlihat dalam firman Allah swt, yaitu:

�� ���/ �B�� " S+� �C ��* ��7 �Uc_�[��� �j�.� = �!�� � N�7g ��*�?_�� ��(_ *�- ��* �I+4�! ����� ��,� "�� ��9 # 0 N4 +,�� #b�� RI %�G #b���! �p %��+� $ ��!�$ ��_��� , Uc_�[� �h�%�z� �!�2�/

#b_������ 6m���4 ��_��� $ I4+!�$ ��_��� �� z�/ ��7 � a�0 ��$ �H �t 8�/ $ I�)�0 =��/�,� >��+ 9

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka

bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[1475]. yang

Page 204: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui. Apabila Telah ditunaikan shalat,

Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah

banyak-banyak supaya kamu beruntung. [QS. Al-Jumuah, 62: 9-10]

Terlihat betul pertengahan dalam ibadah dan rahmatnya Islam pada ayat-ayat di atas ini.

Islam tidak mengharuskan umatnya untuk memutuskan sama sekali aspek duniawi [dalam

hal ini aktivitas jual beli] atas ibadah. Sebelum solat Jum’at, umat Islam melakukan

perdagangan. Setelah itu solat Jum’at. Setelah solat Jum’at, umat Islam melakukan

perdagangan kembali, dengan selalu berzikir kepada Allah, yang berarti kehidupan

berdangangnya pun tidak lepas dari aktivitas ibadah dan praktek ritual lainnya.

Wasathiyah dalam moral

Islam bersikap moderat antara kaum idealis ekstrim yang membayangkan manusia sebagai

malaikat atau menyerupai malaikat, maka mereka meletakkan untuknya nilai-nilai dan

adab susila yang tidak mungkin baginya untuk dapat melaksanakannya dan antara kaum

pragmatis [realis] ekstrim yang menyangka manusia adalah bagaikan hewan, maka mereka

menginginkan tata perilaku yang tidak pantas bagi manusia.

Manusia menurut pandangan Islam, tentu sebagaimana yang Allah sampaikan lewat

firman-Nya:

��5_���� ��7�$ �F+ �=�$ ,��5��+Q�9�$ ��5��� S/ ��(�"�(+��:�/ ,��5�_�4�x ��7 ����+/�- '�� , '���$��5�_���. ��7 �3��G

Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa

itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, Sesungguhnya beruntunglah orang yang

mensucikan jiwa itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. [QS. Asy-

Syams: 7-10]

---oo0oo---

Sumber: dakwatuna.com

Page 205: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

MAKNA MUHAMMAD SEBAGAI PENUTUP PARA NABI

Muqadimah

Ketika kita beriman kepada Nabi Muhammad SAW maka kita akan mengetahui bahwa

Risalah beliau SAW adalah risalah yang paling lengkap dan paling sempurna yang pernah

diturunkan oleh Sang Pencipta kepada hamba-NYA. Aqidah semua nabi adalah satu yakni

Tauhid, tetapi syariah mereka berbeda-beda, maka Muhammad SAW adalah Nabi

penutup, risalahnya adalah risalah yang terakhir dan syariatnya akan berlaku hingga akhir

zaman, tiada agama yang diridhoi disisi ALLAH SWT kecuali Islam dan tidak ada Nabi

yang membawa syariat lain setelah Muhammad SAW.

�7 ��_�%��_�N� �#�9��G�$ ��_��� ��� ��� ��b���$ #b������� ��7 A'���- ����- R'_�"�> 7 �,��4 ��6"%���& �Y 8�d _��b�� �_��� �,��4�$

“Dan Muhammad SAW itu bukanlah bapak dari salah seorang lelaki diantara kalian, tetapi

ia adalah Rasul ALLAH dan Nabi yang terakhir dan adalah ALLAH Maha Mengetahui

terhadap segala sesuatu.” (Al-Ahzab, 33:40)

Imam At-Thabari saat menafsirkan ayat ini berkata: "Muhammad SAW itu bukanlah ayah

dari salah seorang lelaki diantara kalian (Zaid bin Haritsah ra, yaitu anak angkat Nabi

SAW) melainkan beliau adalah Nabi terakhir, maka tiada lagi Nabi setelah beliau SAW

sampai Hari Kiamat dan adalah ALLAH SWT terhadap segala perbuatan dan perkataan

kalian Maha Mengetahui. "

Imam Al-Qurthubi berkata ayat ini mengandung 3 hukum Fiqh : "Pertama, saat Nabi

SAW menikah dengan Zainab (mantan istri Zaid bin Haritsah ra) orang-orang munafik

berkata : Dia (Muhammad) menikahi mantan istri anaknya sendiri, maka ayat ini turun

untuk membantah hal tsb. Kedua, bahwa Muhammad SAW adalah Nabi terakhir tiada

Nabi sesudahnya yang membawa syariat baru. Ketiga, syariat beliau menyempurnakan

syariat sebelumnya sebagaimana sabdanya : Aku diutus untuk "menyempurnakan" akhlak

yang mulia, atau sabdanya yang lain : Perumpamaanku dengan nabi sebelumku seperti

perumpamaan seorang yang membuat bangunan yang amat indah, tinggal sebuah lubang

batu bata yang belum dipasang, maka akulah batu bata tsb dan akulah nabi yang terakhir. "

Berkata Sayyid Quthb rahimahuLLAH dalam tafsirnya : "Bahwa setelah menjelaskan

tentang bahwa beliau SAW bukanlah ayah dari Zaid bin Haritsah ra, sehingga halal beliau

SAW menikahi Zainab ra, ayat ini juga menggariskan tentang pemenuhan hukum syariat

yang masih tersisa yang harus diketahui dan disampaikan kepada ummat manusia, sebagai

realisasi dari penutup risalah langit untuk di bumi ini, tidak boleh ada pengurangan dan

tidak boleh ada perubahan, semuanya harus disampaikan."

Page 206: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Lebih lanjut beliau -rahimahuLLAH- menambahkan saat menafsirkan akhir ayat tsb (Dan

adalah ALLAH Maha Mengetahui atas segala sesuatu): "Sungguh DIA-lah yang paling

mengetahui apa yang paling baik dan paling tepat bagi para hamba-NYA, maka IA

memfardhukan kepada Nabi-NYA apa yang seharusnya dan memilihkan bagi beliau apa

yang terbaik... IA menetapkan hukum-NYA ini sesuai dengan pengetahuan-NYA yang

meliputi segala sesuatu dan ilmu-NYA tentang mana yang terbaik tentang hukum, aturan

dan undang-undang serta sesuai dengan kasih-sayang-NYA kepada semua hamba-NYA

beriman."

Demikianlah telah ijma' (konsensus) diantara para ulama bahwa Nabi Muhammad SAW

adalah nabi terakhir, sehingga jika ada orang yang datang setelah beliau SAW menyatakan

ada nabi setelah beliau SAW, maka perkataan tsb bathil dan tertolak berdasarkan ijma' dan

pelakunya harus bertobat kepada ALLAH SWT.

MUHAMMAD SAW SEBAGAI NABI TERAKHIR

Definisi Nabi terakhir mengandung unsur-unsur yang harus diimani yaitu:

��� ا�������) .1) Menghapus Risalah sebelumnya.

Risalah sebelumnya adalah semua kitab dan hukum yang pernah diturunkan oleh Allah

SWT kepada para nabi as dan dikabarkan oleh Allah SWT di dalam al-Qur’an maupun di

dalam as-Sunnah yang shahih yaitu :

1. Shuhuf (lembaran) yang diturunkan kepada Ibrahim as (QS 87/14-19, 53/36-42).

2. Shuhuf yang diturunkan kepada Musa as (QS 87/14-19, 53/36-42).

3. Taurat yang diturunkan kepada Musa as (QS 2/53, 3/3, 5/44, 6/91).

4. Zabur yang diturunkan kepada Daud as (QS 4/164, 18/55, 21/105).

5. Injil yang diturunkan kepada Isa as (QS 3/3, 5/46).

Bahwa semua kitab-kitab tersebut hukumnya telah di-nasakh (dihapuskan) oleh al-Qur’an,

kecuali beberapa hukum dan kisahnya dan semua yang belum di-nasakh tersebut

disebutkan secara jelas dalam al-Qur’an ataupun al-hadits

Membenarkan Para Nabi Sebelumnya. (QS 2/101) (����ق ا� ���ء) .2

Membenarkan para nabi sebelumnya, maksudnya bahwa Islam melalui kitabnya yaitu Al-

Qur'an membenarkan keberadaan para Nabi as yang ada sebelum Nabi Muhammad SAW,

meyakini bahwa Allah SWT menurunkan kitab-kitab kepada para Nabi tersebut, kitapun

membenarkan seluruh berita yang ada dalam semua Kitab-kitab tersebut adalah dari Allah

Page 207: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

SWT, selain yang telah diselewengkan dan diubah oleh para ahli kitab, serta mengerjakan

semua hukumnya kalau ada yang belum di-nasakh (dihapuskan) oleh al-Qur’an (QS 2/97,

5/48).

Penyempurna Risalah Sebelumnya. (QS 5/3) (����� ا�������) .3

Bahwa Islam adalah agama terakhir, maka nabinyapun adalah nabi penutup, sehingga

kitabnya yaitu Al-Qur'an ini diturunkan oleh Allah SWT untuk menyempurnakan semua

risalah sebelumnya, oleh karena semua risalah sebelum Nabi Muhammad SAW tersebut

telah mengalami perubahan & penyimpangan dari masa ke masa yang dilakukan oleh

generasi setelahnya, berbagai penyimpangan itu diantaranya :

1) Mengubah arti dari lafazh (kata-kata) yang ada (QS 3/75,181,182; 4/160,161; 5/64).

2) Mengubah atau menambah baik kata, kisah maupun hukum (QS 2/79; 3/79,80; 5/116-

117).

3) Menyembunyikan dan menghilangkan berita-berita tentang Nabi Muhammad SAW dan

kebenaran lainnya (QS 2/89,90,109,146; 3/71-72; 61/6).

���س) .4� Berlaku untuk Semua Manusia. (QS 34/28) (آ���� �

Perbedaan syariat Nabi Muhammad SAW dibandingkan para nabi sebelumnya adalah

bahwa syariat beliau SAW adalah berlaku untuk seluruh ummat manusia sampai akhir

zaman. Hal ini berbeda dengan syariat para nabi as yang lainnya yang hanya terbatas

untuk ummatnya saja.

Hal ini mengandung 2 pelajaran bagi kita, yaitu: 1) Mengetahui hikmah Allah SWT dalam

penetapan hukum bagi setiap ummat, sehingga Allah SWT selalu menetapkan hukum

yang sesuai bagi setiap ummat. 2) Oleh sebab itu maka hal ini meyakinkan kita bahwa

Islam merupakan syari’at yang paling sempurna, paling lengkap dan paling baik karena

merupakan penutup dan penyempurna dari risalah semua nabi dan Rasul.

5. (!����"� Menjadi Rahmat bagi Seluruh Alam. (QS 21/107) (ر#�� �

Hal lain yang juga memperkuat kebenaran risalah yang dibawa oleh Muhammad SAW

adalah dampak dari dakwahnya. Dakwahnya yang telah dapat mengubah sebuah

peradaban yang terbelakang, buta aksara dan kejam menjadi memimpin dan menguasai

peradaban dunia serta mengisinya dengan gabungan antara ketinggian ilmu pengetahuan

dan akhlaq yang belum dapat ditandingi oleh peradaban modern saat ini sekalipun.

Diantara hasil karya besar Nabi SAW sebagai rahmat bagi alam semesta ini adalah sbb;

1. Memusnahkan segala jenis syirik baik yang besar (menyembah berhala, sihir, ramal,

Page 208: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

dan sebagainya) maupun kecil (sumpah bukan dengan nama Allah, riya’, dan sebagainya)

dan menggantinya dengan keimanan yang total kepada Allah SWT.

2. Memusnahkan segala adat tradisi jahiliyyah yang menyimpang, seperti membuka aurat,

ber-khalwat dengan lawan jenis, campur baur lelaki dan wanita (ikhtilath), dan sebagainya

dan menggantinya dengan akhlaq yang mulia dan tuntunan moral yang luhur.

3. Menegakkan sebuah sistem kehidupan yang seluruhnya berdiri diatas tauhid, baik

ekonomi, politik, sosial, kemasyarakatan, seni, olahraga, dan lain lain.

4. Melakukan sebuah revolusi total terhadap hati sanubari, pemikiran, peraturan hidup

ummat manusia.

5. Mempersatukan semua ras, semua suku, semua golongan manusia dibawah sebuah

sistem yang berlandaskan tauhid, berhukumkan al-Qur’an dan as-Sunnah dan

bertujuankan kebaikan dunia dan akhirat

Kesemuanya ini semoga dapat membangunkan kita dari kelalaian kepada Allah SWT dan

maksiat kepada-Nya, karena menyadari betapa besar nikmat-Nya kepada kita dan betapa

berat pengorbanan dari para pembawa risalah ini dan menyadari bahwa tugas kitalah untuk

meneruskannya.

X. Referensi

1. Manhaj Tarbiyah Alami

2. Fi Zhilalil Qur’an, Sayyid Quthb

3. Ar-Rasul, Said Hawwa

---oo0oo---

Sumber: tarbiyahklatenutara.blogspot.com

Page 209: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

BUAH DAN MANFAAT MENGIKUTI RASULULLAH SAW

(NATAIJU ITTIBA’ RASUL SAW)

Salah satu rukun iman yang harus diyakini oleh setiap muslim adalah iman kepada para

rasul, terutama Rasulullah saw. Bukti utama beriman kepada Rasulullah saw. adalah ittiba’

(mengikuti Rasulullah saw.). Orang-orang yang melakukan ittiba’ kepada Rasulullah saw.

akan meraih banyak nata-ij[1] (manfaat dan buah positif), di antaranya: mahabbatullah

(cinta dari Allah), rahmatullah (kasih sayang-Nya), hidayatullah (petunjuk dari-Nya),

mushahabatul akhyar fil jannah (bersama orang-orang pilihan di surga), asy-syafa’ah

(mendapatkan syafaat dari Rasulullah saw.), nadharatul wajhi (muka yang bersinar dan

berseri di surga), mujawaratu ar-rasul (menjadi tetangga Rasulullah saw. di surga),

‘izzatun-nafsi (meperoleh kemuliaan jiwa di dunia dan akhirat), al-falah (kemenangan dan

keberuntungan). Semua itu jelas merupakan as-sa’adah (kebahagiaan) hakiki di dunia

maupun di akhirat.

Pada pembahasan-pembahasan sebelumnya telah ditegaskan bahwa beriman kepada para

rasul – alihimus salam – adalah salah satu rukun iman dari rangkaian kesatuan 6 rukun

iman. Mengingkari salah satu rukun iman berarti mengingkari semuanya, begitu pula

dengan iman kepada rasul.

Ittiba’ adalah bukti keimanan

Bukti keimanan kepada Rasulullah saw. yang paling utama adalah mengikuti beliau dalam

segala sisi kehidupannya, selalu mentaati beliau dalam setiap perintah dan larangan yang

beliau sampaikan. Sebab, mengikuti dan mentaati Rasulullah saw. adalah bukti ketaatan

kita kepada Allah swt., dan mengikuti sunnah Rasulullah saw. adalah bukti kongkret

mengikuti Al-Qur’an.

“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan

barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk

menjadi pemelihara bagi mereka.” (An-Nisa: 80)

Barangsiapa mengaku mentaati Allah swt. namun tidak mau ittiba’ Rasulullah saw., maka

ketaatannya itu tidak sah menurut Al-Qur’an; dan Rasulullah saw. berlepas diri dari orang

tersebut. Dan siapapun yang mengaku melaksanakan Al-Qur’an namun tidak ittiba’

dengan sunnah Rasulullah saw., maka pengakuannya hanyalah pengakuan palsu belaka.

Sebagai contoh, untuk dapat melaksanakan shalat dengan sempurna kita memerlukan

hadits Rasulullah saw. karena Al-Qur’an hanya memerintahkan kita mendirikan shalat

tanpa menjelaskan rincian tata cara shalat. Bahwa shalat diawali dengan takbiratul ihram

dan diakhiri dengan salam merupakan penjelasan yang kita temukan dalam hadits

Rasulullah saw., tidak dalam Al-Qur’an. Begitu pula dengan rincian pelaksanaan zakat,

shaum (puasa), haji, dan ibadah-ibadah lain. Intinya, fungsi hadits Rasulullah saw. adalah

Page 210: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an atau dengan bahasa lain kita tidak akan bisa

mengamalkan Al-Qur’an tanpa mengikuti sunnah Rasulullah saw.

“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an agar kamu menerangkan pada umat manusia

apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.” (An-Nahl:

44)

Salah seorang ulama besar, Fudhail bin ‘Iyadh, ketika menjelaskan makna “Ahsanu

‘amala” dalam surat Al-Mulk ayat 2 berkata,

Kc�"�& ��] ��- : � ��� ��-�$ � [�� G�- .����� : #���$ K�[����G �,��4 �!�� ���"��� �,�2�/ �<0�� �+���+Q * #�� K�[����G �b�* #���$ K������ �,��4 �!���$ �+���+Q * #�� K������ �b�*

������ �, �b�* +,�- �����r+��$ �K������ K�[����G �, �b�* �, �b�* +,�- 3��<[��$ �B<NL]� ����&.

“Yang dimaksud dengan ahsanu’ amala (amal yang terbaik) adalah yang paling ikhlas

dan paling benar. Karena sebuah amal jika dilakukan dengan ikhlas tapi tidak benar,

maka amal itu tidak diterima oleh Allah. Begitu pula sebaliknya, jika amal itu benar tapi

tidak ikhlas, juga ditolak oleh Allah swt. Baru diterima jika memenuhi kedua syarat

tersebut (ikhlas dan benar). Yang dimaksud dengan ikhlas adalah semata karena Allah,

sedangkan yang dimaksud dengan benar adalah mengikuti sunnah Rasulullah.” (Dikutip

oleh Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa vol 18/hlm 250).

����� ���� 7 8���- ��& :�#�����$ �� %���& ���� ����� ����� �� ��� �����)) : 8�����7 <8�N %���� �� %�S+� h *�-�� ����Q�/ �67 ��� ��9�- �� ��� �����"�4 ���� 8�N������ ��7 ����7�$

�:�/ XY��S<N� ��S<N���/ ,��* I �+� I*�?<N� ��=�- 8Z=���$ ����& � S�� .�:�/ lB� �M��@ � 0�&��@ # (����0 ���/ � %�S+� # (�><��[�/ lB� �M��@ � 0���?�4�$ ��S�N�/ #�(���(�7) .(( w$�

j��r��.(

Dari Abu Musa r.a. berkata, Rasulullah saw telah bersabda, “Perumpamaanku dan

perumpamaan risalah yang diberikan Allah kepadaku seperti seorang laki-laki yang

Page 211: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

mendatangi suatu kaum lalu ia berkata, ‘Aku telah melihat pasukan tentara dengan kedua

mataku, kuperingatkan kalian dengan sungguh-sungguh! Segeralah cari selamat (dari

keganasan mereka)!’ Lalu sebagian mereka mentaatinya sehingga mereka segera

menghindar dari pasukan kejam itu hingga selamat, sedangkan yang lain

mendustakannya hingga pasukan itu menemui mereka dan meluluhlantakkan mereka.”

(Bukhari)

Kita dapat merasakan dari hadits shahih di atas betapa Rasulullah saw. amat ingin

menyelamatkan kita dari bencana dunia dan akhirat dengan syariat dan dakwah yang ia

bawa, karena syariat Islam adalah penyelamat bagi kita dari kehinaan dunia dan

penderitaan di akhirat.

Buah Ittiba’

Berikut ini adalah buah ittiba’ kepada Rasulullah saw.:

1. Mahabbatullah

Natijah (buah) dari ittiba’ kita kepada Rasulullah saw. jika kita lakukan dengan benar

adalah mahabbatullah (cinta dari Allah swt) sekaligus maghfirah (ampunan)Nya.

Katakanlah (hai Muhammad), “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,

niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” (Ali Imran: 31)

Cinta kepada Allah swt. yang dibuktikan dengan ittiba’ kepada Rasulullah saw. akan

melahirkan buah manis berupa cinta Allah swt. Allah swt. memerintahkan kita mengikuti

Rasulullah saw., dan setiap perintah Allah swt. apabila kita laksanakan dengan ikhlas dan

benar pasti akan mendatangkan cinta dari-Nya. Ketika Allah telah mencintai hamba-Nya,

maka segala kekurangan dan dosa yang terjadi akan mudah diampuni oleh Allah swt.

2. Rahmatullah

Orang-orang yang mentaati Rasulullah saw. dengan mengikuti sunnah beliau akan

memperolah rahmat dari Allah swt. Karena orang-orang yang mencontoh Rasulullah saw.

pastilah orang-orang yang berbuat baik atau ihsan (ingat makna ahsanu ‘amala menurut

Fudhail bin ‘Iyadh di atas), dan orang-orang yang berbuat ihsan amat dekat dengan rahmat

Allah swt.

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)

menjadi penolong bagi sebahagian yang lain, mereka menyuruh (mengerjakan) yang

ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka

taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya

Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah: 71)

Page 212: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

“Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Al-

A’raf: 56).

3. Hidayatullah

�'�Q�/ 8�0<N � ����� � 9�I 0�/ h�=��4 ��"�/ �KU�I 0�/ AU<I�d _��b���$ �KU<I�d ���"�& _��b�� �,���;���5 '�Q�/ �;���! �I %�O ����� � 9�I 0�/ h�=��4 ��7�$ ���'�0 5 Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya setiap amal itu mempunyai puncak semangat,

dan setiap semangat memiliki titik jemu (lesu). Maka barangsiapa kelesuannya tetap

dalam sunnahku berarti ia telah mendapat petunjuk (dari Allah), dan barangsiapa

kelesuannya tidak dalam sunnahku berarti ia celaka. (HR. Ibnu Khuzaimah dalam

Shahihnya, Ahmad dalam Musnadnya, Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, At-Thabarani

dan Abu Nu’aim).

Hadits di atas menegaskan bahwa tetap berada dalam sunnah Rasulullah saw. dalam

segala keadaan akan mendatangkan tambahan petunjuk dari Allah swt. Oleh karenanya,

orang-orang yang beriman selalu berusaha mengikuti sunnah Rasulullah saw. ketika

sedang bersemangat atau sedang lesu (kurang semangat). Ia tidak membiarkan dirinya

hanyut dan terbawa bisikan setan sehingga membuatnya jauh dari hidayah Allah swt.

4. Mushahabatul Akhyar fil Jannah

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama

dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi, para

shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka Itulah

teman yang sebaik-baiknya.” (An-Nisa: 69).

Orang yang ittiba’ kepada Rasulullah saw. akan dikumpulkan bersama orang-orang

pilihan di surga nanti, yaitu para nabi, orang-orang yang shiddiq, syuhada, dan shalihin.

As-Syafaah

�$ �%�& � ��� � ���� ���#� : »XY�'ZN� p�" ]�* ���� ����� ��7 :“ �B��%����+� 6'<"�> 7 �Eg �B�"�M��Q+� �U�c<[��$ �B<7�<0� �U�� &<'� �w�?�5 <3�� <# (���

Page 213: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

��9 '�&�$ ��?�� 6.� " >�7 �67��Q�7 �+��� ��$ �B��%�z� +��$” �C ��* ��0�&�� �d ��� h���� ��7��%�Q+� �B «)j��r�� w$�.(

Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa berdoa ketika mendengar panggilan adzan: ‘Ya

Allah Rabb seruan yang sempurna ini, dan shalat yang ditegakkan, berikanlah kepada

Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan, bangkitkan dia dengan kedudukan mulia yang

telah Engkau janjikan kepadanya’, maka akan mendapat syafaatku di hari kiamat.”

(Bukhari).

Hadits di atas menunjukkan keutamaan doa setelah adzan. Ia juga mengisyaratkan bahwa

mengikuti perintah dan arahan Rasulullah saw. adalah sesuatu yang membuat kita berhak

mendapatkan syafaat dari beliau. Logikanya, jika mentaati satu perintah Rasulullah saw.

saja yakni membaca doa setelah adzan, akan membuat pembacanya berhak mendapatkan

syafaat beliau, apalagi dengan mengikuti dan mentaati sunnah beliau secara keseluruhan,

maka orang itu lebih berhak untuk mendapatkan syafaat beliau.

5. Nadharatul Wajhi

Salah satu bentuk ittiba’ Rasulullah saw. adalah mendengarkan, mempelajari, menghafal,

dan memahami hadits Rasulullah saw., kemudian menyampaikannya kepada orang lain.

Orang yang mempelajari hadits Rasulullah saw., menghafal kemudian menyampaikannya

apa adanya tanpa menambah atau mengurangi, maka Allah akan membuat wajahnya

berseri dan bersinar.

A�+Q�/ ���7��� <3 I�/ w�I %�O ��aD��� * �<0�� ��T� �>�/ �K�*�'�� �<N�7 �p�"�� K-�I 7 ���� �I<z�=A�%�Q� �� �F %�� A�+Q�/ ���7��� <3 ��$ � N�7 ��Q+/�- �� 5 ��7 ����� Rasulullah saw. bersabda, “Semoga Allah menyinari (wajah) seseorang yang mendengar

hadits dari kami, lalu ia hafal sehingga ia menyampaikannya kepada orang lain. Boleh

jadi seorang pembawa fiqih menyampaikan (ilmunya) kepada orang yang lebih paham.

Dan boleh jadi pembawa fiqih bukanlah seorang yang faqih.” (Tirmidzi).

Hadits di atas mendorong kita untuk selalu bersemangat mempelajari, memahami, dan

menghapal hadits Rasulullah saw, kemudian menyampaikan teks hadits itu apa adanya

dengan penuh amanah tanpa menambah atau mengurangi sedikitpun. Jika kita itu kita

lakukan kita berhak mendapatkan wajah yang bersinar di hari kiamat nanti. Hadits di atas

juga menyatakan bahwa mungkin saja orang yang disampaikan kepadanya suatu ilmu

kemudian ia lebih paham daripada yang menyampaikan. Atau bahkan bisa jadi yang

Page 214: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

menyampaikan sebuah riwayat tidak memahami riwayat tersebut, sedangkan yang

disampaikan justru memahaminya dengan baik.

6. Mujawaratur Rasul

Orang yang mencintai Rasulullah saw., maka ia akan berusaha sekuat tenaga untuk ittiba’

kepada Rasulullah saw. dengan mengikuti sunnah beliau. Maka orang ini akan bersama

Rasulullah saw di surga, seperti sabda beliau:

�B<N�S+� ��/ ����7 �,��4 ��N<����- ��7�$ ��N<����- '�Q�/ ��0<N � ��% ��- ��7�$ “Barangsiapa menghidupkan sunnahku, berarti ia mencintaiku; dan barangsiapa

mencintaiku, maka ia bersamaku di surga.” (Tirmidzi dan Thabarani di Al-Mu’jam Al-

Awsath).

7. Izzatun Nafsi

Orang yang mengikuti Rasulullah saw. dengan ikhlas semata-mata karena mencintai Allah

dan Rasul-Nya, akan meraih kemuliaan dan kekuatan jiwa dihadapan Allah swt. Betapa

tidak? Ia telah mendapatkan kecintaan, ampunan, rahmat, hidayah, dan berbagai anugrah

lain dari Allah swt. Dengan itu semua terangkatlah dirinya menuju tempat yang tinggi dan

mulia, ia tidak lagi peduli dengan kemuliaan di mata manusia selama ia mulia di sisi

Allah.

Ingatlah, kemuliaan itu terletak pada mengikuti Allah Al-‘Aziz (yang memiliki Izzah atau

keperkasaan) dan mengikuti Rasul-Nya. “Padahal ‘izzah itu hanyalah bagi Allah, bagi

Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada

mengetahui.” (Al-Munafiqun: 8).

8. Al-Falah

“Maka orang-orang yang beriman kepadanya (Muhammad saw), memuliakannya,

menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-

Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Al-A’raf: 157)

Keberuntungan pasti akan diperoleh oleh mereka yang selalu ittiba’ kepada Rasulullah

saw. dengan beriman kepadanya, memuliakannya, menolong (ajaran)nya, dan selalu

mengikuti cahaya Al-Qur’an.

Page 215: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

9. Kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat

Tak dapat diragukan lagi bahwa orang yang mendapatkan semua nataij dari mengikuti

Rasulullah saw. di atas adalah orang-orang yang pasti berbahagia hidupnya dengan

kebahagiaan hakiki di dunia maupun di akhirat.

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam

keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik

dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik

dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl: 97)

Kalau sudah begitu, siapa yang gak mau. Makanya, buruan deh ittiba’ kepada Rasulullah

saw.!

Catatan Kaki:

[1] Kata Nata-ij adalah bentuk jamak (plural) dari natijah yang artinya hasil (buah) dari

sebuah proses yang diusahakan.

---oo0oo---

Sumber: dakwatuna.com

Page 216: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

HIKMAH DIUTUSNYA PARA RASUL

Mengapa Allah SWT mengutus para rasul alaihimus salam? Apa hikmah diutusnya para

Rasul tersebut? Jawabannya adalah sebagai berikut:

1. Allah swt mengutus para rasul as untuk mengenalkan manusia tentang Rabb dan

Pencipta mereka serta mendakwahkan mereka untuk beribadah hanya kepada-Nya.

��=�- ^�� ������ ^ �_�=�- �� %���� 8��� = ^�� ��� ��� ��7 �;�� ��� ��7 ��N+��� ��- ��7�$�,$ ' � &��/ Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan

kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah

olehmu sekalian akan Aku”. (Al-anbiya (21): 25).

2. Kita mengetahui bahwa semua bagian tubuh kita telah diciptakan untuk tujuan dan

manfaat tertentu (memiliki hikmah). Mata kita diciptakan dengan tujuan dan tidak

diciptakan sia-sia, demikian pula hidung kita, telinga kita, bahkan bagian tubuh paling

kecil pun diciptakan dengan manfaat tertentu dan tidak ada yang sia-sia. Maka tidak dapat

diragukan lagi bahwa Kita secara keseluruhan pasti telah diciptakan untuk sebuah hikmah

(tujuan) yang jelas dan tidak mungkin diciptakan sia-sia.

�,� ��� I 9 ^ ��N %���� #b_�=�-�$ �K����& #4��N+Q���G ��"_�=�- # 0 �i]�>�/�- , ;���"+� �_��� �������0�/�¢�I�b+� �� I��+� _ 3�� �� 5 ^�� ������ ^ _ V�>+� Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-

main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi

Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) ‘arsy

yang mulia. (Al-Mu’minun [23]: 115-116).

Namun Kita tidak mungkin mengetahui hikmah tersebut kecuali dengan pengajaran Allah

swt melalui para rasul alaihimussalam.

Penduduk bumi hari ini, 100 tahun yang lalu berada di alam ghaib kemudian lahir ke

dunia, dan setelah maksimal 100 tahun lagi pasti mereka meninggalkan dunia ini. Manusia

tidak akan pernah tahu mengapa ia datang ke dunia atau mengapa ia keluar setelah datang

kecuali dengan informasi dari Allah yang telah menciptakannya setelah sebelumnya ia

Page 217: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

tidak ada sama sekali. Kemudian ia datang ke dunia dalam keadaan hidup kemudian

dimatikan untuk keluar dari dunia. Allah swt mengutus para rasul as untuk mengajarkan

kepada kita permasalahan ini dan ia adalah perkara yang paling krusial dan terpenting

yang tidak dapat kita ketahui tanpa mereka.

Allah swt Rabb yang telah menciptakan kita, Dia lebih mengetahui tentang apa saja yang

dapat memperbaiki diri dan keadaan kita, apa saja yang menyucikan jiwa kita,

membersihkan akhlaq kita dan Dia telah memberi petunjuk kepada kita melalui para rasul

as tentang semua hal yang mengandung hakikat kebahagiaan dunia dan akhirat. Allah swt

berfirman:

#b "_���� *�$ #b%_�4�\ *�$ ��N�9��*g #b %���& �� 0�* #b N�7 ^� ��� #b%�/ ��N+��� ��- ��"�4�,� "�� ��9 � =�b�9 #�� ��7 #b "_���� *�$ �B�"+b�>+��$ �3��0�b+� Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah

mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada

kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta

mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (Al-Baqarah [2]: 151).

3. Allah swt mengutus para rasul untuk menyelamatkan manusia dari perselisihan tentang

prinsip-prinsip hidup mereka dan menunjuki mereka kepada kebenaran yang diinginkan

Sang Pencipta. Dia berfirman:

KB�" ����$ �6' 5�$ ��%�/ � ���0 G j�?_�� # (�� ��_�%�� 0�� ^�� �3��0�b+� �; %���& ��N+��\ =�- ��7�$�,� N�7 J * �C ��Q�� Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu

dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi

petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (An-Nahl [16]: 64).

4. Allah swt mengutus para rasul as untuk iqamatuddin (menegakkan agama-Nya),

menjaganya (dari pemalsuan dan upaya penyimpangan), untuk melarang manusia

berpecah belah (berbeda) tentangnya, dan agar manusia berhukum dengan hukum yang

diturunkan-Nya. Allah swt berfirman:

Page 218: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

��N %_���$ ��7�$ �; %���� ��N %�� $�- j�?_���$ �6�� = ���� �_���$ ��7 ��*_�'� ���7 #b�� ���I�d ����& �I ��4 ��%�/ ��_�I� �0�9 ^�$ ��*_�'� � "%���- +,�- ��]%�&�$ ���� 7�$ �#%�5�I ��� ����

�� 8���0 S�* �_��� �� %���� # 5� & '�9 ��7 ���4�I ) "+� ��7 �� %���� j�' (�*�$ �Y��)�* ��7 �� %�� �%�N * Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya

kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami

wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu

berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru

mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan

memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). (Asy-Syura

[42]: 13).

�b�9 ^�$ �_��� �P���- ��"�� �W�_�N� �� %�� �#b >�0�� _�V�>+���� �3��0�b+� �; %���� ��N+��\ =�- �_�=���6"%�[�G ���N�M��r+��� Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran,

supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan

kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena

(membela) orang-orang yang khianat. (An-Nisa [4]: 105).

5. Allah swt mengutus para rasul as untuk memberi kabar gembira kepada orang-orang

yang beriman tentang janji-janji kebaikan berupa nikmat abadi sebagai balasan ketaatan

mereka; memperingatkan orang-orang kafir dengan akibat buruk kekafiran mereka, juga

untuk membatalkan alasan kekafiran mereka di akhirat karena rasul telah menyampaikan

kebenaran kepada mereka (sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak tahu

kebenaran). Dia berfirman:

�� �_ I� �' ��� lB_�S � ��_��� ����& �W�_�N��� �,�b�* c�1�� ��*���? N 7�$ ��*�I_�)�� 7 c � ��6"%�b�� 6\*�\�& �_��� �,��4�$

Page 219: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan

agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-

rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (An-Nisa [4]: 165).

6. Para rasul as diutus untuk memberikan uswah hasanah (keteladanan yang baik) bagi

manusia dalam perilaku yang lurus, akhlaq yang utama, ibadah yang shahih dan istiqamah

di atas petunjuk Allah swt. Firman Allah swt:

�C ��%+��$ ��_��� � � I�* �,��4 ��"�� lB�N�]�� lU�� �- ��_��� ��� ��� 8�/ #b�� �,��4 '�Q��6m���4 ��_��� �I�4�!�$ �I�Gn Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)

bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

menyebut Allah. (Al-Ahzab [33]: 21).

Semua arahan dan petunjuk Ilahiyah yang mulia ini sekali lagi tidak mungkin dipahami

dan dijangkau oleh manusia dengan semata menggunakan akal mereka yang sangat

terbatas dan lemah. Mereka hanya dapat mempelajarinya melalui wahyu Allah swt kepada

para rasul-Nya.

Fakta dan bukti-bukti kebenaran risalah para Rasul

Tanya: Apa saja adillah (bukti-bukti) yang dibekali Allah untuk para rasul-Nya agar

mereka tidak didustakan oleh manusia?

Jawab: Bukti-bukti ini oleh Al-Quran dinamakan ayat artinya fakta, indikator dan bukti-

bukti yang membenarkan ucapan dan pengakuan para rasul as, adalah mukjizat.

Tanya: Apakah mukjizat itu sebenarnya?

Jawab:

U�\�S � "+�)�5 I �� �B�N_�%���B�*n �,� (�8�5 : ���& I�)��+� \�S ��* j�?�� I 7Xt �v '�� ����& �� %��<'� ���� �# %�Q %�� ���� I 7 _�8���= �'�* ����& �� �� *�I S * �����+��"�� �,��% 9ik���0������� �E����u�$ ���9<� � =.

Page 220: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Mukjizat (bayyinah, burhan, atau ayat) adalah sesuatu yang manusia tidak mampu

mendatangkannya yang diberikan Allah swt kepada nabi yang diutus untuk membuktikan

kebenaran kenabiannya dan ketetapan risalahnya.

Seolah-seolah seorang rasul berkata: “Wahai manusia, Allah telah mengutusku kepada

kalian dan telah memberikan untukku tanda-tanda kekuasaan-Nya sebagai bukti pembenar

ucapanku. Tanda-tanda atau bukti-bukti ini tidak akan mampu didatangkan kecuali oleh

Allah swt, tak ada seorang pun manusia yang mampu menandinginya sehingga kalian

tidak dapat menyangka bahwa aku berdusta atas nama Allah.”

Allah swt berfirman:

W�_�N� �C�Q�%�� �,�\%�"+��$ �3��0�b+� # (���7 ��N+��\ =�-�$ �E��N_�%��+���� ��N�� � � ��N+��� ��- '�Q�����$ �W�_�N��� p�/��N�7�$ R'*�'�d RW+:�� ��%�/ �'*�'�>+� ��N+��\ =�-�$ �e ]�Q+���� ��7 �_��� �#�� ��%

R\*�\�& _Rj���� ��_��� _�,�� �� %�a+���� ��� � ��$ w I [ N�* Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang

nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya

manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat

kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka

mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong

(agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah

Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Al-hadid (57): 25).

Tanya: Apa saja contoh-contoh mukjizat yang menjadi pendukung para rasul as?

Jawab: Di antara yang disebutkan Allah swt dalam Al-Quran adalah apa yang terjadi pada

Nabi Ibrahim as bersama kaumnya. Allah swt berfirman:

�����&��/ # 0 N4 +,�� #b�0�(��g $ I [ =�$ w��_�I�� ����� , 6. I�� 8�=�4 ���= ��* ��N+���#%�5�I ��� ����& �67c���$ Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantulah Tuhan-Tuhan kamu, jika kamu benar-benar

hendak bertindak”. Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi

keselamatanlah bagi Ibrahim.” (Al-Anbiya (21): 68-69).

Juga apa yang dikisahkan Allah kepada kita tentang kisah Nabi Musa as:

Page 221: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

y I r�9 �;�� %�� 8�/ �P�'�* +��G .�-�$ ����� AE��*g �p ]�9 8�/ �Y� � �I %�O ��7 XY��z %�� ���Q����/ �67 ��� � =��4 # (_�=�� ���7 ����$ �, ��& I�/ Dan masukkanlah tanganmu ke leher bajumu,[1] niscaya ia akan ke luar putih (bersinar)

bukan karena penyakit. (Kedua mukjizat ini) termasuk sembilan buah mukjizat (yang akan

dikemukakan) kepada Firaun dan kaumnya. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang

fasik”. (An-Naml (27): 12).

Yang termasuk sembilan mukjizat tersebut di antaranya adalah bentuk-bentuk azab yang

terjadi atas Firaun dan kaumnya sebagai balasan kesombongan dan kekafiran mereka.

Allah swt berfirman:

AE��*g �C_�'��$ ���.�� _�z��$ ��_�"Q+��$ �.�I�S+��$ �,��/�_�� #�( %���& ��N+��� ��:�/���7�I S 7 �67 ��� � =��4�$ $ I��+b�0 ���/ AEc_�[� 7 Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah[2] sebagai

bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang

berdosa. (Al-A’raf (7): 133).

Contoh lain adalah yang Allah kisahkan kepada kita tentang mukjizat Nabi Isa as:

+!�� �;�9�'���$ ���&�$ �; %���& 8�0�" ��= I4+! �#�* I�7 �� � ��]%�& ��* �_��� ����� +!�� �3��0�b+� �; 0 "_���& +!���$ c (�4�$ �' (�"+� 8�/ �W�_�N� #_���b 9 �W 'Q+� �|$ I�� �; 9 '_�*�-

V� r�9 +!���$ ��%�S =k�$ �U�� �_�0��$ �B�"+b�>+��$ 8�=+!�2�� �I %_��� �B�1 %�(�4 ��_��� ���7 +!���$ 8�=+!�2�� �¬�I �t�$ ���"+4t ­�I � 9�$ 8�=+!�2�� 6I %�@ ,�b�0�/ ��(%�/ ® N�0�/ �E��N_�%��+���� # (�0+1�� +!�� �; N�& ��%�M�I ��� 8�N�� h+ � �4 +!���$ 8�=+!�2�� ��9 ��"+� y�I r 9

_�� ����Q�/R��� 7 RI >�� ^�� �?�5 +,�� # ( N�7 $ I� �4 ��*�?

Page 222: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: “Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku

kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan Ruhul Qudus. kamu

dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan

(ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah

pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan

izin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang

sebenarnya) dengan seizin-Ku. dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang

buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku,

dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup)

dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan

mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-

keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: “Ini tidak lain

melainkan sihir yang nyata”. (Al-Maidah (5): 110).

Karena terjadi tahrif (penyelewengan sengaja) yang dilakukan terhadap agama Nabi Isa

as, orang-orang awam menganggap mukjizat Isa as tersebut terjadi karena Isa adalah

Tuhan atau dia adalah anak Tuhan, Maha Suci Allah dari persangkaan mereka.

Kesimpulan

Allah swt mengutus para rasul as untuk mengenalkan kepada manusia tentang Allah –

Rabb mereka – dan agar manusia mengetahui tujuan penciptaan mereka yakni beribadah

kepada Allah, menyelamatkan mereka dari kecelakaan berupa perbedaan pendapat dalam

masalah prinsip kehidupan (aqidah), agar para rasul dan para penerusnya menegakkan

agama Allah dan berhukum dengan hukum Allah, juga untuk memberi kabar gembira

kepada orang-orang beriman dengan janji kenikmatan surga yang telah disiapkan untuk

mereka dan memperingatkan orang-orang kafir dari hukuman kekafiran mereka, agar hal

tersebut menjadi hujjah atas mereka, dan agar para rasul as menjadi suri teladan bagi

manusia.

Allah swt menguatkan para rasul-Nya dengan berbagai bukti yang oleh Al-Quran disebut

ayat atau bayyinat sedangkan manusia menyebutnya mukjizat, fungsinya sebagai saksi

kebenaran kenabian dan risalah mereka, bahwa mereka benar-benar penyampai dari Tuhan

mereka.

Kita sebagai mukmin yakin 100prosen bahwa para rasul adalah manusia pilihan yang

selamat dari segala bentuk kesalahan dan kekeliruan, bahwa mereka diutus untuk diikuti,

ditaati dan diteladani

Tidak ada cara dan metode yang benar untuk memahami syariat Allah kecuali melalui

Rasul

Tidak ada sistem, pedoman dan tuntunan hidup yang dapat menyelamatkan dan

membahagiakan manusia di dunia dan di akhirat kecuali ajaran yang disampaikan oleh

para Rasul Allah.

Page 223: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Catatan Kaki:

[1] Maksudnya: meletakkan tangan ke dada melalui leher baju.

[2] Maksudnya: air minum mereka beubah menjadi darah.

---oo0oo---

Sumber: dakwatuna.com

Page 224: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

BERIMAN KEPADA MALAIKAT

Siapakah Malaikat itu? Malaikat adalah makhluk (ciptaan Allah swt.) cahaya, tidak

makan, tidak minum, tidak tidur, dan tidak berjenis kelamin. Mereka adalah alam lain

yang berdiri sendiri dan berbeda fisik dan jasadnya.

Allah swt telah menciptakan malaikat dari cahaya. Ini berdasarkan sabda Rasulullah saw.,

�� � = ��7 B�b�M�c�"+� �h�Q�� G)#�]7 w$�.(

“Malaikat telah diciptakan dari cahaya.” (Muslim).

Lantas apa tugas (pekerjaan) mereka? Mereka mengurus alam semesta ini sesuai iradah

dan masyi’ah (kehendak) Allah swt. Dia mendayagunakan malaikat untuk melaksanakan

perintah-Nya, dan mereka, para malaikat, tidak akan melakukan sesuatu kecuali dengan

perintah Allah swt. Allah swt. mengatakan dengan gamblang tentang hal ini.

Dan mereka berkata, “Tuhan yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak.”

Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang

dimuliakan. Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka

mengerjakan perintah-perintahNya. (Al-Anbiya: 26-27)

Diantara amal mereka adalah bertasbih dan tunduk secara total dan sempurna kepada

Allah swt., turun membawa wahyu, dan mencatat semua amal. Allah swt. menerangkan

tentang hal ini kepada kita sebagai mana ayat berikut.

Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi

(pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu),

mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Infithar: 10-12)

Ada juga malaikat yang bertugas mewafatkan dan mencabut nyawa.

Apakah beriman kepada malaikat adalah kewajiban bagi kita? Jawabnya tentu saja ya.

Allah swt. telah mengabarkan kepada kita tentang mereka dalam Kitab-Nya. Jadi, iman

kepada malaikat itu wajib dan menjadi salah satu rukun iman. Perhatikan firman Allah

swt. berikut ini.

Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,

demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-

malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), “Kami tidak

membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan

Page 225: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

mereka mengatakan, “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa), “Ampunilah kami,

Ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (Al-Baqarah: 285)

Ar-Razi dalam At-Tafsiirul Al-Kabiir juz 2 halaman 160 menulis tentang definisi malaikat

menurut Islam, nasrani, dan penyembah berhala. Menurut mayoritas ulama Islam,

malaikat adalah makhluk halus yang diciptakan dari cahaya dan mampu berubah-ubah

bentuk yang berbeda. Sedangkan menurut sekte nasrani, malaikat adalah roh yang telah

terpisah dari tubuhnya, dapat berbicara, dan memiliki sifat bersih dan baik. Lain lagi

menurut golongan penyembah berhala. Mereka berpendapat bahwa malaikat adalah

bintang yang bertugas memberi kebahagiaan atau kesengsaraan. Malaikat pemberi

kebahagiaan disebut malaikat rahmah, dan malaikat yang memberi kesengsaraan disebut

malaikat azab. Dengan demikian bintang, menurut mereka, adalah makhluk hidup yang

dapat berbicara.

Dalil Iman Kepada Malaikat

Sebagaimana telah kita pahami bahwa jalan menuju iman kepada malaikat adalah melalui

periwayatan yang shahih dari dalil-dalil Al-Qur’an dan sunnah. Akal dalam hal ini tidak

memiliki peran, kecuali tunduk kepada apa yang telah dijelaskan oleh wahyu, sedangkan

wahyu itu sendiri tidak bertentangan dengan akal.

Hukum Beriman Kepada Malaikat

Keberadaan malaikat diperkuat dengan dalil Al-Qur’an, Sunnah dan ijma, maka iman

kepada malaikat hukumnya wajib. Dan barangsiapa yang mengingkari keberadaan

mereka, maka ia telah kafir.

Berikut ini dalil Al-Qur’an dan Hadits bertalian dengan iman kepada malaikat.

Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,

demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-

malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), “Kami tidak

membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan

mereka mengatakan, “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa), “Ampunilah kami,

ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (Al-Baqarah: 285)

Di Al-Qur’an juga terdapat surat yang diberi nama surat Malaikat, yaitu surat Faathir.

Sedangkan di antara hadits yang paling populer berkaitan dengan tema ini adalah Hadits

Jibril yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah r.a.

(teks lengkapnya bisa dilihat di hadits kedua Arbain Nawani).

Rasulullah saw. pada suatu hari bersama para sahabat, lalu seorang laki-laki datang

padanya kemudian berkata; “Ya Rasulullah, apakah iman itu?” Rasul menjawab, “Iman

Page 226: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

adalah kamu beriman pada Allah, malaikat, kitabNya, bertemu denganNya, para Rasul,

dan beriman kepada hari kebangkitan.”

Jadi, jelaslah bahwa iman kepada malaikat adalah salah satu rukun akidah Islam. Tidak

akan diterima iman seorang muslim, tanpa mengimani rukun ini. Jika masih terlintas di

pikiran Anda sebuah pertanyaan, kenapa iman kepada malaikat menjadi salah satu rukun

iman? Pertanyaan Anda itu dijawab oleh Imam Muhammad Abduh dalam Tafsir Al-

Manar juz 2 halaman 110, “Bahwa iman kepada malaikat adalah pokok iman kepada

wahyu. Karena, malaikat penyampai wahyu adalah roh yang berakal yang memiliki ilmu

yang luas dengan izin Allah. Malaikat menyampaikan wahyu kepada roh Nabi sebagai

pokok agama. Karenanya, penyebutan iman kepada malaikat didahulukan atas penyebutan

iman kepada kitab dan para nabi. Sebab, merekalah yang datang kepada para nabi

membawa kitab. Jadi, mengingkari malaikat berarti mengingkari wahyu, kenabian, dan

ruh. Dan itu berarti mengingkari hari akhir. Orang yang mengingkari hari akhir tujuan

utama hidupnya adalah kenikmatan dunia, syahwat, dan segala tuntutannya. Hal ini adalah

sumber kesengsaraan di dunia sebelum di akhirat.”

Sifat-sifat Malaikat

Kita telah paham bahwa pengetahuan kita tentang malaikat hanyalah berdasar pada dalil

wahyu. Maka, wahyu juga yang menjelaskan kepada kita dari apa malaikat diciptakan dan

seperti apa tabiat mereka. Allah swt. telah menciptakan malaikat dari cahaya berbeda

dengan Adam diciptakan dari tanah, dan jin diciptakan dari api.

Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Malaikat

diciptkan dari cahaya, jin diciptakan dari api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah

diceritakan pada kamu (tanah).”

Para ulama mengatakan bahwa para malaikat adalah jawahir basithah yang diberi akal,

tidak memerlukan tempat, ada yang berhubungan dengan benda konkret seperti otak, ada

pula yang berhubungan dengan yang abstrak seperti jiwa. Malaikat memiliki kemampuan

logika akal yang tidak sempurna. Mereka tidak terhalang dari cahaya Allah. Dan tidak

dilarang berada bersamanya pada suatu waktu, pada suatu keadaan dengan tidur, lalai atau

syahwat. Bahkan mereka menikmati dengan apa yang mereka saksikan. Ketaatan mereka

adalah karakter dan kemaksiatan mereka adalah tugas. Ini berbeda dengan manusia yang

ketaatannya adalah tugas dan mengikuti hawa nafsu adalah karakter (lihat Al-Kulliyat

karya Abul Baqa’, halaman 854, penerbit Ar-Risalaat).

Simak beberapa firman Allah swt. berikut ini:

Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang

diperintahkan (kepada mereka). (An-Nahl: 50)

Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-

perintahNya. (Al-Anbiya: 27)

Page 227: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang

bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,

keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka

dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahriim: 6)

Kedudukan dan Keutamaan Malaikat

Para ulama berbeda pendapat dalam hal menjadikan manusia lebih utama daripada

malaikat. Ada yang berpendapat bahwa para rasul dari golongan manusia lebih utama dari

para rasul dari golongan malaikat dan para wali dari golongan manusia lebih utama dari

para wali golongan malaikat. Sementara yang lain berpendapat bahwa malaikat lebih

utama dari manusia selain para rasul.

Malaikat Bukan Lelaki dan Bukan Perempuan

Orang-orang musyrikin Arab Jahiliyah beranggapan bahwa malaikat adalah anak-anak

perempuan Allah. Mereka telah melakukan kebodohan besar ketika mengatakan bahwa

Allah memiliki anak dan anak-anaknya adalah para wanita (malaikat). Sementara di sisi

lain mereka tidak senang dengan anak-anak perempuan. Lihat gambaran ini di surat An-

Nahl ayat 58.

Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan,

hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah.

Tentang kebohongan mereka, Allah menjelaskan di dalam surat Az-Zukhruf ayat 19.

Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah

yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan

penciptaan malaika-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka

akan dimintai pertanggung-jawaban.

Perhatikan juga surat Al-Isra ayat 40 di bawah ini.

Maka apakah patut Tuhan memilihkan bagimu anak-anak laki-laki sedang dia sendiri

mengambil anak-anak perempuan di antara para malaikat? Sesungguhnya kamu benar-

benar mengucapkan kata-kata yang besar (dosanya).

Bukan sesuatu yang aneh keyakinan yang salah ini masih mempengaruhi akal dan hati

banyak orang. Contoh yang paling jelas adalah menyerupakan malaikat dengan

perempuan-perempuan berkostum putih dan membuat patung atau gambar malaikat pada

bentuk anak-anak perempuan dan wanita-wanita cantik yang memiliki sayap. Gambar-

gambar itu dijual di pasar-pasar dalam bentuk ucapan selamat pada hari bahagia dan hari

raya. Bahkan ada yang membuat boneka malaikat dengan wujud anak perempuan atau

wanita cantik. Tentu hal ini adalah kekufuran yang jelas. Barangsiapa yang meyakini

Page 228: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

bahwa suara perempuan adalah suara malaikat atau para perempuan merupakan potret

malaikat rahmah, ia adalah kafir. Begitu pendapat Al-Bani dalam buku Arkanul Iman.

Ada juga ulama berpendapat tidak sekeras Al-Bani. Mereka berpendapat, menggambar

bentuk malaikat adalah bid’ah yang sangat berbahaya dan dapat mengeluarkan seorang

muslim dari iman. Namun, dalam percakapan sehari-hari, orang banyak kadang

mengasosiasikan sesuatu yang sempurna dalam penglihatan dengan malaikat. Misalnya

para wanita bangsawan yang terkesima dengan ketampanan Nabi Yusuf. Mereka

mengasosiasikan Nabi Yusuf dengan malaikat (lihat surat Yusuf: 31). Tapi, mereka tidak

menyakini bahwa Nabi Yusuf itu malaikat.

Malaikat Tidak Makan, Tidak Minum

Dalil bahwa malaikat tidak makan dan tidak minum adalah Al-Qur’an yang menceritakan

tentang para tamu Nabi Ibrahim dari golongan malaikat yang diutus oleh Allah untuk

menghancurkan perkampungan kaum Luth. Lihat surat Adz-Dzaariyaat ayat 24-28.

24. Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu

malaikat-malaikat) yang dimuliakan?

25. (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan, “Salaamun.”

Ibrahim menjawab, “Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal.”

26. Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya

daging anak sapi gemuk.

27. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata, “Silakan Anda makan.”

28. (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka.

Mereka berkata, “Janganlah kamu takut.” Dan mereka memberi kabar gembira

kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).

Malaikat Tidak Dapat Dilihat Dalam Bentuk Aslinya

Pada kisah tamu Ibrahim di atas, malaikat dapat dilihat di saat berbentuk pada wujud

selain aslinya. Sedangkan pendapat yang shahih bahwa malaikat tidak dapat dilihat oleh

manusia biasa, dalilnya adalah firman Allah swt. di surat Furqan ayat 21-22.

21. Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengan Kami,

“Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat

Tuhan kita?” Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka

benar-benar telah melampaui batas (dalam melakukan) kezaliman.”

22. Pada hari mereka melihat malaikat di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-

orang yang berdosa mereka berkata, “Hijraan mahjuuraa”.

Page 229: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Ibnu Hazm di Al-Fashl juz 4 halaman 57, mengomentari ayat ini dengan kalimat, “Allah

telah menjadikan permintaan manusia akan diturunkannya malaikat sebagai suatu masalah

besar, yang dianggap sebagai kesombongan dan melampaui batas; dan Allah menjelaskan

kepada kita bahwa kita sebagai manusia tidak akan pernah dapat melihat malaikat sampai

hari kiamat.”

Jika manusia biasa tidak dapat melihat malaikat, tapi ada kekhususan bagi Rasulullah saw.

Rasulullah saw sebagai seorang nabi bisa melihat malaikat jibril dalam bentuk aslinya

ketika di malam Isra Mi’raj. Hal ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya

dari Masruq, dia berkata: aku pernah bersama A’isyah, beliau berkata, Bukankah Allah

telah berfirman di surat At-Takwiir ayat 23, Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat

Jibril di ufuk yang terang. Dan surat An-Najm ayat 13, Dan sesungguhnya Muhammad

telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain. Lalu A’isyah

berkata, “Aku orang pertama dari umat ini yang bertanya kepada Rasulullah tentang ayat

di atas, maka Rasulullah saw. menjawab, ‘Sesungguhnya dia adalah malaikat Jibril.’ Rasul

tidak melihatnya dalam bentuk aslinya, kecuali dua kali. Rasul melihatnya pertama kali di

saat Malaikat Jibril turun ke bumi dan sayapnya menutupi antara langit dan bumi.” (lihat

Tafsir Ibnu Katsir, juz 4 halaman 251-252).

Walaupun kita, manusia, tidak dapat melihat malaikat, namun ada sebagian makhluk yang

diberi kelebihan khusus sehingga dapat melihat malaikat. Bukhari dan Muslim dalam

shahihnya meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jika kamu

mendengar suara ayam jago, maka mintalah kepada Allah sebagian dari karunianya,

karena ayam jago itu dapat melihat malaikat; dan bila kamu mendengar suara ringkik

keledai, maka berlindunglah kepada Allah dari setan karena ia melihat setan.”

Sebagian orang menganggap hadits seperti ini aneh, bagaimana mungkin burung-burung

dan binatang dapat menyaksikan apa-apa yang tidak dapat kita saksikan. Jawabnya

sederhana. Benda mati saja dapat memperlihatkan kepada kita sesuatu yang kita tidak

dapat melihatnya dalam kondisi biasa. Contohnya televisi. Benda ini dapat

memperlihatkan gambar-gambar yang entah di mana adanya ke hadapan kita yang sedang

duduk di dalam kamar. Padahal kita tahu isi televisi itu adalah rangkaian komponen

elektronik saja.

Malaikat Mampu Berubah-ubah Bentuk

Dalam kisah tamu Nabi Ibrahim, para malaikat datang dengan menjelma sebagai laki-laki

dewasa. Karena itu, Nabi Ibrahim langsung menjamu mereka dengan makanan. Contoh

lain adalah ketika malaikat datang kepada Maryam ibu Nabi Isa a.s. Perhatikan surat

Maryam ayat 16-17 ini.

16. Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al-Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri

dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur,

Page 230: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

17. Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu kami mengutus

roh Kami (Jibril a.s.) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk)

manusia yang sempurna.

Malaikat Jibril datang menjumpai Rasulullah dalam bentuk manusia yang berbeda-beda

bentuknya. Kadangkala menyerupai seorang shahabat yang bernama Dahyah bin Khalifah

Al-Kalbi karena Dahyah seorang pemuda tampan dan memiliki postur yang ideal. Imam

Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan di dalam shahihnya dari Umar bin Khaththab, ia

berkata, “Ketika kami sedang duduk di sisi Rasulullah tiba-tiba muncul seorang laki-laki

dengan mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambut yang sangat hitam, lalu

menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut Rasulullah dan meletakkan kedua telapak

tangannya di atas paha Rasul, dan ia berkata, ‘Wahai Muhamad, beritahu saya tentang

Islam.” Kemudian bertanya lagi tentang iman, ihsan, dan hari kiamat. Kemuian

meninggalkan tempat itu. Lalu Rasulullah saw. bertanya kepada Umar, “Wahai Umar,

apakah kamu tahu siapa yang bertanya tadi?” Umar menjawab, “Allah dan RasulNya

lebih tahu.” Kemudian Rasulullah saw. menjelaskan, “Dia adalah Malaikat Jibril yang

telah datang kepadamu mengajarkan kami tentang agamamu.”

Malaikat Memiliki Kemampuan Yang Luar Biasa

Malaikat memiliki kemampuan yang luar biasa yang tidak dapat dibayangkan. Misalnya, 8

malaikat pemikul Arsy.

“Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan

malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.” (Al-Haaqqah: 17)

Jika kursi Allah swt. luasnya seluas tujuh lapis langit dan bumi, coba bayangkan sebesar

apa ‘Arsy dan bayangkan betapa dahsyatnya kekuatan yang dimiliki para malaikat

pemikul ‘Arsy. Coba bayangkan bagaimana kekuatan malaikat peniup sangkakala dimana

saat sangkakala ditiupkan seluruh makhluk yang ada di langit dan bumi mati seketika.

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa

yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba

mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” (Az-Zumar: 68)

Bisakah kita bayangkan apa yang dilakukan malaikat terhadap kaum Nabi Luth seperti

yang digambarkan Allah swt. dalam firman-Nya di surat Hud ayat 82 ini?

“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke

bawah (Kami balikkan, red.), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang

terbakar dengan bertubi-tubi.

Itulah gambaran yang menakutkan tentang kekuatan malaikat.

Page 231: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Adapun kecepatan malaikat lebih cepat dari apa yang dibayangkan manusia. Allah

berfirman di dalam surat Al-Ma’arij ayat 4.

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang

kadarnya lima puluh ribu tahun.”

Cukup untuk diketahui bahwa malaikat Jibril memi’rajkan Rasulullah saw. ke langit

tertinggi kemudian kembali lagi ke bumi, hanya dalam satu malam, bahkan sebagian dari

malam. Kita tahu bahwa langit yang paling dekat ke bumi memerlukan jutaan tahun

kecepatan cahaya. Artinya, kita perlu hidup jutaan tahun untuk sampai ke sana bila kita

jalan dengan kecepatan cahaya yang 300 km per detik. Pertanyaannya, siapa yang dapat

melakukannya? Dari mana kita mendapat umur yang panjang untuk perjalanan itu?

Malaikat Diciptakan Untuk Taat Dan Bertasbih

Ketaatan dan ibadah bagi malaikat adalah sifat asli mereka (jibillah) sebagaimana Allah

mensifati mereka di surat At-Tahrim ayat 6.

“Tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan

selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

“Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-

perintahNya.” (Al-Anbiya: 27) ayat

“Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (Al-Anbiya: 20)

“Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang

di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula)

merasa letih.” (Al-Anbiya: 19)

Para ulama berbeda pendapat tentang cara bertasbihnya malaikat. Ibnu Mas’ud dan Ibnu

Abbas berkata, tasbih mereka adalah shalat. Ini berdasarkan firman Allah

�>�]§ �7 ,�4 �= ^��/ “seandainya ia bukan orang yang selalu bertasbih”, yang dimaksud dengan bertasbih di

sini adalah shalat.

Qotadah berkata, tasbih malaikat adalah ن� ا� �������� sebagaimana dipahami dari

bahasa. Al-Qurthubi mendukung pendapat ini. Dalilnya adalah hadits riwayat Abu Dzar

r.a. bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya, “Ucapan apa yang paling afdlal?” Rasulullah

saw. menjawab, “Ucapan yang paling afdlal adalah kata-kata yang telah dipilihkan oleh

Allah untuk malaikat, yaitu ن� ا� �������� (Muslim) ” وب��������

Page 232: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Dan Abdurrahman bin Qarth bahwa Rasulullah saw. pada malam Isra’ dan Mi’raj

mendengar suara tasbih di langit yang paling atas:“ ¯��9$ �=�>�� ��&t 8��� ,�>�� “. (Al-

Baihaqi, Tafsir Al-Qurthubi juz 1/267).

Dan shalatnya malaikat adalah berdiri dan sujud. Dari Hakim bin Hizam, ia berkata, ketika

Rasulullah saw. bersama para sahabat, beliau bersabda, “Apakah kalian mendengar apa

yang saya dengar?” Mereka menjawab, “Kami tidak mendengar sesuatu.” Rasulullah

saw. berkata, “Sesungguhnya aku mendengar hentakan langit. Tidak ada satu jengkal pun

bagian langit yang terhentak melainkan di atasnya malaikat sedaang sujud atau sedang

berdiri.” (At-Tabrani, Mu’jam Al-Kabir, Al-Asyqar ‘Alamul Malaikah Al-Abrar,

halaman.31,1989)

Keadaan malaikat diciptakan untuk beribadah sehingga sebagian ulama meyakini bahwa

malaikat bukan makhluk mukallaf. Yang sahih bahwa taklif mereka tidak sama dengan

taklif kita. Adapun pendapat yang mengatakan bahwa mereka bukan makhluk mukallaf

adalah pendapat yang salah karena mereka diperintahkan untuk beribadah dan taat. Allah

swt. berfirman:

“Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang

diperintahkan (kepada mereka).” (An-Nahl: 50)

Khauf adalah di antara tingkatan ubudiyah dan ketaatan yang paling tinggi. (Al-Asyqar

halaman 29,1989).

Dalil yang paling kuat bahwa malaikat makhluk mukallaf adalah kisah tentang perintah

Allah kepada mereka untuk susjud kepada Adam. Allah swt. berfirman di dalam surat Al-

Baqarah ayat 34:

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada

Adam.” Maka sujudlah mereka, kecuali Iblis; ia enggan dan takabur, dan adalah ia

termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Malaikat Terjaga Dari Salah

Dari paparan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa malaikat terhindar dari kesalahan

dan perbuatan dosa. Namun, jumhur ulama berpendapat, malaikat tidak ma’shum. Dalil-

dalil sebagai berikut.

“Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu

bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.”

(Fushilat: 38)

Di ayat 30 surat Al-Baqarah, malaikat berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan

(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan

Page 233: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

darah. Malaikat mencela terjadinya maksiat yang dilakukan Adam dan keturunannya, dan

ini berarti menunjukkan bahwa mereka (malaikat) bebas dari dosa. Sikap mereka itu

diperkuat dengan kata-kata, “Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau

dan mensucikan Engkau.” Yang berarti mereka senantiasa bertasbih dan mensucikan

Allah tanpa henti.

Sedangkan dalil yang mengatakan bahwa malaikat tidak ma’shum adalah seperti yang

dikemukakan Imam Ar-Razi dalam tafsirnya yang juga bantahan atas pendapat malaikat

terbebas dari salah.

Menurut Ar-Razi, firman Allah swt., “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang

khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan

(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan

darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan

Engkau?” adalah dalil yang mencela para malaikat bukannya sebagai dalil tentang

bebasnya malaikat dari kesalahan. Hal itu ditinjau dari beberapa sisi:

Bahwa perkataan malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di

muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi

itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah” adalah

bantahan mereka terhadap Allah dan sikap ini di antara dosa yang paling besar.

Bahwa para malaikat telah melakukan ghibah Adam dan keturunannya dengan

mempertanyakan tentang mereka, sementara ghibah adalah salah satu dosa besar.

Bahwa malaikat telah memuji diri mereka sendiri setelah mempertanyakan keturunan

Adam dengan perkataan, “Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan

mensucikan Engkau.” Bukankah memuji diri sendiri adalah tercela dan dapat

mengakibatkan ujub atau bangga terhadap diri sendiri, dan ini adalah sikap tercela

sebagaimana Allah berfirman dalam surat An Najm ayat 32?

Bahwa perkataan mereka, “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari

apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha

mengetahui lagi Maha Bijaksana.” adalah sikap minta permakluman dan itu tidak terjadi

kecuali karena telah melakukan kesalahan.

Bahwa firman Allah swt., “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu

memang benar orang-orang yang benar! Dapat dipahami bahwa mereka telah berdusta

pada apa yang mereka katakan.

Bahwa firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 33, “Bukankah sudah Ku katakan

kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan

mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” Dapat dipahami

bahwa mereka meragukan bahwa Allah mengetahui segala hal.

Page 234: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Bahwa tuduhan mereka terhadap manusia hanya berdasar dugaan (dzhan) dan ini tidak

dibenarkan sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Israa ayat 36.

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan

tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan

diminta pertanggungan jawabnya.“

---oo0oo---

Sumber: dakwatuna.com

Page 235: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

BERIMAN KEPADA HARI AKHIR

Tanya : Terbagi berapakah kehidupan manusia itu?

Jawab : Kehidupan manusia terbagi dua: kehidupan pendek di Darul ‘Amal dan

kehidupan abadi di Darul Jaza.

Darul Amal

Tanya : Apakah Darul ‘Amal itu?

Jawab : Darul Amal (tempat beramal) adalah bumi atau dunia yang kita tempati sekarang

ini sampai batas waktu tertentu yang amat singkat, tempat dan waktu yang diberikan

kepada kita untuk melakukan amal yang kita kehendaki seperti orang-orang sebelum kita

yang juga telah mengalaminya. Allah swt berfirman:

#�(�� ��� ��7 ��*�?_�� B������& �,��4 �o %�4 $ IT N�%�/ �H �t 8�/ $ mi]�* #���$�- �E�$��"_�]� 8�/ �Y 8�d ��7 w�\�S � %�� �_��� �,��4 ��7�$ KU_��� # ( N�7 _�'�d�- � =��4�$

6I*�'�� �6"%���& �,��4 �_�=�� �H �t 8�/ ^�$ ,?�G�J * ����$ � ��]�4 ��"�� �W�_�N� �_��� XY��� �!�2�/ �_6"�] 7 �����- ����� # 5 I_�G�J * ��b���$ AB_���. ��7 ��5�I (�f ����& �P�I�9 ��76m�[�� �w�.������� �,��4 ��_��� _�,�2�/ # (����- "Dan apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu melihat bagaimana kesudahan

orang-orang yang sebelum mereka, sedangkan orang-orang itu adalah lebih besar

kekuatannya dari mereka? Dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik di

langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. Dan

kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan

meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melatapun akan tetapi Allah

menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang

ajal mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha melihat (keadaan) hamba-hamba-

Nya." (Fathir (35): 44-45).

Setiap lewat sehari, kesempatan hidup pun berkurang dan kita semakin dekat dengan

Page 236: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Darul Jaza (negeri balasan). Dan bila kesempatan itu benar-benar habis, hidup di dunia ini

terasa kurang dari sesaat. Allah swt berfirman:

'�� # (�N %�� �,�/������0�* ����(_�N� ���7 KB�&��� ^�� ����+��* #�� +,�:�4 # 5 I ) >�* �C ��*�$��*�'�0 ( 7 � =��4 ��7�$ ��_��� iY��Q���� � �_�?�4 ��*�?_�� �Ii]�G

"Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka

merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali hanya

sesaat di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-

orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat

petunjuk." (Yunus (10): 45).

Darul Jaza

Tanya : Lalu apa yang dimaksud dengan Darul Jaza?

Jawab : Darul Jaza adalah negeri akhirat tempat manusia mendapatkan balasan semua

perbuatannya di Darul Amal. Sedangkan maut adalah titik perpindahan dari Darul Amal

ke Darul Jaza. Generasi yang hidup saat ini termasuk Anda maksimal 100 tahun lagi akan

mendapatkan balasan perbuatan mereka, Allah swt berfirman:

�,� ��� I 9 #b_���� ����� _�#u #b�� ��_�4 $ j�?_�� �E ��"+� ;���7 #4�_�/���0�* +�� , ����$�!�� ��I�9 ��N ��"���$ ��= I�[ ��- ��N_���� #�(_���� �' N�& #�(��$�Y � � ]�4��= �,� 7�I S "+�

�,� N��� 7 �_�=�� �6>����� +��" ��= ��N ��� ���/ "Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan

mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” Dan, jika

sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan

kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat

dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal

shalih, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin." (As-Sajadah (32): 11-12).

Page 237: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�,����+ �* ��"�� #�� &�- �� 5�$ h���"�& ��7 �F+ �= _�4 h�%_�/ $�$ , $ I� �4 ��*�?_�� �V%���$ #���- ��( 0�=�\�G # (�� ������$ ��( ��� ��- h�>�0/ ��5$�Y��� �!�� �_�0�� 6I�7 x �#_�N�(�� �����

�E��*g #b %���& �,�� 0�* #b N�7 l� � � #b�9+:�* #b�7 ��* XY��Q�� #b�=$ ��? N *�$ #b_���� ��*�I�/��b+� ����& �3�?��+� B�"���4 h_�Q�� ��b���$ ����� ����� �?�5 , �� G . ��%��

��*�I_���b�0 "+� ���+��7 �F+1���/ ��(%�/ ��*�'����G �#_�N�(�� �3�� ��- , ��Q_�9 ��*�?_�� �V%���$�� # (_���� # (�� ������$ ��( ��� ��- h�>�0/�$ ��5$�Y��� �!�� �_�0�� 6I�7 x �B_�N�S+� ���

��*�'����G ��5�� G .��/ # 0 ��@ #b %���& RCc�� ��( 0�=�\�G , j�?_�� ��_���� ' "�>+� ������$ �B_�N�S+� ���7 -_�����0�= �H �t ��N�u�� $�-�$ w�' &�$ ��N���'�� I ��- �# ��N�/ �Y��)�= � %��

�����7���+� , #�(_���� �' "�>�� �,� >_���] * �� I��+� �� ��� ��7 ��_�/��� �B�b�Mc�"+� ��I�9�$���"�����+� _�3�� ��_���� ' "�>+� ��%���$ _�V�>+���� # (�N %�� �8�z��$ "Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia

lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan. Orang-orang kafir dibawa ke neraka

Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu

dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya:

"Apakah belum pernah datang kepadamu Rasul-Rasul di antaramu yang membacakan

kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan

hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan

azab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-

pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya" Maka neraka Jahannam

itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri. Dan orang-

orang yang bertaqwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan

(pula). sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya telah

terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan

(dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu

kekal di dalamnya". Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah

memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang

kami (diperkenankan) menempati tempat dalam syurga di mana saja yang kami

kehendaki; maka syurga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal".

Page 238: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat-malaikat berlingkar di sekeliling 'Arsy

bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah

dengan adil dan diucapkan: "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam". (Az-Zumar

(39): 70-75).

Hari Akhir adalah Bukti Keadilan Ilahi

Tanya : Apakah dalil seorang mu’min terkait imannya kepada hari akhir?

Jawab : Dalil terpenting adalah informasi semua Rasul tanpa kecuali tentang hakikat hari

akhir yang mereka terima dari Allah swt, dan mereka adalah orang-orang yang telah

menunjukkan kepada manusia bukti-bukti kebenaran risalah mereka. Di samping itu ada

juga dalil-dalil aqli (logika).

Tanya : Apa saja dalil aqli itu?

Jawab : Banyak sekali, diantaranya adalah dalil logika keadilan Ilahi.

Tanya : Apa maksud dalil logika keadilan Ilahi?

Jawab : Dalam diri manusia ada perasaan cinta kepada keadilan, perasaan yang

membuatnya membenci kezaliman. Pencipta perasaan cinta keadilan dalam diri manusia

ini adalah Allah swt Pencipta manusia, dan merupakan aksioma bahwa Sang Pencipta

lebih agung dan lebih sempurna dari ciptaan-Nya, dan bagi Allah segala perumpamaan

yang sempurna.

Jadi, keadilan Allah swt jelas Maha Sempurna sedangkan makhluknya tidak. Jika rasa

keadilan dalam diri manusia menolak perlakuan sama antara orang zalim dan yang

terzalimi, antara pembunuh dengan korban terbunuh, orang yang taat dengan yang

membangkang, maka keadilan Ilahi yang sempurna tentunya lebih menolak penyamaan

antara si zalim dengan yang dizalimi, antara pembunuh dan terbunuh, antara yang taat dan

yang melakukan maksiat, antara mu’min dengan kafir, dan antara orang baik dan orang

jahat. Allah swt berfirman:

$ I� �4 ��*�?_�� _ ��f �;���! c�@��� ��" (�N %�� ��7�$ �H �t�$ XY��"_�]� ��N+Q���G ��7�$���_�N� ���7 $ I� �4 ��*�?_���� l� *���/ , �E��>���_�[� ���"�&�$ � N�7g ��*�?_�� ��� S�= C�-

��4 ���Q_�0 "+� ��� S�= C�- �H �t 8�/ ��*�'i]+ "+���4���_�S +�

"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa

hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-

Page 239: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. Patutkah Kami menganggap orang-

orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih sama dengan orang-orang yang

berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang

bertaqwa sama dengan orang-orang yang berbuat ma'siat?" (Shad (38): 27-28).

Namun kita tidak mendapati keadilan sempurna di dunia, belum ada balasan yang setimpal

atas semua perbuatan manusia yang baik maupun buruk. Dengan logika keadilan Ilahi

yang tak mungkin diragukan, kita beriman bahwa penghitungan dan balasan amal yang

seadil-adilnya itu akan kita temui di hari akhir sebagaimana diinformasikan oleh semua

Rasul alaihimussalam.

Kesimpulan

• Kehidupan manusia terbagi dua: kehidupan singkat di Darul Amal dan kehidupan abadi

di Darul Jaza, sedangkan kematian adalah titik perpindahan antara keduanya.

• Siapa yang beramal shalih di dunia, Allah swt akan membalasnya dengan ganjaran

pahala. Barang siapa berbuat buruk, Allah swt mengancamnya dengan hukuman setimpal.

Allah swt juga mengutus para Rasul kepada manusia, dan mereka telah membuktikan

kebenaran pengakuan kerasulan mereka lalu menyampaikan wahyu Allah yang

diantaranya berisi keimanan kepada hari akhir dan apa yang terjadi di sana.

• Keadilan Allah swt Maha Sempurna dan konsekuensinya adalah perlakuan yang tidak

sama antara yang jahat dan yang baik. Di dunia ini ganjaran untuk orang yang baik belum

sempurna, begitu pula hukuman bagi orang jahat. Oleh karenanya Allah swt menjadikan

hari akhir untuk menyempurnakan penghargaan kepada orang-orang yang telah berbuat

baik dan mengadili serta menghukum orang-orang yang ingkar kepada-Nya.

Beberapa Keadaan di Hari Akhir

Kehidupan di Alam Barzakh

Tanya : Apa makna Barzakh?

Jawab : Al-Barzakh (secara etimologis – pen) artinya al-hajiz (pembatas antara dua hal).

Tanya : Sedangkan Kehidupan Barzakh?

Jawab : Kehidupan Barzakh adalah yang akan kita alami (sejak kematian) sampai qiyamat

datang saat Allah swt membangkitkan semua manusia untuk memenuhi perhitungan amal.

Firman Allah swt:

Page 240: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�,� ��� � _�3�� ����� E ��"+� # 5�'���- XY��� �!�� �_�0�� , �6>����� ��" &�- 8_������ �C ��* ����� R �x I�� #�(�M���$ ��7�$ ��(��M��� �� 5 lB�"���4 ��(_�=�� c�4 h+4�I�9 ��"%�/�,���� � * "(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada

seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar Aku

berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak.

Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja dan di hadapan mereka ada

Barzakh (dinding) sampal hari mereka dibangkitkan." ( Qs, 23: : 99-100)

Tanya : Adakah ganjaran kebaikan atau hukuman kejahatan di Barzakh?

Jawab : Ya, pembalasan amal dimulai di dalam di awal kehidupan Barzakh, diantaranya

berupa azab kubur. Firman Allah swt:

�, ��& I�/ ��g ���G .�- B�&�_�]� C�Q�9 �C ��*�$ �_6%�)�&�$ _6$ 'O ��( %���& �,� ��I � * ��_�N��3�?��+� _�'�d�-

"Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang , dan pada hari terjadinya

kiamat (dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab

yang sangat keras". (Ghafir (40): 46).

Allah swt mengisahkan kehidupan para syuhada di alam Barzakh sebelum hari kiamat:

+��� �69�� 7�- ��_��� ��%���� 8�/ ���0� ��*�?_�� _�����] >�9 ^�$ #�(_���� �' N�& ¡Y��% ��-�,���x I * , �Q�>+��* #�� ��*�?_����� �,$ I�) ��0 ]�*�$ ���� z�/ ��7 �_��� # 5��9g ��"�� �����I�/

�,� =�\ >�* # 5 ^�$ #�( %���& R~ ��G ^�- #�(� +��G ��7 #�(��

"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan

mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan

gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka

bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum

Page 241: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)

mereka bersedih hati." (Ali Imran (3): 169-170).

Kehidupan Alam Akhirat

Al-Ba’ats wa An-Nusyur (Hari Kebangkitan dan Hidup Setelah Mati)

Tanya : Setelah kehidupan Barzakh?

Jawab : Allah swt membangkitkan manusia di hari kiamat untuk menyempurnakan

perhitungan amal. Dia berfirman:

�69��Q%�7 �,��4 �� [� +� �C ��* _�,�� ,�6���+/�- �,� 9+:�0�/ ���_ [� 8�/ ®� N * �C ��*

"Sesungguhnya hari keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan, yaitu hari (yang pada

waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok." (An-Naba (78):

17-18).

‘Ardhul A’mal (Diperlihatkannya Amal)

Tanya : Apa yang terjadi setelah berkumpulnya manusia di Mahsyar pada hari akhir?

Jawab : Kemudian setelah itu diperlihatkan semua amal dalam Al-Kitab (buku catatan

amal). Firman Allah swt:

����7 ��N�0�� *�$ ��* �,���Q�*�$ ��%�/ �_�"�7 ���Q� ) 7 ���7�I S "+� ��I�0�/ 3��0�b+� �p�� $�$ ���"�& ��7 $ '���$�$ ��5��[ ��- ^�� KU�m���4 ^�$ KU�m�a�� ��.��a * ^ �3��0�b+� �?�56'���- �;_ ��� #��+T�* ^�$ 6I�����

"Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan

terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami,

kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar,

melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada

(tertulis). dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun". (Al-Kahfi (18): 49).

Juga lidah, tangan, kaki, dan kulit akan menjadi saksi atas perbuatan manusia. Firman

Allah swt:

Page 242: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

��"�� # 5 .�� ��$ # 5 ���[ ��-�$ # ( � "�� #�( %���& �'�(�d ��5$�Y��� ��7 �!�� �_�0���,���" ��* � =��4 , j�?_�� �_��� ��N�Q�� =�- ����� ��N %���& # 9 '�(�d �#�� #�5�.�� S�� ������$

�$ AU_�I�7 ��_�$�- #b�Q���G �� 5�$ �Y 8�d _��4 �V�� =�-�,� ��� I 9 �� %����

"Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka

menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka

berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" Kulit

mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah

menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali

pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan". (Fushilat (41): 20-21).

�C ��*�,���" ��* � =��4 ��"�� # (� � ��-�$ #�(*�' *�-�$ # ( 0�Ni]+��- #�( %���& '�( )�9

"Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap

apa yang dahulu mereka kerjakan." (An-Nur (24): 24).

Al-Mizan (Timbangan)

Tanya : Apa yang dimaksud dengan Mizan (timbangan) di hari kiamat?

Jawab : Allah swt meletakkan mizan-mizan yang adil di hari kiamat untuk mengukur

kebaikan dan keburukan. Firman Allah swt:

��+T 9 c�/ �B�7��%�Q+� �C ��%�� �e ]�Q+� ��*�x���"+� p�z�=�$ �,��4 +,���$ �K1 %�d RF+ �= #��������� ��N�� �� �4�$ ��(�� ��N %�9�- ���. I�G ��7 AB_���� ����Q+��7

"Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan

seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami

mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan." (Al-

Anbiya (21): 47).

Page 243: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�,� >��+ "+� # 5 �;�1��$:�/ � N*�x���7 h��Q�u ��"�/ , �;�1��$:�/ � N*�x���7 h_� �G ��7�$8�/ # (�] =�- $ Ii]�G ��*�?_���,$ '����G �#_�N�(��

"Barang siapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang

yang dapat keberuntungan. Dan barang siapa yang ringan timbangannya, maka mereka

itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka

jahannam." (Al-Mu’minun (23): 102-103).

Al-Haudh

Tanya : Apakah Al-Haudh itu?

Jawab : Al-Haudh adalah telaga yang dimiliki oleh setiap Nabi di mana ia dan umatnya

minum airnya setelah berdiri dan berkumpul di Mahsyar dan sebelum masuk surga. Nabi

kita Muhammad saw memiliki haudh yang airnya lebih putih dari susu, lebih manis dari

madu, dan lebih harum dari misik (kesturi). Siapa yang telah meminumnya seteguk saja

tidak akan merasa haus selama-lamanya.

Ash-Shirath

Tanya : Apakah Shirath itu?

Jawab : Shirath adalah jalan yang diletakkan di atas jahannam yang akan dilalui oleh

semua manusia setelah mereka berdiri di Mahsyar. Penduduk surga akan melaluinya untuk

menuju surga, sedangkan penduduk neraka akan terjatuh ke neraka. Allah swt berfriman:

�_6%�z+Q�7 �6" 0�� �;_���� ����& �,��4 ��5 .���$ ^�� #b N�7 +,���$ , ��*�?_�� 8_�S�N = _�#u�_6%���� ��(%�/ ���"���_�T� ��?�=�$ ��Q_�9

"Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu (dengan

melalui shirath). Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.

Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan

orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut." (Maryam (19): 71-72).

Page 244: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Al-Jannah

Tanya : Apakah Jannah itu?

Jawab : Jannah (surga) adalah tempat tinggal terakhir bagi orang-orang yang beriman

yang merupakan cita-cita setiap mu’min di mana ia menemukan balasan keimanannya

yang benar dan amal-amalnya yang shalih. Firman Allah swt:

��(�0 >�9 ��7 j�I S�9 AE�_�N�� # (�� _�,�- �E��>���_�[� ���"�&�$ � N�7g ��*�?_�� �I_�)���$ � ��� ��7 ��N+��x � j�?_�� �?�5 ����� �K� x�� AU�I�"�u ��7 ��( N�7 ���x � ��"_��4 ���( =t

7 Ry�$ x�- ��(%�/ # (���$ �6(����)�0 7 ���� � 9-�$�,$ '����G ��(%�/ # 5�$ lU�I_�(��

"Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik,

bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.

setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan:

"Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang

serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di

dalamnya." (Al-Baqarah (2): 25).

An-Nar

Tanya : Apakah Nar itu?

Jawab : Kebaikan akan dibalas oleh Allah swt dengan kenikmatan surga, sedangkan

kejahatan dibalas dengan nar (neraka) sesuai besarnya dosa yang telah mereka lakukan.

Firman Allah swt:

� N*�x���7 h_� �G ��7 �_�7�-�$ ,lB�*�$��5 �_ 7:�/ , ��%�5 ��7 �P�� .�- ��7�$ ,lB�%�7��� R���=

"Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat

kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu)

api yang sangat panas." (Al-Qari’ah (105): 8-11).

Kesimpulan

• Setelah kematian manusia berpindah ke kehidupan Barzakh, di dalamnya mereka

menemukan sejumlah balasan amal mereka.

Page 245: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

• Allah swt akan membangkitkan semua manusia sesudah hidup di dunia menuju hari

perhitungan, kemudian amal mereka diperlihatkan.

• Amal manusia akan ditimbang, siapa yang ringan amal kebaikannya, maka tempat

tinggalnya di neraka jahannam.

• Setiap Nabi memiliki telaga dimana ia dan umatnya meminumnya sesudah manusia

berkumpul di padang mahsyar. Nabi kita Muhammad saw memiliki telaga yang airnya

lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, dan lebih wangi dari kesturi.

• Surga adalah tempat tinggal penuh kenikmatan bagi orang-orang yang beriman.

• Neraka adalah tempat tinggal penuh azab bagi orang-orang munafik dan orang-orang

kafir.

---oo0oo---

Sumber: tarbiyahklatenutara.blogspot.com

Page 246: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

BERIMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

I. MUKADIMAH

Apa pun yang terjadi di dunia dan yang menimpa diri manusia pasti telah digariskan oleh

Allah Yang Mahakuasa dan Yang Mahabijaksana. Semua telah tercatat secara rapi dalam

sebuah Kitab pada zaman azali. Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan

celaka telah ditetapkan sesuai ketentuan-ketentuan ilahiah yang tidak pernah diketahui

oleh manusia. Dengan tidak adanya pengetahuan manusia tentang ketetapan dan ketentuan

Allah ini, maka ia memiliki peluang atau kesempatan untuk berlomba-lomba menjadi

hamba yang saleh-muslih, berusaha keras untuk mencapai yang dicita-citakan tanpa

berpangku tangan menunggu takdir, dan berupaya memperbaiki citra diri.

Dengan bekal keyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT, seorang

mukmin tidak pernah mengenal kata frustrasi dalam kehidupannya, dan tidak berbangga

diri dengan apa-apa yang telah diberikan Allah SWT. Ia akan berubah menjadi batu

karang yang tegar menghadapi segala gelombang kehidupan dan senantiasa sabar dalam

menyongsong badai ujian yang silih berganti. Ia juga selalu bersyukur apabila kenikmatan

demi kenikmatan berada dalam genggamannya. Perhatikan beberapa ayat Allah dan hadits

Rasul berikut ini.

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri

melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.

Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian

itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya

kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah

tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,” (al-Hadiid: 22-23)

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya

kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada

sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh

sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering,

melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).”

(al-An’aam: 59)

“Tiada seorangpun dari kalian kecuali telah ditulis tempatnya di neraka atau di surga.

Salah seorang dari mereka berkata, ‘Bolehkah kami bertawakal saja, ya, Rasulullah?’

Beliau menjawab, ‘Tidak, (akan tetapi) beramallah …karena setiap orang dimudahkan

(dalam beramal).’ Kemudian, beliau membaca ayat ini, ‘Adapun orang yang memberikan

(hartanya di jalan Allah), bertakwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik

(surga), maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun

orang-orang yang bakhil, merasa dirinya cukup dan mendustakan pahala yang terbaik,

maka kami kelak akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar (al-Lail: 5-10).’” (HR

Bukhari dan Muslim, dari Ali bin Abi Thalib)

Page 247: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

“Sangat mengherankan seorang mukmin itu, karena semua urusannya mengandung

kebaikan. Dan yang demikian itu tidak pernah dimiliki seseorang kecuali orang mukmin;

apabila ia diuji dengan kenikmatan (kebahagiaan), ia bersyukur. Maka, inilah kebaikan

baginya. Dan apabila ia diuji dengan kemelaratan (kepayahan), ia bersabar. Maka, inilah

kebaikan baginya.” (HR Muslim dari, Abu Yahya Shuhaib bin Shinan)

II. DEFINISI DAN DALIL-DALILNYA

Secara etimologi, qadha memiliki banyak pengertian sebagaimana berikut.

-Pemutusan, hukuman. Kita bisa temukan pada ayat berikut ini. “(Dia) yang

mengadakan langit dan bumi dengan indahnya, dan memutuskan sesuatu perkara, hanya

Dia mengatakan: Jdilah, lalu jadi.” ( Al-Baqarah: 117)

-Perintah, kita bisa temukan pengertian ini pada firman Allah di bawah ini.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan

hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah

seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam

pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya

perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka

perkataan yang mulia.” (al-Israa`:23)

-Pemberitaan, bisa kita temukan dalam ayat berikut ini.

“Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan

ditumpas habis di waktu subuh.” (al-Hijr: 66)

Imam az-Zuhri berkata, “Qadha secara etimologi memiliki arti yang banyak. Dan semua

pengertian yang berkaitan dengan qadha kembali kepada makna kesempurnaan….” (An-

Nihayat fii Ghariib al-Hadits, Ibnu al-Atsir 4/78)

Adapun qadar secara etimologi berasal dari kata qaddara yuqaddiru taqdiiran yang berarti

penentuan. Pengertian ini bisa kita lihat dalam ayat Allah berikut ini.

“Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia

memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya

dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.”

(Fushshilat: 10)

Dari sudut terminologi, qadha adalah pengetahuan yang lampau, yang telah ditetapkan

oleh Allah pada zaman azali. Adapun qadar adalah terjadinya suatu ciptaan yang sesuai

dengan penetapan (qadha).

Ibnu Hajar berkata, “Para ulama berpendapat bahwa qadha adalah hukum kulli

Page 248: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

(universal) ijmali (secara global) pada zaman azali, sedangkan qadar adalah bagian-

bagian kecil dan perincian-perincian hukum tersebut.” (Fathul-Baari 11/477)

Ada juga dari kalangan ulama yang berpendapat sebaliknya, yaitu qadar merupakan

hukum kulli ijmali pada zaman azali, sedangkan qadha adalah penciptaan yang terperinci.

Sebenarnya, qadha dan qadar ini merupakan dua masalah yang saling berkaitan, tidak

mungkin satu sama lain terpisahkan oleh karena salah satu di antara keduanya merupakan

asas atau pondasi dari bangunan yang lain. Maka, barangsiapa yang ingin memisahkan di

antara keduanya, ia sungguh merobohkan bangunan tersebut (An-Nihayat fii Ghariib al-

Hadits, Ibnu Atsir 4/78, Jami’ al-Ushuul 10/104).

Dalil-dalil Qadha dan Qadar

Beriman kepada qadha dan qadar merupakan salah satu rukun iman, yang mana iman

seseorang tidaklah sempurna dan sah kecuali beriman kepadanya. Ibnu Abbas pernah

berkata, “Qadar adalah nidzam (aturan) tauhid. Barangsiapa yang mentauhidkan Allah

dan beriman kepada qadar, maka tauhidnya sempurna. Dan barangsiapa yang

mentauhidkan Allah dan mendustakan qadar, maka dustanya merusakkan tauhidnya”

(Majmu’ Fataawa Syeikh al-Islam, 8/258).

Oleh karena itu, iman kepada qadha dan qadar ini merupakan faridhah dan kewajiban yang

harus dilakukan setiap muslim dan mukmin. Hal ini berdasarkan beberapa hadits berikut

ini.

-Hadits Jibril yang diriwayatkan Umar bin Khaththab r.a., di saat Rasulullah saw. ditanya

oleh Jibril tentang iman. Beliau menjawab, “Kamu beriman kepada Allah, Malaikat,

Kitab-kitab, Rasul-rasul, Hari Akhir, dan kamu beriman kepada qadar baik maupun

buruk.” (HR Muslim)

-“Sekiranya Allah SWT menyiksa penduduk langit dan bumi, maka Dia sungguh

melakukannya tanpa menzalimi mereka. Dan sekiranya Dia mengasihi mereka, maka

rahmat-Nya lebih baik daripada amal mereka. Dan sekiranya kamu memiliki emas seperti

Gunung Uhud atau semisalnya, lalu kamu infakkan di jalan Allah, maka Dia tidak akan

menerimanya sehingga kamu beriman terhadap qadar dan kamu mengetahui bahwa apa

yang ditakdirkan menimpamu tidak akan meleset darimu dan apa yang ditakdirkan bukan

bagianmu tidak akan mengenaimu, dan sesungguhnya jika kamu mati atas (aqidah) selain

ini, maka niscaya kamu masuk neraka.” (HR Ahmad, dari Zaid bin Tsabit)

Perhatikan beberapa ayat Allah dan hadits Nabi yang berkaitan dengan qadha dan qadar-

Nya berikut ini.

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri

melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.

Sesungguhnya, yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang

Page 249: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan

supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan

Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (al-Hadiid:

22-23)

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”

(al-Qamar: 49)

“(Yaitu di hari) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di

pinggir lembah yang jauh, sedangkan kafilah itu berada di bawah kamu. Sekiranya kamu

mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), pastilah kamu tidak

sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi (Allah mempertemukan

dua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan, yaitu agar

orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang

hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula). Sesungguhnya Allah Maha

Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (al-Anfaal: 42)

Tidak ada suatu keberatan pun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah

baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi

yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti

berlaku.” (al-Ahzab: 38)

“Yang pertama kali diciptakan Allah Yang Mahaberkah lagi Mahaluhur adalah pena (al-

qalam). Kemudian Dia berfirman kepadanya, ‘Tulislah…,’ Ia bertanya, ‘Apa yang saya

tulis?’ Dia berfirman, ‘Maka ia pun menulis apa yang ada dan yang bakal ada sampai

hari kiamat.” (HR Ahmad)

“Tiada seorang pun dari kalian kecuali telah ditulis tempatnya di neraka atau di surga.

Salah seorang dari mereka berkata, ‘Bolehkah kami bertawakal saja, ya, Rasulullah?’

Beliau menjawab, ‘Tidak, (akan tetapi) beramallah…karena setiap orang dimudahkan

(dalam beramal),’ kemudian beliau membaca ayat ini, ‘Adapun orang yang memberikan

(hartanya di jalan Allah), bertakwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik

(surga), maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun

orang-orang yang bakhil, merasa dirinya cukup dan mendustakan pahala yang terbaik,

maka kami kelak akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.’” (HR Bukhari dan

Muslim, dari Ali bin Abi Thalib)

“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan

membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan

baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya

cukup serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya

(jalan) yang sukar.” (al-Lail: 5-10)

Page 250: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

III. RUKUN-RUKUN IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

Beriman kepada qadha dan qadar berarti mengimani rukun-rukunnya. Rukun-rukun ini

ibarat satuan-satuan anak tangga yang harus dinaiki oleh setiap mukmin. Dan tidak akan

pernah seorang mukmin mencapai tangga kesempurnaan iman terhadap qadar kecuali

harus meniti satuan anak tangga tersebut.

Iman terhadap qadha dan qadar memiliki empat rukun sebagai berikut.

Pertama, Ilmu Allah SWT. Beriman kepada qadha dan qadar berarti harus beriman kepda

Ilmu Allah yang merupakan deretan sifat-sifat-Nya sejak azali. Dia mengetahui segala

sesuatu. Tidak ada makhluk sekecil apa pun di langit dan di bumi ini yang tidak Dia

ketahui. Dia mengetahui seluruh makhluk-Nya sebelum mereka diciptakan. Dia juga

mengetahui kondisi dan hal-ihwal mereka yang sudah terjadi dan yang akan terjadi di

masa yang akan datang oleh karena ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. Dialah

Tuhan Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata.

Hal ini bisa kita temukan dalam beberapa ayat quraniah dan hadits nabawiah berikut ini.

“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah

berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa atas segala

sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (ath-

Thalaaq: 12)

“Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang

nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (al-Hasyr: 22)

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya

kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada

sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh

sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering,

melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).”

(al-An’aam: 59)

“Allah lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan ketika menciptakan mereka.” (HR

Muslim)

Kedua, Penulisan Takdir. Di sini mukmin harus beriman bahwa Allah SWT menulis dan

mencatat takdir atau ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan kehidupan manusia dan

sunnah kauniah yang terjadi di bumi di Lauh Mahfuzh—“buku catatan amal” yang dijaga.

Tidak ada suatu apa pun yang terlupakan oleh-Nya. Perhatikan beberapa ayat di bawah ini.

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri

melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.

Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian

itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya

Page 251: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah

tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,” (al-Hadiid: 22-23)

“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang

ada di langit dan di bumi; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab

(Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (al-Hajj: 70)

“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang

dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan

sesuatu pun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (al-

An’aam: 38)

“Yang pertama kali diciptakan Allah Yang Mahaberkah lagi Mahaluhur adalah pena (al-

qalam). Kemudian Dia berfirman kepadanya, ‘Tulislah….” Ia bertanya, ‘Apa yang aku

tulis?’ Dia berfirman, maka ia pun menulis apa yang ada dan yang bakal ada sampai hari

kiamat.” (HR Ahmad)

Ketiga, Masyi`atullah (Kehendak Allah) dan Qudrat (Kekuasaan Allah). Seorang mukmin

yang telah mengimani qadha dan qadar harus mengimani masyi`ah (kehendak) Allah dan

kekuasaan-Nya yang menyeluruh. Apa pun yang Dia kehendaki pasti terjadi meskipun

manusia tidak menginginkannya. Begitu pula sebaliknya, apa pun yang tidak dikehendaki

pasti tidak akan terjadi meskipun manusia memohon dan menghendakinya. Hal ini bukan

dikarenakan Dia tidak mampu melainkan karena Dia tidak menghendakinya. Allah

berfirman,

“Dan tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (Faathir: 44)

Adapun dalil-dalil tentang masyi`atullah sangat banyak kita temukan dalam Al-Qur`an, di

antaranya sebagai berikut.

“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki

Allah, Tuhan semesta alam.” (at-Takwiir: 29)

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada

dalam gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya

disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk),

niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus.” (al-An’aam: 39)

“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata

kepadanya, ‘Jadilah!’ maka terjadilah ia.” (Yaasiin: 82)

“Siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang baik, maka Dia akan menjadikannya faqih

(memahami) agama ini.” (HR Bukhari)

Simaklah apa jawaban Imam Syafi’i ketika ditanya tentang qadar berikut ini.

Page 252: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

“Maka, apa-apa yang Engkau kehendaki pasti terjadi meskipun aku tidak berkehendak

Dan apapun yang aku kehendaki—apabila Engkau tidak berkehendak—tidak akan pernah

ada

Engkau menciptakan hamba-hamba ini sesuai yang Engkau ketahui

Maka dalam (bingkai) ilmu ini, lahirlah pemuda dan orang tua renta

Kepada (hamba) ini, Engkau telah memberikan karunia dan kepada yang ini Engkau

hinakan

Yang ini Engkau tolong dan yang ini Engkau biarkan (tanpa pertolongan)

Maka, dari mereka ada yang celaka dan sebagian mereka ada yang beruntung

Dari mereka ada yang jahat dan sebagian mereka ada yang baik

Keempat, Penciptaan-Nya. Ketika beriman terhadap qadha dan qodar, seorang mukmin

harus mengimani bahwa Allah-lah pencipta segala sesuatu, tidak ada Khaliq selain-Nya

dan tidak ada Rabb semesta alam ini selain Dia. Hal ini berdasarkan dalil-dalil berikut ini.

“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.”(az-Zumar: 62)

“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan

tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala

sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukuranya dengan serapi-rapinya.” (al-Furqaan: 2)

“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat Itu.“ (ash-

Shaaffat: 96)

“Sesungguhnya, Allah adalah Pencipta semua pekerja dan pekerjaannya.”

(HR Hakim)

Inilah empat rukun beriman kepada qadha dan qadar yang harus diyakini setiap muslim.

Maka, apabila salah satu di antara empat ini diabaikan atau didustakan, niscaya ia tidak

akan pernah sampai gerbang keimanan yang sesungguhnya. Sebab, mendustakan satu di

antara empat rukun tersebut berarti merusak bangunan iman terhadap qadha dan qadar,

dan ketika bangunan iman terhadap qadar rusak, maka juga akan menimbulkan kerusakan

pada bangunan tauhid itu sendiri.

IV. MACAM-MACAM TAKDIR

Takdir ada empat macam. Namun, semuanya kembali kepada takdir yang ditentukan pada

zaman azali dan kembali kepada Ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu. Keempat

macam takdir tersebut adalah sebagai berikut.

Pertama, Takdir Umum (Takdir Azali). Takdir yang meliputi segala sesuatu dalam lima

puluh ribu tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi. Di saat Allah SWT

Page 253: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

memerintahkan al-Qalam (pena) untuk menuliskan segala sesuatu yang terjadi dan yang

belum terjadi sampai hari kiamat. Hal ini berdasarkan dalil-dalil berikut ini.

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri

melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.

Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”(al-Hadiid: 22)

“Allah-lah yang telah menuliskan takdir segala makhluk sejak lima puluh ribu tahun

sebelum diciptakan langit dan bumi. Beliau bersabda, ‘Dan ‘Arsy-Nya berada di atas

air.” (HR Muslim)

Kedua, Takdir Umuri. Yaitu takdir yang diberlakukan atas manusia pada awal

penciptaannya ketika pembentukan air sperma (usia empat bulan) dan bersifat umum.

Takdir ini mencakup rizki, ajal, kebahagiaan, dan kesengsaraan. Hal ini didasarkan sabda

Rasulullah saw. berikut ini.

“…Kemudian Allah mengutus seorang malaikat yang diperintahkan untuk meniupkan

ruhnya dan mencatat empat perkara: rizki, ajal, sengsara, atau bahagia... .” (HR

Bukhari)

Ketiga, Takdir Samawi. Yaitu takdir yang dicatat pada malam Lailatul Qadar setiap tahun.

Perhatikan firman Allah berikut ini.

“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.”(ad-Dukhaan: 4-5)

Ahli tafsir menyebutkan bahwa pada malam itu dicatat dan ditulis semua yang akan terjadi

dalam setahun, mulai dari kebaikan, keburukan, rizki, ajal, dan lain-lain yang berkaitan

dengan peristiwa dan kejadian dalam setahun. Hal ini sebelumnya telah dicatat pada Lauh

Mahfudz.

Keempat, Takdir Yaumi. Yaitu takdir yang dikhususkan untuk semua peristiwa yang akan

terjadi dalam satu hari; mulai dari penciptaan, rizki, menghidupkan, mematikan,

mengampuni dosa, menghilangkan kesusahan, dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan

firman Allah,

“Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam

kesibukan.” (ar-Rahmaan: 29)

Ketiga takdir yang terakhir tersebut, kembali kepada takdir azali: takdir yang telah

ditentukan dan ditetapkan dalam Lauh Mahfudz.

V. BERDALIH DENGAN QADAR DALAM KEMAKSIATAN DAN MUSIBAH

Semua yang ditakdirkan oleh Allah SWT selalu tersirat hikmah dan maslahat bagi

manusia. Hikmah dan maslahat yang telah diketahui oleh-Nya. Maka, Dia tidak pernah

menciptakan kejelekan dan keburukan murni yang tidak pernah melahirkan suatu

kemaslahatan. Kejelekan dan keburukan ini tidak boleh dinisbatkan kepada Allah SWT,

Page 254: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

melainkan dinisbatkan kepada amal perbuatan manusia. Sesungguhnya, segala sesuatu

yang dinisbatkan kepada Allah mengandung keadilan, hikmah, dan rahmat

Hal ini berdasarkan firman Allah SWT.

“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang

menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul

kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (an-Nisaa`: 79)

Maksudnya, segala kenikmatan dan kebaikan yang dialami manusia berasal dari Allah

SWT, sedangkan keburukan yang menimpanya diakibatkan karena dosa dan

kemaksiatannya.

Allah membenci kekufuran dan kemaksiatan yang dilakukan hamba-hamba-Nya.

Sebaliknya, Dia mencintai dan meridhai ketakwaan dan kesalehan. Dia juga menunjukkan

dua jalan untuk hamba-hamba-Nya, sedangkan manusia diberikan akal untuk memilih

salah satu jalan tersebut sesuai pilihan dan kehendaknya. Maka, barangsiapa yang memilih

jalan kebaikan ia berhak mendapat ganjaran dan yang memilih jalan keburukan atau

kebatilan maka ia berhak mendapat siksa oleh karena hal ini dilakukan secara sadar dan

atas pilihannya sendiri tanpa ada unsur paksaan. Meskipun sebab-sebab dan factor-faktor

pendorong amal perbuatannya tidak lepas dari kehendak Allah SWT.

Maka, tidak ada alasan dan hujjah lagi bagi manusia bahwa setiap kekufuran dan

kemaksiantan yang dilakukannya karena takdir Allah SWT. Oleh karena itu, Allah

mencela orang-orang musyrik yang berdalih dengan masyi-at Allah atas kekufuran mereka

seperti dalam firmanNya;

“Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan mengatakan, ‘Jika Allah

menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak

(pula) kami mengharamkan barang sesuatu apa pun.’ Demikian pulalah orang-orang

sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami.

Katakanlah, ‘Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat kamu

mengemukakannya kepada Kami?" Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka,

dan kamu tidak lain hanyalah berdusta. Katakanlah, ‘Allah mempunyai hujjah yang jelas

lagi kuat; maka jika Dia menghendaki, pasti Dia memberi petunjuk kepada kamu

semuanya.” (al-An’aam: 148-149)

“Dan berkatalah orang-orang musyrik, ‘Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan

menyembah sesuatu apa pun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak

pula kami mengharamkan sesuatu pun tanpa (izin)-Nya.’ Demikianlah yang diperbuat

orang-orang sebelum mereka, maka tidak ada kewajiban atas para rasul, selain dari

menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. Tiap-tiap umat mempunyai rasul yang

diutus untuk menerangkan kebenaran.” (an-Nahl: 35)

Adapun berhujjah dengan takdir atas musibah yang menimpa manusia dapat dibenarkan

Page 255: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Islam. Sebagaimana dialog yang terjadi antara Nabi Adam dan Nabi Musa tentang

musibah dikeluarkannya Bani Adam dari surga.

“Adam dan Musa berbantah-bantahan. Musa berkata, ‘Wahai, Adam, Anda adalah bapak

kami yang telah mengecewakan dan mengeluarkan kami dari surga. Lalu Adam

menjawab, ‘Kamu, wahai Musa yang telah dipilih Allah dengan Kalam-Nya dan

menuliskan untkmu dengan Tangan-Nya, apakah kamu mencela kepadamu atas suatu

perkara yang mana Allah telah menakdirkan kepadaku sebelum aku diciptakan empat

puluh tahun?’ Maka Nabi bersabda, ‘Maka, Adam telah membantah Musa, Adam telah

membantah Musa.’” (HR Muslim)

VI. BUAH IMAN KEPADA QADAR

Muslim yang meyakini akan qadha dan qadar Allah SWT secara benar akan melahirkan

buah-buah positif dalam kehidupannya. Ia tidak akan pernah frustrasi atas kegagalan atau

harapan-harapan yang lari darinya, dan ia tidak terlalu berbangga diri atas kenikmatan dan

karunia yang ada di genggamannya. Sabar dan syukur adalah dua senjata dalam

menghadapi setiap permasalahan hidup.

DR. Umar Sulaiman al-Asyqar dalam kitab “Al-Qadha wa Al-Qadar” menyimpulkan buah

beriman terhadap qadar sebagai berikut.

Pertama, jalan yang membebaskan kesyirikan.

Kedua, tetap istiqamah. “Sesungguhnya, manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi

kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan

ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat.” (al-Ma’arij: 19-22)

Ketiga, selalu berhati-hati. “Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang

tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang

merugi.” (al-A’raaf: 99)

Keempat, sabar dalam menghadapi segala problematika kehidupan.

---oo0oo---

Sumber: dakwatuna.com

Page 256: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

IHSAN

Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hambah

Allah SWT. Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya.

Sebaliknya, seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan

kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat dimata Allah SWT.

Rasulullah saw. pun sangat menaruh perhatian akan hal ini, sehingga seluruh ajaran-

ajarannya mengarah kepada satu hal, yaitu mencapai ibadah yang sempurna dan akhlak

yang mulia.

Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya sebatas

akhlak yang utama saja, melainkan harus dipandang sebagai bagian dari aqidah dan bagian

terbesar dari keislamannya. Karena, Islam dibangun di atas tiga landasan utama, yaitu

iman, Islam, dan ihsan, seperti yang telah diterangkan oleh Rasulullah saw dalam

haditsnya yang shahih. Hadist ini menceritakan saat Raulullah saw. menjawab pertanyaan

Malaikat Jibril—yang menyamar sebagai seorang manusia—mengenai Islam, iman, dan

ihsan. Setelah Jibril pergi, Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabatnya :

#b�N *�. #b "D��� * #4��9�- � *�I ��� �<=�2�/. ) #�]7 w$�(

“Inilah Jibril yang datang mengajarkan kepada kalian urusan agama kalian.” Beliau

menyebut ketiga hal di atas sebagai agama, dan bahkan Allah SWT memerintahkan untuk

berbuat ihsan pada banyak tempat dalam Al-Qur`an.

Page 257: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan

dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (al-Baqarah: 195)

“Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk berbuat adil dan kebaikan….”(an-Nahl:

90)

Pengertian Ihsan

Ihsan berasal dari kata ��ح yang artinya adalah berbuat baik, sedangkan bentuk

masdarnya adalah ن yang artinya kebaikan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur`an ,اح�

mengenai hal ini.

Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri…” (al-Isra’: 7)

“…Dan berbuat baiklah (kepada oraang lain) seperti halnya Allah berbuat baik

terhadapmu….” (al-Qashash:77)

Ibnu Katsir mengomentari ayat di atas dengan mengatakan bahwa kebaikan yang

dimaksud dalam ayat tersebut adalah kebaikan kepada seluruh makhluk Allah SWT.

Landasan Syar’i Ihsan.

Pertama, Al-Qur`an

Dalam Al-Qur`an, terdapat seratus enam puluh enam ayat yang berbicara tentang ihsan

dan implementasinya. Dari sini kita dapat menarik satu makna, betapa mulia dan

agungnya perilaku dan sifat ini, hingga mendapat porsi yang sangat istimewa dalam Al-

Qur`an. Berikut ini beberapa ayat yang menjadi landasan akan hal ini.

“…Dan berbuat baiklah kalian karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang

berbuat baik.” (al-Baqarah:195)

“Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk berbuat adil dan kebaikan….” (an-Nahl:

90)

“…serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia….” (al-Baqarah: 83)

“…Dan berbuat baiklah terhadap dua orang ibu bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-

orang miskin, tetangga dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan para

hamba sahayamu….” (an-Nisaa`: 36)

Kedua; As-Sunnah.

Page 258: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Rasulullah saw. pun sangat memberi perhatian terhadap masalah ihsan ini. Sebab, ia

merupakan puncak harapan dan perjuangan seorang hamba. Bahkan, diantara hadist-hadist

mengenai ihsan tersebut, ada beberapa yang menjadi landasan utama dalam memahami

agama ini. Rasulullah saw. menerangkan mengenai ihsan—ketika ia menjawab pertanyaan

Malaikat Jibril tentang ihsan dimana jawaban tersebut dibenarkan oleh Jibril, dengan

mengatakan :

�P�I�* �<=�2�/ w�I�9 �b�9 #�� +,�2�/ w�I�9 �;<=�:�4 X� �' � ��9 +,�-.

“Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak

dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim)

Di kesempatan yang lain, Rasulullah bersabda:

�Y 8�d D�4 ����& �,��] ����+ #b %���& ���0�4 X� �,� , �B�� 0�Q+� � Ni] ����/ # 0+��0�� �!���/ �B�> ��?� � Ni] ����/ # 0 >���! �!� �$ “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kebaikan pada segala sesuatu, maka jika kamu

membunuh, bunuhlah dengan baik, dan jika kamu menyembelih, sembelihlah dengan

baik…” (HR. Muslim)

Tiga Aspek Pokok Dalam Ihsan

Ihsan meliputi tiga aspek yang fundamental. Ketiga hal tersebut adalah ibadah,

muamalah, dan akhlak. Ketiga hal ini lah yang menjadi pokok bahasan kita kali ini.

A. Ibadah

Kita berkewajiban ihsan dalam beribadah, yaitu dengan menunaikan semua jenis ibadah,

seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya dengan cara yang benar, yaitu menyempurnakan

syarat, rukun, sunnah, dan adab-adabnya. Hal ini tidak akan mungkin dapat ditunaikan

oleh seorang hamba, kecuali jika saat pelaksanaan ibadah-ibadah tersebut ia dipenuhi

dengan cita rasa yang sangat kuat (menikmatinya), juga dengan kesadaran penuh bahwa

Allah senantiasa memantaunya hingga ia merasa bahwa ia sedang dilihat dan diperhatikan

oleh-Nya. Minimal seorang hamba merasakan bahwa Allah senantiasa memantaunya,

karena dengan ini lah ia dapat menunaikan ibadah-ibadah tersebut dengan baik dan

sempurna, sehingga hasil dari ibadah tersebut akan seperti yang diharapkan. Inilah maksud

dari perkataan Rasulullah saw yang berbunyi, “Hendaklah kamu menyembah Allah

seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tak dapat melihat-Nya, maka

sesungguhnya Dia melihatmu.”

Page 259: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Kini jelaslah bagi kita bahwa sesungguhnya arti dari ibadah itu sendiri sangatlah luas.

Maka, selain jenis ibadah yang kita sebutkan tadi, yang tidak kalah pentingnya adalah juga

jenis ibadah lainnya seperti jihad, hormat terhadap mukmin, mendidik anak,

menyenangkan isteri, meniatkan setiap yang mubah untuk mendapat ridha Allah, dan

masih banyak lagi. Oleh karena itulah, Rasulullah saw. menghendaki umatnya senantiasa

dalam keadaan seperti itu, yaitu senantiasa sadar jika ia ingin mewujudkan ihsan dalam

ibadahnya.

Tingkatan Ibadah dan Derajatnya.

Berdasarkan nash-nash Al-Qur`an dan Sunnah, maka ibadah mempunyai tiga tingkatan,

yang pada setiap tingkatan derajatnya masing-masing seorang hamba tidak dapat

mengukurnya. Karena itulah, kita berlomba untuk meraihnya. Pada setiap derajat, ada

tingkatan tersendiri dalam surga. Yang tertinggi adalah derajat muhsinin, ia menempati

jannatul firdaus, derajat tertinggi di dalam surga. Kelak, para penghuni surga tingkat

bawah akan saling memandang dengan penghuni surga tingkat tertinggi, laksana

penduduk bumi memandang bintang-bintang di langit yang menandakan jauhnya jarak

antara mereka.

Adapun tiga tingkatan tersebut adalah sebagai berikut.

1.Tingkat at-Takwa, yaitu tingkatan paling bawah dengan derajat yang berbeda-beda.

2. Tingkat al-Bir, yaitu tingkatan menengah dengan derajat yang berbeda-beda.

3.Tingkat al-Ihsan, yaitu tingkatan tertinggi dengan derajat yang berbeda-beda pula.

Pertama,Tingkat Takwa.

Tingkat taqwa adalah tingkatan dimana seluruh derajatnya dihuni oleh mereka yang

masuk katagori al-Muttaqun, sesuai dengan derajat ketaqwaan masing-masing.

Takwa akan menjadi sempurna dengan menunaikan seluruh perintah Allah dan

meninggalkan seluruh larangan-Nya. Hal ini berarti meninggalkan salah satu perintah

Allah dapat mengakibatkan sangsi dan melakukan salah satu larangannya adalah dosa.

Dengan demikian, puncak takwa adalah melakukan seluruh perintah Allah dan

meninggalkansemualarangan-Nya.

Namun, ada satu hal yang harus kita fahami dengan baik, yaitu bahwa Allah SWT Maha

Mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya yang memiliki berbagai kelemahan, yang dengan

kelemahannya itu seorang hamba melakukan dosa. Oleh karena itu, Allah membuat satu

cara penghapusan dosa, yaitu dengan cara tobat dan pengampunan. Melalui hal tersebut,

Allah SWT akan mengampuni hamba-Nya yang berdosa karena kelalaiannya dari

menunaikan hak-hak takwa. Sementara itu, ketika seorang hamba naik pada peringkat

Page 260: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

puncak takwa, boleh jadi ia akan naik pada peringkat bir atau ihsan.

Peringkat ini disebut martabat takwa, karena amalan-amalan yang ada pada derajat ini

membebaskannya dari siksaan atas kesalahan yang dilakukannya. Adapun derajat yang

paling rendah dari peringkat ini adalah derajat dimana seseorang menjaga dirinya dari

kekalnya dalam neraka, yaitu dengan iman yang benar yang diterima oleh Allah SWT.

Kedua,Tingkatal-Bir.

Peringkat ini akan dihuni oleh mereka yang masuk kategori al-Abrar. Hal ini sesuai

dengan amalan-amalan kebaikan yang mereka lakukan dari ibadah-ibadah sunnah serta

segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah SWT. hal ini dilakukan setelah

mereka menunaikan segala yang wajib, atau yang ada pada peringkat sebelumnya, yaitu

peringkat takwa.

Peringkat ini disebut martabat al-Bir (kebaikan), karena derajat ini merupakan perluasan

pada hal-hal yang sifatnya sunnah, sesuatu sifatnya semata-mata untuk mendekatkan diri

kepada Allah dan merupakan tambahan dari batasan-batasan yang wajib serta yang

diharamkan-Nya. Amalan-amalan ini tidak diwajibkan Allah kepada hamba-hamba-Nya,

tetapi perintah itu bersifat anjuran, sekaligus terdapat janji pahala didalamnya.

Akan tetapi, mereka yang melakukan amalan tambahan ini tidak akan masuk kedalam

kelompok al-bir, kecuali telah menunaikan peringkat yang pertama, yaitu peringkat takwa.

Karena, melakukan hal pertama merupakan syarat mutlak untuk naik pada peringkat

selanjutnya.

Dengan demikian, barangsiapa yang mengklaim dirinya telah melakukan kebaikan sedang

dia tidak mengimani unsur-unsur qaidah iman dalam Islam, serta tidak terhidar dari

siksaan neraka, maka ia tidak dapat masuk dalam peringkat ini (al-bir). Mengenai hal ini,

Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya.

“…Bukanlah kebaikan dengan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi

kebaikan itu adalah takwa, dan datangilah rumah-rumah itu dari pintu-pintunya dan

bertakwalah kepada Allah agar kalian beruntung.” (al-Baqarah: 189)

”Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar seruan orang yang menyeru kepada

iman, yaitu: Berimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami

ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesahan-kesalahan

kami dan wafatkanlah kami bersama orang-orang yang banyak berbuat baik.” (Ali

‘Imran: 193)

Ketiga, Tingkatan Ihsan

Tingkatan ini akan dicapai oleh mereka yang masuk dalam kategori Muhsinun. Mereka

adalah orang-orang yang telah melalui peringkat pertama dan yang kedua (peringkat

takwa dan al-bir).

Page 261: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Ketika kita mencermati pengertian ihsan dengan sempurna—seperti yang telah kita

sebutkan sebelumnya, maka kita akan mendapatkan suatu kesimpulan bahwa ihsan

memiliki dua sisi: Pertama, ihsan adalah kesempurnaan dalam beramal sambil menjaga

keikhlasan dan jujur pada saat beramal. Ini adalah ihsan dalam tata cara (metode). Kedua,

ihsan adalah senantiasa memaksimalkan amalan-amalan sunnah yang dapat mendekatkan

diri kepada Allah, selama hal itu adalah sesuatu yang diridhai-Nya dan dianjurkan untuk

melakukannya.

Untuk dapat naik ke martabat ihsan dalam segala amal, hanya bisa dicapai melalui

amalan-amalan wajib dan amalan-amalan sunnah yang dicintai oleh Allah, serta dilakukan

atas dasar mencari ridha Allah.

B. Muamalah

Dalam bab muamalah, ihsan dijelaskan Allah SWT pada surah an Nisaa’ ayat 36, yang

berbunyi sebagai berikut : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya

dengan sesuatu pun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat,

anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat maupun yang jauh, teman

sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu…”

Kita sebelumnya telah membahas bahwa ihsan adalah beribadah kepada Allah dengan

sikap seakan-akan kita melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka Allah

melihat kita. Kini, kita akan membahas ihsan dari muamalah dan siapa saja yang masuk

dalam bahasannya. Berikut ini adalah mereka yang berhak mendapatkan ihsan tersebut:

Pertama, Ihsan kepada kedua orang tua.

Allah SWT menjelaskan hal ini dalam kitab-Nya.

“Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain Dia dan

hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah

seorang diantara keduanya atau kedua-duanya berumr lanjut dalam pemeliharaanmu,

maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan

janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang

mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan

ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua

mendidik aku diwaktu kecil.” (al-Israa’: 23-24)

Ayat di atas mengatakan kepada kita bahwa ihsan kepada ibu-bapak adalah sejajar dengan

ibadah kepada Allah.

Dalam sebuah hadist riwayat Turmuzdi, dari Ibnu Amru bin Ash, Rasulullah saw.

Bersabda :

Page 262: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�� *�'�����+ �e r � ��/ i� e r � �$ �� *�'�����+ ����� ��/ �� ����� “Keridhaan Allah berada pada keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah berada pada

kemurkaan orang tua.”

Dalil di atas menjelaskan bahwa ibadah kita kepada Allah tidak akan diterima, jika tidak

disertai dengan berbuat baik kepada kedua orang tua. Apabila kita tidak memiliki

kebaikan ini, maka bersamaan dengannya akan hilang ketakwaan, keimanan, dan

keislaman. Dan Akhlak kepada sesama manusia yang paling utama kepada kedua orang

tua, berakhlak kepada mereka adalah dengan berbakti kepada keduanya, baik ketika hidup

aupun setelah wafatnya, sebagimana hadits Nabi :

����� ��� ��� �' N�& � >�= ��N %�� ����� Zj�'�&�<]� �B��%���� �� � �;����7 A' %��- 8���- ��& ����� ��� ��� ��* ����Q�/ �B�"���� 8�N�� ��7 l� ��� wXY��� +!�� �#�����$ �� %���& ���� �����

��" 5LI���- ¡Y 8�d <j�����- ZI�� ��7 �8�Q�� +��5 U���<[� #���= ����� ��"�(�9 ��7 �' ��� ���� 8�0�� �#��<I� B�����$ ��"�5�' ��� ��7 ��"�5�' (�& !�� =���$ ��" (�� ��� a�0 �����$ ��"�( %���&

��"�(�Q*�'�� C�I+4���$ ��"�(�� ����� ���� 9 ���).$. �� w$�(

Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idy berkata : “Tatkala kami sedngan bersama

Rasulullah SAW, tiba-tiba datang seseorang dari Bani Salamah seraya bertanya : “Ya

Rasulallah apakah masih ada kesempatan untuk saya berbakti kepada Ibu Bapak saya

setekah keduanya wafat?” Nabi menjawab : “Ya, dengan mendoakan keduanya,

memohon ampun unyuknya, melaksanakan janjinya dan menyambung silaturrahmi dari

sanak saudarnya serta memuliakan teman-temannya

Kedua, Ihsan kepada kerabat karib.

Ihsan kepada kerabat adalah dengan jalan membangun hubungan yang baik dengan

mereka, bahkan Allah SWT menyamakan seseorang yang memutuskan hubungan

silatuhrahmi dengan perusak dimuka bumi. Allah berfirman :

”Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan dimuka bumi

dan memutuskan hubungan kekeluargaan.?” (Muhammad: 22)

Silaturahmi adalah kunci untuk mendapatkan keridhaan Allah. Hal ini dikarenakan sebab

Page 263: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

paling utama terputusnya hubungan seorang hamba dengan Tuhannya adalah karena

terputusnya hubungan silaturahmi. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman:

��(�����$ ��"�/ 8�" � ��7 ��(�� h+Q�Q�d�$ �#��<I� h+Q���G ��" �<I� ��=�-�$ ���� ��=�- �L0�0�� ��(������ ��7�$ � 0+����$ “Aku adalah Allah, Aku adalah Rahman, dan Aku telah menciptakan rahim yang Kuberi

nama bagian dari nama-Ku. Maka, barangsiapa yang menyambungnya, akan Ku

sambungkan pula baginya dan barangsiapa yang memutuskannya, akan Ku putuskan

hubunganku dengannya.” (HR. Turmuzdi)

Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda, “Tidak akan masuk surga, orang yang

memutuskan tali silaturahmi.” (HR. Syaikahni dan Abu Dawud)

Ketiga, Ihsan kepada anak yatim dan fakir miskin.

Diriwayatkan oleh Bukhari, Abu Dawud, dan Turmuzdi, bahwa Rasulullah saw bersabda,

“Aku dan orang yang memelihara anak yatim di surga kelak akan seperti ini…(seraya

menunjukkan jari telunjuk jari tengahnya).”

Diriwayatkan oleh Turmuzdi, Nabi saw. Bersabda :

��7 �6"%�0�* ������ ��7 ����� �#�����$ �� %���& ���� ����� <8��<N� �,�- �W�<��& �� � ��& ����G .�- �����I�d�$ ���7����@ ����� ���"�� ] "+� �� %�� ��� �6� =�! ���" ��* +,�- ����� �B<N�S+� ����

��� I� a * Dari Ibnu Abbas bahwasanya Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa—dari Kaum

Muslimin—yang memelihara anak yatim dengan memberi makan dan minumnya, maka

Allah akan memasukkannya ke dalam surga selamanya, selama ia tidak melakukan dosa

yang tidak terampuni.”

Keempat, Ihsan kepada tetangga dekat, tetangga jauh, serta teman sejawat.

Page 264: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Ihsan kepada tetangga dekat meliputi tetangga dekat dari kerabat atau tetangga yang

berada di dekat rumah, serta tetangga jauh, baik jauh karena nasab maupun yang berada

jauh dari rumah.

Adapun yang dimaksud teman sejawat adalah yang berkumpul dengan kita atas dasar

pekerjaan, pertemanan, teman sekolah atau kampus, perjalanan, ma’had, dan sebagainya.

Mereka semua masuk ke dalam katagori tetangga. Seorang tetangga kafir mempunyai hak

sebagai tetangga saja, tetapi tetangga muslim mempunyai dua hak, yaitu sebagai tetangga

dan sebagai muslim, sedang tetangga muslim dan kerabat mempunyai tiga hak, yaitu

sebagai tetangga, sebagai muslim dan sebagai kerabat. Rasulullah saw. menjelaskan hal ini

dalam sabdanya :

�#�����$ �� %���& ���� ����� ����� �� ��� ����� ����� A.� � ]�7 �� � ����� �' ��& ��& �<0�� ��7 J * ����$ � =��]���$ � �+��� �#�� ]�* �<0�� R' ��& #�� ] * ��� �w�'�%�� 8i]+ �= j�?���$ ��Q�M���� w ���� ���7+:�* Dari Abdullah bin Mas’ud RA berkata, bersabda Rasulullah SAW : Demi Yang jiwaku

berada di tangan-NYA tidaklah selamat seorang hamba sampai hati dan lisannya selamat

(tidak berbuat dosa) dan tidaklah beriman (sempurna keimanannya) seorang hamba

sehingga tetangganya merasa aman dari gangguannya. (HR.Ahmad)

Pada hadits yang lain, Rasulullah bersabda :

�/�I ��* �� 5�$ Rp�M ��� w ���� �$ �6=��� ��d �E��� ��7 8�� ��7 J * �

“Tidak beriman kepadaku barangsiapa yang kenyang pada suatu malam, sedangkan

tetangganya kelaparan, padahal ia megetahuinya.”(HR. ath-Thabrani)

Kelima, Ihsan kepada ibnu sabil dan hamba sahaya.

Rasulullah saw. bersabda mengenai hal ini :

�� %�� C�I+b %+��/ �I�Gq+� �C ��%+��$ �������� ��7 J * �,��4 ��7X “Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah memuliakan tamunya.”

(HR. Jama’ah, kecuali Nasa’i)

Page 265: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Selain itu, ihsan terhadap ibnu sabil adalah dengan cara memenuhi kebutuhannya,

menjaga hartanya, memelihara kehormatannya, menunjukinya jalan jika ia meminta, dan

memberinya pelayanan.

��� ��* ����Q�/ �#�����$ �� %���& ���� ����� Z8��<N� ����� l� ��� XY��� � &�- #�4 ����� ��� ��* ����� <#u �#�����$ �� %���& ���� ����� ����� �� ��� � N�& �h�"�[�/ �C�.��r+� ��& KU<I�7 ���� ��� �C ��* ��4 ����Q�/ �C�.��r+� ��& � &�- #�4 ����� ��� ��� Pada riwayat yang lain, dikatakan bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah

saw. dan berkata, “Ya, Rasulullah, berapa kali saya harus memaafkan hamba

sahayaku?” Rasulullah diam tidak menjawab. Orang itu berkata lagi, “Berapa kali ya,

Rasulullah?” Rasul menjawab, “Maafkanlah ia tujuh puluh kali dalam sehari.” (HR. Abu

Daud dan at-Turmuzdi)

��=��G .�$ w<I�� �8���$ '���$ ���� wXY��� <#u ��7����@ � 7�.��G #4�'���:�� �p�N�� �!�� � N�7 �w�'�* 8�/ p�z�%+��/ �K�%���� �65� )�7 C������ �,��4 +,�2�/ +�4+:�%+��/ ����7 w '��+Q %+��/ �� %�0��+4- $�- KB��+4- Dalam riwayat yang lain, Rasulullah saw bersabda, “Jika seorang hamba sahaya

membuat makanan untuk salah seorang diantara kamu, kemudian ia datang membawa

makanan itu dan telah merasakan panas dan asapnya, maka hendaklah kamu

mempersilahkannya duduk dan makan bersamamu. Jika ia hanya makan sedikit, maka

hendaklah kamu mememberinya satu atau dua suapan.” (HR. Bukhari, Turmuzdi, dan

Abi Daud)

Adapun muamalah terhadap pembantu atau karyawan dilakukan dengan membayar

gajinya sebelum keringatnya kering, tidak membebaninya dengan sesuatu yang ia tidak

sanggup melakukannya, menjaga kehormatannya, dan menghargai pridainya. Jika ia

pembantu rumah tangga, maka hendaklah ia diberi makan dari apa yang kita makan, dan

diberi pakaian dari apa yang kita pakai.

Pada akhir pembahasan mnegenai bab muamalah ini, Allah SWT menutupnya firman-

Nya yang berbunyi :

Page 266: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

”Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari

nikmat.” (al-Hajj: 38)

Ayat di atas merupakan isyarat yang sangat jelas kepada siapa saja yang tidak berlaku

ihsan. Bahkan, hal itu adalah pertanda bahwa dalam dirinya ada kecongkakan dan

kesombongan, dua sifat yang sangat dibenci oleh Allah SWT.

Keenam, Ihsan dengan perlakuan dan ucapan yang baik kepada manusia.

�Gq+� �C ��%+��$ �������� ��7 J * �,��4 ��7 h " [�%�� $� 6I %�G +�Q�%+��/ �I

Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Kiamat,

hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Masih riwayat dari Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda :

�§+ � ���lB���'�� �~ $ I �

“Ucapan yang baik adalah sedekah.”

Bagi manusia secara umum, hendaklah kita melembutkan ucapan, saling menghargai

dalam pergaulan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegahnya dari kemungkaran,

menunjukinya jalan jika ia tersesat, mengajari mereka yang bodoh, mengakui hak-hak

mereka, dan tidak mengganggu mereka dengan tidak melakukan hal-hal dapat mengusik

serta melukai mereka.Ketujuh, Ihsan dengan berlaku baik kepada binatang.

Berbuat ihsan terhadap binatang adalah dengan memberinya makan jika ia lapar,

mengobatinya jika ia sakit, tidak membebaninya diluar kemampuannya, tidak

menyiksanya jika ia bekerja, dan mengistirahatkannya jika ia lelah. Bahkan, pada saat

menyembelih, hendaklah dengan menyembelihnya dengan cara yang baik, tidak

menyiksanya, serta menggunakan pisau yang tajam.

Inilah sisi-sisi ihsan yang datang dari nash Al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw.

· Beberapa contoh ihsan dalam hal muamalah

Pada Perang Uhud, orang-orang Quraisy membunuh paman Rasulullah saw, yaitu

Hamzah. Mereka mencincang tubuhnya, membelah dadanya, serta memecahkan giginya,

kemudian seorang sahabat meminta Rasulullah saw. berdoa agar mereka diazab oleh

Allah. Akan tetapi, Rasulullah malah berkata :

Page 267: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

�, � "�� ��* ��� # (<=���/ 8�7 ��� �' 5 <# (���� “Ya Allah, ampunilah mereka, karena mereka adalah kaum yang bodoh.”

Contoh kedua, suatu hari, Umar bin Abdul Aziz berkata kepada hamba sahaya

perempuannya, “Kipasilah aku sampai aku tertidur.” Lalu, hambanya pun mengipasinya

sampai ia tertidur. Karena sangat mengantuk, sang hamba pun tertidur. Ketika Umar

bangun, beliau mengambil kipas tadi dan mengipasi hamba sahayanya. Ketika hamba

sahaya itu terbangun, maka ia pun berteriak menyaksikan tuannya melakukan hal

tersebut. Umar kemudian berkata, “Engkau adalah manusia biasa seperti diriku dan

mendapatkan kebaikan seperti halnya aku, maka aku pun melakukan hal ini kepadamu,

sebagaimana engkau melakukannya padaku”.

C. Akhlak

Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan muamalah. Seseorang

akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlaknya apabila ia telah melakukan ibadah seperti

yang menjadi harapan Rasulullah dalam hadits yang telah dikemukakan di awal tulisan ini,

yaitu menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya,

maka sesungguhnya Allah senantiasa melihat kita. Jika hal ini telah dicapai oleh seorang

hamba, maka sesungguhnya itulah puncak ihsan dalam ibadah. Pada akhirnya, ia akan

berbuah menjadi akhlak atau perilaku, sehingga mereka yang sampai pada tahap ihsan

dalam ibadahnya akan terlihat jelas dalam perilaku dan karakternya. Jika kita ingin

melihat nilai ihsan pada diri seseorang—yang diperoleh dari hasil maksimal ibadahnya,

maka kita akan menemukannya dalam muamalah kehidupannya. Bagaimana ia

bermuamalah dengan sesama manusia, lingkungannya, pekerjaannya, keluarganya, dan

bahkan terhadap dirinya sendiri. Berdasarkan ini semua, maka Rasulullah saw.

mengatakan dalam sebuah hadits :

�v��� G Xt+ �C����b�7 �#Z"�9:�� h+��� � ��"<=� “Aku diutus hanyalah demi menyempurnakan akhlak yang mulia.”

Ihsan adalah puncak prestasi dalam ibadah, muamalah, dan akhlak. Oleh karena itu, semua

orang yang menyadari akan hal ini tentu akan berusaha dengan seluruh potensi diri yang

dimilikinya agar sampai pada tingkat tersebut. Siapa pun kita, apa pun profesi kita, dimata

Allah tidak ada yang lebih mulia dari yang lain, kecuali mereka yang telah naik ketingkat

ihsan dalam seluruh sisi dan nilai hidupnya. Semoga kita semua dapat mencapai hal ini,

sebelum Allah SWT mengambil ruh ini dari kita. Wallahu a’lam bish-shawwab.

Page 268: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

Penjelasan Rasmul bayan

1. Pengawasan Allah.

Dalil:

• Q. 50: 16-18, Dan demi sesungguhnya, Kami telah mencipta manusia dan Kami sedia

mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, sedang (pengetahuan) Kami lebih dekat

kepadanya daripada urat lehernya. Semasa dua malaikat (yang mengawal dan

menjaganya) menerima dan menulis segala perkataan dan perbuatannya, yang satu duduk

di sebelah kanannya, dan yang satu lagi di sebelah kirinya. Tidak ada sembarang

perkataan yang dilafazkannya (atau perbuatan yang dilakukannya) melainkan ada di

sisinya malaikat pengawas yang senantiasa sedia (menerima dan menulisnya).

• Q. 80: 14, Yang tinggi derajatnya lagi suci (dari segala gangguan).

• Q. 2: 284, Segala yang ada di langit dan yang ada di bumi adalah kepunyaan Allah. Dan

jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hati kamu atau kamu menyembunyikannya,

niscaya Allah akan menghitung dan menyatakannya kepada kamu. Kemudian Ia

mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya

(menurut undang-undang peraturan-Nya). Dan (ingatlah), Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap

sesuatu.

2. Kebaikan Allah.

Dalil:

• Q. 28: 77, Dan tuntutlah dengan harta kekayaan yang telah dikaruniakan Allah

kepadamu akan pahala dan kebahagiaan hari akhirat dan janganlah engkau melupakan

bahagianmu (keperluan dan bekalanmu) dari dunia dan berbuat baiklah (kepada hamba-

hamba Allah) sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu (dengan pemberian nikmat-Nya

yang melimpah-limpah) dan janganlah engkau melakukan kerusakan di muka bumi,

sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang berbuat kerusakan.

• Q. 1: 3, Yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani.

• Q. 2: 29, Dialah (Allah) yang menjadikan untuk kamu segala yang ada di bumi,

kemudian Ia menuju dengan kehendak-Nya ke arah (bahan-bahan) langit, lalu

dijadikannya tujuh langit dengan sempurna dan Ia Maha Mengetahui akan tiap-tiap

sesuatu.

• Q. 31: 20, Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah memudahkan untuk

kegunaan kamu apa yang ada di langit dan yang ada di bumi, dan telah melimpahkan

kepada kami nikmat-nikmat-Nya yang zahir dan yang bathin. Dalam pada itu ada diantara

manusia orang yang membantah mengenai (sifat-sifat) Allah dengan tidak berdasarkan

sembarang pengetahuan atau sembarang petunjuk dan tidak juga berdasarkan nama-nama

Kitab Allah yang menerangi kebenaran.

Page 269: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

3. Niat Yang Ihsan.

Dalil:

• Q. 2: 207, Dan di antara manusia ada yang mengorbankan dirinya karena mencari

keridhaan Allah semata-mata dan Allah pula amat belas kasihan akan hamba-hambanya.

4. Niat Yang Ikhlas.

Dalil:

• Q. 98: 5, Padahal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah

dengan mengikhlaskan ibadah kepadanya, lagi tetap teguh di atas tauhid dan supaya

mereka mendirikan shalat serta memberi zakat. Dan demikian itulah agama yang benar.

5. Pekerjaan Yang Tertib dan Penyelesaian Yang Baik.

�NQ0* , c"& #4'� �"& ! �° � , Sesungguhnya Allah mencinai amalan seorang diantara kamu yang dilakukan dengan

itqon (professional, optimal dan tuntas)

6. Amal Yang Ihsan.

;%� � �]� �"4 �]�$

dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,

kepadamu, (Al Qoshosh : 77)

7. Kecintaan Dari Allah.

Dalil:

• Q. 2: 195, Dan belanjakanlah (apa yang ada pada kamu) karena (menegakkan) agama

Allah, dan janganlah kamu sengaja mencampakkan diri kamu ke dalam bahaya kebinasaan

(dengan bersikap bakhil), dan baikilah (dengan sebaik-baiknya segala usaha dan)

perbuatan kamu, karena sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berusaha

memperbaiki amalannya.

• Q. 3: 134, Yaitu orang-orang yang mendermakan hartanya pada masa senang dan susah,

dan orang-orang yang menahan kemarahannya dan orang-orang yang memaafkan

kesalahan orang. Dan (ingatlah) Allah mengasihi orang-orang yang berbuat perkara-

perkara yang baik.

Page 270: Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1)

Aqidah

• Q. 3: 148, Oleh karena itu, Allah memberikan mereka pahala dunia (kemenangan dan

nama yang harum) dan pahala akhirat yang sebaik-baiknya (nikmat Surga yang tidak ada

bandingannya). Dan (ingatlah) Allah senantiasa mengasihi orang-orang yang berbuat

kebaikan.

8. Pahala Dari Allah.

Dalil:

• Q. 3: 148, Oleh karena itu Allah memberikan mereka pahala dunia (kemenangan dan

nama yang harum) dan pahala akhirat yang sebaik-baiknya (nikmat surga yang tidak ada

bandingannya). Dan (ingatlah) Allah senantiasa mengasihi orang-orang yang berbuat

kebaikan.

• Q. 16: 97, Siapa yang beramal shalih dari lelaki atau perempuan sedang ia beriman,

maka sesungguhnya Kami akan menghidupkan dia dengan kehidupan yang baik, dan

sesungguhnya Kami akan membalas mereka, dengan memberikan pahala yang lebih dari

apa yang mereka telah kerjakan.

9. Pertolongan Allah.

Dalil:

• Q. 16: 128, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa, dan orang-orang

yang berusaha memperbaiki amalannya.

• Q. 29: 69, Dan orang-orang yang berusaha dengan bersungguh-sungguh karena

memenuhi kehendak agama Kami, sesungguhnya Kami akan memimpin mereka ke jalan-

jalan Kami (yang menjadikan mereka bergembira serta beroleh keridhaan), dan

sesungguhnya (pertolongan dan bantuan) Allah adalah beserta orang-orang yang berusaha

memperbaiki amalannya.

---oo0oo---

Sumber: dakwatuna.com, tarbiyahklatenutara.blogspot.com