materi rpkh & rtt di perhutani
DESCRIPTION
Materi RPKH dan RTTTRANSCRIPT
18.06.2012
1
SUB SISTEM PERENCANAAN SDH SUB SISTEM PERENCANAAN PERUSAHAAN
RPKHKPH(10 TH)
RTTKPH
(TAHUNAN)
Gabungan RTTUnit + Ren Fi-
sik lain (tahunan)
R U P(20 TH)
R J P(5 TH)
RKAP(TAHUNAN
BSR, PerkiraanHarga rata-rata,Ren Investasi
18.06.2012
2
3
PERENCANAAN PENGELOLAAN HUTAN PADA PERUM PERHUTANI BERDASARKAN PP. NO. 72 TAHUN 2010
(PASAL 7 )
• Dalam rangka pengelolaan hutan, perusahaan menyusun RencanaPengaturan Kelestarian Hutan (RPKH) yang disusun olehPerusahaan dan disetujui oleh Menteri Teknis atau pejabat yangditunjuk.
• Perusahaan menyusun Rencana Teknik Tahunan (RTT) yangmengacu pada RPKH;
• RPKH dan RTT disusun dengan pengacu pada Pedoman yangdiatur oleh Menteri Kehutanan (Menteri Teknis);saat ini belumtersusun
• Menteri Teknis atau pejabat yang ditunjuk melakukan supervisiRencana Teknik Tahunan (RTT).
• RPKH dan RTT menjadi acuan dalam penyusunan RencanaJangka Panjang dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
4
RTTRPKH
Mengacu pada
Pedoman teknis dari Menteri Kehutanan
RPKH DAN RTT DIJADIKAN DASARDALAM PENYUSUNAN RJP DAN RKAP
PERUSAHAAN
DisetujuiOleh
MenteriTeknis
Supervisi Oleh
MenteriTeknis
18.06.2012
3
MEKANISME PENYUSUNAN BUKU RPKH
Penataan
Tata Batas
PembagianHutan
InventarisasiHutan
PenyusunanRPKH
HasilRisalah Markir
PengukuranSPP
Def. Luas& Peta
SPP
BukuRPKH
BAB IKETENTUAN UMUM (Pasal 1)
BAB II RENCANA PENGATURAN KELESTARIAN HUTANBagian Kesatu (Penataan Hutan) (Pasal 2 s/d 3)Bagian Kedua (Penyusunan RPKH) (Pasal 4 s/d 6)Bagian Ketiga (Penilaian dan Persetujuan RPKH) (Pasal 7 s/d 8)Bagian Keempat (Revisi RPKH) (Pasal 9)
BAB IIIRTT Bagian Kesatu (Penyusunan RTT) (Pasal 10 s/d 11)Bagian Kedua (Penilaian dan Pengesahan RTT)(Pasal 12) Bagian Ketiga (Revisi RTT) (Pasal 13)
BAB IKETENTUAN UMUM (Pasal 1)
BAB II RENCANA PENGATURAN KELESTARIAN HUTANBagian Kesatu (Penataan Hutan) (Pasal 2 s/d 3)Bagian Kedua (Penyusunan RPKH) (Pasal 4 s/d 6)Bagian Ketiga (Penilaian dan Persetujuan RPKH) (Pasal 7 s/d 8)Bagian Keempat (Revisi RPKH) (Pasal 9)
BAB IIIRTT Bagian Kesatu (Penyusunan RTT) (Pasal 10 s/d 11)Bagian Kedua (Penilaian dan Pengesahan RTT)(Pasal 12) Bagian Ketiga (Revisi RTT) (Pasal 13)
DRAFT PEDOMAN PENYUSUNAN RPKH
18.06.2012
4
BAB IVPELAPORAN DAN PENGENDALIANBagian Kesatu (Pengendalian) (Pasal 14)Bagian Kedua (Pelaporan) (Pasal 15)
BAB V PETUNJUK PELAKSANAAN (Pasal 16)
BAB VIKETENTUAN PERALIHAN (Pasal 17)
BAB VIIKETENTUAN PENUTUP (Pasal 18)
DRAFT PEDOMAN PENYUSUNAN RPKH
8
PASAL 3 PP 72 TAHUN 2010
1. KEPADA PERUM PERHUTANI, DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN PENGELOLAAN
HUTAN (DARI TATA HUTAN S/D PERLINDUNGAN HUTAN), NAMUN TIDAK
TERMASUK KEWENANGAN PUBLIK ATAU PEMERINTAHAN UMUM.
2. KEWENANGAN PUBLIK DIJABARKAN DALAM 3 AYAT (4) PP NOMOR 72 TAHUN
2010) KEWENANGAN PUBLIK ANTARA LAIN : PENUNJUKKAN DAN PENETAPAN
KAWASAN HUTAN, PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN, PINJAM PAKAI KAWASAN
HUTAN DST.
3. PENGELOLAAN YANG DAPAT DILAKUKAN PERUM PERHUTANI ANTARA LAIN
PEMANFAATAN HUTAN YAITU PEMANFAATAN KAWASAN, PEMANFAATAN JASA
LINGKUNGAN, PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU, PEMANFAATAN HASIL HUTAN
KAYU DI WILAYAH KERJANYA.
18.06.2012
5
9
No JENIS KEGIATAN T-2 (Bulan) T-1 (Bulan)
1
2
3
4
5
6
7
8
Pengumpulan dan pemeriksaan data
Pemeriksaan fisik lapangan
Pelaksanaan, Pengukuran, dll (Klem, PCP, Penjar, Jarak Sarad, Sket, Pemetaan)
Pengiriman Konsep RTT dari KPH
Pemeriksaan/koreksi Konsep RTT o/ SPH
Pengiriman Net RTT dari KPH
Pengirman Pertimbangan SPH ke Unit
Pengesahan dan penyusunan Gab. RTT Unit
1
1-2
2-6
6
7-8
9
10
11-12
-
-
-
-
-
-
-
-
1
TATA WAKTU RTT
TATA WAKTU PENYUSUNAN RPKH-PDETATA WAKTU PENYUSUNAN RPKH-PDE
KEGIATAN1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Konfirmasi ekstrak Risalah pelengkap Markir & ukur ulang Perhitungan luas definitif *) Entry database Draft PDE-3 Usul daur & UTM ke Biro Renbang Persetujuan dari Biro Renbang Penyusunan Draft PDE-10, 11, 12 Penyusunan PDE-13, 14 Presentasi ke KPH Penyempurnaan PDE-10, 11, 12 Penyusunan konsep Buku B Koreksi konsep buku di Biro Renbang Penyusunan Buku A Penggandaan & penjilidan Proses tanda tangan lbr pengesahan *) Penyerahan ke KPH
BULANSeptember Oktober Nopember DesemberMei Juni Juli Agustus
*) Luas yang tercantum pada lembar pengesahan sama dengan luas definitif
18.06.2012
6
BAGAN ALIR RENCANA PRODUKSI HASIL HUTAN KAYU
SK. Mentri Kehutanan No. 127/Kpts‐II/2003 tanggal 4 April 2003TentangPenatausahaan Hasil Hutan yang berasal dari wilayah kerja Perhutani untuk Propinsi di wilayah jawa
PERHUTANIKPH
Bupati/Wali KotaDishut Kab
GubernurDishut Propinsi
Mentri KehutananDirjen BPK
PUTUSAN PRODUKSIHASIL HUTAN KAYU
Crussing T – 2
L H CT ‐ 2
Intensitas Sampling Teb. A 100 %
Lokasi‐ Luas‐ Jumlah pohon‐ Volume‐ Kelas keliling
Intensitas Sampling Teb. E 2,5 %
Cheking Crussing
LHC Disahkan olehBupati/Wali Kota
Diketahui untuk bahan‐ Pembinaan‐ Pengawasan‐ Pengendalian
Administratur KPH
Tembusan :‐ Dishut Kab‐ Dishut Propinsi‐ Dirjen BPK
Alur Surat :
: Dikirim/Pelaksana
: Pemanfaatan Kawasan
: Dilaporkan untuk diketahui
Pasal 7
Ayat (1)Perusahaan menyelenggarakan kegiatan PengelolaanHutan sebagai ekosistem sesuai dengan karakteristikwilayah untuk mendapatkan manfaat yang optimal darisegi ekologi, sosial, dan ekonomi, bagi Perusahaan danmasyarakat, sejalan dengan tujuan nasional dandaerah, yang dituangkan dalam Rencana PengaturanKelestarian Hutan (RPKH) yang disusun olehPerusahaan dan disetujui oleh Menteri Teknis ataupejabat yang ditunjuk.
18.06.2012
7
Pasal 7
Ayat (2)
Perusahaan membuat Rencana TeknikTahunan (RTT) dengan mengacu pada RencanaPengaturan Kelestarian Hutan (RPKH).
Pasal 7
Ayat (3)
Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH)dan Rencana Teknik Tahunan (RTT)sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2) disusun sesuai dengan pedoman yangdiatur oleh Menteri Teknis.
18.06.2012
8
Pasal 7
Ayat (4)
Menteri Teknis atau pejabat yang ditunjukmelakukan supervisi Rencana Teknik Tahunan(RTT).
PRINSIP-PRINSIP DASARPENYUSUNAN RPKH
Kelas PerusahaanKelas PerusahaanAdalah penggolongan usaha di bidang kehutanan berdasarkan produk yang dihasilkan.
Adalah tujuan utama pengelolaan suatu kawasan hutan dalam suatu bagian hutan tertentu yang didasarkan pada pertimbangan kesesuaian lahan, iklim, ekologi dan kondisi sosial ekonomi daerah setempat serta secara ekonomis memberikan kontribusi pendapatan paling dominan dengan syarat kawasan hutan tersebut tetap mempunyai fungsi hutan.
18.06.2012
9
DaurDaurDaur adalah jangka waktu antara saat penanaman hutan sampai dengan saat pemungutan hasil akhir atau tebangan habis.
Daur dibedakan menurut jangka waktu (lamanya) sebagai berikut :
1. Daur pendek : kurang dari 15 tahun
2. Daur menengah : 15 – 35 tahun
3. Daur panjang : lebih dari 40 tahun
Pengaturan HasilPengaturan HasilPengaturan hasil merupakan upaya untuk mengatur pemungutan hasil (panenan) agar jumlah hasil yang dipungut setiap periode kurang lebih sama dan dapat diusahakan meningkat secara berkesinambungan.
Etat adalah massa kayu yang diijinkan untuk ditebang per satuan waktu (tahun).
Etat ditentukan berdasarkan metoda kombinasi antara luas dan massa kayu.
Taksiran hasil akhir massa kayu untuk tegakan kelas umur ditentukan pada umur tebang rata-rata.
Umur tebang rata-rata adalah umur rata-rata kelas perusahaan ditambah ½ daur.
Umur rata-rata kelas perusahaan adalah umur rata-rata tertimbang dari masing-masing kelas umur.
18.06.2012
10
Tahapan yang menetapkan besarnya etat adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan Etat
Penentuan etat digunakan rumus sebagai berikut :
- Etat luas= jumlah luas produktif / daur
- Etat massa = (V1 + V2) / daur, dimana :
V1 = massa kayu tegakan KU
V2 = massa kayu hutan alam dan miskin riap (MR)
Volume (massa) tegakan hutan terbagi dalam 2 kelompok, yaitu :
a. Volume hutan Tanaman (Vnt)
Volume jenis kayu pokok (volume kelas perusahaan) berasal dari hutan tanaman, merupakan jumlah volume kayu dari tiap kelas umur.
Untuk penghitung volume kayu dari tiap kelas umur digunakan tabel tegakan dari jenis kayu pokok yang bersangkutan.
b. Volume Hutan alam (Vna)
Volume hutan alam yang akan ditebang habis dalam jangka berjalan dan atau volume hutan yang sudah tidak memberikan riap lagi, dihitung dengan menggunakan tabel volume.
2. Proyeksi setiap jangka (Bagan Tebang)
Setelah diuji dalam tahap pertama, kemudian diproyeksikan di setiap jangka yaitu mulai jangka pertama sampai dengan akhir daur, 1 jangka = 10 tahun proyeksi ini disebut bagan tebang.
Bagan tebang adalah suatu daftar (bagan) yang menggambarkan hubungan antara jumlah etat didalam tiap jangka dengan kelas umur yang akan ditebang didalam jangka yang bersangkutan.
18.06.2012
11
PENYUSUNAN RPKHValidasi DataTahapan Penyusunan (Register)- PDE-2 Register Risalah Hutan- PDE-3 Ikhtisar Register Kelas Hutan- PDE-3A Susunan Kelas Hutan Produktif (Ikhtisar PDE-3)- PDE-5 Register Tanah Perusahaan Dalam Kawasan Hutan- PDE-6 Volume pada UTR Sebelum Uji Etat- PDE-7 Volume pada UTR pada Pengujian Terakhir- PDE-8 Daftar Perhitungan Jangka Waktu Penebangan Komulatif
dari Hasil Pengujian Terakhir- PDE-9 Bagan Tebang Habis Selama Daur- PDE-10 Ikhtisar Register Tebang Habis Menurut Waktu dan Tempat- PDE-10A Rekapitulasi Ikhtisar Pembagian Tebang Habis- PDE-11 Rencana Teresan- PDE-11A Rekapitulasi Rencana Teresan- PDE-12 Rencana Tanaman Umum- PDE-12A Rekapitulasi Rencana Tanaman Umum- PDE-13 Rencana Pemeliharaan dan Penjarangan- PDE-13A Rekapitulasi Rencana Pemeliharaan dan Penjarangan- PDE-14 Rencana Sadapan- PDE-14A Rekapitulasi Rencana Sadapan- PDE-14B Rencana Produksi Non Kayu Lainnya
OUTPUT(RTT)
Penanaman s/d Pemanenan
ALUR PROSES HUBUNGAN INVENTARISASI HUTAN/RPKH, PENGHITUNGAN ETAT DAN PENGELOLAAN HUTAN
INVENTARISASI HUTAN
DATA POTENSI (PDE-2)(Luas,Kbd, Bon, dll)
Pengolah Data Potensi(luas, Rata-rata Bon,Kbd)
(PDE-3)
Kelas Hutan Prod.
Vol. Pd UTR(PDE-6)
Vol.UTR Uji Terakhir(PDE-7)
Etat teruji & Daftar JWP(PDE-8)
Bagan Tebang(PDE-9)
Kelas Hutan Diluar Prod.
Renc.Teb(PDE-10)
Renc. Teresan(PDE-11)
Renc.Tanaman(PDE-12).
Renc.Pemeliharaan(PDE-13)
Renc.PemungutanHsl Hut Lainnya.
RTT Sadapan dll.RTT Teb. RTT Teresan RTT Tanam
RTT Persemaian.
RTT Pemel/Teb. E
Daur
FK
SURVEYTERESTRIS
(INPUT)
PENYUSUNANRPKH-PDE(PROSES)
LingkupKerja
Pengelolaan
18.06.2012
12
SISTEMATIKA RPKH-PDESISTEMATIKA RPKH-PDE
Lembar PengesahanRingkasan (Executive Summary)Mekanisme Penyusunan RPKHKata PengantarDaftar IsiDaftar TabelDaftar LampiranDaftar GrafikI. PendahuluanII. Risalah Umum dan Sejarah
A. Risalah UmumB. Sejarah Penataan, Revisi, Pengukuran dan Perpetaan
serta Tanah Perusahaan
Naskah RPKH-PDE :Naskah RPKH-PDE :
III. Evaluasi RPKH Jangka Yang LaluA. Pembinaan HutanB. ProduksiC. Pemasaran Hasil HutanD. Gangguan Keamanan Hutan
IV. Tindakan Yang Akan DatangA. Pembinaan HutanB. ProduksiC. Pemasaran Hasil HutanD. Gangguan Keamanan Hutan
V. Rencana Kegiatan Sepuluh TahunA. Rencana Teresan (PDE-11)B. Rencana Tebangan (PDE-10)C. Rencana Tanaman (PDE-12)D. Rencana Pemeliharaan Hutan (PDE-13)
18.06.2012
13
1. Register Risalah Hutan (Model RPKH-PDE2)2. Ikhtisar Daftar Kelas Hutan (PK-3 Lengkap Model RPKH-PDE3)3. Register Lapangan Bukan Untuk Penghasilan (Model RPKH-
PDE4)4. Register Tanah Perusahaan di Luar Kawasan Hutan (Model
RPKH-PDE5)5. Volume pada UTR Sebelum Uji Etat (Model RPKH-PDE6)6. Volume pada UTR pada Pengujian Terakhir (Model RPKH-PDE7)7. Daftar Jangka Waktu Penebangan dan Etat (Model RPKH-PDE8)8. Bagan Tebang Habis Seluruh Daur (Model RPKH-PDE9)9. Rencana Tebangan, terdiri dari :
- Rekapitulasi Ikhtisar Pembagian Tebang Habis (Model RPKH-PDE10A)
- Ikhtisar Pembagian Tebang Habis (Model RPKH-PDE10)
Lampiran RPKH-PDE :Lampiran RPKH-PDE :
10. Rencana Teresan, terdiri dari :- Rekapitulasi Rencana Teresan (Model RPKH-PDE11A)- Rencana Teresan (Model RPKH-PDE11)
11. Rencana Tanaman, terdiri dari :- Rekapitulasi Rencana Tanaman Umum (Model RPKH-PDE 12A)- Rencana Tanaman Umum (Model RPKH-PDE 12)
12. Rencana Pemeliharaan dan Penjarangan, terdiri dari :- Rekapitulasi Rencana Pemeliharaan dan Penjarangan (Model
RPKH-PDE 13A)- Rencana Pemeliharaan dan Penjarangan (Model RPKH-PDE 13)
13. Rencana Pungutan Hasil Non Kayu (Model RPKH-PDE 14)a. Khusus untuk KP Pinus
- Rencana Persiapan Sadapan Pinus (Model RPKH-PDE 14A)- Rencana Sadapan (Model RPKH-PDE 14B)
b. Khusus untuk KP Lak- Rencana Tularan dan Unduhan Lak (Model RPKH-PDE 14C)
14. Peta-peta sesuai ketentuan SK Dirjen Kehutanan No. 143/1974)
18.06.2012
14
BAGAN ALUR PENYUSUNAN RPKHBAGAN ALUR PENYUSUNAN RPKH
SPPSPP SPPUSPPU SPHSPH KPHKPH
Ukur Peta
Digitasi
Database Bag. Hutan
Peta Lamp.RPKH
Database RPKH
Konversi
Koreksi Inventarisasi
Entry Data
Database SDH + Sos
Draft RPKH
RPKH
Konsultasi
PROSES PENGESAHAN RPKH-PDEPROSES PENGESAHAN RPKH-PDE
Mencetak lembar pengesahan
Angka luas mengikuti hasil ukur SPP setelah risalah pelengkap
Lembar pengesahan yang telah ditandatangani KSPH beserta ringkasan (executive summary) dikirim ke Biro Renbang
Lembar pengesahan diketahui dan ditandatangani Kepala Biro Renbang sebagai bahan pertimbangan untuk disetujui dan ditandatangani Kepala Unit I Jawa Tengah
Lembar pengesahan dikirim ke SPH, digabung dengan PDE lain untuk dijilid
Naskah RPKH-PDE sebanyak 1 eksemplar dikirim ke Direksi untuk mendapat pengesahan
18.06.2012
15
PenggandaanPenggandaanDilaksanakan sesuai dengan jumlah kebutuhan sesuai surat Direksi Perum Perhutani No. 1482a/Kpts/Dir/1995
PenjilidanPenjilidanPencetakan
Naskah RPKH-PDE dan Lampiran RPKH-PDE
Distribusi
- Naskah RPKH-PDE didistribusikan kepada : Administratur / KKPH, KSPH, Kepala Biro Renbang, Kepala Biro Produksi, Kepala Biro Pembinaan Hutan, Kakanwil Departemen Kehutanan, Direksi cq. Kadiv Renbang, dan Badan Planologi
- Lampiran-lampiran RPKH-PDE lengkap, termasuk peta-peta dan daftar didistribusikan kepada : Administratur / KKPH, KSPH, Kepala Biro Renbang
Pembuatan Peta-Peta RPKH-PDEPembuatan Peta-Peta RPKH-PDEDisusun oleh SPP
DokumentasiDokumentasiCetakan Buku RPKH
CD-RW
File pada SISDH
Tata Waktu Penyusunan RPKH-PDETata Waktu Penyusunan RPKH-PDEPada tanggal 1 Januari awal jangka perusahaan harus sudah didistribusikan
RPKH harus diterima KPH pada akhir tahun T-1, sebagai acuan Administratur / KKPH dalam penyusunan rencana pengelolaan tahunan (RTT)
Tata waktu penyusunan RPKH-PDE
Perjalanan DinasPerjalanan DinasMengikuti ketentuan perjalanan dinas yang berlaku di Perum Perhutani
18.06.2012
16
PENYUSUNAN SUPLEMEN RPKHPENYUSUNAN SUPLEMEN RPKH
DasarDasarSK Direksi Perum Perhutani No. 2639/KPTS/Dir/97 tentang Pedoman Risalah Sela
Latar BelakangLatar BelakangPerubahan kondisi hutan yang cepat yang diakibatkan oleh semakin besarnya gangguan keamanan hutan
Hasil perisalahan ulang tidak cukup memadai untuk menggambarkan kondisi hutan selama 10 tahun
Risalah Sela dan Risalah KilatRisalah Sela dan Risalah KilatRisalah Sela merupakan pengkajian ulang potensi, penghitungan etat dan pengaturan hasil pada pertengahan jangka, sedangkan Risalah Kilat pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi lapangan, atas persetujuan Kepala Biro Renbang
Sebab-Sebab Dilaksanakan Risalah Sela dan Risalah KilatSebab-Sebab Dilaksanakan Risalah Sela dan Risalah Kilat
Buku Obor sebagian besar belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan
Pelaksanaan pengisian Buku Statistik Perusahaan (BSP) dan BAP Perubahan Kelas Hutan tidak dilakukan secara konsisten
18.06.2012
17
Maksud dan Tujuan Risalah Sela dan Risalah KilatMaksud dan Tujuan Risalah Sela dan Risalah Kilat
Pengamanan / stabilisasi jalannya RPKH untuk setengah jangka kedua (5 tahun terakhir untuk risalah sela) atau untuk sisa jangka (risalah kilat)
Asas kelestarian hutan tetap dapat dipertahankan
Alat kontrol terhadap penetapan etat baru berdasarkan umur tebang rata-rata (UTR)
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN SUPLEMEN RPKH
Entry data risalah sela ke dalam program SISDH-PDE
Updating dengan BAP yang ada, untuk kelas hutan non jati
Menampilkan PDE-3
Perhitungan faktor kerusakan :
- Mensimulasikan PDE-3 pada kondisi awal jangka berikut atau yang akan datang
- Membandingkan hasil simulasi PDE-3 dengan PDE-3 awal jangka
- Menghitung perbedaan luas antara KU I awal jangka dengan KU II simulasi, dan seterusnya
- Perbedaan luas untuk KU tua, dikurangi dengan realisasi luas tebangan selama 5 tahun
- Pembagian anak petak yang berubah kelas hutannya ke dalam sub anak petak
18.06.2012
18
- Menghitung Angka KerusakanTL = ( 1 – K )
K = x 100%
Dimana b = B – b0 – b’ – b’’
Keterangan :TL = Tingkat Kelestarian (%)K = Angka Kerusakan (%)a = jumlah luas hutan produktif pada awal jangkab = jumlah luas hutan produktif potensi terkinib0 = tambahan hutan produktif akibat perubahan KPb’ = luas tanaman dalam jangka lalu atau periode tertentu pada
jangka berjalanb’’ = luas tebangan A dalam jangka lalu atau periode tertentu pada
jangka berjalanc = tanaman rutinB = jumlah luas hutan produktif hasil risalah baru
a – b + ca
Memasukkan faktor koreksi yang baru ke dalam program SISDH PDE, dengan mengacu daur dan UTM pada awal jangka
Menghitung Etat, PDE-9 dan PDE-10
Mencetak lembar pengesahan
Lembar pengesahan beserta perhitungan etat dan PDE-10 dikirim ke Biro Renbang untuk dikoreksi
PDE-10 terkoreksi dipresentasikan ke KPH terkait untuk dikonfirmasikan dan disempurnakan
Memasukkan PDE-10 hasil presentasi ke dalam program SISDH PDE
Mencetak PDE-11, PDE-12 dan PDE-13, selanjutnya dilakukan edit
18.06.2012
19
SISTEMATIKA SUPLEMEN RPKH-PDESISTEMATIKA SUPLEMEN RPKH-PDE
Lembar PengesahanKata PengantarDaftar IsiI. PendahuluanII. Analisis
A. Pembahasan Susunan Kelas HutanB. Perhitungan Faktor Kerusakan HutanC. Perhitungan Etat
III. Rencana Tindakan 5 (Lima) Tahun / Sisa JangkaIV. Rekomendasi Pengaturan Rencana Yang Akan Datang
Lampiran-Lampiran :Daftar Hasil Risalah Hutan (Model RPKH-PDE 2)Ikhtisar Register Kelas Hutan (Model RPKH-PDE3)Volume pada UTR pada Pengujian Terakhir (Model RPKH-PDE 8)Bagan Tebang Habis Seluruh Daur (Model RPKH-PDE 9)Rencana Tebangan, terdiri dari :- Rekapitulasi Ikhtisar Pembagian Tebang Habis (Model RPKH-
PDE 10A)- Ikhtisar Pembagian Tebang Habis (Model RPKH-PDE 10)Rencana Teresan, terdiri dari :- Rekapitulasi Rencana Teresan (Model RPKH-PDE 11A)- Rencana Teresan (Model RPKH-PDE 11)Rencana Tanaman, terdiri dari :- Rekapitulasi Rencana Tanaman Umum (Model RPKH-PDE 12)- Rencana Tanaman Umum (Model RPKH-PDE 12)Rencana Pemeliharaan dan Penjarangan, terdiri dari :- Rekapitulasi Rencana Pemeliharaan dan Penjarangan (Model
RPKH-PDE 13A)- Rencana Pemeliharaan dan Penjarangan (Model RPKH-PDE 13)
18.06.2012
20
DISTRIBUSI
Administratur / KKPH
KSPH
Kepala Biro Renbang Perusahaan
Kepala Unit
Direksi cq. Kadiv Renbang
BAGAN ALIR RENCANA PRODUKSI HASIL HUTAN KAYU
SK. Mentri Kehutanan No. 127/Kpts‐II/2003 tanggal 4 April 2003TentangPenatausahaan Hasil Hutan yang berasal dari wilayah kerja Perhutani untuk Propinsi di wilayah jawa
PERHUTANIKPH
Bupati/Wali KotaDishut Kab
Dishut Propinsi
Mentri KehutananDirjen BUK
PUTUSAN PRODUKSIHASIL HUTAN KAYU
Crussing T – 2
L H CT ‐ 2
Intensitas Sampling Teb. A 100 %
Lokasi‐ Luas‐ Jumlah pohon‐ Volume‐ Kelas keliling
Intensitas Sampling Teb. E 2,5 %
Cheking Crussing
LHC Disahkan olehDishut Kab/Kota
Diketahui untuk bahan‐ Pembinaan‐ Pengawasan‐ Pengendalian
Administratur KPH
Tembusan :‐ Dishut Kab‐ Dishut Propinsi‐ Dirjen BUK
Alur Surat :
: Dikirim/Pelaksana
: Dilaporkan untuk diketahui