pengelolaan hutan perum perhutani kph...

33
1 PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG TAHUN 2010 (RINGKASAN PUBLIK) I. PENDAHULUAN Perum Perhutani (PP 30/2003) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbasis Sumberdaya Hutan (SDH) yang diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan pengelolaan hutan (hutan produksi dan hutan lindung) berdasarkan prinsip perusahaan dalam wilayah kerjanya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Maksud dan Tujuan perusahaan pengelolaan hutan harus diarahkan kepada suatu bentuk pengusahaan yang memperhatikan aspek kelestarian ekonomi, sosial dan ekologi (lingkungan). A.Maksud Perusahaan adalah : a. Menyelenggarakan usaha di bidang kehutanan yang menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan memadai guna memenuhi hajat hidup orang banyak dan memupuk keuntungan. b. Menyelenggarakan pengelolaan hutan sebagai ekosistem sesuai dengan karakteristik wilayah untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari segi ekologi, sosial, budaya dan ekonomi bagi perusahaan dan masyarakat sejalan dengan tujuan pembangunan nasional dengan berpedoman kepada rencana pengelolaan hutan yang disusun berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan. B.Tujuan Perusahaan, adalah : 1. Tujuan Pengelolaan Umum Mengelola sumber daya hutan KPH Randublatung untuk memproduksi kayu jati yang berkualitas secara lestari dan menjamin bahwa fungsi dan jasa hutan baik secara ekonomi, ekologi, maupun sosial secara terus-menerus dipertahankan dan ditingkatkan. 2. Tujuan pengelolaan produksi sumberdaya hutan a. Mengelola sumber daya hutan berdasarkan prinsip dan kriteria yang secara internasional diakui untuk memproduksi hasil hutan secara lestari. Secara lebih detail tujuan ini dijabarkan menjadi: Melestarikan dan meningkatkan potensi sumber daya hutan Meningkatkan produktivitas lahan dan tegakan hutan

Upload: hadan

Post on 24-May-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

1

PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG TAHUN 2010

(RINGKASAN PUBLIK)

I. PENDAHULUAN

Perum Perhutani (PP 30/2003) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbasis

Sumberdaya Hutan (SDH) yang diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan

kegiatan pengelolaan hutan (hutan produksi dan hutan lindung) berdasarkan prinsip

perusahaan dalam wilayah kerjanya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang

berlaku.

Maksud dan Tujuan perusahaan pengelolaan hutan harus diarahkan kepada suatu bentuk

pengusahaan yang memperhatikan aspek kelestarian ekonomi, sosial dan ekologi

(lingkungan).

A.Maksud Perusahaan adalah :

a. Menyelenggarakan usaha di bidang kehutanan yang menghasilkan barang dan jasa

yang bermutu tinggi dan memadai guna memenuhi hajat hidup orang banyak dan

memupuk keuntungan.

b. Menyelenggarakan pengelolaan hutan sebagai ekosistem sesuai dengan karakteristik

wilayah untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari segi ekologi, sosial, budaya dan

ekonomi bagi perusahaan dan masyarakat sejalan dengan tujuan pembangunan

nasional dengan berpedoman kepada rencana pengelolaan hutan yang disusun

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan.

B.Tujuan Perusahaan, adalah :

1. Tujuan Pengelolaan Umum

Mengelola sumber daya hutan KPH Randublatung untuk memproduksi kayu jati yang

berkualitas secara lestari dan menjamin bahwa fungsi dan jasa hutan baik secara

ekonomi, ekologi, maupun sosial secara terus-menerus dipertahankan dan ditingkatkan.

2. Tujuan pengelolaan produksi sumberdaya hutan

a. Mengelola sumber daya hutan berdasarkan prinsip dan kriteria yang secara

internasional diakui untuk memproduksi hasil hutan secara lestari. Secara lebih

detail tujuan ini dijabarkan menjadi:

Melestarikan dan meningkatkan potensi sumber daya hutan

Meningkatkan produktivitas lahan dan tegakan hutan

Page 2: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

2

Meningkatkan kualitas tegakan hutan

b. Mengkonservasi, melindungi dan mengelola hutan berdasarkan prinsip-prinsip

pengelolaan hutan lestari, yang didesain sedemikian rupa sehingga memperhatikan

kepentingan keanekaragaman hayati, tanah, sumber air dan masyarakat desa hutan

secara proporsional.

c. Mengembangkan sistem pemanenan hasil hutan yang memiliki dampak negatif

minimal terhadap lingkungan.

d. Memastikan adanya perlindungan terhadap sumberdaya hutan.

e. Pemanfaatan hutan secara rasional dan bijaksana dengan menjaga dan

mengembangkan produktivitas dan potensi hutan.

f. Melaksanakan sistem lacak balak (CoC) dengan konsisten.

3. Tujuan pengelolaan lingkungan

a. Menjamin dilakukannya pengelolaan lingkungan yang benar dan bertanggung

jawab.

b. Mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan.

c. Mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman hayati hutan baik vegetasi

maupun satwa liar.

d. Menetapkan minimal 10% dari luas kawasan hutan diperuntukkan sebagai kawasan

perlindungan keanekaragaman hayati, yang didalamnya sekurang-kurangnya 5%

dari luas kawasan diperuntukan sebagai keterwakilan hutan alam (hutan alam

sekunder).

e. Melindungi jenis-jenis dan habitat satwa RTE (Rare, Threathened, Endangered)

f. Melakukan penanganan dan penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3)

secara benar dan bertanggung jawab.

g. Mempertahankan kawasan hutan yang memiliki fungsi hidroorologis.

h. Menjaga dan meningkatkan keberadaan kawasan hutan yang mempunyai nilai

konserfasi tinggi baik nilai ekologi mupun nilai sosial.

4. Tujuan pengelolaan sosial

a. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa hutan secara proporsional.

b. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam

kegiatan pengelolaan hutan.

Page 3: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

3

c. Memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar hutan untuk mendapatkan

bahan makanan, sumber air, bahan bakar, obat-obatan tradisional, pendidikan

lingkungan dan rekreasi hutan.

d. Peningkatan produk dan jasa hutan, pendapatan, devisa negara dan lapangan

kerja.

e. Mengendalikan dampak negatif terhadap perubahan sosial dan lingkungan serta

mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan kesempatan berusaha dan

perlindungan hutan.

Strategi Pengelolaan :

Berorientasi kepada meminimalisasi dampak negatif dari pengelolaan hutan dan

meningkatkan manfaat serta keuntungan yang sebesar-besarnya pada keanekaragaman

hayati, sosial dan ekonomi masyarakat sekitar hutan.

Page 4: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

4

II. KEADAAN UMUM

A. Letak Geografis

Pengelolaan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung berada di bawah

manajemen Unit I Jawa Tengah yang secara administratif terletak di dua kabupaten

yaitu Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan. KPH Randublatung mempunyai batas

kawasan hutan yang terdiri dari sebelah utara berbatasan dengan KPH Blora, sebelah

timur berbatasan dengan KPH Cepu, sebelah selatan berbatasan dengan KPH Ngawi

Unit II Jawa Timur dan sebelah selatan berbatasan dengan KPH Gundih. Secara

administrasi wilayah kerja Perum Perhutani KPH Randublatung berada di Kabupaten

Blora (31.736,0 = 97,8 %), dan Kabupaten Grobogan (702,7 ha = 2,2 %).

B. Kondisi Fisik

1. Kondisi Iklim

Wilayah hutan KPH Randublatung dan sekitarnya beriklim tropis, yang ditandai oleh

terdapatnya musim hujan dan musim kemarau yang bergantian sepanjang tahun.

Terletak pada ketinggian 75 - 245 mdpl, dengan tipe iklim antara tipe C sampai

dengan E menurut Schmidt & Ferguson. Lingkungan dengan type iklim ini sangat

cocok untuk ditanami tegakan jenis jati. Temperatur rata-rata 31o C, dan curah

hujan rata-rat 2072 mm/tahun.

2. Bentuk Wilayah

Wilayah KPH Randublatung terletak pada ketinggian 75 - 245 meter di atas

permukaan laut, mempunyai bentuk lapangan datar, miring, berombak serta

bergelombang yang kebanyakan tidak terlalu curam, kecuali di daerah RPH Jegong

BH Banglean dan RPH Temetes/BH Bekutuk yang berbatasan dengan BH

Banjarrejo. Bukit-bukit tertentu dalam kawasan hutan Bagian Hutan Banglean dan

Banyuurip merupakan bukit-bukit yang sambung menyambung sampai daerah RPH

Sugih/BH Randublatung.

C. Hidrologi

Wilayah hutan di KPH Randublatung cukup banyak memiliki aliran sungai namun

sungai-sungai tersebut teraliri air hanya pada musim penghujan. Kualitas air sungai di

kawasan hutan KPH Randublatung cenderung kurang baik untuk memenuhi kebutuhan

air minum bagi masyarakat, yang ditandai dengan kadar kapur yang tinggi serta warna

air yang keruh.

Page 5: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

5

D. Sumber Daya Hutan

1. Pembagian Wilayah Kerja

Pengelolaan kawasan hutan KPH Randublatung dibagi menjadi dua sub-KPH yaitu

Sub-Utara dan Sub-Selatan yang terdiri dari 6 (enam) Bagian Hutan (BH), 12

Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) serta 44 Resort Pemangkuan Hutan

(RPH). Guna kepentingan kegiatan perencanaan, wilayah hutan KPH Randublatung

dikelompokkan ke dalam 6 (enam) bagian hutan yaitu :

1. Bagian Hutan Banglean : 4.889,0 ha

2. Bagian Hutan Banyuurip : 5.044,3 ha

3. Bagian Hutan Bekutuk : 4.793,1 ha

4. Bagian Hutan Doplang : 5.801,5 ha

5. Bagian Hutan Ngliron : 6.235,8 ha

6. Bagian Hutan Randublatung : 5.110,1 ha

Jumlah : 31873.8 ha (tanpa alur)

Sedangkan menurut pembagian wilayah kerja, pengelolaan hutan KPH

Randublatung terbagi ke dalam 2 Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan (SKPH), yaitu

SKPH Randublatung Utara dan SKPH Randublatung Selatan. Masing-masing SKPH

terbagi ke dalam Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH). Jumlah BKPH dan

luas masing-masing tersaji sebagaimana Tabel 1. Pembagian wilayah kerja

KPH Randublatung

Tabel 1. Pembagian wilayah kerja KPH Randublatung

Sub KPH Randublatung Utara Sub KPH Randublatung Selatan

BKPH RPH Luas ( ha )

BKPH RPH Luas ( ha )

1 2 3 4 5 6

Temuireng 1. Trembes 662,4 Beran 24. Bodeh 1.096,6

2. Dawung 722,2 25. Kd.sambi 592,6

3. Alasmalang 753,7 26. Menden 605,6

4. Kaligawan 883,2

Jumlah 3.021,5 Jumlah 2.294,8

Trembes 5. Padas 714,0 Boto 27. Sugih 1.029,7

6. Botoreco 460,4 28. Sumengko 794,5

Page 6: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

6

Sub KPH Randublatung Utara Sub KPH Randublatung Selatan

BKPH RPH Luas ( ha )

BKPH RPH Luas ( ha )

1 2 3 4 5 6

7. Balong 763,5 29. Boto 564,0

8. Nglencong 934,0 30. Beran 532,8

J Jumlah 2.871,9 Jumlah 2.921,0

Tanggel 9. Kalipang 756,2 S.gender 31. Kepoh 847,3

10. Delok 757,3 32. Kwojo 785,8

11. Bogorejo 699,0 33. S.gender 707,7

J Jumlah 2.212,5 Jumlah 2.340,8

Temanjang 12. Jambean 627,3 Banyuurip 34. Banyuurip 770,6

13. Gumeng 650,3 35. Serut 621,6

14. Temetes 612,2 36. Ngampel 731,3

15. Banyuurip 778,4 37. Gadung 663,6

J Jumlah 2.693,3 Jumlah 2.787,1

Ngliron 16. Kd.ringin 806,5 Pucung 38. Kemadoh 860,1

17. Ngliron 743,0 39. Pucung 991,9

18. Banyuasin 719,2 40. Banglean 922,5

19. Ngodo 899,7

Jumlah 3.168,4 Jumlah 2.774,5

Kd.jambu 20. Soko 1.077,9 Kemadoh 41. Singget 568,6

21. Jtkusumo 576,3 42. Karang 534,4

22. Kd.jambu 797,1 43. Klanding 497,0

23. Gdbecici 717,0 44. Jegong 609,7

Jumlah 3.168,3 Jumlah 2.209,7

Jml. Sub KPH Rdb Utara 16830.4 Jml. Sub KPH Rdb Selatan 15.043.4

*) Luas tidak termasuk alur Sumber : RPKH KPH Randublatung Jangka 2003-2012

2. Pembagian Wilayah Berdasarkan Tujuan Pengelolaan

Untuk kepentingan pengelolaan, kawasan hutan di wilayah KPH Randublatung

dibagi menjadi 3 (tiga) kawasan pengelolaan yaitu kawasan untuk produksi,

kawasan perlindungan dan kawasan penggunaan lain. Kawasan hutan KPH

Page 7: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

7

Randublatung seluas 32.438,7 ha merupakan Kelas Perusahaan Jati yang

berdasarkan tujuan pengelolaannya terdiri dari:

a. Kawasan hutan untuk tujuan produksi

Kawasan hutan untuk Tujuan Produksi 28.082,8 ha atau (86,6%)

Pembagian kawasan produksi pada dasarnya mengacu pembagian kelas hutan

pada SK Dirjen 143/KPTS/DJ/I/1974. Kawasan hutan untuk tujuan produksi

merupakan lapangan-lapangan untuk menghasilkan kayu dan/atau hasil hutan

lainnya. Kawasan hutan untuk tujuan produksi terbagi menjadi dua yaitu

kawasan untuk produksi jati dan bukan untuk produksi jati.

Kawasan untuk produksi jati terdiri atas areal produktif (Kelas Umur/KU [KU I-

XI], Masak Tebang/MT dan Miskin Riap/MR) dan areal tidak produktif (Lapangan

Tebang Habis Jangka Lampau/LTJL/THJL, Tanah Kosong/TK, Tanaman Kayu

Lain/TKL, Hutan Alam Kayu Lain/HAKL, Tanaman Jati Bertumbuhan

Kurang/TJBK, dan Hutan Alam Jati Bertumbuhan Kurang). Sedangkan Kawasan

bukan untuk produksi jati terbagi menjadi areal tak baik untuk jati (Tanah

Kosong Tak Baik untuk Jati/TKTBJ, Tanaman Jati Merana/TJM dan Hutan Alam

Jati Merana/HAJM) dan areal Tanaman Jenis Kayu Lain/TJKL. Secara ringkas

pembagian kawasan produksi Sbb :

Tabel 2. Pembagian Kawasan Menurut Kelas Hutan

No Kelas Hutan Sat RPKH Hasil Audit

2003 Th.2008 Th.2009 Th.2010 1 2 3 4 5 6 7

I Untuk Penghasilan Kayu Jati

1.1. Untuk Perusahaan Tebang Habis

Jml Menghasilkan (Produktif) Ha 22.179,0 24.644,0 24.778,6 24.821,8

Jml Tidak Menghasilkan Ha 8.204,8 2.706,5 2.691,5 2.806,6

Jml Baik Utk Perusahaan Teb. Habis Ha 30.383,8 27.628,4

Tak Baik Untuk Perusahaan Teb. Habis Ha 205,4 0,0 0,0 0,0

Jml Untuk Penghasilan Kayu Jati (I) Ha 30.589,2 27.350,5 27.470,1 27.628,4

II Bukan Untuk Penghasilan Kayu Jati

Jml Tak Baik Utk Jati (2.1.) Ha 13,2 5,5 5,5 9,5

Jml Bukan Utk Produsi Ky Jati (II) Ha 672,0 733,9 615,3 454,4

Jml Untuk Menghasilkan (A) Ha 31.261,2 28.084,4 28.085,4 28.082,8

Bukan Untuk Penghasilan

Jml Bukan Untuk Penghasilan (B) Ha 1.202,9 4.379,7 4.378,7 4.355,9

Jumlah (A + B) Ha 32.464,1 32.464,1 32.464,1 32.438,7

Page 8: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

8

Berdasakan Kelas Hutan tersebut diatas ditetapkan Etat (tebangan tahunan menurut luas dan volume yang diperkenankan) guna mendukung kelestarian

hasil/hutan, sebagai tabel 3 berikut :

Tabel 3. Etat Jangka 2003-2013

No BH Umur

Rata-rata Umur Teb Rata-rata

Etat Luas ( Ha )

Etat Massa ( M3 )

1 2 3 4 5 6

1 Doplang 24 54 97,0 6.442,0

2 Bekutuk 27 57 76,1 6.830,0

3 Ngliron 30 60 114,0 11.615,0

4 Randublatung 18 48 79,4 7.445,0

5 Banyuurip 32 62 85,5 9.451,0

6 Banglean 39 69 90,1 8.857,0

KPH Randublatung 542,1 50.640,0 Sumber : RPKH 2003-2013

Cara perhitungan etat :

Inventari hutan untuk memperoleh susunan kelas hutan sehingga menghasilkan

kelas hutan produktif (KUI-KUVII, MR, MT), data bonita, dan Kbd rata-rata per

kelas Umur. Data diperoleh dengan membuat PU (Petak Ukur dengan ukuran

luas 0,02; 0,04; 0,10 Ha berbentuk lingkaran) dengan Intensitas Sampling ½ - 2

½ %. Penentuan PU menggunakan sampling sistimatik dengan penentuan awal

secara acak.

Berdasarkan Kelas Hutan produktif dihitung umur rata-rata dari tanaman, untuk

menentukan umur tebang rata-rata (UTR) = URT + ½ x Daur.

Berdasarkan hasil UTR dipergunakan untuk menghitung volume akhir per Kelas

Umur.

Etat luas per tahun dihitung dari jumlah luas hutan produktif (KU I - KUVII, MR,

MT) dibagi daur.

Etat volume (massa) per tahun dihitung dengan cara penjumlahan volume per

kelas umur dibagi daur.

b. Kawasan Perlindungan Pada Hutan Produksi

Kawasan perlindungan adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan yang mencakup sumberdaya alam,

sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan

pembangunan berkelanjutan.

Page 9: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

9

kawasan perlindungan KPH Randublatung ditetapkan sebesar 3.318,3 Ha atau

10,23 % dari total luas pengelolaan (32.438,7 Ha).

Tabel 4. Pembagian kawasan perlindungan

No Uraian Luas (ha) % 1 2 3 4

I Kawasan Paerlindungan Setempat (KPS) -

A.Sepadan Sungai 912,4 2,81

B.Sepadan Mata Air 57,2 0,18

C.Sepadan Jurang 159,0 0,49

Jumlah I 1.128,6 3,48

II Kawasan Paerlindungan Khusus (KPKh)

A.Hutan Alam Sekunder (HAS)

`- HAS Kesongo 778,8 2,40

`- HAS Bekutuk 331,3 1,02

`- HAS Randublatung 550,8 1,70

Jumlah II 1.660,9 5,12

B.Kawasan Perlindungan Plasma Nufah -

`- KPPN bangklean 259,9 0,80

`- KPPN Randublatung 199,4 0,61

Jumlah III 459,3 1,42

C.Kuburan 34,7 0,11

D.Pertapan / Situs 2,4 0,01

E.Hutan Koleksi Randublatung 32,4 0,10

Jumlah IV 69,5 0,21

JUMLAH TOTAL I+ II +III + IV 3.318,3 10,23

Sedangkan berdasarkan hasil survai kawasan hutan KPH Randublatung terdapat

Kawasan yang mempunyai nilai konsrvasi tinggi terbagi dalam 6 kelompok

yaitu :

a. NKT 1 : Kawasan yang mempunyai tingkat keragaman hayati penting

Guna Mendukung ekosistem cagar alam Bekutuk (yang kewenangannya oleh

BKSDA), KPH Randublatung menetapkan zona penyangga (HAS Bekutuk)

seluas 331,3 . Selain itu terdapat Savana dan Hutan Rawa dataran rendah

terletak di wilayah Sumber Lumpur Kesongo pada petak 141a BKPH Trembes

seluas 105,9 Ha. Kawasan Sumber Lumpur Kesongo merupakan sarang 19

jenis aves yang perlu adanya perlindungan aves migran diantaranya adalah

burung Kuntul Putih (Bulbucus ibis), Bangau Tongtong (Leptotilos javanicus),

Page 10: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

10

Belibis Batu (Dendrocygna javanica), Bambangan Merah (Ixopbrychus

cinnamomeus) dan Cangak Merah (Ardea purpurea). Guna mendukung

pengelolaan ekosistem kawasan Sumber Lumpur Kesongo, KPH

Randublatung menetapkan zone penyangga (HAS Kesongo) seluas 672,9 Ha.

b. NKT 2 : Kawasan bentang alam yang penting bagi denamika ekologi

secara alami.

Unit Managemen Hutan memiliki kawasan alami yang berisi dua atau lebih

ekosistem dengan garis batas yang tidak terputus / berkesinambungan.

Savana Kesongo (79,9 Ha), Rawa Kesongo (16,0 Ha) dan Lumpur Kesongo

(10,0 Ha) merupakan kawasan ekosistem alami dengan garis batas yang tidak

terputus (berkesinambungan).

Unit Manajemen Hutan juga mempunyai populasi spesies yang ada secara

alami dalam jumlah yang layak. Berdasarkan survey biodiversity telah

ditentukan 6 (enam) species interest yaitu Jelarang bilalang (Ratufa affinis)

dengan habitat di KPPN Banglean seluas 259,9 Ha, Kuntul putih (Bubulcus

ibis) dengan habitat di kawasan Sumber Lumpur dan HAS Kesongo seluas

778,8 Ha, Biawak (Varanus salvator), dengan habitat di KPPN Banglean, CA

dan HAS Bekutuk dan KPPN Randublatung seluas 816,0 Ha, Merak (Pavo

muticus) dengan habitat di KPPN Banglean, CA dan HAS Bekutuk dan KPPN

Randublatung seluas 816,0 Ha dan Elang bido (Spilornis cheela) dengan

habitat di KPPN Banglean, CA dan HAS Bekutuk, Sumber Lumpur dan HAS

Kesongo, Kawasan Curam dan KPPN Randublatung seluas 1.753,8 Ha.

c. NKT 3 : Kawasan yang mempunyai ekosistim langka atau terancam

punah

Unit managemen hutan berisi ekosistem langka, terancam dan hampir punah.

Yang termasuk dalam kategori NKT 3 adalah hutan rawa dataran rendah dan

savana yang terletak di dalam kawasan Lumpur Kesongo. Hutan rawa seluas

16 Ha dan Savana seluas 79,9 Ha adalah sarang 19 jenis aves yang perlu

adanya perlindungan aves migran antara lain burung Kuntul Putih (Bulbucus

ibis), Bangau Tongtong (Leptotilos javanicus), Belibis Batu (Dendrocygna

Page 11: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

11

javanica), Bambangan Merah (Ixopbrychus cinnamomeus) dan Cangak Merah

(Ardea purpurea).

d. NKT 4 : Kawasan yang menyediakan jasa-jasa lingkungan alam

Unit Managemen Hutan menyediakan pasokan utama kebutuhan air minum.

Dalam kawasan hutan KPH Randublatung ditemukan mata Air sebanyak 7

buah dengan total luas mata air dan kawasan perlindungannya seluas 57,8

Ha. Mata air tersebut adalah Sendang Wedok seluas 10,1 Ha, Sendang

Lanang seluas 9,8 Ha, Sendang Kuwung seluas 2,1 Ha, Sendang Salak seluas

10,1 Ha, Sendang Apit seluas 6,8 Ha, Mata air Banyuasin seluas 8,7 Ha dan

Sendang Tutupan / Delok seluas 10,2 Ha. Mata air ini merupakan pemasok

kebutuhan air minum dan MCK bagi masyarakat yang hidup di sekitar

kawasan hutan KPH Randublatung, dan bila mata air ini rusak masyarakat

tidak lagi memiliki sumber alternatif pasokan air lainnya.

Unit Managemen Hutan juga memiliki bagian yang sangat penting akan area

tangkapan air. Sempadan Sungai DAS Solo (866,5 Ha) dan Sempadan Sungai

DAS Serang (42,9 Ha) merupakan DAS Prioritas yang memiliki peranan

penting dalam menjaga kontinuitas pasokan air untuk masyarakat yang hidup

di sekitar kawasan hutan KPH Randublatung.

e.NKT 5 : Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk pemenuhan

kebutuhan dasar masyarakat lokal

Masyarakat lokal menggunakan Unit Managamen Hutan untuk pemenuhan

kebutuhan dasar atau mata pencaharian. Peranan penting sumberdaya hutan

KPH Randublatung dalam pemenuhan kebutuhan dasar atau mata

pencaharian terletak pada nilai-nilai dalam kegiatan tanaman sistem

tumpangsari dan PLDT, pemenuhan kebutuhan kayu bakar dan pemenuhan

kebutuhan hijauan makanan ternak bagi masyarakat sekitar hutan.

f.NKT 6 : Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk identitas

budaya tradisional komunitas lokal

Masyarakat setempat menganggap bahwa hutan merupakan bagian yang

sangat penting. Di wilayah KPH Randublatung ditemukan situs sebanyak 9 buah

situs ekologi dan 8 buah situs budaya dan religi, dimana semuanya sudah

Page 12: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

12

diidentifikasi, ditatabatas secara permanen, dilindungi dan dimonitor oleh

Managemen KPH Randublatung dalam kelola lingkungan dan sosial.

c. Kawasan Penggunaan Lain

Kawasan Penggunaan Lain seluas 1037,6 ha (3,2%) adalah area-area yang

digunakan diluar kepentingan pengelolaan hutan. Dalam kawasan ini dapat pula

berupa arael-areal untuk pendukung kegiatan pengelolaan seperti kelas hutan

LDTI (alur, pekarangan dinas, jalan, SUTT, bangunan dan penggunaan lain).

Adapun peta pembagian kawasan berdasarkan tujuan pengelolaan seperti tersaji berikut

Gambar 1.Peta Kawasan Perlindungan KPH Randublatung

Page 13: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

13

912,4

1.128,6

57,20

159

105,9

765,6

659,7

1660,9 328,8

551,5

259,9

3318,3 459,3

199,4

2.189,7 34,7

35,1

2,4

32,4

11009,3

24298,9 4321,8

24821,8 0 2634,5

522,9 1774,9

27628,40 1385,2

255,8

1556,4

2168,9

2806,6 734,5

33,5

777,7

348,4

104,6

32438,70 0

444,9 0

444,9

454,4

0

9,5 5,5

4

34,0

564,9

22,60

1035,50

1037,6

116,50

15,2

2,1

282,3

Penggunaan Lain

LDTI

TBP

P. Lain

Bang. Lain

UNTUK PRODUKSI

JATI

SIJTT

KWS UTK PRODUKSI

JalanKAWASAN PENGGUNAAN

LAIN

PD

Eks Pohon Plus

Alur

28082,80

TK

TKL

Produktif

Tidak Produktif

TKL TBJ

MR

LTJL

Tidak Baik Utk Jati

TK TBJ

TKL

TM

KU X

KU XI

TJKL

BUKAN U/ PROD JATI

TJBK

TKLJ

KU VI

KU VII

KU VIII

Baik Utk Jati

KU II

KU III

KU IV

KU V

KU

MT

Pertapaan / situs

Kuburan

KUI IX

KAWASAN

PERLINDUNGAN

K. Lumpur Kesongo

Kawasan Penyangga

RANDUBLATUNG

BANGLEAN

RANDUBLATUNG

KU I

KESONGO

BEKUTUK

SS

SMA

KPPN

PEMBAGIAN KAWASAN BERDASARKAN TUJUAN PENGELOLAAN KPH RANDUBLATUNG (AKHIR TAHUN 2010)

HUTAN

PRODUKSI

KPS

Hutan Koleksi

KWS. PERL KHUSUS

Jurang

HAS

Gambar 2. Bagan Pembagian Kawasan

Page 14: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

14

E. Biologi

Hutan Jati KPH Randublatung merupakan hutan tanaman dengan sebaran umur

tegakan di bawah sepuluh tahun hingga 80 tahun dan bahkan lebih. Selain jati,

terdapat tanaman jenis rimba antara lain mahoni (Sweitenia macrophylla), kepuh

(Sterculia foetida), salam (Syzygium polyantha), duwet (Syzygium cumini), secang

(Caesalpinia bonducella), kesambi (Schleichera oleosa), johar (Cassia seamea) dan

pilang (Acacia leucophloea), sono (Pterocarpus sp.), mulwo (Anona reticulata), wungu

(Lagerstroema speciosa), mulwo (Anona reticulata), tutup (Mallotus sp), ploso (Butea

monosperma), walikukun (Actinophora fragrans), serut (Streblus asper), ingas (Gluta

renghas) serta klampok (Eugena aguea).

Pada kawasan hutan KPH Randublatung juga diperkaya dengan berbagai jenis fauna

hutan yang menjadikan hutan sebagai tempat hidup, mencari makan dan berkembang

biak.

F. Sosial Ekonomi

KPH Randublatung dengan luas wilayah 32.438,7 Ha dikelilingi oleh 34 desa yang terdiri

dari 32 desa di wilayah Kabupaten Blora dan 2 desa di wilayah Kabupaten Grobogan.

Interaksi yang besar dari masyarakat terhadap keberadaan hutan menjadikan tekanan

terhadap hutan tinggi.

Luas wilayah dan jumlah penduduk yang berada di sekitar kawasan hutan KPH

Randublatung tersaji pada Tabel 5. berikut :

Tabel 5. Penduduk Sekitar Kawasan Hutan dan Tingkat Pendidikan

Kabupaten Luas Jenis Kelamin Jml Pendidikan

(Ha) Lk Pr Pddk SMP SMA & Up 1 2 3 4 5 6 7

Blora 38,619.7 72,252 75,168 147,437 10.3% 9.6%

Grobogan 702.7 7,505 6,658 14,167 13.7% 1.10%

Jumlah 39,322.4 79,757 81,826 161,604 10.3%

% 49.4 50.6

Sumber : Sumber SDS 2009 dan analisa data Monografi Desa

Pola penggunaan lahan dan mata pencaharian masyarakat di daerah sekitar KPH

Randublatung tersaji pada Tabel 6, berikut :

Page 15: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

15

Tabel 6. Pola Penggunaan Lahan dan Mata Pencaharian

No. Peruntukan %

Mata Pencaharian %

1 Pemukiman 10,17

Petani 43,46

2 Sawah 17,32

Buruh Tani 13,47

3 Ladang 11,99

Pedagang 3,60

4 Hutan 60,49

Aparatur Negara 6,77

5 Lain-lain 0,03

Lain-lain 32,68 Sumber : .SDS 2009 dan Analisa data monografi desa

.

Berdasarkan Tebel 4 dan Tabel 5, terlihat bahwa masyarakat yang ada di sekitar hutan yang

produktif (bekerja) kurang lebih sebanyak 56,9% (bekerja sebagai petani dan buruh tani),

hal ini diduga ada kaitannya dengan tingkat pendidikan masyarakat yang mengenyam SMA

atau lebih hanya 8,8%. Selain dari pada itu, Mengingat lingkungan biofisik yang ada disekitar

masyarakat didominasi oleh hutan, maka interaksi masyarakat terhadap hutan relatif tinggi

sebagaimana tersaji pada Tabel 7, berikut :

Tabel 7, Penyerapan tenaga kerja sampai Desember 2010

L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml L p Jml1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Wana Lestari - - - - - 0 26 14 40 14 8 22 - - - - 62

Botoreco - - - - - 0 - - - - - - - - - -

2 Kesonggo Makmur - - - - - 0 - - - 3 2 5 - - - 5

Bendoharjo - - - - - 0 - - - - - - - - - -

3 Jati Kusumo - - - - - 0 - - - 3 1 4 - - - 4

Tahunan - - - - - 0 - - - - - - - - - -

4 Jati Murni - - - - - 0 - - - - - - - - - -

Jeruk - - - - - 0 - - - - - - - - - -

5 Bulurejo - - - - - 0 - - - 3 2 5 - - - 5

Bekutuk - - - - - 0 - - - - - - - - - -

6 Lestari - - - - - 0 - - - - - - 20 11 30 2 32

Tobo - - - - - 0 - - - - - - - - - -

7 Wonodadi - - - - - 0 - - - - - - - - - -

Pengkol Jagong - - - - - 0 - - - - - - - - - -

8 Rimba bantala - - - - - 0 - - - 8 4 12 - - - 12

Buloh - - - - - 0 - - - - - - - - - -

9 Rimba Lestari - - - - - 0 - - - 8 4 12 - - - 12

Doplang - - - - - 0 - - - - - - - - - -

JmlPemeliharaanPerbenihan

LMDH / DesaNo.Tanaman tebanganPembibitan

Kam

Page 16: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

16

L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml L p Jml1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

10 Langgeng Jati - - - - - 0 29 15 44 53 29 82 20 11 30 156

Tanggel - - - - - 0 - - - - - - - - - -

11 Jati Lestari - - - - - 0 - - - - - - - - - -

Kadengan - - - - - 0 - - - - - - - - - -

12 Jati denok Lestari - - - - - 0 - - - - - - - - - -

Jatisari - - - - - 0 - - - - - - - - - -

13 Ngudi Karyo - - - - - 0 - - - 16 8 24 - - - 24

Banjarejo - - - - - 0 - - - - - - - - - -

14 Sido Dadi Mulyo - - - - - 0 9 5 14 30 16 46 29 15 44 2 106

Ngliron - - - - - 0 - - - - - - - - - -

15 Sido Makmur - - - - - 0 - - - 7 4 10 - - - 10

Jatiklampok - - - - - 0 - - - - - - - - - -

16 Wana Sumber rejeki - - - - - 0 16 9 25 19 10 29 13 7 20 2 76

Semanggi - - - - - 0 - - - - - - - - - -

17 Sinar Harapan - - - - - 0 5 2 7 20 11 30 - - - 4 41

Kutukan - - - - - 0 - - - - - - - - - -

18 Wahana Krida Muda - - - - - 0 25 14 39 21 12 33 - - - 6 78

Kediren - - - - - 0 - - - - - - - - - -

19 Wana Asri - - - - - 0 7 4 10 10 6 16 - - - 2 28

Wulung - - - - - 0 - - - - - - - - - -

20 Wonosari - - - - - 0 16 9 25 28 15 43 - - - 2 70

Kalisari - - - - - 0 - - - - - - - - - -

21 Wana Lestari - - - - - 0 8 5 13 - - - - - - 13

Jegong - - - - - 0 - - - - - - - - - -

22 Jati Lestari - - - - - 0 2 1 3 9 5 14 - - - 17

Jati - - - - - 0 - - - - - - - - - -

23 Jati Mulyo - - - - - 0 4 2 6 7 4 10 - - - 16

Singget - - - - - 0 - - - - - - - - - -

24 Wana Sumber rejeki - - - - - 0 - - - 82 44 126 - - - 4 130

Bangkleyan - - - - - 0 - - - - - - - - - -

25 Wana Alam subur - - - - - 0 - - - 24 13 37 4 2 6 5 48

Pelem - - - - - 0 - - - - - - - - - -

26 Jati Mukti - - - - - 0 4 2 6 18 10 28 - - - 34

Plosorejo - - - - - 0 - - - - - - - - - -

27 Jati Makmur - - - - - 0 31 17 48 23 12 35 4 2 6 4 93

Kepoh - - - - - 0 - - - - - - - - - -

28 Wana Bersemi - - - - - 0 22 12 34 18 9 27 - - - 2 63

Gempol - - - - - 0 - - - - - - - - - -

29 Jati Makmur - - - - - 0 - - - 3 2 5 - - - 5

Sambongwangan - - - - - 0 - - - - - - - - - -

30 Ngudi Jati Lestari - - - - - 0 4 2 6 9 5 14 10 5 15 35

Bodeh - - - - - 0 - - - - - - - - - -

JmlPemeliharaanPerbenihan

LMDH / DesaNo.Tanaman tebanganPembibitan

Kam

Page 17: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

17

31 Wana Jati waseso - - - - - 0 - - - 9 5 14 8 4 12 26

Gembyungan - - - - - 0 - - - - - - - - - -

32 Ngudi Rahayu - - - - - 0 - - - 8 5 13 - - - 13

Kel.Randublatung - - - - - 0 - - - - - - - - - -

33 Jati Unggul 5 3 8 12 6 18 29 16 45 65 35 100 - - - 171

Mendenrejo - - - - - 0 - - - - - - - - - -

34 Wana Tani - - - - - 0 42 22 64 24 13 37 - - - 101

Temulus - - - - - 0 - - - - - - - - - -

Total KPH 5 3 8 12 6 18 279 150 429 541 292 833 106 57 163 35 1.486

Disamping pekerjaan pokoknya sebagai petani atau buruh tani, sebagian masyarakat juga

melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan hutan, diantaranya pemanfaatan lahan

dibawah tegakan (tanaman temulawak, porang, pengambilan rumput untuk pakan ternak),

perencekan (pengambilan rencek untuk kebutuhan hidup sehari-hari yaitu memasak atau

kalau lebih bisa dijual), pemungutan daun ( pemanfaatan daun jati untuk kebutuhan sendiri

kalau lebih dijual) dan kegiatan lain yang terkait dengan pengelolaan hutan.

Dengan laju pertumbuhan penduduk ± 0,58 % per tahun memberikan tekanan yang cukup

besar terhadap hutan. Lahan pertanian berupa sawah dan tegalan yang ada di sekitar

wilayah kerja KPH Randublatung luasnya sangat terbatas, maka lahan hutan menjadi tempat

garapan (mata pencaharian) guna mencukupi kebutuhan ekonomi. Interaksi negatif sering

muncul, yang pada akhir-akhir ini sangat dirasakan dampaknya dan merupakan ancaman

terhadap keberadaan kawasan hutan. Salah satu solusi yang dikembangkan oleh Perhutani

KPH Randublatung adalah pengelolaan hutan melalui pola kemitraan dan bagi hasil

(Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat = PHBM).

Page 18: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

18

III. MONITORING DAN EVALUASI

A. Realisasi Kelola Produksi 2010

Pengelolaan kawasan hutan KPH Randublatung sebagai penghasil kayu jati merupakan

kegiatan jangka panjang yang mengelola/mengatur segala sumber daya yang ada

untuk mendapatkan hasil secara lestari. Sehingga perencanaan yang mantap terhadap

keadaan struktur hutan yang normal pada jangka waktu daur tebang akan

mempengaruhi kelangsungan pengelolaan perusahaan.

Rencana pengelolaan aspek produksi adalah meliputi kegiatan-kegiatan yang langsung

berhubungan dengan pengelolaan hutan sebagai komunitas tegakan kayu jati dan

rimba antara lain terdiri dari tanaman (penanaman), pemeliharaan, dan pemanenan

Untuk meminimalkan dampak negatif kegiatan penebangan terhadap lingkungan,

dilakukan upaya-upaya :

1. Lokasi penebangan tidak terkonsentrasi pada 1 (satu) hamparan yang luas, rencana

penebangan seluas 260,3 Ha dilakukan pada 16 lokasi yang berbeda dan jarak

antar lokasi berjauhan.

2. Pemeriksaan kondisi lapangan (berkaitan dengan aspek lingkungan) sebelum

pelaksanaan tebangan.

3. Melatih tenaga penebangan, agar mampu melaksanakan penebangan yang ramah

lingkungan.

4. Tidak membuang limbah (oli bekas, bahan bakar) pada lokasi tebangan.

5. Penyaradan kayu tidak menggunakan alat berat (traktor/skider), melainkan dengan

sapi.

6. Penyaradan dilakukan pada lokasi berkemiringan < 8 %, sedang pada lokasi

berkemiringan > 8 % dengan memikul.

7. Pemeriksaan kondisi lapangan (berkaitan dengan aspek lingkungan) setelah

pelaksanaan tebangan dan merencanakan perbaikan dampak negatif yang timbul

akibat penebangan.

8. Perlindungan ketenaga kerjaan berupa Jamsostek dan K3 diberikan kepada

karyawan dan pekerja yang bekerja pada bidang pekerjaan beresiko tinggi.

Page 19: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

19

Peralatan tebangan yang digunakan, adalah :

1. Chain saw.

2. Bow saw atau gergaji tangan. Gegaji tangan pada umumnya digunakan untuk

memotong/menebang kayu/pohon yang berukuran kecil.

3. Baji

4. Palu

5. Meteran/meet band

Untuk melindungi pekerja , diberlakukan penerapan Sistem Menejemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (SMK3). Tindakan yang dilakukan dalam penerapan SMK3, antara

lain :

Penggunaan tenaga tebang yang terampil.

Melatih tenaga kerja hingga menjadi terampil.

Melengkapi pekerja dengan alat pelindung diri (sarung tangan, helm, kaca mata,

sepatu safety/sepatu boot, sirine).

Menyediakan P3K.

Mengadakan pengarahan sebelum pekerjaan tebangan dimulai

Realisasi kegiatan kelola produksi KPH Randublatung tahun 2010 sebagaimana tersaji

pada Tabel 8, berikut:

Tabel 8. Realisasi Kelola Produksi Tahun 2010

No. Kegiatan Sat.

Rencana Th 2010

Realisasi Th 2010

1 2 3 4 5

1 Persemaian

a. Jati Plc 549.496,000 579.496,000

b. Rimba Plc 706.443,000 706.443,000

2 Tanaman Tahun I

a. Tanaman Rutin Ha 114,500 114,500

b. Tanaman Pembangunan Ha 728,000 728,000

3 Pemeliharaan Tanaman Th. Ke II (Tan. 2009)

a.Tanaman Rutin Ha 222,600 222,600

b. Tanaman Pembangunan Ha 546,900 546,900

4 Pemeliharaan Tanaman Th. Ke III (Tan. 2008)

a. Tanaman Rutin Ha 272,200 272,200

Page 20: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

20

b. Tanaman Pembangunan Ha 464,700 464,700

5 Pemeliharaan Tanaman Th. Ke IV (Tan. 2007) Ha 2.409,700 2.409,700

6 Pemeliharaan Tanaman Th. Ke V (Tan.

2006) Ha 1.470,500 1.470,500

7 Pemeliharaan (Penjarangan) Ha 5.113,900 2.835,800

8 Monitoring Hama-Penyakit Petak Semua ptk pengelolaan

Pembrantasan benalu seluas

14.6 Ha 2681 pohon

9 Teresan Ha 232,6 232,6

10 Tebangan

a. A.2 Jati (Tebang Habis) Ha 260,300 260,300

Pohon 18.851,000 18.851,000

M3 30.501,000 31.501,850

b. B (Jati) Ha 229,000 229,000

Pohon 15.435,000 15.435,000

M3 2.905,000 1.955,440

c. E (Pemeliharaan - Penjarangan) Ha 2.835,800 2.835,800

Pohon 66.511,000 66.511,000

M3 3.149,000 2.706,840

Kegiatan persemaian terealisasi 102 %, dengan komposisi jenis jati mencapai 46 % dan jenis

rimba (kesambi, mahoni, mindi, kepoh, asam jawa, trembesi, nyamplung) mencapai 56 %.

Pembuatan persemaian yang terdiri dari berbagai jenis, adalah untuk menghindari

terbentuknya tanaman/tegakan hutan monokultur, melainkan untuk mendukung terwujudnya

kondisi hutan yang memiliki keanekaragaman jenis vegetasi yang mampu mempertahankan

kestabilan ekosistem.

1. Kegiatan Tanaman Tahun I terealisasi 100 % baik dari jnis tanaman jati maupun

jenis tanaman rimba.

2. Pencapai target volume produksi tebangan KPH Randublatung untuk

tebangan A.2 mencapai target sedangkan tebangan B1 tidak mencapai target

karena pohon banyak yang pogog, growong dan penyakitan sedangkan tebangan E

tidak mencapai target karena ini memang merupakan tebangan pemeliharan, yang

ditebangan pohon-pohon yang penyakitan, tertekan dan tumbuh kerdil saja.

Page 21: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

21

B. Realisasi Kelola Lingkungan 2010

Pengelolaan kawasan hutan KPH Randublatung dalam kaitannya dengan fungsi

lingkungan disadari merupakan bagian yang sangat penting. Hutan sebagai ekosistem

dengan fungsi-fungsi alami (natural) yang melekat padanya harus dipertahankan dan

ditingkatkan.

Aspek-aspek kelola lingkungan adalah :

Fisik-kimia

a. Hidrologi

Tercapainya kualitas kawasan hutan yang mampu berfungsi dalam perlindungan

tata air (dapat menyimpan air di musim penghujan dapat mengeluarkannya dimusin

kemarau), pencegahan dan pengendalian erosi.

b. Kesuburan

- Terwujudnya kondisi hutan yang memiliki kemampuan dalam mempertahankan

dan meningkatkan kesuburan hutan, dengan cara menanam jenis-jenis tanaman

leguminase seperti lamtoro,

- kemlandingan dan jenis tanaman pertaniannya adalah kacang tanah, dan lain

lain.

- Meminimalkan penggunaan bahan-bahan berbahaya dan beracun di dalam

kawasan hutan.

Biologi

a. Satwa

Terjaminnya keberadaan satwa langka, terancam dan hampir punah, melalui

perlindungan habitat-habitatnya.

b. Vegetasi

Terwujudnya kondisi hutan yang memiliki keanekaragaman jenis vegetasi yang

mampu mempertahankan kestabilan ekosistem.

Realisasi kegiatan kelola Lingkungan KPH Randublatung tahun 2010 sebagaimana

tersaji pada Tabel 9, berikut:

Page 22: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

22

Tabel 9, Realisasi kelola lingkungan tahun 2010

No. Rencana Kegiatan Realisasi

1 2 3

I Pengamatan Hidrologi dan Kualitas Air

a. Debit air (KRS) Debit (KRS) KPH Randublatung Baik, diperoleh dengan nilai 9.7 masih dibawah ambang batas

baku mutu ( 50 )

b. Sedimentasi Nilai sidementasi baik menujukan angka 0.14

mm/th masih dibawah 2 mm/th

c. Total Suspension Sold (TTS) Masih tinggi diperoleh angka 441.3 mg/l

sedangkan maksimal 400 mg/l

d. Curah hujan Curah hujan Wilayah Randublatung sebanyak

2072 mm/th

II Pengamatan Erosi Tanah

Baik, erosi tanah menujukan angka 0,06 mm/th

masih dibawh indek erosi ( < 1 mm/th )

III Biologi

1 Satwa

a. Pemantauan satwa liar Telah diketemukan 161 jenis satwa liar yang terdiri dari 17 jenis Mamalia, 30 jenis Reptilia,

114 jenis aves, dari 161 jenis tersebut terdapat 19 satwa yang dilindungi

b. Pemantauan satwa RTE Ditemukan 8 jenis mamalia, 3 jenis Harpeto dan 14 jenis aves. persiapan pengkayaan dengan jenis rimba lokal sebagai habitat satwa RTE

yang sudah sampai tahap persemaian. Selain itu kegiatan yang telah dilakukan kegiatan berupa

patroli/pengamanan hutan.

2 Vegetasi (Struktur dan keanekaragaman)

KPH Randublatung mempunyai 22 jenis tumbuhan bawah, 134 jenis semai, 138 jenis

paancang, 69 jenis tiang, 41 jenis Pohon

IV Penanganan/Pengelolaan HCVF(KBKT)

Telah mereboisasi kawasan dengan jenis lokal, Melakukan perawatan hutan secara intensifdan pemasangan papan larangan

penebangan,perburuan,pengembalaan serta pembakaran hutan

V Penanganan KPS (Kawasan

Perlindungan Setempat)

Pada tahun 2010 KPH Randublatung telah

membuat persemaian rimba campur sebanyak 706.444 plances dan 11 jenis tanaman lokal. Sampai dengan Desember 2010, sudah

rehabilitasi dan atau pengkayaan pada sempadan sungai dengan jenis rimba campur

serta melakukan

Page 23: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

23

VI Penanganan Kawasan Perlindungan Khusus (KPKh)

a. Situs budaya Melakukan kegiatan pemeliharaan situs-situs budaya dan ekologi, pemasangan plang

larangan berburu dan penggarapan lahan serta sosialisasi tentang kawasan bernilai konservasi tinggi, pemeliharaan pagar tanaman,

mengadakan patroli dan membuat tempat peristirahatan para pengunjung.

b. Kuburan Telah diadakan pembersihan lokasi dan perawatan batas pagar

c. Wana Wisata Pemberian makanan ternak, Pembabatan

tumbuhan bawah, dangir,dan pemupukan serta telah dilakukan patroli rutin Pengamanan dan

pemasangan papan larangan perburuan

d. Hutan Alam Skunder (HAS) Telah melakukan penanaman pengkayaan seluas 133.4 Ha dengan jenis-jenis tanaman

lokal dan jenis-jenis yang dapat menghasilkan buah sebagai sumber pakan satwa dan tempat

berkembang biak serta tempat bersarang satwa RTE.

e. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah (KPPN)

Kegiatan yang telah dilakukan kegiatan berupa patroli/pengamanan hutan, pelarangan kegiatan

berburu dan penandaan batas.

VII Pemantauan Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Tidak dketemukan B3 yang tidak diperkenankan oleh FSC, WHO, dan PP.No74

tahun 2001. kebanyakan masyaarakat menggunakan Raundup, Phonska, Spontan,

Gandasil AB, Sampurna, SP 36, NPK dan manuver

VIII Penanganan TK-TJBK Telah diketemukan tanah kosong (TK)

sebanyak 33,5 Ha karena tanaman gagal sebagai akibat tanah kritis

Dari kegiatan pemantauan satwa liar di wilayah hutan KPH Randublatung diperoleh

kelompok satwa Mamalia (17 jenis), Aves (114 jenis), dan Herpetofauna (30 jenis)

Berdasarkan skala kualitas lingkungan yang dikeluarkan Soerjani (1989), di kawasan

hutan KPH Randublatung memiliki kualitas lingkungan dalam katagori “SANGAT BAIK”,

dengan keanekaragaman avifauna lebih dari 15 jenis.

Dari hasil pengamatan padatan terlarut/Total Suspension Sold (TSS) KPH Randublaatung

dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 mengalami kencenderungan menurun

(membaik) .

Page 24: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

24

Adapun hasil pengamatan seperti pada tabel 10 sebagai berikut :

Tabel 10. Hasil pengamatan padatan terlarut

Hasil Pengamatan Padatan Terlarut (TSS)

Th.2008 Th.2009 Th.2010 (mg/L) (mg/L) (mg/L

1 2 3

2059.5 705.9 441.2

B. Realisasi Kelola Sosial 2010

Pengelolaan kawasan hutan KPH Randublatung dalam kaitannya dengan fungsi

sosial menjadi semakin penting mengingat hutan sebagai wilayah terbuka dan telah lama

menjadi bagian hidup dari masyarakat di sekitar hutan sehingga hutan harus dikelola dengan

baik dan benar serta terus ditingkatkan kemanfaatannya bagi masyarakat di sekitar hutan.

Menggali potensi-potensi alam yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

memotifasi serta memfasilitasi tumbuhnya usaha-usaha mandiri sehingga diharapkan tekanan

sosial terhadap kerawanan hutan dapat dihindari.

Kelola sosial terkait dengan masyarakat desa sekitar hutan dilakukan dengan tujuan :

Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)

Implementasi sistem PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakt) secara baik dan benar

sesuai dengan prioritas dan tata waktunya (tanaman, pemeliharaan/penjarangan,

keamanan, pemanenan, berbagai hasil panen kayu nonkayu)

Pemberdayaan LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) sehingga menjadi mitra sejajar

Perhutani yang handal

Menumbuhkan rasa memiliki hutan sehingga ikut menjaga dan melestarikan hutan

Menumbuhkan perekonomian kearah lebih baik.

Menciptakan keharmonisan hubungan antara masyarakat desa hutan dengan perum

perhutani.

Realisasi kegiatan kelola sosial sebagaimana tersaji pada Tabel 11, berikut

Dibawah ini :

Page 25: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

25

Tabel 11. Realisasi Kelola Sosial Tahun 2010

No. Kegiatan Satuan Rencana Realisasi

2010 2010

I Peningkatan Perekonomian Desa

1 Menyediakan Sumber Mata Pencarian MDH

a. Pinjaman dana PKBL Unit

Usaha

8 11

b. Pelatihan usaha produktif Orang 6 90

c. Pelatihan menejemen usaha Orang 4 4

d. Memfasilitasi hubungan kemitraan

dengan lembaga ekonomi

Kel

.Usaha

5 5

2 Peningkatan Pendapatan MDH (TPS, PLDT,

HH Ikutan/Non Kayu)

Rp 29 M 31.9 M

3 Peningkatan Fasilitas Desa/Ekonomi

a. Bagi hasil produksi Desa 25 28

b. Pengembangan dan pendampingan

usaha Produktif

Desa 34 34

II Kelembagaan

1 Penguatan Pola Hubungan antara Perhutani

dan Masyarakat

a. Sosialisasi PHBM Desa 34 34

b. Komunikasi intens Desa 34 34

c. Memfasilitasi komunikasi dalam/antar

strata lembaga

Desa 34 34

d. Memfasilitasi pembentukan Koperasi Unit 3 3

e. Memfasilitasi pembentukan Forum

Komunikasi tingkat desa, mandor

Unit 3 3

III Ketenagakerjaan

1 Penyediaan Lapangan Kerja

a. Pembinaan Hutan (persemaian,

persiapan tanaman, tanaman, pemeliharaan)

Orang 1186 1288

b. Pengamanan hutan Orang 87 35

c. Produksi kayu (tebangan) Orang 274 163

JUmlah total

1537 1486

2 Pelatihan bagi Pekerja Perhutani

a. Pelatihan (job training) Orang 24 50

b. Studi banding Orang 34 34

IV Perlindungan Hutan

1 Pengamanan hutan

a. Pencurian pohon Pohon 1339 1422

b. Kebakaran Ha 454,23 0

c. Penggembalaan Ha 37,5 9,5

d. Bencana Alam Pohon 1025 6958

Page 26: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

26

V Perlindungan Ketenagakerjaan (Jamsostek, SMK3)

Orang 177 177

1. Penyaluran pinjaman dana PKBL kepada 11 orang/unit usaha dengan nilai Rp.

58.000.000,-.

2. Kontribusi pengelolaan hutan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat melalui

pemungutan hasil hutan non kayu/hasil hutan ikutan (kayu bakar, daun, rumput,

empon-empon, temulawak,air) dan tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, singkong,

pisang) mencapai sekitar Rp. 31.925.117.000,-

3. Profit shering/Bagi hasil produksi tahun 2010 sebagai salah satu bukti implementasi

PHBM telah diserahkan kepada 24 LMDH/Desa dengan nilai mencapai

Rp.2.647.822.032,-

4. Secara finansial terjadi penurunan gangguan keamanan hutan bila dibandingkan

dengan tahun lalu.

GANGGUAN KAMHUT (PENCURIAN POHON)

2006- 2010

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

NIL

AI

POHON 4716 2781 1667 1339 1422

KERUGIAN 12734 7312 4746 320 304

2006 2007 2008 2009 2010

Page 27: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

27

GANGGUAN KAMHUT (KEBAKARAN HUTAN)

2006 -2010

0

1000

2000N

ILA

I

LUAS (Ha) 457.5 975.6 709.1 356.2 0

Ker.(xRp.1000) 434 1875 1136 584 0

2006 2007 2008 2009 2010

5. Kemajuan penyelesaian masalah tenurial pada tahun 2010, sebagaimana tersaji pada

Tabel 12, berikut :

Tabel 12. Penyelesaian Tenurial

Type Awal'2010 Akhir'2010 Keterangan 1 2 3 4

A 416,49 Ha 142,2 Ha Turun 66%

B 3,35 Ha 0,22 Ha Turun 93%

Jumlah 419,84 Ha 142,42 Ha Turun 66%

Permasalahan tenurial type A sudah dapat ditangani secara serius sehingga mengalami

penurunan yang segnifikan, yang semula pada awal tahun 2010 sebanyak 416.49 Ha

menjadi 142.20 Ha pada akhir tahun ini artinya turun 274.29 Ha/turun mencapai 66%

dan tenurial tipe B yang semula pada awal tahun 2010 sebanyak 3.35 Ha menjadi 0.22

Ha pada akhir tahun 2010 ini berarti turun 2,96 Ha/turun mencapai 93%.

Page 28: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

28

IV. RENCANA PENGELOLAAN TAHUN 2011

A. Rencana Kelola Produksi 2011 Rencana kelola Produksi tahun 2011 tersaji sebagaimana Tabel 13, berikut ini :

Tabel 13. Rencana Kelola Produksi Tahun 2011

No. Kegiatan Rencana

Satuan Volume

1 2 3 4

1 Persemaian

a. Jati Plc 646.379

b. Rimba Plc 950.975

2 Tanaman Tahun I

a. Tanaman Rutin Ha 301,7

b. Tanaman Pembangunan Ha 884,8

3 Pemeliharaan Tanaman Th. Ke II (Tan. 2008)

a. Tanaman Rutin Ha 164,5

b. Tanaman Pembangunan Ha 708,0

4 Pemeliharaan Tanaman Th. Ke III (Tan. 2007)

a. Tanaman Rutin Ha 187,6

b. Tanaman Pembangunan Ha 581,9

5 Pemeliharaan Tanaman Th. Ke IV (Tan. 2006) Ha 736,9

6 Pemeliharaan Tanaman Th. Ke V (Tan. 2005) Ha 2.409,7

7 Pemeliharaan (Penjarangan) Ha 3.957,4

8 Monitoring Hama-Penyakit Petak Semua petak

9 Teresan Ha 260,2

10 Tebangan

a. Tebangan A2 Ha 242,8

Pohon 15.120,0

M3 13.930,0

b. Tebangan B Ha 370,1

Pohon 8.476,0

M3 3.163,0

c. Tebangan E (Pemeliharaan - Penjarangan ) Ha 3.127,7

Pohon 85.961,0

M3 4.831,0

Page 29: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

29

B. Rencana Kelola Lingkungan 2011

Rencana kelola Lingkungan tahun 2011 tersaji sebagaimana Tabel 14, dibawah ini :

Tabel 14. Rencana Kelola Lingkungan Tahun 2011

No. Kegiatan Satuan Volume

I Pengamatan Hidrologi dan Kualitas Air

a. Debit air (KRS) SPL 19

b. Sedimentasi SPL 19

c. Total Suspension Solid (TSS) SPL 19

d. Analisis kimia air Lokasi 6

e. Curah hujan SPL 25

II Pengamatan Erosi Tanah SPL 15

III Biologi

1 Satwa

a. Pemantauan satwa liar Transek 77

b. Pemantauan satwa RTE Transek 77

2 Vegetasi (Struktur dan keanekaragaman) Transek 77

IV Penanganan KPS (Kawasan Perlindungan Setempat) Ha 1,128.6

V Penanganan Kawasan Perlindungan Khusus (KPKh) Ha 1.660,9

a. Situs budaya Ha 2.4

b. Kuburan Ha 34.7

c. Wana Wisata Ha 32.4

d. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah (KPPN) Ha 459.3

e Hutan Alam Sekunder (HAS) Ha 550.8

VI Pembrantasan hama penyakit Petak Semua petak

VII Pemantauan Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun Petak

Semua

petak

VIII Pemantauan TK-TJBK Ha Semua petak

Page 30: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

30

C. Rencana Kelola Sosial 2011

Rencana kelola sosial tahun 2011 sebagai mana table 15 dibawah ini :

Tabel 15. Rencana Kelola Sosial Tahun 2011

N0 KEGIATAN SATUAN VOLUME

1 2 3 4

I Peningkatan Perekonomian Desa

1 Menyediakan Sumber Mata Pencarian MDH

a. Pinjaman dana PKBL Unit Usaha 7

b. Pelatihan usaha produktif Orang 105

c. Memfasilitasi hubungan kemitraan dengan

lembaga ekonomi

Kel. Usaha

5

2 Peningkatan Fasilitas Desa/Ekonomi

a. Bagi hasil produksi Desa 24

b. Pengembangan dan pendampingan usaha

Produktif

Desa

34

3 Peningkatan Fasilitas Desa/Ekonome Desa

a. Bagi hasil produksi Desa

b. Pengembangan dan pendampingan usaha

II Kelembagaan

1 Penguatan Pola Hubungan antara Perhutani dan

Masyarakat

a. Sosialisasi PHBM Desa 34

b. Komunikasi intens Desa 34

c. Memfasilitasi komunikasi dalam/antar strata

lembaga Desa

34

d. Memfasilitasi pembentukan Forum

Komunikasi tingkat desa, mandor

Unit 1

III Ketenagakerjaan

1 Penyediaan Lapangan Kerja

a. Pembinaan Hutan persemaian, persiapan

tanaman, tanaman, pemeliharaan)

Orang

1.490

b. Pengamanan hutan Orang 42

c. Produksi kayu (tebangan) Orang 304

2 Pelatihan bagi Pekerja Perhutani

Page 31: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

31

a. Pelatihan (job training) Orang 34

b. Studi banding Orang 34

IV Perlindungan Hutan

1 Pengamanan hutan

a. Pencurian pohon Pohon 1029

b. Kebakaran Ha

271

c. Penggembalaan Ha 109

d. Bencana Alam Pohon 566

2 Penanganan Tenurial Ha 85.42

V Perlindungan Ketenagakerjaan (Jamsostek, SMK3) Orang 177

Page 32: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

32

V. PENUTUP

Ringkasan Pengelolaan Hutan Perum Perhutani KPH Randublatung disusun dan

didistribusikan kepada para pihak, agar para pihak dapat mengetahui dan memperoleh

informasi tentang Pengelolaan Hutan yang ada pada wilayah Perum Perhutani KPH

Randublatung menurut aspek Produksi/Ekonomi, aspek Lingkungan, dan aspek Sosial.

Ringkasan Pengelolaan Hutan Perum Perhutani KPH Randublatung disusun berdasarkan

hasil kerja yang dilaksanakan oleh Perum Perhutani KPH Randublatung pada tahun 2010

dan rencana kegiatan tahun 2011.

Kami menyadari masih banyak hal yang harus dan perlu diperbaiki dalam Pengelolaan

Hutan yang ada di wilayah KPH Randublatung, oleh karena itu kami sangat berharap

adanya saran/masukan dari para pihak sehingga kami dapat mengelola hutan menuju

lestari Produksi/Ekonomi, Lingkungan, dan Sosial secara seimbang.

Randublatung, Pebuari 2011 Administratur/KKPH

Ir. Tri Setya Pratama

NIP.PP 1000 222

Page 33: PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI KPH …perhutani.co.id/wp-content/uploads/2012/02/Ringkasan-publik-KPH-Randungblatung.pdf · mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan

33