bisnis baru perhutani siap diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh daryoso, ... menyimak...

20
LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Direktur Utama Perhutani, Bambang Sukmananto membuktikan komitmen- nya untuk turun kebawah (turba) melihat langsung hasil pekerjaan jajaran- nya. Sejak awal menjabat sebagai Direktur Utama, Bambang Sukmananto dikenal sebagai sosok Direktur Utama yang suka blusukan menyusuri hu- tan. Maka tak salah jika ia pun terlihat antusias ke- tika menyusuri kawasan hutan di wilayah Perhu- tani KPH Pemalang. Blusukan menyusuri kawasan hutan di KPH Pemalang yang dilakukan oleh Direktur Utama, Bambang Sukmananto dalam safari kunjungan kerja di sejumlah wilayah Perhu- tani Unit I Jawa Tengah. Petak 53 RPH Winong, BKPH Jatin- egara, KPH Pemalang merupakan petak tanaman Karet tahun tanam 2008. Petak ini menjadi salah satu andalan KPH Pe- malang untuk eksistensi masa yang akan datang Perum Perhutani. Karena inilah yang mungkin terus menjadi perhatian Bambang Sukmananto ingin melihat secara langsung kondisi petak tanaman Karet di Perhutani KPH Pemalang tersebut pada 22 Agustus 2013 lalu. Sekitar jam 15.00 WIB iring-iringan kendaraan rombongan Dirut menyusuri alur jalan DK yang kondisinya cukup parah. Be- tapa tidak, beberapa kendaraan rombongan tidak bisa melanjutkan perjalanannya untuk mengawal orang nomor satu di Perhutani itu disebabkan kendaraan tidak memungkinkan untuk melintas di jalan yang kondisinya cukup parah. Namun dengan kondisi jalan seperti ini tidak menyurutkan keinginan Bambang Sukmananto untuk terus melaju menuju petak tanaman Karet petak 53. Setelah blusukan selama hampir 1,5 jam melintas barisan pohon-pohon jati, tibalah rombongan Diretur Utama, Bambang Suk- mananto di lokasi tanaman karet petak 53 dan disambut jajaran rimbawan BKPH Jatin- egara. Ia terkesan melihat hamparan tana- man karet di petak 53 tanaman tahun 2008 seluas 105,5 Ha RPH Winong, BKPH Jatin- egara. Kesan tersebut tertangkap ketika Pak Bambang Sukmananto berdialog dengan beberapa personil BKPH Jatinegara, dian- taranya Asper/KBKPH Jatinegara Tugiyo Widodo AMD, KRPH Wrayan Daryoso, KRPH Winong Sutrisno dan beberapa Man- dor tanaman karet. “ Saya lihat dengan adanya tana- man karet ini sebenarnya merupakan suatu tantangan yang sangat besar bagi Perhutani KPH Pemalang. Karena karet yang sekarang tumbuh baik ini semua adalah merupakan kreativitas kalian dalam mengembangkan inovasi,” demikian kesan Dirut yang disampaikan dihadapan sejumlah jajaran rimbawan BKPH Jatinegara. “ Saya bangga dan tidak mengira kalau ternyata hamparan tanaman karet di KPH Pemalang punya prospek yang baik,” tam- bahnya. Dilihat dari hamparan dan mutu fisik pohon karet Bambang menyatakan optimis tanaman karet di KPH Pemalang akan tumbuh dan berkembang. Dan kesempatan dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, KRPH Wrayan untuk menyampaikan hambatan selama mengelola tanaman karet. Diantaranya Daryoso menyampai- kan mengenai pembiayaan tanaman karet yang menurutnya belum cukup memadai, mengingat pembiayaan tanaman karet di KPH Pemalang selama ini sangat minim, terutama untuk pemeliharaan. Daryoso berharap, elemen-elemen pekerjaan yang menyangkut pemeliharaan karet dilaksanakan secara kontinyu dan berkesinambungan. Hal senada juga disampaikan Tugiyo Widodo AMD, Asper/KBKPH Jatinegara kepada Direktur Utama. Disampaikan Tugiyo bahwa pasokan pupuk dita- naman karet juga masih sangat minim. “ Normalnya pemupukan lanjutan dapat dilaksanakan setiap tahun karena manfaat pupuk berpengaruh nyata terhadap kecepatan pertumbuhan riap dan kecepatan pemulihan kulit dan regenerasi lateks,” ujar Tugiyo Widodo. Menanggapi pertanyaan tersebut, Direktur Utama Bambang Sukmananto pun menanggapai dengan arif. “ Tanpa diminta kami dari Pimpinan Direksi sudah tahu kesulitan yang dialami kalian. Dan Insya Allah setelah di- kaji lagi tentu harapan kalian akan secepatnya terwujud,” jawab Dirut menanggap sejumlah keluhan jajarannya di lapangan. Ditegaskan Bambang tentang kebanggaannya akan pengelolaan hutan tanaman karet agar perlunya dibarengi mengembangkan SDM yang ahli dalam bidang pengelo- laan tanaman karet. Untuk itu ia minta sesegera mungkin dibentuk kelompok dan tenaga untuk dilatih dan dididik, khususnya pelatihan penyadapan karet. “ Jangan lupa petani karet yang nanti akan menjadi penyadap hendaknya diambil dari masyarakat sekitar se- hingga dengan adanya tanaman karet di KPH Pemalang sekaligus dapat mensejahterakan masyarakat sekitar dan meningkatkan taraf hidup mereka,” pintanya yang men- dukung penuh pengelolaan karet di KPH Pemalang agar lebih berkembang lagi. Dan tepuk tangan riuh dari seluruh jajaran yang ada disitu pun membahana mendengar per- nyataan Direktur Utama Perhutani itu. Dalam kegitan blusukan Direktur Utama ke tana- man Karet ini berlangsung sangat hangat, kendati orang nomor satu dijajaran Perhutani ini terlihat lelah karena setelah seharian melakukan kunjungan kerja di sejumlah wilayah di Perhutani Unit I Jawa Tengah, namun kelela- han ini tidak menyurutkan keinginan Dirut yang sudah lama sekali ingin melihat kondisi riil tanaman Karet di KPH Pemalang. Peninjauan tanaman karet di petak 53 RPH Winong, BKPH Jatinegara tersebut Durut didampingi Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Teguh Hadi Siswanto, Administratur/KKPH Pemalang A Fadjar Agung S, S.Hut dan sejumlah pejabat terkait lainnya. “ Setelah melihat tanaman Karet KPH Pemalang saya sungguh sangat lega, saya tidak hanya menerima lapo- ran saja tapi saya sudah tahu persis kondisi dilapangan,” ujarnya bangga. Setelah lama berdiskusi dilokasi tanaman karet Dirut dan rombongan berfoto bersama. Terlihat kegembiraan yang tersirat diwajah jajaran di BKPH Jatinegara, salah satunya Asper/KBKPH Jatinegara Tugiyo Widodo AMD yang menyatakan bangga dan terharu atas kunjungan pucuk pimpinannya itu. “ Sudah ama sekali ingin tanaman karet kami dilihat secara langsung oleh Pak Dirut. Do’a kami terkabulkan,” ujar Tugiyo Widodo. Hal serupa juga disampaikan oleh Daryoso KRPH Winong, diakuinya kedatangan Dirut tersebut baginya merupakan suatu berkah dan berharap akan menjadi momentum bagi keberhasilan tanaman karet di KPH Pemalang. Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan makna dan kesan yang sangat tinggi bagi para pengelola ditingkat bawah yaitu dijajaran BKPH Jatinegara KPH Pe- malang karena ada keyakinan besar dibenak mereka bahwa semua potensi besar akan digarap maksimal jika ada tekad dan kemauan yang kuat. Hms Pml/Dodi S KPH PEMALANG - Ad- ministratur Perhutani/KKPH Pemalang, A Fadjar Agung Susetyo, S.Hut ketika ditemui di ruang kerjanya, mengatakan bahwa KPH Pemalang telah menanam Karet sampai dengan tahun 2012 seluas 719,3 hektar dan dikelola dengan serius. Eman-eman dong ka- lau tidak ditangani dengan sungguh-sungguh,” katanya kepada BINA. Dimungkinkan, lanjutnya bahwa dalam rangka menin- gkatkan produktivitas lahan maka pengembangan tana- man karet nantinya diarah- kan kepada unit kelola bisnis yaitu dengan keluasan areal karet 2.500 hektar dan kalau bisa ia ingin tanaman karet ini ada pengorganisasian tersendiri. Fadjar Agung Susetyo yang akrab dipanggil Pak Anton ini mengatakan, kalau secara logika dengan biaya sebesar Rp 3 juta/ha untuk tanaman karet tidak mungkin bisa dilaksanakan. Tapi kalau dilihat dari kasus perkasus selama hampir 5 tahun yang ia pelajari, dampak dari minimnya biaya hanya pada keterlambatan riap keliling saja. “ Maksudnya dengan adanya pembiayaan itu hanya berdampak pada tidak optimalnya pertumbuhan riap keliling pada batang. Tapi entah kalau berpengaruh pada mutu hasil pemanenan getah nanti. Karena menurut informasi produktivitas getah tanaman karet tergantung pasokan pupuk, “ tegasnya. Kalau memang pasokan pupuk dapat mempengaruhi produktivitas, bisa jadi akan terjadi pengambilan getah yang berlebihan. Pengam- bilan getah yang berlebihan akan menurunkan kadar karet kering, sehingga menimbulkan kekeringan alur sadap, yang pada giliran- nya menghambat kelangsungan produksi dimasa datang. “ Sebaliknya getah karet yang tidak diambil hari ini, tidak dapat diambil dua kali lipat pada penyada- pan berikutnya. Jika dipaksakan, bidang sadap menjadi rusak,” ujarnya. Meski demikian, menurut Anton dengan minimnya biaya perawatan ia tetap optimis tanaman karet di KPH Pemalang dapat diproduksi ta- hun 2015. Estimasi pendapatan dari tanaman karet ini, trend perkem- bangan pasar karet dunia selama dua puluh tahun ini mulai dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2012 terlihat prospektif dengan kecen- derungan harga terus meningkat. Tahun 1993 US$ 1/Kg dan tahun 2012 US$ 3,7/Kg. hal ini disebabkan permintaan karet dunia yang terus meningkat, sekitar 5% per tahun. Ditambahkan, yang berada diatas kemampuan penyediannya oleh negara-negara produsen walaupun di pasar karet dunia ada subsititusi karet sintetis, tetapi terpaut harga yang relatif lebih mahal disebabkan bahan bakunya mengikuti perkembangan harga minyak bumi. Kemudian untuk estimasi pendapatan dari tanaman karet, Anton menambahkan bahwa dari tim kajian KPH Mandiri KPH Pema- lang sudah melakukan analisis dan penelitian berdasarkan sensus dan pengukuran di lapangan. Secara umum realisasi pengembangan tanaman karet (2008-2012) seluas 719,3 Ha dengan kerataan riap 2015 Tanaman Karet Siap Diproduksi Admi/KKPH Pemalang, A Fadjar Agung Susetyo, S.Hut. Adm/KKPH Pemalang sedang memberikan keterangan seputar kondisi tanaman karet dipetak 53 RPH Winong, BKPH Jatinegara kepada Dirut Perum Perhutani. Tanaman Karet, Bisnis Baru Perhutani 2 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 3

Upload: phamkhue

Post on 06-Mar-2019

315 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA

Direktur Utama Perhutani, Bambang Sukmananto

membuktikan komitmen-nya untuk turun kebawah (turba) melihat langsung hasil pekerjaan jajaran-

nya. Sejak awal menjabat sebagai Direktur Utama,

Bambang Sukmananto dikenal sebagai sosok

Direktur Utama yang suka blusukan menyusuri hu-

tan. Maka tak salah jika ia pun terlihat antusias ke-tika menyusuri kawasan hutan di wilayah Perhu-

tani KPH Pemalang.

Blusukan menyusuri kawasan hutan di KPH Pemalang yang dilakukan oleh Direktur Utama, Bambang Sukmananto dalam safari kunjungan kerja di sejumlah wilayah Perhu-tani Unit I Jawa Tengah.

Petak 53 RPH Winong, BKPH Jatin-egara, KPH Pemalang merupakan petak tanaman Karet tahun tanam 2008. Petak ini menjadi salah satu andalan KPH Pe-malang untuk eksistensi masa yang akan datang Perum Perhutani. Karena inilah yang mungkin terus menjadi perhatian Bambang Sukmananto ingin melihat secara langsung kondisi petak tanaman Karet di Perhutani KPH Pemalang tersebut pada 22 Agustus 2013 lalu.

Sekitar jam 15.00 WIB iring-iringan kendaraan rombongan Dirut menyusuri alur jalan DK yang kondisinya cukup parah. Be-tapa tidak, beberapa kendaraan rombongan tidak bisa melanjutkan perjalanannya untuk mengawal orang nomor satu di Perhutani itu disebabkan kendaraan tidak memungkinkan untuk melintas di jalan yang kondisinya cukup parah. Namun dengan kondisi jalan seperti ini tidak menyurutkan keinginan Bambang Sukmananto untuk terus melaju menuju petak tanaman Karet petak 53.

Setelah blusukan selama hampir 1,5 jam melintas barisan pohon-pohon jati, tibalah rombongan Diretur Utama, Bambang Suk-

mananto di lokasi tanaman karet petak 53 dan disambut jajaran rimbawan BKPH Jatin-egara. Ia terkesan melihat hamparan tana-man karet di petak 53 tanaman tahun 2008 seluas 105,5 Ha RPH Winong, BKPH Jatin-egara. Kesan tersebut tertangkap ketika Pak Bambang Sukmananto berdialog dengan beberapa personil BKPH Jatinegara, dian-taranya Asper/KBKPH Jatinegara Tugiyo Widodo AMD, KRPH Wrayan Daryoso, KRPH Winong Sutrisno dan beberapa Man-dor tanaman karet.

“ Saya lihat dengan adanya tana-man karet ini sebenarnya merupakan suatu tantangan yang sangat besar bagi Perhutani KPH Pemalang. Karena karet yang sekarang tumbuh baik ini semua adalah merupakan kreativitas kalian dalam mengembangkan inovasi,” demikian kesan

Dirut yang disampaikan dihadapan sejumlah jajaran rimbawan BKPH Jatinegara.

“ Saya bangga dan tidak mengira kalau ternyata hamparan tanaman karet di KPH Pemalang punya prospek yang baik,” tam-bahnya.

Dilihat dari hamparan dan mutu fisik pohon karet Bambang menyatakan optimis tanaman karet di KPH Pemalang akan tumbuh dan berkembang. Dan kesempatan dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, KRPH Wrayan untuk menyampaikan hambatan selama mengelola tanaman karet. Diantaranya Daryoso menyampai-kan mengenai pembiayaan tanaman karet yang menurutnya belum cukup memadai, mengingat pembiayaan tanaman karet di KPH Pemalang selama ini sangat minim, terutama untuk pemeliharaan. Daryoso

berharap, elemen-elemen pekerjaan yang menyangkut pemeliharaan karet dilaksanakan secara kontinyu dan berkesinambungan. Hal senada juga disampaikan Tugiyo Widodo AMD, Asper/KBKPH Jatinegara kepada Direktur Utama. Disampaikan Tugiyo bahwa pasokan pupuk dita-naman karet juga masih sangat minim.

“ Normalnya pemupukan lanjutan dapat dilaksanakan setiap tahun karena manfaat pupuk berpengaruh nyata terhadap kecepatan pertumbuhan riap dan kecepatan pemulihan kulit dan regenerasi lateks,” ujar Tugiyo Widodo.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Direktur Utama Bambang Sukmananto pun menanggapai dengan arif.

“ Tanpa diminta kami dari Pimpinan Direksi sudah tahu kesulitan yang dialami kalian. Dan Insya Allah setelah di-kaji lagi tentu harapan kalian akan secepatnya terwujud,” jawab Dirut menanggap sejumlah keluhan jajarannya di lapangan.

Ditegaskan Bambang tentang kebanggaannya akan pengelolaan hutan tanaman karet agar perlunya dibarengi mengembangkan SDM yang ahli dalam bidang pengelo-laan tanaman karet. Untuk itu ia minta sesegera mungkin dibentuk kelompok dan tenaga untuk dilatih dan dididik, khususnya pelatihan penyadapan karet.

“ Jangan lupa petani karet yang nanti akan menjadi penyadap hendaknya diambil dari masyarakat sekitar se-hingga dengan adanya tanaman karet di KPH Pemalang sekaligus dapat mensejahterakan masyarakat sekitar dan meningkatkan taraf hidup mereka,” pintanya yang men-dukung penuh pengelolaan karet di KPH Pemalang agar lebih berkembang lagi. Dan tepuk tangan riuh dari seluruh jajaran yang ada disitu pun membahana mendengar per-nyataan Direktur Utama Perhutani itu.

Dalam kegitan blusukan Direktur Utama ke tana-man Karet ini berlangsung sangat hangat, kendati orang nomor satu dijajaran Perhutani ini terlihat lelah karena setelah seharian melakukan kunjungan kerja di sejumlah wilayah di Perhutani Unit I Jawa Tengah, namun kelela-han ini tidak menyurutkan keinginan Dirut yang sudah lama sekali ingin melihat kondisi riil tanaman Karet di KPH Pemalang. Peninjauan tanaman karet di petak 53 RPH Winong, BKPH Jatinegara tersebut Durut didampingi Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Teguh Hadi Siswanto, Administratur/KKPH Pemalang A Fadjar Agung S, S.Hut dan sejumlah pejabat terkait lainnya.

“ Setelah melihat tanaman Karet KPH Pemalang saya sungguh sangat lega, saya tidak hanya menerima lapo-ran saja tapi saya sudah tahu persis kondisi dilapangan,” ujarnya bangga.

Setelah lama berdiskusi dilokasi tanaman karet Dirut dan rombongan berfoto bersama. Terlihat kegembiraan yang tersirat diwajah jajaran di BKPH Jatinegara, salah satunya Asper/KBKPH Jatinegara Tugiyo Widodo AMD yang menyatakan bangga dan terharu atas kunjungan pucuk pimpinannya itu.

“ Sudah ama sekali ingin tanaman karet kami dilihat secara langsung oleh Pak Dirut. Do’a kami terkabulkan,” ujar Tugiyo Widodo. Hal serupa juga disampaikan oleh Daryoso KRPH Winong, diakuinya kedatangan Dirut tersebut baginya merupakan suatu berkah dan berharap akan menjadi momentum bagi keberhasilan tanaman karet di KPH Pemalang.

Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan makna dan kesan yang sangat tinggi bagi para pengelola ditingkat bawah yaitu dijajaran BKPH Jatinegara KPH Pe-malang karena ada keyakinan besar dibenak mereka bahwa semua potensi besar akan digarap maksimal jika ada tekad dan kemauan yang kuat.

Hms Pml/Dodi S

KPH PEMALANG - Ad-ministratur Perhutani/KKPH Pemalang, A Fadjar Agung Susetyo, S.Hut ketika ditemui di ruang kerjanya, mengatakan bahwa KPH Pemalang telah menanam Karet sampai dengan tahun 2012 seluas 719,3 hektar dan dikelola dengan serius.

“ Eman-eman dong ka-lau tidak ditangani dengan sungguh-sungguh,” katanya kepada BINA.

Dimungkinkan, lanjutnya bahwa dalam rangka menin-gkatkan produktivitas lahan maka pengembangan tana-man karet nantinya diarah-kan kepada unit kelola bisnis yaitu dengan keluasan areal karet 2.500 hektar dan kalau bisa ia ingin tanaman karet ini ada pengorganisasian tersendiri.

Fadjar Agung Susetyo yang akrab dipanggil Pak Anton ini mengatakan, kalau secara logika dengan biaya sebesar Rp 3 juta/ha untuk tanaman karet tidak mungkin bisa dilaksanakan. Tapi kalau dilihat dari kasus perkasus selama hampir 5 tahun yang ia pelajari, dampak dari minimnya biaya hanya pada keterlambatan riap keliling saja.

“ Maksudnya dengan adanya pembiayaan itu hanya berdampak pada tidak optimalnya pertumbuhan riap keliling pada batang. Tapi entah kalau berpengaruh pada mutu hasil pemanenan getah nanti. Karena menurut informasi produktivitas getah tanaman karet tergantung pasokan pupuk, “ tegasnya.

Kalau memang pasokan pupuk dapat mempengaruhi produktivitas, bisa jadi akan terjadi pengambilan getah yang berlebihan. Pengam-bilan getah yang berlebihan akan menurunkan kadar karet kering, sehingga menimbulkan kekeringan alur sadap, yang pada giliran-nya menghambat kelangsungan produksi dimasa datang.

“ Sebaliknya getah karet yang tidak diambil hari ini, tidak dapat diambil dua kali lipat pada penyada-pan berikutnya. Jika dipaksakan, bidang sadap menjadi rusak,”

ujarnya.Meski demikian, menurut Anton

dengan minimnya biaya perawatan ia tetap optimis tanaman karet di KPH Pemalang dapat diproduksi ta-hun 2015. Estimasi pendapatan dari tanaman karet ini, trend perkem-bangan pasar karet dunia selama dua puluh tahun ini mulai dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2012 terlihat prospektif dengan kecen-derungan harga terus meningkat. Tahun 1993 US$ 1/Kg dan tahun 2012 US$ 3,7/Kg.

hal ini disebabkan permintaan karet dunia yang terus meningkat, sekitar 5% per tahun. Ditambahkan, yang berada diatas kemampuan penyediannya oleh negara-negara produsen walaupun di pasar karet dunia ada subsititusi karet sintetis, tetapi terpaut harga yang relatif lebih mahal disebabkan bahan bakunya mengikuti perkembangan harga minyak bumi.

Kemudian untuk estimasi pendapatan dari tanaman karet, Anton menambahkan bahwa dari tim kajian KPH Mandiri KPH Pema-lang sudah melakukan analisis dan penelitian berdasarkan sensus dan pengukuran di lapangan. Secara umum realisasi pengembangan tanaman karet (2008-2012) seluas 719,3 Ha dengan kerataan riap

2015 Tanaman KaretSiap Diproduksi

Admi/KKPH Pemalang, A Fadjar Agung Susetyo, S.Hut.

Adm/KKPH Pemalang sedang memberikan keterangan seputar kondisi tanaman karet dipetak 53 RPH Winong, BKPH Jatinegara kepada Dirut Perum Perhutani.

Tanaman Karet,Bisnis Baru Perhutani

2 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

2

BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 3

3

Page 2: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

LAPORAN UTAMALAPORAN UTAMA

KPH PEMALANG – Tanaman Karet di KPH Pemalang yang sejak tahun 2008 hingga kini sudah terbangun seluas 719,3 Ha. Tanaman Karet yang sudah tertanam di wilayah KPH Pemalang ini merupakan inovasi baru yang bisa mengangkat kinerja dan keuntungan perusahaan dalam waktu singkat dan merupakan jawaban untuk men-dukung pendapatan Perusahaan.

Dalam era industri ini sudah saatnya Perhutani berubah kultur. Perubahan kultur ini diarahkan kepada pengembangan bis-nis. Salah satunya adalah tanaman Karet sebagai salah satu pelu-ang untuk meningkatkan nilai tambah dari produk-produk yang dihasilkan Perhutani selama ini. Dan merupakan salah satu ko-moditi, baik bagi sumber pendapatan, kesempatan memperluas lapangan kerja dan devisa serta pendorong pertumbuhan ekonomi di lingkungan masyarakat desa sekitar hutan.

Menurut Kepala Seksi PSDH KPH Pemalang, Rana Gumelar, S.Hut, dari hasil pengamatan dilapan-gan seluas sekitar 105,5 ha tanaman karet di KPH Pemalang sebenarnya siap bisa diproduksi dalam waktu dekat. Itu untuk tanaman karet tahun tanam 2008. Namun untuk mewujudkan itu menurut pemantauan fisik dilapangan masih diketemukan kendala teknis, yaitu pengaruh keliling pohon yang disyaratkan.

“ Untuk bisa diproduksi belum merata, terutama setiap bloknya keliling rata-rata masih dibawah 40 cm, standar yang dapat

disadap adalah lebih dari 40 cm dengan se-baran 60 persen,” katanya.

“Persyaratan tanaman karet bisa di-produksi keliling batang yang syaratkan setiap bloknya harus merata,” tambahnya yang optimis tanaman Karet KPH Pemalang siap diproduksi.

Ditanya mengenai perkiraan kapan tanaman karet akan diproduksi disebutkan bahwa dari hasil sensus dan pengukuran yang dilakukan pada Juni tahun 2012 karet di KPH Pemalang tahun 2015 seluas 483,1 Ha sudah dapat diproduksi. Dengan target produksi sekitar 144.930 Kg terdiri dari tana-man karet tahun tanam 2008, 2009 dan 2010.

Sementara Tugiyo Widodo, AMD Asper/KBKPH Jatinegara KPH Pemalang, ketika ditemui di Kantor Asper/BKPH Jatinegara, Tugiyo menuturkan, tanaman karet yang sudah ditanam di wilayahnya sebenarnya bisa cepat mulai diproduksi. Secara teknis menurut dia perhitungan normal pada tahun kelima tanaman karet sudah mulai sadap buka atau sudah bisa diproduksi pada tahun 2013 ini.

“ Tanaman karet yang sudah tertanam ini pengelolaannya masih konvensional, dima-na pembiayaan tanaman karet masih sangat minim dibandingkan dengan biaya-biaya yang direkomendasikan oleh Balai Penelitian Getas Salatiga,” kata Tugiyo. Terutama pada kegiatan pemeliharaan karet antara lain kegiatan pemupukan yang pelaksanaannya

dirasakan kurang optimal sehingga berpengaruh terha-dap keterlambatan perkembangan riap pohon karet.

Manfaat pupuk ia jelaskan sangat berpengaruh nyata terhadap kecepa-tan pertumbuhan riap dan kecepatan pemulihan kulit dan regenerasi lateks. Pemupukan yang dilaksanakan di tanaman karet Per-hutani KPH Pema-lang hanya pupuk dasar dan pupuk lanjutan, yaitu pu-puk kandang seb-agai pupuk dasar

dan pada tanaman tahun ke II dan ke III saja dan pupuk lanjutan yaitu dengan pupuk urea setelah satu bulan tanam dan pada tanaman tahun ke II dan Ke III.

“ Pupuk ekstra terutama pupuk N dan K, SP 36, KCL (Sulfur) belum pernah dilak-sanakan mengingat anggaran biaya tana-

keliling pada umur 5 tahun masih di bawah NPS sehingga baru disadap mulai tahun 2015.

“ Dari hasil perhitungan pendapatan karet KPH Pemalang pada tahun 2015 diproyeksikan mencapai sekitar Rp 2,9 Mi-lyar dengan prediksi produksi getah lateks (getah kering) target 144.930 Kg. Namun pada tahun 2015 dengan pendapatan sebesar Rp 2,9 Milyar itu belum dikurangi pembiayaan,” katanya.

Beban biaya tahun 2015 masih tinggi diperkirakan mencapai Rp 6 milyar, se-hingga pada tahun 2015 KPH Pemalang dari hasil tanaman karet belum mendapat-kan laba. Dan mulai tahun 2017 dan seter-usnya, kata Anton KPH Pemalang akan mendapatkan laba yang sangat signifikan.

“ Karena target getah yang dihasil-kan setiap pohonnya dengan standar yang sudah ditetapkan akan terus meningkat dikarena kenaikan jumlah tanaman dan pemeliharaan pertahunnya,” tegasnya.

Agribisnis karet di Perhutani di masa datang akan mempunyai prospek yang ma-kin cerah, diiringi meningkatnya industri po-limer pengguna karet serta semakin langka sumber-sumber minyak bumi dan makin mahalnya harga minyak bumi sebagai bahan pembuatan karet sintetis. Perhutani KPH Pemalang jika rencana pengemban-gan tanaman karet seluas 2.500 Hektar sesuai dengan redesign sampai tahun 2022 dapat terealisasi, maka dapat dipasti-kan KPH Pemalang akan mempunyai pelu-ang untuk menjadi produsen Karet.

Kesimpulan bahwa tanaman Karet di KPH Pemalang bisa menjadi pelopor dan keberhasilannya dapat untuk sebagai acuan KPH lainnya yang sudah ditetap-kan sebagai kluster Karet (Unit III Jawa Barat). Harapan kedepan pengelolaan tanaman karet di KPH Pemalang tetap ditangani secara serius dan dilaksanakan secara intensif. Dukungan deregulasi Di-reksi yang mengarah kepada kebijakan biaya tanaman karet tetap harus ada untuk mendukung keberhasilan pengembangan tanaman karet di KPH Pemalang. Dikha-watirkan pengelolaan karet di KPH Pema-lang dilaksanakan dengan setengah hati, mengingat dukungan biaya yang belum memadai.

Kebijakan yang diperlukan untuk per-cepatan inventasi adalah pembangunan sarana dan prasarana berupa tempat penimbunan/pengumpulan getah yang di-tempatkan berdekatan dengan petak tana-man Karet, investasi jalan angkutan hasil hutan karet, jembatan, alat transportasi, komunikasi dan sumber energy. Pengem-bangan sistim kemitraan dengan petani (pesanggem) melalui LMDH. Juga pem-bentukan unit kelola bisnis dengan pen-gorganisasian sendiri. Pengelolaan SDM sangat diperlukan untuk membentuk SDM lapangan yang terorganisasi yang terdiri dari orang-orang yang telah akhli dibidan-gnya secara khusus. Perlunya merubah

Karet, Tanaman Inovasi Baru

man karet KPH Pemalang masih relatif sangat kecil,”ujar Tugiyo.

Hal senada juga disampaikan oleh Daryoso, KRPH Winong, BKPH Jatinegara KPH Pemalang. Bahwa dari hasil pen-gamatan sejak dia diberi tanggung jawab menanam karet pada tahun 2008, dia awal-nya sangat pesimis dengan adanya pene-tapan anggaran biaya tanaman karet yang hanya 3 juta/Ha. Bila dibandingkan dengan rekomendasi Balai Penelitian Getas Salatiga sampai 15 juta/Ha masih sangat jauh.

“ Perbedaan yang paling menyolok adalah di tarip biaya pengolahan tanah, pembuatan teras, pembuatan lubang, pemupukan ekstra, pemeliharaan teras dan pangkas tunas serta toping,” katanya.

Dengan kenyataan yang ada dan den-gan pembiayaan yang minim tersebut, Daryoso yang sudah diberi mandat untuk membuatan tanaman karet yang mungkin baru pertama kalinya dilaksanakan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk membuktikan diri bahwa dia bisa walaupun dengan biaya yang minim. Terbukti tanaman karet diwilayahnya seluas 205,9 hektar tum-buh dengan baik. Bahkan lanjutnya, tana-

man seluas 205,9 hektar ini diprediksikan tahun 2015 akan diproduksi.

“ Saya bangga kalau teman-teman se-jawat atau pimpinan sering menyebut dirinya Mantri Karet,” ujar Daryoso.

Dodi S/Hms Pml

Kasi PSDH KPH Pemalang, Rana Gu-melar, S.Hut

Tugiyo Widodo, AMD Asper/KBKPH Jatinegara.

Daryoso, KRPH Winong, BKPH Jatin-egara.

KPH SUMEDANG - Perhutani mema-suki babak bisnis baru, yaitu pengembangan tanaman karet di Unit III Jawa Barat dan Banten. Tepatnya di KPH Sumedang, KPH Majalengka, dan KPH Indramayu. Keseriu-san Pehutani mengembangkan bisnis karet

dengan dikeluarkan keputusan direksi pada 9 Juli 2012 tentang penunjukan pengembangan tanaman karet pada Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten, kemudian ditindaklanjuti dengan pelantikan Pimpro pada tang-gal 10 September 2012. H Noor Rachman, SP ditunjuk dan seka-ligus dilantik sebagai Pimpro Pengembangan Tanaman Karet.

“ Pada saat itu, saya belum punya staff dan rencana lokasi tanaman pun belum ditentukan,” jelas Pimpro Pengembangan Tanaman Karet H Noor Rach-man, SP kepada BINA di kantor Pengembangan Tanaman Karet, Majalengka (21/8).

Selanjutnya, tutur dia, pada 7 – 15 September 2012, dirinya bersama kurang lebih 40 perserta mengikuti pelatihan teknik budi daya tanaman karet di LPP dan Instper Yogjakarta serta PTPN VIII Batu Lawang Ciamis, Pan-gejar Cikalong, dan Wangun Reja Subang.

Setelah itu, Pimpro Pengem-bangan Tanaman Karet bersama Kepala Unit III Jawa Barat dan Banten me-nyusun struktur organisasi Proyek Pengem-bangan Tanaman Karet, yang meliputi 3 Asper, 6 KRPH, 31 mandor, dan 8 orang terdiri kepala Pimpro, Pinlak, dan pegawai kantor sebagai staff pendukung kegiatan pengembangan tanaman karet.

“ Awal struktur organisasi pengemban-gan tanaman karet berjumlah 48 orang,” ungkap Noor Rachman.

Karena luas tanaman karet semakin luas, maka dipandang mendesak untuk menambah sumber daya manusia agar pengembangan tanaman karet terwujud se-bagaimana diharapkan. Maret 2013 proyek pengembangan tanaman karet menambah tenaga baik di kantor maupun di lapangan jumlahnya menjadi 70 orang. Struktur organ-isasi pun menjadi lebih besar, terdiri dari 1 kepala pimpro, 3 pinlak, 1 Kasi Tanaman, KTU dan lain – lain, serta 6 Asper, 12 KRPH, dan ditambah mandor.

Dalam waktu dekat, proyek pengem-bangan tanaman karet akan menambah lagi tenaga teknis di lapangan sebanyak 38 orang yang berlatar pendidikan SMK Kehutanan dan SMK Perkebunan. Dalam pengembangan tanaman karet, juga me-manfaatkan pensiunan perkebunan PTPN VIII sebagai supervisor. Mereka itu berlatar belakang tenaga mandor maupun yang lebih tinggi lagi yaitu Administratur, yang bertindak sebagai tenaga pendamping di lapangan.

“ Kita masih butuh tenaga pendamping

yang sudah ahlinya. Karena kita belum punya pengalaman untuk pengembangan tanaman karet,” kilah Pimpinan Proyek Pengembangan Tanaman Karet.

MU

Tanaman KaretSemakin LuasTANAMAN karet di areal kawasan hutan

Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten semakin luas. Pada tahun 2012, seluas 562, 43 hektar dari rencana tanaman seluas 573, 18 hektar yang tersebar pada KPH Indrama-yu 200 hektar, Majalengka 189 hektar, dan sisanya di KPH Sumedang. Perhutani mem-fokuskan pengembangan tanaman karet pada 3 KPH tersebut.

“ Realisasi sampai Maret 2013 seluas 562, 43 hektar. Ini luas efektif ,” jelas H Noor Rachman, SP Pimpro.

“Sisanya untuk pengembangan sarana dan prasana di lokasi proyek.”

Kemudian untuk tanam 2013, lanjutnya, akan menanam seluas 2.018, 28 hektar, kemudian dikoreksi oleh direksi menjadi 1.633, 47 hektar yang tersebar di KPH Sumedang 558,50 hektar; KPH Indramayu 444,04 hektar, dan KPH Indramayu 630, 93 hektar.

” Koreksian itu berdasarkan alasan tek-

Babak Baru Bisnis Perhutani

H Noor Rachman, SP Pimpro Pengembangan Tanaman Karet.

4 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

4

BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 5

5

Page 3: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

LAPORAN KHUSUS LAPORAN KHUSUS

nis penyediaan bibit. Tidak mungkin mampu menyediakan bibit sebanyak 1.300.000 plances terpenuhi dalam waktu dekat,” jelas Dede Nugraha, Kasi Tanaman Pengemban-gan Tanaman Karet.

“ Kemudian direksi memutuskan luas tanaman tahun 2013 menjadi 1.633, 47 hektar dengan bibit sebanyak 1.000.000

plances.”Untuk pengadaan bibit tanaman karet,

Proyek Pengembangan Tanaman Karet masih mengandalkan dari Balai Penelitian Karet atau Balitka, Getas, Sala Tiga, Jawa Tengah. Persemaian pohon karet menggu-nakan teknologi terkini yaitu Juvenille Bud-ding atau Green Budding alias tanam benih

langsung (Tabela). Salah satu dari keung-gulannya adalah pen-gakaran bibit sudah kuat sehingga cepat tumbuh.

“ Persemaian karet dengan OMT tidak digunakan lagi. Karena pengakaran-nya lemah,” jelas Noor Rachman.

Persiapan tanam 2013 sedang diker-jakan. Bibit tanaman karet akan datang pada Oktober, kemu-dian didistribusikan ke

lokasi rencana tanaman karet yang tersebar pada tiga KPH tersebut. Setelah sampai di lokasi, bibit tersebut dikarantina selama 1 minggu.

“ Harus cepat ditanam. Kalau terlambat, adaptasi akarnya susah menancap ke ta-nah,” Dede Nugraha.

Noor Rachman menambahkan, ma-salah lain yang muncul berkaitan dengan tata waktu. Karena program baru, maka kebijakan tata waktu yang sekarang kelewat mepet. Sekarang pihaknya harus ngebut.

“ Kami sedang berkejaran dengan tata waktu. Karena keputusan dari pusat dan dari pusat (direksi) banyak yang harus di-pertimbangkan,” kilahnya.

Pengembangan tanaman karet menggu-nakan konsultan PT Pennurin. Ketika BINA kembali dari Majalengka menuju Bekasi lewat Ujung Jaya, di sebelah kiri jalan tana-man karet sudah tumbuh tinggi mencapai 1 meter up di areal KPH Sumedang.

Demikian pula, ketika melintasi jalan antara Cikamurang - Sanca, pada sisi kiri jalan tanaman karet tumbuh sangat bagus di areal KPH Indramayu. MU

Formap Akan Sia-Sia Kalau Tak Akui BATB

Adm KPH Kedu SelatanIr. Toni Suratno MM

Selamat Hari Raya

Idul Fitri1 Syawal 1434 Hijriah

Minal aidin wal faidzinMaaf lahir dan batin

Keluarga Besar Perum PerhutaniKPH Kedu Selatan mengucapkan :

KPH KEDU SELATAN – Kondisi Desa Panawaren di wilayah hutan RPH Pring-ombo BKPH Banjarnegara KPH Kedu Se-latan semakin kondusif pasca mediasi dan pengukuran tata batas wilayah atas wilayah hutan negara yang diklaim masyarakat Panawaren. Dikatakan Adm/KKPH Kedu Selatan, Ir Toni Suratno MM yang ditemui BINA usai halal bi halan di Perum Perhutani Unit I Jateng ( 13/8) mengatakan pihaknya telah melakukan pendekatan kembali ke masyarakat dan patroli rutin bersama Polres dan Kodim Banjarnegara.

Bertepatan di bulan ramadhan kemaren bersama jajarannya dan Pemda setempat

melakukan silaturahmi dan sholat tarawih bersama yang diikuti para tokoh masyarakat setempat.

“ Sebenarnya sebagian besar masyara-kat Panawaren tidak setuju dan tidak men-tolerir kegiatan sebagian anggota Formap. Para tokoh masyarakat Panawaren pun juga sangat kecewa dengan langkah-lang-kah yang ditempuh Formap tersebut. “ kata Toni yang pada kesempatan silaturahmi itu juga disambut hangat oleh masyarakat.

Dalam pembinaan yang dilakukan diba-has kerjasama dan rencana-rencana ke de-pan Panawaren. Umumnya dikatakan Toni masyarakat memahami dan mendukung apa yang disampaikan dalam pembinaan tersebut. Dan mereka sadar bahwa fungsi hutan sangat banyak yang bermanfaat bukan saja untuk Perhutani tetapi juga ma-syarakat sekitar hutan.

“ Kita lakukan pelan-pelan, karena aki-bat dari kejadian kemarin mungkin ada yang kurang puas. Tetapi pada umumnya ma-syarakat mendu-kung apa yang kita rencanakan,” jelas Toni yang memin-ta agar selesainya pengukuran atau rekonstruk tata batas yang sudah kita lakukan, mas-ing-masing pihak supaya mematuhi apa yang sudah dijadikan kepu-tusan. Baik Per-

Lahan Dikembalikan ke Kelas Perusahaanhutani, Masyarakat sekitar hutan maupum Pemda mari sama-sama untuk membangun kembali hutan yang betul-betul menjadi mi-liknya negara.

Untuk itu Kepala Desa Panawaren yang baru Ferdi pada kesempatan tersebut meminta kepada Perhutani agar kerjasama yang pernah terjalanin bisa segera dipupuk kembali.

Kegiatan illegal logging yang dilakukan Pujo Cs (Ketua Formap) yang telah merusak hutan negara dikatakan Toni telah mening-gal bekas dan menjadi tanah kosong seluas 60 hektar lebih.

“ Lahan itu akan kita tanami segera tahun ini, kita kembalikan ke kelas peru-sahan dengan jenis tanaman damar. Nanti akan kita tanam dengan jarak tanam 3 x 2 meter,” kata Toni diman untuk reboisasi itu setidaknya akan dibutuhkan bibit sekitar 120

ribu plances. Sementara itu dikesempatan terpisah

Kasi PSDH KPH Kedu Selatan, Hartanto SE mengatakan kepada BINA bahwa untuk rencan rehabilitasi kawasan tersebut dari invetarisasi dan identifikasi lokasi ditemukan ada sembilan anak petak yang kosong aki-bat dari pembalakan.

“ Sudah kita ukur keluasannya dan ketemu sekitar 60,8 hektar,” katanya.

Selain akan dikembalikan ke tanaman kelas perusahaan damar, dikatakan Har-tanto penanaman juga akan dicampur den-gan tanaman pengisi lainnya seperti salam, mahoni dan puspa.

Untuk menanami kembali karena kelua-sannya yang cukup besar, penanaman yang akan dilakukan pada musim tanam tahun ini, rencana tenaganya juga akan dikerahkan dari resort lain.

“ Ini kalau tenaga dari resort setempat tidak mampu karena luasnya lahan yang harus kita tanami,” jelasnya.

S.Widhi

Adm/KKPH Kedu Selatan, Ir Toni Su-ratno MM

FORUM Masyarakat Panawaren (Formap) sebagaimana diberitakan tetap menolak dengan keputusan dari proses verbal BATB. Sebenarnya penolakan itu juga akan sia-sia saja, karena bukti BATB yang dimiliki Perhutani sudah merupakan bukti autentik atau bukti sah kepemilikan atas kawasan hutan Desa Panawaren yang

disengkatakan. “ Kita punya surat bukti

autentik BATB yang dari Kementrian Kehutanan sudah diakui atau given karena merupakan bukti kepemilikan sah,” kata Ir Arief Hidayat Hidayat MP, Seknit dan Kepatuhan Perum Perhutani Unit I Jateng kepada BINA disela acara halah bi halal keluarga besar Perum Perhutani Unit I Jateng (13/8).

Namun untuk memperkuat BATB tersebut dijelaskan Arief pihaknya juga meminta kepada Kejaksaan surat bukti legal opinion atau suarat pendapat legal secara umum.

“ Artinya nantinya kalau mereka (Formap-red) menggugat kepada Perhutani kita sudah punya bukti autentik untuk memperkuat tuntutan. Ini kalau mereka melakukan pengajuan gugatan,” lanjutnya.

Tidak mau menerimanya proses verbal BATB tersebut dikatakan Arief sebenarnya karena Formap memang tidak

paham betul. Formap mempersoalkan BATB apakah BATB itu benar-benar secara hukum kuat tidak. Meski dari Kejaksaan Tinggi juga telah memberi penjelasan, yang tegas dijelaskan bahwa secara sah dan benar dan diakui secara hukum bahwa BATB merupakan bukti autentik. Tampaknya

memang Formap tidak paham atau pura-pura tidak paham.

“ Ketika sudah ada penjelasan dari Kementrian Kehutanan, dari Planologi, kemudian juga bukti autentik sudah dibuka, sekarang mereka sebenarnya dengan keberatannya sudah kesulitan mau mengajukan apa lagi. Kalau toh tetap ngotot perjuangan Formap pun saya kira juga akan sia-sia saja,” tegas Arief.

Kalau toh tetap tidak mengakui Arief mengharapkan Formap mengajukan gugatan.

“ Karena kalau mereka mengajukan gugatan kita malah enak, mengajukan gugatan nanti keputusannya di pengadilan. Kalau kita mengajukan gugatan ngapain kalau itu memang punya kita,” jelas Arif yang sebenarnya kegiatan Formap yang dilakukan selama ini lebih pada kegiatan illegal logging dengan menebang pohon dan menduduki lahan secara semena-mena.

Menyinggung Ketua Formap, Pujo Cs yang kini sudah menjalani proses hukum pihaknya juga terus mengikuti perkembangannya.

“ Saya sudah merapat ke Kejaksaan sudah P 19 dan nanti sambil nunggu kelengkapan kita masukkan legal opinion-nya untuk ke P 21,” ujarnya yang berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi Pujo Cs yang menduduki wilayah kawasan hutan secara tidak sah akan mendapatkan sangsi yang tegas dan jelas agar kejadian seperti itu tidak terulang lagi.

S.widhi

Ir Arief Hidayat Hidayat MP, Seknit dan Kepatuhan Perum Perhutani Unit I Jateng.

6 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

6

BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 7

7

Page 4: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

LAPORAN KHUSUS KEHUTANAN

MENTERI Kehutanan, Zulkifli Hasan memberikan penghargaan kepada 225 orang yang telah berprestasi dan berperan aktif dalam melaksanakan, mengajak dan menggerakkan masyarakat pada kegiatan pelestarian hutan dan alam serta pember-dayaan masyarakat. Penghargaan tersebut didasarkan pada prestasi yang dicapai dalam pembangunan kehutanan yang dilak-sanakan melalui Lomba Wana Lestari dalam rangka menyambut HUT RI ke-68 di Gedung Manggala Wanabakti.

“Penghargaan ini diberikan sebagai wujud pengakuan dan penghargaan bagi berbagai pihak baik masyarakat maupun aparatur pemerintah yang berprestasi untuk meningkatkan motivasi serta peran aktif mereka dalam upaya kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat,” demikian di-katakan Zulkifli Hasan di Jakarta (18/8).

Penerima penghargaan yang diberikan pada acara Temu Karya yang diselenggara-kan di Gedung Manggala Wanabakti Jakarta yang diikuti penyuluh kehutanan, kelompok tani hutan, desa/kelurahan peduli kehu-tanan, penyuluh kehutanan swadaya ma-syarakat, kader konservasi alam, kelompok pencinta alam, polisi kehutanan dan para penyidik pegawai negeri sipil.

Para penyuluh yang menerima peng-hargaan itu masing-masing dari kehutanan 28 orang, kelompok tani 29 orang, desa/kelurahan peduli kehutanan 25 kepala desa/lurah dan penyuluh kehutanan swa-daya masyarakat 27 orang. Sedangkan dari kader konservasi alam diberikan kepada 29 orang, kelompok pencinta alam 31 orang, polisi kehutanan 17 orang dan penyidik PNS sebanyak 11 orang.

Penyuluh kehutanan terbaik I diraih oleh Sri Murdayati dari Dinas Kehutanan Kabu-paten Sleman DIY. Kelompok Tani Hutan terbaik I diraih KTH Bina Wana dari desa Tribudi Sukur Kabupaten Lampung Barat. Desa Peduli Kehutanan terbaik I diraih Desa Nyalindung Kabupaten Sukabumi. Peraih Program Kecil Menanam Dewasa Memanen Terbaik I adalah SDN Cibubur 11 Pagi Jakar-ta Timur. Penyuluh Kehutanan Swadaya Ma-syarakat Terbaik I diraih Cipto Handoyo dari Desa Pesantren Kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Kader Konservasi Alam Terbaik I diraih oleh Kusno dari Desa Baseh Keca-matan kedung Banteng Kabupaten Banyu-mas Jawa Tengah. Kelompok Pencinta Alam Terbaik I diraih Kelompok Penyelamat Lingkungan Burung Cenderawasih “Deray Jaya” dari Kepulauan Yapen, Papua. Polisi Kehutanan Terbaik I diraih oleh Sumaryana dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan DI Yogyakarta. PPNS Terbaik I diraih Zainal Arifin Balai Besar KSDA Papua.

Selain penghargaan yang diberikan ses-uai kategori di atas, Kementerin Kehutanan Juga memberikan penghargaan pada KPH,

Penghargaan Wana Lestari Tingkat Nasional 2013BKPH dan RPH Perum Perhutani terbaik, mandor pendamping PHBM, mandor tanam, Lembaga Masyarakat Desa Hutan Perum Perhutani serta Koperasi Kelompok Tani Mitra berdasar SK menhut No 55/Menhut-IX/2013.

Kategori Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) terbaik I, II dan III masing-masing KPH Kebonharjo, KPH Cianjur dan KPH Parengan. Untuk kategori Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) diberikan ke-pada BKPH Dagangan KPH Madiun, BKPH Tuder KPH Kebonharjo dan BKPH Cibatu KPH Garut. Sementara pada kategori Re-sort Pemangkuan Hutan (RPH) penghar-gaan masing-masing diberikan kepada RPH Awar awar KPH Nganjuk, RPH Somogede KPH Kedu Selatan dan RPH Walahir KPH Cianjur.

Penghargaan perseorangan untuk kete-gori Mandor Pendamping PHBM terbaik I, II

dan III diberikan kepada Iwan Riswandi KPH Bandung Utara, Muntono KPH Tuban dan Aminoto dari KPH Banyumas Barat. Untuk kategori Mandor Tanam masing-masing diberikan kepada Suyono (KPH Gundih), Marjoko (KPH Ngawi) dan Wigarna dari KPH Banten.

Di samping itu penghargaan juga diberi-kan untuk kategori Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), terbaik I, II dan III masing-masing diberikan kepada LMDH Rahayu Tani binaan KPH Bandung Selatan, LMDH Wono Mulyo binaan KPH Surakarta dan LMDH Asri Lestari binaan KPH Banyu-wangi Utara.

Kepada mereka selain mendapatkan Plakat, Piagam dari masing-masing kategori untuk terbaik I, II dan III juga mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp10 juta, Rp. 7,5 juta dan Rp 5 juta.

S.Widhi

UNIT I JAWA TENGAH - Sementara itu di tingkat Perum Perhutani Unit I Jawa Ten-gah penghargaan serupa juga diberikan oleh Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Ten-gah, Ir Teguh Hadi Siswanto pada 26 Agustus 2013 kepada 15 orang dari tingkat KPH, BKPH, RPH, Mandor Tanam dan Mandor Pendamping PHBM serta kepada tiga LMDH.

Pemenang Lomba Wana Lestari 2013 tingkat Unit I Juara I, II dan III tingkat KPH masing-masing diberikan kepada KPHKebonharjo, Cepu dan Randublatung. Tingkat BKPH diberikan kepada BKPH Tuder KPH Kebonharjo, BKPH Wonogunung KPH Cepu dan BKPH Pojok KPH Purwodadi. Sementara untuk tingkat RPH masing-masing diberi-kan kepada RPH Somogede (KPH Kedu Selatan), RPH Coyo (KPH Gundih) dan RPH Karangwinong (KPH Telawa).

Di tingkat Mandor Tanam terbaik I,II dan III masing-masing diberikan kepada Suyono (KPH Gundih), Sutrisno (KPH Randublatung) dan Budi Hartono (KPH Purwodadi). Untuk Mandor Pendamping PHBM diberikan kepada Aminoto (KPH Banyumas Barat), Sudi-yono (KPH Banyumas Timur) dan Harto dari KPH Pekalongan Barat.

Pada kesempatan itu juga diberikan penghargaan untuk tiga LMDH terbaik, masing-masing LMDH binaan KPH Surakarta, KPH Balapulang dan KPH Kedu Selatan.

Selain itu juga diberikan penghargaan Mandor Tanam berprestasi pembuatan tana-man JPP pada lahan kritis. Penghargaan itu masing-masing diberikan kepada Munawar (KRPH Pucung BKPH Pucung KPH Cepu), Paryoto (KRPH Tangen BKPH Tangen KPH Surakarta) dan Sutono KRPH Jener BKPH Tangen KPH Surakarta).

Dikatakan Kanit dalam amanatnya bahwa penghagaan tersebut diberikan kepada mereka yang telah bekerja dengan baik sekaligus memberikan pengakuan kepada petu-gas di lapangan. S.Widhi

KEGIATAN ilegal logging di Desa Panawaren yang diawali klaim lahan oleh Formap dikatakan Kasi Keamanan Sumber Daya Hutan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Dedi Supriadi sebenarnya adalah sebuah modus. Diawali dari pihak-pihak tertentu yang meminta informasi kepada Perhutani. Hal tersebut agar diwaspadai, terutama kepada KPH agar jangan terlalu responsif untuk memberikan informasi yang

sebenarnya atau sedetail-detailnya.“ Modus seperti ini harus kita

waspadai. Karena kita harus tahu dulu apa tujuannya dari permohonan tersebut,” katanya kepada BINA belum lama ini.

Kalau ada oknum yang bertindak seperti itu Dedi meminta agar diwaspa-dai, ditanyakan dulu untuk kepentin-gan apa sebelum informasi diberikan informasi secara jelas. Karena modus seperti itu diawali dari pihak-pihak tertentu yang menanyakan tentang dokumen-dokumen atau status hukum kawasan yang akan diklaim.

“ Itu sudah modus, kalau kita lemah di situ mereka akan memperkuat den-gan jaringannya,” tegas Dedi dimana dalam kasus pendudukan lahan hutan di Desa Panawaren itu ia juga melihat adanya suatu organisasi tanpa ben-

tuk yang menurutnya Ketua Formap, Pujo hanya menjadi salah satu korbannya.

Jadi menurut Dedy bisa jadi Pujo hany-alah sebuah boneka yang dimainkan oleh suatu organisasi tanpa bentuk dibelakang-nya yang mengkodisikan supaya klaim lahan itu tidak selesai dan jangan sampai ke ranah hukum.

“ Nah dari situ dimanfaatkan dan

tegakannya yang diambil kemudian ma-syarakat dibodohi,” katanya seraya meminta kepada jajarannya di lapangan agar modus sperti itu lebih diwaspadai kerena menurut-nya lahan di Jawa ini memang sudah men-jadi rebutan.

Menyinggung belum adanya keputusan dari hasil sosialisasi dan pengukuran tata batas atas wilayah hutan negara di Pan-bawaren ia katakan memang tidak bisa diputuskan begitu saja.

“ Kita tidak bisa gegabah disampaikan begitu saja, kewenangannya nanti ada di Kementrian Kehutanan. Karena perlu dikaji dan disesuaikan dengan dokumen-doku-men dan peta induk yang sudah ada, seperti dokumen BATB yang sudah kita miliki sejak jaman Belanda,” jelasnya.

Dokumen-dokumen BATB tersebut yakni Berita Acara Tata Batas (BATB) proses ver-bal van Grensregeling No.10 tanggal 22,23 dan 25 Nopember 1907 yang disyakhan 24 April 1908, BATB proses verbal Grenspro-ject tanggal 17 Januari 1923 yang disahkan 21 April 1923, BATB Suppletoir Proces Verbal van Grensreggeling tanggal 20 April 1933 yang disyahkan 18 Mei 1933 dan BATB Suppletoir Process Verbal van Gren-sreggeling tanggal 23 Desember 1933 yang disahkan 24 Pebruari 1934. S.Widhi

Waspadai Modus Minta Informasi Wilayah Hutan

Dedi Supriadi, Kasi Keamanan SDH Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah.

KPH SURAKARTA - Perum Perhutani KPH Surakarta memetakan 70 petak lahan di kawasan hutan lindung Gunung Lawu rawan kebakaran. Potensi rawan kebakaran tersebut terdeteksi di sejumlah wilayah em-pat Resor Pemangku Hutan (RPH).

Wakil Administratur Perum Perhutani KPH Surakarta, Johni Andarhadi mengung-kapkan, berdasarkan pencitraan lapangan Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Utara, di kawasan itu terde-teksi area merah di 20 petak seluas 4,828 hektare dari total 6.000 hektare lahan.

Sedangkan di BKPH Lawu Selatan, titik rawan kebakaran meliputi 50 petak dari total luas 4.500 hektare. Dalam kaitan itu, Perum Perhutani mengantisipasi bencana mem-perkuat kewaspadaan warga, komunitas pencinta alam, serta aparat pemerintah.

“ Sampai sekarang memang belum ada kejadian kebakaran. Namun Perum Perhu-tani mengambil langkah antisipasi melalui sosialisasi secara intens,” katanya kepada wartawan (10/9/2013).

Di puncak musim kemarau seperti saat ini, sambungnya, pemicu kebakaran hutan adalah banyaknya aktivitas warga di lereng Lawu maupun para pendaki.

Dia menegaskan, yang menjadi andalan

Perum Perhutani untuk menang-gulangi kebakaran adalah pember-dayaan warga lereng Lawu, untuk antisipasi kebakaran hutan lindung di wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur tersebut. Cara itu dianggap lebih efektif dibanding mengandalkan keterbatasan petu-gas Perhutani.

“Jumlah petugas Perhutani KPH Surakarta cuma 145 orang yang mengampu 33.149 hektare wilayah hutan se Surakarta. Dari jumlah itu, mandor polisi hutan hanya 52 orang,” jelasnya seb-agaimana diberitakan Kadaulatan Rakyat.

Konsep pemberdayaan warga lereng Lawu, sambungnya, tujuannya bukan hanya menjaga keutuhan hutan lindung, na-mun juga untuk mengamankan instalasi air bersih di puncak dengan jaringannya sam-pai ke kaki gunung.

Menurut Johni Andarhadi, pada keba-karan 2012 lalu sedikitnya 280 hektare hu-tan lindung di lerang Lawu hangus dengan nilai kerugian Rp 301 juta lebih.

“Kalau telanjur terbakar, semua upaya pemadaman akan sia-sia. Bisa jadi kita yang

terluka. Lebih baik mencegah di awal,” tuturnya.

Humas Pe-rum Perhutani KPH Surakarta, K u s d a r y o n o menambahkan, pemberdayaan warga lereng dan dukungan Anak Gunung Lawu (AGL) di-harapkan efektif untuk mencegah kebakaran hutan. Perum Perhutani telah menyiapkan

posko tanggap darurat di masing-masing kantor BKPH wilayah Surakarta.

“ Deteksi dini kemunculan titik api juga telah dicitrakan melalui satelit sehingga dapat langsung kami akses. Yang terpenting aktivitas di kawasan rawan kebakaran harus dicegah sedini mungkin,” katanya.

Selain hutan di wilayah Lawu, Kus-daryono menyebut lokasi hutan yang rawan kebakaran adalah Cawas di Kab. Klaten, yang terdeteksi tujuh petak lahan hutan. SW

70 Petak Hutan Gunung Lawu Rawan Terbakar

Wakil Adm/KSKPH Sura-karta, Johni Andarhadi.

8 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

8

BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 9

9

Page 5: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

SEPUTAR KPH SEPUTAR KPH

KPH PEMALANG – Komplotan pelaku pencurian pohon sebanyak 28 orang berha-sil dibekuk satuan petugas Perhutani KPH Pemalang. Kini mereka diamankan petugas di Mapolres Tegal beserta sejumlah barang bukti.

Terungkapnya pelaku pencurian pohon pada (5/9) lalu sekitar pukul 24.00 WIB di petak 77 a RPH Jatinegara BKPH Jatin-egara Perhutani KPH Pemalang melalui penyelidikan dan pemantauan jajaran petu-gas Perhutani KPH Pemalang. Hasilnya, tim petugas Perhutani KPH Pemalang berhasil mengamankan para pelaku yang berjumlah 28 orang yang semuanya dibekuk dalam waktu yang bersamaan.

Administratur Perhutani/KKPH Pema-lang A Fadjar Agung Susetyo, S.Hut ketika ditemui seusai memimpin rapat kerja di Kan-tor KPH Pemalang menjelaskan, kasus pen-curian kayu tersebut terungkap berdasarkan hasil penyelidikan dan pemantauan sejak lama.

“ Karena akhir-akhir ini di wilayah hutan BKPH Jatinegara tingkat kerawanan menin-gkat drastis. Dengan pertimbangan itulah kami sebelumnya sudah memerintahkan kepada Wakil Administratur/KSKPH untuk segera melakukan langkah-langkah pre-ventif dan meningkatkan penjagaan ketat diwilayah tersebut,” katanya.

Ditambahkan Fajar, dirinya sebagai pimpinan KPH sangat bangga dan berterima kasih atas keberhasilan jajaran pengaman-an hutan KPH Pemalang, khususnya para personil yang terlibat langsung.

“ Karena menurut saya dengan keter-batasan personil dan dengan peralatan pelindung diri yang seadanya mereka berani mengambil risiko untuk membekuk pelaku pencurian sebanyak 28 orang sekaligus. Ini merupakan prestasi terbaik dibidang keamanan,” tegasnya bangga yang ren-cananya mereka yang terlibat langsung akan diberikan penghargaan.

Ia berharap semoga dengan tertangkap-nya para pelaku pencurian kayu tersebut bisa menjadikan efek jera bagi para pelaku perusakan hutan dan dapat meredakan kerusakan hutan di wilayah hutan Jatin-egara.

Penangkapan komplotan pelaku pen-curian pohon yang dikomando oleh Wakil Administratur/KSKPH, Endang Junaedi, BSc.F ini merupakan hasil tangkapan yang paling besar dalam sejarah. Betapa tidak, 28 orang pelaku pencurian pohon berhasil ditangkap dalam satu tempat dan dalam waktu bersamaan. Tidak hanya itu tim gabungan Perhutani KPH Pemalang

juga berhasil mengamankan barang bukti berupa kayu pacakan sebanyak 63 batang = 3,28 m3 sekaligus 28 unit sepeda motor milik pelaku yang sudah dimodifikasi khusus

untuk mencuri kayu dan sejumlah alat perkul untuk menebang pohon.

Ketika ditemui untuk diminta keteran-gan, Wakil Administratur/KSKPH Pemalang,

Endang Junaedi BSc.F mengungkapkan bahwa keberhasilan ini berkat adanya kesigapan/reaksi cepat dari petugas lapan-gan setempat dibantu tim gabungan Perhu-tani KPH Pemalang.

“ Memang tim ini sudah dibentuk dan difungsikan sudah lama,” katanya.

Tim gabungan ini terdiri dari tim wilayah BKPH yang disiapkan apabila sewaktu-waktu ada wilayah BKPH lain membutuhkan bantuan dukungan pesonil pengamanan maka tim wilayah BKPH lainnya dalam satu komando bisa memberikan dukungan peso-nil sesuai dengan kebutuhan.

“ Ternyata dengan pembentukan tim pengamanan dengan sistim ini membawa hasil yang luar biasa,” tambah Endang Ju-naedi. Makanya ketika ada informasi akan ada aksi pencurian secara besar-besaran di petak 77 a RPH Jatinegara BKPH Jatin-egara kami langsung memberikan komando kepada wilayah BKPH yang terdekat untuk merapat dan langsung bergabung, tuturnya.

Sementara itu Kepala Resort Pemang-kuan Hutan (KRPH) Jatinegara, Rusman ketika ditemui di rumah dinasnya menjelas-kan kronologis kejadian tertangkapnya kom-plotan pencuri kayu tersebut. Penangkapan 28 tersangka berawal dari adanya infor-masi dari masyarakat akan ada sekelompok orang yang akan melakukan pencurian po-hon di petak 77 a RPH Jatinegara.

“ Informasi masyarakat tersebut kami dapatkan sekitar pukul 17.30 WIB, tegasnya. Tanpa mengulur waktu kemudian kami lang-sung mengkondisikan beberapa personil yang ketika itu masih berada di rumah dinas KRPH Jatinegara dan sekaligus melaporkan informasi ini kepada Asper/KBKPH Jatin-egara yang pada saat itu masih berada di Kantor BKPH Jatinegara bersama personil bantuan pengamalan lainnya yang terdiri dari tim gabungan tiga BKPH terdekat dan 4 anggota Polhutan Mobil yang juga sedang ikut melakukan pemantauan,” katanya.

Menerima laporan itu, lanjutnya kemudi-an Asper BKPH Jatinegara memerintahkan kepada kami untuk segera bergerak terlebih dahulu menuju TKP dan sementara personil yang masih berada di Kantor BKPH Jatin-egara akan menyusul ke TKP.

Sesampainya di sekitar kawasan bara-han (tempat yang menjadi transit pertemuan mereka) sekitar pukul 22.00 WIB Rusman dan lima orang petugas keamanan dari RPH Jatinegara memang melihat sekelompok orang dengan menaiki sepeda motor yang sudah dimodifikasi khusus untuk mengang-kut kayu sedang menuju ke petak 77a RPH Jatinegara.

“ Selanjutnya kami sebanyak enam orang ini terus mengikuti mereka hingga ke petak tersebut,” ujarnya.

Melihat jumlah personil yang tidak berim-bang, maka Rusman memutuskan untuk meminta bantuan petugas dari Polisi Sektor Jatinegara wilayah Kepolisian Resort Tegal. Jelas tidak sebanding, mereka berjumlah 28 orang sementara personil Perhutani hanya

enam orang dan senjatanya pun hanya alat kejut listrik dan beberapa tongkat kayu.

“ Tidak lama kemudian, bantuan petu-gas dari Polsek Jatinegara sebanyak dua personil lengkap dengan senjata api datang bergabung dengan kami. Sekitar pukul 24.00 WIB akhirnya kami memutuskan un-tuk melakukan penyergapan. Penyergapan ini kami lakukan pada saat mereka sedang memuat hasil pencurian kayu ke sepeda motor yang rata-rata satu orang membawa dua batang kayu,” ungkap Rusman.

Ketika dilakukan penangkapan mereka tidak melakukan perlawanan. Namun ada yang sudah siap akan membawa kabur kayu-kayu tersebut dengan sepeda motor.

Asper/KBKPH Jatinegara, Tugiyo Widodo AMD ketika diminta keterangannya seusai mengikuti rapat Dinas di kantor KPH Pemalang menyampaikan, pihaknya setelah mendapat laporan dari KRPH Jatinegara bahwa para pelaku akan masuk ke hutan petak 77 a RPH Jatinegara, pada saat itu juga sedang melakukan pemantauan bersama personil bantuan pengamanan dari tiga BKPH beserta beberapa anggota Pol.Hutan Mobil, tanpa berfikir panjang melaporkan kejadian ini kepada Wakil Adm/KSKPH Pemalang dan memutuskan untuk bersama-sama menuju ke TKP membantu KRPH Jatinegara yang kala itu sudah lebih dahulu menuju TKP. Sesampainya di tempat kejadian tim mendapatkan 28 tersangka su-dah berhasil diamankan lengkap dengan ba-rang bukti berupa 28 unit sepeda motor, 63 batang kayu jati dan beberapa buah kampak untuk alat menebang, tuturnya.

Selang beberapa jam kemudian, sekitar pukul 01.30 dini hari Wakil Adm/KSKPH ber-serta beberapa personil tim swakarsa yang

terdiri dari beberapa unsur pejabat Kantor KPH Pemalang datang ditempat kejadian. Ditempat kejadian Wakil Adm/KSKPH langsung mengerahkan personil yang pada saat itu berada di TKP untuk segera mengamankan barang bukti. Dengan meng-gunakan 3 unit truk angkutan sebanyak 63 batang kayu jati hasil pencurian dan 28 unit sepeda motor serta puluhan alat tebang, kapak dibawa ke Mapolres Tegal. Sedang-kan 28 tersangka digiring dengan berjalan kaki sepanjang 4 km dengan dikawal 2 orang petugas dari Polsek Jatinegara dan beberapa personil tim gabungan Perhutani KPH Pemalang sampai kejalan yang bisa dilalui kendaraan dan selanjutnya mereka dibawa dengan menggunakan truk ke Ma-polres Tegal.

Wakil Adm/KSKPH Endang Junaedi, BSc.F didampingi Asper/KBKPH Jatin-egara Tugiyo Widodo AMD menyampaikan bahwa berdasarkan informasi sementara dari Mapolres Teagal, para pelaku sebagian besar merupakan orang lama berkecimpung dalam dunia pencurian pohon.

“ Polisi Resort Tegal masih terus memer-iksa para tersangka. Namun kami belum mengetahui apa ada aktor atau penggerak dari pelaku untuk mencuri kayu,” ujar En-dang Junaedi.

“ Dari pengamatan sementara kami para pelaku merupakan warga dari Sidamulya, Semedo dan Sigentong ikut wilayah Kabu-paten Tegal. Ketiga desa ini memang sejak dulu dikenal sebagai desa rawan pelaku pencurian. Mereka kebanyakan sudah professional dan tidak segan-segan sering melakukan perlawan terhadap petugas,” tambah Tugiyo Widodo.

Hms Pml/Dodi S

Prestasi Besar, Sekali Bekuk Petugas Amankan 28 Komplotan Pencuri Kayu

28 tersangka pelaku perncurian pohon yang berhasil dibekuk.

63 batang kayu jati yang berhasil diamankan oleh petugas Perhutani KPH Pemalang.

Wakil Adm/KSKPH Endang Junaedi, BScF didampingi Asper/KBKPH Jatinegara Tugiyo Widodo AMD dan KSS Penguji Pradono dilokasi kejadian petak 77a RPH Jatinegara BKPH Jatinegara.

10 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

10

BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 11

11

Page 6: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

SEPUTAR KPHSEPUTAR KPH

KPH PROBOLINGGO - Sebuah mobil Nopol N1070 NH beserta sopir dan 18 batang dengan volume 1.5554 M3 kayu ola-han jenis rimba campur berhasil di amankan Polhutmob KPH Probolinggo dalam patroli gabungan dengan Polres Probolinggo 22 Agustus lalu.

Dipimpin oleh Danru Edi Santoso be-serta anggotanya sekitar jam 18.00 wib melakukan potroli gabungan dengan satuan Polres Probolinggo di wilayah Kring RPH Prasi BKPH Kraksaan. Dalam patroli terse-but tampak sebuah mobil tua jenis Cold T yang berjalan sangat lambat seperti kelebi-han muatan meski tidak terlihat penumpang atau muatan barang. Kecurigaan petugas muncul dan satuan Polhutmob dan Polres Probolinggo yang sedang patroli pun segera melakukan pengejaran mobil tersebut. Setelah tertangkap dan dilakukan pemerik-saan ternyata mobil tersebut berisi kayu ola-han jenis rimba sejumlah 18 batang dengan volume 1.5554 M3 panjang 200cm.

Dalam penangkapan itu, mobil serta kayu olahan rimba campur yang di duga berasal dari hutan lindung petak 10i RPH Sentul BKPH Bermi dan sopir yang bernama Ahmad Muhlis yang tidak bisa menunjukkan surat bukti dokumen yang sah di amankan di Mapolres Probolinggo untuk diproses lebih lanjut.

“ Penangkapan ini tidak terlepas dari patroli gabungan yang dilaksanakan secara rutin oleh Polhutmob dan Polres Proboling-go serta Polter diwilayah KPH Probolinggo.

Dengan pa-troli rutin ini d i h a r a p k a n bisa menekan sekecil mung-kin gangguan k e a m a n a n hutan yang ada di wilayah kerja KPH Probolinggo,” u n g k a p A d m / K K P H Probol inggo, R . R a t m a n t o T r i m a h o n o S.Hut.MM.

P a t r o l i lacak balak

Sementara itu dalam Patroli lacak balak pol-hutmob KPH Probo l i nggo yang di pimpin

oleh Edi Santoso Danru beserta anggot-anya dan seorang Polter RPH Lumbang yang dilancarkan akhir Juli lalu petugas juga berhasil menemukan dan menyita kayu jati hasil pencurian di pekarangan rumah warga wilayah kerja RPH Lumbang BKPH

Mobil Muat Kayu OlahanDiamankan Petugas Gabungan

Edi Santoso Danru Polhutmob KPH Probolinggo dan barang bukti kayu jati 8 batang 0.698 M3 di rumah warga.

Probolinggo KPH Probolinggo sebanyak 8 batang 0.698 m3.

Patroli yang dilaksanakan pada hari se-lasa tanggal 30 Juli 2013 pagi jam 08.00 wib di petak 1f ditemukan sebuah tunggak sisa pencurian. Usai melakukan patroli di petak 1f dilanjutkan dengan Patroli lacak balak di desa Sentul bersama kapolsek Lumbang AKP Sukandar dengan menelusuri rumah masyarakat.

Berdasarkan informasi yang di peroleh, satuan Polhutmob langsung menuju rumah warga yang bernama Sarmadi dusun Krandon Desa Sentul Kec. Lumbang. Di pe-karangan rumah saudara Sarmadi di temu-kan tumpukan kayu hasil curian sebanyak 8 batang 0.698 m3 dan mempunyai ciri-ciri yang sama dengan tunggak yang di temu-kan di petak 1f RPH Lumbang. Dalam hal ini saudara Sarmadi langsung di seret beserta barang bukti kayu jati dan di amankan ke Polsek Lumbang guna proses lebih lanjut karena tidak bisa menunjukkan surat-surat bukti kepemilikan kayu tersebut.

Asper/KBKPH Probolinggo, Dedy Noferi mengatakan bahwa penangkapan ini tidak terlepas dari patroli gabungan yang dilaksanakan secara rutin oleh Polhutmob dan Polsek serta Polter diwilayah KPH Probolinggo.Dengan patroli rutin ini diharap-kan bisa menekan sekecil mungkin gang-guan keamanan hutan yang ada.

Hms Pbo/wiwit

KPH BANYUWANGI - Perhutani KPH Banyuwangi Selatan, KPH. Banyuwangi Barat dan Banyuwangi Utara telah meneken Perjanjian Kerjasama dengan pihak Ke-jaksaan Negeri (Kejari) Banyuwangi pada medio Juli 2013 lalu. Tiga KPH tersebut meneken Perjanjian Kerjasama (PKS) yang merupakan kejanjutan dari memorandum of Understanding (MoU) yang disepakati sebelumnya yang merupakan kerjasama penanganan perkara perdata dan tata usaha negara (Datun). Penandatanganan kerjasama sudah dilakukan sejak 2011 hing-ga sekarang .

Perum Perhutani sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berwajiban seb-agai pengelola sumber daya hutan termasuk kelestariannya, Perhutani mempunyai peran strategis dalam mendukung pengelolaan SDH mencakup tiga aspek yang harus ber-jalan seimbang antara lain aspek ekologi, sosial dan ekonomi.

Dalam mengelola perusahaan, Perhu-tani menghargai seluruh aturan yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

Dalam menjalankan aktivitasnya untuk mencapai target Perusahaan, Perhutani berlandaskan pengelolaan SDH dan ling-kungan berdasarkan karakteristik wilayah yang ada serta penerapan standar internasi-onal pengelolaan hutan sebagai bisnis yang berkelajutan, hal tersebut sebagaimana yang tersirat dalam visi dan misi Perum Perhutani. Akan tetapi untuk melangkah ke sana tidak semudah membalikkan telapak tangan, berbagai aral rintangan mengha-

dang yang harus dihadapi. Hal tersebut acapkali menimbulkan ge-

sekan antara Perhutani sebagai pengelolan hutan dengan elemen/pihak-pihak terkait selaku pendukung hutan. Tak terkecu-ali masyarakat yang seringkali menimbulkan berbagai persoalan. Salah satunya adalah masalah sengketa lahan yaitu mereka telah menduduki kawasan hutan secara sepihak (okupasi). Hal tersebut merupakan batu sandungan bagi Perhutani dengan ma-syarakat yang membutuhkan penanganan yang serius dengan mepertimbangkan as-pek pemecahan kooperatif, disamping jalur hukum yang harus ditempuh juga diperlukan sebagai langkah untuk menunjukkan aspek kepastian hukum disebuah Negara yang berasaskan hukum.

Hal inilah yang mendorong Perhutani melakukan gebrakan dibidang hukum yakni dengan menandatangani MoU diteruskan dengan PKS dengan pihak Kejaksaan Neg-eri Banyuwangi. Kerjasama tersebut ditu-angkan dalam bentuk Perjanjian Kerjasama (PKS) penanganan perkara perdata dan tata usaha negara (datun) .

Bertempat di Kantor Kajari Banyuwangi yang beralamat pada Jalan Jagung Supra-pto 63 Banyuwangi acara penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dilangsung-kan, yang dihadiri oleh Administratur/KKPH Banyuwangi Selatan, Achmad Basuki, SHut,MM, Adm/KKPH Banyuwangi Barat, Adi Winarno, SHut,MM dan Adm/KKPH Banyuwangi Utara, Ir. Artanto yang disak-sikan oleh Seknit dan Kepatuhan Perhutani Unit II Jatim, Ir Yahya Amin MPd dan Kepala

Kejaksaan Negeri Banyuwangi Saiful Anwar, SH,MH beserta jajarannya. Sebelum penan-datanganan PKS dilakukan dilakukan pem-bahasan segala permasalahan yang terjadi di Perhutani ketiga Administratur yang melakukan MoU tersebut juga menyampai-kan mengenai persoalan lingkup datun.

Dalam sesi diskusi ada berapa poin yang menjadi kesepakatan yang tertuang dalam PKS antara Perhutani dengan Ke-jari Banyuwangi. Antara lain Kejari mewakili kepentingan Perhutani dalam penyelesaian perkara perdata baik dalam maupun luar Pengadilan. Kejari juga mewakili kepentin-gan Perhutani dalam penyelesaian perkara Tata Usaha Negara di forum pengadilan. Memberikan nasehat / advis hukum (legal opinion) dan melakukan tindakan-tindakan hukum lainnya yang diminta Perhutani ses-uai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Dalam diskusi tersebut Saiul Anwar mengatakan bahwa maksud dan tujuan Penandatanganan Perjanjian kerjasama ini antara lain untuk menunjukkan eksistensi bahwa Kejaksaan sebagai aparat penegak hukum tidak berperan dalam melaksanakan tugas dalam bidang Pidana Umum dan Pidana Khusus saja, tetapi juga dapat ber-peran dibidang yang lain yaitu Perdata dan Tata Usaha Negara ( bertindak selaku jaksa pengacara Negara ) sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat yang optimal kepada instansi pemerintah/BUMN/BUMD maupun masyarakat pada umumnya. Hms Bwi S/Didik Nurcahyo

Nurcahyo

Tiga KPH MoU Dengan Kejari BanyuwangiKajari Banyuwangi (tengah) Saiful Anwar bersama Adm KPH

Perhutani Banyuwangi Selatan, Achmad Basuki, Adm KPH Banyu-wangi Barat Adi Winarno dan Adm KPH BanyuwangiUtara, Artanto

disaksikan dan Seknit dan Kepatuhan Perhutani Unit II Jatim, Yahya Amin foto bersama usai penandatanganan.

Mobil dan barang bukti kayu jenis rimba campur olahan

12 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

12

BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 13

13

Page 7: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

SEPUTAR KPHSEPUTAR KPH

KPH PEMALANG – Kemajuan peker-jaan penyelesaian pembangunan Pabrik Derivat Gondorukem dan Tepentin (PDGT) milik Perhutani di Pemalang telah mencapai nilai bobot 94,90% menginjak pada minggu ke - 72. Terjadi keterlambatan minus 5,10% yang seharusnya sesuai rencana kerja waktu pelaksanaan (NPS) harus sudah mencapai 100%.

Pihak PT Rekayasa Industri selaku kon-traktor Pabrik PDGT Pemalang ketika dite-mui dikantornya belum dapat menjelaskan kenapa sampai bisa terjadi keterlambatan, karena yang berwenang untuk menyampai-kan ini tidak ada di tempat masih berada di Jakarta.

KSS Teknik dan Perlengkapan Perhu-tani KPH Pemalang, Dodik Widya Buana ST, ketika ditemui di lokasi areal pabrik membenarkan adanya keterlambatan sam-pai itu. Menurut Dodik keterlambatan terjadi terutama pada konstruksi pekerjaan sipil, mechanical erection, piping, electrical dan instrument. Ada beberapa pekerjaan yang semestinya dalam minggu ini harus sudah selesai, seperti pemasangan equipment pabrik sampai saat ini belum terpasang, se-hingga struktur atas dinding dan atap belum bisa dilaksanakan, lanjutnya.

Bersamaan dengan itu, 22 Agustus 2013 yang lalu Direktur Utama Perum Perhutani, di sela-sela kunjungannya ke sejumlah unit kerja di wilayah Perhutani Unit I Jawa Ten-gah berkesempatan meninjau proyek pem-bangunan Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin (PDGT) di Pemalang. Peninjauan yang dilakukan oleh Dirut ini sudah yang kesekian kalinya.

Siang itu, di areal parkir proyek pem-bangunan PDGT Direktur Utama Perum Perhutani, Dr Ir Bambang Sukmananto, MM nampak turun dari mobil dan langsung disambut oleh Administratur Perhutani/KKPH Pemalang A Fadjar Agung S, S.Hut beserta jajarannya. Setelah turun dari mobil dengan berjalan kaki langsung menyusuri areal pembangunan PDGT untuk melihat-lihat kemajuan penyelesaian proyek pem-bangunan PDGT yang konon terbesar se Asia Tenggara ini.

Nampak Dirut didampingi oleh Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Ir. Teguh Hadi Siswanto beserta beberapa pejabat terkait baik dari Direksi maupun dari Unit I Jawa Tengah meninjau beberapa ativitas/area proyek.

“ Sebenarnya yang saya lihat masih ba-nyak permasalahan teknis, khususnya pada bidang konstruksi pada setiap area kerja. Saya lihat dibeberapa bagian kontruksi terlihat belum dikerjakan secara sempurna. Diantaranya pada area Produk tank 1 dan tank 2 dan terpentine tank pekerjaan pada bagian bundwall belum dirapihkan bahkan

beberapa yang belum dipasang tulangan,” ,” kata Bambang.

Ketika memasuki area common facili-ty, Dirut lebih jauh menyampaikan hasil pengamatannya. Di area ini belum ada pemasangan instalasi listrik. Menurutnya instalasi listrik ini merupakan hal yang ter-masuk sangat vital dan harus diprioritaskan penyelesaiaanya. Area common facilty yang meliputi work shop, gudang produk, labo-ratorium dan power house nampak belum diselesaikan dengan baik, terutama di area power house pekerjaan finishing masih be-lum rapih.

Ketika menyinggung pekerjaan lain yang bersifat non teknis, lebih lanjut Bambang meminta kepada PT Rekayasa Industri (Rekind) selaku kontraktor proyek pemban-gunan PDGT dan PT Indah Karya (Persero) selaku konsultan Manajemen Kontruksi agar secepatnya diupayakan penyelesaiannya.

“ Target penyelesaian seharusnya bulan Agustus ini total proyek harus sudah selesai pembangunannya. Mengingat kita sudah mulai merekrut tenaga kerja PDGT,” tegas Bambang.

Penyelesaian pada instrument-instru-ment pada pabrik 2 dan pabrik 4 yang belum diselesaikan Dirut meminta agar PT Rekind lebih kosentrasi, terutama pada bidang pekerjaan electrical dan instrument instal-lation.

Pihak PT Indah Karya (Persero) menjelaskan bahwa secara umum peker-jaan proyek baik konstruksi maupun com-mon facility juga pekerjaan lain-lain yang menyangkut non teknis sudah beberapa

yang sudah selesai dan ada beberapa yang sedang diselesaikan. Misal untuk pekerjaan non teknis seperti pada Deep Well sampai saat ini memang belum dilakukan pengete-san karena belum ada standart operasional prosedur yang baku. Pengetesan ini dilaku-kan untuk mengetahui kontinuitas debit air untuk memenuhi kebutuhan selama proses getah.

“ Pengetesan deep well akan dilakukan dinas ESDM dimana kontraktor akan mengi-kuti ketentuan/SOP dinas ESDM. Sampai saat ini pihak kami masih menunggu perijinannya,” kata pihak PT Indah Karya (Persero).

Dari hasil peninjauan Direktur Perum Perhutani, Dr Ir Bambang Sukmananto MM ke proyek pembangunan PDGT di dapatkan fakta PT Rekind selaku kontraktor proyek memang tidak bisa menyelesaikan proyek pembangunan PDGT tepat waktu. Pembangunan pabrik tersebut sebelumnya ditargetkan selesai pada Agustus ini. Namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda pe-nyelesaiaannya. Perlu ada langkah kongkrit dari Perum Perhutani untuk terus memberi-kan penekanan secara ketat kepada pihak kontraktor selain melakukan upaya-upaya pendekatan untuk melakukan resechedule dan evaluasi manajemen proyek di lapan-gan agar target yang telah ditetapkan dapat tercapai seperti yang diharapkan. Minimal resechedule dilakukan sampai akhir tahun ini. Sehingga harapan PDGT dapat sese-gera mungkin dioperasikan.

Hms Pml/Dodi Sukmadi.

Pengoperasian PDGT MolorPerhutani selaku pengelola Pabrik De-

rivat Gondorukem dan Terpentin (PDGT) di Pemalang akan lebih dahulu merekrut tenaga kerja dari sektor kejuruan untuk calon tenaga operator dan staf.

Joko Santoso, S.Hut, Kepala Seksi SDM di Biro SDM dan Umum Perhutani Unit I Jawa Tengah ketika ditemui di sela-sela proses wawancara dalam rangka rekruit-men calon tenaga kerja PDGT di SMK 1 Ampelgading Pemalang 22 Agustus 2013 lalu mengatakan, bahwa untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja PDGT bagi sek-tor industri yang masih kurang. Untuk itu pihaknya telah meminta kepada Forum Komunikasi Bursa Kerja Khusus Kabupaten Pemalang (FKBKK) untuk mencari tenaga kerja sesuai klasifikasi yang dibutuhkan. Karena kebutuhan tenaga dari 77 orang hari ini (22/8-red) 42 orang akan ditetapkan seb-agai calon tenaga operator dan staf.

Rencana akan merekruitmen kembali sebanyak 35 orang dan itu khusus dari juru-san kimia analis dan listrik/elektro. Tentang waktunya belum dipastikan kapan, yang penting akan dilakukan sesegera mungkin, tegasnya.

Proses wawancara yang dilaksanakan oleh Tim wawancara dari Kantor Unit I Jawa Tengah berjalan dengan lancar. Satu persatu diwawancarai oleh Tim wawancara Perhutani Unit I Jawa Tengah, yang terdiri dari Kepala Biro SDM dan Umum Dr Ir Iing Moh Ichsan, MT, Kepala Seksi SDM Joko Santoso, S.Hut, Manager Pengolahan KBM INK Sukasno, S.Hut, MBA, Kepala Seksi Umum Ir Gunawan Marga Widada, Manager Pemasaran dan Persediaan KBM INK Hilman Firmansyah, STP, Kepala Seksi Produksi Non Kayu Dewanto S.Hut, Kepala Seksi Akuntansi, Verifikasi dan Akuntansi Manajemen Rizal Moenadi, SE dan Kepala

Seksi Industri Non Kayu Muh. Alwan Soleh, Shut.

Kepala Biro SDM dan Umum Dr Ir Iing Moh Ichsan MT mengatakan sejumlah 88 orang yang diwawancarai diharapkan akan dapat terjaring calon tenaga kerja yang me-miliki latar belakang pendidikan yang terkait dengan tenaga operator dan staf.

“ Proses test perekrutan tenaga kerja yang nanti akan ditempatkan di PDGT Pemalang dilaksanakan secara trasparan dan tidak ada unsur kolusi, nepotisme atau titipan,” katanya memastikan.

Karena kami, lanjut dia, sebelumnya sudah diberi mandat dari Pimpinan Direksi agar proses penerimaan tenaga kerja PDGT di Pemalang dilaksanakan secara murni dan transparan bahkan diberlakukan peraturan ketat dan seobyektif mungkin.

Ketika ditanya apakah nantinya ada pejabat Perhutani yang akan menduduki ja-batan di lingkup PDGT Pemalang, dikatakan oleh Iing sebenarnya ada atau tidak nanti tergantung kebutuhannya nanti.

“ Yang penting sementara ini menurut informasi yang diterima, Perum Perhutani menghendaki penempatan formasi tenaga kerja PDGT Pemalang seluruhnya perek-rutan seluruhnya murni akan diambil dari eksternal (luar Perhutani) termasuk Top Manager (General Manager) PDGT, Man-ager, Supervisi dan tenaga operator dan staf,” ucap Iing.

Pada kesempatan itu nampak juga hadir Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Ten-gah, Ir. Teguh Hadi Siswanto untuk meman-tau proses kegiatan test wawancara. Dia ingin mengetahui secara langsung proses test wawancara.

Dikatakan Teguh, sejauh ini sejak proses seleksi administrasi dan test psikotest calon tenaga operator dan staf pabrik derivat gon-

dorukem dan terpentin (PDGT) di Pemalang berjalan dengan baik dan tertib.

“ Dan saya juga mengharapkan test wawancara yang dilaksanakan pada hari ini juga akan berjalan baik sesuai dengan harapan,” katanya.

Sementara itu ditempat yang sama, Ke-pala Sub Seksi SDM, Darsono menjelaskan, bahwa test wawancara yang dilakukan pada hari ini sebenarnya merupakan kelanjutan proses seleksi lewat test psikotest yang su-dah dilaksanakan berturut-turut selama dua hari pada 2 dan 3 Agustus 2013 lalu. Test psikotest dilaksanakan oleh lembaga inde-penden Lembaga Psikologi Adyasa (LPA). Jumlah pelamar 619 orang dan dari hasil seleksi administrasi terseleksi sebanyak 332 orang. Namun yang hadir memenuhi pang-gilan test psikotest pada 2 dan 3 Agustus 2013 sebanyak 289 orang dan sisanya 43 orang tidak datang tanpa keterangan.

Dijelaskannya oleh Darsono bahwa kegiatan seleksi sudah dilakukan sesuai prosedur.

“ Ijin Bupati Pemalang pun sudah kami lakukan, termasuk Dinas Ketenaga Kerjaan setempat sudah kita tembusi,” tambahnya.

Namun demikian, dengan jumlah pelamar sebanyak itu menurut Darsono pihaknya memandang perlu bekerjasama dengan lembaga independen yang mem-bantu untuk memediator perekrutan tenaga kerja terkait dengan loker-loker pekerjaan.

“ Forum Komunikasi Bursa Kerja Khusus Kabupaten Pemalang (FKBKK) inilah yang membantu kami untuk memediasi adanya rencana perekrutan tenaga kerja di PDGT dan hasilnya cukup memuaskan sebanyak 619 pelamar dalam waktu seminggu sudah terjaring,” tegas Darsono.

Hms Pml/Dodi S

Seleksi Calon Tenaga Kerja PDGT

Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah menyaksikan proses wawancara yang dilakukan Karo SDM dan Umum.

Sebanyak 332 orang calon naker operator dan staf PDGT Pema-lang ikuti test psikotest di SMKN 1 Ampelgading Pemalang.

Direktur Utama Perum Perhutani Dr Ir Bambang Sukmananto MM ketika meninjau proyek pembangunan Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin (PDGT) di Pemalang.

14 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

14

BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 15

15

Page 8: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

SEPUTAR KPH SEPUTAR KPH

pengelolaan atau pemanfaatan di bawah tegakan dan tidak. Perhutani pasti akan bijak. Untuk tanaman kayu putih, misalnya, masyarakat dapat memanfaatkan dengan tumpang sari. “Tetapi kalau tanaman karet, memang tidak tidak perbolehkan. Karena akan mengganggu tanaman pokok,” jegas Soetrisno.

Dalam kesempatan itu, bupati Maja-

lengka menekankan, setiap perusahaan atau badan usaha milik negara wajib berkomunikasi dengan Pemkab Majalengka agar rencana pembangunan yang sudah ditetapkan oleh Pemkab Majalengka dapat bersinergi dan berkolaborasi. Sehingga keberadaan usaha tersebut mampu mense-jahterakan masyarakat Majalengka.

MU

MELIHAT potensi yang ada di KPH Ma-jalengka, salah satunya rumah dinas Adm, posisinya sanyat strategis; di tengah kota, di lingkari alun – alun, kantor DPRD II Ma-jalengka, pendopo kabupaten Majalengka . Rumah dinas Adm yang cukup luas itu, memunculkan inovasi dan kreasi Adm Ma-jalengka Ir Jejen, MM.

Apa yang dia lakukan terhadap halaman rumah dinas itu ? Usai jam kerja atau pada hari libur Sabtu dan Minggu, Jejen menata halaman rumah dinas yang luas itu dengan apik: ada kolam ikan untuk memelihara ikan – ikan kecil dan di atasnya dibangun sebuah saung, kemudian kebun percon-tohan pembibitan tanaman buah – buahan. Semuanya itu berlokasi di sisi barat rumah dinas Adm Majalengka.

" Berapa lama tanaman buah – buahan itu berbuah ?," tanya BINA.

Jawab Jejen, “ Tidak lama. Satu bulan, dua bulan, berbunga dan berbuah. “Kok, bisa?” tanya BINA, heran. “Bisa saja. Itu ada kiatnya,” jawabnya.

BINA diajak Adm Majalengka melihat langsung kebon buah – buahan yang berdekatan dengan kolam ikan, ternyata di situ ada tanaman kelengkeng sedang

berbunga dan tanaman mangga yang sudah berbuah. Agak kebelakang lagi, beberapa tanaman buah – buahan yang masih dalam pot.

Dari mana asal semua tanaman ini? Jejen bercerita, ketika ada kesemapatn lewat Raja Galuh, ia mendatangi beberapa pedagang atau penangkar tanaman buah – buahan. Kemudian dibuat sayembara, setiap penangkar yang tanamannya ber-bunga atau berbuah agar lapor kepada dirinya. Setelah itu, tanaman buah – buahan diseleksi dan dibeli, selanjutnya ditanam dan dirawat di halaman rumah dinas Adm Majalengka.

“Ini sebagai ajang promosi dan rekreasi yang murah meriah,” jelas Jejen. “Apabila ada pelintas jalan yang tertarik untuk mem-beli tanaman ini, akan dilepas. Maka saya biarkan pohon buah – buahan tersebut ma-sih dalam pot,” tambahnya sambil menunjuk tanaman yang dimaksud.

Obsesi lain dari pengembangan kebun ini adalah sebagai sarana hiburan dan rekreasi. “Jadi, cari hiburan tak perlu jauh – jauh, cukup di lingkungan sini saja,” kata Adm Majalengka, berpromosi. Ada- ada saja, Adm Majalengka. MU

Ada – Ada Saja …

Membangun Majalengka

Menjadi BesarTerselenggaranya Halal Bi Halal dan

Silaturahmi Rimbawan Perhutani KPH Ma-jalengka dan Proyek Pengembangan Tana-man Karet merupakan kesempatan besar dalam bersilaturahmi usai melakukan puasa Ramadhan. Suatu tonggak atau momentum besar untuk membangun KPH Majalengka menjadi besar, menjadi salah satu andalan Unit III Jawa Barat dan Banten.

“Kegiatan ini merupakan salah satu cara merealisasikan mimpi, ternyata KPH Majalengka memiliki sumber daya manu-sia luar biasa dan ikut serta menentukan pembangunan di Kab Majalengka.,” jelas Dicky Kurnia, S.Hut Kasi PSDH KPH Maja-lengka kepada BINA sebelum acara Halal Bi Halal dimulai hala man rumas dinas Adm Majalengka (21/8). “Ini merupakan peluang untuk membangun kebersamaan bersama stakeholder.”

Dikatakan, agar KPH Majalengka dapat bangkit maka perlu perubahan mindset karena teman – teman sudah terjebak pada rutinitas. Dicky Kurnia mengakui KPH Majalengka memang KPH kecil tetapi di-dalamnya memiliki potensi dan kemampuan sumber daya manusia atau SDM yang cukup besar, “Saya selalu tekankan hal ini

kepada teman-teman di berbagai kesempa-tan,” tegasnya.

Salah satu cara untuk membangkitkan KPH Majalengka adalah karyawan mulai dari mandor sampai pimpinan perlu mem-buka wawasan dan menjadi rimbawan yang memiliki jiwa interpreneur. Bagaimana tantangan dijadikan peluang. Sebagai misal pembangunan jalan tol dari Cikopo

Kasi PSDH KPH Majalengka, Dicky Kur-nia, S.Hut.

KPH MAJALENGKA - “ Ini merupakan Hala bi Halal dan Siulaturahmi akbar,” ucap Adm Majalengka Ir Jejen, MM kepada BINA sebelum acara di mulai di halalam rumah di-nas Adm Majalengka (21/8). Hahal Bi Halal Rimbawan Perhutani yang diselenggarakan KPH Majalengka dan Pengembangan Tana-man Karet Unit III Jawa Barat dan Banten dihadiri bupati Majalengka H.Soetrisno, SE, M.Si, Ketua DPRD Kab Majalengka, Taman Nasional Gunung Ciremai, Balai Pengelola Waduk Sangguling, Balai Diklat Kehutanan Kadipaten, Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Pimpro Pengembangan Tana-man Karet H Noor Rachman, SP , Waka KPH Majalengka, KTU, Asper, dan mantra lingkungan KPH Majalengka dan Proyek Pengembangan Tanaman Karet

“Dengan acara ini, Saya ingin memban-gun solidalitas dengan Pemda Majalengka dan stake holder lain, maka dari itulah kami undang untuk menghadiri Halal bi Halal Akbar,” katanya, bangga. Hadir pula LMDH, purna rimbawan, dan kepedulian terhadap panti asuhan yang mengasuh anak yatim – piatu yang ada Kab Majalengka, dan tamu undangan lain. Undangan yang hadir dalam acara tersebut sekitar 500 orang.

Jejen menjelaskan secara internal Perhutani harus melaksanakan berbagai perubahan dan melalui inovasi, semangat kerja, dan kebersamaan untuk memban-gun hutan pada masa datang. “Tidak akan berjalan dengan sempurna dan baik apabila tidak dibangun kerjasama dengan stakeholder eksternal yang berkepentingan langsung fungsi dan keberadaan hutan,” tegasnya.

Antara mereka, lanjut Adm Majalengka, Dinas Perkebunan dan Kehutanan, Taman Nasional Gunung Ciremai, Balai dan Diklat Kadipaten duduk bersama u n t u k membangun s i n - e r g i t a s

d a l a m upaya

untuk mengimplementasikan visi dan misi secara global dan nasional. Stakeholder lainnya seperti Balai Pengelolaan Waduk Sangguling yang mengatur ketersediaan air yang merupakan kebutuhan vital untuk kepentingan masyarakat.

“Perhutani KPH Majalengka tak mau ketinggalan untuk membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat itu, yaitu memban-gun cek dam penampung air dengan luas sekitar 10 hektar di Cigingga RPH Cibenda BKPH Cibenda,” kata Jejen. Fungsi cek dam antara lain akan dimanfaatkan untuk kepentingan LMDH dalam kegiatan tump-ang sari dan persediaan air bersih. Dari sisi Perhutani untuk persediaan aiar guna memenuhi kebutuhan persemaian dan tanaman. “Sebagai pelaksana adalah Adm Majelengka berkerjasama dengan LMDH dan BB Sumber Daya Air,” ungkapnya.

Hadir pula mitra kerja Perhutani lain yaitu Pengelola Pembangunan Jalan Tol Cikopo – Palimanan atau Cikopal. Rencana pembangunan jalan tol ini melintasi hutan Perhutani, Akan membuka akses dan per-tumbuhan ekonomi serta mobilitas warga masyarakat Majalengka. Perhutani akan memperoleh manfaat cukup besar, yaitu berkaitan dengan areal pengembangan tanaman karet yang berlokasi di 3 KPH (Majalengka, Sumedang, dan Indramayu). Sehingga akses jalan tersebut akan menun-jang hasil produksi karet untuk diangkut dan dipasarkan ke berbagai penjuru.

“Ini merupakan peluang bisnis cu-kup besar,” tandas Adm Majalengka. Jejen membeberkan rencana bisnis yang akan dikembangkan KPH Majalengka. Antara lain membangun rets area dan kebun buah. Di-

rektur Utama Perhutani diharapkan menjadi pioner buah lokal dan sekaligus agroforestry. Perhu-tani akan mengembangkan kebuh buah sekitar 10 hektar yang berlokasi di depan pintu tol Ciwaringin.

Adm Majalengka optimis, dengan soliditas, siner-

gitas dengan ber-bagai pi-

hak, dan dibarengi dengan semangat kerja dan berbagai inovasi, kinerja pendapatan KPH Majalengka dapat ditingkatkan. “5 ta-hun ke depan, KPH Majalengka tidak akan tertinggal dengan KPH lainnya,” kata Jejen, optimis.

MU

Tidak Ada HutanTidak Ada Air

KETIKA menyampaikan kata sambutan dan tausiyah Idul Fitri dalam acara Halal bi Halal dan Silaturhami Rimbawan KPH Majalengka dan Proyak Pengembangan Tanaman Karet di halaman rumah dinas Adm Majalengka (21/8), bupati Majalengka H Soetrisno, SE, MSi beberapa hal, salah satu fungsi hutan menjamin ketersediaan air.

“Tidak ada hutan, tidak ada air, Tidak ada, tidak ada kehidupan.” tegasnya. Bah-kan, dia pun menegaskan, kalau tidak ada hutan, pada suatu saat, harga air akan lebih mahal dari pada harga minyak.

Dikatakan menanam dan memelihara tanaman itu salah perbuatan mulia.

" Oleh karena itu, kita harus dapat menjaga hutan sebaik-baiknya. Jangan sampai mengganggu hutan yang sudah ditanam. Kalau kita memanfaatkan tumpang sari, jangan mengganggu tanaman pokok kehutanan. Demikian pula kita, mengambil batu dan pasir, tetapi jangan merusak ling-kungan. Pertamina boleh menyedot gas di dalam kawasan hutan, tetapi harus tetap menjaga aspek kelestarian lingkungan," ujarnya lebih lanjut.

Bupati Majalengka mencontohkan, ke-tika sedang wuquf di padang Arafah, umat Islam sedang menjalankan ibadah haji, dila-rang mengambil tanam – tanaman.

“Kita mengambil tanaman rumput pun, kena dam (denda),” jelas Soetrisno.

Dia juga mengkritik Perhutani. Karena ada beberapa kawasan hutan yang belum ada tanaman sebagaimana laiknya sebuah kawasan hutan.

“Beberapa kali saya lewat di Ujung Jaya, tidak ada tanaman kehutanan, hilang tanamannya itu. pakah sengaja di-hilangkan agar ada kegiatan persemaian lagi, saya tidak tahu,” kata Soetrisno berseloroh.

Bupati Majalengka juga berharap agar masyarakat sekitar hutan tidak mudah berdemo berkaitan dengan pengemba-ngan hutan KPH Majalengka. Karena ada aturan di mana kawasan hutan yang di-pebolehkan masyarakat ikut terlibat dalam

Halal bi Halal Akbar dan Gagasan Bisnis

Bupati Majalengka H Soetrisno, SE, MSi didampingi Adm Majalengka , Ir Jejen MM

16 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

16

BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 17

17

Page 9: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

SEPUTAR KPH SEPUTAR KPH

Pergoki Maling Polhuter Rasmo Dianiaya

tanaman dan pola tanam di tanah desa maupun tanah Negara yang dikelola Perum Perhutani, “ katanya.

Dia menyebutkan, dalam penilaian lomba semua tim sangat terkesan adanya Kawasan Hutan Negara (hutan Perum Per-hutani) pada saat ini seperti yang masuk wilayah wengkon Desa Pamriyan Petak 62, 63, 71 RPH Sawangan BKPH Purworejo, Petak 64 RPH Sumberejo BKPH Ngadi-sono, Petak tersebut merupakan Kawasan Berkonservasi Tinggi (KBKT/HCVF), Dan Petak 73 hutan produksi (tanaman pinus) RPH Kemiri BKPH Purworejo.

Hms Kds/Agus

Kawasan HCVF Pt 64 RPH Sumberejo BKPH Ngadisono

– Palimanan yang membelah kawasan hutan Perhutani. Dalam pembangunan ja-lan tol tersebut ternyata ada peluang yang dapat ditangkap Perhutani. Antara lain ta-nah kerukan jalan tol dapat dimanfaatkan untuk menguruk areal kawasan hutan yang sering becek pada salah RPH lingkup KPH Majalengka.

Dicky Kurnia pun mengungkapkan be-berapa contoh kerberhasilan berkat peruba-han mindset karyawan KPH Majalengka. Di antaranya pendapatan hasil hutan bukan kayu atau HHBK seperti padi yang ditarget sebesar Rp 95 juta, tercapai Rp 300 juta. Kemudian tanaman porang, yang diharap-kan berkembang oleh Meneg BUMN Dahlan Iskan, ternyata sumber benihnya ada di Ma-jalengka.

Yang tak kalah penting, pencapaian produksi baik kayu dan non kayu (getah pinus) melampui target NPS, termasuk pendapatan dari bidang Ejula. “Ini semua berkat motivasi yang sering kali disampikan pimpinan; KPH Majalengka itu dikelola oleh orang – orang besar maka harus dapat me-nelorkan karya besar,” tandas Dicky Kurnia Kasi PSDH KPH Majalengka. MU

APA resepnya KPH Majalengka agar dapat bangkit? Menurut KTU KPH Maja-lengka Drs Maman Surachman, kita harus melakukan perubahan pola pikir, merubah stigma KPH Majalengka yang sering dinilai sebagai KPH kecil. Ternyata kita mem-punyai potensi yang besar. Sumber daya manusia yang mengelola KPH Majalengka merupakan orang – orang besar.

“KPH Majalengka memang kecil, tetapi dikelola olah orang – orang besar,” jelasnya

Pengelola KPH Majalengka Orang – Orang Besar

kepada BINA di sela acara Halal Bi Halal Rimbawan Perhutani KPH Majalengka dan Proyek Pengembangan Tanaman Karet bersama Bupati Majelengka di Rumah Di-nas Adm Majalengka (21/8/2013),

Sebagai KTU, ia selalu memberi mo-tivasi kepada seluruh karyawan di lingkun-gan KPH Majalengka. Penanaman motivasi bukan hanya dalam forum formal, tetapi juga pada kegiatan informal seperti ketika sedang berolah raga futsal dan badmin-ton. Futsal sementara dihentikan karena anggaran yang mepet.. Tiap hari Jumat seluruh karyawan makan pagi/ sarapan bersama. Ketika ada salah satu karyawan KPH Majalengka ulang tahun, dirayakan

dengan liwetan. “Ini sederhana, namun memiliki dampak

yang luar biasa. Karena terjalin kekompakan dalam korsa rimbawan yang berkerja di KPH Majalengka,” tegas Maman. Biaya sarapan pagi bersama saban Jumat itu berasal dari (sisa?) uang makan karyawan, kemudian dikumpulkan. Namun, uang yang terkumpul itu belum mencukupi akhirnya KTU Maja-lengka harus nomboki dari saku pribadi.

“Tak apa. Yang penting, saya dalam kesempatan tersebut dapat melakukan pembinaan dan memberi motivasi kepada rekan – rekan karyawan KPH Majalengka, terutama bagaimana agar produksi dapat tercapai sesuai target. Syukur dapat melampui pencapaian target,” kata KTU Majalengka.

Buah dari kekompakan itu, lanjut Ma-man Surachman, berupa penggalian potensi HHBK, yang tidak jarang dilirik, sekarang sudah menghasilkan pendapatan yang cu-kup besar.

MU

KPH KEDU SELATAN - lomba Desa Kampung Iklim diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purworejo berlangsung di Desa Pamriyan, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo 21/8 lalu. Hadir beberapa instansi dalam acara terse-but, yakni Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian dan Kehutanan, Perum Perhutani KPH Kedu Selatan, Camat Pituruh dan Ke-pala Desa Pamriyan.

Dari Kedu Selatan diwakili Kaur Lingkun-gan Sajiman, SP, MSc. Dikatakan Sajiman, dari hasil lomba tersebut Juara I tingkat Kabupaten Purworejo di menangkan Desa Pamriyan Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo yang dilanjutkan lomba tingkat Propinsi Jawa Tengah meraih Juara I dan di Tingkat Nasional meraih juara III.

“ Potensi yang dinilai melliputi Penge-lolaan limbah ternak, Kelestarian vegetasi/

Lomba Desa Kampung IklimPetugas Dinas Lingkungan Hidup Prop Jateng bersama Kaur Lingkungan saat di ka-

wasan HCVF petak 64 RPH Sumberejo, BKPH Ngadisono

Rasmo, Polhuter yang jadi korban kekerasan pencuri kayu jati.

KPH PARENGAN - Kekerasan terha-dap Penjaga Hutan atau Polisi Hutan Teri-torial di wilayah pengelolaan KPH Paren-gan kembali terjadi. Kasus kekerasan yang menimpa polisi hutan kali ini terjadi justru pada saat malam berbuka puasa bulan Ramadhan16 Juli 2013 lalu. Aksi ke-kerasan yang diduga dilakukan oleh lima pelaku pencurian kayu jati itu menimpa korban Rasmo (47) Polhuter asal Desa Jati, Kecamatan Soko, Tuban. Kejadian itu terjadi saat korban melakukan patroli dikawasan hutan petak 43A RPH Tluwe, BKPH Parengan Selatan, KPH Parengan. Akibatnya dia harus menjalani perawatan intensif di RS Aisyah, Kota Bojonegoro.

Kepada BINA saat dikonfirmasi, Ras-mo menceritakan, kronologi pengeroyokan berawal saat hari itu sekitar pukul 18.00 WIB dia dan temannya Yasan melakukan patroli. Sesampai di petak 43, mereka me-lihat 5 orang sedang memikul kayu bulat. Mereka yakin kayu-kayu tersebut hasil menjarah dari dalam hutan sekitarnya. Akhirnya mereka berupaya melakukan penangkapan orang-orang itu. Satu orang berhasil ditangkap namun melakukan per-lawanan.

“Saya disabet dan dipukul menggunak-an gergaji mengenai lengan dan kepala,” jelas Rasmo.

Akibat luka sabetan gergaji di lengan kanan dan luka kepala sepanjang 3 cm yang banyak mengeluarkan darah mem-buat korban tak berdaya. Korban akhirnya dibawa oleh Yasan dan teman-temannya ke rumah sakit sekitar pukul 20.00 WIB. Diperkirakan pelakunya adalah warga Desa Wadung. Para pelaku meninggalkan lima batang kayu jati hasil curian dengan total volume 1,107 meter kubik.

Saat ditemui oleh BINA korban su-dah mulai membaik dan selang dua hari

kemudian telah diijinkan menin-ggalkan Rumah Sakit. Semen-tara itu untuk menindaklanjuti kasus tersebut KPH Parengan dengan segera m e l a k u k a n k o o r d i n a s i dengan jajaran Polsek Soko dan Reskrim Polres Tuban untuk menang-kap para pelaku. Kerjasama ini m e m b u a h k a n hasil ketika pada dini hari tang-gal 23 Juli 2013 atau seminggu sejak peristiwa penganiayaan t e r h a d a p Rasmo, pihak Polsek Soko bersama jajaran Reskrim Polres Tuban dengan dibantu bebera-pa anggota Polmob berhasil menangkap salah seorang pelaku yang berinisial Ag. Tertangkapnya salah satu tersangka pelaku ini diharapkan mampu mengarah-kan petugas kepada penangkapan pelaku-pelaku lainnya.

Untuk mengantisipasi terulangnya kasus serupa, pihak KPH Parengan terus menggiatkan patroli dengan memanfaat-kan alat komunikasi radio sehingga petu-gas bisa cepat tanggap dan cepat pula

bantuan digerakkan jika terjadi permasala-han. Adapun sebagai alat perlindungan diri, KPH parengan sedang berupaya mengadakan alat pentungan termasuk melakukan pelatihan beladiri dengan alat tersebut.

“Kami juga terus berupaya menjalin koordinasi yang solid dengan jajaran ke-polisian baik pada level Polsek maupun Polres.” ujar ADM Perhutani KPH Paren-gan, Daniel Budi Cahyono, kepada BINA.

SR

18 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

18

BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 19

19

Page 10: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

SEPUTAR KBM NASIONAL

Dana CSR untuk TK Tunas Rimba

KPH KEDU SELATAN - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Kedu Selatan kembali me-nyerahkan bantuan melalui pro-gram corporate social responsibility (CSR) untuk lembaga pendidikan berupa Taman-Kanak-kanak.

Administratur/KKPH Kedu Selatan Ir. Toni Suratno,MM di kantornya menjelaskan, lewat pro-gram CSR tersebut pihaknya me-nyalurkan bantuan sebesar Rp 30 juta untuk TK Tunas Rimba yang berlokasi di jalan dr Setiabudi, Pur-worejo tersebut.

“Kami merasa terpanggil untuk

ikut berkontribusi dalam pemban-gunan, terutama bidang pendidid-kan. Kebetulan TK tersebut mem-butuhkan perbaikan atau renovasi disalah satu tempat,” jelas Toni..

Toni berharap bantuan terse-but bisa memberikan kemanfaatan bagi lembaga pendidikan tersebut.

Kepala Sekolah Kusheryanti mengucapkan terima kasih atas kepedulian Perum Perhutani terha-dap TK yang dipimpinnya.

“ Semoga bantuan yang di-berikan Perhutani ini mendapat balasan yang setimpal, serta bisa menginspirasi perusahaan lain agar lebih peduli terhdp lembaga pendidikan di sekitarnya,” katanya.

Hms Kds/Agus

KBM SAR II BOJONEGORO - Di Kantor Pemasaran Bersama Kayu II Bojonegoro, pada 13 Agustus 2013 lalu berlangsung acara Halal Bihalal. Kegiatan tersebut dihadiri oleh segenap karyawan dan kary-awati, Mitra Kerja, Dharma Wanita KBM Sar II Bojonegoro.

Acara halal bihal diawali dengan pem-bacaan Kalam Illahi dan dilanjutkan den-gan sambutan sekaligus pengarahan oleh General Manager KBM Sar II Bojonegoro, Ir Sriyono,MM. Sriyono mengatakan bahwa

puasa adalah suatu lembaga pendidikan iman dan ahklak yang bermuara pada menjadikan insan la ‘alakum tattaqun yaitu insan yang ber-taqwa kepada Allah SWT.

“ Ibadah puasa telah menggembleng kita sehingga seb-agai insan merasa senasib dan bisa berbagi rasa, sedih dan bahagia. Pada akhirnya kita sadar bahwa manusia merupakan makhluk Allah SWT saling sayang menyayangi. Dan dengan mo-mentum halal bihalal ini mari kita tingkat rasa kebersamaan kita dalam melak-sanakan tugas-tugas yang telah diberikan. M u d a h - m u d a h a n semangat keber-samaan ini akan

memicu kita untuk merealisasikan pekerjaan baik progres realisasi keuangan maupun maupun fisik yang kita harapan meningkat dari tahun lalu,” katanya.

Dikatakan, untuk sementara ini peker-jaan seluruh karyawan maupun karyawati KBM pada tahun ini sudah kalihatan banyak peningkatan. Namun tahun ini juga KBM Sar II Bojonegoro masih mempunyai beban yang perlu diselesaikan, yaitu beban target pencapaian yang diberikan oleh pusat..

Pencapaian target pendapatan yang sudah dicapai oleh KBM sampai Juli 2013 sebesar 63,3% atau sekitar Rp 101.312.914.357 dari jumlah total target sebesar Rp 159.112.951.000. Sedangkan untuk target kayu yang masuk di KBM sebe-sar 67.862 M3. Untuk sementara menurut data yang ada hingga sampai bulan Juli tahun ini sudah mencapai 63,21%.

“ Untuk kiriman ke BBI IKG Gresik hing-ga saat ini kita sudah mengirimkan totalnya mencapai 6.888 M3 . Dan realisasinya jika kita total sudah mencapai 59,06 % atau bila dihitung dalam bentuk nominal sebesar 4.067 M3,” paparnya.

Sementara itu dalam uraian hikmah Ha-lal Bihalal disampaikan bahwa bahwa Halal Bihalal hanya ada dalam tradisi bangsa Indonesia sedangkan di Negeri Arab atau lainnya dimaknai sebagai silaturrahmi. Jadi Halal Bihalal itu merupakan ajang siturrahmi mengucapkan selamat Idul Fitri, Minal Aidin Wal Faizin, Mohon maaf lahir dan bahtin.

Acara semacam ini merupakan si’ar uk-wah islamiah, untuk mempererat tali silatur-ahmi. Sehingga mampu membangun etos kerja yang berakhlakulkarimah.

Bagaimana tidak pada momen ini kita saling mengikhlaskan segala hilaf dan salah. Dan yang paling penting dalam redaksi Al Qur’ an memberi maaf kepada sesama bukan memohon maaf arti lebih baik apabila kita telah lebih dahulu memberi maaf kepada sesama.

Dan prilaku ini dapat diejawentahkan dalam interaksi sosial maupun birokrat selama kita menjalankan tugas. Setelah acara uraian hikmah halal bihalal diakh-iri dengan do,a dan dilanjutkan dengan salam salaman(Silaturrahim) antar seluruh karyawan/karyawati, Dharma Wanita.

Hms SAR II Bjr-SR

Target Hampir Terpenuhi GM Ingatkan Karyawan

GM KBM Sar II Bojonegoro. Ir Sriyono MM bersama istri meneri-ma ucapan selamat hari raya firti dari karyawannya.

PERUM Perhutani menyatakan pabrik pengolahan sagu di Sorong Selatan, Papua Barat, siap beroperasi tahun depan seiring adanya jaminan pasokan energi listrik dari PT PLN. Beroperasinya pabrik diharapkan bisa membantu memenuhi kebutuhan sagu di dalam negeri, khususnya Papua dan Papua Barat.

“Salah satu hambatan realisasi pemban-gunan pabrik sagu Perhutani adalah soal pasokan listrik untuk operasional pabrik. Hambatan itu kini sudah selesai setelah ada kerja sama dengan PLN. Kami harap pabrik sudah bisa beroperasi tahun depan,” kata Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto, di Jakarta.

Dua BUMN tersebut, diwakili Dirut Per-hutani, Bambang Sukmananto dan Dirut PLN, Nur Pamudji menandatangani kesepa-haman kerja sama untuk memenuhi kebutu-han listrik dan panas bagi pengeringan. PLN akan membangun pembangkit listrik tenaga biomassa berkekuatan minimal 3 megawatt ( MW).

Dalam kesempatan tersebut, Perhutani juga menandatangani kesepahaman kerja sama dengan PT Barata (Persero) untuk En-gineering Procurement Construction pabrik sagu berkapasitas 100 ton per hari.

Bambang menyatakan Perhutani sela-ma ini memang mencari solusi pembangkit listrik untuk kebutuhan pabrik sagu sebab calon lokasi industri yang terpencil dan infra-struktur yang minim.

“Jika menggunakan bahan baku konvensional seperti BBM dan batu bara, maka cost-nya men-jadi tidak layak. Kini PLN sudah memiliki teknologi baru untuk memanfaatkan biomassa hasil limbah ola-han sagu sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Nah, listriknya itu yang kami manfaatkan,” kata dia seperti dikutip dari se-buah media di ibukota.

Dengan menggan-deng Barata, tambah dia, dipastikan pabrik sagu bisa segera dibangun. Dia menyatakan selama ini pihaknya kesulitan memperoleh kontraktor pembangunan pabrik.

Dia menyatakan, tiga kali lelang yang dilaku-kan tidak menghasilkan pemenang karena harga yang ditawarkan terlalu tinggi. Hal itu karena ter-kait dengan kondisi infra-struktur yang kurang di Papua sehingga pihaknya melakukan penunjukan langsung kepada Barata.

Prospek PasarPerhutani merencanakan pembangunan

industri sagu sejak pertengahan 2012 yang diharapkan mampu mengatasi tingginya harga bahan makanan pokok masyarakat Papua.

Harga sagu di Papua bisa menca-pai Rp 18.000 per kilogram, lebih mahal dibandingkan harga rata-rata di luar pulau tersebut yang hanya Rp 9000 per kilogram. Akibatnya, banyak masyarakat di sana yang kemudian mulai beralih mengonsumsi beras sebagai makanan pokok.

“Sagu adalah simbol budaya masyara-kat Papua. Dengan pengembangan industri ini, Perhutani mendukung kelestarian sosial budaya, kelestarian sumber daya alam, dan perekonomian masyarakat,” kata dia.

Menurut Bambang Sukmananto, Perum Perhutani pabrik sagu yang dibangun Per-hutani tersebut akan mampu memproduksi 100 ton per hari. Perum Perhutani juga akan menyediakan lahan untuk membangun pembangkit dan menyediakan bahan bakar biomassa untuk kebutuhan pembangkit se-cara berkesinambungan. Selain bahan baku miliknya, Perhutani akan menggandeng masyarakat lokal agar pasokan bahan baku pembuatan sagu terjamin keberlangsungan-nya.

SW

Perhutani Segera Bangun Pabrik Sagu

Dirut Perhutani, Bambang Sukmananto.

Pohon sagu.

20 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

20

BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 21

21

Page 11: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

LINGKUNGANLINGKUNGAN

SEKITAR setengah hektare hutan hi-lang dan rusak di dunia setiap satu detik dan perilaku manusia menjadi faktor utama penyebab terjadinya deforestasi atau pen-grusakan dan penghilangan hutan secara global. Rata-rata setiap tahun terjadi de-forestasi 13 juta hektare sejak 2000-2010. Sementara di Indonesia sendiri terhitung 1,17 juta hektare hutan hilang per tahun sejak 2000-2006.

Deforestasi dan degradasi hutan di se-luruh dunia disebabkan oleh beberapa hal, misalnya perubahan iklim, konversi hutan menjadi non hutan dan yang paling parah adalah praktik pembalakan liar atau illegal logging. Pembalakan liar menjadi faktor utama penghilangan hutan di dunia, karena praktiknya tidak terkontrol dan tidak diren-canakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga memakan porsi sangat besar.

Faktor pembalakan hutan oleh manusia menjadi penyebab utama, tapi dengan kon-disi saat ini, faktor alam, seperti perubahan iklim juga bisa membuat hutan menurun kualitasnya

Terkait kondisi tersebut Menhut, Zulki-fli Hasan di Kabupaten Banjarnegara akhir Agustus 2013 kemaren mencanangkan penanaman 5 juta pohon dalam acara Banjarnegara Hijau. Pencangan tersebut merupakan rangkaian dari Festival Serayu Banjarnegara 2013. Pencanangan itu juga merupakan bentuk dukungan Pemda Kabu-

paten Banjarnegara dalam mensukseskan program nasional Penanaman Satu Milyar

Pohon yang digagas oleh Kementerian Kehutanan.

Dalam sambutannya Menhut mengapresiasi kegiatan bertajuk Ban-jarnegara Hijau tersebut dan menanam pohon kepel secara simbolis sebagai kampanye mensukseskan program penanaman 1 milyar pohon.

“ Banjarnegara merupakan salah satu kabupaten terbaik dalam penghi-jauan hutan. Masyarakat Banjarnegara sebagai masyarakat yang ramah dan telah memiliki kesadaran yang tinggi dalam budaya menanam,” ujar Menhut memuji.

Dalam kunjungannya di Banjarneg-ara itu Menhut didampingi oleh Dirjen BPDAS-PS, Hilman Nugroho serta Plt. Dirjen PHKA, Soni Patrono. Rombon-gan Menhut disambut langsung oleh Bupati Kabupaten Banjarnegara, Sut-edjo Slamet Utomo.

Pada kesempatan itu Menhut juga memberikan beberapa bantuan kepada masyarakat di Kabupaten Ban-jarnegara. Yakni bantuan berupa 40 Unit KBR di Desa Sipedang kecamatan Banjarmangu senilai Rp 2 milyar dan 11 unit BLMPPMPBK di Desa Kaliben-ing senilai Rp 550 juta. S.Widhi

Menhut Canangkan Banjarnegara Hijau

PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan perlindungan terhadap hutan tropis di Indonesia merupakan tanggung jawab semua pihak, tidak hanya pemerintah pusat dan daerah, tetapi juga perusahaan swasta dan masyarakat madani.

“ Kita semua memiliki tanggungjawab, tapi kita tidak bisa melakukan sendiri, dalam pandangan saya mitra adalah penting,” kata Presiden saat membuka lokakarya interna-

sional Aliansi Hutan Tropis (Intenasional Tropical Forest Al-liance) 2020 di Ja-karta, Kamis. yang bertema mempro-mosikan keberlan-jutan dan produkti-vitas sektor minyak kelapa sawit, bubur kertas dan kertas.

Presiden me-nyinggung bahwa negara maju jagu harus mengambil peran mengurangi emisi gas rumah kaca sementara negara berkembang bekerja lebih besar.

“ Ini yang saya sebut berbagi tang-gung jawab,” kata

Presiden. Perlindungan terhadap hutan tropis

sangatlah penting bagi keberlanjutan per-ekonomian di masa mendatang, apalagi, Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki hutan tropis terbesar dunia.

Industri di sektor kehutanan di Indonesia berkontribusi 3,5 persen dari total perekonomian

nasional. Indonesia merupakan negara produsen

bubur kertas dan kertas terbesar di dunia dengan produksi 8 juta ton bubur kertas atau pulp dan 13 juta ton kertas per tahun. Industri ini menyerap tenaga kerja sekitar 3,76 juta jiwa.

Indonesia juga penghasil kelapa sawit terbesar dunia sekitar 26 juta ton pada ta-hun lalu.

“ Dengan perkembangan perekonomian ada satu pertanyaan, sampai kapan kita mendasarkan pada sektor ini untuk mendo-rong kesejahteraan ekonomi dan kemajuan, saya sangat menyadari, seperti pertamban-gan, hutan dapat terus berkurang, atau bah-kan rusak dan tergerus menjadi deforestasi,” katanya.

Presiden juga menyadari, belajar dari pengalaman negara lain, pertumbuhan ekonomi saja tidak cukup, dan harus diikuti dengan perlindungan lingkungan.

Untuk itulah Presiden mengatakan pemerintah menempuh kebijakan pemban-gunan empat jalur, yaitu pro pertumbuhan, pro lingkungan, pro pengentasan kemiski-nan dan pro penyediaan lapangan kerja.

SW

Presiden : Perlindungan HutanJadi Tanggung Jawab Semua Pihak

Peringatan HUT RI Ke-68 - Dengan penuh semangat se-genap karyawan BKPH dan staf kantor Perum Perhutani KPH Probolinggo mengikuti berbagai lomba di antaranya bola voli, catur, tenis meja, senam poco-poco dan lain-lain yang digelar KPH Probolinggo dalam peringatan HUT Kemerdekaan RI yang ke-68.

Sementara masih dalam suasana bulan syawal usai gelar lomba dilanjut-kan acara halal bi halal di Aula Kantor KPH Probolinggo yang juga diwarnai acara pisah kenal Pejabat KSKPH Lumajang Ir Mustari Hasan Mustofa yang mutasi ke KPH Tuban bertukar tempat kerja dengan Ir Engkap Kapriadi dari KPH Tuban. Wiwit HMS Pbo

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Menhut Zulkifli Hasan saat mencanangkan Banjarnegara Hijau.

22 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

22

BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 23

23

Page 12: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

WAWASANWAWASAN

Oleh : Ir. Mubarak N. A. Sigit, MMKepala Seksi Komunikasi SosialPerum Perhutani Unit II Jawa Timur

I. Latar BelakangHutan di Pulau Jawa dan Madura telah

lama menjadi isu yang banyak diperbincangkan dan diulas selama lima belas tahun terakhir, khususnya terjadinya euphoria reformasi tahun 1998. Hal ini terkait banyak peristiwa yang terjadi dengan adanya penjarahan hutan serta okupasi lahan yang sangat masif. Pada pasca reformasi tersebut, hutan di Pulau Jawa telah mengalami tekanan dari aspek Ekonomi, Sosial Budaya dan Lingkungan yang sangat berat. Tekanan sosial ekonomi berupa meningkatnya jumlah pengangguran, menyusutnya lahan pertanian, meningkatnya jumlah penduduk hal ini tidak disertai dengan pertumbuhan peluang usaha dan peningkatan kualitas hidup, situasi politik yang kurang menentu disertai supremasi hukum yang lemah, yang akhirnya mengakibat-kan hutan menjadi terdegradasi.

Perubahan sosial ekonomi masyarakat pasca reformasi tersebut di atas merupakan faktor eksternal yang mempunyai dampak cukup besar terhadap kebijakan pengelolaan hutan seperti terbitnya Kebijakan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) pada tahun 2001 dan Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan atau Sustainable Forest Manage-ment. Kebijakan tersebut menjadi salah satu bentuk proses perubahan pada strurktur dan fungsi kehutanan. Perubahan struktur kehu-tanan itu terjadi pada pengelolaan hutan yang sebelumnya didominasi oleh negara (State Based) kemudian merubah paradigma penge-lolaan hutan menjadi berbasis pada masyarakat (Community Based Forest Management). Ada-pun perubahan fungsi hutan adalah dari semata sebagai sumber ekonomi negara menjadi harus dapat lebih mensejahterakan masyarakat desa hutan.

Berkenaan pula dengan perubahan para-digma dalam penanganan pola keamanan hutan dari polisional menjadi berbasis kema-syarakatan yang diimplementasikan melalui sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyara-kat (PHBM) yang menuntut adanya perubahan sistem dan strategi di dalam pola pengamanan hutan dengan prinsip Community Based Forest Management (CBFM).

Dalam paradigma baru, Sistem Penan-

ganan Keamanan dengan pola preemtif yang berangsur-angsur mengurangi tindakan yang bersifat represif atau penegakan hukum, hal ini tidak akan berjalan efektif tanpa ada langkah-langkah konkrit dari petugas internal Perhutani untuk merubah pola pikir masyarakat mengenai pemahaman fungsi dan manfaat hutan secara keseluruhan.

Oleh sebab itu, perlu adanya tindakan nyata untuk mendapatkan respon positif dari masyarakat terhadap sistem pengelolaan hu-tan berbasis kemasyarakatan yang diterapkan saat ini. Salah satu kegiatan nyata guna meraih respon positif dari masyarakat adalah dengan melakukan kegiatan pendekatan sosial yang bertujuan melakukan perubahan sosial dengan cara menciptakan image atau citra di masyara-kat yang positif, dan merubah sikap arogansi petugas Perum Perhutani dengan sikap simpa-tik. Untuk hal tersebut petugas Perum Perhu-tani supaya lebih mengutamakan pendekatan secara persuasif, informatif dan komunikatif, yaitu berupa kegiatan Komunikasi Sosial yang diintegrasikan dengan kegiatan Implementasi PHBM.

Dengan sistem Pengelolaan Hutan Ber-sama Masyarakat (PHBM) inilah menjadi salah satu solusi Perum Perhutani dalam rangka me-ningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat desa hutan, yaitu dengan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Unsur terpent-ing dalam capaian keberhasilan pengemban-gan masyarakat desa hutan adalah modal alam, teknologi, kelembagaan, modal manusia dan modal sosial (social capital). Unsur modal sosial (sosial capital) yang dimaksud dianta-ranya adalah rasa saling percaya pada sesama anggota masyarakat, empati sosial (solidaritas), kohesi sosial, kepedulian sosial (partisipasi aktif) dan kerjasama kolektif. Dengan Sistem PHBM dan Komunikasi Sosial yang dapat diperankan oleh petugas Perhutani dalam penguatan modal sosial; ini terutama yang ha-rus dilakukan oleh Jajaran Asper/KBKPH, KSS PHBM, KRPH dan Tim Pendamping Masyara-kat (TPM), karena perannya dalam komunikasi, koordinasi dan pendampingan kepada Ma-syararakat Desa Hutan (MDH) & stakeholder. Dengan melakukan kegiatan pendekatan sosial melalui pendampingan yang intensif kepada masyarakat desa hutan dan stakeholder akan mampu mendorong terjadinya pemberdayaan masyarakat desa hutan secara optimal berupa pengembangan sumber daya manusia (Capac-ity Building) dan penguatan kelembagaan (Insti-tutional Building).

II. Potensi Permasalahan Sosial Berdasarkan hasil identifikasi dan kajian

sosial terhadap permasalahan yang terjadi di lapangan, maka masih terdapat permasalahan sosial yang berkembang yang dapat menjadi akar permasalahan gangguan keamanan hutan maupun terjadinya konflik tenurial, seperti :

1. Adanya tuntutan hidup (sandang, pangan dan papan) akibat adanya tekanan ekonomi dan sosial yang makin tinggi (Social Economy

Distress) yang dari tahun ke tahun semakin me-ningkat akibat perkembangan ekonomi seperti naiknya BBM disertai naiknya sembako, trans-portasi dll, serta perkembangan situasi politik yang tidak menentu.

2. Tingginya akses MDH terhadap sumber daya hutan, namun kontras dengan rendahnya kualitas sumber daya manusianya, sempitnya lahan pertanian, banyaknya pengangguran (kurangnya alternatif pendapatan masyarakat desa hutan), belum terwujudnya kelembagaan masyarakat desa hutan yang kuat dan mandiri, hal ini mengakibatkan tingginya tingkat gang-guan keamanan hutan, terutama pencurian pohon dan tingginya kasus konflik tenurial.

3. Lemahnya akses masyarakat terhadap modal (finansial, lahan, saprodi), pasar, iptek, informasi dan dalam proses pengambilan ke-bijakan pengelolaan hutan (bersama masyara-kat). Hal ini menyebabkan masyarakat desa hutan tetap dalam kondisi marginal dan apatis sehingga pemberdayaan masyarakat desa hutan berjalan lambat, serta kegiatan pem-berdayaan masyarakat cenderung bersifat top down (tidak melalui analisa kebutuhan/Need Assesment atau kegiatan Partisipatory Rural Appraisal) sehingga kurang tepat sasaran.

4. Masih banyaknya masyarakat desa hu-tan gemar pada budaya atau kebiasaan yang negatif seperti judi, minum-minuman keras atau Molimo, hal ini bisa menurunkan moralitas sebagian masyarakat desa hutan sehingga ma-syarakat untuk mendapatkan uang/ pendapatan secara instan, seperti melakukan tindak keja-hatan hutan (pencurian pohon).

5. Lemahnya modal sosial/social capital (tingkat kepercayaan, kebersamaan, partisipasi aktif dan jejaring sosial) masyarakat desa hutan yang diberdayakan akan berdampak pada ter-hambatnya pengembangan potensi masyarakat desa hutan tersebut, dan kurang optimalnya kegiatan implementasi PHBM yang mengarah pada kegiatan pemberdayaan masyarakat desa hutan. Lemahnya Social Capital MDH juga disebabkan oleh rendahnya inisiatif dan inovasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan hutan yang berakibat masyarakat menjadi pasif dan kurang mandiri.

6. Kurangnya peran dan sinergitas di antara para pihak (stakeholder seperti Pemda, Dinas/Instansi, PPL, Tokoh Masyarakat, tokoh agama, LSM, LMDH dll) dalam kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan, sehingga terjadinya kesen-jangan sosial (social gap), sulitnya menciptakan komitmen bersama dalam mengembangkan potensi sumberdaya hutan secara optimal, se-hingga pengelolaan sumberdaya hutan kurang efektif dan efisien serta laju pemberdayaan masyarakat terhambat.

III. Penguatan Kapasitas Sosial CapitalSecara umum kapasitas sumber daya ma-

nusia masyarakat di sekitar hutan relatif ren-dah dan marginal, akan tetapi masih memiliki potensi budaya yang dapat dibangkitkan dalam rangka penguatan modal sosial (social capital), diantaranya saling percaya-mempercayai, pra-

Peningkatan Kapasitas Modal SosialMelalui PHBM dan Komunikasi Sosial

nata sosial yang masih diakui, kemauan untuk belajar, tingkat kebersamaan dan solidaritas yang tinggi. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan penguatan kapital sosial masyarakat desa hutan dapat melalui proses pendidikan, pelatihan, penyuluhan, penguatan kelembagaan sosial (keberadaan LMDH dan Forum PHBM diperkuat dengan peraturan desa/Perdes) dan pendampingan masyarakat yang dipandu secara terpadu di dalam Imple-mentasi PHBM. Proses yang memerlukan waktu dan biaya ini akan memberikan wawasan dan cara berpikir masyarakat sehingga dapat membuka akses terhadap informasi dan mem-bebaskan masyarakat di sekitar hutan dari keterbelakangan dan kemiskinan.

Program pengentasan kemiskinan memang seharusnya bukan tanggung jawab Perum Perhutani semata, dan seharusnya di bawah koordinasi Pemerintahan Daerah, dimana pro-gram-program khusus untuk kesejahteraan ma-syarakat desa hutan dapat disingkronisasikan/sinergitas dengan program-program yang ada di Dinas dan Instansi Pemerintah Daerah. Bahwa kegiatan pengentasan kemiskinan untuk masyarakat di sekitar hutan tidak dapat dilakukan dengan memberikan bantuan secara subsidi langsung kepada kelompok masyarakat miskin, tetapi harus dilakukan secara terintegra-si dalam sebuah pengelolaan sosial secara par-tisipatif, komprehensif, dan terencana secara baik yang mendorong proses pemberdayaan (empowering), memberikan peluang (enabling), dan memberikan perlindungan (protection).

Dalam rangka pembinaan dan pelaksa-naan implementasi PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat), Perum Perhutani harus menginventarisir berbagai organisasi kema-syarakatan yang ada di Desa Sekitar Hutan, apakah yang berbentuk paguyuban, atau kelompok masyarakat (Pokmas), yang secara umum disebut Kelompok Masyarakat Desa Hutan (KMDH). Kelompok Masyarakat Desa Hutan sebaiknya telah memenuhi persyaratan untuk diarahkan dan dibina oleh Perum Perhu-tani, agar secara formal dapat menjalin kerjasa-ma dalam berbagai aspek pengelolaan hutan. Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Anggotanya terdiri dari warga masyara-kat desa hutan diutamakan yang kehidupannya tergantung pada sumber daya hutan dan atau mempunyai kepedulian terhadap kelestarian sumber daya hutan.

2. Memiliki struktur organisasi, peraturan dan mekanisme kerja, rencana kerja, rencana pengelolaan dan rencana pemanfaatan hasil berbagi secara partisipatif.

3. Direkomendasi dan diajukan oleh Lem-baga Pemerintahan Desa dengan surat permo-honan kerjasama kepada Perum Perhutani.

4. Bersepakat bekerjasama dengan Perum Perhutani yang dituangkan dalam perjanjian kerjasama (PKS) dengan Pola PHBM

Kelompok Masyarakat Desa Hutan memi-liki sistem keanggotaan, kepemimpinan, dan bentuk organisasi yang sangat beragam. Untuk kemudahan pembinaan, koordinasi, dan moni-toring pelaksanaan pekerjaan, bentuk kelem-bagaan Kelompok Masyarakat Desa Hutan yang dibina oleh Perum Perhutani diarahkan menjadi Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) tanpa harus mematikan eksistensi kelompok dan dengan tetap memperhatikan karakteristik wilayah dan kekhasan sosial bu-daya setempat.

Pengembangan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dalam rangka pengelo-laan sumberdaya bersama masyarakat dimulai dengan beberapa tahapan pra-kondisi sebagai berikut :

1. Pelaksanaan sosialisasi pembentukan/pengembangan LMDH dan keterkaitannya den-gan pengelolaan hutan bersama masyarakat di Perum Perhutani. Kegiatan sosialisasi pemben-tukan/ pengembangan LMDH bertujuan untuk memperkenalkan sistem pengelolaan hutan bersama masyarakat kepada semua pihak terkait.

2. Membangun kesepahaman (bilateral matching institution) tentang pengembangan LMDH dan pengelolaan hutan bersama ma-syarakat kepada semua pihak terkait dan men-ciptakan hubungan yang sinergis antara Perum Perhutani, Pemerintah daerah (Kabupaten, Ke-camatan dan Desa), masyarakat dan LSM.

Langkah pertama dalam membangun kelembagaan LMDH adalah melakukan iden-tifikasi kelembagaan di desa adalah kegiatan inventarisasi kelembagaan yang ada di dukuh/desa baik lembaga formal, non formal maupun Informal yang dapat menjadi mitra kerja dalam kegiatan. Sementara, identifikasi terhadap pi-hak yang berkepentingan merupakan kegiatan inventarisasi terhadap kelompok/lembaga di desa dan kota dalam bentuk usaha kecil, ko-perasi dan perusahaan berbadan hukum yang dapat menjadi mitra usaha.

Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang bekerjasama dalam pengelolaan hutan diutamakan yang telah berbadan hukum, dan telah direkomendasikan serta diajukan oleh pemerintah desa dengan surat permohonan kerjasama kepada Perum Perhutani. Pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) dapat berperan langsung (sebagai investor) maupun tidak langsung (sebagai motivator, fasilita-tor, maupun dinamisator) untuk bekerjasama dalam kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan bersama masyarakat. Bentuk Kerjasama bisa dengan skema Tripartit yaitu Perhutani – Inves-tor – LMDH, dengan pola kemitraan sejajar. Bentuk kerjasama dengan skema tripartite yang efektif diterapkan di lapangan adalah kegiatan Agroforestry (On Farm) maupun kegiatan Wana Farma, dengan menanam komoditi Agricultural yang bernilai tinggi dalam pemenuhan kebutu-han pasar dalam negeri maupun luar negeri, seperti kopi, coklat, cengkeh, porang, jahe, kapulogo, cabe jamu, nanas, jeruk, pisang, nilam, dan lain lain.

Agroforestry merupakan salah satu alter-natif yang mampu meningkatkan produktifitas lahan hutan, sehingga mampu meningkatkan pendapatan perusahaan, maupun masyarakat desa hutan dan terjaminnya kelestarian fungsi-fungsi hutan. Dengan demikian dapat memini-malisir dampak negatif adanya lapar lahan atau ekses penggarapan lahan secara liar.

Dalam peningkatan produktivitas lahan hutan dengan program Agroforestry (Agribis-nis) juga diiringi dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia MDH dan SDM Petugas yang mendampingi (Human Capital) sehingga kegiatan agroforestry dapat menghasilkan keuntungan bagi Perhutani juga meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian MDH. Sum-berdaya manusia yang mendampingi kegiatan Agroforestry harus memiliki mutu SDM yang tinggi baik kapasitasnya dalam penguasaan teknik produksi dan pemasaran.

Fokus pada modal manusia (Human Capital) dalam kegiatan pendampingan PHBM/kegiatan Agroforstry juga sangat menentukan dalam peningkatan kapasitas modal sosial (Social Capital), dimana sebagai pendamping MDH selain sebagai motivatar & fasilitator juga berperan menjadi perekat masyarakat (kohesi sosial) dan hubungannya dengan jejaring sosial yang dibangun dengan rasa saling percaya di antara individu MDH. Hal ini menjadi modal dalam membangun kerjasama dan solidaritas.

Dalam kegiatan Agroforestry/Agribisnis, peran petugas pendamping dari Perhutani sangat mempengaruhi peningkatan kapasitas modal sosial, yang mana dapat dilihat lang-sung dalam peningkatan pendapatan bisnis (bisnis yang menguntungkan) yang berdampak langsung terhadap tingkat kepercayaan MDH, tingkat pendapatan masyarakat yang secara langsung meningkatkan produktivitas MDH.

Petugas pendamping dari Perhutani tidak terbatas untuk ditangani secara khusus oleh Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) tetapi juga perlu peran aktif Jajaran KRPH, Asper/KBKPH dan KSS PHBM juga harus sering melakukan kegiatan pendampingan kepada MDH melalui kegiatan Komunikasi Sosial, yaitu melalui kegiatan simpatik (Bantuan Sosial & Ke-giatan Sosial), Pendekatan kepada Key Person, Penyuluhan & Pelatihan maupun kerjasaman kolaborasi pola PHBM.

Apabila petugas Perhutani tidak pernah melakukan kegiatan Komunikasi Sosial sep-erti kegiatan Pemberdayaan dan Pendamp-ingan Masyarakat Desa Hutan (MDH) tentu dampaknya akan terjadi deviasi modal sosial MDH, dimana akan terjadi melemahnya modal sosial positif disebabkan oleh adanya intervensi modal sosial negatif. Terjadinya penggerusan/pemudaran modal sosial positif pastinya akan mengganggu interaksi sosial (keharmonisan hubungan Perhutani dengan MDH), pelangga-ran norma sosial (kegiatan illegal logging, illegal mining maupun konflik tenurial), krisis kepe-mimpinan, sifat pasif/apatis, dan akhirnya terjadi kerenggangan hubungan sosial. Modal sosial negatif seperti nilai budaya konsumerisme, in-dividualistik, sentimen individu, primordialisme dan hedonisme (suka bersenang-senang seperti kebiasaan minum-minuman keras/mo li mo) akan dengan mudah menimbulkan pelang-garan norma sosial, perilaku menyimpang dan konflik-konflik.

Rendahnya intensitas dan kualitas keg-iatan pemberdayaan dan pendampingan MDH melalui Komunikasi Sosial, mengakibatkan lemahnya fungsi kontrol sosial, hal ini apabila hal tersebut tidak ada kepedulian dari Petugas Perhutani maka akan terjadinya krisis keper-cayaan dan terjadinya pelanggaran sosial yang lebih besar yaitu terjadinya Penjarahan Hutan dan Okupasi Kawasan Hutan.

Untuk hal tersebut pentingnya Petugas Perhutani melakukan Kegiatan Komunikasi Sosial melalui kegiatan pemberdayaan dan pendampingan MDH. Kegiatan Implementasi PHBM dan Komunikasi Sosial mampu menin-gkatkan kapasitasi modal sosial positif dan meminimalisir modal sosial negatif. Beberapa pendekatan yang dapat dikembangakan dalam meningkatkan kapasitas modal sosial positif, yaitu dengan kegiatan :

1. Pendidikan agama, pendidikan sosial-isasi keluarga, dan pendidikan karakter sebagai sumber pengembangan nilai-niai luhur untuk

24 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

24

BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 25

25

Page 13: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

WAWASANWAWASAN

Oleh : Juni JunaediAsper BKPH Temanggung KPH Kedu Utara

Mindset ! Apakah arti kata tersebut ketika kita mendengarnya ? Mindset adalah cara kita berfikir.

Adi W. Gunawan dalam sebuah bukunya The Secret of Mindset menjelaskan bahwasan Mindset itu terdiri atas dua kata : Mind dan Set. Arti dari masing-masing kata tersebut sebagai berikut : Mind yaitu sumber pikiran dan memori; pusat kesadaran yang meng-

hasilkan pikiran, perasaan, ide, dan persepsi, dan menyimpan pengetahuan dan memori.Dan Set adalah mendahulukan peningkatan kemampuan dalam suatu kegiatan.

Jadi Mindset dapat diartikan : 1.Kepercayaan-kepercayaan yang mem-

pengaruhi sikap seseorang; 2. sekumpulan kepercayaan atau suatu

cara berfikir yang menentukan perilaku dan pandangan, sikap dan masa depan seseorang.

3. Sikap mental tertentu atau watak yang menentukan respons dan pemaknaan sese-

orang terhadap situasi.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

Mindset adalah kepercayaan atau sekumpulan kepercayaan atau cara berfikir yang mempen-garuhi perilaku dan sikap seseorang yang akh-irnya menentukan level keberhasilan hidunya.

Perubahan yang sedang dialami Perum Perhutani sering dikatakan harus dimulai dalam diri karyawannya, terutama perubahan mindset (pola pikir). Perubahan pola pikir karyawan san-gat diperlukan agar mampu mengemban peran-nya sehingga bebas dari KKN. Pola pikir positif akan membentuk perilaku yang positif dan sebaliknya pola pikir negatif akan membentuk sikap dan perilaku negatif.

Berpikir berdasarkan kebiasaan merupakan

mental yang menghambat dalam berpikir. Piki-ran yang terkotak-kotak juga merupakan ham-batan mental dalam berpikir, antara persepsi, emosi, intelektual, kultur/lingkungan dan ego.

“Mustahil akan ada kemajuan tanpa pe-rubahan. Orang yang tak dapat mengubah pikirannya tak akan bisa mengubah apa -apa” (George Bernard Shaw).

Mengapa penting mengenal pola pikir send-iri ? Hal ini dilakukan supaya kita memahami pengaruh masa lalu terhadap pola pikir dan kinerja kita. Kita tidak bisa mencapai apa pun yang penting sebelum kita mengetahui kemana kita akan pergi.

Hambatan pola pikir :1. Hambatan PersepsiWilliam James pernah mengatakan, ba-

nyak orang berpikir bahwa mereka sedang berpikir; padahal sesungguhnya mereka hanya mengotak-atik prasangkanya. Kesimpulannya, orang yang sedang berprasangka terhadap orang sebenarnya orang tersebut sedang tidak berpikir. Jadi boro-boro mikir perusahaan, wong kerjanya berprasangka terus. Oleh karena itulah Luther Burbank pernah mengingatkan, bagi mereka yang sadar bahwa mereka sedang tidak berfikir, sebaiknya mereka secara teratur membereskan prasangkanya.

Bagaiamana Merubah Mind Set ? Persepsi seseorang tercipta karena adanya “Human Memory System” sehingga segala sesuatu diartikan sesuai dengan apa yang ada dalam memorinya sehingga tidak dapat melihat masalah dari berbagai aspek dan hanya mau melihat dari kacamatanya sendiri, akibatnya menimbulkan prasangka. Gambarannya seperti orang buta yang meraba-raba binatang gajah.

2. Hambatan EmosiEmosi negatif (emosi yang tidak meny-

enangkan) cenderung memberikan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya. Se-makin kita emosi maka semakin rendah daya kontrol kita. Emosi yang negatif dapat memper-lambat proses perubahan bahkan menghenti-kannya sama sekali.

Orang yang emosional takut membuat ke-salahan, karena itu biasanya ambil jalur aman. “Tidak usah neko-neko daripada salah, ora munggah jabatan malah di kuyo-kuyo”. Dima-rahi pimpinan mungkin itu sebuah konsekuensi dari kesalahan yang kita perbuat. Tapi perlu di-ingat bahwa kesalahan terbesar dalam hidup kita adalah dengan terus menerus merasa takut bahwa kita akan berbuat kesalahan. Thomas Alva Edison pernah bilang bahwa dia tidak pernah gagal melainkan dia hanya menemukan 10.000 cara yang tidak bisa bekerja. “Tidak menjadi masalah jika Anda mencoba dan mencoba dan mencoba lagi dan gagal. Sangat menjadi masalah bila anda mencoba dan gagal. Dan gagal untuk mencoba lagi” (Charles F. Ket-tering). Lupakanlah tentang konsekuensi dari sebuah kesalahan. Yakinlah bahwa kesalahan hanya merupakan perubahan arah sementara untuk mengarahkan kita lurus ke arah kesuk-sesan.

Orang emosional juga tidak dapat mem-bedakan yang nyata dan palsu, lebih senang mengumbar amarah, sedih dan khawatir juga tidak mau belajar dari pengalaman. Kebesaran hatinya kurang serta tidak menyadari bahwa ada pilihan dalam menentukan reaksi, karena yang dikedepankan adalah emosinya.

Emosi juga menyebabkan penyakit. Ber-dasarkan sebuah penelitian dari Center For Disease Control And Prevention, mengatakan bahwa 85% penyakit yang terjadi pada ses-eorang terjadi karena kondisi emosional orang tersebut. Jadi jangan mudah emosi.

3. Hambatan kultur/lingkunganTanpa disengaja kita sering membiarkan

orang yang salah memasuki kehidupan kita dengan sikap dan kebiasaan yang dapat meru-sak keberhasilan kita. Sebuah konsekuensi dari status kita sebagai mahkluk sosial. Karena itu kita harus pandai-pandai menyaring dan mem-punyai perlindungan diri terhadap pengaruh negatif lingkungan.

Karena takut dengan lingkungannya maka kita jadi kurang kerja sama. Hal ini menye-babkan pimpinan yang cenderung otokratis, pemimpin yang bertindak sebagai diktator. Bagi pemimpin otokratis, memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Kondisi seperti menyebabkan kurang terban-gunnya kepercayaan. Pembawaannya kudu curiga terus. Kata-kata yang sering diucapkan biasanya ‘pokoke’. 'Pokoke angger ora tercapai awas………….!!!!!. “Gelem melu aku ora gelem yo wis metu-o'.

Karena kurang gaul dengan lingkungan

maka sulit untuk menerima perbedaan. Orang seperti ini gak sadar kali ya kalau rambut boleh sama hitam tapi lain kepala lain pula isinya. Jus-tru adanya perbedaan itulah organisasi menjadi lebih dinamis dan lebih maju.

Karena kurang tahu kondisi lingkungan-nya maka kurang menerima dan memberikan penghargaan. Tapi bersyukurlah kita karena jajaran BOD sudah mulai mengapresiasi kerja para mandor di hutan dengan diberikannya be-berapa penghargaan tanpa menunggu dibacok pencuri dulu.

Selalu menyalahkan lingkungan. Kalau sudah seperti ini, ‘moso’ lingkungan yang harus menyesuaikan dengan diri kita, bukannya kita yang harus menyesuaikan dengan lingkungan ? Inilah yang namanya pecundang sejati, selalu menyalahkan orang lain sebelum interospeksi diri sendiri.

4. Hambatan intelektualKarena merasa intelek, selalu meng-

gunakan metode tertentu walaupun kurang tepat. Apalagi sudah mengalami kelumpuhan intelektual,” mau benar, mau salah tetap harus seperti ini”, bisa berabe kita. Orang yang intelek cenderung berfikir negatif dan mengandalkan logika yang salah.

“Baru usul sudah diduga yang enggak-eng-gak.”

Setiap hal baru pasti mengandung ses-uatu yang irasional, jadi diterima saja, jangan menjadikan hal yang baru tersebut sebagai suatu hambatan. Kapan majunya kalau masih resisten terhadap perubahan ? Orang yang jenius itu adalah orang yang melihat apa yang sudah dilihat orang, tapi ia memikirkannya, pa-dahal tidak seorang pun yang pernah memikir-kannya (Albert Szentgyorgy, penemu vit C).

5. Hambatan EgoTak bisa dipungkiri kita kerap bersikap egois

atau mementingkan diri sendiri. Akibatnya, kita pun tidak merasa tindakan yang kita lakukan itu sebenarnya salah dan bisa merugikan orang lain. Selalu menyalahkan orang lain, merenda-hkan orang lain, memaksa orang lain mengikuti kemauannya dan berorientasi pada perolehan bukan memberi.

Kalau kepentingan diri sendiri yang dikede-pankan kapan buat ngurus kepentingan peru-sahaan. Hal ini pula yang menyebabkan kesen-jangan penghasilan antara pejabat yang diatas dan karyawan yang dibawah. Karena mereka lebih mementingkan diri sendiri.

Ronald Reagan pernah bilang, “ jika anda tidak dapat mengurus mental anda sendiri, apakah anda mengira akan dapat mengurus orang lain, terlebih lagi perusahaan ?

Lalu bentuk perubahan Mind Set seperti apa yang diinginkan perusahaan :

1. Prinsip bekerja mencari uang, jabatan, pangkat dan kedududukan dirubah menjadi prinsip “BEKERJA ADALAH IBADAH”.

Dengan prinsip ibadah pasti akan mendapat segalanya, rezeki tak akan tertukar.

Nasihat Hasan al Basri :Aku tahu rizkiku tak mungkin diambil orang

lain, karenanya hatiku tenang. Aku tahu amal-amalku tak mungkin dilaku-

kan orang lain, maka kusibukkan diriku bekerja dan beramal.

Aku tahu Allah selalu melihatku, karenanya aku malu bila Allah mendapatiku melakukan

maksiat.Aku tahu kematian menantiku, maka kuper-

siapkan bekal untuk berjumpa dengan Rabbku.2. Berfikir linier ke berfikir sistem. Berfikir sistem adalah cara berfikir dan

suatu bahasa untuk memahami dan mengem-bangkan kekuatan-kekuatan serta keterkaitan variabel-variabel yang membentuk perilaku sistem-sistem.

Cara berfikir yang memperhatikan keru-mitan dinamik. Adanya pergeseran pikiran dari melihat bagian-bagian menjadi melihat keseluruhan. Berfikir serba sistem merupa-kan landasan konseptual bagi pembangunan organisasi pemebelajaran (Learning Organiza-tion). Kita harus sadar untuk mengapresiasikan dan memikirkan suatu kejadian sebagai suatu sistem.

Kaidah berpikir secara sistem:• Permasalahan hari ini berasal dari solusi

kemarin, maka berhati-hatilah agar solusi tidak menimbulkan masalah baru.

• Aksi sama dengan reaksi. • Perilaku berkembang lebih baik, sebelum

memburuk. • Pemecahan masalah yang mudah, dapat

menggiring kembali masalah itu kembali. • Mencegah lebih baik dari pada mengo-

bati.• Dalam pengambilan keputusan perlu

memperhatikan berbagai aspek. • Sebab dan akibat tidak begitu erat terkait

dengan ruang dan waktu. • Perubahan yang kecil dapat meng-

hasilkan yang besar, namun wilayah dengan kemampuan daya ungkit terbesar itu biasanya tersembunyi .

• Jangan saling menyalahkan. • Membagi seekor gajah tak akan men-

dapatkan dua ekor. Alasan perlu berpikir sistem : • Jangan berpikir hanya untuk unit organ-

isasinya tetapi perpikir secara global, tidak terkotak-kotak.

• Meningkatnya kompleksitas kehidupan. • Meningkatnya interdependensi. • Think globaly act localy. Meningkatnya

kesadaran global walaupun dengan keputusan lokal.

• Meningkatnya kesadaran pembelajaran sebagi kunci kapabilitas organisasi. If you not change you will be die.

• Usahakan mengatasi masalah tanpa men-ciptakan masalah baru.

3. Berfikir bagian ke berfikir menyeluruh. Kekayaan utama dari sistem kehidupan dari

sebuah organisme atau yang lainnya adalah kekayaan menyeluruh bukan bagian-bagian dari organisme tersebut. Kekayaan organisme tersebut akan hancur bila sistem tersebut diurai secara fisik maupun teori. Sistem merupakan jaringan yang saling keterikatan.

4. Berpikir objek ke berpikir hubungan.5. Berpikir hirarki ke berpikir jaringan.6. Berpikir struktur ke berpikir proses. Sebuah pola pikir dapat menjadi resources

bagi organisasi maupun menjadi penghambat yang mengurangi efektivitas organisasi.

'Anda tak dapat mengatasi masalah yang anda buat dengan pola pikir saat masalah itu terjadi, jika menginginkan hasil berbeda laku-kan hal yang berbeda' (Albert Einstein). *

membangun sifat kebersamaan dan saling percaya antara sesame manusia, mening-katkan nilai moral kehidupan.

2. Pemeliharaan kearifan lokal (local wisdom) mempunyai makna bahwa struk-tur sosial masyarakat masih mengandung sifat arif, nilai-nilai sosial yang digunakan sebagai sumber pemikiran dan pedoman berperilaku untuk menjaga kelestarian sum-berdaya hutan.

3. Pengembangan komunikasi infor-masi lewat beragam media dan saluran seni budaya, diharapkan dapat menanamkan ni-lai-nilai luhur dari kearifan lokal, kerjasama, saling percaya dan tanggung jawab.

Sehubungan hal di atas, pada dasarnya petugas perhutani dalam rangka sebagai pendamping MDH yang memfasilitasi keg-iatan pemberdayaan MDH maupun kegiatan Agroforestry harus memiliki peran dasar, yaitu :

1. Teknik Analisa Permasalahan, dimana pendamping harus memiliki kemampuan dalam mengumpulkan data, menganalisis dan mengidentifikasi masalah, serta meru-muskan kegiatan bersama masyarakat yang didampingi (LMDH).

2. Pembimbing Kelompok, pendamping melakukan bimbingan dan memberi ma-sukan yang dibutuhkan kelompok (LMDH) dalam menghadapi permasalahan.

3. Kemampuan sebagai Pelatih, dimana sebagai pendamping MDH harus mampu menularkan ilmu pengetahuan dan pen-galamannya kepada MDH/LMDH. Untuk hal tersebut diperlukan pelatihan manajerial, kepemimpinan dan teknis (teknik budidaya,

agribisnis dll) juga perlunya dilakukan studi banding ke daerah lain.

4. Inovator sebagai pendamping perlu selalu membuat kajian dan menemukan hal yang baru untuk dijadikan sebagai input pemberdayaan masyarakat desa hutan, misal dalam bentuk inovasi model pembi-naan kelompok, metoda penyuluhan dan manajemen administrasi berbasis kearifan lokal.

5. Penghubung/Mediator, dimana per-masalahan masyarakat yang dihadapi mul-tidimensi maka pendamping perlu menjadi penghubung/membuka akses kepada para pihak terkait seperti Pemda, Dinas Kehu-tanan, Dinas Koperasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Instansi terkait lainnya, tokoh masyarakat dll. Tujuannya agar ham-batan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dapat segera diatasi dan dicari-kan solusinya

Pemberdayaan masyarakat desa hutan (MDH) dan LMDH perlu disertai dengan peningkatan kemampuan masyarakatnya (Capacity Building) dan penguatan kelem-bagaan LMDH (Institutional Building) dalam mengembangkan potensi sumber daya dan jaringan sosial yang ada. Hal ini sangat penting dalam menyediakan dan mengem-bangkan berbagai akses terhadap sumber dan kesempatan bagi peningkatan keber-dayaan masyarakat desa hutan. Penguatan kapasitas masyarakat (Capacity Building) dan Penguatan kelembagaan LMDH (In-stitutional Building) itu merupakan suatu proses dalam pemberdayaan MDH dengan meningkatkan atau menambah pola perilaku

individu, organisasi (LMDH) dan sistem yang ada di masyarakat untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu MDH yang sejahtera dan mandiri.

IV. PenutupPermasalahan sosial semakin mening-

kat pasca reformasi, telah terjadi pencurian hutan yang masif (penjarahan hutan dan okupasi lahan) disebabkan oleh lemahnya modal sosial/Social Capital (tingkat ke-percayaan, kebersamaan, partisipasi masyarakat, dan jejaring sosial) masyara-kat desa hutan. Lemahnya modal sosial pastinya berdampak pada terhambatnya pengembangan potensi MDH dan kurang optimalnya internalisasi program pengelo-laan SDH bersama masyarakat. Dengan masih rendahnya inisiatif dan inovasi MDH dalam pengelolaan sumberdaya hutan yang berakibat masyarakat menjadi pasif/apatis dan kurang mandiri.

Untuk hal tersebut di atas maka per-lunya melakukan peningkatan kapasitas modal sosial (Social Capital) dengan keg-iatan pendampingan dan pemberdayaan MDH guna meningkatnya tingkat derajat kesejahteraan MDH, yang dilaksanakan secara terarah dan berkesinambungan ber-basis kearifan lokal. Penguatan kapasitas modal sosial dengan melakukan kegatan pendampingan dan pemberdayaan MDH dapat dilaksanakan dengan mengoptimal-kan fungsi dan pelaksanaan (Implementasi) PHBM dan Komunikasi Sosial.

Demikian semoga artikel ini dapat ber-manfaat untuk kemajuan Perum Perhutani.

26 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

26

BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 27

27

Page 14: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

DERAP DAERAH

\

DERAP DAERAH

S I O I S I O I K Halal Bi Halal Di Unit IISejumlah PP Terima SKPT

DALAM suasana Hari Raya Idul Fitri 1434 H, Pangdam V/Brawijaya memanfaatkan momentum itu untuk mengunjungi be-berapa instansi yang ada di wilayah Teritorial Kodam V/Brawijaya. Seperti pada medio Agustus 2013 kemaren, Mayor Jenderal TNI Ediwan Prabowo, S.IP berkunjung ke Graha ITS Surabaya untuk berhalal bi halal dengan keluarga besar Rimbawan Perum Perhutani Unit II Jawa Timur.

Pada kesempatan itu ia menyampaian bahwa kita insan yang bertaqwa sangat perlu untuk saling memaafkan dan saling mening-katkan silarutahmi serta menjaga komunikasi yang intensif.

“Saya juga mengajak Perhutani untuk kolaborasi dalam berb-agai kegiatan nyata untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Jawa Timur,” ungkap Pangdam yang juga anggota Dewan Pengawas Perum Perhutani ini.

Hadir dalam acara tersebut Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto bersama segenap jajaran direktur yang di-dampingi istri masing-masing. Tampak pula Kepala Dinas Kehutan-an Propinsi Jawa Timur, Gatot Subektiono, Wakil Kepala Unit II Jawa Timur, Lukman Imam Syafe’I, Segenap Kepala Biro lingkup Unit II

Jatim, Administratur, Kepala Seksi, serta perwakilan karyawan Per-hutani se-Jawa Timur yang masing-masing juga bersama istri.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama Perhutani, Ir Bam-bang Sukmananto juga menyerahkan Surat Keputusan Peningkatan Status Pekerja Pelaksana tahun 2013 secara simbolis kepada Luk-man Basuki, Staf TPK D Pagerwojo KBM Sar I Madiun, Setioko, Mandor Tanam KPH Padangan dan Hariyanto, pengemudi biro SDM dan Umum kantor Unit II Jatim. Juga diserahkan cinderamata bagi karyawan yang memasuki masa purna tugas dan tujuh orang calon jamaah haji karyawan Perum Perhutani Jawa Timur yang berangkat tahun ini.

Selain hiburan musik yang disajikan Alaska Band binaan Perhu-tani Unit II Jatim, acara juga menampilkan ceramah tentang hikmah halal bi halal dari KH. Sukron Jazilan.

Di penghujung acara satu-persatu karyawan dan undangan bersilaturahim berjabat tangan dengan jajaran pimpinan Perhutani. Suasana hangat dan akrab begitu terasa di ruangan, karena Bam-bang Sukmananto tak segan-segan menyapa karyawannya mulai dari Kepala hingga petugas keamanan dan petugas kebersihan.

Hms Mjkt/Eko Eswe

Posko Simpatik Lebaran 2013KPH MOJOKERTO – Sebagai puncak dari berbagai program

kegiatan di bulan Ramadhan dan menemani perjalanan mudik ma-syarakat yang diperkirakan mulai 2 Agustus 2013, Perhutani Unit II Jawa Timur menyiapkan 7 Posko Simpatik Lebaran 2013 yang

didalamnya juga menyediakan produk-produk Perhutani, terse-bar di beberapa titik diantaranya KPH Ngawi, Saradan, Nganjuk, Probolinggo, Jember, Banyuwangi Utara dan KPH Mojokerto. Posko Simpatik ini merupakan bentuk apresiasi serta kepedulian Perhu-tani dalam peningkatan dinamika eksternal dan CSR (Corporate Social Responsibility) disamping sebagai media promosi produk-produk serta wisata Perhutani di Jawa Timur.

Seperti di KPH Mojokerto, Posko Simpatik didirikan di Jalan By Pass KM 62 yang merupakan jalan propinsi antara Surabaya – Madiun. Posko ini merupakan kerjasama antara Perhutani KPH Mojokerto dengan Polres Kota Mojokerto yang didalamnya juga me-nyertakan satgas PMI Kota Mojokerto dan anggota Pramuka Saka Wanabhakti Mojokerto.

Pos Simpatik KPH Mojokerto juga mempunyai tujuan untuk mengantisipasi dan siaga lebaran mulai H - 7 sampai H + 7 dengan menyiagakan petugas piket dan melakukan tugas pengamanan pa-troli secara mobile pada petak-petak rawan gangguan kamhut dan kebakaran hutan di KPH Mojokerto.

Keberadaan Posko Simpatik tidak hanya memberikan informasi wisata dan promosi produk Perhutani saja. Di Posko yang didirikan berdampingan dengan Pos Polisi ini juga disediakan sarana kamar

mandi, sarana duduk dan istirahat, sarana listrik untuk charge hand-phone, air minum dan air madu kemasan serta pijat refleksi elektrik gratis.

Administratur KKPH Mojokerto, Widhi Tjahjanto, mengatakan; “Posko Simpatik Lebaran 2013 ini dibuka selama 24 jam, dengan petugas yang disiapkan secara bergantian”. “Mudah-mudahan den-gan upaya sederhana ini dapat berkenan di hati masyarakat dan keamanan hutan juga terjamin” tambah Widhi.

Hms Mjkt/Eko Eswe

Siaga Jalur Mudik Slawi-Purwokerto

KPH BALA-PULANG - KPH bala-pulang yang memiliki wilayah hutan di jalur mudik lebaran wilayah selatan, telah meny-iapkan regu pemotong kayu yang rawan tum-bang melintang jalan utama Tegal Purwoker-to. Hutan yang rawan tumbang berada di ruas jalan antara Balapulang - Tonjong dan Ciregol walaupun yang sering tumbang pohon turut PU Bina Marga.

A d m i n i s t r a t u r /KKPH Balapulang, Is-nin Soiban S.Hut, MM didampingi Wakil nya Weda Panji Hudaya

S.Hut mengatakan, cuaca ekstrem yang melanda kabupaten Tegal dengan masih seringnya turun hujan saat ini, membuat KPH siaga penuh antisipasi pohon tumbang di jalan.

“ Jika ada pohon tumbang yang melintang ke jalan, regu kami siap siaga 24 jam, walaupun yang tumbang bukan milik Perhutani demi kelancaran lalu-lintas regu pemotong kami siap membantu “ katanya.

Selain regu pemotong, lanjut dia KPH juga menyiapkan regu patroli yang membantu petugas dalam penyelamatan kejadian laka lantas .Namun demikian, selain regu tim Satdalkar juga siap melakukan patroli hutan rutin.

Rest Area Sementara Awkil Adm/KSKPH Balapulang, Weda Panji Huda-

ya, S.Hut menambahkan bahwa untuk keamanan hutan, terutama dalam menghadapi lebaran tahun ini pihaknya juga membentuk Pos Satkorlak di setiap kantor Asper ada 6 BKPH yang stand by 24 jam.

“ Menjelang lebaran pasti kebutuhan masyarakat meningkat yang rawan mengundang pencurian pohon. Menjelang lebaran pen-curi biasanya karena terdesak kebutuhan dan lihai cara bermain di lapangan untuk mengelabuhi petugas,” katanya.

Aadapun pencuri pasca lebaran disampaikan umumnya didomi-nasi para pencuri amatir karena desakan kebutuhan untuk ongkos ke Jakarta.

“ Kalo amatir mudah kami tangkap, tapi yang profesional susah” ungkap Weda.

Selain Pos Satkorlak, KPH Balapulang juga ikut berpartisipasi membentuk Posko mudik Perhutani Peduli yang ditempatkan di kan-tor Asper BKPH Larangan di Prupuk. Posko Simpatik yang berop-erasi pada H – 5 hingga H + 4 berfungsi sebagai rest area yang

menyediakan air madu, air mineral produk Perhutani, Kopi, Teh dan makanan ringan yang semuanya disajukan secara gratis.

Hms Blp/Djuli K

Upacara HUT RI Ke-68KPH BOJONEGORO – Upacara bendera HUT Proklamasi 17

Agustus 2013 ke 68 berlangsung di halaman kantor KPH Bojone-goro. Bertugas sebagai Komandan Upacara anggota Polhutmob KPH Bojonegoro, Agus Supriyanto dan bertindak sebagai Instruktur Upacara dipimpin langsung oleh Adminstratur/KKPH Bojonegoro, Anggar Widiyatmoko, S.Hut. Hadir dalam acara tersebut Segenap Pejabat dan Karyawan-Karyawati Perum Perhutani KPH Bojone-goro.

Dalam sambutannya Administratur/KKPH Bojonegoro, Anggar Widiyatmoko menyampaikan sebagai bentuk rasa syukur atas anu-grah kemerdekaan ini, maka ia mengajak semua pihak untuk men-gambil peran secara aktif memanfaatkan kemerdekaan ini dengan sebaik-baiknya.

“ Sebagaimana tema peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan ke 68 Republik Indonesia tahun ini ‘ MARI KITA JAGA STABILITAS POLITIK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KITA GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT’. Mari kita semua tanamkan niat dan tekad dalam diri kita masing-masing un-tuk sukses mengurus diri kita sendiri, sukses mengurus keluarga, sukses mengurus urusan kemasyarakatan dan sukses mengurus kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena sesungguhnya kita semua, siapapun kita, pasti mendapatkan kesempatan untuk turut andil membangun negeri ini.,” katanya.

Ia ingin mengajak semua pihak untuk mewujudkan Bojonegoro Bersinar. Karena itu Anggar mengajak untuk menggalang sinergitas lewat gerbang Bojonegoro Bersinar (Gerakan Bangga Bojonegoro Bersih, Indah, Nyaman, Asri dan Rapi) sebagai wujud cinta sesama dan kepedulian memperbaiki, menjaga dan melestarikan lingkun-gan. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan sinkronisasi dan kebersamaan kita, bekerja keras, saling bahu-membahu untuk mewujudkannya. Kita juga perlu suasana nyaman, aman dan da-mai. Upacara peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke 68 berjalan dengan khidmat dan lancar.

Rangkaian Peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke 68 di KPH Bojonegoro pada pagi hari itu ditutup den-gan acara Tasyakuran dan pemotongan tumpeng diaula KPH Bojo-negoro dan dipimpin langsung oleh Administratur/KKPH Bojonegoro, Anggar Widiyatmoko, S.Hut. pada peringatan kali ini Kaur Ren KPH Bojonegoro, Gianto mendapat hadiah angpao dari Administratur sebagai kado ulang tahun yang bertepatan dengan peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke 68 tahun 2013.

Hms Bjr/Mkm-Rfk

Dirut Perhutani, Bambang Sukmananto menerima ucapan se-lamat Idul Fitri.

Dirut Perhutani, Bambang Sukmananto memberikan SK kenai-kat status.

Adm KPH Balapulang, Isnin Soiban.

28 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

28

BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 29

29

Page 15: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

DERAP DAERAH DERAP DAERAH

Sistem Penilaian Lingkungan Banyak Lemahnya

KPH SARADAN - Bertempat di Wisma Blandong 29 Juli 2013 lalu KPH Saradan melaksanakan seleksi Peningkatan Status Pega-wai dari Pekerja Pelaksana (PP) menjadi Pegawai Perum Perhutani. Diawali dengan acara sosialisasi oleh Andy Iswindarto, S Hut,Wakil Adm/KSKPH Saradan Selatan sebagai Ketua Tim Peningkatan Status tentang tata cara pelaksanaan dan penilaian peserta seleksi calon pegawai Perum Perhutani. KPH Saradan masih ada karyawan berstatus Pekerja Pelaksana (PP) sebanyak 250 orang dan tahun 2013 mendapat kuota sebanyak 36 orang.

Dari 250 orang Pekerja Pelaksana itu ada syarat atau ketentu-anya yaitu pada tanggal 1 April 2013 harus mempunyai masa kerja minimal 5 tahun, mempunyai ijasah minimal SD dan tidak sedang menjalani hukuman disiplin kerja. Padahal rata-rata para peserta seleksi sudah mempunyai masa kerja lebih dari 10 ke atas, bahkan ada yang punya masa kerja 23 tahun yang tahun ini juga ikut seleksi calon pegawai di Perhutani KPH Saradan.

Dari pelaksanaan seleksi peningkatan status KPH Saradan

cukup transparan dan terbuka, hasil dari penilaian lingkungan bisa langsung dilihat hasilnya. Masing-masing peserta langsung diberi-kan print out dari hasil penilaian lingkungan. Tetapi dengan adanya sistem penilaian lingkungan ini ternyata kurang disukai oleh seba-gian peserta seleksi, mereka lebih senang pimpinan yang langsung menilai kepada para peserta. Pada sistem penilaian lingkungan ini dirasakan banyak kelemahannya karena banyak dari peserta yang memberi nilai teman atau lawan seleksinya dengan tidak obyektif. Karena merasa lawan berkompetisi sehingga mereka memberikan nilai pada temannya dengan tidak jujur bahkan menjatuhkannya walaupun teman yang dinilai ini sebenarnya cukup layak untuk mendapatkan nilai baik. Dari situ bagi peserta yang mempunyai masa kerja lebih lama akan merasa kesulitan untuk lolos dari sistem penilaian lingkungan ini.

Tetapi dengan pelaksanaan seleksi di KPH Saradan yang transparan dan terbuka, ini membuat para peserta terhibur dan bisa menerima dengan hati yang iklas dan legowo. Harapan kedepan semoga seleksi Pegawai bisa ditingkatkan untuk lebih baik lagi dan jumlah kuota bisa ditambah lebih banyak lagi, syukur kalau bisa semua bisa diangkat menjadi Pegawai di Perhutani.

Hms Srd/Warno

Kebonharjo, dapat dilihat dan dibuktikan dari kekompakan dalam langkah kaki dan aba-aba di sepanjang perjalanan walaupun cukup melelahkan.

Sementara Camat Sale Kunardi mengatakan, kami segenap panitia HUT ke-68 kemerdekaan RI Tahun 2013 Kecamatan Sale mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tinggin-ya kepada Perum Perhutani KPH Kebonharjo atas apresiasi dan partisifasinya dalam suksesnya acara HUT RI

Hms Kbh/DJ

Pentas Wayang KulitDalam rangkian memperingati hari ulang tahun kemerdekaan RI

yang ke-68, tersebut di Pendopo Kantor Kecamatan Sale, Rembang juga adakan pagelaran hiburan Wayang Kulit semalam suntuk pada 28 Agustus.

Pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan lakon Banjaran Gatutkoco, dalang Ki Arif Agus Salim dari Mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Didukung dari para niyogo atau pangrawit juga dari teman mahasiswa ISI.

Dalang Ki Arif Agus Salim yang suaranya menggelegar sanggup

memukau ribuan penonton di pendopo dan tumpah ruah sampai ke jalan raya itu ternyata anak dari seorang mandor tebang KPH Ke-bonharjo yang bernama Salom.

Menurut Humas Perhutani KPH Kebonharjo Djono panggilan akrabnya mengatakan, kedepan akan ada “Dalang Kondang anak Mandor Tebang, “ kalau dilihat dari suara dan cara memainkan wayang itu sudah membuktikan merupakan calon Dalang bagus, itu masih belajar masih perlu jam terbang, terangnya.

Gebragan yang begitu kompak bersama para panjak pengen-dang, sanggup menghibur apalagi didukung ada pelawak yang pen-galaman dan para pesinden yang professional kesemuanya orang dari sekitar KPH Kebonharjo, sangat membuat semarak pagelaran

malam itu.Sementara Camat Sale Kunardi mengatakan, kami sangat ber-

terimakasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada ADM Kebonharjo Haris Triwahjunita, atas bantuan dan partisifasinya sehingga terselenggaranya pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk yang sangat menghibur masyarakat di wilayah Kecamatan Sale dan sekitarnya, dikarenakan penonton juga banyak yang datang dari wilayah Jawa Timur, sayang beliau Pak Haris tak bisa hadir karena ada kepentingan dinas yang tak dapat ditinggal-kan, tambahnya

Hms Kbh/DJ

Rakor BersamaBupati dan KadishutKPH MADURA - “Apa yang bisa disumbangkan Pemda Kab.

Pamekasan untuk menunjang program-program Perum Perhutani ?” Itulah perntanyaan Bupati Pamekasan (DRS. MOH. SYAFI’I) ke-pada Adminstratur pada saat rapat koordinasi antara Bupati Pame-kasan, Kadishut, Ajib Abdullah dan Administratur Perum Perhutani KPH Madura, Murgunadi akhir Juli 2013 lalu bertempat di ruangan kerja Bupati.

Apa yang disampaikan Bupati Pamekasan tersebut merupakan bukti dukungan dan apresiasi terhadap program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Desa Larangan Slampar, Keca-matan Tlanakan yang bernaung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Lestari yang bekerjasama dalam pengelolaan Minyak Kayu Putih, bahkan Bupati mengharapkan adanya suatu kegiatan yang nantinya bisa dihadiri secara bersama-sama antara Perhutani, Pemda dan instansi terkait.

Pada kesempatan tersebut Administratur juga menjelaskan bahwa potensi hutan tanaman Kayu putih di Desa Larangan Slam-par seluas 165, 30 Ha dan di tahun 2013 ini direncanakan produksi daun 160, 83 ton, dengan 2 tungku untuk memasak diharapkan menghasilkan minyak kayu putih sebanyak 1.293,0 Kg.

Terkait laporan pengurus LMDH Wana Lestari (Sdr. SUBI-YANTO) kepada Bupati Pamekasan pada waktu safari Ramadhan

bahwa pengelolaan minyak kayu putih akan diserahkan ke LMDH Wana Lestari namun pada pelaksanaannya masih dikerjakan Perum Perhutani sendiri, Administratur menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan karena kegiatan penyulingan Minyak Kayu Putih masih baru di lingkungan masyarakat Desa Larangan Slampar sehingga masyarakat setempat meminta dibayar dengan upah harian semen-tara itu tarif pengelolaan MKP dari pungut daun sampai menjadi MKP Perum Perhutani menggunakan tarif berdasarkan hasil kerja persatuan kegiatan seperti biaya pungut daun, angkut daun dan biaya masak sebagaimana yang telah ditentukan oleh Perum Per-

Suasana rapat antara Kadishut Pamekasan, Bupati Pamekasan dan Adm KPH Madura di Ruang kerja Bupati akhir Juli lalu.

17 PP Kuota Sukabumi KPH SUKABUMI - Alokasi kuota peningkatan status pekerja

pelaksana menjadi pegawai Perum Perhutani 2013 KPH Sukabumi sebanyak 17 orang. Untuk tingkat Unit III Jawa Barat dan Banten sebanyak 279 orang.

Sesuai keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor: 785/Kpts/Dir/2013 jumlah peningkatan status sebanyak 1.600 orang. Selain itu, Direksi Perhutani menerbitkan keputusan nomor: 786/Kpts/Dir/2013 tentang peningkatan status pekerja pelaksana menjadi pegawai Perum Perhutani berdasarkan karyawan berprestasi. Prestasi itu meliputi bidang tanaman tingkat unit dan direksi; bidang keamanan hutan dengan mempertahankan asset perusahaan, temuan inovatif bidang litbang dan tanaman, bidang keahlian khusus, life achieve-ment dan dalam membawa pencitraan nama peusahaan.

Berkaitan rencana peningkatan status tersebut, telah dilakukan sosialisasi peningkatan status di KPH Sukabumi, beberapa waktu lalu. Kaur UP KPH Sukabumi Setiawn Ismail mengatakan, tujuan sosialisasi agar semua mekanisme dan persyaratan menjadi jelas, mudah, dan dapat diakses seluruh karyawan yang berstatus pekerja pelaksana.

Hms Skbm/Yadi-MU

Penemuan Kerangka Manusia Di Pt 103 b

KPH GUNDIH - Di hutan petak 103 RPH Gaji, BKPH Mon-ggot sekitar pukul 17.00. WIB pada 18 Agustus 2013 telah ditemukan kerangka manusia. Penemuan tersebut berawal dari seorang warga yang sedang berburu burung di dalam hu-tan tersebut yang mendapati tulang yang berserakan. Setelah dilihat dengan seksama dari dekat ternyata tulang manusia. Selanjutnya penemuan tersebut dilaporkan ke pihak Kepolisian Geyer.

Polisi yang menerima laporan langsung mendatangi lokasi kejadian untuk memeriksa penyebab kematiannya dan melaku-kan olah TKP.

Adapun hasil pemeriksaan dari olah TKP dari pihak Kepoli-sian tersebut disimpulkan bahwa kerangka diperkiran berjenis kelamin perempuan dengan celana panjang warna coklat dan kaus tangan yang sudah tidak bisa dikenali warnanya masih menempel pada kerangka. Penyebab kematian diperkirakan akibat pembunuhan dan diperkirakan jenasah meninggal lebih dari satu setengah bulan yang lalu.

Tidak jauh dari lokasi juga ditemukan sepasang sepatu perempuan yang diperkirakan milik korban. Namun dari sekitar lokasi tersebut tidak ditemukan identitas korban.

Sebagai bahan penyelidikan dan untuk memastikan penye-bab kematian korban Polisi membawa kerangka tersebut ke Rumah Sakit untuk diadakan Otopsi. Hms Gdh/

Gerak Jalan 17-an KPH Kebonharjo- Dalam rangka merayakan hari ulang tahun

kemerdekaan RI yang ke-68 Karyawan Pehutani KPH Kebonharjo turut serta dalam lomba gerak jalan dengan jarak sekitar tujuh kilo-meter dari Desa Tahunan, Kecamatan Sale, Rembang sampai Desa Sale, Kecamatan Sale, Rembang pada akhir Agustus lalu.

Jarak perjalanan cukup jauh yang harus ditempuh para peserta lomba gerak jalan itu tidak mengurangi semangat untuk mengenang perjuangan para Pahlawan Kemerdekaan, maka regu dari KPH

30 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

30

BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 31

31

Page 16: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

DERAP DAERAH DERAP DAERAHhutani Unit II Jawa Timur.

Karena belum ada kesepakatan tarif yang digunakan maka LMDH Wana Lestari tidak melanjutkan kegiatannya sehingga keg-iatan pengelolaan MKP kembali dikerjakan oleh Perum Perhutani.

Pada dasarnya, Murgunadi mengatakan bahwa kegiatan budi daya tanaman Kayu Putih hingga pengolahan daun Kayu Putih menjadi Minyak Kayu Putih akan diserahkan pelaksanaannya oleh LMDH, dan petugas Perum Perhutani KPH Madura selaku fasilitator saja sebagai wujud implementasi PHBM.

Untuk itu Perhutani KPH Madura bersama Pemkab Pamekasan melalui pembinaan LMDH agar siap secara tehnis maupun admin-istrasi untuk mencerminkan tanggung jawab dan perannya sebagai mitra Perhutani.

Pada akhir rapat Administratur memberikan Armadu dan MKP dengan penjelasan bahwa minyak tersebut merupakan hasil produk-si dari Larangan Slampar tahun lalu.

Hms Mdr/Hrtn

Lomba Perahu Naga Antar Instansi

PODSI Rembang (Pengurus Olah Dayung Seluruh Indonesia) Minggu 18/8 menyelenggarakan kegiatan lomba dayung Perahu Naga antar Instansi di Embung Rowo setro Rembang. Kegiatan lomba dayung dibuka secara resmi oleh Asisten 2 Supraja SH. Kegiatan lomba dayung diikuti oleh 24 team dayung se kabupaten Rembang. Tiap team terdiri dari 12 orang. Kegiatan dayung Perahu naga yang bertajuk Rembang Dragon Boat Race ini adalah yang pertama kalinya. Kegiatan lomba dayung perahu naga juga dihadiri oleh Pengda Podsi Jawa Tengah.

Sutarjo SE MM selaku ketua Koni Rembang berharap lomba da-yung ini menjadi awal pemicu dari olah raga air Khususnya Dayung dikabupaten Rembang mengingat Rembang sangat berpotensi sekali dalam menciptakan altet dayung. Daerah Rembang meru-pakan daerah panatai dan masyarakatnya 40% adalah Nelayan, sehingga potensinya cukup besar. Untuk melahirkan atlet-atlet yang bisa berskala nasional tambah Sutarjo ini perlu digelar kejuaraan secara rutin agar kesinambungan atlet muda yang belum tergarap bisa muncul dalam lomba perahu naga ini. Dia juga menyebutkan kejuaraan Dayung Prahu Naga antar Instansi memperebutkan Piala Bergilir Bupati Rembang dan akan di gelar secara rutin dalam kalen der Podsi Rembang dan ini merupakan olah raga baru di rembang yang Nota bene wilayahnya memiliki pantai sepanjang 62 KM.

Kontingen KPH Mantingan yang berpartisipasi dalam lomba da-yung perahu naga ini telah mempersiapkan diri selama 2 hari latihan menggunakan perahu naga di embung Rowosetro. Ismartoyo kaur Humas yang menjadi manajer lomba perahu naga tiak berharap banyak karena semua Team yang mengikuti kegiatan lomba perahu

naga ini banyak mengambil pendayung yang sudah professional. Sehingga tidak membebani team secara keseluruhan. Namn ia berharap minimal teamnya bisa masuk perempat final kalau melihat potensi saat latihan dan sparing dengan beberapa team lain. Dari 24 team yang mengikuti team dayung Mantingan dikapteni seorang Cewek Diah Ayu BW sp PSDH sebagai penabuh tambur.

Alhasil team KPH Mantingan hanya bisa masuk perempat final sesuai dengan prediksi sang manajer mengingat lawan diperempat final adalah Team dayung dari BKK Lasem yang diperkuat beberapa pedayung Popda dari kabupaten Blora yang merupakan pedayung Jawa Tengah yang kelasnya jauh dibawah team Mantingan.

Terpisah AD em Mantingan ketika dikonfirmasi Bina Lewat tele-pon ia Hanya tertawa bahwa team kita ini Cuma persiapan 2 hari sedangkan lawan yang kita sudah professional dalam olah raga dayung.padahal tambahnya kalau pingin menjadi juara perlu latihan paling tidak ya 3 bulan persiapan.tapi tak apalah yang penting kita sudah berpartisipasi dan masuk perempat final itu sudah maksimal ujarnya sambil menutup telepon.

Dalam kejuaraan Perahu naga kali ini sebagai Juara 1 adalam Team dayung Man Rembang Juara II BKK Lasem dan Juara III team dari SMK Muhammadiyah Rembang.

Hms Mtg/Sigit K

Sharing Lebih Dari Rp 742 Juta Dibagikan

KPH PEKALONGAN BARAT - Pembagian sharing yang telah dilakukan sejak 2001, awal sejak dibentuknya LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) di Perhutani KPH Pekalongan Barat sudah menyumbangkan milyaran rupiah kepada masyarakat desa hutan yang tersebar di tiga kabupaten ; Brebes,Tegal dan Pemalang. Dari tahun 2003 - 2012 baik kayu maupun getah pinus sudah diberikan Rp 7.681.813.299. Untuk 2012 produksi kayu dan getah pinus sebe-sar Rp 742.858.270.

Pembagian sharing tahun 2012 dilaksanakan 2 Agustus 2013 lalu di gedung pertemuan KPH Pekalongan Barat. Hadir dalam acara tersebut Administratur/KKPH Pekalongan Barat, Ketua dan Bendahara LMDH serta Kepala Desa se wilayah KPH Pekalongan Barat dan Ketua Forum Paguyuban pengurus LMDH.

Dalam sambutanya Administratur KPH Pekalongan Barat Ir.Eka Wahyu Sukartiko MP yang diwakili Kasi PSDH Rahmat Wijaya,BScF berharap agar dana sharing yang diterima tersebut dapat diman-faatkan sebaik mungkin, dapat dikembangkan oleh pengurus LMDH

baik melalui koperasi simpan pinjam dan lain sebagainya. Dingatkan kepada LMDH agar senantiasa berpartisipasi dalam rangka meles-tarikan hutan artinya hutanya lestari masyarakatnya makmur.

Penyerahan dana sharing sebesar Rp 742.858.270 dibagikan secara simbolis kepada ketua Paguyuban LMDH KPH Pekalongan Barat yang diwakili Bendahara Paguyuban Wajib oleh Kasi PSDH KPH Pekalongan Barat.

Hms Pkb/Gion

Kayu Desa Dicampur Kayu Jati Curian

KPH PASURUAN – Bulan suci ramadhan merupakan hari yang penuh berkah bagi setiap umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa. Seharusnya umat Islam harus banyak berzikir mendekatkan diri pada Allah SWT. Namun tidak bagi Salim Bin Narimun bersama M.Holil,mereka memanfaatkan kesempatan ini dengan mencuri kayu jati di kawasan hutan Perhutani petak 50a RPH Kedungpenga-ron BKPH Pasuruan KPH Pasuruan.

Seperti yang terjadi pada hari Minggu 28 Juli 2013, KRPH Ke-dungpengaron Nasib Sutrisno beserta jajarannya melakukan patroli rutin menemukan tunggak bekas pencurian pohon jati sebanyak 7 tunggak. KRPH Kedungpengaron segera mengambil sikap den-gan memerintahkan jajarannya untuk melakukan penyelidikan dan menggali informasi dari masyarakat sekitar kawasan hutan Desa Lorokan Kec.Kejayan untuk mengetahui siapa pelaku pencuri kayu jati di petak 50a tanaman jati tahun 1996 RPH Kedungpengaron BKPH Pasuruan.

Dikesempatan itu Nasib Sutrisno KRPH Kedungpengaron ber-pesan bahwa dibulan Ramadhan ini kita harus selalu meningkat-kan kewaspadaan terhadap tindakan kejahatan hutan,hal ini untuk menghindari terjadinya pencurian kayu dan penebangan pohon secara liar didalam kawasan hutan.

Untuk menyikapi tindakan kejahatan pencurian kayu jati ini,Nasib Sutrisno berkoordinasi dengan Kasiono ketua LMDH Joyomulyo desa Lorokan dan melaporkan pada Polsek Kejayan untuk melaku-kan penghadangan dijalan desa yang sekiranya dilalui kendaraan pengakut kayu hasil pencurian.

Setelah dilakukan penyanggongan sekitar pukul 18.00 Wib,disaat orang – orang berbuka puasa,diketahui mobil Colt Pick Up bermua-tan kayu jati melitas di jalan Raya Kejayan,Pick Up segera dihentikan dan diadakan pemeriksaan oleh KRPH Kedungpengaron beserta 2

anggota Polsek Kejayan dan diadakan pemeriksaan diketahui ter-dapat 3 batang kayu jati tanpa didukung dengan dokumen yang sah, sebanyak 0.121 M3 yang dicampur dengan kayu jati desa.

Pemilik kayu Salim Bin Narimun tidak berkutik dan mengakui perbutannya hal ini dibenarkan oleh sopir Colt Pick Up M. Holil bahwa kayu tersebut diambil dari dalam hutan petak 50a,yang ren-cananya mau dibawah ke desa Pelinggisan.

Untuk saat ini dua pelaku beserta barang bukti kayu jati dan mo-bil Colt Pick Up diamankan di Polsek Kejayan,guna mempermudah proses penyidikannya.

Hms Psu/DD

Santuni Anak YatimKPH INDRAMAYU - Bertempat di Kantor Asper BKPH Haurgeu-

lis pada acara safari Ramadhan 1434 H dan buka bersama Adm/KKPH Indramayu, Dr H Henry Purnomo, S Hut. MM memberikan santunan dan bingkisan kepada 10 orang anak-anak yatim yang berada di wilayah desa sekitar hutan.

Henry Purnomo mengatakan, acara yang digagas jajaran Mana-

gemen KPH ini bertujuan untuk memupuk rasa kebersamaan dan kekompakan antara jajaran managemen KPH dengan jajaran petu-gas di lapangan, agar setiap menghadapi pekerjaan dalam kondisi religius akan meningkatkan kinerja.

Buka bersama yang dihadiri pula Waka Adm KPH Indramayu, Kasi PSDH, segenap Asper, segenap KRPH dan mandor dengan siraman rohani Ust Ahmad Zakaria. Acara ini berlangsung khid-mad dan dengan penuh keakraban. Hms Indr/

Halal Bi Halal dan Pisah KenalKPH TUBAN - Bertempat di gedung olah raga ( GOR ) komplek

TPK Tuban 19 Agustus 2013 berlangsung acara halal bihalal kary-awan KPH Tuban, yang juga dihadiri HPK, rekanan kerja dan LMDH binaan KPH Tuban.

Administratur/KKPH Tuban, Ir Riyanto Yudhotomo dalam sam-butannya diantaranya mengatakan bahwa lewat halal bi halal agar kebersamaan dan persatuan antar karyawan bisa terus dijaga sepanjang waktu jangan hanya pada saat lebaran saja.

Dalam acara tersebut juga dilaksanakan pisah kenal pejabat yang mutasi Wakil Adm/KSKPH Tuban Timur, Ir Engkap Kapriyadi, Asper/KBKPH Jompong Agus Suhendar dan Kaur SDM Misnanto purna tugas, serta penyerahan cindera mata.

Acara juga diisi tausiah dari ustadz Gholib yang dalam tau-

Kasi PSDH KPH Pekalongan Barat, Rahmat Wijaya saat menye-rahkan secara simbolis sharing LMDH kepada perwakilan Ketua LMDH, Wajib. KRPH Kedungpengaron Nasib Sutrisno tiga kiri bersama barang

bukti hasil pencurian di Polsek Kejayan Kab Pasuruan.

32 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

32

BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 33

33

Page 17: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

DERAP DAERAH DERAP DAERAH

siahnya mengingatkan tentang arti pentinggnya maaf dan tobat. Menurutnya permintaan dan pemberian maaf harus dilakukan ke-pada sesama manusia, membaca salam dimana saja berada dan

menyambung tali silaturahmi yang putus dengan keluarga, teman dekat ataupun jauh. Pada foto Adm foto bersam dengan para peja-bat yang pisah kenal dan HPK. Hms Tbn/Sp

KPH PASURUAN - Masih dalam suasana Idul Fitri 1434 H, Keluarga Besar KPH Pasuruan mengadakan silaturahmi (26/07/13) lalu. Silaturahmi diadakan di halaman kantor KPH dan dihadiri sege-nap Pejabat KPH Pasuruan, karyawan kantor KPH perwakilan man-dor dan beberapa undangan dari SPH IV Malang, Biro Perencanaan Unit II Jatim dan pengurus HPK. Acara silaturahmi ini diisi dengan ceramah mengenai pentingnya silaturahmi untuk mendukung pen-ingkatan kinerja.

Dalam sambutannya Adm/KKPH Pasuruan, Uud H Yogasara diawali ucapkan selamat Idul Fitri dan permohonan maaf kepada seluruh keluarga besar KPH Pasuruan dan undangan. Dijelaskan Uud bahwa pentingnya silaturahmi, antara lain sebagai sarana ber-

kumpul dan saling meminta maaf, membangun hubungan baik antar sesama, menghilangkan perasaan tidak enak yang kerap muncul (miskomunikasi) serta menyambung rejeki diantara keluarga besar KPH Pasuruan ini.

“ Untuk membangun hubungan baik antar manusia , tidak dapat dilakukan tanpa hati yang bersih, yang mana hal tersebut dapat tercermin dari perilaku dan lisan. Oleh karena itu perlu dilakukan jali-nan silaturahmi guna membersihkan hati dan memperbaiki perilaku lisan dan perilaku masing-masing,” katanya.

Uud berharap, dengan konsistennya silaturahmi antar keluarga besar KPH Pasuruan, diharapkan dapat tercipta lingkungan kerja yang semakin baik yang berujung pada peningkatan kinerja Peru-

Ciptakan Lingkunan Penuh Kebersamaan

Adm/KKPH Pasuruan, Ir Uud H Yogasara memberikan kenang-kenangan kepada karyawan yang purna tugas diacara Halal Bi Halal

sahaan.Uraian halal bi halal pada kesempatan itu disampaikan oleh

Ustadz Zainun Rizikin.Serangkaian kegiatan selama Ramadhan juga dilakukan KPH

Pasuruan, diantaranya kegiatan sosial yang digelar Dharma Wanita Persatuan KPH Pasuruan. Kegiatan digelar sebagai bentuk kepedu-lian terhadap lingkungan dan masyarakat. Yakni dengan memberi-kan bantuan sumbangan ke sejumlah Panti Asuan Yatim Piatu di daerah Malang. Hms Psu/

LOMBA TAKBIR - Tanggal 7 Agustus 2013 atau te-patnya malam menjelang hari Raya Idul Fitri 1434 H halaman Kantor KPH Gundih nampak semarak dan meriah oleh alunan suara Takbir yang dikumadangkan oleh para santri dan anak-anak dari TPQ Al Mahmudah. keceriaan dan semangat terlihat sekali diwajah mereka, karena mereka tahu kalo malam itu mereka tidak hanya bertakbir tapi juga berlomba. Ya malam itu di halaman kantor KPH Gundih berlangsung Lomba Takbir yang diikuti 13 TPQ di Kecamatan Geyer dengan menempuh jarak sekitar 1,5 kilometer. TPQ Al Mahmudah KPH Gundih muncul sebagai Juara II dalam lomba Takbir Keliling tersebut. Hms Gdh/

Posko Peduli Di Show WindowKPH NGAWI - Setiap menjelang hari Raya Idul Fitri, seperti

Ramadahan 1434 H atau 2013 tahun ini, persoalan hiruk-pikuknya kendaraan yang lalu lalang melintasi jalan raya dari Kabupaten Ngawi ke arah Solo selalu menarik perhatian Perhutani KPH Ngawi untuk membuat posko peduli di petak 78, RPH Gendingan, BKPH Walikukun.

Dengan bertemakan POSKO MUDIK, KERJA...KERJA...KERJA, posko ini menawarkan fasilitas umum dengan layanan serba GRATIS, mulai dari chargering Handphone, minuman air higinies, pelayanan kesehatan darurat yang sederhana (PPPK) hingga sa-rana toilet.

Peran ini ternyata membuat Menteri BUMN, Dahlan Iskan ter-tarik untuk memakirkan kendaraannya untuk sekedar melihat posko yang memberi pelayanan serba gratis ini.

“Saya tertarik untuk melihat peran teman-teman Rimbawan yang masih sempatnya berbuat peduli terhadap sesamanya yang melin-tas disini,” ungkapnya.

Dia menambahkan jika di musim kemarau ini tak bisa membayangkan disaat sibuknya aktivitas Rimbawan yang betul-betul sangat sibuk masih bisa berbuat banyak untuk peduli dengan yang lain.

“Apalagi di sekitar sini adalah area yang rawan musibah keba-karan yang selalu mengganggu pemudik atau pelintas daerah sini.,” paparnya.

Saat itu juga Administratur yang sempat mengetahui jika Menteri

ini singgah ke POSKO ini juga menimpali. “Fungsi POSKO ini merupakan POS yang multiguna. Disamping

berbuat peduli dengan yang lain. Teman-teman yang stanby disini dapat membantu petugas kita yang lain untuk member informasi apabila ada kejadian kebakaran hutan dari masyarakat,” katanya.

POSKO ini dibuat dengan bekerjasama dengan Media Jawa Pos Radar Madiun.

Kedatangan Menteri Dahlan Iskan ini juga disambut oleh Direktur Radar Madiun, Aris Sudang. Sedangkan jika dilihat dari jadwal yang ditrempel di posko ini terpampang jadwal 8 orang yang shif gantian sehari sekali.

”Posko ini efektif bekerja sejak H -10 hingga H-10. Peran adik-adik Saka Wana Bhakti KPH Ngawi juga turut serta dengan riang. Bahkan mereka enggan pulang atau diganti lainnya. Namun karena mereka masih berstatus pelajar pihak KPH Ngawi tidak mengiyakan ataupun menginjinkan,” ungkap Agung Kaur Humas KPH Ngawi.

Hal senada juga disampaikan Ifa anak Saka Wana Bhakti yang turut berbaur di lokasi ini. ”Seneng banget di bulan penuh hikmah ini dapat mencari berkah,” paparnya. Hms Ngw-Agung

Ketua DWP KPH Pasuruan Ny Uud Yogasara saat memberikan bantuan sosial kepada anak-anak yatim piatu. KPH KEDU UTARA - Tiga LMDH dari KPH Kendal binaan

Perum Perhutani KPH Kedu Utara belum lama ini menerima shar-ing cengkih 2012 sebesar Rp 31.202.816. Adapun ketiga LMDH tersebut masingp-masing LMDH Ngudi Lestari Desa Pesaren Ke-camatan Sukorejo menerima Rp 2.150.923, LMDH Ngunjul Wono Mulyo Desa Pakisan Kecamatan Patean menerima Rp 6321.133 dan LMDH Sedukun Watu Tumpang Ds Kalipakis KecSukorejo Kab Kendal Rp 22.730.760.

Adm/KKPH Kedu Utara, Iwan Setiawan berharap dengan diterima sharing tersebut agar dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan kemajuan lembaga masing-masing. Ia juga meminta agar LMDH senantiasa juga membantu Perhutani, khususnya dalam menjaga keamanan dan kelestarian hutan sebagaimana tertuang dalam perjanjian. SW

34 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

34

BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 35

35

Page 18: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

DERAP DAERAHDERAP DAERAH

KEJELIAN membaca pasar, bisa menja-dikan seseorang sukses dalam usaha apa-pun . itulah salah satu kunci sukses yang mengantar Ny Sulastri dalam menekuni bidang usaha perdagangan empon- empon

“Bisnis tanaman obat-obatan memang perlu pengetahuan yang luas dan harus tahu komoditi apa yang dibutuhkan oleh masing masing agen tanaman obat terse-but, sehingga sebagai pemasok kita bisa mengklasifikasi beberapa tanaman obat dan masuk dalam kebutuhan pabrik, gampang – gampang susah lah istilahnya karena kita juga harus berpengalaman pula tentang mutu yang dipakai sebagai standart pabri-kan jamu baik dari sisi kualitas maupun kuantitas harus selalu sama,” kata Sulastri saat melakukan sortasi beberapa jenis tanaman obat – obatan yang di tampung di rumahnya yang sekaligis sebagai pangkalan usaha yang digelutinya puluhan tahun khu-sus dibidang tanaman obat.

Dari berbagai jenis tanaman obat tersebut saat ini yang menjadi primadona adalah tanaman temulawak, jahe, kunyit, kunci pepet, serta serutan kayu secang.” Dari beberapa macam jenis tersebut mem-punyai pangsa pasar tersendiri dan saat ini usaha dagang yang saya tekuni sudah mendapatkan kepercayaan pabrik jamu yang ada di beberapa kota besar di jawa Tengah, paparnya. Sebagai warga yang

hidup dilingkungan hutan memang mem-buat sulastri akrab dengan berbagai jenis komoditas ikutan dari kawasan hutan, dan menjadi pedagang empon –empon sudah merupakan pilihan profesinya, setelah melakukan berbagai bisnis tanaman perta-nian lain mengaalami kegagalan.

Menjadi pedagang empon – empon se-cara langsung mem-bawa sulastri selalu berhubungan dengan hutan dan Perhutani , hal ini karena seba-gian besar komoditi berasal dari hutan dan dari sisi permodalan-pun pihaknya sangat diuntungkan dengan adanya pinjaman dana PKBL yang dulu dikenal dengan istilah Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ( PUKK ).

“ Dari tahun 1993 usaha saya ini sudah mendapatkan suplemen dari Perhutani KPH Randublatung berupa pinjaman lunak yang sampai sekarang sudah mampu membawa usaha yang saya lakoni puluhan tahun tetap

eksis dan mampu menembus pasaran keluar daerah, selain itu modal yang tak kalah penting adalah kepedulian Perhutani yang memberikan kesempatan kepada saya untuk belajar manajemen dibidang usaha kecil serta beberapa pelatihan tentang ilmu tanaman obat-obatan, disamping itu pengo-lahan pasca panen juga saya dapatkan dari pelbagai pelatihan yang ada, saya se-bagai pelaku bisnis mikro sangat beruntung mendapatkan hal tersebut” katanya

Hms Rdb/Andan S

Bisnis Tanaman Obat Jadi Pilihannya

Ny Sulastri tanaman obat jadi bisnis pilihannya.

Kethoprak Kartini BudayaKPH KEBONHARJO – Masyarakat sekitar hutan KPH Ke-

bonharjo tumpahruah di lapangan sepak bola Kecamatan Sale, Kabupaten Rembang pada jum’at malam akhir Agustus lalu, untuk menyaksikan Kethoprak Kartini Budaya. Kenapa diberi nama Kartini Budhaya, dikarenakan semua peraga pemainnya adalah perempuan para guru PAUD.

Gebrakan para guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) atau Kelompok Bermain, pagelaran malam itu patut mendapat acungan jempol, karena sanggup menarik perhatian dan sangat menghibur masyarakat di daerah sekitar hutan KPH Kebonharjo.

Adapun pagelaran malam itu mengambil cerita atau lakon “Sri-huning Mustika Tuban” yang diperankan secara apik dan sangat menghibur serta memukau ribuan penonton yang memadati lapan-gan sepak bola Kecamatan Sale pada malam itu.

Sampai pada acara pelawak, ternyata peraga pelawak yang sangat membuat perut para penonton menjadi kaku itu, pelaku-nya bukan dari para guru PAUD yang kesemuanya perempuan ternyata mereka belum mampu menjadi peraga pelawak yang membutuhkan keahlian khusus dan membutuhkan pengalaman di panggung hiburan.

Pelawak, dua orang pelawak yang sanggup mengocok perut ribuan penonton itu ternyata bernama Joko Santoso dari anggota Polhutmob KPH Kebonharjo dan Purwanto mandor BKPH Gayam, KPH Kebonharjo. Kebonharjo memang gudangnya para seniman.

Menurut Humas KPH Kebonharjo, Sudjono mengatakan, hi-buran kethoprak sangat digemari masyarakat di wilayah Rembang bagian timur sampai daerah Tuban. Dengan melalui hiburan itu kami dari Humas Perhutani sering titip pesan yang harus disam-paikan kepada masyarakat mengenai fungsi dan manfaat hutan terhadap kehidupan masyarakat sekitar hutan, maka peran serta dari masyarakat untuk turut serta menjaga hutan supaya tetap lestari sanagt dibutuhkan, maka penerangan melalui hiburan Ke-thoprak itu sangat berkontribusi positif terhadap keamanan hutan di wilayah KPH Kebonharjo, tandasnya.

Hms Kbh/DJ

Pementasan Ethoprak Kartini Budaya yang mendapat sambu-tan hanyat penonton.

KPH BALAPULANG - Jati berukuran besar dan tua yang terletak diantara jalan raya Tegal – Purwokerto, tepatnya di Desa Jatilawang Kecamatan Margasari Kab. Tegal turut Petak 114 e RPH kaligimber, BKPH Margasari KPH Balapulang jadi incaran pembeli maupun pengusaha kayu dari dalam dan luar Kabupaten Tegal. Jumlahnya ada 13 pohon yang rata-rata berumur lebih dari 100 tahunan dengan kel-iling pohon 2 dan diameter 1 meter up serta ketinggian 15 meter jadi incaran pembeli.

Menurut Kardoyo 55 tahun warga Jatila-wang pohon jati itu sejak ia kecil sudah ada dan sudah mati seperti dilihat sekarang, tapi sampai sekarang masih bertahan kokoh ti-dak lapuk.

Ditambahkan Rustono 40 tahun warga Dukuhduren bahwa diantara ke 13 pohon

jati di kawasan makam Jatilawang ada satu jati yang dianggap keramat oleh penduduk setempat, yaitu Jati Thong-Thong. Pohon tersebut me-mang menyerupai kenthongan yang tengahnya berlu-bang ke atas. Jika dipukul tiga kali, yang sudah pasti akan ada yang me-ninggal 3 orang ber-samaan di makam-kan di pemakaman tersebut.

Administratur/KKPH Balapu-lang, Isnin Soiban S.Hut, MM melalui Wakilnya Weda panji Hudaya S.Hut, MM menegaskan bahwa di kawasan tersebut tidak akan ada penebangan jati,.

“ Kawasan ini turut lahan Lapan-gan Dengan Tujuan Istimewa ( LDTI) yaitu untuk ke-pentingan Makam umum penduduk

setempat. Kita ber-p e d o m a n p a d a aturan yang ada, dalam p e n g e l o -laan hutan kami juga m e g a c u pada PHL ( Pengelo-laanhutan L e s t a r i , dimana ada 10 perin-sip. Untuk k a w a s a n ini ma-

suk perinsip No.9, Standart FSC ( Forest Steawardship Council ) Pemeliharaan hutan dengan konservasi tinggi (HCVF) dimana aktifitas pada pengelolaan kawasan hutan tetap harus memelihara kawasan hutan / meningkatkan kuwalitas yang membentuk kawasan hutan kelestarian hutan dengan nilai konservasi tinggi harus selalu dipertim-bangkan dalam konteks kehati hatian, dan kami tegaskan lagi ini bukan kawasan hutan produksi,” jelasnya.

Sementara bagi peminat kayu ia me-nyilakan kalau ada yang berminat membeli kayu akan dibantu prosesnya.

“ Kami akan koordinasi dengan Kes-atuan Bisnis Mandiri pemasaran kayu SAR I di Tegal,” tambah Weda.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab Tegal melalui Kepala Bidang Kehutanan Dinas Pertanian Kehu-tanan Perkebunan Kab Tegal, Ir. Bambang Irwanto bersama Ir. Catur Wiedya S saat meninjau lokasi jati makam belum lama ini dalam arahkannya kepada petugas Perhutani agar Pal Batas antara LDTI dan Kawasan Hutan Produksi diperjelas agar masyarakat tahu antara batas tanah makam dan tanah Hutan produksi. Juga agar dipas-ang plang tanah LDTI makam.

Kepala seksi Satgas Pertanian dan Ke-hutanan PSDA Kab. Tegal Ir. Catur Wiedya berharap agar situs budaya yaitu pohon jati tua selagi tidak membahayakan silahkan saja di jaga, agar tidak hilang maupun men-impa makam dan situs budayanya punah..

Hms Blp/Djuli K

Belasan Jati Tua Dilirik Pengusaha Kayu

Pohon Jati tua yang dilirik pengusaha kayu.

Petugas Perhutani ketika berada di areal makam .

36 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

36

BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 37

37

Page 19: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

S O S O K

pencuri kayu di wilayahnya. Dari berbagai keberhasilan dan pen-

galamannya tersebut diungkapkan bahwa untuk menjadi seperti sekarang ini ia beru-paya dengan berbagai macam cara agar tugas tanaman yang diembannya sukses. Mun berbagi pengalaman kepada sesama rimbawan agar tanaman berhasil. Apa yang ia lakukan ? Setiap hari harus melakukan kontrol terhadap tanaman untuk memantau tingkat perkembangan tanaman sehingga dapat diketahui permasalahan yang meng-kibatkan tanaman mati. Pemeliharaan tanaman dari tumbuhan liar senantiasa di-perhatikan karena dapat mengganggu per-tumbuhan tanaman. Tanaman harus diberi

pupuk untuk mengingatkan kondisi lahan yang sangat kritis tanaman harus dirang-sang pertumbuhannya walaupun dengan cara swadaya. Tanaman yang mati segera disulam agar nantinya tidak memberatkan pada pemeliharan tanaman tahun ke dua Pendangiran juga dilakukan agar tanaman tetap bersih dari tanaman pengganggu. Tak kalah penting adalah mengadakan pendekatan kepada masyarakat sekitar hutan dan tokoh masyarakat serta LMDH. Serta jangan lupa antisipasi kebakaran karena hampir di lokasi tanamannya berupa tanah dangkal atau yang sering kita sebut batu bertanah

Hms Mdr/Hartono

DARI ujung utara pulau Madura, te-patnya di Desa Sodara, Kecamatan Pa-songsongan Kabupaten Sumenep masuk wilayah RPH Pasongsongan BKPH Madura Timur, disanalah Muntapa, Mandor Tanam bertugas. Sebelumnya ia pernah menjadi Polter dan Mandor Persemaian. Dia adalah sosok petugas yang penuh didikasi dalam melaksanakan tugasnya.

Muntapa yang lebih akrab dipanggil Pak Mun berbagi pengalaman selama bertugas sebagai Mandor Tanam di wilayahnya yang berkondisi lahan kritis berbatu dengan solum tanahnya yang tipis dan curah hujan kurang. Namun itu bukan menjadi penghalang baginya untuk tetap menjadikan tanaman tumbuh dengan baik. Keperdulian dan rasa memiliki serta tanggungjawab terhadap pe-kerjaannya merupakan modal utama untuk keberhasilan tanaman. Dalam lima tahun terakhir sudah 9 petak seluas 186 hektar tanaman telah Muntapa selesaikan dengan hasil menggembirakan. Lihat tabel.

Penghargaan telah diterima olehnya, an-tara lain Persemaian tahun 1991, tanaman 2006 dan 2008 kembali mendapatkan peng-hargaan bidang tanaman. Kepangkatan Mun saat ini adalah pengatur muda golongan II/2. Menjadi petugas Perhutani sudah menjadi cita-citanya. Hal itu didorong keinginannya mengikuti jejak Jalali mertuanya yang juga sebagai mandor Perhutani dan sudah purna tugas beberapa tahun yang lalu. Muntapa saat ini sudah menyandang predikat Haji itu sebabnya ia juga akrab dipanggil Pak Haji Mun.

Mandor Mun pernah mengikuti kursus di Pusdik Madiun diantaranya mandor Tanam tahun 1991 dan kursus dasar tahun 2010. Di tengah-tengah kesibukannya sebagai mandor tanam, keamanan tidak lepas dari perhatiannya. Ia juga berhasil menangkap

Kiat Muntapa Menjadikan TanamanTumbuh Baik Di Lahan Kritis

Muntapa.

S O S O K

MEMAHAMI dan bertanggungjawab dengan tugas dan pekerjaan yang diemban-nya memang bukan pekerjaan ringan. Apa-lagi dengan tuntutan bahwa pekerjaan harus jadi tentu disamping harus ada pengalaman juga harus ada kiat-kiat tersendiri dilakukan.

Seperti dilakukan rimbawan satu ini, Budi Hartono, Mandor Tanam di RPH Karangge-tas BKPH Pojok KPH Purwodadi. Teori saja katanya tidak cukup tanpa dibaringi dengan pengalaman. Lantaran katanya belum tentu terori bila diaplikasikan dilapangan bisa se-ratus persen sempurna.

Sebagai rimbawan sudah 12 tahun de-ngan berbagai pengalaman dan ketrampilan yang dimiliki, beberapa penghargaan pun telah ia terima. Walau pun pada awalnya dengan melakukan pekerjaan yang dibe-bankan dipundaknya tidak terbayangkan akan memperoleh pekerjaan.

“ Saya ya hanya bekerja sesuai apa yang menjadi tanggungjawab saya. Baik dan tidaknya pekerjaan saya, saya tidak bisa menilai tapi orang lain yang menilai,”

kata Budi yang mengawali karirnya di Perhutani sejak 2002 sebagai mandor tanam sampai sekarang.

Baginya sebagai seorang Mandor Tanam ya bagaimana agar tanaman yang ditanam bisa berhasil, tumbuh dengan baik. Karena pekerjaan tana-man juga bukan pekerjaan yang ringan yang ujung-ujung-nya untuk eksistensi perusa-haan.

Sperti pada 2012, Budi mengaku mendapat tugas yang tidak ringan. Ia dibebani dan bertanggungjawab untuk tanaman JPP Silin seluas 33,2 ha. Dan ia bersyukur tugas itu bisa diselesaikan dengan baik.

“ Untuk tanaman JPP Silin 2013 ini saya hanya meme-gang 6,6 hektar,” katanya.

Adapun beberapa prestasi yang berhasil ia peroleh selama menjadi Mandor Tanam yakni pada 2008 mendapat predikat sebagai Mandor Tanam terbaik tingkat Perum Perhutani Unit I Jateng, 2012 mendapat rang-king I, prestasi bidang tanaman tingkat KPH Purwodadi dan

tahun ini kembali memperoleh penghargaan dari Unit I dalam lomba PKA Wana Lestari sebagai Juara III Mandor Tanam Berpre-strasi.

Budi Hartono pada 2011 sewaktu mengi-kuti pendidikan PJJ di Pusdiklat Madiun juga tercatat mendapat predikat rangking III.

Apa yang membuat tanaman bisa berhasil dengan baik. Menurut ayah dua putra yang saat ini juga harus single pa-rent karena istrinya merantau di Singapura mengatakan resepnya ya biasa-biasa saja. Khususnya untuk tanaman JPP, asal dilaku-kan sesuai petunjuk teknisnya tentu akan baik hasilnya.

“ Seperti dalam persiapan lapangan ha-rus kita lakukan sebaik mungkin, mulai dari babat, ganco, pasang acir dan lubang cem-plong harus sesuai ukurang yang ditetap-kan. Juga pemupukannhya sebanhyak 3 kg per lubang dengan pupuk kandang,” jelasnya.

Apa yang telah ia peroleh selama ini, penghargaan bagi Budi memang tidak muluk-muluk. Dirinya yang sudah 12 tahun mengabdi di Perhutani yang statusnya ma-sih petugas pelaksana alias PP prestasi yang ia capai bisa secepatnya membawa

“ Ya mudah-mudahan bisa segera bisa diangkat jadi pegawai lah, itu tujuan saya,” pungkasnya.

S.Widhi

Agar Tanaman Berhasil, Laksanakan Sesuai Petunjuk Teknisnya

Budi Harotono saat menerima penghargaan dari Kepala Perum Perhutani Unit I Jateng , Ir Teguh Hadi Siswanto 22 Agustus 2013 lalu.

Budi Harotono juga aktif melakukan patroli meng-amankan hutan di wilayahnya.

38 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

38

BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL 39

39

Page 20: Bisnis Baru Perhutani Siap Diproduksi · dialog ini tidak disia-siakan oleh Daryoso, ... Menyimak makna perjalanan blusukan Dirut Perum Perhutani ke petak tanaman Karet tentunya meninggalkan

SAKA WANABAKTI

KPH INDRAMAYU - Dilatarbelakangi dengan ketulusan hati untuk berbagi di bulan suci Ramadan, berbagai kalangan, termasuk SWB Indramayu akan meman-faatkan momentum tersebut dengan berba-gai karya nyata dan bakti sosial (baksos) terhadap sesama.

Jelang I’dul Fitri, para Pramuka Saka Wana Bakti Indramayu membagikan ta’zil gratis kepada pengguna jalan depan Kan-tor Perum Perhutani KPH Indramayu dan Gedung DPRD Indramayu, 1 – 2 Agustus 2013.

Bukan hanya itu yang dilakukan oleh anggota SWB Indramayu, diantaranya adalah membagikan sembako kepada para

tukang becak, fakir miskin, anak jalanan, petugas kebersihan. dan lain - lain pada dini hari dan saur bersama di pinggiran jalan. Menurut salah satu anggota SWB Indrama-yu, Furqon, dana kegiatan sosial itu yang terdiri berasa, minuman sirup, mie instan dan uang itu berasal sumbangan dari ang-gota dan pimpinan SWB Indramayu.

Kak Arif Marghana S. Hut, Ketua Pin-saka Wana Bakti Indramayu, menyatakan kegiatan sosial yang dilaksanakan pada bulan penuh rahmat ini berkaitan dengan kegiatan Pramuka yang mengedepankan Dasadarma. “Anggota Pramuka adalah cikal bakal pemimpin masa depan,” tegasnya. ,” katanya.

Ade, Kaur Hugra KPH Indramayu, men-gatakan pendidikan kepramukaan ini untuk mewujudkan generasi muda Indonesia yang dipersiapkan menjadi manusia yang berwatak, berkepribadian, berakhlak mulia, tinggi kecerdasan dan keterampilannya serta sehat jasmani dan rohani.

Selain itu, Pramuka Saka Wana Bakti Indramayu menerjunkan anggotanya untuk membantu Kepolisian dan Dinas Perhubun-gan mengamankan arus mudik-arus balik lebaran 1434 Hijriyah, 6 – 13 Agustus 2013.

Novi dan Lutfi, dua anggota SWB yang terlibat kegiatan ini merasa bangga dan puas karena dapat membantu pemudik agar selamat sampai tujuan. Hms Indr/

Saka Wababhakti Indramayu Peduli

S e -d i k i t n y a 60 hektare k a w a s a n hutan jati di Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), ter-bakar dalam s e m b i l a n bulan tera-khir dengan jumlah keru-gian menca-pai Rp100 juta.

Administratur/KKPH Bojonegoro, Ang-gar Widiatmoko mengatakan kerugian ke-bakaran hutan yang terjadi bukan karena ada pohon jati yang mati, tapi karena kebakaran yang terjadi hanya di semak

belukar.Meski demikian, katanya, sebagaimana

dilansir Antara, kebakaran semak belukar tersebut mengakibatkan perkembangan pohon jati yang ada di sekitar kawasan hutan jati terganggu.

“ Kerugian yang terjadi bukan karena matinya pohon jati, tapi karena pohon jati yang berada di sekitar semak belukar yang terbakar perkembangannya terganggu,” katanya (8/9).

Ia menjelaskan kebakaran semak belukar di kawasan hutan jati yang terjadi selama sembilan bulan terakhir lokasinya di antaranya di kawasan hutan jati Ke-camatan Temayang, Kedungadem, dan Ngasem.

“Hari ini saya memadamkan kebakaran semak belukar di kawasan hutan jati Teng-ger Kecamatan Ngasem,” ucapnya.

Menurut seorang petugas di Asper Tengger KPH Bojonegoro, kawasan hutan

jati yang masuk Asper Tengger sering ter-bakar di sejumlah lokasi.

“Kalau hari ini yang terbakar semak belukar di kawasan hutan jati seluas 0,5 hektare, tapi sudah berhasil dipadamkan,” jelasnya.

Di kawasan hutan yang terbakar itu, menurut dia, terdapat puluhan pohon jati yang ditanam pada 2008.

“Meskipun batangnya hitam nanti tetap bisa tumbuh normal,” ucapnya.

Terkait dengan penyebab kebakaran, diduga lebih banyak disebabkan faktor kelalaian manusia, misalnya membuang puntung rokok.

“Biasanya penyebab kebakaran ada juga karena ada orang yang berburu karena kesulitan melewati jalan hutan ke-mudian membakar semak belukarnya agar bisa lewat,” pungkasnya.

SW

Kebakaran Semak Ganggu Pertumbuhan Jati

Adm/KKPH Bojone-goro, Anggar Widiatmoko

40 BINA | Edisi 07 September 2013 / Th XL

40