laporan silvikultur fieldtrip pusat penelitian dan pengembanga perum perhutani cepu
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
1/22
LAPORAN SILVIKULTUR FIELDTRIP PUSAT PENELITIAN DAN
PENGEMBANGA PERUM PERHUTANI CEPU
NAMA KELOMPOK:
Fajar Ramadhan 201410320311009
Samsul Arifin 201410320311007
Ratih Hesti ningsih 201410320311001
Saddam afandy yusuf 201410320311011
Heni Karebed 201410320311006
Muhammad rifai 201410320311002
Angga febri prastya 201310320311011
Ruviah 201410320311003
LABORATORIUM KEHUTANAN
JURUSAN KEHUTANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2016
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
2/22
Materi : Ruang Informasi
Lokasi praktikum Ruang informasi Puslitbang Perhutani
Tanggal Praktikum 17 Mei 2016
Waktu
Pemateri Triswahyudi
Metode pencarian data Ceramah
1. Sejarah Puslitbang Perhutani
Pusat Pengembangan Hutan , Pusat jati di Cepu, Jawa Tengah dibangun atas
dasar keputusan Direksi nomor : 3090/Kpts./Dir/1997 tanggal 29 September 1997
Pada awal diresmikannya yaitu tanggal 05 Pebruari 1998 dinamakan Pusat Jati
(Teak Centre) bertujuan untuk Pengelolaan tanaman Jati, kemudian dalam
perkembangannya pada pertengahan tahun 1999 diubah namanya menjadi Pusat
Pengembangan Hutan (PUSBANGHUT) yang kegiatannya tidak hanya
pengelolaan jati tetapi juga tanaman lainnya, sampai pada tahun 2000 diubah lagi
menjadi Pusat Pengembangan Sumber Daya Hutan (PUSBANG SDH) tugasnya
ditambah dengan pengelolaan lingkungan, pada tahun 2005 diubah namanya
menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perum Perhutani sampai dengan saat
ini, yang mana tugasnya meliputi kelola SDH, kelola Lingkungan, kelola Sosial
Ekonomi dan kelola Manajemen. yang berlokasi di Jl Wonosari Batokan Tromol
Pos 6 Cepu, Blora, 58302, Jawa Tengah, Indonesia dengan luas area 16,5 hektare.
Pembangunan Puslibang perhutani ini dimaksudkan untuk menyiapkan wadah
melakukan aplikasi hasil-hasil Penelitian dalam mengelola hutan di wilayah kerja
Perum Perhutani. Pengembangan Puslitbang Perum Perhutani diharapkan mampu
meningkatkan daya saing produk-produk andalan Perum Perhutani melalui
pengembangan teknologi yang telah diketahui sebelumnya atau ditemui dalam
proses kegiatannya. Puslitbang perhutani mempunyai visi dan misi sebagai berikut.
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
3/22
Visi Puslitbang Perhutani:
1. Menjadi lembaga litbang yang mampu mendukung manajemen perusahaan
dalam mengelola hutan secara lestari untuk kesejahteraan masyarkat
Misi Puslitbang Pehutani:
1.
Menciptakan aktivitas, inovasi dalam membantu manajemen mengelola
sumberdaya hutan dan mengelola manajemen perusahaan.
2. Memproduksi benih dan bibit berkualitas unggul sesuai kepentingan
perusahaan.
3. Mengexpose, mempublikasi serta mendiskusikan hasil-hasil dan
memberikan informasi teknis praktis untuk kepentingan pengelolaan
hutan kepada manajemen.
Pada akhir-akhir tahun ini puslitbang perhutani mempunyai program
unggulan diantaranya yaitu
Penemuan klone jati unggul (Pohon Jati Plus)
Penemuan pohon jati unggulan dilakukan dengan cara eksplorasi ke hutan alam
baik di pulau jawa maupun luar jawa dimana untuk pulau jawa sebanyak 300
pohon dan luar jawa 300 pohon yang nantinya akan menjadi jati perhutani PHT
1 dan PHT 2. Pohon jati plus perhutani ini memiliki keunggulan dibanding jati
konvensional diantaranya yaitu umur panen pohon lebih pendek seperti PHT 1
dan PHT 2 yang mempunyai umur panen 15 tahun sudah mempunyai diameter
batang 46 cm dan tinggi 27 m dengan percabangan minim dan batang lurus,
tahan hama dan penyakit.
Penemuan Klon unggul kayu putihPenemuan klon unggul kayu putih dilakukan dengan cara eksplorasi ke hutan
alam yang kemudian diperbanyak dengan membawa materi genetik kayu putih
dengan menggunakan perbanyakan secara vegetatif menggunakan stek
pucuk/kultur jaringan. Klon unggul kayu putih memiliki keungguan diantaranya
umur 2,5 tahun dengan produksi rata-rata 16 kg/pohon dan rendemen minyak
1,2%. Sedangkan kayu putih dengan perbanyakan konvensional memiliki umur
3 tahun produksi daun rata-rata 5kg/pohon dengan rendemen minyak 0.78%.
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
4/22
Hutan penggembalaan sapi
Pengembalaan hewan ternak dapat berupa sapi dapat dilakukan dibawah tegakan
(lantai hutan) tanpa merusak tegakan. Dengan adanya sistem ini dapat
memberikan kemudahan pengembalaan/ peternak sapi memberi makan hewan
ternaknya. Selain itu juga mempunyai dampak positif lain berupa dapat
membantu membasmi gulma tanaman bawah.
Penemuan pinus bocor getah
Pinus bocor getah perhutani memiliki keunggulan yaitu hasil getah yang
dihasilkan lebih banyak dibandingkan pohon pinus konvensional biasa.
2. Produkproduk Puslitbang perhutani
Adapun produk-produk puslitbang perhutani sebagai berikut:
Pot media ramah lingkungan yang merupakan hasil inovasi
puslitbang perhutani dengan menggunakan bahan dasar tanah liat
beserta serat-serat batok kelapa (Cocopit) yang dapat didaur ulang.
Getah pinus, merupakan salah satu produk unggulan perhutani dari
hasil hutan non kayu berasal dari pohon pinus plus bocor getah
dimana teknik pengambilan getahnya dengan cara disadap.
Pohon jati plus, merupakan hasil litbang perhutani yang memiliki
umur panen lebih pendek dengan percabangan sedikit, batang lurus,
dan tahan hama penyakit. Diameter batang jati plus mampu
mencapai diameter 46 cm pada umur 15 tahun.
Minyak kayu putih merupakan hasil litbang perhutani yangmerupakan hasil penyulingan dari daun kayu putih dengan pohon
kayu putih mempunyai hasil produksi daun rata-rata 16 kg per
pohon dengan rendemen minyak 1,2 %.
Flooring, merupakan hasil olahan kayu jati/sengon (kerajinan)
dalam bentuk alas pengganti keramik.
Bricket dan pellet merupakan bahan yang digunakan sebagai bahan
bakar yang terbuat dari olahan daun kayu putih berserta limbahnya.
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
5/22
Biji tanaman jati plus,pinus dan kayu putih yang berasal dari areal
produksi benih/kebun klonal dimana didalamnya terdapat pohon
plus yang menghasilkan biji.
Stek pucuk jati, merupakan perbanyakan secara vegetatif
dikembangkan di dalam puslitbang perhutani dimana pucuk diambil
dari kebun pangkas yang memiliki hasil perbanyakan 100% mirip
dengan indukannya.
Cuka kayu merupakan hasil litbang perutani yang berasal dari
penyulingan arang kayu yang digunakan untuk mengendalikan
hama dan penyakit tanaman.
Handycraft/ kerajinan tangan dari kayu jati berupa asbak dan juga
furniture lainya seperti kursi, meja dll.
Buku diktat/penelitian, merupakan buku hasil penelitian dari para
peneliti perhutani yang dipublikasikan untuk menambah
pengetahuan/ilmu masyarakat mengenai tanaman keras seperti jati.
3. Dokumentasi
Produk-produk puslitbang cepu : Handycraft, minyak kayu
Produk-produk puslitbang cepu : Biji-biji tanaman hutan, buku penelitian,
minyak kayu putih
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
6/22
Materi: Laboratorium benih
1. Pengertian Sumber benih
Sumber benih merupakan suatu individu atau tegakan yang tumbuh secara
alami (hutan alam) atau di hutan tanaman yang digunakan (ditunjuk , dibangun
dan dikelola sebagai sumber benih untuk perbanyakan tanaman secara generatif
(Biji).
2. Asal Benih/sumber benih
Asal/sumber benih terklasifikasi menjadi 7 yaitu sebagai berikut.
Kebun pangkas
Kebun pangkas adalah pertanaman yang dibangun untuk tujuan khusus
sebagai penghasil bahan stek. Kebun pangkas dikelola secara intensif
dengan pemangkasan, perundukan, pemupukan untuk meningkatkan
produksi bahan stek. Kebun pangkas dibangun dari benih atau dari bahan
vegetatif yang dikumpulkan dari pohon plus. Pembangunan kebun pangkas
dilakukan dalam suatu areal tertentu yang akan dimanfaatkan sebagai
penghasil stek pucuk. Selain itu dapat dibangun dalam ukuran mini dalam
pot-pot di persemaian untuk diperbanyak dengan teknik stek mini.
Kebun benih
Kebun benih merupakan suatu area pertanaman benih klon atau bibit dari
biji pohon pilihan biasanya dengan kualitas genetik terjamin. Tanaman
isolasi dari pengurangan penyerbukan dari luar, penebangan pohon yang
tidak diinginkan dan dikelola sejak dini untuk produksi skala besar.
Lokasi praktikum Laboratorium benih Puslitbang Perhutani
Tanggal Praktikum 17 Mei 2016
Waktu 10.00 WIB
Pemateri Hartanto
Metode pencarian data Ceramah
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
7/22
Kebun benih semai
Kebun benih semai dibangun untuk membentuk suatu populasi yang
bertujuan untuk menghasilkan benih unggul. Pembangunan kebun benih
semai tidak terpisah dari kegiatan uji lapang, selalu dikombinasikan dengan
uji keturunan dari pohon induk tunggal. Kombinasi dari tujuan yang berbeda
tersebut dikenal dengan istilah kebun benih semai uji keturunan. Tanaman
uji keturunsn dikonversi menjadi suatu kebun benih setelah dilakukan satu
atau beberapa kali penjarangan selektif. Benih secara langsung diunduh dari
kebun benih untuk membangun hutan tanaman komersial.
Rancangan dari uji keturunan dapat dimodifikasi jika direncanakan untuk
dikonversi menjadi kebun benih semai. Khususnya dalam hal persilangan
antar pohon yang mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat harus
dihindari dengan memisahkan secara spasial selama pengujian berlangsung.
Seleksi antar famili tidak perlu intensif dalam hubungannya dengan jumlah
famili yang cukup untuk dipertahankan untuk mencegah terjadinya silang
dalam yang kuat. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah isolasi tanaman
uji keturunan dari populasi sekitarnya dengan mengatur jarak yang cukup
untuk mencegah aliran serbuk sari dari luar .
Kebun benih provenan
Tegakan benih provenan merupakan keturunan campuran dari banyak
pohon induk dari suatu populasi tunggal. Dalam pembangunan tegakan ini
tidak memerlukan rancangan percobaan sehingga berbeda dengan ujiprovenans. Tegakan benih provenan harus diisolasi dengan tegakan lainnya
agar tidak terjadi persilangan. Tujuan utama pembangunan tegakan benih
provenans adalah untuk konservasi genetik secara ex-situ. Tegakan benih
provenans dari provenans unggul yang sudah menghasilkan buah dapat
dimanfaatkan sebagai sumber benih untuk materi pembangunan hutan
tanaman.
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
8/22
Area Produksi Benih (APB)
Suatu tegakan yang dipilih dan direkomendasikan untuk memproduksi
bahan reproduktif berdasarkan kriteria fenotipe. Tegakan terpilih karena
sebagian besar pohon-pohonnya memiliki karakter dengan fenotipe unggul
seperti pertumbuhannya cepat, kualitas batang baik, tahan terhadap
penyakit, sedangkan tingkat pengendalian genetik dari suatu karakter dan
diferensiasi genetik terhadap populasi lain pada umumnya tidak diketahui.
Faktor lain yang dijadikan pertimbangan adalah ukuran populasi, kerapatan
awal dari populasi, jaalur isolasi sekeliling populasi, aksesibilitas dan
kemungkinan untuk melakukan perlindungan hutan.Kegiatan penjaranganmerupakan teknik silvikuktur yang sangat penting dilakukandalam suatu
APB terhadap pohon-pohon pesaing dari jenis lain, pohon jenis target yang
memiliki karakter inferior. Penjarangan disini berperan sebagai seleksi
massa negatif, yang bertujuan untuk merubah struktur genetik populasi awal
melalui seleksi massa dan mempengaruhi struktur genetik dari benih yang
dihasilkan melalui perbaikan aliran serbuk sari.
Kelas Terseleksi
Tegakan benih terseleksi adalah tegakan alam atau tanaman, dimana pohon-
pohonnya memiliki fenotipe di atas rata-rata untuk karakter yang penting
seperti batang lurus, tidak cacat dan percabangan ringan. Tegakan ini mirip
dengan tegakan benih teridentifikasi. Perbedaan utama adalah fenotipe
tegakan yang lebih baik (di atas rata-rata).
Kebun benih terindektifikasi
Tegakan benih teridentifikasi adalah suatu tegakan alam atau tanaman
dengan kualitas rata-rata yang digunakan untuk menghasilkan benih dan
lokasinya dapat teridantifikasi dengan tapat. Tegakan ini dibangun dengan
tidan direncanakan sebagai sumber benih. Asal-usul benihnya biasanya
tidak diketahui. Tegakan yang diidentifikasi umumya tegakan yang sudah
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
9/22
tua, maka penjarangan pada tegakan ini hanya seperlunya dengan intensitas
yang rendah.
Sumber benih perhutani diambil dari:
Kebun Benih Cepu
Kebun Benih Betarung
Kebun Benih Padangan
3. Pelakungan benih (Lapang-penyimpanan)
Pelakukan benih dari lapang-ruang penyimpanan diantaranya sebagai berikut.
Pengunduhan
Pengunduhan biji dilakukan pada kebun benih dimana biji yang diunduh
harus masak secara fisiologis agar biji mempunyai viabilitas yang tinggi.
Pengunduhan benih menentukan dan berpengaruh pada mutu benih.
Pengeringan dan pembersihan
Penjemuran atau pengeringan benih dapat dilakukan dibawah sinar matahari
atau melalui pengovenan untuk mengurangi kadar air dalam benih hingga 10-
12% agar benih tidak cepat membusuk dan memperpanjang masa dormansi
benih. Setelah itu dilakukan pembersihan benih dari berbagai macam kotoran
seperti kulit biji, pasir dll. Agar benih tidak mudah terinfeksi oleh patogen.
Seleksi
Seleksi benih dilakukan dengan tujuan agar benih terkelompokkan menurut
kelompok benih (Klon/tahun tanam). Seleksi benih meliputi aspek fisik benih
dengan penampakan benih yang baik dan bebas hama penyakit.
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
10/22
Sortasi
Sortasi dilakukan untuk mememisahkan benih sesuai dengan ukuran
diameternya yaitu 10-12 mm, 12-14 mm dan >14 mm dengan menggunakan
ayakan benih atau alat mekanik lainya. Sortasi diperlukan agar nantinya
dalam pengepakan, benih dalam wadah mempunyai ukuran yang seragam.
Pengepakan
Pengepakan/pengemasan benih menggunakan plastik kemasan benih yang
kedap udara agar benda luar tidak masuk kedalam benih yang dapat
berpotensi timbulnya patogen. Setiap wadah pengepakan berisi 6 kg. sebelum
pengepakan biasanya terdapat benih yang diambil sampelnya sebanyak 100
biji untuk dilakukan pengujian di laboratorium meliputi uji viabilitas, kadar
air dan uji belah.
4. Pengujian benih atau pelakuan untuk mendapatkan benih yang unggul
Pengujian benih yang dilakukan dalam puslitbang perhutani ditujukan agar
nantinya benih yang beredar di masyarkat memang benar-benar layak dan
mempunyai mutu benih yang berkualitas. Berikut ini pengujian benih yang
dilakukan di dalam puslitbang perhutani :
Melakukan pengambilan sampel sebayak 100 biji pada tahap sebelum
pengepakan untuk dilakukan pengujian di laboratorium.
Melakukan uji kemurnian benih, Analisis kemurnian benih merupakan
kegiatan-kegiatan untuk menelaah tentang kepositifan fisik komponen-
komponen benih termasuk pula persentase berat dari benih murni (pure seed),
benih tanaman lain, benih varietas lain, biji-bijian herba (weed seed), dan
kotoran-kotoran pada masa benih. Dari hasil analisis akan terungkap apakah
benih itu memenuhi persyaratan sertifikasi atau tidak, atau apakah
mengandung benih dari spesies tertentu yang mungkin telah dinyatakan
berbahaya atau dilarang di daerah tertentu atau pasar, atau memerlukan
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
11/22
pengolahan lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas lot benih secara
keseluruhan.
Melakukan uji belah benih dengan mengambil 50 butir dari 200 butir sampel,
uji belah benih merupakan suatu metode uji cepat benih yang biasanya
digunakan untuk uji viabilitas benih dalam jumlah banyak. Uji dilakukan
dengan cara sederhana yaitu dengan melihat secara langsung dengan mata
terhadap benih yang dibelah menggunakan pisau atau skapel. Jika
endospemanya mempunyai warna normal dengan embrio yang baik, maka
benih tersebut mempunyai kemungkinan untuk berkecamah, sehingga uji
belah ini sangat bersifat subjektif.
Melakukan uju tetrazolium yang merupakan uji biokimia yang dapat
menduga viabilitas benih kurang dari 24 jam. Uji tetrazolium menggunakan
prinsip bahwa setiap sel mahluk hidup akan berwarna merah oleh reduksi
suatu pewarnaan garam tetrazolium dan membetuk endapan formazan merah
sedangkan sel-sel yang mati menunjukkan warna putih. Denga merendamnya
terlebih dahulu selama semalam, kemudian dibelah dan direndam dalam
larutan garam selama berapa jam, telah dapat menunjukkan reaksi yang jelas
dan dapat membedakan antara sel hidup dengan sel mati. Uji tetrazolium ini
dimaksudkan untuk mengetahui potensi tumbuh benih.
Setelah dilakukan berbagai tahap pengujian mulai uji kemurnian, uji belah
dan uji tetrzolium. Benih akan diuji dilapang dengan menaburkannya ke
bedeng tabur yang berukuran 1 x 5 dengan jarak tanam 2-3 cm dengan waktu
batas tanam 60 hari. Perawata juga harus dilakukan secara rutin seperti
penyiraman, pemupukan dan pembersihan dari gulma. Dari hasil uji lapang
harus didapatkan benih yang tumbuh 60-70%.
5. Pendistribusian benih
Pendistribusian benih perhutani di distribusikan ke KPH (Kesatuan Pemangku
Hutan) Perhutani yang meliputi regional jawa timur, jawa tengah, jawa barat dan
banten.
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
12/22
6. Kendala perbenihan perhutani
Kedala yang dihadapi di dibidang perbenihan diantaranya yaitu
Tenaga kerja yang kurang professional dalam kegiatan perlakuan benih
khusunya saat pengunduhan di lapang dan pembersihan benih, banyak benih
yang masih mengandung kotoran seperti pasir, seresah dll. Yang
mempengaruhi kualitas benih.
Cara penanaman benih jati yang terbalik ketika dilapang sehingga tumbuhya
bibit menjadi mengalami penyimpangan arah tumbuh.
Solusi untuk mengatasi kendala tersebut yaitu sebagai berikut.
Memberi pelatihan kepada para pegawai secara intensif agar dalam proses
berkerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
7. Data penunjang lain
Harga benih kayu putih 1pcs yaitu 400 juta dengan berisi 1.200
plances
Penaburan benih kayu harus dicampur media terlebih dahulu
Harga benih jati 1 pcs yaitu berkisar Rp. 850.000,-
8. Dokumentasi
Keteterangan : Penjelasan oleh petugas laboratorium tekben
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
13/22
Materi: Persemaian
1. Tipe persemaian
Persemaian puslitbang perhutani memiliki tipe persemaian permanenberupa bedeng tabur dan bedeng sapih, bedeng tabur dibuat dengan
menggunakan pembatas terbuat dari semen sehingga bersifat permanen.
Bedeng tabur memiliki panjang 5x1 meter dengan media berupa campuran
dari pasir, tanah (top soil), dan pupuk kandang yang telah diayak, tinggi
bedeng tabur 5 cm. Sedangkan untuk bedeng sapih puslitbang perhutani
merupakan tempat tumbuh dan perkembangan lanjut dari bibit yang ada
pada persemaian (bedeng tabur) dengan cara over spin, bedeng sapih jugaterbuat dari bahan dasar semen sehingga bersifat permanen yang dilengkapi
dengan shading net untuk mengatur intensitas pencahayaan matahari.
2. Karakteristik persemaian
Karakteristik persemain bedeng tabur menggunakan media berupa tanah
(top soil), pasir dan pupuk kandang/kompos yang telah di ayak guna
menumbuhkan benih. Bedeng tabur memanjang dari arah utara-selatan ataudisesuaikan dengan kondisi kontur dan yang paling penting sinar matahari
dapat menyinari keseluruhan benih dengan efektif. Bedeng tabur memiliki
ukuran 5 x 1 meter dengan diberi jalur inspeksi pada samping kiri dan kanan
bedeng untuk memudahkan dalam pengamatan/perawatan. Pada bagian atas
bedeng diberi naungan berupa shading net untuk mengatur masuknya
internsitas cahaya matahari. Lokasi persemaian memiliki keterjangkauan
yang mudah agar nantinya dalam pengangkutan bibit mudah. Benih yang
Lokasi praktikum Kebun Pangkas Puslitbang Perhutani
Tanggal Praktikum 17 Mei 2016
Waktu
Pemateri Agus Cahyo Susanto
Metode pencarian data Ceramah
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
14/22
disemaikan yaitu berupa tanaman keras seperti jati, sengon. Untuk bedeng
sapih diberi sangkup untuk menjaga kelembaban da penyinaran matahari.
3.
Proses persemaian
a. Persiapan benih
Proses persemaian diawali dari persiapan benih dimana terlibih dahulu
benih harus memiliki viabilitas yang tinggi antara 70-90% yang
tentunya telah lulus uji tetrazolium, iji belah dan mempunyai kualitas
dari aspek fisik, fisiologis dan genetik yang baik. Untuk memudahkan
biji berkecambah dapat dilakukan dengan skarifikasi benih baik secara
mekani/fisik menggunakan pisau,palu dsb. Skarifikasi secara kimiawi
direndam menggunakan H2SO4.
b. Media
Media yang digunakan dalam persemain yaitu berupa tanah (top soil),
pukan dan pasir dengan perbandingan 1:3:2, media tersebut tentunya
harus memiliki sifat yang subur meliputi aerasi tanah yang baik,
mengandung unsur hara yang mencukupi, porositas tanah yang baik
pula. Media yang telah siap kemudian ditaburkan secara merata di
bedeng tabur.
c. Penaburan
Kegiatan penaburan benih dilakukan apaila bedeng tabur telah siap
ditanami dengan media yang telah terisi di dalam bedeng tabur.
Penaburan benih dilakukan dengan jarak 2-3 cm dengan kedalaman
penanaman 2x besar dari benih. Setelah benih ditabur, benih disiram
dengan air secukupnya untuk mengaktifkan hormone pertumbuhan
dalam benih.
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
15/22
d. Penyapihan
Kegiatan penyapihan (overspin) dilakukan setelah benih tumbuh
menjadi bibit dengan umur diantara 20-25 hari, kegiatan penyapihan
merupakan kegiatan pemindahan bibit dari bedeng tabur ke bedeng
sapih dengan media berada dalam wadah (polybag)dengan satupolybag
satu tanaman. Bibit pada bedeng sapih ini nantinya dipersiapkan untuk
bibit siap ditanam di lapang dengan terlebih dahulu melawati masa
aklimatisasi.
e.
Perkembangbiakan vegetatif (kebun pangkas)
Kebun pangkas merupakan termasuk kawasan persemaian yang
digunakan sebagai bahan tanam di bedeng sapih menggunakan stek
pucuk jati. Kebun pangkas memilikii luas 1 ha dengan species tanam
berupa jati. Pemangkasan dilakukan sebaiknya pada musim hujan
karena meristem apical lebih cepat tumbuh dengan cara memotong 2
ruas daun yang tua menggunakann gunting pangkas. Syarat pucuk yang
baik diantaranya daun mudah berbulu, batang silindris, dan kenampakan
fisik tidak terserang penyakit.
f. Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan dan perawatan
untuk memenuhi kebutuhan bibit akan unsur hara, pupuk yang
digunakan dalam pemupukan bibit jati yaitu urea dan pupuk kandang
dengan 1 pohon sebanyak 15 kg.
g. Perawatan dan pemeliharaan
Perawatan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara pemangkasan
cabang, pendangiran dengan mencangkul tanah, pembabatan gulma dan
pemupukan dengan menggunakan urea dan pukan.
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
16/22
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
17/22
Materi: kebun benih
1. Proses pembuatan kebun benih
Proses pembuatan kebun benih klonal diawali dengan kegiatan eksplorasimencari sumber benih dan tegakan yang memiliki karakteristik plus, tegakan
plus memiliki karakteristik diantaraya batang lurus dengan minim percabangan,
berbentuk silindris, tajuk memiliki bentuk seperti payung dan bebas hama
penyakit. Eksplorasi dapat dilakukan di hutan alam. Setelah menemukan tegakan
plus, tegakan tersebut di klon dengan membawa materi genetik dari pohon plus
tersebut seperti biji, serbuk sari dll. Dan nantinya dapat diperkembangbiakan
secara generative/vegetatif melalui persemaian namun tidak dapat mencapai100% memiliki kemiripan dengan tetuanya, karena terjadi penyimpangan.
Langkah selanjutnya setelah bibit tersedia yaitu pemetaan wilayah yang akan
dibuat kebun benih meliputi pemetaan blok, penetuan jarak tanam untuk kbk
berjarak tanam 10 x 10 m agar tumbuh pohonnya memiliki cabang yang
diharapkan lebih banyak untuk dapat menghasilkan buah dan biji lebih banyak.
Setelah itu penentuan nomor tanam dan nomor pohon untuk memudahkan
mengidentifikasi kelak, penanaman nantinya juga disertai dengan penanaman
ajir.
Lokasi praktikum Kebun benih klonal padangan
Tanggal Praktikum 19 Mei 2016
Waktu 10.00 WIB
Pemateri Triswahyudi
Metode pencarian data Ceramah
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
18/22
2. Jenis kebun benih yang ada di pultibang cepu
Jenis kebun benih puslitbang cepu yaitu kebun benih klonal jati yang ada di
daerah padangan, kebun benih klonal kayu putih. Kebun benih klonal jati terdiri
dari berbagai varietas yang ditempatkan pada setiap blok perpohon diberi label
yang berisi mengenai umur tegakan (tahun tanam), petak (blok). Kebun benih
semai perhutani merupakan kebun benih yang dibangun dengan cara
perbanyakan secara generatif menggunakan biji yang kemudian nantinya
menghasilkan perbanyakan secara vegetatif.
3.
Perawatan kebun benih
Perawatan kebun kebun benih klon dilakukan dengan cara pembabatan jalur
tumbuhan bawah untuk mempermudah dalam pengunduhan biji yang jatuh di
tanah, dilakukan dengan cara mekanis menggunakan clurit, kimiawi dengan cara
merondap menggunakan herbisida. Pemberantasan dilakukan dengan cara
selektif yaitu pada klon yang menghasilkan biji yang dibutuhkan saja dengan
luas antara 40-50 ha. Selain itu juga dilakukan pemberantasan gulma yang
menempel pada pohon jati dengan cara mekanik merontokkan menggunakan
galah, dengan cara kimiawi menggunakan herbisida namun berdampak negative
terhadap jati yaitu merekahnya batang. Pemberian label pada pohon untuk
memudahkan dalam mengidentifikasinya yang dilakukan pada bulan juni-
agustus. Pendangiran dan penimbunan pada klone tertentu agar irigasi dan siklus
unsur hara tetap terjaga yang dilakukan pada bulan desember. Pemberian pupuk
pada setiap pohon sebanyak 24 kg.
4. Kendala yang dihadapi
Kendala yang dihadapi berupa perambahan/pencuria kayu mengingat KBK
mempunyai batas dengan 8 desa yang rawan konflik tenurial. Masyarakat
(oknum) mencuri hasil hutan berupa kayu dengan menebang secara illegal. Hal
tersebut dapat diatasi dengan melakukan pendekatan masyarakat
berbaur/bersosialisasi dengan masyarakat. Untuk membuat efek jera juga
dilakukan penegakan hukum. Hama, penyakit dan benalu yang menyerang jati
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
19/22
berupa hama ulat yang menyerang perbungaan membuat produksi buah
menurun, penyakit dapat berupa kanker batang dan benalu yang menginvansi
tanaman menyebabkan metabolism pohon terganggu. Untuk
penanggulangannya skala besar belum dapat dilakukan karena membutuhkan
anggaran yang lebih besar, jadi dilakukan pengendalian secara selektif dengan
cara mekanik seperti pencabutan benalu, pemberian insektisida untuk
memberantas ulat.
5.
Informasi lain yang mendukung
a.
Pohon plus
Pohon jati plus merupakan pohon yang mempunyai karakterisik unggul
diantaranya yaitu batang lurus dengan percabangan minim, bebas hama dan
penyakit, tajuk menyerupai payung, dan batang silindris.
b. Kebun benih semai
Kebun benih semai merupakan kebun benih yang dibuat dengan cara
generative (biji) yang ditabur/ditumbuhkan di bedeng tabur dan nantinya
menghasilkan perbanyakan secara vegetatif.
c. Kebun benih klonal
Kebun benih yang dibuat dengan cara vegetatif melalui hasil eksplorasi
pohon plus dan hasilnya berupa perkembangbiakan secara generative (biji)
6.
Dokumentasi
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
20/22
Materi: Arboretum
1. Pengertian arboretum
Arboretum merupakan suatu area konservasi buatan yang merupakan pelestarianplasma nutfa yang berisi berbagai species tumbuhan didalamnya. Arboretum
pusltibang perhutani merupakan koleksi tanaman sejenis yaitu jati, penanaman
dilakukukan dengan jarak tanam 5x5 meter yang terdiri dari berbagai macam
varietas jati.
2. Proses pembuatan arboretum
Arboretum dalam pembuatanya harus dilakukan eksplorasi terlebih dahulu untuk
mencari bahan tanam yang dapat dilakukan di hutan alam. Dalam eksplorasi
apabila terdapat tanaman yang ingin dijadikan koleksi dalam arboretum
dilakukan dengan perbanyakan bibit menggunakan biji (generative) atau dapat
diperbanyak dengan menggunakan teknik grafting menggunakan mata tunas.
Untuk penanaman pada arboretum dapat menggunakan jarak tanam 5 x 5 meter.
3. Perawatan arboretum
Perawatan arboretum dilakukan hanya penjarangan saja tanpa pemeliharaan dan
perawatan yang intensif, karena pada arboretum umumnya kondisi tegakan
sudah dewasa. Jadi, tidak memerlukan penyiraman, pembersihan. Arboretum
diusahakan seperti hutan sesungguhnya yaitu memperlihatkan ekosistem/siklus
hidup yang berlangsung seperti seresah-serasah daun yang ada dilantai hutan
tidak perlu dibersihkan, karena hal tersebut akan terdekomposisi dengan
Lokasi praktikum Arboretum Puslitbang Cepu
Tanggal Praktikum 18 Mei 2016
Waktu 10.00 WIB
Pemateri Agus Cahyono Susanto
Metode pencarian data Ceramah
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
21/22
sendirinya oleh decomposer untuk memenuhi kebutuhan unsur hara/mineral.
Hanya memerlukan penjagaan agar plasma nutfah tidak dicuri oleh orang
4.
Perawatan arboretum
Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan arboretum yaitu ketelatenan yang
rendah dalam penanaman sesuai dengan nomor petak sehingga mengakibatkan
tidak selarasnya nomor petak dengan pohon yang telah terindentifikasi. Selain
itu pengaliran air yang rapi agar jati tidak terlalu banyak air karena dapat
merusak tanaman jati. Untuk meminimalisir keselahan dapat dilakukan pelatihan
kerja secara intensif.
5. Jenis-jenis tanaman yang ada
Jumlah varietas yang ada didalam arboretum sebanyak 42 varietas yang dimana
31 varietas lokal dan 11 jati luar negeri. Berikut nama-nama dan keteranganya
Jati sungu
Jati lenga
Jati kluwih
Jati daun lebar
Jati kovoc
Jati godavani
Jati daun bulat
Jati hinh
Jati gundih
Jati kapur
Jati deling
Jati pati
Jati ponorogo
Jati Malabar
Jati hamiltomiana
Jati moiree
Jati kay
Jati kovai
Jati denok
Jati gutik
Jati center province
Jati muna
Jati siam
Jati kultur jaringan
perhutani
Jati Burma
Jati cepu
Jati kesamben
Jati doreng
Jati thailand
-
7/26/2019 Laporan Silvikultur Fieldtrip Pusat Penelitian Dan Pengembanga Perum Perhutani Cepu
22/22
6. Dokumentasi