teori dasar cepu

Upload: denimentos

Post on 01-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hh

TRANSCRIPT

Teori DasarPusdiklat Migas Cepu1.1 Latar Belakang Masalah

Keberadaan industri dan gas bumi di Indonesia bagi kalangan tertentu mungkin merupakan sektor yang memiliki daya tarik begitu besar terkait dengan keuntunganya. Tidak dapat dipungkiri lagi, karena sektor industri migas memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Hal ini dapat dibuktikan bila sedikit flashback, negara Indonesia pernah menjadi bagian/anggota dari organisasi negara-negara pengekspor minyak di dunia. Sehingga tidak heran berbagai kalangan berlomba-lomba untuk dapat ,menjadi bagian dan terlibat di dalam sebuah industri minyak ataupun gas bumi. Namun, dibalik itu semua, industri minyak dan gas bumi padat akan modal, penuh akan resiko sehingga untuk menjalankan kegiatan industrinya harus mendapat perhatian khusus. Maka dari itu organisasi-organisasi yang telah memiliki pengalaman dan pengetahuan dibidang perminyakan dan gas bumi menerapkan beberapa persyaratan keselamatan. Terutama bagi tenaga kerja yang resiko terjadinya kecelakaan kerja tinggi, maka para tenaga itu harus mempunyai sertifikat kompetensi tenaga teknis khusus migas. Oleh karena itu Pusdiklat Migas hadir sebagai lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan dibidang minyak dan gas bumi. Tidak hanya memberikan pelatihan saja, namun Pusdiklat Migas Cepu juga memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) ini fungsinya adalah untuk memberikan sertifikasi bagi pegawai yang bekerja di lingkungan minyak dan gas bumi. Sertifikasi ini merupakan tanda pengakuan oleh pemerintah atas tingkat keahlian dan atau ketrampilan khusus kepada Tenaga Teknik Khusus. Selain itu, dengan sertifikasi ini, kita dapat memberikan suatu perlindungan bagi tenaga kerja kita dari serbuan tenaga asing di dalam negeri sehingga mampu bersaing dengan tenaga kerja asing, khususnya pada sektor migas. Sekaligus merupakan jaminan, bahwa seorang yang mempunyai sertifikasi pada bidang tertentu adalah orang yang berkompeten. Sertifikat oleh Pusdiklat Migas inipun telah diakui di dunia, terbukti dengan banyaknya tenaga kerja bersertifikat Indonesia yang diterima untuk bekerja di berbagai perusahaan di luar negeri khususnya di Timur Tengah. Dengan demikian, mereka mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk bekerja di dalam maupun luar negeri hingga mampu memberikan sumbangan devisa bagi negara. Program pelatihan untuk pengembangan SDM yang diselenggarakan Pusdiklat Migas pada prinsipnya bersifat taylor made artinya jenis pelatihan, kurikulum dan durasi pelatihan disusun bersama dengan industri migas yang memanfaatkannya. Hampir semua industri perminyakan mengirimkan calon karyawanya untuk dilatih di Pusdiklat Migas sebelum mereka dipekerjakan di perusahanya. Pusdiklat Migas juga menyediakan pelatihan bagi aparatur negara dan umum (perguruan tinggi, masyarakat sekitar Blora dan Bojonegoro). Pusdiklat Migas mendidik dan melatih tenaga kerja dalam kelas, kerja praktik, dan latihan-latihan dilapangan berupa bimbingan untuk kaderisasi dan prajabatan, penataran-penataran, kursus-kursus yang bersifat upgradingkepada pegawai/karyawan. Pusdiklat Migas juga mempunyai kilang yang dalam perjalananya sebagai sarana pendidikan dan pelatihan bagi peserta pelatihan dan PTK. AKAMIGAS-STEM khususnya jurusan refinery. Disamping itu juga merupakan tempat kerja praktik bagi mahasiswa dari Perguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta yang melakukan tugas akhir. Dengan pertimbanganya-pertimbangan inilah penyusun menjatuhkan pilihan kepada Pusdikalat Migas sebagai tempat untuk melakukan Kerja Praktek. Kerja Praktek adalah mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa guna memenuhi tugas akhir. Dimana dengan Kerja Praktek ini diharapakan terjadinya link and match antara pihak akademisi sebagai pencetak tenaga ahli dengan pabrik ataupun lembaga tujuan Kerja Praktek sebagai pengguna ahli agar terjadi kerja sama yang bagus sehingga menguntungkan kedua belah pihak.

1.2 Profil Pusdiklat Migas Cepu

Sejarah Singkat Berdirinya Pusdiklat Migas CepuSejak berdirinya sampai sekarang Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi mengalami beberapa pergantian nama. Dalam perkembangannya, lapangan Cepu dan sekitarnya telah dikelola (dieksploitasikan) oleh beberapa perusahaan atau instansi. Sejarah mencatat bahwa perkembangan perminyakan di Cepu dapat di uraikan dalam tiga periode, yaitu :

1.2.1Periode Jaman Hindia Belanda (Tahun 1870-1942)Pada jaman ini telah ditemukan rembesan minyak di daerah jawa, yaitu Kuwu, Merapen, Watudakon, Mojokerto, serta penemuan minyak dan gas di Sumatra dan Jawa. Eksplorasi minyak bumi di Indonesia dimulai pada tahun 1870 oleh P.Vandijik, seorang insinyur Belanda di daerah Purwodadi Semarang, melalui pengamatan rembesan-rembesan minyak di permukaan.Di daerah Cepu, Jawa Tengah terdapat konsesi minyak, yaitu suatu kota kecil di tepi Bengawan Solo, di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang bernama Panolan, diresmikan pada tanggal 28 Mei 1893 atas nama AB. Versteegh. Kemudian AB. Versteegh mengkontrakannya ke perushaan DPM (Dordtsche Petroleum Maatschappij) di Surabaya dengan membayar ganti rugi sebesar F. 10000 dan F.0,1 untuk tiap peti (37,5 liter minyak tanah dari hasil pengilangannya). Penemuan sumur minyak bumi bermula di desa Ledok oleh Mr. Adrian Stoop. Pada Januari 1893, ia menyusuri Bengawan Solo dengan rakit dari Ngawi menuju Ngareng Cepu, dan akhirnya memilih Ngareng sebagai tempat pabrik penyulingan minyak dan sumurnya dibor pada Juli 1893. Daerah tersebut kemudian dikenal nama Kilang Cepu. Selanjutnya berdasarkan akta No.56 tanggal 17 Maret 1923 DPM diambil alih oleh BPM (Bataafsche Petroleum Maarschappij) yaitu perusahaan minyak Belanda.Periode Jaman Jepang (Tahun 1942-1945)Pada jaman Jepang dulu terjadi suatu peristiwa penyerbuan tentara Jepang ke Indonesia pada perang Asia Timur, yaitu keinginan Jepang untuk menguasai daerah-daerah yang kaya akan sumber minyak, untuk keperluan perang dan kebutuhan minyak dalam negeri Jepang. Pada saat terjadi perebutan kekuasaan Jepang terhadap Belanda, para pegawai perusahaan minyak Belanda ditugaskan untuk menangani taktik bumi hangus instalasi penting, terutama kilang minyak yang ditujukan untuk menghambat laju serangan Jepang. Namun akhirnya, Jepang menyadari bahwa pemboman atas daerah minyak akan merugikan pemerintah Jepang sendiri. Sumber-sumber minyak segera dibangun bersama oleh tenaga sipil Jepang, tukang-tukang bor sumur tawanan perang dan tenaga Indonesia yang berpengalaman dan ahli dalam bidang perminyakan, serta tenaga kasar diambil dari penduduk Cepu dan daerah lainnya dalam jumlah besar. Lapangan minyak Cepu masih dapat beroperasi secara maksimal seperti biasa dan pada saat itu Jepang pernah melakukan pengeboran baru di lapangan minyak Kawengan, Ledok, Nglobo dan Semanggi.

1.2.2Periode Jaman Kemerdekaan (1945-Sekarang)Pada jaman Kemerdekaan, kilang minyak di Cepu mengalami beberapa perkembangan sebgai berikut, yaitu :Periode 1945-1950Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Hal ini menyebabkan terjadinya kekosongan kekuasaan di Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945 , Indonesia memproklamirkan kemerdekaan sehingga kilang minyak Cepu diambil alih oleh Indonesia. Pemerintah kemudian mendirikan Perusahaan Tambang Minyak Nasional (PTMN) berdasarkan Maklumat Menteri Kemakmuran No.5 Pada bulan Desember 1949 dan menjelang 1950, setelah adanya penyerahan kedaulatan, kilang minyak Cepu dan lapangan Kawengan diserahkan dan diusahakan kembali oleh BPM.

1.2.3Periode 1950-1961Kilang Cepu dan lapangan minyak Kawengan dikuasai oleh BPM. Sedangkan lapangan minyak lainnya seperti Ledok, Nglobo dan Semanggi tetap dipertahankan oleh pemerintah RI dan pelaksanaan dilakukan oleh ASM (Administrasi Sumber Minyak), tetapi pada tahun 1951 diserahkan kembali pada pemerintah RI. Pada tahun 1957 didirikan PTMRI (Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia), tetapi kemudian diganti dengan Tambang Minyak Nglobo CA (Combie Anexsis).

1.2.4Periode 1951-1965Pada tahun 1961, Tambang Minyak Nglobo diganti menjadi PERMINGAN (Perusahaan Minyak dan Gas Negara). Pemurnian minyak di lapangan minyak Ledok dan Nglobo dihentikan. Pada tahun 1962, kilang Cepu dan lapangan minyak Kawengan dibeli oleh pemerintah RI dari Shell dan diserahkan ke PN PERMINGAN.

1.2.5Periode 1965-1978Pada tanggal 4 Januari tahun 1966, kilang Cepu dan lapangan minyak Kawengan dijadikan Pusat Pendidikan dan Latihan Lapangan Perindustrian Minyak dan Gas Bumi (PUSDIK MIGAS). Kemudian pada tanggal 7 Februari 1967 diresmikan Akademi Minyak dan Gas Bumi (AKAMIGAS) Cepu.

1.2.6Periode 1978-1984Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No.646 tanggal 26 Desember 1977, LEMIGAS diubah menjadi bagian dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS (PPT MGB LEMIGAS). Dan berdasarkan SK Presiden No. 15 tanggal 15 Maret 1984 pasal 107, cepu ditetapkan sebagai Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPT MIGAS).

1.2.7Periode 1984-2001Berdasarkan SK Menteri Pertambangan Dan Energi no.0177/1987 tanggal 5 Maret 1987, dimana wilayah PPT MIGAS yang dimanfaatkan Diklat Operasional/Laboratorium Lapangan Produksi diserahkan ke PERTAMINA UEP III lapangan Cepu, sehingga kilang Cepu mengoperasikan pengolahan crude oil milik PERTAMINA.Kedudukan PPT MIGAS dibawah Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, departemen Pertambangan tenaga perminyakan dan gas bumi. Keberadaan PPT MIGAS ditetapkan berdasarkan Kepres No. 15/1984 tanggal 18 Maret 1984, dan struktur organisasinya ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi N0.1092 tanggal 5 Nopember 1984.

1.2.7Periode 2001-SekarangTanggal 2 Maret 2001, PPT Migas berubah menjadi Pusdiklat Migas berdasarkan SK Menteri ESDM No. 150 Tahun 2001. Dengan terbitnya SK Menteri ESDM No.1196/K/60/2003 tanggal 16 Oktober 2003 maka resmi Program Studi Diploma IV diintegrasikan menjadi Program Diploma Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) AKAMIGAS/Sekolah Tinggi Energi dan Mineral (STEM). Namun berdasarkan Peraturan Menteri (PerMen) No. 0003 tahun 2005 tanggal 4 April 2005, Sekolah Tinggi Energi dan Mineral (STEM) resmi berdiri sendiri dan lepas dari struktur keorganisasian Pusdiklat Migas. Kemudian terbit Peraturan Menteri ESDM No. 18 Tahun 2010 menggantikan SK Menteri ESDM No. 30 Tahun 2005.

1.3 Bidang Sarana dan Prasarana TeknisBidang Sarana dan Prasarana Teknis mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan evaluasi sarana kilang serta utilias penunjang tugas melaksanakan dan pelatihan bidang minyak dan gas bumi.

Bidang sarana dan prasarana teknis terdiri dari 2 sub bidang, yaitu : Sub Bidang Kilang dan UtilitasBertugas unutuk melakukan pengumpul bahan, penelaahan, penyiapan, pelaksanaan, serta evaluasi atas pengelolaan rencana pemanfaatan dan control kualitas, produk kilang, pelayanan jasa kilang penunjang pendidikan dan pekatihan bidang minyak dan gas bumi. Penyediaan, pemanfaatan, pelayana jasa, produk utilitas penunjang pendidikan dan pelatihan bidang minyak dan gas bumi.

Sub Bidang Laboratorium dan BengkelBidang sarana laboratorium dan bengkel mepunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan evaluasi sarana laboratorium dan bengkel penunjang pendidikan dan pelatihan bidang minyak dan gas bumi.Bidang sarana laboratorium terdiri dari : LaboratoriumBertugas untuk melakukan pengumpulan bahan, penelaahan, penyiapan,pelaksanaan serta evaluasi atas pengelolaan rencana pemanfaatan, penembangan atas pemanfaatan serta pelayanan jasa sarana laboratorium penunjang pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi. BengkelBertugas untuk melakukan pengumpulan bahan, penelaahan, penyiapan, pelaksanaaan serta evaluasi atas pengelolaan rencana pemanfaatan serta pelayanan jasa sarana bengkel penunjang pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi.

Bidang Program dan Kerja SamaBidang Program dan Kerjasama mempunyai tugas menyiapkan, melaksanakan dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pusat bidang minyak dan gas bumi.

Bidang Program dan Kerjasama Terdiri Dari:Sub Bidang Rencana dan ProgramSub Bidang Kerja Sama dan Informasi

Visi Pusdiklat Migas CepuVisi Pusdiklat Migas Cepu adalah menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi yang unggul dengan mewujudkan kepemerintahan yang bersih, baik transparan dan terbuka.

Misi Pusdiklat Migas CepuMisi yang diemban oleh Pusdiklat Migas Cepu adalahMeningkatkan kapasitas aparatur negara dan Pusdiklat Migas untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.Meningkatkan kompetensi tenaga sub sektor Migas untuk berkompetisi melalui mekanisme ekonomi pasar.Meningkatkan kemampuan perusahaan minyak dan gas bumi menjadi lebih kompetitif melalui pengembangan sumber daya manusia

Tugas PokokBerdasarkan perturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral No. 18 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral pasal 807 bahwa Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi mempunyai tugas melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan bidang Minyak dan Gas Bumi.

FungsiAdapun fungsidari Pusdiklat Migas sesuai pasal 808 adalah:Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program dibidang pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi;Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dibidang Minyak dan Gas Bumi;Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dibidang pendidikan dan pelatihan Minyak dan Gas Bumi;Pelaksanaan administrasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.

DASAR TEORIAliran Dalam Media BerporiFluida yang mengalir dari formasi produksi ke lubang sumur akan dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:Sifat Fisik FormasiSifat Fisik fluida yang mengalirGeometri sumur dan daerah pengurasanPerbedaan tekanan antara formasu produksi dan lubang bor saat terjadi aliranFluida dari reservoir dapat berupa gas, minyak dan air. Pada kondisi tekanan di atas buble point, gas masih terlarut dalam minyak sehingga aliran fluida hanya satu fasa saja (cair). Bila tekanan reservoir sudah berada di bawah tekanan buble point, maka gas akan memisahkan diri dan ikut mengalir bersama minyak, sehingga dengan demikian aliran fluida menjadi dua fasa (gas dan minyak).

Peralatan di Lab Pusdiklat Migas Cepu :

BitBit (mata bor) atau bisa juga diartikan dengan pahat adalah peralatan yang dipasang pada ujung paling bawah dari drill string dan menyentuh formasi. Fungsi dari bit adalah untuk membor lubang sumur. Bit menerima beban dan putaran dari drill string yang dapat menembus dan menghancurkan formasi. Yang mana nantinya, cutting yang dihasilkan akan diangkat keatas oleh lumpur pemboran hingga bit akan terus menembus dan menghancurkan formasi batuan baru secara terus menerus. Proses yang berlangsung secara terus menerus ini akan menghasilkan lubang/ sumur.Setiap bit mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam melobangi sumur. Keberhasilan operasi pengeboran ditentukan oleh bit performance atau kemampuan mata bor untuk melobangi sumur setiap feet (kaki) yang semaksimal mungkin.Oleh sebab itu jenis mata bor yang digunakan harus sesuai dengan kekerasan lapisan formasi yang dibor.

JENIS/ TIPE DARI BIT (MATA BOR) Two-Cone (Dua Kerucut)Terbuat dari baja yang di-mill (giling), penggunaan mata bor jenis ini sangat terbatas hanya untuk batuan formasi yang lunak.Jenis ini memiliki 2 mata bor yang dipasang sejajar dan berputar seperti roda didalam lubang sumur ketika bit berputar, karena itu bit ini penggunaannya sangat terbatas hanya untuk lapisan batuan formasi yang relatif lunak.

Gambar Two-Cone Bit Three-Cone (Tiga Kerucut) atau Tungsten Carbide Insert.Bit jenis ini paling banyak digunakan, terbuat dari milled ataupun dari tungsten carbide insert. Untuk bit jenis ini yang berbahan dasar milled dan digunakan untuk membor formasi yang relatif keras maka dibuat dengan proses khusus dan pemanasan (heat treating). Sedang yang menggunakan bahan dasar tungsten carbide insert dibuat dari tungsten carbide yang kemudian ditekan dalam mesin yang mempunyai lubang berbentuk cone (kerucut). Bit jenis ini juga dirancang untuk formasi lunak, sedang dan keras. Jika dibandingkan dengan steel-tooth bit, maka tungsten carbide insert bit mempunyai daya tahan dan kemampuan yang lebih baik dalam membor sumur minyak.Salah satu inovasi dari tungsten carbide insert bit adalah adanya perubahan pada sealed bearing yang memungkinkan untuk berputar hingga 180 rpm, bandingkan dengan kemampuan rotasi yang lama yang hanya 4 rpm. Untuk membor formasi yang lunak digunakan tungsten carbide yang bergigi panjang dan ujungnya berbentuk pahat (chisel-shape end), sedangkan untuk formasi yang lebih keras digunakan tungsten carbide yang bergigi pendek dan ujungnya berbentuk hemispherical (biasanya disebut button bit).

Gambar Three-Cone bit

Four-Cone (empat kerucut)Saat ini, mata bor jenis four-cone hanya dibuat dari milled toohtbit dan biasanya digunakan untuk membor lubang berukuran besar (lebar). Seperti lubang dengan diameter 26 inch (660,4 mm) atau bahkan yang lebih lebar.

Gambar Four-Cone bit

Blow Out Preventer (BOP)Fungsi utama dari sistem pencegahan semburan liar (BOP System) adalah untuk menutup lubang bor ketika terjadi kick. Blow out terjadi karena masuknya aliran fluida formasi yang tak terkendalikan ke permukaan. Blow out biasanya diawali dengan adanya kick yang merupakan suatu intrusi fluida formasi bertekanan tinggi kedalam lubang bor. Intrusi ini dapat berkembang menjadi blowout bila tidak segera diatasi.Rangkaian peralatan sistem pencegahan semburan liar (BOP System) terdiri dari dua sub komponen utama yaitu Rangkaian BOP Stack, Accumulator dan Sistem Penunjang.

Gambar Blow Out PreventerBOP sangat diperlukan dalam operasi pemboran, sebagai pengaman apabila sewaktu-waktu terjadi kick. Apabila terjadi kick maka crew dengan cepat menutup Blowout Preventer dengan menghidupkan kontrol pada accumulator yang terletak pada lantai bor.Pada perencanaan BOP Stack, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut : Kekuatan penahanan tekanan Pemilihan dan pengaturan komponen Variasi penempatan, serta Sistem pembelokProsedur yang lazim digunakan dalam memperkirakan besarnya tekanan yang terjadi pada pemboran sumur dangkal adalah dengan estimasi tekanan yang mungkin terjadi dengan berat lumpur yang digunakan serta kedalaman operasi pemboran. Sedangkan untuk sumur dalam memerlukan perhitungan yang lebih kompleks. Blow out preventer sistem sangat berguna untuk mencegah terjadinya suatu aliran fluida formasi yang tidak terkendalikan sampai ke permukaan, yaitu dengan menutup lubang bor ketika terjadi kick. Faktor utama yang harus diperhatikan adalah tentang keadaan lumpur bor. Lumpur bor harus terus dikontrol sehingga kita dapat mengetahui kalau terjadi kick. Tanda-tanda terjadinya kick antara lain lumpur bor memberikan tekanan hidrostatik lebih kecil dari tekanan formasi, volume lumpur dalam mud pit terlalu besar, dan lain-lain. Sistem ini terdiri dari dua sub-komponen utama, yaitu BOP stack dan accumulator serta supporting system. Adapun fungsi dari BOP Stack adalah menahan tekanan lubang bor bila terjadi kick dan apabila keadaan darurat maka accumulator akan menutup BOP Stack. Dan untuk menggerakkan accumulator yang bekerja pada sistem BOP stack, menggunakan "High Pressure Hydraulic" (saluran hidrolik bertekanan tinggi).

Float ShoePada prinsipnya adalah sama dengan casing shoe, perbedaannya terletak pada adanya valve yang berfungsi untuk : Mencegah aliran balik, mencegah blowout pada saat casing diturunkan. Mencegah aliran balik semen, setelah proses penyemenan. Memperkecil beban menara.

Gambar Float Shoe

CentralizerUntuk mendapatkan cincin semen yang baik (merata), casing harus terletak ditengah-tengah lubang, untuk itu casing dilengkapi dengan centralizer.Fungsi dari centralizer sebagai berikut :1. Menempatkan casing di tengah-tengah lubang2. Menyekrap mud cake3. Mencegah terjadinya differntial stickingCentralizer dibuat dari bahan baja, sehingga mampu mendorong casing di tengah-tengah lubang.

Gambar Float Shoe

ScratchersSuatu alat yang dirangkaikan/dipasang pada casing dan berfungsi untuk membersihkan dinding lubang bor dari mud cake, sehingga didapat lubang bor yang bersih. Ada dua jenis scratchers , yaitu Rotation type wall scratchers dan Reciprecasing type scratcher. Pemasangan scratchers pada casing pada umumnya dilas, tetapi dewasa ini dipasang dengan step collar atau clemps. Receiprecasing scratcher umumnya dipasang pada interval 15-20 ft sepanjang daerah yang disusun, sedang relating scretcher dipasang pada zone produktif (porous).

Fishing ToolsFishing Tools sangat diperlukan dalam kegiatan pemboran sumur, karena Tools ini digunakan untuk memancing sebagian peralatan pemboran ( Drill Bit, Drill Collar, Drill Pipe, Casing, Tubing, Wire Rope, Wireline Logging Tools, Packer dan Handling Tools) yang tertinggal di dalam sumur, sehingga kegiatan pemboran sumur bisa dilanjutkan kembali.Penyebab utama terjadi Fish :1. Drill Bit sangat rusak, sehingga Cone tertinggal di dasar sumur.2. Drilling String mengalami torsi yang berlebihan, sehingga Drilling String patah.3. Driling String bocor.4. Drilling String terjepit / tersemen, sehingga Drilling String harus dipotong.5. Wireline Logging Tools terjepit.6. Wireline & Wire Rope mengalami tarikan yang berlebihan.7. Casing collapse.8. Tubing mengalami tarikan / Buckling yang sangat berlebihan.9. Packer tidak bisa di release.10. Bagian Handling Tools / Small Tools terjatuh ke dalam sumur.

Kilang minyakKilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia. Produk-produk utama yang dihasilkan dari kilang minyak antara lain: minyak nafta, bensin (gasoline), bahan bakar diesel, minyak tanah (kerosene), dan elpiji.Proses Operasi di dalam Kilang MinyakMinyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari tanah dan belum diproses umumnya tidak begitu bermanfaat. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, minyak mentah tersebut harus diproses terlebih dahulu di dalam kilang minyak. Minyak mentah merupakan campuran yang amat kompleks yang tersusun dari berbagai senyawa hidrokarbon. Di dalam kilang minyak tersebut, minyak mentah akan mengalami sejumlah proses yang akan memurnikan dan mengubah struktur dan komposisinya sehingga diperoleh produk yang bermanfaat.

Secara garis besar, proses yang berlangsung di dalam kilang minyak dapat digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu:1. Proses Distilasi, yaitu proses penyulingan berdasarkan perbedaan titik didih; Proses ini berlangsung di kolom distilasi atmosferik dan Kolom Destilasi Vakum.2. Proses Konversi, yaitu proses untuk mengubah ukuran dan struktur senyawa hidrokarbon. Termasuk dalam proses ini adalah: Dekomposisi dengan cara perengkahan termal dan katalis (thermal and catalytic cracking) Unifikasi melalui proses alkilasi dan polimerisasi Alterasi melalui proses isomerisasi dan catalytic reforming3. Proses Pengolahan (treatment). Proses ini dimaksudkan untuk menyiapkan fraksi-fraksi hidrokarbon untuk diolah lebih lanjut, juga untuk diolah menjadi produk akhir.4. Formulasi dan Pencampuran (Blending), yaitu proses pencampuran fraksi-fraksi hidrokarbon dan penambahan bahan aditif untuk mendapatkan produk akhir dengan spesikasi tertentu.5. Proses-proses lainnya, antara lain meliputi: pengolahan limbah, proses penghilangan air asin (sour-water stripping), proses pemerolehan kembali sulfur (sulphur recovery), proses pemanasan, proses pendinginan, proses pembuatan hidrogen, dan proses-proses pendukung lainnya.