materi penyuluhan dm

11
MATERI PENYULUHAN DIABETES MELITUS By dr. Iqnu Sasminta Bhakti Dokter Internsip Puskesmas Sigaluh 1 Banjaregara A. Pengertian Diabetes adalah suatu penyakit yang timbul akibat tubuh tidak mampu mengendalikan jumlah gula, atau glukosa dalam aliran darah. Ini menyebabkan hiperglikemia, suatu keadaan gula darah yang yang kadarnya lebih tinggi dari pada orang normal. Faktor utama pada diabetes ialah insulin, suatu hormon yang dihasilkan oleh kelompok sel beta di pankreas. Insulin memberi sinyal kepada sel tubuh agar menyerap glukosa. Insulin, bekerja dengan hormon pankreas lain yang disebut glukagon, yang juga mengendalikan jumlah glukosa dalam darah. Apabila tubuh menghasilkan terlampau sedikit insulin atau jika sel tubuh tidak menanggapi insulin dengan tepat terjadilah diabetes. B. Etiologi Penyebab diabetes mellitus sampai sekarang belum diketahui dengan pasti tetapi umumnya diketahui karena kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter memegang peranan penting. Faktor lain yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu : 1

Upload: iqnu-sasminta-bhakti

Post on 17-Feb-2016

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dm

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Penyuluhan Dm

MATERI PENYULUHAN

DIABETES MELITUS

By dr. Iqnu Sasminta Bhakti

Dokter Internsip Puskesmas Sigaluh 1 Banjaregara

A. Pengertian

Diabetes adalah suatu penyakit yang timbul akibat tubuh tidak mampu

mengendalikan jumlah gula, atau glukosa dalam aliran darah. Ini menyebabkan

hiperglikemia, suatu keadaan gula darah yang yang kadarnya lebih tinggi dari

pada orang normal. Faktor utama pada diabetes ialah insulin, suatu hormon yang

dihasilkan oleh kelompok sel beta di pankreas. Insulin memberi sinyal kepada sel

tubuh agar menyerap glukosa. Insulin, bekerja dengan hormon pankreas lain yang

disebut glukagon, yang juga mengendalikan jumlah glukosa dalam darah. Apabila

tubuh menghasilkan terlampau sedikit insulin atau jika sel tubuh tidak

menanggapi insulin dengan tepat terjadilah diabetes.

B. Etiologi

Penyebab diabetes mellitus sampai sekarang belum diketahui dengan

pasti tetapi umumnya diketahui karena kekurangan insulin adalah penyebab utama

dan faktor herediter memegang peranan penting. Faktor lain yang dianggap

sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :

1. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai

kegagalan sel beta melepas insulin.

2. Faktor-faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen

yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan

gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.

3. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas

yang disertai pembentukan sel-sel antibodi antipankreatik dan

mengakibatkan kerusakan sel-sel penyekresi insulin.

1

Page 2: Materi Penyuluhan Dm

4. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan terhadap insulin

akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membran sel yang

responsir terhadap insulin.

C. Klasifikasi Diabetes Mellitus

Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut:

1. Tipe I : diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)

2. Tipe II : diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)

3. Diabetes mellitus gestasional (GDM)

4. DM dengan klasifikasi lain.

a. Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)

Sering terjadi pada usia sebelum 30 tahun. Biasanya juga disebut Juvenille

Diabetes, gangguan ini ditandai dengan adanya hiperglikemia (meningkatnya

kadar gula darah). Faktor genetik dan lingkungan merupakan faktor pencetus

IDDM. Oleh karena itu insiden lebih tinggi atau adanya infeksi virus (dari

lingkungan) misalnya coxsackievirus B dan streptococcus sehingga pengaruh

lingkungan dipercaya mempunyai peranan dalam terjadinya DM. Virus atau

mikroorganisme akan menyerang pulau-pulau langerhans pankreas, yang

membuat kehilangan produksi insulin. Dapat pula akibat respon autoimmun,

dimana antibodi sendiri akan menyerang sel bata pankreas. Faktor herediter, juga

dipercaya memainkan peran munculnya penyakit ini.

b. Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)

Virus dan kuman leukosit antigen tidak nampak memainkan peran

terjadinya NIDDM. Faktor herediter memainkan peran yang sangat besar.

Terjadinya hiperglikemia disaat jumlah reseptor insulin menurun atau mengalami

gangguan. Faktor resiko dapat dijumpai pada klien dengan riwayat keluarga

menderita DM adalah resiko yang besar.

c. Diabetes Gestasional

2

Page 3: Materi Penyuluhan Dm

Diabetes Gestational  adalah suatu kondisi yang ditandai dengan tingkat

gula darah tinggi (glukosa) selama kehamilan. Kondisi tersebut terjadi pada

sekitar 4% dari seluruh kehamilan. Hampir semua wanita memiliki beberapa

tingkat intoleransi glukosa sebagai akibat dari perubahan hormon yang terjadi

selama kehamilan. Itu berarti bahwa gula darah akan mungkin lebih tinggi dari

normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk menderita diabetes. Selama periode akhir

dari kehamilan (trimester ketiga), perubahan hormonal menempatkan wanita

hamil beresiko untuk diabetes gestational. Selama kehamilan, terjadi peningkatan

kadar hormon tertentu yang dibuat dalam plasenta (organ yang menghubungkan

bayi dengan tali pusat ke rahim) untuk membantu menyalurkan nutrisi kepada

janin yang sedang berkembang. Hormon lain yang diproduksi oleh plasenta

berguna untuk membantu mencegah ibu dari menderita kadar gula darah rendah,

dengan bekerja dengan melawan tindakan insulin.

D. Patofisiologi

a. DM tipe I

Pada Diabetes tipe I terdapat ketidak mampuan pankreas menghasilkan

insulin karena hancurnya sel-sel beta pulau langerhans. Dalam hal ini

menimbulkan hiperglikemia. Dengan tingginya konsentrasi glukosa dalam darah,

maka akan muncul glukosuria (glukosa dalam urin) dan ekskresi ini akan disertai

pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan (diuresis osmotic) sehingga

pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus

(polidipsia). Defesiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak

sehingga terjadi penurunan berat badan akan muncul gejala peningkatan selera

makan (polifagia). Akibat yang lain yaitu terjadinya proses glikogenolisis

(pemecahan glukosa yang disimpan) dan glukogeonesis tanpa hambatan sehingga

efeknya berupa pemecahan lemak dan terjadi peningkatan keton yang dapat

mengganggu keseimbangan asam basa dan mangarah terjadinya ketoasidosis.

Hormon insulin dihasilkan oleh pankreas, organ pencernaan yang terletak

di belakang lambung. Di dalam pankreas terdapat kumpulan sel yang dinamakan

pulau-pulau Langerhans, yang berisi sel beta yang memproduksi hormon insulin.

Insulin dapat diibaratkan sebagai “anak kunci” untuk membuka “pintu masuk”

3

Page 4: Materi Penyuluhan Dm

bagi glukosa ke dalam sel tubuh, di mana di dalam sel tersebut glukosa akan

diolah menjadi tenaga. Jika pankreas tidak memproduksi hormon insulin, atau

produksi hormon insulinnya tidak mencukupi kebutuhan, maka glukosa dalam

darah tidak dapat masuk ke dalam sel tubuh.

b. DM tipe II

Terdapat dua masalah utama pada DM Tipe II yaitu resistensi insulin dan

gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan berkaitan pada reseptor kurang

dan meskipun kadar insulin tinggi dalam darah tetap saja glukosa tidak dapat

masuk kedalam sel sehingga sel akan kekurangan glukosa. Mekanisme inilah yang

dikatakan sebagai resistensi insulin. Untuk mengatasi resistensi insulin dan

mencegah terbentuknya glukosa dalam darah yang berlebihan maka harus terdapat

peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Namun demikian jika sel-sel beta

tidak mampu mengimbanginya maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadilah

DM tipe II.

Hormon insulin yang diproduksi pankreas memiliki jumlah yang cukup

atau bahkan berlebih, tetapi jumlah reseptor (penangkap) insulin di permukaan sel

kurang. Reseptor insulin dapat diibaratkan sebagai “lubang kunci” untuk “pintu

masuk” ke dalam sel. Kondisi diabetes melitus tipe 2 dapat diibaratkan jumlah

“anak kunci”nya (insulin) cukup, namun “lubang kunci”nya (reseptor) kurang.

Hal ini menyebabkan glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit, menyebabkan sel

kekurangan glukosa untuk bahan bakar prosesnya, dan kadar glukosa dalam darah

meningkat. Pada diabetes melitus tipe 2 juga dapat ditemukan kondisi di mana

jumlah insulin cukup atau lebih, tetapi kualitasnya kurang baik sehingga gagal

membawa glukosa masuk ke dalam sel.

E. Manifestasi Klinis

a. Poliuria

Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membrane dalam

sel menyebabkan hiperglikemia sehingga serum plasma meningkat atau

4

Page 5: Materi Penyuluhan Dm

hiperosmolariti menyebabkan cairan intrasel berdifusi kedalam sirkulasi atau

cairan intravaskuler, aliran darah ke ginjal meningkat sebagai akibat dari

hiperosmolariti dan akibatnya akan terjadi diuresis osmotic (poliuria).

b. Polidipsia

Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam vaskuler

menyebabkan penurunan volume intrasel sehingga efeknya adalah dehidrasi sel.

Akibat dari dehidrasi sel mulut menjadi kering dan sensor haus teraktivasi

menyebabkan seseorang haus terus dan ingin selalu minum (polidipsia).

c. Poliphagia

Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar

insulin maka produksi energi menurun, penurunan energi akan menstimulasi rasa

lapar. Maka reaksi yang terjadi adalah seseorang akan lebih banyak makan

(poliphagia).

d. Penurunan berat badan

Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel kekurangan

cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari itu maka sel akan

menciut, sehingga seluruh jaringan terutama otot mengalami atrofidan penurunan

secara otomatis.

e. Malaise atau kelemahan.

F. Tes Diagnostik

a. Adanya glukosa dalam urine. Dapat diperiksa dengan cara benedict

(reduksi) yang tidak khas untuk glukosa, karena dapat positif pada

diabetes.

b. Diagnostik lebih pasti adalah dengan memeriksa kadar glukosa dalam

darah.

1) Gula darah puasa tinggi > 140 mg/dl.

2) Test toleransi glukosa oral (TTGO) 2 jam pertama > 200 mg/dl.

3) GDS > 200 mg/dl selama dua kali waktu yang berbeda.

4) Urine terdapat glukosa positif.

G. Penatalaksanaan

5

Page 6: Materi Penyuluhan Dm

Diabetes Mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan

berbagai penyakit, dan diperlukan kerjasama semua pihak untuk meningkatan

pelayanan kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan berbagai usaha,

antaranya:

a. Perencanaan Makanan

Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang

seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak yang sesuai dengan

kecukupan gizi baik yaitu:

Karbohidrat sebanyak 60 %

Protein sebanyak 15 %

Lemak sebanyak 25 %

Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress

akut dan kegiatan jasmani. Untuk kepentingan klinik praktis, penentuan jumlah

kalori dipakai rumus Broca yaitu Barat Badan Ideal = (TB-100)-10%, sehingga

didapatkan Berat badan kurang < 90% dari BB Ideal.

Berat badan normal = 90-110% dari BB Ideal.

Berat badan lebih = 110-120% dari BB Ideal.

Gemuk > 120% dari BB Ideal.

b. Latihan Jasmani

Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama

kurang lebih 30 menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit

penyerta. Sebagai contoh olah raga ringan adalah berjalan kaki biasa selama 30

menit, olehraga sedang berjalan cepat selama 20 menit dan olah raga berat

jogging.

c. Obat Hipoglikemik:

1) Sulfonilurea

Obat golongan sulfonilurea bekerja dengan cara:

a) Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan.

b) Menurunkan ambang sekresi insulin.

c) Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa.

6

Page 7: Materi Penyuluhan Dm

Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien dengan BB normal dan

masih bisa dipakai pada pasien yang beratnya sedikit lebih. Klorpropamid kurang

dianjurkan pada keadaan insufisiensi renal dan orangtua karena resiko

hipoglikema yang berkepanjangan, demikian juga gibenklamid. Glukuidon juga

dipakai untuk pasien dengan gangguan fungsi hati atau ginjal.

2) Biguanid

Preparat yang ada dan aman dipakai yaitu metformin. Sebagai obat

tunggal dianjurkan pada pasien gemuk (imt 30) untuk pasien yang berat lebih

(IMT 27-30) dapat juga dikombinasikan dengan golongan sulfonilurea.

3) Insulin

Indikasi pengobatan dengan insulin adalah :

a) Semua penderita DM dari setiap umur (baik IDDM maupun NIDDM)

dalam keadaan ketoasidosis atau pernah masuk kedalam ketoasidosis,

b) DM dengan kehamilan/ DM gestasional yang tidak terkendali dengan

diet (perencanaan makanan),

c) DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral dosif

maksimal. Dosis insulin oral atau suntikan dimulai dengan dosis rendah

dan dinaikkan perlahan-lahan sesuai dengan hasil glukosa darah pasien.

Bila sulfonilurea atau metformin telah diterima sampai dosis maksimal

tetapi tidak tercapai sasaran glukosa darah maka dianjurkan penggunaan

kombinasi sulfonilurea dan insulin,

d) Penyuluhan untuk merancanakan pengelolaan sangat penting untuk

mendapatkan hasil yang maksimal. Edukator bagi pasien diabetes yaitu

pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan yang

bertujuan menunjang perubahan perilaku untuk meningkatkan pemahaman

pasien akan penyakitnya, yang diperlukan untuk mencapai keadaan sehat

yang optimal.

H. Komplikasi

7

Page 8: Materi Penyuluhan Dm

Diabetes Mellitus bila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan

komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, saraf,

janin, ibu dan lain-lain.

8