materi pag

Upload: aldika-rama

Post on 15-Jul-2015

419 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Tujuan hidup menurut Agama Hindu adalah tercapainya kesejahteraan hidup jasmani jagadhita dan kebahagiaan hidup rohani moksa. Ajaran Agama Hindu yang berorientasi pada kehidupan Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit memberi pandangan bahwa kehidupan bernegara merupakan suatu masalah yang sangat penting dan mendasar. Dalam ilmu Nitisastra kita dapat mempelajari berbagai macam konsep tentang kehidupan bernegara, seperti bentuk negara, tujuan negara, kedaulatan negara, dan kepemimpinan. Ajaran Agama Hindu menuntun umatnya mewujudkan cita-cita membangun dan menata kehidupan bernegara serta untuk menjadi warga negara yang baik. Demikian juga tentang tuntunan bagi setiap umatnya yang mendapat kesempatan memimpin negara, baik sebagai pemimpin pada tingkat tinggi, menengah, bawah, dan juga untuk memimpin diri sendiri sesungguhnya telah digariskan dalam sastra-sastra suci Agama Hindu. Dalam pembahasan ini akan dijelaskan pengertian dari kepemimpinan dan pemimpin, tujuan kepemimpinan Hindu, asas-asas kepemimpinan Hindu, dan sifat kepemimpinan Hindu.

1.2 Rumusan Masalah

1

1. Apa pengertian dari kepemimpinan dan pemimpin? 2. Apa tujuan kepemimpinan Hindu? 3. Apa saja asas-asas kepemimpinan Hindu? 4. Apa saja sifat-sifat dari kepemimpinan Hindu?

1.3 Tujuan Penulisan Dengan dibuatnya paper ini, pembaca diharapkan dapat mengerti dan memahami pengertian kepemimpinan dan pemimpin, memahami tujuan kepemimpinan Hindu, memahami dan menerapkan asas-asas kepemimpinan Hindu, dan memahami sifat-sifat dari kepemimpinan Hindu.

1.4 Metode Penulisan Paper ini terdiri dari tiga bab, yaitu: 1. Bab I pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan metode penulisannya. 2. Bab II Isi, yang terdiri dari pengertian, tujuan, asas-asas, dan sifat-sifat kepemimpinan Hindu. 3. Bab III penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran serta daftar pustaka.2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian KepemimpinanBerbicara tentang kepemimpinan dalam agama Hindu, mengingatkan kita pada keberadaan dan kebesaran nama Maha Rsi Kautilya. Beliau merupakan konseptor dalam penataan system pemerintahan di Kerajaan Magada. Ilmu Pemerintahan Hindu yang disusun oleh Maha Rsi Kautilya disebut dengan nama Arthasastra. Kitab ini dikenal juga dengan nama Danda Niti, Raja Dharma atau Raja Niti dan Kautilya Arthasastra. Kepemimpinan dan Pemimpin adalah dua kata yang sulit dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Kepemimpinan adalah tindakan seorang pemimpin menurut tugas dan fungsi pokoknya. Kepemimpinan sering disamakan dengan kata Leadership dan Management. Dalam Agama Hindu, secara umum sering diartikan dengan kata Nitisastra. Kepemimpinan (Nitisastra) mengandung arti

3

sebagai suatu seni untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau manusia sehingga tergerak untuk turut mengikuti kemauannya dengan ikhlas untuk tujuan bersama. Kepemimpinan adalah suatu system mengkoordinasikan kemampuan untuk mengadakan perencanaan, menggerakkan dan melakukan pengawasan.

Kepemimpinan adalah suatu seni untuk menggerakkan orang lain guna mencapai tujuan tertentu atau tujuan bersama. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kemampuan untuk menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu atau tujuan bersama. Seorang pemimpin di dalam melaksanakan kepemimpinan hendaknya memiliki kemampuan, pengetahuan, dan kelebihan tertentu dari bawahannya. Diharapkan agar pemimpin mampu membina bawahannya menjadi mahir secara teknis, bersemangat atau bergairah dalam bekerja, loyal, dan bermoral tinggi. Juga bisa membangkitkan kekuatan rasional dan emosional yang positif serta mampu mengembangkan segenap potensi anak buahnya dalam iklim social yang menyenangkan. Kata Nitisastra berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata Niti dan Sastra. Niti berarti kemudi, pemimpin, politik dan social etik, pertimbangan, dan kebijakan. Sastra berarti ajaran, nasihat, aturan, dan teori. Kata Nitisastra dapat diartikan dengan ilmu yang bertujuan untuk membangun suatu negara baik dari segi tata negara, tata pemerintahan maupun tata masyarakatnya. Dalam hal ini Nitisastra dapat berarti suatu konsepsi penataan pemerintahan dan pembangunan negara secara umum yang bersifat universal dan teoritis, namun memiliki nilai-nilai praktis. Dalam kitab Manawa Dharmasastra disebutkan sebagai berikut :4

Brahman praptena samskaran ksatriyena yatha widhi, sarwasyasya yathanyayan kartawyam pariraksanam (Manawa Dharmasastra, VII.3) Artinya: Ksatriya (pemimpin) yang telah menerima sakramen menurut Weda,

berkewajiban melindungi seluruh dunia dengan sebaik-baiknya. Sebagai seorang pemimpin, setiap umat Hindu memiliki kewajiban untuk menata, mengarahkan dan menggerakkan kelompoknya untuk beraktivitas guna mewujudkan perlindungan, kesejahteraan, kebahagiaan dan keselamatan bangsa dan negara yang dipimpinnya. Tuhan telah menciptakan raja (pemimpin) untuk melindungi seluruh ciptaannya. Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, seseorang hendaknya memiliki sifat-sifat yang lebih dari seseorang yang dipimpinnya, antara lain :

Kelebihan dalam menggunakan rasio atau pikiran. Kelebihan dalam bidang rohaniah. Kelebihan dalam bidang jasmaniah.

Selain kelebihan sifat-sifat diatas, seorang pemimpin dituntut juga untuk memenuhi persyaratan lainnya yaitu :

5

Intelegensi adalah kemampuan dalam mengobservasi pengetahuan, menghadapi situasi baru, melihat hubungan antara kenyataan dengan situasi baru dan mengambil keputusan secara tepat dan cepat.

Karakter adalah sifat-sifat kepribadian yang berhubungan dengan nilainilai.

Kesiapsiagaan adalah selalu awas dan waspada terhadap segala kemungkinan yang terjadi,ini dapat dilakukan dengan memperkuat fisik dan mempertinggi kesadaran jiwa.

Jujur atau satya adalah kesetiaan. Satya atau kesetiaan dalam Agama Hindu disebut dengan Panca Satya, dengan bagian-bagian sebagai berikut:

Satya Hradaya adalah jujur terhadap diri sendiri atau pikiran, Satya Wacana adalah jujur terhadap perkataan atau ucapan. Satya Semaya adalah setia terhadap janji, yakni konsekuen atau selalu berusaha menepati segala janji yang pernah diucapkan.

Satya Mitra adalah setia terhadap sahabat. Satya Laksana adalah jujur dalam perbuatan atau tindakan, yakni tidak berbuat curang terhadap sesama.

6

Tipe kepemimpinan yang ideal yaitu :1. Pemimpin yang universal, yakni memahami dan mampu menerapkan

ajaran-ajaran seperti: Asta Brata, Panca Upaya Sandhi, Nawa Natya, Tri Upaya Sandhi, Catur Kotamaning Nrpati, Panca Dasa Pramiteng Prabhu, Sad Upaya Guna dan ajaran lainnya yang terdapat dalam kitab suci Weda.2. Pemimpin yang kondisional, yakni memiliki kemampuan secara teknis

untuk menerapkan pola kepemimpinannya sesuai dengan tempat, waktu, dan keadaan (desa, kala, dan patra).

2.2 Tujuan Kepemimpinan HinduTujuan hidup menurut Agama Hindu adalah tercapainya kesejahteraan hidup jasmani jagadhita dan kebahagiaan hidup rohani moksa. Ajaran Agama Hindu yang berorientasi pada kehidupan Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit memberi pandangan bahwa kehidupan bernegara merupakan suatu masalah yang sangat penting dan mendasar. Dalam ilmu Nitisastra kita dapat mempelajari berbagai macam konsep tentang kehidupan bernegara, seperti bentuk negara, tujuan negara, kedaulatan negara, dan kepemimpinan. Ajaran Agama Hindu menuntun umatnya mewujudkan cita-cita membangun dan menata kehidupan bernegara serta untuk menjadi warga negara yang baik. Demikian juga tentang tuntunan bagi setiap umatnya yang mendapat kesempatan memimpin negara, baik sebagai pemimpin

7

pada tingkat tinggi, menengah, bawah, dan juga untuk memimpin diri sendiri sesungguhnya telah digariskan dalam sastra-sastra suci Agama Hindu. Tuntunan ajaran Agama Hindu berguna untuk umatnya agar menjadi warga negara yang baik dengan tujuan untuk membentuk kepengikutan atau sebagai warga negara yang taat. Sedangkan bagi umat yang berkesempatan sebagai pemimpin negara, tuntunan ajaran Agama Hindu bertujuan untuk membentuk kepemimpinan negara yang baik, kuat, bersih, dan berwibawa. Kristalisasi nilainilai ajaran Agama Hindu untuk kehidupan berbangsa dan bernegara terdapat dalam kitab suci Weda, yang dituangkan dalam berbagai bentuk kitab tafsir, seperti Ramayana, Mahabharata, Purana, Bhagawadgita, Sarasamuscaya,

Manusmerti, dan kitab-kitab sastra Agama Hindu lainnya. Di masyarakat, seorang pemimpin akan lebih mudah mengatur masyarakatnya apabila dalam masyarakat itu tiap anggotanya sadar akan hak dan kewajibannya. Kesejahteraan masyarakat negara akan terwujud apabila tiap warga negara mau berjuang mensejahterakan dirinya, keluarga, dan lingkungannya. Di dalam keluarga, seorang ayah sebagai kepala keluarga harus dapat menjamin (bhastri) dan melindungi keluarga (patti) serta istri dan anak-anaknya harus hidup dalam batas-batas kehidupannya. Seorang pemimpin negara harus memiliki konsepkonsep kepemimpinan yang utama untuk menata negaranya. Demikian pula, pemimpin negara secara pribadi dan keluarganya harus menjadi panutan warga negaranya. Ajaran Agama Hindu tidak membenarkan seorang pemimpin negara menjadikan kesibukan sebagai alasan untuk tidak memberi perhatian pada

8

pembinaan pribadinya secara fisik maupun mental, juga terhadap keluarganya. Kehidupan pribadi seorang pemimpin negara harus bersinar dan menjadi contoh bagi warga serta keluarganya. Kitab suci Weda menyebutkan sebagai berikut: Guna manta sang Dasaratha, wruh sira ring weda bhakti ring dewa, tar malupeng pitra puja, masih ta sireng swagotra kabeh (Kekawin Ramayana, 1.3) Artinya: Sangat utama beliau Sang Dasaratha, Sri Baginda ahli Weda (ilmu pengetahuan) sujud bhakti kehadapan Tuhan, tidaklah lupa beliau melaksanakan pemujaan kehadapan Leluhurnya, Sri baginda sangat menyayangi keluarga dan masyarakatnya. Seorang pemimpin negara tidak hanya sibuk dengan urusan negara yang dipimpinnya, tetapi ditengah-tengah kesibukannya dia juga harus memberi perhatian kepada agama yang dianut dan diyakininya, dengan melakukan pemujaan kepada Tuhan dan Roh suci leluhur, serta meluangkan waktunya untuk memberi kasih sayang kepada keluarga dan masyarakatnya. Dalam sastra-sastra Agama Hindu memuat tentang berbagai macam kewajiban-kewajiban warga negara, pemerintah atau pemimpin negaranya, juga tentang berbagai konsep tentang pembinaan berbagai aspek kehidupan social, seni budaya, ekonomi, politik, keamanan, dan pertahanan. Tentang cara-cara mempengaruhi masyarakat untuk tujuan positif, memajukan bidang-bidang duniawi juga diuraikan dalam9

sastra-sastra Agama Hindu. Dengan demikian, sastra-sastra Agama Hindu bukan hanya memuat ajaran yang bersifat rohaniah, namun juga yang bersifat duniawi.

2.3 Asas-asas Kepemimpinan HinduPemimpin yang ideal dan diharapkan oleh orang-orang yang dipimpinnya adalah pemimpin yang mau dan mampu lebih mendahulukan tugas daripada wewenangnya, lebih mengutamakan tugas dan kewajiban daripada hak dan wewenangnya. Berikut asas-asas kepemimpinan Hindu:1. Asta Brata yaitu delapan landasan mental dan moral bagi seorang

pemimpin yang terdiri dari:a. Indra Brata yang artinya seorang pemimpin hendaknya mengikuti

sifat Dewa Indra, yaitu dewa hujan yang diartikan sebagai kemakmuran.b. Yama Brata yang artinya seorang pemimpin hendaknya mengikuti

sifat Dewa Yama, yaitu menciptakan hukum,menegakkan hokum, dan memberi hukuman secara adil.c. Surya Brata yang artinya seorang pemimpin hendaknya member

penerangan secara adil dan merata kepada masyarakat dan selalu berhati-hati.

10

d. Candra Brata yang artinya seorang pemimpin hendaknya selalu

dapat menunjukkan wajah yang tenang dan berseri-seri, sehingga masyarakat yakin akan kebesaran jiwa dari pemimpinnya.e. Bayu Brata yang artinya seorang pemimpin hendaknya selalu

mengetahui dan menyelidiki keadaan yang sebenarnya, terutama keadaan masyarakat yang hidupnya paling menderita.f. Kwera Brata yang artinya seorang pemimpin harus bijaksana

dalam mempergunakan dana atau uang, jangan jadi pemboros dan merugikan negara dan masyarakat.g. Baruna Brata yang artinya seorang pemimpin hendaknya dapat

membersihkan

penyakit

masyarakat,

seperti

pengangguran,

kenakalan remaja, pencurian, dan pengacauan politik.h. Agni Brata yang artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat

kesatria yang disertai dengan semangat tinggi, bagai api yang tidak akan berhenti membakar sebelum apa yang dibakar itu habis.

2. Catur Kotamaning Nrpati yaitu empat sifat utama yang harus dimiliki

seorang pemimpin yang terdiri dari:a. Jnana Wisesa Sudha yaitu seorang pemimpin hendaknya

memiliki pengetahuan yang luhur dan suci.

11

b. Kaprahitaning Praja yaitu seorang pemimpin harus mampu

menunjukkan belas kasihan kepada masyarakat.c. Kawiryan yaitu seorang pemimpin harus berwatak pemberani atau

pantang menyerah.d. Wibawa yaitu seorang pemimpin harus berwibawa terhadap

bawahan dan masyarakatnya.

3. Tri Upaya Sandhi yaitu seorang pemimpin harus memiliki tiga upaya

untuk menghubungkan dirinya dengan masyarakat yang dipimpinnya, yang terdiri dari:a. Rupa yaitu seorang pemimpin harus mengamat-amati wajah dari

masyarakatnya, karena roman muka dari masyarakatnya dapat memberi gambaran tentang keadaan bathin yang sebenarnya.b. Wangsa yaitu seorang pemimpin harus mengetahui susunan

masyarakat (stratifikasi social) yang dipimpinnya.c. Guna

yaitu seorang pemimpin

harus mengetahui tingkat

pengertian dan pengetahuan serta keterampilan (akal) yang dimiliki oleh masyarakat yang dipimpinnya.

12

4. Nawa Natya yaitu sembilan sifat dan sikap teguh serta bersusila yang

harus dimiliki oleh para pemimpin dan para pembantu-pembantunya, guna mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan bangsa dan negara, yang terdiri dari:a. Pradnya Widagda yaitu seorang yang bijaksana dan mahir dalam

berbagai ilmu pengetahuan serta teguh pendirian.b. Wira Sarwa Yudha yaitu pemberani, pantang menyerah dalam

menghadapi berbagai masalah atau tantangan.c. Paramartha yaitu para pemimpin hendaknya memiliki sifat yang

mulia dan luhur.d. Dhirotsaha yaitu para pemimpin hendaknya memiliki ketekunan

dan keuletan dalam semua pekerjaannya.e. Pragiwakya yaitu para pemimpin pandai berbicara d depan umum

dan pandai berdiplomasi.f. Samaupaya yaitu para pemimpin hendaknya setia pada janji yang

dibuatnya dengan masyarakat atau pihak lain.g. Laghawangartha yaitu para pemimpin hendaknya tidak bersifat

pamrih terhadap harta benda di dalam hidup ini.h. Wruh ring Sarwa Bastra yaitu para pemimpin tahu cara

mengatasi berbagai kerusuhan.13

i.

Wiweka yaitu para pemimpin dapat membedakan yang salah dan yang benar.

5. Panca Upaya Sandhi yaitu lima macam usaha dan upaya yang harus

dimiliki oleh pemimpin untuk mnghadapi dan menyelesaikan persoalan serta tantangan yang menjadi tanggungjawabnya, yang terdiri dari:a. Maya yaitu seorang pemimpin harus memiliki dan melakukan

upaya pengumpulan data atau permasalahan yang belum jelas kedudukan dan profesinya, sehingga dapat dilakukan lebih lanjut untuk mencapai kesmpurnaan.b. Upeksa yaitu seorang pemimpin harus memiliki upaya dan

kemampuan untuk meneliti dan menganalisis semua data dan informasi yang ada, sehingga semua permasalahan yang dihadapi dapat diletakkan pada proporsinya.c. Indrajala yaitu seorang pemimpin harus memiliki upaya dan

kemampuan untuk mencari jalan keluar setiap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.d. Wikrama yaitu seorang pemimpin harus memiliki upaya dan

kemampuan untuk melaksanakan semua rencana dan rumusan yang telah diprogram sebelumnya.

14

e. Logika yaitu dalam bertindak, hendaknya selalu didahului dengan

pertimbangan nalar yang sehat dan dapat diterima oleh masyarakat kebanyakan.

6. Sad Warnaning Raja Niti yaitu enam kesan, corak, dan sifat utama

sebagai syarat kepemimpinan seorang pemimpin guna memimpin bangsa dan negara, yang terdiri dari:a. Abhigainnika yaitu seorang pemimpin harus mampu menarik

perhatian yang positif dari masyarakat, bangsa, dan negara.b. Prajna yaitu seorang pemimpin harus memiliki daya kreatif yang

benar dan sesuai dengan dharma guna memimpin bangsa dan negara.c. Utsaha yaitu seorang pemimpin harus memiliki daya kreatif yang

luhur untuk memajukan kepentingan masyarakat.d. Sakya

Samanta

yaitu

seorang

pemimpin

harus

mampu

mengontrol bawahannya dan memperbaiki hal-hal yang dipandang kurang baik menjadi lebih baik.e. Atma Sampad yaitu seorang pemimpin harus memiliki moral

yang baik dan luhur yang dapat dipedomani oleh masyarakat dan bawahannya.

15

f. Aksudra Parisatha yaitu seorang pemimpin harus memiliki

kemampuan untuk memimpin persidangan para mentrinya dan menarik kesimpulan yang bijaksana sehingga dapat diterima oleh semua pihak.

7. Panca Dasa Pramiteng Prabhu yaitu lima belas macam sifat utama yang

dipedomani dan dilaksanakan oleh setiap pemimpin dalam memimpin masyarakat dan bangsa yang dipimpinnya, yang terdiri dari:a. Wijaya

yaitu seorang pemimpin harus berlaku bijaksana dan

penuh hikmat dalam menghadapi masalah yang sangat penting.b. Mantriwira yaitu seorang pemimpin harus bersifat pemberani

dalam membela negara.c. Wicaksanengnaya yaitu seorang pemimpin harus sangat bijaksana

dalam memimpin.d. Natanggwan

yaitu

seorang

pemimpin

harus

mendapat

kepercayaan dari rakyat dan negara.e. Satyabhakti Aprabhu yaitu seorang pemimpin harus selalu setia

dan taat pada atasan.f. Wakmiwak yaitu seorang pemimpin harus pandai berbicara di

depan umum dan berdipolmasi.16

g. Sarjawaupasawa yaitu seorang pemimpin harus bersifat sabar dan

rendah hati.h. Dhirotsaha yaitu seorang pemimpin harus bersifat teguh dalam

segala usaha.i.

Teulelana yaitu seorang pemimpin harus bersifat teguh iman, selalu riang atau optimis dan antusias.

j.

Dibyacita yaitu seorang pemimpin harus bersifat lapang dada atau toleransi dan dapat menghargai pendapat orang lain.

k. Tansatresna

yaitu

seorang

pemimpin

tidak

terikat

pada

kepentingan golongan yang bertentangan dengan kepentingan umum.l.

Masihsatresnabhuwana yaitu seorang pemimpin harus bersifat menyayangi isi alam.

m. Ginengpratidina yaitu setiap hari berusaha berbuat baik dan

berusaha tidak mengulangi perbuatan buruk.n. Sumantri yaitu seorang pemimpin harus bersifat menjadi abdi

negara dan penasihat yang baik.o. Anayakenmusuh

yaitu

seorang

pemimpin

harus

mampu

membersihkan musuh-musuh negara.

17

8. Sad Upaya Guna artinya enam macam upaya luhur yang harus dikuasai

oleh seorang pemimpin. Ajaran ini terdapat dalam kitab Niti Sastra yang memuat sebagai berikut :a. Siddhi artinya pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk

menjalin persahabatan dengan rakyat, sesama dan negara tetangga.b. Wigraha artinya kemampuan untuk memilah-milah persoalan dan

mampu untuk mempertahankan hubungan baik.c. Wibhawa artinya pemimpin memiliki kewibawaan atau disegani

baik oleh rakyat, negara tetangga ataupun musuh-musuhnya.d. Winarya artinya cakap dan bijak dalam memimpin sehingga

memuaskan semua pihak.e. Gasraya artinya kemampuan untuk menghadapi musuh yang kuat

dan tangguh dengan menggunakan strategi/muslihat dalam berdiplomasi atau perang.f. Sthana artinya dapat menjaga hubungan dan perdamaian dengan

baik dan memprioritaskan tentaranya untuk menjaga kedaulatan negara dan menjaga perdamaian serta menghindari peperangan.

18

2.4 Sifat-sifat Kepemimpinan HinduMenurut pandangan Hindu, suksesnya seorang pemimpin bangsa dan negara dalam memimpin masyarakat, apabila yang bersangkutan memiliki sifat dan sikap sebagaimana diuraikan dalam sumber-sumber ajaran Hindu. Lontar Raja Pati Gondala menjelaskan bahwa seorang pemimpin hendaknya bersifat penuh sahabat. Hal ini dikenal dengan istilah Upaya Guna. Ada enam sifat bersahabat bagi seorang pemimpin yang disebut dengan Sad Upaya Guna. Selanjutnya Lontar Raja Pati Gondala menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus memiliki memiliki tiga upaya untuk menghubungkan dirinya dengan masyarakat yang dipimpinnya yang disebut dengan Tri Upaya Sandhi. Lontar Raja Pati Gondala menyebutkan sepuluh macam hal yang patut dijadikan sahabat oleh seorang pemimpin, antara lain:1. Satya yang artinya kejujuran. 2. Arya yang artinya sahabat. 3. Dharma yang artinya kebaikan. 4. Asurya yang artinya orang yang dapat mengalahkan musuh. 5. Mantri yang artinya orang yang dapat mengalahkan kesusahan. 6. Salyatawan yang artinya orang yang banyak sahabat. 19

7. Bali yang artinya orang yang kuat dan sakti. 8. Kaparamathan yang artinya kerohanian. 9. Kadiran yang artinya orang yang tetap pendiriannya. 10. Guna yang artinya orang yang banyak ilmu/pengetahuannya.

Seorang pemimpin agama seperti Maha Rsi Wyasa dipandang memiliki sifat-sifat unggul yang dibawa sejak lahir. Dan sifat-sifatnya yang khas sepertinya tidak dimiliki atau tidak dapat ditiru oleh orang lain. Namun pada zaman modern sekarang, dengan berbagai kemajuan kegiatan yang serba seorang pemimpin. Pemimpin-pemimpin seperti itu harus selalu dipersiapkan, dilatih, dididik, dan dibentuk secara terencana dan sistematis. Pemimpin dengan segenap kelebihan dan kekurangannya itu merupakan suatu fungsi dari situasi secara khusus. Sifatsifatnya yang sesuai, tepat, dan bisa diterima oleh kelompoknya dan juga cocok dengan situasi dan zamannya patut dijadikan seorang pemimpin.

20

3.1 KesimpulanKepemimpinan dan Pemimpin adalah dua kata yang sulit dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Kepemimpinan adalah tindakan seorang pemimpin menurut tugas dan fungsi pokoknya. Kepemimpinan sering disamakan dengan kata Leadership dan Management. Dalam Agama Hindu, secara umum sering diartikan dengan kata Nitisastra. Kepemimpinan (Nitisastra) mengandung arti sebagai suatu seni untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau manusia sehingga tergerak untuk turut mengikuti kemauannya dengan ikhlas untuk tujuan bersama. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kemampuan untuk menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu atau tujuan bersama. Seorang pemimpin di dalam melaksanakan kepemimpinan hendaknya memiliki kemampuan, pengetahuan, dan kelebihan tertentu dari bawahannya. Diharapkan agar pemimpin mampu membina bawahannya menjadi mahir secara teknis, bersemangat atau bergairah dalam bekerja, loyal, dan bermoral tinggi. Pemimpin yang universal, yakni memahami dan mampu menerapkan ajaranajaran seperti: Asta Brata, Panca Upaya Sandhi, Nawa Natya, Tri Upaya Sandhi,

21

Catur Kotamaning Nrpati, Panca Dasa Pramiteng Prabhu, Sad Upaya Guna dan ajaran lainnya yang terdapat dalam kitab suci Weda. Pemimpin yang kondisional, yakni memiliki kemampuan secara teknis untuk menerapkan pola kepemimpinannya sesuai dengan tempat, waktu, dan keadaan (desa, kala, dan patra). Tuntunan ajaran Agama Hindu berguna untuk umatnya agar menjadi warga negara yang baik dengan tujuan untuk membentuk kepengikutan atau sebagai warga negara yang taat. Sedangkan bagi umat yang berkesempatan sebagai pemimpin negara, tuntunan ajaran Agama Hindu bertujuan untuk membentuk kepemimpinan negara yang baik, kuat, bersih, dan berwibawa. Seorang pemimpin negara tidak hanya sibuk dengan urusan negara yang dipimpinnya, tetapi ditengah-tengah kesibukannya dia juga harus memberi perhatian kepada agama yang dianut dan diyakininya, dengan melakukan pemujaan kepada Tuhan dan Roh suci leluhur, serta meluangkan waktunya untuk memberi kasih sayang kepada keluarga dan masyarakatnya. Pemimpin yang ideal dan diharapkan oleh orang-orang yang dipimpinnya adalah pemimpin yang mau dan mampu lebih mendahulukan tugas daripada wewenangnya, lebih mengutamakan tugas dan kewajiban daripada hak dan wewenangnya.

22

Menurut pandangan Hindu, suksesnya seorang pemimpin bangsa dan negara dalam memimpin masyarakat, apabila yang bersangkutan memiliki sifat dan sikap sebagaimana diuraikan dalam sumber-sumber ajaran Hindu.

3.2 SaranPada zaman modern sekarang, dengan berbagai kemajuan kegiatan yang serba teknis dan kompleks, tetapi juga tetap membutuhkan seorang pemimpin. Para calon pemimpin harus selalu dipersiapkan, dilatih, dididik, dan dibentuk secara terencana dan sistematis. Dengan ini, diharapkan dapat menghasilkan para pemimpin yang baik, kuat, bersih, dan berwibawa. Diharapkan juga agar pemimpin mampu membina bawahannya menjadi mahir secara teknis, bersemangat atau bergairah dalam bekerja, loyal, dan bermoral tinggi. Juga bisa membangkitkan kekuatan rasional dan emosional yang positif serta mampu mengembangkan segenap potensi anak buahnya dalam iklim social yang menyenangkan. Pemimpin dengan segenap kelebihan dan kekurangannya itu merupakan suatu fungsi dari situasi secara khusus. Sifat-sifatnya yang sesuai, tepat, dan bisa diterima oleh kelompoknya dan juga cocok dengan situasi dan zamannya patut dijadikan seorang pemimpin. Seorang pemimpin tidak hanya sibuk dengan urusan negara yang dipimpinnya, tetapi ditengah-tengah23

kesibukannya dia juga harus memberi perhatian kepada agama yang dianut dan diyakininya, dengan melakukan pemujaan kepada Tuhan dan Roh suci leluhur, serta meluangkan waktunya untuk memberi kasih sayang kepada keluarga dan masyarakatnya. Pemimpin yang demikian sangat baik dijadikan teladan dalam hidup dan kehidupan ini.

DAFTAR PUSTAKAPGAHN 6 Thn, Singaraja., Nitisastra, Pemerintah Daerah TK. I Bali, 1979. Sudirga, Drs. Ida Bagus, dkk., Widya Dharma Agama Hindu SMA Kelas X, Ganeca Exact, 2007. Sudirga, Drs. Ida Bagus, dkk., Widya Dharma Agama Hindu SMA Kelas XI, Ganeca Exact, 2007. http://singaraja.wordpress.com/2008/02/08/ajaran-kepemimpinan-hindu-edisi-4asta-brata-ramayana/ http://jakarta45.wordpress.com/2008/11/23/kepemimpinan/ http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Hindu

24

Lampiran

Ilustrasi Maharsi Wyasa

25