materi pada webinar young pharmacist 21 mei 2020 · materi pada webinar young pharmacist 21 mei...
TRANSCRIPT
URIP HARAHAP
Departtemen Farmakologi dan Program Magister dan Doktor Ilmu Farmasi
Universitas Sumatera Utara
[email protected]; [email protected]
Materi pada webinar Young Pharmacist 21 Mei 2020
Apoteker URIP HARAHAP
Departtemen Farmakologi dan Program Magister dan Doktor Ilmu Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Materi pada webinar Young Pharmacist 21 Mei 2020
COVID-19
COVID-19
COVID-19
Common Cold(Acute Rhinitis
Lower RespiratotryTract Infections
GastrointestinalTract Infections
COVID-19
COVID-19
SUMBER DAN TRANSMISI SARS COVE 2
The National Institute of Allergy and Infectious Diseases: pemberian remdesivir dibanding placebo,
data yang diperoleh sangat terbatas untukdikatakan obat ini aman — suatu studi oleh
ACTT-1 (Adaptive Covid-19 Treatment Trial) tidakterbukti. Dalam percobaan, 8% partisipan yang
diberi remdesivir meninggal, banding 11.6% placebo, perbedaan secara statistic tidak berbeda
signifikan. Steven Nissen (Cardiologist – at Cleveland Clinic) remdesivir reduksi kematian
BY MATTHEW HERPER @MATTHEWHERPER MAY 11, 2020
COVID-19
INTRODUKSI
COVID-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) (atau Coronavirus).
Sebelum wabar terjadi di Wuhan, China Desember 2019, samasekali belum ada informasi tentang virus ini
Envelope spike (S) glycoprotein berikatan dengan R-ACE-2
intraseluler dan Dipeptidyl peptidase 4 (DPP4) untuk SARS-CoV dan
MERS-CoV, dan kemudian berfusi dengan membrane host genom
RNA-virus dilepas ke sitoplasmarepilikasi setelah replikasi
genom-RNA beserta Envelope glycoprotein dan protein Nucleocapsid
membentuk vesikel yang mengandung virus berfusi dengan
membran plasma untuk merilis virus baru (secara eksositosis)
Sekuensi genom SARS-CoV-2 baru dilaporkan 10 Januari 2020,
sebelumnya belum diketehui dan dikenal yaitu SARS-CoV-2 baru
jenis -CoV yang memiliki lebih dari 99,98% identitas genetik di
antara 10 sampel yang dikumpulkan dari situs wabah, Pasar
Makanan Laut di Huanan Wuhan
Corona = Crown
S – Spike
E – Envelope
M – Membrane
N – Nucleocapside
Pangolin
Bat
ACE2-R:
entri point
SARS-CoV –
SARd-Cov-2
Four structure Protein. Encoded by ORFs 10, 11 onethird genom
MENGENAL SARS COV-2
Sebelum lockdown Setelah lockdown
COVID-19
KRONOLOGI● Wabah Coronavirus disease 2019 (COVID-19),
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) coronavirus 2 (SARS-CoV-2),
telah membunuh >3,000 orang dan lebih 80,000
terinfeksi di China dan di berbagai belahan dunia
Catastrophe for humans. ● Sama dengan virus SARS-CoV, yang menyebabkan
SARS ribuan orang pada tahun 2003, SARS-CoV-
2, ditransmisi dari kelelawar dengan mekanisme dan
sisptom yang sama
● COVID-19: severitas dan mortalitasnya lebih rendah
ketimbang SARS, tetapi lebih transmisif, lebih
mempengaruhi lansia daripada yang lebih muda, lebih
kepada laki-laki ketimbang perempuan (?)
International Journal of Biological Sciences 2020; 16(10): 1753-1766.
On February 11, 2020, a multi-center study on 8,866 patients including 4,021 confirmed COVID-19
COVID-19
MARKET
IMPACT ON
PASSENGER
NUMBERS
IMPACT ON
PASSENGER
REVENUES
Australia, China, Japan, Malaysia, Singapore, South
Korea, Thailand, Vietnam-23% -$49.7 billion
Austria, France, Italy, Germany, Netherlands, Norway,
Spain, Switzerland, Sweden, the United Kingdom-24% -$37.3 billion
Rest of Europe -9% -$6.6 billion
Bahrain, Iraq, Iran, Kuwait, Lebanon, the United Arab
Emirates-23% -$4.9 billion
Rest of Middle East -9% -$2.3 billion
Canada and US -10% -$21.1 billion
Kasus pertama December 2019, dari 18 – 29 Desember 5 masuk
rumah sakit karena mengalami Acute respiratory distress syndrome
(ARDS) dan 1 meninggal
Pada 2 Januari 2020, 41 orang masuk RS, hasil Lab positifterinfeksi COVID-19, hampir separoh pasien mengidapdiabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular
Pada 22 Januari 2020, sejak 20219 total coronavirus baru(COVID-19) dilaporkan adalah 571 kasus di 25 provinsi di Cina
Pada 25 Januari 2020, total 1975 kasus dipastikan terinfeksiCOVID-19 di daratan Cina dengan total 56 kematian.
KRONOLOGI
Laporan 24 Januari 2020, kumulatif insiden di China 5502 kasus
Pada 30 Januari 2020, dipastikan kasus di Cina mencapai 7734 kasus dan 90
kasus lain dilaporkan terjadi pada berbagai negara termasuk Taiwan, Thailand,
Vietnam, Malaysia, Nepal, Sri Lanka, Cambodia, Japan, Singapore, Republic of
Korea, United Arab Emirates, United States, The Philippines, India, Australia,
Canada, Finland, France, dan Germany.
Kasus afatal 2.2% (170/7824)
Pada 7 Februari 2020 atas laporan Nature revealed that Chinese health
authoritie, 31,161 terinfeksi di China, dan lebih dari 630 meninggal dunia
WHO melaporkan 51,174 dipastikan kasus 15, 384 parah dan 1666 meninggal di
China.
Secara global 16 Februar 2020), kasus mencapai 51,857 orang di 25 negara
KRONOLOGI
KRONOLOGI
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019
Journal of Autoimmunity Volume 109, May 2020, 102433
COVID-19
Jumping species—a mechanism for coronavirus persistence and survival
https://doi.org/10.1016/j.onehlt.2020.100124
A highly pathogenic coronavirus into the human population in the twenty-first century
COVID-19
COVID-19
COVID-19
COVID-19
Jossua Philiph
COVID-19
COVID-19
COVID-19
COVID-19
COVID-19
COVID-19
COVID-19
COVID-19
PEMBENTUKAN
VIRUS BARU
COVID-19
COVID-19
Ilustrasi skematis tanda-tanda klinis, modus transmisi, diagnosis dan disain vaksin
serta strategi pencegahan dan pengendalian penting mengkonter COVID-19Preprints (www.preprints.org) Posted: 2 April 2020
Kelompok berisiko - Komorbitas
Catan Penting Dr. Thomson: penyakit pernafasan sebagai faktor risiko buruk terhadap pasien COVID-19 sangat kecil ketimbang penyakit KV atau DM (sumber: beberapa penelitian medis pasien COVID-190).
1. Hasil analisis retrospektif pasien dewasa kritis di ICU RS Cina antara akhir Desember 2019 dan 26 Januari 2020; 22% yang meninggal adalah penderita serebrovaskular, 22% DM, dan 6% penyakitpernapasan kronis. a. Analisis data penderita COVID-19 hasil konfirmasi laboratorium di RS Cina hingga 29 Januari 2020,
ditemukan 16,2% mengidap DM parah; 23,7% penderita hipertensi; 3,5% penderita COPD (PPOK). b. Berdasarkan Rekam Medis (RM) penderota Covid-19 di RS Wuhan (antara 16 Januari &3 Februari
2020), 37,9% HTN dan 13,8% DM adalah penyakit penyerta paling umum, dan hanya 3,4% COPD. Kesimpulan semua kasus COVID-19 (laporan hingga 11 Februari 2020) dari Sistem Informasi Penyakit
Menular (Infectious Disease Information System ) di China, tingkat fatalitas pada individu PKV, penyakit pernapasan kronis, dan DM masing-masing 10,5%, 6,3%, dan 7,3%, dibandingkan dengan 0,9% pada pasien tanpa komorbiditas.
Berdasarkan kasus COVID-19 pasien yang dirawat di rumah sakit di Wuhan, Cina, pasien ICU- DM lebihberisiko terhadap Covid-19 ketimbang yang tidak menerima perawatan ICU (22,2% vs 5,9%)
doi: 10.1111/IJCP.13512DR. RICHARD ALBERT STEIN (Orcid ID : 0000-0002-5944-8008)
COVID-19
MEKANISME ENTRI DAN BADAI SITOKIN
Sel epitelium di paru – alveolus
https://www.youtube.com/results?search_query=covid+19+based+on+molecular+pathology
1. Directly cell entry 2. Endocytosis
Assamble protein (virion baru):
R-ER dan Golgi apparatus
Covid-19 dan Sindroma Badai Sitokin
• Fase 1: Simptom Sedang: Respons sitokin ditujukan untuk mengeliminasi virus
penyebab inflamasi
• Fase 2: Simptom parah: Hiperinflamasi dan destruksi jaringan paru; Inflamasi
tak terkontrol disebut Badai Sitokin (Cytokine Storm); Menyebabkan
kerusakan jaringan paru yang lebih parah Sindroma distress respiratoriakut, dan kematian
Sebagai indentitas, ACE dan ACE2 sharing sebanyak 42% asam amino
(aminopeptidase), terikat dengan membran, meluas diekspresikan pada sel alveolar
manusia. Gen yang mengkode dua protein ini diduga duplikasi.
ACE2 terdistribusi, ekspresi tertinggi di jantung, ginjal, paru, usus kecil, dan testis.
Pada permukaan apikal sel epitel pernapasan, R-ACE2 merupakan entri seluler
SARS-CoV utama virus penyebab wabah SARS tahun 2002-2003.
SARS-CoV berikatan dengan ACE2 sebagai pintu masuk ke sel manusia atau hewan.
ACE2 juga merupakan reseptor untuk SARS-CoV-2 sebagai agen etiologi COVID-19
Analisis struktural menunjukkan SARS-CoV-2 berikatan dengan R-ACE2 dengan
afinitas 10-20 kali lebih tinggi ketimbang SARS-CoV
MENGENAL - ACE VS ACE2
Masuknya SARS-CoV dan SARS-CoV-2 ke sel target dimediasikan glikoprotein spike-virus (S) terdapat di amplop(penyalut) luar virus. Glikoprotein S dua subunit fungsional, S1, mengikat R-seluler dan S2 domain pentinguntuk berfusi (PRIMING) antara selaput dan sel target.
Pengikatanfusi virus dgn membran sel target - langkahawal dan kritis selama siklus infeksi virus dan langkahpertama memicu infeksi.
Ketika virus (S) berikatan dengan ACE2 internalisasi dan aktivitas ACE2 pada permukaan sel SARS-CoV-down-regulasi.
Pengikatakan ACE2 via kawasan subunit virus S1 (domain reseptor binding; RBD) adalah penentu paling penting infeksiSARS-CoV, dan studi tentang "spesies jump" selama wabahSARS 2002-2003 mengungkapkan bahwa perubahan pada satu atau dua asam amino di wilayah ini cukup membuat virus "melompat" ke hosting baru (satu spesies ke spesies lain)
MENGENAL - ACE VS ACE2
transmembrane protease serine-2: TMPRSS2
Favipiravir dan nafamostat mesylate bertindak pada situs multifikasi virus yang berbedaefek aditif jikadiberi bersama
https://www.u-
tokyo.ac.jp/focus/en/artic
les/z0103_00019.html
ACE dan ACE2 adalah dua RAS saling mempengaruhi secara negatif dengan
spesifitas dan fungsi subtrat yang berbeda.
ACE mengubah A-I A-II rilis aldosteron, vasokonstriksi, retensi sodium,
proliferasi sel, dan hipertrofi organ.
ACE2 mengkatalisis residu tunggal A-I menjadi A-(1-9), dan residu tunggal
A-II menjadi A-(1-7).
Pada manusia, ACE2 memiliki efisiensi katalitik 400 kali lipat lebih tinggi ketika
menggunakan A-II sebagai substrat ketimbang ketika menggunakan A-I.
ACE2 dan A-(1-7), melalui reseptor Mas, akan melawan ACE vasodilatasi
dan efek anti-proliferasi, anti-hipertrofi, kardioprotektif, dan renoprotektif.
ACE2 memiliki kepentingan fisiologis dan patologis dan jika ACE2 mengalami
disregulasimenginduksi penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes.
ACE2 tidak dihambat oleh ACEIs dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa
ACE2 A-(1-7)/Mas memiliki efek antiinflamasi
MENGENAL - ACE VS ACE2
ACE2, The Hottest Target of SARS-CoV-2 Invasion
Regulation of ACE and ACE2 during coronavirus-
induced lung injury
Penggunaan ACEIs dan/atau ARB dihipotesiskan meningkatkan ekspresi ACE2 dan kaparahan risiko COVID-19,
karena diduga meningkatkan internalisasi SARS-CoV-2 ke sel target.
Hipotesis ini telah dicoba dibuktikan dengan manipulasi farmakologis jalur RAAS (memberi ACEIs) ternyata
meningkatkan kadar R-ACE2. Pemberian ACEIs diduga menganggu keseimbangan antara ACE dan ACE2 (regulasi
negatif antara keduanya terganggu-downregulation). Kalau ACE ditekan ACE2 akan naik, berarti akan
meningkatkan internalisasi SARs-CoV-2 ke sel target (mamalia)
Penelitian pada hewan, blokade selektif sintesis atau aktivitas A-II meningkatkan ekspresi dan aktivitas gen Ace2
jantung, dan pengobatan dengan ARB meningkatkan kadar reseptor ACE2 kardiovaskular meskipun tautan ini
dianggap sebagai kemungkinan, saat ini tidak cukup bukti untuk memperkirakan perubahan rejimen terapi pasien
untuk meminimalkan risiko komplikasi COVID 19.
Bukti klinis yang mengeksplorasi hubungan ini menunjukkan, penggunaan ACEI dan ARB kelihatannya memperbaiki
outcome klinis pasien COVID-19 yang mengalami hipertensi.
Para peneliti menyatakan hanya bisa mempelajari hubungan yang mungkin terkait penggunaan ACEIs dan ARB
terhadap ekspresi ACE2 dari aspek klinis.
Cardiovasc Res, The content of this slide may be subject to copyright: please see the slide notes for details.
FIGURE: MULTIFOCAL PNEUMONIA IN A PATIENT WITH COVID-19
(A) A cross-sectional CT image of the lungs showing two distinct pulmonary infiltrates in the left upper lobe (arrows).
(B) A large posteriorly located right lower lobe infiltrate on CT scan of the chest (arrows). Data were collected as part of a retrospective study, consent was waived, and collection of these data was approved by local ethics committee of Wuhan, China. Kindly provided by Professor Dao Wen Wang.
Pathological investigations of the lungs of deceased individuals
indicate blockade of bronchi and bronchioles with large
amounts of mucus plugs and bronchial epithelial cell damage
Lymphocyte and mononuclear cell infiltrates are present in
alveolar septal spaces.
Clinical symptoms of the disease are predominantly
respiratory and associated with severe pneumonia, both
direct and indirect involvement of other organs is common,
with the CV system being particularly affected
https://doi.org/10.1093/cvr/cvaa106
Basic pathobiologogy
Basic pathobiology of SARS-CoV-2 infection and
possible treatment strategies.
Upon the viral spike protein priming by the
transmembrane protease serine 2 (TMPRSS2),
SARS-CoV-2 uses the host ACE2 to enter and
infect the cell.
Inhibiting TMPRSS2 activity (by camostat
mesylate) could be used to prevent proteolytic
cleavage of the SARS-CoV-2 spike protein and
protect the cell against virus–cell fusion
1. The incubation period between contact and the first set of
symptoms is typically 1–14 days (but up to 24 days in
individual cases). The median time between registered exposure
and first symptoms is 5.1 days with a mean of 6.1
days. Duration of viral nucleic acid shedding ranges between 8
and 34 days (median 20 days) after the initial symptoms
(Figure).
2. The main clinical symptoms develop within 11.5 days [95%
confidence interval (CI) 8.2–15.6 days] and include fever, dry
cough, fatigue, ageusia, anosmia, and headache.. Other non-
specific symptoms have also been reported, which included nasal
congestion, rhinorrhea, sore throat, myalgia, poor appetite, and
diarrhoea.. Fever and cough typically appear concomitantly,
followed by shortness of breath and severe fatigue, which
appear around day 6–7 and are associated with development
of severe bilateral (and occasional unilateral) pneumonia
CLINICAL COURSE OF COVID-19
1. Badai sitokin: fenomena beragam sitokin terdapat dalam cairan
tubuh akibat produksi cepat dan masif begitu terinfeksi
mkroorganisme (Coronavirus), seolah-olah sistem imun melakukan
serangan bunuh diri akibat terpajan pada virus Badai sitokin
COVID-19.
2. JIka badai (storm) terjadi bisa langsung mematikan setelah
terinfeksi COVID-19 secara akut
3. Coronavirus baru ini memporakporandakan mekanisme sistem
pertahanan tubuh manusia dan memicu berlebihan kekebalan
tubuh sehingga menginduksi badai sitokinmerusak paru dan
banyak organ tubuh lain(jantung, ginjal, hati, dll), akhirnya semua
organ yang diserang badai ini tak berfungsi dan fatal. Ini akibat
peradangan dan melemahnya pembuluh darah di paru
cairan merembes ke kantung udara (alveoli), membanjiri
pembuluh darah dan akhirnya menjadi masalah sistemik
banyak organ,mengakibatkan kerusakan pada seluruh organ.
APA ITU BADAI SITOKIN COVID-19?
1. Publikasi tim Prof Bin Cao, pada pasien parah ditemukan tingkat
faktor pro-inflamasi plasma yang sangat tinggi secara signifikan
(IL2, IL7, IL-10, GSCF, IP-10, MCP-1, MIP1A, TNF-α) ketimbangpasien ringan COVID-19, dan indikator inflamasi ini
menunjukkan badai sitokin pada pasien yang parah.
2. Banyak hasil studi menunjukkan, badai sitokin yang disebabkan
oleh SARS terutama terkait dengan IL-1β, IL-6, IL-12A, IFN-γ, IP10
dan MCP1, dan badai sitokin yang disebabkan oleh MERS
terutama terkait dengan IFNγ, TNFα, IL15 dan IL17A .
APA SAJA BADAI SITOKIN YANG DISEBABKAN
COVID-19?
Penyebab rilis sitokin dalam skala besar belum pasti
Pasien Covid-19 mengalami limfositopenia (lifosit
rendah-abnormal dalam darah; komponen sel darah
putih sistem imun penting
• Sitokin dirilis oleh magrofage dan sel-sel imun
bawaan
• Level IL-6 yang tinggi menekan aktivasi sel T
normal
Sumber SARS-Cov-2 Terkait Badai Sitokin
1. Penyebab COVID-19: SARS-CoV-2 (sebelumnya dikenal sbg 2019-
nCoV), salah satu virus corona. Manusia terinfeksi SARS-CoV-2 untuk
pertama kalinya, sistem imun manusia tidak kenal virus ini.
2. Studi: SARS-CoV-2 memasuki sel melalui ACE2. Jaringan paru target
invasi utama, karena ekspresi ACE2 tinggi di paru.
3. Setelah virus memasuki paru, sistem imun mengirim sejumlah besar
“pasukan sel imun” ke jaringan paru untuk membunuh virus. Situasi Ini
menyebabkan pneumonia, demam, batuk, dan susah bernapas
4. Pasukan sel imun yang dikirim sistem imun untuk “menyikat habis” virus,
tak terjadi, karena pasukan imun tidak mengenalinya. Yang terjadi
adalah “serdadu” sel-sel imun menyerang “membabi buta”, tanpa
pandang bulu dan bahkan merekrut lebih banyak lagi pasukan sel
imun untuk membunuh virus. Meski pasukan sel imun sudah dikerahkan
(badai sitokin), namun tetap saja tidak bisa membunuhnya, tetapi
yang terjadi adalah “tindakan bunuh diri” yaitu membunuh sejumlah
besar sel normal di paru paru rusak parah pasien gagal napas
berat meninggal dunia karena hipoksia (kekurangan oksigen)
MENGAPA COVID-19 MEMICU BADAI SITOKIN?
Fu et al. J Transl Med (2020) 18:164
Aktivasi massif sistem imun, secara ekstrim merilis sitokin,
diikuti aktivasi sel T, sel , selendothelium, sel-sel dendrit, monosit, Natural Killer Cells,
dan sitokin dan limfosit
Kompilikasi parah
Covid-19 terkait
dengan sitokin:
IFN-, IFN-2,
TNF-, IL-6, IL-
10, IL-12, IL-16,
IL-17, IL-18
Akibat Badai sitokin (cytokine storm) Injuri Paru Akut: paru target awal Covid-19 perlu ventilator untuk ARDS dan
Fibrosis Shock : Hipotensi perlu presor Perubahan Koagulasi: perdarahan gagal hati perubahan koagulasi Gagal Ginjal: bisa karena injuri langsung atau bagian dari kegagalan multi-organ Sindrom kebocoran kapiler sistemik: Kebocoran masif plasma dari pembuluh darah
ke jaringan terjadi hipotensi
Badai sitokin (cytokine storm)
IL-6 & Badai Sitokin IL-6: sitokin penting penyebab
badai sitokin akibat terinfeksiberbagai virus
IL-6 diproduksi oleh sel B dan T, magrofage, sel endothelium, sel-selmast, fibroblast, dll
Penyebab peningkatan produksi IL-6 adalah karena infeksi parahpulmonal dan non-pulmonal, sepsis, dan destruksi persisten jaringan
Pemicu: NF dan IL-1 memicu IL-6 overekspresi IL-17 terjadi efekkmbinasi dengan IL-6
Sindroma Demam
Batuk
Sesak nafas
Mialgia (nyeri otot)
Atralgia (nyeri
sendi)
Lelah
Albumin menurun
CRP
ESR
LDH
IL-6
Anti-IL-6 & Badai Sitokin Anti IL-6 toclizumab efektif
terhadap penyebab badai sitokinlain spt Cytokine Release Syndrome
Toclizumab IV: 8 mg/kg IV selama 60 menit terbatas pada 800 mg per dosis sampai 8 jam jika diperlukan total empat dosis
Kevzara (sarilumab) subkutan: tersedia 150 dan 200 mg
Actemara (tocilizumab) subkutan: tersedai dosis 162 mg
TZLS 501: memblok ikatan IL-6 pada membran dan sirkulasi (belum tersedia)
Tocilizumab is a humanized recombinant mAb against the IL-6 receptor, and blocks the binding to IL-6.97 It is
approved for treatment of RA and systemic or polyarticular juvenile idiopathic arthritis.
Ringkasan
Badai Sitokin complicacy parah
Corona virus
Di awal-awal melibatkan paru dini
dengan batuk, demam tinggi,
ferritin, ESR, CRP, LDH, TNF, IL-1
IL-6, dan IL-17, semuanya
mengindikasikan akan segera terjadi
badai sitokin
Di awal ditritmen dengan anti-IL-6
bisa mencegah keparahan komplikasi
dan kematian pada pasien dengan
badai sitokin
Fase akut akan spesifik test
ferritin, LDH untuk lebih awal
terinfeksi virus
Tocilizumab
Sitokin terutama dikaitkan dengan
penyakit parah: IL-6, IL-10, TNF-,
dan sIL-2R
Mediator soluble juga meningkat: IL-
7, G-CSF, IP-10, MCP-1, dan MIP-1
Keterlibatan sitokin dalam infeksi SARS-zcov-2
IMPLIKASI TERHADAP TRITMEN
Pemahaman badai sitokin, keterlibatan sitokin, dan bagaimana mekanismenya sehingga menginduksi kondisi kritis pasien sangat penting
untuk mendisain terapi ke depan
Broad antiinflmatori diharapkan bisa membantu mengatas badai sitokin, dan sekaligus menekan patogen dan mengeradikasi dari tubuh
Terapi yang ditargetkan pada sitokin (drug targeting-cytokine) sangat menguntungkan karena focus spesifik pada sitokin tanpa
mempengaruhi sistem imun (misalnya; Inhibitor IL-6 yang sekarang sudah digunakan dalam percobaan klinik).
VISUALISASI AKSI COVID-19 DALAM TUBUH
https://www.visualcapitalist.com/visualizing-what-covid-19-does-to-your-body/
Sehat
terinfeksi
Sedang
Sedang
SIMPTOM
Simptom terinfeksi Covid-19 muncul
setelah masa inkubasi sekitar 5.2 hari
Sejak onset simptom hingga
kematioan 6-41 hari (rerata 14 hari).
Periode ini tergantung umur pasien
dan status sismtem imun pasien
Waktu lebih pendek bagi pasien >70
tahun ketimbang <70 tahun
Simptom yang umum: demam,
batuk, dan rasa letih, Simptom laian
berdahak, sakit kepala, haemoptysis
(dahak berdarah, diare, dan
lymphopenia (limfosit rendah)
haemoptysis
SIMPTOM BERAT
15-20% kasus, respons sistem imun terhadap peradangan di
paru "badai sitokin banyak merusak sel-sel tubuh
ketimbang menyerang virus, dan ini alasan mengapa pasien
muda sehat lebih bisa bertahan ketimbang yang tidak sehat
akan cepat memburuk.
Jika alveoli runtuh, harus dipasang ventilator, bantuan
pernapasan. Selain itu pasien akan mengalami sindrom
gangguan pernapasan akut (ARDS) dan edema sehingga
kedaan pasien betul-betul tak berdaya
Pada kasus yang paling parah terjadi sindrom respons
inflamasi sistemik (SIRS, cairan kaya akan protein dari paru
memasuki aliran darah syok septic kegagalan multi-
organ. Ini sering menjadi penyebab kematian karena infeksi
COVID-19.
The Best ProtectionUntil a vaccine is developed, the best defense is avoiding infection altogether through frequent,
thorough hand washing, and physical distancing as recommended by health authorities.
1. Pasien terinfeksi COVID-19 leukosit, nafas abnormal, tinggi plasma pro-
inflammatory – Sitokin
2. Satu kasus dilaporkan pasien Covid-19, 5 hari demam muncul batuk, suara
batuk kasar, suhu tubuh 39°C. Sputum positif Covid-19 dengan real-time PCR
3. Hasil lab: leucopenia - leukocyte 2.91 × 109
cells/L dari 70.0% neutrophils.
4. Selain out, ditemukan 16.16 mg/L C-RP darah (normal: 0–10 mg/L).
5. Laju sedimentasi eritrosit tinggi dan D-dimer juga ditemukan
6. Targeti utama patogeneis terinfeksi COVID-19 adalah sistem pernafasan severe
pneumonia, RNA-anemia, dan injuri jantung
7. Kadar sitokin dan kemokin darah sangat tinggi ditemukan pada pasien infeksi
COVID-19: mencakup IL1-β, IL1RA, IL7, IL8, IL9, IL10, FGF2, GCSF, GMCSF,
IFNγ, IP10, MCP1, MIP1α, MIP1β, PDGFB, TNFα, dan VEGFA.
8. Beberapa kasus parah yang dirawat di ICU, proinflamasi sitokin sangat tinggi
termasuk IL2, IL7, IL10, GCSF, IP10, MCP1, MIP1α, dan TNFα yang akan
memparah kondisi pasien
PATOGENSIS
1. WHO: has classified COVID-19 as a βCoV of group 2B
2. Studi: 99.8–99.9% identitas nucleotide telahdiisolasi dari 5 pasien hasil squensingditemukan strain beta-CoV yang baru
3. Skuensi genentik COVID-19 lebih 80% identitasnya adalah SARS-CoV dan 50% MERS-CoV, dan SARS-CoV dan MERS-CoV yang berasaldari kelelawar
4. Jadi, berdasarkan bukti hasil analisis filogenetikmenunjukkan bahwa COVID-19 adalah genus -coronavirus, termasuk SARS-CoV, yang menginfeksi manusia, kelelawar dan bintang buas
5. Bukti juga mendukung COVID-19 berasal dariKELELAWAR dan memiliki kesamaan reseptorACE2 yang tinggi dari beragam spesies hewan. Dan boleh jadi spesies hewan ini menjadi inangperantara atau model hewan untuk infeksiCOVID-19
ANALISIS FILOGENETIK (UNTUK APA?)
Colin Renfrew, March 30, 2020www.pnas.org/cgi/doi/10.1073/pnas.2004999117
Analisis jaringan filogenetik dari 160 penderita parah terhadap genom Sindrom Pernafasan Akut Coronavirus (SARS-Cov-2), ditemukan tiga varian, berdasrkan perubahan asam amino yaitu A, B, dan C. Jenis A adalah leluhurcoronavirus kelompok kelelawar. Tipe A dan C dalam proporsi yang signifikan terdapat di luar Asia Timur (Eropa dan Amerika). Sebaliknya, tipe B paling umum di Asia Timur, dan genom leluhurnya tidak menyebar luas di luar Asia Timur tanpa bermutasi lebih dulu menjadi tipe B berdasarkan efek imunologis atau resistensi lingkungan ini di luar Asia. Berdasarkan rute infeksi terkait penyakit coronavirus yang terdokumentasi dari kasus 2019 (COVID-19) menunjukkanbahwa jaringan filogenetik juga dapat digunakan membantu melacak Sumber infeksi COVID-19, sehingga bisa dijadikandasar ikarantina untuk mencegah penyebaran penyakit berulang di seluruh dunia.
1. Evolusi group SARS-CoV-2 ditemukan pada kelelawar sehingga diduga host alami atau utama SARS-CoV-2 mungkin juga
kelelawar. Coronavirus tipe baru ini bisa bertransmisi dari kelelawarke host perantara manusia melalui evolusi
mutasi. Diduga banyak host perantara dari kelelawar ke manusia yang belum dapat diidentifikasi.
2. Coronavirus baru ini memproduksi variasi antigen baru host tidak memiliki imunitas terhadap strain mutan ini
pneumonia. Ini disebut “super-spreader” yaitu virus bermutasi atau beradaptasi di dalam tubuh manusia sehingga
memiliki kekuatan transmisi yang sangat kuat dan dinamis dan sangat infeksius. Satu pasien bisa menginfeksi lebih dari
3 orang dianggap super-spreader (ada juga mengatakan >10 dikatakan super spreader)
3. SARS-CoV-2 target sel di saluran napas bawah, masuk melalui R-ACE-2 serupa dengan SARS-CoV.
4. Sekuens RBD (R-binding domain) termasuk RBM (R-binding motive) pada SARS-CoV-2 adalah kontak langsung dengan
ACE-2.
5. Pada manusia, residu pada SARS-CoV-2 RBM (Gln493) berinteraksi dengan ACE-2 dan konsisten memiliki kapasitas
meginfeksi sel manusia
6. Beberapa residu kritis lain dari SARS-CoV-2 RBM (Asn501) juga bisa berikatan ACE-2 pada manusia menunjukkan
SARS-CoV-2 mempunyai kapasitas transmisi dari manusia ke manusia. Berdasarkan analisis filogenetik kelelawar, SARS-
CoV-2 juga mengenali ACE-2 dari beragam spesies hewan sebagai inang perantara
Dinamika Transmisi – Terkait Analisis Filogenetik
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Tahun 2020
DINAMIKA TRANSMISI
.
Belum ada tritmen spesifik untuk COVID-19 dinamika transmisi yang tinggi di berbagai belahandunia pandemik
Penting mengidentifikasi basis replikasi, struktur, dan patogensitasnya untuk menemukan cara tritmen dan pencegahannya
Virus mempunyai kesamaan yang tinggi denganfamilianya, maka perlu dicari vaksin dan obat-obatyang sesuai untuk COVID-19.
Berbagai riset menunjukkan mungkin ada variasisubstansial transmisi SARS-CoV 2 dari waktu kewaktu, maka yang paling penting adalahpengendalian yang ketat untuk memutus rantaipenyebarannya
Oleh sebab itu pemahaman dinamaika transmisi virus ini penting agar langkah-langkah pengendalain bisa
J Microbiol Immunol Infect. 2020 Mar 31
Penyakit (COVID-19)L infeksi virus yang
sangat mudah menular, disebabkan oleh
SARS-CoV-2 yang muncul di Wuhan, Cina dan
menyebar ke seluruh dunia. Analisis genom
mengungkapkan bahwa SARS-CoV-2 secara
filogenetik berhubungan dengan virus
kelelawar seperti sindrom pernapasan akut
(seperti SARS) yang parah, oleh karena itu
kelelawar kemungkinan menjadi reservoir
primer utama. Sumber perantara asal dan
transfer ke manusia tidak diketahui, namun,
transfer manusia ke manusia telah
dikonfirmasi.
Tidak ada obat antivirus atau vaksin yang
disetujui secara klinis tersedia untuk
melawan COVID-19
Journal of Advanced Research
Volume 24, July 2020, Pages 91-98
POTENTIAL MUTABILITY OF COVID-19
Sulit mengidentifikasi inhibitor protein Mpro (enzim protease, penting
untuk replikasi dalam siklus SARS-Cov-2, teget obat)
Pertama, situs binding target obat memilki plastisitas dan
fleksibilatas (perubahan struktur) yang sangat besar, bahkan
jauh dari mutasi situs aktif yang mengubah sifat tersebut
sukar mendesain obat yang handal
Kedua, stabilitas struktur protein akibat mutasi loop C44-P52
mengatur akses ke situs aktif, berkontribusi terhadap gagal
untuk menghambat Mpro.
Akibat mutasi di kawasan situs target yang disebut di atas Ketika
terjadi evolusi COVID-19, dengan cepat mengubah afinitas obat dengan
Mpro atau ligan-ligannya virus terus bereplikasi terus
menyebar ke mana-mana
• Tritmen pasien SARS adalah
inhibitor, bertarget protein mirip
pada coronavirus belum mencapai
hasil yang memuaskan, dan saat ini
tidak ada pengobatan yang efektif
untuk mengontrolnya.
• Protease utama dari coronavirus
SARS (3CLpro atau Mpro) sangat
penting untuk proses replikasi, dan
karena itu merupakan target
potensial untuk pengembangan obat
anti-SARS ke depan
•March 2008 New Journal of Chemistry 32(3):452-458 J Mol Biol. 2007 Feb 23;366(3):965-75.
Upaya Pencagahan
dan opsi farmakoterapi
Vaksinasi?Badai
sitokin
Penyelamatan jiwa
Ventilator - oksigen
Anti-hipotensi
Antiinflmasi?
Anti sitokin-IL-6 (Tocilizumab)7 Mei
2020
Anti-spike? spike vaksin
Inhibitor TMPRSS2
Inhibit fusi ke membrane
Inhibit endositosis
Inhbit Protease
Inhibit RNA polymerase
(Chloroquin dan Hidrochloroquin) ?
(banyak komen miring penggunaanya)
hidrcloroqantibody fosfolipid
thrombosis kardiovaskular
UPAYA PENCEGAHAN TERINFEKSI SARCOV-2 DAN DAN OPSI TATALAKSANANYA
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2
(SARS-Cove-2): manifestasisindrom hiperinflamasi dan
kerusakan multi organ
Temuan: SARS-CoV-2 dan SARS-CoV masuk kesel host via R-ACE2 penting utk memahamipenularan dan patogenesis SARS-CoV-2.
SARS-CoV & mungkin SARS-CoV-2 mengarah kedown regulation R-ACE2, bukan ke ACE, melaluluiikatan protein S dengan ACE2 virus masukdan replikasi, disertai cedera paru parah.
Pendekatan terapi potensial: vaksin berbasisprotein S SARS-CoV-2; inhibitor transmembranprotease serine 2 (TMPRSS2) untuk memblokirpriming protein S; memblok R-ACE2 denganantibodi atau peptida anti-ACE2; dan ACE2 terlarut diharapakan akan melambatkanmasuknya virus ke dalam sel melalui pengikatankompetitif dengan SARS-CoV-2 penyebaranvirus dan melindungi cedera paru
Mas-R — mitochondrial assembly receptor, AT1R — Ang II type 1 receptor
PENDEKATAN MENGATASI COVID-19 YANG DIMEDIASI ACE2 SETELAH INFEKSI SARS-COV-2
Intensive Care Medicine volume 46, pages586–590(2020)
Saat ini, rawatan badai sitokin COVID-19 terutama bertumpu pada 4 prinsip:
1. Terapi anti-syok (pengobatan gejala, pertama menyelamatkan jiwa): infus untuk
menjamin volume darah, vasoaktif, ventilasi mekanis jika perlu, perlindungan
fungsi organ penting;
2. Dukungan dan pengobatan simptomatik (pemulihan kekuatan fisik): infus rutin,
menjaga cairan, keseimbangan elektrolit dan asam-basa, dukungan nutrisi, dll.;
3. Menghambat aktivasi sel imun berlebihan dan produksi sitokin (kuratif,
mengupayakan pemulihan): secara klinis, terapi kortikosteroid, dosis yang tepat
sering digunakan, NSAIDs dan peredam (scavengers) radikal bebas (Vitamin C,
vitamin E)
4. Badai sitokin yang menetralkan antibodi (pengobatan yang tepat): menetralkan
dengan antibodi monoklonal terhadap peningkatan sitokin untuk mencegah
berbagai penyakit dan kematian
BAGAIMANA MENANGANI BADAI SITOKIN COVID-19?
https://www.cusabio.com/COVID-19-Cytokine-Storm
COVID-19: RISK FOR CYTOKINE TARGETING IN CHRONIC INFLAMMATORY DISEASES?
https://www.nature.com/articles/s41577-020-0312-7/figures/1
Patogenesis sitokin COVID-19.
AC, sel alveolar;
ACE2, enzim pengonversi angiotensin 2;
AD, dermatitis atopik;
CD, penyakit Crohn;
JAK, Janus kinase;
NK, pembunuh alami;
PMN, granulosit polimorfonuklear;
PsO, psoriasis; RA, rheumatoid arthritis;
SARS-CoV-2, coronavirus 2 sindrom pernapasan akut;
SpA, spondyloarthritis;
Sel TEFF, sel efektor T;
Sel Treg, sel T regulator;
UC, kolitis ulserativa.
Transmisi infeksi Covid-19 orang- per orang (pandemik)isolasi pasien ditritmen dan dilakukan
berbagai tritmen
Belum ditemukan obat atau vaksin yang spesifik melawan infeksi COVID-19
Beberapa obat misalnya antivirus dan antimalaria digunakan, tetapi tidak ada jaminan kepastian
kemanjuran obat ini
Ada pendapat bahwa hanya antivirus-broad-spectrum yang digunakan (analog Nucleoside dan HIV-
protease inhibitors) untuk melemahkan serangan infeksi virus sampai ditemukan antivirus spesifik
Laporan lain: Remdesivir - broad-spectrum dan chloroquine, secara in vitro efektivitas tinggi untuk
mengontrol infeksi Covid-19
Paling tidak sampai April 2020, belum ada bukti dari ristet Randomized Clinical Trials (RCTs) yang
secara farmakologi potensial untuk memperbaiki outcome pasien yang terinfeksi Covid-19
OPSI TERAPI FARMAKOLOGI
Hussin A. RothanSiddappa N. Byrareddy12345678910
Journal of Autoimmunity 109 (2020) 1024332
JAMA. doi:10.1001/jama.2020.6019
Published online April 13, 2020.
Coronavirus Susceptibility to the Antiviral Remdesivir (GS-5734) is mediated by the Viral Polymerase and the Proofreading Exoribonuclease.
Maria, L., et al., 2018 – Mbio, 2018 Mar-April: 9(2)
Therapy with Favipiravir and Nafamostat in Patients with COVID-19
Favipiravir dan nafamostat mesylate bekerja pada bagianberbeda dari proses multiplikasi virus efek tambahanketika keduanya digunakan bersama. Dalam proporsi pasienCOVID-19 dianggap terlibat dalam memburuknya pembekuandarah patologis dalam pembuluh darah aktivitasantikoagulan nafamostat mesylate berhasil mengatasikondisi itu. Jadi, pemberian bersama kedua obat terbuktiaman dan efektif mencegah perkembangan penyakit dan mempersingkat waktu rawat inap meningkatkan jumlahpasien yang recover
Favipiravir “Avigan® 200 mg tablets” dari FUJIFILM Toyama Chemical Co., Ltd. dan nafamostat mesylate “Futhan®50 Inj.” dari Nichi-IkoPharmaceutical Co., Ltd. disediakansecara gratis oleh pabrikan untukstudi ini, dan implementasi studididasarkan pada desain yang mengandalkan informasi keselamatanoleh kedua perusahaan.
https://www.u-
tokyo.ac.jp/focus/en/article
s/z0103_00019.html
Nafamostat mesylate: protease inhibitor short acting anticoagulant dan juga antiviral and anti-cancer
Potential therapeutic strategies against COVID-19
Journal of Advanced Research Volume 24, July 2020, Pages 91-98
Remdesivir: obat yang menjanjikan untuk melawan virus. Remdesivir tunggal atau kombinasi dengan klorokuin atau Intef-
secara signifikan memblokir replikasi SARS-CoV-2 dan pasien dinyatakan pulih secara klinis.
Berbagai anti-virus lain saat ini sedang dievaluasi untuk melawan infeksi:
• Nafamostat, Nitazoxanide, Ribavirin, Penciclovir, Favipiravir, Ritonavir, AAK1, Baricitinib, dan Arbidol
menunjukkan hasil yang moderat ketika diuji terhadap infeksi pada pasien dan isolat klinis in-vitro Beberapa kombinasi lain, seperti menggabungkan antivirus atau antibiotik dengan obat-obatan Cina tradisional juga dievaluasi
terhadap infeksi yang diinduksi SARS-CoV-2 pada manusia dan tikus.
Baru-baru ini di Shanghai, para dokter mengisolasi plasma darah pasien COVID-19 yang pulih secara klinis dan menyuntikkannya
pada pasien yang terinfeksi hasil positif dengan pemulihan yang cepat.
Riset belakangan ini, telah mengididentifikasi antibodi monoklonal (CR3022) berikatan dengan spike-RBD (Recombinant Binding
Ddomain) dari SARS-CoV-2. Ini karena epitop antibody (determinan antibodi) tidak overlapping dengan situs ikat R-ACE2
CR3022 berpotensi untuk dikembangkan sebagai kandidat terapeutik, tunggal atau kombinasi dengan antibodi penetral lain
untuk pencegahan dan pengobatan infeksi COVID-19
PLoS Med. 2006 Jul;3(7):e237.
Belum ada data klinis, yang mendukung terapi profilkasi, meski
sudah >300 bahan aktif diujicoba klinis
Penangana yang telah dilakukan hanya pendekatan tritmen dan
farmakologis
SARS-CoV-2: Virology and Drug Targets
Pemahaman siklus virus penting untuk memperkirakansitus obat bisa bekerja
Struktur protein spike (S) berikatan dengan R-ACE2, oleh endosome (endositosis) masuk ke dalam sel
2 transmembrane serine Protease (TMPRSS2), memfasilitasi virus masuk ke dalam sel via protein S
Sekali virus masuk sel sisntesis poliprotein virus RNA (polimerase) asembli sempurna dirilis virus baru (secara eksositosis)
Jika terkait badai sitokin, maka mungkin opsinya adalah anti Interleukin (IL)
Covid-19 Cytokine Storm & Target Therapy with Anti-IL-6 amd IL-
10, IL-12, IL-16, IL-17, IL-18
Potential therapeutic strategies against COVID-19
Sampai 22 Maret 2020, terkonfirmasi total 292,142
orang terjangkit COVID-19 secara global.
Meski sampai sekarang belum ada agen antiviral yang
spesifik, semua coronavirus memiliki elemen kunci
target yang sama untuk pengembangan antivirus atau
obat baru ke depan.
Efikasi beberapa agen untuk Covid-19 dipertimbangkan
didasarkan pada kemanjuran dalam SARS dan MERS.
Oseltamivir juga telah digunakan pada infeksi
coronavirus. Selama kemunculan MERS-CoV antara
2003 dan 2006 di Paris, oseltamivir dan kombinasinya
dengan antibiotik dianggap terapi empiris untuk pasien
yang diduga MERS
TERAPI FARMAKOLOGI – mencari agent anti-covid 19
Model mekanistik sederhana perkembangan virus
(influenza) Kelompok target sel epitel pernapasan (T)-
terinfeksi beragam virus bebas (V). Sel terinfeksi (I)
melepaskan virus pada laju tertentu. Virus bebas
dibersihakan pada laju c, dan sel terinfeksi dibersihkan
dengan laju δ. Oseltamivir bekerja menghambat produksi
virus dari sel yang terinfeksi. INH : Inhbis.
DOI: 10.1128/AAC.00069-15
Ribavirin
Ribavirin, analog nukleosida purin,
menghambat aktivitas enzimatik dari
Inosine-5-monophosphate dehydrogenase
(IMPDH) penurunan trifosfat guanosin
intraseluler penekanan DNA seluler,
mRNA dan sintesis protein
Studi in vitro menunjukkan, ribavirin
memiliki aktivitas melawan SARS-CoV-2
dengan EC50 109,5 μM14 (26,74 μg/mL),
kadar ini bisa dicapai dengan dosis terapi.
Efikasi pada pasien COVID-19 masih perlu
dikonfirmasi dengan uji klinis
TERAPI FARMAKOLOGI
Hipotesis mekanisme aksi ribavirin. IMPDH, inosin monofosfat
dehidrogenase; TH, sel Helper T. TNF, faktor nekrosis tumor.
(Modifikasi dari J.J. Feld dan J.H. Hoofnagle. Mekanisme kerja
interferon dan ribavirin dalam pengobatan hepatitis C Jordan J.
Nature 2005, 436: 967-972.)
Lopinavir/ritonavir
Lopinavir/ritonavir, inhibitor kuat, pada awalnya
dikembangkan untuk pengobatan infeksi human
immunodeficiency virus (HIV), namun dapat juga
menghambat SARS-CoV, protease seperti 3C
(3CLpro) in vitro (IC50 50 μM) hentikan
replikasi virus
TERAPI FARMAKOLOGI
Pharm Sci Asia 2020; 47 (2), 97-103
Figure 1 Schematic representation of ritonavir’s action. Abbreviations:
CYP3A4, cytochrome P450 3A4; ER, endoplasmic reticulum; HSP90, heat
shock protein 90.
TERAPI FARMAKOLOGI: KLOROKUIM DAN HIDROKLOROKUIN
Chloroquine Chloroquine agen antimalaria dengan
efek antivirus tambahan, menghambat virus denganmeningkatkan pH endosom yang perlu untuk fusi virus dengan seldan mengganggu glikosilasi R selulerSARS-CoV.
Chloroquine juga bersifatimunomodulator tambahan dengancara menekan produksi dan pelepasan tumor necrosis factor (TNF) dan interleukin 6 (IL-6), yang memediasi komplikasi inflamasiberagam virus.
Hydroxychloroquine, Derivasi klorokuim yang kurangtoksik, secarain vitro juga memiliki aktivitas terhadap SARS-CoV-2
Mekanisme, sifat anti-virus & SARS Cov-2
Klorokuin punya efek multi terhadap fungsi
selulaer/organel
• Efek imunomodulasiuntuk R-Atritus
•Alkalinisasi vakola (dan lisosom) meningkat PH
Klorokuin adalah bersifat basa
Menghambat fungsi vakuola makanan protozoa
Menghambat endositosis, fungsi dan fusi
lisosom
•Klorokuiin adalah Zinc ionophore
Membolehkan ion Zn masuk ke dalam sel (dan
ke lisosom)
Juga mempunya efek antikanker
•Klorokuin juga berikatan ke sialiac acids
Apakah memiliki anti-virus
untuk melawan SARS-CoV-2???Journal of Thrombosis and Thrombolysis (2020)
Mekanisme 1: Chloroquine, an Endocytosis Bloking Agent, Inhibits Zzika Virus Infection in Different Cell Model (Rodrigo Delvecchio, et al., 2016) – Viruses 2016 Dec; 8(12): 322
Untuk masuk ke dalam sel host, Spike Protein virus berikatan
dengan R-ACE-2 dilanjutkan dengan endositosis dan masuk ke
dalam endosome. Kemudian endosome berfusi dengan Lisosom.
Klorokuin dan Hidroksiklorokuin menghalamg proses masuknya
virus ke dalam endosome dan lisosom, karena terjadi alkalinasi
akibat klorokuin dan hidroksiklorokuin meningkatkan pH. Ini
terjadi karena obat menghambat Proton pump via ATPase
alkalinasi lisome dan endosome. Maka proses masuk virus
dihentikan atau diperlambat. Dengan begitu kloroquin dan
hiroksiklorokuin meningkatkan pH endosome dan lisosom dan
menurunkan fungsi keduanya
Mekanisme 2: Chlorquine is a Zinc Ionophore (Jing Xue, et al., 2014) – Publis online 2014 Oct 1.doi:10.137/journal.pone.0109180
Zn2+ tidak bisa masuk ke dalam sel klorokuin bersifat
ionophore Zink masuk ke dalam sel, untuk apa?.
Ternyata: Zn (2+) inhibits coronaryvorus and arterivirus
RNA polymerase activity in vitro and Zinc ionophores block
the replication of these viruses in cell culture (te Velthues
AJ. et Al., 2010 Nov 4,6(11)e1001176)
Secara normal jika virus RNA masuk ke dalam tubuh, untuk
membentuk RNA virus diperlukan RNA-polymerase (RNA
dependent RNA polymerase – RDRP). Untuk replikasi ini prlu
Zink. Dengan sifat ionofor klorkuin maka kadar Zink naik
dalam sel menghambat aksi RNA polymerase hambat
kode gentikhentikan pembentukan RNA virus
Kesimpulan: Klorokuinmeningkatkan konsentrasi Zzink dan
menurunkan RNA virus
Selain R-ACE-2, di membran juga terdapat R-
Sialic acid; S protein juga berikatan dengan R
ini. Pengahmbatan R-sialic acid oleh Kolorokuin
dan Hidroksiklorokuin akan mencegah S protein
virus berkiatan dengan R-ACE-2, sehingga
mencegah SARS-CoV-2 masuk ke dalam Sel
host (percobaan In vitro-merupakan mekanisme
baru
Mekanisme ke 3 (New mechanism)Structural and Molecular Modeling Studies Reveal a New Mechanism of Action of Chloroquine and Hydroxychloroquine Aaagainst SARS-
CoV-2 Infection (Jacques Fantini, et al., 2020) - Int. J Antimicrobe Agent, 105960
Potential antiviral effect of chloroquine against SARS-CoV-2
Coronavirus masuk sel host melalui endolysosomal pathway
Chloroquine: bentuk amin asidotropik dari kuinin disintesis di Jermana tahum 1934 oleh Bayer merupakan kandidat terbaik pada kondisi terinfeksi SARS-
CoV-2 yang parah pada manusia. Sekarang sedang berlangsung 10 uji chloroquine sebagai terapi anti-COVID-19
Multimekanisme, menghambat tahap pre-entry siklus visrus dengan
memengaruhi situs binding virus R-permukaan membran sel host (inhibit
quinone reductase-2) dan UDP-N-acetylglucosamine 2- epimerases yang
terlibat dalam sinetsis sialic acid (monosakrida – rantai gula - protein
membrane penting untuk rekognisi (ligand-virus) Potensi efek klorokuin anti-SARS-CoV-1 secara in vitro defisit
glikolasi virus dengan R-permukaan membran, yaitu ACE2 pada sel Vero Klorokuin juga menganggu tahap awal replikasi virus dengan cara
memengaruhi endosome-denpenden pH yang memediasikan entri virus seperti halnya virus Dengue virus atau Chikungunya
Akibat alkalisasi endosome, klorokuin efektif untuk tritmen virus Chikungunyasecara in vitro, jika ditambahaka ke sel Vero terutama virus
Mekanisme inhibisi yang terlibat pencegahan endocytosis dan/atau elevasipH akan mencegah fusi virus dengan endosome
Klorokuin juga menganggu perubahan post-translational protein virus T
Penting
Journal homepage: www.elsevier.com/locate/ijantimicag
C.A. Devaux, J.-M. Rolain and P. Colson et al. / International Journal of
Antimicrobial Agents xxx (xxxx) xxx
Mortalitas terinfeksi SARS Cov-2 ditingkkatkan oleh komorbitas: CVD, hypertension, diabetes,
chronic pulmonary disease, dan cancer. Komplikasi termasuk arrhythmia (atrial fibrillation,
ventricular tachyarrhythmia, and ventricular fibrillation), cardiac injury [TnI (hs-cTnI) dan CK)],
myocarditis tiba-tiba, heart failure, pulmonary embolism, dan disseminated intravascular
coagulation (DIC)
Secara mekanistik, SARS-CoV-2, diikuti pemecahan proteolitik protein S oleh serin protease,
berikatan dengan enzim ACE2 (homolog ACE) — untuk memasukkan pneumosit tipe 2, makrofag,
periktosit perivaskular, dan kardiomiosit disfungsi dan kerusakan miokard, disfungsi endotel,
disfungsi mikrovaskuler, ketidakstabilan plak, dan infark miokard (MI). Sementara ACE2 sangat
penting untuk invasi virus, tidak ada bukti bahwa ACE inhibitor atau angiotensin receptor blockers
(ARBs) memperburuk prognosis.
Dengan begitu patien tidak perlu menghentikan penggunaan ACEIs atau ARB; bahkan inhibitor RAAS
mungkin bermanfaat dalam COVID-19.
Pharmacological Therapy
Schematic of ivermectin's proposed antiviral action on coronavirus. IMPα/β1 binds to the coronavirus cargo protein in the cytoplasm (top) and
translocates it through the nuclear pore complex (NPC) into the nucleus where the complex falls apart and the viral cargo can reduce the host
cell's antiviral response, leading to enhanced infection. Ivermectin binds to and destabilises the Impα/β1 heterodimer thereby preventing Impα/β1
from binding to the viral protein (bottom) and preventing it from entering the nucleus. This likely results in reduced inhibition of the antiviral
responses, leading to a normal, more efficient antiviral response.
Antiviral Research 178 (2020) 104787
Pasien tua (usia rrta 63 tahun; kisaran 53-71) lebih besar masuk ICU, menggunkan ventilasi
mekanik, atau kematian dibandingkan dengan pasien yang lebih muda (usia rerata 46 tahun,
kisaran 35-57)
kondisi CV yang ada sebelumnya menjadi prediktor sangat penting keparahan COVID-19.
Peneliti menemukan bahwa laju kematian pasien tanpa komorbiditas adalah 0,9%,
Mortalitas 10,5% bagi pasien dengan CVD; 7,3% bagi penderita DM; 6% bagi penderita HTN,
6,3% penderita pernapasan kronis, dan 6,0% bagi penderita kanker
Bagai pasien usia >= 80 tahun adalah 14,8%
Cardiovascular risk factors associated with the worse outcomes of COVID-19
Umumnya perjalanan penykit Covid-19 dengan penyulit HTN lebih parah, meskipun tidak ada bukti
kuat antar hubungan ini jika dibandingkan dengan factor lain. Namun diduga terkait rendahnya
kadar albumin dan Ca2þ melalui aktivasi berlebihan pada kaskade koagulasi
Mekanisme lain yang terkait dengan HTN dan COVID-19 adalah sistem kekebalan tubuh, mengalami
disdregulasi ketika HTN dan infeksi SARS-CoV-2. Kontrol tekanan darah yang buruk dapat
menyebabkan disregulasi sistem imun lebih lanjut.
Telah ditunjukkan bahwa HTN pada manusia berhubungan dengan jumlah limfosit tersirkulasi,terjadi
disfungsi sel 41 dan sel T CD8 yang diamati pada pasien dengan hipertensi.
Sel T CD8 melemah, tidak bisa membunuh virus secara efisien, sehingga produksi sitokin berlebiahan
secara patologis — situasi yang terkait dengan terinfeksi COVID-19.
ACEI atau ARB dapat mengontrol tekanan darah lebih baik, dapat memulihkan, setidaknya sebagian,
sistem kekebalan tubuh yang tidak teregulasi dalam hipertensi.
CV RISK FACTORS: COVID-19 and hypertension
1. Severe COVID-19 is associated with rapidly progressing systemic inflammation, a pro-inflammatory cytokine storm, and sepsis, leading
to multi organ failure and death
Cardiovascular manifestations of COVID-19
Keterlibatan kardiovaskular dalam COVID-19 — manifestasi kunci dan mekanisme hipotetis.
SARS-CoV-2 ACE2 transmembranevmemasuki sel host termasuk pneumosit tipe 2*,
makrofag, sel endotel, pericytes, dan miosit jantung peradangan dan kegagalan multiorgan.
Infeksi sel endotel atau pericytesdisfungsi mikrovaskular dan makrovaskuler parah.
Lebih lanjut, bersamaan dengan reaktivitas sel imun berlebihan mendestabilisai plak
aterosklerotik berkembang sindrom koroner akut.
Infeksi saluran pernapasan (terutama pneumosit tipe 2)+SARS-CoV-2 peradangan sistemik
dan overaktivasi sel imun 'BADAI SITOKIN’ kadar sitokin seperti IL -6, IL-7, IL-22,
dan CXCL10.
Sel T teraktivasi dan makrofag menginfiltrasi miokardium yang terinfeksi miokarditis
tiba2 kerusakan jantung parah.
Invasi virus juga dapat menyebabkan kerusakan miosit jantung langsung disfungsi miokard
dan berkontribusi kejadian aritmia.
Cardiovasc Res, cvaa106, https://doi.org/10.1093/cvr/cvaa106
*Pneumocyte: One of the cells lining the alveoli (the air sacs) in the lung.
Infeksi virus disfungsi metabolik, peradangan miokard, dan aktivasi sistem
saraf simpatik predisposisi aritmia jantung.
Laporan terbaru: 138 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, 21 16,7%
mengalami aritmia peringkat kedua di antara komplikasi serius setelah
ARDS
Detil manifestasi ini masih sukar dipahami, termasuk fibrilasi atrium, blok
konduksi, takikardia ventrikel, dan fibrilasi ventrikel.
COVID-19 and cardiac arrhythmia
Mayoritas hampir semua pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit
serum CK dan LDH.
Hasil riset: komplikasi jantung (miokarditis fulminan) infeksi SARS-
CoV2.
Gagal Jantung pada 23% pasien COVID dalam laporan terbaru dari pasien
Cina di rumah sakit, 52% meninggal karena GJ berbanding 12% yang
selamat.
Bukti injuri miokard: kadar cTnI- sensitivitas tinggi (>28 pg/mL)
terdeteksi 5 dari 41 pasien pertama yang terdiagnosis COVID-19 di Wuhan
Begitu juga analisis 120 COVID-19 pasien dilaporkan peningkatan level N-
terminal pro B tipe natriuretic peptide (NT-proBNP) pada 27,5% kasus,
dan cTnI pada 10% pasien yang meninggal akibat CV, meski masalah
sistemik lain tidak boleh diabaikan
Mekanisme yang mendasari cedera miokard masih belum diketahui dan
tidak jelas apakah karena proses sistemik/lokal dan/atau iskemik/inflamasi
COVID-19 and myocardial injury and heart failure
Cardiovascular Research, cvaa106, https://doi.org/10.1093/cvr/cvaa10
UJI DIAGNOSTIK PASIEN COVID-19 TERKAIT DENGAN KARDIOVASKULAR
A D-dimer test is a blood test that can be used to help rule out the presence of a serious blood clot
● Konsekuensi SD terhadap CV ternyata besar.
● Riset eksperimental dan klinis, akibat isolasi sosial dan kesepian terhadap kognisi dan memori ternyata
128132 gangguan metabolisme, 133-136 kanker, 137139 dan gangguan sistem imun
● Terkait dengan CVD, tidak ada hubungan positif dan rendahnya peluang interaksi dengan orang lain (SD)
telah diidentifikasi merupakan faktor risiko utama kematian akibat CV.
● Berdasarkan meta-analisis dari 181.006, sebanyak 152 orang berisiko penyakit jantung dan stroke iskemik
masing-masing meningkat sebesar 29% dan 32%, pada orang yang kesepian dan terisolasi secara sosial.
Hasil serupa juga dilaporkan dari analisis Biobank Inggris.
● Mekanisme efek merugikan akibat isolasi sosial berlipat ganda, ini akibat aktivasi hipotalamus-hipofisis-
adrenokortikal (HPA), perubahan tonus simpatis vaskular, peningkatan kadar kortisol, dan berkurangnya
responsivitas kortisol. reseptor glukokortikoid.
● Strategi SD pada COVID-19 mesti mempertimbangkan hal-hal yang dipaparkan di atas, dan untuk tujuan
mitigasi penderita mestilah menggunakan kemajuan teknologi yang tersedia.
Cardiovascular Implications of Social Distancing (SD)
COVID-19
TERIMA KASIH
HIGH FEVER
The body temperature can
exceed 37.3 ºC
HEADACHE
The patient can suffer
from headaches
DRY COUGH
Constant coughing without
expelling mucus
DYSPNOEA
Breathing actually feels
more difficult