materi menometro klpk 1.docx

Upload: heather-clemons

Post on 09-Oct-2015

48 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Menometroragia adalah pendarahan dari vagina pada seorang wanita tanpa ada hubungan dengan suatu siklus haid. Pendarahan ovulataoir terjadi pada pertengahan silus sebagai suatuspottingdan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Menometrorhagia adalah perdarahan uterus abnormal (jumlah, frekuensi, atau lamanya), yang terjadi baik di dalam maupun di luar siklus haid yang semata-mata disebabkan oleh gangguan fungsional mekanisme kerja poros hipotalamus hipofisis ovarium, endometrium, tanpa adanya kelainan organik alat reproduksi. Menometroragia adalah suatu penyakit yang sering ditemukan pada wanita-wanita usia subur dan menjelang menopause. Menometroragia ini bisa disebabkan oleh penyebab organic yaitu adanya kelainan pada organ reproduksi. Selain itu juga disebabkan oleh perdarahan disfungsional mengingat akibat perdarahan ini sangat bisa membahayakan bagi nyawa pasien, maka diperlukan penanganan dan pengobatan yang cepat dan tepat agar tidak lebih membahayakan bagi pasien.

1.2. RUMUSAN MASALAHPembahasan makalah ini difokuskan pada pemahaman tentang:1. Apa pengertian menometroragia?2. Apa etiologi menometroragia?3. Bagaimana patofisiologi menometroragia?4. Apa manifestasi klinis menometroragia?5. Apa pemeriksaan diagnostik pada menometroragia?6. Bagaimana penatalaksanaan menometroragia?7. Bagaimana pengkajian pada menometroragia?8. Apa saja diagnosa keperawatan pada menometroragia?9. Apa intervensi keperawatan pada menometroragia?

1.3. TUJUAN PEMBELAJARANTujuan penulisan makalah ini adalah agar:1. Mahasiswa mampu memahami pengertian menometroragia2. Mahasiswa mampu memahami etiologi menometroragia3. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi menometroragia4. Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinis menometroragia5. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan diagnostik menometroragia6. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan menometroragia7. Mahasiswa mampu memahami pengkajian pada menometroragia8. Mahasiswa mampu memahami apa saja diagnosa keperawatan pada menometroragia9. Mahasiswa mampu memahami apa saja intervensi keperawatan pada menometroragia

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN MENOMETRORAGIA\Menometrorhagia adalah perdarahan uterus yang lama dan berlebihan, yang terjadi dengan interval yang tidak teratur dan sering. (Kamus Saku Kedoteran Dorland Edisi 28, 2011. hal. 666).

Menorrhagia adalah pengeluaran darah yang terlalu banyak biasanya disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi, jadi pada siklus yang teratur. (Sulaiman Sastrawinata, 1981. hal. 37).

Metrorrhagia ialah perdarahan yang tidak teratur dan yang tidak ada hubungannya dengan haid. (Sulaiman Sastrawinata, 1981. hal. 37). Menometroragia adalah perdarahan uterus yang tidak sesuai waktu tetapi dalam jumlah yang banyak. (Manuaba, 2001:500)

2.2. ETIOLOGI MENOMETRORAGIA

Penyebab menorrhagia diantaranya:1. Hypolasia uteriMenurut beratnya, hypoplasia uteri dapat mengakibatkan:a. Amenorrhoe (uterus sangat kecil)b. Hypomenorrhoe (uterus kecil jadi luka kecil)c. Menorrhagia karena tonus otot rahim kurang2. AstheniMenorrhagia terjadi karena tonus otot pada umumnya kurang.3. Selama atau sesudah menderita suatu penyakit atau karena terlalu lelah. Juga karena tonus otot kurang.4. Myoma uteriMonorrhagia pada myoma disebabkan oleh:a. Kontraksi otot rahim kurang kuatb. Cavum uteri luasc. Bendungan pembuluh darah balik5. Hipertansi6. Dekompensasi kordis7. Infeksi oleh endometritis salpingitis yang menyebabkan hyperaemia.8. Retroflexio uteri, karena bendungan pembuluh darah balik.9. Penyakit darah : Welhoff, Haemofili(Sulaiman Sastrawinata, 1981. hal. 37)

Penyebab metrorrhagia dapat dibagi sebagia berikut:1. Metrorrhagi yang disebabkan oleh adanya kehamilan seperti:a. Abortusb. Kehamilan ektopik2. Metrorrhagi di luar kehamilana. Karena luka tidak sembuha) Carcinoma dari corpus uteriBiasanya terjadi pada wanita dalam menopause. Lebih sering pada wanita tanpa anak. Fluor albus bercampus darah.b) Carcinoma cervitis (portionis uteri)Pada wanita mendekati climacterium. Lebih sering terdapat pada wanita yang mempunyai anak banyak. Lebih sering dari pada carcinoma corporis uteri. Timbul perdarahan kontak dengan fluor berdarah.c) Carcinoma dari vulva atau vaginaJarang sebagai tumor primer. Terjadi pada wanita dalam menopause. Ulkus vulva atau vagina pada wanita tua harus dicurigai terhadap kemungkinan adanya carcinoma. Diagnoa pasti dengan eksisi percobaan.d) Tumor ganas lain : sarcoma, choriocarcinomae) Erosio portionisTerdapat daerah yang merah menyala pada portio yang mudah berdarah. Disebabkan karena epitel gepeng berlapis banyak dari portio diganti oleh epitel silindris dari endocervix.f) Myoma submucosa, polyp atau decubitus ulcus oleh pessarium.b. Peradangan yang haemorrhagisa) Endometritis haemorrhagica seperti pada endometritis senilis, endomentritis postpartum. Perlu dilakukan kuretase untuk diagnosa maupun terapi.b) Kolpitis haemorrhagica seperti pada kolpitits senilisc. HormonalMetrorrhagi dapat juga dibagi sebagai berikut:a) Perdarahan anatomis ialah perdarahan yang disebabkan karena ada kerusakan pada tractus genitalis seperti pada sebab sebab yang telas dibahas di atas.b) Perdarahan fungsionalDapat terjadi pada setiap umur pada wanita yang dewasa tapu yang tersering terdapat pada masa pubertas dan climacterium.Perdarahan fungsional dapat dibagi:1) Perdarahan AnovulatoarEtiologi :i. Sentral : psychogen, neurogen, hypofiserii. Perifer : ovarial (tumor atau ovarium yang polykistik)iii. Konstitusionil : kelainan gizi, metabolic, penyakit akut atau kronis2) Perdarahan OvulatoarPerdarahan yang ovulatoar harus dianggap organis kecuali kalau ada bukti bukti yang bertentangan.Etiologi:i. Corpus luteum persistens (Penyakit Halban)ii. Kelainan pelepasan endometriumiii. Hypertensiiv. Kelainan darahv. Penyakit akut atau kronis(Sulaiman Sastrawinata, 1981. hal. 38 40)

2.3. PATOFISIOLOGI MENOMETRORAGIAPada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing hormon (GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH). Hal ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan siklus, pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron. Progesteron menyebabkan poliferasi endometrium untuk berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar esterogen dan progesteron akibat involusi korpus luteum.Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah menstruasi awal yang disebabkan oleh HPO axis yang belum matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa kondisi patologis.Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dari FSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpus luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan pendarahan yang normal, namun ketidakstabilan poliferasi endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan hebat.

2.4. MANIFESTASI KLINIS MENOMETRORAGIAAdanya perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak.

2.5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK MENOMETRORAGIA

Kelainan organik yang kecil pada genetalia interna sering kali sulit dinilai apalagi pada wanita Virgin, sehingga dianjurkan pemeriksaan biopsi endometrium, lab darah dan fungsi hemostatis, USG, radic imun assay. Dll. Pembuatan anamnesis yang cermat penting untuk diagnosis. Perlu ditanyakan bagaimana mulainya perdarahan, apakah didahului oleh siklus yang pendek atau oleh oligomenorea/amenore, sifat perdarahan (banyak atau sedikit- sedikit, sakit atau tidak), lama perdarahan, lama atau tidak, dan sebagainya. Pada pemeriksaan umum perlu diperhatikan tanda-tanda yang menunjuk kearah kemungkinan penyakit metabolik, penyakit endokrin, penyakit menahun, dan lain-lain. Kecurigaan terhadap salah satu penyakit tersebut hendaknya menjadi dorongan untuk melakukan pemeriksaan dengan teliti ke arah penyakit yang bersangkutan. Pada pemeriksaan ginekologik perlu dilihat apakah ada kelainan-kelainan organik yang menyebabkan perdarahan abnormal. Dapat dilakukan kerokan untuk pembuatan diagnois. Pada wanita berumur 20 40 tahun kemungkinan besar ialah kehamilan terganggu, polip, mioma submukosum, dan sebagainya. Kerokan diadakan setelah diketahui benar bahwa tindakan tersebut tidak menggangu kehamilan. Pada wanita pramenopause dorongan untuk melakukan kerokan ialah untuk memastikan ada tidaknya tumor ganas.

2.6. PENATALAKSANAAN MENOMETRORAGIA

Tujuan pengobatan menometroragi adalah:1. Menghentikan perdarahan2. Memulihkan pola haid ovulatoar3. Mencegah akibat jangka panjang dari keadaan anovulasi

Prinsip penatalaksanaan pada kasus menometroragi sebagai berikut:1. Singkirkan dulu kelainan organik2. Bila terjadi perdarahan banyak atau keadaan umum jelek atau Anemis, segera hentikan perdarahan dengan injeksi estrogen atau progesteron kemudian transfusi.3. Perdarahan yang tidak mengganggu keadaan umum, terapi cukup dengan estrogen atau progesteron oral saja4. Terapi lain : antifibrinolitik atau anti prostaglandin5. Setelah perdarahan berhenti atau gangguan haid teratasi selanjutnya atur siklus haid selama 3 bulan berturut turut.6. Setelah 3 bulan pengaturan siklus haid, keadaan kembali lagi seperti semula, cari penyebab lain (analisa hormon)7. Pengobatan pada siklus anovulatorikTujuannya menghentikan perdarahan dan mengembalikan siklus haid sampai terjadi ovulasi atau sampai hormon-hormon untuk memicu ovulasi terpenuhi. Biasanya diberikan Estrogen dosis tinggi dan progesteron.8. Pengobatan pada Menometroraghia beratBeri estrogen konjugasi dosis tinggi untuk merangsang terbentuknya lapisan mukopolisakarida pada dinding kapiler dan arteriola sehingga luka pada pembuluh darah tertutup.9. Pengobatan operatifTerapi ini bertujuan menghentikan perdarahan, dengan angka keberhasilan 40 % 60 %.10. Pengobatan lainYaitu dengan pemberian anti fibrinolitik. Aktivitas fibrinolitik di uterus tinggi karena akibat enzimatik plasmin atau plasminogen yang menyebabkan degradasi fibrin, fibrinogen, faktor V dan VIII. Proses seperti urakinase, tripsin, dan streptokinase. Dapat dihambat oleh asam amino keproat dan asam traneksamat dosis 4 gr / hari (4 kali pemberian).11. Kadang-kadang pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional sangat banyak, dalam hal ini penderita harus istirahat baring dan diberi tranfusi darah. Setelah pemeriksaan ginekologik menunjukan bahwa perdarahan berasal dari uterus dan tidak ada abortus inkompletus, perdarahan untuk sementara waktu dapat dipengaruhi dengan hormon steroid. Dapat diberikan:a. Estrogen dalam dosis tinggi, supaya kadarnya dalam darah meningkat dan perdarahannya berhenti. Dapat diberikan secara intra muskulus dipropionas estradiol 2,5 mg, atau benzoas estradiol 1,5 mg, atau valeras estradiol 20 mg. Keberatan terapi ini adalah bahwa setelah suntikan dihentikan, perdarahan timbul lagi.b. Progesteron: pertimbangan disini ialah bahwa sebagian besar perdarahan fungsional bersifat anovulatoar, sehingga pemberian progesteron mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium. Dapat diberikan kaproas hidroksi-progesteron 125 mg, secara intramuskulus, atau dapat diberikan per os sehari norethindrone 15 mg atau asetas medroksi- progesterone (provera) 10 mg, yang dapat diulangi. Terapi ini berguna pada wanita dalam masa pubertas.12. Terapi yang paling baik adalah dilatasi dan kerokan, tindakan ini penting, baik untuk terapi maupun untuk diagnosis. Dengan terapi ini banyak kasus perdarahan tidak terulang lagi. Apabila ada penyakit metabolik, penyakit endokrin, penyakit darah, dan lain-lain yang menjadi sebab perdarahan, tentulah penyakit ini harus ditangani.13. Apabila setelah dilakukan kerokan perdarahan disfungsional timbul lagi, dapat diusahakan terapi hormonal. Pemberian estrogen saja kurang bermanfaat karena sebagian besar perdarahan disfungsional disebabkan oleh hiperestrinisme. Pemberian progesteron saja berguna apabila produksi estrogen secara endogen cukup. Dalam hubungan dengan hal-hal tersebut diatas pemberian esterogen dan progesteron dalam kombinasi dapat dianjurkan, untuk keperluan ini pil-pil kontrasepsi dapat digunakan. Terapi ini dapat dilakukan mulai hari ke 5 perdarahan terus untuk 21 hari dapat pula diberikan progesteron untuk 7 hari, mulai hari ke 21 siklus haid. Androgen dapat berguna pula dalam terapi teradap perdarahan disfungsional yang berulang. Terapi per os umumnya lebih dianjurkan daripada terapi dengan suntikan. Dapat diberikan metiltestosteron 5 mg sehari, dalil dalam terapi dengan androgen ialah pemberian dosis yang sekecil-kecilnya dan sependek mungkin.14. Sebagai tindakan yang terakhir pada wanita dengan perdarahan disfungsional terus menerus walaupun sudah dilakukan kerokan beberapa kali dan yang sudah mempunyai anak cukup ialah histerektomi.

2.7. PENGKAJIAN

1. Identitas klien dan penanggungjawab2. Keluhan utama Pada pasien menometroragia biasanya klien mengeluhkan terjadi haid lebih dari 14 hari atau darah keluar banyak serta mengumpal.3. Riwayat kesehatan sekarangPada pasien menometroragia biasanya klien mengeluhkan terjadi haid lebih dari 14 hari atau darah keluar banyak serta mengumpal, perutnya terasa nyeri dan kram, derajat nyeri bisa ringan sampai berat.4. Riwayat kesehatan yang laluBiasanya pada pasien menometroragia pasien pernah menderita karsinoma vagina, perlukaan servik, karsinoma partio, erosi parsio, mioma uteri, radang ovarium, kista ovarium, vulvitis dan vaginitis, riwayat menarche pada usia yang sangat muda, serta riwayat disminore.5. Riwayat kesehatan keluarga.Untuk mengetahui adakah anggota keluarga yang menderita penyakit menular, menurun dan apakah keluarga pernah mengalami gangguan haid.6. Riwayat HaidMenarche : pertama kali haid biasanya terjadi pada usia yang sangat mudaSiklus haid : pada Menometroragia biasanya siklus haid tidak teratur, bisa diperpanjangBanyaknya : pada Menometroragia biasanya darah haid banyak dan bergumpal.Keluhan : dismenorhea dan perut terasa kramFlour albus : banyak / tidak, gatal / tidak, warna jernih / keruh.7. Pola kebiasaan sehari-haria. NutrisiPada Menometroragia memerlukan nutrisi yang cukup terutama bahan makanan yang banyak mengandung zat besi untuk meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah.b. Pola IstirahatBiasnya pada pasien menometroragia dianjurkan untuk tirah baring atau bedrest untuk menghindari keluarnya darah banyak.c. Pola KebersihanPada Menometroragia darah banyak keluar sehingga pasien harus selalu menjaga kebersihan genetalia dan sering ganti pembalut untuk mencegah terjadinya infeksi.d. Pola AktivitasPada Menometroragia ibu tidak boleh berjalan-jalan karena akan memperbanyak pengeluaran darah.e. Pola EliminasiBiasanya tidak ada kelainan pola BAB dan BAK8. Riwayat Psikososial, Budaya dan Spirituala. Psikologi : Pada Menometroragia biasanya pasien merasa khawatir karena perdarahn.b. Social : untuk mengetahui hubungan pasien dengan keluarga, dan masyarakat sekitar.c. Budaya : untuk mengatahui budaya yang dianut keluarga. Seperti jika adal keluarga yang sakit berobat kemana, selama perdarahan minum obat apa.d. Spiritual : untuk mengetahui agama dan kepercayaan untuk memudahkan memberi dukungan spiritual.9. Pemeriksaan UmumKeadaan umum : baik / cukup / lemahKesadaran : composmentis / somnolen / apatisTTV : TD (100/60 s/d 140/90) = normal/ meningkat saat keadaan cemasNadi (Normalnya 70 90 x/menit) = normal/ meningkat saat keadaan cemasSuhu (normalnya 36 37 0C) = biasanya normalRR (normalnya 16 24 x/menit) = normal/ meningkat saat keadaan cemas10. Pemeriksaan Fisika. Inspeksi1) Kepala : rambut rontok / tidak, kotor / bersih, warna rambut, adakah benjolan / tidak.2) Muka : biasanya pucat menandakan adanya anemi karena perdarahan, ekspresi wajah meringis.3) Mata : biasanya konjungtiva pucat menandakan adanya anemi.4) Leher : biasanya tidak ada kelaianan pada leher, tidak ada pembesaran kelenjer tiroid.5) Payudara : biasanya simetris, tidak ada benjolan abnormal.6) Perut : biasanya tidak ada pembesaran perut7) Genetalia : biasanya darah keluar banyak dan bergumpal.8) Ekstremitas : simetris, biasanya pucat menandakan anemi.b. Palpasi1) Leher : biasanya tidak teraba adanya pembesaran kelenjer tiroid, bendungan vena jugularis / pembesaran kelenjer limfe.2) Perut : perut tersa nyeri dan kram, biasanya tidak ada massa3) Ekstremitas : turgor kulit biasanya teraba jelek karena terjadi anemia akibat prdarahan, akral teraba dingin.c. Perkusi1) Perut : biasanya sonor, tidak ada penimbunan cairan atau massa pada abdomend. Auskultasi 1) Dada : biasanya suara nafas normal, tidak ada bunyi nafas tambahan.2) Perut : biasanya bising usus positif.

11. Analisa DataNo.DataEtiologiMasalah Keperawatan

1Ds: Pasien mengatakan :1. Haid lebih dari 14 hari atau darah keluar banyak serta mengumpal.

DO:1. Muka pucat2. Konjungtiva anemis3. Darah keluar banyak dan bergumpal4. Ektremitas pucat5. Turgor kulit jelek6. Akral teraba dinginKehilangan volume cairan yang aktifRisiko defisit volume cairan

2DS:Klien mengatakan :1. Perutnya terasa nyeri dan kram.2. Haid pertama usia 11 tahun3. Ada riwayat nyeri saat haid

DO:1. Ekspresi wajah meringis2. Derajat nyeri bisa ringan sampai berat (1 10)Agen cidera biologisNyeri akut

3DS:Klien mengatakan:1. Klien mengatakan khawatir karena perdarahan

DO:1. TD : > 140/902. RR : > 24x/menit3. Nadi : > 100x/menitAnsietas

2.8. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada menometroragia berdasarkan prioritas adalah:1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis2) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan3) Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif

2.9. INTERVENSI KEPERAWATAN

No.DiagnosaNOCNIC

1Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologisKontrol nyeri

Kriteria hasil: Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) Mampu mengenal nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan manajemen nyeriManajemen nyeri Kaji ulang nyeri ( lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, faktor penyebab) Ciptakan lingkungan yang nyaman Pertahankan patensi kateter dan sistem drainase. Pertahankan selang bebas dari lekukan dan bekuan. Pertahankan tirah baring bila diindikasikan Berikan tindakan kenyamanan ( sentuhan terapeutik, pengubahan posisi, pijatan punggung ) dan aktivitas terapeutik. Berikan lampu penghangat bila diindikasikan. Kolaborasi dalam pemberian antispasmodik Berikan informasi tentang nyeri kepada pasien dan keluarga Monitor kenyamanan pasien terhadap manajemen nyeri Mengajarkan keluarga tentang teknik non- farmakologis untuk mengurangi nyeri

Administrasi analgesik Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat Cek riwayat alergi Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesic, seperti Aspirin. Pilih rute pemberian obat Evaluasi aktivitas analgesik (tanda dan gejala/efek samping)

2Ansietas berhubungan dengan Anxiety control Coping

Kriteria hasil: Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas Mengidentifikasi mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas Vital sign dalam batas normal Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat aktifitas menunjukkan berkurangnya kecemasanAnxiety reduction (penurunan kecemasan) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan Pernyataan yang jelas tentang harapan dari perilaku pasien Berikan informasi pada klien atau keluarga tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan Dampingi pasien untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi takut Dorong pasien atau orang terdekat untuk menyatakan masalah atau perasaan Berikan pijatan punggung/leher, sesuai kebutuhan Jaga peralatan perawatan jauh dari pandangan pasien

KolaboratifBerikan pengobatan untuk mengurangi ansietas, sesuai kebutuhan

3Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktifHidrasiIntake cairan adekuatKriteria hasil: Mempertahankan urine output sesuai dengan usia, BB, BJ urine normal, Ht normal Tanda vital dalam batas normal Tidak ada tanda tanda dehidrasi, elastisitas dan turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada haus yang berlebihanManajemen cairan Monitor ulang status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah normal) Awasi keluaran tiap jam bila diindikasikan. Pantau masukan dan haluaran cairan. Beri cairan IV Dorong masukan oral Awasi tanda-tanda vital, perhatikan peningkatan nadi dan pernapasan, penurunan tekanan darah, diaforesis, pucat Tingkatkan tirah baring dengan kepala lebih tinggi Kolaborasi dalam memantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi Kolaborasi dengan dokter bila gejala dehidrasi memburuk

BAB IIIPENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Menometrorhagia merupakan suatu penyakit yang sering ditemukan pada wanita usia subur dan menjelang menopause. Penyebab menometrorhagia bisa disebabkan oleh kelainan organik dari servik uteri, vagina, rahim ataupun tuba falopi serta kista ovari. Menometroragia juga bisa disebabkan oleh perdarahan disfungsional dengan ovulasi, perdarahan disfungsional tanpa ovulasi ataupun stress psikologis dan komplikasi dari pemakaian obat kontrasepsi.

3.2. SARANDiharapkan pada semua petugas kesehatan agar memahami konsep penyakit menometroragia dan menangani menometrorhagia dengan cepat dengan mencari penyebab atau sumber perdarahan dan menghentikan perdarahan dengan segera karena perdarahan yang terlambat penanganan dapat membahayakan nyawa pasien.6