materi makalah

10
C.Gejala-gejala DIC Gejala DIC biasanya muncul tiba-tiba dan bisa bersifat sangat berat. Jika keadaan ini terjadi setelah pembedahan atau persalinan, maka permukaan sayatan atau jaringan yang robek bisa mengalami perdarahan hebat dan tidak terkendali. Perdarahan bisa menetap di daerah tempat penyuntikan atau tusukan; perdarahan masif bisa terjadi di dalam otak, saluran pencernaan, kulit. Otot dan rongga tubuh. Bekuan darah di dalam pembuluh darah yang kecil bisa merusak ginjal (kadang sifatnya menetap) sehingga tidak terbentuk air kemih. Gejala-gejala DIC umumnya sangat terkait dengan penyakit yang mendasarinya, ditambah gejala tambahan akibat trombosis, emboli, disfungsi organ, dan perdarahan. Keadaan ini terjadi akibat sepsis atau infeksi berat, trauma, destruksi organ, keganasan (tumor padat atau myelo/limfoproliferatif), penyakit obstetrik (emboli cairan amnion dan abrupsi plasenta), abnormalitas vaskular (sindrom Kasabach- Meritt dan aneurisma pembuluh darah besar), penyakit hepar yang berat, reaksi toksik-imunologik dari bisa ular, obat-obatan, reaksi transfusi, dan penolakan transplantasi. Pada pemeriksaan fisik DIC akan sangat tergantung etiologi penyakit tersebut. DIC akut akan memperlihatkan petekia pada palatum mole dan tungkai dan ekimosis pada bekas punksi vena, keduanya akibat trombositeopenia. Pasien seperti ini juga akan terdapat ekimosis pada area-area yang traumatik. Sedangkan pasien DIC kronik atau subakut hanya akan memperlihatkan tanda dan gejala akibat trombosis dan tromboemboli pada organ tertentu. Keadaan ini terjadi akibat kelainan berbagai penyakit. Secara umum seperti yang tersebut di atas, terdapat dua jalur yang menjadi penyebab terjadinya DIC, pertama, respon inflamasi sistemik yang umumnya akibat sepsis atau trauma hebat sehingga mengaktifkan sitokin dan faktor pembekuan darah. Kedua, pajanan materi prokoagulan ke pembuluh darah (mis. Pasien kanker atau obstetrik). Pada situasi tertentu, dua jalur penyebab DIC ini bisa muncul secara bersamaan (mis. Trauma mayor atau pankreatitis nekrotik berat). KLINIS Gejala DIC sering berhubungan langsung dengan kondisi penyebabnya, adanya riwayat perdarahan dan hipovolume seperti perdarahan gastro intestin dan gejala dan tanda thrombisis pada pembuluh darah yang besar seperti DVT dan thrombosis mikrovaskuler seperti gagal ginjal, perdarahan dari setidaknya 3 daerah yang tidak berhubungan langsung dengan DIC seperti :

Upload: megan-taylor

Post on 24-Nov-2015

23 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

C.Gejala-gejala DIC

Gejala DIC biasanya muncul tiba-tiba dan bisa bersifat sangat berat. Jika keadaan ini terjadi setelah pembedahan atau persalinan, maka permukaan sayatan atau jaringan yang robek bisa mengalami perdarahan hebat dan tidak terkendali. Perdarahan bisa menetap di daerah tempat penyuntikan atau tusukan; perdarahan masif bisa terjadi di dalam otak, saluran pencernaan, kulit. Otot dan rongga tubuh. Bekuan darah di dalam pembuluh darah yang kecil bisa merusak ginjal (kadang sifatnya menetap) sehingga tidak terbentuk air kemih.

Gejala-gejala DIC umumnya sangat terkait dengan penyakit yang mendasarinya, ditambah gejala tambahan akibat trombosis, emboli, disfungsi organ, dan perdarahan. Keadaan ini terjadi akibat sepsis atau infeksi berat, trauma, destruksi organ, keganasan (tumor padat atau myelo/limfoproliferatif), penyakit obstetrik (emboli cairan amnion dan abrupsi plasenta), abnormalitas vaskular (sindrom Kasabach-Meritt dan aneurisma pembuluh darah besar), penyakit hepar yang berat, reaksi toksik-imunologik dari bisa ular, obat-obatan, reaksi transfusi, dan penolakan transplantasi. Pada pemeriksaan fisik DIC akan sangat tergantung etiologi penyakit tersebut. DIC akut akan memperlihatkan petekia pada palatum mole dan tungkai dan ekimosis pada bekas punksi vena, keduanya akibat trombositeopenia. Pasien seperti ini juga akan terdapat ekimosis pada area-area yang traumatik. Sedangkan pasien DIC kronik atau subakut hanya akan memperlihatkan tanda dan gejala akibat trombosis dan tromboemboli pada organ tertentu. Keadaan ini terjadi akibat kelainan berbagai penyakit. Secara umum seperti yang tersebut di atas, terdapat dua jalur yang menjadi penyebab terjadinya DIC, pertama, respon inflamasi sistemik yang umumnya akibat sepsis atau trauma hebat sehingga mengaktifkan sitokin dan faktor pembekuan darah. Kedua, pajanan materi prokoagulan ke pembuluh darah (mis. Pasien kanker atau obstetrik). Pada situasi tertentu, dua jalur penyebab DIC ini bisa muncul secara bersamaan (mis. Trauma mayor atau pankreatitis nekrotik berat). KLINISGejala DIC sering berhubungan langsung dengan kondisi penyebabnya, adanya riwayat perdarahan dan hipovolume seperti perdarahan gastro intestin dan gejala dan tanda thrombisis pada pembuluh darah yang besar seperti DVT dan thrombosis mikrovaskuler seperti gagal ginjal, perdarahan dari setidaknya 3 daerah yang tidak berhubungan langsung dengan DIC seperti :- Epistaksis- Perdarahan gusi- Perdarahan Mukosal - Batuk- Dyspnea- Bingung, disorientasi- DemamKondisi yang dapat terjadi DIC antara lain :- Sepsis atau infeksi yang berat - Trauma ( Polytrauma, neurotrauma, emboli lemak )- Kerusakan organ ( Pankreatitis berat )- Malignancy ( Penyakit yang kondisinya buruk )o Tumor padato Myeloproliferative/ lymphoproliferatif malignan- Kehamilan yang sulito Emboli caitran amniotiko Plasenta abrupsio- Kelainan Vaskulero Kasaback-mereritt syndromo Aneurisma vaskuler yang besar- Kerusakan hepar berat- Reaksi toxic atau imunologi yang berato Digigit ularo Penggunaan obat-obatan terlarango Reaksi transfusio Kegagalan tranplantasiD.Diagnosa

Diagnosis Pemeriksaan darah menunjukkan : Penurunan jumlah faktor pembekuan Adanya bekuan-bekuan kecil yang tidak biasa Sejumlah besar hasil pemecahan bekuan darah. Tidak ada metode khusus untuk mendiagnosis DIC selain menilai gejala klinis berupa perdarahan terus-menerus dengan gejala sianosis perifer serta melihat hasil lab dengan trombositopenia, masa perdarahan global yang memanjang signifikan (PT dan aPTT), serta Fibrin Degradation Produc (FDP), atau spesifiknya D-dimer akan meningkat (walaupun keduanya juga meningkat pada trauma berat). DIC dapat terjadi hampir pada semua orang tanpa perbedaan ras, jenis kelamin, serta usia.

Sangatlah buram untuk mendiagnosis jika kita hanya mengandalkan klinis dan lab tersebut di atas. Cara terbaik untuk mengenali DIC selain pemeriksaan fisis dan penunjang ialah dengan mengetahui penyakit-penyakit apa saja yang biasanya potensial menyebabkan DIC. Penatalaksanaan Penyebabnya harus dicari dan diatasi, apakah gangguan kebidanan, infeksi atau kanker. Jika penyebabnya diatasi, maka gangguan pembekuan bisa berkurang. DIC bisa berakibat fatal, sehingga harus diatasi sesegera mungkin. Diberikan transfusi trombosit dan faktor pembekuan untuk menggantikan kekurangan dan menghentikan perdarahan.

Untuk memperlambat pembekuan kadang diberikan heparin. Tidak ada penatalaksanaan khusus untuk DIC selain mengobati penyakit yang mendasarinya, misalnya jika karena infeksi, maka bom antibiotik diperlukan untuk fase akut, sedangkan jika karena komplikasi obstetrik, maka janin harus dilahirkan secepatnya. Transfusi trombosit dan komponen plasma hanya diberikan jika keadaan pasien sudah sangat buruk dengan trombositopenia berat dengan perdarahan masif, memerlukan tindakan invasif, atau memiliki risiko komplikasi perdarahan. Terbatasnya syarat transfusi ini berdasarkan pemikiran bahwa menambahkan komponen darah relatif mirip menyiram bensin dalam api kebakaran, namun pendapat ini tidak terlalu kuat, mengingat akan terjadinya hiperfibrinolisis jika koagulasi sudah maksimal. Sesudah keadaan ini merupakan masa yang tepat untuk memberi trombosit dan komponen plasma, untuk memperbaiki kondisi perdarahan. F.PENYEBAB DAN KEADAAN FISIK PASIENPenyebab DIC dapat diklasifikasikan kedalam Akut atau kronik, sistemik atau lokal dan DIC dapat menyebabkan kondisi tunggal atau kondisi yang multiple.Pada DIC yang akut, tetap tergantung dari penyebab terjadinya DIC - Infeksio Bacteri ( gram negatif sepsis, gram positif infeksi )o Viral ( HIV, varicella, Hepatitis )o Fungal ( Histoplasma )o Parasitik ( Malaria )- Malignansi o Hematologi ( akut myelositis leukemia)o Metastatik ( Mucin-sekresi adenokarsinoma )- Kehamilano Abrupsi palsentao Emboli cairan amniotiko Eklmasia- Trauma- Luka bakar- Kecelakaan kendaraan bermotor- Keracunan bisa ular- Transfusi- Reaksi hemolitik- T4ransfusi masiive- Penyakit liver- gagal hepar acut- Pemasangan alat bantu prostetik- Alat bantu fungsi ventrikelPada DIC yang kronik atau subakut dijumpai : thrombosis pada thrombin formasi dan muncul tanda dan gejala tromboembolis vena.- Sirkulasio Tanda perdarahan spontan atau yang mengancam jiwao Tanda perdarahan subacuto Tanda thrombosis lokal atau meluas- Sistem syaraf Pusato Penurunan kesadaran tidak spesifik atau stuporo Penurunan focal tapi jarang terjadi/ditemui- Kardiovaskuler sistemo Hipotensio Tachikardio Sirkulasi kolaps- Sistem pernafasano Ada Pleural Frictio rubo Tanda ARDS- Sistem Gastrointestinalo Hematemesiso Hematochezia- Sistem Genitourinario Tanda azotemia dan gagal ginjalo Asidosiso Hematuriao Oliguriao Metoragiao Perdarahan Uterin - Sistem Dermatologyo Petechieo Purpurao Bula hemorragieo Nekrosis kulit tungkai bawah (purpura fulminan)o Infark lokal dan gangreno Perdarahan luka dan perdarahan subkutanius dalamo thrombosisAda dua penyebab utama terjadinya DIC yaitu :1. Respon inflamasi sistemik, menyebabkan aktivasi cytokine menimbulkan aktivasi koagulasi (sepsis, trauma mayor ).2. Pelepasan atau penyebaran material (fat, phospolipid ) prokoagulan kedalam pembuluh darah (kanker, kasus kehamilan )Pada keadaan tertentu kedua penyebab diatas dapat terjadi secara bersamaan seperti pada kasus trauma mayor atau nekrotik pankreatitis berat. Ada beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan DIC yaitu :1. Infeksi bakteri2. Trauma berat3. Tumor padat dan hematologic malignan4. Obstetrik kalaminis ( Abrupsi placenta, emboli cairan omnion )5. Kerusakan vaskuler6. Penyebab lain termasuk keracunan berat atau reaksi imunologi ( Reaksi transfusi ) atau reaksi inflamasi ( Acut pankreatitis )G.PENGOBATAN DAN PERAWATAN- Penyakit penyebabo Langkah awal adalah mengobati penyakit penyebabnya- Strategi pengobatan tambahano Tranfusi platelet dan komponen plasma Diindikasikan pada pasien yang mengalami perdarahan dan yang membutuhkan prosedur tindakan invasive atau pada yang mengalami komplikasi perdarahan Pemberian factor koagulasi konsentrat Ulangi pemeriksaan PT,aPTT, jika terjadi defisit vik K, maka diberikan Vit K Transfusi platelet dapat diberikan pada pasien yang mengalami thrombositopenia berat khususnya pada pasien yang mengalami perdarahan atau resiko perdarahano Therapi antikoagulan Pemberian heparin

Satu-satunya terapi medikamentosa yang dipakai ialah pemberian antitrombosis, yakni heparin. Obat kuno ini tetap diberikan untuk meningkatkan aktivitas antitrombin III dan mencegah konversi fibrinogen menjadi fibrin. Obat ini tidak bisa melisis endapan koagulasi, namun hanya bisa mencegah terjadinya trombogenesis lebih lanjut. Heparin juga mampu mencegah reakumulasi clot setelah terjadi fibrinolisis spontan. Dengan dosis dewasa normal heparin drip 4-5 U/kg/jam IV infus kontinu, pemberian heparin harus dipantau minimal setiap empat jam dengan dosis yang disesuaikan. Bolus heparin 80 U tidak terlalu sering dipakai dan tidak menjadi saran khusus pada jurnal-jurnal hematologi. Namun pada keadaan akut pemberian bolus dapat menjadi pilihan yang bijak dan rasional. Apalagi ancaman DIC cukup serius, yakni menyebabkan kematian hingga dua kali lipat dari risiko penyakit tersebut tanpa DIC. Semakin parah kondisi DIC, semakin besar pula risiko kematian yang harus dihadapi. Penanganan DIC pada situasi emergensi :- Lakukan pengkajian pre-hospital- Lakukan penangan gejala yang mengancan jiwa seperti bersihan jalan nafas atau perdarahan berat- Tentukan penyebab DIC dan tentukan therapinya- Lakukan pemeriksaan lab- Beri obat antikoagulan sesuai indikasi- Beri komponen darah sesui indikasio Transfusi RBCo Platelet konsentrato Fresh fozen plasmao Antithrombin III konsentratKonsultasi- Konsul hematoligis- Konsul ke spesialis transfusi- Konsul ke spesialis kritikal care jika terdapat multiple organ failure- Lakukan konsultasi jika terjadi komplikasi atau kondisi yang mengancam jiwaPerawatan pasien di rumah sakit- kebanyakan pasien dengan DIC membutuhkan perawatan kritikal untuk primer diagnosa dan kadang membutuhkan tindakan emergensi bedah- parameter klinis dan laboratorium harus dinilai setiap 8 jamPerawatan pasien diluar pelayanan kesehatan- Pasien yang recoveri dari DIC harus kontrol ke dokternya atau ke hematolog- Pada pasien yang DIC resiko rendah atau atau yang kronis harus kontrol ke hematolog setelah kondisinya stabil H.KOMPLIKASI- Kematian - Disfungsi organ dan limb ischemia dapat terjadi- Perdarahan- Gagal ginjal akut- Cardiac tamponade- Hematothorak- Hematoma intracerebra- GangrenPROGNOSIS- Tergantung masalah penyebabnyaI.DIAGNOSA PERAWATAN PADA DIC1. Resiko tinggi terjadi perdarahan 2. Resiko tinggi penurunan kesadaran3. Resiko tinggi gangguan integritas kulit4. Resiko tinggi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit5. Resiko tinggi gangguan thermodelusi6. Resiko tinggi gangguan pola nafas dan pertukaran gas7. Intoleransi aktifitas