keswais- materi tgh satriawan-zikir dan kesehatan jiwa (makalah).doc

23
Zikir dan Kesehatan Jiwa 1 Oleh: H.Satriawan,Lc.MA. 2 Mukadimah Islam sebagai agama Samawi adalah system yang syamil (konprehensif), kamil (sempurna) dan mutakamil (integral) yang Allah turunkan untuk mengatur kehidupan manusia. ajaran Islam konprehensif dan sempurna karena mengatur semua lini dan aspek kehidupan manusia 3 . Integral karena ia mengatur semua sisi dalam diri manusia, jasmani, rohani, hati, akal dan pikirannya, memperhatikan unsur samawi (baca unsur rohani) dan ardhi (unsur jasmani) manusia secara adil, seimbang (tawazun) dan proporsional 4 . Tidak ada yang dilebihkan atas yang lain; dan tidak ada sisi yang diremehkan. dalam konsep al-Quran, unsur manusia berupa Jasmani, rohani, jiwa, hati dan akalnya sama-sama memerlukan tiga hal : Tagziyah (diberi makan) Takhliyah (dibersihi), dan Tahliyah (dihiasi). Diberikan nutrisi primer yang ia butuhkan, dibersihkan dari segala kotoran yang akan menjadikannya sakit atau lemah, dan dihiasai dengan yang baik-baik guna menyempurnakan keutamaannya. Fisik memerlukan makan dan minum yang menjadi kebutuhan primernya, membutuhkan untuk dibersihkan setiap hari dari debu dan segala jenis kotoran yang melekat padanya, lalu dihiasi dengan 1 Makalah disampaikan pada seminar Nasional “”””””””””””””””””””””””” Mataram NTB 2 Penulis adalah Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Nurul Hakim Kediri Lombok Barat, anggota Komisi fatwa MUI NTB, dan Ketua Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) NTB 3 Lihat Sayyid Quthb, Fi Zhilal al-Quran, Dar al-Syuruq, Beirut - Kairo, 1412 H. Cet.XVII. jilid IV hal.216 4 Lihat Sayyid Quthb, Fi Zhilal al-Quran, Dar al-Syuruq, Beirut - Kairo, 1412 H. Cet.XVII. jilid I hal.131 1

Upload: bbsa

Post on 12-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Zikir dan Kesehatan Jiwa

Oleh: H.Satriawan,Lc.MA.

Mukadimah

Islam sebagai agama Samawi adalah system yang syamil (konprehensif), kamil (sempurna) dan mutakamil (integral) yang Allah turunkan untuk mengatur kehidupan manusia. ajaran Islam konprehensif dan sempurna karena mengatur semua lini dan aspek kehidupan manusia. Integral karena ia mengatur semua sisi dalam diri manusia, jasmani, rohani, hati, akal dan pikirannya, memperhatikan unsur samawi (baca unsur rohani) dan ardhi (unsur jasmani) manusia secara adil, seimbang (tawazun) dan proporsional. Tidak ada yang dilebihkan atas yang lain; dan tidak ada sisi yang diremehkan. dalam konsep al-Quran, unsur manusia berupa Jasmani, rohani, jiwa, hati dan akalnya sama-sama memerlukan tiga hal : Tagziyah (diberi makan) Takhliyah (dibersihi), dan Tahliyah (dihiasi). Diberikan nutrisi primer yang ia butuhkan, dibersihkan dari segala kotoran yang akan menjadikannya sakit atau lemah, dan dihiasai dengan yang baik-baik guna menyempurnakan keutamaannya. Fisik memerlukan makan dan minum yang menjadi kebutuhan primernya, membutuhkan untuk dibersihkan setiap hari dari debu dan segala jenis kotoran yang melekat padanya, lalu dihiasi dengan pakaian yang bagus, perhiasan, wewangian dan aksesoris yang menjadikannya tampil sempurna. Demikian pula jiwa membutuhkan santapan rohani berupa iman, zikir, inabah, juga butuh dibersihkan dari segala kotoran yang bisa menjadikannya sakit, seperti syirik, hasad, dengki, dosa dan kelalaian dan lain sebagianya, lalu dihiasai dengan akhlak-akhlak yang utama sehingga menuju ke kesempurnaannya. Demikian halnya dengan akal yang membutuhkan ilmu, pengetahuan, dan pengalaman; dibersihkan dari segala ilmu dan pemahaman yang jauh dari orisinalitas ajaran Islam. Dengan memenuhi tiga hal tersebut bagi jasmani dan rohani, manusia akan menuju kesempurnaannya sampai ke derajat insan kamil (manusia sempurna). Jika diremehkan salah satunya maka akan terjadi ketidak seimbangan, ketidak seimbangan ini yang mengakibatkan apa yang disebut sebagai sakit, baik sakit fisik maupun rohani. Diantara kebutuhan rohani manusia yang sangat mempengaruhi kesehatannya adalah tagziyah ruhiyyah berupa zikrullah, yakni menyebut dan mengingat dengan penuh perhatian (tanabbuh) dan kesadaran yang tinggi (tayaqquz) akan keberadaan Allah, kehadiran-Nya, dan segala kemaha besaran dan keagungan-Nya. Pada makalah sederhana ini dipaparkan makna kesehatan jiwa, peran agama, khususnya zikrullah; makna zikir, kedudukan, keutamaan, dan kemanfaatannya yang salah satu yang paling dominan adalah pengaruhnya terhadap ketenangan jiwa manusia. Kesehatan Jiwa

Sehat(health)sejatinya merupakan konsep yang tidak mudah diartikan, sekalipun dapat dirasakan dan diamati keadaannya. Sebagai contoh, orang yang tidak memiliki keluhan fisik dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa orang yang gemuk adalah orang yang sehat, dan sebagainya. Artinya, faktor subyektifitas dan kultural ikut membentuk pemahaman dan pengertian orang terhadap konsep sehat itu sendiri.

Sebagai satu acuan untuk memahami konsep sehat,World Health Organization(WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu keadaan yang sempurnan baik fisik, mental maupunsosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan atau cacat. Dalam definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun belum tentu dikatakan sehat. Semestinya, dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial.

Pengertian sehat yang dikemukan oleh WHO ini merupakan suatu keadaanideal, dari sisi biologis, psiologis, dan sosial. Jika demikian adanya, apakah ada seseorang yang berada dalam kondisi sempurna secara bio-psikososial? Untuk mendapat orang yang berada dalam kondisi kesehatan yang sempurna itu sulit sekali, namun yang mendekati pada kondisi ideal tersebut ada.

Kesehatanmentalberasal dari konsep mental hyglene yang dalam bahasa yunani adalah kejiwaan. Konsep kesehatan mental dalam perspektif psikologi dapat dipahami dari definisi-definisi berikut:

Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala ganguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose)

Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup.

Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain; serta terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa.

Kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguhantarafungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendiri dan lingkungan berdasarkan keimanan dan ketaqwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia dunia dan akhirat.

Menurut Marie Johada, orang yang sehat mentalnya tidak hanya dikategorikan terhindarnya ia dari gangguan jiwa tapi juga mencakup hal berikut :

Sikap, kepribadian yang baik terhadap diri sendiri.

Pertumbuhan, perkembangan dan perwujudan diri yang baik

Integrasi diri, yang meliputi keseimbangan mental, kesatuan pandangan dan tahan terhadap tekanan-tekanan yang terjadi.

Otonomi diri, yang mencakup unsur-unsur pengatur kelakuan dari dalam / kelakuan-kelakuan bebas.

Pengertian-pengertian di atas menggambarkan adanya norma-norma sehat atau normal dalam perspektif kesehatan mental. Ada kriteria-kriteria yang digunakan untuk menyebut sehat atau normal. Tingkah laku yang normal dipandang sebagai wujud dari kesehatan mental. Menurut Hasan Langgulung ada empat kriteria yang biasa digunakan dalam menentukan sehat dan normal. Pertama, Kaidah Statistik. Dalam kaidah statistik, sehat tidaknya mental seseorang diukur dengan angka-angka statistik. Penggunaan kaidah statistik ini didasarkan pada fakta dari sifat yang menyatakan seseorang baik dari segi jasmani atau dari segi intelektual atau dari segi emosi, kemudian fakta-fakta itu dituangkan dalam tabel statisik. Tabel itu akan menunjukkan bahwa kebanyakan orang akan mencapai angka pertengahan (sederhana) dari setiap item yang dinilai, dan tingkat kesehatan yang sangat tinggi atau yang berada di bawah normal, dijumpai pada angka yang lebih kecil. Kedua Norma Sosial, Kriteria ini menyatakan bahwa orang normal atau sehat mental adalah orang yang mengikuti pola-pola tingkah laku, sikap-sikap sosial dan nila-nilai lain yang telah disepakati oleh masyarakat sebagai norma-norma sosial. Kriteria ini sangat cocok dengan teori Behaviourisme. Teori ini sangat lemah jika diterapkan pada orang yang hidup di tengah masyarakat yang sakit, karena ukuran orang normal adalah apabila memiliki tingkah laku sakit (pathological). ketiga Tingkah Laku Ikut-ikutan, menurut kriteria ini orang yang sehat mental tidak diukur dengan kepatuhannya terhadap norma-norma sosial, tapi pada keseimbangannya menentukan pilihan untuk mengikuti atau pura-pura mengikuti.bahkan menentang dengan alasan bahwa sikap itu menumbuhkan potensi-potensi dirinya dan potensi masyarakatanya. Keempat, Kriteria lain, Semua teori mungkin ada benarnya, tapi ia tidak terhinar dari kekuarangan, apalagi jika digunakan untuk mengukur kesehatan mental. Di samping tiga kriteria di atas, menurut Hasan Langgulung ada sifat-sifat yang bisa digunakan untuk mengukur kesehatan mental seseorang, antara lain:

Seseorang menyadari kelebihan dan kekurangan dirinya. Jarak antara aspirasi dan potensi yang secara realistik dimiliki oleh orang itu sesuai.

Seseorang memiliki keluwesan dalam hubungannya dengan orang lain

Seseorang memiliki keseimbangan emosi Seseorang memiliki sifat spontanitas yang sesuai Seseorang berhasil menciptakan hubungan sosial yang dinamis dengan orang lain. Kesehatan mental seseorang berhubungan dengan kemampuannya menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapi. Pertarungan psikologis tidak bisa dihindari pada orang yang tidak memiliki kemampuan penyesuaian diri, dan kegagalan seseorang itu dapat berakibat pada timbulnya rasa kecewa dan risau. Kesehatan mental yang terganggu selanjutnya berpengaruh kepada perasaan, pikiran,atau kecerdasan dan juga kepada kelakuan bahkan kepada kesehatan badan, tetapi akarnya adalah pada perasaan kecewa dan kerisauan.

Jiwa Manusia dalam perspektif agama Eksistensi manusia terbentuk dari dua unsur yaitu jasmani dan rohani. Sebagaimana jasmani, rohani juga memiliki daya-daya yang menandakan eksistensi dan kualitasnya. Daya-daya itu menurut syekh Muhammad Mahmud Abdullah adalah Qalb, yang berada di dalamnya fuad, lubaba, aql, wujdan, dan jinan, yang semuanya berada di dalam nafs (jiwa) manusia yang digeneratori sebagaimana jasad oleh roh (atau menurut Al-Asfani ia adalah bagian darinya).

Manusia dalam al-Quran disebut sebagai insan, ins, nas, basyar; dimana sebutan ins dan insan bermakna manusia sebagai makhluk psikologis, berasal dari kata nasiya yansa yang artinya lupa, dan dari uns yang berarti harmoni dan mesra, dan dari anasa yanusu yang berarti bergejolak. Jadi sebagai makhluk psikologis, insan memiliki karakteristik dan psikologis antara lupa dan berkesadaran, antara mesra dan membenci atau memusuhi, antara bergejolak dan tenang. Menurut al-Quran, desain kejiwaan manusia diciptakan Allah dengan sangat sempurna, berisi kapasitas-kapasitas kejiwaan; berpikir, merasa dan berkehendak. Jiwa yang dalam al-Quran disebut Nafs merupakan sistem (disebut sebagai sistem nafsani), terdiri dari subsistem Aql, Qalb, Bashirah, Syahwah, dan Hawa. 1. Aql (akal) merupakan problem solving capacity yang bisa berpikir dan membedakan yang buruk dari yang baik. Akal bisa menemukan kebenaran tetapi tidak menentukannya,oleh karena itu kebenaran aql sifatnya relative.

2. Qalb (hati), merupakan perdana menteri ari system nafsani. Dialah yang meimpin kerja jiwa manusia. Ia bisa memahami realita, apa yang aql mengalami kesulitan. Sesuatu yang tidak rasional masih bisa difahami oleh qalb. Di dalam qalb ada berbagai kekuatan dan penyakit; seperti iman, cinta, dengki, keberanian, kemarahan, kesombongan, kedamaian, kekufuran, dan sebagainya. Qalb memiliki otoritas memutuskan sesuatu tindakan, oleh kerena itu segala sesuatu yang disadari oleh qalb berinflikasi kepada pahala dan dosa. Apa yang sudah dilupakan oleh qalb masuk ke dalam memori nafs (alam bawah sadar), dan apa yang sudah dilupakan terkadang muncul dalam mimpi. Sesuai dengan namanya qalb, ia sering tidak konsisten. 3. Bashirah, adalah pandangan mata batin sebagai lawan dari pandangan mata kepala. Berbeda dengan qalb yang tidak konsisten, bashirah selalu konsisten kepada kebenaran dan kejujuran. Ia tidak bisa diajak konpromi untuk menyimpang dari kebenaran. Bashirah disebut juga sebagai nurani, dari kata nur, dalam bahasa Indonesia menjadi hati nurani. Menurut tashawuf, bashirah adalah cahaya ketuhanan yang ada dalam hati, nurun yaqzhifuhullah fi al-qolb. Intropeksi, tangis kesadaran, relegisiusitas, god spot, bersumber dari sini. 4. Syahwah, adalah motip kepada tingkah laku. Semua manusia memiliki syahwat terhadap lawan jenis, bangga terhadap anak-anak, menyukai benda berharga, kendaraan bagus, ternak, dan kebun. Syahwat adalah sesuatu yang manusiawi dan netral. 5. Al-Hawa, hawa adalah dorongan kepada objek yang rendah dan tercela. Perilaku kejahatan, marah, frustasi, sombong, perbuatan tidak bertanggung jawab, korupsi, sewenang-wenang, dan sebagainya bersumber dari hawa. Karakteristik hawa adalah ingin segera menikmati apa yang diinginkan tanpa memedulikan nilai-nilai moralitas. Orang yang mematuhi tuntutan hawa, tindakannya cenderung destruktif. Dalam bahasa Indonesia disebut hawa nafsu, atau menurut teori Freud disebut id.

Nafs sebagai jiwa yang berada dalam diri manusia memiliki potensi baik dan buruk, Quran Surat as-Syams :7-8 menjelaskan hal itu: . Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya.

Jiwa dalam ayat tersebut merupakan wadah dari ilham yang abstrak dari Allah yang ia hunjamkan pada diri manusia yang bukan materi namun inmateri yaitu jiwanya. Sedangkan dalam surat Ar-Rad ayat 11, disamping mengisyaratkan bahwa nafs sebagai wadah, ia juga mengisyaratkan sebagai penggerak tingkah laku. Tuhan tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah isi dari nafs mereka. Sebagai wadah, jiwa manusia menampung hal-hal yang baik maupun buruk, seperti yang terdapat dalam as-Syams ayat 8, selanjutnya menurut Quran Surat an-Naziat ayat 40, jika dijaga dari dorongan syahwat atau hawa nafsu, dan disucikan, seperti dalam QS as-Syams ayat 9 nafs meningkat kwalitasnya. Akan tetapi jika ia dikotori dengan perbuatan maksiat dan menjauhi kebajikan seperti yang disebutkan dalam surat as-Syams ayat 10 maka nafs menjadi rendah kwalitasnya. Kwalitas nafs berpengaruh terhadap perbuatan. Jika kwalitas nafs itu baik, maka kecenderungannya pada menggerakkan perbuatan baik, sebaliknya jika kwalitasnya rendah, maka nafs maka cenderung mudah menggerakkan perbuatan buruk. Akan tetapi dalam menggerakkan tingkah laku dengan segala prosesnya, nafs tidak bekerja secara langsung, karena nafs bukanlah alat. Nafs bekerja melalui jaringan system yang bersifat rohani. Dalam system nafs terdapat subsistem yang bekerja sebagai alat yang memungkinkan manusia dapat memahami, berpikir, dan merasa, yaitu: qalb, bashirah, aql, syahwah, dan hawa. Jiwa yang Tenang

Al-Quran menggunakan terminologi Nafs Muthmainnah untuk jiwa yang tenang dan tenteram. Nafs Muthmainnah adalah Nafs yang sudah mencapai tingkat yakin kepada kebenaran, yang sudah tidak tergoyahkan lagi oleh syahwat dan kesenangan. Menurut Al-Quran, jiwa yang muthmainnah ditandai dengan hal-hal berikut :

a. Memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan terhadap kebenaran, karena telah menyaksikan bukti-bukti kebenaran itu (QS. An-Nahl ayat : 106)

b. Memiliki rasa aman, terbebas dari rasa takut dan sedih di dunia dan terutama nanti di akhirat. (QS. An-Nisa : 103, Fushshilat : 30).

c. Qolbu yang berada di dalamnya tentram dan tenang karena selalu ingat kepada Allah (QS. Ar-Rad : 38)Jadi diantara sifat orang yang jiwanya telah mencapai tingkat muthmainnah adalah hatinya selalu tenteram karena ingat kepada Allah, yakin seyakin-yakinnya terhadap apa yang diyakininya sebagai kebenaran, dan oleh kerena itu ia tidak mengalami konflik batin, tidak merasa cemas, dan tidak pula takut (la khaufun alaihim wa la hum yahzanun).

Zikir dan kesehatan JiwaZikir secara etimologis berasal dari kata zakara yazkuru zikran yang bermakna mengingat sebagai lawan kata nisyan (lupa), menyebut, juga memelihara dan menjaga sesuatu. Sedangkan secara terminologis Zikir adalah Segala sesuatu yang diucapkan oleh lisan dan digambarkan (disadari) oleh hati, yang mendekatkan kepada Allah Taala, berupa tasbih (ucapan Subhanallah), tahmid (ucapan al-hamdu lillah), tahlil (ucapan La ilaha illallah), takbir (ucapan Allahu akbar), mempelajari ilmu, mengajarkan ilmu, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yang mungkar atau amal yang semisalnya. Sedang menurut Imam Nawawi, bahwa zikir itu meliputi semua ketaatan kepada Allah Taala, dan pelakunya adalah dzakir (orang yang zikir). Kata beliau, itulah pemahaman Said bin Jubair (ulama Tabiin) dan para ulama lainnya. zikir dilakukan dengan hati dan dilakukan dengan lisan, dan dengan keduanya. Zikir selain dia adalah amal qolabiy (perbuatan dengan anggota badan yakni lisan) dia juga adalah amal qolbiy (perbuatan dengan hati); karenanya ada tiga tingkatan zikir; Pertama: zikir dengan hati (zikir Qalbiy); yakni bahwa hati tanabbuh (ingat, perhatian) terhadap Allah dan Tayaqquzh (sadar sepenuhnya) akan Allah Taala dan tashawwur (memahami) makna (kata atau kalimat yang diingat),. Allah mengabarkan bahwa hati orang beriman menjadi tenang dengan mengingat Allah Taala, Allah berfirman:

(yakni) orang-orang beriman dan tenang hati mereka dengan mengingat Allah, ketahuilah dengan mengingat Allah hati akan tenang (QS.Ar-rad 28). Allah mensifati hati orang-orang beriman dengan lin (lembut) ketika mendengar zikrullah, Allah berfirman:

: . Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Quran yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorangpun yang dapat meberi petunjuk. (QS Az-Zumar 23).

Allah mencela orang-orang beriman yang tidak khusyu hatinya mengingat Allah Taala: Belum tibakah waktunya bagi orang-orang beriman, untuk secara khusyu mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka)...(QS.al-Hadid 16) Kedua: Zikir dengan lisan (zikr lisani), yakni mengucapkan, melafazkan dan menyebut dengan lisan, membasahi lisan selalu dengan menyebut kata, kalimat, lafazh yang mendekatkan kepada Allah Taala. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Rasulullah dalam hadits Abdullah bin Busr bahwa seorang mengatakan wahai Rasulullah sesungguhnya syariat Islam begitu banyak, ajarkan kepada saya ajaran yang saya andalkan, Rasul menjawab: lisanmu selalu basah dengan zikrullah (HR. Turmuzi dengan sanad shahih) Ketiga: Zikir dengan hati dan lisan (zikir Qalbi wa Lisani); yakni zikir yang menghimpun talaffuz (menyebut) dengan lisan dan tashawwur (mengerti), tayaqquzh (sadar) dan tanabbuh (perhatian) dan tafakkur (memikirkan) terhadap makna kata atau kalimat zikir yang diucapkan. Zikir dengan hati dan lisan ini yang disebut oleh Rasulullah SAW dalam satu hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA.dan Abu Darda RA bahwa Rasulullah bersabda: Allah Taala berfirman: () .Aku bersama hambaku jika ia mengingatku dan kedua bibirnya bergerak (menyebut) ku (HR.Bukhari secara muallaq, dan al-Hakim). dalam hadits ini disebutkan zikir dalam arti mengingat sebagai lawan kata ghoflah (lalai) dan tidak ingat (idza zakarani) dan zikir dalam arti menyebut dengan lisan (taharrakat bi syafatahu). Zikir dengan lisan dan hati inilah zikir yang sempurna yang diperintahkan, Ibnul Qoyyim mengatakan: zikir yang paling utama dan paling bermanfat adalah zikir yang bersamaan antara hati dengan lisan, teksnya dari zikir Nabi, dan yang berzikir menyaksikan makna dan maksudnya. Kedudukan dan keutamaan Zikir Zikir merupakan amal yang tinggi kedudukan dan keutamaannya dalam Islam, diantara kedudukan zikir berdasarkan penjelasan Nabi diantaranya : a. Zikir merupakan amal yang utama dalam Islam dan berpahala besar. : :

Dari Abu Darda RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: maukah kalian aku beritahu amal kalian yang paling utama, yang paling suci di sisi Tuhan-Mu, yang paling mengangkat derajat kalian, dan lebih utama bagi kalian daripada menginfakkan emas dan uang, dan lebih baik bagi kalian daripada kalian menemui musuh kalian lalu kalian memukul leher kalian dan mereka memukul leher kalian? Para sahabat mengatakan ya wahaai rasulullah, Rasul menjawab : zikrullah. (HR Turmudzi (3377), Imam Ahmad (6/447), dan al-hakim, kata beliau: Shahih sanadnya namun Bukhari dan Muslim tidak mengeluarkannya) . : : : Dari Sad bin Abi Waqqash RA beliau berkata: kami di sisi Rasulullah suatu ketika, beliau bersabda: apakah salah seorang di antra kalian lemah untuk meraih seribu kebaikan setiap hari? Seorang sahabat bertanya, bagaiman caranya wahai Rasulullah? Rasul menjawab: membaca Tasbih seratus kali maka dicatat baginya seribu kebaikan, atau dihapus darinya seribu kesalahan (HR Muslim) b. Zikir merupakan amal yang paling dicintai Allah, Sabda Nabi ketika ditanya amal apa yang paling dicintai di sisi Allah? Beliau bersada:

Bahwa Engkau meninggal dalam keadaan Lisannmu basah dengan zikir kepada Allah (HR. Bukhari) c. Zikir merupakan kehidupan bagi seseorang, dan lalai tidak zikir (ghoflah) merupakan kematiannya. Sabda Rasulullah:

Permisalan orang yang berzikir dengan orang yang tidak berzikir seperti orang hidup dan orang mati (HR. Bukhari dan Muslim)

d. Zikir menghasilkan maiyyatullah (kebersamaan) Allah dengan makhluk-Nya (pembelaan dan pertolongan) : : : Rasulullah bersabda, Allah berfirman: aku sesuai dengan persangkaan hambaku, dan aku bersamanya jika ia mengingatku. Jika ia mengingatku pada dirinya, aku mengingatnya pada diriku, jika ia mengingatku pada keramaian, makaa aku mengingatnya pada (makhluk) yang lebih ramai lagi (HR. Muslim)

e. Zikir merupakan amal yang lebih besar daripada terhindarnya seseorang daripada amal yang keji (fahsya) dan kemungkaran.

{ }Dan zikir (mengingat) Allah adalah lebih besar (QS al-angkabut 45) f. Berzikir merupakan amal yang diperintahkan Allah taala; Firman Allah: { - }

Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan ingatan yang banyak. Dan bertasbihlah pagi dan petang (QS al-Ahzab 41-42)

g. Zikir merupakan amal yang diandalkan, amal yang dipegang teguh dari sekian banyak amalan Islam; Sahabat Abdullah bin Busr meriwayatkan: : ! . : Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah, Syariat Islam begitu banyak, mohon sampaikan kepadaku sesuatu yang aku akan berpegang teguh dengannya. Rasulullah menjawab: senantiasa lidahmu basah dengan zikir (HR.Turmudzi dan Ibnu Majah) h. Zikir adalah amalan yang Allah banggakan di kalangan Malaikat. Rasulullah bersabda: Namun aku diberitahukan oleh Jibril bahwa Allah bangga dengan kalian (karena kalian duduk berkumpul berzikir) di hadapan para Malaikat (HR.Muslim)

i. Zikir merupakan sedekah, Rasulullah mengatakan kepada orang-oang yang tidak bisa bersedekah dengan harta: :

Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian apa yang kalian bisa bersedekah dengannya?, Sesungguhnya dengan / pada setiap tasbih itu sedekah, dan setiap tahmid itu sedekah, dan setiap tahlil itu sedekah, nahi mungkar itu sedekah, amar maruf itu sedekah (HR. Muslim) j. Zikir merupakan benteng pertahanan dari musuh (setan); Rasulullah bersabda: ... "

...dan aku perinyahkan kalian untuk berzikir, sungguh permisalan yang demikian itu seperti seseorang yang dikejar oleh musuh-musuhnya lalu bersembunyi di sebuah benteng yang kokoh maka ia menyelamatkan dirinya dari kejaran musuh, demikian pula seorang hamba tidak membentengi dirinya dari setan kecuali dengan zikrullah... (HR. Imam Ahmad, Turmudzi, dan al-Hakim,. dishahihkan oleh Syeikh al-Bani pada Shahih Jami 1724)

Zikir dan ketenangan jiwaZikir merupakan amal yang banyak manfaat dan faedahnya, Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnyaAl Wabilush Shoyyib mengatakan bahwa manfaat zikir lebih dari seratus manfaat. Manfaat untuk yang berzikir secara umum, maupun khusus untuk kemashlahatan jiwa dan bahkan fisiknya. Secara khusus dampak zikir ke jiwa manusia diantaranya adalah: a. Memberikan ketentraman (Thumaninah), ketenangan (sakinah), kebahagiaan, dan kesenangan dalam hati. Allah berfirman: (yakni) orang-orang beriman dan tenang hati mereka dengan mengingat Allah, ketahuilah dengan mengingat Allah hati akan tenang (QS.Ar-rad 28`). Tathmainn maksudnya hilang kegelisahan, kecemasan, dan diganti dengan ketenangan, ketenteraman, kebahagiaan dan kesenangan. Rasulullah bersabda: ( ) ...dan tidaklah sekelompok orang berkumpul di masjid Allah membaca kitabulllah dan mempelajarinya (dalam riwayat lain berzikir kepada Allah) kecuali akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka diliputi rahmat, dikelililngi para malaikat, dan Allah memuji mereka (HR.Muslim, Turmudzi, Thabrani, Ibnu Hibban). Zikir merupakan penawar hati dari segala penyakitnya, menghilangkan kekerasan hati. Hammad bin Zaid meriwayatkan bahwa seorang bertanya kepada imam al-Hasan al-Bashri, wahai Abu Said aku mengeluhkan kepada anda kerasnya hatiku, beliau menjawab: luruhkan dia dengan zikir. b. Menghidupkan hati. Firman Allah Taala:

Dan apakah orang yang sudah mati lalu kami hidupkan dan kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar dari sana? ... (QS.al-Anam 122) Rasulullah bersabda:

Permisalan orang yang mengingat Tuhannya dengan yang tidak mengingat Tuhannya seperti orang yang hidup dan yang mati (HR.Bukhari dan Muslim). Maksudnya dari segi manfaat dan pengaruh zikir terhadap orang yang berzikir. Syaikhul Islam berkata, Dzikir bagi hati semisalairyang dibutuhkan ikan, lihatlah apa yang terjadi jika ikan tersebut lepas dari air.c. Menguatkan hati dan badan. Allah berfirman: Dan (Hud berkata) wahai kaumku! mohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah pada-Nya,niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang-orang yang berdosa. (QS.Hud 52). Dalam ayat ini istighfar dan taubat kepada Allah akan mendatangkan karunia Allah dari langit berupa hujan, dan akan menambah kekuatan bagi yang beristighfar, kekuatan jiwa maupun raga. d. Menghilangkan kegundah gulanaan, kecemasaan,kerisauan dari hati. Rasulullah bersabda dari Ibnu Abbas :

Siapa yang komitmen membaca istighfar, maka Allah akan menjadikan untuknya jalan keluar dari setiap masalahnya, kelapangan dari setiap kecemasannya, dan akan Ia karuniakan rizki dari arah yang ia tidak sangka-sangka (HR.Abu Daud, Ibnu Majah, dan Baihaqi, dihasankan oleh Imam Nawawi dan didhoifkan oleh Syeikh Al-Baniy. Ibnu Katsir berhujjah dengan hadits ini dalam menafsirkan ayat 52 dari surat Hud) Sedang dalam hadits riwayat Ubai bin Kab diriwayatkan: : : : " " : : " " . : : " " : : " " : : " "Ubai mengatakan, Wahai Rasulullah! Seberapa doa/shalawatku untukmu? Sesukamu, jawab Rasul, seperempat? Kata Ubay, jawab Rasul: sekehendakmu, jika kau lebihkan lebih baik bagimu, setengah? Kata Ubay, kata Rasul: sekehendakmu, jika kau lebihkan lebih baik bagimu, kata Ubay: aku jadikan semua doaku untukmu Rasulullah? Rasul menjawab: Kalau begitu maka Allah akan menghilangkan kerisauan dan kecemasanmu dan akan mengampuni dosa-dosamu (HR Ahmad, Turmudzi dan al-Hakim, dihasankan oleh Syeikh Al-Baniy)

e. Menghilangkan karatan hati dan mengkilapkannya, Sabda Nabi: Dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah SAW.bersabda: sesungguhnya segala sesuatu memiliki pembersih, dan pembersih hati adalah zikrullah, dan tidak ada yang menyelamatkan dari azab Allah seperti zikrullah. (HR.Baihaqi dan Ibnu Abidduniya) dzikir menjadikan hati semakin kilap yang sebelumnya berkarat. Karatnya hati adalah disebabkan karena lalai dari dzikir pada Allah, sedangkan kilapnya hati adalah dengan dzikir, taubat dan istighfar. f. Memberikan perlindungan yang kuat pada hati dari gangguan musuh (setan,nafsu,sahwat dll). Sabda Rasulullah SAW.: ... "...dan aku perinyahkan kalian untuk berzikir, sungguh permisalan yang demikian itu seperti seseorang yang dikejar oleh musuh-musuhnya lalu bersembunyi di sebuah benteng yang kokoh maka ia menyelamatkan dirinya dari kejaran musuh, demikian pula seorang hamba tidak membentengi dirinya dari setan kecuali dengan zikrullah... (HR. Imam Ahmad, Turmudzi, dan al-Hakim,. dishahihkan oleh Syeikh al-Bani pada Shahih Jami 1724)Dalil-dalil di atas menjelaskan bagaimana manfaat dan pengaruh zikir terhadap jiwa seseorang. Zikir akan memberikan thumaninah, sakinah, lin, kepada hati; menghidupkannya, membersihkannya,melindunginya dari gangguan setan. PenutupManusia yang terdiri dari unsur jiwa dan raga secara integral diberikan perhatian dalam Islam. sebagaimana raga, jiwa bisa sakit dan sehat, jiwa manusia yang sehat sangat dipengaruhi oleh ajaran agama, keyakinan dan perilaku hidup beragamanya; dalam Islam ditegaskan pengaruh ajaran agama terhadap ketenangan jiwa, dan yang paling berpengaruh terhadap ketenangan jiwa adalah zikir, dengan zikir jiwa manusia akan tenang, tenteram, lembut, terhindar dari kerisauan, kegalauan, kecemasan, dan kesedihan. Wallahu alam.

Makalah disampaikan pada seminar Nasional Mataram NTB

Penulis adalah Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Nurul Hakim Kediri Lombok Barat, anggota Komisi fatwa MUI NTB, dan Ketua Ikatan Dai Indonesia (IKADI) NTB

Lihat Sayyid Quthb, Fi Zhilal al-Quran, Dar al-Syuruq, Beirut - Kairo, 1412 H. Cet.XVII. jilid IV hal.216

Lihat Sayyid Quthb, Fi Zhilal al-Quran, Dar al-Syuruq, Beirut - Kairo, 1412 H. Cet.XVII. jilid I hal.131

Lihat Ibnu al-Qoyyim al-Jauziyyah, Abu bakr Muhammad ibn Abi bakr al-Dimasyqi, Madarij al-salikin baina manazil iyyaka nabudu wa iyyaka nastain, jilid III, hal.194, 196

Lihat: HYPERLINK "http://bloggerjozz.blogspot.com/2013/03/peran-agama-dalam-penanggulangan.html"http://bloggerjozz.blogspot.com/2013/03/peran-agama-dalam-penanggulangan.html

Zakiyah daradjat, Kesehatan Mental, Jakarta, CV.Masagung, 1994, hal.11-14

Hasan Langgulung, Teori-teori kesehatan mental, perbandingan psikologi modern dan pendekatan pakar-pakar pendidikan Islam, Pustaka Huda, Selangor, 1983 hal.29-38

. Muhammad Mahmud Abdullah, Ath-Thibb Fi Al-Quran wa As-Sunnah, hal.10-14. Ar-Ragib al-Asfahani, Mufradat alfaz al-Quran, jilid II, hal. 582

Lihat, Achmad Mubarok, Prof.Dr., Psikologi Dakwah (Pengantar), Prenada Media, Jakarta. Cet.I hal.xxi xxii

Lihat Ahmad Mubarok, Jiwa dalam al-Quran, Paramadina Jakarta, cet.I 2000, hal.53

. Ahmad Mustafa Al Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Volume 10, hal. 154

Dalam Kamus Lisanul Arab Ibnu Manzhur menyebutkan dalam bab ra pasal dzal, bahwa zikr berasal dari dzakara- yadzkuru dzikran wa dzukran, yang berarti yakni menjaga atau memelihara sesuatu, juga bermakna sesuatu yang terjadi pada lisan (melafazkan atau menyebut), ia juga bermakna yakni lawan kata lupa (ingat). Lihat Ibnu Manzhur, Muhammad bin Mukrim Abu Al-Fadhl, Lisanul Arab, Dar Shadir Beirut, Libanon, 1414 H. Cet.III, IV/308. lihat juga Ar-Raziy, Muhammad ibn Abi Bakr, Mukhtar ash-shihhah, Dar al-kitab al-arabi, Beirut Libanon, tt, hal.223

Lihat Ibnu Taimiyah, Al-Suluk dalam Majmu fatawa Syaikh al-Islam, XI/661 . yang paling utama dari zikir adalah ucapan lailaha illallah berdasarkan sabda Nabi seutama-utama zikir adalah lailaha illallah, dan seutama-utama doa adalah al-hamdulillah (HR.Turmudzi dan Nasai) ); dan sebagian ulama menggolongkan bahwa zikir secara umum merupakan ibadah yang paling utama setelah tilawah quran (lihat Ihya Ulumidddin, Imam Ghazali, jilid II, hal.286)

Imam Nawawi, al-Azkar, halaman 9.

Amal shaleh dengan fisik seperti shalat, puasa, zikir dengan lisan dan sebagainya disebut sebagai amal qolabiy, sedangkan amal shaleh yang dilakukan dengan hati disebut sebagai amal qolbiy. Yang banyak menggunakan istilah ini diantaranya adalah Imam al-Alusi dalam tafsir beliau Ruhul maani. Lihat Imam al-Alusi, Syihabuddin Mahmud ibn Abdillah al-husaini al-Alusi, Ruh al-maani fi tafsir al-qur an al-azhim wa as-sab al-matsani, Dar al-kutub al-lmiyyah, Beirut Libanon, 1415 H. tahqiq Ali Abdul bari Athiyyah, Jilid VIII, halaman 463

Lihat al-Qurthubi, al-Jami Liahkam al-Quran, Dar a l-kutub al-mishriyyah Dar al-kitab al-arabiy, Beirut Libanon, cet. III, 1967. jilid II/171

Ibnu al-Qoyyim al-Jauziyyah, al-Fawaid, Dar al-Ulum al-haditsah, Beirut, TT. halaman 192

Al-Abbad, Dr.Abdurrazzq bin Abdul Muhsin al-Badr, Fiqh al-adiyah wa al-azkar, Kuwait, 2013, hal.17

Lihat al-Mubarak, Mahir bin Shalih, Shahih al-azkar min kalam sayyid al-abrar, Dar al-asal, Riyadh, cet.IV, 1999 hal.48

Lihat Shahih Bukhari, jilid V hadits no.6044

Lihat Ibnu Katsir, Mukhtashar Tafsir al-Quran al-azhim, al-maktabah al-ashriyyah, Beirut Libanon, jilid I hal.177

Imam al-Munawi mengatakan: pada sanad hadits Ibnu Umar ini ada perawi bernama Said bin Hassan, Said ada dua orang, yang satu dikatakan oleh Imam Ahmad tidak kuat, dan yang satu lagi dikatakan oleh Imam Zahabi tertuduh membuat hadits palsu. Lihat al-Munawi, Faidh al-Qodir, jilid II,hal.551

Manfaat zikir yang lain seperti disebutkan Ibnul Qoyyim adalah: Zikir mengundang nikmat Allah. menolak musibah. Pahala dan karunia yang besar. Allah mengingat hamba yang berzikir. mengusir setan. mendatangkan ridha Allah. menerangi hati dan wajah menjadi bersinar. mendatangkan rizki. Sebagai pohon surga. Menjadi cahaya bagi yang berzikir di dunia dan akhirat. Menjadikan shalawat Allah kepada yang berzikir. Pembenaran Allah . Jaminan aman dari kemunafikan. pengganti segala ketaatan. merasakan manisnya iman. mendekatkan diri pada Allah sehingga memasukkannya pada golongan orang yang berbuat ihsan. mendatangkan inabah, yaitu kembali pada Allah. semakin bertambah marifah (mengenal Allah). mendatangkan rasa takut pada Allah. Allah mengingat orang yang berzikir. menghapus dosa karena dzikir adalahkebaikan. Allah menolongnya saat sempit. menyelamatkan dari adzab neraka. terhindar dari ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dusta, perbuatan keji dan batil. memberikan rasa aman dari kerugian di hari kiamat. diberikan naungan Arsy di hari kiamat. Allah memberinya lebih dari yang diberikan pada yang meminta. dzikir adalah rosulumuur (inti segala perkara). dzikir akan memperingatkan hati yang tertidur lelap hingga sadar. dzikir dapat menyamai seseorang yang memerdekakan budak, infak dan jihad. dzikir adalah inti dari bersyukur. zikir adalah sebab tertolaknya murka Allah. zikir menyebabkan datangnya shalawat Allah dan malaikat-Nya. pertolongan besar agar seseorang mudah melakukan ketaatan. menjadikan kesulitan menjadi mudah, mendapatkan jalan keluar. menghilangkan rasa takut. orang yang senantiasa berdzikir mendapatkan banyak saksi di hari kiamat.

14