konsep zikir menurut al-ghazali dan meditasi dalam...

89
KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA BUDDHA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.A.g) Oleh: Muhammad Syafiq Ashfa Hubbi NIM: 1112032100052 PRODI STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Upload: others

Post on 10-Oct-2019

88 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI

DALAM AGAMA BUDDHA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.A.g)

Oleh:

Muhammad Syafiq Ashfa Hubbi

NIM: 1112032100052

PRODI STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 2: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA
Page 3: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA
Page 4: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA
Page 5: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

v

ABSTRAK

Muhammad Syafiq Ashfa Hubbi

Konsep Zikir Menurut Al Ghazali dan Meditasi Dalam Agama Buddha

Penelitian ini merupakan studi atas Konsep Zikir yang diterapkan dari

seorang tokoh Sufi yaitu Imam Al Ghazali dan Meditasi dalam ajaran Agama

Buddha. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi teologis, historis, dan

komparasi, memberikan wawasan yang lebih tepat tentang sekelompok data dari

fenomena, karena data data tersebut bisa saling menerangkan satu sama lainnya.

Data juga akan dianalisa berdasar kerangka teori yang disusun secara efektif dari

berbagai sumber, dengan mengklasifikasikan dan mengkomparasikan konsep zikir

Al Ghazali dan meditasi dalam agama Buddha. Studi ini berjenis Library reaserch

atau studi pustaka, sehingga karya karya tulis tokoh tersebut khususnya yang

membahas tema zikir dan meditasi digunakan sebagai data primer, sedangkan data

sekunder didapat dari buku buku atau hasil penelitian yang dianggap relevan

dengan penelitian ini.

Al-Ghazali memandang zikir atau meditasi sufi adalah serangkaian disiplin

pendidikan akhlaq (perilaku) yang menekankan pada ilmu dan amal perbuatan

serta diakhiri dengan al-mauhibah (kecintaan) yang nantinya akan

mengantarkan seseorang pada ma`rifatullah. Dalam konsepsi Agama Buddha

meditasi dipandang sebagai bentuk latihan spiritual bagi umat Buddha, satu-

satunya jalan paling efektif melepaskan dari penderitaan (dukkha); badan

berpenyakit, kematian, usia tua, kemelekatan dan tumimbal lahir.

Dalam zikir atau meditasi sufi al-Ghazali dan meditasi agama buddha sama-

sama menggunakan tiga (3) teknik yang lazim ada dalam sebuah meditasi yaitu teknik

konsentrasi, teknik kontemplasi dan teknik abstraksi. Perbedaan diantara keduanya

terletak pada objek meditasi yang dipilih. Meditasi sufi al-Ghazali cenderung memilih

objek yang berkaitan dengan tema keTuhanan dan serangkaian ibadah. contoh, nama-

nama Tuhan, berpuasa, dll. Sedangkan objek meditasi dalam agama Buddha, tidak

mengharuskan objek penghormatan keagamaan.

Page 6: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

KATA PENGANTAR

ه ات كبروللاهة مح روم ك ي لعم لالس

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi, yang

penulis beri judul “KONSEP ZIKIR MENURUT Al-GHAZALI DAN

MEDITASI DALAM AGAMA BUDDHA”. Shalawat serta salam semoga tetap

tercurahkan untuk baginda nabi Muhammad SAW, sebagai suri tauladan bagi

umat seluruh dunia hingga akhir zaman.

Penulis menyadari dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari

rintangan dan kebimbangan yang harus dihadapi. Penulis yakin bahwa adanya

bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, tidaklah mungkin skripsi

ini dapat diselesaikan dengan baik. Baik itu bantuan secara moril ataupun material

selama selama menempuh perkuliahan pada jenjang strata 1 (S1) Fakultas

Ushuluddin Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan penuh

rasa hormat, Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak

terhinggga kepada Kedua Orang tua, yang telah banyak memberikan dukungan

baik materil maupun spirituil sehingga penulis dapat lebih bersemangat dalam

menyelesaikan laporan ini.

Dan tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih yang sedalam – dalamya

kepada Ibu Dra. Marjuqoh, MA selaku pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan masukan kepada

penulis.

Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan berupa bimbingan

baik moral maupun berupa materil, terutama kepada yang terhormat :

1. KH. Syamsul Ma’arif Hamzah, Syarifah Hayati, selaku orangtua tersayang.

2. Ibu Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, MA, selaku rektor Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

3. Dr. Yusuf Rahman, MA, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Syaiful Azmi, S.Ag, MA, dan Lisfa Sentosa, MA, selaku ketua dan sekertaris

Program Ptudi Agama-Agama

5. Dra. Marjuqoh, MA, selaku dosen pembimbing yang telah sabar membimbing

penulis hingga tersusun skripsi ini.

6. Mahmudin, S.Ag, Muhammad Fitriyadi, S.H.I, Saiful Hidayat, S.H.I,

Muhammad Zarkasyi, S.H.I, MH, selaku senior yang selalu memberikan

bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. kakakku tersayang Muhammad Fatih farha lubbi terima kasih atas segala

Do’a serta dukungannya kebaikan-kebaikanmu tidak bisa terbalaskan;

2. Adik-adikku tersayang, Fatihatul Izzah, Intan Azimatul Iffah.

3. Teman - teman : Jamiludin, S,Ag, Bambang Romaidi, S.Ag, Khoirul Ulam,

S.Ag dan seluruh angkatan 2012.

4. Serta para pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas

semua dukungan, masukan, dan perhatiannya.

Semoga laporan tugas akhir ini berguna bagi Penulis khususnya dan

pembaca pada umumnya serta semoga Allah S.W.T.melimpahkan pahala, rahmat,

dan hidayahnya kepada kita semua, aamiin ya Robbal ‘Alamin.

Jakarta, 09 Juli, 20019

Penulis

Page 8: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL …………………..……………………………. …….. i

LEMBAR PERNYATAAN ………...……………………………. …….. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ………...…………………………… …….. iii

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………… …….. iv

ABSTRAK ……………………………………………………….............. v

KATA PENGANTAR ……………………………………………. . …… vi

DAFTAR ISI……………………………………………………………... viii

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……..……………………………………. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah…………………………….. 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………… 11

D. Tinjauan Pustaka ………………………………………………….. 11

E. Metodologi Peneliti………………………………………………… 14

F. Sistematika Penulisan……….…………………………………….. 16

BAB II KONSEP ZIKIR DAN MEDITASI SECARA UMUM

A. Pengertian Zikir …………………………………………………… 18

B. Macam-macam Zikirdan Keutamaannya …………………………. 23

C. Pengertian Meditasi ………………………………………………. 33

D. Fungsi Meditasi …………………………………………………… 38

BAB III BIOGRAFI IMAM AL GHAZALI

A. Sejarah Hidup Imam Al Ghazali ………………………………….. 44

B. Karya Karya Imam Al Ghazali …………………………………… 49

C. Pemikiran Imam Al Ghazali ……………………………………… 54

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF TENTANG PERSAMAAN DAN

PERBEDAAN KONSEP ZIKIR MENURUT AL GHAZALI DAN

MEDITASI DALAM AGAMA BUDDHA

A. Konsep Zikir Menurut Al Ghazali ………………………………. 57

B. Konsep Meditasi Dalam Agama Buddha ………………………... 63

Page 9: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

viii

C. Analisis Konsep Zikir menurut Al Ghazali dan Meditasi dalam Agama

Buddha ………………………………………………………….. 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 72

B. Saran ……………………………………………………………… 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Surat Pengajuan Proposal Skripsi

2. Surat Permohonan Kesediaan Menjadi Pembimbing Skripsi

Page 10: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengalaman keagamaan dalam arti merasakan religiousitas sangat

didambakan oleh setiap pemeluk agama. Ini terjadi karena pengalaman

keagamaan terkait erat dengan pemenuhan kebutuhan kehidupan manusia.

Kebutuhan tersebut adalah sesuatu yang bersifat universal, yang merupakan

kebutuhan kodrati setelah kebutuhan fisik terpenuhi, yakni kebutuhan akan

cinta dan mencintai Tuhan yang kemudian melahirkan kesediaan pengabdian

kepada Tuhan.1

Menurut Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ihya’ ‘Ulumuddin

mengatakan bahwa zikir artinya ,mengingat Allah. Melakukannya tidak

terikat waktu, dilakukan kapan dan dimana saja. Lebih utama jika zikir

ketika duduk sehabis shalat atau zikir yang dilakukan dalam satu waktu diluar

setelah shalat. Zikir tidak hanya menyibukkan lisan, namun zikir yang benar

ialah yang disertai dengan konsentrasi. Sebab yang dituju adalah kesenangan

dengan Allah dan hal itu terwujud dengan selalu berzikir dengan khusyuk.2

Firman Allah SWT dalam Q.S Ar-Ra’d ayat 28 :

ٱلذين ءامنوا وتطمئن قلوبهم بذكر ٱلل ت بذك ل أ ٢٨طمئن ٱلقلوب ر ٱلل

Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan

mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Ra’d: 28)

1Ahmad Anas, Menguak Pengalaman Sufistik, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003), h. 41.

2Imam Al Ghazali, Ringkasan Ihya’ Ulumuddin (Surabaya: Gitamedia Press, 2003), h.

107-108.

Page 11: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

2

Usaha manusia untuk berada sedekat-dekatnya, bahkan manunggal

dengan Tuhan adalah merupakan cermin kerinduan nurani manusia terhadap

Tuhannya. Usaha semacam itu bermula dari kesadaran manusia bahwa ia

berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada-Nya. Kesadaran ini

menimbulkan pengalaman keagamaan pada dirinya mengenai hubungan

dengan Tuhannya itu, yang terefleksikan dalam sikap takut, cinta, rindu, dan

ingin dekat kepada-Nya. Pengalaman keagamaan itu kemudian terpolakan

menjadi suatu sistem ajaran yang mengajarkan bagaimana cara, metode

ataupun jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan yakni kembali

menyatu dengan Tuhan.3

Untuk mencapai tujuan tersebut manusia harus bisa keluar dari

kungkungan jasmani atau materi, sehingga dapat menemukan nilai-nilai

rohani yang dia dambakan. Untuk itu manusia harus berusaha melepaskan

rohnya dari kungkungan jasmaninya dengan jalan latihan yang memakan

waktu cukup lama. Latihan ini juga bertujuan untuk mengasah roh supaya

tetap suci.4

Terdapat dua jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan mistik, yaitu

jalan purgative dan contemplative. Jalan purgative adalah jalan pembersihan.

Jalan ini ada dua model yaitu yang bersifat etika dan yang bersifat asketika.

Etika disini berwujud keharusan mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik

dan keharusan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dianggap kurang

baik. Sedangkan asketika merupakan kegiatan pembersihan yang lebih berat

3Ridin Sofwan, Menguak Seluk Beluk Aliran Kebatinan, (Semarang : Aneka Ilmu, 1999), h.99.

4Asmaran AS, Pengantar Studi Tasawuf, (Jakarta : Raja Grafindo Persada), h. 17.

Page 12: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

3

dan bersifat penyiksaan diri, seperti mengurangi makan, minum, bertapa atau

lainnya. Jalan yang kedua merupakan jalan kontemplasi atau konsentrasi.5

Dalam kontemplasi ini terdapat unsur pengosongan pikiran dari segala

sesuatu serta memenuhi pikiran hanya dengan Tuhan.6 Hal ini dikarenakan

dalam diri manusia ada ego sejati, yaitu ego ketuhanan, tetapi ego ketuhanan

itu ditutupi dengan ego palsu yang setiap manusia memilikinya.7

Dalam Tasawuf, aspek purgative dan kontemplative dilakukan melalui

praktek zikir. Zikir sebagai aspek purgative, karena zikir merupakan perilaku

baik yang dilakukan untuk membersihkan rohani dari segala sifat yang

merintangi untuk mendekatkan diri kepada Allah. Zikir juga sebagai aspek

kontemplative, karena dengan berzikir akan melatih konsentrasi kesatu titik

yaitu Allah.

Zikir secara harfiah berarti mengingat, menyebut, mengagungkan, dan

menyucikan.8 Yang dimaksud adalah mengucapkan dengan mengulang-ulang

salah satu nama-Nya dengan lisan dan mengingat-Nya dengan hati serta

mensucikan-Nya dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya.9

Kemudian Ibnu Atha’, seorang Ulama Sufi yang menuliskan Kitab Al

Hikam (kata kata hikmah) membagi zikir atas beberapa bagian yaitu Zikir Jali

(zikir jelas nyata), yaitu suatu perbuatan mengingat Allah SWT dalam bentuk

5Romdon, Tasawuf dan Aliran Kebathinan,(Yogyakarta : PT. Kurnia Kalam Semesta, 1995),

h. 32.

6Romdon, Tasawuf kebathinan, h. 43.

7Hazrat Inayat Khan, The Heart Of Sufism, Terj. Andi Haryadi,(Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h. 255.

8Sudirman Tebba, Meditasi Sufistik, (Bandung : Pustaka Hidayah, 2004), h. 77.

9Zainun Kamal, Tasawuf dan Tarekat : Ajaran Esoterisme Islam, dalam Ahmad Najib Burhani (ed.), Manusia Modern Mendambakan Allah, Iman dan Hikmah, (Jakarta : 2002), h. 16.

Page 13: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

4

ucapan lisan yang mengandung arti pujian , rasa syukur, dan do’a kepada

Allah SWT yang lebih menampakkan suara yang jelas untuk menuntun gerak

hati, mula mula zikir ini diucapkan secara lisan, mungkin tanpa dibarengi

ingatan hati. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong agar hatinya hadir

menyertai ucapan lisan itu. Yang kedua Zikir Khofi (Zikir samar samar),

yaitu zikir yang dilakukan secara khusuk oleh ingatan hati bai, disertai zikir

lisan ataupun otak, orang yang sudah mampu melakukan zikir ini merasa

dalam hatinya senantiasa memiliki hubungan dengan Allah SWT ia selalu

merasakan kehadiran Allah SWT kapan dan dimana saja, dalam dunia sufi

terdapat ungkapan bahwa seorang sufi10.

Tujuan dari berzikir terus menerus, pertama-tama adalah untuk melatih

konsentrasi kesatu titik tertentu. Seorang yang semula dicemari oleh pikiran

yang bercabang-cabang dan keinginan yang beraneka ragam, secara bertahap

akan terkonsentrasikan seluruh kekuatan mentalnya kepada satu titik yaitu

Allah.11Al-Ghazâlî seperti yang disimpulkan oleh Kojiro Nakamura: “Zikir

adalah Ikhtiar sungguh-sungguh untuk mengalihkan gagasan, pikiran, dan

perhatian kita menuju Tuhan dan akhirat12.

Jika ikan diibaratkan sebagai manusia, maka zikir adalah airnya. Tanpa

zikir, manusia tak akan bisa hidup dengan baik, bahkan mati. Persis seperti

matinya ikan jika tidak berada di dalam habitat air. Maka, kebutuhan manusia

10Ensiklopedia Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Houve t.t), jilid 6, h. 332.

11Romdon, Tasawuf kebathinan, h. 17.

12 Kojiro Nakamura, Metode Zikir dan Doa al-Ghazali, (Bandung: Mizan Pustaka, 2005),

Cet. I, h. 79.

Page 14: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

5

terhadap zikir, sejatinya jauh lebih agung dari kebutuhan manusia kepada

makan dan minum yang batas dominannya hanya kebutuhan fisik.

Sayangnya, banyak yang lalai dan tak menyadari hal ini dengan baik13

Didalam buku kimiya al-assa’dah karangan imam Al-Ghazali

berpendapat bahwa Orang yang berzikir adalah yang selalu ingat bahwa

Allah mengamati seluruh tindakan dan pikirannya. manusia hanya mampu

melihat yang terindra, sementara Allah melihat yang terindra dan yang

tersembunyi. Karenanya, orang yang mempercayai pengawasan Allah atas

dirinya pasti bisa melatih jasad dan batinnya sekaligus14.

Sebagai metode penyucian diri, zikir dapat membersihkan hati dan

pikiran dari segala sesuatu selain Allah. Dengan menyebut kata-kata suci,

khususnya nama-nama Allah beserta sifat-sifat-Nya secara berulang-ulang,

dapat menjadikan ingatan kepada-Nya benar-benar tertanam dalam hati.15

Hal ini menunjukkan bahwa, zikir merupakan praktek sekaligus

keadaan esoteris. Sebagai keadaan esoteric zikir mengandung paradoks,

karena sekalipun zikir berarti ingat, tetapi pengalaman puncak yang dituju

praktek zikir adalah melupakan segalanya kecuali Allah.16 Dalam aliran sufi,

seseorang diharuskan untuk melupakan segala sesuatu yang dapat dilihat,

13http://kisahikmah.com/empat-tingkatan-dzikir-menurut-imam-al-ghazali/diakses 25

April 2019.

14 Imam Al-Ghazali, kimia kebahagiaan ( The Alchemy of Happiness), (Jakarta: zaman,

2001), h.97.

15Abdul Hadi W.M., Adab Berdzikir dan Falsafahnya, dalam Komarudian SF (ed.) dzikir sufi,

serambi ilmu semesta, (Jakarta : 2000), h. 180.

16Sara Suiri, The Taste of Hidden Thing : Images on The Sufi Path, Terj. Ilyas Hasan, Demikian Kaum Sufi Berbicara, Citra Puisi, Mimpi, Ucapan, dan Anekdot dalam Tasawuf, (Bandung : Pustaka Hidayah, 2002), h. 159.

Page 15: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

6

benda-benda fisik duniawi dan apa saja selain Allah, dengan tujuan agar

dapat kembali pada ingatan orisinil ialah pengingatan kepada Allah.17

Dalam kondisi ini semua rahasia yang membatasi diri sufi dengan

Tuhan menjadi satu dalam baqanya abid dan ma’bud. Disini esensi, sifat dan

tindakan sufi akan menjadi esensi, sifat dan tindakan Tuhan, sehingga pada

tahap inilah seorang sufi telah menjadi insan Kamil (manusia sempurna).

Al Ghazali sebagai salah satu tokoh sufi sunni memiliki serangkaian

metode yang bernuansa meditatif. Serangkaian metode tersebut pada

umumnya disebut thariqat yaitu seperangkat serial moral yang menjadi

pegangan pengikut tasawuf yang dijadikan metode pengarah jiwa dan

moral18. Sedangkan thariqatnya Al Ghazali sendiri menekankan pada ilmu

dan amal perbuatan, diakhiri dengan al-mauhibah (kecintaan) yang nantinya

akan mengantarkan seseorang pada ma’rifatullah19. Dengan demikian, segala

bentuk dan teknik meditasi sufi ala Al Ghazali akan berorientasi pada

ma’rifatullah (penyaksian Tuhan secara langsung) sehingga didapat

pengetahuan yang benar tanpa ada keraguan.

Kata “meditasi” berasal dari bahasa Latin, meditatio, artinya hal

bertafakur, hal merenungkan, memikirkan, mempertimbangkan atau latihan,

pelajaran persiapan. Dalam Kamus Teologi meditasi adalah do’a batin,

merenungkan Kitab Suci atau tema-tema rohani yang lain, bertujuan

17Fadhlalla Haeri, The Element of Sufism, Terj. Ibnu Burdah dan Shohifullah, Jenjang-Jenjang

Sufisme,(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000), h. 108.

18H. A. Rivay Siregar, Tasawuf Dari Sufisme Klasik Ke Neo-Sufiesme, h. 111.

19Al Ghazali, Minhaj Kaum ‘Arifin Apresiasi Sufistik untuk Para Salikin (terj). Masyhur

Abadi dan Hasan Abrori (Surabaya: Pustaka Progresif, 2002), h. 29.

Page 16: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

7

mencapai kesatuan dengan Allah dan memperoleh pemahaman atas kehendak

Illahi. Sebagai suatu bentuk doa bagi pemula, latihan meditasi langkah demi

langkah akan membawa orang kepada tingkatan kontemplasi yang lebih

tinggi dan sederhana.20

Akar kata Meditasi berasal dari bahasa latinmeditant, berinfleksi

menjadi meditari, dari akar kata med yang berarti “fikiran” atau “perhatian”.

Meditasi didefinisikan oleh webster’s New World Dictionary sebagai:

tindakan bermeditasi ; fikiran yang terus mendalam, refleksi yang mendalam

tentang berbagai hal sebagai tindakan kebaktian keagamaan (ibadah)21.

Meditasi merupakan peranan penting dalam praktek Buddha,. Konon ia

membantu untuk meningkatkan dan menyempurnakan karakter serta

merangsang intuisi dan kearifan. Meditasi Buddha dimulai dengan latihan

nafas yang sederhana; dengan belajar mengontrol nafas , seseorang belajar

untuk tenang dan pada akhirnya untuk mengontrol tubuh. Dengan mengontrol

tubuh, tugas untuk mengontrol fikiran yang lebih sulit dan lebih penting bisa

dilanjutkan. Dengan mengontrol dan membersihkan fikiran, maka karakter

seseorang akan menjadi sempurna; dengan begitu, kearifan dan kematangan

intuisi hingga pencapaian akhir mistik akan tercapai22

20Krishnanda Wijaya-Mukti. Wacana Buddha-Dharma.(Jakarta: Yayasan Dharma

Pembangunan, 2003), h.212.

21Soraya Susan Behbehani, Ada Nabi Dalam Diri: Melestarikan Kecerdasan Bathin

Lewat Zikir dan Meditasi (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2003), h. 25.

22Soraya Susan Behbehani, Ada Nabi Dalam Diri: Melestarikan Kecerdasan Bathin

Lewat Zikir dan Meditasi, h. 51.

Page 17: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

8

Meditasi pada umumnya dimaksudkan untuk mengembangkan

kesempurnaan spiritual, mengurangi akibat penderitaan, menenngkan fikirn

dan membuka kebenaran mengenai eksistensi dan hidup bagi fikiran.

Keramahan dan simpati bersama dengan sikap yang terang atas fakta

kematian dan arti kehidupan adalah hasil dari meditasi. Meditasi membantu

untuk menyadari kefanaan segala sesuatu yang ada dan mencegah

keterlibatan dalam keberadaan. Para pertapa Buddha sering menyatakan

kebebasan mereka dari rasa takut dan cemas yang telah mereka capai dengan

meditasi.23

Dalam hal berdo’a, umat Buddha mempraktekkan meditasi untuk

pelatihan bathin dan pengembangan spiritual. Tidak ada seorang pun yang

dapat merealisasi Nibbana atau keselamatan tanpa mengembangkan batin

melalui meditasi. Sejumlah perbuatan baik saja tidak cukup membawa

seseorang utuk mencapai tujuan akhir tanp pemurnian batin yang sesuai.

Secara alamiah, batin yang tak terlatih sangat sukar dikendalikan dan merayu

orang untuk membuat buruk dan menjadi budak indera. Khayalan dan emosi

selalu menyesatkan manusia jika batin tidak dilatih dengan benar. Seseorang

yang tahu bagaimana caranya bermeditasi akan dapat mengendalikan

batinnya jika tersebut oleh indera-indera.

Meditasi juga berarti pendekatan psikologi untuk pengembangan,

pelatihan dan pemurnian fikiran.24 Satu hal yang sangat penting dan

23Marisusai Dhavamony, Fenomology Agama, (Yogyakarta, Kanisius: 1995),h. 253.

24Dr. Sri Dhammananda, Keyakinan Umat Budha, (Jakarta Barat: Ehipassiko founfation,

2012), h.288.

Page 18: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

9

diperlukan serta bagian dari perkembangan dan penghubung pada sebuah

perasaan spiritual adalah meditasi. Hasil dari praktek ini mengizinkan

manusia dan menghubungkan manusia dengan kebijaksanaan serta higher self

(diri sejati).

Sedangkan tujuan terakhir meditasi dalam agama Buddha sekte

Theravada adalah tercapainya nirwana. Dimana manusia yang telah mencapai

nirwana akan merasakan kebahagiaan tertinggi, terbebas dari dukkha

(penderitaan), terhindar dari samsara dan rentetan tumimbal lahir, yang

berarti merealisasi kebebasan mutlak.25

Manusia yang melaksanakan meditasi dapat melihat hidup dan

kehidupan ini dengan sewajarnya, bahwa hidup ini dicengkeram oleh anicca

(ketidakkekalan), dukkha (penderitaan), dan anatta (tanpa aku yang kekal),

sehingga dapat menuju kearah pembersihan bathin, pembebasan sempurna

dan pencapaian nirwana.26

Bila kita bandingkan zaman sekarang dengan zaman sebelum masehi,

seperti pada zaman Buddha dan zaman guru-guru besar khususnya di India,

bisa dikatakan perbedaannya seperti Bumi dan Langit. Dimana pada zaman

sbekum masehi tersebut yang diutamakan adalah kemajuan batin. Sedangkan

zaman sekarang yang diutamakan adalah dalam hal materi. Pada umumnya

pelaksanaan meditasi hanya dalam konteks kehidupan rohani (spiritual). Oleh

25Simuh, Sufisme Jawa, Transformasi Tasawuf Islam ke Mistik Jawa, (Yogyakarta : Bentang

Budaya, 2002), h. 199-200.

26Mettadewi W., Bhavana (Pengembangan Batin), (Jakarta : Akademi Budhis Nalanda, 1984), h. 8.

Page 19: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

10

Karena itu berbagai tehnik meditasi dikembangkan dalam konteks suatu

agama27

Meditasi itu seperti ilmu pengetahuan yang lainnya, diajarkan bahwa

manusia harus bersedia menerima kebijaksanaan yang akan diberikan kepada

dirinya. Kita belajar dengan mendengar dan berlatih ketika kita duduk diam

dalam keheningan, kelak akan ada banyak informasi, berkah, cinta kasih dan

kekuatan yang dilimpahkan ke dalam diri kita. Kita akan merasa berbeda

setelah bermeditasi. Semakin lama kita bermeditasi, kita akan menjadi lebih

bijaksana, lebih damai28.

Berangkat dari paparan diatas, maka penulis ingin mengangkat masalah

ini dalam skripsi yang berjudul: “ KONSEP ZIKIR MENURUT AL-

GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA BUDDHA”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

a. Pelaksanaan zikir dalam Islam dan meditasi dalam agama Buddha.

b. Fungsi dan substansi zikir dalam Islam dan meditasi dalam agama

Buddha.

c. Implementasi zikir menurut Al Ghazali dan meditasi bagi umat Buddha.

2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana konsep zikir menurut Al Ghazali dan meditasi dalam agama

Buddha?

27Sutandi. Meditasi Untuk Mengatasi Rasa Sakit (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM,

t.t), h. 1.

28Sutandi. Meditasi Untuk Mengatasi Rasa Sakit (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM,

t.t), h. 15.

Page 20: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

11

b. Apa persamaan dan perbedaan konsep Zikir Menurut Al Ghazali dan

meditasi dalam agama Buddha?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui konsep Zikir menurut Al Ghazali dan meditasi dalam

agama Buddha.

2. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan konsep zikir dalam tasawuf

dan meditasi dalam agama Buddha.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu :

1. Aspek teoritis, yaitu untuk memperkaya khazanah kepustakaan Fakultas

Ushuluddin khususnya jurusan Studi Agama-Agama, disamping sebagai

syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ushuluddin.

2. Aspek praktis, yaitu untuk dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat,

agar lebih baik dalam membina kerukunan antar umat beragama.

E. Tinjauan Pustaka

Hasil penelitian penulis terhadap terhadap buku-buku yang beredar di pasaran,

belum ada yang membahas secara khusus dan mendalam terhadap judul diatas.

Sedangkan terhadap sejumlah skripsi yang ada di perpustakaan fakultas Ushuluddin

pun belum ada yang membahas secara khusus judul tulisan diatas. Akan tetapi yang

dapat penulis temukan hanya beberapa skripsi yang pada bagian tertentu dari isinya

dapat dijadikan bahan studi banding dalam mengangkat judul diatas. Skripsi-skripsi

dimaksud sebagai berikut :

1. Skripsi Pengaruh Zikir Al Asmaul - Husna Terhadap Perilaku Keagamaan

Siswa-Siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran, disusun oleh

Page 21: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

12

Mohammad Taufikin (2010), Fakultas Dakwah Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Walisongo Semarang. Hasil dari keseluruhan penelitian ini

menyimpulkan bahwa Zikir Al Asmaul - Husna memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan

Wira Adi Karya Ungaran.

2. Penelitian yang ditulis oleh Agus Riyadi pada tahun 2005 dengan judul

"Konsep Zikir Menurut Al Qur'an Sebagai Terapi Mnetal Penderita

Psikoneurotik (Studi Analisis Bimbingan Konseling Islam)". Inti dari

penelitian ini berangkat dari fenomena sosial masyarakat yang sedang

mengalami perubahan-perubahan sosial yang cepat serta komunikasi tanpa

batas pada kehidupan di era modern. Dimana kehidupan hanya berorientasi

pada matearialistik, sekuleristik, rasionalistik dengan kemajuan iptek yang

tidak bisa terbendung lagi. Kondisi ini ternyata tidak selamanya

memberikan kesejahteraan, tetapi justru menjadi malapetaka bagi

masyarakat luas. Dari sinilah muncul psikoneurotik (gangguan kejiwaan)

termasuk di dalamnya adalah kecemasan. Peneliti menawarkan terapi zikir

menurut Al-Qur'an sebagai alternatif untuk mengatasinya.

3. Penelitian yang ditulis oleh Bahjah (2001) dengan judul "Zikir Kolektif

sebagai Metode Dakwah serta Pengaruh Terhadap Pengikutnya (Studi

Kasus Kegiatan Zikir di Majlis Zikir Asmawiyah Menurut Sistem Thariqat

Qadariyah Naqsyabandiyah)." Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar manfaat zikir kolektif sebagai metode dakwah bagi

pengikutnya dan untuk mengetahui pengaruh zikir bagi kehidupan sehari-

Page 22: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

13

hari pengikutnya. Zikir kolektif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

zikir yang dilakukan secara bersama-sama, berkumpul dalam satu majlis,

menyebut-nyebut kalimat Allah berulang-ulang memohon ampunan dan

keridhoan-Nya. Kegiatan zikir yang dilakukan di majlis zikir Asnawiyah

dengan pimpinan Buya Panji Sukma menggunakan sistem Thariqah

Qodariyah Naqsyabandiyah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

didapatlah hasil bahwa selain kehadiran majelis zikir ini diharapkan dapat

12 memberikan pengaruh bagi pengikutnya dan ternyata hal itu dapat

dirasakan sangat positif oleh pengikutnya.

4. “Al Ghazali dan Sayadaw (Kajian tentang konsep Meditasi), disusun oleh

Muhammad Taqiyuddin (fakultas Ushuluddin Jurusan Perbandingan Agama),

dalam penelitiannya banyak membahas tentang bagaimana pandangan Al

Ghazali dan Mahasi Sayadaw tentang meditasi.

Dari tinjauan pustaka yang telah dikemukakan diatas dapat ditegaskan

bahwa kajian kajian yang pernah dilakukan sebelumnya terhadap Zikir

menurut Al Ghazali dan meditasi dalam agama budha tidak ada yang

mempunyai kesamaan dengan substansi kajian ini. Dalam penelitian ini

penulis akan meneliti jalan atau praktek untuk mencapai manusia sempurna

yaitu meditasi dalam agama Budha sekte Theravada yang dikomparasikan

dengan Zikir menurut Al Ghozali.

Page 23: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

14

F. Metode Penelitian

Sebagai metode dan teknik yang penulis gunakan dalam penyusunan

skripsi ini sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Sesuai dengan kajian skripsi ini, maka penelitian yang penulis lakukan

ialah menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research), yaitu

jenis penelitian yang data-datanya berasal dari dokumen-dokumen, baik

berupa buku, makalah maupun catatan-catatan lain yang terdapat didalam

perpustakaan.

2. Pendekatan Penelitian

a. Pendekatan Historis secara umum dapat dimengerti bahwa pendekatan

historis merupakan penelaahan serta sumber sumber lain yang berisi

informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis.

Atau dengan kata lain yaitu penelitian yang mendeskripsikan gejala,

tetapi bukan yang terjadi pada waktu penelitian dilakukan29.

b. Pendekatan Teologis berarti pendekatan kewahyuan atau pendekatan

keyakinan peneliti itu sendiri, dimana agama tidak lain merupakan hak

preogratif Tuhan sendiri. Realitas sejati dari agama adalah sebagaimana

yang dikatakan oleh masing masing agama. Pendekatan sepert ini

biasanya dilakukan dalam penelitian suatu agama untuk kepentingan

agama yang diyakini peneliti tersebut untuk menambah pembenaran

keyakinan terhadap agama yang dipeluknya itu. Yang termasuk

kedalam penelitian teologis ini adalah penelitian penelitian yang

29Sejarah (http;//www.penalaran-umn.org/indeks.php/artikel-nalar/penelitian/162-

penelitian-historis-sejarah.html, diakses tanggal 10 april 2019 jam 21.50, AM

Page 24: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

15

dilakukan oleh ulama ulama, pendeta, rahib terhadap suatu objek

maasalah dalam agama yang menjadi tanggung jawab mereka, baik

disebabkan oleh adanya pertanyaan dari jamaah maupun dalam rangka

penguatan dan mencari landasan yang akurat bagi suatu mazhab yang

sudah ada. Pendekatan Teologis memahami agama secara harfiah atau

pemahaman yang menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak

dari suatu keyakinan bahwa wujud empiric dari suatu keagamaan

dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan dengan yang lainnya.

c. Penelitian Komparasi adalah penelitian yang membandingkan keadaan

satu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau

dua waktu yang berbeda. Adapun penerapan penelitian komparatif pada

penelitian ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara

perencanaan produksi hasil penelitian di tahun 2017.

3. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan terdiri dari :20

a. Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh dari

bahan-bahan kepustakaan yang ada relevansinya dengan

penelitian ini, seperti buku-buku, majalah, skripsi, tesis, disertasi

dan laporan-laporan ilmiah lainnya. Diantara data tersebut Al

Ghozali, Ihya’ Ulumuddin, Al Qusyairy An Naisabury, Risalatul

Qusyairiyah, Mahavirothavaro Mahathera, Samma Samadhi,

Terj. Prha Chaluai Sujiwo Mahathera, Samadhi Yang Benar,

Mettadewi W., Bhavana (Pengembangan Batin), dan

sebagainya.

Page 25: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

16

b. Sumber data sekunder yaitu sumber data yang merupakan data

penunjang yang dijadikan bahan untuk dapat menganalisa dalam

pembahasan skripsi ini. Berupa buku-buku atau sumber-sumber

lain yang relevan dengan kajian penelitian ini. Diantara buku

tersebut : Mir Valiuddin, Contemplative Disciplines in Sufism,

Terj. M.S. Nasrullah, Zikir dan Kontemplasi Dalam Tasawuf,

M. Zain Abdullah, Tasawuf dan Zikir, M. Afif Anshori, Zikir Demi

Kedamaian Jiwa, SomdetPhra Buddhaghosacariya, Maha Sathipatana

Sutta Girimananda Suttadan Rahulavada Sutta, Terj. Goey Tek

Jong, Samadhi.

4. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan pendekatan

analisis data kualitatif yaitu menganalisis dengan tidak menggunakan

pendekatan angka-angka statistik. Dengan perkataan lain analisis yang

tidak bisa diukur atau dinilai secara langsung dengan angka.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Pembahasan skripsi ini agar dapat terarah dan mudah dipahami, maka

dalam pembahasan ini penulis bagi menjadi lima bab yang masing-masing

menampakkan titik berat yang berbeda, namun dalam satu kesatuan yang

berkorelasi. Sistematika ini penulis kemukakan secara garis besarnya yaitu

sebagai berikut :

Bab I : bab ini berisi pendahuluan, merupakan gambaran umum secara

global namun integral komprehensif dengan memuat latar belakang; pokok

Page 26: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

17

permasalahan; tujuan penelitian; manfaat penelitian; tinjauan pustaka; metode

penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II : bab ini berisi Konsep Zikir dan Meditasi yang meliputi

pengertian zikir, macam-macam zikir dan keutamaannya, pengertian meditasi

dan fungsi meditasi.

Bab III : bab ini berisi Biografi Imam Al Ghazali, yang meliputi Sejarah

hidup Imam Al Ghazali, Karya karya Imam Al Ghazali dan Pemikiran Imam Al

Ghazali.

Bab IV : bab ini berisi analisis komparatif tentang persamaan dan

perbedaan konsep zikir menurut Al Ghazali dan meditasi dalam agama Buddha,

yang meliputi Konsep Zikir menurut Al Ghazali, Konsep Meditasi dalam Agama

Buddha, dan Analisis Konsep Zikir menurut Al Ghazali dan Meditasi dalam

Agama Buddha.

Bab V : bab ini berisi penutup meliputi kesimpulan; saran dan penutup.

Page 27: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

18

BAB II

KONSEP ZIKIR DAN MEDITASI SECARA UMUM

A. Pengertian Zikir

Zikir secara etimologi, berakar pada kata dzakara-yadzkuru-dzikran,

artinya mengingat, memperhatikan, mengenang, mengambil pelajaran,

mengenal atau mengerti, ingat.1 Demikian juga menyebut dengan lidah dapat

mengantarkan hati untuk mengingat lebih banyak lagi apa yang disebut-sebut

itu, yaitu sifat, perbuatan, atau peristiwa yang berkaitan dengannya. Dari sini

dapat dipahami bahwa kata Zikrullah dapat mencangkup penyebutan nama

Allah atau ingatan menyangkut sifat-sifat atau perbuatan Allah, Surga atau

Neraka-Nya, bahkan segala yang dikaitkan dengan-Nya demikian arti kata

zikir secara bahasa.30

Kata mengingat dan menyebut adalah dua kata yang sering digunakan

untuk memahami kata zikir. Karena mengingat dan menyebut dalam bahasa

zikir bersifat komplementer (saling terkait dan melengkapi). Ditemukan

dalam Al- Qur‟an kata zikir dalam berbagai bentuknya tidak kurang dari 200

ayat yang menyebutkan kata yang berakar dari kata zikir, semuanya bermuara

pada proses zikrullah itu sendiri, walaupun sejumlah ayat menyebutnya

dengan kata yang disandarkan langsung pada Allah SWT, pada nama-Nya,

pada nikmat, peringatan, atauayat-ayat-Nya31.

30 Totok Jumantoro, Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Tasawuf, (Jakarta: Amzah,

2012), h.34.

31Qomaruddin SF, (ed.), Zikir Sufi: Menghampiri Ilahi Lewat Tasawuf, (Jakarta,

Serambi, 2002), cet. Ke-3, h. 19.

Page 28: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

19

Ibn Hajar As-qalany mendefiniskan zikir dengan segala lafal yang

dianjurkan untuk banyak membacanya seperti tasbih, tahmid, tahlil, takbir,

hawqalah, basmalah, hasbalah, istighfar, dan sebagainya. Disamping itu,

beliau menjelaskan bahwa melakukan perbuatan yang diwajibkan dan yang

disunnahkan termasuk pula dalam pengertian zikir, hal ini senada dengan

pendapat Said bin Zubair, yang tidak membatasi pengertian

zikir.Menurutnya, segala bentuk ketaatan kepada Allah SWT adalah zikir.

Orang yang tidak taat kepada Allah SWT berarti dia tidak berzikir.32

Sedangkan zikir menurut pendapat yang lain diistilahkan dengan kata

meditasi, yang tujuannya semata-mata untuk memudahkan pemahaman awal

dan membandingkan zikir dengan bentuk meditasi lainnya.

Dengan menyebut zikir sebagai meditasi dasar, maka dapat memberi

gambaran bahwa :

1. Zikir dengan menyeru nama-nama Dzat Allah (zikir ismu Dzat) sebagai

zikir dasar yang akan menjadi pondasi zikirselanjutnya.

2. Adapun zikir lanjutan antaran lain Tasbih, Doa, Tadabbur Qur’an,

Tadabbur Alam, Tafakur, dan yang lebih sempurna dan yang paling luar

biasa adalah shalat.

Zikir disebut dasar karena sederhana, terbuka, dan telah diajarkan sejak

Nabi Adam sampai Rasulullah SAW, dan terus tumbuh dan berkembang

32Ibn Hajar al-Asqalany, Fathal-Bary, (Beirut,Daral-Ma‟rifah,1379H), juz11,h.209

Page 29: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

20

dalam berbagai bentuk meditasi untuk berbagai tujuan33

Dalam pandangan Sayyid Sabiq, zikir adalah apa yang diucapkan oleh

lisan dan hati berupa tasbih atau mensucikan Allah SWT, memuji dan

menyanjung-Nya, menyebutkan sifat-sifat kebesaran dan keagungan sertan

sifat- sifat keindahan dan kesempurnaan yang telah dimiliki-Nya34.

Kemudian ada juga yang berpendapat bahwa zikir adalah mengulang-

ulang nama Allah dalam hati maupun lewat lisan. Ini bisa dilakukan dengan

mengingat lafal jalalah (Allah), sifat-Nya, perbuaatan-Nya, atau suatu

tindakan yang serupa35.

Mengutip dari kitab al-Mawsu’ah al-Fiqhiyyah dan al-Futuhat ar-

Rabbaniyyah, al-Khumais menyimpulkan pengertian zikir sebagain berikut:

Zikir menurut syariah adalah setiap ucapan yang dirangkai untuk tujuan

memuji dan berdoa. Yakni lafal yang kita gunakan untuk beribadah kepada

Allah SWT, berkaitan dengan pengagungan terhadap-Nya dan pujian

terhadap-Nya, dengan menyebut nama-nama-Nya atau sifat-Nya, dengan

memuliakan dan mengesakan-Nya, dengan bersyukur dan mengagungkan

Dzat-Nya, dengan membaca kitab-Nya, dengan memohon pada-Nya dan

berdoakepada-Nya.36

33 HM Munadi bin Zubaidi, The Power Of Zikir: Terapi Dzikir Untuk Kesembuhan

dan Ketenangan, (Klaten: Image Press, 2007), cet. Ke-1, h. xi

34 Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, (t.t., Dar al-Hadits, 2004), h. 384.

35 Ibn Atha‟ilah, Zikir: Penentram Hati, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2006),

cet.Ke-2, h. 29

36Muhammad bin Abdurrahman, Adz-Dzikral- Jama‟I Bainal- Ittiba’ waal- Ibtida’,

terjemahan Abu Harkaan, (solo, At-Thibyan, t.th) h.,27.

Page 30: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

21

Sedangkan pelaksanaanya sama sekali tak ada batasannya baik dalam

metode, jumlah, atau waktu berzikir. Pembatasan terhadap metode yang

berkaitan dengan beberapa amalan wajib tertentu tidak dibahas disini,

misalnya shalat.Syariat cukup jelas dan semua orang mengetahui kewajiban

ini, bahkan Rasulullah SAW bersabda bahwa para penghuni surga hanya

menyesali satu hal, yakni tidak cukup mengingat Allah selama di dunia.37

Usman Najaty mengatakan bahwa dalam realitasnya semua ibadah

adalah zikir atau membutuhkan zikir.38 Tatkala manusia sedang melakukan

hubungan yang intens dengan sang Khalik tidak terlepas dari zikir karena

dengan wahana zikir manusia dapat mendekatkan diri kepada Allah, menurut

Ahmad Mahmud Subhy, zikir bukan sekedar repetisi lisan, melainkan

memikirkan keagungan Allah SWT, nikmat-nikmat-Nya, dan memikirkan

kekurangan diri sendiri dalam bersyukur dan kelemahannya dalam memenuhi

hak-hak Allah SWT, serta mengakui nikmat-nikmat lahiriah dan batiniah.

Jadi dalam zikir terdapat pemikiran dan perenungan.39

Seperti halnya dalam praktek zikir yang dijalankan oleh kaum sufi, pada

prinsipnya seluruh praktek kaum sufi bermuara ke Hadirat Ilahi Rabbi.

Perbedaan terletak pada metode dan sikap dalam merefleksikan kebutuhan

pengakomodasian keanekaragaman paramurid.

37 Syekh Muhammad Hisyam Kabbani, Energi Zikir dan Salawat, (Jakarta: PT

Serambi Ilmu Semesta, 2007), h. 10

38Muhammad Usman Najaty, Al-Qur’an wa Uluman Nafs, terjemahan ibn Ibrahim,

(Jakarta Cendekia Sentra Mulia, 2001), h. 331

39 Ahmad Mahmud shubhy, Al-Falsafah al-Akhlaqiyyah fi al-Fikr al-Islamy, terjemah

Yunan Askaruzzaman Ahmad, (Jakarta, Serambi, 2001), h. 251

Page 31: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

22

Berdasarkan pemaparan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

zikir memiliki makna umum dan makna khusus. Makna umum dari zikir ialah

mengingat Allah SWT dalam bentuk ketaatan maupun penghambaan, baik

dilakukan secara hati, lisan, maupun anggota tubuh yang lain.

Dengan zikir yang seperti ini bisa diartikan bahwa zikir dapat dilakukan

dalam kondisi apapun, baik dalam kondisi duduk, berdiri, berbaring, diam,

bicara, maupun berjalan dan seseorang dapat berzikir selagi di dalam hatinya

masih ingin mengingat Allah, dan bahkan seorang tatkala hembusan nafasnya

bisa dikatakan zikir selagi ingin selalu menyebut nama Allah SWT, dan pada

waktu hembusan nafasnya menjadikan dia mengingat kepada Allah SWT.

Zikir kepada Allah merupakan komunikasi antara hamba dengan Tuhan

dalam berbagai bentuk ibadah, sujud dan tasbih. Nash (Al-Quran dan Hadis)

menyebut zikir merupkan mukjizat ilmiah tersendiri, sebab ia

menghubungkan ingatan manusia akan Tuhan-Nya.

B. Macam-macam Zikir

Telah kita ketahui dari uraian di atas bahwa banyaknya seluruh ketaatan

kepada Allah SWT. Hati, lisan dan anggota tubuh manusia sebagai mediasi

untuk berzikir kepada Allah SWT, adapun macam-macam zikir banyak

ragamnya dengan mengacu dari pemaparan di atas, dengan demikian zikir

terdiri dari enam macam yaitu :

1. Zikir Seluruh Indra

Yang dimaksud dengan zikir seluruh indra ialah dengan

mengaplikasikan seluruh indra tubuhnya hanya untuk mengingat kepada

Page 32: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

23

Allah, seperti pada waktu mata memandang ciptaan Tuhan yang indah,

lalu lisan menyebut Alhamdulillah, dan selalu menjaga seluruh indra

yang ada dalam dirinya untuk tidak berpaling dari mengingat Allah „azza

wazalla. Firman Allah SWT :

ن بطون أم أخرجكم م تكم ل تعلمون شي وٱلل ر أ ه وجعللكم ٱلسمع وٱلبص

٧٨ دة لعلكم تشكرون وٱلف

Artinya : Dan Allah mengeluakan kamu dari perut ibumu dalam keadaan

tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberimu pendengaran

dan penglihatan. dan hati agar kamu bersyukur. (Qs. Al-Nahl:

78)

Bersyukur kepada Allah merupakan salah satu bentuk zikir kepada-

Nya. dalam ayat ini zikir dihubungkan dengan indra.

2. Zikir dalam bentuk Shalat

Firman Allah SWT:

لم ٱلغيب قيكم ثم تردون إلى ع ون منه فإنهۥ مل قل إن ٱلموت ٱلذي تفر

دة فينب ئكم بما كنتم تعملون ه ة ٨وٱلش لو ا إذا نودي للص أيها ٱلذين ءامنو ي

لكم خير من يوم ٱلجمعة وذروا ٱلبيع ذ إن كنتم لكم ا فٱسعوا إلى ذكر ٱلل

٩تعلمون

Artinya : Hai orang-orang beriman, apabila diserukan sembahyang pada

hari Jumat, bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan

tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika

kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan sembahyang,

bertebarnlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan

ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung (QS. Al-

Jumu’ah: 8-9)

Kita lihat dalam ayat di atas, di satu sisi zikir bermakna shalat dan di

sisi lain bermakna interaksi dengan sesama manusia. masuk ke masjid untuk

shalat berjamaah dan keluar masjid untuk bekerja dan berusaha sama-sama

dihubungkan dengan Allah SWT. Artinya, kedua hal itu dipandang sebagai

Page 33: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

24

zikir kepada Allah, bahkan di ujung ayat terdapat perintah untuk berzikir

kepada Allah dalam segala situasi.

3. Zikir dengan Lisan

Zikir dengan lisan merupakan salah satu zikir yang cara praktiknya

dengan lisan, yaitu dengan mngucapkan lafaz-lafaz yang berisi pujian kepada

Allah, dan zikir tersebut berupa tasbih, tahmid dan tahlil.

Zikir yang hanya terucap dengan lisan adalah tingkatan zikir yang

paling rendah, pada waktu lisan berzikir sedangkan hatinya lalai, dan bahkan

Sarraj dan Kalabadhi mengatakan bahwan zikir yang semacam ini adalah

zalim, yang tidak mengetahui apapun tentang zikirnya, dan tidak mengetahui

tentang yangdisebutnya.

Zikir yang seperti ini akan tetap mendapatkan pahala dari Allah, selama

itu dilakukan masih mengharapkan ridha dari Allah, dan zikir tersebut bukan

untuk tujuan yang lain, seperti mengharapkan pujian ataupun sanjungan dari

orang lain. Firman Allah SWT:

فٱستغفروا لذنوبهم ومن ا أنفسهم ذكروا ٱلل حشة أو ظلمو وٱلذين إذا فعلوا ف

وا على ما فعلوا وهم يعلمون ولم يصر ١٣٥يغفر ٱلذنوب إل ٱلل

Artinya : “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan

keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu

memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi

yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan

mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka

mengetahui. (al- Imran: 135)

4. Zikir dalam jiwa

Firman Allah SWT

Page 34: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

25

ع بك في نفسك تضر ودون وخيفة ا وٱذكر ر ٱلجهر من ٱلقول بٱلغدو

فلين ن ٱلغ ٢٠٥وٱلصال ول تكن م

Artinya : “Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan

merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak

mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah

kamu termasuk orang-orang yang lalai. (al-A‟raf: 205)

Zikir dalam jiwa ini ditegaskan dalam hadis Qudsi, Nabi SAW

bersabda dalam hadis qudsi, Allah „Azza wa Jalla berfirman, “Aku

mengikuti persangka hamba-ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya

bila ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam jiwanya, Aku pun

mengingatnya dalamjiwa-Ku.”

Dari Firman Allah dan hadis qudsi diatas betapa seseorang begitu

mudah untuk berzikir, bahkan Allah selalu mengingat dalam jiwa-Nya, tatkala

ada seorang hamba yang mengingat Allah dalam jiwanya.

5. Zikir dengan Hati

Zikir hati ialah zikir yang menghadirkan sifat-sifat Tuhan dalam diri

seorang hamba, dan memikirkan seluruh aturan, keutamaan, dan kenikmatan

dari-Nya. Seseorang yang hatinya berzikir dia tidak akan lalai dari segala

perintah-Nya dan selalu akan menjauhi segala larangan-Nya, karena dia

menyadari bahwa Allah SWT, Maha Melihat lagi Maha Mengetahui segala

apa saja yang dilakukan oleh hamba-Nya. Hati yang berzikir senantiasa selalu

memikirkan aturan-aturan atau hukum-hukum yang dibuat oleh AllahSWTdan

telah ditetapkan di alam jagad rayaini. Dalam Al-Qur‟an Allah SWT berfirman

:

م قي ت خلق في ويتفكرون جنوبهم وعلى اوقعود اٱلذين يذكرون ٱلل و م ٱلس

Page 35: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

26

ذا ماخلقت ربنا وٱلرض طل ه نك ب ١٩١ٱلنار عذاب فقنا سبح

Artinya : (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan

tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan

Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci

Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS. Al-Imran:

191)

Zikir dari hati mengakibatkan keakraban yang semakin besar, dan

akhirnya pelaku menjadi seakan seluruhnya terdiri atas hati. Setiap anggota

tubuhnya adalah sebuah hati yang mengingat Tuhan.

Menurut Fakhrurrazy yang berpendapat bahwa, zikir itu terdiri dari tiga

macam yaitu40:

a. Memikirkan dan merenungkan berbagai dalil tentang zat dan sifat

Allah SWT, serta mendapat jawaban atas berbagai kekeliruan dalam

memahami dalil tersebut.

b. Memikirkan dan merenungi dalil-dalil tentang berbagai kewajiban

dari- Nya, hukum-hukum-Nya, perintah dan larangan-Nya, serta janji

dan ancaman-Nya.

c. Memikirkan dan merenungi seluruh rahasia berbagai ciptaaan Allah

SWT.41

6. Zikir amal

Zikir dengan amal adalah berzikir dengan cara menjadikan anggota tubuh

melaksanakan ketaatan kepada Allah, dan selu bersyukur atas apa-apa nikmat

40Ibn „Atha‟ilah, Zikir: Penentram Hati, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2006),

cet.Ke-2, h. 28. 41 Fahrurrazy, Tafsir Kabir wa Mafatih al-Ghaib, (Baerut, darul Fikr, 1985), Jilid 2, cet.

Ke-3, h. 158-159.

Page 36: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

27

yang telah diberikan-Nya kepada kita, sebagaimana dalam Firman-Nya:

عليكم أيها ٱلناس ٱذكروا نعمت ٱلل لق غي من هل ي يرزقك خ ماء م م ر ٱلل ن ٱلس

ه إل هو فأنى تؤفكون ٣وٱلرض ل إل

Artinya : “Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah

Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari

langit dan bumi ? tidak ada Tuhan selain dia; Maka Mengapakah kamu

berpaling (dari ketauhidan).(al-Fathir/35:3)

Menurut Ahmad Bahjat, zikir kepada Allah haruslah ada dampak pengaruh

dalam kehidupan dan memberikan keutamaan bagi seluruh kehidupan manusia,

dan ini semua tidak akan terjadi kecuali dengan zikir alam, yang mana di

dalamnya seseorang tegak berdiri, sebagaimana fungsinya dimuka bumi sebagai

khalifah untuk menjaga dan melestarikan kelangsungan alam semesta42

Keutamaan – Keutamaan Zikir

Zikir kepada Allah adalah perbuatan yang paling baik bagi siapa orang yang

ingin mendekatkan diri kepada Allah dan ingin mendapatkan pahala yang besar, dan

zikir itu sesuatu yang sangat besar yang diperintahkan oleh Allah dalam Al-Qur’an.43

Zikir adalah salah satu aktivitas manusia sebagai intropeksi diri yang mana

bertujuan untuk menyucikan manusia dan membuat faqr, maka kemiskinan yang

mulia, mengendalikan diri, zikir, mengucapkan firman Allah merupakan sarana untuk

menyampaikan kepada faqr itu kekayaan-Nya yang tidakterbatas.Sesuai dengan

perintah Al-Quran untuk memperbanyak zikir, karena zikir adalah sebaik-baik amalan

yang mendekatkan diri seorang muslim kepada Rabbnya, bahkan ia merupakan kunci

semua kebaikan yang diinginkan seorang hamba didunia dan akhirat, kapan saja yang

42 Ahmad Bahjat, Allah fi al-Aqidah al-Islamiyyah, (terj) Abdul Ghaffar, (Bandung,

Pustaka Hidayah, 1998), h.222.

43Abdul Aziz Fathi Sayyid Nada, al-Adab al-Islamiyyah, (Riyadh: Daar Thoyyibah

linnasar wattauji‟, 2007), h. 327

Page 37: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

28

Allah berikan kunci ini pada seorang hamba maka Allah inginkan ia membukanya

dan jika Allah menyesatkannya maka pintu kebaikan tersisa jauh darinya, sehingga

hatinya gundah gulana, bingung, pikiran kalut, depresi dan lemah semangat dan

keinginannya, apabila ia menjaga zikirnya serta terus berlindung kepada Allah maka

hatinya akan selalu tenang. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

ٱلذين ءامنوا وتطمئن قلوبهم بذكر ٱلل ت بذك ل أ ٢٨طمئن ٱلقلوب ر ٱلل

Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah

hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Ra’d: 28)

Begitu pentingnya berzikir kepada Allah maka banyak sekali manfaat dan

kegunaannya bagi siapapun yang mengerjakannya, Ibn Qoyyim al-Jawziyyah

menjelaskan dalam kitabnya al-Wabil as-Shayyib Wa Raafi’ al-Kalimi al- Thoyyib,

beliau menyebutkan bahwa ada seratus keutamaan bagi orang yang mengerjakan

zikir, dan beliau merinci tujuh puluh tiga keutamaan saja.44

Diantara keutamaan zikir yang akan dijelaskan oleh penulis, disini penulis

hanya menjelaskan sepuluh keutamaan. Adalah sebagai berikut:

1. Zikir dapat mengusir syetan dan dapat melindungi orang yang berzikir, Allah

SWT berfirman :

هم ط ن ائف إن ٱلذين ٱتقوا إذا مس ن ٱلشي م بصرون هم افإذ روا تذك ط ٢٠١ م

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was- was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu

juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. (QS. al-‘Araf:201)

2. Zikir dapat menghilangkan kesedihan, kegundahan dan depresi dan dapat

mendatangkan ketenangan, kebahagian dan kelapangan hidup, hal ini sesuai

44IbnQoyyimal-Jawjiyyah,al-Wabilas-Shayyib,(terj)abd.RohimMu‟thidanZulqarnain,

(Jakarta, Akbar media Eka, 2004), cet. Ke.I,h.65

Page 38: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

29

dengan firman Allah SWT

ٱلذين ءامنوا وتطمئن قلوبهم بذكر ٱلل ت بذك ل أ ٢٨طمئن ٱلقلوب ر ٱلل

Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan

mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Ra’d: 28)

Sahl bin Abdullah berkata jika hati seorang hamba merasa senang dan

tenang kepada Tuhannya, maka kondisi spiritualnya akan menjadi kuat. Jika

kondisi spiritualnya kuat maka segala sesuatu akan senang dan simpati

kepadanya.45

3. Zikir dapat menghidupkan hati

Bahkan zikir itu sendiri pada hakekatnya adalah kehidupan bagi hati

tersebut, apabila hati kehilangan zikir maka seakan-akan kehilangan

kehidupannya sehingga tidak hidup sebuah hati tanpa zikir kepada Allah.

Rasulullah saw bersabda :

Artinya : Dari Abu Musa ra berkata, bahwa Nabi saw telah bersabda:

Perumpamaan orang yang berzikir kepada Tuhannya dan orang

yang tidak berzikir kepada Tuhannya seperti orang yang hidup dan

orang yang mati. (HR.Bukhari)46

4. Zikir menghapus dosa dan menyelamatkannya dari adzabAllah

Karena zikir merupakan suatu kebaikan yang besar dan diampuninya

segala dosa-dosa, tentu hal ini dapat menyelamatkan orang yang berzikir dari

azab Allah SWT, sebagaimana Rasulullah saw bersabda :

45Dikutip dari Syekh Abu nashras- Sarrajal - Thusi, al-luma‟ (t.t:Tsaqafaal-Dhiniyyah),h.98

46Muhammad Ibn Ismail abu Abdillah al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, (Beirut, Dar Ibn

Katsir, 1987), juz 5, h. 2353

Page 39: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

30

Artinya : Dari Muadz bin Jabal berkata, sesungguhnya Rasulullah saw

bersabda: tidak ada amal yang dapat dilakukan oleh seseorang dari

siksa Allah kecuali berzikir kepada Allah. (HR. IbnMajah)47

5. Zikir menghasilkan pahala, keutamaan dan karunia Allah

Padahal sangat mudah mengamalkannya, karena gerakan lisan lidah

mudah dari pada gerakan tubuh, diantara pahala zikir yang disebutkan

Rasulullah SAW adalah : Artinya: telah menceritakan kepada kami Abullah

bin Yusuf, telah mengabarkan kepada kami, Malik dari Sumai maula, Abi

Bakrin, dari Abi Shaleh, dari Abi Hurairah RA. Sesungguhnya Nabi saw

bersabda: orang yang mau mengucapkan “Laailaha illallah wahdahu laa

syarikalahu lahul mulku walahulhamdu wa huwa ala kulli say’in kodiir”. Pada

setiap hari sebanyak seratus kali, maka orang itu seperti membebaskan

sepuluh hamba sahay, dan baginya ditulis seratus kebaikan dan baginya

dihapus seratus kejelekan, dan baginya terjaga dari setan pada hari itu sampai

sore, dan tidak ada orang yang bisa melebihi kemuliannya dari pada orang

yang mau mengamalkan kalimat yang diatas yang lebih banyak. (HR.

Bukhari)48.

6. Zikir dapat menjadi cahaya penerang bagi yang berzikir di dunia, di alam

kubur, dan diakhirat.

Orang yang berzikir dapat menerangi dalam kehidupan di dunia dan di

akhirat, sehingga tidaklah hati dan kuburan memiliki cahaya seperti cahaya

dzikrullah. Allah SWT berfirman:

47Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, (Amman, al-Khatib) juz 2, h. 1345

48http://www.maktabah-syamilah.com diakses tanggal 10 april 2019 jam 21.50, AM.

Page 40: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

31

ه اأو من كان ميت ثلهۥ كمن ٱلناس في ۦبه ييمش انور لهۥ وجعلنا فأحيين في م

ت نها بخارج ليس ٱلظلم لك م فرين لل زي ن كذ ١٢٢ لون يعم انوا ك ما ك

Artinya: dan Apakah orang yang sudah mati kemudian Dia Kami hidupkan

dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan

cahaya itu Dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat

manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam

gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya?

Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik

apa yang telah mereka kerjakan. (QS.al-An’am:122)

7. Zikir menjadikan seseorang termasuk kepada golongan yang istimewa dan

terkemuka.

Rasulullah saw bersabda:

ام ا و و ال ق ن و د ر ف لم ا ق ب س م ل س و ه ي ل ع ى للا ل ص للا ل و س ر ال ق ة ر ي ر ه ي ب أ ن ع

)رواه مسلم( ات ر اك الذ ا و ر ي ث ك للا ن و ر اك الذ ال ق للا ل و س ر يا ن و د ر ف الم

Artinya: Dari Abu Hurairah: Rasulullah saw bersabda: Telah mendahului orang-orang yang istimewa! Mereka bertanya: Siapakah orang-orang yang istimewa wahai Rasulullah? Beliau menjawab: mereka ialah orang-orang yang berzikir kepada Allah SWT, baik laki-laki maupun wanita. (HR. Muslim)49

8. Zikir menjadi sebab mendapatkan shalawat dari Allah dan paramalaikat-Nya

Allah SWT berfirman:

ذكر أيها ٱلذين ءامنوا ٱذكروا ٱلل هو ٤٢ وأصيل بكرة وسب حوه ٤١ ار ثيك اي

ئكتهۥ عليكم يصل ي ٱلذي ت ٱلظ ن م ليخرجكم ومل نين بٱلمؤم وكان ور ٱلن إلى لم

٤٣ ارحيم

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut

nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. dan bertasbihlah

kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat

kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu),

supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang

terang). dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang

beriman. (QS. al-Ahzab:41-43)

49Silsilah al-‘Alim wa al-Muta’alim, Muslim: Sahih Muslim, (Amman, al Khatib), juz 4,

h. 2062

Page 41: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

32

9. Zikir mencegah orang dari sifat kemunafikan

Orang yang berzikir kepada Allah SWT akan terpelihara dirinya dari sifat

kemunafikan, karena salah satu ciri orang munafik adalah jarang sekali berzikir

kepada Allah SWT, Allah SWT berfirman:

ة قاموا كسالى لو ا إلى ٱلص دعهم وإذا قامو وهو خ دعون ٱلل فقين يخ إن ٱلمن

إل قليل يراءون ٱلن ١٤٢ اس ول يذكرون ٱلل

Artinya : Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah

akan membalas tipuan mereka dan apabila mereka berdiri untuk

shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan

shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah

kecuali sedikit sekali. (QS. an-Nisa: 142)

Dalam ayat di atas telah disebutkan bahwa tipuan orang-orang munafik dan

segala fitnahnya yang bisa menjerumuskan manusia ke dalam jurang

kemunafikan sebagaimana Allah SWT berfirman :

لك ومن يفعل ذ دكم عن ذكر ٱلل لكم ول أول أيها ٱلذين ءامنوا ل تلهكم أمو ي

سرون ئك هم ٱلخ ٩فأول

Artinya : Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu

melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat

demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.

10. Zikir menjadikan seseorang diingat

Allah SWT Allah SWTberfirman:

١٥٢فٱذكروني أذكركم وٱشكروا لي ول تكفرون

Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula)

kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu

mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. al-Baqarah: 152)

C. Pengertian Meditasi

Page 42: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

33

Yoga dan meditasi adalah semacam jalan untuk membentuk diri lebih

damai dan bijak dalam membaca kehidupan. Satu cara yang dilakukan dalam

sela-sela rutinitas. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, meditasi diartikan

sebagai pemusatan dan perasaan untuk mencapai sesuatu. Meditasi adalah cara

melepas yaitu dalam bermeditasi, anda melepas dunia luar yang ruwet untuk

meraih kedamaian batin yang mantap. Dalam semua mistisisme49dan pelbagai

tradisi spiritual, meditasi adalah jalan menuju pikiran yang murni dan kokoh50.

Meditasi dalam bahasa Pali disebut bhavana, yang berarti pengembangan.

Secara terminologis bhavana ialah pengembangan batin dalam melaksanakan

pembersihan. Kata bhavana berasal dari bentuk kata kerja “bhu” dan “bhavati”,

yang berarti sebabnya dari ada, atau menjadi, penyebutan dalam keadaan dan

perkembangan. Istilah lain yang memiliki arti dan corak pemakaian istilah yang

sama adalah Samadhi. Samadhi berarti pemusatan pikiran pada suatu objek.

Samadhi yang sebenar (Samma Samadhi) merupakan pemusatan pikiran pada

obyek yang dapat menghilangkan kekotoran batin tatkala pikiran bersatu dengan

bentuk-bentuk karma yang baik51.

Istilah Samadhi diterangkan di dalam sutta-sutta sebagai keadaan pikiran

yang ditujukan pada suatu obyek. Ditinjau dari arti yang luas, istilah ini mengacu

kepada suatu tingkatan tertentu dari pemikiran yang tidak dapat dipisahkan dari

unsur-unsur kesadaran. Oleh sarjana Barat, kata Samadhi dianggap biasa saja

dan secara tidak tepat disinonimkan dengan kata meditasi dan meditasi itu sendiri

50Somdet Phra Buddhagosacariya (Nanavara Thera), Samadhi (Pencerahan

Agung),(Jakarta, Penerbit Sri Manggala : 2004), h. 8

51Dr. Sri Dhammananda, Keyakinan Umat Buddha (Jakarta Barat: Ehipassiko

founfation, 2012),h. 20

Page 43: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

34

merupakan bahasa Inggeris dari bhavana yaitu meditation. Samadhi bukan hanya

berkenaan dengan pemahaman akan unsur-unsur dalam Jalan Tengah, tetapi

lebih lagi mencakup latihan pemikiran dalam tingkat yang lebih tinggi. Latihan

samadhi yang dimaksudkan untuk pembersihan pikiran dari berbagai kilesa

(kotoran) melalui tahapan-tahapan pengendalian dan pengembangan pikiran

dengan cara-cara yang teratur dansistematis.52

Secara terminologi di kalangan Buddha langkah awal pertama dikenal

sebagai “perhatian murni” (smrti), yang kemudian diikuti dengan “keheningan

yang dipenuhi kebahagiaan” (Samadhi) dan “kebijaksanaan” (prana).53 Kata

bhavana juga secara terminologi berarti pengembangan batin dalam

melaksanakanpembersihannya.

Meditasi pada umumnya dimaksudkan untuk mengembangkan

kesempurnaan spiritual, mengurangi akibat penderitaan, menenangkan pikiran

dan membuka kebenaran mengenai eksistensi dan hidup bagi pikiran. Keramahan

dan simpati bersama dengan sikap yang terang atas fakta kematian dan arti

kehidupan adalah hasil dari meditasi. Meditasi membantu untuk menyadari

kefanaan segala sesuatu yang ada dan mencegah keterlibatan dalam keberadaan.

Para pertapa Buddha sering menyatakan kebebasan mereka dari rasa takut dan

cemas yang telah mereka capai dengan meditasi.54

52 Somdet Phra Buddhagosacariya (Nanavara Thera), Samadhi (Pencerahan

Agung),(Jakarta, Penerbit Sri Manggala : 2004), h. 15

53 Edward Conze, Sejarah Singkat Agama Buddha, ( Jakarta Barat, Karyania :

2010), h.14.

54 Marisusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, Terj. (Yogjakarta, Kanisius :

1995), h. 253.

Page 44: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

35

Dalam hal berdoa, umat Buddha mempraktekkan meditasi untuk

pelatihan batin dan pengembangan spiritual. Tidak ada seorang pun yang dapat

merealisasi Nibbana atau keselamatan tanpa mengembangkan batin melalui

meditasi. Sejumlah perbuatan baik saja tidak cukup membawa seseorang untuk

mencapai tujuan akhir tanpa pemurnian batin yang sesuai. Secara alamiah, batin

yang tak terlatih sangat sukar dikendalikan dan merayu orang untuk membuat

buruk dan menjadi budak indera. Khayalan dan emosi selalu menyesatkan

manusia jika batin tidak dilatih dengan benar. Seseorang yang tahu bagaimana

caranya bermeditasi akan dapat mengendalikan batinnya jika tersesat oleh

indra-indra.

Meditasi juga berarti pendekatan psikologi untuk pengembangan,

pelatihan dan pemurnian pikiran.55 Satu hal yang sangat penting dan diperlukan

serta bagian dari perkembangan dan penghubung pada sebuah perasaan spiritual

adalah meditasi. Hasil dari praktik ini mengizinkanmanusia dan

menghubungkan manusia dengan kebijaksanaan serta higher self (diri sejati).

Kebanyakkan masalah yang kita hadapi saat ini terjadi karena batin yang

tak terlatih dan tidak berkembang. Telah diketahui bahwa meditasi adalah obat

untuk banyak penyakit badan dan batin. Pakar medis dan psikologi besar di

seluruh dunia menyatakan bahwa frustasi, kecemasan, kesengsaraan,

kegelisahan, ketegangan dan ketakutan adalah penyebab dari berbagai penyakit,

tukak lambung, gastritis, keluhan saraf dan penayakit jiwa. Bahkan penyakit

55 Dr. Sri Dhammananda, Keyakinan Umat Buddha (Jakarta Barat: Ehipassiko

founfation, 2012),h. 288.

Page 45: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

36

yang laten akan diperburukkan dengan kondisi mental seperti demikian.56

Meditasi , seperti diketahui bersama telah menjadi sebuah solusi untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan yang bersumber dari gangguan emosi dan mental.57

Meditasi itu seperti ilmu pengetahuan yang lainnya, diajarkan bahwa

manusia harus bersedia menerima kebijaksanaan yang akan diberikan kepada

dirinya. Kita belajar dengan mendengar dan berlatih. Ketika kita duduk diam

dalam keheningan, kelak akan ada banyak informasi, berkah, cinta kasih dan

kekuatan yang dilimpahkan ke dalam diri kita. Kita akan merasa berbeda setelah

bermeditasi. Semakin lama kita bermeditasi, kita akan menjadi lebih bijaksana ,

lebih damai. Inilah caranya agar dunia ini menjadi lebih damai.

Meditasi dalam cara pandang orang Cina adalah juga sebuah pendidikan,

sejenis proses belajar. Itu seperti ketika anda pergi ke perguruan tinggi, anda

bertanya sesuatu kepada profesor atau guru anda dan kemudian anda harus duduk

dengan tenang dan mendengarkan ajaran serta kebijaksanaannya. Jika pelajar

hanya pergi ke perguruan tinggi dan bertanya sesuatu kepada profesor tetapi ia

malah keluar dan melakukan hal yang lainnya, apakah ia akan menjadi

bijaksana? Jadi, meskipun profesor berada di depannya, akan tetapi dia tidak

mendapatkanapa-apa, itu karena dia tidak memberikan sebuah kesempatan

kepada dirinya untukberbicara.

Meditasi menurut pandangan Anand Krishna pula adalah jaya hidup.

Meditasi harus menjadi dasar kehidupan seseorang, barulah dapat disebutkan

56 Diddi Agephe, The Power Of Sound (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,

2010). h. 168. 57 Luh Ketut Suryani, Atasi Masalah Dengan Kemampuan Spiritual Anda,

(Jakarta, PT Intisari Mediatama, 2004), h. 20.

Page 46: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

37

pengamal tersebut dapat dipanggil seorang meditator. Ia juga menyatakan

meditasi sama dengan perluasan kesadaran. Keseimbangan diri yang dicapai

akan membebaskan diri dari kegelisahan, kekhawatiran, ketakutan serta

kecemasan dan sesungguhnya kehidupan baru dimulai setelah pencapaian

keseimbangan diri berlaku.58

Pandangan K.L. Reicheit di bawah pengaruh Chinanya, meditasi ialah

sebagai refleksi suci menangani daya-daya yang terdalam dan tertinggi dalam

alam semesta dan sebagai pertimbangan yang tenang dan salah mengenai arti

terdalam dalam hidup, pendengaran suara Syurga dalam jiwa. Sedangkan bagi

para guru Zen memandang meditasi sebagai latihan untuk membimbing ke satori,

pandangan tajam mengenai totalitas dari kenyataan sebagaimana dipusatkan pada

satuobyek.59

Menurut Kathleen McDonald, meditasi ialah suatu bentuk aktivitas

kesadaran mental, yang melibatkan salah satu bagian dari pikiran untuk

mengamati, menganalisis dan berhadapan dengan bagian yang lain dari pikiran

kita. Meditasi wujud dalam banyak bentuk yaitu memusatkan perhatian pada

suatu obyek (internal), berusaha memahami beberapa masalah pribadi,

membangkitkan kasih sayang bahagia bagi seluruh umat manusia, berdoa pada

obyek yang dipuja atau berkomunikasi dengan kebijaksanaan yang ada dalam

batinkita.

58 Anand Krishna, Seni Memberdaya Diri 1, Meditasi untuk Manajemen Stress

dan Neo Zen Reiki, (Jakarta, PT. Gramedia : 2002), h. 11.

59 Marisusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, Terj. (Yogjakarta, Kanisius :

1995),h. 253.

Page 47: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

38

Dengan demikian, dapat diambil inti dari berbagai perngertian meditasi ini

adalah lebih tertuju pada pemusatan pemikiran untuk memperoleh ketenangan

dalam mencapai tingkat tertinggi, dengan maksud pengendalian diri terhadap

segala macam keinginan yang mengakibatkan penderitaan. Pengendalian pikiran

yang baik juga akan berimbas pada tingkah laku serta kehidupan yang lebih baik

pula. Jika pengendalian dalam diri sudah didapatkan, maka sesuatu yang di luar

pun juga akan dapat dikendalikan dengan baik.

D. Fungsi Meditasi

Perhatian murni adalah inti meditasi Buddhis. Pada dasarnya, perhatian

murni adalah konsep yang sederhana. Kekuatan terletak pada latihan dan

penerapannya.60 Perhatian murni berarti memperhatikan dengan cara tertentu,

mempunyai tujuan, pada saat ini dan apa adanya tanpa menilai. Perhatian

semacam ini mengembangkan kesadaran, kejernihan dan penerimaan kenyataan

saat ini. Ini menyadarkan kita pada fakta bahwa kehidupan kita hanya

berlangsung dari momen ke momen. Jika kita tidak sadar pada momen-momen

kini, maka kita tidak hanya kehilangan sesuatu yang sangat berharga di dalam

hidup kita, tetapi juga gagal meraih kesempatan untuk tumbuh dan

berkembang.61

Perhatian murni sangatlah sederhana tetapi sangatlah ampuh untuk

membebaskan diri dari himpitan masalah dan menghubungkan kembali pada

60 Katleen McDonald, Meditasi Sebuah Petunjuk Praktis, (Bandung, Yayasan

Penerbit Karaniya, t.th), h. 9.

61 Jon, Kabat, Where You Go There You Are, Meditasi Perhatian Murni Dalam

Kehidupan Seharian, (Jakarta Barat, Karaniya : 2013), h. 4

Page 48: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

39

kebijaksanaan dan semangat. Inilah cara untuk meningkatkan kualitas hidup kita

termasuk hubungan dengan keluarga, hubungan dengan pekerjaan dan hubungan

dengan diri sendiri secara pribadi.

Perhatian murni adalah praktik Buddhis kuno yang memiliki relevansi

kuat dengan hidup kita saat ini. Relavansi ini tidak berhubungan dengan agama

Buddha atau menjadi seorang Buddhis dan dunia dalam keharmonian. Ini

berhubungan dengan menyelidiki siapa kita sebenarnya, dengan bertanya

bagaimana kita melihat dunia dan di mana posisi kita dan juga dengan

menghargai seluruh hidup kita. Biasanya, berhubungan dengan kontak. 62

Mungkin latihan perhatian murni itu sederhana, tetapi belum tentu mudah.

Perhatian murni memerlukan usaha dan disiplin untuk alasan yang sederhana

karena dorongan yang menentang keadaan perhatian murni yaitu

ketidaksadaran dan tindakan otomatis, sangatlah kuat. Dorongan tersebut benar-

benar kuat dan melebihi kesadaran kita sebagai komitmen dalam diri dan usaha

yang serius diperlukan untuk menjaga usaha-usaha kita agar tetap dalam momen

kewaspadaan dan mempertahankan perhatian murni.Walaupun sulit, hal tersebut

adalah usaha yang memberikan kepuasan dengan banyak aspek di dalam

kehidupan yang biasanya luput dari pengamatan kita dan hilang begitu sahaja.63

Meditasi juga adalah merupakan latihan mental yang dilakukan untuk tiga

tujuan yang berbeda, tetapi saling berhubungan:

62 Jon, Kabat, Where You Go There You Are, Meditasi Perhatian Murni Dalam

Kehidupan Seharian, (Jakarta Barat, Karaniya : 2013), h. 4 63 Jon, Kabat, Where You Go There You Are, Meditasi Perhatian Murni Dalam

Kehidupan Seharian, (Jakarta Barat, Karaniya : 2013), h. 7.

Page 49: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

40

1. Ditujukan untuk membebaskan perhatian dari keasyikan normal dengan

stimulasi indra dan gagasan yang selalu berubah dan terpusat pada diri

sendiri.

2. Ditujukan untuk mengalihkan perhatian dari dunia indra ke dunia lainnya

yang lebih tidak kentara dan karenanya menenangkan kekacauan pikiran.

Pengetahuan yang berdasarkan indra tidak memuaskan sebagaimana

kehidupan yang berdasarkan indra. Perasaan dan fakta- fakta historis

seperti ini tidak pasti, tidak bermafaat, sepele dan sebagian besar

merupakan hal-hal yang tidak penting. Hanya hal-hal yang berharga

untuk diketahui yang diperoleh dalam meditasi, ketika pintu-pintu indra

terkawal. Kebenaran religi yang luhur ini pastinya luput dari jangkauan

orang rata-ratayang pengetahuan dan wawasannya didasarkan pada indra

duniawi.

3. Ditujukan untuk memahami realitas-relitas yang melampaui indra itu

sendiri, untuk menjelajahi fakta-fakta transeden yang menghasilkan

pemahaman kesunyaan (Sunyataan ) sebagai realitastertinggi.64

Hubungan ketiganya ditunjukkan oleh diagram berikut ini:

64 Edward Conze, Sejarah Singkat Agama Buddha, ( Jakarta Barat, Karyania :

2010), h.14

Page 50: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

41

Perhatian Murni

PikiranTenang Pandangan Terang B

A C

Keheningan Dipenuhi Kebahagiaan Kebijaksanaan

Batin Yang Tidak Berobyek Kesunyaan Tak Bersubstansi

Nirwan

Diagram 1.

Page 51: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

42

Inilah klasifikasi meditasi sesuai dengan tujuannya. Dari sudut pandang

lain, meditasi dapat diklasifikasikan sesuai dengan subyek atau topiknya.

Sejumlah besar topik ditawarkan kepada orang yang berlatih di mana pilihannya

disesuaikan dengan bakal mental dan kecenderungan-kecenderungannya. Begitu

luas jangkauan pilihan yang mungkin sehingga tidak dapat disebutkan satu

persatu di sini.65

Bhavana atau meditasi yang benar akan memberikan respon bagi

setiap pelakunya. Antara fungsi meditasi dalam kehidupan sehari-hari

adalah:66

a. Meditasi akan membantu bagi mereka yang sibuk untuk mendapatkan

kebebasan diri dari ketenangan dan mendapatkan relaksasi

ataupelemasan.

b. Meditasi dapat membantu menenangkan diri dari kebingungan dan

mendapatkan ketenangan yang bersifat tetap.

c. Meditasi membantu menimbulkan ketabahan dan keberanian serta

mengembangkan kekuatan bagi mereka yang mempunyai banyak

masalah.

d. Meditasi membantu untuk memberikan pengertian terhadap diri sendiri

yang sangat dibutuhkan, keadaan atau sifat yang sebenarnya dari hal-hal

65Anand Krishna, Seni Memberdaya Diri 1, Meditasi untuk Manajemen Stress

dan Neo Zen Reiki, (Jakarta, PT. Gramedia : 2002), h. 11.

66Edward Conze, Sejarah Singkat Agama Buddha, ( Jakarta Barat, Karyania :

2010), h.14

Page 52: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

43

yang menyebabkan takut dan selanjutnya akan dapat mengatasi rasa takut

dalam pikirannya bagi mereka yang mempunyai rasa takut dalam hati

ataukebimbangan.

e. Meditasi dapat menguatkan ingatan dan akan lebih efisien terhadap

pelajar atau mahasiswa dalambelajar.

f. Meditasi dapat membantu untuk memiliki rasa puas dan ketenangan

serta tidak melempiaskan rasa iri hati terhadap orang lain.

g. Meditasi dapat membantu utnuk melihat sifat dan kegunaan dari

kekayaan dan bagaimana cara menggunakan harta tersebut untuk

kebahagiaan diri sendiri serta oranglain.

h. Meditasi akan membantu untuk belajar menguasai nafsu-nafsu dan

keinginan manusiawi.

Page 53: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

44

BAB III

BIOGRAFI IMAM AL GHAZALI

A. Sejarah Hidup Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali merupakan figur yang tidak asing dalam dunia

pemikiran Islam, karena begitu banyak orang menemukan namanya dalam

berbagai literatur, baik klasik maupun modern.67 Pemikir besar dalam dunia

Islam abad ke 5H, yang terkenal dengan julukan hujjatul al-Islam68(bukti

kebenaran Islam) ini tidak pernah sepi dari pembicaraan dan sorotan, baik pro

dan kontra.69

Imam Al-Ghazali nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin

Muhammad bin Ta’us Ath-Thusi Asy- Syafi’i Al-Ghazal. Versi lain

menyebutkan bahwa nama lengkap beliau dengan gelarnya adalah Syaikh al-

ajal al-imam al-zahid, al-said al muwafaq Hujjatul Islam. Secara singkat,

beliau sering disebut al-Ghazali atau Abu Hamid. Beliau dilahirkan tahun

450H/1058M di Ghazalah, sebuah desa di Pinggiran Kota Thus, kawasan

Kurasan Iran. Sumber lainnya menyebutkan bahwa ia lahir di kota kecil dekat

Thus di Kurasan, ketika itu merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan dan

wilayah kekuasaan Baghdad yang dipimpin oleh Dinasti Saljuk.70 Beliau

67M. Sholihin, Epistemologi Ilmu dalam Pandangan Imam Al-Ghazali, (Jakarta: Pustaka

Setia, 2001), h. 9.

68 Yusuf Qordawi, Al-Ghozali antara Pro dan Kontra, (Surabaya: Pustaka Progesif, 1996),

h. 39-42

69 Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), h.

41-46

70 A. Saefuddin, Percikan Pemikiran Imam Al-Ghzali (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 96

Page 54: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

45

wafat di Tabristan wilayah propinsi Thus pada hari senin tanggal 14 Jumadil

Akhir 505 H bertepatan dengan 01 Desember 1111 M.71

Imam Al-Ghazali lahir dari keluarga yang taat beragama dan hidup

sederhana. Ayahnya seorang pemintal dan penjual wol yang hasilnya

digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan para fuqaha serta

orang-orang yang membutuhkan pertolongannya, dan juga seorang pengamal

tasawuf yang hidup sederhana. Ia sering mengunjungi para fuqaha, memberi

nasihat, duduk bersamanya, sehingga apabila dia mendengar nasehat para

ulama’ ia terkagum menangis dan memohon kepada Allah SWT agar

dikaruniai anak yang seperti ulama’ tersebut. Ketika ayahnya menjelang

wafat, ia berwasiat Imam Al-Ghazali dan saudaranya, Ahmad diserahkan

kepada temannya yang dikenal dengan ahli tasawuf dan orang baik, untuk

dididik dan diajari agar menjadi orang yang teguh dan pemberi nasehat.72

Kota kelahiran Imam Al-Ghazali Thus, bagian wilayah kurasan

merupakan wilayah pergerakan tasawuf dan pusat pergerakan anti

kebangsaan Arab. Pada masa Imam Al-Ghazali di kota tersebut terjadi

interaksi budaya yang sangat intelek, antara filsafat serta interprestasi sufistik.

Sementara itu pergolakan dalam bidang politik juga cukup tajam misalnya:

pertentangan antara kaum Sunni dan kaum Syi’ah, sehingga Nidham Muluk

71 Mustofa, Filsafat Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h. 216.

72Ramayulis dan Samsul Nizar, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam dan

Indonesia, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), h. 56.

Page 55: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

46

menggunakan lembaga madrasah Nidhamiyah sebagai tempat pelestarian

paham Sunni.73

Imam Al-Ghazali sejak kecil dikenal sebagai anak pencinta ilmu

pengetahuan dan seorang pencari kebenaran sekalipun keadaan orang tua

yang kurang mampu serta situasi dan kondisi sosial politik dan keagamaan

yang labil tidak menggoyahkan tekad dan kemauannya untuk belajar dan

menuntut ilmu pada beberapa ulama’.74

Perjalanan keilmuan Imam Al-Ghazali diawali dengan belajar Al-

Qur’an, al-Hadits, riwayat para wali dan kondisi kejiwaan mereka pada

seorang sufi yang juga teman ayahnya. Pada waktu bersamaan, dia menghafal

beberapa syair tentang cinta dan orang yang mabuk cinta.75

Kemudian Imam Al-Ghazali dimasukkan ke sebuah sekolah yang

menyediakan beasiswa bagi para muridnya, karena bekal yang telah dititipkan

ayahnya pada Muhammad Al-Rizkani habis. Di sini gurunya adalah Tusuf al-

Nassy, seorang sufi yang telah tamat ia melanjutkan pelajarannya ke kota

Jurjan berguru kepada Imam Abu Nasr al-Ismail, mendalami bahasa Arab,

Persia dan pengetahuan agama.76 Setelah itu ia menetap di Thus untuk

mengulang-ulang pelajaran yang diperolehnya di Jurjan selama 3 tahun dan

73 Ali al-Jumbulati dan Abdul Fatah at-Tuwaanisi, Perbandingan Pendidikan Islam,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 128-129

74 Yusuf al-Nassy dan Ali al-Farm, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve,

1993), jilid 5, h. 26

75 Achmad Faizur Rosyad, Mengenal Alam Suci Menapak Jejak Al-Ghazali, (Yogyakarta:

KUTUB, 2004), h. 115

76 M. yusron Asmuni, Pertumbuhan dan Perkembangan Berfikir dalam Islam, (Surabaya:

Al Ikhlas, 1994), h. 8-9

Page 56: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

47

mempelajari tasawuf dibawah bimbingan Yusuf al-Nassy, selanjutnya ia pergi

ke Nishapur, di sana ia belajar di Madrasah Nidhamiyah yang dipimpin oleh

ulama’ besar Abu Al-Ma’ali al-Juwairi yang bergelar Imam al-Haramain

adalah salah seorang teolog aliran Asy’ariyah.77

Melalui peraturan al-Haramain inilah Imam Al-Ghazali memperoleh

ilmu fiqh, ilmu ushul fiqh, mantiq dan ilmu kalam serta tasawuf pada Abu Ali

al-fahmadi, sampai ia wafat pada tahun 478 H. Melihat kecerdasan dan

kemampuan Imam Al-Ghazali, Al-Haramain memberikannya gelar “Bahrun

Mughriq” (suatu lautan yang menggelamkan).

Setelah Imam Al-Haramain wafat, Imam Al-Ghazali pergi ke Al Ashar

untuk berkunjung kepada Mentri Nizam al Mulk dari pemerintahan dinasti

Saljuk. Ia disambut dengan penuh kehormatan sebagai seorang ulama’ besar.

Kemudian dipertemukan dengan para alim ulama’ dan para ilmuwan.

Semuanya mengakui akan ketinggian ilmu yang dimilki oleh Imam Al-

Ghazali. Menteri Nizam al Mulk akhirnya melantik Imam Al-Ghazali sebagai

guru besar (professor) pada Perguruan Tinggi Nizamiyah yang berada di kota

Baghdad. Pada tahun 181H/1091M Imam Al-Ghazali diamgkat sebagai

rektor dalam bidang agama Islam.78 Di madrasah ini Imam Al-Ghazali

bertugas selama 4 tahun atau 5 tahun (1090- 1095H).79

77 Abu Al-Wafa’ al-Ghanimi al-Taftazami, Sufi dari Zaman ke Zaman, (Bandung: Pustaka,

1979),h. 148 78 Yahya Jaya, Spritualisme Islam dalam Mengembangkan Kepribadian dan Kesehatan

Mental, (Jakarta: Ruhana, 1994), h. 21-22

79 Margareth Smith, Pemikiran dan Doktrin Mistis Imam Al-Ghazali, (Jakarta: Riora Cipta,

2000), h. 66-68

Page 57: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

48

Meskipun Imam Al-Ghazali tergolong sukses dalam kehidupannya di

Baghdad semua itu tidak mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan bahkan

membuatnya gelisah dan menderita, ia bertanya apakah jalan yang

ditempuhnya sudah benar atau belum? Perasaannya itu muncul setelah

mempelajari ilmu kalam (teologi) Imam Al-Ghazali ragu, mana diantara

aliran-aliran yang betul-betul benar, kegelisahan intelektual dan rasa

kepenasarannya dilukiskan dalam bukunya al-Munqidz min al-Dalal.80Dalam

bukunya itu Imam Al-Ghazali ingin mencari kebenaran yang sebenarnya dan

dimulai dengan tidak percaya dengan pengetahun yang dimulai dengan panca

indera sering kali salah atau berdusta. Ia kemudin mencari kebenaran dengan

sandaran akal, tetapi akal juga tidak dapat memuaskan hatinya. Hal ini

diungkapkan dalam bukunya Tahafut al-Falasifah.81 Yang isinya berupa

tanggapan dan sanggahan terhadap para filosof.

Kegelisahan dan perasaan terus meliputinya kemudian Imam Al-

Ghazali mulai menemukan pengetahuan kebenaran melalui kalbu yaitu

tasawuf, ia belum memperoleh kematangan keyakinan dengan jalan tasawuf

setelah meninggalkan Baghdad pada bulan Zulkaidah 448 H/1095 M dengan

alasan naik haji ke Mekkah, ia memperoleh izin ke luar Baghdad.

Kesempatan itu ia pergunakan untuk mulai kehidupan tasawuf di Syiria yaitu:

dalam masjid Damaskus, kemudian ia pindah ke Yerussalem Palestina untuk

80 Penjelasan ini dapat dilihat, Imam Al-Ghazali: Al-Munaqidz min al-Dalal, (Istanbul: Daar

Darus Safeka, tt), h.4

81 Imam Al-Ghazali, Tahfut al-Falasifah, diedit oleh Sulaiman Dunian, (Kairo: Dar al-

Ma’arif, 1996), h. 20

Page 58: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

49

melakukan hal yang sama di masjid Umar dan Monumen suci Dome of the

Roch.82 Sesudah itu tergeraklah hatinya untuk menunaikan ibadah haji, dan

setelah selesai ia pulang ke negeri kelahirannya sendiri yaitu kota Thus dan di

sana ia tepat seperti biasanya berkhalawat dan beribadah. Perjalanan tersebut

ia lakukan selama 10 tahun yaitu; dari 498-988 H atau 1095-1105.83

Karena desakan penguasa pada masanya, yaitu Muhammad saudara

Berkijaruk, Imam Al-Ghazali mau kembali mengajar di sekolah Nidzamiyah

di Naisabur pada tahun 499 H. Akan tetapi pekerjaannya ini hanya

berlangsung selama dua tahun untuk akhirnya kembali ke kota Thus lagi

dimana ia kemudian mendirikan sebuah sekolah untuk para fuqaha dan sebuah

biara (khangak) untuk para mutasawwifin yang diasuhnya sampai ia wafat

pada tahun 505 H / 111 M.84 Dengan melihat kehidupan Imam Al-Ghazali

dalam biografi di atas dapat diketahui bahwa sepanjang hayatnya selalu

digunakan dan diisi dengan suasana ilmiah, mengajar dan tasawuf. Semua itu

menjadikan pengaruh terhadap pemikiran sumbangan bagi peningkatan sosial

kebudayaan, etika dan pandangan metafisik alam.

B. Karya-Karya Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama’, guru besar, sufi dan pemikir

yang produktif, menulis di dunia Islam. Jumlah kitab yang ditulisnya sampai

kini belum disepakati secara definitif oleh para penulis sejarahnya. Sebagian

para peneliti mengatakan bahwa Imam Al-Ghazali menulis hampir 100 buku

82 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al-

Ma’arif, 1980), h. 107-108

83 Sudarsono, Filsafat Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 63

84 Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), h. 135-136

Page 59: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

50

yang meliputi: berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti: ilmu kalam,

tasawuf, filsafat, akhlaq, dan otobiografi, karangannya ditulis dalam bahasa

Arab dan Persia.85

Menurut Sulaiman Dunya, karangan Imam Al-Ghazali mencapai 300

buah.86 Ia mulai mengarang pada usia 25 tahun, sewaktu masih di Naisabur.

Waktu yang ia pergunakan untuk mengarang terhitung selama 30 tahun.

Dengan perhitungan ini, setiap tahunnya ia mengarang/ menghasilkan karya

tidak kurang dari 10 buku kitab besar dan kecil, meliputi: beberapa karangan

ilmu, antara lain filsafat dan ilmu kalam,87 fiqh, ushul fiqh,88 tafsir,89

tasawuf dan akhlaq.90

Dalam penelitian terakhir yang dilakukan dalam waktu yang relatif

lama dan cermat sekali yang menunjukkan bahwa kitab-kitab karya Imam Al-

Ghazali yang sudah diterbitkan dan diterjemahkan dan masih dalam bentuk

naskah yang tersimpan dalam berbagai perpustakaan di negeri-negeri Arab

dan Eropa serta suatu pemaparan singkat tentang kandungan masing-masing

85 Muhammad Nawawi El-Jawi, Maraqi al-Ubudiyah Fi Syarkhi Bidayatul Hidayah,

(Semarang: Toha Putra, 2000), h. 25

86 Sulaiman Dunya, Al-Haqiqat fi Nazhri al-Ghazali, (Mesir: Dar Al-Ma’arif, 1119H), h. 6

87 Kelompok Filsafat dan Ilmu Kalam meliputi: 1) Maqdsid al-Falasifah, 2) Tahafut al-

Falashifah, 3) al-Iqtishad i al-I’tihad, 4) al-Munqidz min adh-Dhalal, 5) Maqasid asnafi ma’ani

asma’ al husna, 6) Faisal at-Tafriqot, 7) Qisthas al-Mustaqim, 8) al-Mustazhiri, 9) hujja al-Naqq,

10) Munfashil al-Khilaf fi Ushul ad-Dia, 11) al-Muntahal fi’ilmal-jadal, 12) al madhun bin al-

Ghairahlihi, 13) Mahku nadzar, 14) ara Ilm, 15) arba’in fi ushul ad-Din, 16) Iljam al-‘awam’an

‘ilm al-kalam, 17) Miyar al-ilm, 18) al-Inthoisar, 19) Isbat an-Nadzar.

88 Kelompok Fiqh dan Ushul Fiqh meliputi: 1) Al-Basith, 2) Al-Washit, 3) Al-Wajiz, 4) Al-

Khulasah al-Mukhtashar, 5) Al-Mustasyid, 6) Al-Mankhul, 7) Syifakh al-Alif fiqiyas wa Ta’wil,

8) Adz-Dzari’ah Ila Makdrim Asy-Syari’ah.

89 Kelompok Tafsir meliputi: 1) Yaqut-at Ta’wil Fi Tafsirat-Ta’wil, 2) Jawahir Al-Qur’an. 90 Kelompok Ilmu Tasawuf dan Akhlaq, antara lain: 1) Ihya’ ulum ad-Din, 2) Mizan

al’amal, 3) Kimiya sa’adah, 4) Misykat al-Anwar, 5) Mukasyatal al-qulub, 6) Muhaj al-‘abidin, 7)

al-Dar al Fakhirat F. Kasyfi’ulum al-Akhirat, 80 al dinis fi al wahdat, 9) al qurbqt Ila Allah azza

wajalla, 10) Akhlaq al abrar wa wajat min asrar, 11) Bidayal al hidayah, 12) Al Mabadi wa al-

wajalla, 13) nashihat al-mulk, 14) tables al iblis, 15) al-Risalah al-Qudhusiyah, 16) Al-Ma’kadz,

17) al-amali, 18) al-ma’arif al-quds, 19) Risalah al-Jaduniyyah, 20) Ayyuh al walad.

Page 60: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

51

kitab khusus tentang karangan Imam Al-Ghazali dengan judul “Mu’allaqot”

Imam Al-GHazali pada tahun 1961. Buku ini ditulis dalam rangka

memperingati tahun kelahiran Imam Al-Ghazali yang ke 900 di Damaskus

tahun 1961.

Di dalam buku tersebut Abdurrahman Badawi mengklasifikasikan

kitab-kitab yang ada hubungannya dengan Imam Al-Ghazali dalam 3

kelompok yaitu:

1. Kelompok kitab yang dapat dipastikan sebagai karya Imam Al-Ghazali

terdiri dari 69 kitab kelompok yang diragukan sebagai karyanya terdiri

dari 22 kitab.

2. Kelompok kitab yang dipastikan bukan karyanya 31 kitab.

Kitab-kitab Imam Al-Ghazali tersebut meliputi bidang-bidang ilmu

pada zaman itu seperti: al-Qur’an, aqidah, ilmu kalam, ushul fiqh, tasawuf,

mantiq, filsafat, tafsir, fiqh dan lain-lain. Dalam bidang filsafat di

antaranya maqdsid al-falasifah yang menguraikan ilmu kealaman dan

ketuhanan dari para filosof sesuai aliran filsafat Ibnu Sina dan Tahafut al-

Falasifah yang menguraikan penolakan terhadap pendapat para filosof dan

kelemahan-kelemahan filsafat mereka. Dalam bidang teologi seperti: al-

Iqtishad fi al-I’tiqad dan Iljam al-‘awam’an’ilm al-Kalam, yang di

dalamnya mendiskripsikan aliran Sunni dibidang logika, yang terkenal

adalah mi’yar al-ilm. Dalam bidang ushul fiqh yang terkenal adalah al-

Mushtasfa. Sementara dibidang tasawuf yang paling monumental adalah

ihya’ulum ad-Din.

3. Secara rinci buku yang benar-benar disebut sebagai karangan Imam Al-

Ghazali berjumlah 69 buah, yaitu:

1) Al-Ta’liqat fi Furu’ al-Madzhab,

Page 61: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

52

2) Al-Mankhul fi al-Usul 3) Al-Basit fi al-Furu’ 4) Al-Wasit 5) Al-Wajiz, 6) Khulasat al-Mukhtasar wa Naqawat al-Mu’tasar, 7) Al-Muntakhal fi ’Ilm al-Jidal, 8) Ma’akhiz al-Khilaf, 9) Lubab al-Nazr, 10) Tahsin al-Ma’akhiz (fi Ilm al-Khilaf), 11) Kitab al-Mabadi wa al-Ghayat, 12) Kitab Syifa al-Galil fi al-Qiyas wa al-Ta’lil, 13) Fatwa al-Ghazali, 14) Fatwa, 15) Gayat al-Gaur fi Dirayat al-Daur, 16) Maqasid al-Falasifah, 17) Tahafut al-Falasifah, 18) Mi’yar al-Ilm fi Fann al-Mantiq, 19) Mi’yar al-Uqul, 20) Mahk al-Nazr fi al-Mantiq, 21) Mizan al-Amal 22) Kitab al-Mustazhiri fi al-Radd ’ala al-Batiniyyah 23) Kitab Hujjat al-Haqq 24) Qawasim al-Batiniyyah 25) Al-Iqtisad fi al-I’tiqad 26) Al-Risalah al-Qudsiyyah fi Qawa’id al-Aqa’id 27) Al-Ma’arif al-Aqliyyah wa Lubab al-Hikmah al-Illahiyyah 28) Ihya’ Ulum al-Din 29) Kitab fi Mas’alat Kulli Mujtahid Musib 30) Jawab al-Ghazali an da’wat Mu’ayyid al-Mulk lahu li Mu’awadat al-

Tadris bi al-Nizamiyyah fi Bagdad, 31) Jawab Mafsal al-Khilaf, 32) Jawab al-Masa’il al-Arba allati 33) Al-Maqsad al-Asna Syarh Asma’ Allah al-Husna, 34) Risalah fi Ruju Asma Allah ila Zat Wahidah ’ala Ra’yi al-Mu’tazilah

wa al-Falasifah, 35) Bidayat al-Hidayah, 36) kitab al-Wajiz fi al-Fiqh 37) Jawahir Al-Qur’an, 38) Kitab al-Arba’in fi Usul al-Din, 39) Kitab al-Madnunu bihi ’ala Gairi Ahlihi, 40) Al-Madnunu bihi ala Ahlihi 41) Kitab al-Durj al-Marqum bi al-Jadawil, 42) al-Qistas al-Mustaqim, 43) Faisal al-Taqriqah baik al-Islam wa al-Zandaqah 44) Al-Qanun al-Kulli fi al-Ta’wil, 45) Kimiyay Sa’adat (dalam bahasa Persi) 46) Ayyuha al-Walad 47) Nasihat al-Muluk 48) Zad akhirat (dalam bahasa Persi) 49) Risalah ila Abi al-Fath Ahmad ibn Salamah al-Dimami bi al-Mausil, 50) AlRisalah al-Laduniyyah

Page 62: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

53

51) Risalah ila Ba’di Ahli Asrih, 52) Misykat al-Anwar, 53) Tafsir Yaqut al-Ta’wil 54) Al-Kasyf wa al-Tabyin fi Gurur al-Khalaq Ajma’in, 55) Talbisu Iblis 56) Al-Munqiz min al-Dalal wa al-Mufsih ’an al-Ahwal, 57) Kutub fi al-Shir wa al-Khawas wa al-Kimiya 58) Gaur al-Daur fi al-Mas’alat al-Suraijiyyah, 59) Tahzib al-Usul, 60) kitab Haqiqat Al-Qur’an 61) Kitab Asas al-Qiyas, 62) Kitab Haqiqat al-Qaulain 63) Al-Mustasfa min Ilm al-Usul, 64) Al-Imla’ ala Musykil al-Ihya’, 65) Al-Istidraj, 66) Al-Durra al-Fakhirah fi Kasyf Ma fil al-Darain, 67) Sirr al-’Alamain wa Kaysf ma fi al-Darain, 68) Asrar Mu’amalat al-Din, 69) Jawab Masa’il Su’ila ’anha fi Nusus Asykalat ’ala al-Sa’il, 70) risalat al-Aqtab, 71) Iljam al-Awam ’an ’Ilm al-Kalam 72) Minhaj al-Abidin.91

Dari karangan-karangan Imam Al-Ghazali tersebut banyak

mempengaruhi terhadap para penulis ternama sesudahnya, seperti:

Jalaluddin Runni, syeikh al-Ashari, Ibnu Rusyd dan Syah Waliyullah yang

mencerminkan gagasan rasional Imam Al-Ghazali pada karya mereka.

Penyair utama Persia seperti: Attar, Sa’adi, Hafiz, dan al-Iraqi, juga

diilhami oleh Imam Al-Ghazali. Imam Al-Ghazali lah penyebab utama

perembesan aliran tasawuf kedalam puisi Persia dan mengarahkannya

kejalan yang benar. Karya besarnya ihya’ ulum ad-Din dibaca luas oleh

kaum muslimin, Yahudi, Nasrani dan mempengaruhi Thomas Aquinus92.

91 Saeful Anwar, Filsafat Ilmu Al-Ghazali; Dimensi Ontologi, dan Aksiologi, (Bandung: CV

Pustaka Setia, 2007), h.34

92Saeful Anwar, Filsafat Ilmu Al-Ghazali; Dimensi Ontologi, dan Aksiologi,

(Bandung: CV Pustaka Setia, 2007), h.45.

Page 63: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

54

C. Pemikiran Imam Al-Ghazali

Berbicara tentang kapasitas intelektual seorang tokoh dalam masyarakat

luas, tentu harus mengungkapkan beberapa variabel yang berhubungan

dengan aktifitas intelektual dari tokoh tersebut. Diantara variabel yang

terpenting dari kapasitas intelektual adalah sejauh mana dia dapat

mempublikasikannya, ide-idenya sebagai wacana yang responsif terhadap

fenomena yang berlaku. Proses pengekspresian ide-ide tersebut, diantaranya

adalah publikasi idenya kepada masyarakat luas yang tentunya memerlukan

kecakapan dalam mengupas wacana yang begitu terbatas dalam karya ilmiah

tersebut, disamping keberanian mengungkapkan berbagai ide yang tidak

jarang menjadi sumber kontroversi bagi komunitas intelektual lain.

Dalam hal ini Imam Al-Ghazali merupakan seorang intelektual yang

dapat dikatakan setuju atas publikasi berbagai pemikirannya. Dengan

ketulusan hatinya dalam menulis dan keluasan wawasan yang ia miliki,

berbagai buah karyanya dapat dimiliki oleh khalayak luas sebagai karya yang

menarik dan memuaskan. Sebagai seorang tokoh dan ulama’ besar Imam Al-

Ghazali memiliki corak pemikiran yang unik sebagai mana terlihat dalam

perkembangan pemikirannya. Corak pemikiran Imam Al-Ghazali dapat

diklarifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu: epistemologi, metafisika,

filsafat, moral, pendidikan, politik, dan filsafat sejarah.93

Sebagai seorang faqih, Imam Al-Ghazali berafialisasi pada aliran

Asy’ariyah. Disamping menguasai ilmu-ilmu agama, ia menguasai ilmu

93 Zainuddin, Seluk Beluk Pemikiran Al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991) dikutib dari

A. Syaifuddin, Percikan Pemikiran Ak-Ghazali, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 106

Page 64: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

55

filsafat dan logika sehingga sebagian kritis memandang bahwa pengetahuan

para filosof sendiri, meskipun ia telah mengktitik para teolog, Imam Al-

Ghazali tetaplah seorang teolog yang menganut aliran Asy’ariyah, sekalipun

telah menjadi seorang sufi, ia lebih memandang teologi (ilm al kalam) hanya

sebagai fardu kifayah sebab tasawufnya selalu berdasarkan pada fiqh dan

ilmu kalam. Kritiknya terhadap para teolog, pada dasarnya berkaitan dengan

doktrin-doktrin yang hendak mereka buktikan / pertahankan, yang menjadi

landasan semua tasawuf.94

Dalam tasawuf Imam Al-Ghazali jatuh pada tasawuf Sunni yang

berdasarkan pada ahlul sunnah wal jamaah. Dari paham tasawufnya itu, ia

menjauhkan semua kecenderungan genotis yang mempengaruhi para filosof

Islam, sekte Isma’iliyah dan aliran Syi’ah Ikhwanus Shofa dan lain-lain. Juga

menjauhkan tasawufnya dan teori ketuhanan menurut Aristoteles., antara lain

dari teori emanasi dan penyatuan sehingga dapat dikatakan bahwa tasawuf

Imam Al-Ghazali bercorak Islam.

Tasawuf Imam Al-Ghazali ditandai dengan ciri-ciri psiko-moral. Dalam

tasawufnya, seperti halnya para sufi abad ke-3 dan ke-4 hijriah lainnya, ia

begitu menaruh perhatiannya terhadap iiwa manusia dengan kebutuhannya

maupun cara membinanya secara moral.

Menurut Abul ‘A’la Al-Maududi dikutib dari A. Syaifuddin Percikan

Pemikiran Imam Al-Ghazali, bahwasannya Imam Al-Ghazali telah

94 Abu Al-Wafa’ Al-Ghanimi Al-Taftazani, Sufi dari Zaman ke Zaman, (Bandung: Pustaka,

1974), 148 dikutib dari A. Syaifuddin, Percikan Pemikiran Al-Ghazali, (Bandung: Pustaka Setia,

2005), h. 107

Page 65: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

56

mengadakan pembaharuan dalam 8 lapangan segi amaliah selama hidupnya,

yaitu:

1. Mengkaji filsafat barat secara mendalam sekaligus mengkritiknya.

2. Meluruskan kekeliruan yang diakibatkan kekeliruan pada masa

mutakallimin.

3. Menjelaskan kaidah-kaidah Islami dan prisip-prinsipnya melalui logika

yang tidak bertentangan dengan filsafat dan ilmu logika yang

berkembang pada masa itu.

4. Menentang semua aliran yang berkembang pada masanya serta berusaha

mempertemukan segi perbedaan mereka.

5. Memperbaharui pemahaman keagamaan umat Islam.

6. Melakukan kritik terhadap sistem pendidikan pengajaran yang sudah

usang dan menggantinya dengan sistem baru.

7. Mengkaji moral umat dengan pengkajian mendalam, mengungkapkan

kehidupan ulama’, tokoh-tokoh agama, umara dan orang awam.

8. Mengkritik pemerintahan yang bebas dan berani serta menghimbau

perbaikan-perbaikan.

Page 66: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

57

BAB IV

ANALISIS KOMPARATIF TENTANG PERSAMAAN DAN

PERBEDAAN KONSEP ZIKIR MENURUT

AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA BUDDHA

A. Konsep Zikir Menurut Al Ghazali

Al Ghazali sebagai salah satu tokoh sufi sunni memiliki serangkaian

metode yang bernuansa meditatif. Serangkaian metode tersebut pada

umumnya disebut Thoriqoh yaitu seperangkat serial moral yang menjadi

peganngan pengikut tasawuf yang dijadikan metode pengarah jiwa dan

moral95. Sedangkan Thoriqoh nya Al Ghazali sendiri menekankan pada

Ilmu dan Amal perbuatan, diakhiri dengan Al Muhibbah (kecintaan) yang

nantinya akan mengantarkan seseorang pada Ma’rifatulloh96

Meditasi sufi al-Ghazali secara teknis dan praktis terdapat dalam

serangkaian kegiatan meliputi : (1) uzlah &khalwat, (2) zikir, (3) riyadhoh

dengan cara mujahadah lahir (berpuasa, dll) dan mujahadah batin.

(mengkondisikan hati tidak berpaling dari Allah dalam segala bentuk &

keadaan, dll), (4) tafakkur, (5) muraqabah.97

Tergolong sebagai teknik konsentrasi adalah uzlah &khalwat, zikir

dan riyadhoh (mujahadah lahir & batin). Uzlah adalah bentuk latihan

konsentrasi yang berfokus perilaku dan sikap individu yaitu perilaku atau

95 H.A. Rivay Siregar, Tasawuf Dari Sufisme Klasik Ke Neo-Sufeisma, hal. 111.

96 Al Ghazali, Minhaj Kaum ‘Arifin, Apresiasi Sufistik untuk para Salikin (terj), Masyhur

Abadi dan Hasan Abrori (Surabaya: Pustaka Progresif, 2002), hal. 29.

97Dale Cannon, Enam Cara Beragama (terj.), Djam`annuri dan Sahiron, hal. 66.

Page 67: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

58

sikap mana saja yang mengandung dorongan nafsu serta keburukan untuk

dihindarkan, sedangkan perilaku dan sikap yang dihalalkan oleh syari`at

atau mengandung kebaikan adalah untuk dikembangkan. Jika teknik

meditasi uzlah dirasa tidak optimal atau banyak gangguan dari luar, maka

seorang siswa musti melakukan khalwat. Khalwat tergolong sebagai

bentuk latihan konsentrasi fisik yaitu seseorang pergi mencari tempat

yang tepat untuk melatih meditasi dan meninggalkan segala kegiatan atau

aktifitas harian untuk beberapa waktu98.

Di dalam khalwat siswa meditasi (Salik) kembali melakukan

konsentrasi yaitu konsentrasi zikir. Zikir sebagai teknik konsentrasi

dilakukan dengan pengulangan kalimat-kalimat Suci seperti, lafadz Laa

ila ha illallah dengan diverbalkan secara jelas (jahar) maupun lafadz

Allah di hati ( dzikr Sirr), sampai kalimat tersebut mengalir ke seluruh

anggota tubuh dan urat-uratnya, yang kemudian akan mengantar pada

hatinya. Sementara zikirnya terus berdetak di hati, ia terus mengamati apa

yang menjadi tuntutannya, dia luruh bersamaNya, terkait dan rindu

kepadaNya, lantas menyaksikanNya. Setelah itu, dengan kesaksian yang

dialaminya, membuatnya raib dari ke-diri-annya, dan akhirnya mengalami

kefanaan dari totalitasNya. Sehingga sepertinya dia beradad ihadapan

hadirat Ilahi. Kondisi yang demikian, disebut sebagai kondisi“al-

huduur”(hadir); Al-Haq SWT menampakkan Diri didalam kalbunya. Hal

98HM Munadi bin Zubaidi, The Power Of Zikir: Terapi Dzikir Untuk Kesembuhan dan

Ketenangan, (Klaten: Image Press, 2007), cet. Ke-1, h. xi

Page 68: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

59

itu selaras dengan pendapat Elieade (1987) bahwa meditasi Sufi

merupakan cara mengingat Tuhan yang meliputi disiplin pengendalian

nafas, visualisasi kata-kata suci dan pengulangan kata-kata suci dengan

tujuan pencapaian ekstasi (penyatuandengan Tuhan)99. Meskipun

demikian, al-Ghazali dalam konsep meditasi sufinya tidak menyebut

proses al-Haq menampakkan wajahNya di dalam kalbu (hatinya) sebagai

penyatauan dengan Tuhan (ekstasi) akan tetapi sebagai al-wishal

(keterhubungan) dan ma`rifatullah. Lebih lanjut akan dibahas secara

khusus pada sub pembahasan “orientasi meditasi” dan“content”.

Konsentrasi ruhaniah (mental) yang telah didapat akan semakin

menguat jika siswa calon sufi juga menyertakan disiplin mujahadah

jasmaniah seperti mengurangi makan, atau berpuasa,s halat malam,dan

mujahadah ruhaniahsendiri meliputi kegiatan menghilangkan rasa

khawatir & selalu mengkondisikan hati tidak berpaling dari Allah dalam

segala bentuk&keadaan.

Mengurangi makan atau berpuasa menurut al-Ghazali diantaranya

bertujuan untuk melemahkan nafsu sahwat yang bersumber dari kekuatan

yang dihasilkan dari makanan sehingga anggota tubuh menjadi tenang,

konsentrasi lebih mudah didapat dengan frekuensi dan intensitas yang

lebih baik, sehingga zikirullah dan shalat malam sebagai bentuk

penyadaran diri akan Realitas Mutlak (Tuhan) menjadi lebih tenang dan

99Mercea Eliade, The Encyclopedia of religion, hal. 327

Page 69: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

60

intim. Cannon (2002) juga berpendapat bahwa disiplin-disiplin seperti itu

digunakan untuk menyelingi, meredakan, memusatkan, atau memisahkan

dorong-dorongan dan pola pengalaman biasa agarmemungkinkannya

untuk semakin lama semakin menyadari langsung tentang realitas mutlak

yang dicarinya100. Dengan demikian, mujahadah lahiriah dan ruhaniah

dikategorikan sebagai teknik konsentrasi fisik dan mental sekaligus.

Tafakkur lebih bisa dikategorikan sebagai tipe meditasi bersifat

kontemplasi dan abstraksi. Kontemplasi berarti renungan disertai kebulatan

pikiran atau perhatian penuh, sedangkan abstraksi mengandung pengertian

metode untuk mendapatkan kepastian hukum atau pengertian melalui

penyaringan terhadap gejala atau peristiwa 101. Disiplin tafakkur menekankan

pengolahan pikiran, bisa berupa proses pemaduan antara dua ilmu yang

berhubungan dengan ilmu yang sedang dipelajari (diteliti), sehingga dicapai

sebuah pemahaman.Atau proses pemaduan ilmu dengan pengamatan

kenyataan-kenyataan atau peristiwa langsung yang kemudian melahirkan

pemahaman. Objek tafakkur dalam konsepsi meditasial-Ghazali berfokus

pada hubungan atau pertalian antara perbuatan,sifat- sifat manusia (eksistensi

manusia sebagi ciptaan atau makhluq ) dengan Allah Pencipta / al-Khaliq

(eksistensi absolut Tuhan). Dari sini diketahui sejauh mana keadaan diri,

apakah perbuatan telah sesuai dengan perintahNya, atau masih mengandung

kebatilan, dll.

100Dale Cannon, Enam Cara Beragama (terj.), Djam`annuri dan Sahiron, hal. 66.

101Pusat Bahasa DepdikNas, KBBI dalam www. pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi, diakses

tanggal 1 Oktober 2009.

Page 70: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

61

Proses tafakkur dalam kalangan sufi selalu dikontrol oleh hati dengan

berzikir, bukan bersandar pada rasio murni. Sehingga pengetahuan yang

didapat nantinya membekas di hati dan memberi pengaruh terhadap

pembentukan perilaku budi pekerti. Jadi, teknik abstraksi dalam bentuk

taffakur berguna untuk mendapatkan kepastian hukum / pemahaman apakah

amal, perilaku seseorang (peristiwa) tersebut telah sejalan dengan perintah

Allah (Realitas Mutlak)102.

Disiplin muroqabah tergolong sebagai teknik konsentrasi lebih

mendalam jika dibandingkan dengan teknik konsentrasi uzlah, khalwat, zikir,

dan mujahadah. Halini, karena teknik konsentrasi muroqabah didasari oleh

kesadaran (rasa malu) kepada Tuhan (Realitas Mutlak) sedangkan keempat

teknik lainnya masih berdasar pengkondisian-pengkondisian yang ketat

bahkan jika perlu dipaksa lebih dahulu. Teknik muroqabah hanya bisa

dijalankan bagi siswa kelas tinggi atau khusus yaitu kaum moqarrrobin.

Dengan adanya rasa malu kepada Allah maka hatinya terjaga dari perbuatan

yang dilarangNya dan menjalankan perintahNya serta hak-hakNya. Rasa

malu karena anugerahNya begitu melimpah, sedangkan ia merasa belum

mampu melaksanakan seluruh perintahNya. Selain itu, rasa malu muncul

karena ia meyakini bahwa Allah melihatnya dimana pun dan dalam keadaan

bagaimanapun.Semuanya itu menunjukkan tingginya tingkat kesadaran akan

102Pusat Bahasa DepdikNas, KBBI dalam www. pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi, diakses tanggal

1 Oktober 2009.

Page 71: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

62

kedekatan seseorang dengan Realitas Mutlak yang dicarinya (Allah)103.

Hasil akhir dari pelatihan meditasi dalam bentuk uzlah, khalwat, zikir,

riyadhoh/ mujahadah, dan tafakkur bermuara pada terbukanya pintu hakekat.

Dalam kerangka ilmu, hakekat berwujud pengetahuan yang benar, tidak

terdapat keraguan dan kekeliruan didalamnya, sebab ilmu yang didapat oleh

seseorang pada tahap ini bersumber dari pancaran nur Ilahi yang

melapangkan dada (hati) seseorang (Salik). Adapun kegiatan penyusunannya

dalam bentuk paparan lisan dan tulisan adalah bagian proses artikulasi dari

ilham yang diperoleh. Dalam kerangka moral, hakekat berwujud sebagai

orientasi memperhalus sikap kehidupan dengan adab dalam rangka mencapai

maqomat dan ahwal (alam kondisi), sebab dengan menunaikannya si Salik

secara bertahap akan pindah ke alam kondisi yang satu ke alam kondisi yang

lainnya (ini yang disebut al-Ziyadah atau pertambahan). Dalam kerangka

pengalaman rasa, hakekat terdapat dalam dzauq (keindahan dan kenikmatan

yang disaksikan berupa cahaya kilatan). Sedangkan hasil dari teknik

muroqabah adalah hakekat kebahagiaan dan hakekat Penyaksian Wajah

Tuhan secara langsung melalui matahatinya. Disamping bentuk bentuk

pelatihan meditasi diatas, masih ada bentuk pelatihan meditasi lainnya yaitu ;

(4) Tafakkur, (5) Muroqqobah.104

103 Al Ghazali, Minhaj Kaum ‘Arifin, Apresiasi Sufistik untuk para Salikin (terj), Masyhur

Abadi dan Hasan Abrori (Surabaya: Pustaka Progresif, 2002), hal. 30 104 Al Ghazali, Ihya Ulumuddin (terj), Moh. Zuhri (dkk), V. Hal 86

Page 72: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

63

B. Konsep Meditasi Dalam Agama Buddha

Meditasi sebagai pelatihan mental secara teoritik terdiri dari berbagai

teknik konsentrasi, kontemplasi, dan abstraksi. Orientasi meditasi secara

umum adalah untuk mendapatkan kesadaran tinggi. Instrumen atau alat

meditasisendiri adalah pikiran (mental). Objek yang dipilih dalam meditasi

biasanya merupakan objekpenghormatan,nilai-nilai kebenaran, dll.

Sedangkan Isi atau muatan-muatan (content) dari meditasi biasanya diambil

dari beberapa ajaran dari akar historis agamamasing-masing105.

Kerangka teoritik di atas digunakan untuk proses klasifikasi, yang

dilanjutkan dengan proses analisa secara komparasi baik bersifat inter-relasi

maupun kausalitas dengan merujuk pada akar historis ajaran agama yang

mendasari teknik meditasi tersebut.

Meditasi Buddha theravada dalam konsepsi Mahesi Sayadaw, terbagi

menjadi dua jenis yaitu samatha dan vipassana (satipatthana dan

vipassana).106Meditasi samatha bertujuan untuk mendapatkan ketenangan,

dan metodenya yaitu pengamatan (perenungan) pada satu objek. Objek

pengamatan biasanya diambil dari salah satu 40 mata pokok meditasi,

diantaranya : kasina, cinta kasih (metta), refleksi/renungan terhadap sang

105Mercea Eliade, The Encyclopedia of religion, hal. 325. Lihat juga, Merriam-

Webster, Encyclopedia of world religions, hal. 704. Lihat juga, Pusat Bahasa DepdikNas, KBBI

dalam www. pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi, diakses tanggal 1 Oktober 2009. Lihat juga, Soraya

Susan Behbehani, Ada Nabi dalam Diri, Melesatkan Kecerdasan Batin Lewat Zikir & Meditasi

(terj.) Cecep Ramli Bihar

106 Mahasi Sayadaw, 40 Mata Pokok Mula Dasar dalam Meditasi Budhist (terj), M.U.

Panasiri, hal.11.

Page 73: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

64

Buddha (8 objek refleksi)107. Meditasi vipassana bertujuan mendapat

Pandangan-Terang atau Tafsiran-Lurus, dan Metode dasarnya adalah

pengamatan (perenungan) pada beberapa objek, disertai pencatatan dalam

bathin. Objek pengamatan yang paling dasar adalah gerakan “timbul

tenggelam atau kembang kempisnya” perut108.

Kedua jenis meditasi tersebut sama-sama menggunakan teknik

konsentrasi, samatha menggunakan teknik konsentrasi pada satu objek yang

dipilih. Sedangkan Vipassana menggunakan teknik konsentrasi pada dua

objek (materi dan mental). Selain itu, Vipassana melengkapinya dengan

teknik kontemplasi serta abstraksi109.

Teknik konsentrasi dalam samatha adalah dimana seorang siswa diberi

tugas pengamatan (perenungan) pada satu objek. Objek pengamatannya

dapat diambil dari salah satu 40 mata-pokok meditasi, diantaranya ; kasina,

cinta kasih (metta), refleksi /renungan terhadap sang budha (8 objek

refleksi).. Selain itu, objek pengamatan juga dapat difokus pada keluar

masuknya nafas di ujung hidung Anapana-sati. Singkatnya, pengamatan

model samatha berfungsi sebagai latihan dasar konsentrasi. Hasil yang

dicapai dari metode ini adalah ketenangan berbentuk rupajhana dan empat

arupa Jhana. Rupajhana terdiri dari unsur-unsur gembira (rapture), bahagia

107 Mahasi Sayadaw, 40 Mata Pokok Mula Dasar dalam Meditasi Budhist (terj), M.U.

Panasiri, hal.11-15.

108 Mahasi Sayadaw, 40 Mata Pokok Mula Dasar dalam Meditasi Budhist (terj), M.U.

Panasiri, hal.11.

109Anwar, hal. 26. Lihat juga, John Bowker, The Oxford dictionary of world religions, hal.

631.

Page 74: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

65

(happiness), keseimbangan (equanimity), dan panunggalan (one-

pointedness). Dan empat arupa jhana, yaitu menikmati pengheningan dalam

keadaan ruang tanpa batas, menikmati pengheningan dalam keadaan

Kesadaran tanpa batas, menikmati pengheningan dalam keadaan “Sang

kosong”, dan menikmati pengheningan dalam keadaan bukan pencerapan.

Jadi, yang dihasilkan dari tahapan awal adalah pelatihan konsentrasi untuk

mencapai keadaan tenang dan hening di dalam diri110.

Sedangkan teknik konsentrasi dalam vipassana dimulai dengan latihan

satipatthana yaitu latihan-latihan konsentrasi meliputi, posisi-posisi,

pemahaman jernih, dan unsur-unsur yang bertujuan untuk memperkuat

kesadaran dan konsentrasi. Prinsip dasarnya adalah mengamati objek dari sisi

materi dan mental. Pelatihan diawali dari hal-hal jasmaniah, seperti

‘kembang-kempisnya’ perut saat bernafas, Yaitu yang ada hanya “gerakan

perut mengembang-mengempis’sebagai materi, dan proses mengetahui

gerakan itu, sebagai mental. Latihan berlanjut, dengan disertai pencatatan

sederhana. Pencatatan bukan berbentuk tulis, tetapidi batin.

Setelah melakukan teknik konsentrasi satipatthana maka masuklah

siswa tersebut pada teknik konsentrasi vipassana yang mengandung unsur

kontemplasi dan abstraksi. Prinsip dasarnya mengamati objek meditasi

apapun,baik yang ada didalam diri maupun di luar, baik yang kasat,

berbentuk (rupa), seperti duduk, jalan, berdiri, makan, dll, maupun yang

bersifat halus atau mental/pikiran (nama)seperti perasaan-perasaan yang

110 Mahasi Sayadaw, 40 Mata Pokok Mula Dasar dalam Meditasi Budhist (terj), M.U.

Panasiri, hal.29

Page 75: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

66

muncul saat melakukan gerakan (perasaan yang muncul saat berjalan atau

makan dicatat), atau objek cita-cita, sifat-sifat serakah, dll111.

Setiap objek meditasi tersebut di atas akan ditangkap oleh salah satu

dari enam pintu indera, diamati dari materi dan mentalnya, dilakukan

pencatatan dalam batin secara berkesinambungan, dengan menganalis

berdasar tiga karakteristik eksistensi kehidupan: (1) kesementaraan atau

“tidak kekal”(anicca), (2) penderitaan (dukkha), dan (3) tanpa-roh yang

kekal/Ketiadaan inti (anatta)112.

Ketika seorang siswa telah mendapat pemahaman mendalam dari

pengalamannya bahwa dalam kehidupan yang ada ini, segalanya mengadung

karakter kesementaraan, selalu berubah “tidak kekal”, penuh penderitaan,

dan tidak memiliki inti, maka seiring waktu bersama dengan berlanjutnya

pelatihan yang demikian akan menghasilkan Pandangan-Terang yang akan

membawa pada pembebasan akhir (nibbana).

C. Analisis Konsep Zikir menurut Al Ghazali dan Meditasi dalam Agama

Buddha

Penjelasan di atas pada poin A menggambarkan bahwa baik dalam

meditasi sufi al-Ghazali dan meditasi dalam agama Buddha theravada

Mahesi Sayadaw terdapat berbagai macam teknik meditasi meliputi teknik

konsentrasi, teknik kontemplasi dant eknik abstraksi. Perbedaannya hanya

pada bentuk / kegiatan pelatihanan serta istilah penamaannya saja. Perbedaan

111 Mahasi Sayadaw, 40 Mata Pokok Mula Dasar dalam Meditasi Budhist (terj), M.U.

Panasiri, hal.60.

112Mahasi Sayadaw, 40 Mata Pokok Mula Dasar dalam Meditasi Budhist (terj), M.U.

Panasiri, hal.26.

Page 76: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

67

diantara keduanya terletak pada objek meditasi yang dipilih. Meditasi sufi al-

Ghazali cenderung memilih objek yang berkaitan dengan tema keTuhanan

dan serangkaian ibadah. contoh, nama-nama Tuhan, berpuasa, dll. Sedangkan

objek meditasi Buddha theravada dalam konsepsi Mahesi, tidak

mengharuskan objek penghormatan keagamaan (seperti, Buddha dan 8 sifat-

sifatnya) namun objek bisa diambil dari perwujudan-perwujudan eksistensi.

Seperti, objek kasina, empat unsur, dll. Persamaan keduanya, juga tampak

dari cara memandang objek. Setiap teknik dalam meditasi sufi maupun

meditasiBuddhatheravada,sama-sama memandang objek dari dua sudut;

materi/ lahir & mental / batin. Namun begitu, terdapat perbedaan dalam hal

penentuan alat/instrumen yang digunakan untuk bermeditasi.Meditasi sufi

menjadikan hati/ kalbu sebagai alat menyaksikan Tuhan dan menyerap

pengetahuan yang benar, sedangkan meditasi sufi menjadikan pikiran sebagai

alat yang digunakan untuk bermeditasi, menganalisa eksistensi hidup dan

Pencerahan.

Perbedaan-perbedaan tersebut dikarenakan adanya konteks budaya dan

sumber ajaran /doktrin agama yang berbeda. Sebagai contoh, meditasi Sufi

dengan teknik konsentrasi zikir mengambil objek nama Tuhan (Allah) yang

dibaca secara berulang-berulang. Allah dalam keyakinan seorang muslim

adalah Satu, Dia Pencipta seluruh jagad raya beserta isinya, Maha Pengasih

Penyayang, Maha Mengetahui artinya Tuhan adalah sumber dari segala

pengetahuan. Dengan cara mengulang-ulang namaNya Yang Suci dan sakral

(dengan aturan tertentu) maka diharapkan seseorang terhubung dengan Nya

sebagai Sumber Pengetahuan yang benar. Sehingga diharapkan manusia

Page 77: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

68

memiliki pengetahuan dengan tanpa lagi ada keraguaan atau kebohongan.

Begitupun dengan meditasi Buddha theravada, dalam kepercayaan agama

Buddha tidak menyebut secara terang adanya Tuhan Pencipta Alam, yang

ada dan dominan adalah tema kesengsaraan/ penderitaan manusia dari roda

samsara akibat ketidaktahuan (avidya) atas Jalan Pelepasan di dalam

menjalani hidup ini.Oleh sebab itu teknik konsentrasi meditasi vipassana

yang disertai teknik abstraksi bahwa terdapat perenungan tentang ketidak-

permanenan segalasesuatu, danketiadaan-inti, menjadi bekal menuju

pelepasan dan mendapat Pandangan-Terang,

Dalam rangka penentuan bentuk latihan meditasi yang tepat bagi

seseorang diperlukan peran GuruMeditasi .Baikal-Ghazali maupun Mahesi

Sayadaw memiliki kesamaan pandangan bahwa Guru meditasi berperan

penting atas terpatatau tidak tepatnya satu teknik latihan meditasi bagi

se se o r a n g /murid. Dengan kemampuan mata-batin dan keterampilan yang

telah teruji seorang Guru dapat melihat masa lalu kehidupan seorang murid

dan diketahui teknik konsetrasi mana yang tepat untuk seseorang. Sehingga

diharapkan proses latihan berjalan secara efektif. Menurut Subandi(2003)

bahwa meditasi bukan suatu kemampuan kognitif, melainkan suatu

ketrampilan (skill) maka seseorang yang akan memberikan pelatihan meditasi

sudah semestinya ia telah melaksanakannya dan berpengalaman.113

Perbedaan dari segi Isi meditasi (content)

Isi dari meditasi sufi al-Ghazali meliputi taubat, sabar, kefakiran,

113Subandi, Psikoterapi Pendekatan Konvensionaldan Kontemporer;Latihan Meditasi

Untuk Psikoterapi, hal. 37.

Page 78: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

69

zuhud, tawakkal dan cinta114. Kesemuannya itu merupakan nilai-nilai yang

harus diinternalisasikan pada diri siSalikse belum dan saat bermeditasi, yang

kemudian diwujudkan dalam sikap serta perbuatan amal yang lebih nyata.

Seorang siswa sufi yang secara sungguh mengamalkan nilai-nilai tersebut

maka semakin cepat pula proses ia dalam mencapai wushul (keterhubungan)

dengan Tuhan (Realitas Mutlak). Sebaliknya, ketika seorang siswa sufi

melakukan berbagai macam teknik konsentrasi seperti zikir, puasa, dll,

namun tidak menyertakan nilai, sikap, dan perilaku seperti di atas, seperti

berzikir namun masih saja bermaksiat maka meditasinya akan ‘hambar’

ataugagal115.

Al-Ghazali menerapkan komponen isi (content) dari meditasi menurut

klasifikasi tingkat atau kelas seorang Salik (tingkat pemula yaitu muridun

muthalibun, tingkat menengah yaitu tingkatan Sairun dan kelas tinggi yaitu

tingkatan al-washil). Sebagai contoh kongkrit adalah pada tema taubat. Tipe

taubat yang pertama dipraktekkan di kelas pemula (muridun muthalibun)

dalam disiplin meditasi uzlah yaitu meniggalkan segala perilaku buruk dan

tuntunan hawa nafsu. Tipe taubat kedua dipraktekkan untuk tingkatan Salik

Sairun yang mana ia telah memasuki alam ahwal, sehingga kewajiban

baginya adalah menghias diri dengan akhlaq yang terpuji dan menghindari

114Menurut Suryadilaga bahwa al-Ghazali tidak secara eksplisit menjelaskan urutan

maqamat dan ahwal, akan tetapi Ia menyebutkan keseluruhan maqamat dan ahwal tersebut dalam kitabnya Ihya` Ulumuddin. Lihat al-Fatih Suryadilaga, Miftahus Sufi (Yogyakarta: Teras, 2008),

hal.97. Suryadilaga, H.A. Siregar, dan para penyusun buku-buku tasawuf lainnya

mengklasifikasikan taubat, sabar, kefakiran,dll sebagai suatu maqamat atau jenjang tingkatan bagi Salik atau murid sufi. Namun penulis memandang bahwa taubat, sabar, zuhud,dll yang disebutkan

oleh al-Ghazali lebih mengarah pada content (isi) dari sebuah meditasi sufi. Lebih lanjut, untuk

memahami pengertiannya masing-masing baca di bab II dari naskah skripsi ini.

115 Mahasi Sayadaw, 40 Mata Pokok Mula Dasar dalam Meditasi Budhist (terj), M.U.

Panasiri, hal.25.

Page 79: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

70

dari penyakit-penyakit hati, sehingga ia mendapati dirinya memiliki sifat iri,

takabbur, dll maka segeralah ia akan melakukan taubat. Sedangkan taubat,

untuk kelas muqarrabin, adalah ketika sekejap saja hatinya terlepas dari

mengingat Allah maka ia akan merasa malu dan ia akan segerabertaubat.

Sedangkan Mahesi Sayadaw mengaitkan isi atau content meditasi

Theravada secara khusus pada teknik vipassana dengan tiga corak

karekteristik eksistensi sesuatu dan jalan pelepasannya : (1) Pengetahuan dan

perenungan tentang “ketidak-permanenan” (Anicca), (2) Pengetahuan dan

perenungan tentang “Penderitaan” (Dukkha), (3) Pengetahuan dan

perenungan tentang “Tiada Inti / tanpa Roh(Anatta)116.

Secara ringkas diterangkan oleh Mahesi bahwa kasunyatan makhluk

hidup itu memiliki dua unsur yakni bentuk dan batin, bahwa kedua bentuk

tersebut dirangkai berdasar sebab dan akibat, dan sebagaimana kedua unsur

tadi selalu dalam keadaan berubah, karena itu keduanya adalah tidak-kekal

(anicca), dan perubahan terus menerus tersebut adalah penderitaan dan

tanpa-Roh atau tanpa inti(anatta)117.

Dengan bekal pengetahuan tentang kasunyataan makhluk hidup, maka

seorang siswa meditasi teknik vipassana pada saat mana ia sedang

mengamati objek di hadapannya maka dengan segera pula ia berkontemplasi

dan melakukan abstraksi sehingga seiring waktu ia menjadi terlatih,

berwawasan luas, dan akan mendapat Pandangan- Terang. Sebaiknya,

116 Mahasi Sayadaw, 40 Mata Pokok Mula Dasar dalam Meditasi Budhist

(terj), M.U. Panasiri, hal.30

117Mahasi Sayadaw, 40 Mata Pokok Mula Dasar dalam Meditasi Budhist (terj.), M.U.

Panasiri, hal. 22

Page 80: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

71

sekalipun siswa tersebut telah mahir dalam samatha atau Jhana namun ia

tidak melatih vipassana yang diserti kontemplasi dengan tiga karekteristik

eksistensi makhluk hidup makan ia tidak akan sampai pada Pelepasan dan

Pandangan Terang (nibbana).

Berdasar penjelasan diatas maka diketahui bahwa kedua metode

meditasi tersebut memiliki kesamaan bahwa isi meditasi (content) meditasi

yang sangat menentukan akan berhasil atau tidaknya latihan mental /

meditasi seorang siswa dalam mencapai tujuan. Sedangkan perbedaan isi

meditasi sama halnya dengan tekniknya, hal tersebut dipengaruhi akar

historis dan ajaran agamanya masing-masing. Maisng masing-masing mas

ing-mas

Page 81: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasar pembahasan di muka, maka dapat ditarik kesimpulan

penelitian sebagai berikut :

1) Al-Ghazali memandang meditasi sufi adalah serangkaian disiplin

pendidikan akhlaq (perilaku) yang menekankan pada ilmu dan amal

perbuatan serta diakhiri dengan al-mauhibah (kecintaan) yang

nantinya akan mengantarkan seseorang pada ma`rifatullah. Disiplin

meditasi tersebut meliputi teknik konsentrasi, kontemplasi dan

abstraksi yang secara praktis terdapat dalam serangkaian kegiatan :

(1) uzlah dan khalwat, (2) zikir, (3) mujahadah jasmaniah dan

ruhaniah, (4) tafakkur, (5) muraqabah. Isi atau content yang musti

ada dalam setiap disiplin tersebut yaitu taubat, sabar, kefakiran,

zuhud, tawakkal dan cinta. Orientasi dari meditasi sufi al-Ghazali

adalah penyaksian Tuhan secara langsung dalam kerangka mendapat

pengetahuan yang benar dan tanpa keraguan (ma`rifatullah).

2) Dalam konsepsi Mahesi Sayadaw meditasi dipandang sebagai bentuk

latihan spiritual bagi umat Buddha, satu-satunya jalan paling efektif

melepaskan dari penderitaan (dukkha); badan berpenyakit, kematian,

usia tua, kemelekatan dan tumimbal lahir. Disiplin meditasi Buddha

dalam pandangan Mahesi Sayadaw terdiri dari teknik konsentrasi,

kontemplasi dan abstrak. Jenis meditasi samatha menggunakan teknik

Page 82: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

73

konsentrasi pada satu objek, sedangkan Vipassana menggunakan

teknik konsentrasi pada dua objek (materi dan mental) yang

dilengkapi lagi dengan teknik kontemplasi serta abstraksi. Mahesi

Sayadaw meletakkan isi meditasi (content) Buddha berupa tiga corak

eksistensi makhluk hidup yaitu anicca, dukkha, dan anatta. Orientasi

meditasi Buddha theravada menurut Mahesi Sayadaw adalah

didapatnya Pencerahan (nibbana) sebagai pembebasan / pelepasan

manusia dari penderitaan-penderitaan abadi yang membelenggunya.

3) Persamaan dan perbedaan antara konsep meditasi al-Ghazali dan

Mahesi Sayadaw dalam agama Buddha yaitu:

(1) Kesamaan dan perbedaan berdasar teknik meditasinya

Dalam meditasi sufi al-Ghazali dan meditasi Buddha theravada

Mahesi Sayadaw sama-sama menggunakan tiga (3) teknik yang

lazim ada dalam sebuah meditasi yaitu teknik konsentrasi, teknik

kontemplasi dan teknik abstraksi. Perbedaannya hanya pada bentuk /

kegiatan pelatihanan serta istilah penamaannya saja. Perbedaan

diantara keduanya terletak pada objek meditasi yang dipilih.

Meditasi sufi Al-Ghazali cenderung memilih objek yang berkaitan

dengan tema keTuhanan dan serangkaian ibadah. contoh, nama-

nama Tuhan, berpuasa, dll. Sedangkan objek meditasi Buddha

theravada dalam konsepsi Mahesi, tidak mengharuskan objek

penghormatan keagamaan (seperti, Budha dan 8 sifat-sifatnya)

namun objek bisa diambil dari perwujudan-perwujudan eksistensi.

Page 83: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

74

Seperti, objek kasina, empat unsur, dll. Persamaan keduanya, juga

tampak dari cara memandang objek. Setiap teknik dalam meditasi

sufimaupun

meditasi Buddha theravada, sama-sama memandang objekdari dua

sudut; materi / lahir & mental / batin. Namun begitu, terdapat

perbedaan dalam hal penentuan alat/instrumen yang digunakan

untuk bermeditasi. Meditasi sufi menjadikan hati / kalbu sebagai alat

menyaksikan Tuhan dan menyerap pengetahuan yang benar,

sedangkan meditasi sufi menjadikan pikiran sebagai alat yang

digunakan untuk bermeditasi, menganalisa eksistensi hidup dan

Pencerahan. Dalam hal penentuan bentuk latihan meditasi yang tepat

bagi satu siswa dan yang lainnya, keduanya memiliki pandangan

sama bahwa diperlukan peran Guru Meditasi.

(2) Kesamaan dan perbedaan berdasar Isi atau content meditasi

Kesamaan keduanya dalam hal pentingnya fungsi isi meditasi

(content) yang sangat menentukan akan berhasil atau tidaknya

latihan mental / meditasi seorang siswa dalam mencapai tujuan.

Sedangkan perbedaannya terletak pada jenis muatannya atau isinya.

Dalam meditasi Buddha muatannya adalah pengetahuan dan

perenungan atas tiga corak eksistensi makhluk hidup yaitu anicca,

dukkha, dan anatta. Sedangkan meditasi sufi muatannya adalah

nilai-nilai, sikap dan perilaku, seperti, taubat, zuhud, dll. Perbedaan

itu dipengaruhi oleh doktrin agama dan akar histories dari masing-

masing meditasi.

Page 84: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

75

(3) kesamaan dan perbedaan berdasar orientasinya

Orientasi dari kedua meditasi ini berbeda, meditasi sufi al-Ghazali

berorientasi pada penyaksian Tuhan secara langsung dalam

kerangkamendapat pengetahuan yang benar dan tanpa keraguan

(ma`rifatullah). Orientasi meditasi Buddha theravada menurut

Mahesi Sayadaw adalah didapatnya Pencerahan (nibbana) sebagai

pembebasan / pelepasan manusia dari penderitaan-penderitaan abadi

yang membelenggunya.

B. Saran

Dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan beberapa saran yang

nanti dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam berbagai hal

yang berhubungan dengan masalah etika. Adapun saran tersebut sebagai

berikut :

1. Bagi Penelitian selanjutnya.

Penelitian komparatif ini masih bersifat studi kepustakaan (library

research), sehingga alangkah baiknya studi-studi selanjutnya dilakukan

dengan pendekatan lapangan (fenomenologis) sekaligus pada dua tradisi

agamatersebut. sehingga diharap hasilnya jauh lebih‘membumi’.

2. Bagi Umat Buddha dan Umat Islam

Metode meditasi sufi al-Ghazali, yang terdapat dalam kegiatan

seperti zikir, tafakkur, dll, terbukti dapat menjadi salah satu jalan untuk

mengenal Tuhan dan dapat juga memperbaiki perilaku moral. Bagi kaum

muslimin pada umumnya dan para pengikut jalan tasawuf, diharapkan

dapat menggiatkan laku disiplin- disiplin spiritual yang sejenis, pada

Page 85: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

76

ruang lingkup yang lebih luas. Sehingga manfaatnya dapat dirasakan

oleh lebih banyakorang.

Metode meditasi yang dijelaskan oleh Mahesi Sayadaw

menunjukkan betapa pentingnya disiplin meditasi bagi peningkatan

spiritual dan banyaknya manfaat bagi seseorang yang

mendisiplinkannya. Oleh karenanya bagi umat budha pada umumnya

dan bagi madzhab Theravada khususnya, sekiranya dapat menggiatkan

lagi disiplin meditasi yang sudah ada, sehingga tercapai kedamaian

didalam diri yang memberi efek kedamaian bagi sekitarnya.

Page 86: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abu Abdillah al-Bukhari, Muhammad Ibn Ismail, Shahih al-Bukhari, Beirut, Dar

Ibn Katsir, 1987, juz 5.

Agephe, Diddi, The Power Of Sound , Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,

2010.

Al Ghazali, Imam. Ringkasan Ihya’ Ulumuddin, Surabaya: Gitamedia Press, 2003.

Al Ghazali, Imam. Minhaj Kaum ‘Arifin Apresiasi Sufistik untuk Para Salikin

(terj). Masyhur Abadi dan Hasan Abrori, Surabaya: Pustaka Progresif,

2002.

Al-Asqalany, Ibn Hajar. Fath al-Bary, Beirut, Dar al-Ma‟rifah, 1379 H, juz 11.

Al-Jawjiyyah, Ibn Qoyyim , al-Wabil as-Shayyib, (terj) abd. Rohim Mu‟thi dan

Zulqarnain, Jakarta, Akbar media Eka, 2004, cet. Ke.I.

Al-Naqsyabandi, Syaikh Ahmad Khumuskhanawy. Jami‟ al-Ushul fi al-Awliya,

Surabaya: al- Haramayn, 2006.

AS, Pengantar Studi Tasawuf, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004.

Atha’illah, Ibn, Zikir: Penentram Hati, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2006,

cet. Ke-2.

Bahjat, Ahmad. Allah fi al-Aqidah al-Islamiyyah, (terj) Abdul Ghaffar, Bandung,

Pustaka Hidayah, 1998.

Buddhagosacariya, Somdet Phra (Nanavara Thera), Samadhi (Pencerahan

Agung), Jakarta, Penerbit Sri Manggala : 2004.

Conze, Edward, Sejarah Singkat Agama Buddha, Jakarta Barat, Karyania : 2010.

Page 87: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

Dhavamony, Marisusai. Fenomenologi Agama, Terj. Yogjakarta, Kanisius:1995.

Disputhera, Oka, Meditasi II, Pendidikan Tinggi Agama Buddha, Jakarta, Penerbit

Vajra Dharma Nusantara : 2004.

Fahrurrazy, Tafsir Kabir wa Mafatih al-Ghaib, Baerut, darul Fikr, 1985, Jilid 2,

cet. Ke-3, h.

Fathi Sayyid Nada, Abdul Aziz, al-Adab al-Islamiyyah, Riyadh: Daar Thoyyibah

linnasar wattauji‟, 2007.

Hadi W.M., Abdul, Adab Berdzikir dan Falsafahnya, dalam Komarudian SF (ed.)

dzikir sufi, Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2000

Haeri, Fadhlalla, The Element of Sufism, Terj. Ibnu Burdah dan Shohifullah,

Jenjang-Jenjang Sufisme, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2000.

Hazrat Inayat Khan, The Heart Of Sufism, Terj. Andi Haryadi, PT. Remaja

Rosdakarya, Bandung, 2002.

Hisyam Kabbani, Syekh Muhammad. Energi Zikir dan Salawat, Jakarta: PT

Serambi Ilmu Semesta, 2007.

H. A. Rivay Siregar, Tasawuf Dari Sufisme Klasik Ke Neo-Sufiesme, Krishnanda

Wijaya-Mukti. Wacana Buddha-Dharma, Jakarta: Yayasan Dharma

Pembangunan, 2003.

Jon, Kabat, Where You Go There You Are, Meditasi Perhatian Murni Dalam

Kehidupan Seharian, Jakarta Barat, Karaniya : 2013.

Krishna, Anand, Seni Memberdaya Diri 1, Meditasi untuk Manajemen Stress

dan Neo Zen Reiki, Jakarta, PT. Gramedia : 2002.

Majah, Ibnu, Sunan Ibn Majah. Amman, al-Khatib, juz 2.

Page 88: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

Marisusai Dhavamony, Fenomology Agama, Terj. Yogyakarta, Kanisius: 1995.

McDonald, Katleen, Meditasi Sebuah Petunjuk Praktis, Bandung, Yayasan

Penerbit Karaniya, t.th

Mettadewi W., Bhavana. Pengembangan Batin & Akademi Budhis Nalanda,

Jakarta, 1984

Muhammad bin Abdurrahman, Adz-Dzikr al-Jama’I Bain al-Ittiba’ wa al-

Ibtida‟, terjemahan Abu Harkaan, solo, At-Thibyan, t.th.

Munadi bin Zubaidi, HM. The Power Of Zikir: Terapi Dzikir Untuk Kesembuhan

dan Ketenangan, Klaten: Image Press, 2007, cet. Ke-1.

Nakamura, Kojiro. Metode Zikir dan Doa al-Ghazali, Bandung: Mizan Pustaka,

2005. Cet. I.

Rivay Siregar, H. A. Tasawuf Dari Sufisme Klasik Ke Neo-Sufiesme.

Romdon, Tasawuf dan Aliran Kebathinan, PT. Kurnia Kalam Semesta,

Yogyakarta, 1995.

Sabiq, Sayyid. Fiqh as-Sunnah, t.t., Dar al-Hadits, 2004.

Sayadaw, Mahsi. 40 Mata Pokok Mula Dasar Dalam Meditasi Budhist, (terj.),

(M. U, Panasari)

Sara Suiri, The Taste of Hidden Thing : Images on The Sufi Path, Terj. Ilyas

Hasan, Demikian Kaum Sufi Berbicara, Citra Puisi, Mimpi, Ucapan,

dan Anekdot dalam Tasawuf, Pustaka Hidayah, Bandung, 2002.

Silsilah al-‘Alim wa al-Muta’alim, Muslim: Sahih Muslim, Amman, al Khatib, juz

4.

Page 89: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46582/1/Muhammad...KONSEP ZIKIR MENURUT AL-GHAZALI DAN MEDITASI DALAM AGAMA

Simuh, Sufisme Jawa, Transformasi Tasawuf Islam ke Mistik Jawa, Bentang

Budaya, Yogyakarta, 2002.

Shubhy, Ahmad Mahmud. Al-Falsafah al-Akhlaqiyyah fi al-Fikr al-Islamy,

terjemah Yunan Askaruzzaman Ahmad, Jakarta, Serambi, 2001.

Sri Dhammananda, Dr., Keyakinan Umat Buddha , Jakarta Barat: Ehipassiko

founfation, 2012.

Sudirman Tebba, Meditasi Sufistik, Pustaka Hidayah, Bandung, 2004.

Sugiarto, Ryan. Rahasia Sukses Bisnis Orang Cina, Jakarta Selatan : Jenius

Publisher, 2012.

SF. Qomaruddin, Zikir Sufi: Menghampiri Ilahi Lewat Tasawuf, Jakarta, Serambi,

2002, cet. Ke-3.

Usman Najaty, Muhammad. Al-Qur‟an wa Ulum an-Nafs, terjemahan ibn Ibrahim,

Jakarta Cendekia Sentra Mulia, 2001.

Zainun Kamal, Tasawuf dan Tarekat : Ajaran Esoterisme Islam, dalam Ahmad

Najib Burhani (ed.), Manusia Modern Mendambakan Allah, Iman dan

Hikmah, Jakarta, 2002.

Internet, Jurnal

Kutipan dari Syekh Abu nashr as-Sarraj al-Thusi, al-luma’ t.t: Tsaqafa al-

Dhiniyyah.

Sejarah (http;//www.penalaran-umn.org/indeks.php/artikel-nalar/penelitian/162-

penelitian-historis-sejarah.html,diakses tanggal 10 april 2019 jam

21.50, AM..