materi makalah pendidikan pancasila

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia mempunyai berbagai macam kebudayaan. Hampir setiap pulau ditinggali oleh suku dan ras dan tiap-tiap suku dan ras mempunyai kebudayaannya sendiri. Namun seiring berkembangnya zaman, kebudayaan di Indonesia mulai luntur. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya teknologi yang mempunyai dampak negatif terhadap kebudayaan Indonesia. Dengan banyaknya media elektronik kebudayaan barat mulai mengubah pola pikir masyarakat Indonesia. Karena pola pikir masyarakat Indonesia yang masih rendah, mereka dengan mudah mengikuti budaya barat tanpa adanya filtrasi. Sehingga mereka cenderung melupakan kebudayaanya sendiri. Selain itu, pemerintah terkesan asal- asalan mengurusi budaya. Sehingga dengan mudahnya Negara lain mengakui kebudayaan Indonesia sebagai miliknya. Apabila hal ini terus berlangsung maka kebudayaan Indonesia akan mati. Kesenian dan kebudayaan merupakan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Kesenian dapat menjadi wadah untuk mempertahankan identitas budaya Indonesia. 1

Upload: angga-nur-rahmat

Post on 25-Jul-2015

397 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: materi makalah pendidikan pancasila

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia mempunyai berbagai macam kebudayaan. Hampir setiap pulau

ditinggali oleh suku dan ras dan tiap-tiap suku dan ras mempunyai

kebudayaannya sendiri. Namun seiring berkembangnya zaman, kebudayaan di

Indonesia mulai luntur. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya teknologi

yang mempunyai dampak negatif terhadap kebudayaan Indonesia.

Dengan banyaknya media elektronik kebudayaan barat mulai mengubah

pola pikir masyarakat Indonesia. Karena pola pikir masyarakat Indonesia yang

masih rendah, mereka dengan mudah mengikuti budaya barat tanpa adanya

filtrasi. Sehingga mereka cenderung melupakan kebudayaanya sendiri.

Selain itu, pemerintah terkesan asal- asalan mengurusi budaya. Sehingga

dengan mudahnya Negara lain mengakui kebudayaan Indonesia sebagai

miliknya. Apabila hal ini terus berlangsung maka kebudayaan Indonesia akan

mati.

Kesenian dan kebudayaan merupakan dua sisi mata uang yang tidak

terpisahkan. Kesenian dapat menjadi wadah untuk mempertahankan identitas

budaya Indonesia. Faktanya, sekarang ini identitas budaya Indonesia sudah mulai

memudar karena arus global.

Masalah yang sedang marak baru-baru ini adalah diakuinya lagu daerah

“Rasa Sayang-sayange” yang berasal dari Maluku, serta “Reog Ponorogo” dari

Jawa Timur oleh Malaysia. Hal ini disebabkan oleh kurang pedulinya bangsa

indonesia terhadap budayanya. Namun ketika kebudayaan itu diakui oleh bangsa

lain, indonesia bingung. Berita terbaru menyebutkan bahwa kesenian “angklung”

dari Jawa Barat juga mau dipatenkan oleh negara tersebut.

Kebudayaan nasional adalah kebudayan kita bersama yakni kebudayaan

yang mempunyai makna bagi kita bangsa indonesia. Kalau bukan kita lalu siapa

lagi yang akan menjaga dan meletarikannya. Seharusnya sebagai warga negara

1

Page 2: materi makalah pendidikan pancasila

indonesia patut bangga dengan mempunyai kekayaan budaya. Hal ini sebenarnya

akan menimbulkan rasa tanggung jawab untuk melestarikan kebudayaan tersebut.

Sebagai warga negara kita hendaknya menanggapi dengan arif pengaruh nilai-

nilai budaya barat untuk mengembangkan dan memperkaya, serta meningkatkan

kebudayaan nasional dengan cara menyaring kebudayaan itu.

Masalah ini perlu dikaji karena masalah ini merupakan masalah tentang

identitas suatu bangasa Indonesia yang sangat penting, selain itu pengklaiman

budaya merupakan tindakan yang tidak main-main di mata hokum, dan tindakan

yang dilakukan dalam pengklaiman budaya ini merupakan tindakan yang

memalukan, karena telah mengakui suatu budaya bangsa lain adalah miliknya.

Jika tidak dikaji begitu detail, logis, dan masuk akal, maka sama saja kita

membiarkan budaya kita tercuri oleh bangsa lain seperti Malaysia.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana keadaaan kebudayaan Indonesia sekarang ini ?

2. Sejauhmana pengklaiman budaya yang dilakukan Malaysia terhadap

Indonesia?

3. Apa saja yang menyebabkan pengklaiman budaya yang dilakukan

Malaysia terhadap Indonesia?

4. Bagaimana respon atau tanggapan masyarakat Indonesia terhadap

pengklaiman budaya yang dilakukan Malaysia terhadap Indonesia?

5. Bagaimana upaya pemerintah terhadap masalah pengklaiman budaya

yang dilakukan Malaysia terhadap Indonesia?

6. Budaya-budaya milik Indonesia yang diklaim Malaysia ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk memahami keadaan kebudayaan Indonesia sekarang ini.

2. Untuk memahami sejauhmana pengklaiman budaya yang dilakukan

Malaysia terhadap Indonesia.

2

Page 3: materi makalah pendidikan pancasila

3. Untuk memahami apa saja yang menyebabkan pengklaiman budaya yang

dilakukan Malaysia terhadap Indonesia.

4. Untuk memahami bagaimana respon atau tanggapan masyarakat Indonesia

terhadap masalah pengklaiman budaya yang dilakukan Malaysia terhadap

Indonesia.

5. Untuk memahami bagaimana upaya pemerintah terhadap masalah

pengklaiman budaya yang dilakukan Malaysia terhadap Indonesia.

6. Untuk memahami budaya-budaya milik Indonesia yang diklaim oleh

Malaysia.

3

Page 4: materi makalah pendidikan pancasila

BAB II

PEMBAHASAN

Dalam antropologi, budaya ialah pola perilaku dan pemikiran masyarakat

yang hidup dalam kelompok sosial belajar, mencipta, dan berbagi (Microsoft Encarta

Reference Library, 2005). Budaya membedakan kelompok manusia yang satu dengan

yang lainnya.

Menurut Ariel Heryanto (2000), kebudayaan bukan dipandang sebagai suatu

realitas kebendaan, tapi persepsi, pemahaman atau konsep untuk melihat, menangkap

dan mencerna realitas. Kebudayaan ada hanya jika ada kesadaran, konsep, dan bahasa

manusia modern untuk melihat keberadaannya.

Dengan kesadaran, konsep, dan bahasa tersebut manusia memberikan makna

pada dunia yang dilihatnya.

Pemaknaan diri sendiri dan dunia di sekelilingnya merupakan perlengkapan

mutlak bagi setiap orang untuk menggeluti berbagai kenyataan di sekitarnya

(Heryanto, 2000). Namun bentuk dan isi makna-makna ini bukan takdir yang statis

dan tak dapat ditawar-tawar. Bentuk dan isi makna ini dapat berubah sesuai dengan

keinginan manusia.

2.1 Bentuk Kebudayaan Indonesia

Budaya Indonesia merupakan kebudayaan yang dapat di artikan sebagai

kesatuan dari kebudayaan seluruh wilayah yang ada di Indonesia.

Untuk Menumbuhkan rasa Cinta Indonesia dalam rangka Mengembalikan Jati Diri

Bangsa Indonesia perlu di galakkan kembali karena sekarang ini Indonesia sedang

mengalami nilai nilai pergeseran dari kebudayaan lokal yaitu kebudayaan asli

Indonesia kepada mulainya kecintaan terhadap budaya asing. Perlunya

Mengembalikan Jati Diri Bangsa ini dengan mencintai kebudayaan Indonesia

nampaknya perlu di tanamkan kembali kepada setiap individu dari warga Indonesia.

Dengan majunya teknologi di mana informasi apa saja bisa masuk dalam

kehidupan masyarakat kita turut pula mempengaruhi tergesernya nilai nilai budaya

4

Page 5: materi makalah pendidikan pancasila

Indonesia ini. Terutama para generasi muda bangsa ini. Banyak kita lihat disekeliling

kita betapa muda mudi Indonesia kebanyakan lebih suka terhadap budaya asing

ketimbang kebudayaan Indonesia sendiri. Di khawatirkan kebudayaan Indonesia

hanya sebagai pelengkap di acara acara tertentu saja seperti ketika memperingati

kemerdekaan Indonesia. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kebudayaan indonesia

terbentuk juga karena di pengaruhi budaya asing, tapi itu dulu saat saat jaman

kerajaan.

2.2 Hubungan antara Indonesia dengan Malaysia

Hubungan antara Indonesia dan Malaysia beberapa kali mengalami pasang

surut. Pada tahun 1963, terjadi konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia. Perang ini

berawal dari keinginan Malaysia untuk menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak

dengan Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1961 (Lihat: Konfrontasi Indonesia-

Malaysia).

Hubungan antara Indonesia dan Malaysia juga sempat memburuk pada tahun

2002 ketika kepulauan Sipadan dan Ligitan di klaim oleh Malaysia sebagai wilayah

mereka, dan berdasarkan keputusan Mahkamah Internasional (MI) di Den Haag,

Belanda bahwa Sipadan dan Ligitan merupakan wilayah Malaysia. Sipadan dan

Ligitan merupakan pulau kecil di perairan dekat kawasan pantai negara bagian Sabah

dan Provinsi Kalimantan Timur, yang diklaim dua negara sehingga menimbulkan

persengkataan yang berlangsung selama lebih dari tiga dekade. Sipadan dan Ligitan

menjadi ganjalan kecil dalam hubungan sejak tahun 1969 ketika kedua negara

mengajukan klaim atas kedua pulau itu. Kedua negara tahun 1997 sepakat untuk

menyelesaikan sengketa wilayah itu di MI setelah gagal melakukan negosiasi

bilateral. Kedua belah pihak menandatangani kesepakatan pada Mei 1997 untuk

menyerahkan persengkataan itu kepada MI. MI diserahkan tanggung jawab untuk

menyelesaikan sengketa dengan jiwa kemitraan. Kedua belah pihak juga sepakat

untuk menerima keputusan pengadilan sebagai penyelesaian akhir sengketa tersebut.

Selain itu, pada 2005 terjadi sengketa mengenai batas wilayah dan

kepemilikan Ambalat.Selain itu pula. Pada Oktober 2007 terjadi konflik akan lagu

5

Page 6: materi makalah pendidikan pancasila

Rasa Sayang-Sayange dikarenakan lagu ini digunakan oleh departemen Pariwisata

Malaysia untuk mempromosikan kepariwisataan Malaysia, yang dirilis sekitar

Oktober 2007. Sementara Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor

mengatakan bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu Kepulauan Nusantara (Malay

archipelago), Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu bersikeras lagu "Rasa

Sayange" adalah milik Indonesia, karena merupakan lagu rakyat yang telah

membudaya di provinsi ini sejak leluhur, sehingga klaim Malaysia itu hanya

mengada-ada. Gubernur berusaha untuk mengumpulkan bukti otentik bahwa lagu

Rasa Sayange merupakan lagu rakyat Maluku, dan setelah bukti tersebut terkumpul,

akan diberikan kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Menteri Pariwisata

Malaysia Adnan Tengku Mansor menyatakan bahwa rakyat Indonesia tidak bisa

membuktikan bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu rakyat Indonesia.

2.3 Pengklaiman Budaya Indonesia oleh Malaysia

Isu klaim Tari Pendet oleh Malaysia, seperti juga Batik dan Reog Ponorogo,

kemungkinan besar selalu dikaitkan dengan masalah Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

bangsa Indonesia atas warisan budaya dimaksud. Menghubungkan antara warisan

budaya dengan kepemilikannya secara hukum adalah reaksi yang wajar dan

sebenarnya memberikan sinyal positif bahwa masyarakat Indonesia masih memiliki

pride (rasa bangga) terhadap kebudayaannya sendiri. Namun demikian, kondisi aktual

yang terjadi baik di tingkat internasional maupun nasional belum memungkinkan

dilakukannya klaim HKI atas warisan budaya. Sampai saat ini, belum ada instrumen

hukum internasional yang dapat dijadikan sebagai payung perlindungan HKI atas

warisan budaya. Perbedaan yang tajam antara khususnya negara maju (yang tidak

menghendaki sesuatu yang “kuno” untuk dilindungi oleh rezim HKI) dan negara

sedang berkembang (yang menghendaki perlindungan, karena sesuatu yang “kuno”

ternyata dapat pula menghasilkan keuntungan finansial yang besar) hingga saat ini

belum dapat dicarikan jalan keluarnya yang saling menguntungkan.

Di tingkat nasional, satu-satunya peraturan perundang-undangan yang

mengatur adalah Pasal 10 Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

6

Page 7: materi makalah pendidikan pancasila

yang pada intinya menyatakan bahwa negara melindungi Ekpresi Budaya

Tradisional/Folklor milik bangsa Indonesia. Namun hingga saat ini, peraturan

pelaksanaan dari UU ini belum dapat diwujudkan. Sebuah upaya terobosan yang

sedang dilakukan adalah dengan membuat undang-undang tersendiri, yaitu Undang-

Undang tentang Perlindungan dan Pemanfaatan Pengetahuan Tradisional dan

Ekspresi Budaya Tradisional.  Sekali lagi, hingga saat ini, upaya tersebut masih

dalam bentuk Rancangan Undang-Undang.

Satu elemen penting di dalam konsep perlindungan HKI -kecuali dalam

beberapa hal- adalah bahwa sesuatu yang dapat dilindungi harus memenuhi syarat

“kebaruan”. Artinya, bahwa sebuah karya yang diciptakan harus merupakan sesuatu

yang belum pernah diciptakan sebelumnya. Dengan demikian, jika dapat dibuktikan

sebaliknya, maka suatu ciptaan tidak dapat dilindungi oleh rezim HKI. Dicoba

dianalogikan dengan persoalan klaim Warisan Budaya bangsa oleh pihak asing, maka

diperlukan kemampuan untuk membuktikan bahwa suatu mata budaya adalah milik

bangsa kita. Caranya adalah dengan mengumpulkan data dan informasi selengkap dan

seakurat mungkin mengenai suatu mata budaya yang ada di Indonesia. Berdasarkan

dokumentasi tersebut, dapat dilakukan suatu “counter publication” secara intensif

untuk menunjukkan bahwa mata budaya tersebut berasal dari dan adalah milik bangsa

Indonesia.

2.4 Budaya-Budaya Milik Indonesia yang Diklaim Malaysia

Berikut ini adalah daftar beberapa kebudayaan ASLI Indonesia yang diklaim

atau dicuri oleh oknum/pemerintah Malaysia sebagai kebudayaan negeri jiran dan

digunakan untuk kepentingan komersial Malaysia.

1. Naskah kuno dari Riau, Klaim sepihak oleh pemerintah Malaysia.

2. Naskah kuno dari Sumatera Barat, Klaim sepihak oleh pemerintah Malaysia.

3. Naskah kuno dari Sulawesi Selatan, Klaim sepihak oleh pemerintah Malaysia.

4. Naskah kuno dari Sulawesi Tenggara, Klaim sepihak oleh pemerintah

Malaysia.

7

Page 8: materi makalah pendidikan pancasila

5. Rendang (makanan) dari Sumatera Barat, Klaim oleh Warga Negara

Malaysia.

6. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku, Klaim sepihak oleh pemerintah

Malaysia.

7. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur, Klaim sepihak oleh pemerintah

Malaysia.

8. Lagu Soleram dari Riau, Klaim sepihak oleh pemerintah Malaysia.

9. Lagu Injit Injit Semut dari Kalimantan Barat, Klaim sepihak oleh pemerintah

Malaysia.

10. Alat musik Gamelan dari Jawa, Klaim sepihak oleh pemerintah Malaysia.

11. Tari kuda lumping dari Jawa Timur, Klaim sepihak oleh pemerintah Malaysia.

12. Tari Piring dari Sumatera barat, Klaim sepihak oleh pemerintah Malaysia.

13. Lagu Kakak Tua dari Maluku, Klaim sepihak oleh pemerintah Malaysia.

14. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara, Klaim sepihak oleh

pemerintah Malaysia.

15. Motif Batik Karang dari Yogyakarta, Klaim sepihak oleh pemerintah

Malaysia.

16. Badik Tumbuk Lada, Klaim sepihak oleh pemerintah Malaysia.

17. Kain Ulos, Klaim tidak jelas dari oknum/pemerintah Malaysia.

18. Alat musik Angklung, Klaim sepihak dari pemerintah Malaysia.

19. Lagu Jali-Jali, Klaim sepihak dari pemerintah Malaysia.

20. Tari Pendet dari Bali, Klaim sepihak oleh pemerintah Malaysia.

Berita di RCTI tentang pengklaiman Reog Ponorogo yang diubah namanya

menjadi “Barongan (UMNO)” yang lagi-lagi disebut sebagai salah satu budaya

Malaysia. Salah seorang saksi sejarah yang membawa kesenian reog ke Malaysia

tahun 90-an mengatakan, dulu ketika menjadi TKI ia sering mengadakan pertunjukan

reog untuk memperkenalkan budaya Indonesia, akan tetapi polisi diraja Malaysia

membuat syarat, jika reog mau tetap dimainkan maka namanya harus diubah menjadi

“Singa Barongan UMNO” (tambahan UMNO itu adalah paksaan dari partai yang

berkuasa saat itu), dan menurut saksi asal Jawa Timur tersebut, pada akhirnya reog

8

Page 9: materi makalah pendidikan pancasila

banyak ditampilkan di daerah-daerah lain di Malaysia dengan identitas baru dan tanpa

terasa dianggap mendarah daging sebagai bagian dari kesenian local Malaysia.

Di segmen itu Three Tenors menyanyikan medley lagu yang menjadi identitas

beberapa negara diantaranya O paese d’ ‘o sole, Cielito Lindo, Carminito, La Vie en

rose, Amapola, Wien Wien nur du allein, dan Ochi tchorniye. Sementara yang saya

pelajari di sekolah dasar, lagu panon hideung itu “dipaten” menjadi lagu daerah Jawa

Barat.

2.5 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pengklaiman Budaya

Menghubungkan antara warisan budaya dengan kepemilikannya secara

hukum adalah reaksi yang wajar dan sebenarnya memberikan sinyal positif bahwa

masyarakat Indonesia masih memiliki pride (rasa bangga) terhadap kebudayaannya

sendiri. Namun setelah lama diusut masalah ini justru membuat warga Indonesia

resah, geram dan marah terhadap Malaysia. Berbagai aset budaya nasional dalam

rentang waktu yang tak begitu lama, diklaim negara tetangga. Pola pengklaimannya

pun dilakukan melalui momentum formal kenegaraan. Seperti melalui media promosi

‘Visit Malaysia Year’ yang diselipkan kebudayaan nasional Indonesia.

Dan akibat dari keresahan, gera, dan kemarahan masyarakat, banyak warga

Indonesia yang demo dengan pencurian budaya Indonesia oleh Malaysia, mereka ada

yang melakukan demo, dan aktivitas-aktivitas yang lain untuk menggugah

pemerintah Indonesia agar segera menindaklanjuti adanya pengklaiman budaya yang

dilakukan oleh Malaysia.

2.6 Upaya Pemerintah dalam Menyelesaikan Masalah Ini

Begitu juga halnya dengan pemerintah, pemerintah harus tegas dalam

menjaga dan melestarikan kebudayaan indonesia dengan cara membuat peraturan

perundangan yang bertujuan untuk melindungi budaya bangsa. Dan jika perlu

pemerintah harus mematenkan budaya-budaya yang ada di Indonesia agar budaya-

budaya bangsa tidak jatuh ke tangan bangsa lain. Pemerintah harus membangun

sumber daya manusia dan meningkatkanan daya saing bangsa dapat dilakukan

9

Page 10: materi makalah pendidikan pancasila

dengan menanamkan norma dan nilai luhur budaya Indonesia sejak dini, dengan cara

sosialisasi nilai budaya yang ditanamkan kepada anak sejak usia prasekolah.

Hal ini ditujukan untuk mengangkat kembali identitas bangsa

IndonesiaMenghubungkan antara warisan budaya dengan kepemilikannya secara

hukum adalah reaksi yang wajar dan sebenarnya memberikan sinyal positif bahwa

masyarakat Indonesia masih memiliki pride (rasa bangga) terhadap kebudayaannya

sendiri. Namun demikian, kondisi aktual yang terjadi baik di tingkat internasional

maupun nasional belum memungkinkan dilakukannya klaim HKI atas warisan

budaya. Sampai saat ini, belum ada instrumen hukum internasional yang dapat

dijadikan sebagai payung perlindungan HKI atas warisan budaya. Perbedaan yang

tajam antara khususnya negara maju (yang tidak menghendaki sesuatu yang “kuno”

untuk dilindungi oleh rezim HKI) dan negara sedang berkembang (yang

menghendaki perlindungan, karena sesuatu yang “kuno” ternyata dapat pula

menghasilkan keuntungan finansial yang besar) hingga saat ini belum dapat dicarikan

jalan keluarnya yang saling menguntungkan.

Di tingkat nasional, satu-satunya peraturan perundang-undangan yang

mengatur adalah Pasal 10 Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

yang pada intinya menyatakan bahwa negara melindungi Ekpresi Budaya

Tradisional/Folklor milik bangsa Indonesia. Namun hingga saat ini, peraturan

pelaksanaan dari UU ini belum dapat diwujudkan. Sebuah upaya terobosan yang

sedang dilakukan adalah dengan membuat undang-undang tersendiri, yaitu Undang-

Undang tentang Perlindungan dan Pemanfaatan Pengetahuan Tradisional dan

Ekspresi Budaya Tradisional.  Sekali lagi, hingga saat ini, upaya tersebut masih

dalam bentuk Rancangan Undang-Undang.

Melakukan perlindungan Warisan Budaya bangsa bukanlah pekerjaan yang

mudah. Hal tersebut sama halnya seperti upaya membangkitkan kembali kebesaran

bangsa Indonesia di zaman Majapahit. Sebuah negara yang mampu melindungi dan

mempromosikan Warisan Budayanya dengan baik pada umumnya akan menjadi

bangsa yang besar.Sebuah contoh menarik adalah Jepang.

10

Page 11: materi makalah pendidikan pancasila

Di saat mereka baru saja kalah perang setelah berakhirnya Perang Dunia II

dan semua orang sibuk berusaha untuk bertahan hidup, Pemerintah Jepang pada tahun

1950 justru mengeluarkan sebuah undang-undang tentang perlindungan Warisan

Budaya Takbenda (WBT). Mereka berkeyakinan bahwa jika WBT-nya hilang, maka

bangsa Jepang tidak akan pernah menjadi bangsa yang besar. Hari ini -setelah 60

tahun lebih berlalu- mereka membuktikan bahwa keputusan Pemerintah Jepang pada

waktu itu adalah tepat.

Pemerintah RI telah berusaha untuk melakukan berbagai upaya, antara lain:

membuat inventarisasi WBT milik bangsa Indonesia; mendaftarkan mata budaya

Indonesia sebagai warisan budaya dunia di UNESCO; menjadi anggota UNESCO

Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage 2003; dan,

menyusun RUU tentang Perlindungan dan Pemanfaatan PT dan EBT.

Namun demikian, semua itu tidak akan memadai, karena perlindungan

Warisan Budaya esensinya adalah upaya penanaman kembali keyakinan di dalam diri

bangsa Indonesia bahwa kebudayaan asli kita adalah sesuatu yang sangat luhur dan

membanggakan. Dibutuhkan biaya yang sangat besar dan keterlibatan seluruh

anggota masyarakat secara serentak dan berkelanjutan. Mengandalkan sepenuhnya

kepada upaya Pemerintah dengan anggaran yang terbatas untuk saat ini tidak

mungkin dapat dilakukan. Sebagai contoh, media massa elektronik televisi perlu

mengalokasikan sebagian dari prime time-nya untuk memberikan ruang kepada

acara-acara yang mengedepankan pentingnya perlindungan dan promosi Warisan

Budaya bangsa.

Dalam jangka pendek, upaya untuk melindungi Warisan Budaya bangsa dari

klaim oleh pihak asing adalah mempromosikannya baik di dalam maupun di luar

negeri melalui berbagai macam cara. Aktivitas tersebut harus dilakukan secara

intensif dan berkelanjutan hingga terbentuk citra (image) bahwa suatu mata budaya

adalah identik dengan Indonesia, seperti halnya baju Kimono dengan Jepang, atau

bela diri Kungfu dengan Cina. Sebagai contoh, jika kita hendak melindungi dan

mempromosikan mata budaya Tari Pendet, maka perlu dilakukan berbagai hal di

bawah ini secara berkelanjutan:

11

Page 12: materi makalah pendidikan pancasila

1. Sebanyak mungkin misi kebudayaan ke luar negeri menampilkan kesenian

Tari Pendet;

2. Seluruh perwakilan RI di luar negeri dalam berbagai kesempatan

diupayakan untuk mengenakan pin atau atribut lainnya yang

menggambarkan kesenian Tari Pendet;

3. Diupayakan agar iklan komersial dapat seoptimal mungkin menunjukkan

kesenian Tari Pendet;

4. Menayangkan cerita tentang Tari Pendet di media TV internasional seperti

Discovery Travel and Living (Cina, India, Singapura dan Malaysia

seringkali menggunakan jaringan TV tersebut untuk mempromosikan

Warisan Budayanya);

5. Diproduksi berbagai macam produk barang yang menggambarkan

kesenian Tari Pendet, seperti suvenir, kaos, kemeja, CD musik, film, dan

sebagainya.

Namun demikian, semua upaya itu hanya berhenti dalam waktu yang relatif

pendek jika rasa memiliki terhadap Warisan Budaya itu sendiri tidak tertanam secara

mendalam di dalam diri masyarakat. Oleh karena itu, secara paralel -oleh seluruh

pemangku kepentingan terkait- perlu dilakukan berbagai upaya lainnya yang justru

jauh lebih penting, antara lain:

1. Meningkatkan upaya untuk menggali kembali pengetahuan mengenai

berbagai Warisan Budaya bangsa untuk menemukan berbagai nilai

luhur yang dikandungnya dan dapat memberikan kebanggaan

berbangsa dan bernegara;

2. Memberikan penghargaan yang tinggi -material dan non material-

kepada para maestro atau human living treasure yang telah berjasa

melestarikan dan mengembangkan Warisan Budaya bangsa;

3. Secara sistematis dan berkelanjutan menanamkan kembali nilai-nilai

luhur dari Warisan Budaya bangsa ke dalam perilaku keseharian

masyarakat;

12

Page 13: materi makalah pendidikan pancasila

4. Mengintegrasikan kearifan lokal di dalam berbagai perencanaan

kebijakan pembangunan dan pengembangan usaha, dan sebagainya.

13

Page 14: materi makalah pendidikan pancasila

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Indonesia mempunyai berbagai macam kebudayaan. Hampir setiap pulau

ditinggali oleh suku dan ras dan tiap-tiap suku dan ras mempunyai

kebudayaannya sendiri. Pemerintah Indonesia dalam menangani masalah

pengklaiman budaya yang dilakukan oleh Malaysia masih kurang tegas dan teliti

dalam mengambil tindakan, contohnya dalam menjaga, memelihara dan

mengamankan kebudayaan Negara kita agar tidak dapat diklaim atau ditiru oleh

bangsa lain.

Dari tindakan pemerintah Indonesia yang sepeti itu, dengan mudahnya

Negara lain mudah mengakui kebudayaan Indonesia sebagai miliknya. Apabila

hal ini terus berlangsung maka kebudayaan Indonesia akan mati.

3.2 Saran

Agar budaya Indonesia tidak diklaim atau ditiru oleh bangsa lain

hendaknya kita sebagai warga Negara Indonesia juga ikut menjaga, melestarikan

budaya-budaya yang kita miliki, tidak hanya pemerintah saja yang kita

handalkan. Karena semua elemen masyarakat harus membantu demi utuh dan

murni selalu budaya milik Negara kita, yaitu Negara Indonesia.

Apabila hal atau tindakan tersebut telah dimaksimalkan, astilah Indonesia

akan menjadi Negara yang terhindar dari pengklaiman budaya. Indonesia akan

menjadi Negara yang mempunyai identitas budaya yang tidak bisa disamakan

dengan bangsa lain. Dan Indonesia lambat laun akan mempopuerkan budaya

tersebut melalui bidang pariwisata yang dapat meningkatkan devisa Negara

meningkatkan devisa Negara kita. Dan yang tidak kalah penting budaya Negara

kita akan diakui oleh bangsa luar, yang akhirnya tidak ada yang berani

mengklaim suatu budaya.

14

Page 15: materi makalah pendidikan pancasila

BAB IV

DAFTAR RUJUKAN

Microsoft Encarta Reference Library, 2005. Makna Kebudayaan,online,

http://synaps.wordpress.com/2006/01/07/masalah-budaya/

Masalah Kebudayaan Di Indonesia.

http://skyrider27.blogspot.com/2009/11/masalah-kebudayaan-di-indonesia.html

Hunungan antara Indonesia dengan Malaysia

http://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_Indonesia_dengan_Malaysia

Langkah Praktis Menangkal Klaim Warisan Budaya oleh Pihak Asing.

http://oase.kompas.com/read/2009/08/26/16294067/

langkah.praktis.menangkal.klaim.warisan.budaya.oleh.pihak.asing

kebudayaan ASLI Indonesia yang diklaim atau dicuri oleh oknum/pemerintah

Malaysia

http://cassierrabrenmom.multiply.com/journal/item/12/

Indonesia_vs_Malaysia_Pengklaiman_budaya_yang_terus_berlanjut

http://cassierrabrenmom.multiply.com/journal/item/12/

Indonesia_vs_Malaysia_Pengklaiman_budaya_yang_terus_berlanjut

Pengaruh Kebudayaan dari Luar

http://aprillins.com/2009/481/pengaruh-kebudayaan-barat-terhadap-kebudayaan-

indonesia/

kebudayaan Indonesia yang Semakin Tergusur

http://pusakacita.wordpress.com/2008/02/19/kebudayaan-kita-semakin-tergusur/

budaya Indonesia

http://indonesia-liek.blogspot.com/2009/08/budaya-indonesia.html

15