materi geomagnet tugas

3
Batuan di dalam bumi mengandung mineral-mineral yang sebagian juga memiliki sifat kemagnetan. Mineral tersebut terinduksi medan magnet bumi dan menimbulkan medan magnet sekunder (Bakrie, 2008). Hal inilah yang menjadi dasar metode geomagnet. Pada mulanya penemuan penemuan obyek obyek geologi, termasuk mineral mineral ekonomis, dibawah permukaan ditemukan secara kebetulan. Ilmu kebumian terutama ilmu fisika belum berperan, sebab obyek – obyek geologi tersebut belum dipahami dengan baik, sehingga sifat sifat fisika, serta prinsip prinsip fisika untuk mendeteksinya belum diketahui. Setelah itu para ilmuwan kemudian menciptakan metode – metode untuk melakukan survey yang salah satunya adalah survey geomagnet. Dalam survey geomagnet sendiri diperlukan pengertian dasar-dasar fisika tentang kemagnetan, antara lain: 1. Garis gaya adalah suatu garis yang arahnya disetia titik menunjukkan arah kuat medan di titik tersebut. 2. Gaya magnet (F) adalah gaya tarik-menarik atau tolak-menolak dari dua kutub magnet (m 1 ,m 2 ) yang berjarak r. Hukum Coloumb menyatakan F = m 1 . m 2 / ( u.r 2 ) dimana adalah konstanta permeabilitas magnet. 3. Kuat medan magnet (H) adalah gaya per satuan kuat kutub magnet yang bekerja terhadap suatu kutub kecil (m`) H = F / m` = m / ( r ) 4. Momen magnet (M) adalah besaran vektor yang memanjang dari kutub negatif ke kutub positif. 5. Intensitas magnetik (I) merupakan momen magnet per satuan volume. Intensitas magnet ini sebanding dengan kuat medan magnet dan arahnya searah dengan medan magnet yang menginduksi. 6. Susceptibility / kerentanan magnetik (k) merupakan tingkat kemagnetan suatu benda untuk termagnetisasi. I = kH

Upload: christi-thebland

Post on 24-Jul-2015

83 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: materi geomagnet tugas

Batuan di dalam bumi mengandung mineral-mineral yang sebagian juga memiliki sifat kemagnetan. Mineral tersebut terinduksi medan magnet bumi dan menimbulkan medan magnet sekunder (Bakrie, 2008). Hal inilah yang menjadi dasar metode geomagnet.

Pada mulanya penemuan – penemuan obyek – obyek geologi, termasuk mineral – mineral ekonomis, dibawah permukaan ditemukan secara kebetulan. Ilmu kebumian terutama ilmu fisika belum berperan, sebab obyek – obyek geologi tersebut belum dipahami dengan baik, sehingga sifat – sifat fisika, serta prinsip – prinsip fisika untuk mendeteksinya belum diketahui. Setelah itu para ilmuwan kemudian menciptakan metode – metode untuk melakukan survey yang salah satunya adalah survey geomagnet.

Dalam survey geomagnet sendiri diperlukan pengertian dasar-dasar fisika tentang kemagnetan, antara lain:

1. Garis gaya adalah suatu garis yang arahnya disetia titik menunjukkan arah kuat medan di titik tersebut.

2. Gaya magnet (F) adalah gaya tarik-menarik atau tolak-menolak dari dua kutub magnet (m1 , m2) yang berjarak r. Hukum Coloumb menyatakan   F = m1 . m2 / ( u.r2 ) dimana adalah konstanta permeabilitas magnet.

3. Kuat medan magnet (H) adalah gaya per satuan kuat kutub magnet yang bekerja terhadap suatu kutub kecil (m`)       H = F / m` = m / ( r )

4. Momen magnet (M) adalah besaran vektor yang memanjang dari kutub negatif  ke kutub positif.

5. Intensitas magnetik (I) merupakan momen magnet per satuan volume. Intensitas magnet ini sebanding dengan kuat medan magnet dan arahnya searah dengan medan magnet yang menginduksi.

6. Susceptibility / kerentanan magnetik (k) merupakan tingkat kemagnetan suatu benda untuk termagnetisasi.                        I = kH

Eksplorasi menggunakan metoda magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga tahap: akuisisi data lapangan, prosessing, interpretasi. Setiap tahap terdiri dari beberapa perlakuan/kegiatan. Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik pengamatan dan pengukuran dengan satu atau dua alat. Untuk koreksi data pengukuran dilakukan pada tahap prosessing, Koreksi pada metoda magnetik terdiri atas koreksi harian (diurnal), koreksi topografi (terrain) dan koreksi lainnya. Sedangkan untuk interpretasi dari hasil pengolahan data dengan menggunakan software diperoleh peta anomali magnetik.Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan yang diinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi serbagai akibat adanya perbedaan sifat kemagnetan suatu

Page 2: materi geomagnet tugas

material. Kemampuan untuk termagnetisasi tergantung dari susceptibilitas magnetic masing-masing batuan. Harga susceptibilitas ini sangat penting didalam pencarian benda anomaly karena sifatnya yang sangat khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam. Harganya akan semakin besar bila jumlah kandungan mineral magnetic pada batuan semakin banyakPengukuran magnetic dilkukan pada lintasan ukur yang tersedia dengan interval antar titik ukur 10 m dan jarak lintasan 40 m. batuan dengan kandungan mineral- mineral tertentu dapat dikenali dengan baik dalam eksplorasi geomagnet yang dimunculkan sebagai anomaly yang diperoleh merupakan hasil distorsi pada medan magnetic yang diakibatkan oleh material magnetic dari kerak bumi atau mungkin juga dari bagian atas mantel.Di bawah permukaan tanah terdapat perlapisan batuan yang terbedakan antara yang satu dengan yang lain karena mempunyai karakteristik fisika tertentu. Dengan metoda geofisika kita bisa menduga jenis litologi, kedalaman dan struktur lapisan batuan di bawah permukaan tanah. Metoda geofisika secara garis besar terbagi dua yaitu yang bersifat statis dan dinamis. Disebut metoda geofisika statis karena kita mengukur besaran fisika yang sudah ada dalam batuan tanpa pengaruh dari luar, misalnya metoda gravity, magnetik dan paleomagnetik. Sedangkan untuk metoda geofisika dinamis digunakan perlakuan khusus terhadap perlapisan batuan, sehingga kita bisa menduga jenis litologinya dari respon yang terjadi.Di bawah permukaan tanah terdapat perlapisan batuan yang terbedakan antara yang satu dengan yang lain karena mempunyai karakteristik fisika tertentu. Dengan metoda geofisika kita bisa menduga jenis litologi, kedalaman dan struktur lapisan batuan di bawah permukaan tanah. Metoda geofisika secara garis besar terbagi dua yaitu yang bersifat statis dan dinamis. Disebut metoda geofisika statis karena kita mengukur besaran fisika yang sudah ada dalam batuan tanpa pengaruh dari luar, misalnya metoda gravity, magnetik dan paleomagnetik. Sedangkan untuk metoda geofisika dinamis digunakan perlakuan khusus terhadap perlapisan batuan, sehingga kita bisa menduga jenis litologinya dari respon yang terjadi.