materi alma

Upload: lalu-ahmad-fatoni

Post on 18-Oct-2015

369 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Asset Liability Management

TRANSCRIPT

Tugas ALMA BANK SYARIAH IOleh: Lalu Ahmad Fatoni NIM:09140032GAP MANAGEMENTMANAJEMEN GAP(MISMATCH)PergertianGap adalah perbedaan atau selisih antara asset yang sensitif terhadap bunga (Rate Sensitive Asset/RSA) dengan Liability yang sensitif terhadap suku bunga (Rate Sensitive Liability/RSL).

1.RSA adh aktiva dapat berubah setelah :a) Tanggal jatuh waktu aktiva yang bersangkutan, contoh : surat-surat berharga dan pinjaman yang tingkat bagi hasil tertentu/tetap, seperti sukuk ijarah.b) Tanggal jatuh waktu peninjaun bagi hasilnya (re-pricing date), contoh: surat-surat berharga yang tingkat bagi hasil yang mengambang.

2.RSL adalah pasiva yang imbal hasilnya dapat berubah setelah :a) Tanggal jatuh waktu pasivanya yang bersangkutan, contoh: deposito berjangkab) Tanggal tertentu sesuai perjanjian, contoh dana yang interestnya dikaitkan dengn SIBOR/LIBOR.c) Tanggal tertentu sesuai keinginan bank, contoh jasa giro.

3.Gap = RSA-RSLPositif Gap terjadi apabila RSA lebih banyak dari RSL dalam suatu periode tertentu , sebaliknya negatif gap apabila RSA dan RSL tidak dikelola dengan baik, maka dapat mengakibatkan turunya pendapatan bank (Net Interst Income). Oleh karena itu, manajemen gap mengusahakan peraturan struktur RSA dan RSL berdasarkan jatuh waktu bagi hasilnya dengan tujuan:a) Menghindari kerugian dari gejolak tingkat bagi hasil yang berlaku di pasar.b) Mengusahakan pendapatan dalam batas risiko tertentu.c) Menunjang kebutuhan manajemen likuiditas.

Manajemen GAP adalah upaya-upaya untuk mengelola dan mengendalikan kesenjangan (GAP) antara asset dan liabities pada suatu periode yang sama, meliputi kesenjangan dalam hal jumlah dana, suku bunga, saat jatuh tempo (maturity) atau perpaduan antara ketiganya (kesenjangan tercampur atau mix match). Atau dengan kata lain menejemen GAP adalah upaya untuk mengatasi perbedaan (mismatch) antara asset sensitif terhadap bunga (Rate Sensitive Assets /RSA) dan pasiva yang sensitive terhadap bunga (Rate Sensitive Liabilities/RSL).Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataansensitive assetsdansensitive liability, antara lain, adalah :

a. Maturity and Repricing,maturity adalah jangka waktu sisa jatuh tempo, sedangkanrepricingadalah jangka waktu penetapan kembali tingkat suku bunga. Maturity dan repricing disini adalah Maturity atau Repricing yang telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak atau disebutContractual Date.b. Interest Rate Forecast, yaitu perkiraan terhadap perubahan tingkat bunga.c. Accelerating Change, yaitu pengaturan posisi dengan berdasar kepadainterest rate forecast.

Keputusan dalam manajemen gap misalnya : mengubah struktur jangka waktuliabilitiesdalam menentukan sumber dana dan tingkat bunganya, mengubah struktur jangka waktuassetdalam perubahan kebijakan kredit, mengubah struktur jangka waktuassetdalam hal penjualan investasi.Dalam neraca bank hampir selalu terjadi ketidakseimbagan antara sumber daya di sisi liabilities dengan penggunaan dana di sisi asset. Manajemen GAP bertujuan untuk :a. Menghindari kerugian akibat dari gejolak tingkat bunga.b. Mengusahakan pendapatan yang maksimal dalam batas risiko tertentu.c. Menunjang kebutuhan manajemen likuiditas.d. Mengelola risiko serendah mungkin.e. Menyusun struktur neraca yang dapat meningkatkan kinerja dengan tingkat suku bunga yang wajar.

Pengukuran GAPPengukuran besarnya gap antara sisi aktiva dengan sisi pasiva diukur dengan menggunakan Interest maturity ladder, yaitu berupa suatu tabel yang disusun dari aset dan liabilities yang dikelompokkan menurut periode peninjauan bunganya. Besarnya gap akan menentukan besarnya potensi keuntungan atau kerugian yang akan timbul dari perubahan tingkat bunga tersebut. Besarnya gap dapat berubah membesar atau mengecil karena transaksi-transaksi yang dilakukan.

Strategi Manajemen GapPerubahan suku bunga akan menimbulkan dampak yang tidak sedikit terhadap struktur neraca maupun kinerja bank. Oleh karena itu timbul upaya-upaya untuk mengelola Interest rate Management, yaitu suatu kegiatan untuk menata interest rate secara simultan atau bersamaan antara sisi asset maupun sisi liabilities sehingga dapat diperkecil dampak negatif perubahan suku bunga terhadap target pencapaian pendapatan bersih yang stabil dan berkembang.Hal penting dalam penataan manajemen gap :a. Jangka waktub. Repricingc. Interest rated. Acceleration of ChangeTindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki struktur neraca maupun kinerja adalah :a. Menata kembali komponen-komponen asset dan liabilities yang sensitive terhadap suku bunga.b. Melakukan analisis risiko gap.c. Kebijakan besarnya limit gap.Dalam pelaksanaan pengambilan kebijakan oleh manajemen bank, apakah akan mengambil posisi gap positif atau negatif tergantung pada tiga hal :a. Perkiraan arah perkembagan tingkat bunga.b. Tingkat keyakinan manajemen terhadap prakiraan tersebut.c. Keberanian bank untuk mengambil risiko jika tindakan yang diambil keliru.Agar strategi gap pada suatu bank dapat efektif harus didukung oleh kibijakan pricing yang yang sesuai dan adanya infrastruktur yang dapat memberikan data RSA dan RSL dengan cepat dan kontinyu untuk keperluan analisis.

Adapun Strategi Gap Management pada ALMA Syariah meliputi:

1. Upaya untuk mencapai positive gap, bila diketahui bahwa tingkat margin/bagi hasil cenderung meningkat, karena aset yang direprice lebih besar dari liabilitiy nya. Sehingga Net Income Margin akan bertambah seiring dengan lebih cepatnya perkembangan pendapatan margin/bagi hasil daripada perkembangan biaya bagi hasil.2. Upaya untuk mencapai negative gap, bila diketahui bahwa tingkat margin/bagi hasil cenderung menurun, karena liability yang direprice lebih besar dari aset-nya. Akibatnya Net Income Margin akan bertambah karena biaya bagi hasil turun lebih cepat dari pendapatan margin/bagi hasil.3. Apabila tingkat margin/bagi hasil berfluktuasi tanpa dapat diprediksi dengan tepat pergerakannya, strategi yang paling aman adalah dengan memperkecil gap tersebut, bila mungkin berupaya mencapai zero gap.4. Strategi mana pun yang diterapkan, tujuan gap management tersebut adalah agar dapat mengelola risiko perubahan tingkat margin/bagi hasil dalam hubungannya dengan mismatch untuk tujuan repricing structure pada kedua sisi neraca (asets dan liabilities) untuk mengoptimalkan net income margin.5. Pada akhirnya dalam mengoptimalkan keuntungan, bank lebih banyak tergantung pada kemampuan dalam menyalurkan dana dan memelihara kualitas asets yang menentukan kemampuan bank dalam meningkatkan daya tariknya kepada nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui UUS/bank syariah yang berarti akan dapat meningkatkan profitabilitasnya.6. Hal ini sangat penting karena besaran bagi hasil yang akan diterima nasabah sangat tergantung pada pendapatan margin maupun pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari hasil operasional UUS/Bank yang bersangkutan.

Pengaruh Strategi Gap terhadap Pendapatan

Telah diuraikan diatas bahwa besarnya gap akan menentukan besarnya potensi keuntungan atau kerugian karana perubahan tingkat bagi hasil. Oleh karena itu, dalam menentukan strategi gap senantiasa dipertimbangkan risiko yang akan dihadapi yakni dengan menetapkan target/limit risiko sampai pada tingkat tertentu yang dapat diterima.

Gap dan Net Interest Margin

Dalam neraca suatu bank terdapat beberapa pos yang peka terhadap perubahan tingkat bunga. Pos-pos tersebut berada di sisiassetmaupunliability(rate sensitive assetdanrate sensitive liability). Jika pos-pos tersebut tidak dikelola dengan baik, maka pendapatan neto bunga,net interest incomeakan menurun.Asset and liability management(ALMA) akan selalu berhadapan dengan risiko perubahan tingkat bunga di pasar. Fluktuasi tingkat bunga telah mendorong manajemen bank untuk memberikan perhatian yang lebih besar kepada pengelolaan risiko suku bunga. Kepekaanassetdanliabilityterhadap risiko perubahan suku bunga merupakan penyebab terpengaruhnya pendapatan bunga bank. Gap positif dapat terjadi jika pendapatan bank bergerak searah dengan pergerakan tingkat bunga. Sebaliknya gap negatif dapat terjadi jika pendapatan bank bergerak dengan arah yang berlawanan dengan pergerakan tingkat bunga.

Terdapat tiga kemungkinan yang dapat terjadi berhubungan dengan perubahan tingkat bunga, yaitu :a. rate sensitive assetlebih besar daripadarate sensitive liabilityyang dikatakangappositif yang berarti bahwa pendapatan bergerak searah dengan tingkat bunga;b. rate sensitive assetlebih kecil daripadarate sensitive liabilityyang dikatakangap negatifyang berarti bahwa tingkat bunga dan tingkat pendapatan bergerak dalam arah yang berlawanan;c. rate sensitive assetsama denganrate sensitive liabilityyang dikatakan bahwa tidak terjadi perubahan pergerakan. Kondisi yang ketiga tersebut dapat dikatakan tidak ada.

RSAZero = ------ = 1 atau RSA RSL = 0 RSL

Dalam notasi, ketiga posisi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : RSAPositive Gap = ------ >1 atau RSA RSL > 0 RSL

RSANegative = ------ Rp 1 trilyun Rp10 trilyunsebesar 1% dari DPK rupiah1DPK>Rp 1 trilyun Rp10 trilyunsebesar 1% dari DPK rupiah

2DPK>Rp 10 trilyun Rp50 trilyunsebesar 2% dari DPK rupiah2DPK>Rp 10 trilyun Rp50 trilyunsebesar 2% dari DPK rupiah

3DPK>Rp 50 trilyunsebesar 3% dari DPK rupiah3DPK>Rp 50 trilyunsebesar 3% dari DPK rupiah

Rumus GWMGiro Wajib Minimum (GMW) adalah simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia sebesar 5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam valuta rupiah dan 3% dalam valuta asing.

Rasio GWM = (giro pada BI/ DPK rata-rata dalam 1 masa pada 2 perode sebelumnya) x 100%

Keterangan:Giro BI adalah saldo giro pada BI (dalam 1 masa laporan)DPK dalam rupiah meliputi kewajiban dalam rupiah kepada pihak ketiga bukan bank, baik kepada penduduk maupun bukan penduduk yang terdiri dari: giro, simpanan berjangka (deposito dan sertifikat deposito), tabungan, dan kewajiban-kewajiban lainyaDPK dalam valuta asing meliputi kewajiban dalam valas kepada pihak ketiga bukan bank, baik kepada penduduk maupun bukan penduduk yang terdiri dari: giro, simpanan berjangka (deposito dan sertifikat deposito), dan kewajiban-kewajiban lainya

DPK bukan bank diperhitungkan sbb:Untuk ruiah, tidak termasuk atas nama bank. Hal ini dimaksudkan untuk mneghindari pengenaan reserve requirement ganda, sedangkan untuk valas, termasuk atas nama bank.

Pemeliharaan primary reserve minimal 5% adalah untuk rata-rata harian dalam laporan periode mingguan sbb:Minggu I tanggal 01 s/d 07Minggu II tanggal 08 s/d 15Minggu III tanggal 16 s/d 23Minggu IV tanggal 24 s/d akhir bulanSanksi atas pelanggaran GWM

Sanksi atas pelanggaran GWMTahun 1992 GWM yang harus dipelaihara oleh bak adalah 2%, tahun 1997 menjadi 3%, dan taun 1998 dinaikkan menjadi 5%.Sejak 1 Juli 2004 besar GMW bagi bank yang memiliki rasio pembiayaan rupiah terhadap DPK lebih dari 80% yang ditetapkan BI adalah 5%. Untuk Bank yang memiliki rasio pembiayaan rupiah terhadap DPK dalam rupiah kurang dari 80%, dikenakan GMW secara berjenjang sbb:

Total DPKGWM minimalTambahan GWMTotal GWMDiperhitungkan bunga

>IDR 50 trilyun5%3%8%3%

>IDR 10 trilyun s/d 50 trilyun5%2%7%2%

>IDR 1 trilyun s/d 10 trilyun5%1%6%1%

>IDR 1 trilyun5%0%5%0%

a. Bank umum konvensional (tidak menggunakan prinsip syariah)Pelangaran atas GWM adalah apabila saldo rekening harian Rekening Giro Bank pada BI lebih kecil dibandingkan saldo harian Rekening Giro Bank yang wajib dipelihara untuk pemenuhan GWM yaitu rupiah sebesar 5% dari DPK dalam rupaih ditambah ketentuan tambahan kalau ada, dan 3% untuk valuta asing.

a.1. Jika saldo rekening rupiah bersaldo positif:Membayar denda 125% atas kekuarangan GWM dari rata-rata suku bunga jangka wakru 1 hari atauoverninghtdari Jakarta Offered Rate (JIBOR) pada hari terjadinya pelanggaran, untuk setiap hari pelanggaran.a.2. Membayar denda 125% atas kekuarangan GMWdari rata-rata suku bunga jangka wakru 1 hari atauoverninghtdari Jakarta Offered Rate (JIBOR) pada hari terjadinya pelanggaran, untuk setiap hari pelanggaran ditambah dengan 150% dari suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) overnight yang tercatat di Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU) terhadap saldo negatif setiap hari pelangagran.Sedangkan untuk GWM dalam valas dkenakan denda sebear 0,04% per hari kerja atas adasar selisih antara saldo harian rekening giro valuta asing pada BI dengan saldo rekening giro valuta asing bank yang dicatat pada sistem akunting Bank Indonesia, yang dibayarkan dalam rupiah dengan menggunakan kurs transaksi BI pada hari terjadinya pelanggaran dan dibebankan pada rekening giro bank yang bersangkutan.

Bank Umum yang menunakan prisip syariahTidak ada perbedaan sanksi antara bank umum konvensional dengan bank umum syariah

Faktor-Faktor yang mempengaruhi GWM Kebutuhan likuiditas bank (kantor pusat dan kantor cabang) Situasi pasar Hal hal yang tidak terdugaKebutuhan likuiditas cabang suatu bank akan sangat dipengaruhi oleh berbagai hal seperti:Kebijakan kas minimumKebutuhan untuk kebutuhan penarikan giro atau tabunganJumlah deposito yang jatuh tempo, dan berapa jumlah deposito yang secara oromatis di rollover.Besarnya cicilan kredit yang jatuh tempo, dan kemungkinan terjadinya tunggakan.

Jika ketentuan GWM misalnya hanya 3%, maka dalam pengelolaanya harus dilakukan secara cermat sehingga tidak akan terjadi idle funds yang berlebihan, keuntungan bila GWM dapat mendekat 3% adalah dapat dilihat dari contoh berikut:

Keterangan3,00%3,30%3,50%

Saldo giro di BI (Rp milyar)318,00349,00371,00

DPK (Rp milyar)10.607,0010.607,0010.670,00

Idle funds (Rp milyar)0,0031,0053,00

Berdasarkan contoh di atas yang perlu mendapat perhatian adalah:Dengan GWM 3% tidak berarti 97% dana dapat digunakan untuk kredit, perlu dipelihara secondary reserve yangbbesarnya tergantung dari masing-masing bank.Selain GWM dalam bentuk giro pada BI, bank juga harus menyediakan kebutuhan kas minimum yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan atau kebijakan masing-masing bank.Besarnya dana yang digunakan untuk kredit biasanya dilakukan dengan menetapkan Loan to Deposit Ratio (LDR)

CONTOH PERHITUNGAN BESARNYA GWM BANK UMUM BUKAN SYARIAAH

Jika bank ABC memiliki DPK (giro, tabungan, simpanan berjangka dan kewajiban-kewajiban kainnya) sebesar Rp6 trilyun, berarti kisaran GWM adaalah lebih dari Rp1 T s/d 10 T sehingga besarnya GWM yang wajib dipelihara adalah:

5% x Rp6 Trilyun = Rp300 milyar1% x Rp6 trilyun =Rp 60 milyarJumlah GWM = Rp360 milyar

LATIHAN: HITUNG GWM BANK ABC JIKA BANK ABC MEMILIKI DPK SEBESAR Rp30 Trilyun dan Rp60 trilyun.

Contoh perhitungan bunga atas GWM tambahan

Misalnya Bank ABC mempunyai rata-rata harian DPK dalam rupiah untuk masa laporan sejak 8 s/d 15 Desember sebesar Rp60 trilyun, berdasarkan DPK tersebut maka GWM yang wajib dipelihara untuk masa laporan sejak tanggal 24 s/d akhir bulan Desember adalah

5% x Rp60 Trilyun = Rp3 trilyun3% x Rp60 trilyun =Rp1,8 trilyunJumlah GWM = Rp4,8 trilyun

Ternyata saldo rekening giro rupiah bank ABC pada BI pada tanggal 24 Desember adalah sebesar Rp6 trilyun atau 10% dari DPK dalam rupiah. Untuk itu, bank ABC pada tanggal 24 Desember hanya diberikan terhadap bagian saldo rekening giro rupiah atas GWM tamabhan yang dipelihara yaitu sebesar:

(1 x 3% x Rp1,8 trilyun)/(360 x 100) = Rp150.000.00,00

Tetapi jika GWM tambahan misalnya hanya sebesar Rp1,5 trilyun, maka kelebihan atas GWM ini tidak diberikan jasa giro oleh BI.

Sesangkan untuk pemenuhan GWM sebesar 5% yaitu Rp3 trilyun dan kelebihan Rp1,2 trilyun yaitu Rp6 trilyun Rp 4,8 trilyun, tidak diberikan jasa giro.

NERACA

Neraca adalah bagian darilaporan keuangansuatu entitas untukperiode operasitertentu dan menunjukkan posisi keuangan entitas pada akhir periode itu.

A. ELEMEN NERACA

Elemen pertamaneraca adalah kekayaan atau aset.kekayaan adalah bentuk fisik alokasi dana perusahaan,misalnya persediaan,peralatan,uang tunai,dsb.Akan tetapi alokasi dana tidak berwujud fisik,misalnya piutang.piutang adalah klaim kita terhadap pihak lain.wujud piutang tidak ada,palingbanterhanya berupa sebuah surat.Bentuk lainnya adalah hak untuk memakai atau menggunakan,misalnya biaya dibayar dimuka.Dengan membayar terlebih dahulu biaya sewa,misalnya,kita berhak memakai ruangan kantor sampai jangka waktu tertentu.Kekayaan (aset) akan ditulis pada sisi kiri neraca,yang sering disebut sebagai debet (debit).

Element keduadalam neraca adalah utang.Kalau kita berutang maka kita berkewajiban membayarnya,baik dengan uang tunai maupun dengan penyerahan barang atau jasa.Oleh karena itu utang sering disebut sebagai kewajiban(kpd pihak ketiga).

Element ketigadalam neraca adalah modal.modal berasal dari setoran pemilik dan sebagai tanda pemilik penyerahan modal,perusahaan menerbitkan saham.Laba merupakan komponen modal juga.Apabila modal saham berasal dari pemilik,maka laba berasal dari operasi perusahaan.Laba degan demikian merupakan hak pemilik.akan tetapi tidak selalu semua laba tahun yang bersangkutan diambil oleh seluruh pemilik,ada sebagian yang ditahan (saldo laba).Pencatatan utang dan modal dilakukan disebelah kanan

B. POS-POS DALAM NERACA

Aktiva (Asset)

1. Aktiva lancar (Current asset)

Aktiva lancar kadang2 disebut juga sebagai harta lancar.Yang termasuk dalam kelompok aktiva lancar adalah kas/bank,aktiva yang diharapkan menjadi uang tunai atau dipakai habis dalam setahun atau satu siklus kegiatan usaha.Urutan aktiva lancar adalah berdasarkan jangka waktuyang diperlukan untuk diubahmenjadi uang tunai.Pos2 dalam aktiva lancar antara lain :

a. Kas/bank (cash/bank)

Kas terdiri dari saldo kas dari perusahaan dan saldo rekeninggirodibank.Cek mundut tidak boleh dimasukkan kedalam kas.pengertian kas disini adalah alat pembayaran yang siap dipakai pada saat tersebut.

b. Surat berharga (marketable secutities)

Pengertian disini adalah yang merupakan investasi sementara.Surat berharga disini adalah untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas,bukan investasi selamanya.

c. Deposito (time deposito)

Deposito merupakan simpanan yang mempunyai jangka waktu tertentu,misalnya 1 bulan.

d. Piutang usaha (Accout receivable)

Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit .Piutang usaha disini adalah piutang yang diperkirakan akan tertagih dalam kurun waktu sampai dengan satu tahun terhitung dari tanggal neraca.Selain piutang usaha,kadang2 terdapat piutang wesel (notes receivable)

e. Persediaan (Inventory)

Pos persediaan berisi persediaan barang dagang (untuk perusahaan adalah pos yang cukup banyak menggunakan alternative metode penilaian.

Beberapa metode yang dikenal antara lain adalah FIFO(first in first out),LIFO (last in fidrst out)dan rata2 (average).untuk perusahaan tertentu dapat menggunakan metode harga terendah antara harga pasar dan harga perolehan.

f. Biaya dibayar dimuka (prepaid expanse)

Biaya dibayar dimuka adalah biaya yang sudah dibayar,tetapi belum dipakai,jadi manfaatnya belum di nikmati. Biaya dimuka diharapkan akan dipakai dalam satu siklus operasi yang aka datang.Pos ini umumnya terdiri dari asuransi,sewa,alat tulis/kantor

g. Uang muka pajak (prepaid)

Uang muka pajak timbul apabila kita membayar pajak dimuka,baik untuk pajak pertambahan nilai maupun pajak penghasilan.

h. Pendapatan masih harus diterima (Accrued income receivable)

Pendapatan masih harus diterima timbul apabila disaat kita seharusnya mengakui adanya pendapatan,tapi pada saat itu ternyata belum kita terima uangnya.contohnya pendapatan bunga.deposito diakhir tahun sudah menjadi hak kita tetapi belum dibayarkan oleh perusahaan.

2. Aktiva tidak lancar (non carrent asset)

a. Penyertaan/investasi (invesment)

Pos ini berisi asset perusahaan yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau dalam bentuk surat utang.Yang termasuk dalam penyertaan antara lain :1. Saham pada perusahaan afiliasi2. Obligasi (yang diterbitkan pihak lain)3. Tanah untuk expansi/spekulasi

Holding company akan banyak bermain dalam penyertaan.

b. Aktiva tetap (fixed asset)

Yang termasuk golongan aktiva tetap adalah aktiva yang memenuhi kriteria :

1. Berwujud dan siap pakai,baik dibuat sendiri/dibeli pihak lain2. Digunakan dalam operasi3. Tidak dijual dalam kegiatan normal perusahaan4. Masa manfaat lebih dari 1 tahun/ 1 siklus kegiatan usaha5. Nilai relatif tinggi

Yang termasuk dalam aktiva tetap adalah :

1. Tanah2. Bangunan3. Peralatan4. Mesin

Setiap aktiva tetap disusut (dialokasikan sebagai biaya)sesuai dengan umur ekonominya,kecuali untuk tanah.Apabila suatu saat aktiva tetap diperbaiki dengan dana yang cukup besar serta dapat memperpanjang umurnya,maka jumlah biaya perbaikan akan ditambah pada nilai aktiva tetap,sebagai akibatnya penyusutan akan mungkin mengalami perhitungan baru.Aktiva tetap dihapus apabila sudah tidak dipakai lagi.

c. Aktiva tidak berwujud (intangible asset)

Kriteria aktiva tak berwujud :

1. Tidak mempunyai wujud2. Memcerminkan hak istimewah/kemampuan menghasilkan keuntungan dimasa depan yang akan datang

Yang termasuk aktiva tak berwujud :

1. Hak paten (patent)2. Hak cipta (copyright)3. Goodwill

d.Aktiva lain2

Contoh :

1. Piutang lebih dari satu tahun2. Pekerjaan dalam penyelesaian3. Beban yang ditangguhkan (biaya emisi efek)

Pos aktiva lain2 biasanya bukan merupaka pos yang abadi,dibandingkan dengan pos yang lain,dalam pengertian bahwa suatu saat akan dipindah ke pos yang lain.Pekerjaan dalam penyelesaian,misalnya,akan dipindah ke aktiva tetap apabila gedung atau pabrik yang dibangun sudah siap pakai.

Utang (Liabilities)

Pencatatan pada pos utang berbasis pada nilai nominal.sebagai contoh,kalau kita menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp 100 juta dan dijual dengan harga Rp 105 juta,maka pada sisi utang dicatat utang obligasi sebesar Rp 100 juta dan premium Rp 5 juta.Bandingkan dengan cara pencatatan pada sisi aktiva.

1. Utang Lancar (Current Liabilities)

Utang lancar adalah utang yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun.Termasuk dalam pos utang lancer antara lain :

a. Utang usaha (account payable)

Utang usaha (dagang) timbul karena perusahaan membeli secara kredit dari supplier.utang ini bebas bunga.

b. Biaya masih harus dibayar(accrued expanse,accrued liabily)

Biaya masih harus dibayar timbul apabila kita sudah membebankan biaya pada laba-rugi.tetapi kita belum mengeluarkan uang untuk membayarnya.contohnya,utang gaji dan utang bunga.

c. Pendapatan diterima dimuka(unerned revenue)

Pendapatan diterima dimuka terjadi apabila ada pembeli menyerahkan uang kepada perusahaan,tetapi perusahaan belum mengyerahkan barang/jasa.Diwaktu yang akan datang perusahaan wajib menyerahkan barang/jasa.

d. Utang pajak(tax payable)

Utang pajak timbul pada waktu ada kewajiban pajak dan akan berkurang pada waktu dibayar.

e. Utang cerukan (overdraft)

Cerukan adalah fasilitas pinjaman dari bank dari bank yang bersifat jangka pendekdan darurat.

f. Utang bank(bank loan)

Utang bank disini adalah utang bank yang sifatnya jangka pendek,misalnya kredit modal kerja.

2. Utang jangka panjang

Pos utang japan adalah pos yang berisi utang yang akan jatuh tempodalam waktu lebih dari 1 tahun.beberapa contoh utang japan akan di bahas dibawah ini.

a. Utang obligasi (bonds payable)

Utang obligasi diproleh dengan menerbitkan obligasi di pasar modal.Obligasi mempunyai taggal jatuh tempo tertentu.

b. Utang sewa guna usaha (lease obligation)

Utang sewa guna usaha timbul bersamaan pada saat kita mendapatkan aktiva sewa guna usaha.

c. Utang bank

Semua jenis utag bank japan akan masuk kategori ini,misalnya kredit investasi.

3. Utang lain2

Utang lain2 adalah utang yang tidak dapat dikelompokan kedalam utang jangka pendek,maupun utang japan.contohnya utang subordinasi.Utang subordinasi.Utang tersebut biasanya jatuh tempoya tidak jelas,misalnya dilunasi setelah perusahaan mempunyai cukup likuiditas.

Modal (Equity)

1.Modal disetor (paid in capital)

Adalah modal yang benar2 sudah disetor oleh pemiliknya dan diterbitkan sahamnya.

2.Agio saham (excess over par)

Selisih harga jual saham

3.Saldo laba (retained earning)

Saldo laba adalah laba bersih yang belum dibagikan perusahaan kepada pemiliknya (investor).jumlah saldo laba akan terus di akumulasi sampai tahun terakhir.Kadang2 perusahaan juga menampilkan sub-item laba tahun ini untuk menunjukan jumlah laba tahun yang belum dibagi.

4.Cadangan (appropriation,reserve)

Cadangan diambil dari saldo laba.cadangan berfungsi untuk menahan sebagian laba agar tetap berada diperusahaan.pada dasarnya cadangan adalah saldo laba yang sudah disepakati untuk tujuan tertentu.

POSISI DEVISA NETO (PDN)Pengertian PDNPosisi devisa neto adalah selisih bersih antara aktiva dan pasiva dalam neraca (on balance sheet) untuk setiap valuta asing, ditambah dengan selisih bersih tagihan dan kewajiban, baik yang merupakan komitmen maupun kontinjensi dalam rekening administratif (off balance sheet). Perhitungan posisi devisa neto harus dilakukan setiap hari dan per-hitungannya berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang di-quote/ diinformasikan melalui Reuters pukul 16.00.Bank Umum Devisa wajib mengelola dan memelihara PDN pada akhir hari kerja secara keseluruhan setinggi-tingginya 20% dari modal.Selain wajib mengelola dan memelihara PDN pada akhir hari kerja, Bank wajib mengelola dan memelihara PDN paling tinggi 20% dari modal setiap 30 menit sejak sistem tresuri bank dibuka sampai dengan sistem tresuri bank ditutup.PDN merupakan salah satu bentuk pengendalian terhadap risiko pasar yang memberi gambaran seberapa besar potensi kerugian bank apabila terjadi perubahan suku bunga yang berlawanan dengan posisi bank. Dengan PDN (20% dari modal), kerugian bank yang terjadi akibat perubahan kurs valas masih dapat dicover oleh modal dan tidak sampai menggangu kelangsungan bank.Tujuan Penetapan Posisi Devisa NetoTujuan mikro ialah membatasi suatu risiko karena posisi valuta asing yang dilakukan oleh bank devisa sebagai akibat adanya fluktuasi perubahan kurs (foreign exchange risk).Posisi Devisa Neto merupakan rambu yang mengingatkan agar bank berhati-hati dalam melakukan transaksi valuta asing. Dengan demikian bank akan menghindari untuk melakukan transaksi yang sifatnya spekulatif, karena pergerakan kurs itu sulit diprediksi (unpredictable) dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs. Faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs, dapat berasal dari faktor fundamental ekonomi, sentimen pasar , maupun faktor teknikal, dan sumber terjadinya pergerakan kurs itu dapat berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, sehingga sulit untuk memprediksi dengan tepat. Itulah sebabnya risiko dalam bertransaksi valuta asing termasuk risiko yang berkategori tinggi.Tujuan makro ialah menciptakan suatu kondisi (iklim) perbankan yang sehat sehingga tercipta suatu stabilitas ekonomi nasional yang baik.

Jenis-jenis Posisi Devisa Neto (PDN)1. Posisi Long :Posisi dimana jumlah asset bank dalam valas lebih besar dari pasiva bank dalam valas setelah memperhitungkan rekening administratif bank2. Posisi Short :Posisi dimana jumlah asset bank dalam valas lebih kecil dari pasiva bank dalam valas setelah memperhitungkan rekening administratif bank3. Posisi Square:Posisi dimana jumlah asset bank dalam valas sama dengan jumlah pasiva bank dalam valas setelah memperhitungkan rekening administratif bankLatar belakang ditetapkannya PDN: Membatasi transaksi spekulasi bank devisa Menghindari resiko kurs Manajemen forex bank Agar terjadi keseimbangan antara sumber dana (sources of funds) dan penggunaan dana (uses of funds) Memberikan fleksibilitas kepada perbankan dalam pengelolaan dananya, dengan tetap menjaga kesehatan dan daya tahan usahanyaPengaruh PDN Terhadap Kebijakan Valuta Asing BankPengelolaan PDN suatu bank umum devisa mempunyai umumnya mempunyai dua maksud. Maksud yang pertama adalah memenuhi ketentuan aspek legal formal. Hal ini juga sebenarnya termasuk risiko bank, yakni risiko legal formal atau risiko hukum. Pengelolaan PDN tidak berimplikasi pada kesadaran bank dalam aktifitasnya sehingga tidak menyalahi hukum yang berlaku secara sengaja. Dengan demikian, bank akan terhindar dari berbagai macam sanksi yang mungkin terjadi.Maksud yang kedua adalah sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan bank. Dalam pengambilan kebijaksanaan bank harus tau betul semua aspek yang menjadi kelebihan dan kekurangannya serta peluang dan ancaman yang mungkin terjadi. PDN adalah salah satu unsur internal bank yang bisa menyebabkan dua impikasi bagi bank ketika terjadi perubahan eksternal. Dalam hal ini, perubahan eksternal yang paling dominan adalah perubahan atau pergeseran kurs valuta asing. Dua implikasi yang dimaksud adalah potensi keuntungan atau kerugian yang harus ditanggung bank ketika terjadi pergeseran kurs valuta asing yang dikelola bank.Peribahan kurs kemungkinannya ada dua, yakni naik atau turun. Masing-masing PDN bank mempunyai Impikasi yang berbeda-beda ketika terjadiapresiasi atau depresiasi valuta asing. Implikasi ini terjadi ketika valuta asing yang dikelola oleh bank dinyatakan dalam mata uang dalam negeri (rupiah). Ketika bank ada pada posisi long, bank akan mengalami kerugian ketika terjadidepresiasi. Demikian sebaliknya akan mengalami keuntungan ketika terjadiapresiasi. Demikian juga ketika suatu bank PDN-nya ada pada posisi short,akan mengalami keuntungan ketika terjadi depresiasi dan akan mengalami kerugian ketika terjadi apresiasi. Ketika bank ada pada posisi square, bank tidak akan terpengaruh oleh perubahan kurs mata uang asing.Dengan demikian, pihak manajemen, dalam hal ini ALCO atau mungkin Dealer akan menyesuaikan PDN-nya ketika diperkirakan akan terjadi depresiasiatau apresiasi. Tujuannya, agar bank tidak mengalmi kerugian ketika fenomena tadi tejadi, atau kalau harus mengalami kerugian, kerugian yang dialami bank baru pada sebatas kerugian yang minimal dan terkendalikan. Demikian, PDN sangat berpengaruh terhadap kebijakan valuta asing yang diambil oleh bank sehingga keuntungan dapat di optimalkan dan risiko dapat dikendalikan.Beberapa pengertian terkait PDN :Definisi modal sebagaimana dimaksud di atas adalah modal inti dan modal pelengkap sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai kewajiban penyediaan modal minimum Bank Umum pada posisi akhir bulan sebelum bulan laporan.Kurs Penutupan adalah kurs penutupan pada pukul 16.00 WIB setiap hari yang dapat dilihat pada informasi Laporan Harian Bank Umum yang dikelola Bank Indonesia.Aktiva valuta asing terdiri dari kas, emas, giro (termasuk giro pada Bank Indonesia), deposit on call, deposito berjangka, sertifikat deposito, margin deposit, surat berhargaKredit yang diberikan, nilai bersih wesel ekspor yang telah diambil alih, rekening antar kantor aktiva dan tagihan lainnya, dalam valuta asing baik kepada penduduk maupun bukan penduduk.Pasiva valuta asing terdiri dari giro, deposit on call, deposito berjangka, sertifikat deposito, margin deposit, pinjaman yang diterima, jaminan impor, rekening antar kantor pasiva, pendapatan komprehensif lainnya dari surat-surat berharga valuta asing selain saham dan kewajiban lainnya dalam valuta asing baik terhadap penduduk maupun bukan penduduk.Rekening administratif adalah rekening dalam valuta asing yang dapat menimbulkan tagihan dan atau kewajiban di masa mendatang yang merupakan komitmen dan kontinjensi yang mencakup spot, bank garansi maupun L/C yang dipastikan menjadiKewajiban Bank setelah dikurangi margin deposit, serta transaksi derivatif antara lain transaksi forward, option, dan future maupun produk-produk lain yang sejenis baik terhadap penduduk maupun bukan penduduk.Tingkat Kesehatan BankPengertian Tingkat Kesehatan BankSecara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan.Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank harus mempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik, dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian, menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat. Selain itu, suatu bank harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan, yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip-prinsip kehati-hatian di bidang perbankan.Penilaian Tingkat Kesehatan BankPenilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia sampai saat ini secara garis besar didasarkan pada faktor CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning dan Liquidity). Seiring dengan penerapan risk based supervision, penilaian tingkat kesehatan juga memerlukan penyempurnaan. Saat ini BI tengah mempersiapkan penyempurnaan sistem penilaian bank yang baru, yang memperhitungkan sensitivity to market risk atau risiko pasar. Dengan demikian faktor-faktor yang diperhitungkan dalam system baru ini nantinya adalah CAMEL. Kelima faktor tersebut memang merupakan faktor yang menentukan kondisi suatu bank. Apabila suatu bank mengalami permasalahan pada salah satu faktor tersebut (apalagi apabila suatu bank mengalami permasalahan yang menyangkut lebih dari satu faktor tersebut), maka bank tersebut akan mengalami kesulitan.Sebagai contoh, suatu bank yang mengalami masalah likuiditas (meskipun bank tersebut modalnya cukup, selalu untung, dikelola dengan baik, kualitas aktiva produktifnya baik) maka apabila permasalahan tersebut tidak segera dapat diatasi maka dapat dipastikan bank tersebut akan menjadi tidak sehat. Pada waktu terjadi krisis perbankan di Indonesia sebetulnya tidak semua bank dalam kondisi tidak sehat, tetapi karena terjadi rush dan mengalami kesulitan likuiditas, maka sejumlah bank yang sebenarnya sehat menjadi tidak sehat.Meskipun secara umum faktor CAMEL relevan dipergunakan untuk semua bank, tetapi bobot masing-masing faktor akan berbeda untuk masing-masing jenis bank. Dengan dasar ini, maka penggunaan factor CAMEL dalam penilaian tingkat kesehatan dibedakan antara bank umum dan BPR. Bobot masing-masing faktor CAMEL untuk bank umum dan BPR ditetapkan sebagai berikut :Tabel Bobot CAMELNo.Faktor CAMELBobot

Bank UmumBPR

1.2.3.4.5.PermodalanKualitas Aktiva ProduktifKualitas ManajemenRentabilitasLikuiditas25%30%25%10%10%30%30%20%10%10%

Perbedaan penilaian tingkat kesehatan antara bank umum dan BPR hanya pada bobot masing-masing faktor CAMEL. Pelaksanaan penilaian selanjutnya dilakukan sama tanpa ada pembedaan antara bank umum dan BPR. Dalam uraian berikut, yang dimaksud dengan penilaian bank adalah penilaian bank umum dan BPR.Dalam melakukan penilaian atas tingkat kesehatan bank pada dasarnya dilakukan dengan pendekatan kualitatif atas berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Pendekatan tersebut dilakukan dengan menilai faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.Pada tahap awal penilaian tingkat kesehatan suatu bank dilakukan dengan melakukan kuantifikasi atas komponen dari masing-masing factor tersebut. Faktor dan komponen tersebut selanjutnya diberi suatu bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan suatu bank.Selanjutnya, penilaian faktor dan komponen dilakukan dengan system kredit yang dinyatakan dalam nilai kredit antara 0 sampai 100. Hasil penilaian atas dasar bobot dan nilai kredit selanjutnya dikurangi dengan nilai kredit atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang lain yang sanksinya dikaitkan dengan tingkat kesehatan bank.Berdasarkan kuantifikasi atas komponen-komponen sebagaimana diuraikan di atas, selanjutnya masih dievaluasi lagi dengan memperhatikan informasi dan aspek-aspek lain yang secara materiil dapat berpengaruh terhadap perkembangan masing-masing faktor. Pada akhirnya, akan diperoleh suatu angka yang dapat menentukan predikat tingkat kesehatan bank, yaitu Sehat, Cukup Sehat, Kurang Sehat dan Tidak Sehat.Berikut ini penjelasan metode CAMEL :1. CapitalKekurangan modal merupakan gejala umum yang dialami bank-bank di negara-negara berkembang. Kekurangan modal tersebut dapat bersumber dari dua hal, yang pertama adalah karena modal yang jumlahnya kecil, yang kedua adalah kualitas modalnya yang buruk. Dengan demikian, pengawas bank harus yakin bahwa bank harus mempunyai modal yang cukup, baik jumlah maupun kualitasnya. Selain itu, para pemegang saham maupun pengurus bank harus benar-benar bertanggung jawab atas modal yang sudah ditanamkan.Berapa modal yang cukup tersebut? Pada saat ini persyaratan untuk mendirikan bank baru memerlukan modal disetor sebesar Rp. 3 trilyun. Namun bank-bank yang saat ketentuan tersebut diberlakukan sudah berdiri jumlah modalnya mungkin kurang dari jumlah tersebut. Pengertian kecukupan modal tersebut tidak hanya dihitung dari jumlah nominalnya, tetapi juga dari rasio kecukupan modal, atau yang sering disebut sebagai Capital Adequacy Ratio (CAR). Rasio tersebut merupakan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Pada saat ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku, CAR suatu bank sekurang-kurangnya sebesar 8%.

2. Assets QualityDalam kondisi normal sebagian besar aktiva suatu bank terdiri dari kredit dan aktiva lain yang dapat menghasilkan atau menjadi sumber pendapatan bagi bank, sehingga jenis aktiva tersebut sering disebut sebagai aktiva produktif. Dengan kata lain, aktiva produktif adalah penanaman dana Bank baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, surat berharga, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Di dalam menganalisis suatu bank pada umumnya perhatian difokuskan pada kecukupan modal bank karena masalah solvensi memang penting. Namun demikian, menganalisis kualitas aktiva produktif secara cermat tidaklah kalah pentingnya. Kualitas aktiva produktif bank yang sangat jelek secara implisit akan menghapus modal bank. Walaupun secara riil bank memiliki modal yang cukup besar, apabila kualitas aktiva produktifnya sangat buruk dapat saja kondisi modalnya menjadi buruk pula. Hal ini antara lain terkait dengan berbagai permasalahan seperti pembentukan cadangan, penilaian asset, pemberian pinjaman kepada pihak terkait, dan sebagainya. Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif di dalam ketentuan perbankan di Indonesia didasarkan pada dua rasio yaitu:1) Rasio Aktiva Produktif Diklasifikasikan terhadap AktivaProduktif (KAP 1). Aktiva Produktif Diklasifikasikan menjadi Lancar, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet. Rumusnya adalah :Penilaian rasio KAP dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: Untuk rasio sebesar 15,5 % atau lebih diberi nilai kredit 0 dan Untuk setiap penurunan 0,15% mulai dari 15,49% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.2) Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap AktivaProduktif yang diklasifikasikan (KAP 2). Rumusnya adalah :

Penilaian rasio KAP untuk perhitungan PPAP dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut untuk rasio 0 % diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 1 % dari 0 % nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.3. ManagementManajemen atau pengelolaan suatu bank akan menentukan sehat tidaknya suatu bank. Mengingat hal tersebut, maka pengelolaan suatu manajemen sebuah bank mendapatkan perhatian yang besar dalam penilaian tingkat kesehatan suatu bank diharapkan dapat menciptakan dan memelihara kesehatannya.Penilaian faktor manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan bank umum dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap pengelolaan terhadap bank yang bersangkutan. Penilaian tersebut dilakukan dengan mempergunakan sekitar seratus kuesioner yang dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu kelompok manajemen umum dan kuesioner manajemen risiko. Kuesioner kelompok manajemen umum selanjutnya dibagi ke dalam sub kelompok pertanyaan yang berkaitan dengan strategi, struktur, sistem, sumber daya manusia, kepemimpinan, budaya kerja. Sementara itu, untuk kuesioner manajemen risiko dibagi dalam sub kelompok yang berkaitan dengan risiko likuiditas, risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum dan risiko pemilik dan pengurus.4. EarningSalah satu parameter untuk mengukur tingkat kesehatan suatu bank adalah kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan. Perlu diketahui bahwa apabila bank selalu mengalami kerugian dalam kegiatan operasinya maka tentu saja lama kelamaan kerugian tersebut akan memakan modalnya. Bank yang dalam kondisi demikian tentu saja tidak dapat dikatakan sehat.Penilaian didasarkan kepada rentabilitas atau earning suatu bank yaitu melihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan pada dua macam, yaitu :1) Rasio Laba terhadap Total Assets (ROA / Earning 1). Rumusnya adalah :Penilaian rasio earning 1 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio 0 % atau negatif diberi nilai kredit 0, dan untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah dengan nilai maksimum 100.2) Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (Earning 2). Rumusnya adalah :

Penilaian earning 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan setiap penurunan sebesar 0,08% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.5. LiquidityPenilaian terhadap faktor likuiditas dilakukan dengan menilai dua buah rasio, yaitu rasio Kewajiban Bersih Antar Bank terhadap Modal Inti dan rasio Kredit terhadap Dana yang Diterima oleh Bank. Yang dimaksud Kewajiban Bersih Antar Bank adalah selisih antara kewajiban bank dengan tagihan kepada bank lain. Sementara itu yang termasuk Dana yang Diterima adalah Kredit Likuiditas Bank Indonesia, Giro, Deposito, dan Tabungan Masyarakat, Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan (tidak termasuk pinjaman subordinasi), Deposito dan Pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan, dan surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan.Liquidity yaitu rasio untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas bank didasarkan atas dua maca rasio, yaitu :

1) Rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap Aktiva Lancar. Rumusnya adalah :

Penilaian likuiditas dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0, dan untuk setiap penurunan sebesar 1% mulai dari nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.2) Rasio antara Kredit terhadap dana yang diterima oleh bank. Rumusnya adalah :

Penilaian likuiditas 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio 115 atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 1% mulai dari rasio 115% nilai kredit ditambah 4 dengan nilai maksimum 100.