manajemen aset dan liabilitas alma
TRANSCRIPT
MANAJEMEN ASET DAN LIABILITAS (ALMA)
PENDAHULUAN
ALMA (Asset and Liability Management), yaitu suatu usaha untuk mengoperasikan struktur rencana bank sedemikian rupa agar diperoleh laba yang maksimal dna sekaligus membatasi risiko menjadi sekecil mungkin, khususnya risiko-risiko di luar kredit. Dalam kondisi persaingan antarbank yang semakin ketat, bank-bank akan semakin sulit melakukan prediksi apa yang akan terjadi, sehingga tingkat risiko yang dihadapi juga semakin meningkat. ALMA sebagai suatu proses manajemen bank akan menjadi sangat penting peranannya untuk mengendalikan jalannya operasional bank.
Beberapa kategori risiko dalam ALMA :a. Risiko di bidang kredit, misalnya debitur tidak memenuhi kewajibannya tepat pada
waktunya (kelambatan angsuran atau pelunasan) atau lalai membayar pokok dan bunga. Risiko kredit yang besar dan berkepanjangan dapat menimbulkan risiko likuiditas.
b. Risiko di bidang likuiditas, yaitu risiko bank tidak dapat membayar kewajiban pada waktunya atau hanya dapat membayar dengan melakukan pinjaman darurat (mungkin dengan bunga yang tinggi) atau menjual aktiva (mungkin dengan harga yang lebih rendah).
c. Risiko di bidang tingkat suku bunga, yaitu risiko kerugian sebagai akibat perubahan tingkat suku bunga apakah dalam bentuk menurunnya margin dari penanaman dana atau kerugian sebagai akibat menurunnya nilai aktiva.
d. Risiko di bidang nilai tukar valuta asing, yaitu risiko kerugian sebagai akibat perubahan tingkat kurs terhadap kondisi sumber penempatan dana valuta asing yang tidak seimbang/sebanding (open posotion).
e. Risiko di bidang kontinjen, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat transaksi kontinjen, misalnya pemukaan L/C, bank garansi, dan kontrak jual beli valuta asing (valas).
Kerangka ALMA:a. Adanya penetapan kebijakan dan strategi ALMA oleh organisasi yang memiliki
kewenangan formal dan personel yang profesional.b. Adanya tujuan/arah bagi manajemen dan petugas pelaksanaan tugas dengan cara
menetapkan standar-standar tertentu.c. Adanya pengumpulan data internal/eksternal yang dapat menjamin bahwa data yang
terkumpul tersebut sudah cukup untuk menunjang keputusan ALMA baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
d. Adanya analisis yang mengembangkan skenario untuk menguji berbagai alternatif strategi ALMA sebelum keputusan diambil serta petugas yang memantau efektifitas pelaksanaan keputusan tersebut.
MANAJEMEN ASET DAN LIABLITISA (ALMA) Page 1
e. Adanya manajemen likuiditas yang mampu mengelola dana dengan baik pada suatu tingkat bunga yang wajar, agar dapat memenuhi setiap kewajiban dan memanfaatkan kesempatan baru.
f. Adanya manajemen gap yang bertujuan untuk memaksimalkan pendapatan dan memperkecil risiko, yang dihubungkan dengan besarnya gap/mismatch.
g. Adanya manajemen valuta asing yang mengelola besarnya gap tiap-tiap mata uang dan antarmata uang yang tercantum dalam pembukuan bank untuk menghasilkan keuntungan maksimal dalam batas-batas risiko tertentu.
h. Adanya manajemen pricing yang menjamin bahwa strategi penetapan tingkat bunga dapat menunjang proses pelaksanaan manajemen gap, likuiditas dan manajemen valuta asing untuk memaksimalkan keuntungan.
Organisasi ALMA bank pada umumnya terdiri dari Asset Liability Committee (ALCO) dan ALCO Support Group (ASG).
Anggota ALCO terdiri dari : pimpinan tertinggi bank (Direksi), pimpinan unit kerja operasional dan unit kerja yang mempunyai hubungan dengan tugas ALMA, misalnya divisi treasury, divisi kredit, divisi pengerahan dana, divisi perencanaan, dan divisi administrasi keuangan.
Tanggung jawab ALCO :
Menetapkan tujuan Nenbuat keputusan ALMA Memantau kegiatan Menelaah hasil pelaksanaan kebijakan ALMA.
Anggota ASG terdiri dari : sekelompok manajer/staf professional/ analisi yang secara penuh tugasnya membantu ALCO. Banyaknya anggota ASG tergantung pada besar/kecilnya bank dan kecanggihan infrastruktur yang ada pada bank tersebut. Anggota ASG harus mampu menangani semua tugas di bidang ALMA yang meliputi analisis likuiditas, gap, valuta asing, dan pricing.
Tanggung jawab ASG :
Mengumpulkan data internal dan data eksternal Menyusun analisi Mengembangkan strategi dan scenario Membuat laporan Mengajukan saran-saran untuk rapat ALCO dan memantau hasil pelaksanaannya.
MANAJEMEN ASET DAN LIABLITISA (ALMA) Page 2
MANAJEMEN LIKUIDITAS
Manajemen likuiditas adalah kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajiban-kewajibannya maupun komitmen yang telah dikeluarkan kepada nasabahnya setiap saat.
Kewajiban yang timbul dari sisi aktiva, misalnya penyediaan dana bagi penarikan pinjaman yang telah disetujui atau penarikan atas kelonggaran tarik pinjaman.
Kewajiban yang timbul dari sisi pasiva/liabilities, misalnya penyediaan dana bagi penarikan tabungan dan simpanan lainnya oleh nasabah.
Secara keseluruhan manajemen likuiditas meliputi : pengelolaan atas Reserve Requirement (RR) atau Giro Wajib Minimum (GWM) sesuai ketentuan Bank Indonesia, Secondary Reserve maupun pembahasan tentang seluruh sumber dan penggunaan dana.
Dalam mengelola likuiditas tersebut dituntung untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
a. Kemampuan untuk memprediksi kebutuhan dana di waktu mendatang.b. Mencari sumber-sumber dana untuk mencukupi jumlah yang dibutuhkan.c. Melakukan penatausahaan dana atau arus dana masuk dan keluar (cash flow).
Pengelolaan likuiditas ditujukan untuk memperkecil risiko likuiditas yang disebabkan oleh adanya kekurangan dana, sehingga dalam memenuhi kewajibannya bank tidak perlu harus mencari dana dengan suku bunga yang relatif tinggi di pasar uang atau bank terpaksa menjual sebagian asetnya dengan kerugian yang relatif besar yang akan mempengaruhi pendapatan bank. Apabila keadaan ini terjadi dan terus berlanjut tidak tertutup kemungkinan akan terjadi erosi kepercayaan masyarakat terhadap bank.
Bank yang terlalu berhati-hati dalam menjaga likuiditasnya akan cenderung memelihara alat likuid yang relatif besar dari yang diperlukan dengan maksud untuk menghindari risiko kesulitas likuiditas, namun di sisi lain bank tersebut juga dihadapkan kepada biaya besar berkaitan dengan pemeliharaan alat likuid yang berlebihan.
Beberapa risiko yang mungkin timbul dari pengelolaan likuiditas :
a. Risiko pendanaan (funding risk)Timbul apabila bank tidak cukup dana untuk memenuhi kewajibannya. Beberapa hal yang dapat menyebabkan risiko pendanaan adalah penarikan deposito dan pinjaman dalam jumlah besar yang tidak diduga sebelumnya, atau jatuh tempo (maturity profile) dari aset maupun liabilities tidak terdeteksi, dsb.
b. Risiko bunga (interest risk)
MANAJEMEN ASET DAN LIABLITISA (ALMA) Page 3
Adanya berbagai variasi tingkat suku bunga dalam aset maupun liabilities dapat menimbulkan ketidakpastian tingkat keuntungan yang akan diperoleh.
Beberapa Alat Ukur Likuiditas Bank
Untuk mengukur likuiditas jangka pendek (shorter term liquidity)
a. Statutory Reserve Requirement, yang dikenal sebagai Giro Wajib Minimum (GWM), yakni :
Untuk memenuhi GWM diperlukan dana minimal sebesar 5% dari dana pihak ketiga, sedangkan besarnya kas fisik yang diperlukan untuk operasional sahri-hari diserahkan kepada kebijakan masing-masing bank dan hal ini tergantung kepada besarnya kas yang benar-benar dibutuhkan oleh bank. Dengan demikian primary reserveI bank akan selalu diatas 5% dari dana pihak ketigam yaitu dalam bentuk GWM sebesar 5% ditambah dengan kas fisik yang ada di brankas masing-masing cabang.
b. Basic Surplus, yakni pengukuran besarnya likuiditas pada suatu keadaan tertentu yang diukur dengan rumus :
Di dalam menentukan aktiva lancar dan pasiva lancar dalam perhitungan di atas, seluruh komponen aktiva maupun pasiva dalam neraca bank terlebih dahulu harus digolongkan berdasarkan sisa waktu jatuh temponya dari saat pengukuran dilakukan. Dalam hal bank menetapkan batasan jangka pendek adalah 7 hari, maka yang termasuk ke dalam aktiva lancar maupun pasiva lancar adalah seluruh komponen aktiva dan pasiva neraca yang akan jatuh tempo dalam 7 hari mendatang.
Klasifikasi Angka Basic Surplus
Angka Basic Surplus
Penjelasan
PositifPenempatan dana jangka pendek didukung dengan sumber dana jangka panjang
MANAJEMEN ASET DAN LIABLITISA (ALMA) Page 4
Basic surplus = aktiva lancar – pasiva lancar
NegatifPenempatan dana jangka panjang didukung dengan sumber dana jangka pendek
NolPenempatan dana jangka pendek didukung dengan sumber dana jangka pendek
Untuk mengukur likuiditas jangka panjang (longer term liquidity)
a. Rasio Likuiditas (liquidity ratio) yang dirumuskan sebagai berikut :
Alat ini dipergunakan untuk mengukur proyeksi kebutuhan likuiditas bank setelah memperhitungkan perkembangan usaha yang diinginkan dalam periode tertentu. New purchased funds required yakni proyeksi perubahan aktiva dikurangi
dengan proyeksi perubahan pasiva pada neraca bank. Total funding requirement adalah jumlah dana (pasiva) yang dibutuhkan pada
tanggal tertentu di masa yang akan dating untuk membiayai aset.
b. Indeks Likuiditas (liquidity index) yang dirumuskan sebagai berikut :
Alat ini dipergunakan untuk mengukur keadaan likuiditas dengan jangka waktu yang lebih panjang pada suatu saat tertentu.
c. Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah merupakan perbandingan jumlah pinjaman yang diberikan dengan simpanan masyarakat, yang dirmuskan sebagai berikut :
Strategi Manajemen Likuiditas
Faktor yang mempengaruhi penetapan strategi manajemen : Skill manajer likuiditas yang ada Keandalam dari Management Information System (MIS) yang dimiliki
MANAJEMEN ASET DAN LIABLITISA (ALMA) Page 5
Perlu dipertimbangkan kondisi likuiditas pasar dan kebutuhan likuiditas bank bail dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
MANAJEMEN GAP (MISMATCH)
Manajemen Gap adalah upaya-upaya untuk mengelola dan mengendalikan kesenjangan
(gap) antara aset dan liabilities pada suatu periode yang sama, meliputi kesenjangan dalam
hal jumlah dana, suku bunga, saat jatuh tempo (maturity) atau perpaduan antara ketiganya
(kesenjangan tercampur atau mix mismatch).
RSA (Rate Sensitive Assets) adalah aktiva berbunga yang bunganya dapat berubah setiap
saat. Contoh : Surat –surat berharga yang tingkat bunganya mengambang dan pinjaman
yang bunganya disesuaikan setiap saat (reviewable)
RSL (Rate Sensitive Liabilities) adalah pasiva berbunga yang bunganya dapat berubah
setiap saat. Contoh : Deposito berjangka, dana yang bunganya dikatkan dengan
SIBOR/LABOR (Singapore Interbank Offered Rate/London Interbank Offered Rate)
Pengaruh Posisi Gap terhadap NIM
Posisi Gap Kondisi suku bunga naik Kondisi suku bunga turun
Positif (RSA > RSL) NIM meningkat NIM menurun
Negatif (RSA <
RSL)
NIM menurun NIM meningkat
Zero (RSA = RSL) NIM tetap NIM tetap
Manajemen gap bertujuan untuk:
Menghindari kerugian akibat dari gejolak tingkat bunga.
Mengusahakan pendapatan yang maksimal dalam batas risiko tertentu.
Menunjang kebutuhan manajemen likuiditas.
MANAJEMEN ASET DAN LIABLITISA (ALMA) Page 6
Gap = RSA – RSL
Mengelola risiko serendah mungkin.
Menyusun struktur neraca yang dapat meningkatkan kinerja dengan tingkat suku bunga
yang wajar.
Pengukuran Gap
Pengukuran besarnya gap antara sisi aktiva dengan sisi pasiva diukur dengan
menggunakan “interest maturity ladder”, yaitu berupa sebuah tabel yang disusun dari aset
dan liabilities yang dikelompokkan menurut periode peninjauan bunganya.
Strategi manajemen Gap
Interest Rate Management, yaitu suatu kegiatan untuk menata interest rate secara
simultan/bersamaan antara sisi aset maupun sisi liabilities sehingga dapat diperkecil dampak
negatif perubahan suku bunga terhadap target pencapaian pendapatan bersih (Net Interest
Income/NNI) yang stabil dan berkembang. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan
dalam penataan manajemen gap yaitu:
Jangka Waktu (Maturity). Adanya perbedaan jangka weaktu dari masing – masing
komponen aset dan liabilities akan dapat berakibat berubahnya posisi dana maupun
penempatannya serta berubahnya pendapatan maupun pembiayaannya.
Repricing, yaitu lamanya jangka waktu penetapan suku bunga komponen aset/pinjaman
dan komponen liabilities/simpanan, baik sebelum jatuh tempo maupun sesudahnya.
Interest Rate, yaitu besarnya tingkat suku bunga atau harga yang ditetapkan atau akan
ditetapkan untuk sisi aset maupun liabilities.
Acceleration of Change, yaitu kecepatan penyesuaian yang dapat dilakukan terhadap aset
maupun liabilities bila terjadi perubahan tingkat suku bunga sehingga posisinya masih
tetap menguntungkan.
Untuk memudahkan penataan interest rate sering digunakan cara pengelompokkan dan
membandingkan sensitivitas masing-masing aset dan liabilities terhadap interest rate,
sebagai berikut:
MANAJEMEN ASET DAN LIABLITISA (ALMA) Page 7
Aset dan Liabilities yang sensitif, yaitu aset dan liabilities yang peka terhadap perubahan
suku bunga atau terdapat korelasi positif anatara interest rate dengan volume aset dan
liabilities -nya.
Aset dan Liabilities yang tidak sensitif, yaitu aset dan liabilities yang tidak peka terhadap
perubahan suku bunga atau tidak terdapat korelasi antara interest rate dengan volume aset
dan liabilities-nya.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki struktur neraca maupun kinerjanya
adalah sebagai berikut:
Menata kembali komponen-komponen aset dan liabilities yang sensitif terhadap suku
bunga (mismatch rate of sensitive). Hal ini dapat dilakukan dengan pengelompokkan
komponen-komponen aset dan liabilities menjadi kelompok sensitif dan nonsensitif, dan
membuat repricing schedule, yaitu menetapkan alternatif tingkat suku bunga dan berapa
lama suku bunga yang ditetapkan tersebut akan dipasang bagi masing-masing komponen
aset dan liabilities (terutama komponen utama, yaitu simpanan dan pinjaman)
Melakukan analisis risiko gap, yaitu posisi gap positif dan posisis gap negatif.
Kebijakan besarnya limit gap (gap limit policy), yaitu menetapkan besarnya batas-batas
gap yang diizinkan dihubungkan dengan kemampuan bank dalam menanggung risiko
tingkat bunga.
Dalam pelaksanaan pengambilan kebijakkan oleh manajemen bank apakah akan mengambil
posisi gap positif atau negatif tergantung pada tiga hal, yaitu:
Prakiraan arah perkembangan tingkat bunga.
Tingkat keyakinan manajemen terhadap prakiraan tersebut.
Keberanian bank untuk mengambil risiko jika tindakkan yang diambil keliru.
Pengaruh Strategi Gap terhadap Pendapatan
Besarnya gap akan menetukan besarnya potensi keuntungan atau kerugian karena
perubahan tingkat bunga. Dalam menentukan strategi gap senantiasa dipertimbangkan risiko
yang akan dihadapi yakni dengan menetapkan target/limit risiko sampai pada tingkat tertentu
yang dapat diterima.
MANAJEMEN ASET DAN LIABLITISA (ALMA) Page 8
MANAJEMEN VALUTA ASING
Valuta asing (valas) adalah suatu kegiatan membeli atau menjual mata uang suatu
Negara. Kegiatan jual beli valas membentuk suatu pasar yang disebut pasar valas. Namun
pasar tersebut abstrak karena tidak ditentukan secara geografis karena kemajuan teknologi
komunikasi dalam perbankan.
Manajemen valas ditujukan untuk membatasi posisi eksposur masing-masing mata uang
asing (foreign currency) serta memonitor kegiatan jual beli valas supaya posisinya terkendali.
Secara garis besar manajemen valas berupa :
1. Pengendalian kesennjangan mata uang asing, meliputi :
- Rekayasa portofolio masing-masing uang.
- Mengendalikan ambang batas posisi terbuka valas.
- Memonitor arus transaksi devisa.
- Pemusatan dan monitoring rekening devisa.
- Menetapkan kebijakan dan penggunaan devisa.
- Melakukan forecasting nilai tukar (exchange rate).
2. Pengendalian nilai tukar, yang meliputi :
- Penetapan break even exchange rate.
- Mengendalikan spread.
- Melakukan cut loss.
- Membatasi eksposur.
Instrument pasar valas digunakan untuk mengendalikan posisi valas. Instumennya ada dua
antara lain :
A. Insrumen Valas :
a. Transaksi SPOT
Adalah transaksi valas secara tunai dimana penyerahan valutanya dilakukan dua
hari kerja setelah tanggal transaksi dengan nilai tukar yang telah disepakati
sebelumnya
b. Transaksi FORWARD
MANAJEMEN ASET DAN LIABLITISA (ALMA) Page 9
Adalah transaksi valas secara berjangka dimana penyerahan valutanya dilakukan
pada suatu tanggal tertentu dikemudian hari (lebih dari dua hari kerja), dengan
menggunakan nilai tukar yang telah disepakati pada tanggal terjadinya transaksi
tersebut.
c. Transaksi SWAP
Adalah pertukaran dua valuta asing yang berbeda melalui penjualan secara tunai
dan pembelian kembali secara berjangka atau transaksi valas yang simultan antara
transaksi SPOT (jual) dan FORWARD (beli).
B. Insrumen Valas :
a. Penempatan antarbank (Interbank placement)
Adalah penempatan dana lebih pada bank lain yang memerlukan untuk suatu
jangka waktu tertentu.
b. Pinjaman antarbank (Interbank borrowing)
Adalah meminjam dana pada bank lain untuk kererluan menutup kakurangan dana
valas atau untuk mendapatkan sumber dana valas yang murah.
c. Instrumen pasar uang:
Foreign exchange (FX) loan dan deposit.
Call dan notice loan dan deposit
Repo/reverse repos
Bankers acceptance
Certificates of deposit
Commercial paper
Treasure bills (T-Bills)
C. Securities, adalah transaksi membeli atau menjual surat-surat berharga yang dapat
dinegosiasikan (negotiable) untuk mendapatkan laba dari perbedaan tingkat bunga/kurs.
Tujuan Kegiatan Valas
Alasan bank terjun ke transaksi valas :
a. Untuk mencari service kepada nasabah.
MANAJEMEN ASET DAN LIABLITISA (ALMA) Page 10
b. Untuk kepentingan bank sendiri
c. Untuk memperoleh keuntungan (spekulasi)
Dalam kegiatan valas dikenal dua golongan transaksi, yakni :
Transaksi Komersial (deviratif), yakni transaksi yang dilakukan untuk keperluan
perusahaan atau nasabah, bukan untuk bank.
Transaksi Spekulatif (autonomous), yakni transaksi yang dilakukan dengan maksud
untuk mendapatkan keuntungan bagi bank yang bersangkutan dari fluktuasi nilai tukar
mata uang.
Risiko Kegiatan Valas
Jenis – jenis risiko yang mungkin dapat muncul dari kegiatan itu antara lain :
a. Risiko mata uang (Currency Risk) apabila bank dalam posisi long (aktiva valas lebih
besar dari oasiva valas) atau overbought dalam suatu mata uang dan nilai tukarnya turun
(mengalami depresiasi), maka bank akan menanggung rugi karena nilai uang yang
dipelihara dalam posisi tertentu menjadi turun.
b. Liquidity risk (mismatch maturity) risiko ini muncul pada saat kewajiban dalam suatu
mata uang jatuh tempo lebih cepat dari aktivanya.
c. Interest rate risk, adalah risiko yang timbul karena adanya perubahan tingkat suku
bunga.
d. Credit risk, adalah risiko yang timbul bila nasabah gagal memenuhi kewajibannya pada
saat kredit jatuh tempo.
Adanya resiko pada transaksi vals menyebabkan perlunya diteteapkan serangkaian parameter
dan limit. Limit yang ditentukan antara lain currency limit (pembatasan volume transaksi
dalam suatu jenis mata uang), counterparty limit (pembatasan volume transaksi terhadap
lawan bisnis), intraday (pembatasan transaksi untuk seorang dealer setiap hari), overnight
(pembatasan volume transaksi dalam mengambil posisi semalam/sehari), cut loss limit
(pembatasan besarnya kerugian yang dapat diterima dan selebihnya transaksi harus
dihentikan).
MANAJEMEN ASET DAN LIABLITISA (ALMA) Page 11
Perubahan nilai tukar suatu mata uang dapat terjadi setiap saat, karena berbagai peristiwa
seperti:
Tingkat suku bunga dalam negeri dapat memenuhi nilai mata uang.
Neraca perdagangan suatu Negara dapat member dorongan yang kaut terhadap nilai
tukar uang.
Ketidakpastian politik.
Menguatnya harga barang-barang ekspor.
Satu atau lebih Bank Sentral.
Perubahan suku bunga di pasar-pasar uang terkemuka.
Pecahnya suatu perang besar.
Posisi Devisa Neto (Net Open Posotion/NOP)
Kegiatan valas dapat menempatkan suatu bank dalam posisi tertentu seperti long, short
atau square. Bank dikatakan mempunyai posisi long dalam suatu mata uang apabila aktiva
valas lebih besar dari pasiva valas dalam mata uang tersebut. Sedang posisi short apabila
pasiva valas lebih besar dari aktiva valas dalam mata uang yang bersangkutan. Apabila
jumlah aktiva dan pasiva valas adalah sama, maka bank dikatakan dalam posisi square.
Manajemen Valas
Ada 2 tujun pokok dalam pengelolaan valas yaitu:
a. Mengelola jumlah dan risiko valas keseluruhan terkait dengan kesenjangan pada mata
uang asing
b. Memaksimalkan pendapatan valas bank dengn bats-batas risiko yang dapat diterima.
Adanya ririko pada transaksi valas menyebabkan perlunya ditetapkan serangkaian
parameter dan limit. Dalam menempatkan limit tersebut, manajemen valas harus
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
MANAJEMEN ASET DAN LIABLITISA (ALMA) Page 12
a. Komposisi suatu mata uang yang dipelihara bank bergantung dari kuat atau lemahnya
suatu mata uang.
b. Ketentuan posisi devisa neto yang ditetapkan Bank Indonesia.
c. Tujuan penetapan besarnya limit harus terpadu dengan tujuan manjemen likuditas dan
gap.
d. Besarnya limit untuk masing-masing dealer dikaitkan dengan tingkat kemahiran dan
pengalaman..
e. Secar periodic ditetapkan limit masing-masing valas untuk intraday, overnight dan
week end.
f. Limit cut loss yang mencakup seluruh posisi jual beli, yaitu limit yang mensyaratkan
posisi tertentu yang harus dilikuidasi/dieksekusi bila kerugian telah melampaui jumlah
yang ditetapkan.
g. Pendelegasian wewenang tertentu kepada chief dealer dan dealer lainnya untuk
melakukan kegiatan dalam sublimit yang diberikan.
h. Penetapan credit lines bagi seluruh “dealing counterparties”
MANAJEMEN PRICING
Manajemen Pricing
Manajemen pricing adalah suatu kegiatan manajemen untuk menentukan tingkat suku
bunga dari produ-produk yang ditawarkan bank, baik di sisi aset maupun liabilities. Tujuan
utama dari manajemen pricing adalah untuk mendukung strategi dan taktis ALMA bank
dalam mencapai tujuan-tujuan operasional-operasional lainnya dan mencapai tujuan
penghasilan bank
Penetapan tingkat suku bunga (interest rate) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
MANAJEMEN ASET DAN LIABLITISA (ALMA) Page 13
a. Kelompok pinjaman, faktor-faktor tersebut adalah cost of funds, premi resiko, biaya
pelayanan, termasuk biaya overhead dan personal, margin keuntungan, dan frekuensi
repricing.
b. Kelompok simpanan.yang dipertimbangkan adalah cost of funds, biaya pelayanan,
termasuk biaya overhead dan personel, margin keuntungan, struktur target maturity,
pricing yield curve simpanan berjangka, dan cadangan wajib minimum likuditas
(CMW).
Penetapan Suku Bunga Pinjaman (Lending Rate)
Pada dasarnya pricing pinjaman harus ditetapkan minimal dapat menutupi semua biaya
yang berkaitan dengan pinjaman sehingga diperoleh pengembalian yang memadahi. Selain
itu penetapan pricing pinjaman juga untuk mencapai target pangsa pasar, penetrasi sektor
ekonomi, dan pertumbuhan aktiva serta kualitasnya disamping mencapai target manajemen
gap.
Tingkat suku bunga tersebut ditetapkan atas dasar metode pricing yang rasional dengan
mempunyai 5 komponen utama, yaitu:
1. Cost of funds, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan dana tersebut.
2. Premi resiko industri yang bervariasi menurut jenis industri.
3. Premi resiko perusahaan/debitur yang mencerminkan resiko berkaitan dengan debitur-
debitur tetentu
4. Biaya perjalanan termasuk biaya personel dan overhead.
5. Margin keuntungan yang disesuaikan dengan resiko kredit yang kemungkinan timbul
dan disesuaikan dengan situasi persaingan atau untuk mencapai tujuan-tujuan
strategis.
Lending Rate (LR) dirumuskan sebagai berikut:
MANAJEMEN ASET DAN LIABLITISA (ALMA) Page 14
LR = COM + RISK COST + SPREAD
1. COM (Cost Of Money) merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan produk pinjaman yang terdiri dari biaya seluruh dana yang dapat
dipinjamkan (Cost of Loanable fund/COLF) dan Biaya overhead (OHC)
a. Cost of Loanable Fund (COLF) adalah seluruh biaya dana yang dikeluarkan
untuk mendapatkan dana termasuk cadangan yang diperlukan (Reserve
Requirement/RR).
b. Cost of Fund (COF),terdiri dari:
Biaya bunga dana, yaitu seluruh biaya dana yangdibayarkan kjepada
nasabah simpanan baik dalam bentuk giro, Deposito,dan tabungan.
Biaya promosi dana, yaiyi biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka
memperlancar pengerahan dana.
c. Overhead Cost (OHC), biaya-biaya diluar biaya dana yang dipergunakan untuk
mendukung pengerahan dana tersebut.
2. Risiko Kredit (Risk Cost) merupakan biaya yang ditanggung banksebagai akibat
kegagalan nasabah dalam melunasi kewajibannya.
3. Spread, merupakan bagian keuntungan yang ditargetkan bank. Target keuntungan
yang ingin dicapai pada umumnya dijabarkan dalam besaran Return On Asset
(ROA).
Penetapan Suku Bunga Pinjaman
Tujuan pricing simpanan antara lain untuk meningkatkan jumlah dana yang lebih
murah dibandingkan dengan suku bunga pasar, mendukung pemenuhan batasan-
batasan dan target-target likuiditas dengan menyediakan dana yang sesuai dengan
jangka waktu yang diinginkan, mencapai target jumlah simpanan yang berjangka
MANAJEMEN ASET DAN LIABLITISA (ALMA) Page 15
COM = COLF + OHC
COLF =
waktu sesuai dengan interest maturity target, dan mendukung pencapaian target posisi
simpanan valas sesuai jenis mata uang tertentu yang diinginkan.
Dalam hal ini terdapat empat komponen utama yang menjadi biaya dari suatu
simpanan, yaitu:
Suku bunga yang dibayarkan kepada deposan berkaitan dengan simpanannya
atau suku bunga nominal.
Biaya cadangan wajib likuiditas.
Biaya pelayanan yang termasuk biaya personel dam biaya “overhead”.
Margin keuntungan termasuk target penghasilan dari sumberdana pasar.
MANAJEMEN ASET DAN LIABLITISA (ALMA) Page 16