mata

24
KELOPAK MATA ANATOMI KELOPAK MATA (PALPEBRA) Kelopak mata berada di depan bola mata, berfungsi seperti jendela untuk melindungi mata dari trauma maupun sinar yang terlalu kuat. Selain itu juga berfungsi dalam sistem penyaluran air mata. Tiap kelopok mata dibagi oleh sulcus horizotalis (fornix) menjadi bagian orbital dan tarsal. Serta dibagi pula bagian superior dan inferior. Kedua kelopak mata bertemu di sudut medial dan lateral membentuk kantus medialis dan lateralis, kantus medialis lebih tinggi ±2mm dibandingkan kantus lateralis. Arpetura/fisura palpebra adalah jarak antara palpebra superior dan inferior. Anatomi Palpebra Struktur Tiap palpebra terdiri dari lapisan (dari luar ke dalam) : 1. Kulit : elastis, halus, dan paling tipis pada tubuh 2. Jaringan subkutaneus areolar : sangat longgar/elastis dan tidak mengandung lemak, mudah membesar saat ada udim atau darah 3. Lapisan otot bergaris. Terdiri dari otot orbicularis oculli yang dipersarafi n.facialis dan pada palpebra superior terdapat otot levator palpebra superior yang dipersarafi n.occulomotorius 4. Jaringan submuskular areolar : jaringan longgar, banyak terdapat pembuluh darah dan saraf. 5. Jaringan fibrosa

Upload: a26y

Post on 08-Nov-2015

44 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

mata

TRANSCRIPT

KELOPAK MATAANATOMI KELOPAK MATA (PALPEBRA)

Kelopak mata berada di depan bola mata, berfungsi seperti jendela untuk melindungi mata dari trauma maupun sinar yang terlalu kuat. Selain itu juga berfungsi dalam sistem penyaluran air mata.Tiap kelopok mata dibagi oleh sulcus horizotalis (fornix) menjadi bagian orbital dan tarsal. Serta dibagi pula bagian superior dan inferior. Kedua kelopak mata bertemu di sudut medial dan lateral membentuk kantus medialis dan lateralis, kantus medialis lebih tinggi 2mm dibandingkan kantus lateralis. Arpetura/fisura palpebra adalah jarak antara palpebra superior dan inferior.

Anatomi Palpebra

StrukturTiap palpebra terdiri dari lapisan (dari luar ke dalam) :1. Kulit : elastis, halus, dan paling tipis pada tubuh2. Jaringan subkutaneus areolar : sangat longgar/elastis dan tidak mengandung lemak, mudah membesar saat ada udim atau darah3. Lapisan otot bergaris. Terdiri dari otot orbicularis oculli yang dipersarafi n.facialis dan pada palpebra superior terdapat otot levator palpebra superior yang dipersarafi n.occulomotorius4. Jaringan submuskular areolar : jaringan longgar, banyak terdapat pembuluh darah dan saraf.5. Jaringan fibrosa6. Jaringan otot polos : terdapat otot palpebra Muller, dipersarafi sistem saraf simpatis7. Konjunctiva

Gambar Struktur kelopak mata (Palpebra superior)

Struktur mata yang berfungsi sebagai proteksi lini pertama adalah palpebra. Fungsinya adalah mencegah benda asing masuk dan juga membantu proses lubrikasi permukaan kornea serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea. Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata.Dapat membuka diri untuk memberi jalan masuk sinar kedalam bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan.

Pembasahan dan pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata. Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk. Gangguan penutupan kelopak akan mengakibatkan keringnya permukaan mata sehingga terjadi keratitis et lagoftalmos.

Pembukaan dan penutupan palpebra diperantarai oleh muskulus orbikularis okuli dan muskulus levator palpebra. Muskulus orbikularis okuli pada kelopak mata atas dan bawah mampumempertemukan kedua kelopak mata secara tepat pada saat menutup mata. Pada saat membuka mata, terjadi relaksasi dari muskulus orbikularis okuli dan kontraksi dari muskulus levator palpebra di palpebra superior. Otot polos pada palpebra superior atau muskulus palpebra superior (Mller muscle) juga berfungsi dalam memperlebar pembukaan dari kelopak tersebut. Sedangkan, palpebra inferior tidak memiliki muskulus levator sehingga muskulus yang ada hanya berfungsi secara aktif ketikamemandang kebawah (Encyclopdia Britannica, 2007) Selanjutnya adalah lapisan superfisial dari palpebra yang terdiri dari kulit, kelenjar Moll dan Zeis, muskulus orbikularis okuli dan levator palpebra. Lapisan dalam terdiri dari lapisan tarsal, muskulus tarsalis, konjungtiva palpebralis dan kelenjar meibom (Wagner, 2006)Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 bush di kelopak atas dan 20 pada kelopak bawah).Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra. Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V, sedang kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V.

Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli. Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang menghasilkan musin.

Kelenjar pada Palpebra1. Kelenjar Meibomian2. Kelenjar Zeis3. Kelenjar Moll4. Kelenjar Aksesorius Lakrimalis dari Wolfring

Gambar Kelenjar dari palpebra

Persarafan Palpebra Motorik: N.Facialis M.Orbicularis occuli N.Oculomotorius M. Levator Palpebra Superior Sensoris: N.Trigeminus (V1)

Kelainan kelopak Mata

Trikiasis Trikiasis dimana bulu mata mengarah pada bola mata .yang akan menggosok kornea atau konjungtiva. Biasanya terjadi bersama penyakit lain seperti trakoma, sikatrisial pemfigoid, trauma kimia basa, dan trauma kelopak lainnya. Gejalanya adalah konjungtiva kemotik dan hiperemi, pada kornea terdapat erosi, keratopati dan ukus. Pasien akan mengeluh, fotofobia, Iakrimasi, dan seperti kelilipan. Penyulit yang dapat terjadi adalah erosi kornea dan tukak kornea. Pengobatan sementara dengan epilasi atau mencabut bulu yang salah tumbuh. Biasanya kejadian akan berulang akibat pertumbuhan bulu mata dalarn 6-8 minggu. Dapat efektif dengan melakukan elektrolisis. Bila akan dilakukan pada bagian yang lebih luas maka dilakukan dengan terapi kilo. Pada trakoma dengan trikiasis dilakukan tarsotomi atau dibedah plastik.

Entropion Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo palpebra ke arah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan konjungtiva dan kornea atau apa yang disebut sebagal trikiasis. Penyebab entropion dapat akibat terbentuknya jaringan perut yang terjadi pad trakoma, atau akibat mekanik dan spasme otot orbikular terutama otot Rioland pada spasme tertentu. Entropion dapat akibat senilitas, spasme, sikatrik, dan lainnya. Pada trakoma entropion terdapat pada kelopak atas. Pengobatannya adalah operasi plastik atau suatu tindakan tarsotomi pada entropion akibat trakoma.

Ektropion Ektropion merupakan kelainan posisi kelopak mata dimana tepi kelopak mata membesar atau mengarah keluar sehingga bagian dalam kelopak mata atau konjungtiva tarsal berhubungan langsung dengan dunia luar. Ektropion dapat disebabkan kelainan kongenital, paralitik, spasme, atonik, semi, mekanik, dan sikatrik. Pada ktropion senil terjadi akibat relaksasi atau kelumpuhan kelopak mata bawah. Ektropiori akan memberikan keluhan epifora, mata merah dan meradang. Akibat ektropion tidak jarang terjadi lagoftalmos sehingga akan terjadi konjungtivitis dan keratitis. Pengobatan ektropion adalah dengan bedah pastik.

Distikiasis Terdapatnya penumbuhan bulu mata abnormal atau terdapatnya duplikasi bulu mata daerah tempat keluarnya saluran Meibom. Berbentuk lebih halus, tipis dan pendek dibanding bulu mata normal. Dapat tumbuh ke dalam sehingga mengakibatkan bulu mata menusuk jaringan bola mata atau trikiasis.Bersifat kongenital yang dominan. Biasanya disertal kelainan kongenital lainnya. Pengobatan distrikiasis bila telah memberikan penyulit berupa epilasi atau melakukan krioterapi pada folikel rambut sehingga bulu mata tersebut tidak tumbuh lagi.

Lagoftalmos Lagoftaimos adalah suatu keadaan dimana kelopak mata tidak dapat menutup bola mata dengan sempurna. Kelainan ini akan mengakibatkan trauma konjungtiva dan kornea, sehingga konjungtiva dan selaput bening menjadi kering dan terjadi infeksi. Infeksi ml dapat dalam bentuk konjungitivitis atau suatu keratitis. Sebab terjadinya lagoftalmos dapat akibat terbentuknya jaringan perut atau sikatrik yang menarik kelopak, ektropion, paralisis orbikularis okuli, eksoftalmos goiter, dan terdapatnya tumor retrobulbar. Lagoftalmos dapat terlihat pada pasien dalam keadaan koma dimana pada pasien koma biasanya tidak terjadi refleks mengedip. Lagoftaimos parsial pada waktu tidur dapat ditemukan pada waktu tidur dapat ditemukan pada pasien histeria, lelah, dan anak sehat. Pengobatan pada lagoftaimos merupakan usaha mempertahankan bola mata tetap basah dengan memberikan air mata buatan. Kadangkadang dipergunakan lensa kontak untuk mempertahankan air mata tetap berada dipermukaan kornea. Bebat dengan kasa sebaiknya berhati-hati karena akan mengakibatkan permukaan kornea kering sehingga terjadi erosi kornea. Ella keadaan terlalu berat maka dilakukan blefarorafi dengan menjahit dan mendekatkan kedua kelopak atas dengan bawah.

Xantelasma Xantelasma merupakan xantomatosis kutan dengan terdapatnya penonjolan ringan kulit kelopak bulat atau lonjong yang berwarna kuning, yang biasanya terletak dekat kantus intemus. Xantelasma merupakan bentuk degenerasi lemak pada kulit kelopak nasal bawah dan atas sehingga memberikan gambaran kupukupu yang berwarna kuning jingga pada pangkal hidurig. Kelainan mi berhubungan erat dengan kadar kolesterol dalam serum, hiperlipidemia esensial atau pasien diabetes melitus. Dan terlihat pada wanita dalam masa klimakterum, yang berjalan progresif secara perlahan-lahan.Pengobatan didasarkan pada akibat kosmetik yang terjadi dengan melakukan ekstirpasi pada xantelasma tersebut. Pembedahan untuk memperbaiki kosmetik dapat dilakukan dengan memperhatikan kemungkinan akan terjadinya ektropion. Pengobatan dapat dengan pengontrolan pada hiperlipidemia yang akan regresi Iambat daripada xantelasma.

Koloboma kelopak Merupakan kelainan kongenital kelopak dimana terlihat celah kelopak pada bagian tengah setengah nasal atas. Kadang-kadang terdapat sekelompok jaringan yang menghubungkan koloboma dengan kelopak. Kelainan in terjadi akibat tidak sempurnanya menutup celah embrional fasial. Pengobatan dengan suatu pemberian dilakukan untuk kosmetik atau untuk mengatasi penyulit yang terjadi. Penyulit pada keadaan koloboma palpebra adalah terjadinya lagoftalmos, disertai timbulnya konjungtivitis dan keratitis.

Ptosis Ptosis merupakan keadaan dimana kelopak mata atas tidak dapat diangkat atau terbuka sehingga celah kelopak mata menjadi lebih kecil dibandingkan dengan keadaan normal. Keadaan ini terutama terjadi akibat tidak baiknya fungsi m. levator palpebra, lumpuhnya saraf ke III untuk levator palpebra atau dapat pula terjadi akibat jaringan penyokong bola mata yang tidak sempurna, sehingga bola mata tertarik ke belakang atau enoftalmos. Penyebab ptosis adalah kelainan kongenital, miogenik, dan neurogenik. Ptosis juga dapat terjadi pada miastenia gravis pada satu mata atau kedua mata. Bila ptosis terjadi sejak lahir atau kon9enital dan tidak segera di atasi dapat mengakibatkan terjadinya arflbliopia eks anopsia pada mata bayi tersebut. Pengobatan adalah dengan memperbaiki fungsi otot levator dengari memperpendek levator sehingga tarsus akan terangkat.

Pseudoptosis Bila terdapat suatu kelainan pada kelopak sehingga mengakibatkan kelopak tidak mudah bergerak atau diangkat maka keadaan ni disebut sebagal pseudoptosis. Pseudoptosis akan mengakibatkan tertutupnya bola rnata oleh kelopak. Pesudoptosis dapat terlihat pada kelainan kelopak seperti hordeolum, kalazion, tumor kelopak ataupun blefarokalasis yang mengakibatkan kelopak tersebut sukar terangkat. Pengobatan yang diberikan pada ptosis adalah dengan mengobati dan menghilangkan penyebab pseudoptosis tersebut.

Kelainan kelopak Mata Objektif Kelainan objektif yang dapat ditemukan pada pemeriksaan di kamar terang di bahas di bawah ini:

Kelainan palpebra superiorPada kelopak mata dapat ditemukan kelainan berikut:- Bengkak difus, terdapat pada sindrom nefrotik, penyakit jantung, anemia, dakrioadenitis, dan hipertiroid- Bengkak berbatas tegas, kalazion, tumor- Blefarospasme, kedipan kelopak yang keras dan hilang waktu tidur Blefarospasme, renjatan otot orbikularis okuli kelopak akibat spasme, letih atau rentan. Merupakan tindakan memejamkan mata dengan kuat yang tidak disadari, yang dapat berlangsung beberapa detik sampal beberapa jam. Blefarospasme terjadi bila terdapat erosi kornea, .uveitis anterior, glaukoma akut, glaukoma kongenital. BIefarospasmt esensial tidak diakibatkan kelainan organk dan biasanya teqadi pada kedua mata. Blefarospasme dapat pula diternukan pada pasien psikiatrik dan histeria.- Ekimosis, kulit kelopak yang berubah warna akibat ekstravasasi darah sesudah suatu trauma- Ektropion, melipatnya tepi kelopak ke arah luar bola mata. Ekstropion dapat disebabkan senilitas, paralitik, sikatriks, spasme, dan tumor kelopak.- Entropion, terbalik atau membalik ke dalam tepi jaringan, terutama tepi kelopak bawah. Pada trakoma entropion terdapat pada kelopak atas. Entropion dapat terjadi skibat senilitas, spasme, sikatriks, dan lainnya- Lagoftalmos, kelopak yang tidak dapat menutup sempurna- Merah, radang, tumor- Pseudoptosis, kelopak sukar terangkat akibat beban kelopak Pseudoptosis terdapat pada enoftalmos, ftisis bulbi, kalazion atau tumor kelopak Iainnya, edema palpebra, dan blefarokalasis.- Ptosis, kelopak sukar terangkat atau kelopak seperti jatuh. Ptosis biasanya terdapat pada usia lanjut apalagi setelah pembedahan intraokular, miastenia gravis, sindrom Homer, palsi N III, suntikan toksin botulinum- Sakit kelopak pada tekanan biasanya radang- Sikatriks, jaringan parut pada kelopak- Supersilia, ada atau tidak adanya kelainan kedudukan alis akibat madarosis atau jaringan parut atau tindakan kosmetik- Trikiasis, silia atau alis mata tmbuh salab arah sehingga dapat merusak kornea akibat tergesek bulu mata pada kornea dan konjungtiva. Trikiasis dapat disebabkan blefaritis, enteropion.- Xantelasma, penimbunan deposit berwarna kekuning-kuningan pada kelopak, terutama nasal atas dan bawah, Xantelasma biasanya dihubungkan dengan hiperlipemia dan dapat tanpa hiperlipemia seperti pada histiositosis dan retikulohistositoma.

Kelainan palpebra interior Kelainannya biasanya:- Sama dengan palpebra superior- Sakus Iakrimal bengkak, merah, ditekan keluar sekret- Fungsi ekskresi sistem lakrimal diperiksa dengan uji anel- Madarosis, rontoknya supersiliaFisuria palpebra- Normal- Kecil atau sempit- Besar atau lebar- Blefarofimosis, celah kelopak sempit dan kecilMargo palpebra- Silia lengkap- Trikiasis, penumbuhan silia terbalik sehingga merangsang konjungtiva dan kornea- Pungtum kelenjar Meibom mengeluarkan sekret- Merah dan sakit- Merah, sakit dan ulseratif

SISTEM LAKRIMALAnatomi

Aparatus lakrimal terdiri dari bagian sekresi dan ekskresi. Komponen sekresi terdiri atas kelenjar yang menghasilkan berbagai unsur pembentuk cairan air mata. Volume terbesar air mata dihasilkan oleh kelenjar air mata utama yang terletak di fossa lakrimal di kuadran temporal atas orbita. Selain kelenjar air mata utama terdapat kelenjar lakrimal tambahan. Meskipun hanya sepersepuluh dari massa utama, namun mempunyai peran yang penting. Bagian sekresi terdiri dari:a) Glandula lakrimalb) Duktus lakrimal

Glandula lakrimal terdiri dari 2 bagian:a) bagian atas yang lebih besar letaknya di fossa lakrimal os frontalisb) bagian bawah yang terletak di bawah konjungitva fornix superior bagian temporal

Gambar 2.1. Sistem lakrimal bagian sekresi dan ekskresiSelain itu, glandula lakrimalis aksesori, glandula Krause dan Wolfring yang terletak di dalam substansia propria di konjungtiva palpebra turut berperan dalam mengsekresikan komponen aquos air mata. Kelenjar Krause dan Wolfring identic dengan kelenjar utama namun tidak mempunyai system saluran.

Bagian ekskresi terdiri dari:

a) Pungtum lakrimal superior dan inferiorb) Kanalikuli lakrimal superior dan inferiorc) Sakus lakrimal d) Duktus nasolakrimale) Meatus inferior

Air mata mengalir dari lacus lakrimalis melalui punctum superior dan inferior dan kanalikuli ke saccus lakrimalis, yang terletak di dalam fossa glandula lakrimalis. Duktus nasolakrimalis berlanjut ke bawah dari sakus dan bermuara ke meatus inferior rongga hidung, lateral terhadap turbinatus inferior. Air mata diarahkan ke dalam punctum oleh isapan kapiler, gravitasi, dan kedipan palpebral. Kombinasi kekuatan isapan kapiler dalam kanalikuli, gravitasi dan aktivitas memompa otot Horner ke belakang saccus lakrimalis akan meneruskan aliran air mata ke bawah melalui ductus nasolacrimalis ke dalam hidung.

Perdarahan kelenjar air mata berasal dari arteria lakrimalis. Vena dari kelenjar bergabung dengan vena ophthalmica. Drainase linfe bersatu dengan pembuluh limfe konjungtiva dan mengalir ke kelenjar getah bening preaurikular.

Kelenjar air mata dipersarafi oleh:

a) nervus lakrimalis (sensoris), suatu cabang dari divisi pertama trigeminusb) nervus petrosus superficialis magna (sekretoris), yang dating dari nucleus salivarious superiorc) saraf simpatis yang menyertai arteria dan nervus lakrimalis

2.2 Fisiologi

Sekretnya dikeluarkan melalui 6-12 saluran yang berjalan kebawah dan bermuara di konjungtiva forniks superior bagian temporal. Pada bayi yang baru lahir, air mata belum dibentuk dan baru di bentuk pada umur 3 minggu. Dengan berkedip, air mata disalurkan ke seluruh bagian anterior mata dan terkumpul di daerah sakus lakrimal. Dengan berkedip, m. orbukularis okuli menekan pada sakus lakrimal, sehingga menimbulkan tekanan negative didalamnya.

Gambar 2.2. Fisiologi air mata

Pada waktu mata dibuka, dengan adanya tekanan negative ini, air mata dapat terserap pungtum lakrimal dan seterusnya sampai ke meatus inferior, yang bermuara di bawah concha nasalis inferior. Air mata tidak meleleh melalui hidung, oleh karena rongga hidung mengandung banyak pembuluh darah, sehingga suhunya panas, ditambah dengan pernafasan, sehingga mempercepat penguapan. Air mata tidak meleleh melalui pipi juga, karena isi dari glandula meibom menjaga tertutup rapatnya margo palpebral pada waktu berkedip. Air mata membasahi epitel konjungtiva dan kornea dengan ketebalan 7-10 mikrometer terdiri dari campuran air mata yang dibentuk kelenjar air mata, sekresi kelenja goblet dan kelenjar meibom.

Air mata ini berguna untuk:

a) Membuat permukaan kornea menjadi licinb) Membasahi permukaan konjungtiva dan kornea, untuk menghindari kerusakan epitel pada jaringan tersebutc) Untuk mencegah berkembangnya mikroorganisme pada konjungtiva dan kornea karena sifatnya antibakteri

Air mata mengandung protein, gamma globulin (IgA, IgG, IgE), lisozim, betalisin, glukosa, ion kalium, natrium. Ph rata-rata air mata 7,35. Dalam keadaan normal, air mata bersifat isotonic. Lisozim bersama gamma globulin IgA menyebabkan lisis dari bakteri. Akhir-akhir ini ditemukan betalisin di dalam air mata, yang uga mempunyai antibakteri seperti lisozim.

Air mata yang menutupi epitel kornea dan konjungtiva terdiri dari 3 lapisan:

a) Lapisan superfisial terdiri dari secret glandula Meibomb) Lapisan tengah mengandung cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar air matac) Lapisan terdalam terdiri dari lapisan mucin, yang dibentuk oleh sel goblet dan membasahi seluruh permukaan epitel kornea dan konjungtiva

Dengan adanya kedipan mata, permukaan kornea dan konjungtiva dijaga tetap basah dan licin.

Komponen lipid air mata disekresi oleh kelenjar Meibom dan Zeis di tepian palpebra. Sekresi lipid ini dipengaruhi oleh serabut saraf kolinergik yang berisi kolin esterase. Selain itu sekresi kelenjar ini dipengaruhi oleh hormone androgen sementara hormone antiandrogen dan estrogen akan menekan sekresi kelenjar lipid. Reflex mengedip juga memegang peran penting dalam sekresi oleh kelenjar meibom dan zies. Mengedip menyebabkan lipid mengalir ke lapisan air mata.

Komponen aquos air mata disekresi oleh glandula lakrimalis dan glandula lakrimalis aksesori, kelenjar Krause dan Wolfring. Kelenjar Krause dan Wolfring identic dengan kelenjar utama namun tidak mempunyai system saluran. Glandula lakrimalis aksesori, glandula Krause dan Wolfring terletak di dalam substansia propria di konjungtiva palpebra. Mekanisme sekresi aquos dipersarafi oleh saraf kranial V (trigeminus). Stimulasi reseptor saraf V yang terdapat di kornea dan mukosa nasal memacu sekresi air mata oleh kelenjar lakrimalis.

Komponen musin lapisan air mata diskresi oleh sel goblet konjungtiva dan sel epitel permukaan. Mekanisme pengaturan sekresi musin oleh sel ini tidak diketahui. Hilangnya sel goblet berakibat mengeringnya kornea meskipun banyak air mata dari kelenjar lakrimal.

Gambar 2.3. Struktur air mata Test Pada Mata

1. Uji EdrofoniumUji ini dilakukan untuk mengetahui adanya miastenia gravis. Dosis dewasa atau tensilon atau edrofonium klorida adalah 10 mg, dimana 2 mg disuntikan terlebih dahulu intravena. Setelah suntikan 2 mg ini pada pasien diperhatikan efek samping yang mungkin terjadi seperti pucat, pusing, berkeringat, mata berair dan kejang perut.

Bila tidak terjadi efek samping sisa 8 mg disuntikan secara perlahan-lahan. Bila terdapat miastenia gravis maka kelopak mata dapat diangkat dalam waktu 1-5 menit. Bila tidak terdapat perubahan maka hal ini menunjukan tidak adanya miastenia gravis.

Bila ada reaksi kolinergik seperti fasikulasi otot lintang dan bertambahnya, kelumpuhan otot segera diberi 0,4-0,5 mg atropon intra vena.

2. Aparatus LakrimalPemeriksaan fungsi sistem lakrimal dan kelopak.

3. Uji Anel, (untuk mengetahui fungsi sistem lakrimal)Dominique Anel, adalah seorang ahli bedah Perancis, 1679-1730 yang memeriksa fungsi ekskresi lakrimal.Diberikan anestesia topikal dan dilakukan dilatasi pungtum lakrimal. Jarum anel dimasukkan pada pungtum dan kanalikuli lakrimal. Dilakukan penyemprotan dengan garam fisiologik. Ditanyakan apakah pasien merasakan cairan masuk kedalam tenggorokannya, atau dilihat apakah terjadi refleks menelan pada pasien. Bila hal ini ada, berarti fungsi ekskersi sistem lakrimal baik. Sedang bila tidak ada, berarti terdapat penyumbatan duktus nasolakrimal.

4. Uji Rasa, (untuk fungsi ekskresi lakrimal)Satu tetes larutan sakarin diteteskan pada konjunctiva, bila pasien merasa manis setelah 5 menit berarti sistem eksresi air mata baik.

5. Uji Schirmer 1, (untuk keratokonjungtiva sika)

Merupakan pemeriksaan sekresi total air mata (refleks dan basal). Penderita diperiksa di kamar penerangan redup dan tidak mengalami manipulasi mata berlebihan sebelumnya.Sepotong kertas filter atau kertas filter Whatman no.41 lebar 5 mm panjang 30 mm diselipkan pada forniks konjungtiva bulbi bawah, ujung lain kertas menggantungbpada bagian kertas yang terjepit pada forniks inferior tersebut. Bila sesudah 5 menit kertas ini tidak basah menunjukan air mata kurang.

Uji ini merupakan uji untuk menilai kuantitas dan tidak kualitas air mata yang tidak berhubungan dengan kadar mucin yang dikeluarkan sel goblet.Bila setelah 5 menit seluruh filter basah maka ini tidak banyak nilainya karena refleks mungkin terlalu kuat. Bila bagian yang basah kurang dari 10 mm berarti fungsi sekresi air mata terganggu, bila lebih dari 10 mm maka berarti hipersekresi atau pseudoepifora.

6. Uji Schirmer II, (untuk sekresi lakrimal)

Uji ini dilakukan bila pada test schirmer I kertas basah kurang dari 10 mm dalam 5 menit, dinilai apakah hal ini disebabkan hambatan kelelahan sekresi atau fungsi kurang dari refleks sekresi.

Pada satu mata diteteskan anestesi topikal dan diletakkan kertas schirmer. Hidung dirangsang dengan kapan selama 2 menit. Dilihat basahnya kertas filter setelah 5 menit. Bila tidak basah berarti refleks sekresi gagal total. Pada keadaan normal kertas filter akan basah 15 mm setelah 5 menit.