mata kuliyah ulumul qur

Upload: saharunanetz

Post on 10-Jul-2015

122 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

MATA KULIYAH ULUMUL QUR'AN 6 KALI PERTEMUAN

,PERTEMUAN I ILMU AL-QUR'AN .Pendahuluan.1 Apa yang dimaksud dengan llmu al-Qur'an .2 Difinisi AL-qur'an .3 Beberapa keutamaan al-Qur'an .4 Nama-nama al-Qur'an .5 ?Kapankah permulaan turunnya al-Qur'an .6 ?Ayat yang pertama dan terakhir diturunkan .7 Ayat yang pertama turun sehubungan dengan peperangan, minuman keras .8 (khamr) dan makanan

PERTEMUAN II ASBABUL AN-NUZUL AL-QUR'AN Beberapa faedah Ilmu Asbab an-Nuzul al-Qur'an .1 Arti asbab an- nuzul al-Qur'an .2 Bagaimana cara mengetahui asbbun nuzul .3 ?Apakah ada beberapa asbabun nuzul pada satu ayat .4 Apakah suatu ibarat, dipandang dari segi umumnya lafadh, atau dari .5 ?kekhususan sebab

PERTEMUAN III HIKMAH TURUNNYA AL-QUR'AN BERANGSURANGSUR Turunnya al-Qur'an al-Karim .1 Carany al-Qur'an diturunkan .2

1

HIKMAH TURUNNYA AL-Qur'an berangsur-angsur .3 Bagaimana cara Nabi menerima al-Qur'an .4 ? Apakah sunah Nbawiyah wahyu Alah .5

PERTEMUAN IV PENGUMPULAN AL-QUR'AN Pengumpulan Al-Qur'an di masa Nabi .1 a. Pengumpulan al-Qur'an dalam dada b. Pengumpulan Al-Qur'an dalam entuk tulisan Pengumpulan Al-Qur'an di masa Abu Bakar .2 Beberapa pertanyaan sekitar pengumpulan al-Qur'an .3 Langkah yang tepat dalam pengumpulan al-Qur'an .4 Beberapa keistmewaan Mushhaf Abu Bakar .5 Mengapa Al-Qur'an tidak dibukukan dalam satu mushhaf di masa Nabi .6 Pengumpulan Al-Qur'an di masa Utsman .7 Motif Utsman mengumpulkan al-Qur'an .8 Perbedaan antara Mushahf Abu Bakar dengan Mushaf Utsman .9

PERTEMUAN V KEMU'JIZATAN AL-QUR'AN Perhatian mempelajari al-Qur'an al-Karim .1 AL-qur'an mu'jizat Muhammd yang abdi .22 Arti kemu'jizatan Al-Qur'an .3 ?Kapan kemu'jizatan itu dapat dibuktikan .4 ?Salah satu contoh kemu'jizatan al-Qur-an .5 Syarat-syarat mu'jizat Ilahi .6 Berupa apa kemu'jizatan al-Qur'an .7

2

GOLONGAN SYARFAH .8 Beberapa 'pendapat 'Ulama tentang kemu;jizatn al-Qur'an .9 : Beberapa segi kemu'jizatan al-Qur'an .10 a. Gaya bahasa (b. Susunan kalimat (Uslub c. Segi ketiga dari I'jaz d. Undang-undang Ilahi yang sempurna e. Berita tentang hal-hal yang gaib :f. Sejalan dengan ilmu pengetahuan modern, seperti (Manunggalnya alam(kosmos .(1 Asal kejadian alam .(2 (Berkurangnya zat asam (oxygen .(3 Pembagian atoom .(4 (Perjodohan bagi semua benda (makhluk .(5 Selaput rahim/kanungan .(6 .Penyerbukan dengan angina .(7 Sel-sel (benih) hidup .(8 Penyelidikan dengan sidik jari manusi .(9 g. Menepati janji (.h. Ilmu pengetahuan ( tentang aqidah, ibadah, hokum muamalah, akhlaq dsb i. Memenuhi kebutuhan manusia j. Berkesan dalam hati k. Terhindar dari pertentangan Jawaban terhadap kekhilafan pendapat mengenai adanya unsure .11 .memamlingkan

3

Ada orang yang berusaha menandingi al-Qur'an .12 .Beberapa tuduhan sekitar kemu'jizatan al-Qur'an dan bantahannya ,13

( PERTEMUAN VI TAFSIR DAN MUFASIR ( AHLI TAFSIR Mengapa menafsirkan al-Qur'an .1 Perbedaan tafsir dan ta'wl .2 : Pembagian tafsir .3 a. Tafsir Riwayat Tafsir al-Qur'an dengan al-Qur'an . (1 Tafsir al-Qur'an dengan Sunnah .(2 Tafsir Sahabat (3 ( b. Tafsir Dirayah ( ra'yu Pengertian tafsir ra'yu .(1 Bermacam tafsir ra'yu .(2 ( Pedoman penafsiran ( dengan ra'yu .(3 Ilmu yang diperlukan bagi mufassir .(4 Tingkatan tafsir .(5 Segi-segi tafsir .(6 Beberapa pendapat 'Ulama tentang kebolehan penafsiran dengan ra'yu .(7 c. Tafsir Isyari dan ghara'ib Tafsir Tafsir Isyari .(1 .a). Pengertian tafsir isyari b). Pendapat 'Ulama tentang tafsir isyari c). Beberapa persyaratan untuk diterimanya tafsir isyari d). Beberapa contoh tafsir isyari yang salah

4

e). Kesimpulan pembahasan (Ghara'ib tafsir (Tafsir yang janggal (2 a). Contoh-contoh tafsir yang janggal b). Tafsir golongan syi;ah .c). Tafsir golongan yang berlainan :(Kitab-kitab tafsir yang masyhur(riwayat, dirayat dan isyari .4 ( a). Kitab-kitab tafsir Riwayat ( ma'tsur b). Kitab-kitab tafsir Dirayah yang masyhur c). Kitab-kitab tafsir ayat ahkam d). Kitab-kitab tafsir Isyary e). Tafsir golongan Mu'tazilah dan Syi'ah f). Kitab-kitab tafsir abad Modern Sebuah peringatan tentang hadis maudhu', yang menunjukkan keutamaan .5 beberapa surat dalam al-Qur'an Apakah dalam al-Qur'an terdapat lafzh yang bukan bahasa Arab .6 Pembahasan tentang terjemah al-Qur'an .7 a. Arti terjemah b. Macam-macam terjemahan al-Qur'an c. Syarat-syarat terjemah d. Bolehkah menterjemahkan al-Qur'an secara harfiyah e. Terjemahan al-Qur'an dengan ma'na Ahli Tafsir .8 a. Ahi Tafsir golongan Shahabat b. Ahli Tafsir golongan Tabi'in

5

PERTEMUAN VII TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN TUJUH : HURUF DAN QIRAAT YANG MASYHUR Dalil-dalil diturunkannya al-Qur'an dengan tujuh huruf .1 Arti diturunkannya al-Qur'an dengan tujuh huruf .2 Perbedaan pendapat 'Ulama tentang pengertian kata "ahruf" dalam hadis .3 Apakah sampai sekarang tujuh huruf itu masih terdapat dalam mushaf-mushaf .4 Qiraat yang masyhur .5 Jumlah qiraat dan macamnya .6 Qari' tujuh yang masyhur .7

PERTEMUAN PERTAMA ILMU ALQUR'AN Pendahuluan Ilmu Tafsir dapat membantu pemahaman ilmu al-Qur'an lebih mendalam.Para 'Ulama Salaf dan Khalaf telah berusaha keras untuk melakukan studi al-Qur'an, menggali segala hal yang berhubungan dengan al-Qur'an itu. Sampai mereka pulang ke , berbagai seginya, yang hasilnya merupakan kekayaan ilmu yang tiada ternilai harganya, yang ditinggalkan kepada umat dari generasi Shahabat, Tabi'in dan .seterusnya sampai kepada kita Muhammad Aly Ash-Shabuny pernah menyatakan,1 bahwa meskipun para pujangga, sasterawan, kaum cendekia Muslim telah bekerja keras menggali isi kandungan AlQur'an, yang dapat diibaratkan bagaikan lautan ilmu itu, tetapi rasanya belum mendapatkan keterangan yang lebih indah dan bernilai tinggi yang telah digambarkan oleh Muhammad Rasulullah ibnu Abdullah SAW., sebagai pembawa Risalah. Beliau bersabda :" ( Inilah ) kitab Allah (Al-Qur'an), di dalamnya tertulis berita, dan catatanMuhammad Aly Ash-Shabuny, Pengantar Study Al-Qur'an, (Tibyan), (Alih bahasa Mukh.Chudlori 1 .Umar dkk, )PT.Al-Ma'arif, andung, 1987, hal.17-18

6

sejarah, di masa lampau, yakni oran-orang sebelum kamu, dan gambaran di masa mendatang, serta ketentuan sesamamu. Al-Qur'an itu adalah pemisah, tentang yang hak dan yang batal, yang bukan dngeng sandiwara. Siapa saja yang meninggalkannya niscya akan rusak binasa, dan siapa yang berpedoman dengan yang lainnya, niscaya akan sesat selamanya. Al-Qur'an adalah petunjuk Allah yang paten, peringatan yang luas dan jalan yang lurus. Dengan berpedoman kepadanya, hawa nafsu tidak akan menyeleweng dan ucapan tidak akan campur baur dan ngawur. Dalam menggali isinya 'Ulama tidak akan kenyang atapun bosan, bahkan sebaliknya. Keindahannya tidak akan hilang karena sering dibaca dan diulang, serta keajaibannya tak akan terputus. Al-Qur'an adalah suatu bacaan di mana para jin tak terhenti mengagumi, ketika mendengarnya, sehingga di kalangan mereka ada yang mengatakannya:" Kami ini telah mendengarkan bacaan al-Qur'an, yang sungguh menakjubkan dan membei petunjuk kejalan yang benar, karena itu kami beriman " Barangsiapa berpijak kepadanya niscaya tepat, barangsiapa yang engamalkan isinya, niscaya akan diberi jasa imbalan. Barangsiapa menetapkan hokum berdasarkan atasnya, niscaya akan adil. Dan barangsiapa mengajak orang lain untuk berpegang kepadanya, niscaya akan2

"diberi petunjuk kejalan yang lurus

.Pengertian Ilmu al-Qur'an .2 Para 'Ulama al-Qur'an mendifinisikan, bahwa "Ilmu al-Qur'an ialah segala pembahasan yang berhubungan dengan al-Qur'an, baik dari segi penyusunannya, pengumpulannya, sistimatikanya, cara penurunannya, surat Mkkiyah dan Madaniyahnya, pengetahuan tentang nasih dan mansuh, tentang ayat yang muhkamat dan musytabihat, serta pembasan-pembahasan alainnya, yang terkait dengan al.Qur'an : Tujuan dari studi al-Qur'an, antara lain.Hadis riwayat At-Tirmidzy, Bab Fadloil al-A'mal 2

7

Agar dapat memahami Kalam Allah 'Azza wa Jalla, sejalan dengan (1 keterangan dan penjelasan dari Rasul SAW., serta penjelasan yang dikutip dari para .Shahabat dan Tabi'in tentang interpretasi mereka, perihal al-Qur'an Agar mengetahui cara dan gaya yang dipergunakan oleh para mufassir (ahli .(2 tafsir) dalam menafsirkan al-Qur'an dengan disertai sekedar penjelasan tentang tokoh.tokoh ahli Tafsir yang ternama serta kelebihannya .Agar mengetahui persyaratan-persyaratan dalam menafsirkan al-Qur'an .(3 .Dan ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan .(4 Ta'rif Al-Qur'an .3 Khudhari Bik menjelaskan, bahwa al-Qur'an atau al-Kitab adalah suatu Kitab yang sudah dikenal, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. dengan berkelompok-kelompok, sejak dari malam 17 Rmadhan tahun 41 dari kelahiran beliau.3 Beliau diberi wahyu ketika bertahanuts di gua Hira', dengan ayat-ayat pertama 5 ayat dari surat al'Alaq, dan diakhiri dengan surat Al-Maidah ayat 2, pada tanggal 9 Dzul-Hijjah dari 63 tahun kelahiran beliau, pada Hari Raya Besar (Haji .(Akbar Sementara itu Muhammad Aly ash-Shabuny mendifinisikan" Al-Qur'an ialah Kalam Allah yang tiada tandingannya (mu'jizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril as., ditulis dalam mushhaf-mushhaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir(oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, .dimulai engan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Nas Difinisi tersebut banyak disepkati 'Ulama Tafsir, dengan menambah penjelasan, bahwa al-Qur'an diturunkan dengan tujuan untuk menjadi undang-undang bagi umat manusia dan petunjuk serta sebagai tanda atas kebenaran Rasul. Dan penjelasan atas.Tarikh Tasyri' Islami, terjemahan, Khudhari Bik, Darul Ihya Indonesia, Semarang, 1980, halaman 5 3

8

kenabian dan kerasulannya, dan sebagai hujjah yang kuat di hari kemudian. Dengan demikian dapat ditegaskan, bahwa al-Qur'an itu benar-benar diturunkan dari Dzat .Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji

Keutamaan Al-Qur'an .4 Para 'Ulama sepakat tentang beragam keutamaan al-Qur'an, yang dapat ditinjau dari bearagam seginya, disesuaikan dengan cara pandang atas dasar keahlian 'Ulama .yang bersangkutan Ulama ahli Tafsir melihat dan memperhatikan al-Qur'an dari segi tafsirnya,' .(1 yang dapat dibahas secara mendalam dan meluas mengenai tafsir suatu ayat ataupun .suatu surat. Mereka mengagumi betapa luasnya pengertian suatu ayat ataupun surat Ulama ahli Bahasa, tentulah memandangnya dari segi keindahan bahasanya,' .(2 Al-Qur'an itu bukan syair, bukan pula sebagi prosa, tetapi dapat merupakan kombinasi antara keduanya, mungkin juga sesekali menyerupai syair, dan di tempat lain bagaikan bahasa prosa. Tetapi dibalik itu semua, sangat dirasakan indahnya, .dalamnya pengertian dan luasnya cakupan isinya Ulama Ahli Tehnik, tentu akan melihat kandungan al-Qur'an itu dari kaca' .(3 mata tehnologi. Mereka mengagumi ayat-ayat al-Qur'an yang ternyata telah .merambah tehnologi canggih, yang telah sebagian 'Ulama tehnik memahaminya Begitulah 'Ulama ahli Kebidanan, mereka membaca dan memperhatikan .(4 tentang kejadian manusia dari nutfah, yang nempel dirahim, ia berpegang dengan kuatnya, sampai pada saat tetentu ia harus melepaskan diri dari rahim dan keluar ke .dunia dengan selamat, menjadi anggota manusia di dunia

9

Dan seterusnya, dapat dikemukakan dibawah ini ayat-ayat dan hadits yang .(5 menerangkan tentang keutamaan itu, oleh Muhammad 'Aly ash-Shabuny sebagai : berikut

1(. (29 ) 2(. ) (204 ( 24 3. ) (4. ) 5(. () (6(. ) 7(. ) ( 8(. Al-Kurtuby menjelaskan, bahwa seorang Muslim yang mempelajari dan memahami Al-Qur'an, hendaklah berbudi pekerti yang baik, sopan santun dan mengamalkan isi ajaran al-Qur'an. Sehingga seseorang yang berilmu dengan ilmu alQur'an itu, menjadikan al-Qur'an sebagai hujjah, di dalam kehidupannya dan kelak akan menjadikan hujjah di hari akherat. Hal itu telah ditegaskan dalam al-Hadis :"Al-

10

Qur'an itu adalah suatu hujjah (alasan) yang dapat bermanfaat bagimu dan dapat ." membahayakan bagimu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengemukakan : " Barangsiapa tidak mau membaca Al-Qur'an berarti ia menghindari dari Al-Qur'an; barangsiapa membaca alQur'an namun tidak mau menghayati maknanya, maka berarti pula menghindarinya. Dan barangsiapa pula yang membaca al-Qur'an serta menghayati maknanya, tetapi tidak mengamlakannya, maka iapun berarti menghindari Al-Qur'an". Dalam hal : ituIbnu Taimiyah menunjuk ayat

) (30Berkatalah Rasul itu: " Ya Tuhanku! Sesungguhnya kaumku menjadikan Al.( Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan ( al-Furqan 30 : Nama-nama al-Qur'an .5 Al-Qur'an mempunyai beberapa nama yang kesemuanya menunjukkan ketinggian dan kemulyaan serta keluhurannya, dan secara mutlak Al-Qur'an adalah kitab samawy yang paling mula. Karenanya kitab samawy itu disebut :" Al-Qur'an, AlTnzil, Al-Furqan, Adz-Dzikr, Al-Kiatab, dlsb. Seperti halnya Allah juga telah memberi sifat tentang al-Qur'an itu, antara lain dengan:" nur (cahaya), hudan (petunjuk), rahmat, syifa (obat), mau'zhah (nasehat), aziz (mulia), mubaroak (yang dierkahi), basyir (pembawa kabar gembira), nadzir (pembawa kabar buruk), dan sifat.sifat lain yang menunjuk kebesaran dan kesuciannya : Alasan pemberian nama : Karena banyak kata-kata menyebutkan dengan alQur'an .(1

(1 . )

11

) 9(

2.(

) 1(

,Alasan al-qur'an dinamai al-Furqan 3( : Alasan diberi nama Tanzl

) 291-391(4(. : Alasan diberi nama adz-Dzikr

) 9 (5(. : Alasan diberi nama al-Kitab

) 1-3(Ayat-ayat banyak menunjukkan sifat-sifat al-Qur'an yang menunjukkan .keindahan yang tiada tandingannya (mu'jizat), yang abadi bagi seorang Nabi : Diantaranya ayat-ayat itu ialah

) 471( ) 27( ) 44( ) 75( ) 71-81 (6. Ayat-ayat pertama diturunkan

21

Pertama ayat-ayat diturunkan adalah 5 ayat dari surat al-Alaq, dengan :penjelasan sebagai berikut Telah terjadi dialog antara Nabi Muhammad saw. dan Malaikat Jibril, dimana : Malaikat Jibril menyuruh nabi saw. membaca, dengan katanya

: ! :" . : ! : . ( 5-1 ) 4

Kemudian Rasulullah SAW pulang dengan membawa ayat-ayat itu dengan hati .yang berdebar-debar, demikian itu menurut riwayat Bukhari Sesungguhnya sebelum peristiwa itu telah turun sebagian irhash (tanda atau dalil) yang menujukkan atas dekatnya turun wahyu dan bukti nubuwwah bagi Rasulullah yang mulia. Di antara tanda-tanda tersebut adalah mimpi yang benar dikala beliau tidur, dimana beliau tidak pernah bermimpi sebagaimana beliau mimpikan dalam tidur. Dan di antaranya juga ialah kecintaannya / kesenagannya beliau untuk menyendiri dan berkhalwat. Beliau menyendiri/bertahannuts di gua Hira' sambil .eribadat kepada Tuhannya Mengenai Al-Qur'an diturunkan pada bulan Ramadhan, banyak pendapat 'Ulama yang demikian, seperti Syekh Khuzhari Bik, juga Muhammad Aly AshShabuny, dan lsb, mendasarkan isyarat firman Allah tersebut dalam surah al-Baqarah :ayat 185

Hadis Riwayat Bukhari dalam bab Permulaan Wahyu 4

13

(185 )Sedangkan yang diberi tugas membawa wahyu oleh Allah SWT, ialah Malaikat Jibri as, atas dasar nash yang shahih dalam al-Qur'an pada surat asy-Syu'ara' ayat : 193-195

. . ) 391-591 ( : ( 102 ) Para ahli tafsir pada umumnya sepakat, bahwa kata-kata Ruhul Amin dan Ruhul Qudus, adalah Jibril as., yang diberi kepercayaan oleh Allah SWT menyampaikan .wahyu kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada para Nabi dan Rasul sebelumnya

Ayat Terakhir Yang Diturunkan .7 Mengenai ayat suci al-Qur'an yang diturunkan terakhir adalah firman Allah ": SWT. Tersebut dalam surat al-Baqarah ayat 281

( 281 ) Pendapat itu yang paling benar menurut seleksi 'Ulama dibawah pengaruh AsSayuthy, yang dikutip dari tokohy terkemuka Abdullah Ibnu 'Abbas, yang diriwayatkan oleh An-Nasai dan 'Ikrimah, ia berkata, ayat itulah sebagai ayat terkhir .diturunkan

14

Sebagian 'Ulama menyatakan, bahwa ayat terakhir diturunkan ialah firman :Allah dalam surah al-Maidah ayat 3

(3 )Ternyata Khudhari Bik sependapat dengan ayat itu sebagai ayat terakhir ayat5

.yang diturunkan oleh Allah SWT

Pendapat itu adalah tidak benar, karena ayat itu diturunkan ketika Nabi SAW berada di 'Arafah untuk wuquf, yang setelah itu beliau masih hidup selama 81 hari, : dan sebelum wafat turun satu ayat dari surah al-Baqarah6

...

Maka itu adalah ayat terkhir diturunkan, bukan surat Al-Maidah ayat 3. Itulah pendapat yang benar, dan dengan turunnya ayat itu, terputuslah wahyu, dan sekaligus sebagai akhir hubungan antara langit dan bumi. Setelah turun penutup/yang terkhir ayat al-Qur'an itu, Rasulullah saw. pindah kepangkuan YangMaha Agung ( wafat ), setelah beliau menyampaikan amanat dan risalahnya serta menunjukkan jalan .kebenaran dari Allah SWT Mengenai pendapat bahwa al-Maidah ayat 3 sebagai ayat yang terakhir diturunkan, ialah sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, bahwa salah seorang Yahudi pernah datang menghadap 'Umar Ibnu al-Khatab dan berkata :" Hai Amirul Mukminin! Ada sebuah ayat dalam kitabmu yang kalau diturunkan kepada kami golongan Yahudi niscaya hari turunnya itu akan kami jadikan sebagai hari besar, sebagai 'ied". 'Umar bertanya :" Ayat manakah yang anda maksudkan?" Ia ":menjawab :" Firman Allah.Khudhari Bik, op.cit. halaman 6 5 .Lihat al-Itqan fi 'Ulumul Qur'an, as-Sayuthy 6

15

(3 )Seraya 'Umar menjawab :" Demi Allah. Sungguh aku tahu benar tempat diturunkannya ayat tersebutserta saat di mana diturunkan. Ayat tersebut diturunkan pada waktu Rasul SAW berada di 'Arafah". 7 Dengan demikian ayat tersebut diturunkanpada suatu hari raya Islam yang paling besar yang sering disebutkan .sebagai haji akbar, yakni hari raya yang melebihi hari lain Imam Sayuthy dalam kitabnya al-Itqan fi 'Ulumil-Qur'an mengemukakan beberpa persoalan tentang ayat yang pertama dan yang terkhir diturunkan. Beliau : menjawab persoalan tersebut dengan jawaban yang tepat, sebagai berikut Persoalan pertama: Bahwasanya telah diriwayatkan dalam shahih Bukhary Muslim, dari hadis Jabir bin Abdullah bahwa ia ditanya:" Ayat al-Qur'an yang mana ": yang pertama diturunkan?".Ia menjawab

"" " : Ia dibantah"bukan".melainkan

"" Lantas ia berkata :"Saya akan menceritakan kepadamu tentang yang pernah Rasul ceritakan kepada kami, Rasulullah pernah bersabda:" Aku pergi ke Gua Hira' dan setelah menetap di sana aku pulang (turun dari bukit) menuju lembah, aku memandang ke muka dan ke belakang, ke kiri dan ke kanan, kemudian aku memandang ke langit, tiba-tiba nampaklah Jibril dan akau menjadi gemetar. Aku cepat mendatangi Khadijah dan aku minta diselimuti ". Maka Allah menurunkan ayat :dalam surat al-Mudatsir.Shahih Bukhari bab Tafsir 7

16

... ... Hadis tersebut menunjukkan bahwa ayat pada surat al-Mudasir itu adalah ayat .yang pertama diturunkan Pendapat tersebut dijawab oleh As-Sayuthy dengan eberapa jawaban sebagai : berikut a). Pertanyaan itu adalah berhubungan dengan turunnya satu surat secara sempurna. Jelaslah bahwa surat al-Mudasir, diturunkan secara sempurna sebelum diturunkannya surat "Iqra'" (Al-'Alaq) secara sempurna, karena surat Iqra' yang pertamakali diturunkan adalah hanya bagian awalnya. Hal itu didukung oleh sebuah hadis dalam shahih Bukhari dan Muslim. Riawayat Abdullah bahwa ia berkata :" Saya mendengar Rasulullah saw. tatkala beliau menceritakan tentang renggangnya/ tenggang waktunya. Beliau bersabda dalam sebuah hadisnya:" Ketika aku berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara dari langit dan aku segera melihat keatas, tiba-tiba Malaikat yang pernah datang di gua Hira' nampak sedang duduk di kursi, berada pada suatu tempat di antara langit dan bumi. Akupun segera pulang dan segera kuktakan : kepada Khadijah :" Selimutilah aku". Kemudian Allah menurunkan ayat

... " Dengan adanya kata "Malaikat yang pernah datang ke Gua Hira', menunjukkan bahwa kisah itu , yakni turunnya ayat "al-Mudatsir" adalah lebih belakngan dari kisah .'gua Hira', yakni turunnya surat Iqra Imam Saayuthy memberikan jawaban berikutnya dalam kitab tersebut yang .tidak perlu disebutkan di sini : b). Persoalan kedua : Bahwa ayat al-Maidah yang berbunyi

...

17

Adalah menunjukkan bahwa agama Islam telah lengkap dan sempurna, karena itu bagaimana mungkin masih turun beberapa ayat yang lain? Itulah sebabnya kami .mengatakan, bahwa ayat tersebut adalah sebagai ayat yang terakhir diturunkan : Jawaban tentang pendapat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut Allah SWT. Telah menyempurnakan ajaran Islam dengan penjelasan berbagai kewajiban dan ketetapan, juga penjelasan tentang halal dan haram. Segala hal yang diperlukan oleh ummat telah dijelaskan oleh Allah SWT., juga telah diperinci mengenai hukum-hukumnya, sehingga mereka telah berada di atas landasan yang jelas. Kesemuanya itu bukan berarti menutup sama sekali kemungkinan masih turunnya ayat-ayat lain yang behubungan dengan peringatan dan ancaman dari Allah SWT., dan yang berhubungan dengan peringatan kepada manusia akan adanya gejolak gejolak yang dahsyat di hadapan Tuhan sebagai penegak hukum Yang Maha Bijaksana pad hari tersebut, yaitu suatu hari di mana harta dan anak cucu tidak ada lagi manfaatnya kecuali bagi orang yang menghadap Allah dengan hati yang tulus. Berdasarkan uraian di atas sekelompok 'Ulama telah menegaskan, bahkan As-Suddy sendiri mengatakan, bahwa setelah diturunkan ayat Al-Maidah tidak lagi akan turun8

.ayat tentang yang halal dan yang haram

Ayat Yang Pertama Turun Sehubungan Dengan Peperangan, Minuman .8 Keras dan Makanan Ayat peperangan/qital, diturunkan ketika Rasulullah telah Hijrah ke Madinah, kedaan ummat Muslim telah berubah menjadi lebih kuat dan lebih banyak, yakni melawan musuh dengan phisik, dan persenjataan yang lebih memadai. Sementara di Makkah kondisi umat masih lemah, maka peperangan cukup dengan perang mulut

Sayuthy, Al-Itqan, op.cit 8

18

saja. Banyak 'Ulama tafsir yang berpendapat demikian, terbukti dengan datangnya :izin dari Allah SWT. Tersebut dalam surat al-Hajj, ketika ummat telah mulai kuat

(40-39 ) Ayat tersebut diatas menjelaskan, bahwa secara filosofi perang dilakukan hanya untuk melepaskan terjadinya penganiayaan, untuk mencegah serangan musuh. Tidak dianjurkan berperang, juga dengan alasan untuk menolong orang-orang yang teraniaya dan menahan serangan musuh, hal itu nash memberikan keterangan yang .jelas Selanjutnya kedua tentang khamr (minuman keras). Telah dijelaskan banyak : ayat, sehingga permasalahan menjadi lebih jelas, antara lain

(219 ) Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu 'Umar ra. Bahawa Nabi bersabda " Diturunkan : dalam masalah khamr tiga ayat (tiga tahap), yang pertama ialah ayat

Ketiga, ayat pertama yang diturunkan hubungannya dengan makanan, tatkala : masih di Makkah adalah dalam surat al-An'am ayat 145

19

(145 ) Semua itu adalah permulaan yang khas dari sebagian hokum Islam, yang diturunkan berdasarkan al-Qur'an. Patut diketahui agar orang dapat menyelami dan berpijak pada rahasia syari'ah Islam yang mendalam, yang selalu menjaga keperluan dan kemaslahatan umat, yang merupakan salah satu asas hokum yang ditempuh oleh Islam dalam merubah kekacauan masyrakat dan penyakit moral yang berjangkit pada .masyarakat jahiliyah

PERTEMUAN II ASBABUN NUZUL Pendahuluan .1 Ilmu Asbabun Nuzul sangat penting dalam memahami ayat-ayat al-Qur'an. Betapa pentingnya ilmu Asbabun Nuzul, maka banyak 'Ulama yang menulis kitab itu, seperti Ali Ibnu Al-Madiny guru al-Bukhary, Al-Wahidy juga Ibnu Hajar AlAsqalany. Imam Sayuthy juga menulis kitab, dengan judul" Lubabun Nuqul fi ."Asbabin Nuzul Ilmu Asbabun Nuzul bermanfaat mempertegas dan mempermudah dalam memahami arti ayat-ayat, karena di antara ayat-ayat itu ada yang tidak dapat dipahami atau tidak mungkin dipahami arti dan juga hukumnya yang dikanddung, tanpa ilmu :asbabun nuzul. Seperti firman Allah SWT. Tersebut dalam surah al-Baqarah ayat 115

20

) (115Dari ayat tersebut dapat dipahami dibolehkan melakukan shalat menghadap selain ka'bah. Pemahaman demikian adalah salah, karena menghadap kiblat adalah salah satu syarat sahnya shalat. Dengan ilmu Asbabun Nuzul dapat dipahami secara jelas, ketika ayat itu turun, terjadi suatu kasus, bagi seseoran dalam perjalanan, ia tidak mengetahui arah kiblat, maka ia boleh berijtihad, lalu ia shalat memilih arah kiblat yang ia yakini. Ke mana saja ia menghadap shalatnya sah. Ia tidak usah mengulangi shalatnya, disaat ia mengetahui kiblat yang benar. Maka ayat tersebut di atas tidak berlaku umum, tetapi bersifat khusus, yakni bagi .seseorang yang tidak mengetahui arah kiblat Contoh lain yang menunjukkan pentingnya ilmu Asababun Nuzul, adalah

:

(93 ) Ayat tersebut diturunkan sehubungan dengan masalah khamr. Dari zhohir ( yang tersurat ) susunan ayat dapat dipahami boleh minum khamr sebagaimana anggapansebagian orang-orang bodoh, yang berpendapat "minum khamr itu mubah" dengan alasan ayat di atas. Kalau saja mereka mengetahui sebab turunnya ayat, maka mereka tidak akan .berpendapat demikian :.Diriwayatkan setelah turun ayat tentang haramnya khamr, pada firman Allah SWT

(90 )

21

Di antara beberapa orang shahabat Rasul bertanya :' Bagaimanakah halnya dengan orang-orang yang berperang di jalan Allah dan telah meninggal sedang mereka biasa minum khamr pada hal khamr adalah haram/keji ? Sehubungan dengan itu maka turunlah ayat yangmenjelaskan, bahwa peminum khamr sebelum diharamkan, Allah memaafkannya, ia tidak berdosa dan tidak bersalah, karena Allah tidak akan memberikan hukuman atas perbuatan seorang hamba sebelum Islam atau sebelum turunnya pengharaman. Oleh sebab

itu maka ayat tersebut berdasarkan siyaq kalam, dapat dipahami dengan jelas, bagi haramnya .minuman keras yang disebut khamr itu

Beberapa manfaat mengetahui Asababun Nuzul .2 Ditemukan pendapat, bahwa Ilmu Asababun Nuzul itu tidak bergunan,dn tidak ada pengaruhnya, karena hanya pembahasan di sekitar pada lapangan sejarah dan ceritera. Menurut anggapan mereka ilmu Asbabun Nuzul tidak akan mempermudah bagi orang yang mau berkecimpung dalam penafsiran al-Qur'an. Anggapan tersebut adalah salah, dan tidaklah patut didengar, karena tidak berdasarkan pendapat para ahli al-Qur'an yang dikenal sebagai .ahli tafsir : Beberapa pendapat 'Ulama tentang manfaat ilmu Asababun Nuzul Al-Wahidy berpendapat :" Menafsirkan ayat tanpa bertitik tolak dari sejarah dan .(1 ."penjelasan sebab turun ayat, adalah tidak mungkin Ibnu Daqiqil Ied berkata :" Keterangan tentang Asbabun Nuzul adalah merupakan .(2 ."salah satu jalan yang tepat dalam memahami al-Qur'an Ibnu Taimiyah berkata :" Ilmu Asbabun Nuzul akan membantu dalam memahami .(3 ."ayat, karena ilmu tentang sebab akan menimbulkan ilmu tentang akibat : Manfaat ilmu Asababun Nuzul dapat disimpulkan sebagai berikut .(4 .a. Mengetahui bentuk hikmah rahasia yang terkandung dalam hokum b. Menentukan hukum (takhshish) dengan sebab menurut orang yang berpendapat, .bahwa suatu ibarat itu berdasarkan sebab yang khusus

22

c. Menghindarkan prasangka yang menyatakan arti hashr dalam suatu ayat yang .zhahirnya hashr d. Siapa orangnya yang menjadi kasus turunnya ayat serta memberi ketegasan bila .tedapat keragu-raguan .e. Dan lain-lain yang ada hubngannya dengan manfaat ilmu Asababun Nuzul : Contoh manfaat itu Marwan Ibnu Al-Hakam sulit dalam memahami ayat

(188 ) Beliau memerintahkan kepada pembantunya:" Pergilah menemu Ibnu Abbas dan katakana kepadanya :" bila semua orang telah merasa puas dengan apa yang telah adadan ingin dipuji terhadap perbuatan yang belum terbukti hasilnya, pasti ia akan disiksa dan kamipun akan terkena siksa". Ibnu 'Abbasmenjelaskan kepadanya (kepada pembantu), bahwa Marwan merasa kesulitan dalam memahami ayat tersebut, dan kemudian Ibnu 'Abbas menjelaskannya :" Ayat tersebut turun sehubungan dengan persoalan Ahli Kitab( Yahudi ) tatkala ditanya Nabi saw. tentang sesuatu persoalan dimana mereka tidak menjawab pertanyaan yang sebenarnya ditanyakan, mereka mengalihkan kepada peroalan yang lain serta menganggap bahwa persoalan yang ditanyakan leh Nabi saw kepadanya telah terjawab. Setelah itu mereka meminta pujian kepada Nabi, maka turunlah ayat tersebut di atas ( Hadis .(Riwayat Bukhari Muslim

:Contoh kedua : Urwah Ibnu Jabir juga mengalami kesulitan dalam memahami firman Allah

(158 )

23

Menurut zdahir ayat dinyatakan, bahwa sa'i antara SHAFA dan MARWA adalah tidak wajib, bahkan Urwah Ibnu Zubair sampai mengatakan kepada bibinya, 'Aisyah r.a.:" Hai bibiku! Seungguhnya Allah telah berfirman:" Tidak mengapa baginya untuk melakukan sa'i antara kduanya", karena itu saya berpendapat bahwa " tidak apa-apa bagi orang yang melakukan Haji dan Umrah sekalipun tidak melakukan sa'i antara keduanya". 'Aisyah seraya menjawab:" Hai keponakanku! Kata-katamu itu tidak benar. Andai kata maksudnya sebagai mana yang kamu katakan niscaya Allah firmankan :" Tidak mengapa kalau tidak melakukan sa'i antara keduanya". Setelah itu 'Aisyah menjelaskan :" Bahwasanya orang-orang Jahilyah dahulu melakukan sa'i di antara Shafa dan Marwa, sedangkan mereka dalam sa'inya mengunjungi dua patung bernama "Isaaf" yang berada di bukit Shafa, dan "Nai'lah" yang berada di bukit Marwa.Tatkala orang-orang masuk Islam di antara kalangan Shahabat ada yang merasa berkeberatan untuk melakukan sa'i antara keduanya, karena khawatir campurbaur antara ibadah Islam dan ibadah Jahiliyah. Dari kasus itulah maka diturunkan ayat tersebut di atas, sebagai bantahan terhadap keberatan shahabat yang mengatakan,kalau-kalau tercela atau berdosa dan menyatakan wajib bagi mereka untuk melakukan sa'i karena Allah semata-mata, bukan karena berhala. Itulah .bantahan 'Aisyah atas pendapat Urwah atas dasar Asbabun Nuzul ayat dimaksudkan Pengertian Asbabun Nuzul .3 Terkadang terjadi suatu kasus, kemudian Allah SWT. Menurunkan satu ayat atau dua ayat lebih, untuk memberikan penjelasan terhadap kasus yang terjadi itu, kejadian demikian itu disebut asbabun nuzul. Selain itu, seringkali shahabat menanyakan suatu hukum kepada Nabi SAW.yang pada saat itu, belum diketahui hukumnya, maka Allah menurunkan satu ayat atau lebih, sebagai jawababan atas .pertanyaan shahabat itu, yang demikian itu juga disebut asbabun nuzul ayat

24

Contoh suatu peristiwa yang mengenai seorang tukang besi. Diriwayatkan oleh Bukhari dari Khabbab ibnu Arat r.a. Ia berkata :" Saya adalah tukang besi. Saya menghutangkan kepada Ash ibnu Wail. Suatu ketika saya datang kepadanya untuk menagih piutangku". Ia menjawab:" Saya tidak akan membayar hutangku kepadamu, sebelum engkau mengkufurkan Muhammad dan beralih menyembah Al-Lata dan 'Uzza". Saya menjawab:" Aku tidak akan mengkufurkannya sehingga engkau dimatikan Allah dan dibangkitkan kembali". Jawab Ash Ibnu Wail:" Kalau begitu kelak aku akan mati dan dibangkitkan kembali?". Tunggu dulu, hari ini juga akan aku datangkan harta dan anak untuk membayarhutang kepadamu". Karena kasus ini Allah ": menurunkan ayat

(80-77 )Contoh pertanyaan yang ditujukan kepada Mu'adz bin Jabal, ketika itu ia dikerumuni oleh orang-orang Yahudi, mempertanyakan tentang bulan, mengapa permulaannya nampak kecil, lalu bertambah-tambah besar, sehingga bentuknya menjadi rata dan bulat, lalu berkurang, berkurang lagi, sehingga bentuknya kembali : seperti semula? Setelah itu diturukan ayat

) (189?Bagaimana cara mengetahui asbabun Nuzul .4 Para 'Ulama sependapat, bahwa Asbabun Nuzul itu tidak bisa diketahui semata-mata dengan akal, ratio, tetapi untuk mengetahuinya harus didasarkan dengan riwayat yang shahih dan didengar langsung dari para shahabat yang mengetahui turunnya suatu ayat, atau dari shahabat yang memahmi asbabun nuzul. Kemudian Shahabat dan

25

Tabi'in meneliti dengan cermat, baik dari kalangan shahabat atau Tabi'in, dan juga .dari'Ulama yang dapat dipercaya atas dasar penggaliannya dari imu asbabun nuzul Ibnu Sirin mengatakan, bahwa ia pernah bertanya kepada Abidah tentang satu ayat alQur'an, dijawabnya :" Bertaqwalah kepada Allah! Dan berkatalah yang benar ."sebagaimana orang-orang yang mengetahui di mana al-Qur'an turun :Cara mengetahui Asbabun Nuzul berupa riwayat yang shahih adalah a. Apabila perawi sendiri menyetakan lafazh secara tegas. Dalam hal ini tentu merupakan nash yang nyata, seperti kata-kata perawi sebab turun ayat ini begini b. Bila perawi menyatakan riwayatnya dengan memasukkan "fa ta'qibiyah " pada kata : "Nazala" seperti kata-kata perawi

. ... .Riwayat yang demikian juga merupakan nash yang sharih dalam asbabun nuzul Terkadang ada suatu bentuk ungkapan yang tidak menyatakan asbabun nuzul, yang : tegas seperti kata-kata perawi

... Kadang-kadang yang dimaksud dengan ungkapan tersebut adalah sebab turun, tetapi kadang-kadang menyatakan hukum yang terkandung dalam ayatmenyataka, seperti : halnya

Az-Zarkasi dalam kitabnya "Al-Burhan " mengatakan "biasanya tradisi shahabat dan : tabi'in bila mengatakan

" " Maksudnya adalah bahwa ayat ini adalah mengandung hukum bukan menyatakan " suatu asbabun nuzul. Ibnu Taimiyah mengatakan:" kata-kata mreka

" " Terkadang menyatakan suatu sebab turun, dan terkandung pula menyatakan .kandungan hukum meskipun sebabnya tidak ada ? Apakah asbabun nuzul dapat beberapa sebab .5 Mufassirin sering menyebutkan adanya beberapa sebab bagi turunnya suatu ayat. Dalam hal demikian ditemukan beberapa ungkapan yang dikemukakan, sebagai : berikut : Pertama : Bila mufassir mengemukakan dua riwayat pertama dengan redaksi

... Sedangkan yang lain berbeda dimana redaksinya merupakan istimbath, maka hal ini sama sekali tidak ada pertentangan, karena sebgaimana telah dikemukakan di atas, .bahwa redaksi tersebut bukanlah menyatakan asbabun nuzul Kedua : Bila salah satunya mengemukakan dengan redaksi

Sedangkan yng lain menyatakan dengan redaksi Asbabun nuzul, maka yang .diapandang adalah redaksi yangmenyatakan secara tegas Contoh : Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu 'Umar r.a. ia mengatakan, : bahwa turunnya ayat

.(Adalah dalam persoalan menggauli isteri dari dubur (belakang 26

Imam Muslim dalam shahihnya meriwayatkan dari Jabir r.a. bahwa ia mengatakan : " Orang Yahudi berkata :" Orang yang menggauli isteri dari dubur akan mendatangkan : anak yang cacat. Karenanya Allah menurunkan ayat

Dalam hal ini pendapat yang kuat adalah riwyat yang kedua, yaitu hadis riwayat Jabir r.a. karena susunan kalimatnya menyatakan sebab dan kedudukannya adalah merupakan riwayat/naql yang langsung. Sedangkan riwayat dari Ibnu 'Umar tidak menyatakan secara tegas; karena mungkin menyatakan riwayatnya sebagai istimbath .hukum dan penjelasan ayat Ketiga : Keduanya mengemukakan dengan redaksi yang tegas, sedangkan satu sama .lainnya berbeda, maka yang dipandang adalah hadis yang shahih bukan yang zhaif Contoh : Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dari Jundab r.a.ia berkata : " Nabi pernah sakit satu atau dua hari sampai beliau tidak dapat bangun. Kemudian dating seorang wanita, seraya mengatakan :" Hai Muhammad! Aku tidak pernah melihat pnengganggunu/syetan, kecuali ia telah meninggalkanmu". Maka turunlah : ayat

Imam Thabrani mengemukakan sebuah hadis, bahwa seekor anak anjing masuk ke dalam rumah Nabi dan terus bersembunyi di bawah kolong tempat tidurnya. Kemudian anak anjing itu mati. Setelah itu Nabi diam di tempat tidurnya selama empat hari dan wahyu tidak turun-turun. Beliau berkata :" Ya Khaulah! Apakah gerangan yang ada di rumah utusan Allah ini yang menyebabkan Jibril tidak datang kepadaku?". Saya menjawab dalam hati :" Andaikata aku bersihkan rumah ini, dan kusapu, kemudian aku bersihkan pula kolong tempat tidurku. Niscaya aku akan mengeluarkan anak anjing itu". Tiba-tiba dagu Nabi bergetar, karena biasanya bila : turun wahyu, rahang Nabi bergetar. Kemudian turunlah ayat

. . . Dari kedua riwayat tersebut kami (pengarang) memperkuat riwayat pertama, karena terdapat dalam Shahihain (Bukhari Muslim). Ibnu Hajar dalam sejarah Shahih Bukhari mengatakan, bahwa kisah Jibril karena anak anjing memang setausnya masyhur (populer), tetapi bila dijadikan sandaran sebab turun ayat, adalah gharib. Dan belaiu mengemukakan dalam isnadnya, ada orang yang tidak dikenal, karena itu 9 .maka yang kuat adalah yang shahih Ada kaidah " Ibarat / pernyataan lafazh itu berlaku umum ataukah berlaku khusus .6 " Ulama ushul itu terjadi beda pendapat, apakah ibarat/pernyataan suatu lafazh berlaku' umum, atau berlaku khususnya sebab? Dalam praktek sering ada suatu peristiwa lalu turun ayat yang berhubungan dengan peristiwa tersebut. Apakah hukumnya tertentu khusus untuk kejadian itu, yang menjadi sebab turunnya ayat, ataukah berlaku umum, ?untuk hokum secara keseluruhan Jumhur 'Ulama berpendapat, bahwa suatu ibarat itu berlaku umum, dari lafazh ibarat itu, bukan terhadap khususnya sebab. Inilah pendapat yang shahih. Di samping itu ada pendapat, yang lain lagi, bahwa suatu ibarat hanya berlaku pada segi khususnya .sebab.Al-Itqan halaman 33 9

27

Imam Sayuthy dalam kitab al-Itqan fi 'Ulumil Qur'an mengatakan:" Di antara dalil yang menunjukkan, bahwa suatu ibarat harus dipandang dari umumnya lafazh, adalah diambil dari pendapat para shahabat dan tabi'in, yang dalam beberapa kasus ditetapkan dari umumnya lafazh, padahal kasusnya adalah terhadap masalah khusus; antara lain turunnya ayat zhihar 10 dalam kasus Slmah Ibnu Shabar, ayat Li'an 11 dalam perkara Hilal Ibnu Umayah dan ayat Qadzaf dalam perkara tuduhan terhadap 'Aisyah. Peristiwa tersebut di atas hukumnya diterapkan pula pada peristiwaperistiwa lain berdasrkan umumnya lafazh. Ditemukan hadis riwayat dari Ibnu 'Abbas yang menyatakan, bahwa yang dipandang adalah umumnya lafazh. Ibnu 'Abbas menerapkan kata-kata demikian dalam ayat pencurian, yang diturunkan sehubungan dengan kasus wanita yang mencuri Kemudian diriwayatkan pula dari An-Najdah al-Hanafi, dimana ia berkata :" Aku pernah bertanya kepada Ibnu Abbas tentng firman : Allah

(38 ...)Apakah ayat tersebut untuk khusus atau berlaku untuk umum? Ia menjawab:" Untuk ."umum Ibnu Taimiyah mengatakan, bahwa dalam persoalan ini sering terdengar ucapan dari kalangan shahabat, mereka berkata :" Ayat ini dalam persoalan ini " bahkan yang disebutkan itu adalah pribadi seseorang, misalnya kata-kata mereka tentang ayatzhihar, diturunkan dalam kasus isteri Tsabit Ibnu Qais, ayat kalalah dalam kasus Jabir : Ibnu Abdillah, dan firman Allah

Diturunkan sehubungan dengan kasus Bani Quraizhah dan Bani Nadhir dan masalah.masalah lain yang berhubungan dengan itu Mereka yang mengemukakan pendapat yang demikian itu bermaksud, bahwa hukumayat semata-mata khusus untuk orang-orang tertentu, dan tidak berlaku untuk lainnya. Sungguh pendapat yang mengatakan dengan sebab khusus itu tidaklah layak diucapkan, seorang Muslim, dan tidak wajar pula dikemukakan oleh orang yang .berakal Zamakhsari di dalam penafsiran surat al-Humazah mengemukakan boleh jadi rdaksional dalam sebab bentuknya khusus, sedangkan dalam bentuk ancaman bentuknya umum, dengan maksud agar mencakup buat semua orang yang berbuat 12 .kejahatan. Yang demikian itu adalah merupakan sindiran PERTEMUAN III HIKMAH TURUN AL-QUR'AN BERANGSUR-ANGSUR Turunnya al-Qur'an al-Karim .1 Al-Qur'an al-Karim diturunkan kepada Nabi Muhamma SAW dengan multi fungsi, antara lain unuk memulyakan ummat Muhammad, menutup kitab samawy, menjadi undang-undang bagi umat manusia, untuk memecahkan berbagai-bagai persoalan, dlsb.

Zhihar adalah ucapan suami kepada istrinya :" Engkau menurut pandanganku seperti punggung 10 .ibuku". Ucapan itu terlarang dan wajib membayarkifarat bila isterinya digauli kembali .Li'an adalah tuduhan suami terhadap isterinya berbuat zina 11 Al-Itqan fi ulumil Qur'an 12

28

Dengan diturunkan al-Qur'an, maka telah sempurnalah ikatan risalah samawiyah dengan terpancarnya sinar ilahiyah ke seluruh penjuru dunia, dan akhirnya sampilah petunjuk Allah Ta'ala kepada Makhluq-Nya. Malaikat Jibril a.s. mendapatkan tugas dari Allah SWT. Untuk menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Dan memantapkannya ke dalam lubuk hati Nabi, saw. Hal itu dijelaskan oleh Allah SWT, dalam surat asy-Syu'ara' ayat 195 :

195 ) )2. Cara al-Qu'an diturunkan. Al-Qur'an diturunkan melalui dua tahap: a. Dari Lauhul Mahfuzh kelangit dunia, sekaligus pada malamLailatulQadar. b. Dari langit dunia ke bumi secara berangsur-angsur, dalam masa 23 tahun. Diturunkan tahap pertama ke langit pertama, didasarkan pada petunjuk Allah,

3-1 ) ) 2-1 ) ) 185 ) ) Tiga ayat tersebut di atas menyatakan, bahwa al-Qur'an diturunkan pada suatu malam yang dinyatakan dengan malam mubarakah, serta juga dinmkan dengan mlam Lailatul Qadar, yaitu salahsatu malam pada bulan Ramadhan. Ini berarti bahwa tururnnya al-Qur'an adalah turun pada tahap pertama, ke Bitul 'Izzah di langit pertama.Sebagai alasannya apabila yang dimaksud dalam penurunannya ini adalah penurunan tahap kedua, yaitu kepada Nabi SAW maka tidaklah tepat. Karena Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi SAW dalam waktu yang lama, yaitu semasa kerasulan 23 tahun, dan diturunkan ukan hanya dalambulan Ramadhan, tetapi juga pada bulan lainnya. Dari itu maka penurunan al-Qur'an pada bulan Ramadhan itu adalah penurunan yang tahap pertama. Hadis-hadis shahih yang memperkuat analisa di atas adalah : a. Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa ia berkata :" Al-Qur'an iu dipisahkan dari dzikir lalu diturunkan ke Baitul 'Izzah di langit pertama, kemudian disampaikan oleh Jibril kepada Nabi SAW."13 b. Dari Ibnu Abbas ia berkata :" Al-Qur'an diturunkan sekaligus ke langit pertama, tempat turun secara berangsur-angsur. Dari sinilah Allah menurunkan kepada Rasul-Nya sedikit demi sedikit", (selama 23 tahun).14 c. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas pula, bahwa ia berkata :" Al-Qur'an itu diturunkan pada malam Lilatul Qadar di bulan Ramadhan di langit pertama, secara sekali gus, kemudian diturunkan secara berangsur-angsur.15 Ketika riwayat tersebut dikutip oleh Imam Sayuthy dalam kitabnya al-Itqanfi 'Ulumil Qur'an, dan ia menjelaskan bahwa ketiganya adalah shahih.Hadis diriwayatkan oleh al-Hakim 13 .Hadis riwayat Thabrany 14 .Hadis riwyat al-Hakim dn Baihaqy 15

29

Sebagaimana dikemukakan oleh Imam As-Sayuthy juga riwayat dari Ibnu Abbas dimana ia ditanya oleh Athiyah ibnu al-Aswad, ia berkata :" Dalam hatiku terdapat keraguan tentang firman Allah :

: Sedangkan al-Qur'an ada yang diturunkan pada bulan Syawal, Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, Muharram, Shafar dan bulan Rabiul Awwal, dan Akhir Ibnu Abbas menjawab, bahwa Al-Qur'an itu diturunkan pada bula Ramadhan, malam Lailatul-Qadar secara sekali gus, yang kemudian diturunkan kepada Nabi secara berangsur-angsur di sepanjang bulan dan hari. Yang dimaksud dengan nujum (bertahap) adalah diturunkan sedikit demi sedikit dan terpisah-pisah, sebagiannya menjelaskan bagian yang lain, sesuai dengan fungsi dan kedudukannya. As-Sayuthy mengemukakan bahwa al-Kurtuby telah menukilkan hikayat ijma', bahwa turunnya al-Qur'an secara sekaligus adalah dari Lauhul Mahfuzh ke Bitul 'Izzah di langit pertama. Barangkali hikmah/risalah dari penurunan ini adalah untuk menyatakan keagugnan Al-Qur'an dan kebesaran bagi orang yang menjadi sasaran diturunkannya al-Qur'an, dengan cara memberitahukan kepada penghuni langit yang tujuh, bahwa kitab yang paling terakhir yang disampaikan kepada Rasul Penutup, dari umat pilihan. Sungguh ayat itu sudah di ambang pintu, dan akan segera diturunkan kepadanya. As-Sayuthy berpendapat andaikata tidak ada hikmah ilahiyah, yang menyatakan turunnya kepada umat secara bertahap, disesuaikan dengan keadaan, niscaya akan sampai ke muka bumi secara sekaligus, sebagaimana halnya kiatab-kitab yang diturunkan sebelumnya, tetapi karena Allah SWT membedakan antara al-Qur'an dan kitab-kitab sebelumnya al-Qur'an diturunkan dalam dua tahap; turun secara sekaligus kemudian diturunkan secara berangsur-angsur sebagai penghormatan terhadap orang yang dijadikan sasaran penurunan al-Qur'an. Penurunan kedua Penurunan tahap kedua adalah penurunan dari langit pertama kedalam lubuk hati Nabi SAW dengan cara berangsur-angsur, yang makan waktu 23 tahun, yaitu sejak dibangkitkan sebagai Rasul sampai wafat. Alasan bahwa Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur adalah : a. Firman Allah SWT dalam surat al-Isra':

106 ))b. Firman Allah dalam surah al-Furqan :

32 ) )Dikatakan, bahwa orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik mencela Nabi SAW karena diturunkannya al-Qur'an secara terpisah-pisah. Mereka menghendaki agar diturunkannya sekaligus. Mereka berkata kepada Nabi SAW :" Hai ayah Qasim! Mengapa al-Qur'an tidak diturunkan secara sekaligus sebagaimana diturunkannya Taurat kepada Musa? Dari peristiwa itu maka turunlah dua ayat

30

tersebut di atas sebagai bantahan terhadap mereka. Bantahan tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Az-Zarqany mengandung dua pengertian : (1). Bahwa al-Qur'an diturunkan kepada Nabi SAW secara berangsur-angsur. (2). Kitab Samawy sebelumnya diturunkan secara sekaligus, sebagaimana telah popular di kalangan Jumhur 'Ulama, bahkan dapat dikatakan ijma'. Anlisa dari dua pengertian di atas : 1). Allah membenarkan apa yang dikemukakan oleh mereka, bahwa turunnya kitab samawy terdahulu adalah sekaligus. Dapat ditandai bahwa Allah menjawab pertanyaan mereka, secara filosofis, bahwa turunnya al-Qur'an adalah berangsurangsur dan andaikata turunnya kitab-kitab samawy sebelum al-Qur'an secara berangsur-angsur pula, sebagaimana halnya al-Qur'an, niscya Allah akan memberi bantahan terhadap mereka, bahwa mereka tidak membenarkannya (mendustakannya). 2). Menyatakan, bahwa penurunannya secara berangsur-angsur adalah merupakan sunnatullah, sebagaimana Allah menurunkan sekaligus kitab-kitab kepada Nabi terdahulu. Bantahan tersebut pernah dikemukakan tatkala mereka ingkar kepada Rasul, dimana mereka berkata : 7 ) ) Allah memberikan bantahan terhadap mereka dengan firman-Nya : 20 )) 3.Hikmah Turunnya al-Qur'an Berangsur-angsur Al-Qur'an diturunkan berangsur-angsur itu mengandung beberpa hikmah yang nyata serta rahasia yang ckup banyak, yang mengetahuinya hanyalah orang-orang yang alim, yang dapat disimpulkan beberapa hal saja : a). Meneguhkan hati Nabi SAW dalam menghadapi celaan dari orang-orang musyrik. b). Meringankan Nabi dalam menerima wahyu. c). Tadarruj (bertahap) dalam menetapkan hukum samawy. d) Mempermudah dalam menghafal al-Qur'an dan memberi pemahaman bagi kaum muslimin. e). Sejalan dengan kisah-kisah yang terjadi dan mengingatkan atas kejadian itu. f). Petunjuk terhadap asal (sumber) al-Qur'an, bahwasanya al-Qur'an diturunkan dari Dzat Yang Bijaksana Lagi Terpuji. Penjelasan hikmah semoga Allah memberi petunjuk kepada kita : Penjelasan pertama: Hikmah pertama adalah meneguhkan hati Nabi SAW . Hal ini telah dikemukakan dalam ayat al-Qur'an yang menyangkut pembahasan bantuan terhadap orangorang musyrik. Yakni anjuran mereka agar al-Qur'an diturunkan sekaligus, sebagaimana kitab-kitab samawy terdahulu, kemudian Allah menjawab dengan firman-Nya:

32 ) )31

Yang dimaksud dengan meneguhkan hati Nabi hanyalah sekedar pemeliharaan Allah serta penguat bagi seorang Rasul Allah di hadapan penantang utamanya dalam menghadapi penganiayaan terhadap dirinya dan pengkutnya. Ayat-ayat Al-Qur'an itu diturunkan kepada Rasul SAW sebaga pelepas derita, dan pembangkit ketenangan dari penderitaan yang telah dilaluinya, dalam melaksanakan da'wah dimana beliau menghadapinya dengan penuh duka dan nestapa. Allah berjanji akan melepaskan dan meringankan derita dari belenggu ancaman dan cobaan yang menimpanya. Karena itu ketika penderitaan dan cobaan begitu dahsyat maka turunlah ayat sebagai penenang baginya, dan sebagai obat peringan beban yang dipikulnya. Ayat yang bersifat tasliyah(penenang) tersebut kadang-kadang berupa sejarah para Nabi terdahulu, agar beliau dapat mencontoh mereka dalam ketabahan serta kesungguhan, sebagaimana firmanNya:

34 ) ) 35 ) )Sungguh Allah Dzat Yang Maha Bijaksana Maha Agung dari kenangan kisah para Nabi dengan ucapan yang teramat indah, dimana Allah berfirman:

120 ) )

Bentuk lain yang berupa obat ketenangan kadang-kadang berupa janji akan adanya pertolongan dan pemantapan kenabian Rasul SAW sebagaimana firman Allah :

3 ) ) 172-171 )) Selain dari itu bentuk tasliyah kadang-kadang berupa penjelasan, bahwa Rasul akan menguasai dan mengalahkan lawannya, seperti firman-Nya:

45 ) ) 12 )) Dan bentuk bentuk lain yang berhubungan dengan sesuatu hal yang dapat meringankan beban yang terhunjam dalam hati sanubari Nbi SAW juga merupakan obat ketentraman batin baginya. Jelaslah kiranya, bahwa diperbharuinya dan diulangnya turun wahyu dan sering datangnya Jibril dengan membawa ayat-ayat berupa keterangan keterangan yang berfungsi sebagai pelepas derita Nabi dan berisi janji akan pertolongan Allah serta akan terpeliharanya lagi sebagai penguat kerasulannya. Hal tersebut juga mempunyai pengaruh yang amat besar dalam memantapkannya hati sanubari Nabi, sehubungan dengan tugas da'wah yang berat. Penjelasan kedua Hikmah yang kedua ialah meringankan Nabi dalam menerima wahyu. Ini karena kedalaman dan kehebatan al-Qur'an, sesuai firman Allah:

32

5 ) )Al-Qur'an sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah adalah merupakan firman Allah yang istimewa. Ia mempunyai keagungan, keluhuran, serta kehebatan dan kedalaman. Ia adalah sebuah kita yang andaikata diturunkn kepada gunung niscaya akan hancurdan rata, karena hebatnya dan agungnya, seperti firman-Nya:

21 ) )Kalau demikian halnya, maka bagaimanakah engn hati Nabi yang begitu lembut, mampukah beliau menerima semua al-Qur'an dengan tidak kebingungan dan merasa keberatan karena dalam dan luhurnya al-Qur'an? Aisyah telah memberikan gambaran tentang kondisi Rasul ketika ia menerima wahyu (AlQur'an), dan pengaruhnya terhadap phisik Nabi, berupa kegoncangan jiwa dan kepanikan. Aisyah mengemukakan sebagaimana al-Bukhari meriwayatkan, :" Sungguh aku melihat dengan mata kepala, bila turun wahyu sekalipun udara begitu dingin, tatkala selesai menerima wahyu, Nabi berkeringat dan pelipisnya dibasahi dengan keringat yang bercucuran, karena begitu beratnya beliau menerima wahyu.

Penjelasan ketiga Hikmah ketiga ialah tadarruj, bertahap, berangsur-angsur, dalam penetapan hokum. Dalam hal ini amat nyata dan jelas, dimana metode al- Qur'an terhadap kemanusiaan, khususnya orang-orang Arab. Ada suatu metode yang filosofis, dalam melepaskan mereka dari dunia kemusyrikan, kemudian diarahkan untuk hidup dngan penuh iman dan taqwa. Kemudian membudayakan dalam pribadinya untuk cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, iman dengan hari kebangkitan, dan pembalasan. Sesudah itu langkah pemantapan dan pelestarian iman, hendaklah diteruskan dengan ibadah. Ibadah yang utama yang ditekankan ialah shalat, yaitu pada masa sebelum hijrah, kemudian berikutnya ialah ibadah shaum (puasa), dan zakat yaitu pada tahun kedua sesudah hijrah dan yang terkhir ialah ibadah haji, yaitu pada tahun ke enam hijrah. Khudhari Bik juga mengangkat masalah filosofi tadrij fi tasyri' itu, sebagai suatu metode pelaksanaan hokum dalam al-Qur'an. Disaat Rasulullah ditanya tentang khamr dan judi, yangkedu-duanya termasuk adat istiadat yang kuat di kalangan mereka, maka dijawab dengan menyampaikan firmn Allah:

16

Sebagaimana halnya ibadah, juga kebiasaan yang sudah membudaya, pertamatama dititik beratkan kepada masalah dosa-dosa besar, kemudian menyusul dosadosa kecil, termasuk hal-hal yang disepelekan. Selanjutnya selangkah demi selangkah dalam mengharamkan yang sudah mendarah daging bagi mereka, seperti khamr, riba, dan judi, harus dilakukan dengan langkah-langkah yang sangat bijaksana, yang memungkinkan dapat mengkis habis kejahatan tersebut sampai keakar-akarnya. Contoh yang dapat diangkat, yang berhubungan dengan ketentuan hukum yang sangat bijaksana, dan telah berhasil ditempuh oleh Al-Qur'an dalam mengobati kanker masyarakat, yakni pengharaman khamr yang sudah menjadi penyakit yang telah meradang dan menjalar di kalangan orang-orang Arab. Bagiamanakah

.Khudhari Bik. Op.cit.hal 38 16

33

Islam membasmi dan mnetapkan hukumnya? Al-Qur'an telah melakukan pelarangannya melalui empat tahap. Tahap pertama : Dengan ungkapan secara tegas, untuk memberi pengertian, dengan firman-Nya:

67 ))Dengan ayat di atas Allah menjelaskan, bahwasanya Dia telah memberi karunia kepada manusia dua jenis pohon yaitu anggur dan kurma. Dari keduanya akan bias mendapatkan : 1). Minman keras yakni khamryang memabukkan, dan 2). Rizki yang baik, yang bermanfaat buat manusia berupa makanan dan minuman. Allah memuji bagian yang kedua yaitu rizki, dengan sebutan rizki yang baik, sedangkan bagian pertama dikatakan sebagai minuman keras yang memabukkan serta dapat menghilangkan daya nalar dan akal manusia. Maka dengan perbandingan dua sifat di atas, orang yang berakal akan mengetahui secara jelas perbedaan dari keduanya. Tahap kedua: Dengan mengungkap perbandingan yang praktis, terhadap dua persoalan, yakni yang pertama mendatangkan mafaat, yang sedikit, berupa materi keuntungan dagang, sedangkan yang kedua mengandung bahaya dari segi phisik, merusak kesehatan jasmani dan moral. Lebih dari itu, ialah pengaruh negative yang dapat menjerumuskan manusia bergelmang dengan dosa besar. Hal itu dijelaskan dengan firman Allah :

219 ) )Yang dimaksud dengan manfaat pada ayat ini adalah manfaat bersifat materi yang diperoleh dari perdagangan minuman keras dan termasuk khamr, mereka akan mendapatkan keuntungan besar. Begitu juga masalah perjudian, yang beruntung ialah yang menang judi dan bandarnya. Al-Qur'an menempatkan khamr dan judi dalam satu ayat, karena manfaat dan madharatnya dapat dikatakan sama, yakni keuntungan materi perdagangan dan permainan, sedangkan madharatnya seimbang antara keduanya. Dikatakan oleh seorang ilmuwan terkenal, al-Kurtuby, dalam buku tafsirnya, tentang penafsiran kata-kata :

Dalam masalah khamr adalah memperoleh keuntungan dar jual beli, sebab mereka membeli khamr dari daerah Syam dengan harga murah, dan kemudian dijual di Hijazdengan harga yang tinggi, sehingga mendapatkan keuntungaan yang berlipat ganda. Inilah pendapat yang benar tentang manfaat khamr. Dengan adanya perbandingan antara dua pengaruh di atas, jelaslah bahwa Islam melarang khamr itu dengan cara melarang akan adanya pengaruh negative dan bahaya yang akan terjadi yang cukup besar, tetapi belum menyetakan haram secara tegas. Diriwayatkan dalam sebab turun ayat tersebut, bahwa segolongan kaum muslimin termasuk di dalamnya 'Umar Ibnul Khtab dating menemui Rasul SAW, mereka menanyakan :" Terangkanlah kepada kami tentang khamr, karena menurut akal dapat memboroskan keuangan, dan terutama dapat merusak akal, serta merusak badan".Dari sebab itu, maka Allah menurunkan ayat :

.

34

Tahap ketiga Dalam tahap ketiga bersifat larangan secara tegas (haram) tetapi pengharamannya secara juz'iy (dalam waktu tertentu), sebagaimana firman Allah :

43 ) )Dalam ayat tersebut Allah mengharamkan khamr terhadap mereka dalam waktu shalat saja, agar mereka sadar dari mabuknya. Karena orang-orang muslim minum khamr pada malam hari, di luar waktu shalat. Diriwayatkan tentang sebab turunnya ayat tersebut, bahwa Abdur Rahman bin 'Auf mengadakan pesta perkawinan. Ia mengundang para shahabat. AliIbnu Abi Thalib mengatakan :" Ia mengundang kami dan memberi jamuan minum khamr dan akupun minumnya, sedangkan waktu shalat telah tiba. Mereka menunjukkusebagai imam dalam shalat. Ketika itu saya membaca :

Karena ia mabuk, ia membaca suart itu salah. Ayat tadi berubah. Dari peristiwa tadi, maka turunlah surat an-Nisa' ayat 43 tersebut di atas. Tahap ke empat Dalam tahap yang terkhir ini pengharaman bersifat kully (setiap saat, menyeluruh), yaitu haram secara tegas, sebagaimana firman-Nya:

. ) 91-90)Sebab turun ayat tersebut sebagaimana dijelaskan oleh kalangan ahli tafsiradalah bahwa di antara para shahabat melakukan shalat Isya', kemudian mereka bermabuk-mabukan sambil bergadang, sampai kepala mereka merasa pening , mabuk. Di antara mereka terdapat Hamah ibn Abdul Muthalib paman Nabi SAW. Seorang gadis kecil datang menghibur mereka dengan membawakan lagu yang ber-syairkan :

. Ketahuilah wahai Hamzah Itu unta tua untuk berdansa Telah terikat di halaman yang luas. Hamzah mendekati unta yang berada di samping rumah, lalu ia berdiri tegak. LALU IA MENARIK PUNUK kedua unta milik Ali, dan menyobeknya dengan pisau tajam, sedang ia dalam keadaan mabuk. Ali diberitahu akan kejadia itu, Ali pergi menemui Nabi SAW mengadukan perihal pamannya. Lalu Nabipun datang sambil mencaci maki perbuatan pamannya tersebut. Hamzah memandang kepada Nabi dengan membelalakkan matanya. Kemudian Hamzah berteriak kepada Nabi bersamaorang-orang yang berada di sekelilingnya. Dengan ucapan :" Bukankah kalian itu hanya merupakan hamba-hamba ayahku". Rasul mengetahui bahwa pamannya dalam keadaan mabuk, karenanya ia tidak marah dan tidak mencelanya. Tiba-tiba Umar berkata :" Ya Allah! Jelaskanlah kepada kami tentang khamr ini dengan penjelasan yang lengkap dan tegas", kemudian Allah menurunkan ayat : 35

...Dengan demikian maka sempurnalah pengharaman khamr secara berangsurangsur, karena ituterdapat rahasia yang nyata yang ditempuh oleh Islam, dalam penanggulangan penyakit masyarakat. Dalam kitab Manahilul Irfan, yang ditulis oleh Az-Zarqany ada keterangan : " Dalam mengharamkan sesuatu yang sudah berakar di klangan mereka seperti Khamr, Islam menetapkan secara berangsur-angsur dengan penuh hikmah yang bias menyampaikan kepada suatu puncak tujuan, yang akhirnya dapat menyelamatkan suatu masyarakat dari bencana dan pengaruh negative akibat khamr itu. Islam dalam melaksanakan langkah yang murni lebih jauh pandangannya,lebih terarah jalannya, lebih sukses penerapannya dan lebih efektif kebjaksanaannya dari pada polisy bangsa-bangsa yang telah maju. Bangsa-bangsa yang maju tetap gagal dalam usaha melarang minuman beralkohol/minuman keras, yang berdampak negative terhadap mental dan fisik bangsanya. Seperti Amerika telah lama berusaha melarang khamr, dan mncetukan ide itu, tetapi tidak berhasil baik. Bukankah hal itu merupakan mu'jizat Al-Qur'an, perihal penerapan politik bagi suatu bangsa dan pendidikan masyarakat? Niscaya sejarah yang akan mengungkap fakta itu. 4. Hikmah ke empat. Mempermudah penghafalan al-Qur'an bagi kaum muslimin, serta mempermudah pemahaman dan penghayatan mereka. Telah dimaklumi, bahwa orang-orang muslim pada saat adalah digelari sebagi ummi, yakni tidak dapat menulis dan membaca, seperti dijelaskan oleh Allah SWT :

2 )) 157 ) )

Demikian pula halnya Nabi sendiri, di mana beliau sendiri adalah seorang yang ummi pula, seperti diterangkan oleh Allah SWT.: Jelaslah di sini, bahwa hikmahnya Allah menurunkan kitab-Nya Yang Agung secara berangsur, supaya mudah dihafal oleh para shahabat, karena mereka hanya berpegang kepada daya ingatannya. Dada-dada mereka bagaikan kitab, sebagaimana diriwayatkan dalam gambaran umat Muhammad. Disamping itu sebagaimana diketahui, pada saat itu alat perlengkapan alat tulis tidak mudah didapatkan, oleh para penulis Rasulullah, yang ditugasi menulis wahyu. Dengan demikian apabila ayat-ayat al-Qur'an diturunkan sekaligus, akan mengalami kesulitan menghafalnya, apa lagi memahami dan menghayati isinya. Hikmah ke lima Hikmah ke lima adalah ayat diturunkan sesuai dengan kejadian dan keadaan serta peristiwa pada saat itu. Juga mengingatkan kesalahan-kesalahan yang terjadi. Dengan pola seperti itu, maka akan lebih memantapkan dan menanamkan di dalam hati, demikian juga lebih mendorong untuk mengambil pelajaran. Maka bila terjadi persoalan baru diantara mereka, kemudian diturunkan ayat sehubungan dengan persoalan baru mereka, maka akan lebih mantap dan mendalam. Al-Qur'an memberi batasan serta pemberitahuan kepada mereka tentang masalah mana yang harus ditinggalkan dan yang mana harus dikerjakan. Dengan demikian al-Qur'an memberikan penjelasan tentang kesalahan yang 36

mereka kerjakan, seperticontoh dalam perang Hunain. Ketika itu hati orang Muslim tertipu oleh banyaknya pasukan Islam, dan sdikitnya pasukan kafir, tentara Muslim sombong dan merasa pasti menang. Akhirnya tentara muslim kalah dan mundur kocar-kacir. Peristiwa itu ditulis dalam al-Qur'an :

25 ) )Andaikata al-Qur'an diturunkan sekaligus, maka tidak mungkin bisa memperingatkan kesalahan pada waktunya. Karenanya bagaimana mungkin isa digambarkan oleh al-Qur'an tentang suatu ayat tadi tidak menceritakannya sesudah kejadian atau terjadinya peperangan itu". Contoh lain ialah pengambilan harta tebusan tawanan dalam perang Badar, yang turun pengarahan dari Allah yang begitu tajam.:

) 67)Hikmah ke enam Hikmah yang ke enam ialah memberi petunjuk terhadap asal usul sumber alQur'an, dimana diturunkan dari Dzat Yang Maha Bijaksana lagi terpuji. Dalam hikmah yang luhur ini patutlah dikutip teks yang dikemukakan oleh Syeikh Muhammad Abdul azhimAz-Zarqany dalam kitabnya Manahirul Irfan, dimana ditegaskan" memberi petunjuk terhadap sumber al-Qur'an, bahwa Al-Qur'an adalah Kalam Allah semata, tidak mungkin kalau al-Qur'an itu kata-kata Muhammad atau kata-kata makhluk lainnya ".Argumentasinya ialah :" Kami telah membaca al-Qur'an sampai tamat, ternyata rangkaian kata-katanya begitu teratur, lembut jalinannya, susunan bahasanya, begitu hebat serta kuat kaitannya. Satu sama lain saling berhubungan , baik antara satu surat dengan lainnya, aayat satu dengan lainnya, maupun dari keseluruhannya. Secara keseluruhan dari alif sampai huruf "ya" mengalir darah kemu'jizatannya, seolah-olah al-Qur'an itu adalah gumpalan-gumpalan yang tidak terpisahkan. Di antara bagian-bagiannya tidak terpisah-pisah, bagikan untaian mutiara atau sepasang kalung yang menarik perhatian. Huruf-huruf dan kata-katanya tersusun secara sistimatis, kalimat dan ayat-ayat tersusun begitu rapi. Disini kami bertanya-tanya :" Bagaimana bisa terjadi susunan Al-Qur'an yang mengagumkan ini dapat tersusun rapi". Dan bagaimana pula keindahan susunan bahasanya yang dapat mempersona, lagi pula selalu cocok di sepanjang masa, padahal al-Qur'an tidak diturunkan sekaligus, melainkan secara terpisah sejalan dengan timbulnya masalah baru, peristiwa baru, dan kejadian yang makan waktu selama lebih dari dua puluh tiga tahun? Jawabnya adalah : Kami disini memperoleh satu rahasia yang baru dari kemu'jizatan al-Qur'an, dapat melihat stu-satunya tanda ke Tuhanan, lagi pula dapat membaca suatu dalil yang cukup jelas tentang sumber al-Qur'an, bahwa alQur'an diturunkan dari Dzat Yang Maha Esa.

) 72)Kalau tidak percaya cobalah ceritakan padaku demi Tuhanmu, bagaimana kemampuan anda? Atau dapatkah semua makhluk mampu mendatngkan sebuah 37

kitab yang kuat dan rapi kaitannya antara satu dengan lainnya, kokoh rangkaian kalimatnya, saling berkaitan dari awal sampai akhirnya, serta sesuai susunannya dengan berbagai faktor di luar kemampuan manusia. Adanya masing-masing uraian dari kitab itu, dengan mengiringi dan menjelaskan kejadian dimaksud, yaitu dari sebab ke sebab, dari faktor ke faktor yang lain dalam masa yang panjang, masa 23 tahun. Waktu yang lama tentu saja sesekali terjadi tidak keserasian, menimbulkan kesimpang-siuran, tetapi kesemuanya dapat dikompromikan sedemkian rupa, sehingga kesatuan al-Qur'an tetap dapat dipertahankan. Diturunkan secara terpisah-pisah dan berangsur-angsur, tetapi tetap sempurna dan berkaitan sisnya satu sama lainnya. Bukankah itu secara rasional menjadi bukti, bahwa al-Qur'an adalah firman Allah, Dzat Yang Maha Pencipta dari segala kekuatan dan kemampuan, dan Penguasa Sebab dan akibat. Maha Pengatur Makhluk dan alam semesta, penegak langit dan bumi, Yang Maha Tahu akan segala sesuatuyang sudah dan akan terjadi serta Maha Mengetahui terhadap situasi dan kondisi segala hal. Perhatikanlah lebih jauh, bahwa Rasulullah saw apabila diturunkan ayat alQur'an beliau bersabda :" Letakkanlah pada ayat kesekian dari surt anu !. Padahal beliau dalah manusia biasa. Nabi Muhammad tentulah tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Juga tidak tahu apa yang akan timbul akibat kasus yang terjadi, lebih-lebih ayat apa yang akan turun dari Allah SWT. Disamping itu ada orang yang mencoba membuat ayat tandingan, tetapi tidak mungkin dan jauh dari kebenaran, serta sangat tidak seimbang. Seperti diketahui sejauh itu al-Qur'an tidak ada tandingannya, karena di dalamnya terkandung nilaikeserasian, dan saling berkaitan itu satu sama lainnya, sesuai firman Allah SWT :

1 ) )Sungguh menjadi jelaslah bagi anda akan rahasia kemu'jizatan al-Qur'an, apabila anda tahu bahwa usaha untuk menyamai kerapihan dan keserasian susunan ini tidak mungkin, kecuali yang diturunkan oleh Allah SWT. Meskipun hadis Nabi SAW yang tersusun rapi, tentu tidak akan dapat menymai al-Qur'an, apalagi bila karangan manusia biasa, tentu juga tidak mungkin. Dalam firman Allah disindir dengan keras, sebagai beirkut :

24-23 ) ) Sekali lagi penyamaan al-Qur'an oleh kerja manusia itu tidak mungkin, meskipun manusia mengeluarkan segala daya dan upaya. Maka Allah SWT lebih menegaskan lagi, hikamah al-Qur'an diturunkan berangsur-angsur, agar lebih memudahkan bagi Nabi sebagai penanggung jawab operasional, dan tak salah lagi sumber Al-Qur'an ialah Allah SWT:

6 ) )4. CARA NABI MENERIMA WAHYU

38

Nabi mnerima wahyu Al-Qur'an dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. Al-Qur'an disampaikan kepada Nabi Muhammad SA . diterima oleh Jibril a.s. dari Allah SWT. Dalam urusan itu, Jibril a.s. adalah sebagai perantara saja. Kesemuanya murni dari Allah SWT dan Rasulullah SAW menyempaikan kepada para shahabat sebagai generasi as-sabiqunal awwalun, yang selanjutnya menyampaikan kepada generasi berikutnya, sebagai generasi at-Tabi'in dan seterusnya sampai kepada generasi kita. Allah Ta'ala memberi gelar Jibril dengan al-Amin, terpercaya, sesuai dengan firman Allah:

21-19 ) ) 194-193 ))Yang dimaksud dengan hakekat kalam dan hakekat yang turun ialah kalamullah dan turunnya dari rabbul 'Alamin (Pemelihara semesta alam), sebagaimana firman-Nya :

6 ) )Bila ayat suci al-Qur'an turun, Rasulullah saw merasa berat dan sulit, untuk selanjutnya berkosentrasi untuk menghafalnya. Beliau sering mengulang-ulang bacaannya, juga bersama Jibril a.s. untuk menjaga agar tidak ada ayat sepotongpun yang hilang. Allah selalu memerintahkan Nabi agar mendengarkan baik-baik bila Jibril membaca ayat-ayat al-Qur'an. Allah menjamin tidak akan ada ayat yang hilang, tetap terpelihara sampai akhir zaman. Karenanya Nabi tidak tergesa-gesa dalam membaca dan beliau tidak memaksakan diri dalam menermanya. Allah berfirman :

114 ) )Jaminan Allah atas terpeliharanya al-Qur'an terdapat dalam firman Allah :

19-16 ) ) Jibril a.s. pada setiap bulan Ramadhan, memantapkan pengajaran al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW, dengan membaca ualng al-Qur'an. Jibril membaca al-Qur'an dan Nabi Allah mendengarkannya, atau Nabi membaca sedangkan Jibril mendengarkannya. Menjelang akhir hayatnya, Jibril lebih sering datang, ada yang menyatakan sebulan dua kali. Sabda Rasul kepada Aisyah :" Sungguh biasanya Jibril setiap bulan Ramadhan datng kepadaku mengajarkan alQur'an sekali saja, sedangkan pada tahun ini datang dua kali. Aku merasa bahwa tidak lain, bahwa ajalku sudah dekat ". Secara kenyataan memang demikian, pada tahun itu juga Rasul berpulang ke Rahmatullah yang sekaligus dengan wafat beliau selesailah turun wahyu. Tentang bagaimana caranya Jibril menerima dari al-Qur'an dari Allah Azza wa Jalla, yaitu dengan cara mendengarkan. Jibril mendengarkan ayat-ayat dari Allah SWT. Kemudian Jibril menyampaikan kepada Rasulullah SAW secara bertahap dan berangsur-angsur. Al-Baihaqy berpendapat, bahwa makna firman Allah :

39

Pengertiannya ialah :" Sesungguhnya Kami telah memperdengarkan dan memberikan pengertian kepada Malaikat Jibril tentang Al-Qur'an dan Kami menurunkannya apa yang telah mereka dengar ". Pengertian dan kata-kata terbut bahwa Jibril mengambil al-Qur'an dari Allah SWT dengan cara mendengar. Hal ini dikuatkan pula oleh sebuah hadis riwayat Thabrany:" Manakala Allah menurunkan wahyu, maka langit menjadi goncang karena takut kepada Allah. Bila penghuni langit medengarnya, mereka kalut dan tunduk serta bersujud kepadanya. Ketika itu yang mengangkat kepalanya di antaranya adalah Jibril a.s. Dan Allah berfirman kepadanya dengan wahyu yang Allah kehendaki. Setelah selesai Jibril menyampaikan kepada Malaikat. Setiap melewati langit Jibril ditanya oleh penghuninya, apa yang difirmankan Tuhan kami? Seraya iapun menjawab: "Al-Haq/Al-Qur'an". Kemudian ia menyampaikan wahyu tersebut sebagaimana yang diperintahkan". Az-Zarqany dalam kitanya Manahilul 'Irfan menyatakan :" Sekelompok manusia telah mengadakan penelitian dan hasilnya mereka menduga, bahwa Jibril turun kepada Nabi saw dengan membawa makna al-Qur'an, sedangkan Nabi menyusun redaksinya sendiri dengan bahasa Arab kelompok lain mengatakan, bahwa lafzhnya dari Jibril sedangkan Allah hanya mewahyukan maknanya saja ke dua pendapat itu adalah salah dan sesat, karena bertentangan dengan al-Qur'an, AsSunnah dan Ijma' yang tegas. Kata ini tidak sepadan dengan nilai tinta yang dipakai penulisnya. Menurut pendapatku anggapan ini telah diserap dari fikiran di luar Islam, yang dibaca oleh orang-orang muslim dari buku-bukunja. Oleh karena itu cara bagaimana bisa banyak dibaca, dan al-Qur'an tetap dapat dirasakan sebagai "Mu'jizat" dan lafazdnya dari Jibril ataukah dari Nabi SAW? Selanjutnya mengapa dipertanyakan nisbah Al-Qur'an dari Allah? Sedangkan lafzhnya bukan dari Allah? Maka Allah pun berfirman :

Dan banyak alasan-alasan lain yang panjang. 6. Apakah Sunnah Nabawiyah itu Wahyu Allah? . Telah dimaklumi bahwa Al-Qur'an Al-Karim adalah Kalam Allah, yang lafazh dan maknanya dari Allah SWT. Di dalamnya tidak ada sedikitpun masukan sesuatupun, baik dari Jibril maupun dari Muhammad SAW. Keduanya hanya sekedar hanya menyampaikan dari Allah Azza wa Jalla. Adapun Sunnah Nabi SAW adalah merupakan wahyu dari Allah juga, tetapi kata-katanya dari Nabi, isinya dari Allah SWT. Dalam hal ini, Allah berfirman :

4-3 ) ) Imam As-Sayuthy telah menukil pendapat Imam Al-Juwainy dimana beliau mengatakan :" Kalam Allah yang diturunkan itu ada dua macam. Bagian pertama: Allah berfirman kepada Jibril:" Katakanlah kepada Nabi yang engkau disuruh datang kepadanya, bahwasanya Allah berfirman atau menyuruh beegitu begini". Jibril memahami apa yang dikatakan Tuhan. Ia mengatakan dan menyampaikan kepada Nabi tentang hal itu dengan redaksi yang tidak sama sebagaimana redaksi dari Allah, tak ubahnya bagaikan seorang raja mengatakan kepadamu, dalam kondisi bersungguh-sungguh dalam mengabdi dan menyiapkan pasukan untuk berperang " . Bila ajudan tersebut mengatakan :" Raja berkata kepadamu janganlah sembrono dalam mengabdi kepadaku, dan jangan biarkan

40

prajurit terpencar-pencar, doronglah mereka untuk berperang. Dan seterusnya, maka tidaklah dikatakan bohong dan tidak pula melalaikan tugas Bagian kedua : Allah mengatakan kepada Jibril :" Bacakanlah kepada Nabi kitab ini!". Selanjutnya Jibril menyampaikannya persis sebagaimana halnya seorang raja yang menulis surat yang disampaikan melalui ajudannya, di mana ia mengtakan:" Bacakanlah surat ini kepada si A". Imam Sayuthy mengatakan, kategori Al-Qur'an adalah masuk bagian yang kedua, sedangkan as-Sunnah termasuk bagian pertama. Kare itulah maka boleh meriwayatkan As-Sunnah dalam bentuk makna saja, berbeda dengan meriwayatkan al-Qur'an, diharuskan engan lafzh dan makna.

PERTEMUAN IV PENGUMPULAN AL-QUR'AN .Pengumpulan al-Qur'an di Masa Nabi SAW .1 : Pengumpulan Al-Qur'an al-Karim terbagi dalam dua periode 1). Periode Nabi SAW dan ke 2) Periode Khulafa-Ur-Rasyidin. Masing-masing periode tersebut mempunyai ciri dan keistimewaan tersendiri. Istilah pengumpulan kadang-kadang dimaksudkan dengan penghafalan dalam hati, dan kadang-kadang pula imaksudkan dengan penulisan dan pencatatan dalam lembaran-lembaran. Pengumpulan Al-Qur'an di masa Nabi ada ua kategori : a. Pengumpulan dalam dada erupa penghafalan dan penghayatan dan pengexpresian. b. Pengumpulan dalam dokumentasi atau catatan-catatan berupa penulisan pada kitab maupun berupa ukiran. Kami akan menjelaskan keduanya secara terinci, dan mendetail agar tampak bagi kita suatu perhatian yang mendalam terhadap al-Qur'an dan penulisannya serta pembukuannya. Langkah-langkah semacam ini tidak terjadi pada kitab-kitab samawy lainnya, sebagaimana halnya perhatian terhdap al-Qur'an, sebagai kitab yang sangat agung dan merupakan mu'jizat Muhamma yang abadi. 2. Pengumpulan Al-Qur'an dalam dada. Al-Qur'an al-Karim turun kepada Nabi yang ummi, yang tidak bisa baca- tulis. Karena itu perhatian Nabi hanyalh dituangkan untuk menghafal dan menghayatinya, agar ia dapat menguasai Al-Qur'an persis sebagaimana halnya Al-Qur'an diturunkan. Setelah itu ia membacakannya kepada orang-orang dengan begitu terang, agar merekapun dapat memantapkannya dan menghafalnya. Yang perlu menjadi catatan, ialah nabi adalah seorang yang ummi dan diutus Allah di kalangan orang-orang yang ummi pula17, Allah berfirman :

2 ) )17

Az-Zarqony, Manahilul 'Irfan, op.cit.

41

Biasanya orang-orang yang ummi itu hanya mengandalkan kekuatan hafalan dn ingatannya, karena mereka tidak bisa membaca dan menulis. Memang bangsa Arab pada masa turunnya al-Qur'an, mereka berada dalam budaya Arab yang telah tinggi, ingatan mereka sangat kuat, hafalannya cepat dan daya fikirannya yang terbuka. Orang Arab banyak yang hafal beratus-ribu syair dan mengetahui silsilah serta nasab keturunannya. Mereka dapat mengungkapkannya di luar kepala, dan mengetahui sejarahnya. Jarang sekali di antara mereka yang tidak bisa mengungkapkan silsilahnya, atau nasab tersbut atau tidak hafal "Almuallaqatul Asyar" yang begitu banyak sya'irnya lagi pula sulit dalam menghfalnya. Begitu al-Qur'an datang kepada mereka dengan jelas, tegas ketentuannya dan kekuasaannya yang luhur, mereka merasa kagum, akal fikiran mereka tertimpa dengan al-Qur'an, sehingga perhatiannya dicurahkan kepada al-Qur'an. Mereka menghafalnya ayat demi ayat, surat demi surat, dengan berusaha meninggalkan syairsyair yang telah dihafalnya, karena merasa memperoleh jiw dan ruh al-Qur'an. Nabi SAW karena keinginannya yang melambung tinggi, untuk menguasai al-Qur'an, beliau menghiasi malam dengan membaca ayat-ayat al-Qur'an melalui shalat, sebagai iabadah dan penghayatan al-Qur'an, serta pendalaman maknanya, sampai kedua telapak kakinya menjadi bengkak, karena lamanya berdiri. Kesemuanya sebagai pelaksanaan perintah Allah SWT Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung, sesuai firman Allah :

4-1 ) ) Karenanya maka tidak mengherankan kalu Rasulullah menjadi seorang yang paling menguasai al-Qur'an, ia dapat mengabadikan al-Qur'an dalam hatinya. Ia menjadi titik tumpuan orang-orang Islam, dalam menghaapi masalah-masalah yang terjadi, di antara mereka.18 Para shahabat r.a. saling berlomba dalam belajar membaca dan menulis, serta mempelajari al-Qur'an. Segala kemmpuannya mereka curahkan untuk menguasai dan menghafal al-Qur'an. Mereka mempejari dan mengajarkan untuk isteri dan anakanaknya, dalam rumah tangga masing-masing, sehingga bia da orang melewati rumah mereka di malam hari, yang gelap gulita itu, akan menengar alaunan suara mengaji alQur'an bagaikan gema suara kumbang. Pda suatu waktu, Nabi pernah lewat disamping rumah shahabat, dari kaum Anshar, beliau berhenti dari satu rumah ke rumah yang lain, pada malam gelap gulita, di mana beliau mendengar bacaan al-Qur'an Bukhary meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Musa al-Asyari, bahwasanya Rasulullah bersabda kepadanya :" Andaikata engkau melihat aku tadi malam, ketika aku mendengar bacaanmu, sungguh engkau telah menghiasi pendengaranku dengan sebuah tiupan suara seruling Nabi Daud "Imam Muslim menambahkan dalam riwayat yang lain:" Aku mengatakan :" Demi Allah ya Rasulallah, andaikan aku tahu, bahwa engkau mendengarkan bacaanku, niscaya akan aku tulis sebagai kenangan buatmu". Dalam riwayat yang lain dari Rasulullah saw bahwa beliau bersabda :" Saya mengetahui kelembutan alunan suara keturunan Asy'ary, tentang bacaan al-Qur'an adalah pada malam hari, dan saya mengetahui rumah tinggal mereka di waktu malam, sewaktu mereka membaca al-Qur'an, padahal di siang hari saya belum mengetahui di mana rumah mereka". Hadis riwayat Shaikhaini (Bukhari Muslum)..Az-Zarqoni, op.cit 18

42

Para Shahabat banyak yang terkenal hafal Al-Qur'an dan Rasulullah saw telah membakar semangat mereka menghafal al-Qur'an. Mereka yang ahli membaca alQur'an, diutus ke seluruh pelosok kota dan kampong untuk mengajar dan membacakan kepada penduduknya, sebagaimana halnya waktu sebelum hijrah. Beliau mengutus Mus'ab bin Umair dan Ibnu Umi Maktum ke Madinah supaya keduanya mengajarkan Islam dan mengajarkan al-Qur'an, serta mengutus Mu'adz bin Jabal ke Makkah sesudah hijrah, untuk menghafal dan mengajarkan al-Qur'an. Ubadah bin Shamit mengatakan :" Apabila ada seorang yang hijrah dan masuk Islam, Nabi menyerahkannya kepada salah seorang di antara kami untuk mengajarinya. Di masjid Nabawi sering terdengar kegaduhan dalam membaca al-Qur'an, sehingga Rasul memerintahkan kepada mereka agar merendahkan suara-suara mereka, jangan saling mengganggu.".. Maka dari itu penghafal-penghafa al-Qur'an pada masa kehidupan Rasulullah SAW tidak terhitung jumlahnya. Kiranya cukup diketahui bahwa mereka yang gugur dalam pertempuran Yamamah lebih dari 70 orang. Juga pada saat pertempuran di sumur "Ma'unah" jumlah yang gugur sepadan dengan itu. Al-Qurtuby mengatakan :" Pada pertempuran Yamamah jumlah Qur' yang guguradalah 70 orang, dan pada pertempuran di sumur "Ma'unah sejumlah itu juga. Jadi mereka yang gugur sebagai syuhada' berjumlah 140 orang". Sudah menjadi ciri khas bagi umat Muhammad, bahwa kitab suci al-Qur'an bisa dihafal di dalam hati. Dalam menukilnya berpedoman pada hati dan dada, tidak cukup hanya berdasarkan tulisan dalam bentuk lembaran dan catatan, berbeda halnya dengan ahli kitab, mereka tak seorangpun yang hafal akan taurat, atau Injil. Dalam mengabadikannya mereka hanya berpedoman dengan bentuk tulisan, mereka tidak membacanya dengan penuh saksama, kecuali dengan sekilas pandang, tidak dengan penuh penghayatan, karena itu masuklah unsure-unsur perubahan dan pergantian pada keduanya. Berbeda dengan al-Qur'an, ia telah dipelihara oleh Allah, berupa pertolongan Ilahi, dengan mudah menghafalnya. Sesuai firman Allah :"

17 ) )Allah menjaganya dari perubahan dan penyelewengan dengan dua cara, yaitu pengabadian dalam bentuk tulisan,dan bentuk hafalan dalam hati, sesuai firman-Nya :

9 ) )Dengan tidak diragukan lagi, ayat tersebut merupakan jaminan Allah, dengan pertolongan-Nya, khusus untuk al-Qur'an, serta prioritas dan keistimewaan yang luar biasa kepada Nabi Muhammad SAW, di mana Allah telah menjadikan Al-Qur'an di dalam dada dan Allah menurunkan kitab al-Qur'an yang tak hancur terendam air. Seorang pujangga dalam Syairnya menuliskan : Allahu Akbar Sungguh hebat agama Muhammad Dan kitanya yang bernilai tingi Kitab-kitab yang lampau tidak ada arti Bila dibaing kitabnya yang suci Bagaikan sinar pagi 'kan memadamkan pelita. 3. Pengumpulan Dalam bentuk Tulisan Keistimewaan yang kedua dari al-Qur'an Karim ialah segi pengumpulan dan penulisannya dalam lembaran. Rasulullah SAW mempunyai beberapa orang sekretaris. Setiap turun ayat al-Qur'an beliau memerintahkan kepada mereka

43

menulisnya, untuk memperkuat catatan dan dokumentasi dalam rangka kehati-hatian beliau terhadap amanat Allah SWT, sehingga ayat-ayat al-Qur'an tertulis rapi, untuk mendukung hafalan beliau serta ingatannya. Penulis-penulis/sekretaris beliau adalah sahabat pilihan Rasul, dari kalangan yang terbaik, dan indah tulisannya agar tugas yang mulia itu dapat terlaksana dengan baik. Di antara mereka adalah Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka'ab, Mu'adz bin Jabal, Mu'awiyah bin Abi Sufyan, Khulafa ar-Ryasidin dan Shahabat shahabat lainnya. Imam Bukhary dan Muslim meriwayatkan dari Anas r.a. bahwasanya ia berkata :" AlQur'an dikumpulkan pada masa Rasul saw oleh 4 orang, yang kesemuanya dari kaum Anshar; Ubay bin Ka'ab, Mu'adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit dan Abu Zaid. Anas ditanya:" Siapa ayah Zaid?". Ia menjawab:" Salah seorang pamanku". Mereka itu adalah orang-orang dari para shahabat yang paling terkenal sebagai sekretaris wahyu, di samping itu masih banyak lagi shahabat yang menulis al-Qur'an. Di kalangan mereka banyak yang memiliki mushhaf pribadi, yang ditulisnya, sesuai dengan yang didengarnya, ataupun hafalan yang diterima dari Nabi SAW, sperti Mushhaf Ibnu Mas'ud, Mushhaf 'Ali, Mushhaf 'Aisyah dll. Cara-cara penulisan Mereka menulis Al-Qur'an dengan cara yang sederhana, yakni pada sarana yang bermacam-macam, seperti pelepah kurma, kepingan batu, dan juga kulit dan daun kayu, serta pada tulang binatang, dll. Hal itu terjadi, karena pabrik kertas di kalangan orang-orang Arab belum ada. Pada waktu itu pabrik kertas masih di negeri Parsi dan Romawi, tetapi hasil produksinya masih kurang, terbatas untuk di negeri mereka sendiri. Para Shahabat menulisnya sesuai dengan perlengkapan yang dimiliki dan pantas dipergunakan untuk menulis. Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit r.a. bahwa ia berkata :" Kami menulis Al-Qur'an di hadapan Nabi pada kulit ternak". Maksudnya kami mengumpukannya, karena pengertian menyusun adalah suatu ungkapan yang menyatakan tertib ayat sesuai dengan petunjuk Nabi SAW dan atas dasar perintah Allah SWT. Karena itu 'Ulama telah sepakat, bahwa pengumpulan Al-Qur'an adalah tauqify, sesuai dengan ketentuan, artinya susunannya sebagaimana yang kita lihat sekarang ini di dalam mushhaf-mushhaf adalah sesuai dengan wahyu dari Allah. Telah disebutkan, bahwa Jibril a.s.bila membawakan sebuah atau beberapa ayat, kepada Nabi, ia mengatakan :" Hai Muhammad! Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu untuk menempatkannya pada urutan kesekian suart anu". Demikian pula Rasul memerintahkan kepada para shahabat:" Letakkanlah pada urutan ini". B. PENGUMPULAN AL-QUR'AN PADA MASA ABU BAKAR R.A. Rasulullah berpulang ke Rahmatullah setelah beliau selesai menyampaikan risalah dan amanah, menasehati umat, serta memberi petunjuk pada agama yang lurus. Setelah beliau wafat kekuasaan dipegang oleh Abu Bakar Siddik r.a. Pada masa pemerintahannya, ia banyak menghadapi malapetaka, berbagai kesulitan dan problim yang rumit, di antaranya ialah memerangi orang-orang yang murtad, yang ada di kalangan mereka orang-orang muslim, dan juga pengikut Musailamah al-Kadzdzab. Peperangan Yamamah adalah peperangan yang amat dahsyat. Banyak dari kalangan shahabat yang hafal al-Qur'an dan ahli bacanya mati syahid yang jumlahnya lebih dari 70 orang. Oleh karena itu kaum muslimin menjadi bingung dan khawatir. 'Umar sendiri merasa khawatir dan prihatin, lalu beliau menemui Abu Bakar yang sedang dalam keadaan sedih dan sakit. Dalam musyawarah itu 'Umar mengajukan usul untuk

44

mengumpulkan al-Qur'an, khawatir karena banyaknya khufadh gugur sebagai syuhada'. Abu Bakar pertama kali merasa ragu, tetapi setelah mendapatkan penjelasan dari'Umar tentang kepositifan ide itu, ia sependapat dan memandang baik usul dari 'Umar. Abu Bakar mengutus Zaid bin Tsabit dan mengajukan persoalannya, serta menyuruhnya agar segera mengumpulkan Al-Qur'an dalam satu mushhaf. Mula pertama Zaid pun merasa ragu, kemudian iapun dilapangkan dadanya oleh Allah, sebagaimana halnya Allah melapangkan dada Abu Bakar dan 'Umar. Al-Bukhary telah meriwayatkan dalam shahihnya mengenai kisah pengumpulan ini. Karena pentingnya, maka disini kami menukilnya sebagai berikut : " Dari Zaid bin Tsabit r.a. bahwa ia berkata :" Abu Bakar mengirimkan berita kepadaku tentang kurban pertempuran Yamamah, setelahorang yang hafal Al-Qur'an sejumlah 70 orang gugur. Saat itu 'Umar berada di samping Abu Bakar. Kemudian Abu Bakar mengatakan:" 'Umar telah datang kepadaku dan ia mengatakan :" Sesungguhnya pertumpahan darah pada pertempuran Yamamah banyak mengancam para penghafal Al-Qur'an, hal demikian terjadi terus menerus, akan berakibat banyak penghafal menjadi syuhada'. Aku khawatir kalau keadaan it uterus menerus terjadi, akan menyebabkan para hafidh hilang. Saya ingin agar anda sebagai Khalifah memerintahkan kepada seseorang untuk mengumpulkan al-Qur'an". Aku, Abu Bakar menjawab:" Bagaimana aku harus melakukan suatu perbuatan, sedang Rasulullah saw tidak pernah melakukannya?". 'Umar r.a. menjawab:" Demi Allah, perbuatan tersebut adalah baik". Dan ia berulang kali mengucapkannya, sehingga Allah melapangkan dadaku sebagaimana Allah melapangkan dada 'Umar. Dalam pada itu aku telah sependapat dengan Umar. Zaid berkata:" Abu Bakar mengatakan:" Anda adalah seorang pemuda yang tangkas, aku tidak meragukan kemampuan anda. Anda adalah penulis wahyu dari Rasulullah saw . Oleh karena itu telitilah Al-Qur'an dan kumpulkanlah!". Zaid menjawab :" Demi Allah, andaikata aku dibebani tugas untuk memindahkan gunung, tidaklah akan berat bagiku, jika dibandngkan dengan tugas yang dibebankan kepadaku ini". Saya mengatakan :" Bagaiman anda berdua akan melakukan pekerjaan yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah saw?". Abu akar menjawab :" Demi Allah, hal ini adalah baik". Dan ia menglanginya berualng kali sampai aku dipangkan dadaku, oleh Allah SWT sebagaimana Allah melapangkan dada Abu Bakar dan Umar. Selanjutnya aku meneliti dan mengumpulkan Al-Qur'an dari kepingan-kepingan batu, pelepah kurma, dan dari shahabat-shahabat yang hafal al-Qur'an, sampai aku mendapatkan akhir surat at-Taubah, dari Abu Khuzaimah alAnshary, yang tidak terapat pada lain orang:

. 129-128 ) )Lembaran-lembaran tersebut disimpan di rumah Abu Bakar sampai wafat. Kemudian diserahkan kepada Umar sampai wafat dan kemudian disimpan di rumah Hafsah binti Umar. Riwayat ini menjelaskan pross pengumpulan Al-Qur'an.19 C. BEBERAPA PERTANYAAN SEKITAR PENGUMPULAN AL-QUR'AN Ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab secara terperinci. Yang secara ringkas kami simpulkan sebagai beriktu:Hadis Riwayat Bukhari19

45

Pertama: Mengapa Abu Bakar ragu-ragu dalam masalah pengumpulan alQur'an, padahal sebagai perbuatan sangat baik, lagi pula diwajibkan oleh Islam? Jawababnnya ialah :" Abu Bakar khawatir kalau-kalau orang mempermudah dalam usaha menghayati dan menghafal Al-Qur'an. Orang mencukupkan dengan hafalan yang tidak mantap dan kahawatir jika mereka hanya berpegang dengan apa yang ada dalam mushhaf, yang akhirnya jiwa mereka lemah untuk menghafal Al-Qur'an. Minat untuk menghafal dan menghayati Al-Qur'an akan berkurang, karena telah ada tulisan yang terdapat dalam mushhaf-mushhaf yang dicetak untuk setandar membacanya, sedangkan sebelum ada mushhaf-mushhaf mreka bekerja keras untuk menghafal AlQur'an. Dari segi lain, bahwa Abu Bakar Siddik adalah benar-benar orang yang bertitik-tolak dari garis Syari'ah, selalu berpegang pada jejak Rasul, saw. di mana ia khawatir jika idenya itu termasuk bid'ah yang tiak dikehenaki Rasul. Karena itulah Abu Bakar berkata kepada Umar:" Mengapa saya harus mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW?". Barangkali ia takut terseret ole hideide dan gagasan yang membawanya untuk menyalahi sunnah Rasulullah SAW serta membawa bid'ah. Tetapi tatkala ia menganggap bahwa perbuatan tersebut adalah sangat penting dan pendapat tersebut pada hakekatnya adalah merupakan suatu sarana yang amat penting demi kelestarian kitab Al-Qur'an dan demi terpeliharanya dari kemusnahan dan perubahan, lagi pula ia meyakini, bahwa hal tersebut tidak termasuk masalah yang menyalahi ketentuan dan tidak pula termasuk bid'ah yang sengaja dibuat-buat. Atas dasar pemikiran itu, maka Abu Bakar bei'tikad baik untuk mengumpulkan al-Qur'an. Akhirnya Abu Bakarpun dapat meyakinkan kepada Zaid, untuk sanggup melakukan tugas berat "pengumpulan Al-Qur'an". Ke dua: Mengapa Abu Bakar menugaskan Zaid bin Tsabit untuk melakukan pengumpulan Al-Qur'an? Jawabannya ialah : Zaid adalah orang yang betul-betul pembawaan dan kemampuan yang tidak dimiliki oleh shahabat lainnya, dalam hal mengumpulkan al-Qur'an. Zaid adalah shahabat yang hafal al-Qur'an, termasuk sekretaris wahyu bagi Rasulullah. Ia menyaksikan peristiwa terakhir, dari turunnya al-Qur'an, dan terkhir menjelang Rasulullah wafat. Di samping itu ia dikenal shahabat yang wara', bersih dri noda, sangat besar tanggung jawabnya terhadap mnat, baik akhlqnya dan taat beragama. Lagi pula ia dikenal tangkas, dengan IQ-nya yang tinggi. Demikianlah kesimpulan kata-kata Abu Bakar yang diriwayatkan oleh Bukhary, tatkala ia memanggilnya dengan mengatakan :" Anda adalah seorang pemuda yang tangkas, yang tidak kami ragukan. Anda adalah penulis wahyu Rasulullah". Dengan beberpa sifat dan keistmewaan di atas, Abu Bakar Siddik memilih dan menunjuknya sebagai pengumpul al-Qur'an. Adapun alas an yang menyatakan bahwa Zaid bin Tsabi