masyarakat desa cipondoh

33
INDEKS def-t dan DMF-T Masyarakat Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari Kecamatan Tirtamulya Kabupaten Karawang MAKALAH Anne Agustina Suwargiani, drg NIP 132316882 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2008

Upload: yenny-lee

Post on 03-Jan-2016

143 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Masyarakat Desa Cipondoh

INDEKS def-t dan DMF-T

Masyarakat Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari Kecamatan Tirtamulya Kabupaten Karawang

MAKALAH

Anne Agustina Suwargiani, drg

NIP 132316882

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2008

Page 2: Masyarakat Desa Cipondoh

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : INDEKS def-t dan DMF-T

MASYARAKAT DESA CIPONDOH dan DESA MEKARSARI

KECAMATAN TIRTAMULYA KABUPATEN KARAWANG

NAMA : Anne Agustina Suwargiani, drg

NIP : 132 316 882

Bandung, 25 Januari 2008

Menyetujui,

Kepala Bagian

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Sri Susilawati, drg., M. Kes

NIP 130 321 244

Page 3: Masyarakat Desa Cipondoh
Page 4: Masyarakat Desa Cipondoh

iii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................... i

Abstract ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL........................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian ...................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah............................................................... 1

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian............................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 2

1.5 Kerangka Pemikiran............................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Karies........................................................................ 3

2.2 Etiologi Karies Gigi............................................................... 4

2.2.1 Mikroorganisme......................................................... 4

2.2.2 Substrat...................................................................... 5

2.2.3 Inang atau Gigi........................................................... 5

2.2.4 Waktu......................................................................... 6

2.3 Gambaran Klinis Karies Gigi................................................. 6

2.4 Indeks Pengukuran Gigi......................................................... 7

2.4.1 Indeks DMF-T............................................................ 7

2.4.2 Indeks def-t................................................................. 9

2.5 Tinjauan Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari....................... 10

Page 5: Masyarakat Desa Cipondoh

iv

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian....................................................................... 11

3.2 Populasi dan Sampel .............................................................. 11

3.2.1 Populasi.................................................................... 11

3.2.2 Sampel...................................................................... 11

3.3 Definisi Operasional....................................................... ....... 12

3.4 Skala Pengukuran................................................................... 12

3.5 Teknik Pengambilan Sampel.................................................. 13

3.6 Teknik Pengumpulan Data..................................................... 13

3.7 Teknik Penyajian Data........................................................... 13

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................. 14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ..................................................................... 15

4.2 Pembahasan........................................................................... 15

4.2.1 Indeks def................................................................. 19

4.2.2 Indeks DMF............................................................ . 20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan........................................................................... 22

5.2 Saran..................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 23

Page 6: Masyarakat Desa Cipondoh

ii

ABSTRACT

Dental caries is the most common tooth lesion in men and women, children and

adult Indonesian society. The purpose of this study was to find out the index of def-t and

DMF-T in Mekarsari and Cipondoh village of kecamatan Tirtamulya, Kabupaten

Karawang which is can be use to guide planning, actuating, controlling and evaluating

health programme.

The research has been used descriptive methode and used multistage random

sampling. Sample consist for def-t index was 81 men and 122 women along with for

DMF-T index was 80 men and 91 women. The result from this study divided into groups

based on gender and age from every village and categorized based on WHO caries

categorize.

The result has been shown that def-t index Mekarsari is 3,98 and Cipondoh 6,02.

DMF-T index mekarsari is 2,61 and Cipondoh is 5,87.

The summarized from this research have been shown that def-t Mekarsari is in

Moderat categorized and Cipondoh is in Highly categorized. DMF-T Mekarsari are in

low categorized and Cipondoh are in highly categorized.

Page 7: Masyarakat Desa Cipondoh

i

ABSTRAK

Karies gigi merupakan penyakit yang sering ditemukan pada setiap strata

sosial masyarakat Indonesia baik laki-laki maupun perempuan serta dewasa dan

anak-anak. Penelitian mengenai indeks karies di Desa Cipondoh dan Desa

Mekarsari Kecamatan Tirtamulya Kabupaten Karawang dilakukan untuk

mengetahui indeks karies def-t dan DMF-T sebagai patokan untuk perencanaan,

pelaksanaan, monitoring dan penilaian program kesehatan.

Penelitian bersifat deskriftif sederhana, dengan teknik pengambilan sampel

Multistage Random Sampling. Jumlah subjek penelitian untuk indeks def-t terdiri

dari 81 orang Laki-laki dan 122 orang perempuan, serta sampel penelitian untuk

indeks DMF-T terdiri dari 80 orang Laki-laki dan 91 orang Perempuan. Data hasil

penelitian dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dan usia anak dan dewasa

dari masing-masing desa, kemudian dikategorikan berdasarkan kategori karies

menurut WHO.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks def-t Desa Mekarsari 3.98,

def-t Desa Cipondoh 6,02. Indeks DMF-T Desa Mekarsari 2,61, DMF-T Desa

Cipondoh 5,87

Kesimpulan penelitian bahwa indeks def-t Desa Mekarsari termasuk

kategori karies moderat, def-t Desa Cipondoh termasuk kategori karies tinggi.

Indeks DMF-T Desa Mekarsari termasuk kategori karies rendah, DMF-T Desa

Cipondoh termasuk kategori karies tinggi

Page 8: Masyarakat Desa Cipondoh

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

tubuh manusia, sehingga secara tidak langsung berperan dalam status kesehatan

perorangan. Penyakit gigi yang sering diderita oleh hampir semua penduduk

Indonesia adalah karies gigi. Karies gigi merupakan penyakit yang sering ditemukan

pada setiap strata sosial masyarakat Indonesia baik pada kaum laki-laki maupun kaum

perempuan serta anak-anak dan dewasa.

Indonesia belum mempunyai angka spesifik mengenai penyakit gigi secara

nasional dan untuk memperoleh angka spesifik tersebut harus dimulai dari strata

pemerintahan yang paling rendah yaitu desa.

Permasalahan tersebut diatas mendorong penulis untuk melakukan penelitian

mengenai indeks karies dengan melakukan penelitian mengenai indeks DMF-T dan

def-t di Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari Kecamatan Tirtamulya Kabupaten

Karawang.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dapat diidentifikasikan masalah

mengenai berapa indeks DMF-T dan def-t di di Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari

Kecamatan Tirtamulya Kabupaten Karawang

Page 9: Masyarakat Desa Cipondoh

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran umum kesehatan gigi

masyarakat di Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari Kecamatan Tirtamulya Kabupaten

Karawang sebagai patokan untuk perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan penilaian

program kesehatan gigi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui indeks karies

dengan melihat indeks DMF-T dan indeks def-t

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai data awal untuk penyusunan

pelaksanaan program kesehatan gigi dan mulut bagi pelaksana kesehatan setempat

dan sebagai bahan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Upaya kesehatan gigi dan mulut adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan status kesehatan gigi yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.

Salah satu program yang ada dalam upaya tersebut adalah program Sehat Gigi dan

Mulut 2020. Program ini ditetapkan karena dari hasil survey Departemen Kesehatan

tahun 1999 diperoleh data bahwa penyakit gigi yang paling sering ditemukan adalah

karies gigi, yang ditemukan pada semua usia dan lapisan masyarakat (Moeis,2004)

Untuk menyokong program tersebut diperlukan adanya pelaksanaan program

kesehatan gigi dari tingkat terendah.. dimana dalam pembuatan program tersebut

diperlukan data awal untuk membuat program baik itu program perencanaan,

pelaksanaan, monitoring dan penilaian sehingga peningkatan status kesehatan gigi dan

mulut dapat terukur dan dapat dipertanggungjawabkan.

Page 10: Masyarakat Desa Cipondoh

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Karies

Karies berasal dari bahasa latin yaitu caries yang artinya kebusukan. Definisi

sederhana karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan

larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan

sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam microbial dari substrat

sehingga timbul destruksi komponen-komponen organic yang akhirnya terjadi kavitas

(Schuurs, 1992)

Menurut Sumawinata (2000), karies gigi adalah suatu penyakit jaringan keras

gigi yang diakibatkan oleh mikroorganisme pada karbohidrat yang dapt

difermentasikan sehingga terbentuk asam dan menurunkan pH dibawah pH kritis,

sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi. Tanda karies adalah terjadinya

demineralisasi mineral email dan dentin diikuti oleh disintegrasi bagian organiknya.

Karies gigi adalah penghancuran terlokalisasi dari jaringan gigi oleh

mikroorganisme (Pine, 1997). Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi

yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik

dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan (Kidd & Bechal,1991)

Newburn mendefinisikan karies gigi sebagai penyakit bacterial yang

menyerang gigi dimana bagian organik dari gigi mengalami destruksi, sedangkan

bagian anorganiknya mengalami dekalsifikasi (Darwita,2004)

Dari pengertian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa karies gigi

adalah suatu proses kronis regresif , dimana prosesnya terjadi terus berjalan ke bagian

yang lebih dalam dari gigi sehingga membentuk lubang yang tidak dapat diperbaiki

Page 11: Masyarakat Desa Cipondoh

kembali oleh tubuh melalui proses penyembuhan, pada proses ini terjadi

demineralisasi yang disebabkan oleh adanya interaksi kuman, karbohidrat yang sesuai

pada permukaan gigi dan waktu.

2.2 Etiologi Karies Gigi

Karies gigi adalah penyakit multifaktor yang merupakan hasil kombinasi daari

4 faktor utama yaitu inang dan gigi, mikroorganisme di dalam plak, substrat dan

waktu (Pine, 1997).

Gambar 2.2 Faktor-faktor yang terlibat dalam proses karies

2.2.1 Mikroorganisme

Peran bakteri dalam menyebabkan terjadinya karies sangatlah besar. Bakteri

plak sangat dominant dalam karies gigi adalah streptococcus mutans. Bakteri ini

sangat kariogen karena mampu membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan.

Dapat menempel pada permukaan gigi karena kemampuannya membuat polisakarida

ekstrasel yang sangat lengket dari karbohidrat makanan. Polisakarida ini terdiri dari

polimer glukosa, menyebabkan matriks plak gigi mempunyai konsistensi

Mikroorganisme

Inang atau Gigi

Waktu

Substrat

Page 12: Masyarakat Desa Cipondoh

sepertigelatin. Akibatnya bakteri-bakteri terbantu untuk melekat pada gigi serta saling

melekat satu sama lain.

2.2.2 Substrat

Substrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang dikonsumsi

sehari-hari yang menempel pada gigi. Seringnya mengkonsumsi gula akan menambah

pertumbuhan plak dan menambah jumlah Streptococcus mutans didalamnya.

Sukrosa merupakan gula yang kariogen, walaupun gula lainnya tetap

berbahaya. Sukrosa merupakan gula yang paling banyak dikonsumsi, maka sukrosa

merupakan penyebab karies yang utama (Kidd & Bechal,1991)

2.2.3 Inang atau Gigi

Faktor- faktor dari gigi yang berpengaruh terhadap peningkatan karies, yaitu :

1. Bentuk

Gigi dengan fit dan fisur yang dalam lebih mudah terserang karies

2. Posisi

Gigi yang berjejal dan susunanya tidak teratur lebih sukar dibersihkan. Hal ini

cenderung meningkatkan penyakit periodontal dan karies

3. Struktur

Keberadaan flour dalam konsentrasi yang optimum pada jaringan gigi dan

lingkungannya merangsang efek anti karies (Kidd & Bechal, 1991)

Page 13: Masyarakat Desa Cipondoh

2.2.4 Waktu

Waktu menjadi salah satu faktor penting, karena meskipun ada ketiga faktor

sebelumnya proses pembentukan karies gigi relatif lambat dan secara klinis terlihat

kehancuran dari email lebih dari empat tahun (Pine, 1997)

Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama

berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas

periode kerusakan dan perbaikan yang bergantian. Apabila saliva ada di dalam

lingkungan gigi, maka karies tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau

minggu, melainkan dalam bulan atau tahun (Kidd & Bechal, 1991)

2.3 Gambaran Klinis Karies Gigi

Menurut Kid & Bechal, 1991, Karies dapat diklasifikasikan berdasarkan

anatomi tempat karies itu timbul. Karies dapat dimulai pada fit dan fisur atau pada

permukaan licin. Karies permukaan licin berawal dari email atau sementum dan

dentin akar yang terbuka atau yang terkenal dengan karies akar. Karies dapat terjadi

pada tepi restorasi atau dikenal dengan karies rekurn / sekunder .

Gambaran karies :

1. Karies pada fit dan fisur (Fit and fissure caries)

Perkembangan karies dimulai pada fit dan fisur gigi yang rumit. Dari berbagai

bentuk variasinya, semuanya diawali dengan tanda-tanda dini sampai

kerusakan yang sempurna

2. Karies permukaan licin gigi (Smooth surface caries)

Karies permukaan licin gigi biasanya ditemukan pada daerah titik kontak pada

interproksimal gigi, tetapi dapat terjadi pada permukaan licin lain pada gigi.

Gambaran klinis karies ini pada mulanya merupakan suatu daerah putih seperti

Page 14: Masyarakat Desa Cipondoh

kapur secara bertahap manjadi kasar sesuai dengan rusaknya email. Akhirnya

terbentuk kavitas yang terbuka dan selanjutnya akan menyebar sama seperti

karies pit dan fisur

3. Karies Servikal (Cervical caries)

Karies ini menyerang bagian servikal gigi dengan dentin terbuka, tetapi

gambarannya tidak sama dengan karies pit dan fisur. Dentin mulai pecah dan

luruh, membentuk kavitas yang terbuka dari bagian luar. Karies ini cenderung

terdapat pada subyek yang mempunyai umur tua dibandingkan dengan kedua

tipe karies diatas

2.4 Indeks Pengukuran Gigi

Indikator karies gigi dapat berupa prevalensi karies dan indeks karies. Indeks

karies gigi yaitu angka yang menunjukkan jumlah gigi karies seseorang atau

sekelompok orang. Pengukuran karies dikenal sebagai indeks DMF dan merupakan

indeks aritmetika penyebaran karies yang kumulatif. Beberapa metode pengukuran

karies gigi yaitu indeks DMF-T digunakan untuk menyatakan gigi yang karies, hilang

dan ditambal. DMF-S digunakan untuk menyatakan gigi karies, hilang dan permukaan

gigi yang ditambal pada gigi permanen, sehingga jumlah permukaan gigi yang terkena

harus diperhitungkan. Indeks yang sama untuk gigi sulung adalah def-t dan def-s

dimana t menunjukkan jumlah gigi yang dicabut (bukan tanggal secara alamiah) dan s

menunjukkan gigi atau permukaan gigi yang ditambal (Kidd & Bechal, 1992)

2.4.1 Indeks DMF-T

Indeks DMF-T digunakan untuk pencatatan gigi permanen. Indeks DMF-T

adalah indeks dari pengalaman kerusakan seluruh gigi yang rusak, yang dicabut dan

Page 15: Masyarakat Desa Cipondoh

yang ditambal. Tujuan dari indeks DMF-T adalah untuk menentukan jumlah total

pengalaman karies gigi pada masa lalu dan yang sekarang. Untuk pencatatan DMF-T

dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

1. Setiap gigi dicatat satu kali

2. D = Decay atau rusak

a. Ada karies pada gigi dan restorasi

b. Mahkota gigi hancur karena karies gigi

3. M = Missing atau hilang

a. Gigi yang telah dicabut karena karies gigi

b. Karies yang tidak dapat diperbaiki dan indikasi untuk pencabutan

4. F = Filled atau tambal

a. Tambalan permanen dan sementara

b. Gigi dengan tambalan tidak bagus tapi tanpa karies yang jelas

Perhitungan DMF-T berdasarkan pada 28 gigi permanen, adapun gigi yang tidak

dihitung adalah sebagai berikut :

1. Gigi molar ketiga

2. Gigi yang belum erupsi. Gigi disebut erupsi apabila ada bagian gigi yang

menembus gusi baik itu erupsi awal (clinical emergence), erupsi sebagian

(partial eruption) maupun erupsi penuh (full eruption)

3. Gigi yang tidak ada karena kelainan congenital dan gigi berlebih

(supernumerary teeth)

4. Gigi yang hilang bukan karena karies, seperti impaksi atau perawatan

ortodontik

5. Gigi tiruan yang disebabkan trauma, estetik dan jembatan

6. Gigi susu yang belum tanggal

Page 16: Masyarakat Desa Cipondoh

2.4.2 Indeks def-t

Indeks def adalah jumlah gigi sulung seluruhnya yang telah terkena karies.

Tujuan dari indeks def adalah untuk menentukan pengalaman karies gigi yang terlihat

pada gigi sulung dalam rongga mulut.

Untuk pencatatan def-t dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

1. d = Decayed / rusak

2. e = Indicated for Extracted / indikasi untuk pencabutan

3. f = Filled / Tambal

Jumlah gigi sulung yang ditambal pada permukaan yang tidak terdapat karies

gigi

Perhitungan def-t berdasarkan pada 20 gigi sulung. Adapun gigi-gigi yang tidak

dihitung adalah sebagai berikut :

1. Gigi yang hilang termasuk gigi yang belum erupsi dan tidak ada karena

kelainan genital

2. Gigi supernumerary

3. Gigi tiruan yang disebabkan bukan karena karies gigi, tidak dihitung sebagai

filled (tambalan)

WHO memberikan kategori dalam perhitungan DMF-T dan def-t berupa derajat

interval sebagai berikut (Pine, 1997) :

1. Sangat rendah : 0,0 – 1,1

2. Rendah : 1,2 – 2,6

3. Moderat : 2,7 – 4,4

4. Tinggi : 4,5 – 6,5

5. Sangat Tinggi : > 6,6

Page 17: Masyarakat Desa Cipondoh

2.5 Tinjauan Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari

Cipondoh dan Tirtasari adalah salah satu desa di Kecamatan Tirtamulya,

Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kabupaten Karawang, adalah sebuah kabupaten di

Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Karawang. Kabupaten ini

berbatasan dengan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat, Laut Jawa di

utara, Kabupaten Subang di timur, Kabupaten Purwakarta di tenggara, serta

Kabupaten Cianjur di selatan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Karawang adalah

dataran rendah, dan di sebagian di wilayah selatan berupa dataran tinggi. Kabupaten

Karawang terdiri atas 30 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan

kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Karawang. Penduduk umumnya adalah

suku Sunda yang menggunakan Bahasa Sunda, tetapi di Karawang terdapat beberapa

bahasa dan budaya diantaranya budaya dan bahasa Betawi di daerah utara Karawang

tepatnya sebagian Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya serta bahasa Jawa

Cirebonan di jalur Utara Kecamatan Tempuran Kecamatan Cilamaya

Page 18: Masyarakat Desa Cipondoh

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif sederhana,

dimana penelitian dilakukan dengan mengambil sampel dari suatu populasi tertentu

dan menggunakan odontogram sebagai alat pengumpul data (Singarimbun dan

Effendi, 1989).

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah :

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk desa Cipondoh dan desa

Mekarsari kecamatan Tirtamulya Kabupaten Karawang

3.2.1 Sampel

Sampel diambil secara Multistage Random Sampling, dimana

pengambilan sampel dilakukan secara acak yang pelaksanaannya dilakukan

dengan membagi populasi menjadi beberapa fraksi kemudian diambil

sampelnya. Sampel fraksi yang dihasilkan dibagi lagi menjadi beberapa fraksi

kemudian diambil sampelnya. Sampel fraksi yang dihasilkan dibagi lagi menjadi

fraksi-fraksi yang lebih kecil dan diambil sampelnya. Pembagian menjadi fraksi

dilakukan terus sampai unit sampel yang diinginkan. Unit sampel pertama

disebut Primary Sampling Unit (PSU) (Budiarto, 2003).

Page 19: Masyarakat Desa Cipondoh

� gigi def

� orang yang diperiksa

3.3 Definisi Operasional

1. Indeks DMF adalah jumlah rata-rata dari gigi geligi tetap perorangan yang

rusak (D), hilang karena karies (M) atau ditambal (F) (Burt-Eklund, 1992)

2. Indeks def yaitu jumlah rata-rata dari gigi geligi susu yang rusak (d),

indikasi untuk dicabut (e) dan yang ditambal (f)

3. Karies klinis adalah fit dan fisur pada permukaan oklusal, bukal dan

lingual yang ketika eksplorer (sonde) tersangkut setelah insersi dengan

memberikan tekanan yang cukup dan ketika sangkutan diikuti dengan satu

atau lebih tanda-tanda berikut :

1) Kelunakan pada dasar area tersebut

2) Batas opak memperlihatkan tanda undermining atau demineralisasi

3) Kelunakan batas email ke area yang dapat dikerok eksplorer

3.4 Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan sebagai berikut :

1. Indeks DMF-T

2. Indeks def-t

� gigi DMF

� orang yang diperiksa

� gigi DMF

� orang yang diperiksa

Page 20: Masyarakat Desa Cipondoh

)(1 2dNN

n+

=

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik

multistage random sampling (Notoatmodjo, 2002)

Keterangan :

N : Besarnya populasi

n : Besarnya sample

d : Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan :

1. Studi lapangan

Dari studi lapangan diperoleh data primer dengan cara pemeriksaan klinis

karies pada masyarakat Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari

2. Studi pustaka

Studi ini dilakukan untuk mendapatkan data sekunder dengan mencari data

dan teori dari buku dan penelitian-penelitian terdahulu.

3.7 Teknik Penyajian Data

Penelitian ini dilakukan pada saat pengabdian pada masyarakat berupa

pengobatan gigi dimana sebelum diperiksa masyarakat terlebih dahulu dilihat keadaan

gigi geliginya dan karies klinis, yang dimaksud dengan karies klinis dalam penelitian

ini adalah suatu tingkatan dari karies gigi, jika dilakukan pemeriksaan dengan sonde,

Page 21: Masyarakat Desa Cipondoh

sonde tersebut akan tersangkut pada kavitas yang terbentuk.. Kemudian dicatat dalam

odontogram kemudian dilakukan penghitungan indeks DMF-T dan def-t

Indeks DMF-T = jumlah gigi DMF/jumlah orang yang diperiksa X 100%

Cara pencatatan yang digunakan dalam penelitian ini :

1. D (decayed) : Gigi yang mempunyai satu atau lebih tanda karies yang tidak

ditambal tapi masih dapat ditambal

D hanya dihitung satu walaupun pada gigi tersebut ditemukan beberapa karies

2. M (missing) : Gigi yang telah dicabut/hancur sendiri karena karies atau

harus dicabut karena karies

3. F (Filling) : Gigi yang mempunyai satu atau lebih tambalan yang masih

baik

Hasil perhitungan ditampilkan dalam bentuk tabel.

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian diadakan di Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari kecamatan

Tirtamulya Kabupaten Karawang Jawa Barat

Page 22: Masyarakat Desa Cipondoh

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Data yang diperoleh disusun secara lengkap dan sistematis, kemudian

dianalisis. Hasil analisis terhadap indeks DMF-T dan indeks def-t di Desa Cipondoh

dan Desa Mekarsari Kecamatan Tirtamulya, Kabupaten Karawang.

Data sampel penelitian ditampilkan dalam table 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4

Tabel 4.1 Data Sampel Anak Desa Mekarsari

Jenis Kelamin Jumlah

L

P

33

52

Total 87

Tabel 4.2 Data Sampel Anak Desa Cipondoh

Jenis Kelamin Jumlah

L

P

48

70

Total 118

Pada Tabel 4.1 dan table 4.2 terlihat jumlah sampel penelitian anak di Desa

Mekarsari dan Desa Cipondoh lebih banyak sampel wanita

Page 23: Masyarakat Desa Cipondoh

16

Tabel 4.3 Data Sampel Dewasa Desa Mekarsari

Jenis Kelamin Jumlah

L

P

40

32

Total 72

Tabel 4.4 Data Sampel Dewasa Desa Cipondoh

Jenis Kelamin Jumlah

L

P

35

59

Total 94

Pada Tabel 4.3 dan tabel 4.4 terlihat jumlah sampel penelitian dewasa di Desa

Mekarsari lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan, sedangkan di Desa

Cipondoh lebih banyak sampel perempuan dibandingkan sampel laki-laki.

Tabel 4.5 Data def Desa Mekarsari

Jenis Kelamin Komponen

L P

Jumlah

D

M

F

103

37

0

135

64

0

238

101

0

Total 140 199 339

Page 24: Masyarakat Desa Cipondoh

17

Pada Tabel 4.5 terlihat bahwa di Desa Mekarsari indeks decay (rusak) banyak

dimiliki oleh anak perempuan begitu juga dengan indeks missing (hilang) banyak

dimiliki anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki.

Tabel 4.6 Data def Desa Cipondoh

Jenis Kelamin Komponen

L P

Jumlah

D

M

F

226

67

2

311

104

0

522

171

2

Total 295 415 695

Pada Tabel 4.6 terlihat bahwa di Desa Cipondoh indeks decay (rusak) banyak

dimiliki oleh anak perempuan begitu juga dengan indeks missing (hilang) banyak

dimiliki anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki.

Tabel 4.7 Data DMF Desa Mekarsari

Jenis Kelamin Komponen

L P

Jumlah

D

M

F

21

94

0

20

53

0

41

147

0

Total 115 73 188

Page 25: Masyarakat Desa Cipondoh

18

Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa di Desa Mekarsari indeks decay (rusak) banyak

dimiliki oleh kaum laki-laki dibandingkan kaum perempuan. Begitu juga dengan

indeks missing (hilang) banyak dimiliki kaum laki-laki dibandingkan perempuan.

Tabel 4.8 Data DMF Desa Cipondoh

Jenis Kelamin Komponen

L P

Jumlah

D

M

F

108

116

0

172

183

2

280

299

2

Total 224 357 581

Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa di Desa Cipondoh indeks decay (rusak) banyak

dimiliki oleh Kaum Perempuan dibandingkan dengan kaum laki-laki. Begitu pula

dengan indeks Missing (hilang) banyak dimilik kaum perempuan dibandingkan kaum

laki-laki.

Tabel 4.9 Data Indeks def dan DMF Desa Mekarsari dan Desa Cipondoh

Indeks def DMF

Jumlah total L&P

Desa

L P L P def DMF

Mekarsari

Cipondoh

4,24

6,15

3,99

5,93

2,87

5,6

2,28

6,05

3,99

6,02

2,61

5,89

Total 10,01 8,5

Page 26: Masyarakat Desa Cipondoh

19

Pada table 4.9 terlihat bahwa di Desa Mekarsari dan Desa Cipondoh indeks

def anak Laki-laki lebih tinggi dibandingkan nilai indeks perempuan. Indeks DMF di

Desa Mekarsari nilainya lebih besar pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan,

Hal ini bertolak belakang dengan nilai indeks DMF di Desa Cipondoh dimana nilai

indeks DMF Laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Nilai indeks def

lebih besar daripada nilai indeks DMF.

4.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian tersebut diatas, dapat diperoleh pembahasan sebagai

berikut :

4.2.1 Indeks def

Dari tabel tersebut diatas diperoleh nilai indeks def Desa Mekarsari adalah

3,98. nilai def sebesar 3,98 berdasarkan kategori karies menurut badan kesehatan

dunia indeks def di Desa Mekarsari berada dalam kategori Moderat.

Dari tabel tersebut diatas diperoleh nilai indeks def desa Cipondoh adalah

6,02. nilai def sebesar 6,02 berdasarkan kategori karies menurut badan kesehatan

dunia indeks def di Desa Cipondoh berada dalam kategori tinggi.

Indeks def sebesar 3,98. di Desa Mekarsari artinya rata-rata tiap anak

memiliki 3,98. gigi sulung yang rusak, hilang atau ditambal karena karies, sedangkan

Indeks def sebesar 6,02 di Desa Cipondoh artinya rata-rata tiap anak memiliki 6,02

gigi sulung yang rusak, hilang atau ditambal karena karies

Page 27: Masyarakat Desa Cipondoh

20

Hasil analisis def dari kedua desa menunjukkan nilai indeks def dalam

kategori moderat dan tinggi hal ini disebabkan oleh beberapa faktor (PPKGM, 1999)

yaitu :

1. Pola makan murid Sekolah Dasar yang lebih menyukai makanan yang manis-

manis (permen, coklat, dll) dibandingkan dengan murid sekolah yang lebih

tinggi.

2. Kurangnya pengetahuan, kesadaran dan kemandirian anak dalam menjaga

kesehatan dan kebersihan dirinya sendiri. Anak seusia tersebut biasanya masih

sangat tergantung pada orang tua.

3. Kurangnya kesadaran orang tua untuk membawa anaknya memeriksakan gigi

karena gigi tersebut dianggap akan diganti oleh gigi tetap.

Tingkat kebersihan gigi dan mulut pada anak berkaitan dengan perilaku anak

tersebut dalam memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Perilaku adalah setiap

cara reaksi atau respon manusia, makhluk hidup terhadap lingkungannya

(Gunarsa,2000). Lingkungan memiliki kekuatan yang besar dalam menentukan

perilaku. Perilaku anak dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut tidak terlepas

dari lingkungan Keluarga.

4.2.2 Indeks DMF

Dari tabel tersebut diatas diperoleh nilai indeks DMF desa Mekarsari adalah

2,61. nilai DMF sebesar 2,61 berdasarkan kategori karies menurut badan kesehatan

dunia indeks DMF di Desa Mekarsari tergolong rendah.

Dari tabel tersebut diatas diperoleh nilai indeks DMF desa Cipondoh adalah

nilai DMF sebesar 5,87 berdasarkan kategori karies menurut badan kesehatan dunia

indeks DMF di Desa Cipondoh tergolong tinggi.

Page 28: Masyarakat Desa Cipondoh

21

Indeks DMF sebesar 2,61 di Desa Mekarsari artinya rata-rata tiap anak

memiliki 2,61 gigi sulung yang rusak, hilang atau ditambal karena karies, sedangkan

Indeks DMF sebesar 5,87 di Desa Cipondoh artinya rata-rata tiap anak memiliki 5,87

gigi sulung yang rusak, hilang atau ditambal karena karies.

Hasil analisis def dari Desa Mekarsari menunjukkan bahwa pengetahuan yang

ada sudah dapat menimbulkan kesadaran untuk menerapkan kebiasaan yang positif

dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut sehari-hari, sedangkan untuk

masyarakat Desa Cipondoh menunjukkan nilai indeks DMF dalam kategori tinggi hal

ini membuktikan bahwa pengetahuan yang ada belum menimbulkan kesadaran untuk

menerapkan kebiasaan yang positif dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut

sehari-hari, sehingga untuk meningkatkan kesadaran tersebut dibutuhkan pendidikan

kesehatan yang mencakup adanya proses komunikasi, motivasi dan instruksi yang

memadai (Notoatmojo, 2003). Pendapat ini diperkuat dengan penelitian Hawkins RJ,

et all (2000), yang mengatakan bahwa pendidikan kesehatan yang diberikan harus

diikuti dengan pelatihan

Page 29: Masyarakat Desa Cipondoh

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai indeks def dan DMF

di Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari Kecamatan Tirtamulya Kabupaten Karawang,

dapat disimpulkan :

1. Nilai indeks def Desa Mekarsari adalah 3,98. nilai def sebesar 5, 71

berdasarkan kategori karies menurut badan kesehatan dunia berada dalam

kategori moderat.

2. Nilai indeks def desa Cipondoh adalah 6,02. nilai def sebesar 6,02 berdasarkan

kategori karies menurut badan kesehatan dunia berada dalam kategori tinggi.

3. Nilai indeks DMF desa Mekarsari adalah 2,61. nilai DMF sebesar 2,61

berdasarkan kategori karies menurut badan kesehatan dunia berada dalam

kategori rendah.

4. Nilai indeks DMF desa Cipondoh adalah nilai DMF sebesar 5,87 berdasarkan

kategori karies menurut badan kesehatan dunia berada dalam kategori tinggi.

5.2 Saran

Untuk menurunkan angka indeks karies tersebut diatas, Penulis menyarankan

untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan gigi melalui

pendidikan kesehatan yang mencakup adanya proses komunikasi, motivasi dan

instruksi yang memadai yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat setiap Desa

tersebut di atas.

Page 30: Masyarakat Desa Cipondoh

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran, sebuah pengantar. Jakarta. EGC Darwita. 2004. Prevalensi Karies pada Balita Usia 3-5 Tahun dan Faktor yang

mempengaruhinya (Penelitian di Desa Sawah Kecamatan Ciputat dan Kelurahan Cilandak Timur Kecamatan Pasar Minggu,2003). Medika.

Effendi, S. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta. LP3ES.

Gunarsa, D. 2000. Psikologi Praktis : Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia

Houwink, B., et al.1993. Preventive Tandheelkunde atau Ilmu Kedokteran Gigi

Pencegahan. Terjemahan Sutami Suryo. Yogyakarta : UGM. Sumawinata (2000)

http://id.wikipedia.org/wiki/Cipondoh%2C_Tirtamulya%2C_Karawang

Kidd, E.A.M. ; Joyston-Bechal, S. 1991. Dasar-dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya. Diterjemahkan oleh Narlan Sumawinata dan Safrida Faruk. Jakarta : EGC.

Moeis, E.F. 2004. Menuju Sehat Gigi dan Mulut Indonesia 2020. Jurnal Kedokteran

Gigi Edisi Khusus KOMIT KG. Notoatmodjo, S. 2002. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta.

Rineka Cipta. Pine, C.M.1997. Community Oral Health. Great Britain. Wright. PPKGM. 1999. Survey Dasar Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Murid-Murid Sekolah

Dasar Kelas I, V dan VI di Kotamadya Bandung. Bandung. Dinas Kesehatan Gigi

Schuurs, A.H.B. 1992. Patologi Gigi Geligi Kelainan Jaringan Keras Gigi.

Yogyakarta. Gajah Mada University Press.

Page 31: Masyarakat Desa Cipondoh
Page 32: Masyarakat Desa Cipondoh

vi

DAFTAR LAMPIRAN

No Tabel

1

2

3

4

5

6

7

8

Teks

Data def-t Anak Laki-laki Desa Cipondoh………………………

Data def-t Anak Perempuan Desa Cipondoh……………………

Data def-t Anak Laki-laki Desa Mekarsari……………………...

Data def-t Anak Perempuan Desa Mekarsari……………………

Data DMF-T Dewasa Laki-laki Desa Mekarsari………………...

Data DMF-T Dewasa Perempuan Desa Mekarsari………………

Data DMF-T Dewasa Laki-laki Desa Cipondoh…………………

Data DMF-T Dewasa Perempuan Desa Cipondoh……………....

Halaman

24

25

27

28

29

30

31

32

Page 33: Masyarakat Desa Cipondoh

v

DAFTAR TABEL

No Tabel

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

4.8

4.9

Teks

Data Sampel Anak Desa Mekarsari……………………………...

Data Sampel Anak Desa Cipondoh………………………………

Data Sampel Dewasa Desa Mekarsari…………………………...

Data Sampel Dewasa Desa Cipondoh……………………………

Data def-t Desa Mekarsari………………………………………..

Data def-t Desa Cipondoh………………………………………..

Data DMF-T Desa Mekarsari…………………………………….

Data DMF-T Desa Mekarsari……………………………………

Data Indeks def dan DMF-T Desa Mekarsari dan Desa

Cipondoh…………………………………………………………

Halaman

15

15

16

16

16

17

17

18

18