masyarakat desa cipondoh
TRANSCRIPT
INDEKS def-t dan DMF-T
Masyarakat Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari Kecamatan Tirtamulya Kabupaten Karawang
MAKALAH
Anne Agustina Suwargiani, drg
NIP 132316882
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2008
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : INDEKS def-t dan DMF-T
MASYARAKAT DESA CIPONDOH dan DESA MEKARSARI
KECAMATAN TIRTAMULYA KABUPATEN KARAWANG
NAMA : Anne Agustina Suwargiani, drg
NIP : 132 316 882
Bandung, 25 Januari 2008
Menyetujui,
Kepala Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Sri Susilawati, drg., M. Kes
NIP 130 321 244
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................... i
Abstract ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL........................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ...................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah............................................................... 1
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian............................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 2
1.5 Kerangka Pemikiran............................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Karies........................................................................ 3
2.2 Etiologi Karies Gigi............................................................... 4
2.2.1 Mikroorganisme......................................................... 4
2.2.2 Substrat...................................................................... 5
2.2.3 Inang atau Gigi........................................................... 5
2.2.4 Waktu......................................................................... 6
2.3 Gambaran Klinis Karies Gigi................................................. 6
2.4 Indeks Pengukuran Gigi......................................................... 7
2.4.1 Indeks DMF-T............................................................ 7
2.4.2 Indeks def-t................................................................. 9
2.5 Tinjauan Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari....................... 10
iv
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian....................................................................... 11
3.2 Populasi dan Sampel .............................................................. 11
3.2.1 Populasi.................................................................... 11
3.2.2 Sampel...................................................................... 11
3.3 Definisi Operasional....................................................... ....... 12
3.4 Skala Pengukuran................................................................... 12
3.5 Teknik Pengambilan Sampel.................................................. 13
3.6 Teknik Pengumpulan Data..................................................... 13
3.7 Teknik Penyajian Data........................................................... 13
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................. 14
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................... 15
4.2 Pembahasan........................................................................... 15
4.2.1 Indeks def................................................................. 19
4.2.2 Indeks DMF............................................................ . 20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan........................................................................... 22
5.2 Saran..................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 23
ii
ABSTRACT
Dental caries is the most common tooth lesion in men and women, children and
adult Indonesian society. The purpose of this study was to find out the index of def-t and
DMF-T in Mekarsari and Cipondoh village of kecamatan Tirtamulya, Kabupaten
Karawang which is can be use to guide planning, actuating, controlling and evaluating
health programme.
The research has been used descriptive methode and used multistage random
sampling. Sample consist for def-t index was 81 men and 122 women along with for
DMF-T index was 80 men and 91 women. The result from this study divided into groups
based on gender and age from every village and categorized based on WHO caries
categorize.
The result has been shown that def-t index Mekarsari is 3,98 and Cipondoh 6,02.
DMF-T index mekarsari is 2,61 and Cipondoh is 5,87.
The summarized from this research have been shown that def-t Mekarsari is in
Moderat categorized and Cipondoh is in Highly categorized. DMF-T Mekarsari are in
low categorized and Cipondoh are in highly categorized.
i
ABSTRAK
Karies gigi merupakan penyakit yang sering ditemukan pada setiap strata
sosial masyarakat Indonesia baik laki-laki maupun perempuan serta dewasa dan
anak-anak. Penelitian mengenai indeks karies di Desa Cipondoh dan Desa
Mekarsari Kecamatan Tirtamulya Kabupaten Karawang dilakukan untuk
mengetahui indeks karies def-t dan DMF-T sebagai patokan untuk perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan penilaian program kesehatan.
Penelitian bersifat deskriftif sederhana, dengan teknik pengambilan sampel
Multistage Random Sampling. Jumlah subjek penelitian untuk indeks def-t terdiri
dari 81 orang Laki-laki dan 122 orang perempuan, serta sampel penelitian untuk
indeks DMF-T terdiri dari 80 orang Laki-laki dan 91 orang Perempuan. Data hasil
penelitian dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dan usia anak dan dewasa
dari masing-masing desa, kemudian dikategorikan berdasarkan kategori karies
menurut WHO.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks def-t Desa Mekarsari 3.98,
def-t Desa Cipondoh 6,02. Indeks DMF-T Desa Mekarsari 2,61, DMF-T Desa
Cipondoh 5,87
Kesimpulan penelitian bahwa indeks def-t Desa Mekarsari termasuk
kategori karies moderat, def-t Desa Cipondoh termasuk kategori karies tinggi.
Indeks DMF-T Desa Mekarsari termasuk kategori karies rendah, DMF-T Desa
Cipondoh termasuk kategori karies tinggi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam
tubuh manusia, sehingga secara tidak langsung berperan dalam status kesehatan
perorangan. Penyakit gigi yang sering diderita oleh hampir semua penduduk
Indonesia adalah karies gigi. Karies gigi merupakan penyakit yang sering ditemukan
pada setiap strata sosial masyarakat Indonesia baik pada kaum laki-laki maupun kaum
perempuan serta anak-anak dan dewasa.
Indonesia belum mempunyai angka spesifik mengenai penyakit gigi secara
nasional dan untuk memperoleh angka spesifik tersebut harus dimulai dari strata
pemerintahan yang paling rendah yaitu desa.
Permasalahan tersebut diatas mendorong penulis untuk melakukan penelitian
mengenai indeks karies dengan melakukan penelitian mengenai indeks DMF-T dan
def-t di Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari Kecamatan Tirtamulya Kabupaten
Karawang.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dapat diidentifikasikan masalah
mengenai berapa indeks DMF-T dan def-t di di Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari
Kecamatan Tirtamulya Kabupaten Karawang
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran umum kesehatan gigi
masyarakat di Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari Kecamatan Tirtamulya Kabupaten
Karawang sebagai patokan untuk perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan penilaian
program kesehatan gigi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui indeks karies
dengan melihat indeks DMF-T dan indeks def-t
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai data awal untuk penyusunan
pelaksanaan program kesehatan gigi dan mulut bagi pelaksana kesehatan setempat
dan sebagai bahan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
1.5 Kerangka Pemikiran
Upaya kesehatan gigi dan mulut adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan status kesehatan gigi yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.
Salah satu program yang ada dalam upaya tersebut adalah program Sehat Gigi dan
Mulut 2020. Program ini ditetapkan karena dari hasil survey Departemen Kesehatan
tahun 1999 diperoleh data bahwa penyakit gigi yang paling sering ditemukan adalah
karies gigi, yang ditemukan pada semua usia dan lapisan masyarakat (Moeis,2004)
Untuk menyokong program tersebut diperlukan adanya pelaksanaan program
kesehatan gigi dari tingkat terendah.. dimana dalam pembuatan program tersebut
diperlukan data awal untuk membuat program baik itu program perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan penilaian sehingga peningkatan status kesehatan gigi dan
mulut dapat terukur dan dapat dipertanggungjawabkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Karies
Karies berasal dari bahasa latin yaitu caries yang artinya kebusukan. Definisi
sederhana karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan
larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan
sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam microbial dari substrat
sehingga timbul destruksi komponen-komponen organic yang akhirnya terjadi kavitas
(Schuurs, 1992)
Menurut Sumawinata (2000), karies gigi adalah suatu penyakit jaringan keras
gigi yang diakibatkan oleh mikroorganisme pada karbohidrat yang dapt
difermentasikan sehingga terbentuk asam dan menurunkan pH dibawah pH kritis,
sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi. Tanda karies adalah terjadinya
demineralisasi mineral email dan dentin diikuti oleh disintegrasi bagian organiknya.
Karies gigi adalah penghancuran terlokalisasi dari jaringan gigi oleh
mikroorganisme (Pine, 1997). Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi
yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik
dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan (Kidd & Bechal,1991)
Newburn mendefinisikan karies gigi sebagai penyakit bacterial yang
menyerang gigi dimana bagian organik dari gigi mengalami destruksi, sedangkan
bagian anorganiknya mengalami dekalsifikasi (Darwita,2004)
Dari pengertian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa karies gigi
adalah suatu proses kronis regresif , dimana prosesnya terjadi terus berjalan ke bagian
yang lebih dalam dari gigi sehingga membentuk lubang yang tidak dapat diperbaiki
kembali oleh tubuh melalui proses penyembuhan, pada proses ini terjadi
demineralisasi yang disebabkan oleh adanya interaksi kuman, karbohidrat yang sesuai
pada permukaan gigi dan waktu.
2.2 Etiologi Karies Gigi
Karies gigi adalah penyakit multifaktor yang merupakan hasil kombinasi daari
4 faktor utama yaitu inang dan gigi, mikroorganisme di dalam plak, substrat dan
waktu (Pine, 1997).
Gambar 2.2 Faktor-faktor yang terlibat dalam proses karies
2.2.1 Mikroorganisme
Peran bakteri dalam menyebabkan terjadinya karies sangatlah besar. Bakteri
plak sangat dominant dalam karies gigi adalah streptococcus mutans. Bakteri ini
sangat kariogen karena mampu membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan.
Dapat menempel pada permukaan gigi karena kemampuannya membuat polisakarida
ekstrasel yang sangat lengket dari karbohidrat makanan. Polisakarida ini terdiri dari
polimer glukosa, menyebabkan matriks plak gigi mempunyai konsistensi
Mikroorganisme
Inang atau Gigi
Waktu
Substrat
sepertigelatin. Akibatnya bakteri-bakteri terbantu untuk melekat pada gigi serta saling
melekat satu sama lain.
2.2.2 Substrat
Substrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang dikonsumsi
sehari-hari yang menempel pada gigi. Seringnya mengkonsumsi gula akan menambah
pertumbuhan plak dan menambah jumlah Streptococcus mutans didalamnya.
Sukrosa merupakan gula yang kariogen, walaupun gula lainnya tetap
berbahaya. Sukrosa merupakan gula yang paling banyak dikonsumsi, maka sukrosa
merupakan penyebab karies yang utama (Kidd & Bechal,1991)
2.2.3 Inang atau Gigi
Faktor- faktor dari gigi yang berpengaruh terhadap peningkatan karies, yaitu :
1. Bentuk
Gigi dengan fit dan fisur yang dalam lebih mudah terserang karies
2. Posisi
Gigi yang berjejal dan susunanya tidak teratur lebih sukar dibersihkan. Hal ini
cenderung meningkatkan penyakit periodontal dan karies
3. Struktur
Keberadaan flour dalam konsentrasi yang optimum pada jaringan gigi dan
lingkungannya merangsang efek anti karies (Kidd & Bechal, 1991)
2.2.4 Waktu
Waktu menjadi salah satu faktor penting, karena meskipun ada ketiga faktor
sebelumnya proses pembentukan karies gigi relatif lambat dan secara klinis terlihat
kehancuran dari email lebih dari empat tahun (Pine, 1997)
Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama
berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas
periode kerusakan dan perbaikan yang bergantian. Apabila saliva ada di dalam
lingkungan gigi, maka karies tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau
minggu, melainkan dalam bulan atau tahun (Kidd & Bechal, 1991)
2.3 Gambaran Klinis Karies Gigi
Menurut Kid & Bechal, 1991, Karies dapat diklasifikasikan berdasarkan
anatomi tempat karies itu timbul. Karies dapat dimulai pada fit dan fisur atau pada
permukaan licin. Karies permukaan licin berawal dari email atau sementum dan
dentin akar yang terbuka atau yang terkenal dengan karies akar. Karies dapat terjadi
pada tepi restorasi atau dikenal dengan karies rekurn / sekunder .
Gambaran karies :
1. Karies pada fit dan fisur (Fit and fissure caries)
Perkembangan karies dimulai pada fit dan fisur gigi yang rumit. Dari berbagai
bentuk variasinya, semuanya diawali dengan tanda-tanda dini sampai
kerusakan yang sempurna
2. Karies permukaan licin gigi (Smooth surface caries)
Karies permukaan licin gigi biasanya ditemukan pada daerah titik kontak pada
interproksimal gigi, tetapi dapat terjadi pada permukaan licin lain pada gigi.
Gambaran klinis karies ini pada mulanya merupakan suatu daerah putih seperti
kapur secara bertahap manjadi kasar sesuai dengan rusaknya email. Akhirnya
terbentuk kavitas yang terbuka dan selanjutnya akan menyebar sama seperti
karies pit dan fisur
3. Karies Servikal (Cervical caries)
Karies ini menyerang bagian servikal gigi dengan dentin terbuka, tetapi
gambarannya tidak sama dengan karies pit dan fisur. Dentin mulai pecah dan
luruh, membentuk kavitas yang terbuka dari bagian luar. Karies ini cenderung
terdapat pada subyek yang mempunyai umur tua dibandingkan dengan kedua
tipe karies diatas
2.4 Indeks Pengukuran Gigi
Indikator karies gigi dapat berupa prevalensi karies dan indeks karies. Indeks
karies gigi yaitu angka yang menunjukkan jumlah gigi karies seseorang atau
sekelompok orang. Pengukuran karies dikenal sebagai indeks DMF dan merupakan
indeks aritmetika penyebaran karies yang kumulatif. Beberapa metode pengukuran
karies gigi yaitu indeks DMF-T digunakan untuk menyatakan gigi yang karies, hilang
dan ditambal. DMF-S digunakan untuk menyatakan gigi karies, hilang dan permukaan
gigi yang ditambal pada gigi permanen, sehingga jumlah permukaan gigi yang terkena
harus diperhitungkan. Indeks yang sama untuk gigi sulung adalah def-t dan def-s
dimana t menunjukkan jumlah gigi yang dicabut (bukan tanggal secara alamiah) dan s
menunjukkan gigi atau permukaan gigi yang ditambal (Kidd & Bechal, 1992)
2.4.1 Indeks DMF-T
Indeks DMF-T digunakan untuk pencatatan gigi permanen. Indeks DMF-T
adalah indeks dari pengalaman kerusakan seluruh gigi yang rusak, yang dicabut dan
yang ditambal. Tujuan dari indeks DMF-T adalah untuk menentukan jumlah total
pengalaman karies gigi pada masa lalu dan yang sekarang. Untuk pencatatan DMF-T
dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Setiap gigi dicatat satu kali
2. D = Decay atau rusak
a. Ada karies pada gigi dan restorasi
b. Mahkota gigi hancur karena karies gigi
3. M = Missing atau hilang
a. Gigi yang telah dicabut karena karies gigi
b. Karies yang tidak dapat diperbaiki dan indikasi untuk pencabutan
4. F = Filled atau tambal
a. Tambalan permanen dan sementara
b. Gigi dengan tambalan tidak bagus tapi tanpa karies yang jelas
Perhitungan DMF-T berdasarkan pada 28 gigi permanen, adapun gigi yang tidak
dihitung adalah sebagai berikut :
1. Gigi molar ketiga
2. Gigi yang belum erupsi. Gigi disebut erupsi apabila ada bagian gigi yang
menembus gusi baik itu erupsi awal (clinical emergence), erupsi sebagian
(partial eruption) maupun erupsi penuh (full eruption)
3. Gigi yang tidak ada karena kelainan congenital dan gigi berlebih
(supernumerary teeth)
4. Gigi yang hilang bukan karena karies, seperti impaksi atau perawatan
ortodontik
5. Gigi tiruan yang disebabkan trauma, estetik dan jembatan
6. Gigi susu yang belum tanggal
2.4.2 Indeks def-t
Indeks def adalah jumlah gigi sulung seluruhnya yang telah terkena karies.
Tujuan dari indeks def adalah untuk menentukan pengalaman karies gigi yang terlihat
pada gigi sulung dalam rongga mulut.
Untuk pencatatan def-t dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. d = Decayed / rusak
2. e = Indicated for Extracted / indikasi untuk pencabutan
3. f = Filled / Tambal
Jumlah gigi sulung yang ditambal pada permukaan yang tidak terdapat karies
gigi
Perhitungan def-t berdasarkan pada 20 gigi sulung. Adapun gigi-gigi yang tidak
dihitung adalah sebagai berikut :
1. Gigi yang hilang termasuk gigi yang belum erupsi dan tidak ada karena
kelainan genital
2. Gigi supernumerary
3. Gigi tiruan yang disebabkan bukan karena karies gigi, tidak dihitung sebagai
filled (tambalan)
WHO memberikan kategori dalam perhitungan DMF-T dan def-t berupa derajat
interval sebagai berikut (Pine, 1997) :
1. Sangat rendah : 0,0 – 1,1
2. Rendah : 1,2 – 2,6
3. Moderat : 2,7 – 4,4
4. Tinggi : 4,5 – 6,5
5. Sangat Tinggi : > 6,6
2.5 Tinjauan Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari
Cipondoh dan Tirtasari adalah salah satu desa di Kecamatan Tirtamulya,
Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kabupaten Karawang, adalah sebuah kabupaten di
Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Karawang. Kabupaten ini
berbatasan dengan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat, Laut Jawa di
utara, Kabupaten Subang di timur, Kabupaten Purwakarta di tenggara, serta
Kabupaten Cianjur di selatan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Karawang adalah
dataran rendah, dan di sebagian di wilayah selatan berupa dataran tinggi. Kabupaten
Karawang terdiri atas 30 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan
kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Karawang. Penduduk umumnya adalah
suku Sunda yang menggunakan Bahasa Sunda, tetapi di Karawang terdapat beberapa
bahasa dan budaya diantaranya budaya dan bahasa Betawi di daerah utara Karawang
tepatnya sebagian Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya serta bahasa Jawa
Cirebonan di jalur Utara Kecamatan Tempuran Kecamatan Cilamaya
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif sederhana,
dimana penelitian dilakukan dengan mengambil sampel dari suatu populasi tertentu
dan menggunakan odontogram sebagai alat pengumpul data (Singarimbun dan
Effendi, 1989).
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah :
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk desa Cipondoh dan desa
Mekarsari kecamatan Tirtamulya Kabupaten Karawang
3.2.1 Sampel
Sampel diambil secara Multistage Random Sampling, dimana
pengambilan sampel dilakukan secara acak yang pelaksanaannya dilakukan
dengan membagi populasi menjadi beberapa fraksi kemudian diambil
sampelnya. Sampel fraksi yang dihasilkan dibagi lagi menjadi beberapa fraksi
kemudian diambil sampelnya. Sampel fraksi yang dihasilkan dibagi lagi menjadi
fraksi-fraksi yang lebih kecil dan diambil sampelnya. Pembagian menjadi fraksi
dilakukan terus sampai unit sampel yang diinginkan. Unit sampel pertama
disebut Primary Sampling Unit (PSU) (Budiarto, 2003).
� gigi def
� orang yang diperiksa
3.3 Definisi Operasional
1. Indeks DMF adalah jumlah rata-rata dari gigi geligi tetap perorangan yang
rusak (D), hilang karena karies (M) atau ditambal (F) (Burt-Eklund, 1992)
2. Indeks def yaitu jumlah rata-rata dari gigi geligi susu yang rusak (d),
indikasi untuk dicabut (e) dan yang ditambal (f)
3. Karies klinis adalah fit dan fisur pada permukaan oklusal, bukal dan
lingual yang ketika eksplorer (sonde) tersangkut setelah insersi dengan
memberikan tekanan yang cukup dan ketika sangkutan diikuti dengan satu
atau lebih tanda-tanda berikut :
1) Kelunakan pada dasar area tersebut
2) Batas opak memperlihatkan tanda undermining atau demineralisasi
3) Kelunakan batas email ke area yang dapat dikerok eksplorer
3.4 Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan sebagai berikut :
1. Indeks DMF-T
2. Indeks def-t
� gigi DMF
� orang yang diperiksa
� gigi DMF
� orang yang diperiksa
)(1 2dNN
n+
=
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik
multistage random sampling (Notoatmodjo, 2002)
Keterangan :
N : Besarnya populasi
n : Besarnya sample
d : Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan :
1. Studi lapangan
Dari studi lapangan diperoleh data primer dengan cara pemeriksaan klinis
karies pada masyarakat Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari
2. Studi pustaka
Studi ini dilakukan untuk mendapatkan data sekunder dengan mencari data
dan teori dari buku dan penelitian-penelitian terdahulu.
3.7 Teknik Penyajian Data
Penelitian ini dilakukan pada saat pengabdian pada masyarakat berupa
pengobatan gigi dimana sebelum diperiksa masyarakat terlebih dahulu dilihat keadaan
gigi geliginya dan karies klinis, yang dimaksud dengan karies klinis dalam penelitian
ini adalah suatu tingkatan dari karies gigi, jika dilakukan pemeriksaan dengan sonde,
sonde tersebut akan tersangkut pada kavitas yang terbentuk.. Kemudian dicatat dalam
odontogram kemudian dilakukan penghitungan indeks DMF-T dan def-t
Indeks DMF-T = jumlah gigi DMF/jumlah orang yang diperiksa X 100%
Cara pencatatan yang digunakan dalam penelitian ini :
1. D (decayed) : Gigi yang mempunyai satu atau lebih tanda karies yang tidak
ditambal tapi masih dapat ditambal
D hanya dihitung satu walaupun pada gigi tersebut ditemukan beberapa karies
2. M (missing) : Gigi yang telah dicabut/hancur sendiri karena karies atau
harus dicabut karena karies
3. F (Filling) : Gigi yang mempunyai satu atau lebih tambalan yang masih
baik
Hasil perhitungan ditampilkan dalam bentuk tabel.
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian diadakan di Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari kecamatan
Tirtamulya Kabupaten Karawang Jawa Barat
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Data yang diperoleh disusun secara lengkap dan sistematis, kemudian
dianalisis. Hasil analisis terhadap indeks DMF-T dan indeks def-t di Desa Cipondoh
dan Desa Mekarsari Kecamatan Tirtamulya, Kabupaten Karawang.
Data sampel penelitian ditampilkan dalam table 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4
Tabel 4.1 Data Sampel Anak Desa Mekarsari
Jenis Kelamin Jumlah
L
P
33
52
Total 87
Tabel 4.2 Data Sampel Anak Desa Cipondoh
Jenis Kelamin Jumlah
L
P
48
70
Total 118
Pada Tabel 4.1 dan table 4.2 terlihat jumlah sampel penelitian anak di Desa
Mekarsari dan Desa Cipondoh lebih banyak sampel wanita
16
Tabel 4.3 Data Sampel Dewasa Desa Mekarsari
Jenis Kelamin Jumlah
L
P
40
32
Total 72
Tabel 4.4 Data Sampel Dewasa Desa Cipondoh
Jenis Kelamin Jumlah
L
P
35
59
Total 94
Pada Tabel 4.3 dan tabel 4.4 terlihat jumlah sampel penelitian dewasa di Desa
Mekarsari lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan, sedangkan di Desa
Cipondoh lebih banyak sampel perempuan dibandingkan sampel laki-laki.
Tabel 4.5 Data def Desa Mekarsari
Jenis Kelamin Komponen
L P
Jumlah
D
M
F
103
37
0
135
64
0
238
101
0
Total 140 199 339
17
Pada Tabel 4.5 terlihat bahwa di Desa Mekarsari indeks decay (rusak) banyak
dimiliki oleh anak perempuan begitu juga dengan indeks missing (hilang) banyak
dimiliki anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki.
Tabel 4.6 Data def Desa Cipondoh
Jenis Kelamin Komponen
L P
Jumlah
D
M
F
226
67
2
311
104
0
522
171
2
Total 295 415 695
Pada Tabel 4.6 terlihat bahwa di Desa Cipondoh indeks decay (rusak) banyak
dimiliki oleh anak perempuan begitu juga dengan indeks missing (hilang) banyak
dimiliki anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki.
Tabel 4.7 Data DMF Desa Mekarsari
Jenis Kelamin Komponen
L P
Jumlah
D
M
F
21
94
0
20
53
0
41
147
0
Total 115 73 188
18
Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa di Desa Mekarsari indeks decay (rusak) banyak
dimiliki oleh kaum laki-laki dibandingkan kaum perempuan. Begitu juga dengan
indeks missing (hilang) banyak dimiliki kaum laki-laki dibandingkan perempuan.
Tabel 4.8 Data DMF Desa Cipondoh
Jenis Kelamin Komponen
L P
Jumlah
D
M
F
108
116
0
172
183
2
280
299
2
Total 224 357 581
Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa di Desa Cipondoh indeks decay (rusak) banyak
dimiliki oleh Kaum Perempuan dibandingkan dengan kaum laki-laki. Begitu pula
dengan indeks Missing (hilang) banyak dimilik kaum perempuan dibandingkan kaum
laki-laki.
Tabel 4.9 Data Indeks def dan DMF Desa Mekarsari dan Desa Cipondoh
Indeks def DMF
Jumlah total L&P
Desa
L P L P def DMF
Mekarsari
Cipondoh
4,24
6,15
3,99
5,93
2,87
5,6
2,28
6,05
3,99
6,02
2,61
5,89
Total 10,01 8,5
19
Pada table 4.9 terlihat bahwa di Desa Mekarsari dan Desa Cipondoh indeks
def anak Laki-laki lebih tinggi dibandingkan nilai indeks perempuan. Indeks DMF di
Desa Mekarsari nilainya lebih besar pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan,
Hal ini bertolak belakang dengan nilai indeks DMF di Desa Cipondoh dimana nilai
indeks DMF Laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Nilai indeks def
lebih besar daripada nilai indeks DMF.
4.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian tersebut diatas, dapat diperoleh pembahasan sebagai
berikut :
4.2.1 Indeks def
Dari tabel tersebut diatas diperoleh nilai indeks def Desa Mekarsari adalah
3,98. nilai def sebesar 3,98 berdasarkan kategori karies menurut badan kesehatan
dunia indeks def di Desa Mekarsari berada dalam kategori Moderat.
Dari tabel tersebut diatas diperoleh nilai indeks def desa Cipondoh adalah
6,02. nilai def sebesar 6,02 berdasarkan kategori karies menurut badan kesehatan
dunia indeks def di Desa Cipondoh berada dalam kategori tinggi.
Indeks def sebesar 3,98. di Desa Mekarsari artinya rata-rata tiap anak
memiliki 3,98. gigi sulung yang rusak, hilang atau ditambal karena karies, sedangkan
Indeks def sebesar 6,02 di Desa Cipondoh artinya rata-rata tiap anak memiliki 6,02
gigi sulung yang rusak, hilang atau ditambal karena karies
20
Hasil analisis def dari kedua desa menunjukkan nilai indeks def dalam
kategori moderat dan tinggi hal ini disebabkan oleh beberapa faktor (PPKGM, 1999)
yaitu :
1. Pola makan murid Sekolah Dasar yang lebih menyukai makanan yang manis-
manis (permen, coklat, dll) dibandingkan dengan murid sekolah yang lebih
tinggi.
2. Kurangnya pengetahuan, kesadaran dan kemandirian anak dalam menjaga
kesehatan dan kebersihan dirinya sendiri. Anak seusia tersebut biasanya masih
sangat tergantung pada orang tua.
3. Kurangnya kesadaran orang tua untuk membawa anaknya memeriksakan gigi
karena gigi tersebut dianggap akan diganti oleh gigi tetap.
Tingkat kebersihan gigi dan mulut pada anak berkaitan dengan perilaku anak
tersebut dalam memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Perilaku adalah setiap
cara reaksi atau respon manusia, makhluk hidup terhadap lingkungannya
(Gunarsa,2000). Lingkungan memiliki kekuatan yang besar dalam menentukan
perilaku. Perilaku anak dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut tidak terlepas
dari lingkungan Keluarga.
4.2.2 Indeks DMF
Dari tabel tersebut diatas diperoleh nilai indeks DMF desa Mekarsari adalah
2,61. nilai DMF sebesar 2,61 berdasarkan kategori karies menurut badan kesehatan
dunia indeks DMF di Desa Mekarsari tergolong rendah.
Dari tabel tersebut diatas diperoleh nilai indeks DMF desa Cipondoh adalah
nilai DMF sebesar 5,87 berdasarkan kategori karies menurut badan kesehatan dunia
indeks DMF di Desa Cipondoh tergolong tinggi.
21
Indeks DMF sebesar 2,61 di Desa Mekarsari artinya rata-rata tiap anak
memiliki 2,61 gigi sulung yang rusak, hilang atau ditambal karena karies, sedangkan
Indeks DMF sebesar 5,87 di Desa Cipondoh artinya rata-rata tiap anak memiliki 5,87
gigi sulung yang rusak, hilang atau ditambal karena karies.
Hasil analisis def dari Desa Mekarsari menunjukkan bahwa pengetahuan yang
ada sudah dapat menimbulkan kesadaran untuk menerapkan kebiasaan yang positif
dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut sehari-hari, sedangkan untuk
masyarakat Desa Cipondoh menunjukkan nilai indeks DMF dalam kategori tinggi hal
ini membuktikan bahwa pengetahuan yang ada belum menimbulkan kesadaran untuk
menerapkan kebiasaan yang positif dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut
sehari-hari, sehingga untuk meningkatkan kesadaran tersebut dibutuhkan pendidikan
kesehatan yang mencakup adanya proses komunikasi, motivasi dan instruksi yang
memadai (Notoatmojo, 2003). Pendapat ini diperkuat dengan penelitian Hawkins RJ,
et all (2000), yang mengatakan bahwa pendidikan kesehatan yang diberikan harus
diikuti dengan pelatihan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai indeks def dan DMF
di Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari Kecamatan Tirtamulya Kabupaten Karawang,
dapat disimpulkan :
1. Nilai indeks def Desa Mekarsari adalah 3,98. nilai def sebesar 5, 71
berdasarkan kategori karies menurut badan kesehatan dunia berada dalam
kategori moderat.
2. Nilai indeks def desa Cipondoh adalah 6,02. nilai def sebesar 6,02 berdasarkan
kategori karies menurut badan kesehatan dunia berada dalam kategori tinggi.
3. Nilai indeks DMF desa Mekarsari adalah 2,61. nilai DMF sebesar 2,61
berdasarkan kategori karies menurut badan kesehatan dunia berada dalam
kategori rendah.
4. Nilai indeks DMF desa Cipondoh adalah nilai DMF sebesar 5,87 berdasarkan
kategori karies menurut badan kesehatan dunia berada dalam kategori tinggi.
5.2 Saran
Untuk menurunkan angka indeks karies tersebut diatas, Penulis menyarankan
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan gigi melalui
pendidikan kesehatan yang mencakup adanya proses komunikasi, motivasi dan
instruksi yang memadai yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat setiap Desa
tersebut di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran, sebuah pengantar. Jakarta. EGC Darwita. 2004. Prevalensi Karies pada Balita Usia 3-5 Tahun dan Faktor yang
mempengaruhinya (Penelitian di Desa Sawah Kecamatan Ciputat dan Kelurahan Cilandak Timur Kecamatan Pasar Minggu,2003). Medika.
Effendi, S. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta. LP3ES.
Gunarsa, D. 2000. Psikologi Praktis : Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia
Houwink, B., et al.1993. Preventive Tandheelkunde atau Ilmu Kedokteran Gigi
Pencegahan. Terjemahan Sutami Suryo. Yogyakarta : UGM. Sumawinata (2000)
http://id.wikipedia.org/wiki/Cipondoh%2C_Tirtamulya%2C_Karawang
Kidd, E.A.M. ; Joyston-Bechal, S. 1991. Dasar-dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya. Diterjemahkan oleh Narlan Sumawinata dan Safrida Faruk. Jakarta : EGC.
Moeis, E.F. 2004. Menuju Sehat Gigi dan Mulut Indonesia 2020. Jurnal Kedokteran
Gigi Edisi Khusus KOMIT KG. Notoatmodjo, S. 2002. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta.
Rineka Cipta. Pine, C.M.1997. Community Oral Health. Great Britain. Wright. PPKGM. 1999. Survey Dasar Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Murid-Murid Sekolah
Dasar Kelas I, V dan VI di Kotamadya Bandung. Bandung. Dinas Kesehatan Gigi
Schuurs, A.H.B. 1992. Patologi Gigi Geligi Kelainan Jaringan Keras Gigi.
Yogyakarta. Gajah Mada University Press.
vi
DAFTAR LAMPIRAN
No Tabel
1
2
3
4
5
6
7
8
Teks
Data def-t Anak Laki-laki Desa Cipondoh………………………
Data def-t Anak Perempuan Desa Cipondoh……………………
Data def-t Anak Laki-laki Desa Mekarsari……………………...
Data def-t Anak Perempuan Desa Mekarsari……………………
Data DMF-T Dewasa Laki-laki Desa Mekarsari………………...
Data DMF-T Dewasa Perempuan Desa Mekarsari………………
Data DMF-T Dewasa Laki-laki Desa Cipondoh…………………
Data DMF-T Dewasa Perempuan Desa Cipondoh……………....
Halaman
24
25
27
28
29
30
31
32
v
DAFTAR TABEL
No Tabel
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
Teks
Data Sampel Anak Desa Mekarsari……………………………...
Data Sampel Anak Desa Cipondoh………………………………
Data Sampel Dewasa Desa Mekarsari…………………………...
Data Sampel Dewasa Desa Cipondoh……………………………
Data def-t Desa Mekarsari………………………………………..
Data def-t Desa Cipondoh………………………………………..
Data DMF-T Desa Mekarsari…………………………………….
Data DMF-T Desa Mekarsari……………………………………
Data Indeks def dan DMF-T Desa Mekarsari dan Desa
Cipondoh…………………………………………………………
Halaman
15
15
16
16
16
17
17
18
18