sistem komunikasi masyarakat desa

28
Desayu Eka Surya, M.Si Sistem Komunikasi Masyarakat Desa (SKMD) adalah sistem komunikasi di masyarakat, yang entah sadar atau tidak telah berjalan dengan sendirinya, seolah-olah menjadi kesepakatan di antara mereka. Memang kebanyakan mereka melakukan komunikasi secara langsung/lisan dengan berbagai saluran seperti arisan, pengajian, duduk-duduk di depan rumah dan lainnya mengikuti kebiasaan setempat. Penggunaan berbagai media yang lain masih sangat terbatas. Namun bukan berarti sistem komunikasi yang ada ini tidak berjalan efektif.http: [1] Komunikasi sosial Menurut Astrid, komunikasi sosial adalah salah satu bentuk komunikasi yang lebih intensif, di mana komunikasi terjadi secara langsung antara komunikator dengan komunikan , sehingga situasi komunikasi berlangsung dua arah dan lebih diharapkan kepada pencapaian suatu situasi integrasi sosial, melalui kegiatan inilah terjadi aktualisasi dari berbagai masalah yang dibahas. Komunikasi sosial sekaligus sebagai proses sosialisasi dan untuk pencapaian stabilitas sosial, tertib sosial, penerusan nilai- nilai lama dan baru yang diagungkan oleh suatu masyarakat, melalui komunikasi sosial kesadaran masyarakat dipupuk, dibina dan diperluas. [2] ) Perubahan Sosial Menurut Ahli 1. William F.Ogburn mengemukakan bahwa “ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial”. 2. Kingsley Davis mengartikan “perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat”. 3. MacIver mengatakan “perubahan-perubahan sosial merupakan sebagai perubahanperubahan dalam hubungan sosial (social

Upload: desy-viani-saridewi

Post on 24-Nov-2015

106 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

sistem komunikasi di desa

TRANSCRIPT

Desayu Eka Surya, M.SiSistem Komunikasi Masyarakat Desa (SKMD) adalah sistem komunikasi di masyarakat, yang entah sadar atau tidak telah berjalan dengan sendirinya, seolah-olah menjadi kesepakatan di antara mereka. Memang kebanyakan mereka melakukan komunikasi secara langsung/lisan dengan berbagai saluran seperti arisan, pengajian, duduk-duduk di depan rumah dan lainnya mengikuti kebiasaan setempat. Penggunaan berbagai media yang lain masih sangat terbatas. Namun bukan berarti sistem komunikasi yang ada ini tidak berjalan efektif.http:[1]Komunikasi sosialMenurut Astrid, komunikasi sosial adalah salah satu bentuk komunikasi yang lebih intensif, di mana komunikasi terjadi secara langsung antara komunikator dengan komunikan, sehingga situasi komunikasi berlangsung dua arah dan lebih diharapkan kepada pencapaian suatu situasi integrasi sosial, melalui kegiatan inilah terjadi aktualisasi dari berbagai masalah yang dibahas. Komunikasi sosial sekaligus sebagai proses sosialisasi dan untuk pencapaian stabilitas sosial, tertib sosial, penerusan nilai-nilai lama dan baru yang diagungkan oleh suatu masyarakat, melalui komunikasi sosial kesadaran masyarakat dipupuk, dibina dan diperluas.[2])Perubahan Sosial Menurut Ahli1. William F.Ogburn mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.2. Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.3. MacIver mengatakan perubahan-perubahan sosial merupakan sebagai perubahanperubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.4. JL. Gillin dan JP. Gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.5. Samuel Koenig mengatakan bahwa perubahan sosial menunjukkan pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.f. Definisi lain adalah dari Selo Soemardjan. Rumusannya adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat..[3]PerkembanganMenurur Everett M. Rogers ( 1986) dalam bukunya Communications Technology; The New Media in Society, mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal ada empat era komunikasi yaitu, era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media komunikasi interaktif.[4]Warga desa sedang memanfaatkan perangkat komputerSistem komunikasi yang terjadi di lingkungan masyarakat adalah pada awalnya masyarakat menggunakan media komunikasi secara langsung dengan bertatap muka, kemudian dengan tulisan untuk komunikasi jarak jauh dengan menulis surat. Sistem komunikasi dengan radio juga digunakan masyarakat, terutama untuk mendengar suatu kejadian atau informasi penting.Pada saat ini karena sudah adanya jaringan sebagai saluran yang dapat menyampaikan informasi, sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan media telekomunikasi atau telepon seluler dan menggunakan internet. Proses komunikasi di masyarakat tetap secara langsung, namun media yang digunakan beralih dengan memanfaatkan teknologi. Penggunaannya terutama untuk komunikasi jarak jauh dengan keluarga atau kekerabatan. Namun hal yang paling penting adalah bagaimana teknologi informasi bermanfaat untuk kemajuan desa tersebutPersepsi masyarakatPersepsi sosial merupakan proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami di lingkungan kita. Faktor yang dapat memengaruhinya adalah agama, ideologi, tingkat intelektualitas, tingkat ekonomi dan pekerjaan. Dengan demikian persepsi terikat oleh budaya (culture bound).[5]sebagai contoh: bila komunikasi untuk pemberitahuan suatu acara di masyarakat dilakukan dengan menggunakan telepon, maka masyarakat akan memberikan pandangan kurang menghargai budaya dan adat atau dianggap kurang menghormati orang lain.Peran masyarakatMasyarakat atau kelompok warga masyarakat perlu saling mendukung dalam membangun sistem atau pola komunikasi yang sesuai dengan kondisi kekinian. Dalam konteks inilah, maka Lembaga Swadaya Masyarakat/ Organisasi Masyarakat Sipil (LSM/ OMS) memiliki peran strategis dalam mengembangkan media literacy sebagai cara untuk menggugah kesadaran, pengetahuan, hak dan kewajiban masyarakat dalam mensikapi media, maupun membangun dan mengembangkan sistem komunikasi yang baik dan sehat secara bersama-sama di masyarakat. Penekanan bersama sama antara masyarakat dengan organisasi masyarakat sipil sangat penting untuk mendapat perhatian. Harus diingat bahwa sektor swasta telah pula mencoba pola komunikasi ini melalui Corporate Social Responsibility (CSR), demikian juga pemerintah melalui program komunikasi pembangunan. Namun pola komunikasi ini masih belum dapat dan tidak akan pernah dapat menempatkan masyarakat berinteraksi secara setara. Idealnya, semua elemen di dalam masyarakat seharusnya melek media dengan baik agar dapat memanfaatkannya secara kritis, terhindar dari dampak buruk dan mengetahui arah yang dituju jika ragam media yang ada merugikan mereka. Masyarakat menjadi melek secara terstruktur untuk menyikapi berbagai media massa dan pesan di dalamnya secara benar. Namun kondisi ini sulit didapatkan, karena ada saja berbagai pihak tertentu, disadari ataupun tidak, menginginkan media tidak dipahami dengan memadai oleh masyarakat. Hal ini wajar mengingat media tertentu sudah sedemikian berkembang sebagai salah satu obyek bisnis dan juga alat kekuasaan. [6]KebijakanPresiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap agar PT Telkom meningkatkan pelayanannya sehingga teknologi komunikasi dapat menjangkau seluruh pedesaan yang ada di tanah air. Harapan Presiden itu dikemukakan saat meresmikan pengoperasian satelit Telkom II di Stasiun Pengendali Satelit Telkom di Klapa Tunggal, Bogor, Jawa Barat, Jumat (24/2) pagi. Satelit Telkom II ini, kata Presiden, memiliki jangkauan lebih luas dari satelit sebelumnya. Cakupan satelit Telkom II ini tidak hanya meliputi kawasan Asia Tenggara, tetapi juga menjangkau wilayah Asia Selatan dan Australia."Karena itulah di dalam negeri sendiri, pemakaian satelit ini diharap dapat meningkatkan pelayanan telekomunikasi hingga dapat menjangkau seluruh pedesaan yang ada di tanah air," kata Presiden. Ditambahkan, sejak tahun 1976 Indonesia telah meluncurkan satelit Palapa. "Peristiwa itu menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara ketiga di dunia yang mengoperasikan sistem komunikasi satelit domestik. Kita termasuk pioner di antara negara berkembang, karena membangun sistem komunikasi dengan menggunakan satelit. Langkah itu harus kita teruskan dengan mengembangkan sistem telekomunikasi yang canggih, sejalan dengan perkembangan teknologi mutakhir," tambah Presiden.[7]Referensi1. ^ ( Bungin Burhan, Sosiologi Komunikasi, 2009; 322. ^ (Bungin Burhan,Sosiologi Komunikasi, 2009: 111)3. ^ (Mulyana Dedy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, 2010;191)

Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimana ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai anggota masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggungjawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama didalam masyarakat. Ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain adalah sebagai berikut :1. Di dalam masyarakat pedesaan diantara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan ( Gemeinschaft atau paguyuban )3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan ( part time ) yang biasanya sebagai pengisi waktu luang.4. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat dan sebagainya.Karena sebagian besar masyarakat mempunyai kepentingan pokok yang hampir sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka. Seperti pada waktu mendirikan rumah, upacara pesta perkawinan, memperbaiki jalan desa, membuat saluran air dan sebagainya, dalam hal-hal tersebut mereka akan selalu bekerjasama. Bentuk kerjasama dalam masyarakat itu disebut dengan istilah gotong royong dan tolong menolong.Sedangkan komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia dalam berhubungan dengan orang lain. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.Komunikasi itu sendiri adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara pengirim dan penerima untuk mengubah tingkah laku. Pengirim pesan dapat berupa seorang individu, kelompok, atau organisasi. Begitu juga dengan penerima pesan. Proses komunikasi berlangsung melalui tahap-tahap tertentu secara terus menerus, berubah-ubah, dan tak henti-hentinya. Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara pengirim dan penerima saling mempengaruhi satu sama lain. Dan perubahan tingkah laku yaitu perubahan yang terjadi di dalam diri individu mungkin dalam aspek kognitif, afektif, atau psikomotor.Bentuk komunikasi di pedesaan lebih cenderung kepada komunikasi antar personal. Yaitu proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Dengan bertambahnya orang yang terlibat dalam komunikasi, menjadi bertambahlah persepsi orang dalam kejadian komunikasi sehingga bertambah komplekslah komunikasi tersebut. Contoh: ketika di suatu desa akan diadakan kerjabakti atau gotong royong maka informasi itu akan cepat tersebar luas melalui satu orang kepada orang yang lainnya sehingga masyarakat akan turut dalam acara gotong royong tersebut.Masyarakat Indonesia menurut para ahli lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian yang bersifat agraris. Masyarakat yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem ayem, sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala kesibukan, keramaian dan keruwetan atau kekusutan pikiran. Tapi, sebenranya di dalam masyarakat desa ada bermacam-macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan social.Beberapa gejala social yang terjadi di pedesaan, yaitu:a. Konflik ( pertengkaran )Penilaian orang kota terhadap masyarakat desa yang tenang dan damai tidak selamanya benar karena di desa juga penuh dengan ketegangan dan masalah. Karena setiap hari mereka yang selalu berdekatan dengan tetangga-tetangganya secara terus menerus menyebabkan kesempatan untuk bertengkar lebih banyak sehingga kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan tersebut amat banyak dan juga sering terjadi. Apalgi bagi orang-orang yang tidak bisa menghormati orang yang lainnya. b. Kontroversi ( pertentangan )Pertentang bisa terjadi akibat adanya perubahan konsep-konsep dari kebudayaan ( adapt istiadat ) psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna ( black magic ) dan hal ini biasanya ditinjau dari sudut kebiasaan masyarakat. c. Kompetisi ( persaingan )Selaku manusia biasa, orang desa pun sesuai kodratnya mempunyai sifat-sifat sebagai manusia yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Wujud persaingan bisa positif dan juga negatif. Desa adalah sebuah karakteristik yang mempunyai ciri khas sendiri, menurut Paul H. Landis ciri-ciri desa adalah sebagai berikut:a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwab. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaanc. Cara berusaha ( ekonomi ) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam, seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.Ciri khas dalam hubungan komunikasi masyarakat pedesaan lebih banyak menggunakan komunikasi antarpribadi karena masyarakat pedesaan belum begitu percaya terhadap media massa. Artinya, masyarakat lebih percaya terhadap informasi yang di sampaikan oleh seseorang yang patut di percaya.Dengan proses komunikasi antarpersonal yang terjadi di pedesaan yang biasa di sebut dengan istilah gethok tular artinya pesan komunikasi tersebut disampaikan secara lisan melalui satu orang kepada orang yang lainnya. Tidak hanya itu saja ketika berbicara mengenai hal yang baru yang belum diketahui oleh masyarakat desa, misalnya program KB pemasaran pelaksanaan program KB tersebut lebih efektif lewat lisan seperti yang pernah dilakukan oleh sebuah unit mobil di desa. Namun, sejalan dengan tingkat perkembangan tingkat pengetahuan dan pendidikan penduduk yang sudah mulai maju, komunikasi seperti itu lambat laun akan ditinggalkan.Dengan demikian, proses komunikasi melalui lisan atau antar persona akan cepat berubah apabila pembaharuan cepat diterima oleh masyarakat desa tetapi bukan berarti masyarakat desa tidak berhak dalam mengkonsumsi teknologi dalam semakin majunya perkembangn zaman seperti sekarang ini. Pada masyarakat pedesaan dimana sebagian besar mereka adalah masyarakat tradisional terdapat berbagai media sosial sebagai sarana efektif saling berinteraksi. Media ini telah sejak lama tumbuh dan berkembang bersama masyarakat dan menjadi media sosialisasi nilai-nilai antar warga masyarakat, bahkan dari generasi ke generasi. Media ini dikenal sebagai media rakyat.Media sosial adalah wahana komunikasi atau pertukaran informasi yang telah terpola dalam kehidupan sosial suatu komunitas masyarakat. Media sosial menuntut keterlibatan secara fisik individu dalam proses komunikasi (Sigman;124). Media sosial menggunakan komunikasi tatap muka dalam bentuk komunikasi antar personal maupun komunikasi kelompok. Disini proses keterlibatan anggota menjadi sangat penting. Media rakyat ini digambarkan sebagai media yang murah, mudah, bersifat sederajat, dialogis, sesuai dan sah dari segi budaya, bersifat setempat, lentur menghibur dan sekaligus memasyarakat juga sangat dipercayaoleh kalangan masyarakat pedesaan yang kebetulan menjadi kelompok sasaran utama (Oepen;hal 88).Media rakyat sering muncul dalam bentuk kesenian daerah atau kebudayaan tradisonal daerah. Kesenian atau budaya daerah digunakan sebagai wahana untuk memperkenalkan dan memberikan pesan-pesan pembangunan kepada masyarakat pedesaan. Karena warga masyarakat pedesaan masih menyukai dan membutuhkan budaya atau kesenian tradisional sebagai sebuah bentuk hiburan maka media ini juga menjadi sarana yang sangat tepat sebagai media tranformasi nilai-nilai, termasuk pesan-pesan pembangunan dari pemerintah. Pesan-pesan pembangunan disisipkan secara implisit dan kreatif sehingga terasa menyatu dengan media rakyat (Yuni Setyaningsih ;2000).Ada banyak macam media rakyat yang selama ini tumbuh, berkembang di masyarakat, namun banyak pula yang hilang karena ditinggalkan penggemarnya dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Pemilihan media rakyat yang mana yang bisa digunakan untuk menyebar luaskan ide-ide pembangunan adalah sangat penting untuk mendukung efektifitas pesan. Pilihan hendaknya dijatuhkan pada media rakyat yang paling disukai oleh sebagian besar masayarakat setempat (Colleta dan Kayam ; hal 235).Media rakyat dalam bentuk seni rakyat (folk culture) diyakini dapat lebih mudah digunakan sebagai sarana menyebar luaskan informasi pembangunan karena media tersebut telah ada dan dekat dalam kehidupan masyarakat setempat. Dengan media rakyat, masyarakat akan ikut serta merasa memiliki atau terlibat dalam pembuatannya, sehingga memungkinkan tersampaikannya pesan-pesan pembangunan secara lebih efektif. Induksi nilai-nilai yang sifatnya evolutif dan menyatu dengan masyarakat dapat membuat masyarakat merasa tidak dipaksa untuk mengadopsi nilai-nilai baru.Upaya penyebaran informasi pembangunan yang disampaikan melalui media melalui media yang ada bagi setiap masyarakat bangsa berbeda-beda disebabkan oleh struktur dan sistem masyarakat yang berbeda pula. Bagi masyarakat bangsa yang sudah linier dalam arti pengertian berbagai masalah sudah diketahui dan dimiliki oleh bagian terbesar anggota masyarakat, komunikasi melalui media massa modern akan lebih menguntungkan, namun bagi masyarakat yang mempunyai struktur dan sistem sosial yang majemuk, penyebaran informasi melalui media massa masih memerlukan upaya dengan media tradisional yang ada dalam masyarakatnya (Rogers 1971 : 165).Terdapat tiga media yang sangat berpotensi dalam penyebaran informasi di pedesaan, yaitu : pertama Koran masuk desa adalah media massa atau Koran kota yang dikelola untuk masyarakat desa. Kedua media rakyat adalah media profil pedesaan yaitu dari, oleh, dan untuk rakyat pedesaan tetapi belum ada di Indonesia. Dan yang ketiga adalah media tradisional.Robert de Laurent mengatakan bahwa media rakyat sama dengan surat kabar pedesaan. Sedangkan Berrigan mendefenisikan media rakyat atau media masyarakat adalah sebagai berikut :Media masyarakat adalah media yang bertumpu pada landasan yang lebih luas dari kebutuhan semua khalayaknyaMedia masyarakat adalah adaptasi media untuk digunakan oleh masyarakat yang bersangkutan, apapun tujuan yang ditetapkan oleh masyarakatMedia masyarakat adalah media yang memberi kesempatan kepada warga masyarakat untuk memperoleh informasi pendidikan bila mereka menginginkan kesempatan ituMedia ini adalah media yang menampung partisipasi masyarakat sebagai perencanaan, produksi dan pelaksanaanMedia masyarakat adalah sasaran bagi masyarakat untuk mengemukakan sesuatu tetapi bukan untuk menyatakan sesuatu kepada masyarakatSedangkan beberapa fungsi media masyarakat menurut Cepen adalah (1) memberi saluran alternative sebagai sasaran bagi rakyat untuk mengemukakan kebutuhan dan kepentingan rakyat. (2) Berguna menyeimbangkan pemihakan kepada perkotaan yang tercermin dari isi media. (3) Membantu menjembatani kesenjangan antara pinggiran dengan perkotaan. (4) Mencegah membesarnya rasa kecewa, rasa puas diri dan keterasingan dikalangan penduduk daerah pedesaan. (5) Memberikan fasilitas berkembangnya keswadayaan, kemampuan mendorong diri sendiri dan kemampuan mengambil keputusan sendiri. (6) Dan berguna bagi umpan balik system pemantauan dan pengawasan suatu proyek tertentu.Peran komunikasi dalam hal ini adalah merupakan saluran sosialisasi kebudayaan, yang mencerminkan bahwa komunikasi antar sesama adalah merupakan suatu yang harus dijaga dalam komunikasi di pedesaan, komunikasi tidak sekedar sebuah fenomena pertukaran informasi pengirim dan penerima pesan, lebih dari itu komunikasi merupakan upaya mencapai saling pengertian dan dari komunikasi inilah suatu kebudayaan diturunkan ke generasi selanjutnya. Kemudian komunikasi menyebarluaskan ide-ide baru sehingga menjadi nilai-nilai baru. Nilai-nilai baru ini biasanya muncul dari kreatifitas individu-individu atau consensus dari kelompok-kelompok manusia. Komunikasi mnyediakan kesempatan dan rentang waktu bagi masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan nilai-nilai baru tersebut. Corak kehidupan social di desa dapat dikatakan masih homogen. Pola-pola interkasi social pada suatu masyarakat ditentukan oleh struktur social masyarakat yang bersangkutan. Dalam interaksi social selalu diusahakan agar supaya kesatuan social (social unity) tidak terganggu, konflik atau pertentangan social sedapat mungkin dihindarkanjangan sampai terjadi. Bahkan kalau terjadi konflik diusahakan supaya konflik tersebut tidak terbuka di hadapan umum. Bila terjadi pertentangan diusahakan untuk dirukunkan karena memang prinsip kerukunan inilah yang menjiwai hubungan social pada masyarakat pedesaan karena masyarakat ini sangat mendambakan tercapainya keserasian dalam kehidupan masyarakat. Tetapi pada hakekatnya masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunikasi yang terpisah satu sama lain. Tetapi dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan. Dan desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. Masyarakat desa adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama yang berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hamper sama (homogen) di suatu daerah atau wilayah tertentu dengan bermata pencaharian dominant dari sector pertanian (agraris). Sifat hakekat masyarakat pedesaan banyak kegotong royongan dan tolong menolong dan kehidupan desa juga tidak selamanya tenang dan damai tetapi juga terdapat ketegangan tertentu.Sedangkan system komunikasi yang digunakan oleh masyarakat desa cenderung berbentuk system komunikasi antar persona yaitu pesan disampaikan melalui satu orang kepada orang yang lainnya sehingga suatu berita di samapikan secara lisan dan akan mendapatkan feedback secara langsung sehingga masyarakat desa terlihat lebih kompak dan harmonis.perkembangan tekonologi komunikasi dan informasi dewasa ini telah berkembang dengan sangat cepat. Tentu saja ini memberikan efek atau pengaruh yang ditimbulkan baik positif atau negatif. Mayoritas masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan memerlukan upaya-upaya dan program-program untuk meningkatkan kualitas pembangunan agar tidak semakin tertinggal dengan masyarakat perkotaan. Untuk mengejar ketertinggalan dan melaksanakan pembangunan termasuk masalah otonomi daerah yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat tidak bisa bergantung pada satu program dari pusat (top-down) dan juga satu media, apalagi media massa yang rendah daya terimanya di masyarakat pedesaan. Tapi, diperlukan keterlibatan nyata berupa partisipasi masyarakat dalam menunjang program pemerintah tersebut. Dan salah satu media yang dapat dijadikan sarana untuk melibatkan masyarakat adalah menggunakan media rakyat, yang terbukti efektif dan tidak pernah berubah dalam kehidupan masyarakat tradisional. Dengan ini diharapkan semua pihak baik pemerintah dan masyarakat bisa menggunakan media rakyat dengan tepat dan efektif.SISTEM KOMUNIKASI DI PEDESAAN Desa secara etimologi berasal dari bahasa sangsekerta deshi artinya tanah kelahiran/tanah tumpah darah, tanah asal dan tanah air. Secara epistimologi desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerntahan terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (C.S. Kansil).Desa adalah sebuah karakteristik yang mempunyai ciri khas tersendiri. Ciri khas yang berhubungan dengan komunikasi adalah komunikasi antarpesona. Ini diakibatkan, masyarakat di desa belum percaya penuh terhadap media massa atau juga sejalan dengan tingkat pendidikannya. Oleh karena itu, informasi dari orang lain yang bisa dipercaya lebih menemikan hasil, misalnya melalui pemimpin opini. Di desa komunikasi antarpesona biasa disebut gethok tular. Artinya, komunikasi lewat lisan dari satu orang ke orang lain (mulut ke mulut).Dalam pembahasan sistem komunikasi pedesaan kelompok kami mengambil contoh di desa Bakal kecamatan Batur kabupaten Banjar Negara. Desa Bakal memiliki jumlah penduduk sekitar 600 kepala keluarga (kk). Mayoritas profesi penduduk desa Bakal adalah petani sayuran yang paling pokok menanam kentang tetapi mereka juga menanam wortel dan kol sebagai pilihan tanaman kedua. Selain menanam sayuran para petani ada yang menanam kayu agar mencegah terjadinya erosi dan tembakau. Karena pembahasan ini berbicara tentang komunikasi/sistem komunikasi tentunya tidak lepas dari unsur-unsur komunikasi (komunikator, komunikan, media, umpan balik, sumber dan efek). Sistem komunikasi di desa Bakal dalam memperoleh informasi medianya bersifat aktif dan pasif, aktif seperti saat ada orang yang melahirkan atau kecelakaan masyarakat desa tersebut mengajak untuk menengok dengan mengunjungi rumah ke rumah atau berpapasan di jalan, hal ini biasa disebut dari mulut ke mulut. Sedangkan pasif lewat papan pengumuman, televisi dan radio. Media juga ada yang tradisional, memberitahu informasi atau mendapatkan lewat undangan. Karena saat ini tekonologi semakin maju, penduduk desa ini tidak mau ketinggalan maka ada media semi modern, mencari informasi lewat internet.Bagaimana dengan media cetak? Media cetak misal koran, pada masyarakat desa Bakal koran kurang diminati, mereka dalam mengetahui informasi lebih minat menonton berita di televisi dan mendengarkan di radio. Koran di desa ini ada namanya Jawa Pos ditaruh di perpustakaan desa, yang berminat membaca paling orang yang berpendidikan tinggi, kebanyakan pendidikan tinggi hanya sampai SMA dan tamat sarjana (S1) cuma sedikit. Cara menyampaikan pesan dari koran dengan cara dari mulut ke mulut. Hal ini bisa dibuktikan dengan organisasi pemuda seperti karang taruna, tim SAR dan pendakian gunung. Peran pendidikan sarjana selain berkomunikasi di bidang sosial, ada yang di bidang pertanian seperti halnya pengelolaan hasil pertanian, dalam bidang pendidikan membangun sekolah agama tetapi lulusan pondok pesantren juga ikut turut andil dalam bidang penidikan, orang yang berpendidikan juga berperan sebagai teladan motivasi semangat belajar anak-anak bangsa desa Bakal sampai ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Selanjutnya tentang desa Bakal yaitu mengenai seni tradisional dan medianya. Seni tradisional di desa Bakal dari dulu sampai sekarang yang masih menjadi kesukaan masyarakat tersebut adalah kuda lumping. Media tradisional di desa Bakal masih menggunakan kentongan untuk menandakan suatu kejadian, tetapi di sana kebanyakan menggunakan mikrofon, missal saat ada orang meninggal dunia. Dalam peningkatan pembangunan kemajuan desa tersebut diadakan kegiatan penyuluhan agar masyarakat tersebut lebih mengetahui dan paham terlebih lagi mempraktekan pesan penyuluhan itu, hal ini dibuktikan dengan pembangunan masjid yang sangat berguna bagi masyarakat, pembangunan sekolah agama dan penyuluhan tentang tanaman kentang untuk kemajuan ekonomi mereka. Pesan penyuluhan desa Bakal kadang dari mulut ke mulut dan diskusi. Ada juga juru penerang (jupen) turur serta dalam penyuluhan. Jupen di desa Bakal yaitu seorang yang dipercaya oleh masyarakat Bakal, misal saat membangun masjid untuk sarana ibadah penduduk tersebut atas dasar ususlan dari sang kyai.1. MEDIA RAKYATBerrigen (1979) mendefinisikan media rakyat (media masyarakat) sebagai berikut:1. Media rakyat adalah media yang bertumpu pada landasan yang lebih luas dari kebutuhan semua khalayaknya.2. Media rakyat adalah adaptasi media untuk digunakan oleh masyarakat yang bersangkutan untuk digunakan oleh masyarakat yang bersangkutan, apa pun tujuan yang ditetapkan oleh masyarakat.3. Media rakyat adalah media yang memberi kesempatan kepada warga masyarakat untuk memperoleh informasi, pendidikan, bila mereka menginginkan kesempatan itu.4. Media rakyat adalah media menampung partisipasi masyarakat sebagai perencanaan, produksi dan pelaksana.5. Media rakyat adalah sasaran bagi masyarakat untuk mengemukakan sesuatu, bukan untuk menyatakan sesuatu kepada masyarakat.Adapaun fungsi-fungsi media rakyat adalah sebagai berikut (Oepen, 1988):1. Memberikan saluran alternatif sebagai sarana bagi rakyat untuk mengemukakan kebutuhan dan kepentingan mereka.2. Berguna menyeimbangakan pemihakan kepada perkotaan yang tercermin dalam isi media.3. Membantu menjembatani kesenjangan antara pusat dan pinggiran.4. Mencegah membesarnya rasa kecewa, rasa puas diri dan keterasingan di kalangan penduduk daerah pedesaan.5. Memberi fasilitas berkembangnya keswadayaan, kemampuan menolong diri sendiri dan kemampuan mengambil keputusan sendiri6. Berguna bagi umpan balik, sistem pemantauan dan pengawasan suatu proyek tertentu.Karena media rakyat salurannya media massa sebagai bentuk komunikasi, di desa Bakal media rakyat sifatnya pasif yaitu menggunakan papan pengumuman, televisi dan radio. Masyarakat mengetahui informasi-informasi dunia luar hanya sebagai pengetahuan saja, beda apabila informasi tersebut berkaitan dengan diri atau desa tersebut. Misal di papan pengumuman akan ada pengajian habib syekh, penduduk tersebut langsung menanggapi pesan itu, dengan cara mempersiapkan pengajian (dari pembentukan panitia, penyewaan tratak, menyediakan tempat), menyiapkan makanan untuk para tamu, bergotong royong membersihkan lingkungan.1. KORAN MASUK DESA (KMD)Pentingnya masuk desa tercermin dari tujuan:1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai aspek-aspek pembangunan dan pembaharuan.2. Meningkatkan keterampilan terutama yang menyangkut cara hidup dan cara memenuhi kebutuhan hidup.3. Memotivasi masyarakat untuk menimbulkan keinginan mengubah nasibnya serta bergerak dalam partisipasi pembangunan.4. Meratakan informasi dalam rangka peningkatan arus komunikasi ke pedesaan.Untuk mencapai tujuan di atas maka diusahakan agar ada pengintegrasikan lembaga-lembaga atau potensi yang mempunyai hubungan dengan pelaksanaan KMD. Lembaga-lembaga yang biasanya terkait dengan KMD antara lain pihak Kantor Kepala Desa dan aparatnya, Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), termasuk pihak lain yang tak terlembagakan namun berpengaruh langsung dengan KMD seperti peran pemuka adat, alim ulama, kiai, tetua kampung.Sebagai koran yang berbeda dengan koran pada umumnya, tentunya dari segi liputan reportase juga berbeda karena perbedaan target, tujuan, misi dan sasarannya. Misalnya lingkup daerah yang hanya meliputi desa (dari desa ke desa agar masyarakat desa merasa memiliki).Ditinjau dari segi bahasa yang digunakan, KMD harus menyesuaikan kondisi desa. Hal itu berhubungan dengan dengan rendahnya tingkat pemahaman dan pengetahuan masyarakat desa akibat rendahnya tingkat pendidikan mereka. Dengan demikian KMD harus memahami dua karakteristik berikut ini; Pertama, perhatikan dan pertimbangkan calon pembaca yang akan dicapai. Kedua, pertimbngkan bagaimana mempergunakan bahasa untuk membawa pembaca ke tempat yang dikehendaki.Berita KMD tentu akan diminati jika lebih dekat dengan pembacanya. Dalam jurnalistik dikenal dengan istilah proximity. Tentu akan menarik jika berkaitan dengan diri, keluarga, teman dekat atau desanya.KMD berbeda dengan Media Rakyat. Media rakyat adalah media yang tumbuh dan berkembang di masyarakat pedesaan. Media rakyat adalah media milik orang desa. Sedangkan KMD adalah koran yang direncanakan terbitnya di kota dan berkembang di pedesaan. Artinya, KMD adalah milik orang kota untuk orang desa.Dari sini jelaslah perbedaan keduanya. Media rakyat bisa dianggap lebih merakyat, sedang KMD tidak begitu merakyat. Alasannya, KMD adalah Koran yang dibuat oleh orang kota, memakai pola pikir orang kota untuk warga desa. Jadi KMD kurang mengakar di desa. KMD dibuat tak lepas dari usaha ekonomis, sementara Media Rakyat lebih menitikberatkan pada sisi ideal. Maka, Media Rakyat sangat rentan terhadap kebangkrutan. Alasannya, Media Rakyat tidak dikelola secara profesional dan ekonomis.Media cetak yang satu ini berupa koran desa atau koran lokal tidak ada, tetapi koran Jawa Pos ada ditaruh di perpustakaan desa. Namun, warga desa Bakal kurang berminat membaca koran, paling-paling yang berminat lulusan SMA atau sarjana (S1). Untuk memperoleh informasi dari koran beberapa warga yang berminat membaca langsung mendiskusikan kepada organisasi pemuda atau warga yang berminat mengikuti diskusi. Adanya karang taruna, tim SAR dan kumpulan orang yang suka mendaki gunung bisa memperoleh informasi dari pembaca koran kemudian dibicarakan dari mulut ke mulut.1. PERAN PEMERINTAH DAERAHPemerintah daerah (pemda) diharapkan mengalokasikan dananya untuk pengembangan KMD. Tak lain karena KMD bisa mendorong kemajuan masyarakat desa. Lewat KMD pesan-pesan pembngunan dan kebijakan pemda bisa disosialisasikan secara cepat. Perkembangan KMD yang pesat tentu akan berkorelasi erat dengan kemajuan daerah.Agar KMD bisa berkembang lebih baik ada beberapa permasalahan yang layak diperhatikan; pertama, perlu dukungan penuh pemda. Terutama masalah dana. Pemda juga bisa mengeluarkan kebijakan untuk masing-masing kecamatan, kelurahan, dan desa agar berlangganan KMD. Kedua, masing-masing daerah harus punya inisiatif untuk berlangganan dan memasang iklan ke media KMD.Hambatan-hambatan dalam pengembangan KMD:1. Masyarakat akan bergerak maju dari tradisional ke modern. Semakin maju tingkat pendidikan masyarakat, semakin banyak pilihan media yang akan mereka pilih.2. Peran pemda masih kecil. KMD jelas membutuhkan dana yang tidak sedikit. Mengandalkan iklan atau pelanggan rasanya sangat sulit. Ini tak lain karena wilayah sebaran media itu sangat terbatas. Masyarakat pedesaan masih sulit diajak hidup konsumtif. Padahal pemasang iklan jelas sangat membutuhkan umpan balik untuk membeli produk yang diiklankan. Untuk itu, peran pemda sangat diharapkan. Masalahnya, pemda lebih tertarik untuk menginvestasikan uangnya ke kebutuhan pembangunan fisik atau bidang lain yang punya keuntungan materi.3. KMD semakin terancam dengan perkembangan koran lokal/community newspaper.4. Masyarakat lebih menikmati KMD untuk mencari hiburan. Hiburan tercermin dengan kesukaannya membaca berita-berita kriminal, seks dan kejahatan lain. Padahal berita itu sudah bisa disaksian di televisi.Peran pemda (lurah) di desa Bakal tidak begitu menjurus ke arah koran, tetapi lebih menjurus ke masalah pembangunan fisik dan memantau kegiatan yang dilaksanakan di desa tersebut, seperti pembangunan masjid agar terlihat modern, membangun sekolah agama seperti Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) namanya Darul Falah, kegiatan pelatihan SAR. Semua itu disetujui asal bernilai positif dan untuk kemaslahatan umat Bakal. Peran lurah disini bersifat kolektif dan situasional, memudahkan berjalannya suatu kegiatan1. MEDIA SENI TRADISIONALMedia tradisional adalah alat komunikasi yang sudah lama digunakan di suatu tempat (desa) sebelum kebudayaan tersentuh oleh teknologi modern dan sampai sekarang masih digunakan di daerah itu. Isinya masih berupa lisan, gerak isyarat atau alat pengingat dan alat bunyi-bunyian.Membicarakan media tradisional tidak bisa pisah oleh seni tradisional, yakni suatu bentuk kesenian yang digali dari cerita-cerita rakyat dengan memakai media tradisional. Media komunikasi tradisional sering disebut folklor, bentuk-bentuknya seperti: cerita prosa rakyat (mite, legenda, dongeng); ungkapan rakyat (peribahasa, pemeo, pepatah); puisi rakyat; nyanyian rakyat; teater rakyat; alat-alat bunyian.William R. Bascom mengemukakan fungsi-fungsi pokok folklore sebagai media tradisisonal adalah sebagai berikut: a) sebagai sistem proyeksi (angan-angan atau impian rakyat jelata); b) sebagai pengesahan atau penguat adat; c) sebagai alat pendidikan; d) sebagai alat paksaan dan pengendalian sosial agar norma-norma masyarakat dipatuhi oleh anggota kolektifnya.Beberapa kelebihan media tradisional dan seni tradisional:1. Ia tumbuh dan berkembang dimasyarakat, sehinnga dianggap cerminan masyarakat.2. Media rakyat harus dinikmati dengan jenjang pengetahuan atau pendidikan tertentu (sifatnya tertulis sehingga masyarakat harus bisa membaca), sedangkan media tradisional bisa dinikmati di semua lapisan masyarakat.3. Seni tradisional sifatnya lebih menghibur.Namun, seni atau media tradisional terbentur hambatan dalam pengembangan, pertama, perkembangan masyarakat yang kian maju modern, ia akan terancam eksistensinya. Kedua, peran serta pemerintah sangat kecil, padahal seni tradisional menjadi salah satu sumber devisa yang diandalkan. Ketiga, media massa kurang mengekspos atau memberitakan seni tradisional tersebut.Membahas tentang media dan seni tradisional, desa Bakal media tradisionalnya masih menggunakan media undangan, mikrofon, alat kentongan. Undangan dan mikrofon digunakan saat ada acara pengajian mingguan, kerja bakti, undangan pernikahan, undangan tahlilan dan lain sebagaianya. Ada petugas hansip untuk mengontrol situasi dan kondisi desa tersebut, apabila ada maling atau kebakaran biasanya hansip menggunakan alat kentongan atau biasanya banyak memanfaatkan mikrofon dalam menandai adanya kejadian. Selain itu mikrofon juga digunakan untuk memberitahu kalau ada orang meninggal dunia. Adapun seni tradisional masih ada yang berminat tetapi sebagai hiburan semata, yakni: kuda lumping. Bergesernya seni tradisional pemuda warga tersebut lebih memilih mendengarkan musik modern, nonton konser, menonton tari modern dan lain sebagainya.1. PENYULUH PEMBANGUNANPenyuluh menurut Everet M. Rogers adalah seorang atas nama pemerintah atau lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi inovasi. Fenomena penyuluhan pembangunan adalah ciri khas yang ada di pedesaan. Para petugas penyuluh biasanya ingin menyebarkan suatu penemuan, sedangkan di desa belum tersentuh inovasi tersebut. Pentingnya diadakan penyuluhan di desa:1) Sebagai proses penyebaran informasi2) Sebagai proses penerangan, Masyarakat tidak hanya menerima inforamasi sebagai pengetahuan saja tetapi masyarakat lebih memahami apa yang di sampaikan oleh komunikator.3) Sebagai proses pendidikan4) Sebagai proses perubahan perilaku, informasi yang disebar tidak sekedar memberikan pemahaman pada masyarakat pedesaan, tetapi ada perubahan yang terjadi pada masyarakat tersebut.5) Sebagai proses rekayasa sosial, maksudnya disini terjadinya penyuluhan yang berguna bagi masyarakat tetapi ada maksud terselubung atau ada unsur politiknya.Profesi orang-orang desa Bakal kebanyakan adalah petani, maka bentuk penyuluhan yang terjadi di desa tersebut tentang tanaman sayuran, dan paling banyak dibahas adalah tanaman kentang. Tanaman kentang yang menjadi sumber ekonomi petani, maka para penyuluh banyak menyosialisasikan bagaimana cara menanam kentang, memilih bibit kentang yang baik, obat untuk kentang yang baik. Bentuk penyosialisasikan diadakan rapat/diskusi (biasanya antar petugas penyuluh dengan warga yang diundang), lewat penjual obat, mahasiswa KKN, insyinyur pertanian, atau dari orang lain yang berpengalaman terhadap kentang itu. Dulu, penduduk desa Bakal dalam memberi obat pada tanaman kentang menggunakan artrokol dan ditan diganti dengan marsa, agrimek karena obat kentang tersebut lebih mahal tetapi obat pengganti itu hasiatnya sama yaitu sama-sama mencegah adanya hama di tanaman kentang. Penyuluhan obat biasanya lewat penjual obat, penjual obat dari kecamatan desa Bakal. Ada juga menanam kentang dengan cara di steak.Ada hal lain, mendirikan sekolah agama dulu mengaji agama atau al-Quran hanya di masjid/ mushola sekarang sudah didirikan pembangunan sekolah agama dan ada tingakatan kelas. Hal itu diusulkan oleh lulusan dari pondok pesantren. Kemudian membangun masjid dilengkapi fasilitas yang memadai seperti mesin pengaturan waktu dan tanggal agar adzan tepat waktu.1. JURU PENERANGApa yang dilakuakan juru penerang (jupen) di desa hampir sama dengan penyuluh pembangunan. Tugas jupen biasanya tidak banyak berurusan dengan masalah pembangunan atau pertanian layaknya para penyuluh. Tugas jupen juga menjadi kepanjangtanganan pemerintah. Tugas jupen misalnya menyosialisasikan bagaimana program-program pemerintah bisa diketahui masyarakat. Misalnya, masalah Keluarga Berencana (KB).Baik jupen atau penyuluh pembangunan setidaknya membutuhkan beberapa syarat agar komunikasinya efektif, yakni: keterbukaan (openness), empati (empathy), kepositifan (positiveness), dukungan (supportiviness) dan kesamaan (equality).Tugas jupen semakin ringan ketika pemerintah melalui surat Direktur Jenderal Penerangan Umum Deppen No. 158/k/VI/T/1988 tanggal 23 Juni 1988 membentuk Pos Penerangan Pedesaan (Pospendes):1) Pospendes merupakan lembaga masyarakat sebagai hasil swakarsa dan swadaya masyarakat pedeesaan;2) Sebagai swakarsa dan swadya masyarakat, maka lembaga ini diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing daerah.3) Pospendes ini merupakan salah satu bagian dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) dalam usahanya mewujudkan tata informasi pedesaan.Sedangkan fungsi-fungsinya sebagai berikut:1) Sebagai dapur informasi di tingkat desa atau pusat pengelolaan dan pelayanan informasi pedesaan.2) Forum/tempat pertemuan komunikasi antarkelompok-kelompok penerangan dan kelompok lain yang ada di pedesaan.3) Forum antar pembina kelompok di pedesaan (jupen, Petugas Penyuluh Lapangan/PPL).4) Pusat pembinaan dan kegiatan kelompok di pedesaan (kelompok tani, ternak, capir dll).Pospendes mempunyai tugas dan kegiatan :1. Sebagai dapur informasi, bertugas melakukan pengolahan informasi melalui kegiatan-kegiatan anatara lain diskusi dan temu wicara.2. Sebagai pusat pelayanan informasi, bertugas memberikan pelayanan penerangan/informasi kepada masyarakat pedesaan yang membutuhkan melalui kegiatan-kegiatan penyediaan berbagai informasi dan media komunikasi.3. Forum komunikasi yang bertugas melaksanakan kegiatan rutin yang berkaitan dengan pembinaan komunikasi di pedesaan.Adapun pengembangan pospendes meliputi beberapa tahapan: a) tahap persiapan; b) tahap pengumpulan. Pengelolaan dan Pemanfaatan Informasi Kegiatan Produktif (PPIKP); dan c) tahap pengumpulan. Pengelolaan dan Pemanfaatan Informasi Umum (PPIU). Sedangkan pengembangan Unit Kegiatan Produktif (UKP) dapat dilakukan melalui tahap-tahap berikut: a) tahap persiapan; b) tahap menumbuhkan Usaha Produktif; c) tahap pengembangan kerjasama antarkelompok; d) tahap penguatan dan perluasan usaha; e) tahap kelembagaan.Jupen di desa Bakal dilakukan oleh pemuka agama atau orang yang sudah dipercaya oleh masyrakat desa itu. Pelatihan tim SAR yang dilakukan warga Bakal dan dipandu dari pihak kabupaten. Tim SAR dilatih untuk menolong korban yang terkena musibah di daerah lain. Dulu ada letusan gunung merapi di Magelang maka tim SAR Bakal langsung memberikan pertolongan, ada kejadian lain juga saat terjadi keluaran asap/ uap kawah di kecamatan Batur kabupaten Banjar Negara tim SAR langsung memberikan pertolongan berupa menyediakan tempat pengungsian, memberikan makanan dan obat-obatan, memberikan yang dibutuhkan oleh korban asap kawah tersebut. Kegiatan tim SAR tersebut tentunya atas arahan dari petugas pihak kabupatennya.Ada hal lain lagi, masyarakat desa Bakal diberi arahan oleh petugas dari kecamatan untuk menanam pohon yang ada di kebunnnya sehingga tidak terjadi erosi. Hal itu sudah dilakukan oleh masyarakat desa Bakal yang menanam pohon dipinggir-pinggir tanah kebun.DAFTAR PUSTAKANurudin, Sisten Komunikasi Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.