masjid al-wustho mangkunegaran by diesty paramitha

24
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tipologi berasal dari dua suku kata yaitu Tipo yang berarti pengelompokan dan Logos yang mempunyai arti ilmu atau bidang keilmuan. Jadi tipologi adalah ilmu yang mempelajari pengelompokan suatu benda dan makhluk secara umum. Secara harfiah tipologi adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang tipe. Tipologi arsitektur atau dalam hal ini tipologi bangunan erat kaitannya dengan suatu penelusuran elemen-elemen pembentuk suatu sistem objek bangunan atau arsitektural. Elemen-elemen tersebut merupakan organisme arsitektural terkecil yang berkaitan untuk mengidentifikasi tipologi dan untuk membentuk suatu sistem, elemen-elemen tersebut mengalami suatu proyek komposisi, baik penggabungan, pengurangan, stilirisasi bentuk dan sebagainya. Tipologi Fungsi Bangunan Di Indonesia dikenal tipologi fungsi bangunan yang sesuai dengan “Time Saver Standarts For Building Types”. Berikut adalah pengelompokkan utama tipologi fungsi bangunan sesuai dengan standar tersebut. 1. Residential Yaitu, tipologi fungsi bangunan perumahan & pemukiman. 2. Educational Yaitu, tipologi fungsi bangunan pendidikan. 3. Cultural Yaitu, tipologi fungsi bangunan kesenian & kebudayaan. 4. Health Yaitu, tipologi fungsi bangunan kesehatan & kesejahteraan. 5. Religious Yaitu, tipologi fungsi bangunan keagamaan. 6. Governmental & Public Buildings Yaitu, tipologi fungsi bangunan pemerintahan. 7. Commercial

Upload: diesty-paramitha

Post on 07-Jul-2015

193 views

Category:

Data & Analytics


6 download

DESCRIPTION

Tipologi bangunan religius.

TRANSCRIPT

Page 1: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tipologi berasal dari dua suku kata yaitu Tipo yang berarti pengelompokan dan

Logos yang mempunyai arti ilmu atau bidang keilmuan. Jadi tipologi adalah ilmu yang

mempelajari pengelompokan suatu benda dan makhluk secara umum.

Secara harfiah tipologi adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang

tipe. Tipologi arsitektur atau dalam hal ini tipologi bangunan erat kaitannya dengan suatu

penelusuran elemen-elemen pembentuk suatu sistem objek bangunan atau arsitektural.

Elemen-elemen tersebut merupakan organisme arsitektural terkecil yang berkaitan untuk

mengidentifikasi tipologi dan untuk membentuk suatu sistem, elemen-elemen tersebut

mengalami suatu proyek komposisi, baik penggabungan, pengurangan, stilirisasi bentuk

dan sebagainya.

Tipologi Fungsi Bangunan

Di Indonesia dikenal tipologi fungsi bangunan yang sesuai dengan “Time Saver

Standarts For Building Types”. Berikut adalah pengelompokkan utama tipologi fungsi

bangunan sesuai dengan standar tersebut.

1. Residential

Yaitu, tipologi fungsi bangunan perumahan & pemukiman.

2. Educational

Yaitu, tipologi fungsi bangunan pendidikan.

3. Cultural

Yaitu, tipologi fungsi bangunan kesenian & kebudayaan.

4. Health

Yaitu, tipologi fungsi bangunan kesehatan & kesejahteraan.

5. Religious

Yaitu, tipologi fungsi bangunan keagamaan.

6. Governmental & Public Buildings

Yaitu, tipologi fungsi bangunan pemerintahan.

7. Commercial

Page 2: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

2

Yaitu, tipologi fungsi bangunan bisnis & komersial.

8. Transportations

Yaitu, tipologi fungsi bangunan transportasi.

9. Industrial

Yaitu, tipologi fungsi bangunan industri.

10. Recreation & Entertainment

Yaitu, tipologi fungsi bangunan hiburan & rekreasi.

11. Misscellaneous

Yaitu, tipologi fungsi bangunan olahraga & kebugaran.

Dari pembagian tipologi fungsi bangunan di atas, dapat dipilih satu tipe fungsi

untuk dijabarkan lebih lanjut penerapannya kedalam contoh bangunan nyata, salah

satunya yaitu, masjid yang termasuk tipologi fungsi bangunan religious (keagamaan).

Masjid, secara bahasa, adalah tempat sujud. Adapun secara syar’i, masjid adalah

tempat yang dipersiapkan untuk digunakan shalat lima waktu secara berjamaah oleh

kaum muslimin. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan

komunitas muslim. Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama,

ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah

Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga

kemiliteran.

Oleh karena itu, pemilihan masjid untuk dijadikan bahan analisa dikarenakan

fungsinya yang beragam, mengingat masjid adalah tempat yang suci untuk beribadah

maka hal tersebut menjadikannya menarik untuk dibahas lebih lanjut. Dalam hal ini,

masjid yang di bahas yaitu masjid Al – Wustho Mangkunegaraan, Surakata. Masjid

tersebut merupakan salah satu masjid tertua di daerah Sukarta, Solo, Jawa Tengah

yang memiliki fungsi bangunan yang unik.

B. Tujuan

Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk memenuhi tugas besar mata kuliah Tipologi Bangunan.

2. Untuk mengetahui fungsi tipe bangunan masjid.

Page 3: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

3

3. Untuk mengetahui jenis langgam pada bangunan masjid Al – Wustho.

4. Untuk mengetahui bentuk dasar/ geometri bangunan masjid Al – Wustho.

C. PerumusanMasalah

Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, maka beberapa masalah yang

dapat di rumuskan dan akan di bahas dalam laporan ini adalah sebagai berikut.

1. Apa fungsi tipe bangunan masjid?

2. Apa jenis langgam pada bangunan masjid Al – Wustho?

3. Apa bentuk dasar/ geometri bangunan masjid Al – Wustho?

4. Apakah ada fungsi khusus pada bangunan masjid Al – Wustho?

Page 4: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

4

BAB II

TEORI DASAR

A. Definisi Masjid

Masjid, secara bahasa, adalah tempat sujud. Adapun secara syar’i, masjid adalah

tempat yang dipersiapkan untuk digunakan shalat lima waktu secara berjamaah oleh

kaum muslimin. Akan tetapi, terkadang masjid mempunyai arti yang lebih luas dari itu.

Karenanya, tempat yang dijadikan oleh seseorang di rumahnya untuk melaksanakan

shalat sunnah atau shalat wajib karena dia tidak mampu untuk shalat di masjid, yang

orang-orang mendirikan shalat berjamaah di dalamnya, dinamakan masjid pula.

Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim.

Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al

Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut

memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.

B. Fungsi Masjid

Fungsi bangunan masjid, yaitu sebagai berikut.

1. Fungsi Keagamaan

a. Ibadah

Semua muslim yang telah baligh atau dewasa harus menunaikan

salat lima kali sehari. Walaupun beberapa masjid hanya dibuka pada hari

Jumat, tapi masjid yang lainnya menjadi tempat salat sehari-hari. Pada hari

Masjid Raya Biturrahman, Banda Aceh

Page 5: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

5

Jumat, semua muslim laki-laki yang telah dewasa diharuskan pergi ke

masjid untuk menunaikan salat ke masjid.

Salat jenazah, biasanya juga diadakan di

masjid. Salat jenazah dilakukan untuk muslim yang

telah meninggal, dengan dipimpin seorang imam.

Shalat jenazah dilakukan di area sektar masjid. Ketika

gerhana matahari muncul, kaum Muslimin juga

mengadakan salat khusuf untuk mengingat kebesaran

Allah. Pada dua hari raya atau 'idain,yaitu Idul Fitri dan Idul Adha umat

Muslim juga melakukan salat. Biasanya, beberapa masjid kecil di daerah

Eropa atau Amerika akan menyewa sebuah gedung pertemuan untuk

menyelenggarakan salat 'Id. Di Indonesia, Salat 'Id biasa dilakukan di

lapangan terbuka yang bersih dan masjid sekitar.

b. Kegiatan Bulan Ramadhan

Masjid, pada bulan Ramadan, mengakomodasi umat

Muslim untuk beribadah pada bulan Ramadan.

Biasanya, masjid akan sangat ramai di minggu

pertama Ramadan. Pada bulan Ramadan, masjid-

masjid biasanya menyelenggarakan acara pengajian

yang amat diminati oleh masyarakat. Tradisi lainnya adalah menyediakan

iftar, atau makanan buka puasa. Ada beberapa masjid yang juga

menyediakan makanan untuk sahur. Masjid-masjid biasanya mengundang

kaum fakir miskin untuk datang menikmati sahur atau iftar di masjid. Hal

ini dilakukan sebagai amal shaleh pada bulan Ramadan.

Pada malam hari setelah salat Isya digelar, umat Muslim

disunahkan untuk melaksanakankan salat Tarawih berjamaah di masjid.

Setelah salat Tarawih, ada beberapa orang yang akan membacakan Al-

Qur'an. Pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan, masjid-masjid besar

akan menyelenggarakan I'tikaf, yaitu sunnah Nabi Muhammad saw. untuk

berdiam diri di Masjid ( mengkhususkan hari-hari terakhir ramadan guna

meningkatkan amal ibadah ) dan memperbanyak mengingat Allah swt.

Page 6: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

6

c. Amal

Rukun ketiga dalam Rukun Islam adalah zakat. Setiap muslim

yang mampu wajib menzakati hartanya sebanyak 2.5% dari jumlah

hartanya. Masjid, sebagai pusat dari komunitas umat Islam, menjadi

tempat penyaluran zakat bagi yatim piatu dan fakir miskin. Pada saat Idul

Fitri, masjid menjadi tempat penyaluran zakat fitrah dan membentuk

panitia amil zakat.

2. Fungsi Kemasyarakatan

a. Pusat kegiatan masyarakat

Pada akhir abad ke-17, Syah Abbas I dari dinasti Safawi di Iran

mengubah kota Isfahan menjadi salah satu kota terbagus di dunia dengan

membangun Masjid Syah dan Masjid Syaikh Lutfallah di pusat kota. Ini

menjadikan kota Isfahan memiliki lapangan pusat kota yang terbesar di

dunia. Lapangan ini berfungsi sebagai pasar bahkan tempat olahraga.

Masjid di daerah Amerika Serikat dibangun dengan sangat sering.

Masjid biasa digunakan sebagai tempat perkumpulan umat Islam.

Biasanya perkembangan jumlah masjid di daerah pinggiran kota, lebih

besar dibanding di daerah kota. Masjid dibangun agak jauh dari pusat

kota.

b. Pendidikan

Fungsi utama masjid yang lainnya adalah

sebagai tempat pendidikan. Beberapa masjid,

terutama masjid yang didanai oleh pemerintah,

biasanya menyediakan tempat belajar baik ilmu

keislaman maupun ilmu umum. Sekolah ini

memiliki tingkatan dari dasar sampai

menengah, walaupun ada beberapa sekolah

yang menyediakan tingkat tinggi. Beberapa masjid biasanya menyediakan

pendidikan paruh waktu, biasanya setelah subuh, maupun pada sore hari.

Pendidikan di masjid ditujukan untuk segala usia, dan mencakup

seluruh pelajaran, mulai dari keislaman sampai sains. Selain itu, tujuan

Page 7: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

7

adanya pendidikan di masjid adalah untuk mendekatkan generasi muda

kepada masjid. Pelajaran membaca Qur'an dan bahasa Arab sering sekali

dijadikan pelajaran di beberapa negara berpenduduk Muslim di daerah

luar Arab, termasuk Indonesia. Kelas-kelas untuk mualaf, atau orang yang

baru masuk Islam juga disediakan di masjid-masjid di Eropa dan Amerika

Serikat, dimana perkembangan agama Islam melaju dengan sangat

pesat.Beberapa masjid juga menyediakan pengajaran tentang hukum Islam

secara mendalam. Madrasah, walaupun letaknya agak berpisah dari

masjid, tapi tersedia bagi umat Islam untuk mempelajari ilmu keislaman

c. Kegiatan dan pengumpulan dana

Masjid juga menjadi tempat kegiatan untuk mengumpulkan dana.

Masjid juga sering mengadakan bazar, dimana umat Islam dapat membeli

alat-alat ibadah maupun buku-buku Islam. Masjid juga menjadi tempat

untuk akad nikah, seperti tempat ibadah agama lainnya.

Masjid tanah liat di Djenné, Mali, secara tahunan mengadakan

festival untuk merekonstruksi dan membenah ulang masjid.

Page 8: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

8

BAB III

ANALISA

A. Profil Masjid Al – Wustho

Nama : Masjid Al – Wustho Mangkunegaran

Alamat : Jl. Kartini 3 RT 003/ 09, kelurahan Ketelan, kecamatan

Banjarsari, Surakarta, Solo, Jawa Tengah (sebelah barat

kompleks istana / PuraMangkunegaran Surakarta).

Tahun Dibangun : 1878 (peletakan batu pertama)

Tahun Berdiri : 1918

Perancang : Thomas Karsten (Perancis)

Luas Tanah : 4200 M2

Daya Tampung : ± 1.000 jama’ah

Batas tapak : 1. Utara : Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 dantempat

tinggal Ta’mir masjid

2. Selatan : Taman Kanak – Kanak Aisyiah Bustanul Athfal

yang berhubungan langsung dengan bangunan

rumah tinggal keluarga ta’mir atau pengurus masjid.

3. Barat : Pemukiman warga

4. Timur : Jalan raya

Page 9: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

9

B. Fungsi Bangunan Masjid Al – Wustho

1. Tempat menjalankan ibadah sholat fardhu.

Seperti fungsi utama bangunan masjid pada yaitu, tempat melaksanakan sholat, baik

sholat subuh, dzuhur, ashar, magrib atau isya. Dan setiap hari Jum’at masjid ini juga

menjadi tempat sholat Jum’at bagi kaum adam.

2. Acara perkawinan atau melakukan upacara akad nikah.

Masjid merupakan tempat suci sehingga banyak orang menggunakannya untuk

tempat pernikahan atau sekedar menjadi tempat akad nikah.

3. Tempat pengajian atau acara keagamaan lainnya.

4. Bakti sosial.

Masjid ini menjadi tempat penerimaan dan penyaluran zakat kepada orang yang tidak

mampu.

5. Tempat berbuka puasa dan sahur bersama saat bulan Ramadhan.

6. Tempat tadarrusan dan kultum (kuliah 7 menit).

Suasana masjid Al –

WusthosaatselesaisholatIdulFitri

Page 10: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

10

C. Organisasi Ruang

1. Bagian Utama : Ruang ibadah utama (ruang sholat)

2. Bagian Dalam : Pawastren, tempat wudhu, serambi

3. Bagian Luar : Maligin, menara

Page 11: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

11

Bagian – bagian masjid :

1. Ruang ibadah utama

Ruang dalam untuk sholat dengan 4 saka guru dan 12 saka rowo (penyangga

pembantu) yang berhiaskan kaligrafi Al – Qur’an. Ruang utama untuk sholat

berukuran 24 m x 22 m.

2. Mimbar

Mimbar sebagai sebuah artefak merupakan salah satu karya

peninggalan terbaik di masjid tersebut. Mimbar ini

berukuran panjang samping 213 cm, lebar depan 103 cm,

dan tinggi 258 cm. Mimbar ini ditempatkan di pada posisi

sebelah kanan mihrab di bagian depan ruang ibadah. Bahan

dasar yang digunakan untuk membuat mimbar ini adalah

kayu jati dengan finishing politur warna hitam. Mimbar ini

dibuat dengan konstruksi lepas pasang atau knock down. Sehingga dapat dilepas tiap

komponennya. Menurut pengurus masjid ( Bp Mun’im Fathoni), mimbar ini dibuat

oleh MB Djayengsono dari Bali seperti tertulis pada salah satu bagian mimbar.

Sedangkan jika dilihat dari nota pemesanannya (ada di perpustakaan Reksopustaka

Mangkunegaran), mimbar ini dipesan dari sebuah perusahaan mebel di kota

Yogyakarta di awal abad 20.

Dibagian depan kaki mimbar yang menghadap ke timur dulunya terdapat figur

dua ekor singa yang bagian kepalanya sudah hilang karena dipotonga secara sengaja

dengan gergaji. Hal ini dilakukan dengan alasan agama yang melarang adanya patung

di dalam masjid dan karena adanya keberatan dari beberapa orang jama’ah.

Page 12: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

12

3. Menara

Dibangun pada tahun 1926, pada masa Mangkunegara VII.

Fungsinya untuk mengumandangkan adzan agar menggema

sampai kejauhan. Pada waktu itu, dibutuhkan tiga hingga empat

orang muadzin untuk adzan bersama-sama dalam menara,

untuk menyeru ke empat arah yang berbeda. Bangunan ini

berdiri didepan kantor Pengurus Masjid dengan tinggi 25 m dan

bergaris tengah 2 m.

4. Pawastren

Merupakan bangunan tambahan yang dipergunakan untuk tempat shalat khusus

wanita. Dahulu, sebelum dibangun pawastren tambahan, ada sekat sebagai pemisah

tempat sholat untuk wanita. Pawastren ini berukuran 10 m x 7 m. Didalam ruangan

pawastren, ada sebuah ruang gudang serta fasilitas kolah untuk berwudhu wanita,

dibangun disebelah timur pawastren.

5. Maligin

Nama maligin berasal dari kata maligi, yang artinya khusus.

Dulunya, bangunan berdiameter 2 m ini diprakarsai oleh Adipati

Mangkunegaran V (berkuasa 1881-1944), digunakan untuk

melaksanakan upacara sunat bagi keluarga Pura Mangkunegaran

tetapi Mangkunegaraan VII (berkuasa 1885-1944) kemudian

memperkenankan Muhammadiyah menggunakannya untuk khitanan umum. Terpisah

sedikit dengan pawastren, ada bangunan kecil bundar. Anak yang akan dikhitan di

syahadad dulu di serambi masjid.

6. Gerbang Utama/ Gapura

Gapura berasal dari kata ghafara yang artinya ampunan.

Gapura halaman masjid ini dibuat tahun 1917-1918, dengan

dinding berhiaskan relief kaligrafi huruf Arab. Ada dua buah

pintu gerbang utama, sebelah depan dan sebelah yang dibuat

dari jeruji besi. Pintu gerbang timur dengan bentuk lengkungan

Page 13: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

13

tinggi dengan hiasan tulisan Arab. Sedangkan dibagian belakang juga diberi relief

Arab. Dan pintu gerbang utara, disediakan untuk masuk masjid bagi orang kampung

sekitar masjid sebagai jalan pintas, dengan ukuran lebar 2 m dam tinggi 3 m.

7. Bedug

Bedug ini bernama Kanjeng Kyai Daneswara. Bedug ini

berada didalam serambi masjid terpatnya dibagian timur laut

serambi. Serambi masjid itu sendiri, yaitu ruangan depan masjid

dengan saka sebanyak 18 yang melambangkan umur Raden Mas

Said (Mangkunegaran I) ketika keluar dari keraton Kasunan

Surakarta untuk dinobatkan sebagai Adipati Mangkunegaran.

Serambi berukuran 22 m x 11 m. Dibagian timur laut juga terdapat kentongan.

8. Tembok Keliling Halaman

Sebagai pembatas antara masjid dengan daerah sekitarnya dibuat tembok yang

mengelilingi masjid. Adapun ukuran tembok keliling adalah 260 m, dengan perincian

sisi utara 70 m, sisi selatan 70 m, sisi timur 60 m, dan sisi barat 69 m. Pagar tembok

barat di sebelah barat/ belakang, dibuat rata sedangkan di bagian depan/ sisi timur,

sisi utara dan sisi selatan sebagian di bangun dengan hiasan lengkung. Gapura depan

bagian luar dan dalamnya dihiasi dengan relief Arab.

9. Kuncungan/ Markis

Markis adalah berada di sebelah depan bangunan serambi, merupakan bangunan

tambahan dengan ukuran 5 m x 5 m. Markis/ kuncungan berbentuk bujur sangkar

dengan lengkungan tembok menyerupai kubah atau gunungan. Tempat ini adalah

akses utama menuju masjid, dan merupakan batas akhir bagi kalangan non muslim

yang tidak di perkenankan masuk lebih dalam ke masjid. Bagian depan, kiri dan

kanan dihias dengan relief Arab yang banyak mengandung makna.

10. Kantor Pengurus Masjid

Berada di sebelah utara masjid dengan ukuran 9 m x 6 m. Di kantor ini di

tempatkan perpustakaan masjid Al – Wustho.

Page 14: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

14

D. Program Ruang

No. Jenis Ruangan Fungsi Pengguna Sifat Ruangan

1 Ruang ibadah utama Tempat sholat pria,

mengaji

Jama’ah Pria Semi public

2 Mimbar Kultum Imam,

pengkhotbah

Privat

3 Pawastren Tempat sholat

wanita

Jama’ah wanita Privat

4 Tempat wudhu wanita Tempat wudhu

wanita

Wanita Service

5 Tempat wudhu pria Tempat wudhu pria Pria Service

6 Maligin Tempat khitanan Masyarakat Public

7 Menara Tempat

mengumandangkan

adzan

Muadzin Semi public

8 Serambi Tempat bedug Masyarakat Public

9 Selasar Jalan keluar Masyarakat Semi public

10 Teras Masyarakat Public

11 Mihrab Tempat bagi imam

sholat

Imam sholat Privat

12 Gudang Menyimpan barang Pengurus

masjid

Service

13 Ruang sound system Menyimpan sound

system

Pengurus

masjid

Service

14 Kuncungan markib Pintu masuk Masyarakat Public

Page 15: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

15

E. Penzoningan

Keterangan:

Biru : Zona privat Orange : Zona semi publik

Hijau : Zona publik Ungu : Zona servis

Page 16: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

16

F. Diagram Gelembung

Page 17: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

17

G. Sirkulasi Manusia

Keterangan :

Arah jalan bagi jama’ah pria

Arah jalan bagi jama’ah wanita

Jalan 2 arah bagi jama’ah wanita

Jalan 2 arah bagi jama’ah pria

Entrance

Out Out

Page 18: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

18

H. Sirkulasi Kendaraan

MASJID

AL – WUSTHO

Jalan Kartini

Parkiran motor

Parkiran mobil

Para jama’ah yang sholat di lahanparkir masjid

saatsholatIdulFitri

Page 19: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

19

I. Langgam Arsitektur

Dari bentuk arsitektur bangunan, masjid ini termasuk ke dalam tipe klasifikasi

langgam menurut daerah geografis tertentu, yaitu tipe – tipe yang berlaku bagi daerah

setempat, kekhasan tipenya biasanya menjadi identitas kebudayaan lokal/ setempat

tersebut. Daerah yang dimaksud adalah daerah Jawa, karena hampir sama dengan bentuk

bangunan masjid – masjid Jawa lainnya seperti masjid Agung Demak, masjid Agung

Keraton Yogyakarta, yang mengambil bentuk gaya arsitektur rumah Jawa dengan atap

bangunan limasan dan atap tumpang untuk atap ruang utama, yang bersusun tiga.

Bangunan tersebut mengandung makna filosofis, yaitu iman, islam dan ikhsan. Yang

membedakannya dengan masjid lain adalah adanya kuncung atau markis, yaitu semacam

pintu utama menuju teras dengan tiga aksen pintu masuk, yaitu disisi kanan atau utara,

sisi depan atau timur dan sisi kiri atau selatan, yang pada masing – masing atasnya dihiasi

dengna kaligrafi.

Kuncungan/ markis

Atap tumpang

Atap limasan

Struktur atap rumah Jawa, yaitu

limasan

Page 20: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

20

J. Geometri

Geometri, adalah suatu bidang pengetahuan rasional mengenai rupa dan bangun dari

benda dan alam.

1. Mengidentifikasi geometri melalui benda 2D (rupa), seperti denah.

Dilihat dari gambar denah disamping,

bisa terlihat jelas bahwa bentukan dasar denah

tersebut adalah persegi, karena denah masjid

pada umumnya adalah persegi sehingga

bentukan dasar masjid Al – Wustho ini pun

sama, yaitu persegi.

2. Mengidentifikasi geometri melalui benda 3D (bangun), seperti tampak.

Tampak perspektif

Tampak depan

Berbentukpersegi

Page 21: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

21

BAB IV

KESIMPULAN& SARAN

A. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapatsaya simpulkan adalah sebagai berikut.

1. Fungsi bangunan tipe masjid, yaitu sebagai berikut.

a. Sebagai tempat beribadah bagi umat muslim.

b. Tempat kegiatan pada bulan Ramadhan.

c. Pusat kegiatan masyarakat.

d. Tempat pendidikan.

e. Kegiatan pengumpulan dana.

f. Amal.

2. Jenis langgam pada bangunan masjid Al – wustho termasuk kedalam

klasifikasi Daerah Geografis Tertentu,yaitu daerah Jawa karena arsitektur

bangunan masjid tersebut sama dengan bangunan masjid lainnya di daerah

Jawa. Hal tersebut terlihat dari bentuk atapnya, yaitu atap limasan.

3. bentuk dasar/ geometri bangunan masjid Al – Wustho adalah persegi, hal

tersebut di lihat dari bentuk denahnya.

4. Fungsi khusus bangunan masjid Al – Wustho ini tedapat pada bagian

bangunan Maligin, yaitu tempat di luar masjid yang dulunya merupakan

tempat khitanan bagi anak – anak.

Page 22: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

22

B. Saran

Beberapa saran yang dapat saya sampaikan adalah sebagai berikut.

1. Alangkah baiknya apabila bangunan Maligin yang sekarang sudah tidak

berfungsi lagi (karena untuk khitan bisa di poliklinik terdekat) bisa di

fungsikan kembali, karena menurut saya bangunan Maligin inilah yang

menjadi vokal point dan menjadikan masjid Al – Wustho menjadi unik dan

tidak semua masjid juga memiliki bangunan seperti Maligin ini. Salah satu

caranya, seperti dengan memindahkan poliklinik tersebut ke Maligin setiap

minggu dsb.

Page 23: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

23

BAB V

P E N U T U P

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok

bahasan dalam laporan ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena

terbatasnya pengetahuan penulis dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada

hubungannya dengan judul laporan ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik

dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya laporan ini. Semoga

laporan ini berguna bagi pembaca yang budiman dan terutama bagi penulis.

Page 24: MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA

24

Daftar Pustaka

http://www.konsultasisyariah.com/pengertian-masjid/#ixzz2D82IhJhn

http://www.id.wikipedia.org/wiki/masjid

http://www.mulyadi.staff.uns.ac.id

http://m.detik.com/news/read/2011/08/04/121722/1696381/627/maligin-al-wustho-tempat-

khitan-bangsawan-hingga-gardu-jaga-malam?nd92203605

http://www.bujangmasjid.blogspot.com/2012/08/masjid-al-wustho-mangkunegaran-

surakarta.html?m=1