upacara istana mangkunegaran sebagai simbol …€¦ · 1. susunan acara kongres kebudayan 1929 di...
TRANSCRIPT
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
UPACARA ISTANA MANGKUNEGARAN
SEBAGAI SIMBOL KEWIBAWAAN
MANGKUNEGARA VII
(TAHUN 1916 – 1939)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
guna Melengkapi Gelar Sarjana Humaniora Program Studi Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh
JOANTIKA PUTRI GIRI ANJANI
B0415027
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
v
MOTTO
“Be the moon and inspire people even you’re far from full”
(Unknown)
“Memanusiakan Manusia”
(N. Driyarkara, SJ)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vi
PERSEMBAHAN
1. Ayah dan Ibu tercinta
2. Almamater UNS
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Upacara Istana
Mangkunegaran sebagai Simbol Kewibawaan Mangkunegara VII (Tahun
1916 – 1939). Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi jenjang Strata 1 (S1)
Program Studi Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa
adanya dukungan baik berupa bimbingan, pengarahan, saran, motivasi, maupun
bantuan materi dari berbagai pihak yang berarti bagi penulis. Oleh karena itu,
perkenankanlah pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Warto, M. Hum. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Sebelas Maret Surakarta atas kesempatan yang diberikan selama
masa studi.
2. Bapak Dr. Susanto, M. Hum. Selaku Kepala Program Studi Ilmu Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus sebagai
Pembimbing I Skripsi terimakasih atas motivasi, saran, dan bimbingnanya
selama proses penulisan skripsi.
3. Ibu Umi Yuliati, S.S, M. Hum. Selaku Pembimbing II Skripsi yang telah
banyak memberikan masukan dan saran agar skripsi ini lebih baik.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
viii
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan dukungan dan
bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
5. Ibu Darweni, Mas Bayun, Mas Aji, Pak Basuki, dan Ibu Ami selaku pengurus
Reksapustaka mangkunegaran yang telah memberikan arahan dan membantu
penulis dalam pencarian data.
6. Segenap Staff dan Karyawan UPT Perpustakaan Pusat UNS, Perpustakaan
Prodi Ilmu Sejarah yang telah membantu penulis dalam melakukan
penelusuran referensi selama proses penulisan skripsi.
7. Keluarga penulis yaitu ayah dan ibu penulis, Sumono Joko Wasito dan Sri
Harjanti, Om Anggit, Om Glempo, Mbah Uti, serta sanak saudara lain yang
selalu memberikan kasih sayang, dorongan, dan dukungan baik material
maupun non-material bagi penulis.
8. Sahabat-sahabat baik penulis, yaitu Devi Setyowati, Annisa Nur Aulia, Adam
Caesariko, Arif Nurfatoni, Gery Budiman, Rike Adi Suprianto, Muhammad
Dandi Setiawan, serta teman-teman yang lain, Lukman, Dwek, Hasta, Alfat,
Fido, Aryok, Aminah, Rofi, Gading terimakasih telah menjadi penyemangat
dan membantu dan menemani dalam mencari data selama proses pengerjaan
skripsi serta cerita-cerita pengalaman dan kenangan yang luar biasa.
9. Sahabat-sahabatku di luar Solo: Anita Intan Nurliana Imama, Novita Siti
Lestari, Ma’rifatul Choiriyah Hartantri, Prita Puspa Noviana, Tristian Dwi Nur
Cendana, Refi Geger, Brillian, yang telah memberikan banyak motivasi serta
cerita pengalaman yang luar biasa.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ix
10. Teman-teman OSGALAS SMA terutama Prita, Erlina, Opik,Anis, Irma, Ulik
dan Ipeh yang selalu memberikan semangat yang luar biasa.
11. Teman-teman seperjuangan Historia 15 yang telah banyak memberikan
dukungan serta banyak cerita suka dan duka selama masa studi.
12. Kawan-kawan Presidium HMP FMS FIB UNS periode 2017/2018 Atik, Sri
Rijki, Rike, Hasta, Gery, dan Adam yang telah memberikan kenangan semasa
kuliah yang luar biasa.
13. Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu terlaksanakannya
penulisan skripsi, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan
saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan skripsi ini dan penulisan-
penulisan serupa di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap semoga
hasil penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Terima
kasih.
Surakarta, Juli 2019
Joantika Putri Giri Anjani
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iv
HALAMAN MOTTO v
HALAMAN PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR ISTILAH xii
DAFTAR SINGKATAN xv
DAFTAR GAMBAR DAN DAFTAR LAMPIRAN xvi
ABSTRAK xviii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 9
D. Manfaat Penelitian 9
E. Kajian Pustaka 9
F. Metode Penelitian 14
G. Sistematika Penlulisan 17
BAB II. UPACARA ISTANA MANGKUNEGARAN 18
A. Kemunculan Mangkunegaran sebagai Kadipaten di Surakarta 18
B. Masa Mangkunegara I-Mangkunegara VI 30
BAB III. UPACARA SEBAGAI LEGITIMASI KEKUASAAN
PRANGWADANA VII 49
A. Figur Kepemimpinan Prangwadana VII 50
1. Latar Belakang Prangwadana VII 51
2. Legitimasi Tahta Prangwadana VII 55
B. Perjuangan Identitas Jawa 62
1. Upacara Penobatan Prangwadana VII 62
2. Perayaan Ulang Tahun Tahta Prangwadana VII 67
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
3. Kongres Kebudayaan Jawa Pertama sebagai Legitimasi
Prangwadana VII 76
4. Pernikahan Agung Prangwadana VII 83
C. Atribut-Atribut Upacara di Istana Mangkunegaran 93
1. Benda-Benda Pusaka Milik Prangwadana VII 93
2. Busana yang Dikenakan Tamu Undangan Upacara Istana
Mangkunegaran 100
3. Musik-Musik Upacara Istana Mangkunegaran 102
BAB IV. UPACARA MANGKUNEGARAN KAITANNYA DENGAN
GERAKAN DAN PEMIKIRAN 106
A. Peringatan Ulang Tahun Tahta Mangkunegara VII 106
B. Sepuluh Tahun Java Instituut 109
C. Lahirnya Kelompok Studi Filsafat dan Budaya 113
D. Modernitas Mangkunegaran melalui Siaran Radio 114
E. Perayaan Triwindu sebagai Puncak Legitimasi Kekuasaan 122
BAB V. KESIMPULAN 126
DAFTAR PUSTAKA 130
DAFTAR LAMPIRAN 133
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xii
DAFTAR ISTILAH
Sembah Ucapan dan gerak tubuh sebagai cara untuk
menunjukan rasa hormat
Grebeg Upacara yang diadakan oleh Keraton Surakarta
untuk memperingati suatu peristiwa penting.
Factorij Agen Dagang
Superintendent Pengawas Keuangan Mangkunegaran
Pasamuwan Pesta atau peringatan suatu peristiwa
Wilhelmus Lagu Kebangsaan Belanda
Paseban Balai atau tempat yang digunakan untuk menghadap
raja
Pisowanan Pertanggung jawaban para pemimpin daerah kepada
raja/pemimpin pusat
Garwa Ampil Istri-istri yang bukan istri utama atau selir
Grenadiers Pasukan pelempar granat
Europeesche Lagere School Sekolah dasar tingkat rendah yang diperuntukan
untuk keturunan Eropa, orang asing dan anak dari
tokoh terkemuka pribumi.
Adjunct Controleur Kontrolir/auditor yang bekerja untuk pemerintah
Hindia Belanda.
Wien Nederlandsch Bloed Lagu Kebangsaan Belanda yang dipakai hingga
sebelum tahun 1932
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiii
Ampilan Benda-benda pusaka yang memiliki nilai fungsi dan
digunakan sebagai perlatan dalam sebuah upacara
Jumenengan Upacara peringatan kenaikan tahta raja
Midadareni Prosesi yang dilakukan sebelum akad nikah yang
bermakna untuk mempecantik calon mempelai
Panggih Acara puncak pada sebuah upacara pernikahan yang
mempertemukan mempelai pria dan wanita setelah
dilaksanakannya akad.
Priyantun Abdi
Klenengan Musik jawa yang memainkan gendhing-gendhing
Jawa
Zender Pengirim
Pasamuwan Andrawina Acara makan besar yang dihadiri oleh
Mangkunegara dan seluruh kerabat
Mangkunegaran.
Soos/Societiet Tempat pertemuan publik, yang dapat dipergunakan
untuk pelbagai kegiatan rekreasi, pementasan
sandiwara, pesta sekolah, pertandingan permaianan
dan lain sebagainya.
Triwindu Tiga windu atau 24 tahun
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiv
DAFTAR SINGKATAN
NHM Nederlandsche Handel-Maatschappij
KGPAA Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya
JPO Javaanse Padvinders Organizatie
SRV Solosche Radio Vereeniging
NIROM Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij
KRMT Kanjeng Raden Mas Tumenggung
Ng Ngabehi
RM Raden Mas
MvO Memorie van Overgave
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xv
DAFTAR GAMBAR DAN LAMPIRAN
Gambar :
1. Benda-benda keprabon dan ampilan milik Prangwadana VII 65
2. Denah tempat duduk acara pasamuwan Prangwadana VII 69
3. Panitia dan pemakalah dalam Kongres Kebudayaan Jawa 1918. Baris Pertama:
R.M.A. Woerjaningrat, Pangeran Hadiwijojo, R. Sastro Widjono (Ketua), Dr
Radjiman Wediodipoero, Prangwadana VII (kehormatan), S. Koperberg
(Sekretaris). Baris Kedua: Dr. Satiman Wirjosandjojo, Z. Stokvis, D. van
Hinloopen Labberton, Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, J. Rattier, A.
Muhlenfeld, R.M.S Soerjokoesoemo 79
4. Kongres Java Instituut 1919 83
5. Suasana penyambutan kedatangan Prangwadana VII setelah menikah dengan
Kanjeng Ratu Timur 91
6. Songsong (payung) yang digunakan oleh Prangwadana VII (sebelum menjadi
Mangkunegara VII), P. A Handayaningrat, dan P.A Gonda Saputra 96
7. Kuda Kendaraan untuk Upacara Jumenengan Mangkunegara VII beserta
Benda-Benda Pusaka yang Mengiringi 99
8. Kuda Kendaraan Upacara Mangkunegara VII beserta Abdi Dalem Pembawa
Tombak 100
9. Peserta Kongres Kebudayaan tahun 1929 di Solo 97
10. Studio lama SRV di Kepatihan Mangkuengaran 111
11. Studio Lama SRV di Pendapa Kepatihan Mangkunegaran 117
12. Tari Sari Tunggal yang Dibawakan oleh Gusti Nurul 121
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xvi
Lampiran :
1. Susunan acara Kongres Kebudayan 1929 di Kepatihan Mangkunegaran 118
2. Catatan pengeluaran perayaan Triwindu Mangkunegara VII tahun 1939 di
Partini-Tuin 119
3. Berita mengenai Perayaan Triwindu Mangkunegara VII yang dimuat pada
Bataviaasch Nieuwsblad, 16 Juni 1939 120
4. Berita mengenai Perayaan Peneguhan Prangwadana VII sebagai
Mangkunegara VII yang dimuat pada De Sumatra Post, 8 Augustus 1924 121
5. Berita mengenai Jubileum Mangkunegara VII yang dimuat pada Het
Vaderland, 16 Juni 1939 122
6. Berita Kenaikan Tahta Prangwadana VII yang dimuat pada Bataviaasch
Nieuwblad, 1 April 1916 123
7. Surat yang ditulis oleh Dr.R. Wediodiningrat untuk Mangkunegara VII dalam
Geedenboek van het Mangkoe Nagoro VII 124
8. Surat yang ditulis oleh Prof. Dr. J. H. Bavinck mengenai Cultuur-Wijgerig
Studiekteing yang dimuat pada Gedenboek van het Mangkoe Negoro VII
1939 128
9. Tujuan Pembuatan Gedenboek yang ditulis dalam pengantar Gedenboek van
het Mangkoe Negoro VII 1939 132
10. Susunan Kepengurusan yang dimuat dalam Majalah Djawa, Jan-Feb
1925 135
11. Kongres Java Instituut 1919-1929 yang dimuat dalam Majalah Djawa,
1929 136
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xvii
12. Susunan Acara Jubileum Triwindu Mangkunegara VII tahun 1939 137
13. Terjemahan Memorie van Overgave milik Residen Sollewijn Gelpke tahun
1918 mengenai Suksesi Mangkunegara VII 138
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xviii
ABSTRAK
Joantika Putri Giri Anjani. B0415027. Upacara Istana Mangkunegaran sebagai
Simbol Kewibawaan Mangkunegara VII (Tahun 1916 – 1939): Program Studi
Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang upacara yang
diselenggarakan pada masa pemerintahan Mangkunegara VII dari tahun 1916
hingga 1939 hingga dapat dijadikan sebagai sarana untuk memperkuat legitimasi
kekuasaannya. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian sejarah, yang
meliputi langkah: 1. Heuristik, 2. Kritik Sumber, 3. Intepretasi, dan 4.
Historiografi.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa upacara istana dijadikan
sebagai sarana legitimasi Mangkunegara VII. Langkah ini diambil karena ketika
Mangkunegara VII menduduki tahta Mangkunegaran, suksesi yang ia lakukan
tidak berjalan lancar sehingga ia membutukan sebuah legitimasi tersendiri.
Upacara yang ia selengggarakan tidaklah sama. Ketika ia masih menjadi
Prangwedana VII tahun 1916-1924 upacara yang diselenggarakan bersifat sakral
dan kejawaan. Hal berbeda terjadi ketika ia telah diangkat menjadi Mangkunegara
VII tahun 1924 hingga puncak perayaan triwindu (24 tahun) naik tahtanya tahun
1939 Mangkunegaran menyelenggarakan upacara bersifat formal yang
dihubungkan dengan pergerakan dan pemikiran mengenai kebudayaan Jawa.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suatu suksesi yang tidak
lancar selalu membutuhkan legitimasi untuk kekuasaan seperti yang dilakukan
oleh Mangkunegara VII.
Kata Kunci : Upacara, Mangkunegara VII, Legitimasi Kekuasaan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xix
ABSTRACT
Joantika Putri Giri Anjani. B0415027. Upacara Istana Mangkunegaran sebagai
Simbol Kewibawaan Mangkunegara VII (Tahun 1916 – 1939): History Program,
Faculty of Cultural Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta.
The aim of this study is to know the background of ceremony that held
during the reign of Mangkunegara VII from 1916-1939, so it can be used as a
means to strengthen the legitimacy of his power. In this study used historical
research methods, which is include: 1. Heuristic, 2. Criticize historical source, 3.
Intrepetation, 4. Historiography.
The result of this study showed that palace ceremonies were used as a
means of legitimizing Mangkunegara VII. This step was taken because when
Mangkunegara VII occupied the Mangkunegaran’s throne, the succession he did
didn’t run smoothly so he need a legitimacy for his own. The ceremonies that he
held were not same. When he has become Prangwedana VII in 1916-1924, the
ceremonies that held more sacred. A different thing happened when he was
appointed as Mangkunegara VII in 1924 until the peak of the triwindu (24 years)
celebration ascended his throne in 1939 Mangkunegaran held a non-formal
ceremony which was connected with movements and thoughts about Javanese
culture.
The conclusion of the study is not smoothly succession always needs a
legitimacy for strengthen the power as Mangkuengara VII did.
Keywords : ceremony, Mangkunegara VII, power legitimacy