masalah kependudukan kelurahan ujung, semampir surabaya

Upload: era-b-largis

Post on 10-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Masalah Kependudukan Kelurahan Ujung, Semampir Surabaya

    1/7

    Faktor Penyebab Cycle of Povertydi Wilayah Kecamatan Semampir, Kelurahan Ujung

    Kecamatan Semampir merupakan salah satu kecamatan di Kota Surabaya Utara yang memiliki

    tingkat warga miskin atau kemiskinan yang relatif banyak, salah satunya adalah wilayah

    Kelurahan Ujung. Hal ini kemudian membuat Kelurahan Ujung yang luasnya sebesar 162 Ha

    mempunyai proporsi luas pemukiman kumuh sebesar 7,17 Ha, dengan 15 RW dan 117 RT.

    Dimana pada Survey Masyarakat Miskin di Kecamatan Semampir Kelurahan Ujung oleh

    kelompok KKN dari penulis menemukan beberapa penyebab yang borkontribusi dalam tingkat

    kemiskinan di daerah tersebut. walaupun, secara data statistik pasti masih belum dipastikan

    secara matematis, akan tetapi melalui observasi dan wawancara secara langsung penulis dapat

    menyimpulkan beberapa penyebab dari adanya tingkat kemiskinan yang cukup tinggi tersebut.

    Departemen Sosial dan Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa untuk mengukur kemiskinan,

    BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach).

    Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi

    untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi

    pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran

    perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan (Badan Pusat Statistik 2012). Setelah

    mendefinisikan konsep kemiskinan, akan didefinisikan pula konsep mengenai Garis Kemiskinan

    (GK). Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM)

    dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran

    perkapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin (Badan

    Pusat Statistik 2012).

    Menurut teori Cycle of Poverty dari Oscar Lewis, kemiskinan mempunyai suatu siklus dimana

    orang-orang yang miskin cenderung terjebak dan sulit untuk keluar dari kemiskinan, dan akan

    berada dalam kemiskinan hingga generasi selanjutnya. Hal ini disebabkan karena adanya faktor

    padatnya populasi baik karena pertumbuhan ataupun migrasi, faktor rendahnya pendidikan,

    kurangnya aspek kesehatan dan juga rendahnya sumber dana atau tabungan sebagai modal, yang

    kemudian keempat faktor ini membentuk sebuah siklus atau lingkaran setan (Vicious cycle of

    poverty). Teori dari Lewis ini dapat setidaknya menggambarkan apa yang telah kelompok

    penulis observasi dalam KKN 49 di Kecamatan Semampir, Kelurahan Ujung, Surabaya. Faktor-

    faktor tersebut kemudian mempengaruhi kemiskina secara tidak langsung, dimana banyaknya

  • 7/22/2019 Masalah Kependudukan Kelurahan Ujung, Semampir Surabaya

    2/7

    populasi atau masyarakat dengan latar belakang kemampuan yang hampir sama maka

    meninggikan daya saing dalam pekerjaan mereka, dan menurunkan competitiveness dari

    pekerjaan mereka, menyulitkan mereka untuk mendapatkakan sumber daya yang dibutuhkan

    untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Besarnya populasi juga menyulitkan mereka dalam

    memenuhi kebutuhan pokok sandang, pangan, dan papan secara layak, karena kurangnya sumber

    daya yang ada. Kontribusi dari faktor lain yaitu kurangnya atau lemahnya tingkat pendidikan

    mereka, yang dikarenakan mereka tidak mempunyai kapabilitas untuk mengakses pendidikan

    ataupun pendidikan bukan merupakan concern utama yaitu bertahan hidup. Hal ini kemudian

    berdampak pada adanya generasi yang kurang tersalurkan potensi sumber daya manusianya,

    yang kemudian menghasilkan tenaga kerja yang mempunyai kualitas rendah atau unskilled

    labour. Hal ini kemudian berdampak pada rendahnya produktifitas daerah dan tidak adanya

    kemajuan dalam kesejahteraan masayarakat miskin. Yang kedua adalah rendahnya tingkat

    kesehatan, yang diukur dari ketersediaan dan aksesbilitas dari sarana dan prasarana kesehatan.

    Sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan membuat masyarakat miskin kesulitan untuk

    mendapatkan layanan kesehatan, dan lebih cenderung rentan terhadap penyakit, gizi yang buruk,

    yang akan berdampak pada motivasi bekerja, produktifitas sehingga menyebabkan kurangnya

    pendapatan dan menyebabkan kemiskinan berlanjut. Yang ketiga adalah rendahnya tingkat

    tabungan atau investasi masyarakat yang dapat disebabkan karena tidak cukupnya penghasilan

    untuk ditabung. Rendahnya tingkat tabungan pada masyarakat kemudian juga berujung pada

    rendahnya tingkat ketersediaan modal bagi industri yang kemudian juga berdampak pada

    rendahnya permintaan akan tenaga kerja yang ada, sehingga menimbulkan banyaknya tenga

    kerja yang tidak terserap oleh lapangan pekerjaan sehingga menimbulkan kemiskinan.

    Dalam observasi kelompok KKN kami, terdapat beberapa poin yang diobservasi dan ditanyakan

    langsung kepada masyarakat miskin yang bersangkutan antara lain, adalaha tingkat pendidikan,

    kesehatan, lingkungan, sosial, serta ekonomi, dimana hal ini cukup menggambarkan secara

    umum keadaan Kelurahan Ujung ini. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi kemiskinandidaerah teresebut adalah Padatnya populasi yang ada, yang secara umum tidak didukung dengan

    tingkat kelayakan huni, ataupun kebersihan yang memadai. Pemukiman di daerah Kecamatan

    Semampir, Kelurahan Ujung bahkan masuk dalam salah satu wilayah kumuh di Surabaya

    berdasarkan Laporan Data Dasar RP4D kota Surabaya tahun 2008-2018, walaupun tingkat

    kekumuhannya masih dalam skala ringan dan sedang. Padatnya penduduk dapat dinilai dari

  • 7/22/2019 Masalah Kependudukan Kelurahan Ujung, Semampir Surabaya

    3/7

    banyaknya rumah atau hunian yang ada, dengan ukuran yang relatif sederhana bahkan kecil,

    secara umum banyak yang tidak layak huni, dan bahkan secara administratif nomor rumah, satu

    nomor mewakili 2-4 rumah/hunian dengan jarak yang sangat kecil, bertempat di lahan

    pemerintah dalam hal ini PT.KAI dan berdempet sehingga hanya menyisakan gang-gang kecil

    untuk dilalui (Overcrowding)\. Seringkali kemudian padantanya pemukiman juga mengakibatkan

    mahalnya lahan tempat tinggal seperti di Kelurahan Ujung tersebut dengan harga tempat yang

    disewa atau kontrak rata-rata seharga 1.000.000 pertahunnya. Hal ini tidak hanya terjadi si satu

    tempat atau RW saja akan tetapi juga terjadi di hampir seluruh tempat lainnya, dimana

    menyebabkan tempat ini menjadi terlihat seperti tidak terawat (Slums). Hal ini kemudian

    menimbukkan apa yang disebut oleh Ruback dan Pandley (1991) sebagai kepadatan Spasial

    (Spatial Density) dan kepadatan Sosial (Social Density). Tingkat kepadatan penduduk

    menggambarkan kondisi dan kemampuan daerah tersebut menampung sejumlah penduduk sesaui

    dengan kapsitasnya, dimana jika tingkat kepadatan yang tinggi akan menimbulkan masalah

    kependudukan. Hal ini berhubungan erat dengan daya dukung wilayah tersebut seperti

    ketersediaan sumber daya alam, pangan, lapangan kerja, dan juga infrastruktur sosial.

    Populasi di Kelurahan Ujung didominasi oleh komunitas para pendatang dari Suku Madura, yang

    pada umumnya datang untuk mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik, sebagaian lagi

    karena keluarganya banyak yang telah menetap diSurabaya. Banyak masuknya pendatang ke

    Surabaya terutama kedaerah Kecamatan Semampir kemudian juga menambah satu faktor lain

    yang dapat menyebabkan atau memperparah adanya kemiskinan yaitu semakin banyaknya

    konpetisi atau pesaing dalam mencari pekerjaan, apalagi dengan adanya faktor pendidikan yang

    tidak terlalu tinggi yang berarti persaingan tenaga kerja terjadi di pasar low-skilled labour,

    sehingga selain menimbulkan pengangguran, juga menimbulkan penggaguran terselubung yang

    banyak terdapat di daerah kelurahan Ujung. Kepadatan penduduk menunjukkan daerah tersebut

    mempunyai nilai kekayaan atau penghasilan dan nilai harga tanah yang tinggi. Hal ini kemudian

    dapat berujung pada meningkatnya kemiskinan dengan banyaknya perumahan kumuh danpemukiman liar yang muncul. Tekanan penduduk di daerah tertentu karena tidak meratanya

    penyebaran penduduk menyebabkan overpopulasi, dan berdampak pada kesempatan untuk

    mendapatkan pekerjaan, meningkatnya kriminalitas, dan tidak meratanya distribusi pendapatan

    perdaerah. Hal ini sejalan dengan teori Malthus tentang hubungan antara pertumbuhan populai

    dan kemiskinan yang dikarenakan adanya kelangkaan ketersediaan bahan pangan. Walaupun

  • 7/22/2019 Masalah Kependudukan Kelurahan Ujung, Semampir Surabaya

    4/7

    secara statiski tingkat kepadatan penduduk dan penyebaran penduduk tidak mempunyai korelasi

    secara langsung dengan kemiskinan, akan tetapi keduanya berdampak pada faktor-faktor yang

    dapat menjadi penyebab dari kemiskinan itu sendiri.

    Kepadatan rumah penduduk dan banyaknya populasi yang tinggal kemudian berdampak pada

    masalah lingkungan dan kesehatan warganya, dimana semakin padat hunian dan populasinya

    berarti juga semakin terbatasnya akses air bersih, udara, dan juga lingkungan bersih. Hal ini

    tercermin jelas dalam kebanyakan rumah warga Kelurahan Ujung, dimana menurut hasil dari

    Survey dibeberapa wilayah RW air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari yaitu Masak dan

    Minum berasal dari air kemasan atau beli, sedangkan untuk Mandi dan Mencuci berasal dari Air

    sumur jika ada. Air PDAM dibeberapa RW masih belum bisa diakses karena adanya kendala

    administratif dan belum adanya kejelasan dari pemerintah, walaupun beberapa telah dibangun

    pipa salurannya. Selain sulitnya akses air, juga lingkungan sekitar karena padatnya populasi yang

    ada, permasalahan sanitasi, sampah dan kebersihan merupakan mmasalah lainnya yang timbul

    karena hal tersebut. pada umumnya di Kelurahan Ujung melalui observasi secara umum,

    lingkungan sekitarnya menjadi kotor dan tidak tertata rapi. Walaupun demikian di Kelurahan

    Ujung ini, para ibu rumah tangganya telah mengikuti program Keluarga Berencana walaupun

    tidak seluruhnya, hal ini cukup dapat menjadi salah satu alat kontrol pertumbuhan penduduk

    didaerah tersebut. akan tetapi bisa dilhat dari lingkungan yang ada, kebutuhan akan perawatan

    kesahatan mendasar dan kepedulian masyarakat akan hall tersebut masih kurang. Hal ini akan

    berdampak kepada kemiskinan dan kesejahteraan hidup, dimana dengan kurang terjaganya

    kebersihan dan kesehatan dari masyarakat maka akan megurani produkstifitas dan motivasi

    mereka dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

    Dari faktor pendidikan merupakan salah satu faktor yang krusial dalam tingkat kemiskinan

    warga, dimana pada umumnya warga di kelurahan Ujung ini merupakan lulusan SD-SMP

    sederajat, yang kemudian tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya karena adanyaketerbatasan dana, maupun karena adanya desakan kebutuhan hidup sehingga mereka harus

    berhenti atau putus sekolah. Bisa dikatakan bahwa rata-rata terjadi penurunan tiap jenjang

    pendidikan terutama dari tingkat SLTP ke SLTA, yang berarti banyak penduduk yang kemudian

    tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya dan menghasilkan tenga kerja yang low-

    skilled labour.Pendidikan secara jangka panjang seringnya bukan merupakan fokus utama

  • 7/22/2019 Masalah Kependudukan Kelurahan Ujung, Semampir Surabaya

    5/7

    melainkan untuk bertahan hidup secara jangka pendek, belum lagi adanya tekanan dari

    lingkungan atau peer pressure. tingkat pendidikan kemudian berdampak pada tingkat

    kemampuan, atau skill yang dimiliki warganya untuk bersaing dipasar tenaga kerja, dan juga

    penting untuk memajukan atau mengembangkan kehidupannya secara jangka panjang. sehingga

    pada jangka panjang hanya akan menimbulkan pengangguran terselubung lainnya atau pekerja

    miskin (working pooradalah mereka yang berada di angkatan kerja, mempunyai pekerjaan akan

    tetapi pekerjaannya tidak memadai untuk keluar dari kemiskinan), jika tidak didukung dengan

    adanya peningkatan dalam hal investasi, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia.

    Gove dan Hughes (1983) juga mengatakan bahwa tingkat kepadatan populasi berhubungan

    dengan adanya tindak kekerasan, kriminalitas dan konflik, dikarenakan hal ini berhubungan

    dengan kesehatan mental dan fisik, serta interaksi sosial karena kurangnya privasi. Hal ini juga

    kemudian berdampak pada kesehatan pendidikan usia dini anak yang kurang kontrol atau

    perhatian dari orang tua, dan lebih banyak dipengaruhi oleh masyarakat lingkungannya sehingga

    menyebabkan anak tersebut masuk kedalam kelompok sosial atau terlibat dalam konflik.

    Kombinasi dari faktor padatnya populasi, kurangnya edukasi dapat menjadi sumber utama

    konflik sosial dan kriminalitas yang dapat berujung pada semakin parahnya adanya kemiskinan

    didaerah tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa persoalan kemiskinan di Kecamatan

    Semampir, khususnya di Kelurahan Ujung pada umumnya disebabkan karena adanya siklus

    kemiskinan yang terjadi akibat faktor padatnya populasi warga, rendahnya pendidikan, dan juga

    rendahnya kepedulian masalah kesehatan, yang dijelaskan melalui teori dari Oscar Lewis

    mengani Cycle of Poverty.

    Beberapa hal yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah Kota Surabaya dan juga lembaga

    masyarakat lain adalah pertama adalah menyelesaikan atau memutus rantai siklus kemiskinan

    diatas, dan masuk melalui pendidikan, masalah kependudukan, dan juga kesehatan. Pemerintha

    kota sebenarnya telah melakukan beberapa langkah seperti penyuluhan BPJS, P2KP PNPM dan

    program pelatihan lain, akan tetapi belum menghasilkan dampak yang terlalu signifikan. Dalam

    beberapa survey juga kemudian ditemukan bahwa terdapat pelatihan dan perbaikan dalam bidang

    pendidikan program dari pemerintah dan antusias warga bisa dikatakan cukup kuat, akan tetapi

    kemudian program tersebut beberapa terhenti tanpa ada kelanjutan yang pasti, seperti program

    melek huruf bagi lansia, program pelatihan supir dll. Pemerintah perlu menindaklanjuti

  • 7/22/2019 Masalah Kependudukan Kelurahan Ujung, Semampir Surabaya

    6/7

    keberadaan dan keberlangsungan dari program pelatihan ini, karena menurut hasil survey

    antusias warga cukup besar jika pelatihan tersebut diadakan tepat waktu dan kontinuitas,

    terutama pelatihan dalam skillyang berhubungan dengan berdagang, supir, dan wirausaha yang

    didukung dengan ketersediaan atau kemudahan mendapatkan modal.

    Kemudian untuk mengatasi padatnya penduduk dan kurangnya kelayakan huniannya, pemerintah

    dapat merelokasi penduduk yang telah terdaftar asli sebagai warga surabaya untuk pindah

    kerumah yang lebih layak, seperti rumah susun, atau jenis hunian lain dengan cicilan murah.

    Atau untuk menekan angka migrasi ke Surabaya, pemerintah kota Surabaya dapat bekerja sama

    dengan pemerintah daerah lainnya yang mempunyai banyak warga yang urbanisasi ke Surabaya,

    untuk mengadakan program peningkatan fasilitas transportasi di kedua atau lebih Kota, sehingga

    mereka yang bekerja di Surabaya tidak perlu menetap dan dapat kembali pulang kedaerah

    asalnya. Urbanisasi yang terjadi kemudian menjadi temporer, dan dapat mengurangi jumlah

    penduduk pendatang yang bertujuan untuk mencari pekerjaan yang lebih layak, tanpa harus

    menambah jumalh penduduk dan tanggungan infrastruktur bagi kota Surabaya sendiri. Hal ini

    juga kemudian berlaku bagi daerah sekitar Kota Surabaya yang mempunyai banyak warga yang

    berurbanisasi ke Surabaya, yaitu melakukan program yang dapat mengatasi disparitas regional,

    sehingga hal ini tidak menjadi tanggung jawab pemerintah Kota Surabya saja, akan tetapi juga

    daerah regional sekitarnya.

    Yang terakhir adalah perlunya kerjasama yang lebih baik lagi dari lemabga-lembaga pemerintah

    lain yang terkait, dimana dalam mendeskripsikan tentang kemiskinan sendiri, harus ada standart

    yang jelas yang mana dikatakan warga miskin, dan harus benar-benar sesuai dengan kenyataan,

    sehingga bantuan dan program pemerintah yang ada menjadi tepat sasaran, tidak seperti yang

    telah ada saat ini yang banyak ditemukan saat Survey, dimana beberapa warga yang sangat

    membutuhkan tidak mendapat bantuan sedangkan yang bisa dikatakan tidak masuk dalam

    kategori miskin terdaftar dalam program tersebut. perlu diadakan survey kelapangan, dan jika

    memang keluarga tersebut memang layak untuk mendapatkan karena alasan tertentu, alasan

    tersebut perlu dilampirkan secaratransparan. Bisa dikatakan dalam rencana mengurangi angka

    kemiskinan di Kelurahan Ujung ini, perlu kerjasama dari banyak pihak yang bersangkutan.

  • 7/22/2019 Masalah Kependudukan Kelurahan Ujung, Semampir Surabaya

    7/7

    Referensi:

    Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo, 2013. [online]. dalam

    http://ponorogokab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=5 (diakses pada 9 Februari

    2014).

    Thinkquest.org, 2009. poverty cycle [online] diakses dalam

    (http://library.thinkquest.org/25009/causes/causes.cycle.html) pada 9 Februari

    2014

    Bryant, Lee. 2011. Oscar Lewis [online] diakses pada

    (http://www.historylearningsite.co.uk/oscar_lewis.htm) pada 9 Februari

    2014

    Gove, Walter R. & Hughes, Michael .1983. Overcrowding in the Household: An Analysis of

    Determinants and Effects[online] diakses dalam

    (http://prrn.mcgill.ca/research/papers/marshy.htm)pada 9 februari 2014

    Ruback, R.B. and Pandey, J. 1991. "Crowding, perceived control, and relative power: an

    analysis of households in India," [online] diakses dalam

    (http://prrn.mcgill.ca/research/papers/marshy.htm)pada 9 februari 2014

    http://library.thinkquest.org/25009/causes/causes.cycle.htmlhttp://library.thinkquest.org/25009/causes/causes.cycle.htmlhttp://library.thinkquest.org/25009/causes/causes.cycle.htmlhttp://www.historylearningsite.co.uk/oscar_lewis.htmhttp://www.historylearningsite.co.uk/oscar_lewis.htmhttp://www.historylearningsite.co.uk/oscar_lewis.htmhttp://prrn.mcgill.ca/research/papers/marshy.htmhttp://prrn.mcgill.ca/research/papers/marshy.htmhttp://prrn.mcgill.ca/research/papers/marshy.htmhttp://prrn.mcgill.ca/research/papers/marshy.htmhttp://prrn.mcgill.ca/research/papers/marshy.htmhttp://prrn.mcgill.ca/research/papers/marshy.htmhttp://prrn.mcgill.ca/research/papers/marshy.htmhttp://prrn.mcgill.ca/research/papers/marshy.htmhttp://www.historylearningsite.co.uk/oscar_lewis.htmhttp://library.thinkquest.org/25009/causes/causes.cycle.html