masa batuan

4
Kamis, 04 Februari 2010 MASA BATUAN KLASIFIKASI MASSA BATUAN 1. Latar Belakang Di dalam geoteknik, klasifikasi massa batuan yang pertama diperkenalkan sekitar 60 tahun yang lalu yang ditujukan untuk terowongan dengan penyanggaan menggunakan penyangga baja. Kemudian klasifikasi dikembangkan untuk penyangga non-baja untuk terowongan, lereng, dan pondasi. 3 pendekatan desain yang biasa digunakan untuk penggalian pada batuan yaitu: analitik, observasi, dan empirik. Salah satu yang paling banyak digunakan adalah pendekatan desain dengan menggunakan metode empiric. Klasifikasi massa batuan dikembangkan untuk mengatasi permasalahan yang timbul di lapangan secara cepat dan tidak ditujukan untuk mengganti studi analitik, observasi lapangan, pengukuran, dan engineering judgement. Tujuan dari klasifikasi massa batuan adalah untuk: • Mengidentifikasi parameter-parameter yang mempengaruhi kelakuan/sifat massa batuan. • Membagi massa batuan ke dalam kelompok-kelompok yang mempunyai kesamaan sifat dan kualitas. • Menyediakan pengertian dasar mengenai sifat karakteristik setiap kelas massa batuan. • Menghubungkan berdasarkan pengalaman kondisi massa batuan di suatu tempat dengan kondisi massa batuan di tempat lain. • Memperoleh data kuantitatif dan acuan untuk desain teknik. • Menyediakan dasar acuan untuk komuniukasi antara geologist dan engineer. Keuntungan dari digunakannya klasifikasi massa batuan: • Meningkatkan kualitas penyelidikan lapangan berdasarkan data masukan sebagai parameter klasifikasi. • Menyediakan informasi kuantitatif untuk tujuan desain. • Memungkinkan kebijakan teknik yang lebih baik dan komunikasi yang lebih efektif pada suatu proyek. Dikarenakan kompleknya suatu massa batuan, beberapa penelitian berusaha untuk mencari hubungan antara desain galian batu dengan parameter massa batuan. Banyak dari metode-metode tersebut telah dimodifikasi oleh yang lainnya dan sekarang banyak digunakan untuk penelitian awal atau bahkan untuk desain akhir. Beberapa klasifikasi massa batuan yang dikenal saat ini adalah: 1. Metode klasifikasi beban batuan (rock load) 2. Klasifikasi stand-up time 3. Rock Quality Designation (RQD) 4. Rock Structure Rating (RSR) 5. Rock Mass Rating (RMR) 6. Q-system 2. Metode klasifikasi beban batuan (rock load) Metode ini diperkenalkan oleh Karl von Terzaghi pada tahun 1946. Merupakan metode pertama yang cukup rasional yang mengevaluasi beban batuan untuk desain terowongan dengan penyangga baja. Metode ini telah dipakai secara berhasil di Amerika selama kurun waktu 50 tahun. Akan tetapi pada saat ini Pengikut Join this site with Google Friend Connect Members (7) Already a member? Sign in Arsip Blog 2010 (14) Februari (2) MASA BATUAN mengenal pribadi seseorang Januari (12) Mengenai Saya vhan chekel Lihat profil lengkapku Bagikan 0 Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Ma vhan chekel

Upload: joko-aprianto

Post on 14-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Mekanika batuan

TRANSCRIPT

  • Kamis, 04 Februari 2010MASA BATUANKLASIFIKASI MASSA BATUAN

    1. Latar BelakangDi dalam geoteknik, klasikasi massa batuan yang pertamadiperkenalkan sekitar 60 tahun yang lalu yang ditujukan untukterowongan dengan penyanggaan menggunakan penyangga baja.Kemudian klasikasi dikembangkan untuk penyangga non-bajauntuk terowongan, lereng, dan pondasi. 3 pendekatan desain yangbiasa digunakan untuk penggalian pada batuan yaitu: analitik,observasi, dan empirik. Salah satu yang paling banyak digunakanadalah pendekatan desain dengan menggunakan metode empiric.

    Klasikasi massa batuan dikembangkan untuk mengatasipermasalahan yang timbul di lapangan secara cepat dan tidakditujukan untuk mengganti studi analitik, observasi lapangan,pengukuran, dan engineering judgement.

    Tujuan dari klasikasi massa batuan adalah untuk: Mengidentikasi parameter-parameter yang mempengaruhikelakuan/sifat massa batuan. Membagi massa batuan ke dalam kelompok-kelompok yangmempunyai kesamaan sifat dan kualitas. Menyediakan pengertian dasar mengenai sifat karakteristiksetiap kelas massa batuan. Menghubungkan berdasarkan pengalaman kondisi massa batuandi suatu tempat dengan kondisi massa batuan di tempat lain. Memperoleh data kuantitatif dan acuan untuk desain teknik. Menyediakan dasar acuan untuk komuniukasi antara geologistdan engineer.

    Keuntungan dari digunakannya klasikasi massa batuan: Meningkatkan kualitas penyelidikan lapangan berdasarkan datamasukan sebagai parameter klasikasi. Menyediakan informasi kuantitatif untuk tujuan desain. Memungkinkan kebijakan teknik yang lebih baik dan komunikasiyang lebih efektif pada suatu proyek.

    Dikarenakan kompleknya suatu massa batuan, beberapa penelitianberusaha untuk mencari hubungan antara desain galian batudengan parameter massa batuan. Banyak dari metode-metodetersebut telah dimodikasi oleh yang lainnya dan sekarang banyakdigunakan untuk penelitian awal atau bahkan untuk desain akhir.Beberapa klasikasi massa batuan yang dikenal saat ini adalah:

    1. Metode klasikasi beban batuan (rock load)2. Klasikasi stand-up time3. Rock Quality Designation (RQD)4. Rock Structure Rating (RSR)5. Rock Mass Rating (RMR)6. Q-system

    2. Metode klasikasi beban batuan (rock load)Metode ini diperkenalkan oleh Karl von Terzaghi pada tahun 1946.Merupakan metode pertama yang cukup rasional yangmengevaluasi beban batuan untuk desain terowongan denganpenyangga baja. Metode ini telah dipakai secara berhasil diAmerika selama kurun waktu 50 tahun. Akan tetapi pada saat ini

    PengikutJoin this site

    with Google Friend ConnectMembers (7)

    Already a member? Sign in

    Arsip Blog 2010 (14)

    Februari (2)MASA BATUANmengenal pribadi seseorang

    Januari (12)

    Mengenai Sayavhan chekel

    Lihat prol lengkapku

    Bagikan 0 Lainnya Blog Berikut Buat Blog Masuk

    vhan chekel

  • metode ini sudah tidak cocok lagi dimana banyak sekaliterowongan saat ini yang dibangun dengan menggunakanpenyangga beton dan rockbolts.

    3. Klasikasi Stand-up timeMetode ini diperkenalkan oleh Laufer pada 1958. Dasar darimetode ini adalah bahwa dengan bertambahnya span terowonganakan menyebabkan berkurangnya waktu berdirinya terowongantersebut tanpa penyanggaan. Metode ini sangat berpengaruhterhadap perkembangan klasikasi massa batuan selanjutnya.Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap stand-up time adalah:arah sumbu terowongan, bentuk potongan melintang, metodepenggalian, dan metode penyanggaan.

    4. Rock Quality Designation (RQD)RQD dikembangkan pada tahun 1964 oleh Deere. Metode inididasarkan pada penghitungan persentase inti terambil yangmempunyai panjang 10 cm atau lebih. Dalam hal ini, inti terambilyang lunak atau tidak keras tidak perlu dihitung walaupunmempunyai panjang lebih dari 10cm. Diameter inti optimal yaitu47.5mm. Nilai RQD ini dapat pula dipakai untuk memperkirakanpenyanggaan terowongan. Saan ini RQD sebagai parameterstandar dalam pemerian inti pemboran dan merupakan salah satuparameter dalam penentuan klasikasi massa batuan RMR danQ-system

    RQD didenisikan sebagai:

    Berdasarkan nilai RQD massa batuan diklasikasikan sebagai:RQD Kualitas massa batuan< 25% Sangat jelek25 50% Jelek50 75% Sedang75 90% Baik90 100% Sangat baik

    Walaupun metode penghitungan dengan RQD ini sangat mudahdan cepat, akan tetapi metode ini tidak memperhitung factororientasi bidang diskontinu, material pengisi, dll, sehingga metodeini kurang dapat menggambarkan keadaan massa batuan yangsebenarnya.

    5. Rock Structure Rating (RSR)RSR diperkenalkan pertama kali oleh Wickam, Tiedemann danSkinner pada tahun 1972 di AS. Konsep ini merupakan metodekuantitatif untuk menggambarkan kualitas suatu massa batuandan menentukan jenis penyanggaan di terowongan. Motode inimerupakan metode pertama untuk menentukan klasikasi massabatuan yang komplit setelah diperkenalkannya klasikasi massabatuan oleh Terzaghi 1946.

    Konsep RSR ini selangkah lebih maju dibandingkan konsep-konsepyang ada sebelumnya. Pada konsep RSR terdapat klasikasikuantitatif dibandingkan dengan Terzaghi yang hanya klasikasikulitatif saja. Pada RSR ini juga terdapat cukup banyak parameteryang terlibat jika dibandingkan dengan RQD yang hanyamelibatkan kualitas inti terambil dari hasil pemboran saja. PadaRSR ini juga terdapat klasikasi yang mempunyai data masukandan data keluaran yang lengkap tidak seperti Lauer yang hanyamenyajikan data keluaran yang berupa stand-up time dan span.

    RSR merupakan penjumlahan rating dari parameter-parameterpembentuknya yang terdiri dari 2 katagori umum, yaitu: Parameter geoteknik; jenis batuan, pola kekar, arah kekar, jenis

  • bidang lemah, sesar, geseran, dan lipatan, sifat material;pelapukan, dan alterasi. Parameter konstruksi; ukuran terowongan, arah penggalian,metode penggalian

    RSR merupakan metode yang cukup baik untuk menentukanpenyanggaan dengan penyangga baja tetapi tidakdirekomendasikan untuk menentukan penyanggaan denganpenyangga rock bolt dan beton.

    6. Rock Mass Rating (RMR)Bieniawski (1976) mempublikasikan suatu klasikasi massabatuan yang disebut Klasikasi Geomekanika atau lebih dikenaldengan Rock Mass Rating (RMR). Setelah bertahun-tahun,klasikasi massa batuan ini telah mengalami penyesuaiandikarenakan adanya penambahan data masukan sehinggaBieniawski membuat perubahan nilai rating pada parameter yangdigunakan untuk penilaian klasikasi massa batuan tersebut. Padapenelitian ini, klasikasi massa batuan yang digunakan adalahklasikasi massa batuan versi tahun 1989 (Bieniawski, 1989). 6Parameter yang digunakan dalam klasikasi massa batuanmenggunakan Sistim RMR yaitu:1. Kuat tekan uniaxial batuan utuh.2. Rock Quality Designatian (RQD).3. Spasi bidang dikontinyu.4. Kondisi bidang diskontinyu.5. Kondisi air tanah.6. Orientasi/arah bidang diskontinyu.

    Pada penggunaan sistim klasikasi ini, massa batuan dibagikedalam daerah struktural yang memiliki kesamaan sifatberdasarkan 6 parameter di atas dan klasikasi massa batuanuntuk setiap daerah tersebut dibuat terpisah. Batas dari daerahstruktur tersebut biasanya disesuaikan dengan kenampakanperubahan struktur geologi seperti patahan, perubahan kerapatankekar, dan perubahan jenis batuan. RMR ini dapat digunakan untukterowongan. lereng, dan pondasi.

    7. Q-systemQ-system diperkenalkan oleh Barton et al pada tahun 1974. NilaiQ didenisikan sebagai:

    Dimana:RQD adalah Rock Quality DesignationJn adalah jumlah set kekarJr adalah nilai kekasaran kekarJa adalah nilai alterasi kekarJw adalah faktor air tanahSRF adalah faktor berkurangnya tegangan

    RQD/Jn merepresentasikan struktur massa batuan Jr/Ja merepresentasikan kekasaran dan karakteritik gesekandiantara bidang kekar stsu material pengisi Jw/SRF merepresentasikan tegangan aktif yang bekerja Berdasarkan nilai Q kemudian dapat ditentukan jenispenyanggaan yang dibutuhkan untuk terowongan.Diposkan oleh vhan chekel di 07.41

    TIDAK ADA KOMENTAR:POSKAN KOMENTAR

  • Posting Lama

    Beri komentar sebagai: Select prole...

    PublikasikanPublikasikan PratinjauPratinjau

    Beranda

    Langganan: Poskan Komentar (Atom)