manusia, makna dan sejarah agama islam
TRANSCRIPT
Manusia, Makna dan Sejarah
Agama Islam
Oleh :
1. Maya Fitria Eka Sari 1206255936
2. Lola Mulyantika 1206212142
3. Nur Eka Oktavia 1206210282
4. Muhamad Arifin 1206273610
5. Annisa Kurnia 1106060002
6. Maisaratuz zikro
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
Manusia dan Agama
1. Hubungan Manusia dan Agama
Pengertian Manusia : Secara biologis dikelompokkan ke dalam hewan
(Homo sapiens) yang memiliki potensi akal,rasa dan nafsu, namun tetap
membutuhkan pedoman dalam hidupnya.
Pengertian Agama : Agama adalah manifestasi bahwa manusia
mempercayai akan adanya Tuhan dan pemenuhan kebutuhan jasmani dan
rohani manusia. Hubungan manusia dengan agama sangat erat karena agama
mempengaruhi segala aspek (kehidupan) manusia. Sepanjang sejarah, manusia
tidak pernah lepas dari konsep Tuhan / Ketuhanan.
• Penjelasan
Pengertian Manusia diambil berdasarkan pengertian manusia secara wujud
fisik. Manusia termasuk makhluk hidup yang diidentifikasi sebagai hewan
yang cerdas (Homo Sapiens) karena memiliki potensi akal, rasa, dan nafsu
yang dapat membantu manusia untuk melakukan sesuatu. Namun potensi
tersebut sangat terbatas untuk membantu melakukan hal-hal diluar
kemampuan manusia (dalam konteks kekuatan diluar akal, rasa dan nafsu).
Karena itu, manusia masih membutuhkan pedoman yang berasal dari
Tuhan (agama) yang dapat membantu manusia melakukan hal-hal diluar
kemampuan manusia tersebut. Pengertian Agama diambil dari kenyataan
dari hakikat manusia itu sendiri yang membutuhkan pedoman yang
mengantarkan kepada sesuatu diluar kemampuannya. Pada awalnya hanya
berbentuk beberapa kepercayaan ; Monotheisme, Animisme, Dinamisme
dsb. Seiring berjalannya kehidupan manusia maka terbentuknya sebuah
sistem kepercayaan berupa agama yang dianiut umat manusia. Sistem
agama tersebut kemudian berkembang ke pedoman hidup manusia dalam
beberapa aspek, termasuk pemenuhan jasmani dan rohani
manusia.Kesimpulan hubungan manusia dengan agama diambil dari
hakikat manusia yang selalu membutuhkan pedoman dalam hidupnya
melalui tuntunan agama dan pedoman dalam segala aspek kehidupan
manusia. Dalam riwayat kehidupan manusia, manusia selalu memiliki
keyakinan atas kekuatan di luar kemampuannya. Ini mengindikasikan
manusia selalu membutuhkan Tuhan dan agama yang dapat menjadi dasar
keyakinan dari kekuatan di luar kemampuan manusia tersebut.
2. Manusia Menurut Tinjauan Islam
a. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki potensi
untuk beriman (kepada Allah), dengan mempergunakan akalnya mampu
memahami dan mengamalkan wahyu serta mengamati gejala-gejala alam,
betanggung jawab atas segala perbuatannya dan berakhlak.
b. Ciri-ciri Manusia dalam Tinjauan Islam
1. Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan
Tuhan yang paling sempurna (at-Tin, 95:4).
2. Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin
dikembangkan) beriman kepada Allah.
3. Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya.
“Tidak Kujadikan jin dan manusia, kecuali untuk mengabdi kepada-
Ku.” (QS. az-Zariyat, 51:56)
4. Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah-Nya di bumi (QS.
al-Baqarah, 2:30)
5. Di samping akal, manusia dilengkapi Allah dengan perasaan dan
kemauan atau kehendak. Dengan akal dan kehendaknya manusia akan
tunduk dan patuh kepada Allah, tetapi dengan akal dan kehendaknya
juga manusia dapat tidak percaya, tidak tunduk, dan tidak patuh
terhadap kehendak Allah (QS. al-Kahfi 18:29).
6. Secara individual manusia bertanggung jawab atas segala
perbuatannya (QS. at-Thur, 52:21)
7. Berakhlak, manusia dapat membedakan yang baik dengan yang buruk.
c. Proses Penciptaan Manusia
Proses penciptaan manusia sesuai dalam al-Quran surat al-Mu’minun ayat
12-14, artinya:
“Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dari saripati tanah
(12), kemudiann saripati tanah itu Kami jadikan air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh atau rahim (13). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu (segumpal darah itu) Kami jadikan menjadi
segumpal daging. Segumpal daging itu Kami jadikan (menjadi) tulang
belulang, lalu (tulang belulang itu) Kami bungkus dengan daging pula.
Kenudian, Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci
Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
d. Hakikat Manusia
1. Jasmani: fisik manusia.
2. Rohani: daya pikir dan daya hati.
3. Nafsu: kehendak bebas yang menciptakan ambisi.
Kelebihan manusia dibanding makhluk lain, yaitu:
1. Manusia elok rupa dan sebaik-baik bentuk (QS. at-Tin 4)
2. Manusia sebagai khalifah pengemban amanah (QS. al-Ahzab 72
dan QS. al-Baqarah 30)
Makna Agama Islam
1. Pengertian dan Karakteristik Ajaran Islam
Inti dari ajaran agama Islam terdiri dari 3, yaitu Aqidah, Syariah, dan
Akhlak.
a. Aqidah
kepercayaan dan keyakinan yang menyatakan bahwa Allah SWT
itu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan
serta tidak ada sesuatu apapun yang menyerupai-Nya. Esensi Tuhan dalam
pandangan Islam, tidak mungkin dipersonifikasikan dengan segala macam
benda seperti dengan kayu atau batu, dengan ukiran atau lukisan, bahkan
tidak mungkin dapat dibayangkan dalam akal fikiran manusia
b. Syariah
Syariah merupakan peraturan-peraturan yang ditetapkan Allah
SWT sebagai pedoman hidup dan kehidupan manusia. Ia merupakan way
of life bagi setiap pribadi muslim.
c. Akhlak
Menurut pengertian istilah, yang dimaksud dengan akhlak adalah
al-akhlak al-Islamiyah atau al-akhlak al-karimah, yaitu tingkah laku,
perbuatan dan perangai terpuji berdasarkan kepada al-Qur’an dan al-
Sunnah. Selanjutnya akhlak dibagi menjadi dua bagian yaitu akhlak
terhadap Khalik atau pencipta dan akhlak terhadap makhluk (yang
diciptakan). Akhlak terhadap makhluk dibagi menjadi dua bagian yaitu
manusia dan selain manusia.
Aqidah, Syariah, dan Akhlak merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
dipisiahkan satu sama lain. Namun, Aqidah tetap lebih diutamakan karena ia
merupakan pondasi dari keduanya.
Karekteristik Islam:
a. Rabbaniyah : Islam merupakan agama yg bersumber dari Allah Subhanahu
Wa Ta’ala bukan dari manusia, sedangkan Nabi Muhammad SAW tidak
membuat agama ini tapi beliau hanya menyampaikannya.
b. Insaniyyah : . Islam merupakan agama yg diturunkan untuk manusia yang
merupakan khalifah bumi karena itu Islam merupakan satu-satunya agama
yang cocok dengan fitrah (pembawaan) manusia. Pada dasarnya tidak ada
satupun ajaran Islam yang bertentangan dengan jiwa manusia.
c. Syumuliyah : Islam merupakan agama yang lengkap tidak hanya
mengutamakan satu aspek lalu mengabaikan aspek lainnya. Kelengkapan
ajaran Islam itu nampak dari konsep Islam dalam berbagai bidang kehidupan
d. Al Waqi’iyyah : Islam merupakan agama yg dapat diamalkan oleh manusia
atau dengan kata lain dapat di realisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Islam
dapat diamalkan oleh manusia meskipun mereka berbeda latar belakang kaya
miskin, pria wanita, dewasa remaja anak-anak, berpendidikan tinggi
berpendidikan rendah, bangsawan rakyat biasa, berbeda suku adat istiadat dan
sebagainya.
e. Al Wasathiyah : Di dunia ini ada agama yang hanya menekankan pada
persoalan-persoalan tertentu, ada yang lebih mengutamakan masalah materi
daripada masalah kerohanian atau sebaliknya.
f. Al Wudhuh : Karakteristik penting lainnya dari ajaran Islam adalah
konsepnya yang jelas. Kejelasan konsep Islam membuat umatnya tidak
bingung dalam memahami
g. Al Jam’u Baina Ats Tsabat wa Al Murunnah : Di dalam Islam tergabung juga
ajaran yang permanen dengan yang fleksibel. Yang dimaksud dengan yang
permanen adalah hal-hal yang tidak bisa diganggu gugat (absolut), dia mesti
begitu, misalnya shalat lima waktu yang mesti dikerjakan tapi dalam
melaksanakannya ada ketentuan yang bisa fleksibel, misalnya bila seorang
muslim sakit dia bisa shalat dengan cara duduk atau dengan cara berbaring,
kalau dalam perjalanan jauh bisa dijama’.
2. Sumber Ajaran Islam
Sumber ajaran islam dirumuskan jelas oleh Rasulullah SAW ada tiga ,
yakni Kitabullah(Al-qur’an), As-sunnah (hadist), dan Ra’yu (Ijtihad).
a. Al –Qur’an
Al-qur’an tidak dapat lagi disangsikan sebagai sumber ajaran islam yang
utama. Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad. Setiap kali turun ada sahabat yang ditugaskan Nabi untuk
mencatatnya. Pertama kali diturunkan tanggal 17 Ramadhan. Al-quran
selain enak dibaca, karena bahasanya yang bersastra tinggi dang
mengandung nada yang ajaib (tajwid), mudah sekali membedakannya
dengan teks yang bukan Al-Quran. Kandungan pokok-pokok Al-qur’an
berupa Keimanan kepada Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari akhir, dan
Qada dan Qadar. Al-quran berisikan prinsip-prinsip hidup manusia dalam
hidup, Dalil dalam menjalin hubungan kepada Allah dan manusia, kabar
baik baik yang berbuat baik dan ancaman siksa bagi yang berbuat dosa,
kisah-kisah sejarah seperti kisah para nabi dan masyarakat terdahulu baik
yang berbuat benar maupun durhaka, serta dasar-dasar dan isyarat ilmu
pengetahuan.
b. Hadist
Hadist menurut bahasa artinya perkataan, sedangkan menurut
istilah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi muhammad baik berupa
perkataan, perbuatan, atau ketetapan/taqrir Nabi.
Hadist dibagi menjadi 3 :
1) Hadist Qauliyah ( Perkataan Nabi Muhammad SAW)
2) Hadist Fi’liyah (Perbuatan Nabi Muhammad SAW)
3) Hadist Taqriri (Ketetapan Nabi Muhammad SAW)
Unsur-Unsur Hadist :
1) Matan (isi hadist)
2) Sanad (Persambungan antara pembawa dan penerima Hadist)
3) Rowi (orang yang meriwayatkan Hadist)
Fungsi Hadist :
1) Memperkuat hukum-hukum yang ditentukan Al-Quran
2) Memberiakan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat yang
masih bersifat umum
3) Menetapkan hukum-hukum yang tidak didapati dalam Al-Quran
c. Ijtihad
Ijtihad adalah upaya sungguh-sungguh yang dilakukan oleh seseorang di
dalam memahami sesuatu, atau olah pikir dari orang yang berilmu dengan
memakai kaedah-kaedah dan struktur berpikir yang sehat dan logis.
Karena ijtihad adalah kerja pikiran dengan menggunakan akal, maka
seringkali juga disebut ra’yu (penglihatan), yaitu penglihatan akal terhadap
sesuatu. Ijtihad merupakan keunikan yang spesifik ajaran Islam yang
universal, sehingga penerapan hukum-hukum syara’ serta pengalihan
hukum dan norma baru dapat diselaraskan dengan situasi dan kondisi yang
berlaku tanpa keluar atau meninggalkan sumber pokoknya (Al-Qur’an dan
As-Sunnah). Ijtihad mempunyai beberapa macam, di antaranya :
Ijma’ : Secara etimologis, ijma’ memiliki dua arti yaitu sepakat dan
ketetapan hati untuk melakukan sesuatu atau keputusan berbuat
sesuatu. Contoh yang jelas dari praktek penggunaan ijma’ adalah
terpilihnya Abu Bakar menjadi khalifah pengganti Nabi.
Qiyas : Qiyas adalah mempersamakan hukum suatu peristiwa yang
tidak ada nash-nya dengan hukum suatu peristiwa yang ada nash-nya
lantaran adanya persamaan ‘illat hukumnya dari kedua peristiwa itu.
Istihsan : istihsan sebagai meninggalkan qiyas yang jelas (jali) untuk
menjalankan qiyas yang tidak jelas (khafi), atau meninggalkan hukum
umum (universal/kulli) untuk menjalankan hukum khusus
(pengecualian/istisna’), karena adanya alasan yang menurut logika
mengatakannya
Mashlahah mursalah : mashlahah mursalah (jamaknya: mashalih
mursalah) berarti kemaslahatan atau kepentingan yang tidak terbatas,
tidak terikat, atau kepentingan yang diputuskan secara bebas. Adapun
contoh penggunaan mashlahah mursalah adalah kebijaksanaan yang
dilakukan Abu Bakar mengenai pengumpulan al-Quran dalam suatu
mushaf, adanya ijazaj, surat nikah, dan lain-lain.
Sududz Dzariah : yaitu tindakan memutuskan uatu yang mubah
menjadi makruh atau haram demi kepentingan umat.
Istishab : yaitu melanjutkanberlakunya hukum yang telah ada dan telah
ditetapkan di masa lalu hingga ada dalil yang mengubah kedudukan
hukum tersebut.
Urf : yaitu berupa perbuatan yang dilakukan terus menerus (adat) baik
berupa perkataan maupun perbuatan.
Asal-Usul dan Perkembangan Agama Islam
1. Perkembangan Islam di masa Nabi Muhammad SAW
Perkembangan Islam di Makkah
Rasul menerima wahyu pertama di Gua Hira, yakni pada
tanggal 17 Ramadhan, beliau menerima wahyu pertama kali yaitu surat
Al-Alaq ayat 1-5. Pada saat itu pula Nabi dinobatkan sebagai Rasulullah
atau utusan Allah SWT kepada seluruh umat manusia untuk
menyampaikan risalah-Nya. Ini terjadi menjelang usia Rasulullah yang ke
40 tahun.
Setelah beberapa waktu lamanya turunlah wahyu kedua yaitu surat al-
Mudatsir ayat 1-7. Dengan turunnya surat tersebut mulailah Rasulullah
berdakwah.
Dakwah pertama beliau adalah pada keluarga dan sahabat-
sahabatnya. Orang pertama yang beriman kepada-Nya ialah Siti Khodijah
(isteri Nabi), disusul Ali bin Abi Thalib (putra paman Nabi) dan Zaid bin
Haritsah (budak Nabi yang dijadikan anak angkat). Setelah itu beliau
menyeru Abu Bakar (sahabat karib Nabi). Kemudian dengan perantaraan
Abu Bakar banyak orang-orang yang masuk Islam.
Perkembangan Islam di Madinah
Nabi Muhammad hijrah dari Makkah ke Madinah atas perintah
Allah SWT. Islam mendapat tempat baru di kota Madinah. tempat dan
lingkungan yang memungkinkan bagi Nabi Muhammad SAW untuk
meneruskan dakwahnya, menyampaikan ajaran Islam dan menjabarkan
dalam kehidupan sehari-hari. Setelah tiba dan diterima penduduk Yastrib,
Nabi diangkat menjadi pemimpin penduduk Madinah. Kemudian, tidak
beberapa lama orang-orang Madinah non Muslim berbondongbondong
masuk agama Islam.
Untuk memperkokoh masyarakat baru tersebut mulailah Nabi
meletakkan dasar-dasar untuk suatu masyarakat yang besar, mengingat
penduduk yang tinggal di Madinah bukan hanya kaum muslimin, tapi juga
Yahudi dan orang Arab yang masih menganut agama nenek moyang,
maka agar stabilitas masyarakat dapat terwujudkan Nabi mengadakan
perjanjian dengan mereka, yaitu suatu piagam yang menjamin kebebasan
beragama bagi kaum Yahudi. Hijrah nya nabi ke madinah ini menandakan
berakhirnya masa jahiliyah dan dimulainya masa Nabi yakni peradaban
Islam yang semakin meluas. Nabi Muhammad selama 13 tahun berada di
Madinah dan 10 tahun di Makkah. Dimadinah ini Nabi mendirikan masjid
yakni Masjid Nabawi, membangun masyarakat baru yaitu sebuah
masyarakat madani atau sipil dengan tatanan sosial yang kokoh,
mempersaudarakan antara Anshor dan Muhajirin, membuat perjanjian
bantu membantu antara sesama kaum Muslim dan non Muslim,
Melaksanakan dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat baru.
Dengan terbetuknya masyarakat baru Islam di Madinah, orang-
orang kafir Quraisy bertambah marah, maka terjadi peperangan yang
pertama yaitu perang Badar dan disusul perang Uhud. Untuk menghadapi
gangguan–gangguan dari musuh, Nabi Muhammad SAW sebagai kepala
pemerintahan mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara yakni Nabi
melakukannya dalam rangka mempertahankan dan memperkuat
kedudukan kota Madinah diantaranya adalah mengadakan perjanjian
damai dengan berbagai kabilah di sekitar Madinah, mengadakan ekspedisi
keluar kota.
Perjanjian Hudaibiyah
Untuk menciptakan suasana yang nyaman islam di Madinah. maka
dibuatlah suatu perjanjian Hudaibiyah, yakni:
1. Kaum Yahudi hidup damai bersama-sama kaum muslimin
2. Kedua belah pihak bebas memluk agama masing-masing
3. Wajib tolong menolong dalam perang
4. Menanggung biaya kaum masing-masing
5. Wajub menjaga kota Madinah.
lalu perjanjian ini batal karena kaum Yahudi yang melanggarnya.
Metode-metode Cara Penyebaran Agama Islam
Nabi Muhammad diutus Allah dengan tujuan untuk
memperbaiki akhlak, baik akhlak untuk berhubungan dengan Tuhan
maupun sesama manusia. Dalam masalah ilmu pengetahuan perhatian
Rasul sangat besar. Rasul memberi contoh revolusioner bagaimana
seharusnya mengembangkan ilmu. Rasulullah mendapatkan hal-hal yang
akan menjadi landasan dasar dalam usahanya, yaitu :
• Wahyu pertama yang diterima Rasul berbunyi bacalah. Perintah ini
pada hakikatnya adalah pencanangan dan pemberantasan buta huruf,
suatu tindakan awal yang membebaskan ummat manusia dari
ketidaktahuan.
• Bangsa Arab adalah bangsa yang kuat hafalannya, sedangkan hafalan
merupakan salah satu alat untuk pengembangan ilmu.
• Nabi membuat tradisi baru yaitu mencatat dan menulis.
• Al-qur’an merupakan sumber inti ilmu pengetahuan.
Dengan landasan-landasan tersebut Rasul mulai membangun jiwa
ummat Islam. Rasul mulai membimbing dan mengajak sahabat-sahabat
untuk beriman dan berilmu. Penyiaran islam yakni dakwah Rasul
diketahui mempunyai beberapa metode, yaitu :
• Penyiaran Islam secara Sembunyi-Sembunyi
Ketika wahyu pertama turun, Nabi belum diperintah untuk menyeru
umat manusia menyembah dan mengesakan Allah SWT. Jibril tidak
lagi datang untuk beberapa waktu lamanya. Pada saat sedang
menunggu itulah kemudian turun wahyu yang kedua (Qs. Al-
Mudatstsir:1-7) menjelaskan tugas Rasulullah SAW yaitu menyeru
ummat manusia untuk menyembah dan mengesakan Allah SWT.
Dengan perintah tersebut mulailah berdakwah secara sembunyi-
sembunyi. Dakwah pertama beliau adalah pada keluarga dan sahabat-
sahabatnya. Orang pertama yang beriman kepada-Nya ialah Siti
Khodijah, Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haritsah. Setelah itu beliau
menyeru Abu Bakar dan dengan perantaraan Abu Bakar banyak orang-
orang yang masuk Islam. Penyiaran secara sembunyi-sembunyi ini
berlangsung selama 3 tahun, sampai kurun waktu berikutnya yang
memerintahkan dakwah secara terbuka dan terang-terangan.
• Menyiarkan Islam secara Terang-Terangan
Turunlah firman Allah SWT, surat Al-Hijr:94 memerintahkan agar
Rasulullah berdakwa secara terang terangan. Pertama kali seruan ini
beliau tujukan pada kerabatnya, kemudian penduduk Makkah. Setelah
itu pada kabilah-kabilah Arab dari berbagai daerah yang datang ke
Makkah untuk mengerjakan haji. Sehingga lambat laun banyak orang
Arab yang masuk Agama Islam. Demikianlah perjuangan Nabi
Muhammad SAW dengan para sahabat untuk meyakinkan orang
Makkah bahwa agama Islamlah yang benar dan berasal dari Allah
SWT, akan tetapi kebanyakan orang-orang kafir Qurais di Mekkah
menentang ajaran Nabi Muhammad SAW tersebut. Dengan adanya
dakwah Nabi secara terang-terangan kepada seluruh penduduk
Makkah, maka banyak penduduk Makkah yang mengetahui isi dan
kandungan al-Qur’an yang sangat hebat, memiliki bahasa yang terang
(fasihat) serta menarik.
• Menyiarkan Islam dengan Dakwah Mempergunakan segala Sarana
Yakni dengan sarana politik, ekonomi, perkawinan, perdamaian, surat-
menyurat. Khusus yang terakhir dilakukan oleh Rasul setelah hijrah ke
Madinah dan telah menjadi kepala negara.
Melalui metode-metode itulah islam berkembang. Ummat islampun
makin banyak dan wilayah islam akhirnya meluas.
Perkembangan Islam Setelah Nabi Wafat
Nabi Muhammad wafat pada hari senin 12 Rabiul Awal 11 H.
Baliau wafat dikarenakan sakit. Lalu sete;ah wafatnya nabi ini muncullah
waris kepepimpinan yakni Khulaufaur Rasyidin. Khulafaur Rasyidin adalh
wakil-wakil atau khalifah-khalifah yang benar dan lurus. mereka para
tokoh yang arif bijaksana, jujur dan adil dalam memberikan keputusan dan
menyelesaikan masalah-masalh yang timbul dalam masyarakat. para
khalifah ini pemimpin yang diangkat setelah Nabi wafat untuk
menggatikan beliau melanjutkan tuga-tugas sebagai pemimpin agama dan
kepala pemerintahan.
Khulafaur Rasyidin terdiri dari empat orang yakniAbu Bakar,
Umar bin Khattab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. keempat
khalifah ini tidak hanya berhasil dalam melanjutkan risalah islam dan
menegakkan tauhid tetapi juga menyebarluaskan keseluruh penjuru alam
ini.
2. Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Islam datang ke Indonesia melalui jalur perdagangan yang dibawa
oleh kaum Gujarat, Arab, dan Persia. Pada abad ke-1 hingga ke-7
Mnamun mulai berkembang pada abad ke-13 Masehi, pelabuhan-
pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa sering disinggahi pedagang asing,
seperti Pelabuhan Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang di Sumatra serta
Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.
Cikal bakal keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis pada
periode abad ke-1 hingga ke-5 H atau abad ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode
ini, para pedagang dan mubalig membentuk komunitas Islam. Para mubalig
memperkenalkan dan mengajarkan Islam kepada penduduk setempat tentang
Islam. Ajaran-ajaran Islam tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Islam mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia, saling
menghormati dan tolong menolong.
b. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama,
kecuali takwanya.
c. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha
Pengasih dan Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih,
bermusuhan, merusak, dan saling mendengki.
d. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan
tidak menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap
sesama manusia tanpa pilih kasih.
Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia.
Dengan demikian, dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di
kalangan masyarakat biasa, maupun bangsawan atau penguasa melalui proses-
proses seperti perdagangan, pendidikan, pernikahan, dll.
Proses Islamisasi diperkirakan sudah berlangsung sejak
persentuhan itu terjadi. Di Aceh, kerajaan Islam Samudra Pasai berdiri pada
pertengahan abad ke-13 M sehingga perkembangan masyarakat muslim di
Malaka semakin pesat. Ibnu Batutah menceritakan, Sultan Kerajaan Samudra
Pasai, Sultan Al Malik Az Zahir dikelilingi oleh ulama dan mubalig Islam.
Sementara itu di Jawa proses penyebaran Islam sudah berlangsung
sejak abad ke-11 M dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di
Leran Gresik yang bertahun 475 H/1082 M. Pengaruh Islam yang masuk ke
Indonesia bagian timur, terutama Maluku, tidak dapat dipisahkan dari jalur
perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu lintas pelayaran
internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.
Menurut Tome Pires, masyarakat yang masuk Islam di Maluku
dimulai kira-kira tahun 1460-1465 M. Mereka datang dan menyebarkan
pembelajaran Islam melalui perdagangan, dakwah, dan perkawinan.
Sulawesi, terutama bagian selatan, sejak abad 15 M sudah
didatangi oleh pedagang-pedagang muslim yang kemungkinan berasal dari
Malaka, Jawa, dan Sumatra. Pada abad ke-16 di daerah Goa sebuah kerajaan
terkenal di daerah itu telah terdapat masyarakat muslim.
Pernyebaran agama Islam di Nusantara tidak terlepas dari peran
walisongo, mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan
Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus,
Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. yang menyebarkan Islam hingga
ke berbagai pulau yang dibawa melalui proses pendidikan, sosial, hierarki
kerjaan, serta kesenian.
Daftar Pustaka
• Suryana, Toto ,Islam Pola Pikir Perilaku dan Amal, Bandung : CV.
Mughni Sejahtera . 2008
• Hasil Diskusi Kelompok CL-1 (Aurum, Handri, Hussein, Lazu, Nur Eka)
• Dr.Kaelany HD., M. (2009). Islam Agama Universal. Jakarta: Midada
Rahma Press.