manusia, makna dan sejarah agama islam

23
Manusia, Makna dan Sejarah Agama Islam Oleh : 1. Maya Fitria Eka Sari 1206255936 2. Lola Mulyantika 1206212142 3. Nur Eka Oktavia 1206210282 4. Muhamad Arifin 1206273610 5. Annisa Kurnia 1106060002 6. Maisaratuz zikro UNIVERSITAS INDONESIA

Upload: mayafes

Post on 04-Aug-2015

180 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manusia, Makna Dan Sejarah Agama Islam

Manusia, Makna dan Sejarah

Agama Islam

Oleh :

1. Maya Fitria Eka Sari 1206255936

2. Lola Mulyantika 1206212142

3. Nur Eka Oktavia 1206210282

4. Muhamad Arifin 1206273610

5. Annisa Kurnia 1106060002

6. Maisaratuz zikro

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

Page 2: Manusia, Makna Dan Sejarah Agama Islam

Manusia dan Agama

1. Hubungan Manusia dan Agama

Pengertian Manusia : Secara biologis dikelompokkan ke dalam hewan

(Homo sapiens) yang memiliki potensi akal,rasa dan nafsu, namun tetap

membutuhkan pedoman dalam hidupnya.

Pengertian Agama : Agama adalah manifestasi bahwa manusia

mempercayai akan adanya Tuhan dan pemenuhan kebutuhan jasmani dan

rohani manusia. Hubungan manusia dengan agama sangat erat karena agama

mempengaruhi segala aspek (kehidupan) manusia. Sepanjang sejarah, manusia

tidak pernah lepas dari konsep Tuhan / Ketuhanan.

• Penjelasan

Pengertian Manusia diambil berdasarkan pengertian manusia secara wujud

fisik. Manusia termasuk makhluk hidup yang diidentifikasi sebagai hewan

yang cerdas (Homo Sapiens) karena memiliki potensi akal, rasa, dan nafsu

yang dapat membantu manusia untuk melakukan sesuatu. Namun potensi

tersebut sangat terbatas untuk membantu melakukan hal-hal diluar

kemampuan manusia (dalam konteks kekuatan diluar akal, rasa dan nafsu).

Karena itu, manusia masih membutuhkan pedoman yang berasal dari

Tuhan (agama) yang dapat membantu manusia melakukan hal-hal diluar

kemampuan manusia tersebut. Pengertian Agama diambil dari kenyataan

dari hakikat manusia itu sendiri yang membutuhkan pedoman yang

mengantarkan kepada sesuatu diluar kemampuannya. Pada awalnya hanya

berbentuk beberapa kepercayaan ; Monotheisme, Animisme, Dinamisme

dsb. Seiring berjalannya kehidupan manusia maka terbentuknya sebuah

sistem kepercayaan berupa agama yang dianiut umat manusia. Sistem

agama tersebut kemudian berkembang ke pedoman hidup manusia dalam

beberapa aspek, termasuk pemenuhan jasmani dan rohani

manusia.Kesimpulan hubungan manusia dengan agama diambil dari

hakikat manusia yang selalu membutuhkan pedoman dalam hidupnya

melalui tuntunan agama dan pedoman dalam segala aspek kehidupan

Page 3: Manusia, Makna Dan Sejarah Agama Islam

manusia. Dalam riwayat kehidupan manusia, manusia selalu memiliki

keyakinan atas kekuatan di luar kemampuannya. Ini mengindikasikan

manusia selalu membutuhkan Tuhan dan agama yang dapat menjadi dasar

keyakinan dari kekuatan di luar kemampuan manusia tersebut.

2. Manusia Menurut Tinjauan Islam

a. Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki potensi

untuk beriman (kepada Allah), dengan mempergunakan akalnya mampu

memahami dan mengamalkan wahyu serta mengamati gejala-gejala alam,

betanggung jawab atas segala perbuatannya dan berakhlak.

b. Ciri-ciri Manusia dalam Tinjauan Islam

1. Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan

Tuhan yang paling sempurna (at-Tin, 95:4).

2. Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin

dikembangkan) beriman kepada Allah.

3. Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya.

“Tidak Kujadikan jin dan manusia, kecuali untuk mengabdi kepada-

Ku.” (QS. az-Zariyat, 51:56)

4. Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah-Nya di bumi (QS.

al-Baqarah, 2:30)

5. Di samping akal, manusia dilengkapi Allah dengan perasaan dan

kemauan atau kehendak. Dengan akal dan kehendaknya manusia akan

tunduk dan patuh kepada Allah, tetapi dengan akal dan kehendaknya

juga manusia dapat tidak percaya, tidak tunduk, dan tidak patuh

terhadap kehendak Allah (QS. al-Kahfi 18:29).

6. Secara individual manusia bertanggung jawab atas segala

perbuatannya (QS. at-Thur, 52:21)

7. Berakhlak, manusia dapat membedakan yang baik dengan yang buruk.

c. Proses Penciptaan Manusia

Proses penciptaan manusia sesuai dalam al-Quran surat al-Mu’minun ayat

12-14, artinya:

Page 4: Manusia, Makna Dan Sejarah Agama Islam

“Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dari saripati tanah

(12), kemudiann saripati tanah itu Kami jadikan air mani (yang disimpan)

dalam tempat yang kokoh atau rahim (13). Kemudian air mani itu Kami

jadikan segumpal darah, lalu (segumpal darah itu) Kami jadikan menjadi

segumpal daging. Segumpal daging itu Kami jadikan (menjadi) tulang

belulang, lalu (tulang belulang itu) Kami bungkus dengan daging pula.

Kenudian, Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci

Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

d. Hakikat Manusia

1. Jasmani: fisik manusia.

2. Rohani: daya pikir dan daya hati.

3. Nafsu: kehendak bebas yang menciptakan ambisi.

Kelebihan manusia dibanding makhluk lain, yaitu:

1. Manusia elok rupa dan sebaik-baik bentuk (QS. at-Tin 4)

2. Manusia sebagai khalifah pengemban amanah (QS. al-Ahzab 72

dan QS. al-Baqarah 30)

Makna Agama Islam

1. Pengertian dan Karakteristik Ajaran Islam

Inti dari ajaran agama Islam terdiri dari 3, yaitu Aqidah, Syariah, dan

Akhlak.

a. Aqidah

kepercayaan dan keyakinan yang menyatakan bahwa Allah SWT

itu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan

serta tidak ada sesuatu apapun yang menyerupai-Nya. Esensi Tuhan dalam

pandangan Islam, tidak mungkin dipersonifikasikan dengan segala macam

benda seperti dengan kayu atau batu, dengan ukiran atau lukisan, bahkan

tidak mungkin dapat dibayangkan dalam akal fikiran manusia

b. Syariah

Page 5: Manusia, Makna Dan Sejarah Agama Islam

Syariah merupakan peraturan-peraturan yang ditetapkan Allah

SWT sebagai pedoman hidup dan kehidupan manusia. Ia merupakan way

of life bagi setiap pribadi muslim.

c. Akhlak

Menurut pengertian istilah, yang dimaksud dengan akhlak adalah

al-akhlak al-Islamiyah atau al-akhlak al-karimah, yaitu tingkah laku,

perbuatan dan perangai terpuji berdasarkan kepada al-Qur’an dan al-

Sunnah. Selanjutnya akhlak dibagi menjadi dua bagian yaitu akhlak

terhadap Khalik atau pencipta dan akhlak terhadap makhluk (yang

diciptakan). Akhlak terhadap makhluk dibagi menjadi dua bagian yaitu

manusia dan selain manusia.

Aqidah, Syariah, dan Akhlak merupakan satu kesatuan yang tidak bisa

dipisiahkan satu sama lain. Namun, Aqidah tetap lebih diutamakan karena ia

merupakan pondasi dari keduanya.

Karekteristik Islam:

a. Rabbaniyah : Islam merupakan agama yg bersumber dari Allah Subhanahu

Wa Ta’ala bukan dari manusia, sedangkan Nabi Muhammad SAW tidak

membuat agama ini tapi beliau hanya menyampaikannya.

b. Insaniyyah : . Islam merupakan agama yg diturunkan untuk manusia yang

merupakan khalifah bumi karena itu Islam merupakan satu-satunya agama

yang cocok dengan fitrah (pembawaan) manusia. Pada dasarnya tidak ada

satupun ajaran Islam yang bertentangan dengan jiwa manusia.

c. Syumuliyah : Islam merupakan agama yang lengkap tidak hanya

mengutamakan satu aspek lalu mengabaikan aspek lainnya. Kelengkapan

ajaran Islam itu nampak dari konsep Islam dalam berbagai bidang kehidupan

d. Al Waqi’iyyah : Islam merupakan agama yg dapat diamalkan oleh manusia

atau dengan kata lain dapat di realisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Islam

dapat diamalkan oleh manusia meskipun mereka berbeda latar belakang kaya

miskin, pria wanita, dewasa remaja anak-anak, berpendidikan tinggi

berpendidikan rendah, bangsawan rakyat biasa, berbeda suku adat istiadat dan

sebagainya.

Page 6: Manusia, Makna Dan Sejarah Agama Islam

e. Al Wasathiyah : Di dunia ini ada agama yang hanya menekankan pada

persoalan-persoalan tertentu, ada yang lebih mengutamakan masalah materi

daripada masalah kerohanian atau sebaliknya.

f. Al Wudhuh : Karakteristik penting lainnya dari ajaran Islam adalah

konsepnya yang jelas. Kejelasan konsep Islam membuat umatnya tidak

bingung dalam memahami

g. Al Jam’u Baina Ats Tsabat wa Al Murunnah : Di dalam Islam tergabung juga

ajaran yang permanen dengan yang fleksibel. Yang dimaksud dengan yang

permanen adalah hal-hal yang tidak bisa diganggu gugat (absolut), dia mesti

begitu, misalnya shalat lima waktu yang mesti dikerjakan tapi dalam

melaksanakannya ada ketentuan yang bisa fleksibel, misalnya bila seorang

muslim sakit dia bisa shalat dengan cara duduk atau dengan cara berbaring,

kalau dalam perjalanan jauh bisa dijama’.

2. Sumber Ajaran Islam

Sumber ajaran islam dirumuskan jelas oleh Rasulullah SAW ada tiga ,

yakni Kitabullah(Al-qur’an), As-sunnah (hadist), dan Ra’yu (Ijtihad).

a. Al –Qur’an

Al-qur’an tidak dapat lagi disangsikan sebagai sumber ajaran islam yang

utama. Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad. Setiap kali turun ada sahabat yang ditugaskan Nabi untuk

mencatatnya. Pertama kali diturunkan tanggal 17 Ramadhan. Al-quran

selain enak dibaca, karena bahasanya yang bersastra tinggi dang

mengandung nada yang ajaib (tajwid), mudah sekali membedakannya

dengan teks yang bukan Al-Quran. Kandungan pokok-pokok Al-qur’an

berupa Keimanan kepada Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari akhir, dan

Qada dan Qadar. Al-quran berisikan prinsip-prinsip hidup manusia dalam

hidup, Dalil dalam menjalin hubungan kepada Allah dan manusia, kabar

baik baik yang berbuat baik dan ancaman siksa bagi yang berbuat dosa,

kisah-kisah sejarah seperti kisah para nabi dan masyarakat terdahulu baik

yang berbuat benar maupun durhaka, serta dasar-dasar dan isyarat ilmu

pengetahuan.

Page 7: Manusia, Makna Dan Sejarah Agama Islam

b. Hadist

Hadist menurut bahasa artinya perkataan, sedangkan menurut

istilah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi muhammad baik berupa

perkataan, perbuatan, atau ketetapan/taqrir Nabi.

Hadist dibagi menjadi 3 :

1) Hadist Qauliyah ( Perkataan Nabi Muhammad SAW)

2) Hadist Fi’liyah (Perbuatan Nabi Muhammad SAW)

3) Hadist Taqriri (Ketetapan Nabi Muhammad SAW)

Unsur-Unsur Hadist :

1) Matan (isi hadist)

2) Sanad (Persambungan antara pembawa dan penerima Hadist)

3) Rowi (orang yang meriwayatkan Hadist)

Fungsi Hadist :

1) Memperkuat hukum-hukum yang ditentukan Al-Quran

2) Memberiakan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat yang

masih bersifat umum

3) Menetapkan hukum-hukum yang tidak didapati dalam Al-Quran

c. Ijtihad

Ijtihad adalah upaya sungguh-sungguh yang dilakukan oleh seseorang di

dalam memahami sesuatu, atau olah pikir dari orang yang berilmu dengan

memakai kaedah-kaedah dan struktur berpikir yang sehat dan logis.

Karena ijtihad adalah kerja pikiran dengan menggunakan akal, maka

seringkali juga disebut ra’yu (penglihatan), yaitu penglihatan akal terhadap

sesuatu. Ijtihad merupakan keunikan yang spesifik ajaran Islam yang

universal, sehingga penerapan hukum-hukum syara’ serta pengalihan

hukum dan norma baru dapat diselaraskan dengan situasi dan kondisi yang

berlaku tanpa keluar atau meninggalkan sumber pokoknya (Al-Qur’an dan

As-Sunnah). Ijtihad mempunyai beberapa macam, di antaranya :

Ijma’ : Secara etimologis, ijma’ memiliki dua arti yaitu sepakat dan

ketetapan hati untuk melakukan sesuatu atau keputusan berbuat

sesuatu. Contoh yang jelas dari praktek penggunaan ijma’ adalah

terpilihnya Abu Bakar menjadi khalifah pengganti Nabi.

Page 8: Manusia, Makna Dan Sejarah Agama Islam

Qiyas : Qiyas adalah mempersamakan hukum suatu peristiwa yang

tidak ada nash-nya dengan hukum suatu peristiwa yang ada nash-nya

lantaran adanya persamaan ‘illat hukumnya dari kedua peristiwa itu.

Istihsan : istihsan sebagai meninggalkan qiyas yang jelas (jali) untuk

menjalankan qiyas yang tidak jelas (khafi), atau meninggalkan hukum

umum (universal/kulli) untuk menjalankan hukum khusus

(pengecualian/istisna’), karena adanya alasan yang menurut logika

mengatakannya

Mashlahah mursalah : mashlahah mursalah (jamaknya: mashalih

mursalah) berarti kemaslahatan atau kepentingan yang tidak terbatas,

tidak terikat, atau kepentingan yang diputuskan secara bebas. Adapun

contoh penggunaan mashlahah mursalah adalah kebijaksanaan yang

dilakukan Abu Bakar mengenai pengumpulan al-Quran dalam suatu

mushaf, adanya ijazaj, surat nikah, dan lain-lain.

Sududz Dzariah : yaitu tindakan memutuskan uatu yang mubah

menjadi makruh atau haram demi kepentingan umat.

Istishab : yaitu melanjutkanberlakunya hukum yang telah ada dan telah

ditetapkan di masa lalu hingga ada dalil yang mengubah kedudukan

hukum tersebut.

Urf : yaitu berupa perbuatan yang dilakukan terus menerus (adat) baik

berupa perkataan maupun perbuatan.

Asal-Usul dan Perkembangan Agama Islam

1. Perkembangan Islam di masa Nabi Muhammad SAW

Perkembangan Islam di Makkah

Rasul menerima wahyu pertama di Gua Hira, yakni pada

tanggal 17 Ramadhan, beliau menerima wahyu pertama kali yaitu surat

Al-Alaq ayat 1-5. Pada saat itu pula Nabi dinobatkan sebagai Rasulullah

atau utusan Allah SWT kepada seluruh umat manusia untuk

Page 9: Manusia, Makna Dan Sejarah Agama Islam

menyampaikan risalah-Nya. Ini terjadi menjelang usia Rasulullah yang ke

40 tahun.

Setelah beberapa waktu lamanya turunlah wahyu kedua yaitu surat al-

Mudatsir ayat 1-7. Dengan turunnya surat tersebut mulailah Rasulullah

berdakwah.

Dakwah pertama beliau adalah pada keluarga dan sahabat-

sahabatnya. Orang pertama yang beriman kepada-Nya ialah Siti Khodijah

(isteri Nabi), disusul Ali bin Abi Thalib (putra paman Nabi) dan Zaid bin

Haritsah (budak Nabi yang dijadikan anak angkat). Setelah itu beliau

menyeru Abu Bakar (sahabat karib Nabi). Kemudian dengan perantaraan

Abu Bakar banyak orang-orang yang masuk Islam.

Perkembangan Islam di Madinah

Nabi Muhammad hijrah dari Makkah ke Madinah atas perintah

Allah SWT. Islam mendapat tempat baru di kota Madinah. tempat dan

lingkungan yang memungkinkan bagi Nabi Muhammad SAW untuk

meneruskan dakwahnya, menyampaikan ajaran Islam dan menjabarkan

dalam kehidupan sehari-hari. Setelah tiba dan diterima penduduk Yastrib,

Nabi diangkat menjadi pemimpin penduduk Madinah. Kemudian, tidak

beberapa lama orang-orang Madinah non Muslim berbondongbondong

masuk agama Islam.

Untuk memperkokoh masyarakat baru tersebut mulailah Nabi

meletakkan dasar-dasar untuk suatu masyarakat yang besar, mengingat

penduduk yang tinggal di Madinah bukan hanya kaum muslimin, tapi juga

Yahudi dan orang Arab yang masih menganut agama nenek moyang,

maka agar stabilitas masyarakat dapat terwujudkan Nabi mengadakan

perjanjian dengan mereka, yaitu suatu piagam yang menjamin kebebasan

beragama bagi kaum Yahudi. Hijrah nya nabi ke madinah ini menandakan

berakhirnya masa jahiliyah dan dimulainya masa Nabi yakni peradaban

Islam yang semakin meluas. Nabi Muhammad selama 13 tahun berada di

Madinah dan 10 tahun di Makkah. Dimadinah ini Nabi mendirikan masjid

yakni Masjid Nabawi, membangun masyarakat baru yaitu sebuah

masyarakat madani atau sipil dengan tatanan sosial yang kokoh,

Page 10: Manusia, Makna Dan Sejarah Agama Islam

mempersaudarakan antara Anshor dan Muhajirin, membuat perjanjian

bantu membantu antara sesama kaum Muslim dan non Muslim,

Melaksanakan dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat baru.

Dengan terbetuknya masyarakat baru Islam di Madinah, orang-

orang kafir Quraisy bertambah marah, maka terjadi peperangan yang

pertama yaitu perang Badar dan disusul perang Uhud. Untuk menghadapi

gangguan–gangguan dari musuh, Nabi Muhammad SAW sebagai kepala

pemerintahan mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara yakni Nabi

melakukannya dalam rangka mempertahankan dan memperkuat

kedudukan kota Madinah diantaranya adalah mengadakan perjanjian

damai dengan berbagai kabilah di sekitar Madinah, mengadakan ekspedisi

keluar kota.

Perjanjian Hudaibiyah

Untuk menciptakan suasana yang nyaman islam di Madinah. maka

dibuatlah suatu perjanjian Hudaibiyah, yakni:

1. Kaum Yahudi hidup damai bersama-sama kaum muslimin

2. Kedua belah pihak bebas memluk agama masing-masing

3. Wajib tolong menolong dalam perang

4. Menanggung biaya kaum masing-masing

5. Wajub menjaga kota Madinah.

lalu perjanjian ini batal karena kaum Yahudi yang melanggarnya.

Metode-metode Cara Penyebaran Agama Islam

Nabi Muhammad diutus Allah dengan tujuan untuk

memperbaiki akhlak, baik akhlak untuk berhubungan dengan Tuhan

maupun sesama manusia. Dalam masalah ilmu pengetahuan perhatian

Rasul sangat besar. Rasul memberi contoh revolusioner bagaimana

seharusnya mengembangkan ilmu. Rasulullah mendapatkan hal-hal yang

akan menjadi landasan dasar dalam usahanya, yaitu :

• Wahyu pertama yang diterima Rasul berbunyi bacalah. Perintah ini

pada hakikatnya adalah pencanangan dan pemberantasan buta huruf,

suatu tindakan awal yang membebaskan ummat manusia dari

ketidaktahuan.

Page 11: Manusia, Makna Dan Sejarah Agama Islam

• Bangsa Arab adalah bangsa yang kuat hafalannya, sedangkan hafalan

merupakan salah satu alat untuk pengembangan ilmu.

• Nabi membuat tradisi baru yaitu mencatat dan menulis.

• Al-qur’an merupakan sumber inti ilmu pengetahuan.

Dengan landasan-landasan tersebut Rasul mulai membangun jiwa

ummat Islam. Rasul mulai membimbing dan mengajak sahabat-sahabat

untuk beriman dan berilmu. Penyiaran islam yakni dakwah Rasul

diketahui mempunyai beberapa metode, yaitu :

• Penyiaran Islam secara Sembunyi-Sembunyi

Ketika wahyu pertama turun, Nabi belum diperintah untuk menyeru

umat manusia menyembah dan mengesakan Allah SWT. Jibril tidak

lagi datang untuk beberapa waktu lamanya. Pada saat sedang

menunggu itulah kemudian turun wahyu yang kedua (Qs. Al-

Mudatstsir:1-7) menjelaskan tugas Rasulullah SAW yaitu menyeru

ummat manusia untuk menyembah dan mengesakan Allah SWT.

Dengan perintah tersebut mulailah berdakwah secara sembunyi-

sembunyi. Dakwah pertama beliau adalah pada keluarga dan sahabat-

sahabatnya. Orang pertama yang beriman kepada-Nya ialah Siti

Khodijah, Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haritsah. Setelah itu beliau

menyeru Abu Bakar dan dengan perantaraan Abu Bakar banyak orang-

orang yang masuk Islam. Penyiaran secara sembunyi-sembunyi ini

berlangsung selama 3 tahun, sampai kurun waktu berikutnya yang

memerintahkan dakwah secara terbuka dan terang-terangan.

• Menyiarkan Islam secara Terang-Terangan

Turunlah firman Allah SWT, surat Al-Hijr:94 memerintahkan agar

Rasulullah berdakwa secara terang terangan. Pertama kali seruan ini

beliau tujukan pada kerabatnya, kemudian penduduk Makkah. Setelah

itu pada kabilah-kabilah Arab dari berbagai daerah yang datang ke

Makkah untuk mengerjakan haji. Sehingga lambat laun banyak orang

Arab yang masuk Agama Islam. Demikianlah perjuangan Nabi

Muhammad SAW dengan para sahabat untuk meyakinkan orang

Makkah bahwa agama Islamlah yang benar dan berasal dari Allah

Page 12: Manusia, Makna Dan Sejarah Agama Islam

SWT, akan tetapi kebanyakan orang-orang kafir Qurais di Mekkah

menentang ajaran Nabi Muhammad SAW tersebut. Dengan adanya

dakwah Nabi secara terang-terangan kepada seluruh penduduk

Makkah, maka banyak penduduk Makkah yang mengetahui isi dan

kandungan al-Qur’an yang sangat hebat, memiliki bahasa yang terang

(fasihat) serta menarik.

• Menyiarkan Islam dengan Dakwah Mempergunakan segala Sarana

Yakni dengan sarana politik, ekonomi, perkawinan, perdamaian, surat-

menyurat. Khusus yang terakhir dilakukan oleh Rasul setelah hijrah ke

Madinah dan telah menjadi kepala negara.

Melalui metode-metode itulah islam berkembang. Ummat islampun

makin banyak dan wilayah islam akhirnya meluas.

Perkembangan Islam Setelah Nabi Wafat

Nabi Muhammad wafat pada hari senin 12 Rabiul Awal 11 H.

Baliau wafat dikarenakan sakit. Lalu sete;ah wafatnya nabi ini muncullah

waris kepepimpinan yakni Khulaufaur Rasyidin. Khulafaur Rasyidin adalh

wakil-wakil atau khalifah-khalifah yang benar dan lurus. mereka para

tokoh yang arif bijaksana, jujur dan adil dalam memberikan keputusan dan

menyelesaikan masalah-masalh yang timbul dalam masyarakat. para

khalifah ini pemimpin yang diangkat setelah Nabi wafat untuk

menggatikan beliau melanjutkan tuga-tugas sebagai pemimpin agama dan

kepala pemerintahan.

Khulafaur Rasyidin terdiri dari empat orang yakniAbu Bakar,

Umar bin Khattab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. keempat

khalifah ini tidak hanya berhasil dalam melanjutkan risalah islam dan

menegakkan tauhid tetapi juga menyebarluaskan keseluruh penjuru alam

ini.

2. Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia

Islam datang ke Indonesia melalui jalur perdagangan yang dibawa

oleh kaum Gujarat, Arab, dan Persia. Pada abad ke-1 hingga ke-7

Mnamun mulai berkembang pada abad ke-13 Masehi, pelabuhan-

pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa sering disinggahi pedagang asing,

Page 13: Manusia, Makna Dan Sejarah Agama Islam

seperti Pelabuhan Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang di Sumatra serta

Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.

Cikal bakal keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis pada

periode abad ke-1 hingga ke-5 H atau abad ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode

ini, para pedagang dan mubalig membentuk komunitas Islam. Para mubalig

memperkenalkan dan mengajarkan Islam kepada penduduk setempat tentang

Islam. Ajaran-ajaran Islam tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Islam mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia, saling

menghormati dan tolong menolong.

b. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama,

kecuali takwanya.

c. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha

Pengasih dan Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih,

bermusuhan, merusak, dan saling mendengki.

d. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan

tidak menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap

sesama manusia tanpa pilih kasih.

Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia.

Dengan demikian, dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di

kalangan masyarakat biasa, maupun bangsawan atau penguasa melalui proses-

proses seperti perdagangan, pendidikan, pernikahan, dll.

Proses Islamisasi diperkirakan sudah berlangsung sejak

persentuhan itu terjadi. Di Aceh, kerajaan Islam Samudra Pasai berdiri pada

pertengahan abad ke-13 M sehingga perkembangan masyarakat muslim di

Malaka semakin pesat. Ibnu Batutah menceritakan, Sultan Kerajaan Samudra

Pasai, Sultan Al Malik Az Zahir dikelilingi oleh ulama dan mubalig Islam.

Sementara itu di Jawa proses penyebaran Islam sudah berlangsung

sejak abad ke-11 M dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di

Leran Gresik yang bertahun 475 H/1082 M. Pengaruh Islam yang masuk ke

Indonesia bagian timur, terutama Maluku, tidak dapat dipisahkan dari jalur

perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu lintas pelayaran

internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.

Page 14: Manusia, Makna Dan Sejarah Agama Islam

Menurut Tome Pires, masyarakat yang masuk Islam di Maluku

dimulai kira-kira tahun 1460-1465 M. Mereka datang dan menyebarkan

pembelajaran Islam melalui perdagangan, dakwah, dan perkawinan.

Sulawesi, terutama bagian selatan, sejak abad 15 M sudah

didatangi oleh pedagang-pedagang muslim yang kemungkinan berasal dari

Malaka, Jawa, dan Sumatra. Pada abad ke-16 di daerah Goa sebuah kerajaan

terkenal di daerah itu telah terdapat masyarakat muslim.

Pernyebaran agama Islam di Nusantara tidak terlepas dari peran

walisongo, mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan

Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus,

Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. yang menyebarkan Islam hingga

ke berbagai pulau yang dibawa melalui proses pendidikan, sosial, hierarki

kerjaan, serta kesenian.

Page 15: Manusia, Makna Dan Sejarah Agama Islam

Daftar Pustaka

• Suryana, Toto ,Islam Pola Pikir Perilaku dan Amal, Bandung : CV.

Mughni Sejahtera . 2008

• Hasil Diskusi Kelompok CL-1 (Aurum, Handri, Hussein, Lazu, Nur Eka)

• Dr.Kaelany HD., M. (2009). Islam Agama Universal. Jakarta: Midada

Rahma Press.