manusia, makna agama islam dan sejarahnyatihan tugas mandiri

51
35 LATIHAN TUGAS MANDIRI Ahmad Fauzan Bagaskoro – 1406600735 MPK Agama Islam Kelas L Fisika – FMIPA – Universitas Indonesia Pokok Bahasan 1 – Manusia, Makna Agama Islam dan Sejarahnya Sub Pokok Bahasan 1.2 – Makna Agama Islam Islam sebagai agama yang diridhai oleh Tuhan semesta alam datang ke muka bumi ini membawa cahaya keimanan. Agama Islam diturunkan oleh Allah SWT. sebagai pedoman hidup bagi umat manusia agar senantiasa selamat, damai, dan bahagia, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagai agama yang diridhai oleh Allah SWT., Islam memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh agama lain. Selain itu, Islam juga memiliki sumber ajaran yang berisi pedoman hidup bagi pemeluknya agar selamat dan bahagia baik di dunia maupun di akhirat. 1.2.1 – Pengertian dan Karakteristik Agama Islam

Upload: ahmad-fauzan-bagaskoro

Post on 16-Nov-2015

29 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Makna Agama Islam, Pengertian dan Karakteristk Ajaran Islam, Sumber Ajaran Islam

TRANSCRIPT

LATIHAN TUGAS MANDIRIAhmad Fauzan Bagaskoro 1406600735MPK Agama Islam Kelas LFisika FMIPA Universitas IndonesiaPokok Bahasan 1 Manusia, Makna Agama Islam dan SejarahnyaSub Pokok Bahasan 1.2 Makna Agama IslamIslam sebagai agama yang diridhai oleh Tuhan semesta alam datang ke muka bumi ini membawa cahaya keimanan. Agama Islam diturunkan oleh Allah SWT. sebagai pedoman hidup bagi umat manusia agar senantiasa selamat, damai, dan bahagia, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagai agama yang diridhai oleh Allah SWT., Islam memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh agama lain. Selain itu, Islam juga memiliki sumber ajaran yang berisi pedoman hidup bagi pemeluknya agar selamat dan bahagia baik di dunia maupun di akhirat.

1.2.1 Pengertian dan Karakteristik Agama IslamAgama Islam memiliki karakteristik tertentu yang tidak ada tandingannya dengan agama lain. Hal ini dikarenakan Agama Islam adalah agama yang diciptakan oleh Tuhan semesta alam dan diturunkan ke muka bumi ini sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai Agama Islam, kita harus tahu terlebih dahulu definisi dari Agama Islam itu sendiri. Apa yang dimaksud dengan Agama Islam ini? Apa saja karakteristik yang dimilikinya sehingga ia layak disebut sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia?1) Pengertian Agama Islama) Pengertian Kata Islam Secara EtimologisKata Islam atau al-islm () menurut bahasa Arab adalah bentuk kata benda (masdar) dari perubahan kata kerja (Fiil): aslama (telah selamat/mendapatkan keselamatan/memberikan keselamatan)-yuslimu (sedang/akan selamat/memberikan keselamatan) menjadi kata Islaman yang berarti keselamatan. Perubahan lengkapnya (Tashrif) adalah sebagai berikut: Aslama -Yuslimu-Islaman-wa Muslaman-Fahuwa Muslimun Wa zaka Muslamun-Aslim-Laa Tuslim-Muslamun.Laki-laki yang beragama Islam disebut dengan Muslim ( artinya: laki-laki yang selamat), dan perempuan yang beragama Islam disebut dengan Muslimah ( artinya: perempuan yang selamat).Secara linguistik Arab, kata dasar al-islm () adalah kata salm yang berarti kedamaian. Salah satu contoh kalimat yang sesuai adalah ucapan salam yang selalu kita ucapkan setiap kali bertemu atau berpisah dengan saudara Muslim, yakni Assalamu alaikum ( as-salmu alaykum) yang artinya: Semoga keselamatan menyertai kalian semua.Secara harfiah, kata Islam dapat diterjemahkan sebagai bentuk penerimaan dari dan penyerahan diri kepada Allah SWT. dengan tidak menyekutukan Allah SWT. dengan sesuatu apapun juga.b) Definisi Agama IslamDari pengertian kata Islam secara etimologis di atas, dapat kita definisikan Agama Islam sebagai agama yang membawa keselamatan dan kedamaian bagi para penganutnya. Agar bisa mendapatkan keselamatan dan ketenangan, seorang Muslim atau Mulimah harus melaksanakan ajaran Agama Islam secara utuh (kaffah) sehingga Muslim atau Muslimah tersebut akan mendapatkan keselamatan dan ketenangan yang utuh.c) Islam Sebagai Agama yang Diridhai Allah SWT.Sudah dengan jelas digambarkan dalam Al-Quran, tepatnya dalam Q.S. Ali Imran(3):19 bahwa agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam.

Artinya :Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (Q.S. Ali Imran(3):19)2) Karakteristik Ajaran Islama) Sederhana, Rasional, dan PraktisAjaran Islam sangat sederhana dan praktis.Ajaran-ajaran Islam yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, seperti shalat, bersedekah, dan bersilaturrahim, sangat mudah dilakukan oleh siapa saja.Selain itu, ajaran Islam juga membangkitkan kemampuan berpikir dan mendorong manusia untuk menggunakan akal dan pikirannya. (Lihat Q.S. Ali Imran(3):190; Q.S. Az-Zumar(39):9; dan Q.S. Al-Anam(6):98)b) Kesatuan antara Kebendaan dan KerohanianMenurut pandangan Islam, kemajuan spiritual dapat diraih bila manusia berada di tengah manusia lain di dunia dan keselamatan spiritual baru dapat dicapai dengan memanfaatkan sumber daya material. Sebagai contoh, manusia diperintahkan untuk menyucikan hati dari penyakit-penyakit hati dan perbuatan syirik, akan tetapi manusia juga diperintahkan untuk menyucikan jasad ragawinya, terutama ketika akan beribadah kepada Allah SWT.c) Petunjuk Umum bagi Seluruh Kehidupan ManusiaIslam memberikan petunjuk bagi seluruh kehidupan manusia agar manusia dapat menggapai kehidupan yang baik dan bahagia di dunia ini dan di akhirat kelak. Petunjuk yang diberikan bersifat umum, sehingga memberi kebebasan pada manusia untuk berijtihad.d) Islam Sebagai Agama TauhidAjaran pokok dan utama dari agama Islam adalah tauhid, yaitu keimanan yang murni kepada Allah SWT. bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Hal ini diindikasikan oleh kalimat syahadat yang diucapkan seseorang sebelum masuk Islam yang berbunyi Asyhadu allaa ilaahaa illallaah yang artinya Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah. Ajaran tauhid adalah misi segala Nabi dan Rasul. Setiap umat telah dikirim kepada mereka utusan yang mengingatkan akan keesaan Allah SWT.Mengakui Allah SWT. Maha Esa dan berserah diri kepada-Nya, dengan melakukan perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya yang tercantum dalam Kitab Suci-Nya merupakan inti dari ajaran agama yang diturunkan-Nya.Itulah sebabnya agama ini disebut juga agama tauhid (mengesakan Allah) dan disebut Islam (yang artinya tunduk, berserah diri, sejahtera), karena mengajarkan ketundukan, kepatuhan, dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT.Dengan kedudukan manusia sebagai hamba Allah SWT., ia bebas dari ketundukan kepada makhluk-Nya. Sebaliknya, jika manusia masih tunduk kepada selain-Nya, ia akan menjadi budak makhluk sehingga ia tak dapat berbuat sesuatu yang benar. Syarat pertama untuk mencapai kebenaran adalah membebaskan jiwa dari segala perbudakan yang membelenggu, dan hal ini hanya dapat dicapai dengan tauhid.e) Islam Sebagai Agama FitrahFitrah berarti kejadian asli, ciptaan, thabii (alamiah) dan bahkan agama. Agama Islam disebut sebagai Agama Fitrah, karena agama ini merupakan ciptaan Allah SWT. sebagai agama yang asli diturunkan Allah SWT. kepada manusia. Allah SWT. tidak pernah menurunkan agama lain selain Agama Islam. (Lihat Q.S. Ali Imran(3):19,85 dan Q.S. Ar-Ruum(30):30)f) Islam Sebagai Agama KebenaranAgama Islam dapat juga disebutAgama Kebenaran, karena Islam selain agama yang benar juga membawa misi kebenaran (Al-Haq).Al-Haq memiliki banyak makna : Islam, Kitab-kitab Allah SWT. Termasuk Al-Quran, dan juga Muhammad. (Lihat Q.S. An-Nisa(4):170; Q.S. Al-Baqarah(2):119; dan Q.S. Fathir(35):24)

Artinya :Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(Q.S. An-Nisa(4):170)

Artinya :Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka. (Q.S. Al-Baqarah(2):119)

Artinya :Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan.Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.(Q.S. Fathir(35):24)g) Islam Sebagai Agama UniversalIslam adalah satu-satunya agama universal dan memiliki kesempurnaan di segala aspek yang dapat diaplikasikan oleh manusia dalam kehidupannya. Islam adalah satu-satunya ideologi yang dapat menuntun manusia untuk mencari kesempurnaan yang menjadi idamannya. Walaupun agama Islam merupakan agama terakhir tetapi di sinilah letak keutamaan dan kesempurnaan agama ini dibandingkan dengan agama-agama lainnya, baik itu agama samawi yang turun dari Allah SWT. maupun agama atau jalan hidup yang lahir dari ide dan pengalaman spiritual seseorang.Islam datang sebagai penyempurna bagi agama-agama yang telah datang sebelumnya. Dan Rasulullah sebagai pembawa dan pengemban risalah Ilahi merupakan nabi terakhir yang setelahnya tidak akan ada lagi Nabi dan Rasul. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Maidah yang masyhur sebagai ayat yang terakhir turun: Hari ini telah aku sempurnakanbagi kamu agamamu (Islam) dan telah aku sempurnakan segala nikmatku kepadamu dan akupun ridha Islam sebagai agamamu. (Q.S. Al-Maidah (5):3)Ayat ini menyiratkan bahwa sejak hari itu, setelah segala perintah dan hukum-hukum Allah kurang lebih selama 23 tahun lamanya secara sempurna sampai kepada Rasulullah maka tugas dan risalah Rasulullah pun berakhir.Artinya era kenabian atau nubuwah telah berakhir dan era baru telah dimulai yaitu era wilayah yang berfungsi sebagai penjaga dan penafsir syariat Rasulullah.Oleh karena itu, dengan sifat kesempurnaan yang dimiliki oleh Islam maka ia mampu menjawab segala tantangan dan persoalan hidup yang dihadapi oleh manusia.Tidak ada suatu masalah dan masalah kehidupan kecuali Islam mampu menjawab dan memberikan solusi untuknya.Islam adalah sebuah agama yang tidak membedakan satu kelompok dengan kelompok yang lainnya. Di mata Islam semua manusia adalah sama, tidak terdapat perbedaan jasmani antara satu dengan yang lainya. Islam membedakan derajat dan tingkatan seseorang bukan dari segi lahiriah. Meninjam istilah teknis filsafat, manusia secara mahiyah atau esensial tidak memilki perbedaan, semuanya sama sebagai insan tetapi yang membedakannya adalah dari tingkat eksistensinya. Semakin dekat ia dengan sumber wujud (Tuhan) maka semakin kuat keberadaannya atau keimanan dan ketaqwaannya.Rahasia universalitas dan kekekalan Islam terletak pada doktrin dan ajarannya yang sesuai dan sejalan dengan fitrah manusia, sehingga tidak terjadi kebimbangan dan keraguan bagi orang yang telah percaya dan meyakini agama tesebut. Lain halnya dengan agama-agama yang lainnya, misalnya agama Kristen, dimana doktrin dan ajaran serta keyakinan yang terdapat di dalamnya, antara satu dengan yang lainnya terdapat pertentangan sehingga tidak membuat pemeluknya tenang dan mantap, malah sebaliknya membuat mereka bimbang dan ragu dengan apa yang mereka yakini.h) Islam Sebagai Agama FleksibelAgama Islam merupakan agama dengan ajaran yang fleksibel. Ajaran Islam dapat dilaksanakan sesuai dengan keadaan pemeluknya, apakah sedang sakit, sedang dalam perjalanan jauh, dan sebagainya. Contohnya, shalat. Seseuai ajaran Islam, shalat dilaksanakan dengan berdiri. Namun, orang yang sedang mengalami sakit sehingga kesulitan untuk berdiri dapat melaksanakan shalat sambil duduk bahkan berbaring. Wudhu yang merupakan syarat sah shalat juga dapat diganti dengan tayammum ketika seseorang sedang terkena penyakit yang tidak boleh kena air ataupun sedang dalam perjalanan jauh dan tidak menemukan air sepanjang perjalanan. Prinsipnya, ajaran Islam itu memudahkan penganutnya untuk melaksanakan ajarannya, bukannya mempersulit. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT.dalam Q.S. Al-Baqarah(2):185 sebagai berikut :

Artinya :(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.(Q.S. Al-Baqarah(2):185)i) Islam Sebagai Agama SempurnaAllah SWT.berfirman:Artinya :Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Q.S. Al-Maidah(5):3)Pada Q.S. Al-Maidah(5):3 Allah SWT.memberitahukan bahwa Allah SWT. telah menyempurnakan bagi kaum Muslimin agama Islam mereka. Sehingga tidak ada kekurangan didalamnya selamanya dan tidak membutuhkan tambahan selamanya.Ia senantiasa relevan untuk setiap zaman, tempat serta umat manusia. Allah SWT. menyatakan bahwa Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kaum muslimin dengan agama yang agung, sempurna, dan penuh toleransi, dan dengan risalah penutup rasul-rasul Muhammad SAW. serta dengan keunggulan Islam berikut kemenangan pemeluknya atas orang yang memusuhi mereka. Allah SWT. telah meridhai Islam sebagai agama bagi manusia. Sehingga Allah SWT. tidak akan memurkainya selamanya dan tidak akan menerima dari siapapun agama selain Islam selamanya.Allah SWT.juga berfirman:

Artinya :Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (Q.S. Al-Isra(17):9).Pada Q.S. Al-Isra(17):9 Allah SWT.memberitahukan bahwa Al-Quran yang agung merupakan manhaj (konsep hidup) yang sempurna. Didalamnya terdapat penjelasan yang benar dan integral terhadap semua perkara agama dan dunia. Tidak ada di sana satu kebaikanpun melainkan Islam telah menunjukkannya dan tidak ada satu keburukanpun melainkan Islam telah memberikan peringatan terhadapnya. Segala persoalan dan perkara pelik yang dulu, sekarang maupun yang akan datang, maka solusinya yang benar dan adil telah ada di dalam Al-Quran. Dan setiap solusi yang menyelisihi Al-Quran yang diberikan untuk suatu persoalan maka itu merupakan tindakan bodoh lagi zalim.Oleh karena itu ilmu, aqidah, politik, aturan hukum dan peradilan, ilmu psikologi, sosial, ekonomi, aturan pidana serta perkara lainnya yang dibutuhkan manusia, semua itu telah Allah terangkan di dalam Al-Quran dan melalui lisan Rasul-Nya, Muhammad SAW., dengan penjelasan yang begitu gamblang, sebagaimana hal itu telah Allah SWT. kabarkan pada ayat yang telah disebutkan tadi.j) Islam Sebagai Agama DamaiMenurut Ust. Aminullah Yasin, seorang peneliti yang bersikap objektif akan dengan mudah mengatakan bahwa Islam adalah sebuah agama yang mengajarkan kedamaian bagi umat manusia. Namun sayang, kaum orientalis, yang notabene sudah membenci Islam, mempropagangakan seolah-olah Islam adalah agama yang ganas, penuh pertumpahan darah, dan lain sebagainya.Dr. Muthlaq Rasyid Al-Qarawy, dalam risalahnya yang berjudul Al-Islam wa Dauruhu Fi Taziz As-Salam Al-Alamy (Islam dan Perannya dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia), menyebutkan 9 landasan yang disebutkan dalam Al-Quran untuk mewujudkan perdamaian dunia.Landasan yang pertama, Islam menjadikan dialog antar kelompok yang saling berbeda dan berselisih sebagai sebuah keharusan dan realitas yang berpijak pada asas dialog dan perbincangan yang baik.Allah SWT.berfirman :

Artinya :Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri.(Q.S. Al-Ankabut(29):46)Landasan kedua, Islam menegaskan pengharaman menumpahkan darah, mengambil harta orang lain dan menodai kehormatan orang. Allah SWT.berfirman :

Artinya :Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.(Q.S. Al-Maidah(5):32)Landasan ketiga, Islam menjadikan bentuk hubungan antar bangsa adalah saling melengkapi, saling memahami dan saling mengenal; bukan perseteruan dan peperangan. Allah SWT.berfirman :

Artinya :Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al-Hujurat(49):13)Landasan keempat, Islam menekankan upaya menjaga stabilitas keamanan sosial dalam masyarakat. Karena stabilitas keamanan dalam masyarakat akan mewujudkan stabilitas keamanan dunia. Allah SWT.telah menganugrahkan kenikmatan ini kepada bangsa Quraisy, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya :

Artinya :Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah).Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (Q.S. Quraisy(106):1-4)Landasan kelima, Islam menjamin kebebasan dalam memeluk suatu keyakinan.Tidak ada paksaan atas seseorang untuk memeluk sebuah kepercayaan atau madzhab. Allah SWT.berfirman :Artinya :Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(Q.S. Al-Baqarah(2):256)Landasan keenam, Islam juga menegaskan bahwa dakwah harus dilakukan dengan penuh hikmah dan nasehat yang baik, jauh dari pernyataan kasar, tekanan dan kekerasan. Allah SWT.berfirman :

Artinya :Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(Q.S. An-Nahl(16):125)Allah SWT. juga berfirman :

Artinya :Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.(Q.S. Ali Imran(3):159)Landasan ketujuh, Islam menjadikan hubungan aman dan damai sebagai bentuk dasar hubungan antar bangsa, sedangkan perang hanyalah pengecualian. Allah SWT.berfirman :

Artinya :Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekkah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.(Q.S. Al-Baqarah(2):191)Landasan kedelapan, Islam mensyariatkan kesepakatan-kesepakatan dan perjanjian yang bisa mengatur hubungan antar bangsa. Serta mewajibkan komitmen terhadap perjanjian tersebut. Allah SWT.berfirman :

Artinya :Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.(Q.S. Al-Maidah(5):1)Landasan kesembilan, Islam menentukan hukuman-hukuman terberat dan memberikan kecaman yang sangat keras bagi orang yang merusak kedamaian dan keamanan. Dalam hal ini, Islam mensyariatkan hukuman atas tindakan kriminalitas yang mengancam keamanan dan perdamaian, seperti : hukuman pencurian, perzinahan, penjarahan dan lainnya. Allah SWT.berfirman :

Artinya :Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, adalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka akan mendapatkan siksaan yang besar(Q.S. Al-Maidah(5):33)Selain kesembilan point diatas, sejarah juga mencatat, bahwa Islam-lah satu-satunya yang berhasil mewujudkan kedamaian hidup berdampingan antar umat beragama dalam satu negeri. Dimanapun, jika Islam didalamnya mayoritas, maka akan terwujud kedamaian didalamnya.Allah SWT. berfirman,

Artinya :Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.(Q.S. Al-Anbiya(21):107)Sungguh telah salah propaganda yang didengungkan oleh sebagian kaum kuffar (non-Islam), bahwa Islam itu identik dengan kekerasan dan terorisme sehingga terkesan bahwa teroris itu adalah orang Islam yang konsisten dengan keislamannya. Tentu saja itu tidak benar, karena jika seseorang semakin mendalami keislamanannya maka yang akan terlahir adalah sesosok Muslim yang menebarkan kasih sayang, keadilan, kelembutan, dan kedamaian kepada umat manusia.Sungguh telah salah pula sebagian orang-orang Islam yang menampakkan Islam sebagai agama yang kasar, kejam, intoleran, dan gemar menebar teror kemana-mana. Mereka pada hakikatnya, jauh dari petunjuk Al-Quran dan Al-Hadits, serta jauh dari pengamalan As-Salafus Shalih dalam membumikan makna Islam yang sesungguhnya.1.2.2 Sumber Ajaran IslamSebagai orang Islam, sudah sepatutnya kita berpegang pada ajaran Islam sebagai pegangan dalam kehidupan sehari-hari karena ajaran-ajaran Islam sangat universal dan mencakup seluruh kehidupan yang ada di alam semesta, dan hanya dengan berpegang pada ajaran Islamlah kita dapat selamat baik di dunia maupun di akhirat. Pertanyaannya, darimanakah sumber ajaran Islam itu kita dapatkan? Jawabannya dari Al-Quran yang diwahyukan Allah SWT. kepada Rasul-Nya dan Sunnah atau Hadits yang dicontohkan atau disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW. Dasar dari penggunaan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai sumber ajaran Islam dapat dilihat di Q.S. An-Nisa(4):59 yang berbunyi sebagai berikut :

Artinya :Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasulmu, dan ulil amri di antara kamu. Jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul-Nya (As-Sunnah) jika kamu benar-benar beriman pada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian lebih baik bagimu dan lebih baik akibatnya. (Q.S. An-Nisa(4):59)1) Al-Qurana) Pengertian Al-QuranSecara etimologis, kata Al-Quran berasal dari Bahasa Arab al-quran yang berarti bacaan.Menurut istilah, Al-Quran adalah kalam Allah SWT. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui Malaikat Jibril dengan menggunakan bahasa Arab sebagai hijjah (bukti) atas kerasulan Nabi Muhammad SAW. Dan sebagai pedoman hidup bagi manusia serta sebagai media dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. dengan membacanya.Menurut Al-Syaukani (dalam Amir Syarifuddin, 1997, I: 47), Al-Quran yaitu kalam Allah SWT. yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW., tertulis dalam mushhaf, dan dinukilkan secara mutawatir.Menurut Ibnu Subki (dalamAmir Syarifuddin, 1997, I: 47), Al Quran adalah lafazh yang diturunkan kepada NabiMuhammad SAW., mengandung mukjizat pada setiap suratnya, yang dinilai ibadah membacanya.b) Cara Al-Quran diwahyukanAllah SWT. menyampaikan wahyu-Nya kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad SAW. dengan tiga cara, yakni dengan memasukkan wahyu langsung ke dalam hati Nabi Muhammad SAW., dari belakang tabir, dan mengutus Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada Nabi Muhammad SAW.Dalam menyampaikan wahyu yang diberikan Allah SWT. padanya kepada Nabi Muhammad SAW., Malaikat Jibril melalui dua cara. Pertama, Malaikat Jibril menampakkan dirinya dalam wujud aslinya. Kedua, Malaikat Jibril menampakkan dirinya kepadaNabi Muhammad SAW. berupa seoranglaki-laki, kemudian mengucapkan kata-kata kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga Nabi Muhammad SAW. mengetahui dan hafal benar kata-kata itu. Selain melalui Malaikat Jibril, wahyu juga datang kepada Nabi Muhammad SAW. Seperti gemerincing lonceng. Cara ini paling berat dirasakan oleh Nabi Muhammad SAW.c) Pembagian Ayat-Ayat Al-QuranAyat-ayat Al-Quran dibagi menjadi dua berdasarkan tempat di mana ayat-ayat tersebut diturunkan, yaitu ayat-ayat Makkiyyah dan ayat-ayat Madaniyah.Ayat-ayat Makkiyah adalah ayat-ayat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. ketika Nabi Muhammad SAW. masih berada di Mekkah. Karakteristik ayat-ayat Makkiyyah adalah surahnya pada umumnya pendek-pendek, namun ada juga ayat Makkiyyah yang ditemukan pada surah-surah yang panjang. Selain itu, ayat-ayat Makkiyyah didahuluidengankataya ayyuhannas (Hai manusia), berisi masalah keimanan, ancaman dan pahala, kisah-kisah umat terdahulu, dan budi pekerti.Ayat-ayat Madaniyyah adalah ayat-ayat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. ketika Nabi Muhammad SAW. beserta para sahabatnya sudah hijrah ke Madinah. Karakteristik ayat-ayat Madaniyah antara lain surahnya pada umumnya panjang-panjang, didahului dengan ya ayyuhalladzina amanu (Hai orang-orang yang beriman), dan berisi tentang hukum-hukum syariah.d) Kandungan Al-QuranSecara garis besar, Al-Quran mengandung petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam menghadapi kehidupan yang luas dan terus berkembang. Al-Quran memuat antara lain pokok-pokok keimanan (tauhid), prinsip-prinsip syariah, kabar gembira dan ancaman siksa, kisah-kisah kaum terdahulu, dan dasar-dasar ilmu pengetahuan.Di dalam Al-Quran terkandung pokok-pokok keimanan, antara lain keimanan kepada Allah SWT., keimanan kepada para malaikat, Kitab-Kitab, para Rasul, Hari Akhir, Qadha dan Qadhar, dan lain sebagainya.Di dalam Al-Quran juga terkandung prinsip-prinsip syariah sebagai dasar pijakan manusia dalam hidup agar tidak salah jalan dan tetap dalam koridor yang benar bagaimana menjalin hubungan dengan Allah SWT. (hablum minallah) dan hubungan dengan manusia (hablum minannas), serta tentang muamalah.Al-Quran memuat janji atau kabar gembira dari Allah SWT. bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih berupa pahala. Selain itu, Al-Quran juga memuat ancaman siksa yang pedih dari Allah SWT. bagi orang-orang kafir.Al-Quran menceritakan kisah-kisah dan sejarah kaum-kaum terdahulu, seperti kisah para Nabi, kaum dan masyarakat terdahulu, baik yang berbuat benar maupun yang durhaka kepada Allah SWT.Selain itu, Al-Quran juga mengisyaratkan dasar-dasar ilmu pengetahuan modern, baik ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial, seperti astronomi, fisika, kimia, ilmu hukum, ilmu bumi, ekonomi, pertanian, kesehatan, sosiologi, psikologi, dan lain sebagainya. Contohnya, proses peredaran bumi mengelilingi matahari, proses pemisahan langit dan bumi, proses penciptaan manusia dalam rahim, sejarah Nabi Musa dan Firaun yang menjadi salah satu bahan kajian dalam sejarah Mesir kuno, dan lain sebagainya.e) Fungsi Al-QuranFungsi Al-Quran adalah sebagai berikut : Al-Haq yaitu sebagai kebenaran mutlak (Lihat Q.S. Al-Baqrah(2):76,91) Hudan yaitu petunjuk bagi umat manusia. (Lihat Q.S. Al-Baqarah(2):2,97,185; Q.S. Ali Imran(3):138; Q.S. Al-Araf(7):52,203; dan Q.S. Asy-Syura(42):52) Rahmat artinya kasih sayang Allah SWT. Kepada umat manusia. Bayyinah yaitu bukti penjelasan tentang suatu kebenaran. Furqan yaitu sebagai pembeda antara yang haq dan bathil, benar dan salah, halal dan haram, indah dan jelek, serta yang dilarang dan yang diperintahkan. Mauizhah atau pelajaran bagi manusia. (Lihat Q.S. Ali Imran(3):138; Q.S. Yunus(10):57; Q.S. Al-Haqqah(69):48; Q.S. Al-Mudatstsir(74):54; Q.S. Al-Insan(76):29) Syifa artinya obat untuk penyakit hati. (Lihat Q.S. Yunus(10):57; Q.S. Al-Isra(17):82; dan Q.S. Fushshilat(41):44) Tibyan yaitu sebagai penjelasan terhadap segala sesuatu yang disampaikan Allah SWT. (Lihat Q.S. An-Nahl(16):89 dan Q.S. Ad-Dukhaan(44):4-5) Busyra yaitu sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang berbuat baik. (Lihat Q.S. An-Nahl(16):89 dan 102; Q.S. An-Naml(27):2; dan Q.S. Fushshilat(41):4) Hakim yaitu sumber kebijaksanaan. Mushaddiq yaitu membenarkan isi kitab-kitab yang datang sebelumnya. (Lihat Q.S. Al-Baqarah(2):41, 91, 97; Q.S. Ali Imran(3):3; Q.S. Al-Maidah(5):48; Q.S. Al-Anam(6):92; Q.S Yunus(10):37; Q.S. Fathir(35):31; dan Q.S. Al-Ahqaf(46):12,30)f) Keutamaan Al-QuranSebagai sumber hukum, pedoman hidup, petunjuk, dan berbagai fungsi lainnya, Al-Quran tidak diragukan lagi keasliannya, keotentikannya, kebenarannya, dan keindahan bahasanya (Lihat Q.S. Al-Baqarah(2):2). Salah satu keutamaan membaca Al-Quran adalah bukan saja setiap kalimat yang akan diperhitungkan, tetapi setiap huruf yang kita lafalkan juga akan diperhitungkan sebagai pahala. Selain itu, bukan saja orang yang membaca Al-Quran yang mendapat pahala, bahkan orang yang mendengarkannya pun mendapat pahala (Lihat Q.S. Al-Araf(7):204).Banyak hadits yang menerangkan keutamaan membaca Al-Quran. Hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim menjelaskan bahwa Rasulullah SAW. mengibaratkan keutamaan dan ketinggian derajat orang yang membaca Al-Quran laksana bunga umijja, baunya harum dan rasanya amat lezat. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi dan Anas bin Malik RA. Dinyatakan bahwa Rasulullah memerintahkan untuk memberi cahaya rumah tangga dengan shalat dan membaca Al-Quran. Sedang dari Darul Qudni dari Anas bin Malik RA. menerangkan bahwa Rasulullah SAW. memerintahkan kaum Muslimin agar memperbanyak membaca Al-Quran di dalam rumah, karena di rumah yang penghuninya tidak pernah membaca Al-Quran akan dijumpai banyak kejahatan di dalamnya dan penghuninya akan selalu merasa cemas dan susah.Menurut Ali bin Abi Thalib RA., pahala orang yang membaca Al-Quran adalah 50 kebajikan untuk tiap-tiap huruf yang diucapkannya di dalam shalat. Sedangkan pahala orang yang membacanya di luar shalat, tetapi dalam keadaan berwudhu adalah 25 kebajikan untuk setiap huruf yang dibacanya, serta 10 kebajikan untuk setiap huruf yang dibaca di luar shalat tanpa wudhu.Selain keutamaan membaca dan mendengarkan Al-Quran, belajar dan mengajarkannya juga adalah kebajikan. Dengan mengkaji Al-Quran, membaca kalimat-kalimatnya, melafalkan hurufnya, meneliti, meikirkan makna, dan merenungkan maksudnya, telah ditemukan berbagai ilmu pengetahuan seperti ilmu Tajwid, ilmu Nahu, ilmu Sharaf, ilmu Balaghah, ilmu Tafsir, dan ilmu-ilmu lainnya.2) As-Sunnah/Al-Haditsa) PengertianSunnah secara bahasa berarti tradisi, kebiasaan, adat-istiadat. Dalam terminologi Islam, sunnah berarti perbuatan, perkataan, dan keizinan Nabi Muhammad SAW. (afal, aqwal, dan taqrir). Pengertian sunnah di atas sama dengan Al-Hadits yang mana secara bahasa Al-Hadits itu artinya berita atau kabar. Menurut ahli hadits, sunnah berarti sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad SAW. yang berupa perkataan, perbuatan, penetapan, sifat, dan perjalanan hidup beliau baik pada waktu sebelum diutus menjadi Nabi maupun sesudahnya.Tidak semua hadits dapat menjadi sumber hukum dan menjadi pedoman hidup, sebab ada hadits yang dapat diterima (maqbul) dan ada hadits yang tidak boleh diterima (mardud).b) Bagian-bagian HaditsBagian-bagian dari Hadits adalah sebagai berikut : Rawi: orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang (gurunya). Matan: materi atau isi dari suatu hadits. Sanad: rangkaian periwayatan yang dapat menghubungkan matan hadits kepada Nabi Muhammad SAW.c) Klasifikasi HaditsAs-Sunnah atau Al-Hadits dapat dikelompokkan berdasarkan aspek bentuknya, berdasarkan jumlah sanad atau perawi yang terlibat dalam periwayatannya, berdasarkan aspek kualitasnya.Berdasarkan aspek bentuknya, As-Sunnah dapat diklasifikasikan sebagai Sunnah Qauliyiah, Sunnah Filiyah, dan Sunnah Taqririyah. Sunnah Qauliyah adalah ucapan Nabi Muhammad SAW. yang didengar oleh para sahabat dan disampaikan kepada orang lain. Sunnah Filiyah adalah perbuatan Nabi Muhammad SAW. yang dilihat para sahabat dan disampaikan kepada orang lain dengan ucapan mereka. Sunnah Taqririyah adalah perbuatan sahabat atau ucapannya yang dilakukan di depan Nabi Muhammad SAW. yang dibiarkan begitu saja oleh Nabi Muhammad SAW. tanpa dilarang atau disuruh.Berdasarkan jumlah perawinya, As-Sunnah dapat diklasifikasikan sebagai Sunnah Mutawatir, Sunnah Masyhur, dan Sunnah Ahad. Sunnah Mutawatir adalah sunnahyang disampaikan secara berkesinambungan yang diriwayatkan oleh sejumlah besar perawi yang menurut kebiasaan mustahil mereka bersepakat untuk berdusta. Sunnah Masyhur adalah sunnah yang diriwayatkan oleh sejumlah sahabat yang tidak mencapai batasan mutawatir dan menjadi mutawatir pada generasi setelah sahabat. Sunnah Ahad adalah sunnah yang diriwayatkan oleh seorang perawi, dua orang perawi atau lebih yang tidak memenuhi persyaratan sunnah mutawatir.Berdasarkan aspek kualitasnya, As-Sunnah dapat dikelompokkan sebagai Sunnah Shahih, Sunnah Hasan, Sunnah Dhaif, dan Sunnah Maudhu. Sunnah Shahih yakni sunnah atau hadits yang sehat, yang diriwayatkan oleh orang-orang yang baik dan kuat hafalannya, materinya baik dan persambungan sanadnya dapat dipertangungjawabkan. Syarat-syarat Sunnah Shahih adalah : sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil, perawinya kuat hafalannya, haditsnya tidak janggal, dan haditsnya terhindar dari cacat. Sunnah Hasan yaitu sunnah yang memiliki semua persyaratan Sunnah Shahih kecuali para perawinya, seluruhnya atau sebagiannya kurang hafalannya. Sunnah Dhaif yaitu sunnah yang tidak memiliki sifat-sifat untuk dapat diterima atau sunnah yang tidak memiliki sifat Sunnah Shahih dan Sunnah Hasan, dikarenakan salah satu sanadnya terputus atau salah seorang pembawanya kurang baik. Sunnah Maudhu adalah hadits palsu, yakni hadits yang dibuat oleh seseorang dan dikatakannya sebagai sabda atau perbuatan Nabi Muhammad SAW. Sunnah Shahih dan Sunnah Hasan termasuk dalam kategori maqbul (dapat diterima), sedangkan Sunnah Dhaif dan Sunnah Maudhu termasuk dalam kategori mardud (tidak dapat diterima).d) Fungsi HaditsFungsi dari As-Sunnah atau Al-Hadits adalah sebagai berikut :(i) Menetapkan dan menguatkan hukum-hukum yang sudah ditetapkan oleh Al-Quran.(ii) Merinci dan menafsirkan ayat Al-Quran yang masih global (bayan tafshil), membatasi ayat Al-Quran yang masih muthlaq/umum (bayan taqyid), dan mengkhususkan ayat Al-Quran yang masih umum (bayan takhshish).(iii) Menetapkan hukum yang belum ditetapkan oleh Al-Quran.e) Penelitian Matan Suatu HaditsSeperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, matan adalah isi atau materi dari suatu Hadits. Dari kegiatan penelitian matan hadits dapat diketahui tanda-tanda keshahihan matan suatu hadits, bahkan dapat diketahui apakah hadits tersebut maqbul atau mardud. Langkah-langkah kegiatan penelitian matan hadits tersebut adalah : meneliti matan dengan melihat kualitas sanadnya, meneliti susunan lafal berbagai matan yang semakna, dan meneliti kandungan matan.3) IjtihadSelain Al-Quran dan Hadits Nabi, kita juga dapat menggunakan Ijtihad sebagai sumber ajaran Islam. Ijtihad digunakan sebagai sumber ajaran Islam jika masalah yang sedang dihadapi belum ada penjelasan secara eksplisit dari Al-Quran dan As-Sunnah. Orang yang akan melakukan Ijtihad harus memiliki pemahaman akan Al-Quran dan As-Sunnah yang kuat.a) Pengertian IjtihadSecara etimologis, kata Ijtihad berasal dari bahasa Arab ijtihada-yajtahidu-ijtihadan yang artinya penumpahan segala upaya dan kemampuan untuk memahami sesuatu dengan kaidah berpikir yang sehat dan logis.Secara terminologis, Ijtihad adalah suatu upaya sungguh-sungguh dari ulama dalam memahami agama yang digali dari sumbernya, yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Orang yang melakukan Ijtihad disebut mujtahid. Karena digali dari Al-Quran dan As-Sunnah, Ijtihad tidak boleh bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah.b) Dasar Penggunaan IjtihadDasar dari penggunaan Ijtihad sebagai sumber ajaran Islam adalah Q.S. An-Nisa(4): 59 yang berisi perintah untuk taat kepada Allah (dengan Al-Quran sebagai sumber hukum), taat kepada Rasul-Nya (dengan As-Sunnah sebagai pedoman), dan taat kepada ulil amri, serta perintah untuk mengembalikan hal-hal yang diperselisihkan kepada Allah(Al-Quran) dan Rasul-Nya (As-Sunnah).c) Persyaratan Melakukan IjtihadSyarat-syarat yang diperlukan untuk dapat melakukan Ijtihad adalah sebagai berikut :i) Menguasai Al-Quran yang merupakan sumber pokok ajaran Islamii) Menguasai Sunnah atau Hadits Nabi sebagai sumber ajaran Islam keduaiii) Mengetahui ijma ulamaiv) Mengetahui dan menguasai bahasa Arab dan tata bahasanyav) Mengetahui nasakh dan mansukhvi) Mengetahui qiyasvii) Mengetahui maqasyid al-syariahviii) Mengetahui ushul fiqihix) Mengetahui ilmu pengetahuan dan teknologid) Lapangan Ijtihadi) Masalah yang ditunjukkan oleh nash yang zhanniy (tidak pasti), baik dari segi keberadaannya (wurud) maupun dari segi menunjukkan terhadap hukum (dalalah).ii) Masalah baru yang belum ditegaskan hukumnya oleh nash.iii) Masalah baru yang belum di-ijmakan.iv) Masalah yang diketahui illat hukumnya, seperti muamalah.e) Metode IjtihadAda berbagai metode yang dapat digunakan dalam berijtihad, yakni sebagai berikut :i) Ijmaii) Qiyasiii) Istihsaniv) Mashlahah mursalahv) Istishhabvi) Madzhab shahabivii) Syaru man qablanaviii) Saddu al-dzariah

Dari uraian yang sudah dijelaskan di atas, dapat kita simpulkan bahwa Islam adalah agama yang membawa keselamatan dan ketenangan bagi penganutnya yang berserah diri hanya kepada Allah SWT., karena Islam adalah agama yang telah diridhai oleh Allah SWT. Agama Islam memiliki sejumlah karakteristik yang tidak dapat ditandingi oleh agama-agama lain. Untuk mengamalkan Agama Islam secara kaffah dan mengatasi segala persoalan hidup, kita harus berpegang teguh pada sumber-sumber ajaran Islam yakni Al-Quran dan As-Sunnah. Jika persoalan yang ditemui belum ada jawabannya secara eksplisit di dalam Al-Quran dan As-Sunnah, kita dapat mengerahkan segala daya upaya dan akal pikiran untuk berijtihad selama tidak bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah.

Daftar PustakaAl-Quranul Karim.Dr. Kaelany HD., MA. 2010. Islam Agama Universal : Edisi Revisi. Jakarta : Midada Rahma Press.http://al-irsyad.or.id/index.php/2012-05-14-07-12-18/menu-rubrik-islami/21-frontpage/frontpage/646-9-bukti-bahwa-islam-adalah-agama-cinta-damai (diakses tanggal 27 Februari 2015)http://quran.com/2/119 (diakses tanggal 26 Februari 2015)http://quran.com/2/185 (diakses tanggal 25 Februari 2015)http://quran.com/2/191 (diakses tanggal 27 Februari 2015)http://quran.com/2/256 (diakses tanggal 27 Februari 2015)http://quran.com/3/19 (diakses tanggal 25 Februari 2015)http://quran.com/3/159 (diakses tanggal 27 Februari 2015)http://quran.com/4/59 (diakses tanggal 25 Februari 2015)http://quran.com/4/170 (diakses tanggal 26 Februari 2015)http://quran.com/5/1 (diakses tanggal 27 Februari 2015)http://quran.com/5/3 (diakses tanggal 26 Februari 2015)http://quran.com/5/32 (diakses tanggal 27 Februari 2015)http://quran.com/5/33 (diakses tanggal 27 Februari 2015)http://quran.com/16/125 (diakses tanggal 27 Februari 2015)http://quran.com/17/9 (diakses tanggal 26 Februari 2015)http://quran.com/21/107 (diakses tanggal 27 Februari 2015)http://quran.com/29/46 (diakses tanggal 27 Februari 2015)http://quran.com/35/24 (diakses tanggal 26 Februari 2015)http://quran.com/49/13 (diakses tanggal 27 Februari 2015)http://quran.com/106 (diakses tanggal 27 Februari 2015)http://rasoulallah.net/index.php/id/articles/article/18820 (diakses tanggal 25 Februari 2015)http://www.al-shia.org/html/id/service/maqalat/55.htm (diakses tanggal 25 Februari 2015)http://www.artikel.majlisasmanabawi.net/kamus-spiritual/arti-kata-islam-pengertian-islam/ (diakses tanggal 25 Februari 2015)Kurnianingsih, Enni. dkk. http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&sqi=2&ved=0CDYQFjAD&url=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2FPAI%2520Sunber%2520Ajaran%2520Islam%2520-%2520Diskusi%2520Mahasiswa.pdf&ei=vbXtVLazL8G8uASKwYKYAQ&usg=AFQjCNEw7MmBbFKmyBCDXM0_YpnrORf4AA&bvm=bv.86956481,d.c2E (diunduh tanggal 20 Februari 2015)

35