manajemen siswa jadi

Download manajemen siswa jadi

If you can't read please download the document

Upload: arie-hamid

Post on 30-Jun-2015

335 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Makalah

MANAJEMEN SISWAGuna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Dosen Pengampu: LiaYuliana, S.Pd.

Oleh: Kelompok 8 1. WAHYU SETYO RINI 3. DONNE RIZKY F 5. MOCH ARIEF H (07406244041) (07406244043) (07406244045) 2. NUR ALI AHMAD FAUZI (07406244042) 4. AG DANISH SINGGIH P (07406244044)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009

1

Kata Pengantar Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayahnya yang telah diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok kami yang berjudul Manajemen Siswa. Makalah ini digunakan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Manajemen Pendidikan yang wajib ditempuh oleh mahasiswa Pendidikan Sejarah pada semester empat ini. Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan dukungannya yang telah diberikan kepada kami selama penyusunan makalah ini. Ucapan terima kasih kami tujukan kepada : 1. Ibu Lia Yuliana, S. Pd. selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Manajemen Pendidikan. 2. Unit Perpustakaan Pusat UNY, Perpustakaan FISE, Perpustakaan Daerah Yogyakarta, dan Perpustakaan Daerah Sleman yang telah memberikan pinjaman buku kepada kami. 3. Teman-teman yang telah berperan dalam penulisan makalah ini. Serta berbagai pihak yang telah membantu kami dalam penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua Yogyakarta, Maret 2009

Daftar Isi Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pendahuluan I Bab II Pembahasan I. Pengertian Manajemen Dan Manajemen Siswa II. Ruang Lingkup Manajemen Siswa III. Penataan Siswa Di Dalam Kelas IV. Program Pengayaan dan Program Perbaikan Bab III Penutup Kesimpulan Daftar Pustaka 21 22 12 19 V. Lingkungan Belajar dan Interaksi Belajar-Mengajar di Kelas 7 11 4 Latar Belakang 3 3 II Rumusan Masalah 1 2

3

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Ada sepuluh kompetensi guru, yaitu: menguasai bahan, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, menggunakan media, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah, memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.1 Proses belajar mengajar yang dilaksanakan dapat mencapai sasaran sesuai dengan tujuan apabila kelas dapat diciptakan sehingga menguntungkan dan menunjang kelancaran proses belajar-mengajar. Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata management. Dan pengelolaan itu sendiri adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar suatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efesien. II. Rumusan Masalah a. Apakah yang di maksud dengan manajemen siswa? b. Bagaimanakah ruang lingkup manajemen siswa? c. Bagaimanakah penataan siswa di dalam kelas? d. Bagaimanakah program pengayaan dan program perbaikan? e. Bagaimanakah lingkungan belajar dan interaksi belajar-mengajar di kelas?

1 Sardiman AM, 2005, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, hlm. 163.

BAB II PEMBAHASAN I Pengertian Manajemen Dan Manajemen Siswa

Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata management. Dan pengelolaan itu sendiri adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar suatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efesien. Menurut Drs. Wirnano Hamiseno, pengelolaan adalah substantifa dari mengelola. Sedangkan lola berati suatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data, merencana mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian. Dijelaskan selanjutnya pengelolaan menghasilkan sesuatu dan sesuatu itu dapat merupakan sumber penyempurnaan dan peningkatan pengelolaan selanjutnya. Dalam pelaksanaan selalu adanya tahap-tahap: pengurusan, pencatatan, dan penyimpanan dokumen. Pengurusan akan mudah dan lancar apabila dalam perencanaan dan pengorganisasian cukup mantap.2 Manajemen siswa adalah suatu pencatatan siswa dari proses penerimaan hingga siswa tersebut tamat dari sekolah atau keluar karena pindah sekolah atau sebab lain.3 Pekerjaan mengenai siswa kadang-kadang termasuk ke dalam manajemen siswa, tetapi ada kalanya termasuk manajemen lain. Mengelompokkan siswa untuk membentuk kelompok belajar, termasuk administrasi kurikulum, tetapi mencatat hasil belajar siswa dapat dikategorikan sebagai kegiatan manajemen siswa. Tidak seorang pun ingkar dengan pengertian bahwa hanya di sekolah terdapat siswa. Siswa adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan. Di lembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah, yakni SD, SMP dan SLTA, obyek didik ini disebut siswa. Di lembaga pendidikan tingkat tinggi, yakni di Universitas, Akademi, Institut, obyek didik ini disebut Mahasiswa. Lingkup pembicaraan dalam buku ini adalah sekolah-sekolah, bukan perguruan tinggi. Oleh karena itu, apa yang akan dibicarakan adalah pengelolaan siswa. Semua anak yang sudah mendaftarkan diri kemudian diterima di suatu sekolah, secara otomatis menjadi tanggung jawab 2 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas Dan Siswa; Sebuah Pendekatan Evaluatif, Jakarta: Rajawali, hlm. 8. 3 Drs. Wijono, 1989, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti, hlm. 113. 5

sekolah. Mereka ini perlu diurus, diatur, diadministrasikan, sehingga dapat cukup mendapat perlakuan sebagaimana yang diharapkan oleh orang tua atau wali yang mengirimkan ke sekolah. Agar setiap anak mendapatkan perlakuan yang secara maksimal dan adil, maka perlu didaftar, dicatat, di kelompok-kelompokan, ditempatkan di kelas. Pada waktu tertentu, sekolah memberi kewajiban memberikan laporan kepada orang tua atau walinya tentang dari apa yang dilakukan atau diucapkan oleh anak tersebut di sekolah dari hari ke hari. Mendaftar, mencatat, menempatkan, melaporkan dan lain-lain. Pekerjaan dengan siswa inilah yang disebut pengelolaan siswa.4 Pengelolaan Kelas 1. Pengertian pengelolaan kelas Kelas merupakan wahana paling dominan bagi terselenggaranya proses pembelajaran bagi anak-anak sekolah. Kedudukan kelas yang begitu penting mengisyaratkan bahwa tenaga kependidikan yang profesional yang dikehendaki, terutama guru, harus profesional dalam mengelola kelas bagi terselenggaranya proses pendidikan dan pembelajaran yang efektif dan efisien.5 Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Pengelolaan kelas meliputi dua hal yaitu : a. Pengelolaan yang menyangkut siswa b. Pengelolaan fisik (ruangan, perabot, alat pelajaran). Membuka jendela agar udara segar dapat masuk ruangan atau agar ruangan menjadi terang, menyalakan lampu listrik, mengatur meja, merupakan kegiatan pengelolaan fisik.6 2. Tujuan Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas itu dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Sebagai indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila : a. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya. 4 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm 11-12. 5 Sudarwan Danim, 2002, Inovasi Pendidikan; Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: CV Pustaka Setia., hlm. 161. 6 Ibid, hlm. 11-12.

b. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap

anak bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat melaksanakan tugasnya, tetapi mengerjakannya kurang bergairah dan mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib.7 3. Cara menghindari kesulitan pengelolaan kelas Kelompok siswa yang mendapat pengayaan yaitu: a. Kelompok siswa dengan kesulitan ringan. Pada kelompok ini siswa mendapat tugas untuk mengulangi pelajaran tanpa bantuan siapapun. b. Kelompok siswa dengan sedikit kesulitan dapat ditangani oleh guru tutor sebaya. c. Kelompok siswa dengan kesulitan terberat ditangani oleh guru sendiri. Dalam hal ini guru harus menyadari bahwa pengelolaan kelas tidak semudah pengelolaan pengajaran dengan sistem klasikal. Sumber kesulitan yang timbul disebabkan karena pada waktu guru sedang memberi bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar, siswa-siswa yang lain menjadi gaduh dan ramai. 4. Petugas Pengelola Kelas Tugas yang terlibat dalam pengelolaan kelas agar segalanya berjalan dengan lancar adalah : a. Guru kelas atau guru bidang studi langsung bertanggung jawab dalam mengadakan diagnose dan menentukan tindakan apa yang harus diambil. b. Tutor sebaya yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan pembimbingan terhadap kawan sekelas. Contoh pengelolaan kelas: 1. Ketua sebagai pengordinir kelas, yang dibantu oleh Wakil ketua 2. Sekertaris sebagai penulis di kelas 3. Bendahara sebagai pengelola keuangan kelas 4. Seksi-seksi: a. Seksi keamaan b. Seksi kedisiplinan c. Seksi kebersihaan 7 Ibid, hlm.68-69. 7

d. Seksi keimanaan e. Seksi kerindangan f. Dll. 5. Piket kelas 5. Yang harus dilakukan oleh guru jika menggunakan tutor sebaya Hal-hal yang harus dilakukan oleh para guru jika menggunakan tutor sebaya adalah: a. Mengadakan latihan bagi para tutor. Dalam pelaksanaan tutoring atau pembimbing ini siswa tutor bertindak sebagai guru, sehingga latihan yang diadakan oleh guru merupakan semacam pendidikan guru atau siswa itu.b. Menyiapkan petunjuk tertulis. Baik dalam papan tulis maupun di kertas. Petunjuk

tertulis ini harus jelas serta rinci sehingga setiap sisa dapat memahami dengan satu tafsiran untuk melaksanakannya. Selain petunjuk mengenai cara pelaksananya, dalam bentuk petunjuk tertulis dicantumkan pula bentuk serta cara melaporkan hasil kerja murid.c. Menetapkan penanggung jawab untuk tiap-tiap latihan kelompok agar apabila terjadi

ketidakberesan, guru dengan mudah menegurnya.d. Kapan pun terjadinya proses belajar-mengajar di kelas serta bagaimana bentuk proses

itu, guru selalu memegang tanggung jawab dan memainkan peranan penting. Peranan guru dapat diumpamakan sebagai pengatur lalu lintas di tengah jalan yang ramai.8 II Ruang Lingkup Manajemen Siswa Sekolah adalah suatu tempat yang semua orang mestinya menggunakannya. Bagi seorang anak, sekolah adalah dunia, lingkungan kedua, yang memberi arah perkembangan dan kematangan. Sekolah merupakan tempat untuk menentukan masa depan anak, karena di sekolah inilah anak mencari ilmu untuk bekal hidup. Oleh karena itu sekolah ini harus diatur, disusun, dikelola sedemikian rupa sehingga memenuhi harapan. Pengelolaan sekolah untuk memperoleh suasana khusus yang diharapkan meliputi beberapa kegiatan yang dihubungkan dengan administrasi. Seorang ahli dari AS bernama L. Gulick mengemukakan adanya tujuh unsur administrasi seperti disebutkan buku Administrasi Pendidikan yaitu: 9 8 Ibid, hlm.68-73. 9 Ibid, hlm. 13.

1 2 3 4 5 6 7

Perencanaan (Planning) Pengorganisasian (Organizing) Kepegawaian (staffing) Pengarahan (Directing) Pengkoordinasian (Coordinating) Pengawasan (Controling) Pelaporan (Repoting)

Selanjutnya dikemukakan pula apa yang menjadi sasaran atau bidang garapan Administrasi Pendidikan, yaitu: 1 2 3 4 5 6 Administrasi kurikulum Administrasi Murid Administrasi Personal Administrasi materiil Administrasi keuangan Administrasi perumah sekolah

Di dalam administrasi siswa, yang selanjutnya disebut dengan pengelolaan siswa, siswa dibicarakan sebagai anggota masyarakat sekolah. Sebagai anggota masyarakat, mereka mempunyai hak dan kewajiban. Hak siswa: 1 2 3 4 1 2 3 4 Menerima pelajaran Mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah Menggunakan semua fasilitas yang ada Memperoleh bimbingan dan sebagainya Hadir pada waktunya Mengikuti pelajaran dengan tertib Mengikuti ulangan, atau kegiatan-kegiatan lain yang ditentukan oleh sekolah Menaat-aati tata-tertib dan peraturan yang berlakunya, dan sebagainya. Jadi yang peting, di dalam pengelolaan siswa ini dibahas tentang hak dan kewajiban siswa. Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan alat berbentuk buku, formulir, daftar dan sebagainya yang harus dikerjakan secara teratur.10 Kelompok manajemen siswa dapat diidentifikasikan melalui proses masuknya 10 Ibid, hlm 12-14. 9

Kewajiban siswa:

siswa di sekolah sampai keluar atau tamat. Manajemen siswa dapat digolongkan dalam lima kegiatan, yaitu: A. Penerimaan Siswa Baru Penerimaan siswa baru merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas sekolah, sukses atau tidaknya usaha pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Penerimaan siswa baru biasanya dilakukan menjelang tahun ajaran baru dan melalui proses hitungan yang tepat, sehingga perlu ditentukan dahulu daya tampung sekolah yang bersangkutan. Pemerintah dalam usahanya untuk pemerataan, menetapkan tanggal penerimaan siswa baru, baik sekolah negeri, sekolah swasta disamakan, sekolah swasta diakui, dan sekolah swasta terdaftar.11 Untuk keperluan kelancaran kegiatan, penerimaan siswa baru diserahkan kepada panitia penerimaan siswa baru. Tugas-tugas panitia penerima siswa baru:12 1. Menentukan banyaknya murid yang diterima Penentuan banyaknya siswa yang diterima tergantung dari daya tampung untuk tahun tersebut. Rumus daya tampung adalah: DT = (BxM-TM)13 DT B M TK = Daya Tampung = banyaknya bangku yang ada = muatan bangku = banyaknya siswa yang tinggal di kelas

2. Menentukan syarat-syarat penerimaan, baik yang bersifat umum maupun khusus. Untuk syarat umur, sebagai berikut: a. Umur sesuai dengan tingkat sekolahTK

tingkat A

umur 3 4 tahun umur 4 5 tahun umur 5 6 tahun prioritas umur 7 tahun

TK tingkat B TK tingkat CSekolah

Dasar

11 Hartati Sukirman, dkk, 2007, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: UNY Press, hlm. 18. 12 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, 2008, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, hlm 58-60. 13 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, 2008, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, hlm 58.

Jika masih ada tempat, urutan penerimaan sebagai berikut: 8 tahun, 9 tahun, 10 tahun, 11 tahun, 12 tahun, 16 tahun.SLTP SMU/SMK

umur 11 17 tahun umur 14 17 tahun

b. Salinan Surat Tanda Tamat Belajar (untuk SMP dan SMA) c. Salinan Rapor kelas tertinggi d. Mengisi formulir yang disediakan e. Surat Kelakuan Baik dari Pamong Praja f. Surat Kesehatan (kadang-kadang merupakan syarat khusus) g. Membayar uang pendaftaran Sedangkan yang dimaksud dengan syarat-syarat khusus adalah syarat yang hanya berlaku untuk sesuatu sekolah, misalnya:Untuk Untuk Untuk

AKABRI harus laki-laki Sekolah Seni Rupa harus tidak buta warna. Sekolah Pendidikan Guru harus tidak cacat tubuh sekolah ada yang hanya menerima anak putri saja, dan sebaliknya

Beberapa

beberapa sekolah juga hanya menerima siswa putra saja. 3. Melaksanakan Penyaringan Untuk sekolah-sekolah yang merupakan kelanjutan dari sekolah lain, kegiatan penyaringan bukanlah yang penting karena: a. Peminat untuk sesuatu sekolah melebihi tempat yang disediakan b. Kadang-kadang perlu dilakukan penelusuran bakat atau kemampuan tertentu c. Nilai pelajaran atau ujian akhir di sekolah yang lebih rendah belum menjamin bahwa lulusannya mampu mengikuti pelajaran di suatu sekolah lanjutan. Penyaringan siswa baru didasarkan pada: a. Atas pertimbangan target b. Atas pertimbangan nilai atau tingkat kemampuan yang telah diterapkan 4. Mengadakan Pengumuman Penerimaan Panitia penerimaan siswa baru mengadakan pengumuman bagi calon siswa yang memenuhi syarat bahwa dirinya mempunyai hak untuk mengikuti pelajaran di sekolahnya. Pengumuman dapat dilakukan dengan menempel daftar nama dan nomor 11

pendaftaran di papan pengumuman atau mengirimkan surat pemberitahuan langsung ke alamat. 5. Mendaftar Kembali Calon yang Sudah di Terima Untuk memperoleh kepastian apakah seseorang betul-betul akan mengikuti pelajaran di sekolahnya, maka panitia penerimaan meminta kepada calon yang di terima untuk mendaftarkan kembali. Hal ini diperlukan terutama bila ada kemungkinan bagi calon untuk mendaftarkan ke lebih dari satu sekolah. Jika sampai pada batas waktu yang ditentukan calon belum mendaftarkan kembali, panitia dapat memanggil calon lain agar pemanfaatan fasilitas di sekolah dapat terpakai secara maksimal. 6. Melaporkan Hasil Pekerjaannya Kepada Pimpinan Sekolah Panitia penerimaan siswa baru sifatnya sementara dan bekerja atas dasar perintah/petunjuk, maka setelah selesai bekerja mempunyai kewajiban melapor. Setelah ada laporan maka tugas panitia sudah selesai dan tanggung jawab pengelolaan siswa baru tersebut sepenuhnya pada kepala sekolah. B. Ketatausahaan Siswa Tindak lanjut dari penerimaan siswa baru, yaitu memproses siswa dalam catatancatatan sekolah. Catatan sekolah dibedakan atas dua jenis, yaitu:14 1. Catatan-catatan siswa untuk seluruh sekolah, mencakup: a. Buku Induk, yaitu buku yang digunakan untuk mencatat data semua anak yang pernah dan sedang mengikuti pelajaran di suatu sekolah. Komponenkomponen dalam buku induk meliputi keterangan tentang pribadi, tempat tinggal, kesehatan, latar belakang pendidikan, orang tua kandung, wali, kegemaran, kehadiran, perkembangan di sekolah, mutasi, akhir pendidikan, dan nilai rapor dan STTB b. Buku Klapper, yaitu buku pelengkap buku induk yang dituliskan induk. 14 Hartati Sukirman, dkk, Op Cit., hlm.18-19. menurut abjad dan berfungsi untuk membantu petugas dalam menemukan data dari buku

c. Catatan tata tertib sekolah, mengatur sikap dan perilaku siswa di suatu sekolah.15 Fungsi tata tertib bersifat ganda, (1) untuk anak-anak itu sendiri agar secara individual sikapnya baik, (2) mengatur agar pergaulan di sekolah teratur, tidak ada yang berkelakuan dan bersifat semaunya sendiri sehingga tidak ada kekacauan di sekolah. Isi Tata Tertib yaitu:16Berupa

aturan-aturan lahiriah: kebersihan badan, pakaian, dan alat-alat aturan-aturan tingkah laku: sikap terhadap kepala sekolah, guru, aturan-aturan ketertiban: kehadiran, mengikuti upacara.

pelajaranBerupa

karyawan tata usaha, dan terhadap lawan.Berupa

2. Catatan untuk masing-masing kelas a. Buku kelas b. Buku presensi kelas c. Buku/catatan prestasi belajar dan bimbingan dan penyuluhan. C. Pencatatan Bimbingan dan Penyuluhan 1. Buku daftar nilai, yaitu buku tempat mencatat nilai hasil belajar secara langsung dari kertas pekerjaan, ditangani oleh guru yang mengasuh mata pelajaran yang bersangkutan, den memuat nilai semua siswa yang diajar guru tersebut. 2. Buku legger, berisi kumpulan semua nilai untuk semua bidang studi yang diajarkan di sekolah untuk satu periode. Buku legger terdiri dari dua, yaitu legger kelas dan legger sekolah. 3. Buku rapor, merupakan buku yang memuat laporan hasil belajar siswa selama mengikuti pelajaran di suatu sekolah. Berfungsi sebagai laporan hasil kerja sekolah kepada orang tua/wali siswa, selain itu juga dapat memberikan gambaran bagi siswa mengenai kemampuannya. D. Mutasi Siswa Maksudnya adalah perpindahan siswa baik di dalam sekolah (mutasi intern) 15 Ibid, hlm. 18-19. 16 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Op Cit., hlm. 63. 13

sendiri maupun di luar sekolah (mutasi ekstern). Mutasi intern terjadi apabila siswa mengalami perpindahan dari kelas yang satu ke kelas yang lain. Mutasi ekstern terjadi karena siswa keluar dari sekolah disebabkan karena tamat belajar atau sebab lain.17 Dua macam mutasi sekolah:18 a. Perpindahan di dalam sekolah atau mutasi intern Terjadi apabila seorang anak mengalami perpindahan dari kelas yang satu ke kelas yang lain disebabkan karena naik tingkatan atau karena sebab lain. Maka setiap tahun di suatu sekolah tentu terjadi mutasi siswa. b. Perpindahan keluar sekolah atau mutasi ekstern Yaitu mutasi yang terjadi karena seseorang siswa keluar dari sekolah disebabkan karena telah menamatkan pelajarannya atau karena hal lain. Mutasi ekstern tidak hanya terjadi pada akhir tahun ajaran tetapi dapat juga terjadi di tengah-tengah tahun ajaran berlangsung. Sebab-sebab mutasi antara lain:Tamat Pindah

sekolah ke sekolah lain menurut pilihan orang tua/ atau siswa ke sekolah lain di lain tempat karena mengikuti orang tua sekolah karena tidak mampu (kepandaian atau ekonomi)

yang satu tempatPindah

atau karena sebab lainBerhenti Karena

meninggal dunia

Mutasi ekstern dapat terjadi bukan hanya keluar dari sekolah tetapi karena juga memasuki sekolah tersebut. Namun untuk menyingkat pencatatan, yang dituliskan dalam buku mutasi hanyalah anak yang mengalami mutasi keluar atau masuk bukan pada tahun ajaran baru. Contoh bagan struktur organisasi sekolah:

17 Ibid, hlm. 19. 18 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Op Cit., hlm.192-130.

III Penataan Siswa Di Dalam Kelas A. Organisasi Murid19 Organisasi murid apabila dikelola dengan baik akan memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Melatih siswa dalam berorganisasi. Kegiatan ini sangat baik bagi siswa karena dapat menanamkan sikap demokratis, rasa tanggung jawab, memupuk kerja sama, dan sikap toleransi di antara para siswa. 2. Menciptakan ketertiban kelas. Organisasi siswa ini dikelola di bawah bimbingan guru dengan anggota yang meliputi ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan beberapa seksi lain. B. Penugasan Kelas Guru dapat memberikan berbagai tugas secara bervariasi untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas belajar siswa. Tugas yang diberikan kepada siswa biasanya merupakan aplikasi konsep-konsep atau teori-teori yang diberikan oleh guru, yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan, diskusi, responsi maupun mengerjakan soal. Hal tersebut dimaksudkan untuk menambah pemahaman siswa tentang materi-materi yang telah diberikan, selain itu juga untuk memanfaatkan waktu siswa di luar sekolah. Contoh kongkrit penugasaan kelas yaitu: Pemberian Pekerjaan rumah (PR) Pembuataan makalah buat diskusi kelas per kelompok atau tiap individu Pembuataan kliping kelas per kelompok atau tiap individu Observasi lingkungan Menyalin/meringkas bahan pelajaran Dll

Pemberian tugas ini juga menuntut aktivitas dan kreativitas guru untuk memeriksa hasil pekerjaan siswa. Hasil tugas yang diberikan pada siswa harus diteliti, kemudian diberi catatan atau saran apabila pekerjaan siswa belum sempurna dan hasilnya dikembalikan lagi kepada siswa agar siswa dapat mengetahui di mana kekurangannya. 19 Sudirman N, dkk, 1992, Ilmu Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hlm. 312. 15

Pemberian tugas yang kurang jelas dan kurang tegas akan membingungkan siswa. Siswa harus dapat memahami dengan jelas apa yang harus dilakukannya dalam menyelesaikan tugas tersebut. Oleh karena itu, di dalam memberikan tugas guru harus memperhatikan hal-hal berikut: 1. Guru harus merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapai dari pemberian tugas tersebut. 2. Guru menetapkan target maksimal yang akan dicapai dengan pemberian tugas. 3. Guru harus memberi petunjuk tentang bagaimana cara atau proses untuk menyelesaikan tugas tersebut. 4. Guru menjelaskan kedudukan tugas yang diberikan, apakah sebagai pengganti ulangan, pengganti pertemuan pengajaran yang terlambat oleh suatu kegiatan dan sebagainya. 5. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila tugas itu masih belum dipahami. 6. Apabila tugas telah diberikan, guru perlu mengadakan kontrol sebelum sampai kepada waktu pengumpulan tugas. 7. Guru harus konsekuen terhadap peraturan yang telah ditentukan.20 C. Pembimbingan Siswa Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa tidak terhindar dari kesulitankesulitan yang dihadapinya. Dalam suatu kelas pastilah terdapat berbagai macam siswa dengan latar belakang yang sangat berbeda. Perbedaan tersebut menuntut guru untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam memberikan bimbingan terhadap siswa. Guru harus mampu mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi siswa, serta dapat menemukan alternatif penanggulangannya. Bimbingan yang diberikan tidak hanya kepada siswa yang mengalami permasalahan, tetapi juga bagi siswa yang tidak mengalami kesulitan. D. Kenaikan Kelas Kenaikan kelas merupakan suatu hal yang mendapatkan banyak perhatian, baik dari pihak guru, sekolah, siswa, maupun orang tua. Pada sekolah tradisional, kenaikan kelas dijadikan tradisi sehingga kenaikan kelas menjadi suatu tujuan dari kerangka 20 Ibid, hlm. 313-315.

pengajaran. Padahal hal ini merupakan alat kontrol bagi keberhasilan pengajaran selama satu tahun. Dalam kenaikan kelas, guru dituntut memiliki keberanian dalam membuat putusan edukatif.21 Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 22 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Isi, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tanggal 2 Juni 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas No 22 dan 23 di atas dan ciri khas sekolah kita, dengan ini kami sampaikan syarat-syarat kenaikan kelas. Contoh dan penjelasaan kenaikaan kelas pada SMA Gonzaga: 1. KENAIKAN KELAS Siswa dinyatakan tidak naik ke kelas XI apabila: a. Jumlah mata pelajaran pada semester II yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal tidak lebih dari tiga ( 3 ) mata pelajaran dan bukan merupakan mata pelajaran ciri program yang dipilih. b. Jumlah mata pelajaran pada semester I dan II yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal tidak lebih dari enam( 6) mata pelajaran. 2. PENJURUSAN Penjurusan dilaksanakan pada akhir semester II, dengan memperhatikan ketentuanketentuan sebagai berikut:

Sampai sekarang SMA Gonzaga hanya membuka 2 jurusan yakni program IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan a. Syarat kenaikan kelas telah terpenuhi. b. Penentuan penjurusan dilihat dari pencapaian nilai kognitif sbb: 1. Waktu Penjurusan a. Penentuan penjurusan Program studi IPA dan IPS dilakukan pada akhir Sosial).

21 Ibid, hlm. 316. 17

semester II kelas X. b. Pelaksanaan penjurusan program studi di semester I Kelas XI. 2. a. Kriteria Penjurusan Program Studi meliputi:

Nilai Akademik,

Siswa yang naik ke kelas XI boleh memiliki nilai yang tidak tuntas paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada mata pelajaran-mata pelajaran yang bukan menjadi ciri khas program studi tersebut (lihat Struktur Kurikulum beserta SKBM-nya Standar Ketuntatasan Belajar Minimal). b. Siswa yang naik ke kelas XI dan mendapat nilai tidak tuntas 3 (tiga) mata pelajaran,

maka nilai-nilai tersebut dijadikan dasar untuk menentukan program studi yang dapat diikuti oleh siswa, contoh: Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Matematika dan Sejarah (2 mata pelajaran ciri khas program studi IPA dan 1 mata pelajaran ciri khas program studi IPS), maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program studi IPS. Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika (2 mata pelajaran ciri khas bahasa dan 1 mata pelajaran ciri khas program studi IPA), maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program studi IPS. Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Ekonomi, Sosiologi dan Bahasa Inggris (2 mata pelajaran ciri khas program studi IPS dan 1 mata pelajaran ciri khas bahasa), maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program studi IPA. Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Ekonomi dan Bahasa dan Sastra Indonesia (mencakup semua mata pelajaran yang menjadi ciri khas ketiga program studi di tingkat SMA), maka siswa tersebut:

Perlu

diperhatikan

prestasi

Pengetahuan

dan

Pemahaman Konsep, Sikap dan Praktik mata pelajaran yang menjadi ciri khas program studi IPA seperti matematika, Fisika, Kimia dan Biologi dibandingkan dengan mata pelajaran yang menjadi ciri khas program studi IPS (Sejarah, Ekonomi, Geografi dan Sosiologi). Perbandingan nilai prestasi siswa tersebut dapat dilakukan melalui program remedial dan diakhiri dengan ujian. Apabila ada nilai-nilai dari setiap mata pelajaran yang menjadi ciri khas program studi tertentu lebih unggul daripada program studi lainnya, maka siswa tersebut dapat dijuruskan ke program studi yang nilai mata pelajarannya lebih unggul tersebut. Apabila antara minat siswa dan prestasi ketiga aspek di atas tidak cocok/sesuai, tim penjurusan dengan pertimbangan masukan Guru Bimbingan dan Konseling dapat memutuskan program studi apa yang dapat dipilih. Masukan Guru Bimbingan dan Konseling akan didukung dengan Tes Minat dan Bakat. 3. Siswa yang nilainya memungkinkan untuk suatu program studi, namun mengalami keraguan, diberi kesempatan untuk pindah jurusan apabila tidak cocok pada program studi semula atau tidak sesuai dengan kemampuan dan kemajuan belajarnya. 4. Batas waktu untuk pindah program studi ditentukan paling lama 2 (dua) minggu. 5. Khusus bagi para siswa yang hendak memilih program studi IPA, pada tiap semester hanya boleh ada 2 (dua) mata pelajaran program studi IPA (Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi) yang ditempuh melalui re-evaluasi atau remedial). Ketentuan Kenaikan Kelas: 1. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. 2. Siswa kelas XI dinyatakan tidak naik ke kelas XII, apabila:

19

a.

yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran yang bukan menjadi ciri khas program studinya pada semester II.

b.

Secara kumulatif (Semester I + Semester II) jika lebih dari 6 (enam) mata pelajaran tidak mencapai standar ketuntasan belajar minimal, siswa tidak naik kelas.

Bagi siswa kelas XI, pada semester II: a. Program Studi Ilmu Alam, tidak boleh memiliki nilai yang tidak tuntas pada mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. b. Program Studi Ilmu Sosial, tidak boleh memiliki nilai yang tidak tuntas pada mata pelajaran Sejarah, Geografi, Ekonomi dan Sosiologi.22

IV Program Pengayaan dan Program Perbaikan Kegiatan pengayaan kelas: 1 2 Setiap siswa mendapat perhatian Kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan

Usaha ini dilakukan untuk memperbaiki cara yang sudah diambil terdahulu dengan tujuan agar anak menjadi lebih menguasai bahan. Mungkin cara yang diambil kurang cocok untuk mereka. Jadi dengan singkat dapat dikatakan bahwa:

Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa-siswa kelompok cepat sehingga siswa-siswa tersebut menjadi lebih kaya pengetahuan dan keterampilannya atau lebih mendalami bahan pelajaran yang mereka pelajari. Kegiatan perbaikan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa-siswa yang belum menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh guru, dengan maksud mempertinggi tingkat penguasaan terhadap bahan pelajaran tersebut. 3 Tujuan pengayaan dan perbaikan

Dengan adanya kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan memungkinkan setiap siswa di kelas itu mendapat perhatian yang cukup dari guru sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian maka perkembangan yang terjadi dapat mencapai tingkat optimal22 http://kolesegonzaga.net/akademik/Kurikulum/curriculum.htm

Diakses pada tanggal 31

Maret 2009 pukul 18.02 WIB

4

Program pengayaan dan program perbaikan dalam prinsip belajar tuntas

Setiap guru, apalagi guru yang sudah lama mengajar, menyadari bahwa siswasiswa yang mereka hadapi terdiri dari anak-anak yang beraneka ragam baik kecerdasan, kecepatan belajar, perhatian dan sebagainya. Keragaman ini akan mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut, sehingga pada akhir ulangan guru akan menyaksikan angka 10, 9,8,7 dan sebagainya dari siswa-siswanya. Menurut James Block, setiap siswa dapat menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh guru, akan tetapi waktu yang dibutuhkan tidak sama. Dengan demikian maka apabila kepada anak-anak itu diberi waktu yang cukup dan cara penyajian yang sesuai, maka mereka dapat menguasai materi yang diberikan kepada Guru.23 Pembahasan lebih luas tentang program pengayaan Di dalam bab ini dibahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan program pengayaan, dengan pengertian pengayaan yang diberikan sesudah pelaksanaan satu pokok bahasan 1. Bilamana dan untuk siapa kegiatan pengayaan diperlukan Dalam bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa prinsip belajar tuntas dilaksanakan agar setiap siswa dapat mencapai tingkat penguasaan maksimal dalam mempelajari bahan pelajaran. Akan tetap disebabkan karena kemampuan dan tempo belajar yang tidak sama, maka waktu yang digunakan oleh siswa untuk mencapai tingkat penguasaan tertentu menjadi berbeda pula. 2. Bentuk-bentuk kegiatan pengayaan Secara garis besar kegiatan pengayaan dapat dibedakan menjadi dua macam: a. Kegiatan pengayaan yang berhubungan dengan topik modul pokok. Kegiatan pengayaan yang dimaksud di sini adalah pemberian kegiatan berupa apa saja (membaca buku, mengarang kliping, diskusi, dan sebagainya) tetapi masih sama dengan topik modul pokok. Misalnya, topik yang baru saja dipelajari adalah tabung berhubung makna kegiatan pengayaannya berjudul Air mancur Dengan topik ini kegiatan tentang membuat air mancur:

Membaca buku keterampilan tentang cara membuat air mancur

23 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 32-37. 21

Membuat karangan tentang air mancur yang dapat memancarkan air dengan baik dan yang tidak dapat. Tiga atau empat orang anak mendiskusikan masalah bagaimana membuat air mancur dengan menggambarkan letak air mancur dan saluran serta ukuran tingginya, kemudian melakukan eksperimen.

b. Kegiatan pengayaan yang tidak berhubungan dengan topik modul pokok.

Memberikan kegiatan yang tidak berhubungan dengan topik modul tetapi masih ruang lingkup bidang studi yang sama. Contoh topik yang baru saja dibicarakan ialah menjumlahkan dua pecahan desimal maka pengayaan yang dapat diberikan adalah mengerjakan soal-soal di luar pecahan desimal tetapi masih dari bidang studi matematika. Memberikan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan topik modul dan juga tidak dalam bidang studi yang sama. Contoh. Anak yang sudah selesai mengerjakan hitungan diurus menggambar sesuka hatinya, atau mengarang dengan topik yang ditentukan.

3. Menentukan bentuk yang cocok Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui: 1. Belajar Kelompok Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan.

2. Belajar mandiri. Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati. 3. Pembelajaran berbasis tema. Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu. 4. Pemadatan kurikulum.

Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing. Perlu dijelaskan bahwa panduan penyelenggaraan pembelajaran pengayaan ini terutama terkait dengan kegiatan tatap muka untuk jam-jam pelajaran sekolah biasa. Namun demikian kegiatan pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Sekolah dapat juga memfasilitasi peserta didik dengan kelebihan kecerdasan dalam bentuk kegiatan pengembangan diri dengan spesifikasi pengayaan kompetensi tertentu, misalnya untuk bidang sains. Pembelajaran seperti ini diselenggarakan untuk membantu peserta didik mempersiapkan diri mengikuti kompetisi tingkat nasional maupun internasional seperti olimpiade internasional fisika, kimia dan biologi. Sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran, kegiatan pengayaan tidak lepas kaitannya dengan penilaian. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal. 24 Beberapa hal yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kegiatan pengayaan adalah a. Faktor waktu Perlu diingat bahwa kegiatan pengayaan hanya diberikan kepada siswa yang sudah lebih dahulu menguasai bahan pelajaran dibandingkan dengan kawan-kawannya. b. Faktor anak

Faktor minat

Semua orang menyadari bahwa minat orang tidaklah sama. Oleh karena itu dalam memberikan kegiatan pengayaan hendaknya guru mempertimbangkan faktor minat anak. Pernah ada suatu kejadian di suatu kelas, di mana seorang siswa cepat tidak segera mengumpulkan pekerjaan yang sudah selesai ia kerjakan. Alasannya adalah guru akan memberikan kegiatan pengayaan kepadanya yang dari hari ke hari selalu sama yaitu24 Rohiat.

2008. Manajemen Sekolah; Teori Dasar Dan Praktik. Bandung: PT Grafindo Persada.hlm. 52 23

mengarang. Faktor psikologis

Di samping faktor anak ditinjau dari segi minat, masih ada faktor lain yang secara umum berlaku bagi setiap anak, yaitu faktor psikologis. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diingat dalam menentukan kegiatan pengayaan a. Kegiatan yang menuntut siswa untuk keluar dari kelas, lebih disukai daripada kegiatan yang hanya dilalukan di kelas. b. Kegiatan yang banyak meminta siswa untuk bergerak, lebih disukai daripada kegiatan yang hanya membaca c. Kegiatan yang bersifat menemukan hal baru lebih disukai daripada yang deskriptif saja d. Kegiatan yang memakan waktu sedikit lebih disukai daripada kegiatan yang memakan waktu lama. Faktor edukatif

Kegiatan pengayaan berfungsi untuk menambah pengetahuan dan keterampilan siswa yang sudah lebih dahulu menguasai bahan pelajaran. Singkat kata dikatakan bahwa kegiatan pengayaan harus mempunyai nilai material (menambah pengetahuan), formal (membentuk pribadi), serta nilai praktis (dapat dimanfaatkan dalam kehidupan seharihari)

Faktor kondisi lingkungan

Tentu saja guru tidak dapat memberikan pengayaan yang tidak tersedia di sekolah. Dalam menciptakan kegiatan pengayaan di sekolah 4. Kesulitan melaksanakan kegiatan pengayaan dan cara mengatasi Singkat kata kesulitan itu bersumber pada 2 hal yaitu keragaman anak dan waktu a. Waktu Berpangkal kepada keragaman siswa maka ada siswa yang mempunyai waktu 15 menit, 20 menit, 40 menit dan sebagainya. Sehingga pikiran dari guru bahwa mereka harus menciptakan kegiatan yang sangat tepat dengan waktu-waktu tersebut. Kesulitan yang berhubungan dengan masalah waktu ini dapat diatasi antara lain 1. Mengadakan pengelompokan terhadap sisa waktu, misalnya 15 menit sampai 20 menit. Siswa yang mempunyai siswa waktu 14 menit atau

25 menit dianggap mempunyai sisa satu kesatuan waktu. Bagi siswa yang hanya mempunyai sisa waktu 10 menit atau kurang, tidaklah perlu diberi kegiatan lain. Mereka dapat disuruh mengulangi belajar lagi atau membantu kawannya yang mempunyai kesulitan. 2. Menciptakan kegiatan pengayaan yang dapat dipenggal-penggal menjadi beberapa tahap kegiatan, sehingga apabila waktu yang disediakan habis, siswa sudah menyelesaikan satu atau beberapa tahap kegiatan yang berarti 3. Menciptakan kegiatan pengayaan yang dapat diselesaikan dalam unitunit waktu pendek dapat diberi sebuah kegiatan saja, sedangkan bagi siswa yang mempunyai sisa waktu panjang dapat diberi 2 atau 3 buah kegiatan. b. keragaman anak Guru-guru dapat mengalami kesulitan untuk memulihkan dan menentukan macam kegiatan berbeda-beda dan cocok untuk masing-masing anak. Hal ini dapat diatasi dengan: Mengelompokkan siswa yang mempunyai minta yang sama Menyuruh siswa untuk memilih salah satu kegiatan yang disiapkan oleh guru Menyuruh siswa untuk mengerjakan jenis kegiatan yang sudah pernah dikerjakan oleh anak lain dengan tujuan kompetensi hasilnya. 5. Menilai kegiatan pengayaan Tentang penilaian ada beberapa pendapat. Pertama adalah bahwa kegiatan pengayaan tidak perlu diberi nilai karena penambahan pengetahuan dan keterampilan melalui kegiatan pengayaan sudah merupakan suatu keuntungan bagi siswa. Kedua mengatakan bahwa apa pun alasannya, nilai harus diberikan untuk kegiatan pengayaan karena para siswa akan tidak berminat melakukan kegiatan jika tidak dinilai.25 V Lingkungan Belajar dan Interaksi Belajar-Mengajar di Kelas Di dalam kegiatan belajar-mengajar, kelas merupakan tempat yang mempunyai sifat atau ciri khusus, yang berbeda dengan tempat lain. Belajar adalah kegiatan khusus yang memerlukan energi dari kerja otak. Di samping itu juga memerlukan adanya 25 Suharsimi Arikunto, Op. Cit.,, hlm. 46-56. 25

konsentrasi yang tinggi dari perhatian kita. Sehubungan dengan itu maka para ahli pendidikan selalu mencari akal bagaimana menciptakan suasana khusus sebuah kelas agar dapat menunjang kegiatan belajar mengajar yang cocok dan enak. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat atau menilai suasana kelas itu. Kemudian dari bahan-bahan penilaian telah diolah dan dijadikan bahan masukan untuk penyempurnaan. Ada 3 macam instrumen yang digunakan yakni : 1. Physical Environment Information (PEI), diisi sehari sekali untuk mengetahui pola tempat duduk dan alat fisik di dalam kelas. PEI yang diperhatikan oleh pengamat dengan menggunakan format ini adalah ukuran ruang, bentuk ruang, cahaya, ventilasi, suara (kegaduhan) dan hal-hal yang berpengaruh terhadap proses belajar-mengajar. Kategori yang digunakan adalah: terang/gelap; gaduh/tenang; sejuk/panas dan sebagainya. Contoh kongkritnya adalah, sebuah ruangan yang kondusif semisal, kelas memiliki fasilitas yang menukung seperti adanya kipas angin/AC, cukup fentilasi dan lampu penerangan dll. 2. Classroom Check List ( CCL), diisi 4 kali dalam 1 jam (sehari 5 jam) untuk mendapatkan informasi tentang type/jenis aktivitas dalam pengelompokan siswa dan peranan staf pengajar. Daftar isian ini digunakan untuk melihat apakah kegiatan kelompok antara lain untuk melihat apakah kegiatan kelompok diserahkan kepada siswa, atau diarahkan oleh guru. 3. Five-Minutes Interaction (FMI), diisi empat kali dalam satu jam, sebagai pelengkap, CCL untuk mendapatkan gambaran tentang tipe-tipe interaksi belajar-mengajar di dalam sebuah kelas. Dalam hal ini ada 4 hal yang dilihat, dan pengamatannya ditekankan pada maslah pembicaraan (informasi). Hal yang dilihat ditinjau dari : 1. Siapa yang berbicara 2. Kepada siapa pembicaraan ditujukan. 3. Apa isi pembicaraan.4. Bagaimana pembicaraan disampaikan.26

26 Ibid, hlm. 78-79.

BAB III PENUTUP Kesimpulan Manajemen siswa adalah suatu pencatatan siswa dari proses penerimaan hingga siswa tersebut tamat dari sekolah atau keluar karena pindah sekolah atau sebab lain. Kelompok manajemen siswa dapat diidentifikasikan melalui proses masuknya siswa di sekolah sampai keluar atau tamat. Manajemen siswa dapat digolongkan dalam lima kegiatan, yaitu: penerimaan siswa baru, ketatausahaan siswa, pencatatan bimbingan dan penyuluhan, dan mutasi siswa Penataan siswa dalam kelas terdiri dari: organisasi murid, penugasan kelas, pembimbingan siswa, dan kenaikan kelas. Program pengayaan dan program perbaikan yaitu usaha yang dilakukan untuk memperbaiki cara yang sudah diambil terdahulu dengan tujuan agar anak menjadi lebih menguasai bahan. Mungkin cara yang diambil kurang cocok untuk mereka. Kegiatan pengayaan merupakan kegiatan yang diberikan kepada siswa-siswa kelompok cepat sehingga siswa-siswa tersebut menjadi lebih kaya pengetahuan dan ketrampilannya atau lebih mendalami bahan pelajaran yang mereka pelajari. Di dalam kegiatan belajar-mengajar, kelas merupakan tempat yang mempunyai sifat atau ciri khusus, yang berbeda dengan tempat lain. Belajar adalah kegiatan khusus yang memerlukan energy dari kerja otak . Di samping itu juga memerlukan adanya konsentrasi yang tinggi dari perhatian kita. Ada 3 macam instrument yang digunakan yakni: Physical Environment Information (PEI), Classroom Check List ( CCL), dan Five-Minutes Interaction (FMI).

27

Daftar Pustaka Hartati Sukirman, dkk. (2007). Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

http://kolesegonzaga.net/akademik/Kurikulum/curriculum.htm Diakses pada tanggal 31 Maret 2009 pukul 18.02 WIB

29

http://smanegeri14jakarta.tripod.com/str_org.html. Diakses pada tanggal 31 Maret 2009 pukul 17.75 WIB Rohiat. 2008. Manajemen Sekolah; Teori Dasar Dan Praktik. Bandung: PT Grafindo Persada Sardiman AM. 2005. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudarwan Danim. 2002. Inovasi Pendidikan; Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Sudirman N, dkk. 1992. Ilmu Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suharsimi Arikunto. 1988. Pengelolaan Kelas Dan Siswa; Sebuah Pendekatan Evaluatif. Jakarta: Rajawali. Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media. Wijono. (1989). Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.