manajemen siswa jadi

30
 Makalah MANAJEMEN SISWA Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Dosen Pengampu: LiaYuliana, S.Pd. Oleh: Kelompok 8 1. WAHYU SETYO RINI (07406244041) 2. NUR ALI AHMAD FAUZI (07406244042 ) 3. DONNE RIZKY F (07406244043) 4. AG DANI SH SI NGGI H P (0 74 06 24 40 44 ) 5. MOCH ARIEF H (07406244045) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 1

Upload: ngah-adnan

Post on 11-Jul-2015

57 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 1/30

 

Makalah

MANAJEMEN SISWA

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu: LiaYuliana, S.Pd.

Oleh:

Kelompok 8

1. WAHYU SETYO RINI (07406244041)

2. NUR ALI AHMAD FAUZI (07406244042)

3. DONNE RIZKY F (07406244043)

4. AG DANISH SINGGIH P (07406244044)

5. MOCH ARIEF H (07406244045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2009

1

Page 2: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 2/30

 

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayahnya yang

telah diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok kami yang berjudul

“Manajemen Siswa”. Makalah ini digunakan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah

Manajemen Pendidikan yang wajib ditempuh oleh mahasiswa Pendidikan Sejarah pada

semester empat ini.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan

dukungannya yang telah diberikan kepada kami selama penyusunan makalah ini. Ucapan

terima kasih kami tujukan kepada :

1. Ibu Lia Yuliana, S. Pd. selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Manajemen

Pendidikan.

2. Unit Perpustakaan Pusat UNY, Perpustakaan FISE, Perpustakaan Daerah

Yogyakarta, dan Perpustakaan Daerah Sleman yang telah memberikan pinjaman

 buku kepada kami.

3. Teman-teman yang telah berperan dalam penulisan makalah ini.

Serta berbagai pihak yang telah membantu kami dalam penulisan makalah ini. Kami

menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik 

yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita

semua

Yogyakarta, Maret 2009

Page 3: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 3/30

 

Daftar Isi

Halaman Judul

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

Bab I Pendahuluan

I Latar Belakang 3

II Rumusan Masalah 3

Bab II Pembahasan

I. Pengertian Manajemen Dan Manajemen Siswa 4

II. Ruang Lingkup Manajemen Siswa 7

III. Penataan Siswa Di Dalam Kelas 11

IV. Program Pengayaan dan Program Perbaikan 12

V. Lingkungan Belajar dan Interaksi Belajar-Mengajar di Kelas 19

Bab IIIPenutup

Kesimpulan 21

Daftar Pustaka 22

3

Page 4: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 4/30

 

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Ada sepuluh kompetensi guru, yaitu: menguasai bahan, mengelola program

  belajar mengajar, mengelola kelas, menggunakan media, mengelola interaksi belajar 

mengajar, menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenal fungsi dan

  program bimbingan dan penyuluhan di sekolah, memahami prinsip-prinsip dan

menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. 1

Proses belajar mengajar yang dilaksanakan dapat mencapai sasaran sesuai dengan

tujuan apabila kelas dapat diciptakan sehingga menguntungkan dan menunjang

kelancaran proses belajar-mengajar. Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata

“management”. Dan pengelolaan itu sendiri adalah penyelenggaraan atau pengurusan

agar suatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efesien.

II. Rumusan Masalah

a. Apakah yang di maksud dengan manajemen siswa?

 b. Bagaimanakah ruang lingkup manajemen siswa?

c. Bagaimanakah penataan siswa di dalam kelas?

d. Bagaimanakah program pengayaan dan program perbaikan?

e. Bagaimanakah lingkungan belajar dan interaksi belajar-mengajar di kelas?

1 Sardiman AM, 2005,   Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar  , Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, hlm. 163.

Page 5: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 5/30

 

BAB II

PEMBAHASAN

I Pengertian Manajemen Dan Manajemen Siswa

Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “management”. Dan pengelolaan itu

sendiri adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar suatu yang dikelola dapat berjalan

dengan lancar, efektif dan efesien. Menurut Drs. Wirnano Hamiseno, pengelolaan adalah

substantifa dari mengelola. Sedangkan lola berati suatu tindakan yang dimulai dari

  penyusunan data, merencana mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan

 pengawasan dan penilaian. Dijelaskan selanjutnya pengelolaan menghasilkan sesuatu dan

sesuatu itu dapat merupakan sumber penyempurnaan dan peningkatan pengelolaan

selanjutnya. Dalam pelaksanaan selalu adanya tahap-tahap: pengurusan, pencatatan, dan

 penyimpanan dokumen. Pengurusan akan mudah dan lancar apabila dalam perencanaan

dan pengorganisasian cukup mantap. 2

Manajemen siswa adalah suatu pencatatan siswa dari proses penerimaan hingga

siswa tersebut tamat dari sekolah atau keluar karena pindah sekolah atau sebab lain. 3 

Pekerjaan mengenai siswa kadang-kadang termasuk ke dalam manajemen siswa, tetapi

ada kalanya termasuk manajemen lain. Mengelompokkan siswa untuk membentuk 

kelompok belajar, termasuk administrasi kurikulum, tetapi mencatat hasil belajar siswa

dapat dikategorikan sebagai kegiatan manajemen siswa.

Tidak seorang pun ingkar dengan pengertian bahwa hanya di sekolah terdapat

siswa. Siswa adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga

 pendidikan. Di lembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah, yakni SD, SMP dan

SLTA, obyek didik ini disebut siswa. Di lembaga pendidikan tingkat tinggi, yakni di

Universitas, Akademi, Institut, obyek didik ini disebut Mahasiswa. Lingkup pembicaraan

dalam buku ini adalah sekolah-sekolah, bukan perguruan tinggi. Oleh karena itu, apa

yang akan dibicarakan adalah pengelolaan siswa. Semua anak yang sudah mendaftarkan

diri kemudian diterima di suatu sekolah, secara otomatis menjadi tanggung jawab

2 Suharsimi Arikunto,  Pengelolaan Kelas Dan Siswa; Sebuah Pendekatan Evaluatif  ,

Jakarta: Rajawali, hlm. 8.3 Drs. Wijono, 1989,  Administrasi Dan Supervisi Pendidikan , Jakarta: Depdikbud Dirjen

Dikti, hlm. 113.

5

Page 6: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 6/30

 

sekolah. Mereka ini perlu diurus, diatur, diadministrasikan, sehingga dapat cukup

mendapat perlakuan sebagaimana yang diharapkan oleh orang tua atau wali yang

mengirimkan ke sekolah. Agar setiap anak mendapatkan perlakuan yang secara maksimal

dan adil, maka perlu didaftar, dicatat, di kelompok-kelompokan, ditempatkan di kelas.

Pada waktu tertentu, sekolah memberi kewajiban memberikan laporan kepada orang tua

atau walinya tentang dari apa yang dilakukan atau diucapkan oleh anak tersebut di

sekolah dari hari ke hari. Mendaftar, mencatat, menempatkan, melaporkan dan lain-lain.

Pekerjaan dengan siswa inilah yang disebut pengelolaan siswa .4

Pengelolaan Kelas

1. Pengertian pengelolaan kelas

Kelas merupakan wahana paling dominan bagi terselenggaranya proses

  pembelajaran bagi anak-anak sekolah. Kedudukan “kelas” yang begitu penting

mengisyaratkan bahwa tenaga kependidikan yang profesional yang dikehendaki, terutama

guru, harus profesional dalam mengelola kelas bagi terselenggaranya proses pendidikan

dan pembelajaran yang efektif dan efisien. 5

Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab

kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi

optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.

Pengelolaan kelas meliputi dua hal yaitu :

a. Pengelolaan yang menyangkut siswa

 b. Pengelolaan fisik (ruangan, perabot, alat pelajaran).

Membuka jendela agar udara segar dapat masuk ruangan atau agar ruangan

menjadi terang, menyalakan lampu listrik, mengatur meja, merupakan kegiatan

 pengelolaan fisik. 6

2. Tujuan

Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas itu dapat bekerja

dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Sebagai

indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila :

a. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti

karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan

tugas yang diberikan kepadanya.

4 Suharsimi Arikunto, Op. Cit ., hlm 11-12.

5 Sudarwan Danim, 2002,   Inovasi Pendidikan; Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan , Bandung: CV Pustaka Setia., hlm. 161.

6 Ibid , hlm. 11-12.

Page 7: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 7/30

 

b. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap

anak bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan

kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat melaksanakan

tugasnya, tetapi mengerjakannya kurang bergairah dan mengulur waktu bekerja,

maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib. 7

3. Cara menghindari kesulitan pengelolaan kelas

Kelompok siswa yang mendapat pengayaan yaitu:

a. Kelompok siswa dengan kesulitan ringan. Pada kelompok ini siswa

mendapat tugas untuk mengulangi pelajaran tanpa bantuan siapapun.

 b. Kelompok siswa dengan sedikit kesulitan dapat ditangani oleh guru tutor 

sebaya.

c. Kelompok siswa dengan kesulitan terberat ditangani oleh guru sendiri.

Dalam hal ini guru harus menyadari bahwa pengelolaan kelas tidak semudah

 pengelolaan pengajaran dengan sistem klasikal. Sumber kesulitan yang timbul disebabkan

karena pada waktu guru sedang memberi bantuan kepada siswa yang mengalami

kesulitan belajar, siswa-siswa yang lain menjadi gaduh dan ramai.

4. Petugas Pengelola Kelas

Tugas yang terlibat dalam pengelolaan kelas agar segalanya berjalan dengan

lancar adalah :

a. Guru kelas atau guru bidang studi langsung bertanggung jawab dalam mengadakan

diagnose dan menentukan tindakan apa yang harus diambil.

  b. Tutor sebaya yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan

 pembimbingan terhadap kawan sekelas. Contoh pengelolaan kelas:

1. Ketua sebagai pengordinir kelas, yang dibantu

oleh Wakil ketua

2. Sekertaris sebagai penulis di kelas

3. Bendahara sebagai pengelola keuangan kelas

4. Seksi-seksi:

a. Seksi keamaan

 b. Seksi kedisiplinan

c. Seksi kebersihaan

7 Ibid , hlm.68-69.

7

Page 8: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 8/30

 

d. Seksi keimanaan

e. Seksi kerindangan

f. Dll.

5. Piket kelas

5. Yang harus dilakukan oleh guru jika menggunakan tutor sebaya

Hal-hal yang harus dilakukan oleh para guru jika menggunakan tutor sebaya

adalah:

a. Mengadakan latihan bagi para tutor. Dalam pelaksanaan tutoring atau pembimbing ini

siswa tutor bertindak sebagai guru, sehingga latihan yang diadakan oleh guru

merupakan semacam pendidikan guru atau siswa itu.

b. Menyiapkan petunjuk tertulis. Baik dalam papan tulis maupun di kertas. Petunjuk 

tertulis ini harus jelas serta rinci sehingga setiap sisa dapat memahami dengan satu

tafsiran untuk melaksanakannya. Selain petunjuk mengenai cara pelaksananya, dalam

 bentuk petunjuk tertulis dicantumkan pula bentuk serta cara melaporkan hasil kerja

murid.

c. Menetapkan penanggung jawab untuk tiap-tiap latihan kelompok agar apabila terjadi

ketidakberesan, guru dengan mudah menegurnya.

d. Kapan pun terjadinya proses belajar-mengajar di kelas serta bagaimana bentuk proses

itu, guru selalu memegang tanggung jawab dan memainkan peranan penting. Peranan

guru dapat diumpamakan sebagai pengatur lalu lintas di tengah jalan yang ramai. 8

II Ruang Lingkup Manajemen Siswa

Sekolah adalah suatu tempat yang semua orang mestinya menggunakannya. Bagi

seorang anak, sekolah adalah dunia, lingkungan kedua, yang memberi arah

  perkembangan dan kematangan. Sekolah merupakan tempat untuk menentukan masa

depan anak, karena di sekolah inilah anak mencari ilmu untuk bekal hidup. Oleh karena

itu sekolah ini harus diatur, disusun, dikelola sedemikian rupa sehingga memenuhi

harapan. Pengelolaan sekolah untuk memperoleh suasana “khusus” yang diharapkan

meliputi beberapa kegiatan yang dihubungkan dengan administrasi. Seorang ahli dari AS

 bernama L. Gulick mengemukakan adanya tujuh unsur administrasi seperti disebutkan

 buku  Administrasi Pendidikan yaitu:  9

8 Ibid , hlm.68-73.

9 Ibid , hlm. 13.

Page 9: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 9/30

 

1 Perencanaan (Planning)

2 Pengorganisasian (Organizing)

3 Kepegawaian (staffing)

4 Pengarahan (Directing)

5 Pengkoordinasian (Coordinating)

6 Pengawasan (Controling)

7 Pelaporan (Repoting)

Selanjutnya dikemukakan pula apa yang menjadi sasaran atau bidang garapan

Administrasi Pendidikan, yaitu:

1 Administrasi kurikulum

2 Administrasi Murid

3 Administrasi Personal

4 Administrasi materiil

5 Administrasi keuangan

6 Administrasi perumah sekolah

Di dalam administrasi siswa, yang selanjutnya disebut dengan pengelolaan siswa,

siswa dibicarakan sebagai anggota masyarakat sekolah. Sebagai anggota masyarakat,

mereka mempunyai hak dan kewajiban.

 Hak siswa:

1 Menerima pelajaran

2 Mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah

3 Menggunakan semua fasilitas yang ada

4 Memperoleh bimbingan dan sebagainya

 Kewajiban siswa:

1 Hadir pada waktunya

2 Mengikuti pelajaran dengan tertib

3 Mengikuti ulangan, atau kegiatan-kegiatan lain yang ditentukan oleh

sekolah

4 Menaat-aati tata-tertib dan peraturan yang berlakunya, dan sebagainya.

Jadi yang peting, di dalam pengelolaan siswa ini dibahas tentang hak dan

kewajiban siswa. Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan alat berbentuk buku,

formulir, daftar dan sebagainya yang harus dikerjakan secara teratur. 10

Kelompok manajemen siswa dapat diidentifikasikan melalui proses masuknya

10  Ibid , hlm 12-14.

9

Page 10: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 10/30

 

siswa di sekolah sampai keluar atau tamat. Manajemen siswa dapat digolongkan dalam

lima kegiatan, yaitu:

 A. Penerimaan Siswa Baru

Penerimaan siswa baru merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas

sekolah, sukses atau tidaknya usaha pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

Penerimaan siswa baru biasanya dilakukan menjelang tahun ajaran baru dan melalui

 proses hitungan yang tepat, sehingga perlu ditentukan dahulu daya tampung sekolah yang

  bersangkutan. Pemerintah dalam usahanya untuk pemerataan, menetapkan tanggal

 penerimaan siswa baru, baik sekolah negeri, sekolah swasta disamakan, sekolah swasta

diakui, dan sekolah swasta terdaftar  .11

Untuk keperluan kelancaran kegiatan, penerimaan siswa baru diserahkan kepada

 panitia penerimaan siswa baru. Tugas-tugas panitia penerima siswa baru: 12

1. Menentukan banyaknya murid yang diterima

Penentuan banyaknya siswa yang diterima tergantung dari daya tampung untuk 

tahun tersebut. Rumus daya tampung adalah:

DT = (BxM-TM) 13

DT = Daya Tampung

B = banyaknya bangku yang ada

M = muatan bangku

TK = banyaknya siswa yang tinggal di kelas

2. Menentukan syarat-syarat penerimaan, baik yang bersifat umum maupun khusus.

Untuk syarat umur, sebagai berikut:

a. Umur sesuai dengan tingkat sekolah

TK tingkat A umur 3 – 4 tahun

TK tingkat B umur 4 – 5 tahun

TK tingkat C umur 5 – 6 tahun

Sekolah Dasar prioritas umur 7 tahun

11 Hartati Sukirman, dkk, 2007,  Administrasi Dan Supervisi Pendidikan , Yogyakarta:

UNY Press, hlm. 18.

12 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, 2008, Manajemen Pendidikan , Yogyakarta:

Aditya Media, hlm 58-60.13 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, 2008, Manajemen Pendidikan , Yogyakarta:

Aditya Media, hlm 58.

Page 11: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 11/30

 

Jika masih ada tempat, urutan penerimaan sebagai berikut: 8 tahun, 9 tahun, 10

tahun, 11 tahun, 12 tahun, 16 tahun.

SLTP umur 11 – 17 tahun

SMU/SMK umur 14 – 17 tahun

 b. Salinan Surat Tanda Tamat Belajar (untuk SMP dan SMA)

c. Salinan Rapor kelas tertinggi

d. Mengisi formulir yang disediakan

e. Surat Kelakuan Baik dari Pamong Praja

f. Surat Kesehatan (kadang-kadang merupakan syarat khusus)

g. Membayar uang pendaftaran

Sedangkan yang dimaksud dengan syarat-syarat khusus adalah syarat yang hanya

 berlaku untuk sesuatu sekolah, misalnya:

Untuk AKABRI harus laki-laki

Untuk Sekolah Seni Rupa harus tidak buta warna.

Untuk Sekolah Pendidikan Guru harus tidak cacat tubuh

Beberapa sekolah ada yang hanya menerima anak putri saja, dan sebaliknya

 beberapa sekolah juga hanya menerima siswa putra saja.

3. Melaksanakan Penyaringan

Untuk sekolah-sekolah yang merupakan kelanjutan dari sekolah lain, kegiatan

 penyaringan bukanlah yang penting karena:

a. Peminat untuk sesuatu sekolah melebihi tempat yang disediakan

 b. Kadang-kadang perlu dilakukan penelusuran bakat atau kemampuan tertentu

c. Nilai pelajaran atau ujian akhir di sekolah yang lebih rendah belum menjamin

 bahwa lulusannya mampu mengikuti pelajaran di suatu sekolah lanjutan.

Penyaringan siswa baru didasarkan pada:

a. Atas pertimbangan target

 b. Atas pertimbangan nilai atau tingkat kemampuan yang telah diterapkan

4. Mengadakan Pengumuman Penerimaan

Panitia penerimaan siswa baru mengadakan pengumuman bagi calon siswa yang

memenuhi syarat bahwa dirinya mempunyai hak untuk mengikuti pelajaran di

sekolahnya. Pengumuman dapat dilakukan dengan menempel daftar nama dan nomor 

11

Page 12: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 12/30

 

 pendaftaran di papan pengumuman atau mengirimkan surat pemberitahuan langsung ke

alamat.

5. Mendaftar Kembali Calon yang Sudah di Terima

Untuk memperoleh kepastian apakah seseorang betul-betul akan mengikuti

 pelajaran di sekolahnya, maka panitia penerimaan meminta kepada calon yang di terima

untuk mendaftarkan kembali. Hal ini diperlukan terutama bila ada kemungkinan bagi

calon untuk mendaftarkan ke lebih dari satu sekolah. Jika sampai pada batas waktu yang

ditentukan calon belum mendaftarkan kembali, panitia dapat memanggil calon lain agar 

 pemanfaatan fasilitas di sekolah dapat terpakai secara maksimal.

6. Melaporkan Hasil Pekerjaannya Kepada Pimpinan Sekolah

Panitia penerimaan siswa baru sifatnya sementara dan bekerja atas dasar 

 perintah/petunjuk, maka setelah selesai bekerja mempunyai kewajiban melapor. Setelah

ada laporan maka tugas panitia sudah selesai dan tanggung jawab pengelolaan siswa baru

tersebut sepenuhnya pada kepala sekolah.

 B. Ketatausahaan Siswa

Tindak lanjut dari penerimaan siswa baru, yaitu memproses siswa dalam catatan-

catatan sekolah. Catatan sekolah dibedakan atas dua jenis, yaitu: 14

1. Catatan-catatan siswa untuk seluruh sekolah, mencakup:

a. Buku Induk, yaitu buku yang digunakan untuk 

mencatat data semua anak yang pernah dan sedang

mengikuti pelajaran di suatu sekolah. Komponen-

komponen dalam buku induk meliputi keterangan

tentang pribadi, tempat tinggal, kesehatan, latar 

  belakang pendidikan, orang tua kandung, wali,

kegemaran, kehadiran, perkembangan di sekolah,

mutasi, akhir pendidikan, dan nilai rapor dan STTB

 b. Buku Klapper, yaitu buku pelengkap buku induk yang

dituliskan menurut abjad dan berfungsi untuk 

membantu petugas dalam menemukan data dari buku

induk.

14 Hartati Sukirman, dkk, Op Cit., hlm.18-19.

Page 13: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 13/30

 

c. Catatan tata tertib sekolah, mengatur sikap dan

 perilaku siswa di suatu sekolah. 15

Fungsi tata tertib bersifat ganda, (1) untuk anak-anak itu sendiri agar secara

individual sikapnya baik, (2) mengatur agar pergaulan di sekolah teratur, tidak ada yang

 berkelakuan dan bersifat semaunya sendiri sehingga tidak ada kekacauan di sekolah. Isi

Tata Tertib yaitu: 16

Berupa aturan-aturan lahiriah: kebersihan badan, pakaian, dan alat-alat

 pelajaran

Berupa aturan-aturan tingkah laku: sikap terhadap kepala sekolah, guru,

karyawan tata usaha, dan terhadap lawan.

Berupa aturan-aturan ketertiban: kehadiran, mengikuti upacara.

2. Catatan untuk masing-masing kelas

a. Buku kelas

 b. Buku presensi kelas

c. Buku/catatan prestasi belajar dan bimbingan dan penyuluhan.

C. Pencatatan Bimbingan dan Penyuluhan

1. Buku daftar nilai, yaitu buku tempat mencatat nilai hasil belajar secara

langsung dari kertas pekerjaan, ditangani oleh guru yang mengasuh mata

 pelajaran yang bersangkutan, den memuat nilai semua siswa yang diajar 

guru tersebut.

2. Buku legger, berisi kumpulan semua nilai untuk semua bidang studi yang

diajarkan di sekolah untuk satu periode. Buku legger terdiri dari dua, yaitu

legger kelas dan legger sekolah.

3. Buku rapor, merupakan buku yang memuat laporan hasil belajar siswa

selama mengikuti pelajaran di suatu sekolah. Berfungsi sebagai laporan

hasil kerja sekolah kepada orang tua/wali siswa, selain itu juga dapat

memberikan gambaran bagi siswa mengenai kemampuannya.

 D. Mutasi Siswa

Maksudnya adalah perpindahan siswa baik di dalam sekolah (mutasi intern)

15  Ibid, hlm. 18-19.

16 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Op Cit. , hlm. 63.

13

Page 14: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 14/30

 

sendiri maupun di luar sekolah (mutasi ekstern). Mutasi intern terjadi apabila siswa

mengalami perpindahan dari kelas yang satu ke kelas yang lain. Mutasi ekstern terjadi

karena siswa keluar dari sekolah disebabkan karena tamat belajar atau sebab lain .17

Dua macam mutasi sekolah: 18

a. Perpindahan di dalam sekolah atau mutasi intern

Terjadi apabila seorang anak mengalami perpindahan dari kelas yang satu ke kelas

yang lain disebabkan karena naik tingkatan atau karena sebab lain. Maka setiap tahun di

suatu sekolah tentu terjadi mutasi siswa.

 b. Perpindahan keluar sekolah atau mutasi ekstern

Yaitu mutasi yang terjadi karena seseorang siswa keluar dari sekolah disebabkan

karena telah menamatkan pelajarannya atau karena hal lain. Mutasi ekstern tidak hanya

terjadi pada akhir tahun ajaran tetapi dapat juga terjadi di tengah-tengah tahun ajaran

 berlangsung. Sebab-sebab mutasi antara lain:

Tamat sekolah

Pindah ke sekolah lain menurut pilihan orang tua/ atau siswa

yang satu tempat

Pindah ke sekolah lain di lain tempat karena mengikuti orang tua

atau karena sebab lain

Berhenti sekolah karena tidak mampu (kepandaian atau ekonomi)

Karena meninggal dunia

Mutasi ekstern dapat terjadi bukan hanya keluar dari sekolah tetapi karena juga

memasuki sekolah tersebut. Namun untuk menyingkat pencatatan, yang dituliskan dalam

 buku mutasi hanyalah anak yang mengalami mutasi keluar atau masuk bukan pada tahun

ajaran baru.

Contoh bagan struktur organisasi sekolah:

17  Ibid , hlm. 19.

18 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Op Cit. , hlm.192-130.

Page 15: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 15/30

 

III Penataan Siswa Di Dalam Kelas

A. Organisasi Murid  19

Organisasi murid apabila dikelola dengan baik akan memiliki fungsi sebagai

 berikut:

1. Melatih siswa dalam berorganisasi. Kegiatan ini sangat baik bagi siswa

karena dapat menanamkan sikap demokratis, rasa tanggung jawab,

memupuk kerja sama, dan sikap toleransi di antara para siswa.

2. Menciptakan ketertiban kelas. Organisasi siswa ini dikelola di bawah

  bimbingan guru dengan anggota yang meliputi ketua, wakil ketua,

sekretaris, bendahara, dan beberapa seksi lain.

 B. Penugasan Kelas

Guru dapat memberikan berbagai tugas secara bervariasi untuk meningkatkan

aktivitas dan kreativitas belajar siswa. Tugas yang diberikan kepada siswa biasanya

merupakan aplikasi konsep-konsep atau teori-teori yang diberikan oleh guru, yang dapat

 berupa pertanyaan-pertanyaan, diskusi, responsi maupun mengerjakan soal. Hal tersebut

dimaksudkan untuk menambah pemahaman siswa tentang materi-materi yang telah

diberikan, selain itu juga untuk memanfaatkan waktu siswa di luar sekolah. Contoh

kongkrit penugasaan kelas yaitu:

• Pemberian Pekerjaan rumah (PR)

• Pembuataan makalah buat diskusi kelas per kelompok atau tiap individu

• Pembuataan kliping kelas per kelompok atau tiap individu

• Observasi lingkungan

• Menyalin/meringkas bahan pelajaran

• Dll

Pemberian tugas ini juga menuntut aktivitas dan kreativitas guru untuk memeriksa

hasil pekerjaan siswa. Hasil tugas yang diberikan pada siswa harus diteliti, kemudian

diberi catatan atau saran apabila pekerjaan siswa belum sempurna dan hasilnya

dikembalikan lagi kepada siswa agar siswa dapat mengetahui di mana kekurangannya.

19 Sudirman N, dkk, 1992,  Ilmu Pendidikan , Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hlm.

312.

15

Page 16: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 16/30

 

Pemberian tugas yang kurang jelas dan kurang tegas akan membingungkan siswa.

Siswa harus dapat memahami dengan jelas apa yang harus dilakukannya dalam

menyelesaikan tugas tersebut. Oleh karena itu, di dalam memberikan tugas guru harus

memperhatikan hal-hal berikut:

1. Guru harus merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapai

dari pemberian tugas tersebut.

2. Guru menetapkan target maksimal yang akan dicapai dengan

 pemberian tugas.

3. Guru harus memberi petunjuk tentang bagaimana cara atau proses

untuk menyelesaikan tugas tersebut.

4. Guru menjelaskan kedudukan tugas yang diberikan, apakah sebagai

  pengganti ulangan, pengganti pertemuan pengajaran yang terlambat

oleh suatu kegiatan dan sebagainya.

5. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila tugas

itu masih belum dipahami.

6. Apabila tugas telah diberikan, guru perlu mengadakan kontrol sebelum

sampai kepada waktu pengumpulan tugas.

7. Guru harus konsekuen terhadap peraturan yang telah ditentukan. 20

C. Pembimbingan Siswa

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa tidak terhindar dari kesulitan-

kesulitan yang dihadapinya. Dalam suatu kelas pastilah terdapat berbagai macam siswa

dengan latar belakang yang sangat berbeda. Perbedaan tersebut menuntut guru untuk 

memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam memberikan bimbingan

terhadap siswa. Guru harus mampu mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi siswa,

serta dapat menemukan alternatif penanggulangannya. Bimbingan yang diberikan tidak 

hanya kepada siswa yang mengalami permasalahan, tetapi juga bagi siswa yang tidak 

mengalami kesulitan.

 D. Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas merupakan suatu hal yang mendapatkan banyak perhatian, baik 

dari pihak guru, sekolah, siswa, maupun orang tua. Pada sekolah tradisional, kenaikan

kelas dijadikan tradisi sehingga kenaikan kelas menjadi suatu tujuan dari kerangka

20  Ibid , hlm. 313-315.

Page 17: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 17/30

 

 pengajaran. Padahal hal ini merupakan alat kontrol bagi keberhasilan pengajaran selama

satu tahun. Dalam kenaikan kelas, guru dituntut memiliki keberanian dalam membuat

 putusan edukatif. 21

Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 22 tahun 2006

tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Isi, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 

23 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tanggal 2 Juni 2006 tentang

Pelaksanaan Permendiknas No 22 dan 23 di atas dan ciri khas sekolah kita, dengan ini

kami sampaikan syarat-syarat kenaikan kelas. Contoh dan penjelasaan kenaikaan kelas

 pada SMA  Gonzaga:

1. KENAIKAN KELAS

Siswa dinyatakan tidak naik ke kelas XI apabila:

a. Jumlah mata pelajaran pada semester II yang tidak 

mencapai kriteria ketuntasan minimal tidak lebih

dari tiga ( 3 ) mata pelajaran dan bukan merupakan

mata pelajaran ciri program yang dipilih.

 b. Jumlah mata pelajaran pada semester I dan II yang

tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal

tidak lebih dari enam( 6) mata pelajaran.

2. PENJURUSAN

Penjurusan dilaksanakan pada akhir semester II, dengan memperhatikan ketentuan-

ketentuan sebagai berikut:

Sampai sekarang SMA Gonzaga hanya membuka 2 jurusan yakni

 program IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial).

a. Syarat kenaikan kelas telah terpenuhi.

 b. Penentuan penjurusan dilihat dari pencapaian nilai kognitif sbb:

1. Waktu Penjurusan

a. Penentuan penjurusan Program studi IPA dan IPS dilakukan pada akhir 

21  Ibid , hlm. 316.

17

Page 18: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 18/30

 

semester II kelas X.

 b. Pelaksanaan penjurusan program studi di semester I Kelas XI.

2. Kriteria Penjurusan Program Studi meliputi:

a. Nilai Akademik,

Siswa yang naik ke kelas XI boleh memiliki nilai yang tidak tuntas paling banyak 3 (tiga)

mata pelajaran pada mata pelajaran-mata pelajaran yang bukan menjadi ciri khas program

studi tersebut (lihat Struktur Kurikulum beserta SKBM-nya – Standar Ketuntatasan Belajar 

Minimal).

  b. Siswa yang naik ke kelas XI dan mendapat nilai tidak tuntas 3 (tiga) mata pelajaran,

maka nilai-nilai tersebut dijadikan dasar untuk menentukan program studi yang dapat diikuti

oleh siswa, contoh:

• Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Matematika dan Sejarah (2

mata pelajaran ciri khas program studi IPA dan 1 mata pelajaran ciri khas program

studi IPS), maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program studi

IPS.

• Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa

Inggris dan Matematika (2 mata pelajaran ciri khas bahasa dan 1 mata pelajaran ciri

khas program studi IPA), maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke

 program studi IPS.

• Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Ekonomi, Sosiologi dan Bahasa

Inggris (2 mata pelajaran ciri khas program studi IPS dan 1 mata pelajaran ciri khas

 bahasa), maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program studi

IPA.

• Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Ekonomi dan Bahasa dan

Sastra Indonesia (mencakup semua mata pelajaran yang menjadi ciri khas ketiga

 program studi di tingkat SMA), maka siswa tersebut:

Perlu diperhatikan prestasi Pengetahuan dan

Page 19: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 19/30

 

Pemahaman Konsep, Sikap dan Praktik mata pelajaran

yang menjadi ciri khas program studi IPA seperti

matematika, Fisika, Kimia dan Biologi dibandingkan

dengan mata pelajaran yang menjadi ciri khas program

studi IPS (Sejarah, Ekonomi, Geografi dan Sosiologi).

Perbandingan nilai prestasi siswa tersebut dapat

dilakukan melalui program remedial dan diakhiri

dengan ujian.

Apabila ada nilai-nilai dari setiap mata pelajaran yang

menjadi ciri khas program studi tertentu lebih unggul

daripada program studi lainnya, maka siswa tersebut

dapat dijuruskan ke program studi yang nilai mata

 pelajarannya lebih unggul tersebut.

Apabila antara minat siswa dan prestasi ketiga aspek di

atas tidak cocok/sesuai, tim penjurusan dengan

 pertimbangan masukan Guru Bimbingan dan Konseling

dapat memutuskan program studi apa yang dapat

dipilih. Masukan Guru Bimbingan dan Konseling akan

didukung dengan Tes Minat dan Bakat.

3. Siswa yang nilainya memungkinkan untuk suatu program studi, namun mengalami

keraguan, diberi kesempatan untuk pindah jurusan apabila tidak cocok pada program studi

semula atau tidak sesuai dengan kemampuan dan kemajuan belajarnya.

4. Batas waktu untuk pindah program studi ditentukan paling lama 2 (dua) minggu.

5. Khusus bagi para siswa yang hendak memilih program studi IPA, pada tiap semester hanya

 boleh ada 2 (dua) mata pelajaran program studi IPA (Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi)

yang ditempuh melalui re-evaluasi atau remedial).

Ketentuan Kenaikan Kelas:

1. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran.

2. Siswa kelas XI dinyatakan tidak naik ke kelas XII , apabila:

19

Page 20: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 20/30

 

a. yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3

(tiga) mata pelajaran yang bukan menjadi ciri khas program studinya pada

semester II.

  b. Secara kumulatif (Semester I + Semester II) jika lebih dari 6 (enam) mata

  pelajaran tidak mencapai standar ketuntasan belajar minimal, siswa tidak naik 

kelas.

Bagi siswa kelas XI, pada semester II:

a. Program Studi Ilmu Alam , tidak boleh memiliki nilai yang tidak tuntas pada mata

 pelajaran Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi.

  b. Program Studi Ilmu Sosial , tidak boleh memiliki nilai yang tidak tuntas pada mata

 pelajaran Sejarah, Geografi, Ekonomi dan Sosiologi. 22

IV Program Pengayaan dan Program Perbaikan

Kegiatan pengayaan kelas:

1 Setiap siswa mendapat perhatian

2 Kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikanUsaha ini dilakukan untuk memperbaiki cara yang sudah diambil terdahulu

dengan tujuan agar anak menjadi lebih menguasai bahan. Mungkin cara yang diambil

kurang cocok untuk mereka. Jadi dengan singkat dapat dikatakan bahwa:

Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa-siswa kelompok 

cepat sehingga siswa-siswa tersebut menjadi lebih kaya pengetahuan dan

keterampilannya atau lebih mendalami bahan pelajaran yang mereka pelajari.

Kegiatan perbaikan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa-siswa yang belum

menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh guru, dengan maksud mempertinggi

tingkat penguasaan terhadap bahan pelajaran tersebut.

3 Tujuan pengayaan dan perbaikan

Dengan adanya kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan memungkinkan setiap

siswa di kelas itu mendapat perhatian yang cukup dari guru sesuai dengan kebutuhannya.

Dengan demikian maka perkembangan yang terjadi dapat mencapai tingkat optimal

22 http://kolesegonzaga.net/akademik/Kurikulum/curriculum.htm Diakses pada tanggal 31

Maret 2009 pukul 18.02 WIB

Page 21: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 21/30

 

4 Program pengayaan dan program perbaikan dalam prinsip belajar 

tuntas

Setiap guru, apalagi guru yang sudah lama mengajar, menyadari bahwa siswa-

siswa yang mereka hadapi terdiri dari anak-anak yang beraneka ragam baik kecerdasan,

kecepatan belajar, perhatian dan sebagainya. Keragaman ini akan mempengaruhi prestasi

 belajar siswa tersebut, sehingga pada akhir ulangan guru akan menyaksikan angka 10,

9,8,7 dan sebagainya dari siswa-siswanya.

Menurut   James Block , setiap siswa dapat menguasai bahan pelajaran yang

diberikan oleh guru, akan tetapi waktu yang dibutuhkan tidak sama. Dengan demikian

maka apabila kepada anak-anak itu diberi waktu yang cukup dan cara penyajian yang

sesuai, maka mereka dapat menguasai materi yang diberikan kepada Guru. 23

Pembahasan lebih luas tentang program pengayaan

Di dalam bab ini dibahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan program

 pengayaan, dengan pengertian pengayaan yang diberikan sesudah pelaksanaan satu pokok 

 bahasan

1. Bilamana dan untuk siapa kegiatan pengayaan diperlukan

Dalam bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa prinsip belajar tuntas dilaksanakan

agar setiap siswa dapat mencapai tingkat penguasaan maksimal dalam mempelajari bahan

 pelajaran. Akan tetap disebabkan karena kemampuan dan tempo belajar yang tidak sama,

maka waktu yang digunakan oleh siswa untuk mencapai tingkat penguasaan tertentu

menjadi berbeda pula.

2. Bentuk-bentuk kegiatan pengayaan

Secara garis besar kegiatan pengayaan dapat dibedakan menjadi dua macam:

a. Kegiatan pengayaan yang berhubungan dengan topik modul pokok.

Kegiatan pengayaan yang dimaksud di sini adalah pemberian kegiatan berupa apa

saja (membaca buku, mengarang kliping, diskusi, dan sebagainya) tetapi masih sama

dengan topik modul pokok. Misalnya, topik yang baru saja dipelajari adalah “tabung

 berhubung“ makna kegiatan pengayaannya berjudul “Air mancur“

Dengan topik ini kegiatan tentang membuat air mancur:

Membaca buku keterampilan tentang cara membuat air mancur 

23 Suharsimi Arikunto, Op. Cit ., hlm. 32-37.

21

Page 22: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 22/30

 

Membuat karangan tentang air mancur yang dapat memancarkan air dengan baik dan

yang tidak dapat.

Tiga atau empat orang anak mendiskusikan masalah bagaimana membuat air mancur 

dengan menggambarkan letak air mancur dan saluran serta ukuran tingginya,

kemudian melakukan eksperimen.

 b. Kegiatan pengayaan yang tidak berhubungan dengan topik modul pokok.

Memberikan kegiatan yang tidak berhubungan dengan topik modul tetapi masih ruang

lingkup bidang studi yang sama. Contoh topik yang baru saja dibicarakan ialah

“menjumlahkan dua pecahan desimal” maka pengayaan yang dapat diberikan adalah

mengerjakan soal-soal di luar pecahan desimal tetapi masih dari bidang studi

matematika.

Memberikan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan topik modul dan juga tidak 

dalam bidang studi yang sama. Contoh. Anak yang sudah selesai mengerjakan

hitungan diurus menggambar sesuka hatinya, atau mengarang dengan topik yang

ditentukan.

 

3. Menentukan bentuk yang cocok 

Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:

1. Belajar Kelompok 

Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran

 bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya

yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan.

2. Belajar mandiri.

Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.

3. Pembelajaran berbasis tema.

Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat

mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.

4. Pemadatan kurikulum.

Page 23: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 23/30

 

Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui

 peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh

kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan

kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.

Perlu dijelaskan bahwa panduan penyelenggaraan pembelajaran pengayaan ini terutama

terkait dengan kegiatan tatap muka untuk jam-jam pelajaran sekolah biasa. Namun

demikian kegiatan pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan tugas

terstruktur dan keg iatan mandiri tidak terstruktur. Sekolah dapat juga memfasilitasi peserta

didik dengan kelebihan kecerdasan dalam bentuk kegiatan pengembangan diri dengan

spesifikasi pengayaan kompetensi tertentu, misalnya untuk bidang sains. Pembelajaran

seperti ini diselenggarakan untuk membantu peserta didik mempersiapkan diri mengikuti

kompetisi tingkat nasional maupun internasional seperti olimpiade internasional fisika,

kimia dan biologi.

Sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran, kegiatan pengayaan tidak lepas

kaitannya dengan penilaian. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama

dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus

dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal. 24

Beberapa hal yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan

kegiatan pengayaan adalah

a. Faktor waktu

Perlu diingat bahwa kegiatan pengayaan hanya diberikan kepada siswa yang

sudah lebih dahulu menguasai bahan pelajaran dibandingkan dengan kawan-kawannya.

 b. Faktor anak 

Faktor minat

Semua orang menyadari bahwa minat orang tidaklah sama. Oleh karena itu dalam

memberikan kegiatan pengayaan hendaknya guru mempertimbangkan faktor minat anak.

Pernah ada suatu kejadian di suatu kelas, di mana seorang siswa cepat tidak segera

mengumpulkan pekerjaan yang sudah selesai ia kerjakan. Alasannya adalah guru akan

memberikan kegiatan pengayaan kepadanya yang dari hari ke hari selalu sama yaitu

24 Rohiat. 2008 . Manajemen Sekolah; Teori Dasar Dan Praktik  . Bandung: PT Grafindo

Persada.hlm. 52

23

Page 24: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 24/30

 

mengarang.

Faktor psikologis

Di samping faktor anak ditinjau dari segi minat, masih ada faktor lain yang secara

umum berlaku bagi setiap anak, yaitu faktor psikologis. Berikut ini adalah beberapa hal

yang perlu diingat dalam menentukan kegiatan pengayaan

a. Kegiatan yang menuntut siswa untuk keluar dari kelas, lebih disukai daripada

kegiatan yang hanya dilalukan di kelas.

 b. Kegiatan yang banyak meminta siswa untuk bergerak, lebih disukai daripada kegiatan

yang hanya membaca

c. Kegiatan yang bersifat menemukan hal baru lebih disukai daripada yang deskriptif 

saja

d. Kegiatan yang memakan waktu sedikit lebih disukai daripada kegiatan yang memakan

waktu lama.

Faktor edukatif 

Kegiatan pengayaan berfungsi untuk menambah pengetahuan dan keterampilan

siswa yang sudah lebih dahulu menguasai bahan pelajaran. Singkat kata dikatakan bahwa

kegiatan pengayaan harus mempunyai nilai material (menambah pengetahuan), formal

(membentuk pribadi), serta nilai praktis (dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-

hari)

Faktor kondisi lingkungan

Tentu saja guru tidak dapat memberikan pengayaan yang tidak tersedia di sekolah.

Dalam menciptakan kegiatan pengayaan di sekolah

4. Kesulitan melaksanakan kegiatan pengayaan dan cara mengatasi

Singkat kata kesulitan itu bersumber pada 2 hal yaitu keragaman anak dan waktu

a. Waktu

Berpangkal kepada keragaman siswa maka ada siswa yang mempunyai waktu 15

menit, 20 menit, 40 menit dan sebagainya. Sehingga pikiran dari guru bahwa mereka

harus menciptakan kegiatan yang sangat tepat dengan waktu-waktu tersebut.

Kesulitan yang berhubungan dengan masalah waktu ini dapat diatasi antara lain

1. Mengadakan pengelompokan terhadap sisa waktu, misalnya 15 menit

sampai 20 menit. Siswa yang mempunyai siswa waktu 14 menit atau

Page 25: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 25/30

 

25 menit dianggap mempunyai sisa satu kesatuan waktu. Bagi siswa

yang hanya mempunyai sisa waktu 10 menit atau kurang, tidaklah

 perlu diberi kegiatan lain. Mereka dapat disuruh mengulangi belajar 

lagi atau membantu kawannya yang mempunyai kesulitan.

2. Menciptakan kegiatan pengayaan yang dapat dipenggal-penggal

menjadi beberapa tahap kegiatan, sehingga apabila waktu yang

disediakan habis, siswa sudah menyelesaikan satu atau beberapa tahap

kegiatan yang berarti

3. Menciptakan kegiatan pengayaan yang dapat diselesaikan dalam unit-

unit waktu pendek dapat diberi sebuah kegiatan saja, sedangkan bagi

siswa yang mempunyai sisa waktu panjang dapat diberi 2 atau 3 buah

kegiatan.

 b. keragaman anak 

Guru-guru dapat mengalami kesulitan untuk memulihkan dan menentukan macam

kegiatan berbeda-beda dan cocok untuk masing-masing anak. Hal ini dapat diatasi

dengan:

- Mengelompokkan siswa yang mempunyai minta yang sama

- Menyuruh siswa untuk memilih salah satu kegiatan yang disiapkan oleh guru

- Menyuruh siswa untuk mengerjakan jenis kegiatan yang sudah pernah dikerjakan oleh

anak lain dengan tujuan kompetensi hasilnya.

5. Menilai kegiatan pengayaan

Tentang penilaian ada beberapa pendapat.  Pertama adalah bahwa kegiatan

  pengayaan tidak perlu diberi nilai karena penambahan pengetahuan dan keterampilan

melalui kegiatan pengayaan sudah merupakan suatu keuntungan bagi siswa.  Kedua

mengatakan bahwa apa pun alasannya, nilai harus diberikan untuk kegiatan pengayaan

karena para siswa akan tidak berminat melakukan kegiatan jika tidak dinilai .25

V Lingkungan Belajar dan Interaksi Belajar-Mengajar di Kelas

Di dalam   kegiatan belajar-mengajar, kelas merupakan tempat yang mempunyai

sifat atau ciri khusus, yang berbeda dengan tempat lain. Belajar adalah kegiatan khusus

yang memerlukan energi dari kerja otak. Di samping itu juga memerlukan adanya

25 Suharsimi Arikunto, Op. Cit .,, hlm. 46-56.

25

Page 26: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 26/30

 

konsentrasi yang tinggi dari perhatian kita.

Sehubungan dengan itu maka para ahli pendidikan selalu mencari akal bagaimana

menciptakan “suasana khusus” sebuah kelas agar dapat menunjang kegiatan belajar 

mengajar yang cocok dan enak. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat atau

menilai suasana kelas itu. Kemudian dari bahan-bahan penilaian telah diolah dan

dijadikan bahan masukan untuk penyempurnaan.

Ada 3 macam instrumen yang digunakan yakni :

1. Physical Environment Information (PEI), diisi sehari sekali untuk mengetahui pola

tempat duduk dan alat fisik di dalam kelas. PEI yang diperhatikan oleh pengamat

dengan menggunakan format ini adalah ukuran ruang, bentuk ruang, cahaya, ventilasi,

suara (kegaduhan) dan hal-hal yang berpengaruh terhadap proses belajar-mengajar.

Kategori yang digunakan adalah: terang/gelap; gaduh/tenang; sejuk/panas dan

sebagainya. Contoh kongkritnya adalah, sebuah ruangan yang kondusif semisal, kelas

memiliki fasilitas yang menukung seperti adanya kipas angin/AC, cukup fentilasi dan

lampu penerangan dll.

2. Classroom Check List ( CCL), diisi 4 kali dalam 1 jam (sehari 5 jam) untuk 

mendapatkan informasi tentang type/jenis aktivitas dalam pengelompokan siswa dan

 peranan staf pengajar. Daftar isian ini digunakan untuk melihat apakah kegiatan

kelompok antara lain untuk melihat apakah kegiatan kelompok diserahkan kepada

siswa, atau diarahkan oleh guru.

3.  Five-Minutes Interaction (FMI), diisi empat kali dalam satu jam, sebagai pelengkap,

CCL untuk mendapatkan gambaran tentang tipe-tipe interaksi belajar-mengajar di

dalam sebuah kelas.

Dalam hal ini ada 4 hal yang dilihat, dan pengamatannya ditekankan pada maslah

 pembicaraan (informasi). Hal yang dilihat ditinjau dari :

1. Siapa yang berbicara

2. Kepada siapa pembicaraan ditujukan.

3. Apa isi pembicaraan.

4. Bagaimana pembicaraan disampaikan. 26

26  Ibid , hlm. 78-79.

Page 27: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 27/30

 

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Manajemen siswa adalah suatu pencatatan siswa dari proses penerimaan hingga siswa

tersebut tamat dari sekolah atau keluar karena pindah sekolah atau sebab lain. Kelompok 

manajemen siswa dapat diidentifikasikan melalui proses masuknya siswa di sekolah sampai

keluar atau tamat. Manajemen siswa dapat digolongkan dalam lima kegiatan, yaitu:

  penerimaan siswa baru, ketatausahaan siswa, pencatatan bimbingan dan penyuluhan, dan

mutasi siswa

Penataan siswa dalam kelas terdiri dari: organisasi murid, penugasan kelas,

 pembimbingan siswa, dan kenaikan kelas. Program pengayaan dan program perbaikan yaitu

usaha yang dilakukan untuk memperbaiki cara yang sudah diambil terdahulu dengan tujuan

agar anak menjadi lebih menguasai bahan. Mungkin cara yang diambil kurang cocok untuk 

mereka. Kegiatan pengayaan merupakan kegiatan yang diberikan kepada siswa-siswa

kelompok cepat sehingga siswa-siswa tersebut menjadi lebih kaya pengetahuan dan

ketrampilannya atau lebih mendalami bahan pelajaran yang mereka pelajari.

Di dalam   kegiatan belajar-mengajar, kelas merupakan tempat yang mempunyai sifat

atau ciri khusus, yang berbeda dengan tempat lain. Belajar adalah kegiatan khusus yang

memerlukan energy dari kerja otak . Di samping itu juga memerlukan adanya konsentrasi

yang tinggi dari perhatian kita. Ada 3 macam instrument yang digunakan yakni: Physical

Environment Information (PEI), Classroom Check List ( CCL), dan   Five-Minutes Interaction

(FMI).

27

Page 28: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 28/30

 

Daftar Pustaka

Hartati Sukirman, dkk. (2007).  Administrasi Dan Supervisi Pendidikan . Yogyakarta: UNY

Press.

Page 29: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 29/30

 

http://kolesegonzaga.net/akademik/Kurikulum/curriculum.htm Diakses pada tanggal 31

Maret 2009 pukul 18.02 WIB

29

Page 30: manajemen siswa jadi

5/11/2018 manajemen siswa jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-siswa-jadi-55a0cf1559bde 30/30

 

http://smanegeri14jakarta.tripod.com/str_org.html . Diakses pada tanggal 31 Maret 2009

 pukul 17.75 WIB

Rohiat. 2008 . Manajemen Sekolah; Teori Dasar Dan Praktik  . Bandung: PT Grafindo Persada

Sardiman AM. 2005.  Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar  . Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sudarwan Danim. 2002.   Inovasi Pendidikan; Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Kependidikan . Bandung: CV Pustaka Setia.

Sudirman N, dkk. 1992.  Ilmu Pendidikan . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suharsimi Arikunto. 1988.  Pengelolaan Kelas Dan Siswa; Sebuah Pendekatan Evaluatif  .

Jakarta: Rajawali.

Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan . Yogyakarta: Aditya

Media.

Wijono. (1989).  Administrasi Dan Supervisi Pendidikan . Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.